• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH HARGA TIKET DAN JUMLAH PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN PENGUNJUNG PADA OBJEK WISATA KEBUN BINATANG KOTA BUKITTINGGI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH HARGA TIKET DAN JUMLAH PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN PENGUNJUNG PADA OBJEK WISATA KEBUN BINATANG KOTA BUKITTINGGI SKRIPSI"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Kamis, 15 Okt 2020

Pembimbing : Amsah Hendri Doni, SE., ME

KaProdi Pariwisata Syariah,

KOTA BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelas Sarjana Ekonomi (S.E)

Amsah Hendri Doni, SE., ME

Disusun Oleh : AHMAD RIDHO

NIM: 3517014

PROGRAM STUDI S1 PARIWISATA SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI TAHUN 2020

(2)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENGARUH HARGA TIKET DAN

JUMLAH PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN

PENGUNJUNG PADA OBJEK WISATA KEBUN BINATANG KOTA BUKITTINGGI” yang disusun oleh AHMAD RIDHO 3517.014 Jurusan S1 Pariwisata Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Insititu Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Hukum permintaan menyatakan apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, ceteris paribus (apabila hal – hal lain yang mempengaruhi jumlah barang diminta selain harga barang yang bersangkutan dianggap tetap. Harga tiket pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi mengalami kenaikkan oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat apakah harga tiket yang mengalami kenaikkan tersebut memiliki pengaruh terhadap permintaan pengunjung. Dan dilihat dari segi jumlah pendapatan wisatawan, apakah jumlah pendapatan wisatawan tersebut memiliki pengaruh terhadap permintaan pengunjung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh harga tiket dan jumlah pendapatan secara simultan terhadap jumlah permintaan pengunjung pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik anaalisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada variabel harga tiket memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pengunjung dan jumlah pendaptan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pengunjung, hal ini dapat dibuktikan melalui hasil uji analisis liniear berganda yaitu Y = 28,684 + 0,267X1 - 0,166X2. Secara simultan harga tiket dan jumlah pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pengunjung pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi

Kata Kunci : Harga Tiket, Jumlah Pendapatan, Jumlah Permintaan Pengunjung

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Bersyukur atas segala Ridho dan Nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta‟ala berikan kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Harga Tiket dan Jumlah Pendapatan Terhadap Jumlah Permintaan Pengunjung Pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi”. Serta tak lupa kita bersholawat kepada Baginda Rasulullah Shalallahu‟alaihi wa sallam Nabiyyuna Muhammad Shalallahu‟alaihi wassallam dengan kalimat Allahmumma Sholli A‟la Sayyidina Muhammad wa A‟la Ali Sayyidina Muhammad. Dan juga Keluarga, Sahabat beserta Ummatnya yang setia hingga akhir kelak. Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih penulis telah mnyelesaikan skripsi ini sebagai suatu keharusan dan syarat bagi mahasiswa program studi strata-satu (S1) IAIN Bukittinggi dalam menyelesaikan studi untuk menggapai Gelar Sarjana Ekonomi. Penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sekalipun banyak halangan dan rintangan namun penulis mampu menyelesaikannya berkat bantuan dan bimbingan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih untuk keluarga tercinta teristimewa kepada orang tua, Ayahanda Ermi dan Ibunda Radiah atas segala pengorbanan yang tak terhingga dan tak ternilai, atas segala doa dan usaha serta kerja keras demi menjadikan anakmu ini sebagai anak yang bisa membanggakan, atas segala motivasi dan dorongannya yang menjadikan ananda sebagai anak yang lebih kuat yang nantinya akan selalu menjadi anak yang berbakti. Serta bantuan dan arahan yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga juga kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi.

3. Bapak Amsah Hendri Doni, SE, ME selaku Ketua Program Studi S1 Pariwisata Syari‟ah IAIN Bukittinggi.

(4)

4. Bapak Amsah Hendri Doni, SE, ME selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu serta arahan, saran, motivasi dan juga bimbingan dengan penuh kesabaran penulis sampaikan Jazakumullah Ahsanal Jaza’. Semoga amal kebaikan Beliau dilipat gandakan oleh Allah SWT.

5. Bapak Amsah Hendri Doni, SE, ME selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.

6. Kepada seluruh Dosen dan Staff Kepegawaian IAIN Bukittinggi yang telah memberikan segenap ilmu yang dimiliki, arahan dan bimbingan kepada penulis.

7. Kepada Pengelola dan Seluruh struktur organisasi Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi yang telah memberikan support dan informasi terkait penelitian penulis.

8. Teruntuk sahabat-sahabatku yang selalu mensupport penulis dalam penulisan skripsi.

9. Teruntuk seseorang yang selalu memberikan inspirasi, dorongan, dan dukungan serta perhatian kepada penulis tersalam dalam setiap doa.

10. Terima Kasih kepada Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca skripsi ini guna untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi untuk penelitian selanjutnya dan berguna bagi masyarakat banyak.

Bukittinggi, Februari 2021 Penulis

Ahmad Ridho NIM. 3517014

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Penjelasan Judul ... 8

H. Kajian Terdahulu ... 21

BAB II ... 10

LANDASAN TEORI ... 10

A. Teori Permintaan Pariwisata ... 10

B. Teori Permintaan ... 14

C. Teori Permintaan Dalam Perspektif Ekonomi Islam ... 18

D. Kerangka Pemikiran ... 25

E. Hipotesis ... 26

BAB III ... 28

METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Jenis dan Sumber Data ... 28

D. Populasi dan Sampel ... 29

E. Defenisi Operasional dan Variabel ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 31

(6)

BAB IV ... 40

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PEMBAHASAN ... 40

A. Sejarah Kebun Binatang... 40

B. Karekteristik Responden ... 57

C. Teknik Analisis Data ... 59

BAB V ... 74

PENUTUP ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah Kunjunga Wisatawan Kota Bukittinggi ... 3

Tabel 1. 2 Daftar harga tiket masuk Kebun Binatang Kota Bukittinggi ... 4

Tabel 1. 3 Jumlah Kunjungan Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi Tahun 2015 – 2019 ... 5

Tabel 4. 1 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4. 2 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia ... 58

Tabel 4. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Pekerjaan ... 58

Tabel 4. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 59

Tabel 4. 5 Uji Validitas Variabel Harga Tiket ... 60

Tabel 4. 6 Uji Validitas Variabel Jumlah Pendapatan ... 61

Tabel 4. 7 Uji Validitas Variabel Jumlah Permintaan ... 61

Tabel 4. 8 Uji Reabilitas Variabel Harga Tiket ... 63

Tabel 4. 9 Uji Reabilitas Variabel Jumlah Pendapatan ... 63

Tabel 4. 10 Uji Reabilitas Variabel Jumlah Permintaan ... 63

Tabel 4. 11 Uji Autokorelasi ... 64

Tabel 4. 12 Uji Normalitas... 65

Tabel 4. 13 Uji Mulitkolinearitas ... 66

Tabel 4. 14 Uji Analisis Regresi Liniear Berganda ... 66

Tabel 4. 15 Uji Koefisien Determinasi ... 68

Tabel 4. 16 Uji t ... 68

Tabel 4. 17 Uji f ... 69

(8)

1 A. Latar Belakang

Pertumbuhan pariwisata mendorong dan memacu pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata melahirkan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanjaannya, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (Tourism Final Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Final Demand wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derieved Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi dibidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain , industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain – lain.

