• Tidak ada hasil yang ditemukan

BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BPBAT) TATELU SULAWESI UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BPBAT) TATELU SULAWESI UTARA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

PADA KOLAM PENDEDERAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BPBAT)

TATELU SULAWESI UTARA

TUGAS AKHIR

ARNI 1322010092

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

PANGKEP 2016

(2)

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

PADA KOLAM PENDEDERAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR (BPBAT) TATELU

SULAWESI UTARA

TUGAS AKHIR

ARNI 1322010092

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing

Dr. Ir. Amrullah, M.Si Muliyati, S.Pi., M.Si.

Ketua Anggota

Diketahui oleh:

Dr. Ir. Darmawan M.P. Ir. Rimal Hamal, M.P Direktur Ketua Jurusan

Tanggal lulus: 29 Agustus 2016

(3)

v

RINGKASAN

ARNI, 1322010092. Pengendalian Hama Dan Penyakit pada kolam Pendederan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu Sulawesi Utara. Dibimbing oleh Amrullah dan Mulyati

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam budidaya ikan air tawar. Salah satu kendala dalam kegiatan bididya ikan nila adalah serangan hama dan penyakit ikan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang teknik pengendalian hama dan penyakit pada pembenihan ikan nila perlu dipelajari agar dapat diketahui cara-cara pengendalian hama dan penyakit ikan untuk meningkatkan kelangsungan hidup ikan nila.

Tugas akhir ini disusun dengan tujuan untuk menguraikan teknik pengendalian hama dan penyakit ikan pada pembenihan ikan nila O. niloticus di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu, Sulawesi Utara. Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan dan kompetensi keahlian dalam berkarya di masyarakat. Disamping itu diharapkan pula sebagai bahan informasi mengenai teknik pengendalian hama dan penyakit pada pembenihan ikan nila.

Tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil kegiatan PKPM yang dilaksanakan pada Februari – Mei 2016 di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Hasil identifikasi hama yang dilakukan selama kegiatan PKPM menunjukkan bahwa terdapat tiga golongan hama pada kolam pendederan ikan nila, yaitu pemangsa, penyaing dan perusak. Jenis hama terdiri atas kerang, siput, keong mas, ular, ikan gabus, larva chybister, notonecta. Sedangkan mikroorganisme penyebab penyakit terdiri atas Tricodina sp. A. hydrophila dan S.

agalactiae. Hama dan penyakit ini berpotensi menyerang ikan dan menurun kansurvival rate ikan nila.

Pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan adalah pengeringan dasar kolam, pengolahan tanah dasar, pemasangan saringan pada pintu pemasukan air, dan desinfeksi ikan dengan garam dan Kalium Permanganat. Kegiatan pengendalian hama penyakit ini dapat meningkatkan SR ikan niladi kolam pendederan sebesar 86-94%.

(4)

vi

KATA PEGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan judul Pengendalian hama dan penyakit pada kolam pendederan ikan nila (Oreocromis niloticus) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu, Sulawesi Utara yang dilaksanakan pada bulan Februari – Mei 2016. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Budidaya Perikanan. Dalam penulisan ini penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua serta keluarga besar yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik secara spiritual maupun material.

2. Bapak Dr. Ir. Amrullah, M.Si dan Ibu Muliyati, S.Pi.,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan waktu dan pikiran dalam mengarahkan penulisan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P. selaku Ketua Jurusan beserta seluruh staf Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan.

4. Bapak Dr. Ir. Darmawan, M.P Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki tulisan ini.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Pangkep, 29 Agustus 2016 Penulis

(5)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN RINGKASAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat... 2

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi ... 3

2.2 Habitat dan Penyebaran ... 4

2.3 Pakan dan Kebiasaan Makan ... 6

2.4 Perkembangbiakan Ikan Nila ... 7

2.5 Hama pada Ikan Nila ... 7

2.6 Pencegahan Hama ... 8

2.7 Penyakit pada Ikan Nila ... 9

III METODE 3.1 Waktu dan Tempat ... 10

3.2 Alat dan Bahan ... 10

(6)

viii

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 10

3.4 Metode Pelaksanaan ... 11

3.4.1 Persiapan Kolam Pemeliharaan ... 11

3.4.2 Pengendalian Hama dan Penyakit ... 11

3.5 Parameter yang Diamati dan Analisa Data... 12

3.5.1 Parameter Pengamatan ... 12

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Hama yang Menyerang Ikan Nila ... 13

