• Tidak ada hasil yang ditemukan

dr. Agustina Tri P. Sp.KK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dr. Agustina Tri P. Sp.KK"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar Pustaka

• Fitzpatrick's Dermatology, Ninth Edition

• Panduan Praktik Klinik PERDOSKI thn 2017

• Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI

(3)

26. Tn. J, 30 tahun, adalah seorang tentara yang baru saja pulang dari latihan perang di luar negeri. Selama latihan perang sepatu pasien rusak sehingga barus berjalan di hutan tanpa alas kaki. Keluhan yang muncul sekarang adalah gatal pada kulit kaki diikuti dengan lesi

berbentuk linier dan berkelok-kelok. Kemudian pada sisi lain tampak lesi berbentuk terowongan. Pada inspeksi nampak gambaran berikut:

Diagnosis yang tepat untuk Tn. J adalah a. Cutaneous larva migrans

b. Cutaneous worm shadow c. Taeniasis

d. Strongioloidosis

(4)

Creeping Eruption

(Hookworm-related Cutaneous Larva

Migrans)

• Penyakit yang disebabkan oleh cacing tambang yang seharusnya hidup pada hewan, contohnya Ancylostoma

braziliense, Ancylostoma caninum, Uncinaria stenocephala, Bunostomum phlebotomum

• Klinis

1. Lesi kulit biasanya muncul dalam 1-5 hari setelah pajanan berupa plak eritematosa, vesikular berbentuk linear dan serpiginosa. Lebar lesi kira-kira 3 mm dengan panjang 15-20 cm. Lesi dapat tunggal atau multipel yang terasa gatal bahkan nyeri

2. Predileksi kelainan ini pada kaki dan bokong

3. Karena infeksi ini memicu reaksi inflamasi eosinofilik, pada beberapa pasien dapat disertai dengan wheezing, urtikaria,

(5)
(6)

27. Diagnosis banding yang paling dekat dengan

cutaneous larva migrans terutama jika ditemukan

banyak terowongan pada kulit adalah

a. Scabies

b. Tinea barbae

c. Acne manus

d. Kandidiasis manus

e. Frambusia

(7)

28. Etiologi dari cuteanous larva migrans

adalah?

a. Ancylostoma caninum

b. Schisostoma mansonii

c. Taenia saginata

d. Shicostoma mansoni

e. Loa-loa

(8)

29. Tatalaksana pada cutaneous larva migrans

adalah

a. Thiabendazole 250-300 mg/hari

b. Thiabendazole 5-10 mg/kgbb/hari

c. Ivermectine per oral 200 ug/kg single dose

d. Ivermectinve injeksi 20 mg/kg single dose

e. Ivermectine topikal 2x sehari

(9)

30. Tn. D, 45 tahun adalah seorang peternak sapi.

Datang ke dokter dnegan keluhan karena

bentol-bentol di tangan. 3 hari lalu terbentol-bentol di tangan

kemudian berubah menjadi besar dan berisi

cairan jernih yang kemudian berdarah. Pada

pemeriksaan fisik ditemukan ulkus dengan eskhar

nekrotik kehitaman, disertai dengan edema non

pitting berwarna kecoklatan. Diagnosis yang tepat

untuk pasien ini adalah

a. Tinea manus

b. Scabies

c. Cutaneous larva migran

d. Anthraks

(10)
(11)

31. Gambaran khas antraks saluran napas pada foto thoraks adalah

a. Opasitas di apek paru b. Opasitas bilateral perifer c. Pelebaran mediastinum simetris d. Deviasi trakea e. Gambaran hiperlusen di lapang paru

• Gejala antraks inhalasi tidak spesifik

• Umumnya terjadi pada 5% dari kasus antraks

• Gejala yang umumnya muncul adalah panas, fatigue, malaise

• Demam dapat tinggi, menggigil, batuk kering, sesak napas, dan kolaps • Gambaran foto toraks

menunjukkan adanya pelebaran mediastinum yang simetris

(12)

32. Tatalaksana antraks

untuk anak-anak

adalah

a. Penicilin G

b. Siprofloksasin

c. Dioksisiklin

d. Streptomisin

e. Amoxicillin

(13)

33. Tn. K, 35 tahun adalah warga Baduy, datang

dengan keluhan benjolan pada kaki. Pada

pemeriksaan fisik nampak papul kemerahan yang

gatal, tumbuh besar seperti papilloma.

