• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRPOSAL SKRIPSI BAB I - III UNIVERSITAS CORDOVA

N/A
N/A
Murdany Astuti

Academic year: 2023

Membagikan "PRPOSAL SKRIPSI BAB I - III UNIVERSITAS CORDOVA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

“Analisa Penerapan Prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Conditions, Collateral) Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat Nusa

Tenggara Barat (PD.BPR NTB ) Sumbawa Barat

(Study kasus Kantor Pusat Oprasioanl)

Disusun oleh:

Murdani Astuti

PROGRAM STUDY EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS CORDOVA TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga Proposal Skipsi dengan Judul “Alisa Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputus Kredit Pada Perusahaan Daerah bank Perkreditan Rajyat Nusa Tenggara Barat (PD.BPR NTB) Sumbawa Barat (Study Kasus Kantor Pusat Oprasional Taliwang) ini dapat diselsaikan deng an baik dan lancer.

Proposal ini dibuat sebagai syarat untuk mengikuti seminar Proposal untuk menyelsaikan tugas akhir di fakultas Eekonomi Universitas Cordova.

Dalam penyusunan Proposal ini, penulis menyadari bahwa bimbingan dan b antuan dari berbagai pihak telah memperlancar proses penyelsaianya. Sehub ungan hal tersebut ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Cordova Indonesia 2. Kaprodi Ekonomi Pembangunan Universitas Cordova 3. Desen Pembimmbing I

4. Disen pembimbing II

5. Bapak Hafit Wahyudi Selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat

6. Karyawan/i PD.BPR NTB Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat

(3)

7. Teman-teman seperjuangan (Se’ah, Gusniwati, Fatmawati, Nurul Hikmawati, Budiman, Antoni, serta seluruh mahasiwa Fakultas Ekonomi Universitas Cordova yang telah memberikan semangat untuk menyelsaikan proposal ini.

8. Untuk Umi, Abi, Suami tercinta dan anak-anak tersayang yang senantiasa selalu mendukung dan memotifasi saya dalam melaksanakan dan mendampingi saya untuk menyelsaikan proposal Seminar .

Penulis menyadari bahwa Proposal seminar ini masih terdapat kek urangan. Semoga usulan kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi penuli s sendiri dan bagi kita semua.

Brang Ene, Maret 2023

Penulis

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam praktik perbankan di Indonesia terdapat dua jenis perbankan jika dilihat dari segi prinsipnya Bank Syariah dan Bank Konvensional. Bank dikenal sebagai Agent of Trust dan sebagai Financial Intermediary yang memiliki fungsi utama penghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan selanjutnya dana tersebut dialokasikan kepada masyarakat yang memerlukan dana dalam bentuk Kredit. Di Bank syariah penyertaan dana tersebut dinamakan dengan istilah pembiyaan.

Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan sebelumnya baik dilakukan sendiri maupun lembaga.

Proporsi penggunaan dana simpanan yang tidak ideal akan mendorong kerugian pada bank tersebut. Oleh karena itu, pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya dari perencanaan jumlah kredit, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan kredit yang dilakukan secara berkelanjutan. Pengelolaan kredit tersbut bertujuan untuk menekan derajat resiko dari aktivitas kredit bank seperti tingginya Non Performing Loand (NPL)

(5)

Pembangunan nasional khususnya di Nusa Tenggara Barat suda hampir memasuki tinggal landas yaitu suatu tahap pembangunan dimana kita di tuntut untuk dapat semakin mampu dan lebih mandiri baik dalam mengatasi rintangan, manfaatkan peluang dengan mengendalikan kemampuan secara mandiri.

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat merupakan salah satu bank yang beroperasi di Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan utama yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito dan kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat dalam menyalurkan kredit memperhatikan analisa kredit untuk menilai kelayakan calon debiturnya.

Resiko kredit debitur bersumber dari berbagai aktivitas bisnis bank.

Pada sebagian besar bank, pemberian pinjaman modal debitur merupakan sumber resiko kredit yang terbesar. Selain itu bank menghadapi resiko kredit dari berbagai instrumen keuangan seperti surat berharga, akseptasi, transaksi antar bank, transaksi pembiayaan perdagangan, transaksi nilai tukar, dan derivative, serta kewajiban komitmen dan kontigensi. Resiko kredit juga dapat meningkat karena terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur. Penyebab utama terjadinya resiko kredit adalah terlalu mudahnya

(6)

bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas. Akibatnya, penilaian/analisis kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan resiko usaha yang dibiayainya.

Aktivitas kredit bank yang berkualitas dan sehat memberikan pendapatan operasional terbesar bagi bank jika dibandingkan dengan aktivitas lainnya seperti penyediaan layanan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pendapatan dan menjaga kelangsungan bank maka pemberian kredit merupakan aktivitas yang secara terus menerus akan dilakukan.

Kegiatan penyaluran kredit di sisi lain mengandung resiko yaitu tidak kembalinya dana/ kredit yang disalurkan tersbut karena tidak seluruh nasabah yang memperoleh kredit mampu mengembalikan kredit dengan baik dan tepat waktu sehingga adaanya tunggakan kredit yang akan menjadi kredit macet. Dampak derajat resiko kredit yang diterima bank akan menggangu tingkat likuiditas bank tersebut. Derajat resiko kredit dapat ditekan dengan jalan melakukan analisa kredit secara komprehensif dan mendalam baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif terhadap setiap pemohon kredit yang diterima oleh bank. Analisa kredit yang komprehensif sangat menentukan keberhasilan aktivitas penyaluran kredit dan menekan derajat resiko kredit.

