• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi yang dipandang sebagai salah satu industri yang prospektif di masa akan datang. Oleh karena itu pembangunan kepariwisataan perlu terus diupayakan guna menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Pariwisata sebagai industri jasa menjadi pendorong utama perekonomian dunia sehingga banyak negara yang berlomba menjadikan negerinya sebagai objek yang kaya akan daya tarik kepariwisataan. Saat ini sektor pariwisata telah menjadi komoditas bisnis andalan di beberapa negara maju dan berkembang. Karena dikemas dengan sangat menarik maka sektor ini menjadi penghasil devisa terbanyak dari total devisa yang diterima. Dan sebenarnya bisnis pariwisata akan cukup menjanjikan jika dikelola sebaik mungkin.

Industri MICE atau biasa disebut Meeting, Incentive, Confention,

Exhibition merupakan bagian dari usaha jasa pariwisata. Industri ini menjadi

produk unggulan karena dapat memberikan dampak berganda (multiplier effect)

yang luas kepada stakeholder pariwisata, yaitu pemerintah, pelaku usaha atau

industri pariwisata, serta masyarakat. Karena MICE merupakan suatu kegiatan

yang kompleks dan juga memberikan lahan bisnis yang tinggi, mahal, dan berat

tanggung jawabnya maka semua kebutuhan di dalamnya harus dikelola dan

direncanakan dengan baik.

(2)

Menurut Pendit dalam Any Noor (2007:4) MICE merupakan usaha dengan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan,dan sebagainya) untuk membahas masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umumnya event konvensi berkaitan dengan usaha pariwisata lain, seperti transportasi, akomodasi, hiburan perjalanan pra dan pasca konferensi.

Usaha jasa pariwisata ini meliputi beberapa kegiatan, diantaranya adalah kegiatan penyedia jasa perencanaan, jasa pelayanan dan jasa penyelenggaraan pariwisata. Kegiatan MICE dapat membuka lapangan kerja dan usaha bagi penyedia kebutuhan pelaksanaan MICE, usaha akomodasi, transportasi, usaha komunikasi dan profesi, usaha kontrktor pameran, usaha perjalaanan, usaha liburan, usaaha pengasaan lokasi, dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa event MICE menghasilkan devisa langsung yang dinikmati oleh masyarakat dan pelaku industri pariwisata yang bergerak di bidang akomodasi, transportasi, jasa konvensi dan eksibisi, hingga produk budaya berupa cinderamata. Disamping itu kegiatan ini juga memberikan dampaak positif terhadap pencintraan destinasi negara ataupun daerah tujuan wisata.

Direktur Konvensi, Intensif dan Pameran, Kementerian Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif, Tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan MICE ke Indonesia

berjumlah 3,7 dari total 7,65 juta kunjungan wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke Indonesia. Untuk tahun 2012 ini, kementeriannya menargetkan

presentase kunjungan meningkat 10 %.

(3)

Mengenai cara pencapaiaan target itu, pemerintah akan semakin intensif menghadiri berbagai pameran atau trade show yang berkaitan dengan MICE (http://indonesia tourismmonitor.blogspot.com). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan angka wisatawan mancanegara pengguna sektor MICE pada 2012 menjadi 10% dari seluruh jumlah pengguna layanan jasa wisata asing yang datang ke Indonesia. Berman Lubis, Direktur Konvensi, Intensif dan Pameran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan target itu untuk mendongkrak pendapatan sektor pariwisata. Sebelumnya kementerian ini membidik wisatawan sebanyak 8 juta dengan anggaran Rp 1,99 triliun pada tahun 2012. Target MICE (meeting, invention, convention, exhibition) itu dipasang untuk mendongkrak daya tarik wisatawan di Indonesia. Berdasarkan data jumlah wisatawan asing pada tahun 2011, segmen MICE tercatat sebanyak 3,7% dari jumlah seluruhnya yang datang sebanyak 7,65 juta orang. Berbagai upaya akan dilakukan untuk mendongkrak MICE untuk mencapaai target wisman pada 2012.

