• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Materi Pembelajaran Sepakbola Melalui Permainan Sepakbola Dengan Empat Gawang Bagi Siswa SMP N 1 Pracimantoro Kelas VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengembangan Materi Pembelajaran Sepakbola Melalui Permainan Sepakbola Dengan Empat Gawang Bagi Siswa SMP N 1 Pracimantoro Kelas VII"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN SEPAK BOLA DENGAN EMPAT

GAWANG BAGI SISWA SMP N 1 PRACIMANTORO KELAS VII

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Riko Aldi Nugroho NIM : 18601241087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2022

(2)

i

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN EMPAT

GAWANG BAGI SISWA SMP N 1 PRACIMANTORO KELAS VII

Oleh : Riko Aldi Nugroho

18601241087 ABSTRAK

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepakbola dengan empat gawang bagi siswa SMP N 1 Pracimantoro Kelas VII

Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Instrumen yang dignakan dalam penelitian ini adalah lembar angket untuk mengetahui validasi ahli dan uji coba.

Validiasi ahli dilakukan kepada ahli materi dan ahli pembelajaran (Guru PJOK), responden uji coba sebanyak 10 anak dan uji pemakaian 20 anak. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif persentase

Hasil penelitian dapat diperoleh hasil dari validasi dari ahli materi diperoleh persentase sebesar 75 % dan validasai ahli pembelajaran sebesar 90 %, uji coba kelompok kecil sebesar 94,44 %, hasil uji coba kelompok besar sebesar 98,89 %.

Hasil tersebut dapat disimpulkan pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepakbola dengan empat gawang layak untuk digunakan untuk pembelajaran kelas VII materi sepak bola.

Kata Kunci : Pengembangan, Materi Pembelajaran Sepak Bola, Permainan Sepakbola Dengan Empat Gawang

DEVELOPMENT OF FOOTBALL LEARNING MATERIAL THROUGH THE FOUR GOALS FOOTBALL GAME FOR THE SEVENTH GRADE

STUDENTS OF SMP N 1 PRACIMANTORO Abstract

The objective of this research is to find out the development of football learning materials through the four goals football game for the seventh grade students of SMP N 1 Pracimantoro (Pracimantoro 1 Junior High School).

The research was a research and development study. The research instrument was a questionnaire to determine expert validation and trials. Expert validation was conducted by material experts and learning experts (Physical Education teachers), for the small group trial was for about 10 students and for the large group trial was for about 20 students. The data analysis technique used a percentage descriptive data analysis technique.

The results of the research can be obtained from validation from material experts, and it obtains at 75% while the learning expert validation at 90%. Small

(3)

ii

(4)

iii

LEMBARiPERSETUJUAN TugasiAkhir SkripsiidenganiJudul

Pengembangan Materi Pembelajaran Sepak Bola Melalui Permainan Sepak Bola Dengan Empat Gawang Bagi Siswa SMP N 1 Pracimantoro

Kelas VII

Disusun Oleh:

Riko Aldi Nugroho 18601241087

Telah memenuhiisyarat danidisetujui oleh DoseniPembimbingiuntuk dilaksanakaniUjianiAkhir Tugas Akhir Skripsiibagi yang

ibersangkutan,

Yogyakarta, 16 Desember 2022

Mengetahui, KetuaiProgram Studi,

Dr. Hedi Ardiyanto H, S.Pd., M.Or.

NIP : 197702182008011002

Disetujui, DoseniPembimbing,

Dr. Yudanto, S.Pd., Jas., M.Pd.

NIP : 198107022005011001

(5)

iv

SURAT PERYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Riko Aldi Nugroho

NIM : 18501241087

Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi

Judul TAS : Pengembangan Materi Pembelajaran Sepakbola Melalui Permainan Sepakbola Dengan Empat Gawang Bagi Siswa SMP N 1 Pracimantoro Kelas VII.

Menyatakan bahwa skripsi ini benar adanya karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengetahui tata penilisam karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 14 Desember 2022 Yang Menyatakan

Riko Aldi Nugroho NIM : 18601241087

(6)

v

(7)

vi MOTTO

1. Pendidikan merupakan bekal paling baik untuk hari tua (Aristoteles) 2. “ Railah ilmu dan untuk meraih ilmu belajarlah tenang dan sabar.”

3. Jangan pernah menyerah sampai kamu tidak bisa berdiri lagi, berusahalah selagi kamu mampu untuk mencapai sebuah keberhasilan karena tidak ada usaha yang akan sia-sia. ( peneliti )

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Denganimengucap syukurikehadirat Allah SWTiatas rahmat danihidayah- Nya sehinggaisaya dapat menyelesaikanitugas akhiriskripsi, kemudianikarya iniisaya persembahkaniuntuk :i

1. Kedua orang tua sayaiBapak Saminoidan Ibu Suharni yangitelah memberikanidoa dan dukungannyaikepada saya, isehingga sayaidapat sampaiipada titikiini. Yang sudah mensuport secara materil maupun non materil. Ucapan terimakasih yang tidak ada batasanya untuk apa yang sudah dikorbakan untuk saya berada dititk ini.

2. Kakak saya yakni wulandari dan warsito yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk membuat dan menyelesasikan karya ini terimakasih banyak.

3. Almamater saya Universitas Negeri Yogyakarta untuk pengalaman yang begitu luar biasa dalam hal akademik ataupun non akademik.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untukimemenuhi sebagianipersyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Pengembangan Materi Pembelajaran Sepak Bola Melalui Permainan Sepak Bola Dengan Empat Gawang Bagi Siswa SMP N 1 Pracimantoro Kelas VII” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapatidiselesaikanitidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Yudanto, S.Pd., Jas., M.Pd. sebagai Pembimbing Skripsi saya, yang telah dengan ikhlas membimbing, dan selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Saryono, S.Pd.Jas., M.Or selaku anggota penguji TAS yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.

3. Bapak Danang Pujo Brroto, S.Pd.Jas., M.Or selaku sekertaris pada saat ujian TAS yang sudah memberikan saran, perbaikan secara komprehensif terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Ibu Dra. A Erlina Listyarini, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat, dorongan dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

5. Bapak Dr. Hedi Ardiyanto Hermawan, S.Pd., M.Or. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Prodi PJKR, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

(10)

ix

6. Bapak Prof. Dr. Wawan Sundawan Suhermawan, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

7. Keluarga, sahabat, dan teman-teman yang selalu memberi motivasi dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kelengkapan skripsi ini. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.

