• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TATA KELOLA BPR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TATA KELOLA BPR"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TATA KELOLA BPR

2021

Periode Januari –Desember 2020

Mitra Usaha & Keluarga Anda

(2)

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR Shinta Bhakti Wedi

PERIODE JANUARI S.D. DESEMBER 2020.

I. Pendahuluan.

Industri perbankan saat ini telah berkembang pesat dan semakin ketat dalam persaingan bisnisnya sehingga nilai eksposur risiko bank semakin meningkat, terlebih pada periode tahun 2020 ini dalam segi ekonomi secara nasional telah terdampak dengan adanya wabah Pandemic Covid 19. Dalam rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi Stakeholder dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai etika (Code Of Conduct) yang berlaku secara umum dalam industri perbankan, untuk itu bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip GCG sesuai dengan POJK no. 04/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, PT BPR Shinta Bhakti Wedi harus mendukung dalam penerapan proses tata kelola yang baik sehingga kinerja perusahaan dapat berjalan dan berkembang dengan baik.

II. Pelaksanaan Good Corporate Governance Di PT BPR Shinta Bhakti Wedi .

Dalam pelaksanaan ketentuan mengenai GCG secara umum mencakup hal- hal pokok yang harus dipenuhi penerapannya dengan penjabarannya, sebagai berikut :

A. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi a) Jumlah dan komposisi anggota Direksi :

PT. BPR Shinta Bhakti Wedi memiliki 2 (dua) orang anggota Direksi yang telah disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku yang mengatur jumlah dan komposisi Direksi sesuai modal inti PT. BPR Shinta Bhakti Wedi yang memiliki modal inti kurang dari Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah). Direksi saat ini telah diangkat berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang saham dengan susunan aggota Direksi :

Nama Jabatan Efektif Tanggal

1. M. Nugraha Direktur Utama 25-Mar-20 s.d 25-Mar-25

2. Y. Hery Susanto

Direktur Yang Membawahkan Fungsi

Kepatuhan 05-Jul-20 s.d 05-Jul-25 Komposisi Direksi ini juga telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan dengan NO S-350/KO.0301/2020 tanggal 30 Maret 2020.

(3)

b) Independesi dan rangkap jabatan.

Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali mempuyai ketentuan tidak ada hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dan keluarga.

Berikut tabel hubungan keuangan dan hubungan Direksi dengan Dewan Komisaris, anggota Direksi lainnya dan atau Pemegang Saham Pengendali perusahaan.

Hubungan Keluarga dengan

Nama

Dewan

Direksi

Pemegang

Komisaris Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

M. Nugraha

Y. Hery Susanto

c) Penjelasan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

Pengertian tentang tugas dan tanggung jawab Direksi dalam menjalankan fungsi dan jabatannya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Direksi berwenang untuk :

a. menetapkan kebijakan yang dipandang tepat dalam kepengurusan Perseroan

b. mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai perseroan baik sendiri- sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang atau badan lain;

c. mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua, jasa produksi dan penghasilan lain bagi pegawai perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

d. mengangkat, memberi penghargaan atau sanksi dan memberhentikan pegawai perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian perseroan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

e. tidak menagih lagi sebagian atau seluruh piutang diluar pokok dalam rangka restrukturisasi dan/atau penyelesaian kredit namun dengan kewajiban melaporkan kepada Dewan Komisaris yang ketentuan tata cara pelaporannya ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

f. melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

(4)

2) Direksi Berkewajiban untuk :

a. mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya;

b. menyiapkan rencana jangka panjang perseroan, rencana kerja dan anggaran tahunan perseroan dan rencana kerja lainnya, berikut perubahannya serta menyampaikannya paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku baru dimulai kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan;

c. membuat dokumentasi daftar Pemegang Saham, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi

d. membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan

e. menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan;

f. memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan;

g. menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi Publikasi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Masyarakat.

h. memelihara daftar Pemegang Saham, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan dan dokumen Perseroan lainnya;

i. menyimpan di tempat kedudukan Perseroan, Daftar Pemegang Saham, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan serta dokumen Perseroan lainnya;

j. menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan, dan pengawasan;

k. memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris

l. menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya;

m. memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris

n. menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang- undangan.

(5)

3) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara tanggungrenteng atas kerugian Perseroan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya.

4) Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian Perseroan sebagaimana dimaksud di atas, apabila dapat membuktikan:

a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya

b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati- hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian;dan

d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

5). Memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Direksi wajib terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris dalam hal :

a) melepas atau menjual dan menghapus aktiva tetap milik Perseroan yang melebihi jumlah tertentu yang ditetapkan oleh Rapat Dewan Komisaris;

b) mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau pihak lain, perjanjian-Perjanjian lain yang mempunyai sifat yang sama yang berlaku untuk jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun atau perpanjangannya yang mengakibatkan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun;

c) mengambil bagian baik sebagian atau seluruhnya atau ikut serta dalam Perusahaan atau badan-badan lain atau menyelenggarakan perusahaan baru yang tidak dalam rangka penyelamatan piutang, sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

6). Perbuatan Direksi untuk tidak menagih lagi, mengalihkan dan/atau melepaskan hak tagih baik sebagian maupun keseluruhan atas :

a) piutang pokok macet dalam rangka penyelesaian piutang

b) selisih antara nilai pokok dengan nilai pengalihan/pelepasan hak atas piutang pokok macet, dilaksanakan oleh Direksi sampai dengan jumlah atau batas tertentu yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Sedangkan untuk jumlah atau batas yang Melebihi kewenangan Direksi sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Komisaris tersebut, dilaksanakan dengan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris.

7). Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:

a) mengalihkan kekayaan Perseroan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau;

b) menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.

(6)

8). Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila :

a) Terjadi perkara di depan Pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang bersangkutan; atau

b) Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.

9). Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud diatas maka yang berhak mewakili Perseroan adalah :

a) Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan;

b) Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan; atau

c) Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan

10).Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab atas pengurusan tersebut Direksi wajib menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.

11).Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

12). Setiap anggota Direksi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan itikad baik, penuh tanggung jawab dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian.