Permukaannya menyerupai bunga kol. Di

beberapa sisi nampak menjadi ulkus yang basah

dan mengeluarkan getah. Dasar ulkus mirip buah

stroberi. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini

adalah

a. Kutil Antraks

b. Frambusia

c. Kondyloma pedis

d. Kondyloma akuminata

e. Kondyloma barbae

(14)
(15)
(16)

34. Etiologi dari frambusia adalah

a. Treponema pertenue

b. Treponema pallidum

c. HSV

d. CMV

e. Staphylococcus aureus

(17)

35. Frambusia menular dari manusia ke manusia

dengan cara

a. Kontak langsung

b. Seksual

c. Fekal oral

d. Via vektor

e. Via reservoir

(18)

36. Pemeriksaan

penunjang untuk

frambusia adalah

a. Lapangan gelap

b. Lampu Wood

c. Lampu James

d. Sediaan basah

e. Sediaan KOH

(19)

37.Berikut ini yang

merupakan salah satu

contoh pioderma

sekunder adalah

a. Dermatitis

impetigenisata

b. Dermatitis kontak

c. Dermatofitosis

d. Crazy pavement

dermatosis

e. Pitriasis barbae

(20)

Pioderma Sekunder

• Pada kulit telah ada penyakit kulit yang lain

• Gambaran klinisnya tidak khas dan mengikuti

penyakit yang ada

• Jika penyakit kulit diserta pioderma sekunder

disebut impetignisata, contohnya dermatitis

impetigenisata, skabies impetigenisata

• Tanda impetigenisata ialah jika terdapat pus,

pustul, bula purulen, kusta berwarna kuning

kehijauan, pembesaran KGB regional,

(21)

38. Berikut ini yang merupakan faktor predisposisi dari pioderma, kecuali a. Hygiene yang kurang b. Kurang gizi

c. Anemia

d. Diabetes melitus

e. Sosioekonomik menengah

• Faktor predisposisi - Higiene yang kurang

- Menurunnya daya tahan tubuh, misalnya

kekurangan gizi, anemia, penyakit kronik,

neoplasma ganas, diabetes melitus

- Telah ada penyakit lain : karena terjadi kerusakan di epidermis maka fungsi kulit sebagai pelindung akan terganggu sehingga memudahkan terjadinya infeksi

(22)

39.Linkomisin dan klindamisi sebagai terapi pada

pioderma dapat menyebabkan efek samping

berupa

a. Kolitis ulserosa

b. Kolitis pseudomembranosa

c. Kolitis hemoragiosa

d. Ileus paralitik

e. Apendisitis

(23)

40. An. J, 3 tahun, datang dengan keluhan luka

pada daerah mulut dan hidung. Pada pemeriksan

fisik ditemukan kursta tebal berwarna kuning

seperti madu. Sebelumnya ibu pasien mengaku

terdapat bentol berair yang kemudian pecah dan

menjadi borok berwarna kuning. Diagnosis yang

tepat untuk pasien ini adalah?

a. Impetigo bullosa

b. Impetigo krustosa

c. Impetigo neonatarum

d. Dermatitis atopic

(24)

PIODERMA

• Pioderma adalah infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh bakteri piogenik, yang tersering adalah S. aureus dan Streptokokus

β-hemolitik grup A antara lain S. pyogenes

• Terdapat 2 bentuk pioderma

1. Pioderma superfisialis, lesi terbatas pada epidermis - Impetigo nonbulosa - Impetigo bulosa - Ektima - Folikulitis - Furunkel - Karbunkel

2. Pioderma profunda, mengenai epidermis dan dermis - Erisipelas

- Selulitis - Flegmon

- Abses multiplel kelenjar keringat - Hidradenitis

(25)

Pioderma Superfisialis

• Tidak ada gejala konstitusi - Impetigo nonbulosa

o Predileksi: daerah wajah, terutama di sekitar nares dan mulut.

o Lesi awal berupa makula atau papul eritematosa yang secara cepat berkembang menjadi vesikel atau pustul yang kemudian pecah membentuk krusta kuning madu (honey colour) dikeliling eritema. Lesi dapat melebar sampai 1-2 cm, disertai lesi satelit di sekitarnya o Rasa gatal dan tidak nyaman dapat terjadi

- Impetigo bulosa

o Predileksi: daerah intertriginosa (aksila, inguinal, gluteal), dada dan punggung

o Vesikel-bula kendur,dapat timbul bula hipopion o Tanda Nikolsky negatif

o Bula pecah meninggalkan skuama anular dengan bagian tengah eritematosa (kolaret) dan cepat mengering

