• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH MUTIARA PROGRAM CSR PEGADAIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH MUTIARA PROGRAM CSR PEGADAIAN "

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH MUTIARA PROGRAM CSR PEGADAIAN

KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S1) Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

FITRA INALFA NIM. 11740124425

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023

No. 5998/PMI-D/SD-S1/2023

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH MUTIARA PROGRAM CSR PEGADAIAN KELURAHAN TUAH

KARYA KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU Oleh :

FITRA INALFA Nim : 11740124425

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun paradigama dalam pembangunan. Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau atau ketempat pengepul sampah, bank sampah dikelola menggunakan system seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Salah satu bank sampah yang memiliki peranan penting dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru adalah Bank Sampah Mutiara Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru. Bank sampah ini menjadi salah satu sarana yang disediakan pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, melalui penyadaran maupun pembentukan perilaku sadar akan pentingnya mengelola sampah dengan baik, menumbuhkan wawasan kemandirian pada masyarakat sehingga diharapkan mampu secara mandiri dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah mutiara program CSR pegadaian Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah mutiara program CSR pegadaian kelurahan tuah karya kecamatan tampan pekanbaru. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan informan penelitian berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah mutiara program CSR pegadaian Kelurahan Tuah Karya Kota Pekanbaru terdiri dari tiga indikator yaitu indikator penyadaran yang berupa melakukan kegiatan sosialisasi dan memberikan motivasi, indikator transformasi yaitu berupa melakukan kegiatan pelatihan dan pembinaan, sedangkan indikator peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan yaitu masyarakat dapat mengetahui dan memilah sampah dan bisa dikatakan mandiri.

Kata Kunci : Pemberdayaan masyarakat, Bank Sampah,

(8)

ABSTRACT

COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH MUTIARA WASTE BANK CSR PROGRAM PEGADAIAN KELURAHAN TUAH KARYA

KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

By Fitra Inalfa Nim : 11740124425

Community empowerment is a concept of economic development that encapsulates community values to build a paradigm in development. A waste bank is a place that is used to collect waste that has been sorted. The results of collecting sorted waste will be deposited into a place for making handicrafts from waste or a place for collecting waste. The waste bank is managed using a banking- like system carried out by volunteer officers. One of the waste banks that has an important role in waste management in the Tuah Karya Village, Handsome District, Pekanbaru is the Mutiara Garbage Bank, Tuah Karya Village, Tampan District, Pekanbaru. This waste bank is one of the facilities provided by the government to facilitate the community in waste management, through awareness raising and the formation of awareness of the importance of managing waste properly, fostering self-reliance in the community so that they are expected to be able to independently and be aware of the importance of protecting the environment. This study aims to find out how to empower the community through the pearl waste bank, the pawnshop CSR program, Tuah Karya Village, Tampan District, Pekanbaru City. The problem in this research is to find out how to empower the community through the Mutiara Garbage Bank CSR program, Pawnshops in the Tuah Karya Village, Handsome District, Pekanbaru. The research method used in this research is descriptive qualitative with 5 research informants. Data collection techniques carried out are observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that community empowerment through the Mutiara Garbage Bank pawnshop CSR program Tuah Karya Kelurahan Pekanbaru City consists of three indicators, namely awareness indicators in the form of socializing and providing motivation, transformation indicators in the form of conducting training and coaching activities, while indicators of increasing intellectual abilities and skills, namely that people can know and sort waste and can be said to be independent.

Keywords: Community Empowerment, Garbage Bank,

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’aikum Warahmatullahi Wabakatuh

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadiat Allah subhanahuwata’la, atas rahmat taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Bank Sampah The Gade (Clean and Gold) Oleh Pegadaian Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Shalallahu’alaihiwasallam yang telah membimbing umatnya kearah yang benar.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada Prodi Pengembangan Masyarakat Islam dengan melibatkan banyak pihak yang memberikan bimbingan, bantuan dan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta Ayah Ali Amran dan Ibu Ramzati yang memberi kekuatan, dukungan serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidaklah terlepas dari dukungan, bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hairunas, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Wakil Rektor I Bapak Dr. Helmiati, M.Ag, Wakil Rektor II Bapak Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd, dan Wakil Rektor III Bapak Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph. D.

2. Bapak Dr. Imron Rosidi, S.Pd., MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Wakil Dekan I Bapak Dr. Masduki M.Ag, Wakil Dekan II Bapak Dr. Toni Hartono, M.Si dan Wakil Dekan III Bapak Dr. Arwan. M.Ag.

(10)

3. Ibu Dr. Titi Antin, M.Si selaku ketua Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Suska Riau.

4. Ibu Yefni, M.Si selaku sekretaris Prodi Pengembangan Masyarakat Islam.

5. Ibu Rosmita, M.Ag selaku Pembimbing Akademik. Terimakasih atas dukungan dan bimbingan yang diberikan dari awal hingga akhir perkuliahan.

6. Bapak Dr. Kodarni, S.St., M.Pd selaku pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi serta memberikan ilmu dan wawasan yang bermanfaat kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pengembangan Masyarakat Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan pada penulis dalam menyelesaikan studi di Prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

8. Karyawan/i Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam administrasi.

9. Keluarga tercinta kakakku Rani Amelia Fitri S.Sos, kedua abangku Ferdy Gusmanto S.Pi, Afrizal S.A.B, adikku Septiadi dan yang tersayang Rachmad Elvis Faroq A.Md.Kom. Serta seluruh keluarga yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmatNya kepada kita semua, terimakasih atas dorongan dan motivasi serta do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Informan penelitian yang telah bersedia memberikan data dan infomasi kepada penulis sehingga penulis mudah dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kelas ku tecinta keluarga besar Incredible Squad E PMI 2017 yang menjadi teman seperjuangan penulis selama menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

12. Keluarga besar Resimen Mahasiswa Satuan 042/Indra Bumi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(11)

13. Seluruh teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Kepada semua pihak yang telah turut membantu penulis, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT meridhoi apa yang kita lakukan dan kebaikan kita semua diberi pahala oleh Allah SWT, amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itulah dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan yang saran yang membangun dari berbagai pihak. Semua masukan tersebut akan penulis jadikan motivasi untuk berkarya lebih baik dimasa yang akan datang. Pada akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis berhaap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca seluruhnya, amin ya rabbal alamin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, 2022 Penulis,

FITRA INALFA NIM. 11740124425

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu ... 8

B. Landasan Teori... 9

C. Konsep Operasional ... 32

D. Kerangka Pikir ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

C. Sumber Data Penelitian... 34

D. Informan Penelitian ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Validitas Data... 36

G. Teknik Analisis Data... 36

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Sejarah Singkat Bank Sampah Mutiara ... 38

B. Sejarah Pegadaian ... 45

(13)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 49 B. Pembahasan... 55 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 59 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir ... 33 Gambar 4.1 : Struktur Kepengurusan Bank Sampah ... 44

