• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunikasi Interpersonal Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Komunikasi Interpersonal Dan Prestasi Belajar (Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR

(Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Departemen Ilmu Komunikasi (Ekstension)

DANDY ANGGA GUMILANG

070922031

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010

(2)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : DANDY ANGGA GUMILANG

NIM : 070922031

Departemen : ILMU KOMUNIKASI EKSTENSION

Judul : KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR

(Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan

Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara)

Medan, 12 Juni 2010

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen

Drs. Lusiana A. Lubis, M.A Drs. Amir Purba, M.A

NIP. 19670405199003 2 002 NIP. 19510219 198791 1 001

a.n. Dekan FISIP – USU

Drs. Humaizi, M.A. NIP. 19590809 198601 1 002

(3)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipetahankan dihadapan Panitia Penguji

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstension

Hari : __________________________

Tanggal : __________________________

Pukul : __________________________

Tempat : __________________________

Tim Penguji

Ketua : __________________________ ( __________________ ) NIP.

Penguji I : __________________________ ( __________________ ) NIP.

Penguji II : __________________________ ( __________________ ) NIP.

(4)

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi termasuk dalam menciptakan prestasi belajar yang baik di lingkungan kampus. Dengan berkomunikasi maka diharapkan akan terjadi interaksi yang baik antara mahasiswa dan dosen yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa itu sendiri. Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, prestasi belajar mahasiswa ternyata masih belum sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU).

Tujuan Penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian berupa pengumpulan data menggunakan kuesioner. Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 1.349 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Adapun sampel tersebut berjumlah 94 orang.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan

pembuatan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik

dalam penyusunan kata-kata maupun cara pembahasannya. Oleh karena itu, dengan

senang hati saya menerima kritikan dan masukan atau saran yang bertujuan untuk

membantu saya dalam penyempurnaan tesis ini. Adapun judul dari tesis ini adalah

“KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi

Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan

Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU)”.

Selama penyusunan tesis ini saya telah banyak menerima bantuan dan

bimbingan, pengarahan, nasehat, serta saran-saran, maka pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Ekstension Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara

3. Dosen pembimbing yang telah dengan sabar mau memberikan bimbingan dan

(6)

4. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi Ekstension Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dorongan dan

masukan kepada saya dalam menulis skripsi ini

5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah membesarkan dan mendidik saya

dengan penuh kasih sayang

6. Seluruh teman yang telah memberikan dukungan dan dorongan serta semangat

kepada saya dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar

senantiasa melindungi, memberikan berkah dan rahmat-Nya bagi kita semua.

Medan, 12 Juni 2010 Penulis,

Dandy Angga Gumilang

(7)

DAFTAR ISI

1.5.2. Proses Komunikasi Interpersonal ... 7

1.5.3. Teori S-O-R ... 9

2.2.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal ... 33

2.2.2. Peranan Komunikasi Interpersonal ... 34

(8)

2.3. Presstasi Belajar ... 36

2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar ... 36

2.3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 36

2.3.3. Penilaian Prestasi Belajar ... 37

III.METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ... 38

3.2. Lokasi Penelitian ... 38

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.3.1. Populasi ... 38

3.3.2. Sampel ... 39

3.4. Teknik Pengambilan Sampling ... 40

3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6. Teknik Analisis Data ... 42

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pengumpulan Data ... 44

4.1.1. Tahap Awal ... 44

4.1.2. Pengumpulan Data ... 44

4.2. Analisa Data Tabel Tunggal ... 46

4.2.1. Data Responden ... 46

4.2.2. Komunikasi Interpersonal ... 47

4.2.3. Prestasi Belajar ... 54

4.3. Analisa Tabel Silang ... 59

4.4. Pengujian Hipotesis ... 64

4.5. Pembahasan ... 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 7. Dosen Melakukan Pendekatan Khusus Kepada Mahasiswa ... 48

Tabel 8. Dosen Meluangkan Waktu Untuk Berbincang-Bincang ... 49

Tabel 9. Kebebasan Menyatakan Pendapat ... 50

Tabel 10. Dosen Berempati Saat Berbicara ... 50

Tabel 11. Dosen Dampingi Mahasiswa Yang Kesulitan Belajar ... 51

Tabel 12. Dosen Mendengarkan Keluhan Mahasiswa ... 51

Tabel 13. Dosen Memberikan Semangat Belajar ... 52

Tabel 14. Pujian Yang Diberikan Dosen ... 52

Tabel 15. Menyelesaikan Tugas Bersama ... 53

Tabel 16. Kemampuan Menyelesaikan Tugas Pokok Sehari-hari ... 54

Tabel 17. Kemampuan Menyelesaikan Tugas Tambahan Sehari-hari ... 54

Tabel 18. Kemampuan Menyelesaikan Tugas Dalam Jumlah Banyak ... 55

Tabel 19. Memahami dan Menguasai Pelajaran ... 56

Tabel 20. Kesalahan Dalam Mengerjakan Tugas ... 56

Tabel 21. Inisiatif Dalam Proses Belajar Mengajar ... 57

Tabel 22. Kreatif Dalam Mengerjakan Tugas ... 57

Tabel 23. Tingkat Kehadiran Kuliah ... 58

Tabel 24. Nilai Ujian ... 58

Tabel 25. Hubungan Antara Pendekatan Khusus Dosen Terhadap Tugas Pokok Harian ... 59

Tabel 26. Hubungan Antara Pujian Atas Hasil Belajar dengan Mahasiswa Jarang Salah ... 61

Tabel 27. Hubungan Antara Menyelesaikan Tugas Bersama Dengan Tingkat Kehadiran ... 62

Tabel 28. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 64

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ... 72

Lampiran 2. Analisis Tabel Tunggal ... 77

Lampiran 3. Analisis Tabel Silang ... 83

Lampiran 4. Uji Hipotesis dan Uji t (Uji Parsial) ... 84

Lampiran 5. Foltron Cobol ... 85

(12)

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi termasuk dalam menciptakan prestasi belajar yang baik di lingkungan kampus. Dengan berkomunikasi maka diharapkan akan terjadi interaksi yang baik antara mahasiswa dan dosen yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa itu sendiri. Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, prestasi belajar mahasiswa ternyata masih belum sesuai dengan harapan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU).

Tujuan Penelitian ini untuk melihat sejauh mana pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian berupa pengumpulan data menggunakan kuesioner. Model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 1.349 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Adapun sampel tersebut berjumlah 94 orang.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan

orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk

dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering

dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat

melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam

organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif.

Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses

komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan

pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran

berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola

komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat

menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi

terutama dengan timbulnya salah paham dan konflik.

Dalam kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di

sebuah lembaga perguruan tinggi, komunikasi akan mampu memelihara motivasi

(14)

dilakukan, seberapa baik mahasiswa tersebut melakukan apa yang seharusnya

menjadi tugas dan tanggung jawabnya sehingga akan tercipta mahasiswa-mahasiswa

yang handal dalam mengisi pembangunan di masa yang akan datang nantinya.