Yogyakarta, 14 Desember 2022

Riko Aldi Nugroho NIM : 18601241087

(11)

x DAFTARiISI

Halaman

HALAMANiJUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

SURATiPERNYATAAN ... iii

HALAMANiPERSETUJUAN ... iv

HALAMANiPENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHANi ... vii

KATAiPENGANTAR ... viii

DAFTARiISI ... x

DAFTARiTABEL ... xii

DAFTARiGAMBAR ... xiii

DAFTARiLAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatariBelakangiMasalah... 1

B. IdentifikasiiMasalah ... 6

C. BatasaniMasalah... 6

D. RumusaniMasalah ... 6

E. TujuaniPenelitian ... 6

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan... 7

G. ManfaatiPenelitian ... 7

H. Asumsi Pengembangan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Deskripsi Teori ... 9

1. Hakikat Pengembangan ... 9

2. Hakekat Pembelajaran ... 10

3. Hakikat Sepak Bola ... 12

4. Teknik Dasar Sepak Bola ... 15

5. Permainan Sepak bola Dengan Empat Gawang ... 22

6. Karakateristik Siswa SMP ... 24

B. Penelitian yang Relevan ... 27

(12)

xi

C. Kerangka Berfikir ... 29

D. Pertanyaan Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Penelitian ... 31

B. Perencanaan Dan Prosedur Pengembangan ... 32

C. Instrumen Penelitian ... 35

D. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan... 52

B. Implikasi ... 52

C. Keterbatasan Penelitian ... 53

D. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 57

(13)

xii

DAFTARiTABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Pernyataan Validasi Ahli Materi... 35

Tabel 2. Daftar Pernyataan Validasi Guru PJOK... 35

Tabel 3. Daftar Pernyataan Uji coba Siswa ... 36

Tabel 4. Kategori Kelayakan... 39

Tabel 5. Hasil Validasi Ahli MAteri ... 42

Tabel 6. Hasil Validasi Ahli Pembelajaran (Guru PJOK)... 43

Tabel 7. Hasil uji coba ... 45

Tabel 8. Hasil Uji coba Pemakaian ... 46

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Menendang ... 16

Gambar 2. Menghentikan bola ... 17

Gambar 3. Menyundul bola... 19

Gambar 4. Model Permainan Sepak Bola empat Gawang ... 22

Gambar 5. Kerangka Berpikir ... 30

Gambar 6. Langkah-Langkah Pengambangan ... 32

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Fakultas Ilmu Keolahragaan ... 58

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian SMPN 1 Pracimantoro ... 59

Lampiran 3. Model Permainan Sepak Bola Empat Gawang... 60

Lampiran 4. Instrumen Validasi Ahli... 61

Lampiran 5. Instrumen Respon Siswa ... 64

Lampiran 6. Hasil Validasi Ahli ... 69

Lampiran 7. Hasil Respon siswa ... 76

Lampiran 8. RPP ... 79

Lampiran 9. Dokumentasi Penelitian ... 88

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses pembinaan dan pembelajaran yang berlangsung seumur hidup karena, pada dasarnya, kehidupan manusia adalah belajar.

Pendidikan secara formal dilakukan di sekolah dengan interaksi antara guru dan siswa dan lingkungan. Sekolah sebagai tempat belajar digunakan oleh guru untuk mengembangkan 3 domain dalam pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Nur, 2018: 123). Istilah pendidikan muncul hampir disemua dokumen program pembangunan berkelanjutan baik ditingkat internasional maupun nasional (Bertschy, 2013: 5.068).

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Usaha pendidikan akan terpimpin ke arah rumusan tujuan pendidikan yang berarti bahwa usaha pendidikan harus menuju kepada tujuan yang telah dirumuskan. Untuk mencapai keempat sasaran aspek pribadi manusia, maka dalam pengajaran, para pendidik harus dapat menentukan sesuatu yang tepat dan berguna bagi anak didiknya.

Tepat dan berguna bermakna bahwa sesuatu itu harus sesuai dengan keadaan, kemampuan, dan kebutuhan anak, serta bagaimana kegunaan sesuatu itu untuk membentuk kepribadian anak sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Untuk menuju cita-cita yang diinginkan tersebut, pendidikan jasmani merupakan wahana yang mencakup hal itu dan tidak dapat diabaikan.

(17)

2

Pendidikan merupakan inti dari semua proses kegiatan belajar mengajar di Sekolah, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan gerak dalam usaha meningkatkan kebugaran jasmani melalui gerak dasar dalam berbagai aktivitas jasmani, (Suherman, 1999/2000: 1) menyatakan PJOK merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Untuk mencapai perkembangan gerak, peserta didik dapat melakukan gerak dasar untuk meningkatkan kebugaran jasmani, karena perkembangan gerak setiap individu terlihat dari kebugaran jasmani dari peserta didik.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem Pendidikan secara keseluruhan, oleh karena itu pelaksanaan Pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan Pendidikan tersebut, (Susworo, dkk, 2010:

42). Pendidikan jasmani yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan yang tentu di dalamnya terdapat pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan pembelajaran mata pelajaran lainnya, pembelajaran pendidikan jasmani sangat berbeda. Pendidikan jasmani mengajak siswa untuk dapat berkembang sesuai dengan keinginannya, tetapi kenyataan lain dilapangan mengakibatkan pendidikan jasmani menjadi suatu mata pelajaran yang membosankan dan melelahkan serta tidak sesuai dengan konsep dasar pendidikan jasmani itu sendiri (Saryono, 2013: 81)

Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan (PJOK) adalah mata pelajaran yang termasuk dalam kelompok wajib. Olahraga merupakan suatu bentuk

(18)

3

aktifitas fisik atau jasmani untuk menunjang kehidupan setiap manusia hidup agar tetap bugar dan lebih-lebih untuk menjadi sebuah prestasi (Handhin, 2018:

56). Proses pembelajaran melibatkan interaksi antara siswa dan guru (dan antara siswa dan siswa). Untuk mencapai tujuan pembelajaran PJOK maka guru diharuskan mampu menciptakan dan mengembangkan proses pembelajaran yang baik untuk dapat meningkatkan aktifitas fisik bagi peserat didik. Inti dari kegiatan pembelajaran di sekolah adalah pada materi pelajaran. Tanpa materi dan bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan karena tidak ada kajian yang dipelajari.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran PJOK maka guru diharuskan mampu menciptakan dan mengembangkan proses pembelajaran yang baik untuk dapat meningkatkan aktifitas fisik bagi peserat didik. Inti dari kegiatan pembelajaran di sekolah adalah pada materi pelajaran. Tanpa materi dan bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan karena tidak ada kajian yang dipelajari. Pemilihan materi pembelajaran, secara umum meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pelajaran dan sebagainya (Sulaiman, 2016: 38). Materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa bersumber dari bahan ajar. Bahan ajar memuat materi-materi pelajaran yang bisa didapatkan dari banyak sumber. Semakin luas bahasan sebuah bahan ajar maka akan semakin memberikan keluasan dan kedalaman pengetahuan bagi siswa.

Ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi permainan dan olahraga, aktifitas pengembangan, aktifitas senam, aktifitas ritmik, aktifitas air,

(19)

4

dan pendidikan luar kelas. Permainan dan olahrga meliputi: olahraga tradisional, permainan, keterampilan lokomotor, non lokomotor, manipulative, atletik, kasti, ronders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri.