(15)

DAFTAR TABEL

Gambar 3.1 : Informan Penelitian ... 35

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lampiran 2 : Pedoman Observasi

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Lampiran 4 : Hasil Observasi Lampiran 5 : Hasil Wawancara Lampiran 6 : Reduksi Data Lampiran 7 : Dokumentasi

Lampiran 8 : Investaris Yang Dimiliki Bank Sampah Tuah Karya Lampiran 9 : Buku tabungan Bank Sampah

(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat merupakan proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh fasilitator melalui penyadaran serta melalui program- program yang dilakukan dengan hasil kerja sama antara masyarakat dengan fasilitator dimana fasilitator dapat memberikan sebuah fasilitas kepada masyarakat agar dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada pada kehidupannya serta mencari solusi untuk mengatasi permasalahannya supaya terwujud kesejahteraan1

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat produksi sampah pada tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton. Artinya setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari. Angka tersebut meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Hal ini menandakan bahwa populasi masyarakat sangat mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal 1, sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak memiliki nilai dan dibuang ke lingkungan.2

Pada dasarnya mengelola sampah dengan baik adalah tanggung jawab setiap individu, namun masih banyak masyarakat yang kurang kesadaran akan hal itu di mana masih terlihat sampah yang berserakan di pinggir jalan sehingga perlu adanya responsible yakni membangun kesadaran masyarakat melalui pemberdayaan atau pembinaan dengan tujuan agar masyarakat tahu dan memahami secara mendalam tentang masalah sampah dan mampu mengelola dengan baik.

1 Muhammad Soim, Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat, (Depok:

Rajawali Pers, 2018), hlm 30

2 Bambang Suwerda, Bank Sampah (Kajian Teori Dan Penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2012), Hlm. 9.

(18)

Sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah pasal 2 bahwa pegelolaan sampah bertujuan untuk mengurangi dan menangani sampah yang berwawasan lingkungan agar tercipta lingkungan hidup yang baik, bersih, dan sehat. Undang-undang tersebut mendefinisikan pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah, pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, berkelanjutan, keselamatan, keamanan, dan nilai ekonomi.3

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mendukung pengelolaan sampah sesuai dengan amanah undang-undang tersebut salah satunya adalah dengan melaksanakan suatu kegiatan pemberdayaan agar masyarakat sadar dan mampu untuk mulai melakukan perubahan dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan sendiri dengan kehadiran bank sampah.

Pemberdayaan merupakan keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yang disebut masyarakat berdaya, memiliki kekuasaan, mempunyai mata pencaharian, mampu bersikap mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan masyarakat melalui Bank Sampah Mutiara memiliki beberapa manfaat positif bagi masyarakat dan lingkungan hidup.

Sampah yang selama ini terbuang sia-sia, sekarang bias bernilai ekonomis jika dimanfaatkan dengan tepat. Bahkan, sampah yang bias didaur ulang tersebut bisa dijadikan tabungan emas, apabila sampahnya dijual ke bank sampah the gade clean and gold.

Bank Sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah.

Penabung dalam hal ini adalah seluruh warga baik secara individu maupun kelompok, menjadi anggota penabung sampah yang dibuktikan dengan adanya buku tabungan sampah dan berhak atas tabungan sampahnya. Teller adalah petugas bank sampah yang bertugas melayani penabung sampah antara

3 Sri Lestari, Kiat M embangun Bank Sampah Dan Cara Pengelolaannya, (Yogyakarta:

CV. Hijaz Pustaka Mandiri, 2019), Hlm. 10.

(19)

lain: menimbang berat sampah yang dibawa penabung, membeli sampah, mencatat dalam buku induk, dan berkomunikasi dengan pengepul. Sedangkan pengepul adalah perseorangan atau lembaga yang masuk dalam pengelolaan sampah.4

Salah satu bank sampah yang memiliki peranan penting dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru adalah Bank Sampah Mutiara Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Pekanbaru. Bank sampah ini menjadi salah satu sarana yang disediakan pemerintah untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, melalui penyadaran maupun pembentukan perilaku sadar akan pentingnya mengelola sampah dengan baik, menumbuhkan wawasan kemandirian pada masyarakat sehingga diharapkan mampu secara mandiri dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

Pemerintah desa memberikan dan membuka pelayanan dalam memberdayakan masyarakat melalui program pelatihan keterampilan yang bermuatan pendidikan kecakapan hidup dengan kegiatan pengelolaan sampah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di Jl Tuah Karya, Pekanbaru. Penjelasan ini dapat dilihat bahwa program bank sampah mutiara memberikan kesempatan bagi masyarakat di Jl Tuah Karya untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam bidang pengelolaan sampah.

Bank sampah ini berdiri pada 26 november 2018, dengan adanya bank sampah ini masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya sehimgga masyarakat dapat memperoleh reward dari sampah yang mereka kumpulkan.

Bank sampah mutiara ini berfokus untuk mewujudkan masyarakat yang bersih dan sejahtera lingkungannya. Sehingga akan memberikan edukasi bagi masyarakat untuk selalu berperan aktif dalam menjaga linngkungan sekitar.

Tuah karya terpilih sebagai salah satu desa binaan pegadaian. Kelurahan tuah karya yang terpilih karena memiliki nilai pertumbuhan penduduk yang tergolong padat dan cepat dari tahun ketahun. Adanya program ini, semua masyarakat sadar untuk tidak membuang sampah senbarangan. Tetapi

4 Bambang Suwerda, Bank Sampah Buku I (Yogyakarta: Werda Press, 2010), hlm.33-34.

(20)

masyarakat justru menjadi faham manfaat memilah sampah menjadi nilai dengan wujud tabungan emas dari pegadaian.

Dengan adanya program bank sampah mutiara ini masyarakat dapat memilah sampah organik dan non organik serta sampah-sampah tersebut bisa menjadi nilai jual tinggi bagi masyarakat. Serta masyarakat dapat juga memanfaatkan sampah tersebut untuk dikelola. Kemudian dengan dikumpulkannya sampah-sampah tersebut ke bank sampah, masyarakat dapat membuat sebuah tabungan.

Diharapkan dengan adanya bank sampah ini semakin sejahtera dan dapat dimanfaatkan sampah-sampah tersebut dan lingkungan juga menjadi bersih dan sehat.

Sampah juga dihasilkan dari kecamatan tampan pekanbaru. Umumnya, sampah-sampah dikecamatan tampan sebagian besar berasal dari sampah rumah tangga yang berupa organik dan non organik. Perilaku penyimpangan dalam membuang atau pengelolaan sampah yang tersedia. Kegiatan bank sampah ini dinyatakan dapat menjadi salah satu cara yang cukup efektif dalam mengurangi volume sampah rumah tangga dang mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan, sekaligus sebagai upaya meningkatkan sumber penghidupan warga sekitar dari pemanfaatan kembali sampah.