13). Direksi wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

14). Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada Perseroan beserta Perusahaan Anak yang berada dibawah kelolaanya (Tata Kelola dan Manajemen Risiko secara Terintegrasi), Direksi paling kurang membentuk:

a) Satuan Kerja Audit Intern Atau Pejabat Eksekutif yang berfungsi sebagai Audit;

b) Satuan Kerja Manajemen Risiko, Komite Manajemen Risiko atau Pejabat Eksekutif ; c) Satuan Kerja Kepatuhan atau Pejabat eksekutif Pelaksana Fungsi Kepatuhan

16).Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern, auditor eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain.

17).Direksi berwenang menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang tepat, sesuai dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

19).Direksi wajib memastikan penerapan Tata Kelola serta Manajemen Risiko secara terintegrasi pada Perseroan serta masing-masing Lembaga Jasa Keuangan dalam Konglomerasi Keuangan.

(7)

20).Direksi wajib menyusuaikan Kebijakan Remunerasi sesuai dengan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.

21).Direksi wajib mengungkapkan kepada kepada pegawai kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang kepegawaian.

22) Melaksanakan tugas, wewenang serta kewajiban lainnya dalam menjalankan Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar, Keputusan RUPS serta ketentuan Perundang – undangan yang berlaku.

d) Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Direksi telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR, antara lain :

a. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR.

b. Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BPR dan peraturan perundang-undangan.

c. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

d. Menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan:

1. Fungsi audit intern;

2. Fungsi manajemen risiko; dan 3. Fungsi kepatuhan

e. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

f. Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan adanya:

g. pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, operasional, dan kegiatan penunjang operasional.

h. penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan independen terhadap unit kerja lain.

i. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

j. Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai.

k. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

B. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris :

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa

(8)

PT BPR Shinta Bhakti Wedi telah melaksanakan secara konsiten GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

a) Jumlah dan komposisi anggota Dewan Komisaris :

Nama Jabatan Efektif Tanggal

1. Nicolaus Ndaru Sunarwibowo Komisaris Utama 28- Jan-20 s.d 28-Jan-25 2. B. Ari Santi Handayani Komisaris 09-Des-17 s.d 09-Des-22 Komposisi Dewan Komisaris ini juga telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan dengan NO S-175/KO.0301/2020 tanggal 05 Februari 2020.

b) Penjelasan Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Komisaris

Dalam menjalankan fungsinya Dewan komisaris mempunyai tugas dan tanggung jawab yang melekat dalam pengawasan dan pemantauan jalannya perusahaan dengan menjalankan berbagai hal berikut :

1. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya secara independen sehingga keputusan yang diambil obyektif dan bebas dari tekanan maupun kepentingan pihak manapun;

2. Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Perseroan serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta melakukan revisi atas suatu transaksi dalam rangka pelaksanaan pengawasan. Hasil revisi dituangkan dalam bentuk rekomendasi dan didokumentasikan dengan baik serta merupakan bagian dari dokumen pengambilan keputusan. Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya pengawasan dini.

3. Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;

5. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan Satuan Kerja Audit dan rekomendasi dari Divisi Audit Internal, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas lain;

6. Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak ditemukannya:

a. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; dan

(9)

b. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Perseroan. Antara lain berdasarkan rekomendasi dari komite-komite yang membantu efektivitas pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris. Hal-hal yang wajib dilaporkan adalah temuan sebagaimana dimaksud pada butir a dan butir b di atas yang belum atau tidak dilaporkan oleh Perseroan dan/atau oleh Direktur Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan.;

7. Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang pejabat yang berfungsi sebagai Audit, Pemantau Resiko.

8. Anggota Dewan Komisaris, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri, setiap waktu pada jam kerja Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang digunakan atau dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;

9. Dewan Komisaris dapat meminta Direksi, setiap anggota Direksi, dan atau Jajaran Manajemen untuk memberikan penjelasan tentang segala hal mengenai Perseroan sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas mereka;

10. Dewan Komisaris berhak mengusulkan penggantian dan/atau pengangkatan anggota Direksi kepada RUPS;

11. Dewan Komisaris setiap waktu berhak memutuskan untuk memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi jika anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan, merugikan Perseroan, melalaikan kewajiban dan/atau melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun tata cara pemberhentian sementara tersebut mengacu pada Anggaran Dasar Perseroan;

12. Dewan Komisaris wajib:

a. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya

b. Memberiksa laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru maupun lampau kepada RUPS;

13. Dewan Komisaris wajib menjalankan Pedoman dan Tata Tertib Kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris;

14. Dewan Komisaris wajib mereview visi dan misi Perseroan pada setiap awal memangku jabatan setelah pengangkatannya.

15. Dewan Komisaris dalam melaksanakan kewajiban, tugas, tanggung jawab dan wewenangnya, wajib memperhatikan Anggaran Dasar Perseroan, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Perseroan, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(10)

c) Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dewan Komisaris telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR, antara lain :

1. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

3. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b), Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

4. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada point 2, Dewan Komisaris dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR, kecuali terkait dengan:

a) penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR.

b) hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

5. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

6. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan:

a) pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan;

b) keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR;

a. Tindak lanjut Rekomendasi Dewan Komisaris Kepada Direksi

Rekomendasi Dewan Komisaris sudah ditindaklanjuti dalam setiap hasil keputusan rapat Dewan Direksi dan Dewan Komisaris. Selama periode 2020 Dewan Komisaris telah merekomendasikan hal- hal berikut kepada Dewan Direksi :

1. Perubahan kepemilikan saham.

2. Perubahan komposisi Kepemilikan saham.

3. Penunjukan AP dan KAP dalam rangka Audit tahun 2020 b. Fungsi Pengawasan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris menjalankan fungsi pengawasan dengan kegiatan : 1. Kehadiran di kantor BPR minimal 1 kali setiap bulan

2. Menyelenggarakan rapat minimal 4 kali dalam 1 tahun.

(11)

3. Mengawasi dan memberikan saran-saran kepada Direksi, dengan pengawasan langsung (OTS) dan tidak langsung dengan melihat laporan laporan yang disampaikan dewan direksi kepada Dewan Komisaris.

4. Menyetujui berbagai keputusan yang telah ditetapkan oleh Dewan Direksi guna meningkatkan kinerja berbagai Surat Keputusan Direksi yang telah disetujui selama periode kerja tahun 2020 :

a. Pedoman dan Kebijakan Relaksasi Kredit Terdampak Covid-19.

b. Persetujuan atas Rencana Bisnis Tahun 2021.

c. Persetujuan perpanjangan pinjaman di Bank Danamon (standby loan).

