• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estimasi Nasional Infeksi HIV pada orang dewasa Indonesia 2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Estimasi Nasional Infeksi HIV pada orang dewasa Indonesia 2002"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Lapo ran ke giatan e stimasi po pulasi raw an te rinfe ksi HIV

Estimasi Nasional

Infe ksi HIV pada Orang

De wasa Indone sia

Tahun 2 0 0 2

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

2 0 0 3

616.979 2 Ind

(2)

616.979 2

Ind

e

Catalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI

Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal

Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan.

Estimasi Nasional Infeksi HIV pada orang dewasa

Indonesia 2002. --Jakarta . Departemen Kesehatan

2003

(3)

Estimasi Nasio nal

Infe ksi HIV pada Orang

De w asa Indo ne sia

Tahun 2 0 0 2

Lapo ran Ke giatan Estimasi Po pulasi Raw an Te rinfe ksi HIV

De parte me n Ke se hatan Re publik Indo ne sia

Dire kto rat Je nde ral Pe mbe rantasan Pe nyakit Me nular

Dan Pe nye hatan Lingkungan

2 0 0 3

B

A K

T

IH U S AD

(4)

Dam pak bur uk vir us AIDS tetap m en ggugah kesadar an kita un tuk m elakukan pen cegah an

penularan yang lebih besar. Banyak pelajaran yang telah diperoleh untuk m elakukan pencegahan yang

efektif, tetapi kita m asih m enghadapi banyak kesulitan untuk m elakukan intervensi yang terarah. Selam a

in i Depkes RI secara rutin m elakukan serosurvei H IV terutam a ditujukan pada sub populasi berisiko

tinggi. Akan tetapi hasil serosurvei ini tidak dapat m encerm inkan besarnya m asalah HIV di m asyarakat.

Selain itu, beberapa sub populasi tertentu sangat sulit dijangkau dan m asih adanya stigm a di m asyarakat

ten tan g H IV/ AIDS m en yebabkan ban yakn ya kasus yan g tidak m un gkin terhitun g. H al lain adalah sub

populasi berperilaku risiko tin ggi tidak m un gkin disen sus secara keseluruhan .

Menyadari hal-hal di atas, salah satu cara m endapatkan inform asi yang dapat dilakukan adalah

m elakukan estim asi den gan m em an faatkan berbagai sum ber data yan g ada dan m en golahn ya. Maka

pad a tah u n 20 0 2 d ilaku kan su atu Estim asi Nasion al In feksi H IV pad a Or an g Dewasa In d on esia.

Pelaksan aan estim asi in i m erupakan suatu lan gkah m aju dim an a kita dapat m em perkirakan besarn ya

beban m asalah yan g akan dih adapi di m asa m en datan g. H asil estim asi dapat dim an faatkan un tuk

pen gem ban gan kebijakan dan program pen an ggulan gan H IV/ AIDS selan jutn ya.

Kam i m en yam paikan pen gh argaan yan g setin ggi-tin ggin ya pada segen ap pih ak baik secara

per or an gan m aupun secar a kelem bagaan , yan g telah ber par tisipasi pada pelaksan aan Per tem uan

Estim asi tersebut, pen yusun an , pen yem purn aan dan pen erbitan buku in i. Terlebih lagi pelaksan aan

estim asi ini m erupakan Glo b a l Be s t Pr a ct ice. Metode pelaksanaan estim asi ini telah dijadikan contoh oleh beberapa n egara.

Sem oga Estim asi Nasional Infeksi HIV pada Orang Dewasa Indonesia 20 0 2 ini berm anfaat bagi

seluruh pem baca terutam a bagi institusi-institusi yang berhubungan dalam penanggulangan HIV/ AIDS.

J akarta, 31 Maret 20 0 3

Men teri Kesehatan

Dr. Achm ad Sujudi

(5)

DAFTAR ISI

1 . LATAR BELAKANG

1

2 . PROSES

3

3 . METODE

5

Metodologi Um um

Pem ilihan Kelom pok Terpapar

4 . PENYALAHGUNAAN NAPZA SUNTIK

7

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Metode Estim asi IDU 1 : Multiplier-n ya Men ggun akan Napza Terdaftar Metode Estim asi IDU 2 : Estim asi Berdasarkan Pada Distribusi Pen duduk Metode Estim asi IDU 3 : Multiplier Men ggun akan Data Tan gkapan Napza Estim asi Pada Lem baran Kerja Program Excel

Kelem ahan

Estim asi Prevalen s H IV

5 . PASANGAN PENYALAHGUNA NAPZA SUNTIK

YANG TIDAK MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIK

1 3

Ken apa Kelom pok In i Terpilih?

Sum ber Data, Metode dan Keterbatasan Estim asi Prevalen s H IV

6 . WANITA PENJAJA SEKS

1 5

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Metode Estim asi Pen jaja Seks

7 . PELANGGAN WANITA PENJAJA SEKS

1 9

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Pelan ggan Wan ita Pen jual Seks, Metode Estim asi Kelem ahan

(6)

8 . PASANGAN TETAP PELANGGAN

DARI WANITA PENJAJA SEKS

2 3

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Pasan gan Tetap Pelan ggan : Metode Estim asi Kelem ahan

Estim asi Prevalen s H IV

9 . WARIA

2 5

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Metode Estim asi Waria 1 : Pem etaan dan Pen daftaran

Metode Estim asi Waria 2 : Dihitun g Berdasarkan Data Pelan ggan Estim asi Waria di Lem bar Kerja Estim asi Nasion al

Kelem ahan

Estim asi Prevalen s H IV

1 0 . PELANGGAN PRIA DARI WARIA PENJAJA SEKS

2 9

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Metode Estim asi Pelan ggan Waria 1 : Berasal Dari Estim asi Waria Metode Estim asi Pelan ggan Waria 2 : Berasal Dari Data SSP Kelem ahan

Estim asi Prevalen s H IV

1 1 . PASANGAN TETAP WARIA

3 1

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Pasan gan Tetap Waria, Metode Estim asi Kelem ahan

Estim asi Prevalen s H IV

1 2 . PRIA PENJAJA SEKS (PPS)

3 3

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

PPS : Metode Estim asi Kelem ahan

(7)

1 3 . PASANGAN WANITA DARI PPS

3 5

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Pasan gan Wan ita dari PPS : Metode Estim asi Kelem ahan

Estim asi Prevalen si H IV

1 4 . KELOMPOK LAIN DARI PRIA

BERHUBUNGAN SEKS DENGAN PRIA

3 7

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Metode Estim asi MSM Kelem ahan

Estim asi Prevalen s H IV

1 5 . NARAPIDANA

4 1

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

Narapidan a : Metode Estim asi Kelem ahan

Estim asi Prevalen s H IV

1 6 . ANAK JALANAN

4 3

Ken apa Kelom pok In i Terpilih? Sum ber Data

An ak J alan an : Metode Estim asi Kelem ahan

Estim asi Prevalen s H IV

(8)

1

H in gga t a h u n 19 8 8 , s e m u a d a t a

surveilan s H IV di In don esia m en gin dikasikan

bah wa pr evalen s H IV m asih san gat r en d ah .

Dr . J am es Ch in p er n ah m em bu at est im asi

pr evalen s H IV di In don esia tah un 1997 atas

pr oyek USAID ber d asar kan d ata H IV/ AIDS

yang tersedia sejak tahun 198 8 . J um lah orang

d en gan H IV h asil estim asi ter sebu t sebesar

antara 20 .0 0 0 – 50 .0 0 0 . Selam a tahun 1993 –

19 9 4 , Dr . Lin n a n , seor a n g kon su lt a n d a r i

U S AI D , m e m b u a t e s t i m a s i d e n g a n

m en ggun akan m odel IWGAIDS berdasarkan

data tahun 1994. Setelah diskusi yang panjang

den gan para ahli, tim m em buat tiga sken ario

t en t an g est im asi ju m lah H IV d i In d on esia

h in gga t a h u n 2 0 0 0 . Ya n g p er t a m a a d a la h

estim asi sken ar io r en dah . Pada kategor i in i,

jumlah pengidap HIV sebesar 20 .0 0 0 – 50 .0 0 0 .

Yan g kedua adalah estim asi scen ario sedan g

d im a n a d ip er ca ya a d a seb a n ya k 3 0 0 .0 0 0

LATAR BELAKANG

1”Report on the STI, H IV an d AIDS epidem iology an d Con sen sus on H IV Case Estim ation of In don esia in the Year 20 0 1. Departem en Kesehatan , Ditjen P2M PL, J akarta, 20 0 2.

– 50 0 .0 0 0 kasus H IV. Sedan gkan yan g ketiga

adalah estim asi skenario tinggi dengan jum lah

estim asi sebesar 2 – 2,5 juta pen gidap H IV.

UNAIDS/ WH O kem u d ian m en gem ban gkan

estim asi prevalens H IVsebesar 26.0 0 0 hingga

akh ir 19 9 8 . Oleh kar en a ket er bat asan d at a

hingga tahun 1999, jumlah di atas diperkirakan

menjadi 2 kali pada akhir tahun 20 0 0 . Estimasi

ini telah disetujui oleh Departem en Kesehatan

RI yan g kem udian dipublikasikan pada J un i

20 0 0 d i Lap or an Global AIDS. Pad a t ah u n

20 0 1, Dep ar t em en Keseh at an d iban t u oleh

WHO melakukan estimasi ulang. Hasil estimasi

tersebut m en un jukkan total jum lah estim asi

or an g d en gan H IV/ AIDS sebesar 8 0 .0 0 0 –

12 0 .0 0 0 . An gka in i d ip er oleh d a r i ju m la h

p en yalah gu n a n ap za su n tik sebesar 62.50 0

orang, WPS dan pelanggannya sebesar 30 .0 0 0

or an g d an p op u lasi u m u m (an t ar a 15 – 49

tahun ) sebesar 11.520 oran g.1

1

(9)

2

Un t u k m em p er oleh h a sil est im a si

tersebut, m aka dilakukan beberapa pertem uan

ya n g m e m b a h a s p e la k s a n a a n e s t im a s i.

