BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Peraturan Pemerintah No 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa visi pendidikan di Indonesia membutuhkan standar nasional yang memerlukan penyesuaian terhadap dinamika dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kehidupan masyarakat untuk kepentingan mutu pendidikan. Salah satu misi yang diemban adalah meningkatkan mutu pendidikan agar mampu bersaing di era globalisasi dan meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global sehingga teknologi informasi dan komunikasi atau disingkat dengan TIK diintegrasikan ke dalam pembelajaran untuk membekali peserta didik kemampuan dasar TIK sehingga tidak gagap teknologi di kemudian hari.
Uraian pendidikan nasional diatas berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Penggunaan TIK dalam menunjang proses pendidikan di zaman globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok, kehadiran TIK memberikan kemudahan bagi penggunanya (Dewi & Ilham, 2018:49). Pendidikan berbasis TIK dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru, tenaga kependidikan, maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas, mutu dan akses pendidikan (Amalia, 2020:152).
Dalam menggunakan media teknologi, informasi dan komunikasi setiap orang menggunakan dengan motif yang berbeda, karena perbedaan tersebutlah setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Dalam menggunakan media
manusia membuat pilihan tentang media yang digunakan, baik media elektronik maupun media cetak. Adanya kebutuhan dari setiap orang untuk pemenuhan dan pemuasan kebutuhannya menjadi dorongan orang-orang menggunakan suatu media (Bekti, 2018:2). Guru sebagai pendidik menggunakan media teknologi, informasi dan komunikasi untuk membantu guru meningkatkan kualitas pembelajarannya, membantu proses manajemen pembelajaran, mengemas bahan ajar (multimedia) dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran serta materi yang disampaikan lebih mudah diterima oleh peserta didik (Aka, Kukuh A, 2017). Adapun media pembelajaran berbasis teknologi, informasi dan komunikasi yang bisa dimanfaatkan oleh guru seperti infocus atau LCD Proyektor, presentasi power point, video pembelajaran, computer, aplikasi pembelajaran dan lain sebagainya (Dewi, 2018:50).
Menurut penelitian yang digarap oleh McKinsey pada tahun 2018 generasi Z adalah generasi kelahiran setelah tahun 1995 atau seringkali disebut sebagai generasi milenial, generasi milenial adalah peserta didik yang hidup dan beraktifitas pada abad ke XXI yang memiliki pemahaman terhadap berbagai teknologi. ( Sofwan, M, 2022:6). Peserta didik sebagai generasi Z memiliki karakteristik unik dan ditandai dengan perkembangan teknologi menyebabkan peserta didik menjadi melek teknologi dan mahir menggunakan teknologi dalam berbagai aspek, salah satunya pengunaan teknologi, informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.
Dengan penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi dalam mendukung pembelajaran memang produktif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan dengan adanya pembelajaran berbasis teknologi, informasi dan komunikasi dan pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi yang berbeda dari setiap peserta
didik menyebabkan peserta didik mengalami tingkat kepuasan yang berbeda setiap individunya.
Use and Gratification Theory atau disingkat dengan UGT merupakan sebuah
teori yang mengkaji bagaimana motif dan kepuasan dari penggunaan suatu media.
Pada tahun 1959, Elihu Katz mengajukan teori ini sebagai tanggapan atas pernyataan Berdard Berelson bahwa penelitian tentang dampak media sudah mati.
Satu-satunya penelitian yang masih dilakukan adalah berusaha menjawab ”apa yang orang lakukan dengan media” sebab salah satu cara memenuhi kebutuhan adalah dengan menggunakan media, oleh karena itu dampak dari media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika kebutuhan dapat terpenuhi, Lubis (dalam Bekti, 2018:2).
Seiring perkembangan zaman Uses and Gratification Theory mulai berkembang, penelitian tersebut tidak hanya berfokus kepada media cetak, televisi dan radio yang komunikasinya bersifat satu arah. Namun, juga telah digunakan pada komunikasi dua arah, yang komunikasinya mendapatkan feedback yang cepat seperti pada proses pembelajaran. Model uses and gratifications theory dibawa berdasarkan perspektif mengenai komunikasi, terkhusus media massa tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi khalayak. Inti dari teori ini adalah bahwa dalam penggunaan media yang ada, khalayak bebas menentukan pilihan media berdasarkan motif-motif tertentu untuk memenuhi kepuasan mereka terhadap penggunaan media. Jika motif terpenuhi maka akan terpenuhi pula kebutuhan khalayak. Sehingga dapat disimpulkan, media yang bersifat efektif adalah media yang memenuhi kebutuhan khalayak (Kriyantono, 2008). Hal ini juga berlaku pada pembelajaran, jika dalam pembelajaran melibatkan teknologi,
informasi dan komunikasi peserta didik merasakan kepuasan maka dapat disebut sebagai pembelajaran efektif.
Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru terdapat 4 kompetensi yang harus dikuasai oleh guru diantaranya yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi individual dan kompetensi sosial. Di dalam kompetensi pedagogik disebutkan bahwa guru harus mampu menggunakan serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guna untuk kepentingan belajar. Oleh karena itu, guru harus dituntut bisa menggunakan serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dalam proses pembelajaran sehari-hari.
Meskipun kegiatan pembelajaran terjadi di ruang kelas, keberadaan teknologi dalam bidang pendidikan telah menjadi hal biasa dan normal bagi banyak sekolah di seluruh dunia. (Brown & Grean, 2015). Bahkan, menurut Ruggiero dan Mong (2015), alat digital seperti tablet, computer, system proyeksi digital, handphone dan internet telah dipertimbangkan di antara fasilitas wajib tidak hanya untuk Lembaga Pendidikan Tinggi tetapi juga sekolah dasar dan menengah.
Berdasarkan uraian dan hasil observasi yang dilakukan di SDN 047/IV Kota Jambi, guru sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran seperti LCD Proyektor, presentasi power point, dan video pembelajaran (Dewi, 2018:50). Peserta didik merasa lebih puas ketika guru menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi, namun ada beberapa peserta didik yang merasakan hasil belajar yang sama saat guru menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi ataupun tidak, hal ini sejalan dengan use and
garatification theory dalam buku The Uses Of Mass Communication: yang
menyatakan bahwa setiap pengguna media menggunakan media dengan motif yang berbeda dan hasil kepuasan yang berbeda.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dan motif penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang berbeda dari setiap peserta didik dalam penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi melatarbelakangi timbulmya gagasan peneliti untuk melakukan penelitian “Pemetaan Penggunaan Teknologi, Informasi dan Komunikasi pada Peserta Didik Kelas Tinggi dengan Menggunakan Pendekatan Use and Gratification Theory di Sekolah Dasar”.
1.2 Batasan Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah oleh karena itu permasalahan penelitian akan dibatasi pada :
1. Responden pada penelitian ini adalah peserta didik yang duduk di kelas tinggi atau kelas 4,5 dan 6 di SDN 47/IV Kota Jambi
2. Perangkat TIK yang dimaksud dalam penelitian ini adalah android, LCD Proyektor dan video pembelajaran.
3. Komponen UGT yang digunakan hanya terbatas pada komponen kognitif, afektif dan sosial.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan, maka dalam penelitian ini masalah nya dapat dirumuskan:
1. Apakah UGT valid untuk menjelaskan penggunaan TIK pada proses pembelajaran di SDN 47/IV Kota Jambi ?
2. Apakah pendekatan UGT berpengaruh terhadap penggunaan TIK dalam proses pembelajaran di SDN 47/IV Kota Jambi ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kevalidan UGT dalam menjelaskan penggunaan TIK pada proses pembelajaran di SDN 47/IV Kota Jambi.
2. Mengetahui pengaruh pendekatan UGT terhadap penggunaan TIK dalam proses pembelajaran di SDN 47/IV Kota Jambi.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Memberikan gambaran yang obyektif tentang pentingnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah dasar kelas tinggi, memberikan gambaran mendalam tentang penggunaan teknologi di sekolah dasar dan menjadi bahan kajian untuk penelitian terkait UGT dan TIK selanjutnya serta menjadi pertimbangan standar kebijakan sekolah untuk menerapkan TIK dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Siswa
Dapat mengukur kepuasan siswa dan memahami pentingnya pemanfaatan dan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran.
b. Manfaat Bagi Guru dan Sekolah
Guru dapat memahami akan pentingnya penggunaan teknologi informasi komunikasi dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar dan dapat menyesuaikan penggunaan TIK sesuai dengan kebutuhan siswa.
c. Manfaat Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya peneliti dalam mengembangkan dan memahami akan pentingnya penggunaan TIK pada proses pembelajaran di SD.
1.6 Definisi Operasional
1. Pemetaan, dapat didifenisikan penjelasan, penyajian dan penggambaran informasi dari suatu objek
2. Uses and Gratification Theory, suatu teori yang menjelaskan penggunaan dan kepuasan dari suatu media, teori ini menilai bagaimana audiens menggunakan media dan untuk apa media itu digunakan serta kepuasan dari penggunaan media yang dipilih.
3. Teknologi Informasi Komunikasi, memuat hal-hal yang berkaitan dengan penyampaian informasi dan pengolahan data yang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan praktis.