5. Mengawasi dan mengevaluasi Kebijakan antara lain kebijakan mengenai Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko serta pelaksanan Rencana Bisnis Bank.

c. Kelengkapan dan Pelaksanaan tugas atau fungsi Komite.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata kelola Bagi Bank Pekreditan Rakyat Pasal 24 ayat 2 BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp.50.000.000,00 wajib memiliki paling sedikit 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris Dan Paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi.

Dalam pelaksanaan ketentuan PT BPR Shinta Bhakti Wedi telah memenuhi.

d. Penanganan Benturan Kepantingan.

Penanganan Benturan Kepentingan diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi, selama tahun 2020 tidak terdapat transaksi / kebijakan yang mengandung benturan kepentingan. Terkait benturan kepentingan telah diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi bank Shinta Bhakti Wedi sebagai berikut:

a. Benturan Kepentingan maupun yang berpotensi menjadi benturan kepentingan atau segala sesuatu yang dapat menghambat anggota direksi untuk bertindak independen harus diungkapkan oleh anggota Direksi.

b. Dalam hal terdapat benturan kepentingan dalam pengambilan keputusan, Direksi harus mengutamakan kepentingan Bank.

c. Pengungkapan benturan kepentingan dicantumkan dalam risalah rapat Direksi, paling kurang mencakup nama Direksi yang memiliki benturan kepentingan, masalah pokok benturan kepentingan dan dasar pertimbangan pengambilan keputusan

d. Terkait dengan pengambilan keputusan dalam Rapat Direksi yang memiliki benturan kepentingan diperkenankan untuk mengungkapkan ide dan pendapat, akan tetapi tidak disertakan dalam pengambilan keputusan baik dalam musyawarah maupun pengambilan suara terbanyak.

(12)

e. Penerapan fungsi Kepatuhan , Audit Intern dan Audit Ekstern.

a. Fungsi Kepatuhan

Fungsi kepatuhan merupakan bagian dari struktur organisasi yang harus dipenuhi dalam penerapan Tata Kelola Perusahaan. Dalam lingkup pemenuhan struktur PT BPR Shinta Bhakti telah dipenuhi penempatan Posisi Direksi Yang Membawahi Fungsi Kepatuhan dan Pejabat Kepatuhan yang membantu direksi dalam melaksanakan fugsi dan penerapan Kepatuhan dalam operasinal perusahaan. Dalam menjalankan dan pengimplentasian fungsi kepatuhan melaksanakan berbagai hal yang meliputi :

1. Melakukan Pengembangan dan Edukasi terhadap Regulasi yang dikeluarkan oleh pihat Terkait.

2. Melakukan Sosalisasi dan implementasi terhadap regulasi dan Ketentuan dari pihak terkait terhadap setiap lini perusahaan

3. Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha bank.

4. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank

5. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, system dan prosedur serta kegiatan yang dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan perundang-undangan yang berlaku.

6. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan /atau otoritas pengawas lain yang berwenang

b. Audit Intern.

Pejabat Audit Intern yang tealah dibentuk Oleh PT BPR Shinta Bhakti dengan menunjuk PE yang terdiri dari 1 orang, dalam kinerjanya membantu Direksi dalam melakukan pengawasan terhadap proses kinerja seluruh bagian perusahaan. Pejabat yang diangkat sebagai PE Audit juga telah mempunyai kompetensi yang mendukung dalam menjalankan fungsinya. SKAI dalam rangka mendukung terlaksanannya tata kelola perusahaan yang baik telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai berikut

a) Melakukan Penjadwalan Audit terhadap seluruh bagian perusahaaan b) Melakukan Audit terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

c) Membantu Direktur Utama melakukan Pengawasan dan pemeriksaan pada sebagian besar unit kerja.

d) Fungsi audit intern telah dilaksanakan secara independent.

e) Satuan pengawas menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris, dengan tembusan Dir Kepatuhan.

(13)

c. Audit Ekstern.

Selain pelaksaan ketentuan Audit Intern dalam ketentuan pelaksanaan tahunan juga teah menunjuk Audit Eksternal, Bank telah menunjuk KAP Henry & Sugeng untuk pelaksanaan audit laporan keuangan Bank tahun buku 2020, penunjukan KAP telah sesuai dengan ketentuan OJk dan melalui persetujuan RUPS dengan berdasarkan Rekomendasi Dewan Komisaris. Pada periode Audit Tahun 2020 merupakan periode ke 1 KAP Henry & Sugeng melakukan kerjasama audit keuangan, sehingga pada periode tahun berikutnya akan dilakukan penunjukan lembaga KAP yang lain sesuai dengan Rekomendasi dari Dewan Komisaris.

f. Penerapan Manajemen Resiko termasuk Sistem Pengendalian Intern.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Perkreditan Rakyat. Penerapan Regulasi ini telah diterapkan dengan melibatkan unsure dan komponen yang ada dalam perusahaan diantaranya :

(1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris Dan Direksi.

Dewan Komisaris selaku Pengawas dalam direksi menjalankan perusahaan telah melakukan Pengawasan secara aktif dengan melakukan pengawasan secara langsung dan melihat laporan yang disampaikan oleh dewan Direksi, fungsi Audit juga telah diminta untuk melakukan laporan secara rutin kepada Komisaris untuk mengetahui hasil kinerja audit dalam menjalankan fungsinya .

(2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit.

Penerapan Kebijakan yang telah direalisasikan hingga periode 2019 telah mendukung dalam operasional perusahaan, Segenap kegiatan operasional per bagian dan antar bagian juga telah dibuatkan prosedur sehingga kinerja masing masing bagian dapat terpola dengan baik. Penetapan Limit terhadap Komponen resiko juga telah direalisasikan dalam mengukur tingkat resiko yang harus bisa teerukur dan sesuai ketentuan baik dari segi Operasional, kepatuhan dan kredit.

(3) Kecukupan Proses Indentifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit.

