• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 1 RAREN BATUAH KELAS VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMPN 1 RAREN BATUAH KELAS VII"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI HIDUP TENANG DENGAN KEJUJURAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING DI SMPN 1 RAREN BATUAH KELAS VII

SARINAH

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email: Sarinah811@guru.smp.belajar.id

ABSTRAK

Sarinah, 2022, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VII Tentang Hidup tenang dengan kejujuran di SMPN 1 Raren Batuah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas VII tentang Hidup tenang dengan kejujuran di SMPN 1 Raren Batuah, dikarenakan rata- rata nilai ulangan harian Pendidikan Agama Islam siswa yang didapatkan sebesar 60,80 sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah adalah 75. Oleh karena itu, rendahnya hasil belajar mayoritas siswa pada materi Hidup tenang dengan kejujuran perlu ditingkatkan dengan kemampuan berpikir kritis dalam menanggapai persoalan akan meningkat juga hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan tehnik pengumpulan data yaitu observasi, dukumentasi, dan tes yang diberikan kepada 10 orang peserta didik kelas VII SMPN 1 Raren Batuah yang dijadikan sebagai sumber data. Hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model problem based learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tentang hidup tenang dengan kejujuran pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Raren Batuah Kabupaten Barito Timur.

Kata Kunci :Hasil belajar, Problem Based Learning .

PENDAHULUAN

(2)

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara. (Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. (Departemen Agama RI, 2006: 5). Dari konsep tersebut, pendidikan adalah suatu proses yang terencana diarahkan untuk menciptakan suasana belajar dan mengajardalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional di atas juga sejalan dengan semangat Al-Qur’an yang secara jelas memposisikan para intelek pada posisi yang mulia sesuai dengan sûrah al-Mujâdalah ayat 11:

اَهُّيَأاَي

ََنْيِذَّلا ا ْوُنَمآ اَذِإ

ََلْيِق

َْمُكَل ا ْوُحَّسَفَت

َ ِسِلاَجَمْلايِف

َا ْوُحَسْفاَف

َِحَسْفَي

َِالل

َْمُكَل اَذِإ َو

ََلْيِق ا ْو ُزُشْنا ا ْوُزُشْناَف

َِعَف ْرَي

َُالل

ََنْيِذَّلا

ا ْوُنَمآ

َْمُكْنِم

ََنْيِذَّلا َو ا ْوُتوُأ

َِمْلِعْلا

َ تاَج َرَد

َُالل َو اَمِب

ََن ْوُلَمْعَت

َ رْيِبَخ

Artinya:“...Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. 58 : 11) (Departemen Agama RI, 2009:543)

Upaya mencapai tujuan pendidikan yang disebutkan di atas, maka diperlukan tiga unsur yang perlu diperhatikan, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektifitas model pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan. (Nurhadi, dkk, 2003:1). Peningkatan mutu merupakan suatu sistem dari berbagai komponen yang saling mendukung hingga terselenggaranya suatu pendidikan yang ideal dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah

(3)

diperlukan guru, baik secara individual maupun kolaboratif untuk melakukan sesuatu perubahan dunia pendidikan, agar pendidikan dan pembelajaran menjadi berkualitas. Kegiatan pembelajaran adalah inti pendidikan, karena segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran (Djamarah, 2000:18). Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru sebagai pengajar merupakan interaksi edukatif yang terkait berbagai komponen, diantaranya standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, metode, media dan evaluasi hasil belajar.

Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam implementasi pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar. Rancangan ini tergantung pada orang yang menyampaikannya, yaitu guru. Disisi lain, peserta didik sebagai orang yang menerima pelajaran akan merasakan kemudahan dalam menguasai pelajaran. Ketepatan guru dalam menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan juga sangat menentukan. Guru mempunyai kewajiban memilih dan menetapkan metode yang relavan, demikian pula media pembelajaran yang digunakan, sehingga memenuhi harapan sesuai yang ditetapkan. Guru yang baik adalah guru yang mampu memilih dan menggunakan metode dan media yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Kendala utama dalam menentukan metode seringkali kurang sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.

Metode ceramah seringkali menjadi pilihan utama, sehingga guru yang menjadi pusat/ sumber belajar (teacher center), padahal metode-metode lain yang lebih mengedepankan aktivitas peserta didik lebih diutamakan (student center) untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan.

Model pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum (K13), guru dianjurkan agar dapat menyelaraskan terhadap materi pelejaran, sehingga memungkinkan adanya modifikasi dari beberapa metode dengan menitikberatkan pada aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum pada semua jenjang pendidikan mempunyai ruang lingkup Al-Qur’an Hadits, Aqidah akhlak, Fiqih, dan Tarikh. Dari beberapa ruang lingkup tersebut, Fiqih adalah salah satu materi yang sangat penting dalam upaya mendidik peserta didik mengamalkancara kehidupan keagamaan yang baik, sehingga menjadi orang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.

