• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penurunan Kecelakaan Kerja dengan Mempertimbangkan Human Error menggunakan Metode SHERPA dan HEART (Studi Kasus pada Perusahaan Packaging)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penurunan Kecelakaan Kerja dengan Mempertimbangkan Human Error menggunakan Metode SHERPA dan HEART (Studi Kasus pada Perusahaan Packaging)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penurunan Kecelakaan Kerja dengan Mempertimbangkan Human Error menggunakan Metode SHERPA dan HEART

(Studi Kasus pada Perusahaan Packaging)

Ridwan Riyadi1*, Winarno2

1,2Program Studi Teknik Industri , Universitas Singaperbangsa Karawang, Jawa Barat Indonesia

*Koresponden email: 1910631140138@student.unsika.ac.id

Diterima: 10 Maret 2023 Disetujui: 20 Maret 2023

Abstract

Occupational safety and health is an important factor in the smooth running of production so that the program must be implemented in the company. Work accidents can occur due to unsafe working conditions or due to human error. The purpose of this research is to reduce work accidents by considering the human error that occurs in the company. To solve this problem, the SHERPA and HEART methods are used. The SHERPA method is used to predict errors and analyze potential solutions qualitatively, while the HEART method is used to calculate the probability level of a possibility of an error occurring in a structured manner.

Based on the results of work accident data processing using the SHERPA method, it is known that 4 tasks have moderate probability ordinal analysis and 1 task has low probability ordinal analysis. Based on the HEART method, it is known that the largest human error probability with a value of 0.928 is located in task 1 and task 5. Proposed improvements to reduce work accidents by imposing penalties on workers who do not use personal protective equipment while working and providing socialization regarding the importance of work safety.

Keywords: human error, SHERPA, HEART, work accident, packaging company

Abstrak

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu faktor penting dalam kelancaran produksi sehingga program tersebut harus diterapkan di perusahaan. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi lingkungan kerja yang tidak aman atau dikarenakan human error. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menurunkan kecelakaan kerja dengan mempertimbangkan human error yang terjadi di perusahaan tersebut.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut digunakan metode SHERPA dan HEART. Metode SHERPA digunakan untuk memprediksi kesalahan dan menganalisis solusi potensial secara kualitatif, sedangkan metode HEART untuk menghitung tingkat probabilitas suatu kemungkinan kesalahan terjadi secara terstruktur. Berdasarkan hasil pengolahan data kecelakaan kerja dengan metode SHERPA diketahui 4 task memiliki analisis ordinal probabilitas medium dan 1 task memiliki analisis ordinal probabilitas low.

Berdasarkan metode HEART diketahui human error probability terbesar dengan nilai 0,928 yang terletak pada task 1 dan task 5. Usulan perbaikan untuk menurunkan kecelakaan kerja dengan cara memberikan punishment kepada pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri saat bekerja dan memberikan sosialisasi terkait pentingnya keselamatan kerja.

Kata Kunci: human error, SHERPA, HEART, kecelakaan kerja, perusahaan packaging

1. Pendahuluan

Setiap perusahaan memiliki tujuan utama dalam penerapan sistem kerja yang ergonomis yaitu untuk meningkatkan K3 yang berkualitas, aman, serta nyaman [1]. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu faktor penting dalam kelancaran produksi sehingga program tersebut harus diterapkan di perusahaan. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman atau dikarenakan human error [2]. Pada masa kini, perusahaan dituntut untuk menerapkan teknologi yang

(2)

Faktor yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan yaitu sumber daya manusia, sehingga perusahaan harus memberikan perhatian terkait dengan faktor K3 ketika pekerja sedang melaksanakan tugasnya. Salah satu fungsi K3 yaitu untuk pengawasan yang meliputi pengawasan orang, mesin, serta metode yang digunakan agar pekerja tidak mengalami kecelakaan kerja [5]. Bahaya dapat terjadi kapanpun dan di manapun tanpa terkecuali pada saat pekerja sedang melaksanakan pekerjaannya.