Didalam Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan guna mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Hukum permintaan menyatakan apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, ceteris paribus (apabila hal – hal lain yang mempengaruhi jumlah barang diminta selain harga barang yang bersangkutan dianggap tetap. Sebagai misal yang termasuk variabel lain dalam hukum permintaan itu sendiri ialah tingkatan pendapatan konsumen, selera konsumen, barga barang lain selain barang yang bicarakan, jumlah penduduk, pengeluaran advertensi, rancangan bangun, saluran distribusi dan sebagainya.1

1 Suparmoko, dkk, Pokok – Pokok Ekonomika – Edisi 3, ( IN MEDIA : BOGOR, 2014).

Hal. 33

(9)

Menurut Sofjan Assauri, harga merupakan beban atau nilai bagi konsumen, yang didapatkan dengan memperoleh dan menggunakan suatu produk, termasuk biaya keuangan dari konsumsi, disamping biaya sosial yang bukan keuangan, seperti dalam bentuk waktu, upaya, psikis, resiko, dan prastise.2

Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian.

Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik.3.

Kesuksesan industri pariwisata suatu daerah berpegang kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Pariwisata adalah hal yang paling disukai oleh banyak orang. Semakin menarik tempat wisata, semakin banyak juga peningkatan pengunjung setiap tahunnya.

Salah satu kota yang terkenal dengan berbagai objek wisata dan destinasi wisatanya di Sumatra Barat adalah Kota Bukittinggi. Kota Bukittinggi terkenal dengan pariwisatanya dengan pemandangan yang indah , dan ngarai yang terbentang luas menjadi daya tarik tersendiri untuk Kota Bukittinggi. Bukittinggi menduduki peringkat pertama dalam jajak pendapat tentang persepsi "Kota Terindah (The Most Beautiful City) di Indonesia" menurut para traveler atau wisatawan. Pesona keindahan kota dengan hawa sejuk (dingin) ini mengalahkan daya tarik Bandung, Yogyakarta bahkan Jakarta hingga Denpasar di Bali yang selama ini disebut-sebut sebagai kota favoritnya para traveler, baik wisatawan nusantara (Wisnus) maupun wisatawan mancanegara (Wisman)

2 Sofjan Assauri. ”Strategi Marketing”. (Rajawali Pers : Jakarta, 2012) hlm. 118.

3 Soekartawi, “Faktor-faktor Produksi”, Jakarta: Salemba Empat, (2012), hal. 132

(10)

Seperti yang kita lihat perkembangan Kota Bukittinggi saat ini sudah banyak mengalami perubahan yang lebih baik mulai dari memperbaiki infrastruktur dan fasilitas , perbaikan dari berbagai objek wisata dan destinasi wisata semakin menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bukittinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan sebagai berikut

Tabel 1. 1

Jumlah Kunjunga Wisatawan Kota Bukittinggi (berdasarkan wisatawan yang menginap)

Tahun 2015 – 2019 Tahun

Jumlah Wisatawan

Persentase (%) Mancanegara

(Ribuan Orang)

Nusantara (Ratusan

Orang)

Jumlah (Ratusan

Orang)

2015 25.970 434.935 460.905 6,44

2016 27.516 511.258 538.774 16,89

2017 30.412 516.483 546.895 1,51

2018 31.841 540.016 577.875 5,66

2019 32.653 552.132 584.785 1,20

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Kota Bukittinggi mengalami kenaikan dari tahun 2015 – 2019 , tahun 2015 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bukittinggi Sebanyak 460.905 orang.

Pada tahun 2016 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Bukittinggi mengalami peningkatan sebanyak 538.774 orang. Pada tahun 2017 juga mengalami peningkatan dengan jumlah sebanyak 546.895 orang. Pada tahun 2018 mengalami peningkatan dengan jumlah 577.875. Pada tahun 2019 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan jumlah 584.785

(11)

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan merupakan salah satu peninggalan sejarah yang menjadi salah satu objek wisata di Bukittinggi.

Kebun Binatang Kota Bukittinggi bernama Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan merupakan salah satu kebun binatang di pulau Sumatra yang terletak diatas Bukit Cubadak Bungkuak. Kebun Binatang juga menjadi objek wisata andalan Kota Bukittinggi ini di hubungkan dengan Jembatan Limpapeh dengan objek wisata benteng fort de kock. Kebun Binatang ini ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing pada hari libur atau weekend. Berikut ini harga tiket masuk ke Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi

Tabel 1. 2

Daftar harga tiket masuk Kebun Binatang Kota Bukittinggi No Tahun Anak – Anak Dewasa Mancanegara

1. 2019 Rp. 10.000 Rp. 15.000 Rp. 20.000 2. 2020 Rp. 20.000 Rp. 25.000 Rp. 40.000

Harga tiket pada tahun 2019 untuk anak – anak sebesar Rp. 10.000 ,dewasa sebesar Rp. 15.000 dan untuk mancanegara sebesar Rp. 20.000 dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan haga tiket yang mana untuk anak – anak sebesar Rp.20.000 , dewasa sebesar Rp. 25.000 dan untuk mancanegara sebesar Rp. 40.000. Berdasarkan observasi penelitian setelah melakukan wawancara dengan beberapa pengunjung, bahwa banyak pengunjung yang mengeluhkan kenaikkan harga tiket yang telah ditetapkan pemerintah daerah, hal ini dapat dilihat dari tabel diatas bahwa kenaikan harga tiket tersebut sebesar Rp. 10.000 untuk orang dewasa dan untuk mencanegara Rp. 20.000 ,dan hal ini memberatkan beberapa wisatawan.

