• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk

Laporan Keuangan

Dengan Laporan Auditor Independen

Tahun yang Berakhir pada Tanggal

31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007

(Mata Uang Rupiah)

(2)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY TBK LAPORAN KEUANGAN

DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2008 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2007

Daftar Isi

Halaman

Laporan Auditor Independen ...….………….. 1

Neraca ………….………....………. 2

Laporan Laba Rugi ...………... 3

Laporan Perubahan Ekuitas ...………...…….……... 4

Laporan Arus Kas ...……….………... 5 Catatan atas Laporan Keuangan ...….……….………... 6 - 30

(3)
(4)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

1

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk NERACA

31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal 31 Desember 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2008 2007 ASET ASET LANCAR

Kas dan bank 3 1.243.717.430 1.085.889.716

Efek-efek - bersih 2c, 4 5.291.982.080 6.616.980.000 Piutang usaha dengan pihak ketiga -

setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 19.071.866

pada tanggal 31 Desember 2008 2d, 5 909.375.284 765.283.672

Persediaan 2f,7 87.587.162 114.266.026

Biaya dibayar di muka 2g 202.882.875 163.668.316

Aset lancar lainnya 1.007.003.810 157.579.150

JUMLAH ASET LANCAR 8.742.548.641 8.903.666.880

_____

ASET TIDAK LANCAR

Penyertaan dalam bentuk saham 2b,8 79.628.907.408 79.943.801.544 Aset pajak tangguhan - bersih 2l,13 765.946.371 499.115.805 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sejumlah Rp 8.567.838.894 pada tanggal 31 Desember 2008 dan Rp 7.032.889.987 pada tanggal

31 Desember 2007 2h,2i,9 26.253.816.665 24.817.592.202

Aset tidak lancar lainnya 10 1.514.438.305 -

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 108.163.108.749 105.260.509.551

JUMLAH ASET 116.905.657.390 114.164.176.431

(5)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan pada Tanggal 31 Desember 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2008 2007

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang usaha

Pihak ketiga 11 281.067.526 406.757.571

Pihak yang mempunyai hubungan

istimewa 2e, 6 11.239.207 -

Hutang lain-lain 12 772.109.239 151.376.840

Hutang pajak 2l,13 502.223.210 282.570.541

Biaya masih harus dibayar 14 495.887.624 364.954.467

JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 2.062.526.806 1.205.659.419

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Kewajiban imbalan kerja karyawan 2m,20 945.845.365 825.816.272

JUMLAH KEWAJIBAN 3.008.372.171 2.031.475.691

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham

Modal dasar - 5.000.000.000 saham pada tahun 2008 dan

2.280.000.000 saham pada tahun 2007

Modal ditempatkan dan disetor penuh -

1.594.000.000 saham 15 159.400.000.000 159.400.000.000 Selisih nilai transaksi ekuitas

Perusahaan Asosiasi 2b, 8 (10.746.180.868) (10.746.180.868)

Saldo rugi (34.756.533.913) (36.521.118.392)

JUMLAH EKUITAS - BERSIH 113.897.285.219 112.132.700.740

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 116.905.657.390 114.164.176.431

(6)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

3

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk LAPORAN LABA RUGI

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2008 2007 PENDAPATAN USAHA 2j,16 10.120.966.668 6.180.994.083 BEBAN DEPARTEMENTALISASI 2j,17 2.496.556.527 1.850.150.768 LABA KOTOR 7.624.410.141 4.330.843.315 BEBAN USAHA 2j,18

Umum dan administrasi 2.758.564.953 2.085.788.269

Penjualan 566.571.471 246.766.490

Jumlah Beban Usaha 3.325.136.424 2.332.554.759

LABA KOTOR USAHA 4.299.273.717 1.998.288.556

BEBAN USAHA LAINNYA

Penyusutan 2h,9 1.534.948.907 1.397.563.108

Beban usaha pemilik 2j,19 2.880.989.547 1.275.000.364

Jasa manajemen dan lisensi 6,22 184.234.323 149.989.156

Lain-lain - 34.675.217

Jumlah Beban Usaha Lainnya 4.600.172.777 2.857.227.845

RUGI USAHA (300.899.060) (858.939.289)

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Laba penjualan penyertaan dalam

bentuk saham 8 2.764.008.256 -

Bagian Perusahaan atas laba bersih

Perusahaan Asosiasi 2b,8 1.743.869.108 772.522.616

Penghasilan bunga 6.031.009 3.398.156

Penyisihan penurunan nilai efek 2c,4 (3.656.472.928) (364.931.250) Laba (rugi) selisih kurs - bersih 2k,21 (4.371.545) 1.426.002

Lain-lain - bersih 945.589.073 (282.751.070)

Penghasilan Lain-lain - Bersih 1.798.652.973 129.664.454

LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT PAJAK

PENGHASILAN TANGGUHAN 1.497.753.913 (729.274.835)

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN

TANGGUHAN 2l,13 266.830.566 279.472.612

LABA (RUGI) BERSIH 1.764.584.479 (449.802.223)

LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM 2o 1,11 (0,28)

(7)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

4

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Selisih Nilai Selisih Nilai

Transaksi Transaksi

Modal Restrukturisasi Ekuitas

Ditempatkan dan Entitas Perusahaan Jumlah

Catatan Disetor Penuh Sepengendali Asosiasi Saldo Rugi Ekuitas - Bersih

Saldo 1 Januari 2007 159.400.000.000 (67.572.380.246) (867.932.475) (36.071.316.169) 54.888.371.110

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 8 - 67.572.380.246 - - 67.572.380.246

Selisih nilai transaksi ekuitas Perusahaan Asosiasi 8 - - (9.878.248.393) - (9.878.248.393)

Rugi bersih tahun 2007 - - - (449.802.223) (449.802.223)