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang penulis tuangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah Mutiara Program CSR Pegadaian Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru”

B. Penegasan Istilah

Agar tidak terdapat kesalahpahaman dengan istilah pada penelitian ini penulisan akan menjelaskan beber apa istilah dibawah ini :

1. Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun pradigma dalam pembangunan. Upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat dikaji dari 3 aspek: Pertama ENABLING yaitu Menciptakan suasana yang

(21)

pembelajaran sosial. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat bawah.

2. Program

Program adalah susunan rencana kegiatan kerja yang sudah dirancanng dan telah disepakati bersama untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Program kerja harus dibuat secara terarah, sebab akan menjadi pegangan organisasi didalam mencapai sebuah tujuan. Dan selain itu program kerja sendiri juga dapat menjadi sebuah tolak ukur dalam pencapaian target saat akan melakukan pekerjaan, dan hasilnya akan di evaluasi pada akhir kepengurusan.

Jika program kerja dilaksanakan secara baik maka organisai akan menjadi efektif dalam menjalankan kegiatannya sehingga dapat membantu dalam pencapaian tujuan organisasi tersebut.5

3. Bank Sampah

Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah – pilah hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau atau ketempat pengepul sampah, bank sampah dikelola menggunakan system seperti perbankan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan sepeti menabung di bank. 6

4. CSR (Corporate Social Responsibility)

Corporate Social Responsibility atau sering disingkat dengan CSR merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris yang terdiri dari tiga kata yaitu Corporate yang berarti perusahaan besar, Social yang berarti masyarakat dan Responsibility yang berarti pertanggung jawaban.

Sehingga CSR berarti sebuah pertanggung jawaban perusahaan besar terhadap masyarakat sekitar perusahaan beroperasi.

5 Ibid. hlm. 31-32

6 Bambang Suwerda, Bank Sampah Buku I (Yogyakarta: Werda Press, 2010), hlm.33-34.

(22)

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan fenomena yang telah ditemukan diatas, penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu bagaimana Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah Mutiara Program CSR Pegadaian Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dari apa yang telah peneliti ungkapkan didalam latar belakang dan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah Mutiara Program CSR Pegadaian Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru”

2. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaatnya sebagai berikut : a. Kegunaan Institusional

1) Sebagai salah satu sayarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial di jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2) Hasil dari penelitian diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan khususnya keilmuan pembangunan dan pemberdayaan masyaraka

b. Kegunaan Praktis

1) Diharapkan menjadi masukan yang membuat dan sekaligus sebagai bahan Selanjutnya, sebagai program dalam kesejahteraan sosial masyarakat.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemberdayaan masyarakat

3) Merupakan media untuk menambah wawasan dan keilmuan bagi peneliti tentang pendidikan, terkhususnya menyangkut tentang program pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah.

(23)

E. Sistemtika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis menulis penelitian menjadi enam bab, dengan uraian sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang kajian terdahulu, landasan teori serta kerangka piker penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Terdiri dari desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data informan penelitian, teknik pengumpulan data, validasi data, dan teknik analisis data

BAB V : GAMBARAN UMUM

Terdiri dari gambaran umum di Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

Terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan BAB IV : PENUTUP Terdiri dari kesimpulan dan saran

(24)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis juga melakukan penelusuran terhadap penelitian yang akan penulis teliti, diantaranya sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan Alfiano Arif Muhammad yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah di Perum Gumuk Indah, Kalurahan Sidoarum, Kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitian di dapat bahwa konsep pemberdayaan yang dilakukan oleh warga Perum Gumuk Indah terkait Bank Sampah bisa dibagi dalam dua, yakni pertama, pengetahuan yang berarti pemberdayaan yang bertujuan untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang baru terkait persoalan sampah dengan cara memberikan suatu ketrampilan dengan hasil daur ulang sampah. Kedua, pelatihan yang berarti kader pengurus Bank Sampah memberikan berupa pelatihan kepada masyarakat Perum Gumuk Indah dengan hasil daur ulang sampahnya dengan tujuan untuk mendidik mereka untuk mengelola sampah secara mandiri.7

2. Penelitian Abdul Rozak yang berjudul Peran Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) dalam Pemberdayaan Perekonomian Nasabah.10 Hasil penelitian di dapat bahwa peran Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) dalam meningkatkan perekonomian nasabahnya dapat dikatakan tidak terlalu signifikan, ini berdasarkan hasil dari tabungan sampah dan penjualan barang kerajinan yang jumlahnya masih relatif kecil, yakni sebesar Rp.

18.575/nasabah setiap bulannya. Bank sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) merupakan sebuah terobosan yang dilakukan oleh

7 Alfiano Arif Muhammad, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank Sampah di Perum Gumuk Indah, Kalurahan Sidoarum, Kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta, Magister Ilmu Sains, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015, hal. 107

(25)

masyarakat kampong pitara untuk memberdayakan masyarakat sendiri melalui pemanfaatan sampah yang mempunyai nilai ekonomi.8

3. Jurnal Penelitian Anih Sri Suryani yang berjudul Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas Pengelolaan Sampah (studi kasus Bank Sampah Malang). Hasil penelitian di dapat bahwa program pengelolaan sampah mandiri melalui Bank Sampah, telah menjadi salah satu alternative solusi bagi pemerintah dan masyarakat. Solusi untuk mengurangi peningkatan volume sampah yang semakin tidak terkendali. BSM dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai.

Dengan menerapkan pola ini, volume sampah yang dibuang ke TPA diharapkan dapat berkurang. Penerapan prinsip 3R sedekat mungkin dengan sumber sampah juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah sampah secara terintegrasi dan menyeluruh, sehingga tujuan akhir kebijakan pengelolaan sampah Indonesia dapat dilaksanakan dengan baik.

