• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES: Survey Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES: Survey Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

NO.DAFTAR FPIPS : 1588/UN.40.2.5.2/PL/2013

PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES (Survey Pada Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Jurusan Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh: Sitra Febriyanti

(0602441)

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

(2)

NO.DAFTAR FPIPS : 1588/UN.40.2.5.2/PL/2013

2013

PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES

(Survei Pada Tamu Bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel)

Oleh Sitra Febriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sitra Febriyanti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

NO.DAFTAR FPIPS : 1588/UN.40.2.5.2/PL/2013

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES

(Survei Pada Tamu Bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel)

Skripsi Ini Disetujui dan Disahkan Oleh:

Dosen Pembimbing I

Heny Hendrayati S.,ip.,MM NIP. 1974 307 200212 2 001

Dosen Pembimbing II

Ariyo Bramantori.SH.,MM

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

HP. Diyah Setiyorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis,

(4)
(5)

ABSTRACT

Sitra Febriyanti, Effect of Augmented Product Golden Flower Hotel In Effort Creating Packages Using the Meeting. (Survey on the business use of meeting packages at the Golden Flower Hotel). Guided By Heny Hendrayati S. Ip, MM and Ariyo Bramantori SH.MM

Tourism is a service industry that is always growing and can produce a high enough income. Development of the tourism industry in Indonesia is currently more advanced and not only focus on sports and recreation, but also more emphasis on the MICE industry or Meeting, Incentive, Convention and Exhibition. MICE Industry in Bandung substantial contribution, the contribution of MICE activities generated 50% of total revenue in Bandung. Golden Flower Hotel Bandung is a four-star hotel in Bandung, which has facilities for MICE activities with the largest ballroom, capacity reached 2,500 people. Hotel development, especially the four-star hotel in Bandung is quite high, many newcomers make the competition the higher the hotel. Golden Flower Hotel should be able to maintain the quality and augmented its income by always maintaining their product. The purpose of this study was to determine the augmented product Golden Flower Hotel Bandung, the company's decision to use the meeting package and augmented products influence on the company's decision to use the meeting packet. Independent variable (X) in this study that the dimensions Augmented product features, style / design, packaging, brand, service delivery. Dependent variable (Y) is the company's decision to use the meeting package. This type of research is descriptive verification, the method used is a sample survey technique with saturated, and the total sample of 100 companies. Techniques of data analysis and hypothesis testing used is a multiple regression technique. The results showed that the augmented product has significant influence over the company's decision to use the meeting package for 72.2%, while the other effects of 27.8%.

(6)

ABSTRAK

Sitra Febriyanti, Pengaruh Augmented Product Golden Flower Hotel Dalam Upaya Menciptakan Menggunakan Meeting Packages. (Survey pada tamu bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel). Dibimbing Oleh Heny Hendrayati S.Ip, MM dan Ariyo Bramantori SH.MM

Pariwisata adalah industri jasa yang selalu tumbuh dan dapat menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia saat ini lebih maju dan tidak hanya fokus pada olahraga dan rekreasi, tetapi juga lebih menekankan pada industri MICE atau Meeting, Incentive, Convention and Exhibition. MICE Industri dalam kontribusi substansial Bandung, kontribusi kegiatan MICE yang dihasilkan 50% dari total pendapatan hotel di Bandung. Golden Flower Hotel Bandung adalah salah satu hotel berbintang empat di Bandung, yang memiliki fasilitas untuk kegiatan MICE dengan ballroom terbesar, kapasitasnya mencapai 2500 orang. Perkembangan hotel, terutama hotel berbintang empat di Bandung cukup tinggi, banyak pendatang baru hotel membuat persaingan semakin tinggi. Golden Flower Hotel harus dapat mempertahankan kualitas dan pendapatanya dengan selalu mempertahankan augmented product mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui augmented product Hotel Golden Flower Bandung, keputusan perusahaan untuk menggunakan paket meeting dan pengaruh augmented product terhadap keputusan perusahaan untuk menggunakan paket pertemuan. Variabel independen (X) dalam penelitian ini bahwa augmented product yang dimensinya fitur, gaya/desain, kemasan, merek, service delivery. Variabel terikat (Y) adalah keputusan perusahaan untuk menggunakan paket meeting. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif, metode yang digunakan adalah teknik survei sampel dengan jenuh, dan jumlah sampel sebanyak 100 perusahaan. Teknik analisis data dan uji hipotesis yang digunakan adalah teknik regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa augmented product memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk menggunakan paket meeting sebesar 72,2%, sedangkan efek lainnya sebesar 27,8%.

(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI ………. i

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ………... 12

1.3 Tujuan Penelitian ………... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ………. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ……….. 15

2.1.1 Pengertian Pariwisata ………... 15

2.1.2 Konsep Product ……...……… 16

(8)

2.1.2.2 Konsep Augmented Product……….………… 20

2.1.2.3 Dimensi Augmented Product ……….. 21

2.1.3 Keputusan Pembelian……… ……. 23

2.1.3.1 Definisi Keputusan Pembelian……… 23

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian……… 25

2.1.3.3 Tipe-Tipe Kepeutusan Pembelian……….. 27

2.1.3.4 Peran Tamu……… 28

2.1.3.1 Tahap-Tahap Pengambil Keputusan………. 29

2.1.4 Pengaruh Augmented Product Terhadap Keputusan Pembelian…. 33

2.1.5 Resume Hasil Penelitian Terdahulu dan Orisinilitas Penelitian….. 35

2.2 Kerangka Pemikiran ……… 37

2.3 Hipotesis ………... 43

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ……… 46

3.2 Metode Penelitian ………. 47

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ………. 47

3.2.1.1 Jenis Penelitian………. 47

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ………... 47

3.2.3 Sumber dan Cara Penentuan Data ……….. 50

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ……….. 51

3.2.4.1 Populasi ……… 51

3.2.4.2 Sampel ………..52

(9)

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ………... 55

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ………... 56

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ………. 57

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ………. 61

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis …………. 63

3.2.7.1 Rancangan Teknik Analisis....………... 63

3.2.7.3 Pengujian Hipotesis ……… 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Tamu Hotel ………68

4.1.1 Profil Perusahaan ……….……….68

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ………... 68

4.1.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan ………. 69

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan……..………. 70

4.1.2 Profil Tamu Bisnis……… 77

4.1.2.1 Profil Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Meeting Packages Berdasarkan Karakteristik Identitas Responden ………. 77

4.1.2.2 Jenis Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel Berdasarkan Pengalaman dan Penilaian Responden……. ………... 82

4.2 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel Terhadap Augmented Product………. …… 86

4.2.1 Fitur (Features)……….. 86

4.2.2 Desain/gaya (Styling)……….. ………. 88

(10)

4.2.4 Merek (Brand)……….. ……….. 90

4.2.5 Penyampaian Jasa (Service Delivery)………. 91

4.2.6 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Augmented Product di Golden Flower Hotel……….. 93