Aktivitas komunikasi di sebuah lembaga perguruan tinggi seharusnya

senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sesama anggota kelompok

dalam perguruan tinggi tersebut seperti dosen, mahasiswa, dan pihak struktural yang

ada di perguruan tinggi tersebut. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi

organisasi perguruan tinggi kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar harus

dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara dosen kepada

mahasiswa. Sisi kedua antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lainnya. Sisi

ketiga adalah antaran mahasiswa kepada dosen yang bersangkutan. Masing-masing

komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di antara kedua belah

pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk

mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi maupun kelompok, untuk mencapai tujuan

suatu organisasi termasuk perguruan tinggi.

Di lingkungan perguruan tinggi, komunikasi yang baik antara dosen dan

mahasiswa tentunya akan menghasilkan kualitas peserta didik yang lebih baik yang

salah satunya ditandainya dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa.

Sebaliknya, komunikasi yang kurang baik antara dosen dan mahasiswa justru akan

(15)

Hal ini bisa dilihat pada rata-rata IPK lulusan yang masih mencapai 3,18

dimana angka ini masih belum terlalu memuaskan bahkan masih ada yang di bawah

3,0. Begitu juga jika dilihat rata-rata usia lulusan yang mencapai usia 23,25 tahun

serta rata-rata masa studi 3,7 tahun seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1

Data Akademik Mahasiswa Secara Umum

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal para dosen

dengan mahasiswanya terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera

Utara, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

”KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PRESTASI BELAJAR (Studi

Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan

Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU)”.

2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis sampaikan di atas, maka

penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah ada

MASA STUDI IPK LULUSAN USIA LULUSAN

(Tahun) (Tahun)

Sosiologi 4,5 3,11 22,4

Ilmu Kesejahteraan Sosial 3,6 3,42 20,6 Ilmu Administrasi Negara 3,6 3,38 22,6

Ilmu Komunikasi 3,6 3,22 22,5

Antropologi Sosial 4,4 3,19 23,4

Ilmu Politik 5,6 3,07 23,5

Ilmu Komunikasi Ekstensi 2,6 3,01 25,4 Ilmu Administrasi Negara Ekstensi 1,7 3,42 25,4 Administrasi Perpajakan (D3) 3,7 2,84 23,5 RATA-RATA DI FAKULTAS 3,7 3,18 23,25

Sumber : FISIP USU (2010)

DEPARTEMEN/PROGRAM STUDI

(16)

pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa FISIP,

Universitas Sumatera Utara?”

3. Pembatasan Masalah

Guna mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas, relevan dengan harapan

yang diinginkan serta mampu memecahkan permasalahan yang ada, maka penulis

membatasi permasalahan yang diteliti, sebagai berikut :

a. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara stambuk 2007/2008 dan 2008/2009.

b. Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus FISIP, Universitas Sumatera Utara

pada Bulan Februari hingga Mei 2010.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini penulis susun dengan tujuan antara lain:

1. Untuk mendapatkan dari responden tentang pengaruh pengaruh komunikasi

interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).

2. Mengetahui besarnya pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi

belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

(17)

4.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan teori yang didapat selama melaksanakan perkuliahan di

Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan

Komunikasi Ekstension, Universitas Sumatera Utara

b. Bagi Praktisi

Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan permsalahan yang

ada untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara

khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

c. Bagi Akademisi

Bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan

ilmu pengetahuan baik yang berhubungan dengan komunikasi maupun

Manajemen Sumber Daya Manusia.

5. Kerangka Teori

Seorang peneliti sebelum melakukan penelitian perlu menyusun kerangka

teori karena kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari

sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Dengan adanya kerangka

teori maka peneliti akan dengan mudah untuk menganalisa masalah penelitiannya.

Kerangka teori dibangun dengan tujuan untuk membantu memecahkan

(18)

serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan

suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar

konsep yang ada (Singarimbun, 2006:37).

Berbagai teori yang relevan dan penulis anggap berhubungan dengan

penelitian ini antara lain: (1) komunikasi interpersonal, (2) proses komunikasi

interpersonal, (3) Teori S-O-R dan (4) prestasi belajar, yang dapat dijabarkan sebagai

berikut:

5.1. Komunikasi Interpersonal

Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara

berbeda-beda. Dewito (1997:231) mengemukakan sudut pandang komunikasi

interpersonal sebagai berikut:

1) Berdasarkan Komponen

Komunikasi interpersonal didefinisikan dengan mengamati komponen-komponen

utamanya, yaitu mulai dari penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima

pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak

sehingga peluang untuk memberikan umpan balik

2) Berdasarkan Hubungan Diadik

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang langsung di antara dua orang

yang mempunyai hubungan mantap dan jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada

(19)

murid, dan lain-lain. Definisi ini disebut juga dengan definisi diadik, yang

menjelaskan bahwa selalu ada hubungan yang terjadi antara dua orang tertentu.

3) Berdasarkan Pengembangan

Komunikasi interpersonal dilihat sebagai akhir dari perkembangan komunikasi

yang bersifat tak pribadi (impersonal) menjadi komunikasi pribadi yang intim.

Ketiga definisi di atas membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan

komunikasi interpersonal dan bagaimana komunikasi tersebut dikembangkan, bahwa

komunikasi interpersonal dapat berubah apabila mengalami suatu perkembangan.

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang

yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.

Komunikasi interpersonal yang terjadi antara dosen dan mahasiswa bertujuan

untuk mencipytakan hasil yang maksimal. Artinya setiap individu yang terlibat

didalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu

hubungan yang harmonis.

5.2. Proses Komunikasi Interpersonal

Setiap definisi komunikasi interpersonal diatas, menunjukkan adanya suatu

proses dalam komunikasi. Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan

penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kotler dalam

Effendy (2001:18) mengatakan bahwa mengacu pada paradigma Harold Lasswell,

(20)

a. Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang

b. Encoding (penyandian) adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang

c. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator

d. Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan

e. Decoding adalah proses dimana komunikan menetakan makna lambang yang disampaikan komunikator kepadanya

f. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator

g. Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi komunikan setelah diterima pesan h. Feedback adalah umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila pesan

tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator

i. Noise adalah gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan

pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya

Komunikasi interpersonal berperan dalam mentransfer pesan atau informasi

seseorang kepada orang lain berupa ide, fakta, pemikiran serta perasaan. Oleh karena

itu, komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatan bagi setiap individu, dimana

mereka dapat berbagi rasa, pengetahuan serta mempercepat hubungan antara sesama

(21)

menimbulkan saling pengertian atau saling mempengaruhi antara seseorang dengan

orang lain (Djamadin, 2004:17-19).

Dengan adanya kesembilan unsur diatas, diharapkan adanya suatu

peningkatan hubungan interpersonal yang baik antara orang tua dan anak yang dapat

terjadi melalui sebuah pembicaraan.