(12)

Tabel 1. 3

Jumlah Kunjungan Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi Tahun 2015 – 2019

No Bulan Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1. Januari 66.923 67.192 85.476 86.453 83.923 2. Febuari 31.277 40.411 37.777 45.347 47.172 3. Maret 33.720 35.250 35.280 40.078 50.420 4. April 33.900 33.871 51.093 62.814 79.907 5. Mei 57.987 80.189 85.625 57.666 34.563 6. Juni 54.192 30.200 55.786 170.59

3

138.54 6 7. Juli 153.296 177.75

7 178.682 97.934 73.398 8. Agustus 49.192 39.586 37.285 43.436 13.939 9. September 31.858 38.034 44.814 34.263 30.604 10. Oktober 27.914 36.435 44.870 42.331 37.467 11. November 32.944 36.313 34.268 43.796 45.319 12. Desember 78.663 85.419 86.420 91.015 94.447

Jumlah 652.310 700.65

7 777.376 815.72 6

729.70 5 Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui jumlah kunjungan wisatawan pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi dari tahun 2015 – 2019 adalah pada tahun 2015 dari bulan januari sampai bulan desember sebanyak 652.310 orang , pada tahun 2016 dari bulan januari sampai bulan desember mengalami peningkatan sebanyak 700.657 orang , pada tahun 2017 dari bulan januari sampai desember juga mengalami peningkatan sabanyak 777.376 orang, pada tahun 2018 dari bulan januari sampai desember sebanyak 815.726 orang, namun pada tahun 2019 dari bulan januari sampai bulan desember mengalami penurunan sebanyak 729.705 orang.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Harga Tiket Dan Jumlah Pendapatan Terhadap Jumlah Permintaan Pengunjung Pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi.

(13)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya, dapat penulis identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Wisatawan yang mengeluh tentang kenaikan harga tiket masuk Objek Wisata Kebun Binatang

2. Berkurangnya pendapatan mengakibatkan turunya keinginan wisatawan untuk berkunjung pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittingg

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih focus, sempurna, dan mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang perlu di batasi. Oleh sebab itu penulis membatasi hanya terkait dengan

“Analisis Pengaruh Harga Tiket Dan Jumlah Pendapatan Terhadap Jumlah Permintaan Pengunjung Pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian batasan masalah diatas, maka dapat dibuat dirumusan masalah yaitu :

1. Seberapa besar pengaruh harga tiket terhadap jumlah permintaan pada objek wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi?

2. Seberapa besar pengaruh jumlah pendapatan terhadap jumlah permintaan pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi?

3. Seberapa besar Pengaruh Harga Tiket dan Jumlah Pendapatan secara Simultan terhadap Jumlah Permintaan Pengunjung pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi?

(14)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh harga tiket terhadap jumlah permintaan pengunjung pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi

2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah pendapatan terhadap jumlah permintaan pengunjung pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi.

3. Untuk menganalisis pengaruh harga tiket dan jumlah pendapatan secara simultan terhadap jumlah permintaan pengunjung pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi.

F. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

1. Sebagai bukti bahwa mahasiswa telah melaksanakan penelitian sebagai tugas akhir perkuliahan dan memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi (SE) dari Program Studi S1 Pariwisata Syaraiah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

2. Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan tentang pengaruh harga tiket dan jumlah pendapatan terhadap jumlah permintaan pengunjung pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi.

b. Bagi Akademik

Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam kajian ekonomi dan pariwisata serta sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan untuk melakuakan penelitian selanjutnya khususnya Program Studi Pariwisata Syariah.

(15)

c. Bagi pihak manajemen Kebun Binatang Kota Bukittingg

Sebagai bahan masukan pada Kebun Binatang Kota Bukittinggi dan memberikan perhatian dalam hal harga tiket, dan jumlah pendapatan sehingga akan berdampak pada jumlah permintaan yang optimal.

G. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul proposal skripsi ini, penulis perlu menguraikan secara singkat mengenai maksud dari istilah – istilah yang ada pada judul tersebut :

Analisis Pengaruh : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaaan yang sebenarnya sedangkan pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang4

Harga Tiket : Jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu 5

Jumlah Pendapatan :Uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba.6

Jumlah Permintaan : Sejumlah barang atau jasa yang ingin dibeli oleh pelanggan dan

4 www.kbbi.web.id diakses pada 03 Januari 2020. Pukul 16 : 08

5 www.kbbi.web.id diakses pada 03 Januari 2020. Pukul 16 : 25

6 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2013), hal. 230

(16)

mampu untuk dibeki dengan harga tertentu pada waktu tertentu

Kebun Binatang Kinantan : Kebun Binatang Bukittinggi adalah salah satu kebun binatang di pulau Sumatra yang terletak diatas Bukit Cubadak Bungkuak, Bukittinggi, Sumatra Barat, Indonesia. Kebun Binatang ini merupakan salah satu kebun binatang tertua yang ada di Indonesia, dan satu – satunya di Sumatra Barat dengan koleksi hewan terlengkap di Sumatra

Berdasarkan judul diatas , dapat disimpulkan Analisi pengaruh harga tiket dan jumlah pendapatan terhadap jumlah permintaan pengunjung pada objek wisata kebun binatang kota Bukittinggi merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya mengenai jumlah nilai atau alat tukar yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa (harga) serta pendapatan pengahasilan yang diterima oleh setiap pengunjung yang akan mempengaruhi untuk melakukan kunjungan ke objek wisata kebun binatang kota Bukittinggi.

(17)

10 A. Teori Permintaan Pariwisata

Permintaan dalam pariwisata terdiri dari beberapa fasilitas atau produk yang berbeda bukan saja dalam sifat, akan tetapi juga manfaat dan kebutuhannya bagi wisatawan. Fasilitas dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang berbeda dan diperlukan oleh wisatawan pada waktu yang berbeda-beda pula. Permintaan dalam pariwisata tidak hanya terbatas pada waktu yang diperlukan pada saat perjalanan wisata diperlukan, akan tetapi jauh sebelum melakukan pejalanan, permintaan itu sudah mengemuka seperti informasi tentang daerah tujuan wisata, hotel tempat untuk menginap, transportasi yang akan digunakan, tempat-tempat yang akan dikunjungi dan berapa banyak uang yang harus dibawa.

Konsumen mempunyai tingkah laku yang beragam dalam memenuhi kebutuhannya terhadap barang dan jasa (goods and services). Menurut Oka Yoeti mengungkapkan terdapat tiga tingkah laku konsumen (consumer behaviour) dalam memenuhi kebutuhan terhadap barang dan jasa, yaitu :

a. Keterbatasan pendapat (income)

b. Melakukan pembelian dengan bertindak rasional c. Ingin mencapai kepuasan

Permintaan pariwisata berpengaruh terhadap semua sektor perekonomian, perorangan, Usaha Kecil Menengah, Perusahaan Swasta, dan Sektor Pemerintah. Data vital yang dapat dijadikan indikator permintaan wisatawan akan suatu daerah wisata adalah :

a. Jumlah atau kuantitas wisatawan yang datang.

b. Alat transportasi yang digunakan sehubungan dengan kedatangan wisatawan tersebut.

c. Lama waktu tinggal.

d. Jumlah uang yang dikeluarkan

(18)

Menurut Oka Yoeti terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan pariwisata antara lain sebagai berikut :

a. Faktor-Faktor Permintaan Umum (General demand factors)

Secara umum permintaan terhadap barang dan jasa industri pariwisata tergantung pada hal-hal sebagai berikut :

1) Daya Beli (Purchasing power)

Kekuatan untuk membeli ditentukan oleh disposable income yang erat kaintanya dengan tingkatan hidup dan intensitas perjalanan yang dilakukan. Semakin besar pendapatan yang bebas digunakan semakin besar kemungkinan perjalanan yang diinginkan.

