• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Pemrosesan dan Analisis Data 4.1.1 Pembangkitan Data

Untuk membangkitkan nilai varibel Y yang berdistribusi binomial maka sebelum melakukan membangkitkan nilai acak binomial haruslah ditentukan terlebih dahulu nilai kemungkinan atau probabilitas munculnya nilai Y=1 yang juga ikut diacak. Dengan nama variabel jmln yang merupakan variabel yang berisikan jumlah banyaknya data yang dibangkitkan. Berikut ini sintax di R-language:

pirand<-runif(jmln)

y<-10*runif(jmln)*rbinom(jmln,c(1,0),pirand)

x1<-20*runif(jmln)*rnorm(jmln*(exp(pirand/(1-pirand))))

Setelah didapatkan nilai acak variabel dependen (Y) maka nilai selanjutnya yang harus dibangkitkan secara diacak adalah nilai dari variabel (X), akan tetapi harus diingat bahwa variabel X dan variabel Y haruslah mempunyai hubungan data mengingat akan adanya probabilitas bersyarat sehingga data yang dibangkitkan juga harus berhubungan antara X dan Y. Jumlah variabel X yang dibangkitkan sebanyak dengan jumlah yang diinginkan.

(2)

4.1.2 Estimasi Parameter Regresi Logistik

Untuk mengestimasi parameter dan menghitung deviance residual dari persamaan regresi logistik biasa dengan maximum likelihood pada dengan contoh dibawah pada 3 variabel bebas dengan R-language dapat dengan sintax:

pers<-glm(y~x1+x2+x3,family=binomial) pers<-coef(pers)

pers

Output yang dihasilkan:

pers

(Intercept) x1 x2 x3

-0.99611942 0.45559697 -0.34549983 -0.03942732

Setelah didapatkan persamaan dari regresi logistik biasa secara general maka langkah selanjutnya adalah untuk mengetahui nilai deviance residual dari regresi logistik biasa yang nantinya akan dibandingkan dengan deviance residual rata-rata dari bootstrap.

Berikut ini sintaxnya di R-language:

devlogbiasa<-deviance(pers) devlogbiasa

Output yang dihasilkan : 31.51926

Untuk mendapatkan nilai probabilitas yang akan dibootstrap, nilai dari vektor p harus dihitung yang didapatkan dengan cara menghitung fitted value yang isinya berupa nilai probabilitas nilai ekspetasi dari Y=1, dengan contoh menggunakan 3 variabel bebas dengan menggunakan sintax R-language sebagai berikut :

(3)

p<-

(exp(pers[1]+(pers[2]*x1)+(pers[2]*x2)+(pers[3]*x3)))/

(1+(exp(pers[1]+(pers[2]*x1)+(pers[2]*x2)+(pers[3]*x3) )))

Output hasilnya pada 3 variabel dan 30 data adalah :

1] 0.21140081 0.27315290 0.15481178 0.37433021 0.19469076 0.08808482 [7] 0.27240353 0.42438826 0.29581396 0.30878595 0.24415744 0.20612592 [13] 0.39011860 0.24294977 0.24451962 0.15526128 0.23056249 0.19080370 [19] 0.23410562 0.25115680 0.10600435 0.13229310 0.31134796 0.17783882 [25] 0.19649676 0.17357991 0.16942676 0.21163024 0.22961314 0.30414473

4.1.3 Replikasi Bootstrap

Jumlah data hasil replikasi dari bootstrapping tergantung dari berapa banyak data yang ada pada data observasi yang ingin dibootstrap yang dikalikan dengan jumlah replikasi bootstrap yang diinginkan. Replikasi bootstrap untuk menghasilkan Y*

ditunjukkan dengan sintaks R-language berikut:

for(i in 1:jmlboot){

for(j in 1:jmln){

p2<-c(p[j],q[j])

ybootemp<-sample(c(1,0),1,replace=TRUE,prob=p2) count<-count+1

yboot[count]<-ybootemp }}

Output hasilnya ditampilkan didalam maka hasilnya seperti:

(4)

Tabel 4.1: Matrix nilai Y yang dibootstrap dengan 3 variabel X, n = 30 data, dan 1000 replikasi bootstrap

Dari tabel (4.1) dari tabel diatas menunjukan bahwa terdapat 1000 kolom yang berarti bahwa telah dilakukan bootstrap sebanyak 1000 kali dengan banyak setiap kelompok bootstrap adalah sebanyak jumlah data awal dalam hal ini adalah 30 karena data yang dibangkitkan adalah 30 buah data.