5.3. Teori S-O-R

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan model teori S-O-R (Stimulus, Organism, Respons). Menurut teori ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Teori S-O-R itu

sendiri dapat digambarkan senagai berikut:

Gambar 1. Teori S-O-R (Sumber : Effendy, 1993:225)

STIMULUS ORGANISME :

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan

(22)

Gambar diatas menunjukkan bahwa respon atau perubahan sikap tergantung

pada proses terhadap individu. Stimulus yang pada dasarnya merupakan pesan yang

disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak. Komunikasi yang terjadi

dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang

disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya

sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan

yang terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif maupun behavioral. Adapun

kaitan teori S-O-R dengan penelitian ini adalah:

a. Stimulus, maksudnya adalah proses penyampaian materi oleh dosen khususnya dipandang dari sudut komunikasi interpersonalnya

b. Organism yang dimaksud adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik

c. Respon yang dimaksud adalah peningkatan prestasi belajar mahasiswa

5.4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan

pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang diberikan dengan

pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai pengukuran yang

dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau

kegagalannya dalam belajar.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan individu.

(23)

mahasiswa yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama mahasiswa membutuhkan

umpan balik atas prestasi mereka. Jika lembaga pendidikan hanya berpegang pada

asumsi bahwa mahasiswa tidak akan belajar kecuali jika mereka diawasi dan

dikendalikan dengan ketat, maka dalam hal ini cenderung diterapkan cara penilaian

yang bersifat rahasia. Sebaliknya jika lembaga pendidikan mempunyai pandangan

bahwa mahasiswa akan belajar dengan potensi yang dimilikinya dan bahwa

kemampuan mahasiswa dapat dikembangkan, lembaga pendidikan akan

mengusahakan sistem penilaian yang berusaha mengenali, memperjelas,

mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampuan mahasiswa. Pada

umumnya penilaian prestasi belajar mahasiswa digunakan sebagai instrumen untuk

mengendalikan prilaku mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan

pengembangan siswa bersangkutan.

Sistem penilaian prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi beberapa faktor :

a. Yang dinilai adalah di samping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput

dari berbagi kelemahan dan kekurangan.

b. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian penilaian tertentu yang realistik dan

objektif.

c. Hasil penilaian harus disampaikan kepada mahasiswa yang dinilai dengan tiga

maksud, yaitu :

1) Penilaian positif, menjadi dorongan kuat bagi mahasiswa yang bersangkutan

(24)

2) Penilaian negatif, siswa bersangkutan mengetahui kelemahannya sehingga

dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi

kelemahan tersebut.

3) Jika siswa merasa penilaiannya tidak objektif, kepadanya diberikan

kesempatan untuk mengajukan keberatannya, sehingga pada akhirnya dapat

memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.

4) Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan

rapi dalam arsip, sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya

menguntungkan maupun merugikan siswa.

6. Kerangka Konsep

Nawawi (1991:56) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menerapkan

variabel-variabel penelitian dalam penelitiannya sebelum memulai pengumpulan

data. Kerangka konsep merupakan pemikiran rasional yang bersifat teoritis dalam

memperkirakan hasil penelitian yang akan dicapai.

Dalam penelitian ini digunakan konsep berupa variabel bebas dan variabel

terikat sebagai berikut:

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas yaitu variabel yang bertindak sebagai penyebab atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

komunikasi interpersonal.

(25)

Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain atau variabel

yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat (Y) dalam penelitian

ini adalah prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

c. Variabel Antara (Intervening Variable)

Variabel antara yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel

terikat yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara (Z) dalam penelitian ini adalah

karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan asal daerah.

7. Model Teoritis

Berdasarkan uraian diatas, maka model teoritis penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

8. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas,

agar lebih jelas penggunaanya maka dapat dioperasikan sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) Komunikasi I nterpersonal

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

(26)

Tabel 2. Operasional Variabel

VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X)

Komunikasi Interpersonal Dosen

a. Pendekatan khusus b. Meluangkan waktu

c. Kebebasan menyatakan pendapat d. Perasaan empati

e. Dampingi mahasiswa f. Mendengarkan keluhan g. Memberikan semangat h. Pujian

i. Menyelesaikan tugas bersama

2. Variabel Terikat (Y) Prestasi Belajar Mahasiswa

Variabel Antara (Z) Karakteristik Mahasiswa

a. Kemampuan mengerjakan tugas sehari-hari

b. Kemampuan mengerjakan tugas tambahan

c. Kemampuan mengerjakan tugas yang banyak

d. Penguasaan pelajaran e. Jarang melakukan kesalahan f. Inisiatif

g. Kreatif h. Kehadiran

a. Usia

b. Jenis kelamin

c. Jurusan / Departemen

9. Definisi Operasional

Guna menjelaskan lebih lanjut mengenai variabel yang akan diteliti dalam

penelitian ini, maka dibawah ini diuraikan definisi operasional variabel penelitian,

(27)

a. Variabel Bebas (X), yaitu komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang

langsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas,

dengan indikator pertanyaan sebagai berikut:

1) Dosen yang mau melakukan pendekatan secara khusus kepada mahasiswa

yang mengalami kesulitan dalam belajar meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa

2) Dosen yang bersedia meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan

mahasiswanya membuat prestasi belajar mahasiswa meningkat

3) Dosen yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menyatakan

pendapat membuat mahasiswa semakin berniat untuk meraih prestasi yang

lebih baik lagi

4) Dosen yang berempati saat berbicara dengan mahasiswa, mempengaruhi

prestasi belajar mahasiswa

5) Dosen yang bersedia mendampingi mahasiswa yang kesulitan saat belajar di

kelas membuat prestasi belajar mahasiswa tersebut semakin baik

6) Dosen yang mau mendengarkan dan menanggapi keluhan mahasiswanya

menjadikan prestasi belajar mahasiswa semakin meningkat

7) Dosen yang mau memberikan semangat belajar saat mahasiswa mendapatkan

nilai jelek, membuat semangat belajar mahasiswa tersebut semakin baik

8) Pujian yang diberikan dosen atas hasil belajar yang baik, mampu

(28)

9) Kemauan dosen untuk bisa duduk bersama menyelesaikan tugas yang tidak

mampu dikerjakan mahasiswa membuat prestasi belajar mahasiswa semakin

meningkat

b. Variabel Terikat (Y) yaitu prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi)

terhadap pelaksanaan pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang

diberikan dengan pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai

pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai

keberhasilan atau kegagalannya dalam belajar dengan indikator pertanyaan

sebagai berikut:

1) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas pokok sehari-hari yang diberikan

dengan baik oleh dosen

2) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas tambahan yang diberikan dengan

baik oleh dosen

3) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas dalam jumlah yang banyak dengan

baik

4) Mahasiswa mampu menguasai dan memahani pelajaran dengan baik

5) Mahasiswa jarang melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas yang

diberikan

6) Mahasiswa mempunyai inisiatif yang baik selama proses belajar mengajar

7) Mahasiswa mempunyai kreatifitas yang baik dalam mengerjakan tugas

(29)

c. Variabel Intervening (Z) yaitu karakteristik responden dengan indikator

pertanyaan sebagai berikut:

1) Usia responden adalah hitungan dari awal tahun kelahiran sampai dengan

sekarang

2) Jenis kelamin adalah suatu ciri khas yang membedakan antara pria dan wanita

3) Jurusan atau Departemen adalah jurusan atau departemen mahasiswa yang

bersangkutan

10.Hipotesa

Suyanto dan Sutinah (2005:43) mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap masalah yang diteliti, yang kemudian diperluas sebagai

kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan

membuktikan kebenaran hipotesis melalui penelitian.