Adapun tujuan utama analisa kredit yang dilakukan oleh sebuah bank adalah untuk menilai kemapuan dan kesediaan calon debitur untuk

(7)

mengambalikan cicilan pokok beserta bunganya/memenuhi kewajibannya sesuai dengan isi perjanjian kredit. Berdasarkan analisa kredit, bank dapat memperkirakan tinggi rendahnya derajat resiko yang akan ditanggung olehnya bila disetujui permohonan kredit yang diakukan oleh calon debitur. Analisa kredit bertujuan untuk menentukan besarnya jumlah pinjaman kredit yang akan diberikan kepada calon debitur. Dengan melakukan analisa kredit bank dapat mengetahui kondisi debitur secara keseluruhan atau utuh sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia (BI) untuk memperkecil derajat resiko kredit.

Terkait dengan data Non Performing Loand (NPL) pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD.

BPR NTB) Sumbawa Barat terdapat permasalahan mengenai resiko pada pembiayaan yang sering terjadi kemacetan atau gagal bayar oleh nasabah.

Sehingga dilakukan penerapan prinsip kehati-hatian sebagai prinsip dasar yang digunakan untuk meminimalisir resiko tersebut. Bentuk penerapan prinsip kehati-hatian adalah penyaluran kredit kepada debitur yang didasarkan pada prinsip 5C. Menurut Mulyono (2001) menyebutkan bahwa untuk dapat melakukan kegiatan perkreditan secara sehat, pihak bank harus menerapkan prinsip 5C yang meliputi: Character, Cavacity, Capital, Collateral dan Condition of Economic. Kasmir (2008) Didalam pemberian kredit bank atau bukan bank harus memperhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil

(8)

penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank atau bukan bank dapat dilakukan dengan berbagai prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan. Terdapat tiga prinsip utama dalam penilaian kredit yaitu prinsip 5c, 7p dan 3r. Yaitu: Character, Cavacity, Capital, Collateral dan Condition of Economic. Personality, Party, Perpos e, Prospect, Payment, Profitability, Protection.” Return/Returning, Repaym ent, Risk Bearing Ability

Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat dalam memberikan Fasilitas kredit juga menerapakan prinsip 5C dan tentu juga prisip kehati-hatian, saat ini penerapan prinsip 5C dalam pemberiankredit adalah faktor tuntutan tagget tanpa memperhatikan prinsip 5C yang seharusnya sehinggan menyebapkan terjadinya kredit Macet dan Non Performing Loan (NPL) akan mempengaruhi tingkat kesehatan Bank.

Berdasarkan uraian di atas Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat sebagai bank yang taat dalam menjalankan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengambil keputusan kredit sangat memperhatian prinsip tersebut.

Untuk itu penelitian ini berusaha mengetahui penerapan prinsip 5C dalam pengambilan keputusan kredit. Mengacu pada hal tersebut, Peneliti tertarik mengambil judul penelitian “Analilis Penerapan Prinsip 5C Terhadap

(9)

Pengambilan Keputusan Kredit pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan prinsip 5c terhadap pengambilan keputusan kredit pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip 5c terhadap pengambilan keputusan kredit pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD.BPR NTB) Sumbawa Barat.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan kegunaan atau manfaat untuk berbagai pihak, yaitu:

1.4.1. Manfaat Akademik

Hasil peneilitian ini diharakan sebagai suatu ilmu yang digunakan untuk memperluas wawasan tentang dunia perbankan khsusnya masalah penerapan prinsip 5C terhadap pengambilan keputusan kredit dan dapat menerapkan teori yang diperoleh untuk diterapkan secara lamngsung pada kasus yang nyata.

(10)

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Penelitaian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan atau kreditur, hasil penelitian ini diharakan dapat memberikan masukan berupa saran-saran tenatng faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan kredit.

b. Bagi pembaca dan peneliti lain, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang perbankan dan hasil penelitian yang di harapkan juga dapat dijadikan bahan referensi bagi lembaga pendidikan atau mahasiswa yang melakukan penelitian dengan masalah yang serupa.

(11)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Perbankan

Menurut Kasmir (2014) dalam bukunya, Bank adalan badan usaha yang menghimmpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarajat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan usaha perbankan menjadi tiga kegiatan yaitu, menghimmpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.

Kegiatan menghimmpun dan menyalurkan dana berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabunga, deposito.

Biasanya sambil diberikan balaa jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

2.2. Fungsi Bank

Menurut Triwahyuniati (2008) Fungsi bank secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat luas (funding) dan menyalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Tetapi

(12)

sebenarnya fungsi bank dapat dijelaskan dengan lebih spesifik yaitu sebagai berikut:

1. Agent of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (tust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan bersedia menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan, simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.

Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjamannya dengan baik, debitur akan mempunyai kemapuan untuk membayar pada saat jatuh tempo dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan penjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo.

2. Agent of Development

Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor ini selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan intervensi, distribusi,

(13)

serta kegiatan komunikasi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

Kegiatan bank tersbut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, distribusi, serta konsumsi dan jasa, mengingat bahwa kegiatan tersebut tidak dapat dikepaskan dari adanya penggunaan uang, kelancara kegiatan-kegiatan tersbut tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat

3. Agent of Service

Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitanyya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelsaian tagihan

2.3. Jenis- Jenis Bank

Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan bahwa jenis bank dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kepemilikan Bank Umum dapat dimiliki oleh

(14)

pemerintah maupun swasta atau perorangan, bisa bersifat tertutup atau terbuka tergantung pada besar keciulnya kepemilikan saham yang dimiliki masing-masing dan sudah melakukan go publik atau belum baik dari dalam negeri maupun luar negeri (asing).

2. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya bahwa kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

Disamping kedua kedua jenis bank tersebut dalam prakteknya masih terdapat satu lagi jenis bank yang ada di Indonesia yaitu Bank Sentral. Bank Sentral tidak bersifat komersial seperti halnya Bank Umum dan BPR, dan di Indonesia fungsi Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia. Fungsi Bank Sentral diatur dalam undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Tugas-tugas Bank Sentral anatara lain :

a. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter b. Mengatur dan Menjaga Kelancara Sistem Pembayaran

c. Mengatur dan Mengawasi Bank 2.4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

2.4.1. Pengertian BPR

(15)

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito, tabungan, dan/ atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Perkreditan Desa, Bank Pegawai, Lumbung Pilih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), dan/ atau lembaga–

lemabaga lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan undang –undang perbankkan nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Ketentuan ini diberikan karena mengingat lembaga–lembaga tersebut telah berkembang di lingkungan masyarakat Indonesia serta masih diperlukan oleh masyarakat, maka keberadaan lembaga itu diakui. Oleh karena itu, Undang-undang Perbankkan nomor 7 Tahun 1992 memberikan kejelasan status terhadap lembaga–lembaga itu.

Untuk menjamin kesatuan dan keseragaman dalam pembinaan dan pengawasan, maka persyaratan dan tatacara pemberian status lembaga–lembaga tersbut ditetapkan dengan Peraturan Pemeritah 2.4.2. Asas, Fungsi, Tujuan dan Sasarn BPR

Dalam melaksanakan usahanya BPR berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi Indoensia yang dijalankan sesuai

(16)

dengan pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 yang memiliki 8 (delapan) ciri positif sebagai pendukung dan 3 (tiga) ciri negatif yang harus dihindari (free fight liberalism, etatisme, dan monopoli).

Fungsi BPR sendiri sudah sangat jelas yakni sebagai badan usaha yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Tujuan BPR adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. BPR memiliki sasaran yaitu melayani kebutuhan petani, peternak, nelayan, pedagang, pengusaha kecil, pegawai, dan pensiunan karena sasaran ini belum dapat terjangkau oleh bank umum dan untuk lebih mewujudkan pemerataan layanan perbankan, pemerataan kesempatan berusaha, pemerataan pendapatan, dan agar masyarakat tidak jatuh ketangan para rentenir.

1. Bentuk Hukum BPR

Bentuk hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa a. Perusahaan Daerah

Perusahaan Daerah adalah perusahaan yang modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah, dimana kekayaan perusahaan dipisahkan dengan kekayaan negara. Tujuan perusahaan daerah adalam mencari keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk pembangunan daerahnya.

(17)

b. Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan usaha koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asa kekeluargaan, tujuan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pengelolaan badan usaha dilakukan secara efektif dan efisien tanpa mengabaikan prinsip-prinsip koperasi.

c. Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas beberapa saham dimana setiap pemegang saham turut mengambil bagian sebanyak satu atau lebih saham. Tujuan PT adalah untuk memperoleh laba maksimal, dimana laba tersebut sebagian dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden dan sebagian untuk menambah modal serta membentuk cadangan.

2. Kegiatan Usaha BPR

Kegiatan BPR pada dasarnya adalah sama dengan kegiatan Bank Umum, yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa yang ditawarkan, jumlah jasa yang ditawarkan oleh BPR

(18)

jauh lebihg sempit. Jumlah jasa yang ditawarkan BPR dibatasi oleh berbagai persyaran, sehingga tidak leluasa seperti Bank Umum. Kegiatan yang dilkakukan oleh BPR adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa tabungan, deposito berjangka, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan pinjaman dalam bentuk kredit berupa kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, dan lain – lain.

c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prisnip bagi hasil seuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesi (SBI), deposito berjangka, dan atau sertifikat deposito pada bank lain.

Berdasarkan ketentuang yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah, BPR memiliki keterbatasan dalam memberikan jasa kepada masyarakat, yaitu:

a. Menerima simpanan dalam bentuk giro;

b. Mengikuti kegiatan kliring;

c. Melakukan kegiatan valuta asing; dan

(19)

d. Melakukan kegiatan perasuransian.

3. Alokasi Kredit BPR

Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu:

a. Dalam bentuk kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan perjanjian.

b. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa yang dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait, termasuk kepada perusahaan–perusahaan dalam kelompok yang sama dengan BPR tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% (tiga puluh persen) dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia;

c. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa yang dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% (sepuluh persen) atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan

(20)

keluarga), angota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya, serta perusahaan-perusahaan yang di dalamnya terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% (sepuluh persen) atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anngota direksi (dan keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari modal yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

2.5 Produk Bank

Seiring perkembangan zaman, bank pun terus berbenah dalam mem berikan layanan kepada nasabahnya. Apalagi dengan semakin canggihnya te knologi informasi, perbankan pun berlomba-lomba memberikan layanan sec ara cepat dan akurat lewat sistem digitalisasi seperti mobile banking dan seb againya. Kemajuan teknologi memang telah memberikan kemudahan di seg ala sektor termasuk perbankan atau aktivitas keuangan. Mulai dari sistem in vestasi, transaksi keuangan, serta pembiayaan yang semuanya bisa dilakuka n dengan cara mudah yaitu cukup menggunakan smartphone saja.

Untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam, setiap bank pu n melengkapi layanannya dengan berbagai produk. Tujuannya adalah agar s emua kebutuhan nasabah dapat dilayani dengan baik. Namun secara garis be

(21)

sar produk perbankan bisa dibagi dua. Yaitu produk simpanan dan produk pi njaman.