Saldo 31 Desember 2007 159.400.000.000 - (10.746.180.868) (36.521.118.392) 112.132.700.740

Laba bersih tahun 2008 - - - 1.764.584.479 1.764.584.479

Saldo 31 Desember 2008 159.400.000.000 - (10.746.180.868) (34.756.533.913) 113.897.285.219

(8)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

5

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk LAPORAN ARUS KAS

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2008 2007

ARUS KAS DARI

AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 9.921.405.701 5.442.746.398

Pengeluaran kas untuk:

Pemasok, karyawan dan untuk beban

operasi lainnya (9.648.632.359) (6.248.586.212)

Penerimaan (pengeluaran) kas dari

aktivitas operasi 272.773.342 (805.839.814)

Pembayaran bunga - bersih - (1.835.439)

Kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas operasi 272.773.342 (807.675.253)

ARUS KAS DARI

AKTIVITAS INVESTASI

Penjualan penyertaan pada

Perusahaan Asosiasi 8 4.822.771.500 8.250.000.000

Penjualan efek-efek 4 3.632.911.250 -

Peningkatan efek-efek 4 (5.599.455.008) (6.616.980.000)

Perolehan aset tetap 9 (2.971.173.370) (383.013.454)

Penghasilan bunga - 3.398.156

Kas bersih yang diperoleh dari

(digunakan untuk) aktivitas investasi (114.945.628) 1.253.404.702

ARUS KAS DARI

AKTIVITAS PENDANAAN

Penurunan hutang hubungan istimewa - (1.996.000)

KENAIKAN BERSIH

KAS DAN SETARA KAS 157.827.714 443.733.449

KAS DAN SETARA KAS

AWAL TAHUN 1.085.889.716 52.357.355.228

Dikurangi kas dan bank Anak Perusahaan yang tidak dikonsolidasi

(lihat Catatan 24) - (51.715.198.961)

KAS DAN SETARA KAS

AKHIR TAHUN 3 1.243.717.430 1.085.889.716

(9)

6

1. U M U M

a. Pendirian Perusahaan

PT Indonesian Paradise Property Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta pada tahun 1996 dengan nama PT Penta Karsa Lubrindo dengan Akta No. 96 tanggal 14 Juni 1996, yang diperbaiki dengan Akta No. 42 tanggal 8 Januari 1997, keduanya dibuat di hadapan Buntario Tigris Darmawa, NG, SH., CN, pengganti dari Rachmat Santoso, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-1030 HT.01.01.TH.97 tanggal 12 Pebruari 1997 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21, Tambahan No. 2574 tanggal 12 Maret 2002. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Robert Purba, SH No. 161 tanggal 30 Juni 2008, antara lain mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dan perubahan anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 6 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas serta Peraturan No. IX.J.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan No. KEP-179/BL/2008 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perusahaan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Anggaran dasar tersebut di atas telah dilaporkan dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Laporan No. AHU-70491.A.H.01.02.Tahun 2008 tanggal 6 Oktober 2008.

Perusahaan memulai operasi komersial pada bulan Oktober 2002.

Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain meliputi bidang properti, pengelolaan hotel, kontraktor umum, perdagangan umum, dan lain-lain. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jakarta, beralamat di Gedung Exim Melati Lantai 10, Jalan M.H. Thamrin Kav. 8 - 9, Jakarta 10230, dan Perusahaan memiliki hotel dengan 66 kamar, yaitu Hotel Harris yang beralamat di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali 80361. Surat tanda izin usaha hotel

No. 556.2/649/Diparda tanggal 7 Oktober 2002 dari Kantor Pariwisata Pemerintah Kabupaten Badung, Bali. berlaku sampai dengan tanggal 15 Januari 2013.

b. Pencatatan sebagai Perusahaan Publik dan Penambahan Modal Saham

Pada tanggal 21 September 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) berdasarkan surat No. S-2970/PM/2004 dalam rangka pendaftaran sebagai Perusahaan Publik. Selanjutnya saham-saham Perusahaan dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 1 Desember 2004.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 26 Mei 2005, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (sesuai dengan Peraturan BAPEPAM No. IX.D.4) sejumlah 75.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham yang diambil bagian oleh Premiere Estates Limited. Penambahan saham tersebut telah disetujui oleh Direksi Bursa Efek Surabaya melalui surat No. JKT-027/LIST-EMITEN/BES/VII/2006 tanggal 13 Juli 2005.

Pada bulan November 2007, Bursa Efek Indonesia (penggabungan Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) menyatakan bahwa saham Perusahaan belum dapat diperdagangkan (suspensi) di bursa. Suspensi saham ini masih berlaku sampai dengan tanggal laporan auditor independen.

(10)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7

1. U M U M (lanjutan)

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Direksi

Presiden Komisaris - Todo Sihombing Presiden Direktur - Agoes Soelistyo Santoso Wakil Presiden Komisaris - Fransiscus Xaverius Direktur - Patrick Santosa Rendradjaja

Boyke Gozali Direktur - Diana Solaiman

Komisaris - Karel Patipeilohy

Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 70 dan 102 karyawan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dianut Perusahaan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diedarkan oleh Bapepam. Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep nilai perolehan, kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, serta penyertaan dalam bentuk saham yang dinyatakan dengan metode ekuitas.

Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas dari aktivitas operasi disusun berdasarkan metode langsung.

b. Penyertaan Dalam Bentuk Saham

Penyertaan dalam bentuk saham pada perusahaan asosiasi dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, penyertaan dinyatakan sebesar harga perolehannya ditambah/dikurangi dengan bagian laba (rugi) bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan pendapatan deviden kas. Selisih harga perolehan dengan bagian Perusahaan atas nilai aset bersih Perusahaan Asosiasi diakui sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih Nilai Transaksi Ekuitas Perusahaan Asosiasi”.

