• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DIDAKTIS MODEL PROBLEM SOLVING PADA KONSEP LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI STRATEGI MATEMATIS SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DIDAKTIS MODEL PROBLEM SOLVING PADA KONSEP LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI STRATEGI MATEMATIS SISWA SMP."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Putri Dewi Wulandari, 2013

DESAIN DIDAKTIS MODEL PROBLEM SOLVING PADA KONSEP LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI STRATEGI MATEMATIS SISWA SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memeroleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

PUTRI DEWI WULANDARI

0808524

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Desain Didaktis Model

Problem Solving

Pada Konsep Luas Daerah Segitiga dan

Segiempat Untuk Meningkatkan

Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Oleh

Putri Dewi Wulandari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Putri Dewi Wulandari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Putri Dewi Wulandari, 2013

PUTRI DEWI WULANDARI

DESAIN DIDAKTIS MODEL PROBLEM SOLVING PADA

KONSEP LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI STRATEGI

MATEMATIS SISWA SMP

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed. NIP 195802011984031001

Pembimbing II,

Dr. Endang Mulyana, M.Pd. NIP 195401211979031005

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

(4)

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain didaktis konsep luas daerah segitiga dan segiempat agar dapat mengatasi learning obstacle yang muncul dan untuk mengetahui pengaruh implementasinya terhadap kompetensi strategi matematis siswa SMP. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cimahi dengan subjeknya adalah kelas VII dan kelas VIII. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal uji learning obstacle dan latihan soal untuk uji kompetensi strategi matematis siswa, serta instrumen non-tes berupa pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dikumpulkan melalui pengajian buku-buku sumber, uji instrumen, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan selama proses penelitian ini berlangsung dengan tabel persentase dan analisis mendalam yang disajikan secara naratif. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah desain didaktis yang telah dikembangkan di sini cukup dapat mengatasi learning obstacle yag muncul sebelumnya dan memberikan pengaruh positif yang dapat dilihat dari peningkatan kompetensi strategi matematis siswa selama implementasi desain.

Kata kunci: Learning Obstacle, Desain Didaktis, Didactical Design Research

(5)

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRACT

The purpose of this research is not only to develop the didactic design of the area of triangle and quadrangle concept in order to decrease the learning obstacle of the concept, but also to discover the effect of its implementation to the junior high school

student’s mathematics strategic competency. This research took place in Junior High

School 1 Cimahi with the subject are the first and the second grade students. The

instruments of this research are tests for indentifying learning obstacle and student’s

mathematics strategic competency, and non-tests such as interview report, observation, and documentation. The data collected from the literature study, instrument assessment, interview, observation, and documentation. Data is being analyzed while the research in process with the percentage table and further analysis which is served in narrative explanation. The conclusion from this research is the developed didactic design is quiet decrease learning obstacle from the initial test identification and gives positive effect which can be seen in the improvement and

significant progress of the student’s mathematics strategic competency while the

design implementation is in process.

Keywords: Learning Obstacle, Didactical Design, Didactical Design Research

(6)

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi atar Belakang Masalah ... 1

1.2 ... R odel Pembelajaran Problem Solving ... 8

2.2 ... K ompetensi Matematis ... 10

2.3 ... T eori-teori Belajar yang Melandasi Penyusunan Desain Didaktis ... 10

(7)

vii Putri Dewi Wulandari, 2013

2.4 ... K

erangka Teoritis Penyusunan Desain Didaktis ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

eknik Pengumpulan Data ... 21 3.7 ... T

eknik Analisis Data ... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 ... L earning Obstacle Luas Segitiga dan Segiempat ... 22

4.2 ... D esain Didaktis Luas Segitiga dan Segiempat ... 30 4.3 ... I

mplementasi Desain Didaktis Luas Segitiga dan Segiempat ... 45 4.4 ... I

dentifikasi Learning Obstacle Luas Segitiga dan Segiempat setelah

Implementasi Desain Didaktis ... 69 4.5 ... P

engaruh Desain Didaktis Luas Segitiga dan Segiempat terhadap Kompetensi Strategi Matematis Siswa ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 K

esimpulan... 75

5.2 S

(8)

viii Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA ... 77

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Persentase Hasil Uji LO Awal ... 29

Tabel 4.2 Lesson Design 1 ... 32

Tabel 4.3 Prediksi Respon Siswa dan Bantuan Guru 1 ... 34

Tabel 4.4 Lesson Design 2 ... 36

Tabel 4.5 Prediksi Respon Siswa dan Bantuan Guru 2 ... 37

Tabel 4.6 Lesson Design 3 ... 39

Tabel 4.7 Prediksi Respon Siswa dan Bantuan Guru 3 ... 40

(9)

