MEMAHAMI METODE PENELITIAN JURNAL ILMIAH
Pendahuluan
Praktek kedokteran masa kini merupakan evidence-based practice, yaitu menggunakan fakta-fakta ilmiah terbaru dan terbaik dari penelitian untuk membuat keputusan klinis. Dalam membaca jurnal ilmiah seorang klinisi harus mampu mengevaluasi secara cermat validitas dan reliabilitas hasil penelitian dan representasinya terhadap populasi target.1-4
Metode penelitian yang baik memberikan hasil penelitian dengan validitas yang baik karena terhindar dari bias. Pemahaman terhadap metode penelitian membantu penilaian validitas hasil penelitian yang akan dijadikan panduan pelayanan pasien.1-4 Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk membantu pembaca memahami metode penelitian jurnal ilmiah dengan membahas mengenai bias dalam penelitian.
Konsep Pemikiran
Melakukan penelitian pada seluruh anggota populasi memakan banyak waktu, tenaga dan biaya.
Seringkali penelitian dilakukan pada kelompok kecil dari keseluruhan populasi. Data penelitian kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil penelitian. Pada penelitian yang baik, hasil yang didapat pada sampel penelitian merepresentasikan kondisi sebenarnya pada populasi.1-5
Skema 1. Konsep pemikiran
Seorang klinisi harus mampu mengevaluasi secara cermat validitas dan reliabilitas hasil penelitian dan representasinya terhadap populasi target
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Memahami metode penelitian jurnal ilmiah dapat dilakukan dengan mengidentifikasi bias penelitian.
Setiap kesalahan yang diakibatkan oleh metode yang digunakan oleh investigator dalam pemilihan sampel atau kesalahan sistematik pada pengumpulan informasi mengenai paparan dan penyakit disebut sebagai bias. Bias mengakibatkan deviasi hasil penelitian dari kebenaran. Bias tidak dapat diatasi dengan metode statistik, maka peneliti harus mengidentifikasi potensi bias serta membuat desain penelitian yang baik untuk mengeliminasi bias.1,3,6
1. Bias Seleksi (Selection bias)
Populasi target merupakan populasi yang menjadi tujuan generalisasi penelitian. Sampel harus merepresentasikan populasi agar hasil penelitian merefleksikan frekuensi atau hubungan paparan dan hasil pada populasi secara benar. Bias seleksi diakibatkan oleh kesalahan pada prosedur seleksi partisipan. Bias seleksi menyebabkan hubungan antara paparan dan hasil akan berbeda dengan kebenaran (kenyataan yang terjadi di populasi). Seleksi partisipan penelitian dapat dilakukan dengan cara non-probability ataupun probability sampling (random sampling). Seleksi sampel secara random merupakan teknik yang disarankan karena dapat mengurangi bias seleksi.5,6-10
Probability Sampling (random sampling)
Pada probability sampling setiap anggota populasi penelitian memiliki kesempatan (probability) yang sama untuk masuk ke dalam sampel penelitian. Terdiri dari:5,6,10
a. Simple random sampling
Cara ini membutuhkan daftar anggota seluruh populasi dan biaya yang dikeluarkan dapat lebih besar bila mencakup area geografis yang luas. Sampel ditentukan dengan cara sederhana seperti menarik undian atau menggunakan tabel bilangan random.10,11 b. Systematic sampling
Sampel diambil secara random pada setiap nomor atau urutan atau kelipatan tertentu secara sistematis. Keuntungnya yaitu sederhana dan tidak membutuhkan daftar populasi. 10,11
c. Stratified random sampling
Anggota populasi dibagi ke dalam strata atau kelompok, kemudian sampel diambil secara random dari setiap strata atau kelompok. Strata dapat dibuat berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, status sosioekonomi, atau hal lainnya. Metode ini sering dipakai bila terdapat variasi yang tinggi dalam populasi. Tujuannya agar sampel mewakili setiap strata atau kelompok secara adekuat.10,11
d. Cluster sampling
Seluruh populasi dibagi ke dalam kelompok berdasarkan wilayah anggota populasi. Cara ini berguna pada subyek penelitian yang tersebar pada area geografis yang luas karena menghemat waktu dan biaya. 10,11
Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
Non-probability Sampling
Cara pengambilan sampel secara non-probability tidak disarankan karena rentan terhadap bias seleksi. Meskipun demikian terdapat kondisi dimana metode pengambilan sampel secara acak sulit dilakukan. Non-probability sampling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengamati fenomena alamiah dengan peneliti sebagai instrumen kunci dalam penelitian, data bersifat kualitatif, serta hasil penelitian lebih menekankan pada makna dan bukan pada generalisasi.7,10-12
a. Quota sampling
Peneliti menetapkan jumlah sampel yang harus dipenuhi.