4.3 Keputusan Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel….. 95

4.3.1 Keputusan Pembelian Berdasarkan Merek (brand) ………. 95

4.3.2 Keputusan Pembelian Berdasarkan Waktu Pembelian………. 96

4.3.3 Keputusan Pembelian Berdasarkan Metode Pembayaran ……… 97

4.3.4 Keputusan Pembelian Berdasarkan Saluran Distribusi………. 98

4.3.5 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Bisnis Golden Flower Hotel Mengenai Keputusan Pembelian ………. 100

4.4 Hasil Uji Asumsi Variabel ……… 102

4.4.1 Pengujian Asumsi Regresi ……….. 102

4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ………... 102

4.4.1.2 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastitas……… 103

4.4.1.3 Hasil Uji Multikolinearitas………..………. 105

4.4.1.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi………. ……… 106

4.4.1.5 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Simultan (Uji F)…. 107 4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji t)……. 108

4.4.1.7 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Augmented Product Terhadap Keputusan Pembelian………. 110

4.5 Implikasi Hasil Penelitian ………. 111

(11)

4.5.2 Temuan yang Bersifat Empirik ………... 112

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan ………... 114

5.2 Rekomendasi ………. 115

DAFTAR PUSTAKA 116

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Periode 2007- 2012...2

Tabel 1.2 Jumlah Wisatawan Ke Objek Wisata Jabar 2007-2011………..2

Tabel 1.3 Data Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung tshun 2008-2011………….3

Tabel 1.4 Jumlah Penginapan/Hotel Dan Jumlah Kamar Hotel Menurut Klasifikasinya di Kota Bandung Tahun 2011……...4

Tabel 1.5 Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang Di Jawa Barat……….5

Tabel 1.6 Competitor Statistic Report Hotel Bintang 4 di Kota Bandung 2012……...5

Tabel 1.7 Harga Paket MICE Hotel Bintang Empat………6

Tabel 1.8 Pendapat Pelanggan Tentang Paket Bisnis Terhadap Harga yang diberikan…7 Tabel 1.9 Volume Penjualan Golden Flower Hotel Tahun 2012………...9

Tabel 1.10 Persentase Pemakaian Meeting Packages Sesuai Segmentasi……….10

Tabel 2.1 Penelitian Yang Berkaitan Dengan Pengaruh Augmented Product Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Packages………..36

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel……….48

Tabel 3.2 Jenis dan Sumbe Data………..51

Tabel 3.3 Teknik Pengambilan Data………56

Tabel 3.4 Interpretasi besarnya Koefisien Korelasi………..58

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas Item Pertanyaan………..59

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Reliablitas………63

Tabel 4.1 Guest Room, Features, Sport, and Recreation Services and Facilities……….74

Tabel 4.2 Meeting Rooms dan Banquet Capacity………....75

Tabel 4.3 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Menggunakan Meeting Packages Di Golden Flower Hotel………78

Tabel 4.4 Karakteristik Tamu Golden Flower Hotel dilihat dari Jenis Kelamin…………79

(13)

Tabel 4.6 Karakteristik Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower

Hotel Berdasarkan Pendidikan………80

Tabel 4.7 Karakteristik Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel Berdasarkan Jenis Pekerjaan………..81

Tabel 4.8 Jenis Tamu yang Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel dilihat dari Asal Tinggal………..82

Tabel 4.9 Informasi yang diperoleh Oleh Tamu Bisnis Untuk Menggunakan Meeting Packages di Golden Flower Hotel………...83

Tabel 4.10 Jenis Meeting Packages yang di Gunakan Oleh Tamu Bisnis di Golden Flower Hotel………83

Tabel 4.11 Lama Waktu Menggunakan Meeting Packages Oleh Tamu Bisnis di Golden Flower Hotel………84

Tabel 4.12 Fasilitas yang digunakan Tamu Bisnis Selain Meeting Packages…………...84

Tabel 4.13 Alasan Tamu Bisnis Menggunakan Meeting Packages………...85

Tabel 4.14 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Features di Golden Flower Hotel………...87

Tabel 4.15 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Styling di Golden Flower Hotel………...88

Tabel 4.16 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Packaging di Golden Flower Hotel………89

Tabel 4.17 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Brand di Golden Flower Hotel………90

Tabel 4.18 Tanggapan Tamu yang Menggunakan Meeting Packages Mengenai Service Delivery di Golden Flower Hotel……….92

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Augmented Product di Golden Flower Hotel..92

Tabel 4.20 Keputusan Pembelian Berdasarkan Brand………95

Tabel 4.21 Keputusan Pembelian Berdasarkan Waktu Pembelian………..96

Tabel 4.22 Keputusan Pembelian Berdasrkan Metode Pembayaran………...98

Tabel 4.23 Keputusan Pembelian Berdasrkan Saluran Distribusi………...99

Tabel 4.24 Rekapitulasi Keputusan Pembelian……….100

Tabel 4.25 Matrix Korelasi Antar Variabel Bebas………105

(14)

Tabel 4.27 Hasil Output Anova………107

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Five Product Level………..19

Gambar 2.2 Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen………..29

Gambar 2.3 Tahapan Antar Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian………...31

Gambar 2.4 Kerangka Pemkiran Pengaruh Augmented Product Terhadap Keputusan Pembelian………42

Gambar 2.5 Paradigma Pemikiran………...43

Gambar 3.1 Regresi Berganda………65

Gambar 4.6 Variabel Augmented Product Pada Garis Kontinium……….94

Gambar 4.7 Variabel Keputusan Pembelian Pada Garis Kontinium……….101

Gambar 4.8 Histrogram Dependent Variabel………102

Gambar 4.9 Normal Probability Plot……….103

(16)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk dalam

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lain yang terkait. Wisata itu sendiri

mempunyai definisi yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata suatu daerah. Upaya untuk melayani

kebutuhan perjalanan tersebut selanjutnya dapat menimbulkan aktifitas bisnis dan ekonomi suatu

daerah. Hal ini dipertegas oleh berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia

dan UNWTO, mereka mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Indonesia pun turut

menikmati dampak dan peningkatan pariwiata dunia terutama pada tahun 2008-2012. Dengan

pendapatan yang berasal dari wisatawan sekitar US 7,6 milyar dolar AS, Sumber:

www.unwto.org

.Pertumbuhan jumlah wisatawan pada awal tahun 2011 sebesar 4,2 % dan pertumbuhan

penerimaan dari wisman sebesar 7,3% dibandingkan tahun 2010, pertumbuhan lebih besar dari

pertumbuhan wisatawan Internasional dunia sebesar 4%. Untuk tahun 2012 pertumbuhan

wisman ke Indonesia periode Januari-Juni mencapai 3,9 juta mengalami pertumbuhan sebesar

7,75% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan

wisatawan Internasional dunia dari Januari-April yang tumbuh 5,4%. Berdasarkan data yang

dikutip dari UNWTO tahun 2011, perkembangan wisatawan nusantara selama 5 tahun terakhir

mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Perkembangan wisatawan nusantara secara lengkap

(17)

2

TABEL 1.1

STATISTIK PERKEMBANGAN WISATAWAN NUSANTARA (WISNUS) 2007-2012

Sumber:Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ)

Peningkatan minat dan perubahan gaya hidup orang untuk melakukan wisata disela-sela

waktu luangnya berpengaruh terhadap kemajuan beberapa sektor industri yang mendukung

kegiatan pariwisata, baik industri akomodasi (perhotelan), restoran serta industri jasa lainnya.