Permainan sepak bola sebagai salah satu materi permainan bola besar pilihan dalam pembelajaran penjaskes dalam pelaksanaannya harus mengacu pada muatan tujuan pendidikan di antaranya mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar yang menyenangkan, termasuk dalam materi pokok penjasorkes untuk pembelajaran anak SMP. Banyak manfaat yang diperoleh dalam bermain sepak bola, yaitu dari segi kognisi, anak akan berfikir bagaimana teknik dan strategi yang tepat untuk mencetak gol. Segi psikomotor, banyak aktivitas fisik yang berguna bagi pertumbuhan jasmani anak, dari afeksi secara tidak sadar terbentuk kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, serta kedisiplinan sehingga permainan sepak bola tepat jika diberikan kepada siswa. Peranan guru menjadi sentral dalam keberhasilan pembelajaran penjasorkes. Guru sebagai fasilitator bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, tentu saja harus menguasai materi dan memiliki daya kreasi yang tinggi agar pembelajaran penjasorkes menjadi menarik untuk diikuti siswa.

Sebagai seorang guru PJOK harus dapat menyusun dan menyampaikan materi pembelajaran dengan baik yang menyangkut ranah pembelajaran, seperti:

(20)

5

keterampilan, pengetahuan, afektif, dan jasmani. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani dituntut agar dapat memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekolah sekreatif mungkin untuk mencapai komponen yang ingin dicapai dalam melakukan aktivitas olahraga. Terlepas dari kreatifitas yang harus dimiliki oleh seorang guru, sarana dan prasarana yang memadai akan memberikan kontribusi yang baik dalam proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang memadai akan sangat menentukan dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran penjas di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 29 Mei 2022 dengan Bapak Mamang Johanata, S.Pd sebagai pengampu Mata pelajaran PJOK di SMP N 1 Pracimantoro, proses pembelajaran PJOK belum dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan. Pembelajaran PJOK merupakan pembelajaran yang identik dengan praktek di lapangan, pembelajaran tersebut sering kali tidak diimbangi dengan pemberian materi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran terfokus pada guru sebagai pusat pembelajaran dan juga penguasaan teknik dasar dalam sepak bola. Dalam hal ini mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan yang disebabkan beberapa faktor, yaitu :

1. Kurangnya modifikasi permainan dalam pembelajaran PJOK untuk menarik siswa.

2. Siswa terlihat kurang termotivasi saat mengikuti pembeljaran PJOK.

3. Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi permaianan dan materi untuk

(21)

6 pembelajaran PJOK.

4. Proses pembelajaran PJOK belum dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Masalah kurang termotivasinya siswa dalam mengikuti pembelajara sepak bola tentunya perlu mendapatkan perhatian dari guru mata pelajaran.hal ini dikarenakan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa sebagian besar di tentukan oleh peran dan ketrampilan guru, baik yang dilakukan di dalam kelas maupun yangdi luar kelas dalam sistem dan proses pendidikan manapun,guru kan tetap memegang peran penting. Karena siswa tidak dapat belajar sendiri tanpa bimbingan dari se orang guru. Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar tergantung pada guru dalam memilih metode yang akan digunakandalam pembelajaran khususnya dalam melakukan tehnik dasar passing bawah pada permainan sepak bola. Mengingat betapa besarnya peran seorang guru terhadap keberhasilan siswa dalam memahami tugas-tugas gerak,maka perlu untuk mengupayakan suatu alternatif ataupun jalan keluar guna mengatasi masalah kurangnya motivasi anak dalam mengikuti pembelajaran sepak bola.

Penggunaan materi dalam mendukung proses pembelajaran sangatlah mempengaruhi keberhasilan mencapai tujuan dari proses pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran PJOK dapat dicapai maka penyampaian materi pembelajaran PJOK pada peserta didik harus disampaikan dalam situasi bermain. Dengan permasalahan- permasalahan itulah yang saat ini terjadi di SMP N 1 Pracimantoro Kelas maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian pengembangan dengan judul “pengembangan materi pembelajaran

(22)

7

sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa SMP N 1 Pracimantoro Kelas VII”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Kurangnya modifikasi permainan dalam pembelajaran PJOK untuk menarik siswa.

2. Siswa terlihat kurang termotivasi saat mengikuti pembeljaran PJOK.

3. Guru kurang kreatif menciptakan modifikasi permaianan dan materi untuk pembelajaran PJOK.

4. Belum dilakukan pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan yang ada, maka permasalahan yang akan diteliti dibatasi pada pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa SMP N 1 Pracimantoro Kelas VII.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Bagaimana pengembangan materi

pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII ?

(23)

8 E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa SMP N 1 Pracimantoro Kelas VII.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang akan dikembangkan berupa model pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang.

1. Jenis Media

Media yang dikembangkan berupa model pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang

2. Materi yang dikembangkan

Medel pembelajaran berisi tentang permaianan pada materi sepak bola untuk kelas VII

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran sepak bola.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa dengan adanya pengembangan materi perminan sepak

(24)

9

bola, siswa dapat merasa lebih senang dan lebih menikmati suatu permainan sepak bola dengan cara yang baru

b. Bagi Guru Sebagai bekal dalam melaksanakan pengembangan pembelajaran penjasorkes jika nantinya akan dilakukan penelitian selanjutnya

c. Bagi peneliti diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan dan memperluas wawasan berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui di lapangan

H. Asumsi Pengembangan

Materi pembelajaran perlu dirancang dan dikembangkan dengan baik sesuai keadaan pembelajaran dengan cara mengembangankan permainan sepak bola dengan empat gawang untuk kelas VII. Materi pembelajaran ini akan membantu proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

(25)

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Pengembangan

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2011: 407) menyatakan metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2009: 297), penelitian pengembangan atau research and development (R&D) adalah aktifitas riset dasar untuk mendapatkan informasi kebutuhan pengguna (needs assessment), kemudian dilanjutkan kegiatan pengembangan (development) untuk menghasilkan produk dan mengkaji keefektifan produk tersebut. Penelitian pengembangan terdiri dari dua kata yaitu research (penelitian) dan development (pengembangan). Kegiatan pertama adalah melakukan penelitian dan studi literatur untuk menghasilkan rancangan produk tertentu, dan kegiatan kedua adalah pengembangan yaitu menguji efektifitas, validasi rancangan yang telah dibuat, sehingga menjadi produk yang teruji dan dapat dimanfaatkan masyarakat luas. Berdasarkan pendapat Mulyatiningsih (2012: 161), penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan.

(26)

11

Dikemukakan oleh N Putra (2011: 72). Pengembangan merupakan penggunaan ilmu atau pengatuan teknis dalam rangka memproduksi bahan baru atau peralatan, produk dan jasa yang ditingkatkan secara substansial untuk proses atau sistem baru, sebelum dimulainya produksi komersial atau aplikasi komersial, atau untuk meningkatkan secara substansial apa yang sudah diproduksi atau digunakan.