Pertem uan persiapan pertam a dilakukan pada

t a n gga l 19 Agu s t u s 2 0 0 2 . Per t em u a n in i

m em bicarakan persiapan Pertem uan Tekn is

Est im asi Pop u lasi Rawan Ter t u lar H IV d i

In don esia tah un 20 0 2. Pada per tem uan in i

dihadiri dari berbagai institusi yaitu anggota Pokja

Surveilans (lihat lampiran 1). Pertemuan persiapan

kedua dilaksanakan pada tanggal 27 – 28 Agustus

20 0 2 d i H otel Acacia. Dalam per tem u an in i

set iap p eser t a m em bawa d at a awal. Dalam

pelaksanaan pertemuan tersebut peserta dibagi

m e n j a d i b e b e r a p a k e l o m p o k y a n g

m en diskusikan m etode pelaksan aan estim asi

m en u r u t su b p op u lasi r awan H IV. Peser t a

pertem uan berasal dari berbagai sektor baik

pemerintahan maupun LSM (lihat Lampiran 2).

Pada pertem uan Surveilans H IV untuk Kepala

Su b d in P 2 Din a s Keseh a t a n P r op in si

se-Indonesia pada tanggal 2 – 5 Septem ber 20 0 2

di Bandung dan Pertem uan KPA dan KPAD

se-Indonesia di J akarta disisipkan Materi Estimasi.

P a d a ke s e m p a t a n it u h a s il d is ku s i p a d a

p er tem u an estim asi ked u a d ip r esen tasikan .

PROSES

3

Prose s

Sem ua peserta pada kedua pertem uan di atas

d im in t akan u n t u k m em ber ikan u su lan d an

masukan guna kesempurnaan metode dan hasil

estim asi.

Pertemuan persiapan estimasi ketiga dilakukan

pada 11 Septem ber 20 0 2 di Ditjen PPM & PL

guna pemutahiran data dalam rangka persiapan

Lokakarya Estim asi J um lah Populasi Rawan

HIV di Indonesia tahun 20 0 2. Pada pertem uan

ini diikuti peserta sebagaimana terlampir dalam

Lam piran 3. Selan jutn ya pada tan ggal 13 – 14

September 20 0 2 dilakukan Lokakarya Estimasi

J umlah Populasi Rawan HIV di Indonesia tahun

20 0 2 d i H otel Bu m i Wiyata. Per tem u an in i

dih adir i oleh peser ta dar i dalam n eger i juga

beberapa ahli in tern asion al sebagai fasilitator

dari WH O Searo, UNAID Gen eva, UN Them e

Group, UNICEF, UNFPA, USAID, AusAID dan

East-West Cen tre H awai (Daftar peserta lihat

Lam piran 4). Pada pertem uan in i dih asilkan

estimasi jumlah populasi rawan HIV yang lebih

a k u r a t d a n a d a n ya k e s e p a k a t a n ju m la h

p en d u d u k r a wa n H I V ya n g a ka n m en ja d i

m a su ka n p a d a p en yu su n a n keb ija ksa n a a n

(10)

3

METODE

Me to do lo gi umum

Indonesia yang terdiri dari lebih 13.0 0 0

p u lau m em p u n yai ban yak ad at istiad at d an

kebiasaan yan g berbeda. Di beberapa daerah

perilaku seksual dan konsum si obat berbahaya

dipen garuhi oleh kultur, ekon om i, agam a dan

letak geografis. Hal ini berpengaruh pula kepada

e p id e m i H I V ya n g m e n ye b a r d i s e lu r u h

k a wa s a n . Se la in it u , I n d o n e s ia s e d a n g

m elaksan akan pr oses d esen tr alisasi d im an a

daerah m engam bil keputusan sendiri di dalam

pelayanan kesehatan termasuk penanggulangan

H IV/ AIDS. Sehingga perlu dilakukan estim asi

ya n g d ikem b a n gka n sen d ir i oleh p r op in si.

Untuk m em perkirakan besarnya m asalah H IV

di su atu daer ah , per lu adan ya su atu m etode

estim asi yan g dapat m en ggam bar kan situasi

spesifik d aer ah ter sebu t. Seh in gga n an tin ya

akan diperoleh suatu estimasi di tingkat nasional

yang juga menggambarkan struktur masyarakat

negara tersebut. Data di dalam laporan ini adalah

kelompok-kelompok yang berisiko tertular HIV

yan g m en jadi kelom pok yan g akan diestim asi

di tingkat propinsi dan tingkat nasional. Untuk

keperluan estim asi H IV pada kesem patan in i,

telah digunakan data sensus 20 0 0 per propinsi

b a ik p en d u d u k d esa m a u p u n kot a d en ga n

k e lo m p o k u m u r a n t a r a 15 – 4 9 t a h u n .

Pelaksan aan estim asi in i m em perhatikan laju

p e r t u m b u h a n d a n s t r u k t u r p e n d u d u k .

Besarn ya kelom pok-kelom pok yan g poten sial

t er p a p a r H I V a ka n d iest im a sika n seca r a

t e r p is a h u n t u k s e t ia p p r o p in s i, d e n ga n

memperhatikan komposisi jenis kelamin untuk

setiap kategor i papar an (exposu r e). Setiap

kelompok perlu diperhatikan apakah kelompok

ter sebut ter m asuk yan g ber esiko tin ggi atau

beresiko rendah. Untuk mengetahui hal tersebut

kita gun akan data yan g tersedia seperti data

dari hasil surveilans H IV atau hasil studi yang

telah dilakukan . Den gan dem ikian ada 4 jen is

kom b in a si ya n g d a p a t d isim p u lka n d a la m

m elakukan estim asi in i yaitu :

5

(11)

Estim asi populasi ren dah X estim asi prevalen s H IV tin ggi

Estim asi populasi tin ggi X estim asi prevalen s H IV ren dah

Estim asi populasi tin ggi X estim asi prevalens HIV tinggi

Es tim as i 2 Es tim as i 3 Es tim as i 4

Estim asi populasi ren dah X estim asi prevalen s H IV ren dah

Es tim a s i 1

6 Me t ode

Apabila telah dilakukan per h itun gan ,

prevalens HIV yang diestim asikan untuk setiap

pr opin si kem udian dim asukkan ke lem bar an

kerja program Excel. Sehin gga dapat dihitun g

estim asi prevalens HIV secara nasional dengan

m en jum lahkan an gka hasil setiap perhitun gan

dari sem ua propin si. Den gan dem ikian , n ilai

rata-rata dari keem pat estim asi tersebut dapat

kita peroleh un tuk setiap kelom pok populasi.

Kem udian untuk setiap propinsi, jum lah orang

yan g h idup den gan H IV pada setiap kategori

ter p ap ar d ap at d ih itu n g. Seh in gga estim asi

nasional dapat dijumlahkan dari angka estimasi

dari setiap propin si.

Pe milihan Ke lo mpo k

Te rpapar

Con t oh est im asi in feksi H IV d i at as

h a n ya m en gh it u n g wa n it a p en ja ja s eks ,

pelan ggan m er eka d an pen yalah gu n a n apza

sun tik sebagai populasi khusus yan g dian ggap

p o t e n s i a l t e r p a p a r H I V. Ak a n t e t a p i

W H O/ U N AI D S t e la h m e m b u a t e s t im a s i

terhadap pasien IMS (Infeksi Menular Seksual).

Da la m d is k u s i a n t a r a b e b e r a p a in s t a n s i

pem er in tah d en gan beber apa LSM d i sin i d i

I n d o n e s ia , d a p a t d is a d a r i b a h wa fa k t o r

ke b e r a ga m a n p e n d u d u k I n d o n e s ia d a p a t

membuat berbagai macam sub populasi terpapar

tehadap HIV m elalui perilaku berisiko m ereka.

Seh in gga , d ip u t u ska n u n t u k m em b ed a ka n

est im a si u n t u k set ia p kelom p ok b er iku t :

· Pen yalahgun a n apza sun tik

· Pasangan penyalahguna napza suntik yang

tidak m en ggun akan n apza sun tik

· Wan ita pen jaja seks

· Pelan ggan wan ita pen jaja seks

· Istri dari pelan ggan wan ita pen jaja seks

· Pria pen jaja seks

· Pacar tetap wan ita dari pria pen jaja seks

· Waria

· Pelan ggan waria

· Pasan gan tetap pria dari waria

· Pria berhubun gan seks den gan pria

· Narapidan a

· An ak jalan an

Dap at d ilih at d en gan jelas bah wa kelom p ok

terpapar jauh lebih besar dari con toh estim asi

s e b e lu m t a h u n 2 0 0 2 . Ke p u t u s a n u n t u k

m em asukkan sem ua kelom pok di atas bukan

h an ya kar en a keter sed iaan d ata, tetap i ju ga

kar en a kein gin an un tuk m en dapat per h atian

yan g lebih besar terhadap pen yebaran H IV di

I n d o n e s ia . Se h in gga d ih a r a p k a n d e n ga n

m e m ila h - m ila h s e m u a k a t e go r i p a p a r a n

(exposure), para pengambil keputusan di tingkat

propinsi m aupun di tingkat pusat akan m enjadi

leb ih sa d a r a ka n ep id em i H IV ya n g b u ka n

seb a t a s p a d a kelom p ok-kelom p ok b er isiko

tin ggi saja.

Untuk selanjutnya, laporan ini akan menjelaskan

proses estim asi un tuk setiap kategori paparan .

Makalah ini juga akan mencatat beberapa

butir-b u t ir u m u m m et od ologi d a n ket er butir-b a t a sa n

(12)

Ke n a p a Ke lo m p o k In i

Te rpilih ?

Pen yalahgun aan n apza sun tik m en jadi

fen om en a yan g ber kem ban g bu kan h an ya d i

kota-kota besar saja tetapi juga di pedesaan di

I n d o n e s i a . P r e v a l e n s H I V d i a n t a r a

pen yalahgun a n apza sun tik telah dicatat pada

tingkat yang sangat tinggi di J akarta, J awa Barat,

J awa Timur dan Bali. Diyakini bahwa kelompok

in i sa n ga t m em p en ga r u h i ep id em i H IV d i

In don esia.

Ad a d u a m e t o d e ya n g d igu n a k a n u n t u k

m en gestim asi jum lah pen yalahgun a n apza per

propin si dan satu m etode lain digun akan pada

t in gkat n at ion al u n t u k m en gkon fir m asikan

besarn ya m asalah pada kedua m etode di atas.

