Pengembangan Sistem Pelayanan Pengaduan Pelanggan Pada PT. PLN (Persero) Rayon Malang Kota
Wahyudin Satrio Hapsoro
1, Agi Putra Kharisma
2, Denny Sagita Rusdianto
3Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email:
1wahyudinsatrioh@gmail.com,
2agi@ub.ac.id,
3denny.sagita@ub.ac.id
Abstrak
Respon pelanggan terhadap suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Semakin baik dan cepat pelayanan yang diberikan kepada pelanggan maka semakin positif respon yang akan diterima perusahaan. Hal ini disebut dengan public good dan PLN Rayon Malang Kota sedang berusaha mengimplementasikan hal tersebut. Salah satunya dengan cara menerapkan Sistem Pelayanan Pengaduan Pelanggan di kantor PLN Rayon Malang Kota. Sistem Pelayanan Pengaduan Pelanggan ini dibuat dengan tujuan untuk membantu mempersingkat kinerja pegawai PLN Rayon Malang Kota dalam menyelesaikan suatu pengaduan yang dilakukan pelanggan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan cara terjun langsung melakukan survey ke PLN Rayon Malang Kota untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh sistem pelayanan pengaduan pelanggan. Serta mengacu pada metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan tahapan fase identifikasi, fase analisis, fase perancangan, fase implementasi dan fase uji coba. Pengujian dilakukan dengan survei menggunakan kuisioner untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas kinerja pegawai PLN Rayon Malang Kota saat sebelum dan sesudah implementasi sistem pelayanan pengaduan pelanggan. Sehingga disimpulkan bahwa sistem pelayanan pengaduan pelanggan ini memudahkan dan membantu pegawai dalam mengolah data pengaduan pelanggan dengan lebih cepat, efisien dan efektif.
Kata kunci: perangkat lunak, public good, pelayanan pelanggan, pengaduan, laravel, SDLC, PLN
Abstract
Customer responses is very important for a company.The better and faster services provided to customers, the more positive responses will be received by the company. This is called a “public good”
and PLN Malang City Rayon is trying to implement it by implementing a Customer Complaint Service System at the PLN Malang City Rayon office. This Customer Complaint Service System was created to help shorten time of Malang City PLN Rayon employees in resolving complaints made by customers.
The research method is by plunging directly to survey the PLN Malang City Rayon to get information about what needs are needed by the Customer Complaint Service System. Using System Development Life Cycle (SDLC) method with the identification phase, analysis phase, design phase, implementation phase and trial phase. Testing is done by survey using questionnaires to determine the level of efficiency and effectiveness of the performance of employees of PLN Malang Malang City when before and after the implementation of Customer Complaint Service Systems. So it was concluded that this customer complaint service system facilitates and helps employees to process customer complaint data more quickly, efficiently and effectively.
Keywords: software, public good, customer service, complaint, laravel, SDLC, PLN
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem terkomputerisasi menjadi suatu kebutuhan dalam segala unit usaha. Unit pelayanan pelanggan pada dasarnya membutuhkan pengelolaan terhadap data-data yang dimiliki seperti data pelanggan, data
pengaduan pelanggan serta data dari petugas
lapangan sebagai hasil tindak lanjut dari
pengaduan yang diajukan pelanggan. Untuk
mencapai semua hal tersebut dibutuhkan sebuah
sistem yang terkomputerisasi, terstruktur, dan
terkoordinasi dengan guna data-data tercatat
dengan baik dan dapat dijamin kebenarannya.
Oleh karena itu, aplikasi pelayanan pelanggan merupakan solusi dari kebutuhan pengelolaan pelayanan pelanggan secara terkomputerisasi. Peralihan dari cara konvensional menjadi modern akan menambah efisiensi serta efektivitas waktu dalam mengerjakan sebuah pekerjaan.
Sebelumnya, data-data pelanggan yang dimasukkan hanya akan tersimpan pada satu komputer yang menjadi operator serta belum terintegrasi dengan komputer-komputer pegawai yang seharusnya melayani pengaduan sesuai dengan jobdesk masing-masing. Dengan masih diterapkannya sistem yang konvensional ini, sangat berepengaruh terhadap alur kerja dari pegawai itu sendiri.
