• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang layak untuk dikembangkan, karena usahatani Jeruk memberikan keuntungan yang tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang layak untuk dikembangkan, karena usahatani Jeruk memberikan keuntungan yang tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional. Sebagai masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya dalam menunjang perekonomian di suatu negara berkembang yang dimana masyarakatnya berpenghasilan dari sektor pertanian itu sendiri. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber pencaharian utama penduduknya dan juga memiliki sumber daya hayati yang sangat beragam salah satunya penghasil tanaman hortikultura.

Subsektor usaha tanaman hortikultura termasuk salah satu subsektor yang memegang peranan penting dalam sektor pertanian. Berbagai keanekaragaman komoditas hortikultura tersebut menjadi salah satu potensi pertanian dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Dengan mengetahui sifat-sifat tanaman hortikultura dengan baik, maka pengembangan hortikultura dapat berhasil dengan baik. Selain itu, peranan hortikultura adalah memperbaiki gizi masyarakat serta pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2014).

Subsektor Hortikultura di Indonesia salah satunya adalah Tanaman Jeruk.

Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang layak untuk dikembangkan, karena usahatani Jeruk memberikan keuntungan yang tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani. Buah jeruk

(2)

merupakan jenis buah yang mudah beradaptasi di berbagai lingkungan termasuk di Indonesia.

Jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara terutama Cina. Jeruk merupakan jenis buah yang mudah beradaptasi di berbagai lingkungan, maka tidak heran jeruk kini sudah tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Buah jeruk merupakan salah satu tanaman buah yang penting dan dibudidayakan secara luas, karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga buah jeruk ini berperan penting sebagai sumber penghasilan. Buah jeruk sangat bermanfaat sebagai makanan olahan karena memiliki kandungan vitamin C yang berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.

Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas dan permintaan pasar yang semakin meningkat. Maka dari itu, pemerintah tidak hanya mengarahkan pengelolaan jeruk bagi petani kecil saja, tetapi juga mengorientasikan kepada pola pengembangan industri jeruk yang komprehensif. Peningkatan produktivitas dan pendapatan petani jeruk tidak terlepas dari beberapa hal, diantaranya adalah intensitas pengusahaan pertanaman, produksi dan harga. Banyak spesies-spesies jeruk dengan keragaman yang berbeda-beda namun ada salah satu jenis jeruk yang populer yaitu jeruk siam madu. Jeruk siam madu merupakan buah yang populer di masyarakat karena jeruk jenis ini mudah dibudidayakan dan mudah ditemukan di berbagai daerah. Jeruk siam madu mempunyai karakteristik yang mencolok diantaranya adalah mempunyai cita rasa yang manis, kulit tipis dan mudah dikupas. Produksi buah jeruk siam di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 2.593.384 ton. Di tahun-tahun

(3)

sebelumnya produksi buah jeruk di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pertumbuhan Luas lahan, Produksi Dan Produktivitas Usahatani Jeruk Siam Madu Di Indonesia Tahun 2016-2020

Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

2016 62.363 2.014.214 32,29

2017 51.811 2.165.189 41,79

2018 64.099 2.408.043 37,56

2019 66.901 2.444.518 36,53

2020 69.736 2.593.384 37,18

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2021

Pada tabel 1 menunjukkan mengenai hubungan antara luas lahan dan hasil produksi jeruk siam yang ada di Indonesia. Diketahui bahwa produksi jeruk siam di Indonesia terus meningkat walaupun luas lahannya cenderung mengalami penurunan atau peningkatan. Pada tahun 2016 luas lahan jeruk siam di Indonesia mencapai 62.363 hektar. Dengan luas lahan tersebut mampu menghasilkan produksi jeruk siam sebanyak 2.014.214 Ton. Pada tahun 2017 luas lahan jeruk siam di Indonesia mengalami penurunan, namun dengan menurunnya luas lahan tersebut tidak mempengaruhi hasil produksi. Hasil produksi yang diperoleh pada tahun 2017 justru meningkat yaitu 2.165.189 Ton dengan luas lahan yang menurun yaitu 51.811 hektar. Kemudian ditahun berikutnya yaitu tahun 2018, 2019, hingga 2020 luas lahan jeruk siam terus meningkat yang juga diiringi dengan meningkatnya hasil produksi.

Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah yang membudidayakan jeruk siam madu dan merupakan salah satu dari jenis buah-buahan yang berpotensi di Provinsi Jambi. Provinsi Jambi mempunyai wilayah yang berpotensi pada sektor pertanian dan didukung dengan keadaan iklim yang cocok untuk sektor pertanian.

(4)

Produksi jeruk siam tertinggi di Provinsi Jambi terjadi pada tahun 2019 yaitu sebesar 37.525 Ton. Namun pada tahun 2020 produksi jeruk siam di Provinsi Jambi justru mengalami penurunan yaitu menjadi 33.498 Ton, padahal di tahun tersebut luas lahannya meningkat. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Pertumbuhan Luas Lahan, Produksi Dan Produktivitas Usahatani Jeruk Siam Di Provinsi Jambi Tahun 2016-2020

Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

2016 398 17.397 43,71

2017 308 21.195 68,81

2018 891 28.585 32.08

2019 1.053 37.252 35,37

2020 1.107 33.498 30,26

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2021

Berdasarkan tabel 2 luas lahan jeruk siam di Provinsi Jambi pernah mengalami penurunan yaitu pada tahun 2017. Akan tetapi walaupun di tahun 2017 luas lahan jeruk siam mengalami penurunan, hasil produksinya terus meningkat dari tahun sebelumnya. Kemudian di tahun 2016 luas lahan jeruk siam di Provinsi Jambi lebih besar dibanding tahun 2017, namun hasil produksinya lebih sedikit.

Selanjutnya di tahun 2018-2019 peningkatan luas lahan jeruk siam juga diikuti dengan meningkatnya hasil produksi. Selanjutnya di tahun 2020, luas lahan jeruk siam mengalami peningkatan yaitu 1.107 hektar, akan tetapi peningkatan luas lahan tersebut tidak diikuti dengan meningkatnya hasil produksi

Provinsi Jambi mempunyai 11 Kabupaten yang berkontribusi dalam produksi jeruk siam madu, namun jumlah produksi jeruk siam madu yang terbanyak adalah Kabupaten Kerinci yaitu sebanyak 21.504,9 ton. Berikut tabel produksi jeruk sam Jeruk Siam madu menurut Kabupaten di Provinsi Jambi Tahun 2019 dan 2020 yang dapat dilihat pada tabel 3.

(5)

Tabel 3. Produksi Jeruk Siam (Ton) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2019 dan 2020

Kabupaten/Kota Jeruk Siam Madu (Ton)

2019 2020

Kerinci 15.775,7 21.504,9

Merangin 415,8 1.503,4

Sarolangun 1.416,4 3.299,1

Batanghari 634,7 408,9

Muaro Jambi 5.847,7 1.744,1

Tanjung Jabung Timur 1.143,6 1.352,9

Tanjung Jabung Barat 10.260,9 1.671,9

Tebo 406,2 577,1

Bungo 701,9 968,3

Kota Jambi 10,5 9,2

Kota Sungai Penuh 638,2 368,8

Jumlah 37.251,6 33.408,6

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2021

Tabel 3. Menunjukkan bahwa Kabupaten Kerinci merupakan wilayah yang mengalami peningkatan produksi paling besar yaitu dengan total produksi sebesar 15.775,7 ton pada tahun 2019 dan meningkat pesat sebesar 36,31% pada tahun 2020 menjadi 21.504,9 ton. Kabupaten Kerinci merupakan sentra produksi hortikultura di Provinsi Jambi, termasuk jeruk siam madu. Hal ini dapat dilihat dari luas pertanaman dan produksi jeruk siam madu yang cukup tinggi, sehingga jeruk siam madu merupakan komoditi pertanian yang menopang sebagian besar perekonomian masyarakat di Kabupaten Kerinci. Kabupaten kerinci sangat mendukung dalam usahatani jeruk siam madu, hal ini disebabkan sebagian syarat tumbuh jeruk siam madu yaitu memiliki iklim dan curah hujan yang tinggi, sesuai dengan keadaan wilayahnya yang merupakan dataran tinggi atau perbukitan dengan ketinggian 1000 M diatas permukaan laut. Kabupaten kerinci berada di posisi paling tinggi dalam jumlah produksi jeruk siam madu dibandingkan kabupaten lainnya karena sebagian besar jumlah produksi jeruk siam madu