Belajar yang diharapkan lebih bermakna dan aktif, agar apa yang dipelajarinya, diketahui, dan dialaminya secara langsung. Kenyataan ini sesuai dengan kata- kata mutiara yang telah disampaikan oleh seorang filosof Cina, Confusius,

(4)

yaitu “Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham”. Fakta empirik yang ditemukan penulis melalui kegiatan observasi di kelas , proses pembelajaran yang terjadi bersifat monoton baik bagi peserta didik maupun bagi sang guru sendiri. Hal ini terjadi karena mereka kurang diberdayakan dan hanya diperlakukan sebagai objek yang harus duduk manis memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran. Sehingga nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan.Berdasarkan nilai ulangan siswa kelas X IPA, didapati nilai hasil belajarnya masih tergolong rendah, yang belum tuntas 9 orang atau 90% siswa mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan Minimum (KKM), dan 1 orang atau 10% diantaranya memperoleh nilai diatas standar ketuntasan batas minimum (KKM). Rata-rata nilai ulangan harian Pendidikan Agama Islam siswa yang didapatkan sebesar 60,80 sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan sekolah adalah 75. Terlihat jelas bahwa rendahnya hasil belajar mayoritas siswa pada materi perlu ditingkatkan. Dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menanggapai persoalan maka akan meningkat juga hasil belajar siswa.

Berdasarkan dari hasil observasi dan dokumentasi diatas penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu penelitian dalam bentuk tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran aktif tipe Problem Based Learning karena model ini penulis yakini mampu mendorong peserta didik berpartisipasi aktif, kecerian, antusias saat belajar dan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga pada akhirnya tujuan dari pembelajaran tercapai. Oleh karena itulah, penulis melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi hidup tenang dengan kejujuran Model Problem Based Learning di SMPN 1 Raren Batuah Kelas VII”

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu sebuah bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas, dan merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang muncul dan terjadi dalam kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan

(5)

oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan siswa (Arikunto, 2006:5).

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara langsung, di tempat itu dan pada saat itu juga. Selain itu, juga mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah. Upaya tersebut dilakukan secarabersiklus dan kolaboratif.

Setelah penetapan masalah penelitian langkah-langkah pokok yang ditempuh pada setiap siklus adalah: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi, 4) refleksi.

Bila berdasarkan hasil refleksi tindakan dianggap belum mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan maka perlu dilakukan perencanaan tindakan lanjut untuk siklus berikutnya (Tim Instruktur, 2008:15).

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Raren Batuah yang berlokasi di Desa Batuah Kecamatan Raren Batuah Kabupaten Barito Timur, dengan subyek penelitian adalah peserta didik Kelas VII SMPN 1 Raren Batuah pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Hidup tenang dengan kejujuran. Teknik pengumpulan data meliputi tes tertulis berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (post test), observasi yaitu kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Data-data yang diperoleh nantinya akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu: data yang didapatkan berasal dari tes hasil belajar siswa untuk mencari nilai rata-rata siswa pada setiap siklus dan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan yang terjadi pada nilai hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul, lalu membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM yang berlaku di SMPN 1 Raren Batuah). Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

a. Nilai rata-rata = ∑semua nilai siswa ∑ siswa b. Ketuntasan belajar

Terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan kelas. Ketuntasan individu adalah apabila siswa telah tuntas belajar mencapai nilai 70. Ketuntasan kelas adalah apabila tuntas belajar dikelas tersebut telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75%. Persentase ketuntasan belajar = ∑ siswa yang tuntas x 100%

∑ siswa

(6)

HASIL PENELITIAN

Penelitian pada siklus I dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning untuk mengetahui pengaruhnya pada hasil belajar siswa. Pada siklus I hasil post test nilai tertinggi 84 dan terendah 36.

Nilai 84 hanya 2 (dua) siswa, nilai 69 diperoleh 1(satu) siswa, nilai 68 diperoleh 2(dua) siswa, nilai 67 diperoleh 1(satu) siswa,nilain 64 diperoleh 1 (satu) siswa,nilai 48 diperoleh 2 (dua) orang siswa dan nilai 36 diperoleh 1(satu) siswa, sehingga siswa yang tuntas nilainya 2 (dua) siswa dan masih ada 8(delapan) siswa yang belum tuntas. Berdasarkan data ini maka diperoleh ketuntasan kelas baru mencapai 20% lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%. Adapun pada siklus II penelitian tindakan kelas pada siklus II dilakukan karena pada siklus I belum menunjukan hasil yang kurang memuaskan, bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran tentang hidup tenang dengan kejujuran dengan model pembelajaran problem based learning masih kurang maksimal.

Siklus II dilakukan dengan perangkat pembelajaran yang sama dengan siklus I.