Sumbe r Data

M e t o d e e s t im a s i ya n g d igu n a k a n

disesuaikan dengan data yang tersedia. Nam un

d em ikian secar a u m u m su m ber d ata ber asal

dari :

· Data penyalahguna obat per propinsi, 20 0 2

dari Departem en Sosial

· Data narapidana yang berhubungan dengan

n apza dari Departm en H an kam

· Data pen yitaan dan tan gkapan obat dar i

Badan Narkoba Nasion al (BNN)

Pe nyalahguna napza sunt ik 7

4

PENYALAHGUNA

NAPZA SUNTIK

· Data pen gobatan pen yalahgun a n apza di

J akarta dari BNN

· Da t a ju m la h ku n ju n ga n , p a sien ya n g

d iobat i, p r op or si p en yalah gu n a n ap za,

ju m lah yan g kam bu h (keban yakan d ar i

RSKO J akarta)

· Data pu sat pen gobatan keter gan tu n gan

n apza dan perilaku seksual dari Yayasan

H atihati, Bogor

· D a t a s u r ve i la n s p e r i la k u t e r h a d a p

pencarian pengobatan para penyalahguna

n apza di J akarta.

· Da t a su r veila n s H I V d a r i Dep a r t m en

Kesehatan

Me tode Estimasi IDU 1 :

Multiplie r-nya

Pe n y a la h gu n a Na p z a

Te rdaftar

Dep sos t elah m elaku kan p en d at aan

terhadap para pen yalahgun a n apza di tin gkat

Kabupaten / Kota, seh in gga diperoleh jum lah

penyalahguna napza pada tingkat propinsi dan

n asion al. Akan tetapi d ata ter sebu t d iyakin i

tidak len gkap dan tidak m em bedakan an tara

(13)

8 Pe nyalahguna napza sunt ik

penyalahguna napza suntik. Walaupun demikian

data ini m em beri gam baran terhadap besarnya

m asalah n apza pada tiap propin si.

Untuk keperluan estim asi ini, diputuskan data

D e p s o s in i m e n ja d i ”m u lt ip lie r ” u n t u k

m e n d a p a t k a n a n gk a e s t im a s i t e r h a d a p

pen yalahgun a n apza sun tik. BNN m em pun yai d a t a p en gob a t a n p a sien d a r i p u sa t -p u sa t

pen gobatan di J akarta. Nam un , data tersebut

m erupakan data kunjungan bukan data pasien,

sehingga dianggap adanya duplikasi yang tinggi.

Di RSKO J akar ta, d ata yan g ter sed ia ad alah

ju m la h ku n ju n ga n p en gob a t a n d a n ju m la h

p asien . Data in i m em ber i in d ikasi ter h ad ap

besarn ya tin gkat duplikasi sehin gga data BNN

dapat digun akan . Akan tetapi RSKO biasan ya

m elalukan detoksifikasi jangka pendek dim ana keban yakan pusat rehabilitasi m erawat pasien

berbulan-bulan. Sehingga kem ungkinan untuk

dirawat lebih dari satu kali akan lebih besar di

RSKO dari pada di pusat-pusat lain. Oleh karena

itu, data kunjungan pengobatan RSKO diperkecil

h in gga 4 6 p er sen u n t u k m en gga m b a r ka n

kunjungan pasien yang sebenarnya, sedangkan pusat-pusat han ya dikuran g hin gga 20 persen

saja.

Pen gh itun gan di atas dilakukan ber dasar kan d a t a t a h u n 19 9 9 u n t u k m em b er i est im a si

penyalahguna napza di J akarta pada tahun itu.

J umlah penyalahguna napza suntik untuk tahun

yan g sam a di RSKO adalah 57 persen . An gka

in i kit a a su m sika n sa m a p a d a p u sa t -p u sa t

rehabilitasi lainnya. Sehingga dapat diestim asi

pada tahun 1999 jum lah pen yalahgun a n apza di pusat-pusat rehabilitas di J akarta seban yak

3.465.

S u r ve i s u r ve i l a n s p e r i l a k u p a d a 4 0 0 penyalahguna napza suntik di J akarta dilakukan

oleh Un iversitas In don esia tah un 20 0 0 . Para

pen yalahgun a n apza sun tik itu ditan ya apakah

m ereka m encari pengobatan selam a satu tahun

ter akh ir . H an ya 9,1 per sen dar i m er eka yan g

mengatakan bahwa mereka mencari pengobatan

di pusat-pusat pen gobatan . In i berarti un tuk

setiap orang yang mencari pengobatan, ada lebih dari 9 oran g yan g tidak m en cari pen gobatan .

J ika m ultiplier ini digunakan terhadap estim asi

ju m la h p en ya la h gu n a n a p za ya n g m en ca r i

pengobatan di atas, kita akan dapatkan sebuah

an gka estim asi sebesar 38 .0 77 Pen yalah gun a

n apza di sekitar J akarta.

Akan tetapi, J akarta m erupakan kota yang luas

yan g kelilin gi oleh kota-kota lain yaitu Bogor,

Tanggerang dan Bekasi. RSKO m encatat bahwa

ad a 27 per sen pasien yan g d atan g ke RSKO ber asal d ar i Bot abek, J awa Bar at . Seh in gga

p er sen tasi in i h ar u s d iku r an gi d ar i estim asi

p e n ya la h gu n a n a p za d i J a k a r t a . De n ga n

dem ikian jum lah penyalahguna napza suntik di

J akarta adalah 27.796.

An gka in i dapat diban din gkan den gan an gka

yan g dim iliki oleh Depsos yan g un tuk J akarta

sebesar 3.217 oran g. Den gan kata lain , den gan

p r o s e s e s t i m a s i ya n g le b i h d i t e i l k i t a

m em p er oleh est im a si 8 ,6 ka li leb ih b esa r pen yalah gun a n apza sun tik yan g seben ar n ya

dari data Depsos. Karen a Depsos dapat akses

di lapan gan lebih besar di J akarta diban din g

den gan daerah lain dan pen dataan di daerah

lain lebih kom pleks m aka d ipu tu skan u n tu k

m en ggu n akan m u lt ip lier 8 u n t u k p r op in si lain n ya.

Mu ltiplier in i dapat digu n akan u n tu k sem u a

propin si dim an a data Depsos tersedia, den gan

p e n g e c u a l i a n t e r h a d a p p r o p i n s i ya n g m em p u n yai d aft ar d an p em et aan p op u lasi

sudah lengkap. Dimana pada tahun 20 0 2, hanya

Bali yan g m em iliki data yan g tersebut. Di lain

pih ak u n tu k pr opin si h asil pem ekar an tid ak

tersedia data penyalahguna napza yang berasal

(14)

Pe nya la hguna na pza sunt ik 9

la m a d a n b a r u s e s u a i d e n ga n d is t r ib u s i

p e n d u d u k ya n g b a r u . Se d a n gk a n h a s il

p e r h it u n ga n u n t u k Bo t a b e k d i a t a s ju ga

d im a su kka n kep a d a J a wa Ba r a t . Seh in gga ,

secara keseluruh an m etode in i m en gh asilkan

a n gk a e s t im a s i s e b e s a r 16 7. 0 0 0 u n t u k

pen yalahgun a n apza sun tik di seluruh n egara.

Me to de Estimasi IDU 2 :

Estimasi Be rdasarkan

Pada Distribusi

Pe nduduk

Met od e ked u a u n t u k m en gest im a si

ju m la h p en ya la h gu n a n a p za su n t ik t a n p a

m en ggun akan data Depsos. Cara in i dilakukan

den gan m en gh itun g pr evalen s Pen yalah gun a

n ap za su n t ik u n t u k set iap p r op in si. H al in i

didasari pada m asukan dari oran g-oran g yan g

b e k e r j a p a d a d a e r a h n a p z a ( p e k e r j a

pen guran gan dam pak (h arm reduction ), staf

pu sat r eh abilitasi, staf su r vilan s, akad em ik,

polisi dan BNN) dan juga pada data distribusi

pen duduk.

Semua sumber data yang tersedia menunjukkan

bah wa 90 p er sen d ar i p en yalah gu n a n ap za

sun tik tah un 20 0 2 adalah pr ia yan g ber usia

antara 15 – 30 tahun. Oleh karena itu populasi

pria an tara 15 – 30 tahun digun akan sebagai

denom inator untuk prevalensi estim asi. Ketika

oran g-oran g tersebut di atas ditan ya ten tan g

pengalaman mereka terhadap besarnya masalah

penyalahgunaan napza, mereka berkesimpulan

b a h wa e s t im a s i p e n ya la h gu n a n a p za d i

p er kot a a n d ib a gi m en ja d i t iga jen is ya it u

p r evalen s t in ggi, sed an g d an r en d ah . J u ga

d iit a n ya ka n m en gen a i est im a si h u b u n ga n

an tara prevalen s pen yalah gun a n apza sun tik

di daerah pedesaan dan perkotaan untuk setiap

kategori di atas. Dengan diskusi yang panjang,

ditarik kon sen sus sebagai berikut :

Ra s io p en ya la h gu n a n a p za s u n t ik a n t a r a

pedesaan dengan perkotaan akan m enjadi lebih

tin ggi di daerah prevalen s yan g tin ggi. Karen a

daerah den gan prevalen s tin ggi cen derun g di

daerah yang m em punyai infrasturkur yang baik

dan adan ya kom petisi dalam pen jualan n apza.

Infrastruktur yang baik dan kompetisi penjualan

n apza akan m en dor on g pen jualan obat lebih

m udah.

Dalam rangka memutuskan propinsi mana yang

m en jad i d igu n akan d alam kategor i in i, d ata

n ar apid an a yan g ter libat n apza per pr opin si

Rasio pengguna napza suntik antara pedesaan

dengan perkotaan akan m enjadi lebih tinggi di

daerah prevalen s yan g tin ggi. Karen a daerah

den gan prevalen s tin ggi cen derun g di daerah

yan g m em pun yai in frastruktur yan g baik dan

a d a n ya kom p et isi d a la m p en ju a la n n a p za .

I n fr a s t r u k t u r ya n g b a ik d a n k o m p e t is i

pen jualan n apza akan m en doron g pen jualan

obat lebih m udah.