(6)

Provinsi Jambi berasal dari Kabupaten Kerinci. Adapun perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas jeruk siam madu di Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jeruk Siam Madu di Kabupaten Kerinci Tahun 2016-2020

Tahun Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha)

2016 129,64 5.120,1 34,49

2017 115,36 4.402,3 67,35

2018 235,76 11.210,1 47,54

2019 292,40 15.775,7 53,95

2020 276,54 21.504,9 77,76

Sumber : BPS Kabupaten Kerinci, 2021

Tabel 4. Menunjukkan bahwa produksi jeruk siam madu di Kabupaten Kerinci mengalami fluktuasi dari 2016 – 2020. Pada tahun 2016 Kabupaten Kerinci memiliki lahan jeruk seluas 129,64 Ha, akan tetapi produksi yang diperoleh pada tahun 2016 hanya 5.120,1 ton. Sedangkan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2017 mengalami penurunan luas lahan menjadi 115,36 Ha. Dengan menurunnya luas lahan tersebut juga mempengaruhi menurunnya hasil produksi.

Kemudian pada tahun 2018 dan 2019 luas lahan jeruk siam di Kabupaten Kerinci terus mengalami peningkatan yang juga diikuti dengan meningkatnya produksi.

Kemudian pada tahun 2020 luas lahan jeruk siam di Kabupaten Kerinci mengalami penurunan, namun penurunan tersebut tidak berdampak pada hasil produksinya. Hasil produksi pada tahun 2020 justru meningkat dari tahun sebelumnya.

Kecamatan Keliling Danau merupakan sentra produksi buah jeruk siam tertinggi yang ada di Kabupaten Kerinci dengan total produksi mencapai 12.232,80 ton pada tahun 2020 atau berkontribusi sebesar 56% terhadap produksi

(7)

buah jeruk siam yang ada di Kabupaten Kerinci (BPS Kabupaten Kerinci, 2021).

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Produksi Jeruk Siam Madu berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Kerinci Tahun 2019 dan 2020

Kecamatan

Produksi jeruk siam madu (Ton)

2019 2020

Gunung Raya 2.820 5.710

Bukit Kerman 2.346 2.407

Keliling Danau 7.930 12.232

Danau Kerinci Barat - -

Danau Kerinci 50 80

Tanah Cogok - -

Sitinjau Laut 5 40

Air Hangat Timur 23 330

Depati VII 18,5 21,2

Air Hangat Barat 35,6 96,8

Gunung Kerinci 350 158

Siulak 78,3 148

Siulak Mukai 29,2 188

Kayu Aro 20,4 21

Gunung Tujuh 1.900 -

Kayu Aro Barat 159 72

Kerinci 15.765 21.504

Sumber: BPS Kabupaten Kerinci, 2021

Tabel 5. Menunjukkan bahwa Kecamatan Keliling Danau mengalami peningkatan produksi dari tahun 2019 ke tahun 2020, pada tahun 2019 jumlah produksi di Kecamatan Keliling Danau yaitu sebesar 7.930 ton dan meningkat pada tahun 2020 yaitu sebesar 12.323 ton. Kecamatan Keliling Danau merupakan salah satu sentra penghasil jeruk siam madu dengan jumlah produksi tertinggi dibandingkan Kecamatan lainnya.

Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian sangat strategis dalam perekonomian Kabupaten Kerinci khususnya Kecamatan Keliling Danau, karena

(8)

sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, artinya upaya pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah, juga akan memperluas lapangan pekerjaan di daerah pedesaan dan meningkatkan pendapatan serta memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Berikut tabel yang menjelaskan pertumbuhan luas lahan, produksi dan produktivitas usahatani jeruk siam madu di kecamatan keliling danau kabupaten kerinci tahun 2016-2020.

Tabel 6. Pertumbuhan Luas Lahan, Produksi Dan Produktivitas Usahatani Jeruk Siam Madu Di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Tahun 2016-2020.

Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

2016 62,76 879,10 14,00

2017 53,44 783 14,65

2018 185,56 6.634,70 35,75

2019 186,42 7.930,20 42,53

2020 180,54 12.232,80 67,75

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, 2021

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa di tahun 2016 luas lahan jeruk siam di Kecamatan Keliling Danau yaitu 62,76 Ha, dan mampu menghasilkan produksi sebesar 879,10 Ton. Di tahun 2017 luas lahan jeruk siam mengalami penurunan menjadi 53,44 Ha, dan penurunan luas lahan tersebut juga diikuti dengan menurunnya hasil produksi menjadi 783 Ton. Kemudian di tahun 2018- 2019 luas lahan jeruk siam mengalami peningkatan yang juga diimbangi dengan meningkatnya hasil produksi. Pada tahun 2020 luas lahan jeruk siam di Kecamatan Keliling Danau mengalami penurunan menjadi 180,54 Ha, namun penurunan lahan tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil produksinya. Hasil produksi di tahun 2020 justru meningkat menjadi 12.232,80 Ton.

(9)

Kecamatan Keliling Danau merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci yang terdiri dari 17 desa yaitu Desa Tanjung Batu, Desa Pidung, Desa Keluru, Desa Talang Lindung, Desa Koto Agung, Desa Koto Baru, Desa Pasar Jujun, Desa Jujun, Desa Benik, Desa Telago, Desa Limok Manaih, Desa Koto Dian, Desa Koto Tuo, Desa Pulau Tengah, Desa Dusun Baru, Desa Jembatan Merah, dan Desa Lempur Danau. Varietas jeruk yang paling banyak di budidayakan di Kecamatan Keliling Danau yaitu jeruk siam dengan luas lahan sekitar 180,54 hektar pada tahun 2020 (BPS Kabupaten Kerinci, 2021).

Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun merupakan satu kesatuan adat yang terdiri dari 5 Desa yaitu Desa Jujun, Desa Pasar Jujun, Desa Koto Agung, Desa Kota Baru, Dan Desa Talang Lindung. Berdasarkan hasil observasi di 5 desa tersebut banyak petani yang telah melakukan alih fungsi lahan dari komoditi kopi, kayu manis, dan surian menjadi perkebunan jeruk. Di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri jujun ada 3 jenis jeruk yaitu jeruk keprok, jeruk siam madu, dan jeruk gerga. Namun, sebagian besar petani jeruk di 5 Kerapatan adat tersebut lebih memilih untuk membudidaya jenis jeruk siam madu. Adapun faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah teknik budidayanya yang lebih mudah dibanding dengan jenis jeruk lainnya, selain itu masa panennya pun lebih cepat dibanding dengan jenis jeruk yang lainnya dimana jeruk jenis siam madu sudah dapat dipanen ketika tanaman sudah berumur 2,5 tahun.

Hal inilah yang membuat petani Jeruk Siam di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun, berasumsi bahwa selama mereka mengusahakan usahatani hanya usahatani Jeruk Siam yang lebih menguntungkan dan dapat meningkatkan pendapatan mereka menjadi lebih baik dibandingkan mereka mengusahatanikan

(10)

komoditi tanaman lainnya. Petani Jeruk Siam di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun tidak hanya memiliki lahan Jeruk Siam saja, beberapa dari mereka juga memiliki usahatani lainnya seperti usahatani cabe, tomat, jagung, terong, buncis, ubi jalar, kentang, kopi, dan kulit manis.

Usahatani jeruk siam madu di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun merupakan salah satu komoditas yang baru dikembangkan di wilayah tersebut.