Hal ini mengakibatkan pegawai harus bekerja dua kali dalam mengolah data pelanggan. Pegawai yang bertindak sebagai costumer service sekaligus supervisor harus menyortir sendiri data-data pelanggan yang sudah dimasukan tadi agar dapat disampaikan dan dikerjakan sesuai dengan jobdesk para pegawai lain yang bersangkutan. Oleh karena aplikasi ini dibuat dengan tujuan memberikan solusi agar pelayanan pelanggan dapat lebih cepat, efektif dan efisien.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kajian Literatur
Penelitian ini menggunakan dua refrensi penelitian sebelumnya sebagai kajian literatur.
Yang pertama adalah penelitian dengan judul Comparison of Procedural PHP with Codeigniter and Laravel Framework. Penelitian tersebut meneliti tentang kecepatan eksekusi sebuah program CRUD (Create, Read, Update, Delete) yang menggunakan PHP procedural dengan program yang menggunakan framework Codeigniter dan Laravel. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja framework Laravel lebih baik dan memiliki waktu eksekusi yang lebih cepat untuk mengeksekusi perintah CRUD dibandingan PHP prosedural dan framework Codeigniter.
Peneliian kedua yang digunakan sebagai referensi pada penelitian ini adalah penelitian dengan judul Analisis Efektivitas Sistem Antrian Teller Bank BNI dengan Visualisasi Promodel.
Penelitian kedua ini menjelaskan tentang penerapan sistem antrian yang dapat secara efektif dalam menangani pelanggan. Hasilnya, sistem mampu memberikan pelayanan jasa kepada setiap pelanggan yang datang dan
memasuki bank. Jika pelanggan yang datang ramai, sistem antrian yang disediakan akan tetap mampu melayani semua pelanggan secara efektif. Kedua penelitian tersebut menjadi referensi dalam penelitian yang sedang dilakukan karena memiliki kesamaan pembahasan dalam pengembangan sistem yang akan dibangun.
2.2. Pelayanan Umum
Pelayanan umum yang baik terdiri dari pelayanan yang mencakup indikator-indikator pelayanan yang cepat dan tepat, pelayanan langsung untuk sifatnya yang sesaat, memiliki pedoman informasi pelayanan yang trasnparan, menempatkan petugas yang profesional, ada kepastian biaya, menerapkan pola pelayanan terpadu (satu atap) dan melakukan survey atas layanan yang diberikan, dikutip dari Kristiadi (1999:27).
2.3. Sistem Informasi Berbasis Web
Internet menciptakan platform teknologi untuk menjalankan bisnis baru salah satunya membangun jenis produksi, jasa, strategi dan organisasi. Kemampuan internet menjadi perhatian khusus dari para manajer dan organisasi. "Perkembangan internet, intranet, ekstranet dan jaringan global yang luar biasa dari tahun 1990-an merubah orientasi sistem informasi dalam mendukung bisnis dan organisasi. Sistem informasi dikembangkan tidak lagi stand-alone, namun lebih banyak berbasis web" (Effendi & Mulyanto, 2007:11).
pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Pressman (2005:10) bahwa "aplikasi berbasis web tidak hanya stand-alone bagi end user (pengguna akhir), tetapi juga mampu mengintegrasikan dengan database perusahaan dan aplikasi bisnis".
2.4. Software Development Life Cycle (SDLC)
Software Development Life Cycle atau biasa
disebut SDLC adalah proses pengembangan
perangkat lunak dengan menggunakan model
atau metodologi yang telah digunakan orang
untuk mengembangkan perangkat lunak
sebelumnya. SDLC memiliki beberapa model
dalam penerapan tahapan-tahapan
pengembangan perangkat lunak salah satunya
adalah metode waterfall yang digunakan dalam
penelitian ini. (Sommerville, I. dan Stevens, P.,
2012)
Model Waterfall
Penelitian ini menggunakan model SDLC waterfall dalam perancangannya. Model ini sering juga disebut dengan metode sekuensial atau terurut yang dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian dan seterusnya.