Partisipan dipilih untuk memenuhi jumlah sampel yang ditentukan.10-12
b. Snowball sampling
Teknik ini menggunakan jumlah sampel yang awalnya kecil kemudian mengajak orang lain untuk ikut berpartisipasi sehingga jumlah sampel akan membesar. Bermanfaat pada penyakit yang jarang dan subyek yang sulit dijangkau.10-12
c. Convenience sampling
Partisipan dipilih berdasarkan ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkan sampel tersebut, yaitu berada pada tempat dan waktu yang ditentukan.10-12
d. Consecutive sampling
Consecutive sampling lebih dapat mengontrol bias seleksi dibandingkan dengan metode non- probability sampling lainnya karena memilih sampel dengan membuat batas-batas berdasarkan karakteristik subyek yang akan dijadikan sampel penelitian, misalnya ciri demografi, jenis kelamin, pekerjaan, usia, dan lain sebagainya. Metode ini sering digunakan pada uji klinis dan penelitian yang dilakukan di rumah sakit (hospital-based research).7,10-12
Tabel 1. Perbedaan antara probability dan non-probability sampling Probability sampling Non-probability sampling
Seleksi sampel Random Non-random
Sumber daya Membutuhkan lebih banyak
waktu dan biaya Sumber daya lebih sedikit Kualitas
kesimpulan
Dapat digeneralisasikan pada populasi
Tidak dapat digeneralisasikan pada populasi
Kemungkinan kesalahan
Lebih jarang terjadi bias
sistematik Rentan terhadap bias sistematik Dikutip dari: Datta13
2. Bias Pengukuran (Measurement Bias)
Bias ini disebabkan oleh kesalahan dalam pengukuran, pengumpulan, ataupun interpretasi paparan atau penyakit, yang berkaitan dengan observer, partisipan, maupun instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data.5,6
Observer
Bias observer merupakan perbedaan sistematik antara nilai kebenaran dan nilai yang diobservasi akibat faktor observer yang berkaitan dengan:5,6
▪ Kapasitas : Kemampuan/kompetensi (skill), pengetahuan (knowledge)
▪ Pelatihan (training)
▪ Inter-observer variability (IOV)
Cara untuk mengurangi bias ini yaitu dengan menggunakan investigator yang berkompeten di bidangnya atau memberikan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi obsever serta standardisasi prosedur penelitian. Konsistensi pengukuran atau reliabilitas inter-observer (inter- rater) dapat dinilai menggunakan uji Kappa.5,6,14
Instrumen penelitian (Tools)
Bias pengukuran yang disebabkan oleh instrumen penelitian berkaitan dengan:
▪ Kualitas instrumen15
- Validitas (kemampuan alat untuk mengukur apa yang seharusnya diukur)
- Reliabilitas (konsistensi nilai hasil pengukuran pada pengukuran berulang)
▪ Gold standard
Gold standard merupakan alat terbaik untuk mengukur data penelitian. Pada penelitian yang tidak menggunakan alat gold standard maka sensitivitas dan spesifitas alat memberi informasikan kemampuan alat dalam mendiagnosis.16
▪ Kalibrasi alat
Alat pengambilan data diperiksa dengan membandingkan pembacaan alat penelitian dengan alat standar yang sudah ada sebelumnya. Kalibrasi dilakukan sebelum penggunaan alat dan berkaitan dengan akurasi hasil pengukuran.3,15,17
Partisipan
Bias pengukuran yang disebabkan oleh partisipan berkaitan dengan:
▪ Informasi
- Response bias: responden menjawab pertanyaan penelitian tidak sesuai dengan kenyataan diri sendiri karena ingin menampilkan diri dengan cara tertentu yang lebih diterima oleh masyarakat (social desirability bias).5,6
- Recall bias: terjadi pada penelitian dimana informasi didapatkan dari laporan partisipan (self- reporting) akibat perbedaan pada akurasi atau kelengkapan ingatan kejadian atau pengalaman pasien.5,6
Kualitas instrumen Gold standard
Kalibrasi alat
▪ Procedural bias
Berkaitan dengan kondisi penelitian yang diatur oleh peneliti walaupun bukan kondisi terbaik, misalnya bila subyek penelitian diberikan tekanan untuk memberikan respon secara cepat.5,6
Pembaca yang kritis memahami potensi bias dari suatu penelitian dan implikasinya terhadap kesimpulan penelitian.Semakin tinggi risiko bias maka hasil penelitian semakin jauh dari kebenaran.
