• Tidak ada hasil yang ditemukan

Emosi Tokoh Utama dalam Film Sang Martir Karya Helfi Kardit: Analisis Psikologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Emosi Tokoh Utama dalam Film Sang Martir Karya Helfi Kardit: Analisis Psikologi Sastra"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep diartikan sebagai unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti. Menurut Tantawi (2013:182), hal ini perlu karena ada kata-kata di dalam kamus memiliki arti yang lebih dari satu dan akan menjadi pedoman pada saat penelitian.. Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut:

a. Film

Menurut Palapah dan Syamsudin (1986:114) film merupakan salah satu media yang berkarakteristik masal, yang merupakan kombinasi gambar-gambar bergerak dan perkataan. Setiap film bersifat menarik dan menghibur, serta membuat para audiens berfikir. Setiap hasil karya yang ada bersifat unik dan menarik sehingga ada banyak cara yang digunakan dalam suatu film dokumenter untuk menyampaikan ide-ide tentang dunia nyata.

b. Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengemban atau menjalankan peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita (Aminuddin, 2000:85). Tokoh utama merupakan pemeran dalam suatu cerita yang memegang peran penting atau utama. Tokoh senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam setiap halaman karya sastra. Karya sastra yang dimaksud dapat berupa novel dan cerpen. Tokoh dalam karya sastra selalu mempunyai sikap, sifat, tingkah laku, atau watak-watak tertentu.

c. Emosi

(2)

d. Psikologi

Secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa. Secara umum psikologi diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia (Ahmadi:2003).

2.2 Landasan Teori

Teori yang melandasi penelitian ini adalah: a. Psikologi Sastra

Psikologi sastra merupakan gambaran jiwa manusia yang diperlihatkan dalam bentuk tulisan sastra. Penelitian psikologi sastra merupakan sebuah penelitian yang menitikberatkan pada suatu karya sastra yang menggunakan tinjauan psikologi sastra. Psikologi sastra dapat mengungkapkan tentang sesuatu kejiwaan baik pengarang, tokoh karya sastra, maupun pembaca karya sastra. Sastra sebagai gejala ”kejiwaan” di dalamnya terkandung fenomena

-fenomena yang terkait dengan psikis atau kejiwaan.

Psikologi secara sempit dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa. Menurut Sigmund Freud, ada tiga komponen kepribadian, yaituIdyang selalu berprinsip mau memenuhi kesenangannya sendiri (pleasure principle),ego yang selalu berorientasi pada kenyataan (reality principle), dan super ego yang selalu berpatokan pada norma-norma yang baku (moral standard). Ketiga komponen tersebut menjadi dasar manusia untuk bergerak menyalurkan energi naluri ke dalam energi gerak untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya terjadi dalam kehidupan nyata dan pastinya juga terjadi dalam kehidupan dunia fiksi.Ketiganya juga saling berkaitan dalam membentuk totalitas dan tingkah laku manusia.

(3)

Fenomena sastra sebagai cermin kepribadian sastra merupakan karya kreatif dari sebuah proses pemikiran untuk menyampaikan ide, pengalaman dan sistem berpikir atau teori. Hal ini sejalan dengan (Hardjana, 1981:10) bahwa sastra sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan, dialami, dan dirasakan orang mengenai segi-segi kehidupan.

Maka dari itu, psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freuddapat diterapkan dalam kajian kesusateraan. Penganalisisan karya sastra dengan kajian psikoanalisa Sigmund Freud dilakukan untuk mengkaji pergolakan jiwa dalam tokoh karya sastra yang juga memiliki keinginan dan kebutuhan layaknya manusia dalam kehidupan nyata. Analisis Psikoanalisa digunakan karena tokoh-tokoh dalam karya sastra merupakan sebuah cerminan dari kehidupan nyata sehingga mampu mewakili perwatakan manusia yang diaplikasikan dalam bentuk cerita.

b. Emosi

Kata emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (dalam Ahmadi, 2003:410) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