Pada tahun 2014 usahatani Jeruk Siam pertama kalinya dikembangkan di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun, yang dimulai oleh beberapa orang petani yang melihat adanya prospek yang menjanjikan pada usahatani Jeruk Siam, pada saat itu petani memperoleh informasi dari media massa dan dari petani maju didaerah lainnya sehingga mereka tertarik untuk mengusahakan usahatani Jeruk Siam dan dengan adanya inisiatif dan kemauan mereka dalam mempelajari budidaya usahatani Jeruk Siam dan menerapkannya, hal itulah yang memicu petani-petani lainnya tertarik untuk mengusahakan usahatani Jeruk Siam. Sampai dengan saat ini usahatani Jeruk Siam semakin berkembang dan menjadi salah satu sumber pendapatan bagi petani di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun. Usahatani Jeruk Siam ini dilakukan dengan tujuan produksi yang maksimal dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani.

Pendapatan yang diperhitungkan adalah pendapatan jeruk siam madu.

Pendapatan usahatani diperhitungkan sebagai selisih dari total penerimaan dengan total biaya produksi, yang mana pendapatan usahatani ini dipergunakan sebagai mengukur biaya yang dikeluarkan atas imbalan serta penerimaan dari penggunaan faktor-faktor produksi. Sebagian kecil pendapatan para petani di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun berasal budidaya jeruk siam madu. Keadaan yang terjadi di

(11)

kalangan petani adalah jumlah produksi, untuk budidaya jeruk siam madu mengalami perubahan, hal ini berpengaruh terhadap jumlah produksi jeruk siam madu. Seiring berjalannya perubahan juga akan berpengaruh terhadap pendapatan petani yang berubah, semakin banyaknya jumlah produksi semakin banyak juga pendapatan yang didapatkan petani. Selanjutnya, semakin menurun jumlah produksi semakin menurun juga pendapatan yang diperoleh petani. Tetapi, besarnya jumlah produksi suatu komoditas yang didapatkan per satuan luas belum berarti mampu menjamin tingginnya pendapatan usahatani yang dipengaruhi oleh harga yang diterima petani serta biaya-biaya input usahatani. Sehingga besarnya produksi belum menjamin besarnya tingkat pendapatan.

Petani sebagai pelaksana usahatani mengharapkan produksi yang lebih besar lagi agar memperoleh pendapatan yang besar. Petani menggunakan tenaga modal dan input produksi yang lainnya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi yang diharapkan. Peningkatan produksi pertanian diharapkan mampu meningkatkan pendapatan bagi petani, namun produksi masing-masing petani berbeda-beda karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu luas lahan, modal, tenaga kerja yang digunakan, pengalaman usahatani. Adanya perbedaan pendapatan maka akan mempengaruhi kesejahteraan masing-masing keluarga petani, penurunan hasil produksi pertanian bisa dikarenakan tingkat penggunaan faktor-faktor produksi yang belum optimal oleh petani. Faktor tersebut juga akan mempengaruhi petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya dan juga dapat berpengaruh pada jumlah produksi dan akan berpengaruh juga pada pendapatan yang diterima petani dari kegiatan usahatani jeruk siam madu di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci.

(12)

Semakin besar pendapatan yang di dapatkan petani dari usahatani jeruk siam madu, semakin semangat pula petani untuk melakukan usahatani tersebut.

Jika semakin kecil pendapatan yang diperoleh semakin kurang minat petani untuk melakukan usahatani tersebut. Untuk memperoleh pendapatan maksimum petani harus mampu meningkatkan produksi serta mampu menekan biaya produksi.

Perkembangan budidaya tanaman jeruk siam madu tidak lepas dari faktor- faktor yang mempengaruhi pendapatan. Oleh karena itu, petani jeruk siam madu harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani pada usahatani jeruk siam madu, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nya adalah luas lahan, modal, tenaga kerja, dan pengalaman usahatani.

Melihat fenomena ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani pada Usahatani Jeruk Siam Madu di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci”.