B. Landasan Teori

1. Pemberdayaan Masyarakat

a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan terkenal dengan istilah empowerment yang mempunyai kata dasar yaitu daya (power). daya merupakan potensi, sumber daya yang dimiliki seseorang supaya dirinya mampu membela dan mengembangkan diri sendiri. Unsur terpenting dalam pemberdayaan adalah peningkatan kesadaran. Manusia yang sadar apabila mereka memahami hal-hal dan tanggung jawabnya sebagai seorang manusia merdeka yang bermasyarakat dan beragama yang mengembang misi sebagai insan individu, insan sosial dan menjadi

8 Abdul Rozak, Peran Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan (WPL) dalam Pemberdayaan Perekonomian Nasabah, S1 Ekonomi Syariah, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014, hal. 46

(26)

khalifah di bumi. Sehingga sanggup membela dirinya dan menentang ketidakadilan yang terjadi padanya.9

Menurut Wuradji seperti dikutip Aziz Muslim bahwa pemberdayaan masyarakat adalah proses penyadaran masyarakat yang dilakukan secara partisipatif dan berkesinambungan melalui peningkatan kemampuan dan bertujuan untuk menangani berbagai persoalan hidup supaya tercapai cita-cita yang diharapkan.10

Menurut Suyoto Usman seperti dikutip Alfitri bahwa pemberdayaan adalah proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut community self reliance atau kemandirian. Dalam proses tersebut masyarakat didampingi untuk membuat analisis masalah yang dihadapi. Selanjutnya dibantu untuk menemukan alternatif solusi masalah tersebut. Proses pemberdayaan memberi peluang masyarakat untuk memutuskan apa yang mereka inginkan sesuai dengan kemauan pengetahuan dan kemampuannya sendiri.11

Menurut Edi Suharto, program pemberdayaan masyarakat adalah meliputi pemberian modal usaha, pelatihan usaha ekonomi produktif, pembentukan pasar sosial dan koperasi, pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri, pembinaan partisipasi sosial masyarakat serta pembinaan anak dan remaja.12

b. Tahap Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan sebagai suatu proses, tentunya dilaksanakan secara bertahap, dan tidak bisa dilaksanakan secara instan. Adapun tahapan pemberdayaan menurut Ambar Teguh Sulistyaniyang dikutip oleh Aziz Muslim dalam buku yang berjudul Dasar-Dasar

9 Esron Aritonang, Dkk;“Pendampingan Komunikasi Pedesaan”, (Jakarta: Sekretariat Bina Desa, 2001), hlm. 8.

10 Aziz Muslim, “Metodologi Pengembangan Masyarakat”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 2.

11 Alfitri, “Community Development: teori dan aplikasi”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 24-25.

12 Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005), hlm. 151

(27)

Pengembangan Masyarakat, bahwa tahap-tahap yang harus dilalui dalam pemberdayaan diantaranya adalah13

Pertama, tahap penyadaran dan pembentukan perilaku. Perlu membentuk kesadaran menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Dalam tahapan ini pihak yang menjadi sasaran pemberdayaan harus disadarkan mengenai perlu adanya perubahan untuk merubah keadaan agar dapat sejahtera. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran akan tentang kondisinya saat itu, dan demikian akan dapat merangsang kesadaran akan perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Sehingga dengan adanya penyadaran ini dapat mengunggah pihak yang menjadi sasaran pemberdayaan dalam merubah perilaku.

Kedua, tahap trasformasi pengetahuan dan kecakapan ketrampilan, dalam hal ini perlu adanya pembelajaran mengenai berbagai pengetahuan, dan kecakapan ketrampilan untuk mendukung kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan. Dengan adanya pengetahuan, dan kecakapan ketrampilan maka sasaran dari pemberdayaan akan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan yang menjadi nilai tambahan dari potensi yang dimiliki.

Sehingga pada nantinya pemberdayaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Ketiga, tahap peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan ketrampilan. Dalam tahapan peningkatan kemampuan intelektual dan ketrampilan ini sasaran pemberdayaan diarahkan untuk lebih mengembangkan kemampuan yang dimiliki, meningkatkan kemampuan dan kecakapan ketrampilan yang pada nantinya akan mengarahkan pada kemandirian.

13 Azis Muslim, Dasar-Dasar Pengembangan Masyarakat, (Yogyakarta: Samudra Biru,2012), hlm 33-34.

(28)

Secara keseluruhan bahwa menurut Ambar Teguh Sulistyani menyatakan tahapan pemberdayaan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu penyadaran, transformasi pengetahuan dan kecakapan, sedangkan yang paling akhir adalah tahap peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan ketrampilan.

Sedangkan menurut Isbandi Rukminto Adi,bahwa tahapan pemberdayaan terdiri dari 7 (tujuh) tahapan, diantaranya adalah sebagai berikut:14

1. Tahap persiapan, yaitu petugas dan penyiapan lapangan.

Penyiapan petugas dimasudkan untuk menyamakan presepsi antara anggota tim fasilitator mengenai pendekatan yang akan dipilih. Sedangkan penyiapan lapangan dimaksudkan unruk melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akann dijadikan sasaran pemberdayaan.

2. Tahap assesment, tahap ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat sasaran pemberdayaan.

3. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan, pada tahap ini fasilitator secara partisipatif mencoba melibatkan masyarakat untuk berfikir tentang masalah yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat dilakukan.

4. Tahap formulasi rencana aksi, pada tahap ini fasilitator membantu masingmasing masyarakat sasaran pemberdayaan untuk memformulasikan gagasan mereka terutama dalam bentuk tulisan bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal yang akan ditujukan kepihak penyandang dana.

14 Ibid, hlm 35-37

(29)

5. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini masyarakat mengimplementasikan agar apa yang telah dirumuskan bersama-sama. Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan memerlukan adanya peran dari masyarakat, dan fasilitator. Perlu menjalin kerjasama yang baik antara fasilitator dengan 25 masyarakat karena terkadang sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik bisa melenceng saat di lapangan.

6. Tahap evaluasi, pada tahap ini dilakukan sebagai proses pengawasan dari masyarakat dan fasilitator terhadap program pemberdayaan yang telah dilakukan. Evaluasi sebaiknya dilakukan dengan melibatkan masyarakat bersama-sama dengan fasilitator.

7. Tahap terminasi, tahap terminasi merupakan tahapan pemutusan hubungan secara formal dengan masyarakat yang menjadi sasaran pemberdayaan. Terminasi sebaiknya dilakukan jika masyarakat sudah bisa mandiri, bahkan dilakukan karena penyandang dana telah menghentikan bantuannya.

c. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Moelijarto bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Sehingga pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun potensi, memberikan motivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.15

Pemberdayaan pada dasarnya berusaha untuk membangun potensi yang ada pada diri seseorang dengan memberikan motivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi yang ada seperti Pertama,

15 Moelijarto, “Pemberdayaan Kelompok Miskin Melalui Program IDT”, (Jakarta:

CSIS,1996), hlm. 140.

(30)

pemberdayaan merupakan proses perubahan pribadi karena masing- masing pribadi mengambil tindakan atas nama diri mereka sendiri dan kemudian mempertegas kembali pemahaman terhadap dunia tempat mereka tinggal.

Kedua, pemberdayaan diartikan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan usaha yang terencana dan sistematis.

Dilaksanakan secara berkesinambungan baik itu individu maupun kolektif guna mengembangkan potensi dan kemampuannya yang terdapat dari dalam individu dan kelompok masyarakat, sehingga mampu melakukan transformasi sosial. Kehidupan masyarakat perlu dikondisikan sebagai sebuah wadah, dimana setiap anggotanya melalui aktivitas sehari-hari saling belajar dan mengajar. Dengan demikian diharapkan akan terjadi proses interaksi dalam wujud dialog dan komunikasi informasi antara sesama anggota masyarakat yang saling mendorong guna mencapai pemenuhan hidup manusia mulai dari kebutuhan fisik sampai pada aktualisasi diri.