Dengan meningkatnya kunjungan wisata ke beberapa propinsi di Indonesia ini pun

berdampak baik bagi pariwisata di Jawa Barat. Khususnya di berbagai objek wisatanya sendiri

hal ini dapat dilihat dari tabel 1.2

TABEL 1.2

JUMLAH WISATAWAN KE OBJEK WISATA JABAR 2007-2011

Tahun Wisatawan Jumlah

Mancanegara/orang Domestik/orang

2007 198474 25090712 25289186

2008 239113 16611680 16850793

2009 207945 16890316 17098251

2010 245512 17115501 17361013

2011 229113 17326073 17555186

Sumber:west-java Indonesia.com

Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, jumlah wisatawan

Jawa Barat baik wisatawan mancanegara atau domestik dari tahun 2007 sampai dengan tahun

(18)

3

maupun domestik yang datang ke Jawa Barat pertahunnya. Dampak dari adanya fluktuasi ini

menyebabkan. Jawa Barat lebih memfokuskan dan memperkuat salah satu kotanya yang ada di

Jawa Barat yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan, salah satu kota itu adalah kota

Bandung.

Bandung adalah kota yang paling banyak dikunjungi para wisatawan karena merupakan

kota yang memiliki banyak objek wisata. Daerah ini memiliki udara yang sejuk, lingkungan yang

nyaman, dan suasana yang menyenangkan, sehingga para wisatawan yang berkunjung untuk

berlibur akan semakin merasakan kenikmatan berada di kota Bandung, selain itu Bandung dinilai

cukup aman dalam berkendaraan dan selalu memberikan kenyamanan pada setiap wisatawan

yang datang, pada tabel 1.3 dijelaskan data kunjungan wisatawan ke kota Bandung.

TABEL 1.3

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2011

No Sumber 2008 2009 2010 2011

1 Wisnus 1.837.500 1.925.000 2.420.105 2.662.115

2 Wisman 91.350 94.600 137.268 150.995

Jumlah 1.928.850 2.019.600 2.557.373 2.813.110

Sumber: dinas pariwisata kota Bandung 2011

Tabel 1.3 menunjukan dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan di kota Bandung

mengalami peningkatan. Salah satu implikasi adalah meningkat dan berkembangnya bisnis Hotel

di Bandung. Perkembangan Hotel khususnya di Bandung berkembang sangat pesat, hal ini di

tunjukan dengan jumlah hotel yang terus meningkat dari tahun ke tahun, bila dihubungkan

dengan fungsi dan kedudukan. Bandung sebagai pusat perdagangan jasa, perindustrian, budaya

dan pariwisata, maka perkembangan hotel yang terus meningkat sangatlah logis karena

fungsi-fungsi tersebut yang terus berkembang. Membutuhkan fasilitas penunjang yang salah satunya

adalah Hotel, pengertian hotel itu sendiri menurut Dinas Kebudyaan dan Pariwisata

(19)

4

sebagian bangunan yang disediakan secara khusus untuk setiap orang yang menginap, makanan,

memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaraan”.

TABEL 1.4

JUMLAH PENGINAPAN/HOTEL DAN JUMLAH KAMAR HOTEL MENURUT KLASIFIKASINYA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

Kota Bintang Non Bintang Jumlah

Jumlah Kamar Jumlah Kamar

Kota Bandung

32 4.937 200 3.292 232

Kab. Bandung

8 560 78 1.950 86

Sumber :Majalah SWA sembada juni 2011

Tabel 1.4 menunjukan bahwa jumlah penginapan dan jumlah kamar di kota Bandung

cukup banyak, sehingga semakin banyaknya hotel yang berada di kota Bandung ini

menyebabkan para pelaku bisnis memikirkan cara yang tepat untuk merebut konsumen agar

tertarik untuk menginap di hotel yang mereka kelola, misalnya dengan menambahkan fasilitas

pelengkap lainnya seperti bekerjasama dengan travel agent di seluruh Indonesia, dan selalu

berusaha untuk membuat para tamu nyaman menginap di hotel yang mereka kelola

Menurut Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 13/04/32/th.XII, 1 Januari 2011 ,

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang lebih tinggi (42,49%) daripada Tingkat

Penghunian Kamar (TPK) non bintang (25,47%) , namun perbandingan Tingkat Penghunian

Kamar (TPK) antar hotel berbintang tahun 2009-2011 mengalami fluktuasi namun pada tahun

2010-2011 hotel bintang satu hingga bintang empat mengalami penurunan sebanyak 2,39%

untuk lebih jelasnya, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang Di Jawa Barat dapat

(20)

5

TABEL 1.5

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG DI JAWA BARAT TAHUN 2009-2011

Klasifikasi TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR Per TAHUN

2009 2010 2011

Hotel Nonbintang 42,06 41,07 45,84

Bintang 1 68,21 74,25 45,87

Bintang 2 49,41 45,90 34,38

Bintang 3 39,65 41,41 40,25

Bintang 4 42,07 43,19 40,15

Bintang 5 49,38 54,19 55,26

Sumber : Berita Resmi Statistik No. 08/02/thXII, 1 Januari 2011

Penurunan Tingkat Penghunian Kamar yang terjadi pada hotel bintang satu hingga

bintang empat sesuai tabel 1.5 disebabkan oleh beberapa faktor yakni: pertama, kehadiran

hotel-hotel baru dan hotel-hotel-hotel-hotel lama yang mempunyai tamu regular yang selalu menggunakan hotel-hotel

tersebut, sehingga menyebabkan para konsumen memiliki banyak pilihan/ selektif dalam

menggunakan jasa penginapan (dari segi harga, bentuk, dan lokasi). Kedua, promosi yang

digunakan kurang maksimal. Ketiga, sesuai keinginan para konsumen terhadap hotel (sumber :

Bahan Pusat Statisik Rusman Heriawan.2008)

TABEL 1.6

COMPETITOR STATISTIC REPORT HOTEL BINTANG 4

DI KOTA BANDUNG TAHUN 2010-2012

Nama Hotel Tahun

(21)

6

Berdasarkan tabel 1.6 dapat terlihat bahwa occupancy hotel berubah-ubah setiap

tahunnya baik itu mengalami kenaikan ataupun penurunan. Hal tersebut disesuaikan dengan

kinerja dari perusahaan masing-masing. Namun berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa

hotel yang mengalami perubahan yang cukup signifikan adalah Hotel Golden Flower. Oleh

karena itu penulis merasa perlu mencermati kinerja Hotel Golden Flower lebih jauh dalam

usahanya meningkatkan income Hotel. Alasan lain pemilihan lokasi penelitian tersebut antara

lain karena Hotel Golden Flower merupakan salah satu hotel ternama di Kota Bandung. Hotel

Golden Flower pun merupakan salah satu Hotel yang banyak digunakan oleh tamu bisnis dari

berbagai daerah.