Pekerja tidak akan nyaman dalam bekerja ketika sedang berada di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan ancaman bagi para pekerja [6]. Akibat dari kecelakaan kerja bisa berupa kerugian materi dalam pembiayaan pengobatan dan perawatan. kecelakaan kerja yang paling berbahaya adalah kerugian jiwa seperti cacat pada fisik hingga hilangnya nyawa pekerja [7].

Terdapat beberapa hal yang bisa menimbulkan human error pada sebuah perusahaan yaitu salah satunya adalah masih terdapat pekerja yang belum mematuhi standar penggunaan alat pelindung diri yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen perusahaan [8]. Akan tetapi, dalam teori dominonya Heinrich mengatakan yaitu penyebab terjadinya kecelakaan kerja disebabkan dari perlakuan yang tidak aman dapat dicegah mencapai angka 80% [9].

Dalam penelitian ini dilakukan pada suatu perusahaan packaging dari bahan plastik, karton dan impraboard. Perusahaan tersebut mengalami beberapa kali kejadian kecelakaan kerja ketika mengoperasikan mesin produksinya. Sebagian besar kecelakaan kerja tersebut terjadi karena kelalaian para pekerja yang tidak mengutamakan K3, salah satunya adalah para pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Oleh karena itu perlu tindakan agar kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan packaging tersebut dapat menurun.

Adapun terdapat beberapa penelitian rujukan yaitu pada penelitian [10] yang memiliki tujuan yaitu untuk mengidentifikasi dan menentukan nilai HEP yang paling tinggi dan dapat memberikan usulan rekomendasi perbaikan pada kegiatan pekerja yang berpotensi terjadinya kesalahan manusia guna meminimalkan tingkat terjadinya kecelakaan kerja. Metode yang digunakan untuk penelitian ini yaitu metode SHERPA dan metode HEART.

Pada penelitian [11] yaitu memiliki tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kelalaian pekerja yang terdapat dalam proses pembuatan keramik serta menyimpulkan saran perbaikan guna menurunkan kesalahan manusia dalam menjalankan tugasnya dalam bekerja. Artikel ini menerapkan metode SHERPA dan HEART dalam mengolah data kesalahan manusia yang terjadi.

Penelitian rujukan selanjutnya pada penelitian [12], dimana pada penelitian ini yaitu hasil penelitiannya untuk menyimpulkan saran untuk mengidentifikasi error pada proses pembuatan batu bata dengan mengimplementasikan metode SHERPA yaitu melaksanakan pemeriksaan dengan sistematis serta teliti terhadap masing-masing tahapan yang mengadakan pelatihan dengan berkala kepada pekerja.

Sedangkan kemungkinan terjadinya kesalahan pada setiap pekerjaan dalam proses pembuatan batu bata dengan menggunakan metode HEART.

Selanjutnya pada penelitian [13], menyatakan bahwa kesalahan yang berupa defect tersebut disebabkan oleh berbagai hal, yaitu salah satunya kesalahan dari pihak manusia atau pekerja yang menjalankan proses produksi tersebut sehingga dapat menyebabkan kesalahan manusia. Sehingga dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kesalahan manusia yang terjadi di CV Catur Bhakti Mandiri. Dalam penelitian rujukan [14], penelitian tersebut memiliki tujuan penelitian yaitu menganalisa tingkat kesalahan manusia yang menyebabkan kecelakaan kerja terjadi pada UD. Mebel Bima serta mengusulkan rekomendasi tahapan pekerjaan yang aman dilaksanakan di perusahaan tersebut.

Perusahaan harus dapat menjamin K3 bagi para pekerjanya. Selain itu, semakin tersedianya fasilitas yang tersedia guna menunjang K3 bagi para pekerja sehingga semakin menekan terjadinya kecelakaan kerja. Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah suatu perusahaan di daerah Bekasi yang bergerak di bidang manufaktur, perusahaan tersebut memproduksi berupa produk kemasan, oleh karena itu setiap proses produksi pada masing-masing mesin memiliki potensi bahaya yang harus dihindari oleh para pekerja. Adapun berikut adalah salah satu produk yang diproduksi pada perusahaan packaging tertera pada Gambar 1.