Ketiga, pemberdayaan dapat dilihat dari setiap manusia dan masyarakat yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

Sehingga pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk membangun potensi dengan memberikan motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta upaya untuk mengembangkannya.16

d. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk pengembangan diri dan kemandirian. Proses merupakan sebuah rangkaian dari awal kejadian dimulai hingga akhir. Dalam memberdayakan masyarakat sejatinya memerlukan waktu yang tidak singkat, ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses pemberdayaan.

16 Ibid, hlm. 140.

(31)

Dalam teorinya Jim Ife mengatakan bahwa dalam proses pemberdayaan perlu adanya kesadaran seseorang terhadap apa yang sedang terjadi di luar, karena hal tersebut sama pentingnya dengan kesadaran diri. Seseorang dituntut untuk menjadi sensitif terhadap perkataan orang lain. Sehingga dalam proses pemberdayaan perlu dilakukannya proses penyadaran melalui sebuah percakapan yang bisa mempengaruhi masyarakat. Dengan proses penyadaran tersebut maka masyarakat akan mulai berfikir dan sadar bahwa program pemberdayaan yang ditawarkan itu penting untuk mereka.17

Menurut teorinya Freire yang terdapat pada bukunya Aziz Muslim bahwa proses penyadaran dalam pengembang masyarakat merupakan rangkaian yang diperlukan pada proses penyadaran masyarakat adalah membantu masyarakat dalam menemukan kebutuhannya.18

Menurut teorinya Suwarsono dan Budiman seperti dikutip Aziz Muslim bahwa kunci utama terjadi perubahan karena adanya interaksi masyarakat dengan dunia luar yang maju. Hubungan dan keterkaitan antara masyarakat berkembang dengan masyarakat maju akan saling memberikan manfaat timbal balik, khususnya bagi masyarakat berkembang. Introduksi pikiran maju terhadap yang kurang maju akan berakibat perubahan di dalam masyarakat yang kurang maju.19

Menurut teorinya Freire yang terdapat pada bukunya Aziz Muslim bahwa pemberdayaan masyarakat perlu dilakukannya proses penyadaran masyarakat melalui proses musyawarah, dimana proses musyawarah merupakan proses penyadaran paling awal

17 Jim Ife, Frank Tesoriero,“Community Development Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 622.

18 Aziz Muslim, “Metodologi Pengembangan Masyarakat”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008), hlm. 14.

19 Aziz Muslim, “Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat”, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2012), hlm.12.

(32)

yang harus dilakukan. Supaya masyarakat mengetahui dan sadar dengan program yang akan dibicarakan. Sehingga masyarakat akanmulai tergerak untuk berfikir tentang hal-hal yang sedang dimusyawarahkan. Karena melalui musyawarah, masyarakat akan merasa memiliki tentang apa saja yang akan dibicarakan serta yang akan dilakukan. Selain itu proses penyadaran tersebut dilakukan supaya masyarakat bisa sadar tentang kebutuhannya.20

Pemberdayaan masyarakat perlu adanya penyadaran terhadap realitas kehidupan masyarakat. Penyadaran terhadap realitas kehidupan terdapat dua pengertian yaitu realitas tentang kehidupan yang dihadapi sekarang dengan realitas kehidupan yang akan dihadapi kelak.

Proses penyadaran tentang realitas kehidupan sekarang mempunyai arti bahwa supaya masyarakat sadar tentang masalah atau belenggu yang menghalangi mereka untuk bisa maju seperti orang lain yang telah maju. Mereka juga sadar terhadap struktur serta kultur yang menyebabkan dirinya terbelakang. Sedangkan penyadaran tentang realitas kehidupan yang akan dihadapi kelak mempunyai arti bahwa masyarakat bisa sadar tentang akhir dari kehidupannya kelak mau dibawa kearah mana, serta mereka bisa sadar tentang tujuan hidupnya. Perubahan kehidupan menuju arah yang lebih baik sehingga masyarakat sadartentang realitas kehidupannya yang merupakan sebuah kunci dari proses pemberdayaan.21

Pengertian pemberdayaan menurut teorinya Parson dalam bukunya Aziz Muslim adalah sebuah proses dimana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan dan

20 Aziz Muslim, “Metodologi Pengembangan Masyarakat”, hlm. 14.

21 Ibid, hlm. 22.

(33)

mempengaruhi lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya.22

Jadi, pemberdayaan menekankan bahwa masyarakat memperoleh ketrampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

Pada proses pemberdayaan salah satu unsur terpenting dalam menjamin keberhasilan usaha pemberdayaan adalah partisipasi.

Partisipasi merupakan dimana pihak-pihak yang terlibat dan ikutserta dalam suatu proses pemberdayaan yang sedang berlangsung. Selain itu, strategi yang dapat dilakukan dalam proses pemberdayaan adalah penyadaran. Karena dalam proses pemberdayaan diperlukan kesadaran masyarakat terhadap minat dan kepentingan pada program pemberdayaan.23

Dalam bukunya Aziz Muslim bahwa Mikkelsen membuat klasifikasi mengenai arti dari partisipasi yaitu Pertama, partisipasi diartikan sebagai pemekaan pihak masyarakat untuk dapat meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan. Kedua, partisipasi diartikan sebagai kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa adanya keikutsertaan dalam pengambilan keputusan.

Ketiga, partisipasi adalah suatu proses keterlibatan secara aktif dalam pengambilan keputusan bersama dengan pemerintah yang intinya untuk memberikan keterlibatan secara luas dalam setiap proses pembangunan. Ketiga, partisipasi adalah sebagai keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri, keterlibatan tersebut untuk membantu keberhasilan program pembangunan yang telah ditentukan sendiri.

22 Ibid, hlm. 59.

23 Suisyanto, Sriharini dkk.,”Islam Dakwah dan Kesejahteraan Sosial”, (Yogyakarta:

JPMI,2005),hlm.71.

(34)

Keempat, partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan.24

Dalam teorinya Karsidi seperti dikutip Endang Sutina Sulaeman bahwa partisipasi adalah proses aktif serta inisiatif yang muncul dari masyarakat yang akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh 3 faktor yaitu Pertama, adanya kemauan; Kedua, adanya kemampuan dan Ketiga, adanya kesempatan untuk berpartisipasi.25

Dalam bukunya Aziz Muslim bahwa menurut Mardikanto partisipasi masyarakat merupakan wujud dari kesadaran, kepedulian dan tanggungjawab masyarakat terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup dirinya. Dalam pengembangan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk menyiapkan masyarakat supaya mereka mampu dan mau aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu hidup dirinya dalam segi ekonomi, sosial, fisik maupun mental.26

Dalam proses pemberdayaan perlu untuk menanamkan pada diri seseorang yang akan diberdayakan tentang nilai-nilai budaya modern yaitu kerja keras, hemat, keterbukaan, tanggungjawab.

Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan mendorong peningkatan kemampuan pribadinya. Sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap kehidupannya dimasa mendatang. Sumber daya manusia merupakan sebuah pemanfaatan potensi yang ada pada kemampuan manusia itu sendiri dalam melakukan pekerjaan dengan baik dan

24 Aziz Muslim, “Metodologi Pengembangan Masyarakat”, hlm. 44-46

25 Endang Sutina Sulaeman, “Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Kesehatan Teori dan Implementasi”, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2012), hlm. 78.

26 Aziz Muslim, “Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat”, (Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, 2012), hlm. 16-17.

(35)

dengan tingkat keterampilan yang sesuai bakat dan minat serta potensi.27

Dari teori- teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pemberdayaan paling tidak melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Proses penyadaran

Proses penyadaran dapat dilakukan melalui musyawarah masyarakat. Musyawarah tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menyadarkan masyarakat tentang program yang akan dilaksanakan. Dengan adanya musyawarah, masyarakat akan mulai tergerak untuk ikut serta dalam berpendapat tentang rencana program yang akan dilaksanakan.

Karena melalui musyawarah akan mendapat kesepakatan bersama masyarakat, sehingga dari kesepakatan tersebut masyarakat akan merasa memiliki dan bertanggung jawab atas berjalannya proses pembangunan. Selain itu proses penyadaran yang melalui musyawarah bersama bermanfaat untuk menyadarkan masyarakat tentang kebutuhan dan potensi yang di milikinya.

2) Pembekalan Keterampilan.

Pembekalan keterampilan merupakan salah satu tahapan proses pemberdayaan yang melalui pembekalan keterampilan serta memperkuat pengetahuan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat. Sehingga diharapkan dengan adanya pembekalan keterampilan ini akan membantu masyarakat agar memiliki keahlian. Tujuan pemberdayaan sendiri diharapkan masyarakat mampu berkembang dengan kemampuan yang dimilikinya serta dapat memotivasi masyarakat untuk menjadi lebih mandiri.

3) Partisipasi Masyarakat.

27 Moelijarto, “Pemberdayaan Kelompok Miskin Melalui Program IDT”, hlm. 140.

(36)

Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat untuk terlibat dalam proses pemberdayaan yang sedang berlangsung. Tanpa adanya partisipasi masyarakat tidak akan ada pemberdayaan, karena pemberdayaan tersebut ditujukan untuk mereka. Sehingga partisipasi masyarakat sangat penting untuk mendukung jalannya pemberdayaan yang dilakukan.

e. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Edi Suharto, dalam penerapan pendekatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui 5P yaitu Pertama, pemungkinan yaitu menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal.

Jadi, pemberdayaan harus dapat membebaskan masyarakat dari sekat kultural dan structural yang menghambat.

Kedua, penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Sehingga dalam pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan serta kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

Ketiga, perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok lemah supaya tidak tertindas oleh kelompok yang kuat untuk menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang antarayang kuat dan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah.

Keempat, penyokongan yaitu memberi bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas kehidupannya. Jadi, pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat supaya tidak terjatuh ke dalam keadaan yang semakin lemah dan terpinggirkan.

Kelima, pemeliharaan yaitu memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Jadi, pemberdayaan harus

(37)

bisa mejamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.28

Istilah pemberdayaan sering dipakai untuk menggambarkan keadaan individu seperti yang diharapkan. Dalam keadaan tersebut setiap individu mempunyai pilihan-pilihan dan kontrol disemua aspek kehidupan sehari-hari seperti pekerjaan mereka, akses terhadap sumber daya, partisipasi terhadap proses sosial sebagai bukti keberadaan dan keberdayaannya.29

f. Hasil Pemberdayaan Masyarakat

Hasil pemberdayaan masyarakat adalah segala sesuatu yang telah tercapai dalam kegiatan pemberdayaan tersebut sesuai indikator-indikator yang telah ditetapkan. Indikator tersebut menurut Person et.al. dalam bukunya Suharto yang berjudul Membangun Masyarakat Meberdayakan Rakyat juga mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:30

1) Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.

2) Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

3) Pembebasan yang dihasilkan dari gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan merubah struktur- struktur yang masih menekan.

Indikator lain dalam proses pengembangan masyarakat seperti yang dijelaskan Tulus dalam bukunya, maka suatu

28 Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, hlm. 67.

29 Onny S. Prijono dan Pranaka, “Pemberdayaan Konsep, Pemberdayaan dan Implementasi”, (Jakarta: CSIS, 1996), hlm. 62.

30 Peningkatan mengakses tehnologi pasar yang lebih besar

(38)

masyarakat bisa dikatakan berdaya jika terjadi perubahan dan peningkatan sebagai berikt:31

1) Peningkatan mengakses tehnologi pasar yang lebih besar

2) Terciptanya peluang pekerjaan atau usaha baru dan berkurangnya jumlah pengangguran

3) Meningkatnya pendapatan baik individu maupun kelompok.

4) Berkurangnya jumlah masyarakat atau penduduk yang miskin.

Teori lain mengenai hasil pemberdayaan masyarakat meliputi dua hal yaitu:32

1) Pembangunan masyarakat yang mementingkan hasil material.

2) Pembangunan yang mementingkan proses.

Maksudnya yaitu pemberdayaan masyarakat yang mementingkan hasil material (task conception) lebih menekankan pada hasil nyata yang berujud seperti rumah sakit baru, gedung sekolah baru, saluran irigasi dan sebagainya, sedangkan pemberdayaan masyarakat yang mementingkan proses menekankan pada tujuan yang lebih abstrak dan memberikan perhatian yang dominan pada ikatan dalam komunitas dan otonomi lokal untuk secara perlahan mampu merencanakan dan melaksanakan pemberdayaan, pendek kata mengelola pemberdayaan di lingkungan komunitasnya secara lebih mandiri.

2. Program

a. Pengertian Program

Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait, untuk mencapai suatu sasaran yang sama.Biasanya suatu program mencakup seluruh kegiatan yang berada di bawah unit administrasi yang sama, atau sasaran-sasaran yang saling bergantung

31 Tulus T.H Tambunan, Perekonomian Indonesia”Kajian Teoritis dan Analisis Empiris, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 128-131.

32 Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, hlm. 56.