Upaya itu dilakukan dengan cara menghadiri berbagai pameran atau trade show yang berkaitan dengan MICE untuk menjelaskan tentang kawasan tujuan konvensi,intensif dan pameran di wilayah Indonesia. Selain itu, banyak upaya lain seperti mengadakan kerjasama dengan pemerintah asing di Indonesia (http://www.bisnis.com/aricles).

Indonesia memiliki peluang tinggi untuk menggunakan industri MICE, saat ini Indonesia memiliki 10 Kota utama dan 3 kota potensial tujuan MICE di Indonesia. 3 Kota potensial adalah Palembang, Lombok, dan Balikpapan.

Sedangkan untuk 10 Kota utama tujuan MICE diuraikan pada tabel 1.1 Berikut

(4)

TABEL 1.1

10 KOTA UTAMA TUJUAN MICE DI INDONESIA

No Kota

1 Medan

2 Padang / Bukit tinggi

3 Batam

4 Jakarta

5 Bandung

6 Jogjakarta

7 Surabaya

8 Bali

9 Makasar

10 Manado

Sumber : Kemenbudpar 2011

Berdasarkan data diatas, 10 kota utama tujuan MICE Bandung merupakan salah satu kota yang menjadi konsentrasi Kemenbudpar untuk dijadikan destinasi unggulan. Bandung dikenal sebagai kota kreatif. Minat wisatawan untuk berkunjung ke kota Bandung umumnya relatif tinggi pada saat akhir pekan dan hari libur. Sektor kepariwisataan di kota Bandung didukung oleh beberapa sarana dan prasarana yang terdiri dari accomodation, attraction, accessibility, amenities dan ancilary. Salah satu komponen penunjang yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan pariwisata adalah akomodasi, dimana hotel salah satu bagian dari akomodasi yang sangat mendukung aktifitas pariwisata.

Hotel merupakan suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau

badan akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia

makanan dan minuman serta fasilitas jasa yang lainnya dimana semua pelayanan

itu diperuntukan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel

tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki

hotel itu. Meningkatnya kegiatan pariwisata, mengakibatkan pula tingkat hunian

kamar pada industri pariwisata.

(5)

Pertumbuhan hotel bintang juga terjadi di kota – kota besar di Jawa Barat salah satu kota Bandung yang memiliki tingkat pertumbuhan industri perhotelan yang cukup baik. Berikut ini adalah tabel berikut mengenai Jumlah Hotel Berbintang di Kota Bandung.

TABEL 1.2

JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009 – 2011

Tahun

Hotel Berbintang

Total

1 2 3 4 5

2009 10 15 26 15 6 73

2010 7 16 28 19 6 77

2011 9 18 29 22 6 84

Total 284

Sumber : Disbudpar Kota Bandung, 2012

Jumlah hotel berbintang pada umumnya dari tahun ke tahun cukup meningkat. Hotel bintang 1 mengalami pengurangan pada tahun 2010, namun bertambah lagi di tahun 2011. Berbanding terbalik dengan hotel bintang 2,3 dan 4 yang selalu bertambah tanpa mengalami penurunan. Untuk hotel bintang 5 tetap jumlahnya dari tahun 2009 – 2011 yaitu berjumlah 6 hotel. Hotel bintang 1 sampai 5 setiap tahun nya bertambah,tahun 2009 berjumlah 73 hotel, tahun 2010 berjumlah 77 hotel dan pada tahun 2011 berjumlah 84 hotel. Berikut tabel mengenai hotel – hotel bintang 4 di Kota Bandung pada tahun 2011

TABEL 1.3

DAFTAR HOTEL – HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

Nama Hotel

The Ardjuna Boutique Novotel

Aston Braga Panghegar

Carccadin The Luxton

Aston Primera Permata Bidakara

Amarossa Savoy Homann

(6)

Lanjutan Tabel 1.3

Nama Hotel

Grand Ciumbeluit The Majesti

Grand Setiabudi Aston Tropicana

Golden Flower Grand Pasundan

Holiday Inn Grand Seriti

Horison Sensa

The Jayakarta Bandung Banana Inn

Sumber : Difkominfo 2012

Data di atas merupakan nama – nama hotel bintang 4 di Kota Bandung, yang mana dari tahun 2009 sampai tahun 2011 hotel bintang 4 terus bertambah.