(11)

8

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

c. Efek-efek

Sesuai dengan PSAK No. 50 tentang “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”, efek-efek dinilai sesuai dengan tujuan manajemen pada saat efek-efek tersebut dibeli yaitu sebagai berikut:

- Efek yang dibeli dengan tujuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (“held to maturity”) disajikan sebesar biaya perolehannya yang telah disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi dan diskonto diamortisasi dengan metode garis lurus. Bila terdapat kemungkinan akan terjadi penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang sifatnya permanen, maka biaya perolehan efek yang bersangkutan akan diturunkan ke nilai wajarnya, dan penurunan nilai ini dibebankan sebagai rugi pada periode berjalan.

- Efek yang tersedia untuk dijual (“available-for-sale”) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajarnya, setelah dikurangi dengan penerapan pajak penghasilan tangguhan, diakui dan dicatat sebagai komponen ekuitas. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat dari efek-efek jenis ini diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada periode efek tersebut dijual. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari efek-efek tersedia dijual, setelah dikurangi dengan penerapan pajak tangguhan, yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat surat berharga tersebut dijual.

- Efek yang dibeli dengan tujuan untuk diperdagangkan (“trading”) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan. Pada saat penjualan portofolio efek yang diperdagangkan, perbedaan antara harga jual dengan nilai wajar per buku diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang terealisasi.

Untuk efek-efek yang telah secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar pada umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal neraca. Untuk efek-efek yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan dari aset bersih efek-efek tersebut. Penyisihan kerugian disajikan sebagai pengurang dari saldo efek-efek.

d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.

(12)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa“, yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

(1) perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk induk perusahaan, anak perusahaan dan perusahaan asosiasi);

(2) perusahaan asosiasi (associated companies);

(3) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

(4) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(5) perusahaan, dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

Seluruh transaksi dengan pihak-pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan harga dan persyaratan yang wajar sesuai dengan yang dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan Perusahaan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method).

Penyisihan atas persediaan usang dan penurunan nilai persediaan, jika ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun untuk mengurangi nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih.

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai masa manfaatnya masing-masing biaya yang bersangkutan.

(13)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

h. Aset Tetap

- Pemilikan Langsung

Pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) harus direklasifikasi ke saldo laba.

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Masa Manfaat

(tahun)

Bangunan dan prasarana 20

Peralatan dan perlengkapan 4

Kendaraan 4

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari akun aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan.

Sesuai dengan PSAK No. 47, mengenai “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

(14)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

h. Aset Tetap (lanjutan) - Sewa Guna Usaha

Pada tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” yang menggantikan PSAK No. 30 (1990) “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Menurut PSAK No. 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada lessee diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Aset sewaan yang dimiliki oleh lessee dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan disusutkan sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.

Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line basis). Laba atau rugi dari transaksi jual-dan-sewa balik, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa.

Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

Sebelum tanggal 1 Januari 2008, Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital

lease apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

- Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

- Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.

- Masa sewa guna usaha minimal dua tahun.

Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease).

Menurut metode capital lease, aset sewa guna usaha dan hutang sewa guna usaha dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa (harga opsi). Aset sewa guna usaha disajikan sebagai bagian dari aset tetap, sedangkan kewajibannya dilaporkan dalam akun “Hutang Sewa Guna Usaha”. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung.

(15)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

i. Penurunan Nilai Aset

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset pada akhir tahun. Perusahaan disyaratkan untuk menentukan niai yang dapat diperoleh kembali atas nilai aset apabila indikasi tersebut terjadi. Pemulihan penurunan nilai diakui sebagai laba pada periode terjadinya pemulihan.

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount), nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebesar nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya.

j. Pengakuan Penghasilan dan Beban

Pendapatan atas kamar hotel dan restoran diakui pada saat jasa dan barang telah diberikan kepada pelanggan atau tamu hotel.

Beban diakui pada saat terjadinya sesuai dengan masa manfaatnya (accrual basis). k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah antara kurs beli dan kurs jual yang diumumkan oleh Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut yaitu sebesar Rp 10.950 dan Rp 9.419 untuk US$ 1 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007. Laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi dan penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

l. Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

(16)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

m. Imbalan kerja

Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), mengenai “Imbalan Kerja”.

Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja sesuai dengan UU No. 13 dihitung berdasarkan metode projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Besarnya keuntungan dan kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang akan dijalani para pekerja dengan menggunakan metode garis lurus. Biaya jasa lalu yang timbul akibat pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.

n. Pelaporan Segmen

Perusahaan bergerak dalam industri perhotelan. Sesuai dengan struktur organisasi dan manajemen serta sistem pelaporan intern, bentuk primer informasi keuangan atas pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha karena risiko dan imbalan dipengaruhi secara dominan oleh jenis kegiatan usaha yang berbeda.

Pelaporan segmen sekunder yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis kegiatan usaha tidak disajikan karena seluruh kegiatan usaha Perusahaan berada di wilayah Bali.

Informasi keuangan atas segmen usaha yang disyaratkan PSAK No. 5 (Revisi 2000) disajikan dalam Catatan 23.

o. Rugi per Saham

Rugi per saham dihitung dengan membagi rugi bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

p. Pengunaan Taksiran-taksiran

Penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat taksiran dan asumsi pada nilai yang dilaporkan dalam periode laporan sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan taksiran, sehingga terdapat kemungkinan hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan taksiran yang telah dilaporkan sebelumnya.

