• Tidak ada hasil yang ditemukan

dr. Agustina Tri P. Sp.KK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dr. Agustina Tri P. Sp.KK"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar Pustaka

• Fitzpatrick's Dermatology, Ninth Edition • Panduan Praktik Klinik PERDOSKI thn 2017

(3)

1.Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan bercak putih dan gatal-gatal di punggung bila berkeringat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan papul folikular berbentuk kubah, ukuran 2-3mm disertai central delle. Pemeriksaan lampu Wood memberi fluoresensi kuning-hijau.

Pemeriksaan histopatologis menunjukkan dilatasi ostium folikel rambut yang berisi spora dikelilingi sel radang. Kemungkinan diagnosis pasien tersebut: a. Folikulitis Malassezia

b. Moluskum Contangiosum c. Candidiasis Kutan

d. Tinea Corporis e. Acne Vulgaris

(4)

Malassezia Folikulitis

• Merupakan radang pada folikel pilosebasea yang disebabkan oleh genus Malassezia

• Lesi biasanya terdapat di dada, punggung, leher, dan lengan, berupa papul eritematosa atau pustul perifolikular berukuran 2-3 mm

• Gatal lebih sering dijumpai dibandingkan pada pitiriasis versikolor. Penyakit ini kadang

dijumpai bersamaan dengan akne vulgaris yang rekalsitran, dermatitis seboroik dan pitiriasis versikolor

(5)

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan langsung dengan memakai larutan KOH 20%. Spesimen berasal dari bagian dalam isi pustul, papul atau papul komedo yang diambil menggunakan ekstraksi komedo

• Hasil positif apabila didapatkan hasil +3 atau +4 berdasarkan grading jumlah spora per lapangan pandang besar mikroskop

• Grading spora:

 +1: 1-2 spora tersebar, tidak berkelompok

 +2: 2-6 spora dalam kelompok atau 3-12 spora tersebar  +3: 7-12 spora dalam kelompok atau 13-20 spora tersebar  +4: >12 spora dalam kelompok atau >20 spora tersebar

(6)

2. Pada pemeriksaan

histopatologis ditemukan ostium folikel melebar dan bercampur dengan materi keratin

• Dapat terjadi ruptur dinding

folikel sehingga terlihat respons radang campuran dan sel datia benda asing

(7)
(8)

2. Seorang laki- laki usia 50 tahun datang ke poli kulit dengan keluhan kuku kaki kanan rusak pada jari ke 2 dan 3. Kuku rusak sejak 5 tahun yang lalu. Pasien bekerja di WC umum dan selalu menggunakan kaos kaki dan sepatu tertutup kurang lebih 11 jam. Pemeriksaan klinis

didapatkan hiperkeratosis subungual dan onikolisis serta warna kuku jari ke 2 dan 3 kaki kanan kekuningan. Pada pemeriksaan KOH 30% didapatkan konidia Scopulariopsos. Pilihan terapi penyakit diatas adalah

a. Terbinafin 250 mg/hari selama 6 bulan b. Flukonazol 150 mg/hari selama 3 bulan c. Itrakonazol 200 mg/hari selama 3 bulan d. Ketokonazol 100 mg/hari selama 3 bulan e. Itrakonazole 200 mg/hari selama 6 bulan

(9)

• Onikomikosis merujuk pada semua infeksi pada kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita, jamur nondermatofita, atau ragi (yeasts)

• Dapat mengenai kuku tangan maupun kuku kaki, dengan bentuk klinis: - Onikomikosis subungual proksimal (OSP)

- Onikomikosis subungual distal lateral (OSDL) - Onikomikosis superfisial putih (OSP)

- Onikomikosis endoniks (OE)

- Onikomikosis distrofik totalis (ODT)

- Klinis dapat ditemui distrofi, hiperkeratosis, onikolisis, debris subungual, perubahan warna kuku, dengan lokasi sesuai bentuk klinis

(10)
(11)

3.Jenis jamur penyebab tinea kapitis yang dapat menimbulkan

perubahan fluoresensi kuning kehijauan pada pemeriksaan lampu Wood adalah a. Microsporum canis b. Microsporum gypseum c. Trichopyton tonsuran d. Epydermophyton flocusum e. Trichopyton mentagrophytes

(12)

Tinea Kapitis

• Terdapat tanda kardinal untuk menegakkan diagnosis tinea kapitis2:

- Populasi risiko tinggi

- Terdapat kerion atau gejala klinis yang khas berupa

skuama tipikal, alopesia dan pembesaran kelenjar getah bening.