(3)

Gambar 1. Produk Packaging Sumber: Peneliti, 2022

Berdasarkan uraian masalah dan kajian literatur tersebut, maka penelitian ini menganalisis tingkat human error yang terdapat di suatu perusahaan packaging untuk menurunkan kecelakaan kerja yang terjadi dengan menerapkan metode SHERPA dan HEART. Metode Systematic Human Error Reduction and Prediction Approach (SHERPA) adalah salah satu metode yang digunakan dalam memprediksi terjadinya human error pada pekerjaan yang sedang dilakukan. Metode SHERPA bisa diimplementasikan secara efektif guna mengevaluasi perubahan dalam kemungkinan terjadinya kesalahan manusia ketika sedang melakukan pekerjaan [15]. Metode Human Error Assesment and Reduction Technique (HEART) yaitu metode yang digunakan dalam mengukur kesalahan pekerja dalam menjalankan tugasnya sebagai pekerja [16]. Metode HEART memiliki fungsi yang utama yaitu guna mengelompokkan tugas ke dalam kategori umum dan nilai pada tingkat nominal untuk ketidakandalan manusia menurut tabel kategori umum [17].

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, analisis menerapkan metode kualitatif serta metode kuantitatif. Dalam metode kualitatif diterapkan dalam menjelaskan kelalaian manusia dan metode kuantitatif diimplementasikan guna mendapatkan nilai probabilitas terjadinya human error. Dalam kegiatan mengumpulkan data kecelakaan kerja tahun 2021-2022 pada perusahaan tersebut, peneliti menggunakan metode wawancara serta melakukan observasi secara langsung.

Metode yang diterapkan untuk penelitian ini yaitu metode SHERPA dan Metode HEART. Dalam metode SHERPA digunakan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya kesalahan manusia ketika pekerja melakukan tugasnya sedangkan metode HEART diterapkan dalam menentukan kemungkinan terjadi human error[18].

Metode SHERPA yaitu sebuah metode yang dikembangkan oleh Embery pada tahun 1986 suatu teknik dalam memperkirakan kesalahan serta menganalisis solusi-solusi potensial secara kualitatif dengan menerapkan task level sebagai dasar inputnya[19]. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pengolahan data dengan menggunakan metode SHERPA yaitu pertama membuat Hierarchical Task Analysis (HTA), dalam tahap ini yaitu memiliki tujuan untuk menjelaskan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pada saat bekerja. HTA di design dalam bentuk bagan-bagan yang sesuai dengan suatu proses operasi yang dibuat pada setiap stasiun kerja pada proses produksi. Langkah kedua adalah mengklasifikasikan tugas atau pekerjaan, pada tahapan ini dilakukan pemetaan tugas berdasarkan dengan pekerjaan. Contohnya dalam departemen produksi berfungsi untuk memproduksi produk. Langkah ketiga adalah identifikasi Human Error, dalam tahapan ini dilakukan penjelasan terhadap kesalahan manusia yang terjadi pada suatu perusahaan yang bertujuan untuk menghilangkan error yang terjadi sehingga dilakukan perbaikan untuk menurunkan terjadinya kecelakaan pada suatu perusahaan.

Dalam menjelaskan kesalahan manusia, dapat dilakukan dengan mengumpulkan data kecelakaan kerja yang terjadi pada suatu perusahaan. Langkah keempat yaitu menganalisis konsekuensi, dalam tahapan tersebut dilakukan analisis untuk mengetahui konsekuensi pada kecelakaan kerja yang terjadi, biasanya

(4)

(high) menunjukkan bahaya tinggi. Dalam penentuan kecelakaan kerja tersebut pada tingkat rendah, sedang, atau tinggi dapat merujuk kepada identifikasi kecelakaan kerja yang terjadi. Langkah berikutnya yaitu menganalisis tingkat kekritisan, pada tahapan ini dilakukan sebuah analisis identifikasi kecelakaan kerja guna mendapatkan tingkat keparahan suatu error yang terjadi hal ini dapat melihat pada tabel analisis kekritisan yang dirancang oleh William. Langkah yang terakhir yaitu tahapan sebuah proses analisis perbaikan yang bertujuan untuk memperbaiki suatu kesalahan untuk menurunkan terjadinya kecelakaan kerja pada suatu perusahaan, dalam proses analisis perbaikan kerja dapat merujuk kepada identifikasi kesalahan yang terjadi, selanjutnya diajukan berupa solusi perbaikan sesuai dengan task yang terjadi.