(17)

14

3. KAS DAN BANK

Kas dan bank yang ditempatkan pada pihak ketiga terdiri dari:

2008 2007 Kas - Rupiah 14.900.550 17.028.800 Bank - Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk 1.026.448.906 661.539.885

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 108.587.928 333.479.462

PT Bank Mega Tbk 9.157.788 -

Dolar Amerika Serikat PT Bank Central Asia Tbk

(US$ 6.747 pada tahun 2008 dan

US$ 4.349 pada tahun 2007) 73.884.140 40.969.071 PT Bank Danamon Indonesia Tbk

(US$ 981 pada tahun 2008 dan

US$ 3.490 pada tahun 2007 10.738.118 32.872.498

Jumlah Bank 1.228.816.880 1.068.860.916 Jumlah 1.243.717.430 1.085.889.716

4. EFEK-EFEK

Efek-efek terdiri dari saham-saham pada perusahaan sebagai berikut:

2008 2007

PT Mitra Adiperkasa Tbk 5.346.825.008 -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3.349.000.000 4.411.000.000

PT Plaza Indonesia Property Tbk 189.472.500 -

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 63.157.500 -

PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk - 1.959.887.500

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk - 611.023.750

Jumlah 8.948.455.008 6.981.911.250

Penyisihan penurunan nilai efek (3.656.472.928) (364.931.250)

Bersih 5.291.982.080 6.616.980.000

(18)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

15

5. PIUTANG USAHA DENGAN PIHAK KETIGA

Rincian piutang usaha dengan pihak ketiga dalam Rupiah adalah sebagai berikut:

2008 2007

PT Indonesia Air Asia 63.946.035 -

PT Bayu Buana Bali Tour & Travel 56.260.946 36.653.502

Air Asia Go Holiday 37.450.000 -

MG Holiday 31.354.250 -

Mandala Airlines 10.327.456 50.050.000

Lain-lain 729.108.463 678.580.170

Jumlah 928.447.150 765.283.672

Penyisihan piutang ragu-ragu (19.071.866) -

Bersih 909.375.284 765.283.672

Analisis umur piutang usaha dengan pihak ketiga berdasarkan tanggal faktur disajikan sebagai berikut:

2008 2007

Belum jatuh tempo 477.756.306 479.438.420

Telah jatuh tempo:

1 - 30 hari 102.989.225 172.769.608

31 - 60 hari 113.437.840 25.112.550

61 - 90 hari 131.179.957 87.963.094

Lebih dari 90 hari 103.083.822 -

Jumlah 928.447.150 765.283.672

Penyisihan piutang ragu-ragu (19.071.866) -

Jumlah 909.375.284 765.283.672

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu disajikan sebagai berikut:

2007 2006

Saldo awal - 46.664.010

Penyisihan tahun berjalan (lihat Catatan 19) 26.155.436 -

Penghapusan piutang (7.083.570) -

Bagian Anak Perusahaan yang tidak dikonsolidasi

(lihat Catatan 24) - (46.664.010)

Saldo akhir 19.071.866 -

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang tersebut.

(19)

16

6. TRANSAKSI, SALDO DAN HUBUNGAN DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Rincian akun dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Persentase (%) dari jumlah

kewajiban/beban usaha lainnya

2008 2007 2008 2007

Hutang Usaha

PT Indonesia Paradise Island 11.239.207 - 0,5449 -

Beban Usaha Lainnya - Jasa Manajemen dan Insentif PT Harris International Management

(lihat Catatan 22b) 184.234.323 149.989.156 4,0049 5,2495

Tidak terdapat saldo piutang atau hutang kepada pihak afiliasi per 31 Desember 2007. Untuk tahun 2008, transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa merupakan transaksi hutang - piutang atas transaksi perayaan ulang tahun di Hotel Harris Kuta. Piutang afiliasi tersebut telah direalisasi pada awal tahun 2009.

Transaksi pendapatan dan beban dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan tingkat harga sebagaimana bila dilakukan dengan pihak ketiga.

Sifat transaksi dan hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Pihak-pihak yang mempunyai

hubungan istimewa Sifat hubungan istimewa Sifat saldo akun/transaksi

PT Indonesian Paradise Island Afiliasi Hutang usaha

PT Harris International Management Afiliasi Beban jasa manajemen dan insentif

7. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari:

2008 2007

Makanan dan minuman 25.658.906 20.425.459

Perlengkapan umum 36.046.585 59.518.019

Lain-lain 25.881.671 34.322.548

Jumlah 87.587.162 114.266.026

Berdasarkan penelaahan atas kondisi fisik persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa persediaan telah mencerminkan nilai realisasi bersihnya, sehingga tidak perlu dilakukan penyisihan atas persediaan tersebut.

(20)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17

8. PENYERTAAN DALAM BENTUK SAHAM

Perincian mutasi dari akun ini adalah sebagai berikut:

2008

Bagian Perusahaan Laba

Penjualan Atas Laba Penjualan

Persentase Nilai Tercatat Penyertaan Dalam (Rugi) Bersih Penyertaan Dalam Nilai Tercatat Kepemilikan 1 Januari 2008 Bentuk Saham Perusahaan Asosiasi Bentuk Saham 31Desember 2008

Metode Ekuitas

PT Indonesian Paradise

Island (IPI) 48,75% 62.569.145.701 - 1.921.878.425 64.491.024.126

PT Java Paradise Island 27,50% 15.315.892.599 - (178.009.317 ) 15.137.883.282

PT Oasis Hotel Bogor 50,00% 2.058.763.244 (4.822.771.500 ) - 2.764.008.256 -

Jumlah 79.943.801.544 (4.822.771.500) 1.743.869.108 2.764.008.256 79.628.907.408

2007

Perubahan

Bagian Perusahaan Selisih Nilai

Atas Laba Transaksi Ekuitas

Persentase Nilai Tercatat Penambahan (Rugi) Bersih Perusahaan Nilai Tercatat Kepemilikan 1 Januari 2007 (Pengurangan) Perusahaan Asosiasi Asosiasi 31 Desember 2007

Metode Ekuitas

PT Indonesian Paradise

Island (IPI) 48,75% - 52.030.953.710 659.943.598 9.878.248.393 62.569.145.701 PT Java Paradise Island 27,50% 23.448.134.521 (8.250.000.000) 117.758.078 - 15.315.892.599