Hotel di Bandung pada saat ini banyak terjadi persaingan hal ini pun terjadi antara hotel

bintang lima, bintang empat, dan bintang tiga. Persaingan terjadi dari segi harga, fasilitas, serta

paket-paket yang ditawarkan oleh hotel itu sendiri. Hotel bintang empat dalam persaingannya

tidak mau kalah dengan hotel bintang lima ataupun dengan hotel dibawahnya untuk itu hotel

bintang empat berusaha melengkapi fasilitas-fasilitas yang dimiliki salah satu fasilitasnya yaitu

fasilitas MICE yang dapat menunjang aktifitas perusahaan. Berikut Tabel mengenai paket MICE

Hotel bintang empat.

TABEL 1.7

HARGA PAKET-PAKET MICE HOTEL BINTANG EMPAT

NAME OF HOTEL

RESIDENTIAL

PACKAGE MEETING PACKAGE

TWIN

(22)

7

Dari data tabel 1.7 diatas dapat dilihat bahwa tingkat harga yang diberikan setiap Hotel

berbeda-beda sesuai dengan tingkat pelayanan serta fasilitas yang diberikan oleh Hotel itu

sendiri. Kawasan Bandung tengah merupakan salah satu kawasan yang mempunyai letak yang

strategis untuk perusahaan mengadakan acara bisnisnya, karena dekat dengan pusat bisnis, pusat

perbelanjaan, dan tujuan wisata daerah Lembang maupun Ciwidey. Banyak Hotel yang berdiri di

Bandung tengah serta memiliki fasilitas yang dapat menunjang segala aktivitas perusahaan untuk

kegiatan bisnisnya.

Tingkat persaingan yang terjadi pun sangat tinggi, Hotel-hotel bersaing untuk

mendapatkan konsumen agar konsumen dapat menggunakan jasa Hotel mereka untuk menunjang

aktifitas dalam menjalankan bisnisnya. Industri Hotel saat ini harus dapat memberikan

paket-paket bisnis beserta fasilitas-fasilitas bisnis dan pelayanan yang baik untuk konsumen.

Persaingan ini dapat kita lihat dari data jumlah hotel di kawasan Bandung tengah yang dilihat

dari tingkat kualitas paket bisnis dari opini tamu terhadap harga yang diberikan. Dapat kita lihat

di tabel 1.8 berikut ini.

TABEL 1.8

PENDAPAT PELANGGAN TENTANG PAKET BISNIS TERHADAP HARGA YANG DIBERIKAN

No. Harga Nama Hotel Tingkat Paket Meeting

1.

500.000 – 650.000 Golden flower hotel Murah dan sesuai dengan fasilitas yang di berikan 2.

650.000 – 750.000 Savoy Homan Agak mahal namun

fasilitas baik 3.

755.000- 950.000 Preanger Mahal dan fasilitas cukup

baik

5. 700.000- 800.000 Harris Mahal dan fasilitas kurang

(23)

8

Dari tabel 1.8 diketahui bahwa dilihat dari tingkat kualitas paket bisnis dan harga dari

opini tamu terhadap harga yang diberikan Golden Flower Hotel menjadi peringkat teratas

diantara hotel-hotel yang ada di daerah Bandung Tengah, ini dikarenakan harga yang dimiliki

Golden Flower Hotel cukup murah dengan fasilitas yang menarik dibandikan dengan Hotel

bintang empat lainnya. Menghadapi situasi persaingan saat ini, pihak Hotel selalu menjalankan

strateginya agar bisnis Hotel yang dijalankan dapat mendapatkan untung. Agar mendapatkan

tamu dari perusahaan multinasional Hotel tidak hanya menekan harga terus, tetapi berusaha

membuat paket-paket MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exchibition), spa, entertainment

atau paket wisata belanja pada akhir pekan untuk mendongkrak tingkat hunian kamar pada akhir

pekan. Golden Flower sebagai Hotel bintang empat dapat melihat peluang itu dengan citra

sebagai convention Hotel dan dengan semakin banyaknya wisatawan yang menggunakan Hotel

untuk kegiatan bisnisnya.

Adanya persaingan antar Hotel bintang empat menjadi salah satu kendala bagi hotel

Golden Flower. Salah satunya dapat terlihat dari semakin banyaknya Hotel bintang empat baru di

industri perhotelan. Masing-masing Hotel berupaya untuk mempertahankan eksistensinya

melalui berbagai keunggulan yang dimiliki agar dapat terus bertahan di tengah persaingan.

Penurunan TPK pada hotel bintang satu hingga bintang empat juga dirasakan oleh

Golden Flower Hotel, dimana Golden Flower Hotel merupakan salah satu hotel bintang empat

yang terdapat di Kota Bandung dibawah pimpinan group KAGUM. Golden Flower Hotel adalah

salah satu hotel bintang empat di bawah pimpinan group KAGUM dan telah berdiri selama 3

tahun. Golden Flower Hotel memiliki lokasi yang strategis yang berada di pusat Kota Bandung.

Produk yang di tawarkan hotel berupa penginapan (room), room meeting, room party, karaoke,

(24)

9

produk yang digunakan konsumen. Dan selain itu Golden Flower Merupakan Hotel meeting

yang sering digunakan oleh perusahaan di dalam dalam maupun luar kota Bandung. Hal ini dapat

dilihat dari volume penjualan Golden Flower Hotel yang disajikan dalam tabel 1.9

TABEL 1.9

VOLUME PENJUALAN GOLDEN FLOWER HOTEL TAHUN 2012

NO DEPARTEMEN 2010 2011 2012

1 Room Rp. 17,133,765,521 Rp. 17,738,675,231 Rp. 18,204,482,563 2 F&B Rp. 690,345,000 Rp. 772,786,443 Rp. 892,120,000 3 Meeting Packages Rp. 22,432,534,443 Rp. 22,543,677,098 Rp. 21,204,482,563 4 Telephone &

Facimile

Rp. 3,432,786 Rp. 3,234,543 Rp. 2,330,487

5 Laundry Rp. 95,880,886 Rp. 84,568,112 Rp. 85,987,786 Total Rp. 40,355,958,636 Rp. 41,142,941,427 Rp. 40,389,403,399

Sumber:Golden Flower Hotel,2012

Realisasi persaingan hotel Bandung yang dihadapi Golden Flower Hotel sangat tinggi,

dimana letak lokasi hotel bintang lima, empat, dan tiga berada pada lokasi yang berdekatan

dengan Golden Flower Hotel, yaitu terletak di pusat kota Bandung seperti : Savoy Homan, Grand

preanger, Grand Royal Panghegar, dan New Papandayan, hotel-hotel tersebut juga hotel yang

sudah lama berdiri. Namun diluar daripada hal itu Golden Flower hotel mempunyai segmentasi

pasarnya sendiri. Segmentasi market yaitu dominasi domestic market dan Corporate.