- Tanda kardinal tersebut merupakan faktor prediksi kuat untuk tinea kapitis

(13)

• Noninflammatory, human, atau epidemic type

(“grey patch”)

- Inflamasi minimal, rambut pada daerah terkena berubah warna menjadi abuabu dan tidak

berkilat, rambut mudah patah di atas permukaan skalp.

- Lesi tampak berskuama, hiperkeratosis, dan berbatas tegas karena rambut yang patah - Berfluoresensi hijau dengan lampu Wood

(14)

• Inflammatory type, kerion

- Biasa disebabkan oleh patogen zoofilik atau geofilik

- Spektrum klinis mulai dari folikulitis pustular hingga furunkel atau kerion

- Sering terjadi alopesia sikatrisial

- Lesi biasanya gatal, dapat disertai nyeri dan limfadenopati servikalis posterior

- Fluoresensi lampu Wood dapat positif pada spesies tertentu

(15)

• “Black dot”

- Disebabkan oleh organisme endotriks antropofilik - Rambut mudah patah pada permukaan skalp,

meninggalkan kumpulan titik hitam pada daerah alopesia (black dot)

- Kadang masih terdapat sisa rambut normal di antara alopesia

(16)

• Favus

- Bentuk yang berat dan kronis berupa plak eritematosa perifolikular dengan skuama

- Awalnya berbentuk papul kuning kemerahan yang kemudian membentuk krusta tebal berwarna

kekuningan (skutula)

- Skutula dapat berkonfluens membentuk plak besar dengan mousy odor

- Plak dapat meluas dan meninggalkan area sentral yang atrofi dan alopesia.

(17)
(18)

4.Gambaran karakteristik yang tampak pada pemeriksaan histopatologis kasus Sporotrikosis antara lain

a. Granul

b. Badan asteroid c. Badan muriformis d. Granuloma fish-tank

(19)

Sporotrikosis

• Diawali nodus dermis yang pecah menjadi ulkus

• Pada bentuk limfokutan terjadi pembesaran kelenjar getah bening, kulit dan jaringan subkutis di atas nodus sering melunak dan pecah

membentuk ulkus indolen mengikuti garis aliran limfa

• Pada bentuk kutaneus menetap terbentuk plak eritematosa yang tidak nyeri. Plak dapat menjadi verukosa dan mengalami ulserasi

• Dapat memiliki lesi satelit

• Umumnya memberikan respon baik dengan pengobatan dan jarang mengancam nyawa kecuali pada meningitis sporotrikosis dan

(20)
(21)
(22)

5.Kelainan apa pada neonatus yang bersifat sementara dan dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih Malassezia sp.?

a. Milia

b. Benign cephalic pustulosis c. Sebaceous gland hyperplasia d. Erythema toxicum neonatorum

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)

6.Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang dengan keluhan bercak kecokelatan, sebagian berwarna abu-abu kehitaman pada salah satu telapak tangan. Pasien sering bepergian ke suatu tempat. Tidak ada rasa nyeri atau gatal. Pada

pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH ditemukan hifa dan spora. Biakan pada media SDA+Sikloheksamid+kloramfenikol, tumbuh koloni. Obat apa yang paling tepat untuk kasus tersebut?

a. Krim naftifin b. Salep Whitfield c. Krim tolnafat

d. Solusio propilenglikol 50% e. Krim asam undesilinat

(28)
(29)

7.Seorang petani 40 tahun mengeluh adanya bercak di kaki kanan.