Dengan terus tumbuh dan berkembangnya usaha perhotelan tersebut, maka ini akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat. Begitu juga yang dialami oleh Golden Flower Hotel Bandung yang berada di Jalan Asia Afrika.

Golden Flower Hotel Bandung adalah Hotel bintang empat yang berdiri pada pertengahan tahun 2009 dengan fasilitas modern yang berlokasi dijalan Asia Afrika Bandung. Hotel ini lengkap dengan 193 kamar dan suite, Ballrom (menampung sampai 1.500 orang), 22 ruang meeting, International Restaurant, Lounge, Cake Shop, Club & Karaoke, Fashion Boutique, Spa, Pool dan Fitness Centre.

Mengingat persaingan antar industri perhotelan yang semakin tinggi maka

bertambahnya pula jumlah usaha hotel di Bandung, tentunya akan semakin tinggi

maka bertambahnya pula jumlah usaha hotel di Bandung, tentunya akan semakin

tercipta persaingan di antara hotel tersebut, Golden Flower Hotel sebagai salah

satu hotel bintang 4 di Bandung yang harus dapat bersaing dengan hotel lainnya

yakni diantaranya Hotel Savoy Homann, Hotel Aston Braga, Hotel Aston

Tropicana, dan The Jayakarta Boutique Suite Hotel & Spa.

(7)

Data statistik mengenai pangsa pasar beberapa hotel bintang empat tersebut ditunjukan dalam Gambar 1.1 sebagai berikut :

Sumber : Sales & Marketing Department, Golden Flower Bandung, 2011

GAMBAR 1.1

BEBERAPA MARKET SHARE HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

Data statistik yang ditunjukan pada Gambar 1.1 menggambarkan bahwa market share tertinggi sebesar dikuasai group Aston yakni masing – masing oleh Hotel Aston dan Hotel Aston Tropicana pada urutan kesatu dan kedua. Berada pada urutan ketiga oleh Hotel Golden Flower Hotel, pada urutan keempat Savoy Homan dan urutan kelima The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel & Spa.

Market share merupakan pembagian pangsa pasar, yang mana dari nilai untuk Golden Flower Hotel yang berjumlah 19,69 persen ini sangat mempengaruhi jumlah Room Occupancy. Room Occupancy sendiri adalah tingkat hunian kamar yang dihasilkan sebuah Hotel. Berikut data Room Occupancy Golden Flower Hotel Tahun 2010 dan 2011

18,09%

21,19%

21,58%

19,69%

19,42% The Jayakarta Bandung

Aston Braga Aston Tropicana Golden Flower Savoy Homman

(8)

TABEL 1.4

ROOM OCCUPANCY GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG TAHUN 2010 – 2011

Sumber : Front Office Departement Golden Flower Hotel Bandung

Berdasarkan data diatas dapat dilihat pada tahun 2010 – 2011 Golden Flower Hotel Bandung memiliki kenaiknan tingkat hunian kamar (occupancy).

Yang mana dari tahun 2010 sampai 2011 untuk bulan Januari sampai Juni mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Untuk bulan Juli nengalami penurunan sebesar 2,52 persen. Pada bulan Agustus dan September kembali meningkat namun pada bulan Oktober menurun sebesar 3.71 persen , untuk November kembali meningkat 79,7 persen dan menurun pada Desember 2,95 persen. Tingginya kegiatan MICE yang ada di Golden Flower Hotel, mempengaruhi naiknya tingkat room occupancy.

Bulan Room Occupancy (%)

2010 2011

Januari 46,84 78,15

Februari 61,90 69,52

Maret 51,01 62,93

April 52,88 71,54

Mei 68,98 70,47

Juni 83,33 85,53

Juli 87,75 85,23

Agustus 45,60 51,80

September 53,92 72,35

October 85,02 81,31

November 67,89 79,70

Desember 81,95 79,00

Rata-rata 65,60 74,96

(9)

Banyak hotel di Bandung selain digunakan untuk tempat beristirahat dari liburan, namun tidak sedikit hotel yang sering digunakan dalam menggunakan aktifitas MICE. Ada beberapa hotel lebih menekankan pada aktivitas MICE.