2.5.1.Produk Simpanan (Funding)

Produk simpanan ini ini erat kaitannya dengan aktivitas penghimpu nan dana yang dilakukan oleh bank. Sesuai dengan kodrat awalnya, karena b ank didirikan itu semula bertujuan untuk menjadi tempat menyimpan uang.

Namun seiring berjalannya waktu, penempatan uang di bank juga berkemba ng sesuai dengan kebutuhan dari nasabah. Di antaranya adalah simpanan tab ungan (saving deposit), simpanan deposito (time deposit), tabungan berjang ka (term saving deposit) dan tabungan giro (demand deposit). Adapun produk simpanan (Funding) pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat yaitu:

a. Simpanan Tabungan

Simpanan tabungan pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat dibagi menajdi tiga yaitu:

1. Tabungan Sukses

Tabungan sukses adalah simpanan usaha kecil sarana ekonomi sejahtera.

2. Tabunganku

(22)

Merupakan produk nasional, tabungan yang dikhsususkan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan.

3. Tabungan Simpel

Tabungan simpel adalah tabungan yang dikhususkan bagi pelajar.

b. Simpanan Deposito

Simpanan deposito pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat dikategorikan menurit jangka waktunya yaitu:

1. Deposito jangka waktu 1 (satu) bulan;

2. Deposito jangka waktu 3 (tiga) bulan;

3. Deposito jangka waktu 6 (enam) bulan;

4. Deposito jangka waktu 12 (dua belas) bulan; dan 5. Deposito jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan.

2.5.2.Produk Pinjaman (Lending)

Berlawanan dengan produk simpanan yang secara jelas merupakan cara bank mengumpulkan dana dari masyarakat, maka produk pembiayaan i ni merupakan cara bank menyalurkan dana ke masyarakat. Sesuai dengan fu ngsi dari bank itu sendiri yaitu intermediasi atau perantara keuangan maka s elain menghimpun dana dalam bentuk simpanan, bank juga akan menyalurk an dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Adapun produk pinjaman (Lending) pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat adalah sebagai berikut:

(23)

1. Kredit Modal Kerja (KMK) 2. Kredit Konsumtif Pegawai (KKP) 3. Kredit Pinajamn Lunak (Softloand)

Menurut Jopie Jusuf (2014) Pengertian Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran akan dilaksanakan pada jangak waktu yang telah disepakati. Adapun pengertian kredit yang lain adalah penyediaan uang/tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan/

kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan perjanjian dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Dalam bentuk praktek sehari–hari, penjaman kredit dinnyatakan dalam bentuk perjanjian tertulis baik di bawah tangan maupun secara materil. Dan sebagai jaminan pengaman, pihak peminjam akan memenuhi kewajiban dan menyerahkan jaminan baik sertifikat kebendaan maupun bukan kebendaan.

1. Unsur–Unsur Kredit

Adapun unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit Kasmir (2014) adalah sebagai berikut:

a. Kreditur

(24)

Kreditur merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada pihak lain yang mendapat pinajaman. Pihak tersebut biasanya perorangan atau badan usaha. Bank memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditur.

b. Debitur

Debitur merupakan pihak yang mebutuhkan dana, atau pihak yang mendapat pinjaman dari pihak lain.

c. Kepercayaan (Trust)

Kreditur memberikan keparcayaan kepada pihak yang merima pinjaman (debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank memberikan pinjaman kepada pihak lain, sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan kepada pihak peminjam, bahwa pihak peminjam akan dapat memenuhi kewajibannya.

d. Perjanjian

Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan antara bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).

e. Jangka Waktu

(25)

Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjamannya kepada kreditur.

2. Prinsip–Prinsip Kredit

Dalam bukunya Kasmir (2014) untuk mendapatkan kredit harus melalui prosedur yang telah ditentukan oleh bank/lembaga keuangan. Agar kegiatan pelaksanaan perkreditan dapat berjakan dengan sehat dan layak, dikenal dengan 5C yaitu:

a. Character (Kepribadian/Watak)

Character adalah tabiat serta kemauan dari pemohon untuk memenuhi kwwajiban yang telah dijanjikan. Yang diteliti adalah sifat–sifat, kebiasaan, kepribadian, gaya hidup dan keadaan keluarga.

b. Capacity (Kemampuan)

Capacity adalah kesanggupan pemohon yang untuk melunasi kewajiban dari kegiatan usaha yang dilakukan atau kegiatan yang ditinjau dengan kredit dari bank. Jadi maksud dari penilaian kredit terhadap capacity ini adalah untuk menilai sampai dimana hasil usaha yang diperolehnya akam mampu untuk melunasi pijaman pada waktu sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati.

c. Capital (Modal)

(26)

Capital adalah modal yang dimiliki oleh calon debitur pada saat calon debitur mengajukan permohonan kredit kepada bank.

d. Collateral (Jaminan)

Collateral adalah barang – barang yang diserahkan kepada bank oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diberikan. Barang jaminan diperlukan agar kredit tidak mengandung resiko.

e. Condition of Economic (Kondisi Ekonomi)

Condition of Economic adalah situasi dan kondisi, soial, ekonomi, budaya dan lainnya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk satu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.

3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Menurut Triwahyuniati (2008) terdapat 2 funsgi yang saling berkaitan dengan kredit yaitu profitability dan safety. Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan dari bunga yang harus dibayar nasabah. Sedangkan safety

(27)

merupakan keamanan dan prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat tercapai tanpa hambatan yang berarti. Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang dan juga dalam perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Meningkatkan daya guna uang;

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang;

c. Meningkatkan daya guna dan peredarang uang;

d. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi;

e. Meningkatkan kegairahan berusaha;

f. Meningkatkan pemerataan pendapatan; dan g. Meningkatkan hubungan Internasional.