4.1.4 Fit Regresi Logistik dan Metode Bootstrap

Setelah didapatkan nilai Y yang baru dengan bootstrap maka yang harus dilakukan adalah mendapatkan nilai persamaan regresi logistik yang baru hasil dari estimasi antara Y yang merupakan variabel dependen dari hasil replikasi bootstrap yang baru dengan *

variabel X. Hal itu ditunjukkan dengan sintaks R-language seperti berikut (dengan sintax 3 variabel):

(5)

for(i in 1:jmlboot){

for(j in 1:jmln){

yboot2[j]<-ybootmtx[j,i]

}

persboot<-glm(yboot2~x1+x2+x3,family=binomial) devmtx[i]<-deviance(persboot)

persboot2<-coef(persboot) b0boot[i]<-persboot2[1]

b1boot[i]<-persboot2[2]

b2boot[i]<-persboot2[3]

b3boot[i]<-persboot2[4]

yboot2<-0 }

Tiap persamaan akan disimpan pada variabel sehingga akan terdapat 1000 persamaan pada tiap-tiap parameter yang diestimasi karena terdapat 1000 kelompok data hasil dari bootstrap yang diestimasi masing-masing. Berikut ini adalah tabel matrix hasil dari estimasi parameter dengan 3 variabel independen pada bootstrap yang berjumlah 1000 persamaan:

(6)

Tabel 4.2: Matrix nilai estimasi parameter dengan 3 variabel X, n = 30 data, dan 1000 replikasi bootstrap

Output dari devmtx yang isinya adalah deviance residual dari tiap estimasi parameter dari tiap kelompok bootstrap adalah :

[1] 3.464714e+01 2.745166e+01 2.871260e+01 2.567989e+01 3.072694e+01 [6] 3.256464e+01 3.571497e+01 3.558173e+01 2.293464e+01 3.808559e+01 [11] 2.708541e+01 2.491297e+01 3.179952e+01 3.962460e+01 3.087080e+01

……….

[496] 3.499126e+01 2.758886e+01 7.418162e+00 3.525510e+01 5.935821e+00 [501] 1.708749e+01 3.173942e+01 2.814258e+01 2.936333e+01 3.498697e+01 [506] 2.899372e+01 3.183486e+01 3.824760e+01 3.428857e+01 2.806842e+01

(7)

………..

[986] 3.335088e+01 1.961047e+01 3.716349e+01 3.940491e+01 2.645549e+01 [991] 3.132148e+01 3.314044e+01 1.681783e+01 2.301145e+01 3.641387e+01 [996] 3.030701e+01 3.759053e+01 2.478159e+01 1.016155e-07 3.119078e+01

Nilai deviance residual tersebut akan berjumlah 1000 yang masing-masingnya mewakili deviance residual pada tiap estimasi parameter pada tiap kelompok bootstrap.

4.1.5 Hitung Deviance Residual Bootstrap

Dari persamaan bootstrap tersebut hitunglah deviance residual dari metode bootstrap logistic regression tersebut. Hal itu ditunjukkan dengan sintaks R-language berikut:

for(i in 1:jmlboot) {

devttl<-devttl+devmtx[i]

}

devboot<- b0ttl/jmlboot

Output yang dihasilkannya pada 3 variabel dan 30 data adalah:

38.32749

deverr<-(b0ttl/jmlboot)-devlogbiasa

output yang dihasilkannya pada 3 variabel dan 30 data adalah -4.49721

(8)

4.1.6 Rata-Rata Estimasi Parameter Pada Bootstrap

Estimasi parameter dari regresi logistik dengan bootstrap dihitung dengan sintax seperti berikut:

for(i in 1:1000) {

b0ttl<-b0ttl+b0boot[i]

b1ttl<-b1ttl+b1boot[i]

b2ttl<-b2ttl+b2boot[i]

b3ttl<-b3ttl+b3boot[i]

}

b0ttl/jmlboot b1ttl/jmlboot b2ttl/jmlboot b3ttl/jmlboot

Output hasil dari bootstrap parameter dari 3 variabel dan 30 data yang telah di adalah :

Tabel 4.3: Tabel estimasi parameter rata-rata pada regresi logistik dengan metode bootstrap pada 3 variabel dan n=30 data.

(9)

4.2 Perbedaan Deviance Residual

Dari perhitungan perbedaan deviance residual antara regresi logistik biasa dengan regresi logistik dengan metode bootstrap probabilitas bersyarat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Komparasi deviance

residual

Regresi logistik

biasa

Regresi logistik dengan bootstrap

probabilitas bersyarat

Perbedaan deviance

residual

3 variabel dengan 30 data

38.32749 33.83028 -4.49721 3 variabel dengan 60

data

58.74006 54.18114 -4.55892 3 variabel dengan

100 data

116.6011 112.3468 -4.2543 3 variabel dengan

500 data

553.9715 550.4109 -3.5606 6 variabel dengan 30

data

42.90594 34.77067 -8.13527 6 variabel dengan 60

data

67.68218 59.83228 -7.8499 6 variabel dengan

100 data

103.4155 95.77689 -7.63861 6 variabel dengan

500 data

567.2079 560.0612 -7.1467

Tabel 4.4: Tabel Perbandingan deviance residual antara regresi logistik biasa dengan regresi logistik bootstrap.