Berikut tabel mengenai Hotel Bintang 4 yang menawarkan kegiatan MICE berkapasitas lebih dari 1000 di Kota Bandung

TABEL 1.5

DAFTAR HOTEL BINTANG 4 YANG MENAWARKAN AKTIFITAS MICE BERKAPASITAS LEBIH DARI 1000 TAHUN 2011

Hotel Jumlah Ruang

dan Kapasitas

Fasilitas

Golden Flower 22 room – 1500 Meeting room, standard meeting equiment, internet akses, LCD project, pencil, candies Savoy Homman 14 room – 1000 Ruang meeting di lengkapi OHP, screen, white

board marker, flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice water, candies

Aston Primera Paster 20 room – 1500 Meeting room is supported by high tech audio visual equipment, Projector, ,flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice wates.

Grand Pasundan 11 room – 2000 Ruang meeting dilengkapi dengan screen, whiteboard, marker, flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice wates, candies Grand Panghegar Bandung 15 room – 2000 Ruang meeting yang dilengkapi screen,

whiteboard, marker, ,flipchart, mic,

sound system, podium, stationery, ice wates, candies

Horison 26 room – 2500 Meeting room di lengkapi sound system,

microphone standard, stage standard, OHP, screen whiteboard, marker, block note block note, ballpoint/pencils,WI-FI internet access, dry garden, green plant & flower, reception tabel, telephone ext, ice water, candies

Sumber: Modifikasi berbagai sumber

Berdasarkan data pada tabel 1.5 diatas dapat dilihat bahwa persaingan

antar hotel bintang empat yang memiliki kapasitas MICE lebih dari1000 pax

cukup tinggi. Dari data tersebut Horison mendapati Hotel berkapasitas MICE

terbesar dengan 2500 pax dengan 26 meeting room, kemudian Grand Panghegar

dengan 15 meeting room berkapasitas 2000 pax, Grand pasundan dengan 11

(10)

meeting room berkapasitas 1000 pax, Aston primera 20 meeting room berkapasitas 1500 pax, Savoy Homann dengan 14 meeting room berkapasitas 1000 pax. Golden Flower Hotel hotel dengan jumlah meeting room berkapasitas 1500 pax.

Kegiatan MICE disebuah hotel yang terdiri dari Meeting, Incentive, Confention, Exhibition, dapat dilihat dari tingkat penjualan berdasarkan jenis event pada Tabel 1.6 berikut ini :

TABEL 1.6

Data Jumlah Event MICE Golden Flower Hotel Bandung Tahun 2010 – 2011

KEGIATAN 2010 2011

MEETING 673 572

INCENTIVE 53 73

CONFENTION 42 45

EXHIBITION 5 11

Sumber : Hasil pengolahan data, 2012

Tabel 1.6 Menunjukan data jumlah event MICE (Meeting, Incentive,

Confention, Exhibition). Untuk event meeting mengalami penurunan sejumlah

101, Incentive yang terdiri dari Training, Lunch, Table manner mengalami

penaaikan sebesar 20. Convention yang terdiri dari Gathering dan Wedding

mengalami kenaikan sebesar 3. Untuk Exhibition yang terdiri dari Birthday dan

Arisan mengalami penaikan sebesar 6. Dari data di atas menunjukan bahwa event

meeting merupakan event yang sering dilakukan di Golden Flower Hotel. Terbukti

meeting memiliki jumlah paling banyak dibandingkan dengan Incentive,

Confention, dan Exhibition.

(11)

Golden Flower Hotel Bandung Semenjak awal operasionalnya pada Juli 2009, telah terbukti secara terus-menerus mampu menyelenggarakan MICE khususnya dari Pemerintahan dan dari Corporate dan Travel Agent.

Aktivitas MICE yang sering dilakukan yaitu kegiatan meeting. Meeting package dapat memberikan dampak langsung terhadap pendapatan hotel dan juga tingkat occupancy hotel. Hal ini dikarenakan kedatangan tamu bisnis cenderung berkelompok. Golden Flower Hotel harus tetap fokus terhadap banyaknya tamu bisnis yang membeli meeting package, khususnya berasal dari corporate dan government. Tamu perusahaan dan instansi pemerintah terbanyak yang menginap di Golden Flower Hotel merupakan tamu yang melakukan aktivitas MICE.