Menurut Iswi (2010) tujuan penyaluran kredit adalah:

a. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit;

b. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada;

c. Melaksanakan kegiatan operasional bank;

d. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat;

e. Memperlancar lalu lintas pembayaran;

f. Menambah modal kerja perusahaan; dan

g. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Jenis–Jenis Kredit

(28)

Adapun jenis–jenis kredit menurut Kasmir (2014) adalah:

a. Dilihat dari tujuannya 1. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperbesar jalannya proses konsumsi.

2. Kredit Produktif

Kredit produktif yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi

3. Kredit Pelanggan

Kredit pelanggan yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang–barang untuk dijual kembali.

b. Dilihat dari jangka waktunya 1. Kredit Jangka Pendek

Kredit jangka pendek yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur dengan jangka waktu maksimum 1 (satu) tahun

2. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangak menengan yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur dengan jangka waktu antara 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun.

3. Kredit Jangka Panjang

(29)

Kredit jangka panjang yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun

c. Dilihat dari jaminannya

1. Kredit Tanpa Jaminan (Unsecured Loan)

Unsecured Loan yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur tanpa menggunakan jaminan.

2. Kredit dengan agunan (Secured Loan)

Secured Loan yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur dengan menggunakan jaminan atau agunan d. Dilihat dari penggunaannya

1. Kredit Eksploitasi

Kredit Eksploitasi yaitu kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan lancar.

2. Kredit investasi

Kredit Investasi yaitu kredit berjangka waktu menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.

5. Prinsip–Prinsip Perkreditan

(30)

Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah dikenal adanya prinsip 5C yaitu:

a. Character

Dasar pemberian kredit adalah kepercayaan, dan yang menjadi dasar kepercayaan adalah keyakinan pihak bank bahwa calon debitur mempunyai moral, watak, maupun sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota masyarakat ataupun dalam menajalankan usahanya. Jadi dengan begitu bank bisa mengetahui apakah calon debitur memiliki kejujuran dan integritas serta tekad baik untuk memenuhi kewajiban–

kewajibannya dikemudian hari. Biasanya bank melakukan beberapa cara untuk dapat mengetahui karakter calon debitur misalnya:

1. Meneliti daftar riwayat hidup calon debitur;

2. Bertanya kepada masyarakat di lingkungan calon debitur;

3. Meminta informasi dari bank lain; dan

4. Mengamati sejauh mana ketekunan kerjanya, dan lain- lain.

b. Capacity

(31)

Capacity adalah penilaian terhadap calon debitur mengenai kemampuannya dalam melunasi kewajiban – kewajibannya terhadap kredit yang akan diberikan dihubunngkan dengan kemampuannya mengelola usaha dan mendapatkan laba. Pengukuran capacity dapat dilakukan dengan beberap pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Historis

Pendektan historis dilakukan dengan menilai apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau justru sering mengalami kemajuan dari waktu kewaktu.

2. Pendektan finansial

Pendekatan finansiil dilakukan dengan melihat laporan perhitungan Rugi/Laba untuk beberapa periode terakhir.

3. Pendekatan Edukasional

Pendekatan edukasional dilakukan dengan menilai latar belakang pendidikan para pengurus perusahaan calon debitur. Biasanya hal ini dilakukan terhadap perusahaan yang menghendaki kemampuan teknologi tinggi atau yang membutuhkan profesionalisme tinggi seperti Rumah Sakit dan biro konsultan.

4. Pendekatan Yuridis

(32)

Pendekatan yuridis dilakukan dengan menilai apakah calon debitur mempunyai kapasitas untuk mewakili dirinya ataupun badan usaha untuk mengadakan ikatan perjanjian kredit dengan bank.

5. Pendekatan Teknis

Pendekatan teknisk dilakukan dengan menilai sejauh mana kemampuan calon debitur mengelola faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, peralatan kerja, marker share, dan lain-lain

c. Capital

Capital adalah prinsip untuk mengetahui jumlah dana/

moda yang dimiliki calon debitur. Hal ini dilakukan karena biasanya Bank tidak bersedia untuk 100% membiayai sebuah usaha, dengan kata lain calon debitur juga harus menyediakan dana dari sumber lain atau modal sendiri.

d. Collateral

Collateral adalah barang-barang yang diserahkan calon debitur kepada Bank sebagai jaminan atas kredit yang diajukannya. Manfaat dari collateral ini adalah sebagai alat untuk menjamin apabila ada usaha yang dibiayai dari kredit ini, gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu

(33)

melunasi hutangnya dalam kurun waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian kredit

e. Condition of Economy

Penilaian kelayakan pemberian kredit hendaknya juga dinilai dari kondisi ekonomi saat ini dan masa yang akan datang.

Kondisi keuangan yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu yang kurang menjanjikan tidak diberikan terlebih dahulu. Kalapun diberikan sebainya bank terlebih dahulu melihat prospek usaha calon debitur dimasa yang akan datang.

Berdasarkan penjelasan di atas, maksud dari penggunaan prinsip kredit ini adalah untuk meletakkan kepercayaan dan untuk menghindari terjadinhya kredit macet maupun hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.

Sehingga baik pihak bank maupun nasabah tidak saling merasa dirugikan maupun merugikan.