Dilihat dari segi kualitas jasa dan fasilitas yang ada, Hotel Golden Flower sudah memiliki

image yang cukup baik di mata masyarakat, namun ditengah persaingan seperti sekarang ini

perlu diadakan pemanfaatan produk lain selain hanya penjualan kamar untuk menghasilkan

income bagi Golden Flower Hotel agar dapat terus bertahan.

Segmen Golden Flower hotel tahun 2011 rata-rata berasal dari tamu domestik yaitu 73%

dari total tingkat hunian kamar dari 10% dari mancanegara yaitu Malaysia. Hal ini mendorong

Golden Flower Hotel untuk lebih fokus kepada tamu domestik. Khususnya individual karena

(25)

10

week end. Sebab pada periode week end, room rate hotel terendah superior akan mengalami

tingkat hunian kamar yang tinggi, sebagaimana diketahui bahwa jumlah kamar superior Golden

Flower Hotel terdapat 151 kamar sehingga dengan di huniannya kamar tersebut maka akan

berpengaruh terhadap average room hotel. Tamu Golden Flower Hotel terdiri dari tamu bisnis

(corporate), travel, dan individual. Berikut laporan persentase pemakaian meeting package

sesuai dengan segmen tamu hotel 2010-2012.

TABEL 1.10

PERSENTASE PEMAKAIAN MEETING PACKAGES

SESUAI SEGMENTASI DI GOLDEN FLOWER HOTEL 2010-2012 Buisness type 2010 % 2011 % 2012 % Corporate 327 28% 428 31% 342 29% Travel Agent 323 20% 331 23% 231 17% Individual 317 13% 245 15% 223 14% Other 340 22% 321 19% 323 20%

Total 1307 83% 1325 88% 1119 79%

Sumber: DOS Sales&Marketing Golden Flower Hotel 2012

Berdasarkan table 1.10 di atas mengidentifikasikan bahwa keputusan pembelian meeting

packages oleh tamu bisnis dinilai mengalami kenaikan pada tahun 2010 dan 2011, yaitu

sebanyak 327 perusahaan yang menggunakan meeting package pada tahun 2010 lalu meningkat

sekitar 11% di tahun 2011 yaitu menjadi 428 perusahaan. hal ini menunjukan semakin

percayanya para pelaku bisnis untuk menggunakan Golden Flower hotel sebagai tempat untuk

menyelenggarakan meeting bagi perusahaan mereka. Namun di tahun 2012 Golden Flower

mengalami penurunan yang cukup drastis sebesar 12% yaitu sekitar 342 perusahaan yang

mengunakan meeting package, yang diantaranya sekitar 94 perusahaan menggunakan half day

meeting package, 112 perusahaan menggunakan full day meeting package, dan 136 perusahaan

(26)

11

Adanya persaingan antar Hotel bintang empat menjadi salah satu kendala bagi hotel

Golden Flower. Salah satunya dapat terlihat dari semakin banyaknya Hotel bintang empat baru di

industri perhotelan. Masing-masing Hotel berupaya untuk mempertahankan eksistensinya

melalui berbagai keunggulan yang dimiliki agar dapat terus bertahan di tengah persaingan.

Jika di lihat dari segmentasi pasar Golden Flower hotel mendapatkan income terbesar dari

bussines meeting. Business meeting Golden Flower Hotel melalui meeting packages merupakan

salah satu augmented product andalan Golden Flower Hotel dalam menghasilkan income bagi

Hotel serta mempertahanka eksistensinya di industri perhotelan melalui keputusan pembelian

dari tamu.

Meeting packages Golden Flower Hotel Bandung memiliki berbagai variasi paket yang

dapat disesuaikan dengan kebutuhan tamu khusunya tamu bisnis, yaitu residential dan non

residential paket residential terdiri dari Halfday meeting dengan fasilitas 1x coffee break, 1x

lunch/dinner, room, fullday meeting 2x coffee break, 1x lunch/dinner, room, fullboard meeting,

2x coffee break, 1x lunch, 1x dinner, room, untuk paket non residential mendapatkan fasilitas

sama seperti fasilitas residential hanya saja tidak mendapatkan room. Meeting packages Golden

Flower Hotel memiliki berbagai variasi tipe mulai dari rooms, meeting rooms, layout, menu,

hingga fasilitas pendukung yang semuanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan

tamu.

Meeting packages Golden Flower Hotel merupakan produk yang diunggulkan untuk

menjaga occupancy dan volume penjualan melalui keputusan pembelian dari tamu, yang jika

tidak berjalan dengan baik maka akan memberikan dampak yang buruk pada Golden Flower

Hotel. Buchari Alma (2009:78) menegaskan, informasi yang mempengaruhi keputusan

(27)

12

melengkapi dan memfasilitasi dari produk inti hotel itu sendiri yaitu penjualan kamar. The

Strategic Planing Institute mempelajari dampak dari mutu produk yang relatif tinggi dan

menemukan satu korelasi yang sangat positif antara mutu produk dan pendapatan.

Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat terlihat bahwa terdapat

keterkaitan antara augmented product dan keputusan menggunakan meeting packages Golden

Flower Hotel. Untuk mengetahui seberapa efektif kegiatan-kegiatan tersebut, maka perlu

dilakukan kegiatan penelitian dengan harapan program meeting Golden Flower Hotel sudah

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pihak perusahaan maupun tamu serta masyarakat pada

umumnya.

Dengan mengetahui hal tersebut, maka Golden Flower Hotel akan lebih mudah dalam

merumuskan strategi atau langkah yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan serta

keadaan yang dihadapi. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian

tentang “PENGARUH AUGMENTED PRODUCT GOLDEN FLOWER HOTEL DALAM

UPAYA MENCIPTAKAN KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGES.”

(Survey pada tamu bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana tanggapan responden mengenai augmented product menurut tamu bisnis

(28)

13

2. Bagaimana keputusan pembelian meeting packages oleh tamu bisnis di Golden Flower

Hotel

3. Bagaimana pengaruh Augmented Product terhadap keputusan pembelian oleh tamu

bisnis di Golden Flower Hotel

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji dan

memperoleh hasil temuan tentang:

1. Bagaimana tanggapan responden mengenai augmented product menurut tamu bisnis

yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel

2. Bagaimana keputusan pembelian meeting packages oleh tamu bisnis di Golden Flower

Hotel

3. Bagaimana pengaruh Augmented Product terhadap keputusan pembelian oleh tamu

bisnis di Golden Flowser Hotel

1.3.2 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritiss

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran

hospitality, khususnya mengenai product melalui augmented product yang terdiri dari

(29)

14

penyampaian jasa (service delivery) terhadap keputusan pembelian, serta dapat

menambah wawasan bagi peneliti dan pembaca

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

masyarakat khususnya di kota Bandung terutama mereka yang terlibat dalam arus

perkembangan Golden Flower Hotel baik dalam upaya pengembangan program

Augmented Product yang dilakukan sehingga dapat menarik sasaran pasar yang diminati

(30)

46

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran. Adapun objek

Penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel X, dan variabel Y. Menurut Kerlinger yang

dikutip oleh Sugiyono (2008:58), ”Variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari”.

Menurut Uma Sekaran (2006:115) ”Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai”.