Terdapat riwayat menginjak duri. Pada kaki kanan dijumpai plak verukosa berukuran besar dan di sekitarnya eritem. Pemeriksaan histopatologis

ditemukan gambaran kelompok sel berpigmen coklat (copper pennies). Diagnosis apa pada kasus tersebut?

a. Kromoblastomikosis b. Sporotrikosis

c. Lobomikosis d. Misetoma e. Aspergilosis

(30)

Kromoblastomikosis

• Pada tempat inokulasi timbul nodus verukosus kutan yang perlahan membentuk vegetasi papiloma besar

• Dapat pula lesi menyerupai plak dengan tengah yang atrofik • Tempat predileksi: tungkai, kaki, lengan dan tubuh bagian atas

• Pada sediaan KOH kerokan kulit, dapat ditemui sel muriform (badan/sel sklerotik berpigmen)

• Kromoblastomikosis merupakan mikosis kronik yang resisten pada banyak pengobatan dan cenderung relaps

(31)
(32)

8.Seorang pria 43 tahun mengeluh bintil dan koreng tidak nyeri di lengan bawah

sejak 1 tahun. Klinis dijumpai granuloma dengan ulserasi dikelilingi nodus

multipel. Pemeriksaan Gram dan KOH tidak ditemukan koloni kupang.

Pemeriksaan histopatologis ditemukan mikroabses neutrofik dan ragi berbentuk lonjong dikelilingi massa eosinofilik. Apa diagnosis kasus tersebut?

a. Aktirnomisetoma b. Eumisetoma

c. Sporotrikosis. d. Zigomikosis

(33)

9.Seorang perempuan 20 tahun mengeluh muncul bercak merah gatal di tungkai kanan sejak 2 minggu. Pasien mempunyai kebiasaan mencukur rambut tungkai bawah. Pemeriksaan fisik dijumpai papul dan nodus yang bergabung menjadi plak bentuk anular dengan skuama di atasnya.

Pemeriksaan KOH ditemukan hifa panjang bersepta. Apakah diagnosis kerja kasus ini?

a. Kandidosis kutis

b. Dermatitis numularis c. Granuloma Majocchi

d. Eritema anulare centrifugum

(34)

TINEA KORPORIS

• Anamnesis : ruam yang gatal di badan, ekstremitas atau wajah

• Pemeriksaan fisik :

- Mengenai kulit berambut halus, keluhan gatal terutama bila berkeringat, dan secara klinis tampak lesi berbatas tegas, polisiklik, tepi aktif karena tanda radang lebih jelas, dan polimorfi yang terdiri atas eritema, skuama, dan kadang papul dan vesikel di tepi, normal di tengah (central healing)

(35)
(36)

10.Laki-laki 32 tahun mengeluh kedua telapak kaki bersisik yang

menyebar sampai ke medial dan lateral kaki. Sebelumnya lesi berupa vesikel yang cepat pecah menjadi sisik berbentuk kolaret. Kelainan serupa juga dijumpai di telapak tangan kanan. Apa diagnosis kasus tersebut?

a. Tinea pedis moccasin type and bullous type b. Tinea pedis vesikobullous type

c. Two feet one hand syndrome d. Tinea pedis ulcerative type e. Tinea pedis interdigital type

(37)

TINEA PEDIS

• Anamnesis :

- Gatal di kaki terutama sela-sela jari. Kulit kaki bersisik, basah dan mengelupas

(38)

• Tipe interdigital (chronic intertriginous type) - Bentuk klinis yang paling banyak dijumpai

- Terdapat skuama, maserasi dan eritema pada daerah interdigital dan subdigital kaki, terutama pada tiga jari lateral

- Pada kondisi tertentu, infeksi dapat menyebar ke telapak kaki yang berdekatan dan bagian dorsum pedis

- Oklusi dan ko-infeksi dengan bakteri dapat

menyebabkan maserasi, pruritus, dan malodor (dermatofitosis kompleks atau athlete’s foot)

(39)

• Tipe hiperkeratotik kronik

- Klinis tampak skuama difus atau setempat, bilateral, pada kulit yang tebal (telapak kaki, lateral dan medial kaki), dikenal sebagai “moccasin-type.”