2) Struktur demografi dan kecenderungan

Besarnya jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi permintaan terhadap produk industri pariwisata. Negara yang memiliki penduduk banyak tetapi pendapatan perkapitanya kecil akan memiliki kesempatan kecil untuk melakukan perjalanan wisata.

3) Sosial dan Faktor-Faktor Budaya

Industrialisasi tidak hanya menghasilkan struktur pendapatan masyarakat relatif tinggi, juga meningkatkan pemerataan pendapatan dalam masyarakat sehingga memungkinkan memiliki kesempatan melakukan perjalanan wisata untuk menghilangkan kejenuhan bekerja, menghilangkan stres, sehingga melakukan rekreasi sudah merupakan keharusan.

(19)

4) Motivasi Berwisata dan Sikap (Travel motivations and attitudes)

Motivasi untuk melakukan perjalanan wisata sangat erat hubungannya dengan kondisi sosial dan budaya masyarakatnya. Masih eratnya hubungan kekeluargaan masyarakat dan sering melakukan saling berkunjung membuat perjalanan akan sering dilakukan dan tentunya akan meningkatkan permintaan untuk melakukan perjalanan wisata.

5) Kesempatan untuk Berwisata dan Intensitas Pemasaran (Opportunities to travel and tourism marketing intensity)

Adanya insentif untuk melakukan perjalanan wisata akan meningkatkan perjalanan wisata ke seluruh dunia seperti Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE).

Kesempatan untuk melakukan perjalanan wisata tidak hanya karena biaya perjalanan ditanggung perusahaan, juga melakukan kesempatan kepada keluarga ikut melakukan perjalanan wisata, anak dan istri mendampingi suami dalam berpartisipasi dalam suatu konferensi tertentu.

b. Faktor-Faktor yang menentukan permintaan khusus (factors determining specific demand)

Faktor-faktor yang akan mempengaruhi permintaan khusus terhadap daerah tujuan wisata tertentu yang akan dikunjungi ditentukan oleh beberapa faktor yaitu:

1) Harga

Pada kebanyakan industri jasa harga biasanya menjadi masalah kedua karena yang terpenting adalah kualitas yang harus disesuaikan dengan

(20)

kebutuhan dan keinginan sesuai dengan waktu yang diinginkan. Dalam kepariwisataan sudah biasa dilakukan price differentiation secara umum sebagai suatu strategi dalam pemasaran.

2) Daya tarik wisata

Keputusan untuk melakukan perjalanan lebih banyak menyangkut pemilihan daerah tujuan wisata. Pemilihan ini ditentukan oleh daya tarik yang terdapat di daerah yang akan dikunjungi.

3) Kemudahan Berkunjung

Aksesbilitas ke daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi banyak mempengaruhi pilihan wisatawan, wisatawan menginginkan tersedianya macam-macam transportasi yang dapat digunakan dengan harga yang bervariasi.

Karena biaya transportasi akan mempengaruhi biaya perjalanan secara keseluruhan.

4) Informasi dan layanan sebelum kunjungan Wisatawan biasanya memerlukan pre-travel service di daerah tujuan wisata yang mereka kunjungi dan tersedia tourist information service yang dapat menjelaskan tempat-tempat yang akan dikunjungi wisatawan, kendaraan yang digunakan, waktu perjalanan dan keperluan yang dibutuhkan.

5) Citra

Wisatawan memiliki kesan dan impian tersendiri tentang daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Citra dari daerah tujuan wisata akan mempengaruhi permintaan wisata daerah tersebut.

(21)

B. Teori Permintaan

Dalam kehidupan sehari-hari, agar kebutuhannya terpenuhi maka masyarakat selaku konsumen membeli barang dan jasa atau keperluannya.

Berapa jumlah barang atu jasa yang dibutuhkan oleh konsumen, biasanya dalam percakapan sehari-hari dinamakan permintaan. Permintaan terhadap sejumlah barang atau jasa dapat terwujud apabila didukung dengan daya beli konsumen. Permintaan erat kaitannya dengan hubungan antara jumlah harga barang.Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.7

Menurut ilmu ekonomi, permintaan adalah berbagai jenis dan jumlah barang dan jasa yang diminta pembeli pada berbagai kemungkinan harga dalam periode tertentu di pasar. Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu, dalam teori permintaan terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut.8

Teori Permintaan adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa harga dipengaruhi oleh permintaan. Oleh karena itu, teori tersebut berasumsi bahwa ketika permintaan di pasar naik, maka harga barang pun akan ikut naik. Tetapi, jika permintaan turun, maka harga pun akan ikut turun.

Turunnya permintaan sendiri awalnya disebabkan oleh naiknya, atau terlalu tingginya harga di pasar, sehingga masyarakat berfikir ulang untuk spending money. Maka, ketika masyarakat tidak berminat untuk membeli barang mereka (produsen), maka produsen akan menurunkan harganya, agar masyarakat kembali dapat mengkonsumsi barang yang mereka produksi.

7 https://mui.or.id/berita/ini-fatwa-terbaru-dsn-mui-tentang-uang-elektronik-dan-layanan- pembiayaan-berbasis-it/ (diakses pada 11 januari 2021 pukul 17 : 23 )

8 Sadono Sukirno, Mikroekonomi Teori Pengantar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 76.

(22)

Kegunaan dari teori permintaan ialah untuk menetapkan berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan. Jumlah permintaan barang akan berbanding terbalik dengan harga. Hubungan antara harga dengan jumlah permintaan hampir berlaku dalam kegiatan ekonomi.9

Hukum Permintaan merupakan konsep yang menjelaskan bagaimana sifat – sifat hubungan antara permintaan terhadap sesuatu barang dengan harganya. “ Dalam hukum permintan itu sendiri menjelaskan bahwa apabila harga dari suatu barang itu turun, maka jumlah permintaan akan menjadi naik. Sifat permintaan dan harga berbanding terbalik. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi akan tingginya permintaan tidak hanya faktor harga saja melainkan ada faktor lain yaitu pendapatan dari masing – masing individu di daerah tersebut.10

1. Teori faktor-faktor pemintaan Konsumen, terdiri dari : a. Teori harga tiket terhadap permintaan konsumen

Menurut Sofjan Assauri, harga merupakan beban atau nilai bagi konsumen, yang didapatkan dengan memperoleh dan menggunakan suatu produk, termasuk biaya keuangan dari konsumsi, disamping biaya sosial yang bukan keuangan, seperti dalam bentuk waktu, upaya, psikis, resiko, dan prastise.11

Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut.

Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.12

9 Ibid, hlm. 56

10 Henry Faizal. “Ekonomi Manajerial”. (Jakarta : PT Raja Gravindo Persada, 2013) hlm 37

11 Sofjan Assauri. ”Strategi Marketing”. (Rajawali Pers : Jakarta, 2012) hlm. 118.

12 Sadono Sukirno. “Mikro Ekonomi Teori Pengantar”. (Rajawali Pers : Jakarta, 2015) hlm. 76

(23)

Harga barang mempengaruhi kuantitas permintaan barang tersebut, sifat keterkaitan antara permintaan terhadap suatu barang dan harga tersebut telah dijelaskan dalam hukum permintaan. Naik turunnya harga barang atau jasa akan mempengaruhi banyak atau sedikitnya terhadap barang yang diminta. Kuantitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat dikatakan bahwa kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negatively related) dengan harga.13

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga akan mempengaruhi seseorang dalam membeli suatu barang atau jasa. Jika harga tersebut mengalami kenaikan, orang akan mengurangi jumlah barang atau jasa yang diminta. Begitu juga sebaliknya, orang akan menambah jumlah barang atau jasa yang diminta jika harga menurun. Sama halnya dengan sebuah harga tiket jika suatu objek wisata menetapkan harga tiket yang tinggi maka jumlah kunjungan wisatawan yang datang akan sedikit, begitu pula sebaliknya jika sebuah objek wisata menetapkan harga tiket yang rendah maka jumlah kunjungan wisatawan akan meningkat. Dan jika terjadi penurunan harga maka wisatawan.

b. Teori pendapatan terhadap permintaan konsumen

Pada tingkat pendapatan masyarakat yang tinggi, permintaan barang dan jasa akan mengalami peningkatan.

Transaksi akan berjalan dengan lancar, distribusi ekonomi lancar karena masyarakat mengalami kecukupan untuk membeli barang sesuai permintaannya. Sebaliknya pada tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, permintaan barang dan jasa akan mengalami penurunan. Distribusi

13 Santi Pertiwi dan Eva Fauziah. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Barang Pangan dan Sandang Pada Perusahaan Ritel X Karawang”. Jurnal Manajemen & Bisnis Kreatif, Tahun 2017. Hlm. 26

(24)

ekonomi akan tersendat, bila pendapatan terus menurun pasar akan lesu karena kekurangan pembeli.14

Soekartawi menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa sering kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya penambahan pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi setelah adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik.15

Hubungan antara pendapatan konsumen dan kuantitas barang yang diminta dapat positif dan dapat pula negatif, tergantung macam barang yang dihadapi konsumen dan tingkat penghasilan konsumen. Jika sebagian besar konsumen menilai suatu barang uang di anggap rendah makah permintaan mereka akan berkurang bila ada kenaikan dalam tingkat penghasilan mereka dan demikian pula sebaliknya. Di lain pihak bila barang itu normal, maka bila penghasilan atau pendapatan konsumen meningkat jumlah barang normal yang diminta akan meningkat pula.16

Jika pendapatan berubah menyebabkan daya mampu beli seseorang akan berubah. Naiknya pendapatan akan menyebabkan semakin banyak jumlah barang yang mampu untuk dibeli.17

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan seseorang akan mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Ketika pendapatan rendah maka secara

14 Rudini A, J. Permintaan Barang. ( CV Djamika : Bandung, 2012). Hlm. 4

15 Soekartawi, “Faktor-faktor Produksi”, Jakarta: Salemba Empat, (2012), hal. 132

16 M. Suparmoko, dkk. “Pokok – Pokok Ekonomika , Edisi 3”. ( IN MEDIA : Bogor, 2017). Hal. 38

17 Aulia Tasman, Havidz Aima. “Ekonomi Manajeria”. (Raja Grafindo : Jakarta, 2014).

Hal. 53

(25)

total uang yang dibelanjakan lebih sedikit. Begitu pula sebaliknya ketika pendapatan tinggi maka secara total uang yang dibelanjakan akan tinggi. Tingginya pendapatan menggambarkan bahwa wisatawan telah memiliki standar hidup yang tinggi sehingga memungkinkan untuk melakukan perjalanan antar negara. Hal ini dikarenakan berwisata antar negara dalam sebagian besar kasus masih dikategorikan sebagai barang mewah. Disamping itu dengan naiknya pendapatan akan menimbulkan kecenderungan terhadap pengurangan jam kerja yang memungkinkan panjangnya masa liburan dan meningkatnya uang yang dibelanjakan.

C. Teori Permintaan Dalam Perspektif Ekonomi Islam

Secara keseluruhan teori permintaan dalam perspektif mikroekonomi konvensional hampir sama dengan teori permintaan dalam perspektif mikroekonomi Islam, namun ada batasan-batasan syari’ah yang harus diperhatikan oleh setiap muslim dalam meminta atau membeli sejumlah komoditas.

Menurut Ibnu Taimiyyah, permintaan suatu barang adalah hasrat terhadap sesuatu, yang digambarkan dengan istilah raghbah fil al-syai.18 Diartikan juga sebagai jumlah barang yang diminta. Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi islam sama dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh individu muslim dalam keinginannya.

Islam mengharuskan seorang muslim untuk membeli dan menggunakan komoditas yang halal dan thayyib, dan meninggalkan komoditas haram. Dalam Islam sudah cukup jelas diklasifikasikan yang mana komoditas halal dan haram, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Surah An-Nahl (16) : 114, telah memberikan batasan dalam membeli dan menggunakan suatu komoditas, yaitu:

18 Anita Rahmawati, Ekonomi Mikro Islam, (Nora Media Enterprise, Kudus, 2011). hal.

89

(26)





























Artinya : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang Telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu Hanya kepada-Nya saja menyembah.

Surat Al –Baqarah (2) : 168 :



































Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Islam juga melarang seorang muslim untuk berperilaku israf atau berlebih-lebihan dalam membelanjakan pendapatan sekalipun komoditas yang dibeli adalah komoditas halal. Dengan adanya aturan-aturan syari’ah yang mengikat setiap muslim seperti halalharam suatu komoditas, maka pembahasan teori permintaan Islami lebih ditekankan kepada permintaan komoditas halal, komoditas haram, dan hubungan antara keduanya.