Bisa dilihat dari tabel 4.4 bahwa ternyata setelah dihitung perbedaan dari deviance residual dari regresi logistik biasa dan regresi logistik dengan metode bootstrap relatif kecil.

Bersamaan dengan bertambahnya jumlah data yang dibangkitkan maka semakin

(10)

Berbeda halnya dengan perbedaan deviance residual dari kedua regresi yang semakin kecil seiring dengan bertambahnya data sampel yang diobservasi, semakin banyak data sampel yang direplikasi semakin tepat pula nilai deviance residual dari regresi logistik dengan metode bootstrap jika dibandingkan dengan nilai regresi logistik biasa.

Dari hasil deviance residual pada tabel 4.4 dapat dikatakan bahwa deviance residual pada regresi logistik dengan bootstrap mempunyai nilai yang sebanding dengan nilai deviance residual yang dimiliki oleh regresi logistik biasa.

4.3 Nilai koefisien Regresi Logistik dan Regresi Logistik dengan Bootstrap

Berikut ini adalah tabel hasil dari dari parameter yang diestimasi dari regresi logistik dan regresi logistik dengan metode bootstrap:

Estimasi parameter pada 3 variabel X

dan n= 30 data

b0 b1 b2 b3

Regresi logistik biasa

-0.5138178 -0.02289929 -0.00380185 -0.041916019 Regresi logistik

dengan bootstrap

-0.6035863 -0.03481864 -0.00478708 -0.05873964 Tabel 4.5: Tabel perbandingan estimasi parameter pada 3 variabel X dan n= 30 data.

(11)

Estimasi parameter pada 3 variabel X

dan n= 60 data

b0 b1 b2 b3

Regresi logistik biasa

-1.4998791 -0.08619578 -0.05414047 -0.02438699 Regresi logistik

dengan bootstrap

-1.682569 -0.0878764 -0.06149699 -0.02890257 Tabel 4.6: Tabel perbandingan estimasi parameter pada 3 variabel X dan n= 60 data.

Estimasi parameter pada 3 variabel X

dan n= 100 data

b0 b1 b2 b3

Regresi logistik biasa

-0.9372089 -0.069239289 -0.00792884 -0.014988913 Regresi logistik

dengan bootstrap

-0.9896123 -0.07114679 -0.00963828 -0.01657390 Tabel 4.7: Tabel perbandingan estimasi parameter pada 3 variabel X dan n= 100 data.

Estimasi parameter pada 3 variabel X

dan n= 500 data

b0 b1 b2 b3

Regresi logistik biasa

-1.1423636 -0.013334585 -0.11207489 0.001350545 Regresi logistik

dengan bootstrap

-1.150523 -0.01184655 -0.1029682 0.001284946 Tabel 4.8: Tabel perbandingan estimasi parameter pada 3 variabel X dan n= 500 data.

(12)

Estimasi parameter pada 6 variabel X dan n= 30 data

b0 b1 b2 b3

Regresi logistik biasa

-0.80111447 -0.03031234 0.09570664 -0.08003509 Regresi logistik

dengan bootstrap

-1.071613 -0.04693233 0.1327544 -0.1126586

Estimasi parameter pada 6 variabel

X dan n= 30 data

b4 b5 b6

Regresi logistik biasa

0.04512725 -0.02304710 -0.05618512 Regresi logistik

dengan bootstrap

0.06625681 -0.03445658 -0.07164192

Tabel 4.9: Tabel perbandingan estimasi parameter pada 6 variabel X dan n= 30 data.

Estimasi parameter pada 6 variabel X dan n= 60 data

b0 b1 b2 b3

Regresi logistik biasa

-1.0332333 -0.037049959 0.002400636 0.019542216 Regresi logistik

dengan bootstrap

-1.227361 -0.04573248 0.001746254 0.02535444

Estimasi parameter pada 6 variabel

X dan n= 60 data

b4 b5 b6

Regresi logistik biasa

0.006632124 0.012158041 -0.003029066 Regresi logistik

dengan bootstrap

0.007592152 0.01578432 -0.002774887

Tabel 4.10: Tabel perbandingan estimasi parameter pada 6 variabel X dan n= 60 data.