- Dapat timbul sedikit vesikel, meninggalkan skuama kolaret dengan diameter kurang dari 2 mm

- Tinea manum unilateral umumnya berhubungan dengan tinea pedis hiperkeratotik sehingga terjadi “two feet-one hand syndrome”

(40)

• Tipe vesikobulosa

- Klinis tampak vesikel tegang dengan diameter lebih dari 3 mm, vesikopustul, atau bula pada kulit tipis telapak kaki dan

periplantar

- Jarang dilaporkan pada anak-anak

• Tipe ulseratif akut

- Terjadi ko-infeksi dengan bakteri gram negatif menyebabkan vesikopustul dan daerah luas dengan ulserasi purulen pada permukaan plantar

(41)
(42)

11.Mekanisme kerja sebum

sebagai agen pertahanan tubuh nonspesifik terhadap dermatofita bersifat: a. Lipofilik b. Keratolitik c. Proteolitik d. Fungisidal e. Fungistatik

(43)

12.Obat antijamur topikal yang ideal hendaknya menunjukan sifat sebagai berikut

a. Berspektrum luas b. Bersifat fungistatik

c. Tersedia satu satu jenis formulasi d. Tidak memiliki efek anti-inflamasi e. Pemakaian lebih dari 2 kali sehari

(44)

13.Jamur penyebab utama morbiditas dan mortalitas pasien AIDS adalah a. Sporothrix schenckii b. Penicillium Marneffei c. Coccidiodes immitis d. Histoplasma capsulatum e. Cryptococcus neoforman

(45)
(46)

Kriptokokosis

• Kriptokokosis merupakan

penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur Criptococcus

neoformans

• Manifestasi klinis yang tersering adalah meningoensefalitis

• Lesi kulit muncul pada 10% kasus

• Terdapat bentuk subklinikal, dengan hasil tes kulit positif

(47)

• Lesi kutaneus tidak

patognomonik, seperti papul atau pustul akneiformis yang

berkembang menjadi nodul atau plak krusta tidak rata, vegetasi, ulkus, dan infiltrat

• Abses dingin, selulitis, dan lesi noduler juga dapat muncu

• Inokulasi langsung pada kulit memberikan gambaran nodul

soliter yang kemudian pecah dan menjadi ulkus

• Biasa disertai dengan limfadenopati lokal

(48)

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan mikroskop dengan tinta India

2. Kultur jika diperlukan

3. Tes serologi jika diperlukan 4. Latex agglutination atau

enzyme-linked immunosorbent assay1

(49)
(50)

14.Apakah jenis dermatitis kontak iritan yang paling sering dijumpai pada kasus penyakit kulit akibat kerja?

a. Dermatitis friksional

b. Dermatitis kontak iritan tipe pustular c. Dermatitis kontak iritan tipe kumulatif d. Dermatitis kontak iritan tipe traumatik e. Delayed acute irritant contact dermatitis

(51)

Dermatitis Kontak Iritan

• Dermatitis kontak iritan (DKI) adalah inflamasi pada kulit, akibat respons terhadap pajanan bahan iritan, fisik, atau biologis yang kontak pada kulit, tanpa dimediasi oleh respons imunologis

(52)

Klasifikasi

1. Subjective irritancy 2. Irritant reaction

3. Suberythematous irritation 4. DKI akut

5. Delayed acute irritancy 6. DKI kronik (kumulatif) 7. Frictional dermatitis 8. Traumatic reactions

9. Pustular/acneiform reactions 10. Asteatotic irritant eczema

Klinis

• Terdapat riwayat pajanan dan hubungan temporal dengan bahan iritan

• Tangan adalah lokasi tersering, diikuti wajah, dan kaki

• Gejala subyektif berupa rasa gatal, terbakar/nyeri

• Sajian klinis bergantung pada jenis iritan dan pola pajanan

• Biasanya disertai kulit kering atau gangguan sawar kulit

• Bila pajanan dihentikan maka lesi membaik

• Seringkali berhubungan dengan pekerjaan/lingkungan pekerjaan

(53)
(54)
(55)

15.Pada dermatitis atopik, terjadi kerusakan sawar epidermal karena pajanan sawar protease. Darimana bahan tersebut berasal?