Menurut Sugiyono (2008:59), variabel independent atau variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent

(terikat). Variabel independent (bebas) adalah augmented product (X) yang terdiri dari fitur

(features), desain (styling), kemasan (packaging) merek (brand), dan penyampaian jasa (service

delivery). Sedangkan menurut Uma Sekaran (2006:116), variabel terikat merupakan variabel

utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi, analisisi ini untuk menemukan

jawaban atau solusi atau masalah. Variabel dependent (terikat) yaitu keputusan pembelian yang

terdiri dari pembelian berdasarkan merek, pembelian berdasarkan waktu pembelian, pembelian

berdasarkan distribusi, dan pembelian berdasarkan metode pembayaran. Unit analisis dari

penelitian ini adalah tamu bisnis pembuat keputusan atau tamu bisnis yang sekaligus berperan

sebagai panitia yang memutuskan menggunakan fasilitas meeting packages di Golden Flower

(31)

47

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metodologi yang digunakan 3.2.1.1 Jenis Penelitian

Di dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Maka

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explantory, dimana informasi dari

sebagian populasi (sample responden) mengenai augmented product yang telah dijalankan oleh

Golden Flower Hotel serta gambaran keputusan pembelian konsumen dikumpulkan langsung

dari tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian

populasi atau sejumlah sampel yang telah ditentukan.

Metode explanatory survey menurut Sugiyono (2010:75) adalah metode penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel

yang diambil dari populasi tersebut. Sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan

hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dioperasionalisasikan dalam dua variabel

utama yaitu Variabel independen (bebas) adalah Augmented product yang terdiri dari fitur

(features), desain (styling), kemasan (packaging) merek (brand), dan penyampaian jasa (service

delivery). Sedangkan variabel dependent (terikat) yaitu keputusan pembelian yang meliputi

pemilihan produk ,merek, dealer, waktu pembelian, jumlah pembelian dan metode penjualan.

Skala ukuran yang digunakan adalah ordinal. Skala ini merupakan potongan dari skala

interval dan ordinal dimana pada dasarnya adalah skala ordinal diasumsikan memiliki

karakteristik jarak yang diasumsikan sehingga peneliti dapat melakukan beberapa jenis analisis

(32)

48

jawaban yang positif sampai dengan yang negatif. Hal ini tergantung pada presepsi responden

terhadap yang dinilai. Secara lebih rinci operasionalisasi variable dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Untuk menjabarkan variabel-variabel tersebut secara lebih oprasional, berikut ini

ditampilkan jabaran-jabarannya dalam Tabel 3.1

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variable/S

ub variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No

Pada prinsipnya Augmnted product dapat dianalisis berdasarkan jumlah elemen seperti fitiur (features), desain/gaya (styling),kemasan (packaging), merek (brand), penyampaian jasa (service

delivery)  Tingkat variasi fasilitas

(33)

49

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No

item

Tingkat variasi meeting

packages

Upaya dalam menciptakan keputusan pembelian dibentuk oleh beberapa komponen yaitu pembelian berdasarkan merek, pembelian berdasarkan waktu pembelian, pembelian berdasrkan disatribusi, pembelian berdasrkan metode pembayaran. (Ali Hasan, 2010:140)

(34)

50

pembelian meeting pada saat

liburan

Sumber : Dimodifikasi dari berbagai literatur

3.2.3 Sumber dan Cara Penentuan Data

Riduwan (2004:106) mengemukakan bahwa data adalah “bahan mentah yang perlu

diolah sehingga menghasilkan informasi, atau keterangan, baik kualitatif atau kuantitatif yang

menunjukan fakta”.

Menurut Agus Salim (2008:65). Data dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder .

1. Data primer adalah data-data yang diperoleh secara langsung dalam kegiatan

penelitian lapangan. Data primer dapat berbentuk isian kuesioner atau langsung dari

(35)

51

2. Data sekunder adalah data-data yang diperoleh secara tidak langsung dalam kegiatan

penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari sensus, laporan data, dan statistik yang

berasal dari penelitian yang telah dilakuakan sebelumnya.

Berdasarkan data dan sumber data yang digunakan dalama penelitian ini maka peneliti

menuliskannya dalam tabel 3.2 berikut ini:

TABEL 3.2 3. Karakteristik responden primer konsumen 4. Tanggapan konsumen

Sumber : data primer, diolah kembali

3.2.4. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1`Populasi

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang memiliki

karakteristik tertentu yang ingin mempelajari sifat-sifatnya. Di dalam pengumpulan dan

menganalisa suatu data, langkah pertama yang sangat penting adalah menentukan populasi

(36)

52

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Uma Sekaran

(2006:122) menyatakan “Populasi merupakan kumpulan semua elemen dalam populasi di mana

sampel diambil”.

Jadi populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga benda-benda alam. Populasi juga bukan

hanya jumlah yang ada pada objek atau subjek itu. Sehingga populasi terbagi dua, yaitu populasi

dalam arti jumlah dan populasi dalam arti karakteristik. Seorang peneliti harus menentukan jelas

mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut secara jelas dengan populasi

sasaran (target population). Berdasarkan pengertian di atas yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh instansi yang menggunakan meeting package di Golden Flower

Hotel selama satu tahun yaitu sebanyak 342 instansi negri dan swasta.

3.2.4.2 Sampel

Dalam suatu penelitian, pada umumnya tidak semua populasi diteliti. Hal hal tersebut

dapat terjadi karena beberapa faktor karena keterbatasan baik dari segi waktu, biaya ataupun

tenaga dari peneliti sendiri. Oleh karena itu, penelitian dilakukan kepada sebagian dari populasi

yang disebut sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2006:90), sampel adalah “bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Indriantoro dan

Supomo (2002:115) sampel adalah elemen-elemen populasi.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian sampel yang dikemukakan diatas, maka sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian yaitu sebagian

(37)

53

Dalam menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang telah ditetapkan, dapat

digunakan pendapat Husein Umar (2000) sebagai berikut:

N

n =

1 + Ne2

Dimana:

n=Sampel

N=Populasi

e=tingkat kesalahan yang ditolerir

Berdasarkan rumus tersebut diatas, maka dapat dihitung besarnya sampel adalah sebagai

berikut:

342

n =

1+342 X 0.12

n = 77,37 dibulatkan menjadi 100

Berdasarkan pada hasil tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100

orang tamu bisnis yang menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Sugiyono (2010:62) mengumumkan bahwa “teknik sampling adalah merupakan teknik

pengambilan sampel”. Pada dasarnya ada dua tipologi dari teknik pengambilan sampel yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling (Ulber Silalahi, 2009:257). Probability

(38)

54

(systematic sampling). Sampling di stratifikasi (stratified sampling), dan sampling bergugus

(classier sampling), nonprobability sampling meliputi convenience sampling, judgement

sampling, quota smpling, snowball sampling, dan sensus.

Dalam penelitian ini, tamu yang akan dijadikan sampel bersifat homogen dan tersebar

diseluruh populasi. Untuk mendapatkan sampel yang representative, maka harus diusahakan

subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi unsur sampel, sehingga

digunakan sampling sistematis yaitu pengambilan sampel secara acak tetapi sistematis dengan

menggunakan interval yang telah ditetapkan.