Dalam rangka memutuskan propinsi mana yang

m en jadi digu n akan dalam kategor i in i, data

n ar apidan a yan g ter libat n apza per pr opin si

Tin ggi

P e rko ta a n P e d e s a a n

1/ 50 (2%) 1/ 150 (0 ,75%)

1/ 20 0 (0 ,5%) 1/ 10 0 0 (0 ,1%)

1/ 10 0 0 (0 ,1%) 1/ 50 0 0 (0 ,0 2%)

(15)

Pe nyalahguna napza sunt ik

10

dapat digunakan. J um lah narapidana napza di

suatu propinsi dibagi oleh jum lah pria m uda di

dalam propin si tersebut. Dari hasil pem bagian

t er sebu t , d ip er oleh “r at e kr im in al t er h ad ap

n ap za” Secar a r asion al, ap abila ju m lah r ate

tinggi, berarti jumlah penyalahguna napza suntik

juga relatif tin ggi. Sebalikn ya, apabila jum lah

rate rendah, m aka jum lah penyalahguna napza

su n t ik ju ga r en d ah . Seh in gga kit a m em bagi

pr opin si yan g ad a d i In d on esia m en jad i tiga

tingkatan rate, disesuaikan dengan rate kriminal,

yaitu tin ggi, sedan g dan ren dah.2

Populasi pria an tara 15 dan 30 tahun dihitun g

un tuk daerah perkotaan dan pedesaan un tuk

set ia p p r op in si ya n g d id a sa r ka n p a d a d a t a

sen sus. An gka prevalen s pen yalahgun a n apza

suntik yang ada terlam pir pada tabel kem udian

digunakan untuk kelompok ini menurut kategori

propin si apakah term asuk tin ggi, sedan g atau

ren dah . Seh in gga akan diperoleh jum lah pria

penyalahguna napza suntik. Kemudian 10 persen

d it am bah kan ke d alam an gka d i at as u n t u k

set ia p p r op in si m en gin ga t a d a n ya wa n it a

penyalahguna napza suntik sebesar 10 persen.

Sehingga akhirnya akan diperoleh angka sebesar

15 2 . 5 0 0 pen yalah gun a n apza sun tik secar a

n asion al.

Me to de Estimasi IDU 3 :

Multiplie r Me nggunakan

Data Tangkapan Napz a

Kedua metode di atas memberikan hasil estimasi

ya n g sa n ga t m ir ip . Tet a p i ked u a est im a si

t e r s e b u t m e n gh a s ilk a n e k s p e k t a s i ya n g

agak r en d ah d ar i peser ta yan g m em ber ikan

d ata. Sed an gkan m etod e yan g ketiga h an ya

m en gh asilkan est im asi n asion al d igu n akan

un tuk m en gkon firm asi apakah kedua m etode

d i at as m asu k d alam bat asan yan g bisa d i

percaya.

Estim asi yan g ketiga m en ggun akan data hasil

tan gkapan atau pu n sitaan n apza oleh BNN.

Angka tangkapan putaw tertinggi yang pernah

terakhir ini sebanyak 27 kg. Sedangkan estimasi

resm i yang ditangkap belum pernah ada. Drug

Enforcem ent Agency (DEA) AS, m engestim asi

bahwa han ya sekitar 3 persen dari obat gelap

yang beredar di masyarakat Amerika ditangkap

set ia p t a h u n n ya . Peser t a p er t em u a n d a r i

Hankam dan BNN berpendapat bahwa dengan

t ekn ologi kem am p u an ap ar at h u ku m yan g

m asih r en d ah , m aka In d on esia m en an gkap

napza jauh lebih rendah dengan tangkapan AS.

Te t a p i p e r lu d ip e r h a t ik a n ju ga b a h wa

kom pleksitas operasi perdan gan gan gelap di

Indonesia jauh lebih rendah dibanding dengan

AS seh in gga perbedaan an tara kedua n egara

tersebut tidak terlalu besar. Melihat hal tersebut

di atas, para peserta m em utuskan bahwa hasil

tan gkapan obat di In don esia sebesar 1/ 6 dari

hasil tangkapan di AS, dengan kata lain sebesar

0 ,5 p er sen ob a t ya n g m a su k ke In d on esia

b er h a sil d it a n gka p oleh a p a r a t kea m a n a n .

Dengan m enggunakan angka tangkapan putaw

tah un 1999, berarti putaw yan g diberedar di

Indonesia sebesar 5.40 0 ton atau 5,4 juta gram

setiap tah un n ya. Data dari pusat reh abilitasi

p en ya la h gu n a n a p za su n t ik m en u n ju kka n

bahwa para pem adat m en ggun akan 0 ,1 gram

p e r h a r i a t a u 3 6 ,5 gr a m s e t ia p t a h u n .

(16)

Pe nya la hguna na pza sunt ik 11

J ika kita membagi jumlah putaw yang ada setiap

tah u n d en gan ju m lah yan g d ikon su m si oleh

p en yalah gu n a n ap za, kita akan m em p er oleh

estim asi besesar 14 8 .0 0 0 orang penyalahguna

n apza sun tik di In don esia tah un 1999. An gka

ini berada antara angka yang dihasilkan kedua

estim asi yan g lain n ya.

Estimasi Pada Le mbaran

Ke rja Pada Pro gram

Exc e l

Du a m et od e ya n g p er t a m a d i a t a s

m e r u p a ka n m e t o d e ya n g in d e p e n d e n . Di

beberapa propinsi, hasil metode satu lebih tinggi

d a r ip a d a h a sil m et od e d u a . Seb a likn ya d i

propinsi lain, hasil metode dua yang lebih tinggi.

Pada lem baran kerja propinsi dibedakan antara

estim asi yan g tin ggi dan yan g ren dah . Un tuk

memilih estimasi yang tinggi, kita gunakan hasil

estimasi yang tinggi, tanpa melihat jenis metode

yang digunakan. Sebaliknya, untuk estimasi yang

ren dah, digun akan hasil estim asi yan g ren dah,

dari dua m etode tersebut. Oleh karena itu akan

d ip er oleh h asil est im asi n asion al d ar i yan g

ter en d ah ke yan g ter tin ggi sebesar 12 4 , 0 0 0

h in gga 19 6 , 0 0 0 . An gka in i lebih besar d ar i

angka yang diperoleh dari dua m etode pertam a

di atas.

Ke le mahan

Ket iga m et od e d i a t a s m em p u n ya i

keku r a n ga n a t a u ket er b a t a sa n . Pa d a ka su s

pertam a, data pengobatan penyalahguna napza

suntik tidak lengkap. J umlah orang yang diobati

k e m u n gk in a n le b ih b e s a r d a r ip a d a ya n g

diestim asikan dengan m enggunakan data yang

tersedia pada tahun dim ana dilakukan estim asi.

J um lah pengobatan yang lebih tinggi di J akarta

akan m em ber ikan h asil est im asi yan g lebih

tin ggi juga di tin gkat n asion al. Sehin gga akan

m em berikan angka m ultiplier yang tinggi pula

ya n g a ka n d igu n a ka n u n t u k m en gest im a si

p r op in si lain n ya. Di p ih ak lain keban yakan

peserta ahli n arkoba m en gan ggap bahwa satu

dari 50 laki-laki m uda m en gkon sum si n apza

su n t ik sa n ga t m a su k a ka l. Seh in gga h a sil

m etode in i ham pir sam a den gan hasil m etode

satu, yan g jauh lebih rin ci: -- bedan ya an tara

hasil dua m etode ini untuk DKI J akarta hanya

50 0 oran g, atau 2 persen .

Kelemahan yang paling besar dari metode kedua

adalah bahwa angka prevalens pangguna napza

sun tik un tuk daerah perkotaan dan pedesaan

dengan kategori tinggi, sedang dan rendah tidak

b er d a sa r ka n p a d a d a t a ya n g p a st i t et a p i

berdasarkan pada kon sesus oran g-oran g yan g

b e k e r j a b e r h u b u n g a n d e n g a n n a p z a .

Pada m etode ketiga, ada data tan gkapan obat,

akan tetapi kita tidak m em iliki data ten tan g

p r op or si ob a t ya n g t id a k t er t a n gka p . J ika

estim asi tan gkapan m elebihi dari an gka yan g

sesu n ggu h n ya, h al in i akan m em bu at h asil

est im a si p en ya la h gu n a n a p za su n t ik ya n g

r en dah . Sebalikn ya, jika estim asi tan gkapan

rendah, akan m enghasilkan jum lah yang besar.

Akan tetapi secara keseluruhan, kesam aan dari

ketiga m etode tersebut adalah m en in gkatkan

keyakin an bah wa est im asi t er sebu t ber ad a

dalam jalur yan g tepat.

Estimasi Pre vale ns HIV

Est im a si p r eva len s H I V d i a n t a r a

Penyalahguna napza suntik tersedia dari J akarta

dan J awa Barat (data tahun 20 0 2), Bali (data

tahun 20 0 1) dan Surabaya (data tahun 20 0 0 ).

Akan tetapi dari keem pat daerah tersebut tidak

t e r s e d ia d a t a d it in gk a t k a b u p a t e n / k o t a .

Seh in gga d ata d iper oleh d en gan m elaku kan

(17)

b e r h u b u n g a n s e k s d e n g a n s e s a m a

pen yalahgun a n apza sun tik.

Oleh karena tingginya prevalens HIV di antara

penyalahguna napza suntik, besar kemungkinan

pasangan seksual m ereka terpapar HIV. Selain

itu, m ereka juga m ungkin punya pasangan lain

sehingga pasangan penyalahguna napza suntik

ini dipandang berpeluang tinggi untuk tertular

H IV.

Sumbe r Data, Me to de

Dan Ke te rbatasan

Karena inform asi prim er tidak tersedia

un tuk kelom pok in i, m aka perh itun gan yan g

dilakukan berasal dari proporsi penyalahguna

napza suntik yang seksual aktif. Dari beberapa

pusat rehabilitasi menunjukkan bahwa proporsi

aktifitas seksual diantara pemadat ini bervariasi.

Yayasan Hati-hati di Bogor mengatakan jumlah

m ereka sebesar 76 persen. Selain itu dikatakan

bahwa kebanyakan para pemadat ini melakukan

5

PASANGAN

PENYALAHGUNA NAPZA SUNTIK

YANG TIDAK MENGGUNAKAN

NAPZA SUNTIK

Ke napa Ke lo mpo k Ini

Te rpilih ?