(Sommerville, I. dan Stevens, P., 2012).
Penjelasan mengenai metode waterfall terdapat pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur Waterfall Keterangan :
1. System Engineering
Yaitu proses pengumpulan data dan penetapan kebutuhan sistem.
2. Requirements Analysis
Merupakan proses analisis terhadap permasalahan yang dihadapi serta menetapkan kebutuhan perangkat lunak, fungsi dan interfacing.
3. Design
Tahapan perancangan yang bertujuan untuk menterjemahkan hasil dari penetapan persyaratan menjadi suatu bentuk representasi yang dapat dievaluasi kualitasnya sebelum tahapan coding dilakukan.
4. Coding
Proses implementasi hasil desain ke dalam bahasa yang dimengerti oleh mesin komputer dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu.
5. Testing (Pengujian)
Tahap ini berfokus pada pengujian rincian logika software. Pengujian bertujuan mengungkapkan dan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang ada sehingga software bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini metode penelitian yang akan dilakukan dimulai dari studi literatur, pengumpulan data pendukung yang akan digunakan dalam membangun sistem, menganalisis kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan sistem, perancangan sistem, implementasi hasil rancangan sistem, dan pengujian sistem. Dan yang terakhir akan diberikan kesimpulan serta saran dari penelitian dilakukan. Hal tersebut sama seperti yang ada pada Gambar 2.
Gambar 2. Alur Metode Penelitian
4. ANALISIS KEBUTUHAN 4.1. Gambaran Umum
Sistem pelayanan pengaduan pelanggan merupakan sebuah sistem terpusat pada PLN Rayon Malang Kota yang mengelola data pengaduan pelanggan yang dimasukkan agar dapat diketahui serta diolah langsung oleh pegawai bagian keluhan pelanggan. Selain fungsi utama sebagai pusat pengaduan pelanggan, aplikasi ini juga memiliki fungsi sebagai pusat berita-berita terkini mengenai kelistrikan yang ada di kota Malang. Dan juga aplikasi ini memiliki sistem antrian serta suara untuk memanggil antrian sehingga menciptakan suasana antrian yang tertib saat proses opersional berlangsung.
4.2. Identifikasi Aktor
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada
PLN Rayon Malang Kota menghasilkan 4 aktor
utama yang akan menggunakan sistem ini.
Penjelasan mengenai identifikasi aktor terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1. Identifikasi Aktor
No Aktor Deskripsi
1 Pelanggan Pelanggan merupakan orang yang melakukan proses input keluhan atau pengaduan.
2 Admin CS Admin CS merupakan orang yang dapat melihat semua data pengaduan atau keluhan yang diinputkan pada sistem pelayanan pengaduan pelanggan, memberikan verifikasi terhadap semua pengaduan, memanggil nomor antrian serta memberi input atau update berita pada sistem pelayanan pengaduan pelanggan.
3 Admin PP Admin PP merupakan orang yang dapat melihat data pengaduan tertentu (pasang baru, penambahan daya dan tunggakan) pada sistem pelayanan pengaduan pelanggan, memberikan tindak lanjut terhadap pengaduan pelanggan yang sudah diverifikasi oleh admin CS, menunjuk petugas lapangan untuk menangani pengaduan pelanggan serta upload berkas
laporan hasil kerja petugas lapangan.
4 Admin TE Admin TE merupakan orang yang dapat melihat data pengaduan tertentu (LPB, P2TL dan baca meter) pada sistem pelayanan pengaduan pelanggan, memberikan tindak lanjut terhadap pengaduan pelanggan yang sudah diverifikasi oleh admin CS, menunjuk petugas lapangan untuk menangani pengaduan pelanggan serta upload berkas laporan hasil kerja petugas lapangan.
4.3. Usecase Diagram
Usecase diagram merupakan pemodelan kebutuhan dari setiap aktor dalam bentuk case.