Berikut adalah data mengenai segment pasar corporate dan government di Golden Flower Hotel tahun 2011

TABEL 1.7

JUMLAH SEGMEN PASAR CORPORATE & GOVERMENT TAHUN 2011

Corporate Goverment

248 130

Sumber : Sales & Marketing Departement Golden Flower Hotel, 2012

Data tabel 1.7 di atas merupakan jumlah segmen pasar yang terdiri dari Corporate dan Goverment di Hotel Golden Flower Bandung pada tahun 2011.

Jika dilihat selisih dari keduanya yaitu 118 yang mana corporate lebih banyak menggunakan meeting package di bandingkan goverment. Kinerja Sales &

Marketing di tuntut dalam memasarkan produk meeting package yang dimiliki,

sehingga rata-rata tingkat hunian kamar tertinggi dapat di dominasikan oleh tamu-

(12)

tamu bisnis terutama jika perusahaan-perusahaan tersebut mengadakan meeting, event, pameran gathering atau dengan tujuan bisnis lainnya.

Aktivitas meeting diharapkan dapat meningkatkan dan mendorong pendapatan, baik meningkatkan penjualan kamar melalui fullboard meeting package, maupun meningkatkan penjualan outlet lainnya.

Berdasarkan data menurut Food & Beverage Manager Golden Flower, pada tahun 2011 penjualan banquet menghasilkan pendapatan kedua terbesar setelah pendapatan penjualan kamar, kemudian Lotus Garden Restaurant,Legend Club & Karaoke, Room Service, Cake Shop, Iris Lounge, Mini Bar. Berikut adalah tabel Top Income Golden Flower Hotel Bandung

TABEL 1.8

TOP INCOME GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG TAHUN 2011

No Income (%)

1 Room 48

2 Banquet 39,2

3 Lotus Garden Restaurant 5,1

4 Legend Club & Restaurant 4,3

5 Room Service 2

6 Cake Shop 0,7

7 Iris Lounge 0,5

8 Mini Bar 0,2

Total 100%

Sumber : Food & Beverage Manager Golden Flower Hotel, 2012

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan terbesar pada

tahun 2011 yaitu dari hasil penjualan kamar, kemudian pendapatan kedua

dihasilkan dari penjualan banquet disusul dengan Lotus Garden Restaurant yang

mana pendapatan ini diperoleh dari Wedding yang diadakan di Lotus Garden

(13)

Restaurant dan juga Lunch atau Dinner di luar Package Meeting. Kemudian Legend Club & Karaoke, Room Service, Cake Shop, Iris Lounge, dan peringkat terakhir Mini Bar.

Banquet merupakan bagian dari FB Service yang mana banquet menjadi salah satu income terbesar yang dibandingkan dengan outlet dari FB service lainnya.

Corporate atau goverment yang menggunakan Paket Meeting yang mana Coffee Break, Lunch, Dinner masuk ke dalam income banquet, untuk kamar masuk ke dalam Income Front Office. Tamu bisnis sendiri memberikan aspek yang sangat baik karena banyak perusahaan menggunakan Residential Package.

Itu artinya kamar ataupun outlet menjadi ramai karena banyaknya Tamu bisnis yang menginap .

Aktivitas meeting di harapkan meningkatkan dan mendorong pendapatan baik meningkatkan penjualan kamar melalui fulboard meeting package, maupun meningkatkan penjualan outlet lainnya. Untuk mengetahui seberapa besar Income Banquet selama tahun 2010 – 2011 dilihat pada tabel di bawah ini.

TABEL 1.9

INCOME BANQUET GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG TAHUN 2010 - 2011

BULAN

2010

2011

Januari Rp 630.069.216 Rp 656.552.483 Februari Rp 608.033.055 Rp 483.758.675 Maret Rp 560.526.862 Rp 640.605.165

April Rp 542.646.781 Rp 693.166.111

Mei Rp 584.335.124 Rp 628.030.995

Juni Rp 930.343.853 Rp 838.905.946

Juli Rp 969.481.113 Rp 859.859.503

Agustus Rp 477.556.411 Rp 252.809.916

September Rp 295.450.414 Rp 650.256.199

Oktober Rp 1.298.659.334 Rp 1.111.432.231

(14)

November Rp 992.243.076 Rp 822.067.570 Desember Rp 885.276.526 Rp 670.214.877 Total Rp 8.774.621.765 Rp 8.307.659.671

Selisih Rp 466.962.094

Sumber : Food & Beverage Manager Hotel Golden Flower Hotel 2012

Berdasarkan data di atas dilihat bahwa Income Banquet dari setiap bulan mengalami penurunan dan penaikan setiap bulan nya di masing – masing tahun.