(4)

timbulnya perasaan tidak suka atau aversi/enggan yang dampaknya ingin menghindar dan tidak bermaksud menghancurkan. Sebaliknya, perasaan benci selalu melekat di dalam diri seseorang, dan ia tidak akan pernah merasa puas sebelum menghancurkannya; bila objek tersebut hancur ia akan merasa puas. Berikut penjelasan mengenai emosi mendasar dari teori psikoanalisis Sigmund Freud.

a. Kegembiraan

Kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atauperasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. Berbagai pendekatanfilsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukkan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya. Kegembiraan sendiri berasal dari kata dasar gembira, yang di dalam KBBI memiliki arti suka, bahagia, bangga, senang; senang hati, bersuka cita, dan riang.

b. Kemarahan

Kemarahan, berasal dari kata “marah”, adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan nonadrenalin. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif, maupun fisiologi sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar. Kata marah,berdasarkan KBBI memiliki arti sangat tidak senang, karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dan sebagainya.

c. Ketakutan

(5)

bencana. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.

Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkan.

d. Kesedihan

Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Kesedihan berasal dari kata dasar sedih yang artimya dalam KBBI adalahmerasa sangat pilu dalam hati atau susah hati. Saat sedih, manusia sering menjadi lebih diam, kurang bersemangat, dan menarik diri. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai penurunan suasana hati sementara, sedangkan depresi sering dicirikan dengan penurunan suasana hati yang persisten dan besar yang kadang disertai dengan gangguan terhadap kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan harian-nya. Menangis adalah salah satu indikasi dari kesedihan.

W. Wundt (1832-1920) menggolongkan jenis-jenis emosi berdasarkan sifat emosi itu sendiri (Sarwono, 1988:83). Wundt menegmukakan tiga pasang kutub emosi, yaitu:

1. Lust-Unlust (senang-tak senang) 2. Spannung-Losung (tegang-tak tegang) 3. Erregung-Beruhigung (semangat-tenang)

Banyak penyebab terjadinya emosi pada setiap orang. Faktor penyebab emosi dapat berasal dari dalam diri individu, konflik-konflik dalam proses perkembangan dan sebab yang bersumber dari lingkungan. Menurut Piaget, penyebab terjadinya emosi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaiu:

(6)

2. Pengaruh yang datang dari pengalaman dan transmisi sosial.

3. Aktivitas sosial yang berguna dalam belajar menyesuaikan diri (adaptasi), asimilasi dan akomodasi

Dapat ditarik kesimpulan bahwa emosi dipengaruhi oleh faktor kematangan atau maturation dan belajar. Faktor kematangan berpengaruh terhadap respon individu dalam menyikapi berbagai keadaan yang dihadapi, baik dari dalam diri maupun konflik-konflik dalam proses perkembangan yang terjadi. Faktor belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang ada disekitar. Kemaangan dan belajar terjalin era satu sama lain dalam mempengaruhi emosi.

Emosi memiliki peran yang besar dalam dinamika jiwa dan mengendalikan tingkah laku seseorang. Contohnya:

1. Emosi dapat memperkuat semangat apabila seseorang merasa puas dan senang atas hasil yang dicapai.

2. Emosi dapat melemahkan semangat apabila timbul rasa kecewa atas kegagalan.

3. Emosi dapat mengganggu konsentrasi belajar, ketika ada kegagalan perasaan, misalnya: gugup, patah hati.

4. Emosi mengganggu penyesuaian sosial, misalnya; iri hati dan cemburu.

2.3 Tinjauan Pustaka

Penelitian terhadap film Sang Martir karya Helfi Kardit sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, tetapi menggunakan teori yang berbeda, sedangkan dengan teori psikologi sastra belum pernah dikaji sebelumnya. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka tersebut sebagai berikut.

(7)

Kesimpulan dari hasil analisis tersebut ialah Islam menyikapi kerukunan umat beragama dalam film Sang Martir secara inklusif, yaitu menganggap bahwa Islam adalah agama paling benar tetapi mengakui adanya agama selain Islam dan Islam menyikapi kerukunan umat beragama dalam film Sang Martir secara prularis, yaitu menganggap bahwa semua agama adalah jalan yang sama-sama sah untuk mencapai kebenaran di mata Tuhan.