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka konsep di atas, maka dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut:

a. Hipotesis 1 (Ho)

Tidak terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi

belajar mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara.

b. Hipotesis 2 (Ha)

Terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi

(30)

BAB II

KERANGKA TEORETIS

2.1. Komunikasi

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses mengirimkan berita diantara pihak-pihak yang

saling berhubungan sehingga dari padanya diperoleh pemahaman tentang apa yang

dimaksud satu sama lain (Iman & Siswandi, 2007 151). Di dalam organisasi bisnis

maupun nonbisnis komunikasi ibarat aliran darah kehidupan. Tanpa adanya

komunikasi maka organisasi tidak dapat bergerak dan melaksanakan aktivitasnya.

Setiap orang yang berada dalam organisasi tidak dapat menghindarkan diri dari

komunikasi jika mengharapkan kebutuhannya dapat dipenuhi oleh pihak lain.

Melalui komunikasi berbagai pihak yang terlibat langsung maupun tidak

langsung dapat saling berhubungan secara efektif dan efisien Oleh karena itu

komunikasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi agar memberikan

manfaat optimal bagi organisasi.

2.1.2. Tujuan Komunikasi

Secara umum Widjaja (2000), mengatakan bahwa tujuan komunikasi yang

ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Tujuan Komunikasi Dari Sudut Kepentingan Sumber

(31)

b. Mendidik

c. Menyenangkan atau menghibur

d. Mengajukan suatu tindakan atau persuasi

2) Tujuan Komunikasi Dari Sudut Kepentingan Penerima

a. Memahami informasi

b. Mempelajari

c. Menikmati

d. Menerima atau menolak anjuran

Sedangkan Sutojo dan Setiawan (2003), mengatakan bahwa komunikasi

bisnis yang efektif mempunyai dua tujuan utama yaitu:

1) Mendapatkan pemahaman penuh tentang makna pesan yang diberikan kepada

pihak lain, baik di dalam maupun di luar organisasi perusahaan

2) Mendapatkan tanggapan, tindakan atau persetujuan dari si penerima pesan seperti

yang diharapkan si pemberi pesan

2.1.3. Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah penyampaian pesan dari pengirim kepada

penerima. Proses ini mengharuskan adanya enam langkah apakah kedua belah pihak

berbicara menggunakan isyarat tangan atau menggunakan sarana komunikasi tertentu

lainnya.

Langkah-langkah dalam proses komunikasi menurut Davis dan Newstrom

(32)

1) Mengembangkan gagasan

Langkah pertama adalah mengembangkan gagasan yang akan disampaikan oleh

pengirim kepada penerima

2) Penyandian (encode)

Langkah kedua adalah penyandian gagasan menjadi kata-kata, bagan, atau simbol

lainnya yang pantas untuk disampaikan

3) Penyampaian

Langkah ketiga adalah penyampaian dengan cara yang dipilih, seperti melalui

memo, telephon, bertatap muka atau kunjungan pribadi

4) Penerimaan

Dalam langkah ini inisiatif beralih ke penerima, yang berusaha untuk menerima

pesan yang akan disampaikan

5) Pengolahan data (decode)

Langkah kelima adalah pengolahan sandi agar pesan yang disampaikan dapat

dipahami

6) Penggunaan

Langkah terakhir dalam proses komunikasi adalah penggunaan pesan yang

disampaikan oleh penerima

(33)

Gambar 2. Proses Komunikasi (Sumber: Sutojo dan Setiawan, 2003)

2.1.4. Unsur Komunikasi

Komunikasi yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan internal dan

lingkungan serta sesuai dengan mekanisme yang ada. Jika komunikasi berjalan sangat

berlebihan maka tidak menutupi kemungkinan kinerja akan terganggu. Oleh karena

itu, komunikasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi agar memberikan

manfaat optimal bagi organisasi. Proses komunikasi terdiri dari 4 unsur penting yang

terdiri dari :

1. Pengirim pesan seperti penulis, pembicara, pengirim kode (sandi).

Adalah sumber berita/pesan yang berinisiatif menciptakan komunikasi, yang

mempunyai kepentingan untuk menyampaikan maksudnya agar pihak yang

dikirimi pesan mengerti apa yang dimaksudkan.

2. Pesan atau berita.

Adalah informasi berupa penjelasan baik lisan maupun tulisan dapat pula berupa

sandi. Pemberi

Pesan – Sender (encoder)

Pesan, Verbal, Nonverbal

Jalur dan

Media Penerima Pesan – Audience/ Receiver/ Decoder

(34)

3. Media seperti surat, memo, laporan, pidato, bagan, grafik atau kurva dan

sebagainya.

Adalah cara penyampaian pesan, berita atau informasi dari pihak pengirim kepada

pihak penerima berita. Media merupakan cara yang sangat berpengaruh terhadap

efektifitas dan efisiensi proses berkomunikasi

4. Penerima seperti pembaca, pendengar, penerima kode (sandi)

Adalah orang atau organisasi yang dikirimi berita, pesan atau informasi oleh

pengirim berita. Penerima ini harus dapat memahami atau mengerti berita, pesan

atau informasi sebagaimana dikehendaki oleh pengirim berita.

2.1.5. Jenis Komunikasi

Komunikasi terdiri dari :

1. Komunikasi satu arah, jika dalam proses komunikasi hanya berlangsung dari

pengirim kepada penerima tanpa respon yang balik dari penerima.

2. Komunikasi dua arah, dalam proses komunikasi berlangsung dari pengirim

kepada penerima dan ada respon balik dari penerima kepada pengirim.

3. Komunikasi formal, komunikasi antara pengirim dan penerima berita mempunyai

hubungan formal dalam organisasi.

4. Komunikasi informal, komunikasi antara pengirim dan penerima berita tidak

mempunyai hubungan formal dalam organisasi.

5. Komunikasi internal adalah komunikasi yang berlangsung dalam organisasi yang

(35)

6. Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi antara pengirim dan

penerima berita yang berada dalam organisasi dan lainnya berada diluar

organisasi.

7. Komunikasi horizontal. Jika pengirim dan penerima berada dalam posisi yang

sederajat (misal antar manajer dalam organisasi).

8. Komunikasi vertikal. Jika pengirim dan penerima berada dalam posisi yang tidak

sederajat (misalnya antara manajer dan bawahan).

9. Komunikasi sesaat adalah komunikasi yang terjadi pada saat tertentu dan setelah

itu tidak terjadi komunikasi lagi. Komunikasi ini terjadi karena adanya bias

komunikasi.

10.Kominikasi berkelanjutan. Jika komunikasi terjadi secara terus menerus atau

berkelanjutan. Komunikasi ini terjadi karena komunikasi sebelumnya dianggap

belum selesai dan perlu dilanjutkan.