4.2 Jenis Penyakit yang Menyerang Ikan Nila ... 17

4.3 Pencegahan dan Pemberantasan Hama ... 20

4.4Pencegahan Penyakit ... 21

4.5 Kelangsungan Hidup ... 23

V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 25

5.2 Saran ... 25 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(7)

ix DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Alat yang digunakan Selama Kegiatan ... 10

2. Bahan yang digunakan ... 10

3. Jenis-jenis Hama Ikan Nila ... 13

4. Jenis-jenis Penyakit Ikan Nila ... 17

5. Tingkat Kelangsungan Hidup ... 23

(8)

x DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Morfologi Ikan Nila ... 4

2. Keong Mas ... 14

3. Kerang ... 14

4. Ular ... 15

5. Ikan Gabus ... 15

6. Larva cybister ... 16

7. Notonecta ... 17

8. Ikan yang terserang Trichodina sp.. ... 18

9. Ikan terserang Aeromonas Streptococcus sp. ... 19

(9)

1 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam budidaya ikan air tawar. Beberapa hal yang mendukung pentingnya komoditas ikan nila adalah toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan, kemampuan yang efesien dalam membentuk protein dari bahan organik, limbah domestik dan pertanian, serta kemampuan tumbuh dalam sistem budidaya intensif (Sucipto, 2007).

Ikan nila digemari masyarakat sebagai ikan konsumsi karena rasa dagingnya yang khas dan dalam proses pembudidayaannya memiliki laju pertumbuhan dan perkembangbiakan yang cepat. Oleh karena itu, ikan ini merupakan salah satu komoditas yang menguntungkan untuk dibudidayakan oleh masyarakat. Di Indonesia, ikan nila sudah ada sekitar awal tahun 1990-an, penyebarannya terbatas pada beberapa propinsi seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya jumlah induk sehingga produksi benihnya hanya mampu memenuhi kebutuhan daerah tersebut.

Hama penyakit merupakan masalah dalam kegiatan budidaya ikan, khususnya budidaya ikan nila. Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa, membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun tidak, dapat bersifat pemangsa (predator), perusak dan kopetiter (penyaing). Masuknya hama dalam areal budidaya dapat bersamaan dengan masuknya air maupun lewat pematang hama yang sering menyerang ikan budidaya di kolam diantaranya adalah ular, belut, ikan liar, sedangkan yang menyerang larva dan benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister

(10)

2 atau ucrit. Ikan-ikan kecil lainnya yang masuk kedalam wadah juga akan mengganggu meskipun bukan hama tetapi ikan ini menjadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. Masuknya hama dalam areal budidaya dapat bersamaan dengan masuknya air maupun lewat pematang. Oleh karena itu untuk mencegah masuknya hama kedalam wadah budidaya dilakukan penyaringan pada pintu pemasukan air dan pemagaran pematang kolam.

Berbeda dengan hama, penyakit jarang ditemukan menyerang ikan secara massal (wabah) dalam budidaya ikan nila, biasanya hanya bersifat individu.

Namun pencegahan terhadap serangan penyakit harus dilakukan karena pada kondisi tertentu akan dapat menyerang ikan dan menyebabkan kematian secara massal. Kondisi paling rentan terhadap serangan hama dan penyakit biasanya terjadi pada fase pembenihan, mulai fase penetasan hingga pendederan. Penyakit ini biasanya ditularkan melalui aliran air, udara dan kontak langsung, atau karena kondisi lingkungan yang buruk. Oleh karena itu pengendalian hama dan penyakit penting dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas benih ikan nila.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan tugas akhir ini adalah untuk menguraikan teknik pengendalian hama dan penyakit pada kolam pendederan ikan nila di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu, Sulawesi Utara.

Manfaat dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan dan kompetisi keahlian dalam berkarya di masyarakat. Disamping itu diharapkan pula sebagai bahan informasi mengenai teknik pengendalian hama dan penyakit pada budidaya ikan nila.

(11)

3 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi dan Morfologi

Menurut (Wahyu, 2010) taksonomi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Klas : Osteichtyes Subklas : Acanthoptherigii Ordo : Percomorphy Subordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus.

Morfologi ikan nila memiliki bentuk tubuh pipih, bersisik besar dan kasar, kepalah relatif kecil, warnah hitam keabu-abuan dengan bagian perut berwarnah putih sampai ungu dan terdapat garis vertikal pada tubuh, sirip punggung dan ekor berjumlah 8 buah juga terdapat gurat sisi (linea lateralis) terputus dibagian tengah kemudian berlanjut, tapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada (Gambar 1). Jumlah sisik pada gurat sisi 28-35 buah. Ikan nila juga memiliki 5 buah sirip adalah sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin) sirip perut (Ventral fin), sirip dubur (Anal fin) sirip ekor (caudal fin) (Anonim, 2009). Morfologi Ikan Nila dapat dilihat pada Gambar 1.