Namun jika dibandingkan dengan tahun 2010 dan 2011 dan dilihat dari nominalnya di tahun 2011 mengalami penurunan, yang mana Total Income Banquet pada tahun 2010 Sebesar Rp 8.774.621.765 dan menurun di tahun 2011 menjadi Rp 8.307.659.671. Penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengakibatkan adanya selisih sebesar Rp 466.962.094. Data tersebut mana menjadi masalah bagi pendapatan banquet department. Banquet sendiri memiliki beberapa item event, diantaranya Residential Meeting,Non Residential Meeting, Room Meeting only, Wedding, Table Manner (other) dan Birthday. Yang mana menurut Mr Sahmad selaku Food & Beverage Manager Hotel Golden Flower meeting menjadi income terbesar banquet. Berikut tabel mengenai pembagian Departement Banquet tahun 2010 sampai 2011.

TABEL 1.10

PEMBAGIAN INCOME BANQUET TAHUN 2010 – 2011

Event

2010 (%) 2011(%)

Residential Meeting

42 % 38%

Non Residential Meeting

27% 25%

Room meeting only

7% 5%

Wedding

8% 12%

Table manner and other

13% 15%

Birthday, Arisan

3% 5%

Sumber : Hasil pengolahan data, 2012

(15)

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa residential meeting tahun 2010 menurun pada 2011 sebesar 4%, non residential meeting menurun 2%, room meeting ony menurun 2 %, wedding mengalami penaikan 4%, tabel manner (seminar, wisuda, dll) mengalami penaikan 3%, birthday naik 2 %.

Event Meeting yang diambil dari residential meeting, non residential meeting, room meeting only ketika nya mengalami penurunan yang tidak terlalu besar tetapi sangat berpengaruh terhadap pendapatan banquet.

Hal ini dapat berakibat pada pangsa pasar khususnya tamu bisnis yang telah dimiliki oleh Golden Flower Hotel yang kemungkinan akan berpindah dan memilih untuk menggunakan meeting package pada hotel lain maupun pada hotel pendatang baru. Jika dilihat dari data di atas, yang mana occupancy dari Golden Flower Hotel meningkat, namun untuk pendapatan dari meeting package menurun, menjadi suatu permasalahan yang harus sigap untuk ditangani.

Sebagian besar usaha yang dilakukan pihak manajemen antara lain promosi,

yang diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan room sold, tingkat

hunian, penjualan paket meeting serta mencapai target klasifikasi tamu atau

pangsa pasar pada tamu bisnis, karena promosi merupakan aktifitas pemasaran

yang menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk pasar sasaran atas

perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada

produk yang ditawarkan. Program promosi yang dilakukan Golden Flower Hotel

seperti advertising, direct marketing, sales promotion, dan personal selling

diharapkan dapat meningkatkan keputusan tamu untuk membeli.

(16)

Menurut Kotler & Keller (2012:498) Promosi adalah aktivitas pemasaran dimana perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan tamu secara langsung atau tidak langsung, mengenai produk dan merek yang mereka jual. Berikut ini adalah Aktivitas Promosi yang dilakukan oleh Golden Flower Hotel dalam Meningkatkan pengguna Meeting Package.

TABEL 1.11

AKTIFITAS PROMOSI GOLDEN FLOWER HOTEL TAHUN 2011

Promosi Description

Advertising

 Brosur – brosur meeting package, wedding package,

birthday package

 Memasang Billboard pada tempat-tempat tertentu

 Memasang promosi dalam majalah lifestyle dan Pikiran

Rakyat

Direct Marketing

 Telemarketing Mengunjungi / menelpon corporate dan

memberitahukan package – package di Golden Flower, ini dilakukan All Sales

 Send Email Berupa pengiriman surat penawaran yang

ditujukan kepada tamu yang berisi penawaran harga Meeting room & kamar serta fasilitas yang akan diberikan.