2. Hakekat Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar merupakan suatu proses dari yang tidak tahu menjadi tahu baik secara sengaja atau tidak sengaja yang dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan tingkah laku yang terbentuk karena hasil pengalaman individu itu sendiri dari interaksi dengan lingkungannya maupun ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Berdasarkan pendapat Majid (2013: 4) pembelajaran adalah suatu usaha untuk membelajarkan seseorang maupun kelompok orang melalui berbagai upaya, strategi, metode, dan pendekatan menuju pencapaian yang telah di rencanakan. Rosdiani (2014: 94) juga menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses komunikasi tradisional yang bersifat timbal balik, antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat Mulyasa (2015: 132) pembelajaran adalah kegiatan dimana guru melakukan peran-peran tertentu agar siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Sedangkan Berdasarkan pendapat UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Pasal 1 Ayat 20 menyatakan bahwa

“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

(27)

12

belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran adalah serangkaian kegaiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar. Lingkungan yang dimaksud tidak hanya berupa tempat ketika pembelajaran itu berlangsung, tetapi juga metode, media dan peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan informasi.

Komalasari (2013: 3) pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan – tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan belajar tersebut. Hamdani (2011: 23) mengatakan bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus.

Berdasarkan pendapat Sudjana dalam Sugihartono (2013: 80), pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Berdasarkan pendapat UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat 20

‘’Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar’’. Berdasarkan pendapat Rusman (2015: 21) pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.

(28)

13

Berdasarkan pendapat Mulyaningsih (2008: 2) menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran, agar ada interaksi edukatif dan dapat berjalan dengan lancar, maka paling tidak harus ada komponen-komponen sebagai berikut : (1) adanya tujuan yang hendak dicapai; (2) adanya materi atau bahan ajaran yang menjadi isi kegiatan; (3) adanya peserta didik yang menjadi subjek dan objek yang aktif mengalami; (4) adanya guru yang melaksanakan kurikulum; (5) adanya sarana dan prasarana yang menunjang terselenggaranya proses pembelajaran; (6) adanya metode untuk mencapai tujuan; (7) adanya situasi yang memungkinkan untuk proses pembelajaran berlangsung; dan (8) adanya penilaian untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan pembelajaran merupakan bentuk interaksi antara pendidik dengan peserta didik, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media. Jadi ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi, antara yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman, media pembelajaran, dan atau sumber sumber belajar lainnya.

Di dalam aktivitas pembelajaran, media sering didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara guru dan siswa. Media berperan sebagai perantara yang bertugas membantu menyampaikan pesan pembelajaran. Di dalam pembelajaran terjadi sebuah proses komunikasi antara dosen, mahasiswa dan bahan ajar.

Disinilah peran media dibutuhkan untuk melancarkan proses komunikasi dalam pembelajaran (Simadiyanto, 2008: 32). Pelaksanaan pembelajaran/kegiatan

(29)

14

belajar mengajar merupakan implementasi dari apa yang telah direncanakan dalam program pembelajaran yang dibuat oleh guru. Berdasarkan pendapat Rahayu (2013: 33) di dalam melaksanakan pembelajaran secara garis besar ada tiga kegiatan utama yang harus dilaksanakan, yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan dilakukan dengan mempersiapkan siswa dengan sungguh-sungguh agar proses interaksi belajar dapat berjalan dengan lancar.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti penguasaan materi sangat penting, karena dengan terkuasainya materi maka memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.

Kualitas penguasaan bahan/materi pembelajaran dari para guru sangat menentukan keberhasilan pembelajarannya.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup sangat penting untuk merencanakan kgiatan dalam menilai siswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi gambaran yang menyeluruh menegnai apa yang sudah dipelajari siswa. Guru juga memberikan evaluasi mengenai kegiatan pembelajaran.

3. Hakikat Sepak Bola

Berdasarkan pendapat Luxbacher, (2011: 2), Sepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-

(30)

15

banyaknya. Setiap tim memiliki kiper yang mempunyai tugas untuk menjaga gawang. Kipper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tangannya di dalam daerah penalti yaitu daerah yang berukuran lebar 44 yard dan 18 yard pada garis akhir. Pemain lainnya tidak boleh menggunakan tangan atau lengan mereka untuk mengontrol bola, tapi mereka dapat menggunakan kaki, tungkai, atau kepala. Gol diciptakan dengan menanduk atau menendang bola ke dalam gawang lawan. Setiap skor dihitung dengan skor 1, dan tim yang paling banyak menciptakan gol memenangkan permainan.

Karakteristik pemain sepak bola dalam bermain yaitu seorang pemain sepak bola harus melakukan segala sesuatunya, tanpa menggunakan lengan, sehingga koordinasi gerak kaki untuk berpindah tempat untuk menguasai bola harus baik. Dengan ukuran lapangan yang luas pemain harus aktif untuk bergerak dan berpindah tempat untuk mencari posisi yang menguntungkan dalam usaha mencetak angka dalam waktu 2x45 menit. Sucipto, dkk, (2000: 7), sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya.

Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (out door) dan di dalam tertutup (in door).

Pendapat dari Salim (2008: 10), sepak bola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki. Tujuan utama dari permainan ini adalah mencetak gol sebanyak-banyaknya sesuai ketentuan yang telah

(31)

16

ditetapkan. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat populer di dunia dan olahraga ini sangat mudah dipahami. Pada tanggal 21 Mei 1904 berdirilah federasi sepak bola dunia yang disingkat FIFA (Federation Internasional The Football Association). Di Indonesia, organisasi yang menaungi sepak bola adalah PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930.

Berdasarkan pendapat Irianto, dkk (2010: 6), bahwa pada dasarnya sepak bola adalah olahraga yang memainkan bola dengan kaki yang dilakukan dengan tangkas, cepat, dan baik. Tujuan sepak bola mencetak gol sebanyak- banyaknya sesuai aturan yaitu selama dua kali 45 menit. Berdasarkan pendapat Satriawan (2016: 2) Sepak bola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan kaki, kecuali penjaga gawang. Sepak bola bertujuan mencetak angka sebanyak mungkin selama dua kali 45 menit.

Kemenangan diperoleh apabila tim yang paling banyak mencetak gol ke gawang lawan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa permainan sepak bola adalah permainan yang dimainkan dua kesebelasan yang bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mencegah lawan memasukkan bola ke gawang sendiri.

(32)

17 4. Teknik Dasar Sepak Bola

Dalam permainan sepak bola, seorang pemain sepak bola harus dapat menguasai teknik dasar bermain sepak bola dengan benar. Muchtar (1992 : 27) mengatakan, “teknik dasar bermain sepak bola terdiri atas teknik menendang, teknik menahan bola, teknik menggiring bola, teknik gerak tipu, teknik menyundul bola, teknnik merebut bola, teknik lemparan ke dalam, teknik penjaga gawang”. Lebih lanjut Sucipto, dkk (2000: 17) mengatakan, “beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping)”.