Usecase diagram dibuat dengan cara melihat aktifitas-aktifitas pada sistem yang dilakukan oleh setiap aktor yang ada dalam sistem tersebut.
Setiap kebutuhan yang dibuat direpresentasikan
dalam sebuah case yang ada pada Usecase
diagram. Usecase diagram yang
menggambarkan aktifitas setiap aktor pada
sistem pelayanan pengaduan pelanggan dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Usecase Diagram
5. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 5.1. Perancangan
Merupakan sebuah perancangan yang dilakukan untuk membangun sebuah sistem yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional pada sistem. Sistem yang akan dibangun dirancang dengan pemodelan menggunakan metode Object Oriented Analysis (OOA) sehingga menghasilkan rancangan sequence diagram, class diagram dan ER Diagram. Perancangan ini mengikuti pola-pola perancangan Model View Controller (MVC).
Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan kelakuan objek pada use case.
Sequence diagram pada sistem pelayanan pengaduan pelanggan terdiri dari mengajukan pengaduan, mencari pengaduan dan konfirmasi pengaduan.
Class diagram digunakan untuk menggambarkan objek-objek yang ada pada aplikasi. Rancangan class diagram menghasilkan 49 class, yang dimana terdiri dari 10 class model, 17 class controller dan 23 class view yang terdiri dari class admin, auth, berita, halaman awal serta pengaduan. Kemudian, ER Diagram menggambarkan bahwa setiap entitas memiliki atributnya masing-masing dan juga memiliki himpunan relasi antara entitas yang ada.
Gambar 4. Class Diagram
5.2. Implementasi
Implementasi sistem dilakukan sesuai dengan perancagan yang dibuat. Aplikasi yang dikembangkan diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman php sesuai dengan perancangan algoritma yang dibuat pada tahapan perancangan komponen atau perancagan algoritma dan penerapan basis
datanya dalam melakukan penyimpanan data.
Selain itu terdapat juga implementasi antarmuka yang diimplentasikan.
Implementasi halaman kategori layanan
pengaduan dapat dilihat pada Gambar 5 dan
implementasi halaman untuk mengajukan salah
satu layanan pengaduan dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 5. Implementasi Halaman Kategori Layanan Pengaduan
Gambar 6. Implementasi Halaman Ajukan Pengaduan Pasang Baru
6. PENGUJIAN
Pengujian merupakan tahapan yang dilakukan setelah proses implementasi.
Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa setiap fungsional yang diimplementasikan dapat dibangun dengan baik sesuai kebutuhan. Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan menggunakan tiga level pengujian, diantaranya adalah pengujian unit yang pengujiannya dilakukan berdasarkan basis path testing. Selain itu ada pengujian validasi yaitu menguji valid tidaknya fungsional yang sudah dibentuk apakah sudah sesuai dengan kebutuhan yang dibuat pada tahapan awal. Dan yang terakhir adalah pengujian usability untuk mengetahui apakah aplikasi mudah digunakan oleh user, seberapa besar tingkat efisien dan efektif dari sistem yang dibangun dalam membantu user mencapai tujuannya dan apakah user puas dengan aplikasi yang dibangun.
6.1. Pengujian Unit
Pengujian unit ini dilakukan pada salah satu method yaitu konfirmasi() yang diujikan sesuai dengan pseudocode yang menggambarkan
algoritma dari implementasi kode program pada sistem. Pseudocode tersebut tertulis pada Gambar 7 yang kemudian digambarkan menjadi sebuah flow graph yang menggambarkan alur dari pseudocode tersebut untuk menghitung basis path pengujian yang dijelaskan pada Gambar 8.