Konsep yang digunakan dalam teori permintaan perspektif Islam ialah ketika menilai atau menentukan komoditi (barang atau jasa) bahwa tidak semua bisa digunakan atau dikonsumsi, alasannya karena harus bisa membedakan antara kmoditi (barang atau jasa) yang halal dan haram.19

Pendapat Ibnu Taimiyah ada hal-hal yang mempengaruhi permintaan, yaitu: keinginan dari masyarakat mengenai suatu barang yang bermacam- macam jenisnya, dan keinginan selalu tidak sama, jumlah dari calon pembeli pada suatu barang, kualitas konsumen yang mana memiliki pendapatan atau gaji menjadi salah satu ciri kualitas konsumen yang baik, tingkat kebutuhan suatu barang, metode dalam pembayarannya tunai atau angsuran, besarnya dalam transaksi ketika biaya transaksi dari suatu

19 P3EI,”Ekonomi Islam”, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2013).

(27)

barang mengalami penurunan maka akan terjadi permintaan menjadi naik.20

Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu‟ Fatawa menjelaskan, bahwa hal- hal yang mempengaruhi permintaan suatu barang antara lain:

a. Keinginan atau selera masyarakat terhadap suatu barang yang berbeda daan selalu berubah-ubah. Dimana ketika masyarakat telah memiliki selera terhadap suatu barang maka hal ini akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap barang tersebut.

b. Jumlah para peminat terhadap suatu barang. Jika jumlah masyarakat yang menginginkan barang tersebut semakin banyak, maka harga barang tersebut akan semakin meningkat.

c. Kualitas pembeli (al-mu’awid). Dimana tingkat pendapatan merupakan salah satu cirri kualitas pembeli yang baik.

Semakin besar tingkat pendapatan, semakin tinggi kualitas manyarakat untuk membeli.

d. Lemah atau kuatnya kebutuhan suatu barang. Apabila kebutuhan terhadap suatu barang itu tinggi maka permintan terhadap barang itu juga tinggi

e. Cara pembayaran (tunai atau angsuran). Jika pembelian barang tersebut dengan transaksi tunai, biasanya permintaannya lebih tinggi

f. Besarnya biaya transaksi. Apabila biaya transaksi dari suatu barang rendah, maka permintaan akan meningkat

20 attach, An „Im, “Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam”, Jurnal Penelitian Manajemen, Volume II No. 3, Oktober 2017

(28)

D. Kajian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, maka penulis terlebih dahulu mengamati dan mencermati serta mempelajari penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang terkait dengan judul yang akan di teliti.

Dari penelusuran yang dilakukan, penulis menemukan pembahasan yang ada kaitannya denga judul dan masalah yang akan diteliti, diantaranya :

1. Penelitian dilakukan oleh hamas faza dan fitri ariantie dengan judul Analisis Permintaan Objek Wisata Hutan Tinjomoyo Kota Semarang. Hutan Tinjomoyo, merupakan salah satu obyek wisata yang berada di Kota Semarang.

Tinjomoyo memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan jumlah pengunjung sebagai variabel terikat dan enam variabel bebas yaitu biaya perjalanan, biaya perjalanan ditempat sejenis, waktu senggang, waktu tempuh, fasilitas, dan keindahan alam Hutan Tinjomoyo.

Hasil analisis parsial menunjukkan bahwa biaya perjalanan, biaya perjalanan ke tempat lain yang sejenis, waktu tempuh, fasilitas, dan keindahan alam Tinjomoyo berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengunjung.

Namun waktu senggang tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengunjung. Pengaruh yang paling dominan terhadap jumlah pengunjung adalah variabel fasilitas.21

2. Penelitian dilakukan oleh agustin, sri ulfa sentosa,dan hasdi aimon dengan judul Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Wisatawan Domestik Terhadap Objek Wisata Bahari Pulau Cingkuak Kabupaten Pesisir Selatan.

Penelitian menggunakan linier berganda metode regresi menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square).

21 Hamas faza dan fitri ariantie. Analisis Permintaan Objek Wisata Hutan Tinjomoyo Kota Semarang. DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 1, Nomor 1, Tahun 2019, halaman 146

(29)

Studi tersebut menyimpulkan bahwa 1) sendi - sama biaya perjalanan, pendapatan pelancong, motivasi perjalanan, kemudahan berkunjung no berpengaruh signifikan terhadap permintaan wisatawan domestik ke pulau bahari tersebut atraksi Cingkuak. Sedangkan jumlah anggota keluarga, keamanan dan kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap permintaan wisatawan domestik ke laut pulau atraksi Cingkuak. 2) sebagian biaya perjalanan, pendapatan wisatawan, jumlah anggota keluarga, motivasi perjalanan berpengaruh signifikan terhadap permintaan domestik traveller ke objek wisata bahari pulau Cingkuak, sekaligus mengunjungi tempat wisata yang mudah, aman dan kenyamanan tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan wisatawan domestik ke objek wisata bahari pulau Cingkuak. 22

3. Penelitian Dilakukan Oleh TRISMAWATI dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan Nilai Ekonomi Pada Objek Wisata Taman Purbakala Batu Pake Gojeng Kabupaten Sinjai. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear berganda dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least Square dan Surplus Konsumen untuk menghitung nilai total ekonomi Objek Wisata Taman Purbakala Batu Pake Gojeng Kabupaten Sinjai. Hasil penelitian menunjukkan tiga variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan ke Objek Wisata Taman Purbakala Batu Pake Gojeng yaitu biaya perjalanan, pendapatan, dan pengalaman berkunjung sebelumnya ke Objek Wisata Taman Purbakala Batu Pake

22Agustin dkk, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Wisatawan Domestik Terhadap Objek Wisata Bahari Pulau Cingkuak Kabupaten Pesisir Selatan Jurnal Kajian Ekonomi, Juli, Vol III, No. 5, hlm 1

(30)

Gojeng. Sedangkan umur, pendidikan dan waktu kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah permintaan Objek Wisata Taman Purbakala Batu Pake Gojeng Kabupaten Sinjai.23

4. Penelitian dilakukan oleh Rahyuniati Setiawan dengan judul ”Faktor – Faktor yang mempengaruhi Permintaan Jasa Pariwisata Pemandian Air Panas”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatory survey.

Adapaun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian yaitu systematic sampling. Penelitian ini mengunakan angket sebagai pengumpulan data dan teknik analisis menggunakan analisis linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan konsumen, persepsi fasilitas wisata dan selera konsumen mempunyai pengaruh positif terhadap permintaan jasa pariwisata pemandian air panas, sedangkan persepsi harga tarif masuk mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan jasa pariwisata pemandian air panas.24

5. Penelitian dilakukan oleh Deva Milian Satria Yuwana dengan judul “Analisis Permintaan Pengunjung Objek Wisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjanegara”. Alat analisis dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan jumlah kunjungan ke objek wisata Dataran Tinggi Dieng sebagai variabel dependen, sementara terdapat lima variabel sebagai variabel independen, yaitu biaya perjalanan ke objek wisata Dataran Tinggi Dieng, biaya perjalanan menuju objek wisata lain

23Trismawati, Skripsi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Dan

Nilai Ekonomi Pada Objek Wisata Taman Purbakala Batu Pake Gojeng Kabupaten Sinjai.