William adalah orang yang pertama kali mengembangkan Metode HEART tepatnya pada tahun 1985. Metode ini memiliki manfaat guna mengetahui seberapa besar suatu kemungkinan kesalahan terjadi secara terstruktur. Adapun tahapan-tahapan metode HEART yaitu langkah pertama menentukan jenis tugas kedalam generic task, dalam tahapan ini mendapatkan suatu jenis tugas sesuai dengan tabel generic task unreability yang memiliki kode dan nilai. Langkah kedua yaitu mengategorikan hasil Error producing condition (EPC), dalam tahapan ini menjelaskan nilai error yang terjadi sesuai dengan identifikasi kesalahan manusia, untuk menentukan EPC merujuk kepada tabel EPC.

Selanjutnya langkah ketiga adalah menentukan hasil assessed proportion of effect, pada tahap ini menentukan proporsi nilai kecelakaan kerja yang terjadi pada sebuah perusahaan, untuk kisaran 0-1 dengan nilai 0 (low), dan 1 (high). Dengan pengertian bahwa nilai 0 yang terjadi pada assessed proportion effect memiliki nilai proporsional yang rendah dan nilai 1 memiliki nilai proporsi yang tinggi. Langkah keempat adalah menghitung assessed effect, pada tahap ini menentukan assessed effect dapat dengan memperhitungkan masalah yang terjadi dengan rumus (EPC-1) x assessed proportion of effect) + 1.

Langkah kelima adalah menentukan human error probability (HEP), pada tahapan tersebut menentukan HEP dengan memperhitungkan nilai sebelumnya yang sudah ditentukan dengan nominal human unreability x assessed effect. Langkah Keenan yaitu menentukan human reliability, dalam tahap ini untuk menentukan nilai yang dapat memperhitungkan nilai yang sebelumnya dengan menggunakan rumus 1-HEP.

3. Hasil dan Pembahasan

Data kecelakaan kerja 2021-2022 yang telah diperoleh melalui proses wawancara kepada leader produksi disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Data kecelakaan kerja tahun 2021-2022 No. Deskripsi Kecelakaan Kerja Konsekuensi

1. Pada saat melakukan proses ultrasonik welding pekerja terjepit mesin ultrasonik welding.

Bagian Tubuh terluka

2. Pada saat melakukan pemotongan menggunakan cutter, pekerja tergores cutter.

Tangan pekerja terluka

3. Ketika melakukan proses gerinda, bara api gerinda tersebut terpancar mengenai mata.

Mata terluka

4. Ketika pekerja sedang melakukan pengelasan, bercak las terkena mata.

Mata terluka 5. Pada saat menggunakan mesin slitter

dan pekerja lengah mengakibatkan tangan terkena mesin.

Tangan terluka

Sumber: Peneliti, 2022

Tabel 2 adalah hasil pengolahan data kecelakaan kerja tahun 2021-2022 pada suatu perusahaan packaging dengan menggunakan metode SHERPA.

(5)

Tabel 2. Pengolahan data menggunakan metode SHERPA Stasiun Kerja Task Deskripsi Mode

Error

Deskripsi Error

Konse- kuensi

Perbaikan Analisis Ordinal Probabilitas Production 1,1 Melakukan

pekerjaan ultrasonik welding.

A7 Pada saat melakukan pengelasan terhadap impraboard, pekerja terjepit mesin ultrasonik welding.

Tangan terluka.