6. Resiko Perbankan

Menurut Amanita Novi Yushita (2008) Risiko merupakan ketidakpastian akibat dari keputusan dan kondisi saat ini. Karena keputusan dalam perusahan dibuat oleh semua lapisan manajemen, bahkan oleh semua karyawan sesuai dengan wewenang masing-masing, risiko bisa muncul di seluruh lapisan

(34)

manajemen. Keragaman tersebut menyebabkan sulitnya mengidentifikasi seluruh risiko dalam suatu perusahaan, apalagi mengklasifikasikannya. Manajemen risiko yang paling maju adalah pada industri perbankan. Semua risiko perbankan merupakan bagian dari risiko perusahaan pada umumnya

Sedangkan Shadrina Hazmi dan Vembrianto Indrawan (2009) menjelaskan Risiko perbankan adalah risiko yang dialami sebagai bentuk dari berbagai keputusan yang dilakukan dalam berbagai bidang, seperti keputusan penyaluran kredit, penerimaan sejumlah dana, valuta asing, inkaso, dan berbagai bentuk keputusan financial lainnya yang menimbulkan kerugian bagi perbankan tersebut.

Adapun jenis resiko usaha yang dihadapi oleh lembaga intermediasi keuangan atau perbankan adalah:

a. Risiko Kredit

Didefinisikan sebagai kemampuan debitur membayar pokok, bunga atau kewajiban lainnya kepada bank. Risiko ini dikelola dengan menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pembentukan, penjaminan, pemeliharaan dan penagihan kredit, guna memastikan bahwa profil risiko berada pada kisaran yang dapat diterima.

(35)

Kisaran tersebut ditentukan berdasarkan batasan (limit) portofolio bank secara keseluruhan maupun secara terpisah untuk setiap lini bisnis. Batasan portofolio mempertimbangkan rencana bisnis dan kemampuan perusahaan, industri atau konsentrasi dan kecenderungan lainnya, kondisi ekonomi, profitabilitas produk serta perkiraan kerugian kredit. Risiko kredit timbul dari beberap kemungkinan diantaranya: debitur tidak dapat melunasi utngnya, obligasi yang dibeli bank, tidak membayar pokok utang, terjadinya non-performing loan (gagal bayar) dari semua kewajiban antara bank dengan pihak lain.

Metode pengelolaan risiko kredit (credit risk mitigation) adalah teknik dan kebijakan untuk mengelola sisiko kredit dalam rangka meminimalisir peluang atau dampak dari kerugian yang disebabkan oleh kredit bermasalah sebagai berikut:

1. Grading models for individual loan (model pemeringkatan untuk kredit tunggal);

2. Loan portofolio management (manajemen portofolio kredit);

3. Securitization (sekuritisasi);

(36)

4. Collateral (agunan);

5. Cash flow monitoring (pemantauan arus kas); dan

6. Recovery management (manajemen pemulihan).

b. Risiko Pasar

Merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portofolio yang dimiliki bank, yang dapat merugikan bank. Risiko pasar terdiri atas:

1. Risiko spesifik, risiko yang timbul karena adanya perubahan gerakan harga pada sekuritas yang hanya dialami oleh penerbit dari sekuritas tersebut.

2. Risiko pasar umum (general market risk), risiko yang timbul karena adanya perubahan pergerakan harga pasar sehingga berdampak pada seluruh pasar dan pada sejumlah instrument. Risiko pasar umum terbagi empat kategori:

- Risiko suku bunga (interest rate risk) adalah potensi kerugian karena adanya perubahan pergerakan arah suku bunga. Timbulnya risko suku bunga pada bank disebabkan oleh:

(37)

1. Traded marker risk, adalah risiko kerugian dari nilai investasi sehubungan dengan pembelian dan penjualan instrument keuangan di pasar secara terus menerus dengan tujuan mencari keuntungan dan erat kaitannya dengan tingkat risiko yang sengaja diambil untuk memperoleh profit yang diinginkan

2. Interest rate risk in the banking book, adalah risiko kerugian di mana bank terkena eksposur risiko perubahan harga pasar (suku bunga) karena struktur bsnis bank, seperti aktivits lending dan deposit

- Risiko posisi saham (equity position risk), adalah potensi kerugian karena adanya perubahan arah dari harga saham. Risiko ini akan berdampak pada semua instrument yang menggunakan harga saham sebagai bagian dari evaluasinya.

- Risiko nilai tukar valas (foreign exchange risk), adalah otensi kerugian karena adanya perubahan arah pada nilai tukar valas. Risiko ini akan berdampak pada semua produk yang berhubungan

(38)

dengan nilai tukar valas dan juga posisi yang dinilai dengan mata uang asing dalam pembukuan bank

- Risiko komoditas (commodity position risk), adalah poensi kerugian karena adanya perubahan arah dari harga komoditas. Risiko ini akan berdampak pada semua posisi komditas dan semua produk derivative komoditas.

c. Resiko Operasional

Merupakan risiko yang timbul akibat ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko operasional dapat berdampak pada kerugian keuangan secara langsung maupn tidak langsung berupa kerugian potensial atau hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan

d. Resiko Likuiditas

Risiko yang dimiliki karena bank gagal melakukan pembayaran terhadap kewajibannya yang jatuh tempo.

Risiko dapat bersumber dari aktivitas bank dalam bidang perkreditan, penyediaan dana, dan instrument utang.

(39)

e. Other Risk 1. Risiko Bisnis

Risiko bisnis, adalah risiko yang terkait dengan posisi kompetitif dan prospek perkembangan bank dalam menghadapi pasar yang dinamis dan penuh perubahan.

Risiko bisnis meliputi risiko yang terkait dengan prospek dari produk dan layanan.

2. Risiko Strategis

Adalah risiko yang terkait dengan keputusan bisnis jangka panjang yang diambil oleh direksi bank.