(39)

dan saling melengkapi, yang semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan.33

Program sering dikaitkan dengan perencanaan, persiapan, dan desain ataurancanagan.Desain berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata decine. Jadi desain dalam perspektif pembelajaran adalah rencana pembelajaran. Rencanapembelajaran disebut juga dengan program pembelajaran.34

b. Konsep Dasar Program

Konsep dasar program berisi tentang teori-teori meliputi definisi program,pemrograman, bahasa pemrograman (Programming Language), basis data,dan model pengembangan perangkat lunak atau model pengembangan air terjun (waterfall). Dan di dalam konsep dasar program ini juga berisi teori-teori tentang software yang penulis pakai dalam pembuatan program penjualan ini yaitu definisi Java, MySQL, Crystal Report. Berikut ini adalah teori pendukung yang memperkuat penulisan Tugas Akhir.

3. CSR (Corporate Social Responsibility)

a. Definisi CSR (Corporate Social Responsibility)

Corporate social responsbility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontriibusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.35

Corporate social responsibility adalah tentang nilai dan standar yang dilakukan berkaitan dengan komitmen dunia usaha untuk bertindak secara etis, beroprasi secara legal dan

33 Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, 2009, Manajemen Pendidikan, Jakarta:...Kencana, h. 349

34 Mudasir, 2012, Desain Pembelajaran, Indragiri Hulu : STAI Nurul Falah, h. 1

35Hendrik budi untung, Corporate Social Resposibility (Jakarta : Sinar Grafika, 2008) h, 1

(40)

berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas.36

Corporate Social Responsibility biasanya juga dipahami sebagai cara sebuah perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integrasi dari ekonomi, enviroment atau lingkungan dan persoalan-persoalan sosial dan dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan dari shareholders.37

Menurut Bowen Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebagai kewajiban pengusaha untuk memutuskan kebijakan, membuat keputusan, atau mengikuti garis tindakan yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai–nilai masyarakat. Pengertian tersebut kemudian diperbarui oleh Davis 1960 yang mengatakan bahwa “keputusan dan tindakan bisnis diambil dengan alasan, atau setidaknya sebagian, melampaui kepentingan ekonomi atau teknik langsung perusahaan”.38

Pada tahun 2005 pakar pemasaran Philip Kotler bersama Nancy Lee mendefinikasikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai komitmen untuk memperbaiki kesejateraan komunitas melalui praktik-praktik kebijakan bisnis dan dengan keterlibatan- keterlibatan dari sumber-sumber peruahaan mereka. Elemen kunci dalam definisi tersebut adalah kebijakan, sedangkan istilah kesejahteraan komunitas termasuk didalamnya adalah kondisi kehidupan dan pendidikan manusia juga isu-su lingkungan.39

36Elvinaro Ardianto dan Dindin M Machfudz, Efek Kedermawanan Pebisnis dan CSR, (Jakarta : Kompas Gramedia, 2011) h, 36

37Firsan nova, republic relation, (jakarta : media bangsa, 2012), h. 309.

38Totok Mardikanto, Csr Corpote Sosial Responsibility “Tanggung Jawab Sosial Korporas”, (Bandung : Alfabeta, 2014) h, 86

39Poerwanto, corporate social responsibility menjinakkan gejolak sosial di era pornografi, (yogyakarta : pustaka pelajar, 2010), h. 19.

(41)

b. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Manfaat pelaksanaan CSR menurut Kotler dan Lee dalam buku Republic relation karangan Firsan nova ialah:40

1. Memperkuat brand positioning. perusahaan atau brand yang melalukan aksi sosial sebagai bentuk kontribusinya pada masyarakat, dapat menciptakan “spirit of the brand” (jiwa pada satu merek). Aktivitas marketing yang mencakup hal yang berbau sosial lebih berdampak positif terhadap brand jugmenets (penilaian terhadap suatu merek).

2. Meningkatkan reputasi dan citra perusahaan. Reputasi yang kuat di masyarakat bisa menjadi asset nyata yang bernilai khususnya pada masa krisis. Citra perusahaan yang positif juga dapat mempengaruhi para pembuat kebijaksanaan, dan memberikan pengaruh positif lainya seperti, meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan dan dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kinerja financial perusahaan.

3. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perushaan atau organisasi.

4. Memberikan dampak terhadap perubahan sosial, dan penyelesaian masalah sosial dalam komunitas lokal.

5. Membangun hubungan yang tulus antara perusahaan dengan komunitas masyarakat.

6. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha 7. Membuka peluang pasar yang lebih luas.

8. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.

Manfaat lain yang akan dirasakan oleh pihak perusahaan dengan menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) berdampak jangka panjang. Salah satunya jika ternyata perusahaan menemukan potensi lain di daerah tersebut maka masyarakat dan pemerintah di

40Firsan Nova, Republic Relation, Op.Cit., h. 321

(42)

sana akan dengan cepat mendukung keberadaan perusahaan tersebut.41

c. Ruang Lingkup (CSR) Corporate Social Responsibility

Ruang lingkup CSR dibagi menjadi tiga, ruang lingkup CSR dalam arti sempit, ruang lingkup CSR dalam arti luas dan ruang lingkup CSR menurut perusahaan-perusahaan di Indonesia.

1. Dalam ruang lingkup sempit, CSR mencakup antara lain, yaitu:

a) Tanggung jawab sosial kepada karyawan.

b) Tanggung jawab sosial kepada steakholder, yakni pihak- pihak eksternal yang ikut mempengaruhi jalannya korporasi. Pihak-pihak tersebut baik langsung mapun tidak mempunyai hubungan hukum baik secara kontraktual maupun karena undang-undang dengan korporasi, yaitu konsumen dan mitra kerja.

c) Tanggung Jawab Sosial kepada Masyarakat Umum. Ruang lingkup CSR pada masyarakat umum pembangunan masyarakat lokal (masyarakat yang ada di sekitar korporasi) dan atau masyarakat umum (sekelompok masyarakat yang tidak mempunyai hubungan secara kontraktual dengan korporasi. Masyarakat umum bukan termasuk konsumen, karyawan atau pihak ketiga lainnya).

2. Dalam ruang lingkup luas, CSR meliputi antara lain, yaitu:

15. Tanggung jawab sosial terhadap lingkungan.

16. Tanggung jawab sosial terhadap hak asasi manusia.

17. Tanggung jawab sosial perusahaan dan anti korupsi.

3. Pandangan perusahaan-perusahaan di Indonesia tentang ruang lingkup CSR tidak seragam yaitu:

a) Ada yang memandang CSR sebagai kegiatan philantropy atau kedermawanan sosial dari korporasi untuk membantu orang miskin.

41 Irham Fahmi, Etika Bisnis: Teori, Kasus, dan Solusi, ( Bandung: Alfabeta, 2015), h. 83.

(43)

b) Ada juga perusahaan yang memandang CSR sebagai keikutsertaan korporasi dalam pembangunan bangsa bersamasama pemerintah.