Market inJakarta, Bandung

 Send Facsimile Berupa pengiriman surat penawaran yang

ditujukan kepada tamu yang berisi penawaran harga Meeting room & kamar serta fasilitas yang akan diberikan Market in Jakarta, Bandung

 Mempromosikan melalui media Blackberry Messenger

 Mempromosikan melalui media Facebook

Sales Promotion

 Memberikan harga khusus berupa corporate rate

 Memberikan Voucher

 Memberikan souvenir dan merchendise

 Memberikan harga khusus meeting package

 Memberikan promo harga khusus paket halal bihalal, buka

puasa, pada saat ramadhan

Personal Selling

 Salles call dilakukan setiap hari senin – jumat oleh sales

executive, tugasnya mengunjungi goverment, corporate, asuransi, banking, kontraktor, perusahaan – perusahaan lainnya, dengan membawa fliers dan newsletter kepada klien yng menjadi sasaran. Salles call sering dilakukan di Bandung, Jakarta.

Sumber : Sales & Marketing Golden Flower Hotel Bandung

(17)

Untuk mengetahui seberapa efektif kegiatan-kegiatan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan harapan program yang Golden Flower Hotel telah sesuai dan dapat memperoleh peningkatan penggunaan meeting package.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian tentang “ PENGARUH PROMOSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE DI GOLDEN FLOWER HOTEL BANDUNG “ (Survei Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana program promosi yang di lakukan Golden Flower Hotel Bandung.

2. Bagaimana keputusan tamu bisnis yang menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung

3. Program promosi terhadap keputusan perusahaan menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Program promosi oleh Golden Flower Hotel.

2. Keputusan menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel

Bandung.

(18)

3. Program promosi dalam upaya meningkatkan keputusan menggunakan meeting package di Golden Flower Hotel Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulisan penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran khususnya program promosi Golden Flower Hotel terhadap keputusan menggunakan meeting package serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangakan ilmu pemasaran.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini mengungkap tentang pengaruh manajemen hotel yang

telah berupaya dalam menghadapi persaingan. Serta sebagai input

manajemen hotel untuk memberikan program promosi dan keputusan

untuk menggunakan meeting package. Selain itu hasil penelitian ini

dapat berguna untuk instansi pemerintah, swasta, lembaga pendidikan

dalam meningkatkan peran serta sebagai pengguna jasa hotel tersebut

Gambar

Table manner and other      13%        15%

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian tersebut maka hakekat persaingan dalam kepariwisataan tidak sama dengan persaingan pada sektor-sektor lainnya, karena hakekat persaingan dalam

dari kejadian itu adalah karena anak buah Asano tidak membayar gaji/upah yang cukup ketika Asano belajar pada Pangeran Kira sehingga Pangeran Kira mengajarkan hal yang salah, dan

Perceraian, meskipun diizinkan, namun tetaplah menjadi suatu perbuatan yang tidak dianjurkan dalam agama, terutama agama Islam yang menganggap perceraian sebagai

Rumput Zoysia japonica memiliki panjang rhizoma dan stolon sepanjang 2,8 cm dan 2,5 cm yang mampu memberi kemampuan jelajah dan penutupan yang tinggi dan dapat

G RAY L EVEL C O -O CCURRENCE M ATRIX (GLCM) Metode GLCM (grey-level co-occurrence matrix) adalah salah satu cara mengekstrak fitur tekstur statistik orde

Berhasil mengusulkan Best Practice dan/atau karya inovasi yang dapat menjadi dasar pencarian solusi dan menjadi kesepakatan diskusi tahap pencarian dan

Apabila perawat memiliki tingkah laku prososial yang tinggi maka pasien akan merasa bahwa perawat tersebut tidak hanya sekedar menjalankan perannya saja tapi juga memberikan

Pengembangan produk wisata dengan menggunakan teknik tourism opportunity spectrum ini disinyalir dapat meningkatkan atau mengembalikan kunjungan wisatawan