(13)

Estimasi parameter pada 6 variabel

X dan n= 100 data

b0 b1 b2 b3

Regresi logistik biasa

-1.3029463 0.0327364890 0.0206466059 -0.007395508 Regresi logistik

dengan bootstrap

-1.449078 0.03804383 0.02262030 -0.00814266

Estimasi parameter pada 6 variabel

X dan n= 100 data

b4 b5 b6

Regresi logistik biasa

0.0045283001 0.0003223864 -0.030828788 Regresi logistik

dengan bootstrap

0.005532636 0.0003507035 -0.03899761

Tabel 4.11: Tabel perbandingan estimasi parameter pada 6 variabel X dan n= 100 data.

Estimasi parameter pada 6 variabel

X dan n= 500 data

b0 b1 b2 b3

Regresi logistik biasa

-1.07038981 0.002751933 0.002995724 -0.008538030 Regresi logistik

dengan bootstrap

-1.088501 0.002597593 0.002777001 -0.00825483

Estimasi parameter pada 6 variabel

X dan n= 500 data

b4 b5 b6

Regresi logistik biasa

-0.003875324 0.002574000 0.004579975 Regresi logistik

dengan bootstrap

-0.003991370 0.003030202 0.004852104

(14)

Dari tabel 4.5 - 4.12 diatas dapat dilihat estimasi parameter dari persamaan regresi logistik biasa dan estimasi parameter rata-rata dari regresi logistik dengan metode bootstrap. Estimasi parameter antara regresi logistik dan regresi logistik dengan metode bootstrap memiliki nilai estimasi yang sebanding.

Seperti yang diketahui besarnya nilai b0 pada regresi adalah nilai awal pada persamaan jika semua nilai X adalah nol, sedangkan pada nilai persamaan estimasi parameter lainnya (b1 ,b2, b3, dsb) nilai parameter tersebut adalah nilai besarnya perubahan pada variabel dependen Y jika X pada persamaan parameter tersebut naik sebanyak satu angka. Contohnya pada estmasi parameter dengan 6 variabel X dan n =500 nilai b6 pada regresi logistik biasa adalah 0.004579975, hal itu berati bahwa dengan kenaikan satu nilai x6 mempengharui sebesar 0.004579975 bertambahnya nilai Y.

4.4 Spesifikasi Sarana untuk Analisis

Berikut ini akan diberikan spesifikasi sarana yang digunakan dalam analisis perbandingan regresi logistik biasa dengan regresi logistic dengan metode bootstrap menggunakan R-language. Sarana ini terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

4.3.1. Perangkat Keras

Perangkat keras yang digunakan untuk analisis perbandingan regresi logistik biasa dan regresi logistik dengan metode bootstrap adalah :

1. CPU Pentium 4.2.66 GHz 2. RAM DDR 512 MB

(15)

3. Harddisk 80 GB

4. Monitor 21 inci resolusi 1024*768 pixel 5. Keyboard

6. Mouse

4.3.2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibutuhkan untuk analisis perbandingan regresi logistik biasa dan regresi logistik dengan metode bootstrap adalah :

1. Microsoft Windows XP Sp 2 2. R Language v2.1.1

3. Notepad untuk menyimpan hasil dari listing program dari R-language.

Gambar

Tabel 4.2: Matrix nilai estimasi parameter dengan 3 variabel  X,                                         n = 30 data, dan 1000 replikasi bootstrap
Tabel 4.4: Tabel Perbandingan deviance residual  antara regresi logistik biasa  dengan regresi logistik bootstrap
Tabel 4.9: Tabel perbandingan estimasi parameter pada  6 variabel X dan n= 30 data.
Tabel 4.11: Tabel perbandingan estimasi parameter pada  6 variabel X dan n= 100 data.

Referensi

Dokumen terkait

Kelimpahan total zooplankton pada Muara Sungai Selam pada saat pasang dengan nilai tertinggi 94,9 Individu/l terdapat di wilayah muara dan pada saat surut

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Mata Kuliah al istima wa alkalam lil mustawa al tamhidi adalah mata kuliah hasil dari rumusan capaian pembelajaran (CP) PBA IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Yaitu:

3 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemurnian sapi Bali di Kabupaten Barru berdasarkan identifikasi fenotipe (bentuk tanduk, warna bulu,

Begitu juga dalam penelitian Mizruchi (2002) yang menyatakan bahwa perusahaan Interlocking Directorate terjadi ketika satu orang terkait dengan suatu organisasi dan

Words painting merupakan istilah atau teknik komposisi yang digunakan untuk mengerksperikan kata dalam syair lagu dengan perlakuan melodi atau pola ritme tertentu.. Sebagian

Menurut Gagne, Wager, Goal, &amp; Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Pengaruh biaya kualitas terhadap laba bersih di PT PINDAD (Persero ) di Divisi Tempa dan Cor dalam kurun waktu tahun 2002 sampai dengan 2009 adalah sebesar 78%, artinya