Berdasarkan pendapat Sucipto dkk (2000: 17-39) teknik dasar dalam permainan sepak bola dibagi menjadi 7 bagian yaitu:

a. Menendang (Kicking)

Gambar 1. Menendang Sumber : Sucipto, dkk. (2000: 17)

Berdasarkan pendapat Sukatamsi (2001: 2.38-2.39), menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepak bola yang paling banyak digunakan

(33)

18

dalam permainan sepak bola. Maka teknik dasar menendang bola merupakan dasar dalam permainan sepak bola. Seorang pemain sepak bola yang tidak mengusai teknik menendang bola dengan sempurna tidak mungkin menjadi pemain yang baik.

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan sepak bola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting at the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

b. Menghentikan Bola (Stopping)

Berdasarkan pendapat Sucipto, dkk, (2000: 22), menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepak bola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing.

Gambar 2. Menghentikan bola Sumber : Sucipto, dkk. (2000: 22)

(34)

19 c. Menggiring Bola (Dribling)

Berdasarkan pendapat Komarudin (2011: 50), tujuan mendribbling bola adalah untuk melewati lawan, mengarahkan bola ke ruang kosong, melepaskan diri dari kawanan lawan, membuka ruang untuk kawan, serta menciptakan peluang untuk melakukan shooting ke gawang lawan. Dalam menggiring bola pemain dapat menggunakan sisi kaki bagian dalam, sisi kaki bagain luar, serta punggung kaki. Cara melakukan dribbling sebagai berikut :

1) Fokus terhadap bola dan keadaan sekitar dalam menentukan ke mana arah yang akan kita tuju

2) Saat dalam tekanan lawan perkenaan bola dengan kaki harus dekat dan dilindungi oleh bagian tubuh yang lain. Sentuhan bola harus sesering mungkin atau banyak sentuhan agar lawan kesulitan merebutnya. Faktor kelincahan dalam melewati lawan sangat dibutuhkan disini.

3) Saat bebas dari tekanan lawan, pemain mempunyai banyak waktu untuk melihat kondisi sekitar dan memutuskan apa yang harus dilakukan. Biasanya sentuhan dengan bola lebih sedikit.

4) Saat dribbling cepat tanpa kawalan, pemain hanya menyodor bola kedepan terukur, kemudian lari secepat mungkin menuju bola, kemudian menyodor bola kembali, samapi ke tempat tujuan.

d. Menyundul Bola (Heading)

Salah satu teknik dasar yang dapat digunakan di semua posisi dan sudut lapangan yaitu menyundul bola, yang umumnya dilakukan dengan kepala.

Berdasarkan pendapat Komarudin (2011: 62), teknik ini dilakukan untuk

(35)

20

mengoper dana mengarahkan bola ke teman, menghalau bola di daerah pertahanan, mengontrol atu mengendalikan bola, bola serta melakukan sundulan untuk mencetak gol. Kecermatan serta keberanian dalam benturan melawan datangnya bola akan sangat menentukan arah bola. Saat di depan gawang, sedikit sentuhan terhadap bola akan membelokkan arah bola ke gawang yang menyulitkan penjaga gawang dalam membaca arah datangnya bola, sehingga terjadinya gol yang tidak terduga. Tujuan dari menyundul bola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan lawan atau membuang bola.

Gambar 3. Menyundul bola Sumber : Sucipto, dkk. (2000: 25)

Berdasarkan pendapat Sukatamsi (2001: 31), prinsip-prinsip teknik menyundul bola :

1) Lari menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola.

2) Otot-otot leher dikuatkan, dikeraskan dan difleksasi dagu ditarik merapat pada leher.

(36)

21

3) Untuk menyundul bola digunakan dahi yaitu daerah kepala di atas kedua kening di bawah rambut kepala.

4) Badan ditarik ke belakang melengkung pada daerah pinggang, kemudian dengan gerakan seluruh tubuh yaitu kekuatan otot perut, kekuatan dorongan panggul dan kekuatan kedua lutut kaki bengkok diluruskan, badan diayunkan dan dihentakkan ke depan sehingga dahi dapat mengenai bola.

5) Pada waktu menyundul bola mata tetap terbuka dan tidak boleh dipejamkan, dan selalu mengikuti arah datangnya bola dan mengikuti kemana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti dengan gerak lanjutan untuk segera lari mencari posisi.

e. Merampas Bola (Tackling)

Merampas bola merupakan upaya untuk merebut bola dari penguasaan lawan. Merampas bola dapat dilakukan sambil berdiri (standing tackling) dan sambil meluncur (sliding tackling). Berdasarkan pendapat Komarudin (2011:

64), tujuan merebut bola adalah untuk menahan lajunya pemain lawan menuju gawang pemain bertahan, menunda permainan yang cepat, menggagalkan serangan berbahaya melalui aksi dribbling, menghalau bola keluar lapangan permainan dan untuk melakukan serangan balik dalam merebut bola dapat dilakukan dengan berdiri, melayang ataupun menjatuhkan tubuh baik dari depan, samping atau belakang.

(37)

22 f. Lemparan Ke Dalam (Throw-in)

Lemparan ke dalam merupakan satu-satunya teknik dalam permainan sepak bola yang dimainkan dengan lengan di luar lapangan permainan. Selain mudah untuk memainkan bola, dari lemparan ke dalam off-side tidak berlaku.

Berdasarkan pendapat Komarudin (2011: 66), cara melakukan lemparan ke dalam yaitu :

1) Melakukan lemparan harus menggunakan kedua tangan untuk memegang bola.

2) Kedua siku tangan menghadap ke depan.

3) Kedua ibu jari saling bertemu.

4) Kedua kaki sejajar atau depan belakang dengan keduanya menapak pada tanah dan berada di luar garis samping saat akan melakukan maupun selama melakukan lemparan.

5) Mata tetap dalam keadaan terbuka, dengan arah tubuh searah dengan sasaran yang akan di tuju.

g. Menjaga Gawang (Goal Keeping)

Menjaga gawang merupakan pertahanan yang paling akhir dalam permainan sepak bola. Teknik menjaga gawang meliputi: menangkap bola, melempar bola, menendang bola. untuk menangkap bola dapat dibedakan berdasarkan arah datangnya bola, ada yang datangnya bola masih dalam jangkauan penjaga gawang (tidak meloncat) dan ada yang diluar jangkauan penjaga gawang (harus dengan meloncat).

(38)

23

Berdasarkan pendapat Komarudin (2011: 68), cara untuk menjaga gawang yang dilakukan oleh seorang penjaga gawang :

1) Menjaga gawang dari serangan pemain yang menguasai bola dapat dilakukan dengan memperhatikan sikap awal (steady position) yaitu dengan memperlihatkan sikap kaki dan tangan.

2) Kedua kaki agak dibuka selebar bahu.

3) Kedua lutut menekuk dan rileks.

4) Mata tetap dalam keadaan terbuka dan tertuju pada posisi bola.

5) Konsentrasi.

6) Memperhatikan arah bola dalam keadaan bergulir menyusur tanah atau melayang.

Merncanakan dengan tepat waktu untuk menangkap, meninju atau menepis bola. Semakin banyak gangguan di depan gawang untuk merebut atau menangkap bola.