PT Oasis Hotel Bogor 50,00% 2.063.942.304 - (5.179.060 ) - 2.058.763.244

Jumlah 25.512.076.825 43.780.953.710 772.522.616 9.878.248.393 79.943.801.544

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2008 yang dinyatakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No 162, yang dibuat di hadapan Robert Purba SH, Notaris di Jakarta, pada tanggal yang sama, para pemegang saham menyetujui untuk mengalihkan seluruh penyertaan saham Perusahaan pada PT Oasis Hotel Bogor yaitu sejumlah 2.223.500 saham dengan harga pengalihan seluruhnya sejumlah Rp 4.822.771.500. Atas transaksi tersebut, Perusahaan memperoleh keuntungan atas penjualan penyertaan saham tersebut sebesar Rp 2.764.008.256.

Pada tahun 2007, PT Indonesian Paradise Island (IPI) yang bergerak dalam bidang usaha pengelolaan hotel yaitu Hotel Harris Kuta, Bali, melakukan penambahan modal saham yang diambil bagian oleh pemegang saham lain sehingga kepemilikan Perusahaan pada IPI terdilusi dari 65% pada tahun 2006 menjadi 48,75% pada tahun 2007, sehingga sejak tahun 2007, penyertaan saham pada IPI disajikan dengan metode ekuitas.

Pada tahun 2007, PT Java Paradise Island (JPI) yang bergerak dalam bidang usaha pengelolaan hotel yaitu Hotel Harris Tebet, Jakarta, melakukan penurunan modal saham sebesar 30.000.000 saham atau sebesar Rp 30.000.000.000, dimana pelaksanaannya dilakukan secara proporsional dengan jumlah saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham sehingga persentase kepemilikan pemegang saham tidak mengalami perubahan. Atas hal tersebut, maka penyertaan saham Perusahaan di JPI mengalami penurunan sebesar 8.250.000 atau sebesar Rp 8.250.000.000 dari semula 25.575.000 saham atau sebesar Rp 25.575.000.000 menjadi 17.325.000 saham atau sebesar Rp 17.325.000.000.

(21)

18

9. ASET TETAP

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:

2008

Penambahan/ Pengurangan/

Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Nilai Tercatat Pemilikan Langsung

Hak atas tanah 9.727.000.000 1.091.385.000 - 10.818.385.000 Bangunan dan prasarana 18.077.267.908 1.116.727.919 - 19.193.995.827 Peralatan dan perlengkapan 3.910.891.853 763.060.451 - 4.673.952.304

Kendaraan 135.322.428 - - 135.322.428

Jumlah Nilai Tercatat 31.850.482.189 2.971.173.370 - 34.821.655.559

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan dan prasarana 4.655.779.595 940.434.626 - 5.596.214.221 Peralatan dan perlengkapan 2.314.880.427 577.598.977 - 2.892.479.404

Kendaraan 62.229.965 16.915.304 - 79.145.269

Jumlah Akumulasi Penyusutan 7.032.889.987 1.534.948.907 - 8.567.838.894

Nilai Buku 24.817.592.202 26.253.816.665 2007 Penambahan/ Pengurangan/

Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Nilai Tercatat Pemilikan Langsung

Hak atas tanah 12.804.576.985 - 3.077.576.985* 9.727.000.000 Bangunan dan prasarana 124.561.286.195 - 106.484.018.287* 18.077.267.908 Peralatan dan perlengkapan 23.273.113.750 326.163.454 19.688.385.351* 3.910.891.853 Kendaraan 620.663.627 11.850.000 497.191.199* 135.322.428

Jumlah 161.259.640.557 338.013.454 129.747.171.822* 31.850.482.189

Aset sewaan

Peralatan dan perlengkapan 169.000.000 - 169.000.000* -

Kendaraan 691.751.600 - 691.751.600* -

Jumlah 860.751.600 - 860.751.600* -

Jumlah Nilai Tercatat 162.120.392.157 338.013.454 130.607.923.422* 31.850.482.189

(22)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

19

9. ASET TETAP (lanjutan)

2007

Penambahan/ Pengurangan/

Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung

Bangunan dan prasarana 47.385.541.121 903.863.399 43.633.624.925* 4.655.779.595 Peralatan dan perlengkapan 19.964.304.774 477.771.905 18.127.196.252* 2.314.880.427 Kendaraan 467.492.552 15.927.804 421.190.391* 62.229.965

Jumlah 67.817.338.447 1.397.563.108 62.182.011.568* 7.032.889.987

Aset sewaan

Peralatan dan perlengkapan 83.839.844 - 83.839.844* -

Kendaraan 222.283.604 - 222.283.604* -

Jumlah 306.123.448 - 306.123.448* -

Jumlah Akumulasi Penyusutan 68.123.461.895 1.397.563.108 62.488.135.016* 7.032.889.987

Nilai Buku 93.996.930.262 24.817.592.202

*) Merupakan aset tetap PT Indonesian Paradise Island (Anak Perusahaan) yang pada awal tahun 2007 laporan keuangannya tidak dikonsolidasi (lihat Catatan 24).

Penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sebesar Rp 1.534.948.907 pada tahun 2008 dan Rp 1.397.563.108 pada tahun 2007.

Pada tahun 2008, Perusahaan memperoleh tanah yang berlokasi di Tebet, Jakarta berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 2682 seluas 237 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2021 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Perusahaan menguasai sebidang tanah yang terletak Tuban, Bali dengan Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 2.700 meter persegi atas nama Perusahaan. HGB tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2034 dan menurut Perusahaan hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 22.309.000.000 dan US$ 100.000 pada tanggal 31 Desember 2008 serta Rp 16.200.000.000 pada tanggal 31 Desember 2007. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.