Metode sampling sistematik menurut Malhotra (2008:377) setiap anggota populasi

diberikan nomer urut, anggota sampel dipilih acak dengan menggunakan prinsip proporsional.

Proposional ditentukan berdasarkan perhitungan perbandingan jumlah populasi dominan jumlah

sampel yang diinginkan.

Langkah-langkah teknik penarikan sampel dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Identifikasi keseluruhan anggota populasi.

2. Daftar dan berikan nomer urut setiap anggota populasi.

3. Tentukan besarnya jumlah sampel yang diinginkan.

4. Tentukan proporsional sistematis dengan menghitung perbandingan jumlah populasi

dengan jumlah sampel yang diinginkan.

5. Mengacak anggota populasi.

6. Menentukan urut pertama secara random yang akan dijadikan sebagai nomer awalan

pada urutan populasi untuk dimulainya pemilihan sampel.

7. Dari nomer awal yang telah ditentukan tersebut. Setiap K (proporsional sistematika)

(39)

55

8. Mengulang terus menerus hingga akhirnya dapat dipilih semua anggota sampel yang

berasal dari rombongan segmen yaitu kepala departemen sebagai pengambilan keputusan

menggunakan meeting packages di Golden Flower Hotel.

3.2.4.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2008:224) Teknik pengumpulan data merupakan “langkah paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah menndapatkan data”.

Secara umum terdapat beberapa teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara,

dokumentasi, kuesioner, serta studi literatur. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis

gunakan adalah:

1. Kuesioner atau angket, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat

daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian. Dalam

penelitian ini kuesioner atau angket berlaku sebagai daftar primer. Angket yang

digunakan dan disebarkan pada responden merupakan angket yang disusun dengan

memberikan alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti. Dengan menggunakan

angket tertutup sebagai teknik pengumpulan data akan mempermudah peneliti dalam

melakukan analisis data dari seluruh angket sehingga dapat menghemat waktu.

2. Studi kepustakaan yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan

teori-teori dan juga gambaran umum mengenai produk yang ada kaitannya dengan

masalah dan variabel yang diteliti.

3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan terhadap objek penelitian dan data yang

(40)

56

augmented product Golden Flower Hotel terhadap keputusan pembelian serta untuk

memperoleh informasi lain yang belum dapat diperkirakan sebelumnya.

4. Wawancara

Teknik komunikasi langsung dengan pihak Golden Flower Hotel ini di lakukan dengan

pihak pimpinan HRD, Accounting, Sales & Marketing, dan FO Departement

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yang selanjutnya diterangkan

pada tabel 3.3

TABEL 3.3

TEKNIK PENGAMBILAN DATA

No Jenis Data Sumber Data

1 Wawancara Pihak pimpinan F&B, Accounting, Marketing, Reservation dan research development Golden Flower Hotel

2 Observasi Aktifitas meeting packages dan keputusan menggunakan meeting packages

3 Angket /kuesioner Tamu bisnis yang memutuskan menggunakan fasilitas meeting packages di Golden Flower Hotel

4 Studi literatur Augmented product dan keputusan pembelian Sumber :Data primer,diolah kembali

3.2Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Di dalam penelitian, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan

penggambaran variabel yang diteliti, dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh

karena itu benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar

(41)

57

baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.

Penelitian ini menggunakan data ordinal. Oleh karena itu, semua data ordinal yang

terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan

method of successive interval (MSI). Pengujian validitas dan realibilitas pada penelitian ini

dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for windows.

3.3.1 Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu

instrumen. Menurut Suharsimi Arikunto (2002) Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas

rendah.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas

dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa

pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan

semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun

menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur

tersebut mempunyai validitas.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas (Umar, 2002: 110) adalah

sebagai berikut:

1. Mendefinisikan secara operasional suatu yang konsep yang akan diukur.

2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.

(42)

58

4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total

memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya seperti berikut :

Arikunto (2006: 146)

dimana : rxy = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan.

Keterangan :

= Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= jumlah kuadrat dalam distribusi X

∑ 2

=Jumlah kuadrat dalam distribusi Y

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto

(2006: 245) adalah sebagai berikut :

TABEL 3.4

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI

Besarnya Nilai Interpretasi

Antara 0,700 sampai dengan 1,00 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

(43)

59

Sedangkan pengujian keberartian koefiseien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikasi

5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut:

t = r

Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf signifikansi adalah

sebagai berikut:

1. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 16 for

windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16 for windows diperoleh

hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti.

Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan penelitan

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS ITEM PERTANYAAN

NO Item Pertannyaan T hitung T tabel keterangan

Augmented Product

Fitur (features)

1 Fasilitas meeting room yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,875 0,306 Valid

2 Keragaman menu banquet packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,816 0,306 Valid

3 Fasilitas penunjang yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,812 0,306 Valid

Desain (Styling)

1 Dekorasi interior meeting room yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,722 0,306 Valid

2 Desain atau gaya yang ditampilkan meeting rooms Golden Flower Hotel

0,709 0,306 Valid

3 Suasana yang ada di meeting room Golden Flower Hotel

0,774 0,306 Valid

Kemasan (packaging)

1 Variasi meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,770 0,306 Valid

(44)

60

Golden Flower Hotel

3 Fasilitas meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,713 0,306 Valid

Merek (brand)

1 Tingkat pengenalan dan pengetahuan tentang meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,810 0,306 Valid

2 Citra meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,814 0,306 Valid

3 Kesesuaian merek Golden Flower Hotel dengan citra meeting packages

0,782 0,306 Valid

Penyampain Jasa (Service Delivery)

1 Pelayanan yang diberikan oleh karyawan Golden Flower Hotel

0,805 0,306 Valid

2 Informasi yang diberikan oleh karyawan Golden Flower Hotel

0,875 0,306 Valid

3 Penampilan karyawan Golden Flower Hotel dalam berbusana

0,923 0,306 Valid

Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian Berdasarkan Brand/image 1 Tingkat pengenalan dan pengetahuan

tentang meeting packages yang ditawarkan

0,637 0,306 Valid

2 Brand meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,497 0,306 Valid

3 Citra meeting packages yang ditawarkan Golden Flower Hotel

0,831 0,306 Valid

Keputusan pembelian berdasarkan waktu 4 Pembelian berdasarkan kebutuhan pelaksanaan

meeting pada saat weekday 0,547 0,306 Valid

5 Pebelian berdasrkan kebutuhan pelaksanaan

meeting pada saat weekend 0,705 0,306 Valid

6 Pembelian berdasarkan kebutuhan pelaksannaan

meeting pada saat hari libur

0,577 0,306 Valid

7 Pembelian berdasarkan kebutuhan bisnis 0,346 0,306 Valid Keputusan pembelian berdasrkan saluran distribusi

8 Pembelian berdasarkan karena lokasi hotel Golden Flower sangat strategis

0,814 0,306 Valid

9 Pembelian secara langsung 0,619 0,306 Valid

10 Pembelian melalui travel agent 0,337 0,306 Valid

Keputusan pembelian berdasarkan metode pembayaran 11 Metode pembayaran secara tunai yang

ditawarkan Golden Flower Hotel

0,802 0,306 Valid

12 Metode pembayaran melalui debit, kartu kredit, atau system lainnya yang

ditawarkan Golden Flower Hotel

0,816 0,306 Valid

(45)

61

3.3.2 Pengujian Reliabilitas

Pengujian Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

dipercaya juga. Reliabel menurut Suharsimi arikunto (2002) artinya dapat dipercaya, jadi dapat

diandalkan. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di

dalam mengukur gejala yang sama.