5. Permainan Sepak bola Dengan Empat Gawang

Permainan sepak bola dengan empat gawang merupakan salah satu modifikasi dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana yang ada hampir di seluruh sekolah. Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti. Bentuk permainan sepak bola modifikasi dengan empat gawang secara lengkap akan diuraikan berikut ini.

a. Sarana dan Prasarana Sepak bola Empat Gawang

Agus S Suryobroto, (2013: 41-42) menerangkan sarana prasarana yang digunakan dalam sepak bola empat gawang, sebagai berikut

(39)

24 15 meter

Gambar 4. Model Permainan Sepak Bola empat Gawang

Lapangan sepak bola modifikasi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sisi-sisinya 15 meter. Masing-masing gawang berukuran lebar 1,5 meter dan tinggi 1,5 meter dengan diameter tiang dan mistar gawang 2 cm, diameter lingkaran tengah 1 meter. Diameter daerah gawang adalah 4 meter. Garis lapangan dengan tebal 5 cm. Disekitar gawang dibuat daerah bebas serang, yaitu setiap pemain yang akan memasukkan bola ke gawang lawan harus dari luar daerah bebas

b. Peraturan Sepak bola Empat Gawang

Agus S. Suryobroto, (2013: 41-42) menerangkan peraturan permainan dalam sepak bola empat gawang, sebagai berikut:

1) Semua anak dikumpulkan lebih dahulu dan diberi penjelasan aturan permainan dan agar peraturan dilakukan dengan sebenarnya.

2) Jumlah pemain setiap regu ada 5 orang anak, dan jumlah regu ada 2 regu.

Prinsip permainan di sini adalah setiap regu berusaha memasukkan bola ke gawang regu yang lain (ada dua gawang yang bisa dimasuki) sebanyak-

4 m

(40)

25

banyaknya dan berusaha agar gawangnya sendiri tidak kemasukan bola.

Misalnya tim 1 berusaha memasukkan bola ke gawang regu C atau D, dan tim 2 berusaha memasukan ke gawang A dan B.

3) Permainan dimulai dengan menggunakan satu buah bola, dan dimulai permainan dengan dilambungkannya bola setinggi kurang lebih 1 meter di atas kepala siswa yang tertinggi di tengah-tengah lingkaran tengah oleh guru. Selanjutnya para pemain melakukan permainan dengan cara seperti permainan sepak bola sesungguhnya, Setiap ada bola ke luar lapangan, maka harus diambil oleh pemain yang terakhir menyentuh bola dan selanjutnya dimulai dengan pasing dari garis bola keluar, di sini untuk menanamkan sikap tanggung jawab dan kepedulian.

4) Setiap pemain harus melakukan operan ke teman seregunya, dan menggiring bola, di sini untuk menanamkan sikap kerjasama.

5) Setiap pemain harus selalu menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola dan berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai bola dan memasukkan ke gawang regu yang lain, di sini untuk menanamkan sikap disiplin dan tanggung jawab.

6) Setelah guru memberi tanda dengan peluit, maka permainan dimulai dengan setiap regu berusaha memasukkan bola ke gawang regu yang lain, dengan cara mengoper, menggiring, heading, dan menembak ke gawang regu yang lain. Permainan dengan 1 buah bola dilakukan dengan waktu 10 menit. Di sini posisi guru sebagai fasilitator yaitu memantau aktivitas permainan agar

(41)

26

dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan harapan, bukan menjadi wasit..

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sepak bola empat gawang merupakan permainan modifikasi dengan ukuran sisi 15 meter, dengan menggunakan 4 gawang dan 1 buah bola. Lama permainan dapat disesuaikan.

Permainan dilakukan oleh 4 tim yang tiap timnya terdiri dari 5 orang.

6. Karakateristik Siswa SMP

Berdasarkan pendapat Yusuf (2009: 9-10), ditilik dari segi usia, siswa SMP atau MTs dan SMA, MA atau SMK termasuk fase masa remaja. Fase masa remaja merupakan salah satu dalam rentang kehidupan siswa. Pada fase ini meliputi : 1) remaja awal (12 – 15 tahun), 2) remaja madya (15 – 18 tahun) dan 3) remaja akhir (19 – 22 tahun). Jika dilihat dari klasifikasi usia tersebut, maka siswa sekolah menengah SMP dan SMA termasuk dalam kategori remaja awal dan madya. “Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa”

(Monks,1999: 259).

Masa remaja terletak antara masa menuju dewasa, maka remaja dianggap telah mulai ketika anak telah matang dalam aspek seksual dan mulai berakhir setelah matang secara hukum. Masa remaja ini sanga penting, karena bila dapat dilewati dengan baik maka kita akan menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab (Yulita R, 2005: 2).

(42)

27

Berdasarkan pendapat Sukintaka (1991: 45), anak tingkat SMP kira-kira berumur 13 sampai 15 tahun, mempunyai karakteristik sebagi berikut:

a. Jasmani

1) Laki-laki ataupun perempuan ada pertumbuhan memanjang.

2) Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik.

3) Sering menampilkan kecanggungan dan koordinasi yang kurang baik.

4) Merasa mempunyai ketangguhan dan sumber energi yang tak terbatas.

5) Mudah lelah tetapi tidak dihiraukan.

6) Mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.

7) Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot yang lebih baik dari anak putri.

8) Kesiapan dan kematangan untuk keterampilan bermain menjadi baik.

b. Psikis atau Mental

1) Banyak mengeluarkan energi untuk fantasinya.

2) Ingin menentukan pandangan hidupnya.

3) Mudah gelisah karena keadaan yang remeh.

c. Sosial

1) Ingin tetap diakui oleh kelompoknya.

2) Mengetahui moral dan etik dari kebudayaan.

3) Persekawanan yang tetap makin berkembang.

Lebih lanjut Yusuf (2009: 11-13), memaparkan karakteristik aspek-aspek perkembangan remaja sebagai berikut:

a. Aspek Fisik

Secara fisik masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual. Remaja pria mengalami pertumbuhan pada organ tertis, penis, pembuluh mani dan kelenjar prostat. Sementara remaja putri ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina, dan ovarium.

b. Aspek Intelektual (kognitif)

Tahap ini ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak (seperti memecahkan masalah), kemampuan berpikir abstrak (seperti memecahkan masalah persamaan aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal

(43)

28

dirinya, orang lain dan masyarakat, dan logis (seperti penyusunan rencana untuk memcahkan masalah)

c. Aspek Emosi

Pertumbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau perasaan- perasaan baru yang belum dialami sebelumnya: cinta, rindu, dan keinginan.

d. Aspek Sosial

Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya. Masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap conformity yaitu kecenderungan untuk meniru, mengikuti opini atau pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain.

e. Aspek Kepribadian

Masa remaja merupakan saat perkebangan self-identify (kesadaran atau identitas atau jati diri).

f. Kesadaran Beragama

Kematangan remaja belum sempurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal.Pendapat ini menunjukkan tentang pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama bersumber dari agama.