11.Komunikasi berjenjang. Dalam komunikasi ini saluran berita menurun atau

menarik sesuai dengan jabatan yang harus dilalui seperti dari manajer puncak,

manajer menengah, supervisor, ketua kelompok dan ke operator dan sebaliknya.

12.Komunikasi berantai adalah komunikasi dari pengirim pertama sampai pada

penerima terakhir dapat ditelusuri dengan jelas.

13.Komunikasi spontan adalah komunikasi yang dilakukan tanpa melalui persiapan

(36)

14.Komunikasi terprogram adalah komunikasi yang telah dipersiapkan secara

matang dan terjadwal sehingga di masa yang akan datang dapat digunakan untuk

memberikan penjelasan secara rutin.

15.Kominikasi aktif, jika antara pengirim dan penerima melakukan respon atau

reaksi timbal balik .

16.Komunikasi pasif, jika anatra pengirim dan penerima tidak melakukan respon

atau reaksi timbal balik.

17.Komunikasi semu adalah proses komunikasi akan tetapi antara pengirim dan

penerima sebenarnya sama-sama tidak ingin melakukan komunikasi, komunikasi

dilakukan hanya bersifat basa basi saja.

2.1.6. Dimensi Komunikasi Yang Efektif

Dimensi komunikasi yang meningkatkan efektifitas komunikasi bertujuan

untuk meningkatkan kesamaan arti antara pesan yang dikirim dengan pesan yang

diterima dan efektifitas dalam komunikasi ini dapat dilakukan dengan memperhatikan

faktor-faktor sebagai berikut:

1) Persepsi

Persepsi adalah inti komunikasi sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini jelas terlihat pada pengertian persepsi yang disampaikan oleh

Wenburg dan Wilmot (1973) yang mengatakan bahwa persepsi adalah cara

(37)

persepsi proses menafsirkan informasi indrawi. Persepsi dikatakan sebagai inti

komunikasi karena jika persepsi seseorang tidak akurat, maka tidak mungkin

orang tersebut mampu berkomunikasi dengan baik.

2) Reaksi Emosional atau Keadaaan Emosi

Emosi adalah sesuatu yang dirasai oleh seseorang secara mendalam. Perkataan

’emosi’ bermakna ’gerakan tenaga’ yang berasal dari perkataan lain. Menurut

Childre dan Martin (1999) pengalaman emosi seseorang memberi kesan terhadap

sel-sel otak dan ingatan, lalu membentuk corak-corak yang mempengaruhi

perilaku seseorang.

3) Keahlian Berkomunikasi

Menurut Stephen dalam Kaloh (2006) mengemukakan bahwa komunikasi

merupakan ketrampilan paling penting dalam hidup seseorang. Seperti hal nya

bernafas, komunikasi merupakan sesuatu yang otomatis terjadi, sehingga

seseorang tidak tertantang untuk belajar berkomunikasi secara efektif dan santun.

4) Saluran atau Media Komunikasi

Dewi (2006) mengatakan bahwa pemilihan saluran dan media sangat penting

dilakukan dalam perencanaan pesan bisnis yang berpusat pada penerima.

Komunikasi efektif dan tidak efektif dapat dibedakan melalui pilihan atas saluran

dan media komunikasi terdiri atas saluran dan media komuniasi. Pilihan saluran

dan media komunikasi sangat tergantung pada sifat pesan, waktu, formalitas dan

(38)

Saluran komunikasi terdiri dari saluran komunikasi lisan (oral communication) dan saluran komunikasi tertulis (written communication). Masing-masing saluran memiliki beberapa jenis media. Media yang dimaksud disini adalah alat atau

sarana yang digunakan untuk memindahkan pesan dari pengirim kepada

penerima.

a) Saluran dan Media Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan merupakan saluran yang paling banyak digunakan dalam

bisnis. Komunikasi ini antara lain percakapan antara dua orang secara

langsung, melalui telephon, wawancara, pidato, seminar, pelatihan dan

presentasi bisnis. Saluran ini relatif disukai karena sederhana, spontan,

nyaman, praktis, dan ekonomis, serta memiliki kemampuan yang lebih tinggi

dalam memberikan umpan balik (feedback).

Tentu saja tidak semua pesan bisa dengan tepat dikomunikasikan secara lisan.

Informasi yang kontroversial dan aktivitas pengambilan keputusan akan terasa

sesuai bila menggunakan saluran itu karena reaksi nonverbal penerima mudah

diketahui dan komunikator dapat dengan segera mengambil tindakan yang

tepat. Kekurangan atau kelemahan saluran ini adalah sifatnya yang spontan

sehingga pesan sering tidak dapat direncanakan dan diorganisasikan dengan

baik. Disamping itu, pesan lisan yang disampaikan dari orang ke orang akan

membuka peluang terjadinya distorsi.

Saluran lisan dapat digunakan apabila:

(39)

b. Pesan relatif sederhana dan mudah dimengerti

c. Tidak memerlukan catatan permanen

d. Penerima dapat dikumpulkan dengan mudah dan ekonomis

e. Ingin mendorong interaksi untuk pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan

Tipe atau tingkatkan komunikasi sangat menentukan tempat dan media yang

digunakan. Komunikasi lisan antar pribadi bisa dilakukan di ruang kerja

hanya dengan panca indera atau dengan media elektronik, seperti telephon

dan voice mail. Selain memiliki kelebihan dalam kecepatan pengiriman dan penerimaan informasi, telephon dan vioce mail juga lebih ekonomis.

Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan audiens yang lebih banyak,

biasanya digunakan media kelompok atau publik seperti seminar, rapat, dan

konferensi yang diselenggarakan di suatu tempat yang lebih luas dengan

bantuan peralatan audio visual jarak dekat maupun jarak jauh. Sementara

dalam kelompok massa, biasanya digunakan media elektronik misalnya radio,

film, televisi, komputer, dan video cassette/tape recorder. b) Saluran dan Media Komunikasi Tertulis

Pesan-pesan tertulis dalam bisnis dibuat dalam berbagai bentuk, misalnya

surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan tertulis

dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada sopan dan

(40)

Pesan-pesan tertulis bisa ditulis tangan atau dengan bantuan media elektronik.

Media elektronik yang biasanya dipergunakan adalah mesin faksimile,

telegram dan email.

Saluran komunikasi tertulis dapat dipergunakan jika:

a. Tidak diperlukan umpan balik secara langsung dari penerima

b. Pesan terinci dan kompleks

c. Memerlukan perencanaan yang seksama

d. Memerlukan catatan permanen

e. Penerima dalam jumlah banyak

f. Penerima sulit dijangkau karena tersebar secara geografis

g. Ingin meminimalkan peluang distorsi

Kelebihan saluran komunikasi tertulis adalah adanya kesempatan bagi para

komunikator untuk merencanakan dan mengendalikan pesan.

2.1.6. Hambatan Komunikasi

Dalam sebuah komunikasi biasanya akan ada hambatan yang dapat

mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi, sehingga informasi dan gagasan

yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima

pesan atau receiver.