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan data yang dapat

dipercaya juga. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Pada penelitian ini reliabilitas di cari dengan menggunakan rumus alpha atau Cronbach’s

alpha (α) dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara

beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

Rumus alpha atau Cronbach’s alpha (α) sebagai berikut :

(Husein Umar, 2002:125 dan Suharsimi Arikunto, 2002:171)

dimana : r11 = reliabilitas instrumen

(46)

62

Jumlah varian butir tiap pertanyaan dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap

butir yang kemudian dijumlahkan (

2

) sebagai berikut :

x = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika koefisien internal seluruh item r hitung ≥ r tabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item

pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisien internal seluruh item r hitung < r tabel dengan tingkat signifikasi 5% maka item

pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel Perhitungan

validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 16 for

windows.

Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program

aplikasi SPSS 16 for window. Adapun langkah-langkah menggunakan SPSS 16 for window

sebagai berikut:

1) Memasukkan data variabel X, dan variabel Y setiap item jawaban responden atas nomor item

(47)

63

2) Klik variabel view, lalu isi kolom name dengan variabel-variabel penelitian (misalnya X, Y)

width, decimal, label (isi dengan nama-nama atas variabel penelitian), colom, align, (left,

center, right, justify) dan isi juga kolom measure (skala: ordinal).

3) Kembali ke data view, lalu klik analyze pada toolbar pilih Reliability Analize

4) Pindahkan variabel yang akan diuji atau klik Alpha, OK.

5) Akan dihasilkan output, apakah data tersebut valid serta reliabel atau tidak dengan

membandingkan data hitung dengan data tabel.

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Variabel rhitung

(Alpha) rtabel Keterangan 1 Augmented Product 0,702 0,700 Reliabel

2 Keputusan pembelian 0,873 0,700 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Jika koefisien internal seluruh item rhitung ≥ rtabel maka item pertanyaan dikatakan

reliabel, maka variabel yang diuji keduanya cukup reliabel.

3.4 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1. Rancangan Teknik Analisis

Analisis deskriftif digunakan untuk melihat factor penyebab dalam penelitian ini analisis

deskiftif yang digunakan antara lain:

1. Analisis deskriftif tentang augmented product yang terdiri dari fitur (features),

desain/gaya (styling), kemasan (packaging), merek (brand), dan penyampaian

jasa(service delivery) pada Golden Flower hotel

(48)

64

terdiri dari keputusan pembelian berdasarkan merek pembelian berdasarkan waktu

pembelian, pembelian berdasarkan distribusi, dan pembelian berdasarkan metode

pembelian.

3.4.2 Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Tujuan

menggunakan regresi berganda untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen X

yaitu Augmented Product X1, fitur (features), X2 desain/gaya (styling) dan X3 kemasan

(packaging), X4 merek (brand), X5 penyampaian jasa (service delivery) terhadap variabel

dependent Y yaitu keputusan pembelian.

Penelitian ini, menggunakan data ordinal karena variabelnya bersifat saling

mempengaruhi. Hasil analisis regresi berganda adalah koefisien regresi pada masing-masing

variabel independen beserta dimensi turunan. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi

variabel dependen dengan suatu persamaan. Selanjutnya dalam analisis regresi berganda selain

mengukur pengaruh hubungan antara dua variabel atau lebih beserta dimensi dari variabel X,

juga menunjukkan arah hubungan anatara variabel independent dan dimensi variabel independen

dengan variabel dependen.

Variabel dependen diasumsikan random, yang mempunyai distribusi probabilistik

Sedangkan variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel

yang berulang).

Persamaan regresi berganda dirumuskan:

Y= a + bix1 + bix2 +bix3+bix4+bix5 (Sugiyono2008:227)

(49)

65

a = Harga Y, jika X=0

b = Angka arah koefisien regresi

X1, X2, X3,X4,X5 = Variabel penyebab (X1= features), (X2= styling), (X3=

packaging), (X4= brand), (X5= service delivery)

Menurut Sugiyono (2008:277) “Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda

bertujuan untuk dapat menganalisis bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependent

(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktator dimanipulasi (naik

turunnya nilainya)”.

Analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal dua atau

lebih. Menerjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel

independen yang paling dominan terhadap variabel dependen. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 3.1 berikut:

X 1.1

Y X 1.3

X 1.2

X 1.4

(50)

66

Keterangan :

X 1.1 = fitur (features) X 1.2 = desain/gaya (styling) X 1.3 = kemasan (packaging) X 1.4 = merek (brand)

X 1.5 = penyampaian jasa (service delivery)

Pengujian hipotesis utama:

1. Ho : bi = 0 Tidak terdapat pengaruh fitur (features)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh fitur (features)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Jika t hitung > t tabel, Maka Ho ditolak dan Hi diterima.

2. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh desain/gaya

(styling) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh desain/gaya (styling)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Jika t hitung > t tabel, Maka Ho ditolak dan Hi diterima.

3. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh kemasan

(packaging) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh kemasan (packaging)

terhadap keputusan pemebelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Jika t hitung > t tabel, Maka Ho ditolak dan Hi diterima.

4. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh merek (brand)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh merek (brand)

terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

(51)

67

5. Ho : bi = 0 ; Tidak terdapat pengaruh penyampaian

jasa (service delivery) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Hi : bi ≠ 0 ; Terdapat pengaruh penyampain jasa

(service delivery) terhadap keputusan pembelian meeting packages di Golden Flower Hotel.

Gambar

Tabel 4.28
Gambar 2.1 Five Product Level…………………………………………………………..19
TABEL 1.2 JUMLAH WISATAWAN KE OBJEK WISATA JABAR 2007-2011
TABEL 1.3 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG TAHUN 2008-2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaturan Tentang Hak Asasi Perempuan dan Perlindungan Hukumnya dalam Instrumen Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia ( UDHR ) dan

Beban motor DC container crane ini merupakan beban dengan faktor daya yang rendah sehingga perlu dipelajari tentang performance chart generator diesel supaya

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa Textilia) menjadi Selai Sebagai Isian Roti serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya.. Kartika, Bambang, Pudji Hastuti dan

Berdasar tabel diatas, variabel satu Budaya pernyataan 1 Nilai Pribadi dan sosial diberikan kepada 85 responden pengunjung Coffee Shop di Malang diketahui bahwa

Besar biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini sebesar Rp.. 495.000,00 dengan rincian