(12)

4 Gambar 1. Morfologi ikan nila

Tanda yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya yang hitam dan agak keputihan.Sisik nila gift besar, kasar, dan tersusun rapi. Sepertiga bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Kepalanya relatif

kecil dengan mulut berada diujung kepala dan mata besar. Nila gift memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin) (Arie, 2001).

2.2 Habitat dan Penyebaran

Ikan nila berasal dari Afrika bagian timur, seperti di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Ikan ini dibawa Ke Eropa, Amerika, Negara-negara Timur Tengah, dan Asia. Konon ikan nila ini telah dibudidayakan di 110 negara. Di Indonesia ikan nila telah dibudidayakan di seluruh propinsi (Djarijah, 2002.).

Lebih lanjut dikatakan bahwa ikan nila dikenal sebagai ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan hidup. Ikan Nila dapat hidup di lingkungan

(13)

5 air tawar, air payau, dan air asin. Kadar garam air yang disukai antara 0-35 permil. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin dengan proses adaptasi yang bertahap. Kadar garam dinaikkan sedikit demi sedikit. Pemindahan ikan nila secara mendadak ke dalam air yang berkadar garamnya sangat berbeda dapat mengakibatkan stress dan kematian ikan.

Ikan nila yang masih kecil lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dibandingkan ikan yang sudah besar. Nilai pH air tempat hidup ikan nila berkisar antara 6-8,5. Namun pertumbuhan optimal terjadi pada pH 7-8. Ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal.

Ikan Nila juga dapat hidup di sungai yang tidak terlalu deras alirannya, di waduk, danau, rawa, tambak air payau, atau di dalam jaring terapung di laut.

Suhu optimal untuk ikan nila berkisar antara 25-30ºC, oleh karena itu ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500m dpl). Ikan nila umumnya hidup di perairan tawar, seperti sungai, danau, waduk, rawa, sawah, dan saluran irigasi, tetapi memiliki toleransi yang luas terhadap salinitas sehingga ikan nila dapat hidup dan berkembang biak pada perairan payau (5-15 permil). Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air payau dengan proses adaptasi yang bertahap. Ikan nila yang masih kecil 2-5 cm, lebih tahan terhadap perubahan lingkungan dari pada ikan yang sudah besar. Pemindahan secara mendadak dapat menyebabkan ikan tersebut stress bahkan mati (Kordi, 2000).

2.3 Pakan dan Kebiasaan Makan

Ikan nila termasuk golongan ikan pemakan segala atau lazim disebut omnivore. Namun larva ikan nila tidak sanggup memakan makanan dari luar

(14)

6 selama masih tersedia makanan cadangan berupa kuning telur yang melekat di bawah perut larva yang baru menetas.

Hal ini berbeda dengan jenis ikan air tawar pada umumnya yang sesaat setelah menetas lubang mulut sudah terbuka. Setelah rongga mulut terbuka, larva ikan nila memakan tumbuh-tumbuhan dan hewan air berupa plankton.Jenis-jenis plankton yang biasa dimakan antara lain yaitu alga bersel tunggal maupun benthos dan krustase berukuran kecil. Makanan ini diperoleh dengan cara menyerapnya dalam air (Djarijah, 1995).

Ikan nila setelah cukup besar memakan fitoplankton seperti alga berfilamen, detritus dan tumbuh-tumbuhan air serta organisme renik yang melayang-layang di air. Kebiasaan hidup di habitat alami memberikan petunjuk bahwa usaha budidaya nila memerlukan ketersediaan pakan alami yang memadai. Meskipun pada skala usaha budidaya intensif diberikan pakan buatan (pelet), tetapi pakan alami masih tetap diperlukan.

Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan ikan nila berhubungan dengan suhu perairan dan intensitas sinar matahari. Pada siang hari di mana intensitas matahari cukup tinggi dan suhu air meningkat, ikan nila lebih agresif terhadap makanan. Sebaliknya dalam keadaan mendung atau hujan, apalagi di waktu malam hari ketika suhu air rendah, ikan nila menjadi kurang agresif terhadap makanan.