Dewi (2006) mengatakan bahwa untuk berkomunikasi secara efektif tidaklah

cukup hanya dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas

(41)

hambatan-hambatannya. Hambatan komunikasi bisa terjadi diantara individu (antarmanusia)

maupun dalam organisasi.

1) Hambatan Komunikasi Antar Manusia

Agar dapat saling memahami komunikator dan komunikan harus memiliki

pengertian yang sama mengenai kata, gerakan badan, nada suara, dan

simbol-simbol lainnya. Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa:

a) Perbedaan Persepsi dan Bahasa

Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi seseorang

mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain

b) Pendekatan yang buruk

Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi

pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah

memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat

mendengarnya.

c) Gangguan Emosional

Dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa

kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara

praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam

keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.

(42)

Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari,

terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan

yang paling sulit diatasi.

e) Gangguan Fisik

Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik

seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup,

atau masalah kesehatan. Gangguan fisik bisa mengganggu konsentrasi dalam

berkomunikasi.

2) Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit,

jumlahnya banyak, dan kontroversial. Hambatan-hambatan komunikasi dalam

organisasi, meliputi:

a) Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing

Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu

organisasi meningkat tajam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Pesan

melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber telah

membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh

perhatian lebih awal. Hal itu bisa berakibat pada adanya pesan yang tidak

ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang

tidak akurat.

(43)

Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam organisasi, biasanya

terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat

pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya

melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris,

baru kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak

sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.

c) Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai

Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu ciri

komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya

kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat

pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak bisa

mengubah pesan ketika bergerak vertikal atau horisontal dalam sebuah

organisasi.

Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang

tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang

terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, maupun penerima (komunikan)

2.2. Komunikasi Interpersonal

Sari (2004:33) mengatakan bahwa sesuai dengan kodratnya manusia tidak

dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial, setiap manusia memerlukan

(44)

dalam memenuhi kebutuhannya. Usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya

tersebut ternyata tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, sehingga memerlukan bantuan

dan kerja sama dengan orang lain

Komunikasi antar individu yang disebut juga dengan komunikasi

interpersonal, yang akan berlangsung dengan efektif dan efisien apabila setiap

individu menghormati dan mematuhi norma dan nilai-nilai yang mengatur

perilakunya dalam berkomunikasi dengan peran masing-masing dalam

kelompomnya. Komunikasi adalah inti dari sebuah interaksi sosial, tidak mungkin

melakukan interaksi sosial tanpa komunikasi.

Baron dalam Sari (2004) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

dimana orang, kelompok atau organisasi mengirimkan beberapa informasi kepada

orang, kelompok atau organisasi lainnya. Komunikasi akan berhasil apabila pesan

yang disampaikan komunikator cocok dengan pengalaman dan pengertian yang

diperoleh komunikan. Jika pengalaman komunikator sama dengan pengalaman

komunikan maka komunikasi akan berjalan dengan lancar. Lebih lanjut dikatakan

bahwa komunikator yang berpengalaman akan selalu menaruh perhatian kepada arus

balik dan selalu mengubah cara penyampaian pesannya sesuai dengan tanggapan

komunikan. Tanggapan arus balik berguna untuk mengontrol sukses tidaknya proses

komunikasi.

Untuk melaksanakan komunikasi agar menjadi efektif terdapat dua faktor

(45)

2.2.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Gouran, Miller, dan Wiethoff dalam Sari (2004:37), mendefinisikan

komunikasi interpersonal adalah interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam

beberapa waktu dimana keduanya saling beradaptasi sebagai individu yang unik.

Ketiga ahli ini memandang bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang

unik dan berbeda dengan komunikasi lainnya karena:

1) Adanya beberapa partisipan yang terlibat

2) Interaksi yang terjadi sangat dekat

3) Interaksinya dapat dengan meihat, mendengar, menyentuh, tersenyum dengan

melalui beberapa aluran

4) Umpan balik dapat terjadi dengan segera

Sedangkan Borchers dalam Sari (2004) juga mengatakan bahwa komunikasi

interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang telah saling

kenal dan berlangsung kapan saja.

Rakhmat (2000) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses

informasi yang meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir. Dengan kata lain

sensasi merupakan bagaimana seseorang menerima dan menangkap stimuli atau

rangsangan. Setelah menerima sensasi kemudian seseorang memberikan makna pada

sensasi sehingga manusia memperoleh pengalaman baru. Dengan kata lain persepsi

mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi

dan memanggilnya kembali. Berfikir adalah mengolah dan memanipulasikan

(46)

Sudarmo (2000) mengartikan komunikasi interpersonal atau komunikasi

antarpribadi adalah pertukaran informasi yang terjadi antara dua orang. Dalam

melakukan komunikasi antarpribadi masing-masing memiliki cara sendiri-sendiri

dalam hubungannya dengan orang lain.

Sedangkan Devito dan Sari (2004) memberikan definisi komunikasi

interpersonal sebagai komunikasi yang terjadi diantara dua orang dan terbangun suatu

relationship (hubungan), sehingga makhluk sosial manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Ada kebutuhan dalam diri manusia yang hanya dipenuhi dengan

berkomunikasi dengan orang lain.

2.2.2. Peranan Komunikasi Interpersonal

Johnson seperti yang dikutip oleh Supratiknya dalam Sari (2004) mengatakan

bahwa sekurang-kurangnya ada empat peranan yang disumbangkan oleh komunikasi

antarpribadi dalam yang menciptakan kebahagiaan manusia dalam kehidupannya,

yaitu:

1) Komunikasi antarpribadi dapat membantu perkembangan intelektual dan sosial

kita. Perkembangan manusia sejak bayi sampai mengikuti pola semakin luasnya

ketergantungan dengan orang lain.

2) Identitas atau jati diri seseorang akan terbentuk melalui komunikasi. Selama

berkomunikasi sadar atau tidak seseorang akan mengamati, memperhatikan

tanggapan-tanggapan yang diberikan oleh orang lain kepadanya, yang akhirnya

(47)

3) Dalam rangka memahami realitas serta menguji kebenaran kesan-kesan dan

pengertian yang dimilki tentang dunia perlu membandingakn dengan kesan-kesan

dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama. Perbandingan sosial (social comparison) semacam itu hanya dapat dilakukan melalui komunikasi dengan orang lain.

4) Kesehatan mental seseorang sebagai besar ditentukan oleh kualitas komunikasi

atau hubungannya dengan orang lain.

2.2.3. Komunikasi Interpersonal Yang efektif

Thoha dalam Sari (2004) mengatakan bahwa ada lima hal yang membuat

komunikasi interpersonal menjadi efektif, yaitu:

1) Keterbukaan, maksudnya adalah keinginan untuk terbuka antara seseorang yang

ingin berkomunikasi dengan orang lain

2) Empati, artinya merasakan perasaan seperti yang dialami oleh orang lain

3) Dukungan, baik yang diucapkan maupun tidak diucapkan

4) Kepositifan, mengandung arti yang positif terhadap diri orang lain

5) Kesamaan, artinya mengetahui kesamaan pribadi atau saling menyadari bahwa

kedua belah pihak yang berkomunikasi mempunyai hak yang sama walaupun

(48)

2.3. Prestasi Belajar

3.3.1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan

pembelajaran seorang mahasiswa, tentang relevansi antara pembelajaran yang

diberikan dengan pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai

pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai

keberhasilan atau kegagalannya dalam belajar.