1.2 Rumusan Masalah

Jeruk siam madu merupakan salah satu komoditas buah-buahan unggulan dan memiliki potensi yang terus dikembangkan di Provinsi Jambi. Jeruk Siam madu dibudidayakan secara merata di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi.

Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun merupakan salah satu daerah penghasil jeruk Siam madu dan berkontribusi dalam memproduksi jeruk siam madu di Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci.

Usahatani jeruk siam madu merupakan salah satu sumber pendapatan bagi petani di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun saat ini. Usahatani jeruk siam madu ini dilakukan dengan tujuan produksi yang maksimal dan diharapkan dapat

(13)

meningkatkan pendapatan petani. Pendapatan petani pada kegiatan usahatani tidak terlepas dari faktor luas lahan, tenaga kerja, modal, dan pengalaman usahatani.

Dengan demikian diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani pada usahatani jeruk siam madu di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci.

Masyarakat yang umumnya kegiatan utamanya bertani menggantungkan hidup pada lahan garapannya. Dalam usahatani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Pengaruh luas lahan dengan pendapatan petani pada usahatani jeruk siam madu adalah bahwa semakin luas lahan petani maka tingkat pendapatan petani dalam usahatani jeruk siam madu akan semakin tinggi. Faktor modal juga sangat berpengaruh terhadap pendapatan pada usahatani, setiap kegiatan dalam mencapai tujuan membutuhkan modal apalagi kegiatan proses produksi komoditas pertanian. Tenaga kerja dari dalam keluarga maupun tenaga kerja dari luar keluarga dipekerjakan dalam penelitian ini (TKLK). Penggunaan tenaga kerja sangat penting dalam budidaya Madu Siam, terutama pada tahap pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, dan pascapanen, untuk mencapai hasil pertanian yang optimal. Pengalaman berkembang mengacu pada jumlah pengalaman kerja yang dimiliki petani saat pertama kali mulai bertani jeruk siam madu. Semakin banyak pengalaman bertani yang dimiliki petani, semakin sukses pertanian nya.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

(14)

1. Bagaimana pendapatan petani jeruk siam madu di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani pada usahatani jeruk siam madu di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci?

1.3 Tujuan Penelitian

Terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui bagaimana pendapatan petani jeruk siam madu di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani pada usahatani jeruk siam madu di Kerapatan Adat 5 Desa Negeri Jujun Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan peneliti, serta merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

2. Data yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan juga wawasan bagi petani dalam melakukan usahatani jeruk siam madu sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani secara terus- menerus.

(15)

3. Sebagai sumber informasi dan bahan pengetahuan semua pihak yang membutuhkan.

4. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

dikelas dan sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik ?. Menurut Ibu Suud Baladraf, saya memilih materi pembelajaran dengan cara menguasai dan memahami

( L. acuta ) sebagai pestisida, dimana senyawa aktif rotenone yg terkandung pada akar tuba dapat mempengaruhi enzim respirasi serangga, sedangkan senyawa aktif

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sebagaimana telah diubah beberapa

Mekanisme yang sedang dikembangkan di internasional untuk menurunkan emisi dengan mencegah deforestasi dan degradasi Perkembangan selanjutnya REDD+ memasukkan konservasi, PHL dan

Sejauh ini data mengenai pengukuran morfometrik dan meristik jenis-jenis ikan dikawasan muara sungai sugihan sumatera selatan masih sangat kurang dan belum terdokumentasi

Infaq pendidikan bulanan dibayarkan paling lambat tanggal 10 tiap bulan di kantor BMT Darul Muttaqien atau transfer ke BRI KCP Parung.. Pembayaran lewat transfer baru dinyatakan

Kebijakan hukum pidana terhadap perlindungan anak korban dari tindak pidana kekerasan fisik dalam rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam pasal 76c, bahwa pelaku

Hidangan autentik Jepang dan keramahtamahan yang menenteramkan dengan cita rasa Tokyo yang disukai para pengunjung ternama. Dikenal sebagai `Picasso kue', Pierre Hermé mendapat