Mengguna- kan pelindung seperti sarung tangan dan memperba- nyak sosialisasi mengenai K3.

M

Production 1,2 Memotong raw material.

A7 Pada saat melakukan pemotongan, tangan pekerja tergores oleh cutter.

Tangan tergores.

Mengguna- kan pelindung seperti sarung tangan dan mengadakan sosialisasi mengenai K3.

M

Production 1,3 Proses gerinda

A7 Pada saat mengoperas- ikan mesin gerinda, bara api mesin gerinda terpencar mengenai mata.

Mata terluka.

Mengguna- kan Face- shield dan sosialisasi mengenai K3.

L

Production 1,4 Melakukan pengelasan

A7 Saat melakukan pengelasan, bercak lasnya terkena mata

Mata terluka.

Menggunakan pelindung seperti kaca mata atau faceshield dan mengadakan sosialisasi mengenai K3.

M

Production 1,5 Penggunaan mesin slitter

A7 Saat mengopera- sikan mesin slitter, pekerja lengah sehingga mengakibat- kan tangan terbawa dan terkena mesin slitter.

Tangan terluka

Menggunakan sarung tangan dan evaluasi kerja dan mengadakan sosialisasi mengenai K3

M

Sumber: Peneliti, 2022

Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil analisis yang telah diterapkan dengan menggunakan metode SHERPA sesuai langkah-langkah yang sudah ditentukan. Hasil dari analisis metode SHERPA ini yaitu 1 task memiliki analisis ordinal probabilitas dengan nilai bahaya low atau rendah dan 4 task memiliki analisis ordinal probabilitas dengan nilai bahaya medium atau sedang. Mayoritas kecelakaan kerja yang

(6)

Tabel 3. Pengolahan data kecelakaan kerja menggunakan metode HEART Deskripsi Generic Task Nilai Error

Producting Condition

(EPC)

Assessed Proportion

of Effect

Assessed Effect

Human Error Probability

(HEP)

Human Reliability Code Nominal

Human Unreability Pada saat

melakukan proses ultrasonik welding pekerja terjepit mesin ultrasonik welding.

C 0,16 9 0,6 5,8 0,928 0,072

Pada saat melakukan pemotongan menggunakan cutter, pekerja tergores cutter

D 0,09 4 0,6 2,8 0,252 0,748

Ketika melakukan proses gerinda, bara api gerinda tersebut terpencar mengenai mata

E 0,02 3 0,6 2,2 0,044 0,956

Ketika pekerja sedang melakukan pengelasan, pekerja terkena bercak lasnya

E 0,02 3 0,6 2,2 0,044 0,956

Pada saat menggunakan mesin slitter dan pekerja lengah, pekerja terkena mesin pada bagian tangan

C 0,16 9 0,6 5,8 0,928 0,072

Sumber: Peneliti, 2022

Hasil pengolahan data yang telah dilaksanakan dengan menerapkan metode HEART didapatkan HEP terbesar dengan nilai 0,928 pada task 1 dan task 5 dengan pekerjaan yang terjadi pada mesin ultrasonik welding serta mesin slitter.

Dalam proses tersebut perlu diterapkan perbaikan kerja agar dapat menurunkan terjadinya kecelakaan kerja. Akan tetapi, dalam lingkungan perusahaan juga belum sepenuhnya memperhatikan K3, dilihat dari banyaknya pekerja yang tidak menggunakan APD serta mengabaikan keselamatannya.

Sehingga kecelakaan kerja yang terjadi pada perusahaan tersebut diakibatkan karena bekerja tidak sesuai dengan aturan K3. Selain itu, kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan packaging tersebut hampir semua memiliki permasalahan yang sama yaitu kurangnya pemahaman mengenai pentingnya K3 sehingga harus diterapkan pada saat bekerja.

Maka dari itu, usulan perbaikan untuk menurunkan kecelakaan kerja yaitu dengan cara memberikan punishment kepada para pekerja yang tidak mematuhi atau mengabaikan K3 serta memberikan reward kepada pekerja yang patuh terhadap K3 sehingga para pekerja senantiasa mengutamakan keselamatan dan juga kesehatan kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Selain itu, manajemen dapat mengadakan sosialisasi untuk para pekerja mengenai pentingnya K3 serta mengadakan evaluasi kerja secara berkala.

4. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang menggunakan metode SHERPA dan HEART maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian kali ini adalah penerapan dan pemahaman pekerja terhadap K3 pada suatu perusahaan packaging masih tergolong belum optimal. Hasil pengolahan data menggunakan metode SHERPA diperoleh bahwa dari 5 task yang ada, terdapat 4 task yang memiliki nilai medium (M) analisis

(7)

ordinal probabilitas dan 1 task memiliki L (low) dalam analisis ordinal probabilitas. Pada metode HEART didapatkan hasil HEP terbesar adalah dengan nilai 0,928 yang terletak pada task 1 dan task 5. Cara menurunkan intensitas kecelakaan kerja akibat kelalaian manusia yaitu dengan memberikan punishment kepada pekerja yang mengabaikan K3 dalam bekerja seperti contohnya tidak menggunakan APD dan juga memberikan reward kepada pekerja yang patuh terhadap K3. Selain itu, perusahaan juga perlu mengadakan sosialisasi terkait pentingnya K3 serta yang paling utama yaitu perusahaan harus melakukan evaluasi kerja.

5. Referensi

[1] Y. Mauluddin And F. Azzahra, “Evaluasi Human Error Penyebab Kecacatan Produksi Pada Usaha Konveksi Manda Hijab Cicalengka,” J. Kalibr., Pp. 68–76.

[2] Dede And Winarno, “Mengukur Potensi Bahaya Dan Resiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode Hazard And Operabillity Study Pada Aktivitas Maintenance,” J. Sist. Tek. Ind., Vol. 23, No. 2, Pp.

121–131, 2021.

[3] P. N. Santoso, E. R. Sullyartha, And L. M. Sihombing, “Strategi Meminimalkan Error Pada Teknisi Maintenance Mesin 350f Dengan Systematic Human Error Reduction And Prediction Approach (Sherpa) Di Pt . Xyz,” Angkasa J. Ilm. Bid. Teknol., Vol. 9503, Pp. 199–208, 2022.

[4] E. Ryan, N. Hantara, I. Novie, S. St, M. Eng, And K. Kunci, “Dengan Metode Sherpa Dan Metode Heart Pada Unit Skt Bl 53 Pt Djarum Kudus,” Ejournal Undip, 2012.

[5] M. Rifqi, A. Ma, And A. E. Nugraha, “Analisis Human Error Guna Meminimalkan Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Metode Sherpa Dan Heart,” J. Ilm. Wahana Pendidik., Vol. 8, No. 5, Pp. 99–104, 2022, Doi: 10.5281/Zenodo.6408870.

[6] D. Okta, D. Ridwan, M. Adi, And S. Nalendra, “Identifikasi Human Error Pada Proyek Konstruksi Dan Perancangan Layout Menggunakan Sign System Visual Identification Of Human Errors In Construction Projects And Layout Designs Using The Visual Sign System,” J. Tek. Ind., Vol. 8, No.

1, Pp. 1–7, 2022.

[7] A. Firmansyah And E. M. Widodo, “Matrik Literature Review : Analisis Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Proses Produksi Gula Kristal,” J. Manaj. Dan Tek. Ind., Vol. Xxii, No. 2, 2022, Doi: 10.350587/Matrik.

[8] W. Septiani, S. Adisuwiryo, D. M. Safitri, And B. C. Suudi, “Pelatihan Pencegahan Human Error Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja,” J. Pengabdi. Mandiri, Vol. 1, No. 7, Pp. 1223–1230, 2022.

[9] A. H. Wafi, R. I. Hartanti, And R. Indrayani, “Human Reliability Assessment Menggunakan Modifikasi Metode Sherpa Dan Heart ( Studi Pada Pekerjaan Pengelasan Conveyor Chute Di Area Coal Handling Pt . X ),” Garuda Kemendikbud, Vol. 5, No. 1, Pp. 1–10, 2020.