(26)

41. Diagnosis banding impetigo nenoatorum adalah sifilis kongenital. Impetigo neonatorum dapat dibedakan dari sifilis kongenital dengan melihat adanya temuan a. Snuffle nose

b. Makroglosia c. Swan neck d. Buffalo bump e. Saddle arm

(27)

42. Folikulitis adalah radang pada foleikel rambut yang terjadi di epidermis dan umumnya disebabkan oleh S. aureus. Folikulitis disebut juga sebagai a. Impetigo Krutosa b. Impetigo Pecia c. Impetigo Bockhart d. Impetigo Areata e. Impetigo Shaft Folikulitis

Merupakan salah satu bentuk pioderma pada folikel rambut. • Dibedakan menjadi 2 bentuk: o Folikulitis superfisialis (impetigo

Bockhart/impetigo folikular) • Predileksi: skalp (anak-anak),

dagu,aksila, ekstremitas bawah, bokong (dewasa).

• Terdapat rasa gatal dan panas. • Kelainan berupa pustul kecil

dome-shaped, multipel, mudah pecah pada folikel rambut.

o Folikulitis profunda (sycosis

barbae)

• Predileksi: dagu, atas bibir. • Nodus eritematosa dengan

(28)

43. Tn. D, 40 tahun bekerja sebagai seorang petani., datang dengan luka di kaki sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik

ditemukan krusta tebal berwarna kuning di kaki, saat diangkat ditemukan ulkus yang dangkal.

Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah a. Ektima b. Impetigo bullosa c. Erisepelas d. Selulitis e. Flegmon Ektima • Merupakan bentuk

pioderma ulseratif yang disebabkan oleh S. aureus dan atau Streptococcus

grup A

• Predileksi: ekstremitas bawah atau daerah

terbuka

• Ulkus dangkal tertutup krusta tebal dan lekat,

(29)

Pioderma Profunda

• Terdapat gejala konstitusi dan rasa nyeri

Terdiri atas:

o Erisipelas: lesi eritematosa merah cerah,

infiltrat di bagian pinggir,edema, vesikel dan

bula di atas lesi

o Selulitis: infiltrat eritematosa difus

o Flegmon: selulitis dengan supurasi

o Ulkus piogenik: ulkus dengan pus

(30)

44. Hidraadenitis adalah radang yang disebabkan oleh Staphylococcus

aureus dan mengenai a. Kelenjar getah bening b. Kelenjar parotis

c. Kelenjar skene d. Kelenjar bartolin e. Kelenjar apokrin

• Hidradenitis: nodus, abses, fistel di daerah ketiak atau perineum • Merupakan infeksi

kelenjar apokrin, biasanya oleh Staphylococcus

aureus

• Dapat terjadi pada usia sesudah akil balik sampai dewasa muda

• Sering didahului

trauma/mikrotrauma

• Disertai gejala konstitusi : demam, malaise

(31)

45. Berikut ini merupakan

diagnosis banding dari

hidraadenitis

a. Skrofuloderma

b. Impetigo krustosa

c. Impetigo bullosa

d. Impetigo Buthock

e. Spondilitis

(32)

46. Pewarnaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis tuberculosis kutis adalah

a. Gram

b. Giemsa

c. Sudan black

d. Ziehl Nielsen

e. Congo red

(33)

TUBERKULOSIS KUTIS

Definisi

• Infeksi kronis pada kulit yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis (jenis human)

atau Mycobacterium atipik

(34)
(35)

47.Berikut ini adalah salah

satu terapi dari

tuberculosis kutis yang

dapat menyebabkan

neuritis perifer, obat

tersebut adalah

a. INH

b. Rifampisin

c. Pirazinamid

d. Etambutol

e. Streptomisin

OBAT EFEK SAMPING

INH Neuritis perifer Gangguan hepar Rifampisin Gangguan hepar

Pirazinamid Gangguan hepar

Etambutol Gangguan N. II Streptomisin Gangguan N. VIII,

terutama cabang vestibularis

(36)

48. Media kultur yang dapat digunakan pada

tuberculosis kutis adalah a. Seuboroid agar

b. Broth media

c. Modified Thayer Martin d. Lowenstein Jensen

e. Dextorse

• Kultur merupakan salah satu pemeriksaan paling sensitif pada diagnosis tuberkulosis