3.3.2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan individu.

Dalam perkembangan yang kompetitif, lembaga pendidikan membutuhkan

mahasiswa yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama mahasiswa membutuhkan

umpan balik atas prestasi mereka. Jika lembaga pendidikan hanya berpegang pada

asumsi bahwa mahasiswa tidak akan belajar kecuali jika mereka diawasi dan

dikendalikan dengan ketat, maka dalam hal ini cenderung diterapkan cara penilaian

yang bersifat rahasia. Sebaliknya jika lembaga pendidikan mempunyai pandangan

bahwa mahasiswa akan belajar dengan potensi yang dimilikinya dan bahwa

kemampuan mahasiswa dapat dikembangkan, lembaga pendidikan akan

mengusahakan sistem penilaian yang berusaha mengenali, memperjelas,

(49)

Pada umumnya penilaian prestasi belajar mahasiswa digunakan sebagai

instrumen untuk mengendalikan prilaku mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan

pelatihan dan pengembangan mahasiswa yang bersangkutan.

3.3.3. Penilaian Prestasi Belajar

Sistem penilaian prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi beberapa faktor,

antara lain:

1) Yang dinilai adalah di samping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput

dari berbagi kelemahan dan kekurangan.

2) Penilaian yang dilakukan pada penilaian tertentu yang realistik dan objektif.

3) Hasil penilaian harus disampaikan kepada siswa yang dinilai maksudnya yaitu :

a) Penilaian positif, menjadi dorongan kuat bagi mahasiswa yang untuk lebih

berprestasi di masa yang akan datang

b) Penilaian negatif, mahasiswa bersangkutan mengetahui kelemahannya

sehingga dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi

kelemahan tersebut.

c) Jika mahasiswa merasa penilaiannya tidak objektif, kepadanya

kesempatan untuk mengajukan keberatannya, sehingga pada akhirnya dapat

memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.

d) Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan

rapi dalam arsip sekolah setiap mahasiswa, sehingga tidak ada informasi yang

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional yaitu suatu metode yang menjelaskan hubungan diantara dua variabel

atau lebih, dimana dalam penelitian ini akan digunakan metode korelasi sederhana

(simple correlation) mengingat jumlah variabel yang diteliti hanya dua yaitu komunikasi interpersonal dan prestasi belajar mahasiswa FISIP, Universitas Sumatera

Utara.

1.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara,

khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang beralamat di Jln. Dr.

Mansyoer, Medan, Sumatera Utara.

1.3. Populasi dan Sampel Penelitian

1.3.1. Populasi

Hasan (2002: 58) menyampaikan bahwa populasi adalah totalitas dari semua

objek atau individu yang memiliki karakter tertentu, jelas dan lengkap yang akan

diteliti. Ahli lain yaitu Riduwan (2006:55) mengatakan bahwa populasi merupakan

(51)

tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan Sugiyono (2006:72)

mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Stambuk 2007/2008 dan 2008/2009 yang

jumlahnya mencapai 1249 mahasiswa serta dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 100 orang dengan rincian seperti

yang terlihat dalam tabel 3.

1.3.2. Sampel

Hasan (2002:58) menyampaikan bahwa sampel adalah bagian dari populasi

yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu,

jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi

Dikarenakan populasi dalam penelitian ini jumlahnya cukup banyak yaitu

mencapai 1.349 orang maka penulis menggunakan rumus pengambilan sampel

menurut Yamane (1967) dalam Arikunto, et. al. (1998:99) sebagai berikut :

Keterangan:

n = banyaknya sampel N = populasi

d = presisi yang ditetapkan (dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10%) 1

2 + =

(52)

Sehingga jumlah sampelnya menjadi:

1.349

n = = 93,099 responden (dibulatkan menjadi 94 responden) 1.349 (0.1)2 +1

Tabel 3. Jumlah Polulasi dan Sampel Penelitian

1.4. Teknik Pengambilan Sampling

Penelitian ini menggunakan salah satu teknik pengambilan sampel

nonprabability sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak berdasarkan probabilitas, sehingga kemungkinan atau peluang setiap anggota populasi untuk

menjadi anggota sampel tidak sama atau tidak diketahui, sehingga cenderung bersifat

subyektif dan tidak representatif (Hasan, 2002:68).

STAMBUK JURUSAN KELAS POPULASI SAMPEL

Komunikasi Regular & Regular Mandiri 113 8

Extention 37 3

Administrasi Negara Regular & Regular Mandiri 78 5

Extention 2 0

Antropologi Regular & Regular Mandiri 38 3

Politik Regular & Regular Mandiri 74 5

Sosiologi Regular & Regular Mandiri 54 4

Kesejahteraan Sosial Regular & Regular Mandiri 52 4

Administrasi Perpajakan Regular & Regular Mandiri 104 7

Komunikasi Regular & Regular Mandiri 134 9

Extention 66 5

Administrasi Negara Regular & Regular Mandiri 90 6

Extention 10 1

Antropologi Regular & Regular Mandiri 50 3

Politik Regular & Regular Mandiri 92 6

Sosiologi Regular & Regular Mandiri 74 5

Kesejahteraan Sosial Regular & Regular Mandiri 60 4

Administrasi Perpajakan Regular & Regular Mandiri 121 8

100 7

1349 94

Sumber : FISIP, USU (2010)

(53)

Adapun teknik nonprobability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling aksidental yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan

mengambil responden siapa saja yang secara kebetulan dijumpai untuk dijadikan

sampel (Krisyantono, 2006:159).

1.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan berbagai data yang dibutuhkan,

penulis menggunakan metode pengumpulan data, antara lain:

a. Penelitian Lapangan

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan survey di lokasi

penelitian dengan menggunakan metode:

1) Observasi, adalah pengumpulan data melalui pengamatan peneliti dengan

menggunakan panca indera (Bungin, 2006:142)

2) Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan

jawaban dicatat atau direkam dengan alat perekam (Soehartono, 2004:67).

3) Kuesioner, yaitu dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dengan

menggunakan kuesioner yang telah penulis buat (Soehartono, 2004:64).

b. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini merupakan data sekunder yakni data yang didapat melalui

kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, majalah-majalah, bahan

(54)

1.6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1995:263). Data yang diperoleh

dalam penelitian ini akan dianalisa dalam beberapa tahap analisa yaitu:

a. Analisa Tabel Tunggal

Adalah suatu analisa yang dilakukan untuk membagi-bagikan variabel penelitian

ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal

merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari 2 kolom yaitu

sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori (Singarimbun,

1995:266)

b. Analisa Tabel Silang

Merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel

yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat

diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995:273).

c. Uji Hipotesa

Adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesa yang diajukan

dapat diterima atau ditolak.