[10] V. A. Alfano, “Analisis Human Error Pada Proses Metode Sherpa Dan Heart Untuk,” J. Manaj. Ind.

Dan Teknol., Vol. 02, No. 03, Pp. 47–58, 2021.

[11] A. Shiddiq, “Analisis Human Error Pada Proses Produksi Keramik Dengan Menggunakan Metode Heart Dan Sherpa,” J. Intech Tek. Ind. Serang Raya, Vol. 6, No. 1, Pp. 12–22, 2020.

[12] S. Zetli, “Analisis Human Error Dengan Pendekatan Metode,” J. Intech Tek. Ind. Univ. Serang Raya, Vol. 7, No. 2, Pp. 147–156, 2021.

[13] G. L. Tahapary And S. Saptadi, “Analisis Human Error Dengan Metode Systematic Error Reduction And Prediction Approach ( Sherpa ) Dan Human Error Assessment And Reduction Technique ( Heart ) Pada Operator Cv . Catur Bhakti Mandiri Studi Kasus : Cv . Catur Bhakti Mandiri,” Ejournal Undip, Pp. 1–13.

[14] I. Phansyahri, N. Budiharti, And E. Adriantantri, “Analisa Systematic Human Error Reduction Dan Job Safety Pada Kecelakaan Kerja Di Ud. Mebel Bima,” J. Valtech, Vol. 5, No. 2, Pp. 89–94, 2022.

[15] R. Patradhiani, M. H. Kurniawan, And M. Rosyidah, “Analisis Human Error Pada Proses Produksi Batu Bata Dengan Metode Sherpa Dan Heart Untuk Mengurangi Kecelakaan Kerja Analysis Of Human Error In Brick Production With Sherpa And Heart Method To Reduce Work Accident,” J.

Um Palembang, Pp. 24–31.

(8)

[18] R. K. Rizky And A. E. Nugraha, “Analisis Human Error Terhadap Terjadinya Hilang Barang Pada Gudang Dengan Metode Sherpa Dan Heart Di Pt Xyz,” J. Ilm. Wahana Pendidik., Vol. 8, No. 4, 2022, Doi: 10.5281/Zenodo.6357654.

[19] M. I. Siregar, C. I. Erliana, And Syafrudin, “Pengukuran Reliabilitas Kerja Manusia Menggunakan Metode Sherpa Dan Heart Pada Operator,” SNTI, 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Senada diungkapkan oleh Ustad Abdul Halim, Ustad Rokhmad mengungkapkan, bahwa pelaksanaan muzara’ah di Dukuh Gunung Tumpeng ini pelaksanaan muzara’ah kebanyakan

1) Penerimaan Mahasiswa oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta, kegiatan ini dilakukan pada saat hari pertama PPL 2 dilaksanakan

Karakteristik Penasun biasanya tersembunyi sehingga sulit dijangkau melalui pendekatan formal. Hal ini menyebabkan munculnya kebutuhan akan metode khusus untuk dapat

1. Besarnya Cakupan perancangan mempengaruhi nilai radius sel. Semakin kecil cakupan maka nilai MAPL akan semakin besar sehingga radius sel yang dihasilkan akan

Nilai tukar berperan penting dalam setiap perdagangan internasional, semakin tinggi nilai kurs (nilai mata uang sendiri turun relatif terhadap valuta asing) maka akan meningkatkan

Jaringan Jalan Nasional di Provinsi Lampung merupakan jalan pintu gerbang daratan Sumatra dari pulau Jawa menuju ke Provinsi-Provinsi yang ada di pulau Sumatra maupun sebaliknya

Penggunaan perangkat elektronika banyak digunakan pada berbagai dunia usaha, mulai dari peke~iaan rumah tangga sampai pekerjaan yang rumit.Perangkat

Terpilihnya aspek lingkungan sebagai prioritas utama yang harus diperhatikan dalam menentukan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur mencerminkan bahwa kegiatan