Ad a an ggap an bah wa p en yalah gu n a

n apza sun tik bukan m erupakan seksual aktif,

atau m eraka itu h an ya m elakukan h ubun gan

seks dengan sesama penyalahguna napza suntik.

Sehingga anggapan ini m em berikan kontribusi

ya n g kecil t er h a d a p ep id em i H I V m ela lu i

hubun gan seksual. Akan tetapi hal seperti itu

tidak terjadi di In don esia. Sekaran g in i n apza

suntik sudah m enjadi fenom ena di m asyarakat

Indonesia. Sebagian m asyarakat tertentu telah

m en ggun akan n apza dalam waktu yan g lam a

d e n ga n a n gga p a n u n t u k m e n in gk a t k a n

kem am puan seksual. Mem an g, data yan g ada

juga m enunjukkan bahwa penyalahguna napza

sun tik rata-rata lebih aktif dalam h al seksual

daripada orang m uda yang tidak m enggunakan

napza suntik. Selain itu, 90 persen penyalahguna

n ap za su n tik ad alah p r ia. In i ber ar ti bah wa

hanya sebagian kecil penyalahguna napza suntik

(18)

14 Pa sa nga n Pe nya la hguna Na pza Sunt ik Ya ng Tida k Me ngguna ka n Na pza Sunt ik

h u b u n ga n seks seca r a b er ga n t ia n d en ga n

pasan gan tidak tetapn ya lebih serin g daripada

dengan pasangan tetapnya. Karena hanya sedikit

d a t a ya n g a d a , m a ka t id a k m u n gkin u n t u k

menjawab kompleksitas estimasi baik di tingkat

p r o p in s i m a u p u n d i n a s io n a l. Se h in gga

d iasu m sikan bah wa r ata-r ata p en yalah gu n a

n apza sun tik yan g seksual aktif terhadap satu

pasan gan tetap sebesar 76 persen .

Estim asi ini tidak m em bedakan antara pria dan

w a n i t a . D a l a m k e n ya t a a n n ya , w a n i t a

penyalahguna napza suntik dianggap lebih aktif

s e ca r a s e k s u a l d i b a n d i n g d e n ga n p r i a

pen yalahgun a n apza sun tik. Tetapi wan ita in i

juga lebih besar kem un gkin an n ya m elakukan

h ubun gan seks den gan pria sesam e pem adat.

Sehingga, pria pasangan mereka sudah terhitung

di dalam estim asi pen yalahgun a n apza sun tik.

Masalah in i akan diperh atikan pada estim asi

t a h u n 2 0 0 3 m en d a t a n g a p a b ila d a t a p a d a

s u r v e i l a n s s u r v e y p e r i l a k u t e r s e d i a .

Est imasi Pre vale ns HIV

Untuk kelom pok ini, tidak ada tersedia

data. Laju prevalens HIV di antara penyalahguna

napza suntik dianggap sangat tinggi. Disamping

itu ada kem ungkinan terjadi reinfeksi di antara

m er eka . Seh in gga d ia n gga p b a h wa t in gka t

infektivitas H IV di antara penyalahguna napza

su n tik cu ku p tin ggi. Un tu k itu , diper kir akan

satu di an tara tiga pen yalahgun a n apza sun tik

(19)

6

WANITA PENJAJA SEKS

Ke napa Ke lo mpo k Ini

Te rpilih ?

Di I n d on esia , seb a ga im a n a n ega r a

-negara Asia lainnya, industri seks m em berikan

p e lu a n g a d a n ya h u b u n ga n s e k s d i lu a r

perkawin an secara khusus un tuk pria. Karen a

tingginya angka ganti-ganti pasangan dan angka

infeksi menular seksual (IMS), dapat dipastikan

bah wa kelom pok in i besar kem u n gkin an n ya

terpapar H IV, dan den gan dem ikian , m ereka

juga akan m en yebarkan n ya kepada pasan gan

m ereka.

Sumbe r Data

Su m b er d a t a u t a m a u n t u k wa n it a

penjaja seks berasal dari data Depsos yang dibagi

menurut propinsi. Selain itu, di beberapa daerah,

dim an a LSM telah ber jalan den gan baik dan

t ela h d ila ku ka n SSP, m em p u n ya i d a t a d a n

pem etaan in dustri seks den gan akurat. Din as

Pariwisata DKI J akarta juga m en cacah jum lah

wan ita yan g bekerja pada in dustri h iburan di

tem pat-tem pat seperti panti pijat, bar dan klab

m alam yan g m en yediakan jasa layan an seks.

Sum ber data yang digunakan untuk estim asi ini

adalah sebagai berikut :

Wa nit a Pe nj a j a Se ks 15

· Data Depsos untuk penjaja seks langsung

per propin si tahun 20 0 2

· Dinas Pariwisata DKI J akarta untuk wanita

yan g bekerja di in dustri hiburan

· Data Yayasan Ker ti Pr aja un tuk peker ja

seks di Den pasar dan San ur, Bali

Me to de Estimasi

Pe njaja Se ks

Data Depsos yang tersedia hanya untuk

p en jaja seks lan gsu n g d i lokalisasi m au p u n

r u m a h -r u m a h b or d il sa ja . An gka t er seb u t

adalah pen jaja seks kelas ren dah. Sedan gkan

untuk kelas tinggi yang biasanya beroperasi di

rum ah pribadi, hotel dan lain-lain serta wanita

penjaja seks (WPS) tidak langsung yang bekerja

d i kla b -kla b m a la m d a n p a n t i p ija t t id a k

ter m asu k dalam data Depsos ter sebu t. Oleh

karena itu diperlukan penyesuaian data Depsos

u n t u k m en gh it u n g p en jaja seks yan g t id ak

terdaftar.

Inform asi yang paling lengkap dari sem ua data

ya n g t er sed ia a d a la h d a t a d a r i Ba li ya n g

diperoleh dari Yayasan Kerti Praja. YKP

(20)

16 Wa nit a Pe nj a j a Se ks

dari sem ua kelas. YKP m en catat ada 10 62 PS

langsung. Sedangkan Depsos mendata sebanyak

671 PS kelas rendah. Sehingga estim asi Depsos

h ar u s d itam bah kan h in gga 58 p er sen u n tu k

m en capai estim asi yan g lebih besar un tuk PS

lan gsun g.

H al lain yan g pen tin g adalah m en gh itun g PS

tidak langsung. Data lain dari Bali m enunjukan

terdapat sebanyak 235 PS tidak langsung di Bali.

Sehingga angka PS langsung yang kelas rendah

dari Depsos h arus ditam bah kan seban yak 35

persen un tuk m en gh itun g PS tidak lan gsun g.

Data PS tid ak lan gsu n g ju ga ter sed ia u n tu k

J akarta yang berasal dari Dinas Pariwisata DKI

J akarta. Wan ita yan g bekerja in dustri hiburan

seperti di bar-bar, klab-klab m alam , karaoke,

panti pijat dan sauna di J akarta sebanyak 17.0 0 0

oran g. Akan tetapi tidak sem ua wan ita-wan ita

d i a t a s ju ga m e n ja ja k a n s e k s . Se wa k t u

pertem uan estim asi H IV berlan gsun g, seoran g

s t a f D i n a s P a r i w i s a t a D KI J a k a r t a

memperkirakan sebanyak 80 persen dari mereka

m en ju al jasa seks. Pr opor si in i h am pir sam a

d en gan tem u an SSP ter h ad ap PS d i J akar ta

Utara. Oleh karena itu jumlah PS tidak langsung

di J akarta adalah 13 .6 0 0 (17.0 0 0 x 0 ,8). J umlah

in i kem u d ian kit a ban d in gkan d en gan d at a

Depsos di J akarta untuk PS langsung yang kelas

ren dah seban yak 9.30 0 oran g. Perban din gan

in i m en gh asilkan ju m lah PS tid ak lan gsu n g

sebesar 1,46 kali jum lah PS langsung di J akarta.

An gka m ultiplier un tuk PS tidak lan gsun g in i

kem udian diban din gkan den gan data PS dari

Depsos yan g ber var iasi pada setiap pr opin si.

Dari kedua contoh di atas dapat kita lihat jumlah

PS tidak lan gsun g berada an tara 0 ,35 h in gga

1,46 kali PS langsung. Karena besar perbedaan

ked u a a n gka in i, m a ka d ip u t u ska n u n t u k

m en ggu n a ka n ked u a a n gka t er seb u t u n t u k

m en ghitun g estim asi ren dah dan tin ggi sem ua

jen is PS di setiap propin si.

S e ca ra rin gka s , la n gka h e s tim a s i d ia ta s

s e b a ga i b e riku t :

Es t i m a s i r e n d a h : Dat a d ar i Dep sos

ditam bah PS lan gsu n g yan g kelas tin ggi

d it a m b a h P S t id a k la n gs u n g d e n ga n

m en ggun akan m ultiplier Bali.

E s t i m a s i t i n g g i : Da t a d a r i Dep sos

ditam bah PS lan gsu n g yan g kelas tin ggi

d it a m b a h P S t id a k la n gs u n g d e n ga n

m e n g g u n a k a n m u l t i p l i e r J a k a r t a .

Karena ketiadaan data Depsos untuk propinsi

baru hasil pem ekaran, m aka estim asi propinsi

d ila ku ka n t er leb ih d a h u lu u n t u k p r op in si

sebelum dimekarkan, kemudian hasilnya dibagi

sesuai dengan distribusi penduduk untuk kedua

p r o p in s i t e r s e b u t s e t e la h d im e k a r k a n .

Dari hasil estim asi tersebut terdapat 19 3 .0 0 0

PS un tuk estim asi ren dah dan 2 73 . 0 0 0 PS

u n t u k e s t im a s i t in ggi s e ca r a n a s io n a l.

Ke le mahan

Data Depsos yang dipublikasikan tahun

20 0 2 h an ya sedikit ber beda dar i data tah un

1998 , yan g berarti kedua data tersebut bukan

m er u p a ka n d a t a t er kin i. Est im a si d i a t a s

berdasar pada penyalahgunaan m ultiplier yang

berasal dari hanya satu atau dua tem pat untuk

sem ua propinsi yang ada di Indonesia. Padahal

di J akarta sendiri industri seks sangat berbeda

a n t a r a sa t u loka si d en ga n loka si la in n ya .