Berdasarkan uraian di atas remaja merupakan masa yang tepat dalam mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan potensi dan melakukan kegiatan positif adalah ekstrakulikuler. Dalam menentukan pilihan dalam kegiatan ekstrakulikuler

(44)

29

biasanya remaja dilandasi oleh rasa tertarik dan keingintahuan tentang olahraga untuk pengembangan bakat.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa judul penelitian yang dijadikan peneliti untuk relevansi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Edo Dwi Nurcahyo (2016) yang berjudul

“Pengembangan Model Latihan Shooting Pada Olahraga Sepak Bola”. Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan model latihan shooting sepak bola. Selain itu, penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk memperoleh informasih secara mendalam tentang pengembangan dan penerapan model latihan shooting dan mengetahui efektivitas, efisiensi dan daya tarik hasil pengembangan ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research & Development) dari Borg dan Gall. Hasil penelitian menunjukan uji ahli media menyatakan media yang dikembangakn layak dengan persentase 85%, ahli materi menyatakan sangat layak dengan persentase 92,5 %. Dengan demikian disimpulkan Pengembangan Model Latihan Shooting Pada Olahraga Sepak Bola layak digunakan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Samian (2011) dengan judul Pengembangan model pembelajaran sepak bola empat gawang dalam Penjasorkes melalui kajian lahan atau kebun kosong bagi siswa kelas V SD Negeri 2 Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara 2010/2011. Peneliti ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk berupa model pengembangan

(45)

30

pembelajaran sepak bola empat gawang bagi siswa kelas V Sekolah Dasar dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Dari hasil ujicoba diperoleh data evaluasi ahli, satu ahli penjas diperoleh hasil 84%

(baik), ahli pembelajarn I di peoleh hasil 80% (baik) dah ahli pembelajaran II di peroleh hasil 97% (sangat baik) .Data uji skala kecil hasil kusioner siswa diperoleh hasil jawaban 90,33% (sangat baik). Data hasil uji lapangan diperoleh hasil 93,44% (sangat baik) Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dan pengembangan sepak bola empat gawang dapat digunakan bagi siswa kelas V SD Negeri 2 Krasak Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara . Berdasarkan hasil penelitian di atas, diharapkan bagi guru Penjasorkes Sekolah Dasar untuk mengunakan produk model pembelajaran Sepak bola empat gawang ini pada siswa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tutu Hasanah (2015) dengan judul Pengaruh Bermain Sepak bola Empat Gawang Terhadap Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi Siswa Kelas V SD Negeri Giwangan Tegalturi Yogyakarta.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen dengan desain penelitian one group pretest-posttest design (membandingkan pretest dan posttest tanpa menggunakan kelompok kontrol). Instrumen yang digunakan yaitu test Multistage Fitness Test. Teknik pengumpulan data dimulai dari melakukan pretest kemudian pemberian treatment dan diakhiri dengan posttest. Teknik analisis data dilakukan dengan uji t sampel berpasangan dengan uji

(46)

31

normalitas sebagai prasyarat. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Giwangan menggunakan treatment bermain sepak bola empat gawang. Hasil tersebut dapat disimpulkan dari hasil beda rata-rata menggunkanan repaired t test dengan hasil yang menunjukkan nilai t hitung - 13.104 berada di luar daerah peneriamaan Ho yaitu -2.0555 – 2.0555 dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.025.

C. Kerangka Berpikir

Permainan sepak bola empat gawang merupakan salah satu model pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan materi sepak bola dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang ada pada peserta didik. Dalam model tersebut diharapkan benar-benar dapat memberikan keleluasaan para peserta didik untuk berekspresi dan mengembangkan kemampuan dengan penuh keceriaan dan semangat yang tinggi, dengan tidak meninggalkan penanaman sikap yang utuh. Aktivitas yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik tersebut diharapkan benar-benar dapat membentuk karakter peserta didik, antara lain: jujur, peduli, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, dan rasa senang melakukan permainan tersebut yang berdampak menjadi terampil, sehat, dan bugar. Dengan demikian maka peserta didik memiliki pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis secara baik.

(47)

32

Gambar 5. Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teroi dan permasalahan dalam penelitian ini maka pertanyan peelitian yang diajukan adalah Bagaimana pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII ?

Kelas VII

permainan sepakbola dengan empat gawang

materi

pembelajaran sepak bola melalui permainan sepakbola dengan empat gawang pembelajaran

sepak bola

(48)

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Disebut pengembangan berbasis penelitian (research-based development). Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013:

407), metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan mengkaji keefektifan produk tersebut.

Lain halnya, untuk menghasilkan produk tertentu diperlukan analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Berdasarkan pendapat Sukamdi (2013: 77), tujuan dari penelitian pengembangan yaitu, untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan serta perubahan sebagai fungsi waktu. Berdasarkan uraian diatas metode penelitian pengembangan ini adalah salah satu wadah yang menghasilkan sebuah produk baru, kemudian produk tersebut diuji untuk mengetahui kelayakannya oleh para ahli, sehingga menghasilkan produk yang diharapkan.

B. Perencanaan Dan Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian ini mengadaptasi model penelitian Sugiyono.

Sugiyono (2017: 298) menyatakan bahwa, langkah-langkah penelitian pengembangan dapat dijelaskan melalui bagan berikut :

(49)

34

Gambar 6. Langkah-Langkah Pengambangan Sumber : Sugiyono, (2017: 298)

Penelitian pengembangan ini secara prosedur melewati beberapa tahap, seperti yang telah dijelaskan oleh Sugiyono (2017: 298). Pada penelitian ini tahapan pengembangan hanya sampai tahap ke 10, yaitu:

1. Identifikasi Potensi dan Masalah

Dalam penelitian ini penulis melihat potensi yang dilihat dari persoalan yang dihadapi dalam penelitian ini. Pada tahap ini peneliti ingin melakukan ifentifikasi masalah mengenai materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola siswa Kelas VII.

2. Pengumpulan data

Dalam tahap ini peneliti perlu melakukan pengumpulan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pelaksanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah. Tahap ini dilakukan oleh peneliti dengan melakukan observasi dan wawancara guru yang ada di SMP N 1 Pracimantoro.

Potensi dan Masalah Sugiyono.

(2017).

Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D.

Bandung.

Alfabeta.

Pengumpulan Data

Uji Coba Produk

Desain Produk

Produk Maksimal Revisi Produk

Revisi Desain

Uji Pemakaian

Validasi Desain

(50)

35 3. Desain Produk

Setelah mengumpulkan informasi dari masalah-masalah yang ada di lapangan, peneliti merancang desain produk yang sesuai dengan potensi dan masalah yang ada. Selanjutnya adalah desain produk, Dalam hal ini desain produk adalah materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII.

4. Validasai Desain

Setelah tahap desain produk selesai maka selanjutnya dilakukan uji validasi desain pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII, yang akan dikembangkan, akan dinilai, dan diberi masukan oleh para pelatih yang nantinya menggunakan produk ini. Validasi produk dilaukan oleh ahli materi yaitu Dr.