Untuk mengetahui kondisi perusahaan secara real Fungsi kepatuhan dan M resiko, Serta PE Audit telah melaksanakan prosedur pemantauan terhadap kinerja perusahaan baik secara periodic maupun Bulanan, melalui proses alat ukur untuk penilaian tingkat kesehatan, limit kredit yang telah disalurkan maupun kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan supaya memenuhi tingkat kepatuhan terhadap Regulasi yang ada.

(14)

g. Tindak lanjut rekomendasi Dewan Komisaris;

Direktur Utama dan Direktur Yang membawahkan Fungsi Kepatuhan telah menjalankan tugas operasional BPR dengan baik sesuai dengan arahan dari Dewan Komisaris.

h. Pelaksanaan Operasional

Realisasi operasional di periode tahun 2020 telah dijalankan berdasarkan Rencana Bisnis Bank yang telah disusun. Hasil kinerja hingga akhir tahun telah berjalan dengan baik dan dapat memenuhi rencana Bisnis namun masih terdapat beberapa komponen yang belum terpenuhi secara Target Rencama bisnis. Berdasarkan prosentase pencapaian dapat dilihat sebagai berikut : pencapaian target laba 101,44%. Pencapaian Asset 105,08 %, Rasio NPL Nett 3,64 % , Rasio NPL bruto 6,91 %, Rasio modal 22,16%. ROA 3,11 %, Rasio BOPO 82,43%, LDR 75,14 %, Cash Ratio 22,22%

i. BMPK

Tidak terdapat pelanggaran BMPK

J. Rencana Bisnis BPR.

1. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola

Perencanaan dalam segi struktur dan infrastruktur tata kelola juga termasuk dalam perencanaan Rencana Bisnis BPR beberapa hal yang telah direncanakan untuk pemenuhan rencana ini.

a) Pemenuhan struktur organisasi perusahan terutama pada posisi Komisaris Utama dan Pemegang Saham Pengendali.

b) Perubahan struktur organisasi kredit dengan menggabungkan kredit umum dan kredit pegawai.

c) Penambahan SDM pada bagian kredit dan humas.

d) Pengembangan penanganan kredit seiring berlakunya KAP kredit yang terbaru yang meningkatkan kualitas kredit menjadi 5 kolektibilitas melalui penanganan kredit sesuai SOP.

e) Melakukan pengembangan dan peningkatan kemampuan dari SDM yang ada melalui program pelatihan, workshop, seminar dll.

f) Dalam Penyusunan Rencana Bisnis BPR yang disusun oleh Direksi dituangkan sesuai dengan visi dan Misi BPR .

g) Pemupukan Modal yang terus diimplementasikan dalam rencana Bisnis yang disusun guna pemenuhan kebutuhan modal sesuai ketentuan.

(15)

2. Proses Penerapan Tata Kelola

Penerapan Tata Kelola yang diterapkan dalam penerapan Rencana Bisnis Bank a) Penerapan perencanaan kinerja dari berbagai unsur komponen yang ada dalam

pelaksanaan tata kelola yang baik.

b) Sosialisasi terhadap berbagi ketentuan Regulasi Yang dikeluarkan oleh pihak terkait

c) Pelaksanaan hati-hatian dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan bisnis yang telah ditetapkan berbagai kebijakan tentang suku bunga, batas maksimum pemberian Kredit (BMPK)

d) Proses penerapan dan pengukuran terhadap management resiko yang dipertimbangkan dalam implementasi perencanaan bisnis.

e) Pengembangan SOP Dan ketentuan Internal yang dikembangkan sesuai dengan regulasi dan ketentuan yang berlaku.

3. Hasil Penerapan.

Dari segi Rencana Bisnis aspek penerapan tata kelola senantiasa dilakukan pemantauan maupun evaluasi terhadap segi pelaksanaan dan realisasi yang telah dilaksanakan guna memastikan bahwa segi perencanaan dan hasil yang dicapai seseuai dengan yang diharapkan.

K. Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan Manajamen Risiko

Direksi telah menerapkan Tata Kelola, Fungsi Kepatuhan dan manajemen Risiko sesuai ketentuan, baik untuk ketentuan mengenai kebijakan, pelaksanaan dan laporan-laporan telah dilaksanakan. Hasil penilaian self assessment dengan nilai dan peringkat komposit 1,83 (Baik). Surat penyampaian laporan-laporan ke OJK dan instansi-instansi sebagaimana diatur dalam ketentuan telah dilakukan.

L. Transparansi Kondisi keuangan dan non keuangan

Direksi telah membuat Laporan Keuangan Tahunan yang diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik yang tercatat di OJK dan telah disetujui RUPS ,disampaikan ke OJK.

M. Kepemilikan saham anggota Direksi serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau pemegang saham BPR

(16)

Susunan Pengurus dan Pemegang Saham

Susunan pengurus yang tercatat dalam administrasi Bank adalah sebagai berikut:

PENGURUS

JABATAN NAMA

Komisaris Utama Nicolaus Ndaru Sunarwibowo

Komisaris B.Ari Shanti Handayani

Direktur Utama M. Nugraha

Direktur Y. Hery Susanto

PEMEGANG SAHAM

PEMEGANG SAHAM KEPEMILIKAN SAHAM

Nominal %

Drs E Santoso 295.000.000 6,52

B Titik Sumarti S 110.000.000 2,43

Siti Purwantati 50.000.000 1,10

Rosalia Indirawati 150.000.000 3,31

Wibowo Pujiyanto 31.000.000 0,68

Y Maryohani 20.000.000 0,44

Anton Subekti 175.000.000 3,87

B Arisanti SE MM 35.000.000 0,77

Wira Adiyaksa 307.000.000 6,78

M Nugraha 110.000.000 2,43

P Ary Mardiyanto 15.000.000 0,33

Drs Eka Noor Asmara 1.215.000.000 26,84

Fatma Yulita, B.Sc. 25.000.000 0,55

S Suryanto 90.000.000 1,99

FL Sumarni 25.000.000 0,55

Ag Indriyanto 30.000.000 0,66

M Suprapti 275.000.000 6,07

(17)

Theresia Nani Sulistiati 345.000.000 7,62

Alberta Kurnia Noventiara D 50.000.000 1,10

Elisabeth Arum Damayanti 365.000.000 8,06

FR Daruningsih 50.000.000 1,10

Ayuningtyas P 40.000.000 0,88

CM Chatrinningsih 454.000.000 10,03

Joyce Eriawati 35.000.000 0,77

Y Hery Susanto 50.000.000 1,10

Nicolaus Ndaru Sunarwibowo 180.000.000 3,98

TOTAL 4.527.000.000 100,00

Daftar Kepemilikan Saham Direksi dan hubungan keluarga/keuangan di PT BPR Shinta Bhakti Wedi