(Makasar : UIN Alauddin Makasar, 2018) hlm 1

24 Rahyuniati Setiawan. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan terhadap Jasa Pariwisata Pemandian Air Panas”. Bussiness Innovation & Entrepreneurship Jurnal Vol 1 No. 1 2019. Hlm 53.

(31)

(Baturaden), umur pengunjung, penghasilan rata-rata per bulan dan jarak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima variabel independen dalam persamaan regresi, dua diantaranya tidak signifikan yaitu variabel umur dan variabel jarak. Hal ini dilihat dari probabilitas signifikansi yang jauh dibawah tingkat signifikansi yang sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah kunjungan objek wisata Dataran Tinggi Dieng secara parsial dipengaruhi oleh variabel biaya perjalanan ke objek wisata Dataran Tinggi Dieng, biaya perjalanan pengunjung menuju objek wisata lain (Baturaden) dan varibel penghasilan rata-rata per bulan25

6. Penelitian dilakukan oleh Anthony Fransisko Siallagan dengan judul penelitian “Analisis Permintaan Wisatawan Nusantara Objek Wisata Batu Kursi Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupeten Simosir”. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel kuota atau quota sample dan sampling aksidental atau accidental sampling. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 responden yaitu wisatawan nusantara yang sedang berkunjung ke objek wisata Batu Kursi Siallagan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan jumlah permintaan sebagai variabel dependen dan ketujuh variabel lain sebagai variabel independen. Diketahui bahwa variabel biaya perjalanan, waktu luang, lama perjalanan, fasilitas - fasilitas dan karateristik masyarakat berhubungan negatif sedangkan pendapatan individu dan keindahan alam Danau Toba berhubungan positif terhadap jumlah permintaan objek wisata. Variabel yang berpengaruh signifikan adalah

25Deva Milian Satria Yuwan. Skripsi : Analisis Permintaan Pengunjung Objek Wisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjanegara.(Semarang : Universitas Diponegoro Semarang. 2010). Hlm 9.

(32)

pendapatan individu, lama perjalanan, waktu luang dan keindahan alam Danau Toba,sedangkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan yaitu biaya perjalanan, fasilitas- fasilitas dan karakteristik masyarakat.26

Perbedaan antara peneliti dahulu dengan yang akan diteliti oleh peneliti kali ini adalah dalam penelitian terdahulu berfokus pada fakto – faktor permintaan tetapi dalam penelitian ini berfokus pada dua faktor saja yaitu harga dan pendapatan dalam permintaan.

E. Kerangka Pemikiran

Harga adalah variabel penting lain sebagai penentu permintaan pariwisata. Setiap terjadinya penurunan harga maka wisatawan akan membayar biaya wisata dengan lebih murah. Implikasilainnya adalah wisatawan dapat memperpanjang lama tinggal dan menambah tempat kunjungannya. Harga akan mempengaruhi seseorang dalam membeli suatu barang atau jasa. Jika harga tersebut mengalami kenaikan, orang akan mengurangi jumlah barang atau jasa yang diminta. Begitu juga sebaliknya, orang akan menambah jumlah barang atau jasa yang diminta jika harga menurun. Sama halnya dengan sebuah harga tiket jika suatu objek wisata menetapkan harga tiket yang tinggi maka jumlah kunjungan wisatawan yang datang akan sedikit, begitu pula sebaliknya jika sebuah objek wisata menetapkan harga tiket yang rendah maka jumlah kunjungan wisatawan akan meningkat. Dan jika terjadi penurunan harga maka wisatawan.

Pendapatan adalah salah satu faktor terpenting sebagai penentu permintaan pariwisata ke suatu tempat. Pendapatan seseorang akan mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Ketika pendapatan rendah maka secara total uang yang dibelanjakan lebih sedikit. Begitu pula sebaliknya ketika pendapatan tinggi maka secara total uang yang dibelanjakan akan tinggi. Tingginya pendapatan menggambarkan bahwa wisatawan telah memiliki standar hidup yang tinggi sehingga

26Anthony Fransisko Siallagan. Skripsi:Analisis Permintaan Wisatawan Nusantara Objek Wisata Batu Kursi Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupeten Simosir. (Semarang : Universitas Diponegoro. 2011). Hlm 6.

(33)

memungkinkan untuk melakukan perjalanan antar negara. Hal ini dikarenakan berwisata antar negara dalam sebagian besar kasus masih dikategorikan sebagai barang mewah. Disamping itu dengan naiknya pendapatan akan menimbulkan kecenderungan terhadap pengurangan jam kerja yang memungkinkan panjangnya masa liburan dan meningkatnya uang yang dibelanjakan.

Hubungan antara permintaan pariwisata dengan harga dan pendapatan saling mempengaruh satu sama lain. Kerena jumlah permintaan akan meningkat jika harga relatif dapat dijangkau semua kalangan wisatawan dan lama tinggal wisatawan tergantung pada pendapatan.

Berdasarkan teori – teori yang digunakan, maka dapat disusun kerangka berpikir diantaranya adalah variabel X1 (harga tiket), X2 (Jumlah Pendapatan) dan variabel Y (Jumlah Permintaan). Kerangka berpikir menjelaskan apakah terdapat pengaruh antara variabel X dengan variabel Y sebagaimana bagan di bawah ini :

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis

Adapun dugaan sementara dalam penelitian ini adalah :

a. Terdapat pengaruh signifikan antara harga terhadap jumlah permintaan

Ho : β1 = 0 Ha : β1 ≠ 0

Jumlah Permintaan (Y) Jumlah

Pendapatan (X2) Harga Tiket (X1)

(34)

b. Terdapat pengaruh signifikan antara jumlah pendapatan terhadap jumlah permintaan

Ho : β2 = 0 Ha : β2 ≠ 0

c. Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara harga tiket dan jumlah pendapatan terhadap jumlah permintaan Ho : β1 = β2 = 0

Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0

(35)

28 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu jenis penelitian yang dilakukan di suatu lokasi, ruang yang luas atau di tengah-tengah masyarakat. Adapun metodologi penelitian yang penulis lakukan adalah metode deskriptif kuantitatif, dimana dalam metode ini penulis akan menganalisa dan menjelaskan Analisis Pengaruh Harga Tiket dan Jumlah Pendapatan terhadap Jumlah Permintaan pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dilakukannya penelitian ini yaitu pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi, berlokasi di Jl. Cindua Mato, Benteng Ps. Atas, Kec. Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26136.

.Waktu penelitian awal telah penulis lakukan pada 10 November 2020 sampai selesai.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan data sekunder, data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer yang didapat pada objek yang diteliti berupa data historikal. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain obsevasi, wawancara, diskusi terfokus, dan penyebaran kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber - sumber yang telah ada.27 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah dengan mengumpulkan jurnal dari penelitian yang lalu serta dengan melakukan tinjauan pustaka.