Pada siklus II hasil post test nilai tertinggi 95 dan terendah 68. Nilai 95 diperoleh 1(satu) siswa, nilai 93 diperoleh 1(satu) siswa, nilai 92 diperoleh 1(satu) siswa, nilai 87 diperoleh 1(satu) siswa,nilai 85 diperoleh 2(dua) siswa,nilai 83 diperoleh 1(satu)siswa,nilai 75diperoleh 2(dua) siswa dan nilai 68 diperoleh 1(satu)siswa, sehingga siswa yang tuntas nilainya 9 (sembilan) siswa dan masih ada 1 (satu) siswa yang belum tuntas. Namun secara keseluruhan hasil penelitian pada siklus II menunjukan peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa dengan model pembelajaran problem based learning.

Berdasarkan data-data tersebut diatas pada siklus II sudah menunjukan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran tentang hidup tenang dengan kejujuran dengan model Problem based learning sudah cukup maksimal. Hasil penelitian pada siklus II menunjukan secara klasikal ketuntasan belajar siswa memperoleh nilai diatas KKM yaitu ≥ 70 yaitu sebesar 90,91%, lebih besar dari prosentase ketuntansan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%.

Penelitian pembelajaran pada siklus II, untuk meningkatkan hasil belajar materi Hidup tenang dengan kejujuran di kelas VII SMPN 1 Raren Batuah tahun pelajaran 2022/2023 hampir sepenuhnya dipahami oleh siswa.

Beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah sebagai berikut : adanya antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena pembelajaran dengan model problem based learning lebih terarah, adanya interaksi siswa dan guru menunjukan peningkatan dengan guru membimbing/mengarahkan siswa dalam memecahkan masalah saat berdiskusi,

(7)

dan juga interaksi siswa dengan siswa menunjukan peningkatan yang signifikan saat mereka berdiskusi dalam kelompoknya. Hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II diperoleh data hasil belajar keseluruhan sebagai berikut : untuk prosentase ketuntasan nilai pada siklus I 20% dan untuk siklus II sebesar 90,%. Berdasarkan data tersebut maka hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Penjelasan diatas menunjukan bahwa penerapan pembelajaran model problem based learning dalam pembelajaran PAI pada materi Hidup tenang dengan kejujuran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMPN 1 Raren Batuah. Dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning memberikan kesempatan kepada didik untuk terlibat langsung, aktif, mandiri, kreatif, dan berfikir kritis selama pembelajaran dan juga pembentukan suatu konsep yang nyata dan sistematis

KESIMPULAN

Hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: pembelajaran dengan model problem based learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi hidup tenang dengan kejujuran Siswa Kelas VII SMPN 1 Raren Batuah Kabupaten Barito Timur. Hal ini dapat dilihat pada Siklus I, dari 10 siswa yang tuntas sebanyak 2 siswa (20%) dan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa (80%). Sedangkan pada Siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (90%) dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (10%). Jadi, setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 70% sehingga kenaikannya menjadi 90% atau tuntas.

Kesimpulan…………

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Ahiri dan Hafid, Evaluasi Pembelajaran dalam Konteks KTSP, Bandung:Humaniora, 2014

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/ Penafsir Al-Qur’an, 2009

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar,Jakarta: Rineka Cipta, 2000 Haryati, Mimin, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Referensi 2013

Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama, RI, 2006

Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Raja Grapindo, 2009 Modul, Teori Belajar dan Pembelajaran, Palangka Raya : IAIN Palangka Raya, 2022

Nata,Abuddin, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta:

Kencana 2011

Nurhadi, dkk, Pembelajaran Kontekstual (CTL) dan Penerapannya dalam KBKMalang: UM, 2003

Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu:

untuk meningkatkan profesionalitas guru. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2017

Suhardjono, Arikunto dan Supardi, Penelitian Pendidikan Kelas, Jakarta:

Bumi Aksara 2015

Susanto, Ahmad, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2014

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam KTSP, Jakarta: Bumi Aksara, 2010

Undang-Undang Republik Indonesia,Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2006

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri daun sirih, maka konsistensi salep dengan basis larut air yang ditambahkan semakin sedikit, sehingga viskositas salep rendah, daya sebar

Apabila melihat kegunaan dari beton berpori sebagai beton multifungsi, pengaplikasian beton berpori diharapkan dapat menjadi salah satu solusi pembangunan prasarana

Adapun hasil akhir yang diharapkan ( ultimate objectives ) dengan terumuskannya kebijakan pengembangan wilayah pesisir ini adalah sumber daya alam pesisir yang berkelanjutan,

[r]

Sinetron ini masuk dalam kategori drama yang berasal dari India yang disiarkan oleh stasiun televisi swasta di Indonesia (ANTV). Sejak

Department of Biology, lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS}, Surabaya -Indonesia..

Tanda pelunasan pajak tahun terakhir (SPT tahun 2013) dan Laporan Bulanan Pajak (PPh pasal 21, PPh pasal 23 bila ada transaksi, PPh pasal 25/29 dan PPN) untuk 3 (tiga) bulan

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan perubahan temperatur pada aliran minyak yang akan memperbaiki karakteristik nyala, hal ini akan ditunjukkan oleh adanya perubahan