Direksi Kepemlikan Saham (%) Hubungan keluarga/keuangan Sdr.M. Nugraha/dirut 2,43% di BPR Shinta Bhakti Wedi Adik kandung dari pemegang

saham ibu Theresia Nani Sulistiati

Sdr.Y. Hery Susanto/

Direktur

1,10% di BPR Shinta Bhakti Wedi Tidak ada

Daftar Kepemilikan Saham Direksi dan hubungan keluarga/keuangan di BPR lain

Direksi KepemilikanSaham Hubungankeluarga/keuangan

Sdr.M. Nugraha/dirut  BPR Shinta Daya 5,87 % Tidak ada

Daftar Kepemilikan Saham Direksi dan hubungan keluarga/keuangan di perusahaan lain

Direksi Kepemilikan saham Hubungankeluarga/keuangan

Sdr./Dirut Nihil Nihil

Sdr./Direktur Nihil Nihil

(18)

N. Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris serta hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham BPR.

Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Di PT BPR Shinta Bhakti Wedi

Komisaris Kepemilikan Saham Hubungan keuangan/keluarga

Nicolaus Ndaru

Sunarwibowo/Komisaris Utama

3,98% di BPR Shinta Bhakti Wedi Adik dari Pemegang Saham Elisabeth Arum Damayanti

B .Ari Santi Handayani/

Komisaris

0,81 % di BPR Shinta Bhakti Wedi Anak dari Pemegang Saham Drs Edi Santosa

Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Di BPR.

Komisaris Kepemilikan Saham Hubungan keuangan/keluarga

Nicolaus Ndaru Sunarwibowo  BPR Shinta Daya 8,42 % Tidak ada

Sdr. B. Ari Santi Handayani  BPR Shinta Daya 0,73%

 BPR Shinta Putra Pengasih 1,34 %

 BPR Bhakti Daya Ekonomi 0,36%

Tidak ada

Daftar Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Di perusahaan lain

Komisaris Kepemlikan Saham Hubungan keuangan/keluarga

Sdr./Komut Nihil Nihil

Sdr/Komisaris Nihil Nihil

(19)

O. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang ditetapkan berdasarkan RUPS.

1) Berupa uang

2 .Berupa fasilitas lain/non uang Jenis

Remunerasi

Direksi Komisaris

M. Nugraha Y. Hery Susanto Nicolaus Ndaru Sunarwibowo

B. Ari Santi handayani

1.Perumahan Tidak ada Tidak ada Tidak Ada Tidak Ada

2.Transportasi Mobil dinas Mobil dinas Tidak Ada Tidak Ada 1. Asuransi

Kesehatan

BPJS dan Askes Sinar Mas

BPJS dan Askes Sinar Mas

Askes Sinar Mas Askes Sinar Mas

2. Asuransi purna tugas

Asuransi Pos Assurance Aktif Plus

Asuransi Pos Assurance Aktif Plus

Asuransi Pos

Assurance Aktif Plus

Asuransi Jiwa sraya

3. Telp Cell Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Jenis remunerasi

Direksi Komisaris

M. Nugraha Y.Hery Susanto Drs.Nicolaus Ndaru Sunarwibowo

B.Ari santi Handayani

1.Gaji/Honor/bln Rp 26.200.000,- Rp 21.450.000. Rp. 11.800.000. Rp. 9.650.000.

1. Tunjangan kemahalan

Rp. Rp. Rp. Rp.

2. Tantiem Rp.89.914.000,- Rp.73.566.000,- Rp. 44.957.000,- Rp.36.783.000,-

3. Kompensasi berbasis saham

Rp.33.765.000,- Rp.15.347.000,- Rp.55.251.000,- Rp. 10.743.000,-

Jumlah gaji keseluruhan

Rp.149.879.000 Rp.110.363.000 Rp.112.008.000,- Rp.57.176.000,-

(20)

P. Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan:

Pengertian dari gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya

1) rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah : 75 % : 25 % 2) rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah; 55% : 45%

3) rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah; 55 % : 45 % 4) rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi; 69 % : 31 % 5) rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi; 81% : 19 % Q. Frekuensi rapat Dewan Komisaris.

1) Jumlah rapat yang diselenggarakan dalam tahun 2020;

Rapat diselenggarakan sebanyak 4 kali.

2) Jumlah rapat yang dihadiri secara fisik dan/atau melalui teknologi telekonferensi;

Jumlah rapat yang dihadiri secara fisik sebanyak 4 kali, sedangkan yang melalui teknologi infromasi belum pernah.

3) kehadiran masing-masing anggota di setiap rapat;

Rapat sebanyak 4 kali dalam 1 tahun selalu dihadiri oleh seluruh anggota Komisaris dan Direksi

4) Topik atau materi rapat;

No Tanggal Materi Rapat

1 24 April 2020  Laporan perbandingan realisasi Maret 2020

 Evaluasi relaksasi terdampak Covid 19

 Tanggapan dan penyelesaian masalah

2 5 Juni 2020  Laporan perbandingan rencana dan realisasi Mei 2020

 Laporan pelaksanaan relaksasi terdampak Covid 19

 Tanggapan dan penyelesaian masalah

3 15 Oktober 2020  Laporan perbandingan rencana dan realisasi September 2020

 Laporan pelaksanaan relaksasi terdampak Covid 19

 Tanggapan dan penyelesaian masalah

4. 11 Desember 2020  Laporan perbandingan rencana dan realisasi Nopember 2020

 Evaluasi RBB tahun 2020 dan pembahasan RBB 2021

 Tanggapan dan penyelesaian masalah

(21)

R. Jumlah penyimpangan intern yang terjadi dan upaya penyelesaian oleh BPR;

1) jumlah internal fraud yang telah diselesaikan;

Tidak ada kejadian fraud yang terjadi pada masa periode pelaporan

2) jumlah internal fraud yang sedang dalam proses penyelesaian di internal BPR;

Tidak ada kejadian fraud yang sedang diproses

3) jumlah internal fraud yang belum diupayakan penyelesaiannya;

Tidak ada internal fraud yang belum diupayakan penyelesaiannya

4) Jumlah internal fraud yang telah ditindaklanjuti melalui proses hukum, sebagaimana tabel sebagai berikut:

Internal Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh

dalam 1tahun Direksi Dewan Komisaris Pegawai tetap Pegawai tidak tetap

2019 2020 2019 2020 2019 2020 2019 2020

Total Fraud Telah diselesaikan

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Dalam proses penyelesaian di

internal BPR

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

Belum diupayakan penyelesaiann ya

Telah

ditindaklanjuti melalui proses hukum.