Berdasarkan penelaahan manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007.

(23)

20

10. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA

Akun ini terutama merupakan biaya untuk hak guna bangunan yang ditangguhkan.

11. HUTANG USAHA

Akun ini merupakan kewajiban dalam mata uang Rupiah yang timbul dari perolehan makanan, minuman, dan perlengkapan hotel, dengan rincian sebagai berikut:

2008 2007 UD Eka Hadi 24.000.000 - PT Water Stop 22.580.000 - UD Luh Ron 12.601.750 16.104.250 PT Mastrada 12.307.415 -

UD Ternak Sari Merta 12.289.100 -

CV Mitra Jaya 10.354.000 -

Central F&B Supplier 9.093.473 11.807.938

PT Indoguna Bali 8.679.480 14.801.100 PT Propan Raya - 28.154.950 Lain-lain 169.162.308 335.889.333 Jumlah 281.067.526 406.757.571

Rincian umur hutang usaha sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:

2008 2007

Kurang dari 31 hari 153.497.780 231.724.164

31 sampai 60 hari 99.282.437 16.060.263

61 sampai 90 hari 18.884.540 363.939

Lebih dari 90 hari 9.402.769 158.609.205

Jumlah 281.067.526 406.757.571

12. HUTANG LAIN-LAIN

Rincian hutang lain-lain adalah sebagai berikut:

2008 2007

Setoran jaminan tamu 247.675.102 -

Hutang jasa pelayanan dan sisa penyisihan atas kerugian dan kerusakan

peralatan hotel dan restoran 148.687.618 136.655.064

Lain-lain 375.746.519 14.721.776

Jumlah 772.109.239 151.376.840

Setoran jaminan tamu merupakan uang muka yang disetor tamu atas pemakaian kamar dan ruangan pada tanggal 31 Desember 2008.

(24)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

21

13. HUTANG PAJAK, MANFAAT PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN DAN ASET PAJAK

TANGGUHAN

Hutang pajak terdiri dari:

2008 2007 Pajak Pembangunan I 404.778.964 225.766.912 Pajak Penghasilan Pasal 21 89.103.851 27.001.275 Pasal 23 4.867.535 29.802.354 Pasal 26 3.472.860 - Jumlah 502.223.210 282.570.541

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum manfaat Pajak Penghasilan Tangguhan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran rugi fiskal Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008 2007

Laba (rugi) sebelum manfaat pajak penghasilan

tangguhan sesuai dengan laporan laba rugi 1.497.753.913 (729.274.835) Bagian Perusahaan atas laba bersih

Perusahaan Asosiasi (1.743.869.108) (772.522.616)

Rugi sebelum manfaat pajak penghasilan tangguhan

Perusahaan (246.115.195) (1.501.797.451)

Beda waktu:

Penyisihan penurunan nilai saham 3.656.472.928 364.931.250

Penyusutan aset tetap 399.572.683 450.102.353

Penyisihan untuk imbalan kerja karyawan 120.029.093 116.541.771 Beda tetap:

Penghasilan jasa giro dan bunga deposito yang telah dikenakan

pajak penghasilan final (6.031.009) (3.398.156)

Taksiran laba (rugi) fiskal tahun berjalan 3.923.928.500 (573.620.233)

Rugi fiskal awal periode yang dapat dikompensasi:

Tahun 2007 (573.620.233) - Tahun 2006 (1.956.574.653) (1.956.574.653) Tahun 2005 (58.050.714) (58.050.714) Tahun 2004 (2.035.673.139) (2.035.673.139) Tahun 2003 (2.398.347.429) (2.398.347.429)

Rugi fiskal yang dapat dikompensasikan (7.022.266.168) (6.448.645.935)

Taksiran Rugi Fiskal Akhir tahun (3.098.337.668) (7.022.266.168)

(25)

22

13. HUTANG PAJAK, MANFAAT PAJAK PENGHASILAN TANGGUHAN DAN ASET PAJAK

TANGGUHAN (lanjutan)

Perhitungan pajak penghasilan Perusahaan tersebut di atas sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Perusahaan untuk tahun 2007.

Perhitungan manfaat pajak penghasilan tangguhan - bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008 2007

Penyisihan penurunan nilai saham 804.638.857 109.479.375

Penyusutan aset tetap (519.663.908) 135.030.706

Penyisihan atas imbalan kerja karyawan (18.144.383) 34.962.531

Jumlah 266.830.566 279.472.612

Rincian aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008 2007

Penyisihan penurunan nilai saham 914.118.232 109.479.375 Penyisihan atas imbalan kerja karyawan 236.461.341 254.605.724

Penyusutan aset tetap (384.633.202) 135.030.706

Jumlah 765.946.371 499.115.805

Pad a September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebesar Rp 876.512.470 sebagai bagian dari manfaat pajak penghasilan tangguhan pada tahun berjalan.

Perusahaan tidak mengakui aset pajak tangguhan atas rugi fiskal tahun-tahun sebelumnya. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa rugi fiskal di atas tidak dapat terpulihkan dan tidak dapat dimanfaatkan pada masa mendatang.

14. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari biaya masih harus dibayar untuk:

2008 2007

Listrik, air dan bahan bakar 103.205.151 43.007.635 Gaji, upah dan tunjangan karyawan 32.419.881 43.210.062

Lain-lain 360.262.592 278.736.770

Jumlah 495.887.624 364.954.467

(26)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

23

15. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 berdasarkan laporan dari Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo adalah sebagai berikut:

Persentase

Pemegang Saham Jumlah Saham Pemilikan Jumlah

Anemone Continental S.A. BVI 949.000.000 59,54% 94.900.000.000 CGMI 1 Client Segreagated Secs 405.000.000 25,41% 40.500.000.000 PT Grahatama Kreasi Baru 127.500.000 8,00% 12.750.000.000 Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama) 10.000.000 0,63% 1.000.000.000 Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) 5.000.000 0,31% 500.000.000 Diana Solaiman (Direktur) 3.500.000 0,22% 350.000.000 Karel Patipeilohy (Komisaris) 1.000.000 0,06% 100.000.000

Lain-lain 93.000.000 5,83% 9.300.000.000

Jumlah 1.594.000.000 100,00% 159.400.000.000

Susunan pemegang saham dan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007 berdasarkan laporan dari Biro Administrasi Efek PT Adimitra Transferindo adalah sebagai berikut:

Persentase

Pemegang Saham Jumlah Saham Pemilikan Jumlah

Anemone Continental S.A. BVI 949.000.000 59,54% 94.900.000.000 Premiere Estate Limited BVI 405.000.000 25,41% 40.500.000.000 PT Grahatama Kreasi Baru 127.500.000 8,00% 12.750.000.000 Agoes Soelistyo Santoso (Direktur Utama) 10.000.000 0,63% 1.000.000.000 Patrick Santosa Rendradjaja (Direktur) 5.000.000 0,31% 500.000.000 Diana Solaiman (Direktur) 3.500.000 0,22% 350.000.000 Karel Patipeilohy (Komisaris) 1.000.000 0,06% 100.000.000

Lain-lain 93.000.000 5,83% 9.300.000.000

Jumlah 1.594.000.000 100,00% 159.400.000.000

(27)

24

16. PENDAPATAN USAHA

Rincian pendapatan usaha terdiri dari:

2008 2007

Kamar 7.510.682.706 4.426.565.356

Makanan dan minuman 2.198.296.504 1.328.959.639

Telepon 20.295.855 54.353.126

Lainnya 391.691.603 371.115.962

Jumlah 10.120.966.668 6.180.994.083

Tidak terdapat penjualan sebesar 10% atau lebih kepada pihak tertentu.

17. BEBAN DEPARTEMENTALISASI

Rincian beban departementalisasi adalah sebagai berikut:

2008 2007

Beban Langsung:

Makanan dan minuman 652.527.221 395.675.857

Telepon 9.674.353 21.017.211

Departemen lainnya 155.741.066 153.377.225

Jumlah Beban Langsung 817.942.640 570.070.293

Gaji dan Beban Pegawai Lainnya 735.092.256 605.923.245

Beban Departemen Lainnya:

Perlengkapan 202.897.566 139.821.652

Binatu 137.326.100 137.481.106

Peralatan kantor 38.795.121 20.715.218

Musik dan jamuan 37.631.949 62.346.569

Lain-lain 526.870.895 313.792.685

Jumlah Beban Departemen Lainnya 943.521.631 674.157.230

Jumlah 2.496.556.527 1.850.150.768

(28)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

25

18. BEBAN USAHA

Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:

2008 2007

Beban Umum dan Administrasi:

Pemeliharaan dan listrik 942.430.566 584.633.400

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 820.952.312 781.496.390

Representasi dan jamuan 38.745.050 57.960.509

Lain-lain 956.437.025 661.697.970

Jumlah Beban Umum dan Administrasi 2.758.564.953 2.085.788.269

Beban Penjualan:

Promosi dan iklan 447.695.568 185.840.343

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 118.875.903 60.926.147

Jumlah Beban Penjualan 566.571.471 246.766.490

Jumlah 3.325.136.424 2.332.554.759

19. BEBAN USAHA PEMILIK

Rincian beban usaha pemilik adalah sebagai berikut:

2008 2007

Gaji, upah dan tunjangan karyawan 1.606.454.817 837.929.319 Penyisihan piutang ragu-ragu (lihat Catatan 5) 26.155.436 -

Representasi dan jamuan 8.021.050 4.291.350

Pajak - 15.575.344

Lain-lain 1.240.358.244 417.204.351

Jumlah 2.880.989.547 1.275.000.364

20. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN

Perusahaan mencatat penyisihan imbalan kerja untuk karyawannya yang telah mencapai usia pensiun yaitu 55 tahun sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Imbalan kerja tersebut yang tidak didanai.

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban penyisihan imbalan kerja yang diakui di laporan laba rugi dan penyisihan imbalan kerja yang diakui di neraca berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT. Dian Artha Tama, aktuaris independen, berdasarkan laporannya pada tanggal 27 Januari 2009 untuk tahun 2008 dan 19 Februari 2008 untuk tahun 2007.

(29)

26

20. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN (lanjutan)

a. Beban penyisihan imbalan kerja karyawan - bersih

2008 2007

Biaya jasa kini 76.827.932 97.407.922

Biaya bunga 66.552.205 45.427.410

Amortisasi atas kerugian/

(keuntungan) aktuarial (23.674.080) (26.616.597)

Amortisasi atas penyesuaian akibat perbedaan antara asumsi

aktuarial dan kenyataan 323.036 323.036

Beban penyisihan imbalan kerja karyawan 120.029.093 116.541.771

b. Kewajiban imbalan kerja karyawan

2008 2007

Nilai kini kewajiban imbalan kerja karyawan 412.730.994 511.940.038 Keuntungan aktuarial yang belum diakui 533.114.371 313.876.234

Kewajiban imbalan kerja karyawan 945.845.365 825.816.272

c. Mutasi kewajiban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008 2007

Saldo awal tahun 825.816.272 709.274.501

Beban penyisihan imbalan kerja tahun berjalan 120.029.093 116.541.771

Saldo akhir tahun 945.845.365 825.816.272

Asumsi dasar yang digunakan Perusahaan dalam menentukan kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

2008 2007

Tingkat diskonto : 13% per tahun 10% per tahun

Tingkat kenaikan upah (gaji) : 8% per tahun 8% per tahun Tingkat kematian : Commissioner’s Standard Commissioner’s Standard

Ordinary -1980 Ordinary -1980

(30)