27 Sandu Siyoto, Dasar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), hlm 67

(36)

D. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan tetapi juga benda-benda alam yang lainnya.

Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua karakteristik, sifat- sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek tersebut.28Yang menjadi populasi dalam penelitian ini wisatawan yang datang ke Objek Wisata Kebun Binatang sebanyak 729.705 orang. Bentuk dari populasi ini adalah populasi terbatas

b. Sampel

Wisatawan yang datang ke Objek Wisata Kebun Binatang sebanyak 729.705 orang. Maka peneliti menggunakan Rumus Slovin. Dengan jumlah sampel sebanyak 100 sampel pengunjung yang terdiri dari jenis kelamin, usia dan jenis pekerjaan. Maka menggunakan rumus solvin sebagai berikut :

n Keterangan

n = JumlahSampel N = JumlahPopulasi

e = Eror level (tingkatkesalahan) n

n

n

28Ibid , hlm 63.

(37)

n

E. Defenisi Operasional dan Variabel

Variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Berikut ini adalah pengukuran masing-masing variabel yang diajukan dalam proposal ini terdiri dari :

a. Variabel Dependen

Variabal dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk (Y).

Variabel dependen dalam proposal ini adalah Jumlah Permintaan.

b. Variabel Independen

Variabel independen yaitu variable yang mempengaruhi variable lain.29 Variabel independen dalam proposal ini adalah Harga Tiket (X1) dan Jumlah Pendapatan (X2).

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat dan valid dalam suatu penelitian berbagai hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh data tersebut. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi, yaitu mencari data yang terkait dengan Analisis Pengaruh Harga Tiket dan Jumlah Pendapatan terhadap Jumlah Permintaan pada Objek Wisata Kebun Binatang Kota Bukittinggi.

29 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuatitatif, ( Jakarta : Kencana, 2015), hal. 33

(38)

G. Teknik Analisis Data

Dalam menjelaskan Pengaruh Harga Tiket Dan Jumlah Pendapatan Terhadap Jumlah Permintaan Pengunjung Pada Objek Wisata Kebun Binatang Kinantan Kota Bukittinggi. Maka penulis menggunakan data deskriptif kuantitatif. Adapun metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear dan regresi simultan.

Peneliti menggunakan angka yang didasarkan pada skala likert.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai nilai dari yang paling positif sampai yang paling negatif. Berupa kata-kata antara lain: sangat setuju (SS), setuju (S), netral atau ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan Y X = Skor yang diperoleh subyek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item ΣX = Jumlah skor dalam X

ΣY = Jumlah skor dalam Y

ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor dalam X ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor dalam Y N = Banyaknya responden

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel maka alat ukur tersebut adalah tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20 for windows.

(39)

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen jenis questionnaire, sehingga uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecepatan dan ketepatan questionnaire dalam melakukan fungsi ukurnya.

2. Uji Reabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau konsisten apabila jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Realibilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian ini. Uji realibilitas digunakan teknik alpha crobach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila memiliki koefisien reliabel atau alpha > 0,60. Pengujian relibel menggunakan program bantuan software IBM SPSS Statistics. Penelitian ini pengujian realibilitasnya hanya dilakukan terhadap 50 responden. Jika nilai crobach alpha lebih besar dari 0,60 maka pernyataan variabel tersebut reliabel atau valid.

Sebaliknya, jika nilai crobach alpha kurang dari 0,60 maka pernyataan variabel tersebut tidak reliabel atau tidak valid.

b. Uji Asumsi Klasik

Menurut Priyatno uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas residual, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskesdastis pada model regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinieritas, auto korelasi.

Harus terpenuhinya asumsi klasik karena agar diperoleh model

(40)

regresi dengan estimasi yang tidak bias dan pengujian dapat dipercaya. Apabila ada satu syarat saja yang tidak terpenuhi, hasil analisis regresi tidak dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).

1. Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Permasalahan ini muncul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokolerasi.

Cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Run Test.

Run test merupakan bagian dari statistik non- parametik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).

2. Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Untuk mengetahui apakah distribusi residual terdistribusi normal atau tidak adalah dengan Kriteria keputusan:

a) Jika hasil signifikansi > 0.05 maka data residual terdistribusi dengan normal (Ha diterima).

(41)

b) Jika hasil signifikansi < 0.05 maka data residual tidak terdistribusi normal (Ha ditolak)

Keputusan yang diambil:

Ha: data residual terdistribusi dengan normal H0: data residual tidak terdistribusi dengan normal

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara mendeteksi terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melakukan metode uji white.

Uji white dilakukan dengan cara meregresi residual yang dikuadratkan dengan variabel bebas pada model. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari nilai probabilitas Obs*R-squared setiap variabel independen30

Kriteria keputusan :

a) Jika Probabilitas Obs*R-squared > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas (Ha diterima)

b) Jika Probabilitas Obs*R-squared < 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas (H0 diterima)

30 Ghozali, I. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8.

(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2016). hal. 103

Gambar

Gambar 2. 1  Kerangka Pemikiran
Tabel 4. 11  Uji Autokorelasi
Tabel 4. 12  Uji Normalitasi
Tabel 4. 17  Uji Simultan (Uji-f)

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi pengunjung terhadap keberadaan pedagang kaki lima di objek wisata Jam Gadang Bukittinggi ditinjau dari indikator bersih sudah menunjukkan kategori sangat baik

Dari data tersebut terlihat karena jumlah pengunjung setiap tahun mengalami kenaikan dan penurunan yang signifikan Oleh karena permasalahan yang dialami oleh Objek Wisata Alam

Melihat dari tabel 1.2 jumlah kunjungan ke objek wisata Pemandian Muncul mendapat kunjungan paling banyak kedua setelah Candi Gedongsongo untuk wisata non religi,

Waktu perjalanan dan pendapatan, usia, pendidikan, kesuaian harga tiket dapat mempengaruhi jumlah pengunjung bukit wisata sleker di Kabupaten Magelang, dimana

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Daya Tarik Objek Wisata, Event-event dan Sarana Prasarana Terhadap Jumlah Pengunjung Wisata Pada Kabupaten Bangka Barat”, dengan

Penilaian terhadap objek wisata Bumi Kedaton Resort ini sangat diperlukan untuk mengetahui nilai ekonomi dari objek wisata yang melibatkan pengunjung sebagai penilai, maka

Dan mereka juga berpendapat, belum pernah ada promo / paket wisata yang didapat dari Kebun Binatang Bandung, yang ke-3 adalah masih belum puasnya para responden

Dua buah sensor yang menghitung pengunjung yang masuk ke dalam area kebun binatang adalah photodioda 1 yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, jika cahaya