Bagi Bakrie & Brothers misalnya, CSR bukan hanya merupakan aksesories, pelengkap atau sekedar kepatutan, namun lebih jauh dari itu harus menjadi komitmen dalam bisnis yang dijalankan.

Karena itu, ruang lingkup CSR bagi Bakrie & Barothers mencakup empat hal, yaitu:

a) Tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.

b) Tanggung jawab Etnis.

c) Tanggung jawab dalam menjunjung hukum.

d) Tanggung jawab terhadap nilai ekonomi dari bisnis.

Berdasarkan dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis maka disini CSR Bank Sampah mutiara memberdayakan masyarakat sekitar dengan memberikan tanggung jawab terhdap nilai ekonomi dan bisnis dari bank sampah itu sendiri.

4. Bank Sampah

a. Pengerian Bank Sampah

Bank sampah dapat dikatakatan sebagai tempat transaksi dalam meningkatkan penda patan. Menurut pendapat Bambang Suwerda bank sampah adalah suatu tempat dimana terdapat kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah.42

Sedangkan menurut Sucipto yaitu pengelolaan sampah pemukiman dengan cara menerapkan strategi 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) kemudian masyarakat menyetorkan sampah ke badan yang dibentuk dan disepakati bersama.43 Berdasarkan penjelasan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa bank sampah adalah

42 Bambang Suwerda, Bank Sampah (Kajian Teori dan Penerapan), (Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2012), hlm 22

43 C.D. Sucipto, Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, (Yogyakarta: Goysen, 2012), hlm. 204

(44)

tempat pengelolaan sampah terpadu dengan sistem mekanisme perbankan dalam lingkungan masyarakat.

Bank sampah merupakan konsep yang sederhana dan sangat mudah dilakukan ataupun diterapkan di berbagai daerah dengan karakteristik masyarakat yang berbeda-beda. Bank sampah merubah paradigma sampah yang selama ini dipandang kotor dan menjijikan menjadi hal yang bersih. Konsep ini akan muncul ketika dijadikan satu kata dengan Bank, menjadi bank sampah. Banyak orang awam memandang dengan adanya kata bank yang adalah suatu tempat yang bersih dan bank sampah akan menaikkan nilai sampah dari kluster kotor menjadi kluster bersih. Bank sampah memberikan manfaat yaitu edukasi anak untuk membiasakan menabung, meskipun dalam bentuk sampah, lingkungan rumah menjadi bersih dari sampah, mengurangi pencemaran lingkungan terutama pencemaran atau polusi udara karena adanya sampah plastik yang dibakar, memudahkan masyarakat dalam mengelola sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dan menguntungkan bagi pihak ketiga (rosok) karena sampah telah dipilah.44

Bank sampah memiliki tabungan rupiah yaitu tabungan untuk masyarakat perorangan dengan membawa sampahnya ke bank sampah dan menukarkannya dengan uang yang dimasukkan dalam sebuah buku tabungan. Tabungan lingkungan yaitu ikut peran perusahaan atau kalangan pebisnis untuk melestarikan lingkungan, tabungan ini biasanya tidak diuangkan melainkan dipublish ke media luas sebagai perusahaan atau kalangan bisnis yang ikut berkerja sama dalam program bank sampah untuk kebersihan lingkungan,

44 Bambang Suwerda, Bank Sampah (Kajian Teori dan Penerapan), (Yogyakarta:

Pustaka Rihama, 2012), hlm. 68-69 4 Ni Made Via P. dan I Nengah Kartika, “Analisis Pengaruh Program Bank Sampah Terhadap Pendapatan Nasabah Bank Sampah di Kota Denpasar”, E- Jurnal Ekonomi Pembangunan Unud, Vol. 7 No. 6, 2016, hlm. 1261

(45)

selanjutnya akan diberikan sebuah piagam yaitu piagam BUMI setiap hari lingkungan hidup Indonesia.45

b. Tujuan dan Manfaat Bank Sampah

Tujuan utama bank sampah didirikan yaitu untuk membantu menangani pengelolaan sampah di Indonesia dan selanjutnya bertujuan demi menyadarkan akan lingkungan hidup sehat, rapi dan bersih disertai mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.

Bank sampah tidak dapat berdiri sendiri jika ingin mendapatkan manfaat secara ekonomi dari sampah. Jadi bank sampah harus diintegrasi dengan gerakan reduce, reuse, dan recycle sehingga manfaat yang didapatkan dari bank sampah tidak hanya pada ekonomi namun pembangunan lingkungan yang bersih dan sehat. Bank sampah mempunyai beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan sekitarnya seperti halnya, lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis. Manfaat bagi masyarakat adalah dapat menambah penghasilan masyarakat sebab ketika masyarakat menukarkan sampah akan mendapatkan imbalan berupa tabungan uang dalam rekeningnya masing-masing.46

Secara tidak langsung bank sampah berperan dalam mengurangi dampak permukiman kumuh. Dengan sistem ini maka masyarakat selain menjadi disiplin dalam mengelola sampah juga mendapatkan tambahan pemasukan pendapatan dari sampah-sampah yang masyarakat kumpulkan.

45 Ni Made Via P. dan I Nengah Kartika, “Analisis Pengaruh Program Bank Sampah terhadap Pendapatan Nasabah..., hlm. 1265

46 Bambang Wintoko, Paduan Praktis Mendirikan Bank Sampah Keuntungan Ganda Lingkungan Bersih dan Kemajuan Finansial Cet.I, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2013), hlm.70

Referensi

Dokumen terkait

6DGDQ 3HQ\HOHQJDUDUD - DPLQDQ 6RVLDO %3- 6 DQWDUD ODLQ SHUXVDKDDQSHUXVDKDDQ DVXUDQVL VZDVWD KDUXV PHQ\HVXDLNDQ GDQ PHQJDPELO EDJLDQ GDODP VLVWHP LQL VHEDJDLPDQD WHODK GLDWXU

Dari grafik yang ditunjukkan oleh gambar 5 diketahui bahwa seiring dengan kenaikan diameter lubang sampai diameter lubang tertentu juga diikuti dengan kenaikan

Hasil penelitian uji N (Nitrogen) pupuk organik cair urin sapi dengan penambahan presentase akar serai melalui proses fermentasi selama 14 hari dinyatakan

[r]

Keempat , karakteristik tingkah laku/ behaviour wisatawan yang datang ke Pantai Goa Cemara, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo Baru mayoritas berkunjung untuk rekreasi

Jika anda mempunyai Hobi extreme disini tersedia fasilitas outbound yang sangat komplit diantaranya Rafting , Paint ball , Flying fox , tidak sedikit

menunjukkan koefisien regresi variabel faktor sosial bertanda positif dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk handphone merek Nokia di Kota Padang,

Pada fraktur femur akan mengalami gangguan konsep diri karena terjadi perubahan cara berjalan akibat kecelakaan yang menyebabkan patah tulang dan klien takut