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

(22)

S. Jumlah permasalahan hukum dan upaya penyelesaian oleh BPR;

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)

Nihil Nihil

Dalam proses penyelesaian Nihil Nihil

Total Nihil Nihil

T. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan

No Nama dan Jabatan Pihak yang Memiliki Benturan Kepentingan

Nama dan

Jabatan Pengambil Keputusan

Jenis Transaksi Nilai Transaksi (jutaan Rupiah)

Keterangan

*)

Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

*) - tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku; dan

- menjelaskan keterkaitan antara nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan dengan nama dan jabatan pengambil keputusan.

U. Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik, baik nominal maupun penerima dana.

No Nama Penerima Jumlah Tanggal Keterangan

1 Desa Pandes 250.000 03.01.2020 Pentas seni Ketoprak

2 BPR Guna Daya 402.000 06.01.2020 HUT BPR Guna Daya

3 Polres Klaten 500.000 07.01.2020 HUT Satpam 2019

4 BPR Shinta Putra pengasih 475.000 17.01.2020 HUT BPR Shinta Putra Pengasih 5 BPR Delanggu Raya 117.000 29.01.2020 HUT BPR Delanggu Raya

6 SDK Mlese 60.000 10.02.2020 Banner PSB

7 PAC Klaten 12.300.000 28.02.2020 Halal bihalal PAC Klaten 8 Perbarindo PAC Klaten 1.500.000 10.03.2020 Iuran rutin

9 Solo Pos 1.125.000 16.03.2020 Iklan publikasi triwulan IV

10 Nasabah tabungan 1.100.000 23.03.2020 Kaos koordinator tabunganTCK Bayat

11 Nasabah Kredit 82.000 13.05.2020 Banner promo usaha

12 BPR Panca Arta Monjali 360.000 19.05.2020 Karangan bunga HUT BPR Panca Arta

(23)

Monjali

13 SDK Sidowayah 46.000 28.05.2020 Banner tabungan simpel

14 Polres Klaten 500.000 18.06.2020 HUT Bhayangkara

15 OJK Solo 325.000 19.06.2020 Karangan bunga pindah gedung OJK

16 SDK Sidowayah 279.000 17.07.2020 Reward tabungan Simpel

17 TK Kanisius Sidowayah 279.000 17.07.2020 Reward tabungan Simpel

18 Pemkab Klaten 500.000 30.07.2020 HUT Kabupaten Klaten

19 Desa Pandes 600.000 04.08.2020 Umbul-umbul HUT RI

20 Pemkab Klaten 95.000 06.08.2020 Greting HUT Kota Klaten

21 Nasabah dana & kredit 1.625.000 11.08.2020 Masker

22 Keluarga Evina Dianingtyas 500.000 20.08.2020 Karangan bunga duka cita 23 Keluarga Andik Ristianto 750.000 24.08.2020 Karangan bunga duka cita 24 Keluarga Nicolaus Ndaru 750.000 07.09.2020 Karangan bunga duka cita

25 LSM Police New 100.000 13.10.2020 Bansos

26 Paroki Wedi 500.000 23.10.2020 Sponsor Live show angkringan

27 Perbarindo PAC Klaten 3.500.000 23.10.2020 Iuran rutin

28 Keluarga Sisca Triharmini 500.000 26.10.2020 Karangan bunga duka cita

29 BPR Klaten Sejahtera 175.000 02.11.2020 Greting HUT BPR Klaten Sejahtera 30 Nasabah BPR Shinta Bhakti 18.000.000 04.11.2020 Kalender

31 Keluarga Nanang Kurniawan 500.000 19.11.2020 Karangan bunga duka cita

32 OJK Solo 325.000 23.11.2020 HUT OJK

33 Polres Klaten 400.000 03.12.2020 HUT Satpam

34 SD Kanisius Wedi 200.000 04.12.2020 Spanduk PPDB

35 Keluarga Moh. Ibrahim (Deb) 500.000 08.12.2020 Karangan bunga

36 Paroki Wedi 80.000 14.12.2020 Banner natal

37 Perbarindo PAC Klaten 1.000.000 18.12.2020 Iuran rutin

38 Paroki Wedi 500.000 23.12.2020 Donatur natal gereja

(24)

III . PENUTUP

Demikian Laporan pelaksanaan Tata Kelola PT. BPR Shinta Bhakti Wedi untuk periode penilaian 31 Desember 2020 , yang telah mengungkapkan aspek Transparansi Penerapan Tata Kelola dan Penilaian Sendiri (Self Assessment). Dengan disusunnya Laporan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk pelaksanaan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, pertanggungjawaban dan kewajaran BPR.

Klaten, 28 April 2021.

PT BPR Shinta Bhakti Wedi

KOMISARIS UTAMA DIREKTUR UTAMA

( Nicolaus Ndaru Sunarwibowo ) ( M. Nugraha )

(25)

Terkait Kesimpulan umum hasil penilaian tata kelola BPR.

Klaten, 28 April 2021.

PT BPR Shinta Bhakti Wedi

KOMISARIS UTAMA DIREKTUR UTAMA

( Nicolaus Ndaru Sunarwibowo) ( M. Nugraha ) Sendiri (selft Assement) Penerapan Tata Kelola

Nilai Komposit Peringkat Komposit

1,83 Baik

Analisis

Pelaksanaan GCG berdasarkan Self Assessment PT BPR Shinta Bhakti Wedi termasuk dalam kategori baik, hal ini berdasarkan penilaian yang telah dilakukan terhadap berbagai faktor pelaksanaan penerapan GCG sebagai berikut:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab fungsi Direksi telah dilaksanakan dengan baik dan dalam melakasanakan tugasnya telah memenuhi prinsip GCG.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan Komisaris telah menerapkan fungsi pengawasan dengan baik terhadap kinerja perusahaan dengan melakukan kunjungan rutin, rapat berkala serta komposisi jumlah anggota Dewan Komisaris sudah sesuai dengan ketentuan.