a. Virus Herpes Simplek b. T. rubrum

c. M. furfur d. S. aureus

(56)

DERMATITIS ATOPI

• Peradangan kulit yang bersifat kronis berulang, disertai rasa gatal, timbul pada tempat predileksi tertentu dan berhubungan dengan penyakit atopi lainnya, misalnya rinitis alergi dan asma bronkial

• Terdapat 2 bentuk DA, yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Bentuk ekstrinsik didapatkan pada 70-80% pasien DA. Pada bentuk ini terjadi sensitisasi terhadap alergen lingkungan disertai serum IgE yang meningkat

(57)

Hill dan Sulzberger membagi dalam 3 fase 1. Fase bayi (usia 0-2 tahun)

• Bentuk lesi: lesi akut, eritematosa, papul, vesikel, erosi, eksudasi/oozing dan krusta

• Lokasi lesi: kedua pipi, kulit kepala, dahi, telinga, leher dan badan dengan bertambah usia, lesi dapat mengenai bagian ekstensor ekstremitas.

2. Fase anak (usia 2 tahun-pubertas)

• Bentuk lesi: lesi subakut, lebih kering, plak eritematosa, skuama, batas tidak tegas dapat disertai eksudat, krusta dan ekskoriasi.

• Lokasi lesi: distribusi lesi simetris, di daerah fleksural pergelangan tangan, pergelangan kaki, daerah antekubital, popliteal, leher dan infragluteal.

3. Fase dewasa

• Bentuk lesi: lesi kronik, kering, papul/plak eritematosa, skuama dan likenifikasi.

• Lokasi lesi: lipatan fleksural, wajah, leher, lengan atas, punggung serta bagian dorsal tangan, kaki, jari tangan dan jari kaki

(58)
(59)

• Kriteria yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis

yaitu kriteria William dan kriteria Hanifin-Rajka: 3 kriteria major dan 3 minor (kriteria Wiliam untuk PPK 1 dan PPK 2, kriteria Hanifin-Rajka untuk PPK 3)

• Penilaian derajat keparahan DA dengan indeks SCORAD

sedangkan untuk penilaian DA pada penelitian epidemiologi menggunakan TIS

(60)
(61)

16.Modifikasi dimethylol dihydroxyethyleneurea saat ini menjadi bahan kimia pilihan yang sedikit melepaskan formaldehid, sehingga lebih aman untuk penderita dermatitis kontak alergi pada produk sebagai berikut : a. Plastik b. Cat kayu c. Semen bangunan d. Tekstil e. Kertas

(62)

Dermatitis Kontak Alergi

• Dermatitis kontak alergi (DKA) ialah dermatitis yang terjadi akibat pajanan dengan bahan alergen di luar tubuh, diperantai reaksi

hipersensitivitas tipe 4 (Coombs dan Gel) • Klasifikasi:

1. DKA lokalisata 2. DKA sistemik

(63)

Klinis

• Riwayat terpajan dengan bahan alergen

• Terjadi reaksi berupa dermatitis, setelah pajanan ulang dengan alergen tersangka yang sama

• Bila pajanan dihentikan maka lesi akan membaik

• Gambaran klinisnya polimorfik, sangat bervariasi bergantung stadiumnya: 1. Akut: eritema, edema, dan vesikel

2. Subakut: eritema, eksudatif (madidans), krusta 3. Kronik: likenifikasi, fisura, skuama

• Lesi dapat juga non-eksematosa, misalnya: purpurik, likenoid, pigmented, dan limfomatoid

• Gejala subyektif berupa rasa gatal

• Pada DKA lokalisata, lesi berbatas tegas dan berbentuk sesuai dengan bahan penyebab

• Pada DKA sistemik, lesi dapat tersebar luas/generalisata

(64)
(65)
(66)

17.Pembacaan hasil uji tempel pada alergen tertentu di bawah ini dapat memerlukan waktu hingga hari ke-7 :

a. Kobal

b. Balsam Peru c. Neomisin d. Primin e. Kliokinol

(67)
(68)