Risiko ini juga terkait dengan implementasi dari strategi tersebut. Risiko strategis mirip dengan risiko bisnis, perbedaannya terletak dengan pada durasi (jangka waktu) dan tingkat kepentingan dari sutu keputusan (kebijakan) manajemen. Risiko strategis umumnya terkait dengan kebijakan investasi pada suatu bisnis, jenis bisnis yang akan diakuisisi, dan pemilihan bisnis yang akan dipangkas atau dijual.

3. Risiko Reputasi

Adalah risiko terjadinya potensi kerusakan pada sebuah perusahaan sebagai akibat dari opini public yang negative. Saat ini risiko reputasi memiliki dampak

(40)

kerugian yang semakin besar dan semakin cepat terjadi.

Meningkatnya risiko reputasi disebabkan oleh pasar finansial telah bersifat global. Risiko reputasi yang bermula dari sebuah bank bisa berkembang dan berdampak luas pada industri perbankan secara keseluruhan.

4. Risiko Kepatuhan

Risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Didalam prakteknya, risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait dengan peraturan perundang-undangan seperti risiko kredit terkait dengan ketentuan KPMM, KAP, PPAP, dan BMPK.

5. Risiko Hukum

Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh adanya tuntutan hukum, tidak adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung atau tidak dipenuhinya syarat syahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

7. Proses Pemberian Kredit

(41)

Sebelum melaksanakan kegiatan analisis kredit perlu membahas aspek-aspek yang mempengaruhi kegiatan usaha secara detail dan secara kritis. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu (Mulyono Teguh Pudjo, 2007):

a. Pendekatan jaminan (collateral approach)

Bentuk pendekatan ini adalah bentuk pendekatan yang paling klasik dan juga paling sederhana. Pada intinya pendekatan ini dilakukan sebagai dasar dalam analisis kreditnya, yaitu kredit yang akan diberikan apabila calon debitur mempunyai jaminan yang memadai baik ditinjau dari nilai ekonomi ataupun nilai yuridisnya.

b. Pendekatan karakter (character approach)

Pada intinya pendekatan ini adalah proses pemberian kredit yang didasarkan atas kepercayaan terhadap reputasi karakter bisnis dan calon debiturnya. Sebetulnya pada pendekatan ini merupakan bentuk perkreditan yang paling murni karena seperti diketahui perkreditan itu sendiri merupakan suatu kepercayaan.

c. Kemampuan pelunasan atas kredit yang diberikan (repayment approach)

Pada intinya proses analisis kredit dalam bentuk pendekatan ini, bank mendasarkan diri pada kemampuan

(42)

pelunasan uang dari nasabah dan tidak mendasarkan diri pada karakternya ataupun feasibilitas dari pada proyeknya itu sendiri.

d. Dasar tingkat keterlaksanaan proyek usaha calon debitur (feasibility approach)

Proyek usaha yang akan dimintakan kredit kepada bank masih dalam suatu bentuk rencana dan belum ada realisasinya secara konkrit. Jadi dapat saja proyek yang akan dimintakan kredit tersebut masaih dalam angan-angan calon debitur ataupun sudah diwujudkan dalam suatu usulan proyek (project proposal).

e. Pemberian kredit sebagai bank pembangun (development bank approach)

Analisis pemberian kredit yang mendasarkan diri sebagai bank pembangunan telah meletakkan fungsi bank tersebut sebagai “agent of development” dari suatu system perekonomian. Sehingga bank tersebut akan melaksanakan fungsinya sebagai sarana moneter dari suatu penguasa moneter.

(43)

2.5. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan antara

Penelitian Sebelumnya dan Penelitian Sekarang N

o Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Judul Penelitian :

Refan Erdi (2010),

Melakukan Penelitian Dengan Judul “Penerapan Prinsip 5C Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit Pada PT. BPR Nguter Surakarta”

- Menggunakan prinsip 5C terhadap

pengambilan keputusan kredit - Menggunakan metode

penelitian kuantitatif dan teiknik

pengumpulan

menggunakan angket (kuisioner)

- Hasil yang diperoleh mengenai prinsip 5C terhadap pengambilan keputusan kredit pada PT. BPR. Nguter Surakarta lebih menekankan prinsip

- Tahun Penelitian : 2010.

- Lokasi Penelitian - Dikhususkan

pada prinsip 5C dalam mengambil keputusan kredit.

(44)

characyer, collateral, dan capital.

2. Judul Penelitian :

Uswatum Umul Mufida (2012) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Prinsip 5C dalam Pemberian Kredit Pada Nasabah di PT.

BPR Nguter Surakarta”

- Menggunakan prinsip 5C terhadap

pengambilan keputusan kredit

- Tahun Penelitian : 2012.

- Lokasi Penelitian - Dikhususkan

pada prinsip 5C dalam mengambil keputusan kredit.

3. Judul Penelitian : Lailatul Jamilah ( 2015) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Aplikasi Prins ip 5C Terhadap Penyaluran K redit Modal

Kerja PT Bank Rakyat Indon esia

(Studi Kasus pada PT Anuger ah Surya Cemerlang Sejati M

- Prinsip 5C terhadap

penyaluran kredit modal kerja

- Tahun Penelitian : 2015.

Lokasi

Penelitian PT B ank Rakyat Indo nesia

- PT Anugerah Surya Cemerl ang Sejati Mal

(45)

alang) ang

2.6. Kerangka Konseptual

Analisa Penerapan Prinsip 5C (Character,

Capacity, Capital, Conditioon, Collateral) Terhadap Pengambilan Keputusan Kredit pada

Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara

Barat

K Investasi

Lancar Debitur KKP KMK

Kredit/

(Leanding) PD. BPR NTB SUMBAWA BARAT

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelakan suatu objek yang menjadi fokus penelitian melalui sebuah penelitian. Penelitian jenis ini hanya bertujuan untuk mendeskripsikan saja tidak meliput hubungan atau membandingkan antara variabel.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data atu informasi yang berkaitan dengan permasalahahan atau fokus peneliti. Tempat atau lokasi yang akan dijadikan lokasi peneliti adalah kantor Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD. BPR NTB) Sumbawa Barat Kantor pusat oprasional Jln, Cendrawasi No 02 Kelur ahan Arab Kenangan .