2.4 Perkembangbiakan Ikan Nila

Ikan nila bila ditinjau dari kebiasaan berkembang biaknya, bukan termasuk jenis ikan berpijah musiman karena dapat memijah sepanjang tahun. Frekuensi pemijahan lebih banyak terjadi pada musim hujan dengan selang waktu antara 6-8

(15)

7 minggu. Pada umumnya ikan nila memiliki sifat khas dalam menjaga keturunanya yaitu mouth breeder dimana induk betina mengerami telur dan melindungi larva di dalam rongga mulut selama 6-8 hari (Arie, 2001).

2.5 Hama pada Ikan Nila

Menurut Supian (2010), hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsah, membunuh dan mempengaruhi produktifitas ikan, baik secara maupun secara bertahap. Berdasarkan pada sifat hidup, tingka laku makan dan kebiasaan makannya, maka hama dapat diidentifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu hama pemangsa (predator), penyaing (kompetitor) dan pengganggu.

Predator adalah organisme yang secara langsung membunuh dan memakan ikan yang dipelihara dikolam, termasuk golongan ini antara lain adalah, ular, burung, biawak, ikan-ikan liar dan sebagainya. Penyaing (kompetitor) adalah jenis organisme yang sepanjang dan atau sebagian dari siklus hidupnya dapat menimbulkan gangguan atau sebagai penyaing, terutama dalam hal penggunaan makanan, ruang gerak dan oksigen. Termasuk dalam golongan ini adalah, keong mas, siput, kerang dan lain sebagainya. Pengganggu adalah organisme yang mengganggu ikan-ikan yang dipelihara hingga menurunkan produksi. Organisme pengganggu ini dapat merusak pematang, merusak tanah dasar dan merusak pintu air.

Hama yang menyerang ikan nila tidak jauh berbeda dengan hama ikan air tawar lainnya. Beberapa hama ikan nila yang paling sering dijumpai saat memulai pembudidayaan ikan ikan diantaranya notonecta dan larva cybister.

Notonecta memiliki warna putih seperti beras, menyerang benih ikan nila yang masih kecil. Pencegahan sangat sulit. Larva cybister biasa dikenal dengan

(16)

8 nama ucrit dapat mematikan ikan dengan lebih ganas dibandingkan dengan notonecta. Jenis hama ini memiliki warna kehijauan dan bergerak dengan cepat.

Bagian depan terdapat taring untuk menjepit mangsanya sedangkan dibelakang terdapat sengatan. Ucrit biasanya menyerang pada benih ikan nila. Hama ini menyukai lingkungan yang banyak mengandung material organik untuk mencegahnya dengan membersihkan kolam secara rutin dari gulma dan sampah organik apabila sudah dewasa akan menjadi kumbang yang bisa meloncat antar kolam.

2.6 Pencegahan Hama

Pencegahan hama sangat diperlukan dalam keberhasilan dari usaha budidaya ikan nila yang dilakukan. pencegahan hama ini bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik dan biologi yang sesuai dengan kehidupan ikan sehinggan dapat diperoleh hasil seperti yang diinginkan. Pencegahan hama yang dilakukan pada kolam pendederan ikan nila (Soetarno, 1988) adalah sebagai berikut:

a. Pengeringan dasar kolam b. Pengolahan tanah dasar

c. Pemasangan saringan pada pintu pemasukan air d. Hindari padat penebaran yang terlalu tinggi 2.7 Penyakit pada Ikan Nila

Penyakit diartikan sebagai suatu proses atau kondisi lingkungan yang dapat disebabkan oleh organisme lain (pengganggu) pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang mendukung kehidupan ikan. Terdapat banyak faktor yang menentukan seekor ikan menjadi sakit, faktor utamanya adalah host (organisme

(17)

9 pemeliharaan/inang), patogen (mikroba parasit) dan environment (lingkungan fisik, kimia atau tingka laku seperti stres), penyakit non parasiter yaitu penyakit yang disebabkan bukan oleh hama maupun organisma parasit. Penyakit non parasiter yang terjadi pada ikan nila diantaranya adalah keracunan dan penyakit kekurangan gizi. Beberapa faktor yang menyebabkan keracunan yaitu pemberian pakan yang kurang baik kualitasnya atau pencemaran air media akibat tumpukan bahan organic. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya penyekit dalam kolam maka dilakukan pencegahan yaitu dengan melakukan pengolahan dasar kolam, memberikan pakan yang baik dan dan menjaga kebersihan lingkungan setempat.

Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya intensif adalah penyakit ikan. Dimana menimbulkan kerugian ekonomi bagi para pembudidaya ikan.