Dengan strategi penelitian yang baik hasil penelitian akan merepresentasikan populasi.1,3,6 Berikut terangkum poin-poin penilaian metode penelitian untuk mengevaluasi potensi bias penelitian:
Tabel 2. Komponen penilaian metode penelitian
Komponen penilaian Risiko tinggi terjadinya bias Risiko rendah terjadinya bias Seleksi sampel Non-probability sampling Probability sampling
Measurement 1. Observer
Kapasitas Pelatihan
Inter-observer variability 2. Instrumen (tools)
Kualitas Gold standard Kalibrasi alat 3. Partisipan
Informasi Prosedural bias
Tidak kompeten Tidak ada pelatihan
Inter-observer variability (+)
Validitas (-), reliabilitas (-) Tidak
Tidak dikalibrasi/ tidak dijelaskan
Recall bias (+), response bias (+) Ya
Sesuai kompetensi Pelatihan (+)
Inter-observer variability (-)
Validitas (+), reliabilitas (+) Ya
Kalibrasi (+)
Recall bias (-), response bias (-) Tidak
Kesimpulan
Pemahaman metode penelitian mencakup pemahaman strategi pengumpulan data yang terdiri dari metode seleksi sampel dan pengukuran data penelitian. Bias menyebabkan deviasi hasil penelitian dari kebenaran. Pemahaman metode penelitian dapat memandu pemilihan artikel ilmiah yang digunakan dalam pengambilan keputusan klinis untuk mengoptimalkan pelayanan medis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lipman TO. Critical reading and critical thinking—study design and methodology: a personal approach on how to read the clinical literature. Nutr Clin Pract. 2013;28:58-64.
2. Abdullah A, Firmansyah AM. Critical appraisal on journal of clinical trials. Acta Medica Indonesiana - The Indonesian Journal of Internal Medicine. 2012;44(4):337-43.
3. Al-Jundi A, Sakka S. Critical appraisal of clinical research. J Clin Diagn. 2017;11(5):JE01-5
4. Subramanyam RV. Art of reading journal articles: methodically and effectively. JOMFP.
2013;17:65-70.
5. Giovanni Tripepi G, Jager KJ, Dekker FW, Zoccalo C. Selection Bias and information bias in clinical research. Nephron Clin Pract. 2010;115:c94–9.
6. Jager KJ, Tripepi G, Chesnaye NC, Dekker FW, Zoccali C, Stel VS. Where to look for the most frequent biases?. Nephrology. 2020;25(6):435-41.
7. Mishra SB. Fundamental of research. Dalam: Mishra SB, Alok D, editor. Handbook of research methodology. New Delhi: Educretional Publishing; 2017. hlm. 1-10.
8. Patel M, Patel N. Exploring research methodology: review article. IJRR. 2019;6(3):48-55.
9. Igwenagu C. Research methodology. Fundamentals of research methodology and data collection.
Nsukka: Lambert Academic Publishing; 2016. hlm. 1-8.
10. Taherdoost H. Sampling methods in research methodology; how to choose a sampling technique for research. IJARM. 2016:5(2):18-27.
11. Etikan I, Bala K. Sampling and sampling methods. Biom Biostat Int J. 2017;5(6):215‒7.
12. Martínez-Mesa J, Duquia RP, Bastos JL. Sampling: how to select participants in my research study?. An Bras Dermatol. 2016;91(3):326-30.
13. Datta S. Sampling methods. West Bengal University of Animal and Fischery Sciences. 2018. DOI:
DOI: 10.13140/RG.2.2.22856.57605.
14. McHugh ML. Interrater reliability: the kappa statistic. Biochem Med. 2012;22(3):276–82.
15. Haradan M. Two criteria for good measurements in research: validity and reliability. Ann Spiru Haret Univ. 2017: 17(3): 58-82.
16. Umemneku ChikereI CMU, Wilson K, Graziadio S, Vale L, Allen AJ. Diagnostic test evaluation methodology: a systematic review of methods employed to evaluate diagnostic tests in the absence of gold standard – an update. PLoS ONE 14(10): e0223832. https://doi.org/10.1371/
journal.pone.0223832
17. Winter EM. Calibration and verification of instruments. J Sports Sci. 2012;30(12): 1197-98.