Pada waktu estim asi dibuat, pem etaan industri

seks t ela h d ila ku ka n seh u b u n ga n d en ga n

adanya SSP di beberapa kota dan daerah transit

di 10 propin si. Sehin gga diharapkan data dari

kesep u lu h p r op in si in i a ka n m en yed ia ka n

multiplier yang lebih sesuai kebutuhan estimasi

(21)

17

Wa nit a Pe nj a j a Se ks

dan h asil estim asi un tuk kelom pok in i dapat

dilihat di lam piran .

Estimasi Pre vale ns HIV

Pertam a-tam a kita gun akan data H IV

dari hasil data sistem surveilans HIV yang ada.

Pa d a sa a t p r oses est im a si d ila ku ka n b u la n

Oktober 20 0 2, tidak ada surveilan s H IV un tuk

tah u n ter sebu t, seh in gga d ata yan g ter sed ia

adalah data lama. Di daerah yang telah dilakukan

studi khusus seperti Bali, data surveilans sudah

tidak m en ggam barkan situasi sekaran g in i. Di

pihak lain data surveilans yang dilaporkan Ditjen

PPM & PL kadang kadang m enghasilkan angka

p r eva len s H IV ya n g t in ggi ka r en a ka d a n

g-kadang surveilans yang dilakukan pada sam pel

yan g t id ak m em ad ai d ar i segi ju m lah . Oleh

kar en a itu estim asi pr evalen s H IV u n tu k PS

yan g d ilam p ir kan tid ak sesu ai d en gan d ata

(22)

7

PELANGGAN

WANITA PENJAJA SEKS

Ke napa Ke lo mpo k Ini

Te rpilih ?

Set iap PS p ast i m elayan i p elan ggan .

Negara seperti Indonesia dim ana epidem i H IV

berkem ban g den gan san gat cepat dan in dustri

seks t er d a p a t d im a n a -m a n a , p ela n gga n PS

m er u p a ka n kelom p ok ya n g sa n ga t r en t a n

tertular H IV.

Sumbe r Data

Sum ber data yan g palin g um um un tuk

p elan ggan PS ad alah su r vei yan g d ilaku kan

untuk pria pada populasi umum. Idealnya dalam

Survei Kesehatan dan Rum ah Tan gga (SKRT)

pria seharusnya ditanya apakah m ereka pernah

m em beli layanan seks dari PS dalam satu tahun

terakhir. Proporsi yan g m en gatakan “pern ah”

akan digun akan un tuk m ewakili pr ia dewasa

un tuk m en dapatkan total estim asi pelan ggan

PS.

Ak a n t e t a p i S KR T s e p e r t i i t u m a s i h

direncanakan untuk akhir tahun 20 0 2. Dengan

ketidakadaan survei in i, jum lah pelan ggan PS

d apat d iper oleh d en gan m elaku kan estim asi

dari jum lah PS. Dari hasil SSP yan g dilakukan ,

data yan g bisa kita gun akan un tuk keperluan

estim asi adalah sebagai berikut :

Pe langgan Wanit a PS,

Me to de Estimasi

Pada lembaran kerja yang lain di dalam

program excel dimasukkan data estimasi wanita

PS u n tu k sem u a p r op in si. Kem u d ian u n tu k

set iap p r op in si d im asu kkan d at a r at a-r at a

ju m la h p ela n gga n wa n it a P S p er m in ggu

(dilaporkan oleh WPS pada SSP) dan rata-rata

ju m la h ku n ju n ga n ke in d u st r i seks d a la m

setahun (dilaporkan pada SSP para pelanggan).

Kem u d ian d im asu kkan ju ga ju m lah m in ggu

yang digunakan untuk bekerja selam a setahun.

J ikalau t id ak ad a d at a yan g t er sed ia u n t u k

propin si terten tu, m aka data yan g digun akan

sebaiknya propinsi yang m em iliki karakteristik

yan g ham pir sam a.

Pe langgan Want a Pe njaja Se ks 19

· Estimasi propinsi terhadap jumlah wanita

PS\ dengan menggunakan metode di atas

· Data SSP di an tara wan ita PS lan gsun g

m aupun tidak lan gsun g dari 8 propin si

(tiga dari tahun 20 0 2, lim a dari tahun

20 0 0 )

· Data SSP terhadap pelan ggan PS di 8

propinsi (tiga dari tahun 20 0 2, lim a dari

(23)

Ke le mahan

Karena angka-angka di atas didasarkan

p a d a h a sil est im a si WP S, est im a si u n t u k

pelan ggan WPS juga m em pun yai kelem ah an

yan g sam a d en gan estim asi WPS. Selain itu

ju m lah ku n ju n gan ke PS p er p elan ggan p er

tahun agak ren dah di In don esia diban din gkan

den gan n egara-n egara Asia lain n ya. J ika

rata-r ata kun jun gan pelan ggan lebih serata-r in g m aka

jum lah estim asi pelan ggan akan m en jadi lebih

ren dah.

Dasar untuk estim asi ini adalah jum lah total PS

yan g telah d iestim asikan sebelu m n ya u n tu k

sem u a kategor i. J u m lah r ata-r ata pelan ggan

secar a keselu r u h an d ap at d igu n akan u n tu k

m endapatkan jum lah total. Akan tetapi jum lah

r a t a -r a t a kilen in i, ya n g m er u p a ka n ku n ci

in form asi dalam m etode estim asi in i, berbeda

antara PS langsung dan tidak langsung. Sehingga

est im asi yan g lebih t ep at d ap at d it er ap kan

dengan menggunakan rata-rata yang tepat untuk

setiap kategori PS.

2 0 Pe langgan Want a Pe njaja Se ks

J um lah WPS yang diestim asikan (rata-rata dari

est im a si t in ggi d a n r en d a h p a d a est im a si

sebelum nya) dikalikan dengan rata-rata jum lah

pelan ggan dalam sem in ggu. Kem udian an gka

in i d ika lika n la gi d en ga n r a t a -r a t a ju m la h

minggu kerja dalam setahun untuk memperoleh

ju m lah tr an saksi seks d i su atu p r op in si p er

tah u n . Kar en a ju m lah tr an saksi seks secar a

keselu r u h a n h a r u s sa m a u n t u k WP S d a n

p elan ggan , m aka ju m lah total tr an saksi p er

tahun dibagi dengan rata-rata jum lah transaksi

(ya it u ku n ju n ga n ke P S) ya n g d ila p or ka n

pelan ggan pertahun .

Metode in i m em berikan an gka un tuk estim asi

ren dah sebesar 6 , 9 ju ta dan un tuk estim asi

tin ggi 9 , 6 ju ta p elan ggan WPS setah u n d i

In don esia.

Pa d a t in gka t n a sion a l, est im a si p ela n gga n

an tar a 12 d an 17 per sen d ar i pr ia In d on esia

per n ah m en gu n ju n gi WPS setiap tah u n n ya.

An gka in i tergolon g tin ggi, n am un dem ikian

d ib a n d in gka n d en ga n n ega r a -n ega r a Asia

Ten ggar a lain n ya an gka in i tidak jauh beda.

Akan tetapi di tin gkat propin si estim asi un tuk

p e la n gga n i n i m e m p u n ya i k e le m a h a n .

Masyarakat Indonesia dikenal dengan mobilitas

ya n g t in ggi. Ba n ya k p en d u d u k t er m a su k

pelanggan WPS karena alasan pekerjaan harus

m en in gga lka n kelu a r ga . Seh in gga m er eka

berkesem patan m em beli jasa seks di in dustri

s eks , d im a n a in d u s t r i in i s a n ga t m u d a h

ditem ukan .

Cara pengestim asian kelom pok ini adalah data

jum lah pelanggan dim asukkan ke lem bar kerja

p r o gr a m E xce l. Kit a b u a t fo r m a t u n t u k

pen gestim asiaan in i den gan m en getik sem ua

pr opin si yan g ada. Kar en a data DKI J akar ta

kita miliki, sehingga kita awali dengan menaruh

a n gka t er seb u t p osisi DKI J a ka r t a . Ca r a

m ela ku ka n est im a si in i, sem u a p ela n gga n

d im a su kka n ke d a la m sp r ea d sh eet u n t u k

J akarta pada program Excel. Selanjutnya dapat

dihitun g jum lah pelan ggan PS m alalui jum lah

persen tase dari pria dewasa di J akarta. An gka

in i m en cerm in kan besarn ya m asalah in dustri

seks d i DKI J a ka r t a , t et a p i m em b er ika n

ga m b a r a n p e r i la k u ya n g m e n yi m p a n g

p e n d u d u k k o t a D KI J a k a r t a . P a d a h a l

P e n ya la h gu n a ja s a s e k s t e r s e b u t b u k a n

s e m u a n ya p e n gh u n i J a k a r t a t e t a p i ju ga

(24)

Estimasi Pre vale ns HIV

Kelom p ok yan g m ewakili p elan ggan

WPS kadan g-kadan g dim asukkan juga dalam

surveilan s H IV. Misaln ya data supir truk dan

n elayan yan g pern ah m en ggun akan jasa seks

ter sedia di beber apa pr opin si. Nam un un tuk

sekar an g in i, san gat sedikit sur veilan s un tuk

m ereka.

Pen gecu alian t er d ap at p ad a st u d i WPS d an

Nelayan yang baru-baru ini dilaksanakan di Bali.

Dari studi in i terun gkap bahwa prevalen s H IV

un tuk PS sebesar 7 persen , sedan gkan un tuk

n ela ya n seb esa r 0 ,7 p er sen . Su r veila n s in i

dilakukan pada nelayan tanpa m em perhatikan

apakah m ereka pernah m enggunakan jasa seks

atau tidak. Kar en a bagi or an g yan g m em beli

jasa seks m em punyai peluang yang lebih besar

un tuk terpapar H IV, seh in gga an gka tersebut

kem u n gkin an n ya akan lebih besar bila yan g

disurvei n elayan yan g m en jadi pelan ggan PS.

Tetapi karena hanya data ini yang tersedia, maka

d a t a t e r s e b u t a ka n kit a gu n a ka n u n t u k

m en gesitim asi prevalen s H IV un tuk kilen PS.