Salah satu jenis penyakit yang sering dijumpai pada organisme budidaya adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas, dimana merupakan bakteri patogen penyebab penyakit “Motile Aeromonad Septichemia” terutama untuk spesies ikan air tawar di perairan tropis (Rahmaningsih, 2012).

(18)

10 III METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa(PKPM) yang dilaksanakan pada 5 Februari– 5 Mei 2016 di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu Sulawesi Utara.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama kegiatan masing-masing disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam kegiatan pencegahan hama dan penyakit pada kolam pendedran ikan nila di BPBAT Tatelu Sulawesi Utara

No. Alat Kegunaan

1 Mikroskop Mengamati penyakit

2 Preparat kaca Tempat penempelan sampel

preparat

3 Cover glas Menutup sampel pada kaca

preparat

4 Pingset Mengambil sampel yang akan

diamati

5 Baskom/ember Sebagai tempat perendaman

ikan nila

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam kegiatan pencegahan hama dan penyakit pada kolam pendederan ikan nila di BPBAT Tatelu Sulawesi Utara

No. Bahan Kegunaan

1 Ikan nila Pengamatan penyakit

2 Garam dapur Pengobatan penyakit

3 Pakan ikan nila Makanan ikan

(19)

11 3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu pengumpulan data berupa data primer dan data sekunder.

3.2.1 Data Primer

Data primer diperoleh dengan cara mendapatkan dengan mengikuti langsung kegiatan di lapangan.

3.2.2 Data Sekunder

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pembimbing lapangan maupun studi pustaka.

3.4 Metode Pelaksanaan

3.4.1 Persiapan Kolam Pemeliharaan

Proses persiapan kolam pemeliharaan dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan yaitu sebagai berikut:

a. Perbaikan Pematang

Perbaikan pematang yang bocor untuk kolam beton dilakukan dengan cara menambal bagian yang bocor dengan menggunakan campuran semen dan pasir.

Sisa-sisa kotoran atau lumpur yang terdapat pada dasar saluran dikeruk hingga habis.Selama perbaikan pematang, juga dilakukan perbaikan pintu air.

b. Pengeringan Dasar Kolam

Pintu pengeluaran air dibuka hingga seluruh air dalam kolam keluar. Jika masih ada air tersisa maka dibuat kemalir untuk memudahkan keluarnya air dari kolam yang akan dikeringkan.

(20)

12 3.4.2 Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa metode yang dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit pada ikan nila diantaranya:

a. Pengeringan dilakukan selama seminggu, panas sinar matahari dapat membunuh sebagian besar hama yang ada dalam kolam.

b. Pengolahan dasar kolam

c. Pemasangan filter atau saringan (hapa) ukuran mesh size 2 mm pada pintu pemasukan air untuk mencegah sebagian hama yang akan masuk dalam wadah pemeliharaan ikan.

d. Padat penebaran ikan tidak melebihi carrying capacity.

e. Penanganan saat panen atau pemindahan benih dilakukan secara hati-hati dan benar untuk menghindari terjadinya luka. Luka pada permukaan tubuh ikan merupakan jalan masuk bagi penyakit.

3.5 Parameter yang Diamatidan Analisa Data 3.5.1 Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati adalah jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang ikan nila, dantingkat kelangsungan hidup (SR) ikan nila yang dibudidayakan. Tingkat kelangsungan hidup ikan dihitung berdasarkan Effendie (2002) sebagai berikut.

SR= x100%

Keterangan:

SR = Kelangsungan hidup ikan

Nt = Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemeliharaan (ekor) No = Jumlah ikan yang hidup pada awal pemeliharaan (ekor).

Referensi

Dokumen terkait

Pilihlah salah satu option dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang paling sesuai dengan dirimu, dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Saudara pilih.. Apakah

Peserta yang mengikuti kelas ini akan mendapatkan pelajaran bagaimana mendesign elment element yang menjadi scope Civil & Structural baik untuk onshore maupun offshore

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Untuk mendapatkan lebih rinci tentang komponen kognitif sikap peternak sapi potong pada pemanfaatan teknologi pengolahan pakan fermentasi jerami padi di Kelurahan

cukup tentang produk atau jasa yang diminati. 5) minat beli didefinisikan sebagai perilaku pelanggan dalam. menentukan dan mengambil keputusan produk yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi dengan judul

Dalam persoalan ekonomi, dampak perubahan iklim membuat masyarakat nelayan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup dan rentan terhadap kemiskinan, sedangkan dalam