• Kultur dilakukan pada media

Lowenstein-Jensen, pengeraman pada suhu 37° C

• Jika positif koloni akan tumbuh dalam waktu 8 minggu

• Hasil kultur positif, berarti pasti kuman tuberkulosis

(37)

49. Berikut ini yang BUKAN rute masuk bakteri

tuberculosis kutis,

a. Penjalaran langsung ke kulit dari organ di

bawah kulit

b. Inokulasi langsung

c. Hematogen

d. Limfogen

e. Vektor

(38)

Rute infeksi tuberkulosis kutis:

1. Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang terkena TB, contohnya skrofuloderma

2. Inokulasi langsung dari kulit sekitar orifisum alat dalam yang terkena TB, misalnya TB kutis orifisalis 3. Penjalaran secara hematogen, misalnya TB kulit

miliaris

4. Penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris 5. Penjalan langsung dari selaput lendir yang sudah

diserang penyakit TB, misalnya lupus vulgaris

6. Kuman langsung masuk ke kulit jika ada kerusakan kulit dan resistensi lokalnya telah menurun, misalnya TB kutis verukosa

(39)

50. Pada skrofuloderma yang ditemukan di lipat

paha, port d’entrée luka terletak di bagian

a. Aksila

b. Ekstremitas bawah

c. Vertebra

d. Abdomen

e. Genital

(40)

Skrofuloderma

• Merupakan infeksi mikobakterium (M. Tuberculosis atau M. Bovis atau M. Atypic) pada kulit akibat penjalaran langsung organ di bawah kulit yang telah terkena tuberkulosis, tersering berasal dari KGB, tulang atau sendi

• Predileksi adalah tempat yang banyak kelenjar getah bening: leher, ketiak, paling jarang lipat paha, kadang ketiganya diserang sekaligus

• Mulai sebagai limfadenitis, mula-mula beberapa kelenjar, kemudian makin banyak dan berkonfluensi

• Terdapat periadenitis, menyebabkan perlekatan dengan jaringan sekitarnya • Kelenjar mengalami perlunakan tidak serentak hingga konsistensi

bermacam-macam: keras, kenyal, dan lunak (abses dingin)

• Abses akan memecah membentuk fistel yang kemudian menjadi ulkus khas: bentuk memanjang dan tidak teratur, sekitarnya livid, dinding bergaung, jaringan granulasi tertutup pus seropurulen atau kaseosa yang mengandung M. tuberculosis.

• Ulkus dapat sembuh spontan menjadi sikatriks/parut memanjang dan tidak teratur (cord like cicatrices), dapat ditemukan jembatan kulit (skin bridge) di atas sikatrik

(41)

• Porte d’entreé

skorfuloderma di leher adalah tonsil atau paru

• Jika di ketiak kemungkinan porte d’entreé pada apeks pelura, bila di lipat paha pada ekstremitas bawah • Kadang-kadang ketiga

tempat predileksi tersebut diserang sekaligus, yakni pada leher, ketiak, dan lipat paha, kemungkinan besar terjadi penyebaran

(42)

Referensi

Dokumen terkait

- Mengenai kulit berambut halus, keluhan gatal terutama bila berkeringat, dan secara klinis tampak lesi berbatas tegas, polisiklik, tepi aktif karena tanda radang lebih jelas,

Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan gambaran klinis tak khas, mirip dengan dermatitis kronik Diagnosis yang paling mendekati untuk pasien ini

Motivasi ini timbul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar (sosial dan non- sosial) secara efektif. Motivasi ekstrinsik merupakan hal dan keadaan yang

Nasabah Kami sebelum mengeluarkan biaya Pengobatan. Beberapa pertanggungan menyatakan “Pengembalian Penuh” dan ini berarti bahwa klaim yang Memenuhi Syarat ditanggung sampai

Penerapan PTT pada padi sawah irigasi dengan cara tanam legowo dapat memberikan keuntungan dalam bentuk pendapatan dan hasil panen antara 20 - 30 % lebih

Penelitin akan dilakukan pada lingkungan kerja Sinar Mas Seluller yang berada pada Plaza Simpang Lima Semarang, pengambilan sample menggunakan metode kuantitatif dan data di

Dengan Penyuluh pertanian yang handal dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran dalam mencerdaskan kehidupan petani sehingga mampu meningkatkan daya saing partanian

Merupakan kegiatan yang terkait secara langsung ataupun tidak langsung yang dilakukan oleh Apoteker dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam upaya untuk