3. Fungsi Kepatuhan bank terhadap BMPK telah berjalan sesuai ketentuan GCG.

4. Penerapan fungsi audit intern dan ekstern telah sesuai dengan ketentuan OJK serta dalam penerapan fungsi Audit Intern sudah memiliki sistem dan prosedur dalam melaksanakan fungsi dan tanggungjawabnya.

5. Penerapan Manajemen Risiko diterapkan dengan memperhatikan fungsi pengawasan aktif Dewan Komisaris dan direksi, juga melakukan evaluasi atas kecukupan kebijakan dan prosedur serta penetapan limit, melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian resiko.

6. Rencana Bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris dan dalam penyampaian kepada OJK telah sesuai dengan ketentuan.

Kelemahan dalam pelaksanaan Tata Kelola (GCG) dan actionplan:

Penerapan manajemen risiko dan pengendalian intern sudah dilaksanakan dengan baik namun masih perlu dimaksimalkan guna memitigasi risiko sehingga akan dapat meminimalkan risiko-risiko yang ada dalam operasional bank.

Tata Kelola Perusahaan akan senantiasa memperhatikan pemenuhan terhadap berbagai ketentuan dan kebijakan yang berlaku sehingga penerapan GCG pada perusahaan dapat berjalan dengan baik.

(26)

Laporan Penerapan Tata Kelola PT BPR Shinta Bhakti Wedi

Periode 1 Januari 2020 s.d. 31 Desember 2020

SEOJK Nomor 5/SEOJK.03/2016

(27)

PT BPR Shinta Bhakti Wedi

Tanggal Awal Periode 01 Januari 2020

Tanggal Akhir Periode 31 Desember 2020

Modal Inti Rp 8.062.914.614

Aset Total Rp 85.560.480.923

Bobot BPR B

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Nilai

Komposit

Total

Penilaian 0.30 0.23 0 0.25 0.19 0.20 0.03 0.22 0.15 0.13 0.14 1.83 Faktor

Predikat

Baik Komposit

(28)

Nilai Rata-rata Total

Nilai Faktor

Penilaian

No. Faktor Bobot Faktor

(S+P+H)

50% 40% 10% (Nilai Faktor

S P H × Bobot)

1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab 0,58 0,75 0,18 1,51 20,0% 0,30

Direksi

2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab 0,56 0,80 0,20 1,56 15,0% 0,23

Dewan Komisaris

3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau 0 0 0 0 0% 0

Fungsi Komite

4 Penanganan Benturan Kepentingan 1,50 0,80 0,20 2,50 10,0% 0,25

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan 1,00 0,72 0,20 1,92 10,0% 0,19

6 Penerapan Fungsi Audit Intern 1,00 0,80 0,15 1,95 10,0% 0,20

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 0,50 0,40 0,15 1,05 2,5% 0,03

8 Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk 1,17 0,80 0,20 2,17 10,0% 0,22

Sistem Pengendalian Intern

9 Batas Maksimum Pemberian Kredit 1,00 0,80 0,20 2,00 7,5% 0,15

Laporan Penilaian Penerapan Tata Kelola (GCG)

(29)

PT BPR Shinta Bhakti Wedi

Nilai Rata-rata Total

Nilai Faktor

Penilaian

No. Faktor Bobot Faktor

(S+P+H)

50% 40% 10% (Nilai Faktor

S P H × Bobot)

10 Rencana Bisnis BPR 0,83 0,80 0,10 1,73 7,5% 0,13

11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non- 1,00 0,70 0,15 1,85 7,5% 0,14

Keuangan

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian penerapan tata kelola BPR Nilai 1.83 composit GCG dengan kategori sangat baik, pelaksanaan faktor penerapan GCG telah diimplementasikan dalam aspek pengelolaan perusahaan. Hasil Penerapan akan selalu dilakukan evaluasi dan perbaikan terhadap faktor yang belum maksimal penerapannya sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang berlaku.

Berikut kesimpulan akhir perfaktor yang mencakup kelebihan dan kelemahan : 1. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

Direksi Kelebihan :

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Direksi telah menyampaikan informasi secara rutin kepada dewan komisaris.

Direksi telah melakukan pengawasan terhadap realisasi Rencana bisnis dan implementasi Regulasi yang telah berlaku

Direksi melakukan laporan pertanggung jawaban melalui RUPS Kelemahan : tidak ada

2. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris. Kelebihan :

Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan yang baik terhadap Direksi

Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai ketentuan

Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan semenda dengan sesama anggota Dewan komisaris dan anggota Direksi

Dewan Komisaris selalu memantau perkembangan realisasi Rencana Bisnis yang dijalankan oleh Direksi.

Kelemahan : tidak ada

(30)

3. Penanganan benturan kepentingan

kelebihan : dalam melaksanakan fungsi dan tugas dari masing masing Dewan Komisaris dan Direksi belum pernah terjadi benturan kepentingan dalam menjalankan dan mengelola perusahaan.

Kelemahan : Secara tertulis belum memilki prosedur terhadap penanganan benturan kepentingan.

4. Fungsi Kepatuhan terhadap Regulasi yang berlaku.

Kelebihan : Struktur organisasi perusahaan telah memenuhi ketentuan yaitu Direksi Yang membawahi Fungsi Kepatuhan Dan Pejabat Eksekutif Fungsi Kepatuhan telah ada, sehingga dapat melaksanakan Fungsi Kepatuhan sesuai tugas dan tanggungjawabnya.

Kelemahan : Dalam penerapan sosialisasi pengetahuan dan ketentuan yang berlaku dari pihak terkait belum optimal karena belum berjalan secara rutin dan perlu peningkatan kemampuan dari Pejabat Eksekutif guna meningkatkan pengetahuan yang dimiliki.