Seh in gga d a p a t d it a r ik kesim p u la n b a h wa

prevalens HIV untuk pelanggan adalah sebesar

1/ 10 dari prevalens HIV untuk WPS. Mengingat

probalilitas terken a H IV sebesar satu per 20 0

h ubun gan seks, m aka an gka 1/ 10 ter sebut di

atas dapat diterim a akal seh at karen a tin gkat

p en gobat an IMS m asih kecil u n t u k PS d an

pelan ggan .

2 1

(25)

8

PASANGAN TETAP

PELANGGAN DARI WPS

Ke napa Ke lo mpo k Ini

Te rpilih ?

Hanya sedikit negara yang secara khusus

m em asukkan pasan gan tetap pelan ggan WPS

ke dalam estim asi nasional. Hal ini disebabkan

ban yak n egara tidak m em asukkan pelan ggan

ini pada kelompok beresiko tinggi. Mereka lebih

cen d er u n g m en ggu n a ka n est im a si wa n it a

p elan ggan klin ik IMS, at au an gka p op u lasi

um um un tuk m en gestim asikan kelom pok in i.

Est im a si I n d on esia t id a k d id a sa r ka n p a d a

p er ilaku r isiko n am u n lebih m en gar ah p ad a

potensial terpaparnya terhadap H IV. Para istri

dar i pr ia yan g per n ah m em beli layan an seks

berpotensial untuk terpapar HIV bukan karena

perilaku m ereka tetapi m elalui perilaku suam i

m ereka. Den gan m em asukkan pasan gan tetap

para pelanggan WPS ini terpisah dari kelom pok

lain di dalam estim asi ber ar ti dar i fase awal,

ep id em i H I V d i I n d on es ia t id a k d ib a t a s i

terhadap in dividu yan g berisiko.

Sumbe r Data

Tidak ada data kh usus yan g ter sedia

m en gen ai p asan gan t et ap p elan ggan WPS.

Tetapi SSP yang dilakukan pada kelom pok pria

m en yin gkap kan bah wa sebagaian p r ia yan g

m em beli jasa seks d ar i WPS t er n yat a t elah

m enikah atau punya pasangan tetap. Pria yang

disurvei in i m erupakan pelan ggan WPS kelas

r en d ah d an tid ak m en cer m in kan pelan ggan

dari WPS tidak lan gsun g.

Pasangan Te tap

Pe langgan : Me to de

Estimasi

Pada lem bar an ker ja pr ogr am Excel,

data pr opor si pelan ggan yan g m en ikah atau

m em punyai pasangan tetap dim asukkan. Pria

yan g term asuk dalam SSP h an ya m erupakan

pelanggan WPS kelas rendah langsung. Proporsi

pria yang telah m enikah tadi yang berasal dari

(26)

Ke le mahan

Kar en a estim asi in i d id asar kan p ad a

estim asi pelan ggan , m aka kelem ahan estim asi

untuk kelom pok ini sam a dengan yang dim iliki

oleh estim asi pelanggan. Selain itu, estim asi ini

hanya m encerm inkan istri atau pasangan tetap

p r ia ya n g m em b eli ja sa seks sa ja , b u ka n

pasangan tetap lainnya yang mungkin juga dapat

terpapar H IV.

Estimasi Pre vale ns HIV

Tid a k a d a d a t a p r eva len s H IV ya n g

t e r s e d ia u n t u k ke lo m p o k in i. Kit a d a p a t

m e n ga n gga p b a h wa I M S p a d a p a s a n ga n

p elan ggan WPS lebih r en d ah d iban d in gkan

2 4 Pa sa nga n Te t a p Pe la ngga n Da ri WPS

SSP dimasukkan untuk mengestimasi pasangan

tetap dari pelanggan WPS kelas bawah. Apabila

data SSP tidak tersedia di suatu propinsi, m aka

data hasil SSP dari propinsi yang dianggap paling

sam a karateristikn ya dapat digun akan . Tidak

a d a d a t a ya n g t e r s e d ia m e n ge n a i s t a t u s

perkawinan para pelanggan WPS tidak langsung

kelas atas. Pria yan g m am pu m em bayar harga

lebih m ah al kem un gkin an besar ber asal dar i

kalangan ekonom i dan sosial yang tinggi. Dapat

diperkirakan bahwa kemungkinan besar mereka

juga telah menikah. Sehingga dapat diasumsikan

bahwa proporsi yan g sudah m en ikah m en jadi

lebih besar dalam mengestimasi pasangan tetap

p a r a p ela n gga n WP S t id a k la n gsu n g ya n g

berpoten sial terpapar H IV.

Dari hasil perhitungan terdapat jumlah istri dan

pasangan tetap pelanggan WSP untuk estim asi

ya n g r en d a h seb esa r 4 , 9 ju t a d a n u n t u k

est im asi yan g t in ggi sebesar 7, 3 ju t a yan g

b e r p o t e n s i t e r t u la r H I V s e t ia p t a h u n d i

In don esia.

den gan WPS, sehin gga kem un gkin an tertular

IMS juga lebih kecil un tuk pasan gan kien in i.

Akan tetapi, pelan ggan WPS yan g ter in feksi

IMS akan m elaku kan h u bu n gan seks yan g

berulang-ulang dengan pasangannya (jauh lebih

ban yak frekuen sin ya dari WPS). Oleh karen a

it u p en u lar an d ar i p elan ggan ke p asan gan

tetapn ya in i akan tin ggi juga. Sehin gga dapat

dianggap bahwa prevalens HIV untuk pasangan

pelan ggan WPS in i sebesar sepersepuluh dari

(27)

9

WARIA

Ke napa Ke lo mpo k Ini

Te rpilih ?

Waria yang juga menjual jasa seks sudah

la m a d ik e n a l d i m a s ya r a k a t I n d o n e s ia .

Kelom pok in i m em beri layan an seks oral dan

a n a l kep a d a b er b a ga i m a ca m p r ia , d im a n a

kebanyakan dari m ereka adalah heteroseksual.

Ada sebagian war ia tidak m en jual jasa seks.

Nam un banyak juga yang m elakukan “m ejeng”

sam bil m encari langganan (biasanya di pinggir

jalan atau tam an -tam an ) yan g diken al den gan

“waria m ejeng”. Kebanyakan waria m elakukan

an al seks bagi lan ggan an n ya. Nam u n d ar i

pengam atan, jum lah penyalahgunaan kondom

r elatif r en dah , seh in gga kelom pok in i san gat

ren tan terhadap H IV.

Sumbe r Data

Ada sejum lah sum ber data m en gen ai

waria di In don esia seperti Depsos. Sayan gn ya

data tersebut tidak membedakan “waria mejeng”

den gan “waria tidak m ejen g”. Nam un bila kita

Me to de Estimasi

Waria 1 : Pe me taan

Dan Pe ndaftaran

Organisasi waria dan gay Srikandi dan

Gaya Nusan tara m em pun yai data jum lah gay

di beberapa propinsi. Depsos juga m em punyai

beber ap a d at a war ia d i beber ap a p r op in si.

Karena m em ang tersedia, m aka kita m asukkan

an gka in i ke lem bar kerja Excel.

2 5

Waria

lih a t d a t a p em et a a n ya n g t er sed ia d a la m

beber apa kota, ju m lah war ia “m ejen g” yan g

d ih it u n g d i t em p at u m u m t id ak jau h bed a

diban din g den gan jum lah yan g didaftar oleh

Depsos.

SSP yang dilakukan terhadap waria di J akarta,

Surabaya dan Batam tahun 20 0 2 dan Bali tahun

2 0 0 0 m em b er ika n kit a in for m a si t en t a n g

p er ilaku r isiko m er eka. SSP bagi p r ia yan g

m en jadi pelan ggan WPS juga ditan ya apakah

m ereka pern ah m em beli jasa seks dalam satu

(28)

Me to de Estimasi Waria

2 : Pe me taan Dan

Pe ndaftaran

Di beberapa tem pat di m an a tidak ada

d a t a wa r ia , ju m la h wa r ia d a p a t d ih it u n g

berdasarkan jum lah pelan ggan .

Se b a ga im a n a d is e b u t ka n , d a t a SSP ya n g

dilakukan un tuk pria dapat dipakai un tuk juga

untuk keperluan estim asi kelom pok lain. Untuk

d a t a t er seb u t d a p a t kit a p er oleh in for m a si

ten tan g berapa besar proporsi pelan ggan pria

PS (PPS) yan g per n ah m en dapatkan layan an

jasa anal seks dari waria dari propinsi tertentu.

Pr opor si in i dapat digun akan un tuk estim asi

jum lah pelan ggan waria yan g m elakukan an al

seks. Data ini digunakan untuk estimasi rendah.

Waria yang diwawancarai dalam studi kualitatif

di J akarta, mengungkapkan bahwa mereka juga

m em punyai pelanggan yang khusus waria saja,

d an tid ak p er n ah ber h u bu n gan seks d en gan

WP S. H a l in i a ka n m en in gka t ka n ju m la h

p e l a n g g a n s e c a r a k e s e l u r u h a n . U n t u k

m en dapatkan estim asi tin ggi, kita tam bahkan

proporsi un tuk m en ghitun g jum lah pelan ggan

yan g tidak pern ah berh ubun gan seks den gan

WPS, t et a p i m em ilih p a sa n ga n wa r ia sa ja .

Sedangkan untuk mengetahui jumlah pelanggan

wa r ia ya n g sesu n ggu h n ya , kit a t a m b a h ka n

sebesar 30 – 50 persen terhadap angka estimasi

yan g telah diperoleh.

Data ten tan g jum lah kun jun gan pelan ggan ke

waria m elakukan an al seks atau layan an seks

la in n ya t id a k a d a . Oleh ka r en a it u p er lu

d ila ku ka n p er h it u n ga n . Pr ia ya n g m en ja d i

pelanggan dari WPS dan waria diduga m em beli

jasa an al seks dari waria sebesar seten gah dari

m er eka yan g m en dapat layan an WPS. War ia

dari Kelompok Srikandi mengungkapkan bahwa

Waria

Est imat e s In The

Na t iona l Est ima t e s

Sp re a d she e t s

J a la n n ya est im a si d a p a t kit a b u a t

den gan m en ggun akan lem bar kerja program

Excel sebagai berikut :

Pilih an yan g p er tam a ad alah m en ggu n akan

data dari Srikandi dan Gaya Nusantara. Karena

d a t a t er seb u t ku r a n g len gka p , m a ka kit a

gu n a ka n d a t a d a r i Dep sos seb a ga i p ilih a n

k e d u a . Ap a b ila t id a k t e r s e d ia d a t a d a r i

or gan isasi war ia d i at as at au Dep sos m aka

m etode estim asi yan g kedua akan digun akan .