3.3 Jenis dan Sumber Data

Ketersedian data dan kelengkapan data dalam penelitian sangatlah penting dan harus diperhatikan oleh setiap poenelit, karena data adalah sesuatu sesuatu yangbisa digambarkan oleh peneliti untuk mempertajam dan memperjelaskan data yang telah diteliti berdasarkan bukti.

(47)

Sesuai dengan yang dijelaskan maka pada penelitian ini menggunakan data primer dan data skunder. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti dan data skunder adalah data yang diperoleh tidak langsung dari objek atau sumber yang akan dilteliti. Data primer pada penelitian ini adalah adalah wawancara kepada 5 (Lima) orang responden diantaranya 3 oranag yang berasal dari internal perusahan yaitu meliputi: Pimpinan, analis dan penyelia penyelamatan kredit BPR NTB Sumbawa Barat dan 2 (Dua) oranag berasal dari Nasabah Kolek lancar dan Kolek macet yanag saat ini masih berstatus sebagai nasabah aktif. Data skunder adalah laporan:

1. Data Survey calon Nasabah;

2. Data BI Cheking (Slik);

3. Data Analisa Kredit;

4. Keputusan Komite Kredit;

5. Persetuajuan kredit; dan 6. Perjanjian kredit

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian data haruslah diperhatikan oleh peneliti karena haruslah sejalan dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian.

sehingga untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penelitian: Observasi, Wawancara dan dokumntasi

(48)

dengan melihat laporan (data analisa debitur) yang dibuat oleh analis kredit di Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD.

BPR NTB) Sumbawa Barat.

3.5 Teknik Analisa data

Peneliti ini menggunakan metode analisa data deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan atau memberikan gambaran secara menyeluruh dan detail terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini fokus penelitian adalah penerapan prinsip 5C terhadap pengambilan keputusan kredit pada Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara Barat (PD.

BPR NTB) Sumbawa Barat. Adapun teknik penelitain analisa data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian;

2. Menyusun data yang diperoleh sesuai dengan urutan pembahasan yang telah direncanakan;

3. Menyusun beberapa pertanyaan wawancara

4. Melakukan wawancara kepada beberapa responden untuk lebih menguatkan data yang sudah peneliti peroleh;

5. Mengelolah hasil wawancara untuk mencapai kesimpulan;

6. Menelaah seluruh data, pada tahap ini peneliti memeriksa data atau bukti yang telah diperoleh sebelum dianalisa;

(49)

7. Mereduksi data, pada tahap ini peneliti merangkum data yag telah dikumpulkan, memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan pokok masalah serta tujuan penelitian;

8. Menarik kesimpulan

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur penelitian suatu pedekatan praktik.

Jakarta :Rineka cipota.

Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan. Edisi kedua cetakan kedua Ghalia Indonesia, Jakarta.

Referensi Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia Implementasi Risk Management sPada Industri Perbankan Nasional, Amanita Novi YushitaTahun 2008

Kasmir, 2002, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

______ (2014), definisi perbankkan dikuti pada Http//definisi.perbankan- html.co.id blogspot//.

Refan erdi (2010), “Penerapan Prinsip 5c Terhadap Pengambian Keputusan Kredit pada PT. BPR Nguter Surakarta.

Triwahyuniati (2008), fungsi perbankan dikutif pada Http//fungsi-perbankan.go.id blogspo html.//.

Uswatun Umul Mufida (2012), “Penerapan Prinsip 5c Dalam Pemberian Kredit Pada Nasabah di Pt. BPR Nguter Surakarta

Lailatul Jumliah (2015), “Analisis Aplikasi Prinsip 5C Terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja PT Bank Rakyat Indonesia “ (Studi Kasus pada PT Anugerah Surya Cemerlang Sejati Malang)

(51)

Shadrina Hazmi,SE.,M.Sc, Vembrianto Indrawan,S.Psi,MM, 2019. “Risiko Bank dan Disiplin Pasar Studi Pada Bank Umum Milik Negara Dan Bank Umum Swasta Nasional”, Jurnal UMKM Dewantara Vol. 2 No. 1 Juli 2019 | p – ISSN 2657-1994 e- ISSN 2657-1994,

https://universalbpr.co.id/blog/produk-perbankan/

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo akan melaksanakan Pelelangan Umum Ulang dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan sebagai berikut

Makalah ini akan difokuskan pada pembahasan mengenai sedekah desa yang mewujud dalam tradisi ritual unik yang telah menjadi komoditas budaya masyarakat Banyuwangi,

Dampak dari konflik antara Kerajaan Gianyar dengan Kerajaan Klungkung yaitu kembalinya Dewa Ngurah Pahang ke Gianyar dari tempat pengasingannya di Puri Kawan

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Barang 1

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kebijakan moneter melalui suku bunga kebijakan BI rate sebagai reference rate terhadap variabel ekonomi yaitu

Kendaraan Pengangkut Pengangkut Pengangkut Pengangkut Alokon Alokon Alokon Alokon (Mobil (Mobil (Mobil Box), (Mobil Box), Box), Box), maka dengan ini kami mengundang saudara/I

Penulisan laporan akhir ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan dan penyusunan informasi akuntansi diferensial dalam rangka pengambilan keputusan menerima atau menolak