18.Apa faktor pencetus terjadinya dermatitis popok? a. Menurunnya pH kulit

b. Superinfeksi dengan virus HPV c. Kontak dengan proteolitik fecal

d. Kontak dengan enzim digestif lipofilik

(69)

DERMATITIS POPOK

• Dermatitis popok (napkin

dermatitis, diaper dermatitis) adalah dermatitis akut yang terjadi di daerah genitokrural sesuai dengan tempat kontak popok (bagian cembung)

terutama dijumpai pada bayi akibat memakai popok

• Riwayat perjalanan penyakit: kontak lama dengan popok basah (urin/feses)

(70)

• Tempat predileksi: bokong, area perianal, genital, paha bagian dalam dan daerah pinggang,

sesuai dengan area kontak popok • Pada anak frekuensi tertinggi pada

usia 9-12 bulan dan 12-24 bulan • Makula eritematosa, berbatas

agak tegas (bentuk mengikuti bentuk popok yang berkontak, mons pubis, skrotum pinggang

dan perut bagian bawah), disertai papul, vesikel, pustul, erosi,

maserasi ringan dan eskoriasi

• Pada stadium lanjut gambaran klinis lebih berat (Jacquet’s

dermatitis) dapat menjadi erosi, nodul, infiltrat dan ulserasi

• Bila terinfeksi jamur kandida (biasanya harus dipikirkan bila sudah lebih dari 3 hari) tampak plak eritematosa (merah cerah), lesi lebih basah disertai maserasi, berbatas tegas, didaerah tepi lesi terdapat papul, pustul, kadang terdapat lesi satelit

(71)
(72)

19.Seorang laki-laki, usia 22 tahun, datang dengan keluhan bentol yang gatal dan hilang timbul di hampir seluruh badan sejak 2 bulan. Bentol pertama kali muncul saat pasien menderita demam dan dapat hilang beberapa saat kemudian setelah demam turun. Satu minggu yang lalu, saat pasien demam tinggi, wajah pasien

bengkak disertai sakit kepala dan pasien sempat pingsan hingga dibawa ke Rumah Sakit. Pada saat datang periksa, tidak didapatkan lesi pada pemeriksaan fisik.

Apakah diagnosis yang paling tepat untuk kasus di atas? a. Anafilkasis

b. Urtikaria kontak c. Urtikaria kolinergik d. Urtikaria adrenergik e. Local heat urticaria

(73)

URTIKARIA

• Urtikaria adalah suatu penyakit kulit yang ditandai dengan adanya urtika berbatas tegas, dikelilingi oleh daerah berwarna kemerahan, dan terasa gatal. Urtikaria dapat terjadi dengan atau tanpa angioedema

• Urtika terdiri atas tiga gambaran klinis khas, yaitu: (i) edema di bagian sentral dengan ukuran bervariasi, hampir selalu dikelilingi oleh eritema, (ii) disertai oleh gatal atau kadang sensasi seperti terbakar, dan (iii) berakhir cepat, kulit kembali ke kondisi normal biasanya dalam waktu 1-24 jam

(74)
(75)
(76)

20.Seorang Laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan bercak merah di lutut

disertai gatal, rasa terbakar, demam, dan malaise sejak 2 hari yang lalu. Keluhan muncul sekitar 12 jam setelah minum obat tetrasiklin. Sebelumnya pasien

pernah mengeluhkan hal yang sama pada area yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan plak eritematus dengan epidermal wringkling. Kemungkinan diagnosis pasien tersebut adalah:

a. Fixed drug eruption

b. Exantemathous drug eruption

c. Drug reaction with eosinophilia and systemic symptoms d. Drug-induced hypersensivifity syndrome

(77)
(78)

21.Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin

dengan keluhan rambut rontok sejak sekitar 9 bulan. Pasien sedang menjalani diet ketat sejak 1 tahun terakhir namun tanpa didampingi oleh ahli gizi. Dari

pemeriksaan didapatkan densitas rambut berkurang namun masih dijumpai rambut halus yang baru tumbuh. Pemeriksaan dengan pull test positif, ditemukan bulbus pada bagian akar rambut. Pemeriksaan laboratorium mikronutrient tambahan apa yang dapat dilakukan pada kasus pasien tersebut?