Ambil data dari tabel pengaduan
Inisialisasi nama_lengkap, user_id, alamat, kategori_id,
status, verifikasi, tindak_lanjut, petugas if (kategori_id=1)
menampilkan pengaduan pasang baru elseif (kategori_id=2)
menampilkan pengaduan penambahan daya elseif (kategori_id=3)
menampilkan pengaduan tunggakan elseif (kategori_id=4)
menampilkan pengaduan LPB elseif (kategori_id=5)
menampilkan pengaduan P2TL elseif (kategori_id=6)
menampilkan pengaduan baca meter endif
if (status = sudah di verifikasi) menampilkan data verifikasi tindak_lanjut = masukan data tindak lanjut
petugas = masukan data petugas submit
endif
data tindak_lanjut disimpan data ke tabel pengaduan data petugas disimpan data ke tabel pengaduan tampilkan data pengaduan
Gambar 7. Pseudocode konfirmasi ()
Gambar 8. FlowGraph konfirmasi()
Pada Gambar 8, dapat dihitung berapa cyclomatic complexity (CC) yang didapatkan untuk menentukan berapa banyak kasus uji yang dilakukan dalam pengujian unit.
Region (R) = 7
Node (N) = 18 Edge (E) = 23 Predicate Node (P) = 6
V(G) = E – N + 2
V(G) = 23 – 18 + 2
= 7
Sehingga didapatkan jalur independent path R1 = 1-2-3-18
R2 = 1-2-4-5-18 R3 = 1-2-4-6-7-18 R4 = 1-2-4-6-8-9-18 R5 = 1-2-4-6-8-10-11-18 R6 = 1-2-4-6-8-10-12-13-18
R7 = 1-2-4-6-8-10-12-14-15-16-17-18
Berdasarkan hasil perhitungan cyclomatic complexity (CC) menghasilkan 7 jalur yang dijadikan kasus uji pada pengujian unit yang dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2. Pengujian Unit Konfirmasi
No. No.Jalur
Prosedur Uji Expected Result Result Status
1 1 Tampilkan input tindak lanjut dan petugas dengan memanggil kategori_id(1)
Menampilkan detail pengaduan pasang baru
Menampilkan detail pengaduan pasang baru
Valid
2 2 Tampilkan input tindak lanjut dan petugas dengan memanggil kategori_id(2)
Menampilkan detail pengaduan penambahan daya
Menampilkan detail pengaduan
penambahan daya
Valid
3 3 Tampilkan input tindak lanjut dan petugas dengan memanggil kategori_id(3)
Menampilkan detail pengaduan tunggakan
Menampilkan detail pengaduan tunggakan
Valid
4 4 Tampilkan input tindak lanjut dan petugas dengan memanggil kategori_id(4)
Menampilkan detail pengaduan LPB
Menampilkan detail pengaduan LPB
Valid
5 5 Tampilkan input tindak lanjut dan petugas dengan memanggil kategori_id(5)
Menampilkan detail pengaduan P2TL
Menampilkan detail pengaduan P2TL
Valid
6 6 Tampilkan input tindak lanjut dan petugas dengan memanggil kategori_id(6)
Menampilkan detail pengaduan baca meter
Menampilkan detail pengaduan baca meter
Valid
7 7 Simpan tindak lanjut dan petugas ke database pengaduan
Data input tersimpan
serta sistem
menampilkan detail data pengaduan beserta tindak lanjut dan petugas
Data input tersimpan
serta sistem
menampilkan detail data pengaduan beserta tindak lanjut dan petugas
Valid
6.1. Pengujian Validasi
Pengujian validasi dilakukan untuk memastikan kembali apakah kebutuhan yang sudah diimplementasikan sesuai dengan skenario yang sudah ditetapkan. Pengujian validasi dapat dikatakan valid apabila sistem yang dibangun sudah memenuhi kebutuhan yang sudah ditulis pada tahap analisis kebutuhan.
Tabel 3 merupakan contoh hasil pengujian validasi dengan kasus uji verifikasi pengaduan pasang baru.