5. Penerapan Fungsi audit intern

kelebihan : BPR telah memiliki pejabat eksekutif yang telah melaksanakan fungsi audit intern dengan baik dan telah melakukan pelaporan terhadap hasil audit kepada pihak intern dan pihak ekstern yaitu OJK kelemahan : tidak ada

6. Penerapan audit ekstern

kelebihan : BPR telah menunjuk Akuntan publik atau Kantor Akuntan Publik sesuai prosedur penunjukan yaitu melalui Persetujuan RUPS atas usulan Dewan Komisaris, dan AP maupun KAP sudah terdaftar di OJK.

kelemahan : tidak ada

7. Batas maksimum pemberian kredit

Kelebihan : Dalam proses pemberian kredit dan penempatan ABA sudah dilakukan sesuai prosedur penilaian BMPK baik penilaian BMPK pihak terkait maupun pihak terkait .

Kelemahan : tidak ada 8. Rencana Bisnis BPR

Kelebihan : Rencana Bisnis telah disusun berdasarkan historis perkembangan perusahaan dan analisa pertumbuhan secara nasional, dengan tetap mempertimbangkan berbagai faktor internal dan eksternal.

kelemahan : Dalam implemetasi Rencana Bisnis masih belum sepenuhnya mampu mencapai seluruh target

9. Transparansi laporan keuangan dan non keuangan

kelebihan : Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

kelemahan : tidak ada

Laporan Penilaian Penerapan Tata Kelola (GCG)

(31)

PT BPR Shinta Bhakti Wedi

Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola

Skala Penerapan

No. Kriteria/Indikator Keterangan

SB B CB KB TB

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Direksi

A. Struktur dan Infrastruktur

Tata Kelola (S)

1 Jumlah anggota Direksi PT BPR Shinta Bhakti wedi telah

paling sedikit 2 (dua) memenuhi komposisi jumlah anggota

orang, dan salah satu direksi paling sedikit 2 (dua) orang

anggota Direksi bertindak berdasarkan modal inti

sebagai Direktur yang

membawahkan fungsi

kepatuhan.

2 Seluruh anggota Direksi

Seluruh anggota diresksi bertempat tinggal dikabupaten yang sama dengan

bertempat tinggal di Lokasi kantor pusat

kota/kabupaten yang

sama, atau kota/kabupaten

yang berbeda pada

provinsi yang sama, atau

kota/kabupaten di provinsi

lain yang berbatasan

(32)

langsung dengan

kota/kabupaten pada

provinsi lokasi Kantor

Pusat BPR.

3 Anggota Direksi tidak seluruh anggota direksi tidak

merangkap jabatan pada merangkap jabatan pada bank,

Bank, Perusahaan Non perusahaan Non bank dan/atau

Bank dan/atau lembaga lembaga lain (partai politik atau

lain (partai politik atau organisasi kemasyarakatan)

organisasi

kemasyarakatan).

4 Mayoritas anggota Direksi Mayoritas Direksi tidak

tidak memiliki hubungan memiliki hubungan keluarga atau

keluarga atau semenda semenda sampai dengan derajat

sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi

kedua dengan sesama dan/atau anggota Dewan Komisaris.

anggota Direksi dan/atau

anggota Dewan Komisaris.

Laporan Penilaian Penerapan Tata Kelola (GCG)

(33)

PT BPR Shinta Bhakti Wedi

Skala Penerapan

No. Kriteria/Indikator

Keterangan

SB B CB KB TB

(1) (2) (3) (4) (5)

5 Direksi tidak menggunakan Direksi tidak menggunakan penasehat

penasihat perorangan perorangan dan/atau jasa profesional

dan/atau penyedia jasa sebagai konsultan kecuali untuk

profesional sebagai proyek yang bersifat khusus, yang dari

konsultan kecuali sisi karakteristik proyeknya

memenuhi persyaratan membuthkan adanya konsultan, telah

yaitu untuk proyek yang disadari oleh kontrak yang jelas

bersifat khusus yang dari meliputi lingkup pekerjaan, tanggung

sisi karakteristik jawab, produk yang dihasilkan dan

proyeknya membutuhkan jangka waktu pekerjaan serta biaya;

adanya konsultan; telah Saat ini masih menggunakan

didasari oleh kontrak yang Jasa appraisal independen dan

jelas meliputi lingkup Audit eksternal

pekerjaan, tanggung jawab,

produk yang dihasilkan,

dan jangka waktu

pekerjaan, serta biaya; dan

perorangan dan/atau

penyedia jasa profesional

adalah pihak independen

yang memiliki kualifikasi

untuk proyek yang bersifat

khusus dimaksud.

6 Seluruh anggota Direksi Seluruh anggota Direksi telah lulus

(34)

telah lulus Uji Kemampuan Uji Kemampuan dan

dan Kepatutan dan telah Kepatutan dan telah diangkat melalui

diangkat melalui RUPS RUPS termasuk perpanjangan masa

termasuk perpanjangan jabatan Direksi telah ditetapkan oleh

masa jabatan Direksi telah RUPS sebelum berakhir masa

ditetapkan oleh RUPS jabatannya.

sebelum berakhir masa

jabatannya.

B. Proses Penerapan Tata Kelola

(P)

7 Direksi melaksanakan Direksi melaksanakan tugas dan

tugas dan tanggung tanggung jawabnya cukup

jawabnya secara independen dan tidak memberikan

independen dan tidak

kuasa umum yang dapat

memberikan kuasa umum mengakibatkan pengalihan tugas dan

yang dapat mengakibatkan wewenang tanpa batas

pengalihan tugas dan

wewenang tanpa batas.

Laporan Penilaian Penerapan Tata Kelola (GCG)

Referensi

Dokumen terkait

Dewan Pengawas wajib memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern

Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern,

rekomendasi dari Audit Internal, Auditor Eksternal, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan atau otoritas lainnya. 5) Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling

Kegiatan kerajinan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang di buat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari

Sebenarnya keduanya sama sekali tidak ada hubungan apapun. Sebab bilangan 7 huruf dari.. Nabi SAW meski haditsnya shahih, namun ditafsirkan para ulama dengan

Dengan adanya hal tersebut, maka penyelarasan strategi bisnis dan strategi sistem/teknologi informasi akan berjalan secara beriringan, sinergi, terpadu dan menyeluruh

Kalau pada perpustakaan sekolah, pustakawan merupakan jembatan antara guru dengan murid maka pada perpustakaan perguruan tinggi terdapat bentuk yang berlainan

 Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah menyampaikan Laporan Audit Terintegrasi kepada Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Tata Kelola Terintegrasi serta Direktur