a. Litium b. Yodium c. Natrium d. Mangan e. Zat besi

(79)
(80)

22.Prosedur esensial untuk mendiagnosis siklus kerontokan rambut? a. Pull test

b. Trichogram

c. Hair sheding count

d. Pemeriksaan kadar ferritin e. Pemeriksaan kadar tiroksin

(81)
(82)

23.Kondisi bagaimana yang dapat menebabkan munculnya gambaran klinis pada rambut berupa flag sign?

a. Pelagra

b. Marasmus c. Kwarsiorkor

d. Kekurangan vitamin A e. Kekurangan asam folat

(83)
(84)

24.Kelainan rambut berupa flag sign merupakan kelainan rambut yang berhubungan dengan a. Pellagra b. Marasmus c. Kwasiorkor d. Kekurangan vitamin A e. Kekurangan asam folat

(85)
(86)

25.Manifestasi klinis pada vitiligo yang menunjukkan hancurnya penyimpanan melanosit di dalam folikel rambut di dalam area makula depigmentasi, yang dapat memperkirakan respons buruk terhadap terapi adalah:

a. Canitis

b. Leucotrichia

c. Vitiligo ponctué d. Trichrome vitiligo

(87)

Vitiligo

• Vitiligo merupakan penyakit depigmentasi didapat pada kulit,

membran mukosa, dan rambut yang memiliki karakteristik lesi khas berupa makula berwarna putih susu (depigmentasi) dengan batas jelas dan bertambah besar secara progresif akibat hilangnya

(88)

Klinis

Anamnesis

• Timbul bercak putih seperti susu/kapur onset tidak sejak lahir • Tidak ada gejala subjektif, kadang sedikit terasa gatal

• Progresivitas lesi: dapat bertambah luas/menyebar, atau

lambat/menetap, kadang timbul bercak sewarna putih pada lesi tanpa diberikan pengobatan (repigmentasi spontan)

• Bisa didapatkan riwayat vitiligo pada keluarga (10-20%)

• Bisa didapatkan riwayat penyakit autoimun lain pada pasien atau keluarga (10-25%)

(89)

Pemeriksaan Fisik

Terdapat makula depigmentasi berbatas tegas dengan distribusi sesuai klasifikasi sebagai

berikut:

• Vitiligo nonsegmental

(VNS)/generalisata/vulgaris

- Merupakan bentuk vitiligo paling umum

- Lesi karakteristik berupa makula berwarna putih susu yang berbatas jelas, asimtomatik,

melibatkan beberapa regio tubuh, biasanya simetris

- VNS terdiri dari vitiligo akrofasial, vitiligo

mukosal, vitiligo universalis, dan vitiligo tipe campuran yang berhubungan dengan vitiligo segmental

(90)
(91)
(92)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitin akan dilakukan pada lingkungan kerja Sinar Mas Seluller yang berada pada Plaza Simpang Lima Semarang, pengambilan sample menggunakan metode kuantitatif dan data di

Motivasi ini timbul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar (sosial dan non- sosial) secara efektif. Motivasi ekstrinsik merupakan hal dan keadaan yang

Nasabah Kami sebelum mengeluarkan biaya Pengobatan. Beberapa pertanggungan menyatakan “Pengembalian Penuh” dan ini berarti bahwa klaim yang Memenuhi Syarat ditanggung sampai

Penerapan PTT pada padi sawah irigasi dengan cara tanam legowo dapat memberikan keuntungan dalam bentuk pendapatan dan hasil panen antara 20 - 30 % lebih

Dengan Penyuluh pertanian yang handal dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran dalam mencerdaskan kehidupan petani sehingga mampu meningkatkan daya saing partanian

Merupakan kegiatan yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung yang dilakukan oleh Apoteker dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam upaya untuk

Keluhan yang muncul sekarang adalah gatal pada kulit kaki diikuti dengan lesi.. berbentuk linier

Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan gambaran klinis tak khas, mirip dengan dermatitis kronik Diagnosis yang paling mendekati untuk pasien ini