Tabel 3. Pengujian Validasi Verifikasi Pengaduan Pasang Baru
Admin CS
Kasus Uji Verifikasi pengaduan pasang baru
Prosedur 1. Sudah berada dalam kondisi login sebagai Admin CS
2. Membuka halaman pengaduan pasang baru pada sub menu halaman admin
3. Menekan menu urutkan berdasarkan tanggal 4. Pilih tanggal awal dan
tanggal akhir pencarian 5. Menekan tombol apply 6. Menekan tombol ceklis
pada data pengaduan yang ingin diverifikasi 7. Mengisi verifikasi pada
kolom verifikasi 8. Menekan tombol
simpan
Expected Result Sistem akan menampilkan data pengaduan, verifikasi dan pesan bahwa data verifikasi berhasil disimpan
Result Sistem menampilkan data
pengaduan, verifikasi dan pesan bahwa data verifikasi berhasil disimpan
Status Valid
6.1. Pengujian Usability
Pengujian usability dapat didefinisikan ke dalam lima faktor yakni efisiensi, learning (mudah dipelajari), satisfaction (memuaskan), software mudah untuk diingat serta mudah untuk digunakan (Nielsen, 2012).
Dari lima aspek tersebut kemudian dijadikan materi pertanyaan untuk kuesioner yang akan diberikan ke pengguna yaitu pegawai PLN pada unit pengaduan pelanggan. Hasil kuesioner tersebut akan dihitung dengan
menggunakan metode teknik perhitungan skala linkert dan menghasilkan kesimpulan yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengujian Usabillity
AspekUsabillity
Rata-Rata
Presentase Status Learnability 84% Sangat Memuaskan
Efficiency 76% Memuaskan
Memorability 76% Memuaskan
Errors 76% Memuaskan
Satisfaction 88% Sangat Memuaskan Rata-Rata 80% Sangat Memuaskan
7. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis perancangan, implementasi dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Data pengaduan dapat dialirkan serta diproses oleh pegawai untuk diberikan rekomendasi tindak lanjut yang akan disampaikan ke petugas lapangan agar dapat diselesaikan secepatnya.
2. Data pelanggan yang masuk ke dalam sistem pelayanan pengaduan akan disimpan pada sebuah database sehingga tingkat keamanan dan privacy pelanggan dapat terjaga.
3. Berdasarkan perancangan yang dibuat Sistem Pengaduan Pelanggan memiliki fitur utama pengolahan data pengaduan dengan nomor antrian, mulai dari data pengaduan tersebut belum selesai hingga dapat diselesaikan serta memiliki fitur panggilan suara antrian agar memudahkan pelanggan dalam mengajukan pengaduan.
4. Sistem pelayanan pengaduan pelanggan berhasil membantu kerja pegawai dengan memberikan dampak terhadap jumlah pengaduan yang dapat diselesaikan oleh PLN Rayon Malang Kota. Jumlah pengaduan yang dapat diselesaikan dalam waktu satu hari meningkat 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahra., 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.Graha Ilmu.Yogyakarta
Alif, A., 2013. Komputasi cerdas untuk pemula.
Malang: ABC Press.
Argentahardi, Bina. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Penugasan Karyawan Berdasarkan Riwayat Hidup
Bandu, Yunus, 2013., Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT.
PLN (Persero) Rayon Makassar Barat. S1.
Universitas Hasanudin. Tersedia di
<http://repository.unhas.ac.id/> [Diakses 12 Februari 2016]
Brodjonegoro, A., 2009. Dunia teknologi informasi bagi komunitas open source. Bandung:
Bandung Indah Press.
Comparison of Procedural PHP with Codeigniter and Laravel Framework. Tersedia di:
<http://www.ijcter.com/papers/volume- 2/issue-6/comparison-of-procedural-php- with-codeigniter-and-laravel-
Framework.pdf> [DIakses 10 April 2016]
Fathansyah. 2007. Buku Teks Komputer:Basis Data.
Informatika. Bandung
Heri, Helman, 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Nilai Pelanggan, Kepuasan Pelanggan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepercayaan Pelanggan. S2. Universitas Brawijaya
Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Tersedia di:
<http://www.menpan.go.id/> [Diakses 10 Maret 2016]
Kristanto, Andi. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasi, Gava Media, Yogyakarta
Laravel - The PHP Framework for Web Artisans.Tersedia di: <https://laravel.com/> [DIakses 10 April 2016]