1) Rumus Korelasi Product Moment

Untuk menguji tingkat hubungan antara variablel X dan variabel Y,

(55)

Keterangan:

r = koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat n = banyaknya sampel

X = skor tiap item Y = skor total variabel

2) Uji t

Uji t dilakukan untk menguji apakah masing-masing variabel bebas tersebut

berpengaruh pada variabel terikat (uji korelasi perbandingan). Untuk menguji

signifikansi korelasi digunakan rumus:

Keterangan:

t = hasil tes signifikan r = koefisien korelasi n = jumlag sampel

Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi, digunakan skala

Guilford (Rakhmat, 1991:27) sebagai berikut:

(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Proses Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melalui berbagai tahap proses

pengumpulan data, yaitu:

4.1.1. Tahap Awal

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi

berbagai permasalahan yang ada di kampus Universitas Sumatera Utara khususnya

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Selanjutnya peneliti mendapatkan

gambaran mengenai topik penelitian yang bisa diangkat yaitu mengenai hubungan

antara komunikasi interpersonal dosen dan mahasiswa dengan prestasi belajar

mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.

Selanjutnya peneliti mengajukan judul ke jurusan dan setelah disetujui maka

peneliti langsung melakukan koordinasi dengan dosen pembimbing mengenai draft

proposal penelitian dan setelah dinyatakan sempurna maka peneliti melakukan

seminal proposal penelitian.

4.1.2. Pengumpulan Data

Selanjutnya pada tanggal 15 April 2010 sampai dengan 10 Mei 2010, peneliti

(57)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU), yang

penulis sebar kepada 94 responden secara proporsional sesuai tabel 2 diatas. Melalui

kuesioner tersebut akhirnya peneliti mendapatkan data-data mentah yang mendukung

penelitian ini.

Selanjutnya data mentah yang telah peneliti porelah dari kuesioner tersebut,

peneliti olah melalui beberapa tahap, yaitu:

1. Penomoran kuesioner

Data hasil kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal

yang berjumlah 94 kuesioner

2. Pengkodean

Yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang telah

disediakan dalam bentuk angka (skore)

3. Inventarisasi Variabel

Yaitu data mentah yang diperoleh akan dimasukkan ke dalam lembar foltron

cobol (FC), sehingga data secara keseluruhan dimuat dalam satu kemasan

4. Tabulasi Data

Pada tahap ini data foltron cobol dimasukkan ke dalam tabel, terbagi atas tabel

tunggal dan tabel silang

5. Analisis Data

Data yang sebelumnya disusun dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang

kemudian dianalisa dan diinterpretasikan

(58)

Merupakan pengujian dan statistik untuk mengetahui apakah hipotesis yang

diajukan dapat diterima atau ditolak

4.2. Analisis Data Tabel Tunggal

Analisa tabel tunggal merupakan langkah awal dalam melakukan analisis data

yang terdiri dari kolom uraian, jumlah frekuensi dan prosentase untuk setiap kategori

skor. Dalam melakukan analisis tabel tunggal ini peneliti menggunakan perangkat

lunak SPSS versi 15, yang meliputi: (1) data umum responden, (2) komunikasi

interpersonal dan (3) prestasi belajar, yang secara lengkap dapat peneliti sampaikan

seperti dibawah ini.

4.2.1. Data Responden

Dibawah ini penulis sampaikan mengenai analisis table tunggal untuk data

responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan jurusan atau departemen

responden berasal, sebagai berikut:

Tabel 4 Usia Responden

JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE

< 20 tahun 27 28.7%

20,1 - 21 tahun 31 33.0%

21,1 - 22 tahun 21 22.3%

22,1 - 23 tahun 6 6.4%

> 23 tahun 9 9.6%

TOTAL 94 100.0%

(59)

Data di atas menunjukkan bahwa 27 responden (28,7%) berusia kurang dari 20 tahun,

31 responden (33,0%) berusia antara 20,1 hingga 21 tahun, 21 responden (22,3%)

berusia 21,1 hingga 22 tahun, 6 responden (6,4%) berusia 22,1 hingga 23 tahun serta

9 responden (9,6%) berusia diatas 23 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(FISIP USU) berusia antara 20,1 hingga 22 tahun yang merupakan usia yang relatif

muda sehingga masih dengan mudah untuk bisa dididik dan diarah agar kedepannya

mempunyai kemauan yang kuat untuk belajar dan menjadi mahasiswa berprestasi.

Tabel 5

Jenis Kelamin Responden

Data di atas menunjukkan bahwa 33 responden (35,1%) mempunyai jenis kelamin

laki-laki dan 61 responden (64,9%) mempunyai jenis kelamin perempuan. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) berjenis kelamin perempuan.

4.2.2. Komunikasi Interpersonal

Dibawah ini penulis sampaikan mengenai analisis tabel tunggal untuk variabel

komunikasi interpersonal, sebagai berikut:

JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE

Laki-laki 33 35.1%

Perempuan 61 64.9%

TOTAL 94 100.0%

(60)

Tabel 6

Jurusan atau Departemen

Data di atas menunjukkan bahwa 25 responden (26,6%) berasal dari jurusan

komunikasi, 12 responden (12,8%) jurusan administrasi Negara, 6 responden (6,4%)

jurusan antropologi, 11 responden (11,7%) jurusan politik, 9 responden (9,6%)

jurusan sosiologi, 8 responden (8,5%) jurusan kesejahteraan social, 16 responden

(17,0%) jurusan administrasi perpajakan serta 7 responden (7,4%) merupakan dosen

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). Data

diatas menunjukkan bahwa mahasiswa FISIP USU yang paling banyak mengambil

jurusan komunikasi.

Tabel 7

Dosen Melakukan Pendekatan Khusus Kepada Mahasiswa

JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE

Sangat Tidak Setuju 4 4.3%

Gambar

Tabel 1
Gambar 1. Teori S-O-R
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 2. Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan makalah ini untuk merancang sistem kontrol pembagi beban elektronik menggunakan kontrol sudut penyalaan (firing angle) pada generator pembangkit Listrik Tenaga

In an analysis taking into account the joint distribution of nutritional status risk factors (intrauterine growth restriction, stunting, severe.. wasting, and deficiencies of vitamin

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan yang dapat menjadi upaya preventif untuk bencana seperti pandemi covid-19 dan konsumen di Indonesia

Setelah Anda melakukan simulasi dengan membangkitkan nilai acak sebanyak iterasi yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian buatlah analisis dari hasil simulasi tersebut

Dari hasil penelitian, konsep pendidikan Hasan Al-Banna dalam pendidikan Islam meliputi pengertian pendidikan Islam merupakan sebagai proses pengembangan segala potensi

Tilaar (2002) Dengan demikian pengaruh kualitas pelayanan dalam hal ini bentuk fisik ( tangible ), empati ( empathy ), daya tanggap ( responsiveness ), keandalan

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah masuk dalam Daftar Pendek untuk paket pekerjaan tersebut di atas2. Muara

[r]