2 6 Waria

kelom p ok wa r ia ya n g h a n ya b er h u b u n ga n

d en gan war ia saja jau h lebih ser in g – bisa

sam pai sekali sem inggu. Untuk dapat estim asi

ju m lah ku n ju n gan p elan ggan ke war ia, kita

pakai rata-rata kunjungan per tahun dari semua

p elan ggan war ia. An gka t er sebu t d ikalikan

dengan jumlah pelanggan yang telah diestimasi

untuk dapat jum lah transaksi seks anal antara

wa r ia d a n p ela n gga n n ya d a la m s et a h u n .

Da t a SSP m en u n ju kka n ju m la h r a t a -r a t a

p ela n gga n ya n g m ela ku ka n a n a l seks p er

minggu dapat kita ketahui dari waria di J akarta

pada saat estimasi ini dilakukan sebesar 2,5 per

m in ggu . Sr ika n d i ju ga m ela p or ka n b a h wa

kebanyakan waria bekerja sepanjang tahun dan

han ya am bil 2 kali istirahat selam a 2 m in ggu

set ah u n . Den gan kat a lain , war ia “m ejen g”

bekerja selam a 48 m inggu per tahun, dan

rata-rata 120 transaksi anal seks per satu pelanggan

set iap t ah u n . J u m lah t r an saksi seks u n t u k

pelanggan (untuk estim asi tinggi dan estim asi

r e n d a h ) k e m u d i a n d i b a g i 12 0 u n t u k

mendapatkan estimasi tinggi dan rendah untuk

(29)

2 7

Waria

Secara keseluruhan metode di atas memberikan

hasil estim asi untuk rendah sebesar 7.8 0 0 dan

untuk estimasi tinggi sebesar 14 .70 0 waria yang

secar a aktif m elaku kan m ejen g d i In d on esia

tahun 20 0 2.

Ke le mahan

Metod e per tam a r elatif cocok kar en a

d a t a ya n g t er sed ia d a r i Sr ika n d i d a n Ga ya

Nusantara yang telah mendata waria di beberapa

kota. Metode yang kedua lebih lem ah. Selain itu

kita tidak mengetahui secara jelas di pihak mana

kelom pok pria yang di survei m elalui SSP yang

m un gkin sebagai pelan ggan war ia. Beber apa

hal yan g pen tin g seperti jum lah tran saksi per

p ela n gga n set ia p t a h u n t id a k t er sed ia d a n

seharusn ya harus diestim asi.

Est imasi Pre vale ns HIV

Di b eb er a p a kot a b esa r , su r veila n s

t er h a d a p wa r ia s u d a h d ila ku ka n , n a m u n

kegiat an t er sebu t t id ak d ilaku kan beber ap a

tah u n ter akh ir . Kecu ali su r vei r an d om yan g

dilakukan pertengahan tahun 20 0 2 ini di J akarta

m en yin gkapkan bah wa prevalen si H IV un tuk

waria seberar 21,7 persen .

Sehingga kita perkirakan bahwa waria di J akarta

m em pun yai prevalen s H IV yan g palin g tin ggi

u n t u k kelom p ok ya n g sa m a d i I n d on esia .

Estim asi p r evalen s H IV d i d aer ah lain akan

dihitun g den gan m en ggun akan in form asi dari

organ isasi waria, m isaln ya m elalui m obilitas

war ia atau pelan ggan n ya, dan juga m em per

-tim bangkan pervalens HIV di kelom pok lain di

(30)

10

PELANGGAN PRIA

DARI WARIA PS

Ke napa Ke lo mpo k Ini

Te rpilih ?

Prevalens HIV sangat tinggi untuk waria.

Sampai saat ini, masih ada beberapa orang yang

m en ga n gga p b a h wa kelom p ok wa r ia a ka n

m en u lar i kelom pok war ia saja, kar en a tid ak

ban yak ber h u bu n gan seks d en gan kelom pok

lain. Tetapi data SSP menunjukkan bahwa waria

m elalukan hubun gan seks bukan han ya an tara

m ereka saja tetapi juga den gan kelom pok lain .

In i berarti bahwa tin ggin ya an gka in feksi H IV

pada waria dapat m en ularkan kelom pok lain

juga. Hasil penelitian kualitatif dan SSP terbatas

mengindikasikan bahwa banyak pelanggan waria

a d a la h ju ga p r ia h et er oseksu a l ya n g t ela h

m en ikah d an m em p u n yai p asan gan wan it a.

Sumbe r Data

Sumber data untuk estimasi jumlah pria

sebagai pelan ggan waria sam a den gan sum ber

data un tuk estim asi waria.

Me to de Estimasi

Pe langgan Waria 1 :

Be rasal Dari Estimasi

Waria

Ka r en a wa r ia ca r a m et od e 1 su d a h

dihitung di atas, estimasi untuk pelanggan waria

dapat dilakukan dengan cara yang sam a untuk

estimasi pelanggan WPS. J umlah transaksi anal

yang dilaporkan untuk setiap waria per minggu

d ika lika n d en ga n ju m la h m in ggu m er eka

bekerja dalam setahun dan jum lah waria yang

t ela h d iest im a sika n . Per h it u n ga n in i a ka n

m en ghasilkan jum lah total tran saksi an al per

t ah u n . Kem u d ian h asiln ya d ibagi t er h ad ap

jum lah rata-rata seoran g pelan ggan m em beli

jasa an al seks dari waria di dalam satu tahun .

An gka ju m lah r at a-r at a seor an g p elan ggan

m em beli jasa seks an al dapat diper oleh dar i

jum lah pelan ggan yan g telah diestim asikan .

2 9

(31)

Me to de Estimasi

Pe langgan Waria 2 :

Be rasal Dari Data SSP

Ka r en a d a t a est im a si ju m la h wa r ia

lan gsu n g tid ak ad a d i sem u a pr opin si, m aka

j u m l a h p e l a n g g a n d i e s t i m a s i s e b e l u m

m en gestim asi ju m lah war ia sen d ir i, sebagai

m a n a d ijela s ka n p a d a Met od e 2 d i a t a s .

Se ca r a k e s e lu r u h a n , k e d u a m e t o d e in i

menghasilkan estimasi rendah sebesar 173 .0 0 0

pelanggan dan untuk estim asi tinggi 3 4 0 .0 0 0

pelan ggan di selur uh In don esia tah un 20 0 2.

Ke le mahan

Estim asi di atas m em punyai kelem ahan

yan g sam a den gan estim asi waria. Selain itu,

karena banyak pria yang juga menjadi pelanggan

WPS maka ada kemungkinan dihitung lebih dari

sekali. Den gan kata lain , p r ia yan g d ih itu n g

d alam estim asi in i sebagai pelan ggan war ia,

m u n gkin ju ga akan d ih it u n g p ad a est im asi

pelan ggan waria.

Pre vale ns HIV

Untuk pelanggan waria, data juga tidak

tersedia. Mengingat seks anal mempunyai relatif

lebih besar resiko pen ularan H IV dan karen a

IMS pada kelom pok waria san gat tin ggi, dapat

kita perkirakan bahwa waria m em punyai angka

yang relatif tinggi tertular HIV. Angka prevalens

H IV un tuk pelan ggan war ia disim pulkan 1/ 5

dari prevalen s H IV un tuk waria.

(32)

11

PASANGAN TETAP

WARIA

Ke napa Ke lo mpo k Ini

Te rpilih ?

Peser t a ya n g m ewa kili wa r ia d a la m

pertem uan estim asi n asion al in i m en jelaskan

bahwa banyak waria yang menjual jasa seks atau

m en cari secara aktif pasan gan seks di tem

pat-t em p apat-t u m u m m em p u n yai p asan gan pat-t epat-t ap .

P a s a n ga n t et a p in i d ip er la ku ka n s eb a ga i

“su am i”. Kar en a seks an al d en gan pasan gan

tersebut m erupakan hal yang biasa bagi m ereka

dan karen a prevalen s H IV di kelom pok waria

tin ggi m aka pasan gan tetap war ia in i diduga

tertular H IV cukup tin ggi juga.

Sumbe r Data

P a d a s a a t p e r t e m u a n e s t im a s i in i

b er la n gs u n g, SSP t er h a d a p wa r ia s ed a n g

berlangsung di J akarta. Pertanyaan dalam SSP

t er s eb u t t er m a s u k p a s a n ga n t et a p wa r ia .

Pasangan Te tap Waria,

Me t

Referensi

Dokumen terkait

Foto mikro aluminium setelah proses anodizing dengan variasi waktu pencelupan selama 10 menit menunjukan bahwa lapisan oksida yang terbentuk terlihat semakin

Tingkat kehadiran yang terbilang cukup rendah dalam menghadiri rapat, peneliti ingin melihat apakah penyerapan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh anggota

4.1 Tipe Campur Kode Percakapan Santriwati Kelas VIII Yang Terjadi di Pondok Pesantren Al-Ansor Manunggang 23 4.1.1 Campur Kode Bahasa Arab Dalam Bahasa Indonesia 23

Media peta dan atlas adalah media yang tentunya telah biasa digunakan dalam pembelajaran IPS pada materi “Peta dan koponennya” berkenaan dengan media ini sudah

Efisiensi dan efektivitas sistem operasional listrik diharapkan dapat secara realtime meningkatkan kesinambungan pasokan daya listrik di Madura dengan memanfaatkan

Hasil uji Normalitas dengan grafik berdasarkan grafik diatas menunjukkan pola distribusi normal, dapat terlihat dari grafik titik-titik menyebar mendekati garis

o Keputusan Bupati Bantaeng Nomor 140/273/V/2015 Tentang Penetapan Hari dan Tanggal Pelaksanaan Pemungutan Suara Pemilihan Kepala Desa Metode E-Voting Di Kabupaten Bantaeng o

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Ikatan Mahasiswa Bahasa, dan Sastra Daerah se-Indonesia (IMBASADI) yang dalam hal ini adalah Himpunan Mahasiswa