PT INDONESIAN PARADISE PROPERTY Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2008

Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2007 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

27

21. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING

Saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing serta konversinya ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata beli dan jual uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

2008

Mata Uang Konversi ke

Asing Mata Uang Rupiah

Aset

Kas dan bank US$ 7.728 84.622.258

2007

Mata Uang Konversi ke

Asing Mata Uang Rupiah

Aset

Kas dan bank US$ 7.839 73.841.569

22. IKATAN DAN PERJANJIAN PENTING

a. Perjanjian Lisensi Merek Usaha dan Merek Dagang (Tradename and Trademark License Agreement) Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan menandatangani perjanjian lisensi merek usaha dan

merek dagang (Tradename and Trademark License Agreement) dengan PT Harris International Management (HIM), Jakarta, untuk penggunaan merek dagang dan logo Harris pada pengoperasian hotel milik Perusahaan yang berlokasi di Jalan Dewi Sartika, Tuban, Bali, untuk periode 15 tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang untuk tiap periode 5 tahun berikutnya, sehingga nama hotel menjadi Harris Hotel Tuban-Bali. Atas lisensi yang diberikan, Perusahaan akan membayar biaya lisensi berupa royalti kepada HIM sebesar 1,5% dari total pendapatan hotel setelah dikurangi pajak pembangunan dan service charge.

b. Perjanjian Konsultan Manajemen (Management Consulting Agreement)

Pada tanggal 1 Oktober 2002, Perusahaan juga telah menandatangani perjanjian konsultan manajemen (Management Consulting Agreement) dengan HIM berupa penunjukkan HIM selaku konsultan tunggal dan khusus untuk pemberian jasa konsultan manajemen pada Perusahaan dalam pengoperasian Haris Resort Tuban-Bali. Jasa konsultan manajemen hotel meliputi wewenang perekrutan, reservasi dan promosi, program pra-pembukaan dan jasa lainnya. Perusahaan akan membayar jasa konsultan manajemen yang dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari laba usaha (Gross Operating Profit). Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan dapat diperpanjang 5 tahun berikutnya dengan kesepakatan masing-masing pihak.

Beban royalti lisensi (lihat Catatan 22a) dan jasa konsultan manajemen (lihat Catatan 22b) untuk tahun 2008 adalah sebesar Rp 184.234.323 dan untuk tahun 2007 sebesar Rp. 149.989.156.

(31)

28

23. INFORMASI SEGMEN USAHA

Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, Perusahaan menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer yang terdiri dari usaha kamar hotel, makanan dan minuman, serta operasional lainnya. Informasi menurut segmen usaha adalah sebagai berikut:

2008

Kamar Makanan dan Operasional Tidak dapat

Hotel Minuman Lainnya Dialokasikan Jumlah

Pendapatan usaha 7.510.682.706 2.198.296.504 411.987.458 - 10.120.966.668

Hasil segmen (laba kotor) 6.259.872.363 1.122.173.365 242.364.413 - 7.624.410.141

Beban usaha - - - (7.925.309.201) (7.925.309.201 )

Laba (rugi) usaha 6.259.872.363 1.122.173.365 242.364.413 (7.925.309.201) (300.899.060)

Laba penjualan penyertaan

dalam bentuk saham - - - 2.764.008.256 2.764.008.256

Bagian perusahaan atas

rugi bersih

Perusahaan Asosiasi - - - 1.743.869.108 1.743.869.108

Penghasilan bunga - - - 6.031.009 6.031.009

Penyisihan penurunan

nilai efek-efek - - - (3.656.472.928) (3.656.472.928 )

Rugi selisih kurs - bersih - - - (4.371.545) (4.371.545 )

Lain-lain - - - 945.589.073 945.589.073

Penghasilan lain-lain - bersih - - - 1.798.652.973 1.798.652.973

Laba (rugi) sebelum manfaat

Pajak penghasilan

Tangguhan 6.259.872.363 1.122.173.365 242.364.413 (6.126.656.228) 1.497.753.913 Manfaat pajak penghasilan

Tangguhan - - - 266.830.566 266.830.566 Laba bersih 6.259.872.363 1.122.173.365 242.364.413 (5.859.825.662) 1.764.584.479 Informasi lainnya Aset segmen - - - 116.905.657.390 116.905.657.390 Kewajiban segmen - - - 3.008.372.171 3.008.372.171

Perolehan aset tetap - - - 2.971.173.370 2.971.173.370

Gambar

Tabel berikut ini merangkum komponen-komponen atas beban penyisihan imbalan kerja yang diakui di  laporan laba rugi dan penyisihan imbalan kerja yang diakui di neraca berdasarkan penilaian aktuaria yang  dilakukan oleh PT

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis terkait pengaruh labeling siswa IPS terhadap perilaku menyimpang di SMA Negeri 1 Sekaran, penulis akan

Approaches to Learning and Studying Inventory (ALSI) merupakan salah satu instrumen versi singkat yang digunakan untuk mengukur pendekatan belajar mahasiswa.. Penelitian ini

Dan aku berkata malam itu, "Jika kita pernah memiliki kesempatan untuk membangun sebuah bangunan di Denver, saya berharap kita memiliki keberanian, imajinasi, keberuntungan

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regersi linier berganda yang berguna untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari kepemilikan

4.1. Paling tidak, semua aktivitas penangkapan ikan, pendaratan, dan pengolahan yang dilaksanakan oleh Nelayan yang Terdaftar untuk spesies-spesis yang masuk dalam cakupan

ruangan. Sedangkan pada kenyataannya di bagian unit pengelolaan kearsipan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda tidak memiliki pemeliharaan khusus untuk arsip,

Model atom sebelumnya dilukiskan sepertinya hanya sistem tata surya, dengan matahari sebagai pusat dari sistem tata surya. Inti atom yang bermuatan positif berada dipusat atom