Nurhadi Santoso, S.Pd, M.Pd. Selain itu juga dilakukan validasi ahli pembelajaran oleh bapak Purwanto, S.Pd selaku guru PJOK.

5. Revisian Desain

Setelah desain produk divalidasi oleh Dr. Nurhadi Santoso, S.Pd, M.Pd selaku ahli materi dan bapak Purwanto, S.Pd selaku guru PJOK, dapat diketahui kelemahan dari desain pengembangan tersebut, dan Kelemahan tersebut akan direvisi menjadi lebih baik lagi.

6. Uji Coba Produk

Peneliti melakukan uji coba, yang mana bertujuan untuk memperoleh data untuk menetapkan kualitas produk. Data yang diperoleh dari uji coba ini digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan modifikasi

(51)

36

sepak bola dengan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII.. Uji coba dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa yang kemudian keduan memberi tanggapan dari hasil uji coba modifikasi permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa SMP N 1 Pracimantoro.

7. Revisi Produk

Revisi ini dilakukan pada tahap akhir dan menjadi penyempurnaan pada pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII Hasil ini menjadi kesimpulan apakah produk yang dikembangkan layak atau tidak untuk digunakan.

8. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakain dilakukan kepada siswa dalam materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII Uji coba pemakaian ini dilakukan setelah produk mendapatkan revisi produk dari hasil uji coba. Dalam uji coba dalam pemakaian ini dilakukan diberikan penilaian, hasil uji peakaian digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII yang merupakan produk akhir dalam penelitian ini.

(52)

37 9. Produk Akhir

Produk Akhir dari penelitian ini adalah yang telah mendapat validasi oleh para ahli dan yang telah diuji cobakan kepada para siswa. Hasil dari desain yang dilakukan adalah pengembangan pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang bagi siswa Kelas VII..

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dignakan dalam penelitian ini adalah lembar angket untuk mengetahui validasi ahli dan uji coba. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013:

142), angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Koesioner yang digunakan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Daftar Pernyataan Validasi Ahli Materi

No Aspek yang dinailai SS S KS TS

1 Modifikasi yang dikembangkan sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik SMP Kelas VII

2 modifikasi permainan sepak bola dengan empat gawang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran

3 Modifikasi yang dikembangkan mudah dibuat dan dipakai oleh peserta didik kelas VII

4 Modifikasi yang dikembangkan aman digunakan untuk peserta didik Kelas VII

6

modifikasi permainan sepak bola dengan empat gawang dapat meningkatkan ketrampilan bermaian sepak bola

7

pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang mebingkatkan ketrampilan bermaian sepak bola

8 Modifikasi permainan sepak bola dengan empat gawang sangat cocok untuk materi sepak bola

(53)

38

Tabel 2. Daftar Pernyataan Validasi Guru PJOK

No Aspek yang dinailai Penilaian

SS S KS TS 1

Pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan empat gawang sesuai dengan karakteristik peserta didik SMP kelas VII

2

Pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan empat gawang sesuai dengan materi pembelajaran sepak bola

3

Pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan empat gawang sesuai dengan RPP pembelajaran sepak bola

4

Modifikasi pengembangan permainan sepak bola dengan empat gawang mudah dan menarik untuk siswa

5

Pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang mampu meningkatkan ketrampilan bermaian sepak bola siswa

6

Peraturan pengembangan materi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang mudah dimengerti siswa

7

Pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang meningkatkan motivasi anak dalam pembelajaran

8 Membantu siswa untuk mencapai hasil belajar sepak bola yang baik

9 Modifikasi permainan yang dikembangkan aman digunakan bagi peserta didik

10

Media yang digunakan untuk membuat permainan sepak bola dengan empat gawang mudah di dapat

(54)

39

Tabel 3. Daftar Pernyataan Uji coba Siswa

No Aspek yang dinailai Penilaian

Ya Tidak

1 Pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang sangat menarik

2 pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang membuat saya lebih aktif

3 pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan

4 Peraturan pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang tidak sulit dan mudah dipahami.

5 Pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang mampu melatih kemampuan fisik 6 Pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola

dengan empat gawang mampu meningkatkan ketrampilan bermaian sepak bola

7 pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang membuat saya lebih termotivasi dalam pembelajaran

8 Pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang aman dimainkan

9 Modifikasi pembelajaran sepak bola melalui permainan sepak bola dengan empat gawang mudah dibuat.

(55)

40 D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan. Teknik dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa kualitatif yang bersifat penilian berupa saran dan masukan dari ahli, serta kuantitatif yang bersifat penilaian menggunakan angka. Efriyanto Dwi Nugraha (2017: 28). Rumus perhitungan kelayakan Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013: 559) adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan data selanjutya dibuat dalam bentuk presentase dengan dikalikan 100%. Setelah diperoleh dengan rumus tersebut, selanjutnya kelayakan buku pintar dalam penelitian pengembangan ini digolongkan dalam empat kategori kelayakan dengan menggunakan Skala berikut :

Tabel 4. Kategori Kelayakan

No Skor dalam Persentase Kategori Kelayakan

1 < 40% Tidak Baik/Tidak Layak

2 40% - 55% Kurang Baik/Kurang Layak

3 56% - 75% Cukup Baik/Cukup Layak

4 76% - 100% Baik/Layak

Sumber : Arikunto (2006: 210)

Angket yang digunakan dalam penilitian adalah angket penilaian atau tanggapan dalam bentuk jawaban dan keterangan penilaian, yaitu:

1. Tidak baik/Tidak layak 2. Kurang baik/Kurak layak 3. Cukup baik/Cukup layak 4. Baik/Layak

Keterangan :

SH : Skor Hitung

SK : Skor Kriteria/ Skor Ideal

Referensi

Dokumen terkait

Modul Pelatihan ICT – Wordpress Free Blogging Tutorial– M Mursyid PW 2010 5 Setelah link aktivasi anda klik akan tampil seperti gambar di bawah.. Akun anda kini

Di sisi lain, di negara berkembang, terutama di daerah pedesaan, masalah yang dialami oleh masyarakat adalah akses listrik masih kurang dari 70 persen, oleh karena itu

Surat Pernyataan yang menyebutkan perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan kegiatan

Hasil yang diharapkan dari Bimtek KTI bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Sekolah Dasar yaitu meningkatkan kompetensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) tentang Kebijakan

Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan atau gangguan massal

Penerapan konsep Bandung tempo dulu pada foodmarket adalah dengan menerapkan konsep bangunan tempo dulu seperti bentuk yang geometris, layout yang linear dan material yang

Hasil uji reliabilitas angket dari variabel kemampuan manajerial kepala sekolah, disiplin kerja guru dan kinerja mengajar guru dapat diketahui bahwa angket dalam

kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2013 (Kurtilas). Pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada semester genap tahun pelajaran 2016-2017. Alasan memilih siswa kelas