Indra Sukmana (2013), dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Semiotika Representasi ”Wajah” Islam dan Kristen dalam Film Sang Martir” menggunakan teori

semiotika. Dalam penelitian tersebut, disimpulkan bahwa pada film Sang Martir memang menampilkan berbagai konflik masyarakat dan persoalan dua agama yang berbeda, namun pembuat film berusaha menampilkan Isla kepada khalayak sebagai agama yang baik. Pada keseluruhan dari cerita film ini, Helfi Kardit memperlihatkan suatu kesetaraan antara kedua agama dan berusaha menampilkan sisi baik dari Islam, yang mana Islam adalah agama yang meyoritas di Indonesia. Sutradara berusaha menampilkan pluralisme dalam film tersebut. Namun tetap saja sutradara menempatkan diri pada titik aman agar tidak menyinggung golongan-golongan tertentu, yang mana golongan tersebut menjadi golongan yang mayoritas.

Meta Yunita Kusuma (2014) dalam skripsinya yang berjudul ”Representasi Toleransi Umat Beragama Dalam Film Sang Martir” menggunakan teori representasi dan semiotika. Kesimpulan dari penelitian tersebut ialah bahwa film Sang Martir cukup banyak menampilkan adegan yang merepresentasikan toleransi antara umat beragama. Karakter utama dalam film ini, Rangga, yang selalu menjunjung tinggi sikap toleransi antar umat beragama. Baik itu terhadap Pendeta Josep (teman satu sel Rangga saat di penjara), Jerry (musuh Rambo serta pendiri dan donatur terbesar di sebuah gereja), Cinta (gadis Kristen korban pemerkosaan Daniel, adik Jerry) dan Pendeta Bono (Pendeta di gereja Jerry).

(8)

analisis isi. Dari hasil analisisnya tersebut, Mahdian menyatakan bahwa Premanisme menjadi sebuah permasalahan sendiri diIndonesia. munculnya premanisme di Indonesia memang bermula pada perekonomian yang sulit dan banyaknya pengangguran di sekitar kita. Namun jika kita cermati untuk saat ini, faktor utama kemunculan premanisme adalah karena minimnya sebuah pendidikan dan kurangnya penanaman moral yang baik bagi rakyat. Sehingga hal itu menyebabkan terjadinya kemerosotan moral yang begitu memprihatinkan bangsa ini. Faktor-faktor inilah yang menjadi kunci dari munculnya tindakan premanisme.

Referensi

Dokumen terkait

Dimensi f merupakan nilai yang bersifat nyata dari suatu kriteria yang dituliskan dalam fungsi, f : K → R dan tujuannya berupa prosedur optimasi untuk setiap alternatif

Kelompok eksperimen yang di berikan multimedia pada pembelajaran sholat mempunyai Mean score variabel pemahaman gerakan sholat dengan benar yang lebih tinggi dari pada

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

Agar dapat menentukan zona gempa yang tepat untuk mengaplikasikan dinding geser, maka harus dilakukan perhitungan gaya gempa terlebih dahulu. Karena belum adanya standar

Persaingan antarperusahaan sejenis yaitu persaingan industri permen yang ketat, perusahaan menghadapi jumlah pesaing yang semakin bertambah dan berkompetisi lebih

Proses penyusunan anggaran yang dilakukan setiap tahun dengan proses yang berulang-ulang ( top down dan bottom up ) harus dipenuhi limit time frame nya, dan harus

Berdasarkan hasil penelitian melalui studi kepustakaan dan pembahasan tentang mengkritisi implementasi Ensiklik Evangelium Vitae sebagai pedoman bioetika bagi

Isi liputan berita mencakup informasi terkait pihak-pihak yang terlibat dalam kolaborasi, apa tujuan kolaborasi, apa dampaknya, tindak lanjut yang akan dilakukan dan