ix Putri Dewi Wulandari, 2013

Tabel 4.9 Prediksi Respon Siswa dan Bantuan Guru 4 ... 42

Tabel 4.10 Lesson Design 5 ... 44

Tabel 4.11 Prediksi Respon Siswa dan Bantuan Guru 5 ... 45

Tabel 4.12 Respon Siswa yang Muncul dan Bantuan Guru 1 ... 48

Tabel 4.13 Respon Siswa yang Muncul dan Bantuan Guru 2 ... 51

Tabel 4.14 Respon Siswa yang Muncul dan Bantuan Guru 3 ... 55

Tabel 4.15 Respon Siswa yang Muncul dan Bantuan Guru 4 ... 58

Tabel 4.16 Respon Siswa yang Muncul dan Bantuan Guru 5 ... 60

Tabel 4.17 Desain Didaktis Revisi ... 60

Tabel 4.18 Persentase Identifikasi LO Nomor 1 ... 69

Tabel 4.19 Persentase Identifikasi LO Nomor 2 ... 70

Tabel 4.20 Persentase Identifikasi LO Nomor 3 ... 70

Tabel 4.21 Persentase Identifikasi LO Nomor 4 ... 70

Tabel 4.22 Persentase Identifikasi LO Nomor 5 ... 71

Tabel 4.23 Persentase Identifikasi LO Nomor 6 ... 71

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Soal Uji Learning Obstacle Persegi ... 3

Gambar 1.2 Soal Uji Learning Obstacle Trapesium ... 4

Gambar 4.1 Instrumen Uji LO nomor 1 ... 22

Gambar 4.2 Respon Siswa Pada Soal Uji LO nomor 1 ... 23

Gambar 4.3 Instrumen Uji LO nomor 2 ... 23

Gambar 4.4 Respon Siswa Pada Soal Uji LO nomor 2 ... 24

Gambar 4.5 Instrumen Uji LO nomor 3 ... 24

(10)

x Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.7 Respon Siswa Pada Soal Uji LO nomor 3 ... 25

Gambar 4.8 Respon Siswa Pada Soal Uji LO nomor 4 ... 26

Gambar 4.9 Respon Siswa Pada Soal Uji LO nomor 4 ... 26

Gambar 4.10 Soal Uji LO nomor 5 ... 27

Gambar 4.11 Respon Siswa Pada Soal Uji LO nomor 5 ... 27

Gambar 4.12 Soal Uji LO nomor 6 ... 28

Gambar 4.13 Respon Siswa Pada Soal Uji LO nomor 6 ... 29

Gambar 4.14 Skema Penyusunan Desain Didaktis ... 30

Gambar 4.15 Skema Desain Didaktis ... 31

Gambar 4.16 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 1 ... 46

Gambar 4.17 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 1 ... 47

Gambar 4.18 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 2 ... 50

Gambar 4.19 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 2 ... 50

Gambar 4.20 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 2 ... 51

Gambar 4.21 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 3 ... 53

Gambar 4.22 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 3 ... 54

Gambar 4.23 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 4 ... 57

Gambar 4.24 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 4 ... 58

Gambar 4.25 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 5 ... 60

Gambar 4.26 Respon Siswa Pada Implementasi Lesson Design 5 ... 60

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Instrumen Penelitian ... 80

Lampiran A. 1 Instrumen Learning Obstacles ... 81

Lampiran A. 2 Desain Didaktis ... 82

Lampiran A. 3 Desain Didaktis Revisi ... 103

Lampiran A. 4 Lembar Kegiatan Siswa ... 124

Lampiran B Kunci Jawaban Instrumen Learning Obstacles ... 127

Lampiran C Contoh Hasil Uji Instrumen ... 130

(11)

xi Putri Dewi Wulandari, 2013

Lampiran C. 2 Hasil Uji Desain Didaktis ... 138

Lampiran C. 3 Hasil Lembar Kegiatan Siswa ... 141

Lampiran C. 4 Dokumentasi ... 151

Lampiran D Surat Penelitian ... 155

Lampiran D. 1 Surat Izin Uji Instrumen dan Penelitian ... 156

Lampiran D. 2 Surat Keterangan dari Sekolah ... 157

Lampiran E Riwayat Hidup ... 158

(12)

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Matematika adalah disiplin ilmu yang kaya konsep dan sangat mengutamakan keteraturan dan koneksitas. Konsep-konsep dalam matematika tidak terputus-putus dan tidak berdiri sendiri, semua memiliki kaitan yang sangat erat. Hal ini didukung oleh Suherman (2008) yang menuliskan pendapat beberapa ahli tentang matematika, antara lain : Tinggih (dalam Suherman, 2008) mengemukakan bahwa matematika adalah dunia rasio, sedangkan James dan James (dalam Suherman, 2008) mengemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep. Johnson dan Rising (dalam Suherman, 2008) mengemukakan bahwa matematika adalah pola berpikir, sedangkan Reys, dkk. (dalam Suherman, 2008) berpendapat matematika adalah pola berpikir tentang keteraturan dan koneksitas.

Dari banyak bahasan dalam matematika, Wadifah (2010) berpendapat geometri merupakan salah satu bahasan yang memiliki keterkaitan konsep yang tinggi. Hal ini dapat didukung oleh apa yang dikemukakan oleh Burger dan Culpepper (dalam Rizal, 2008) bahwa geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika karena banyaknya konsep-konsep yang termuat di dalamnya. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi pengalaman visual dan spasial, misalnya bidang, pola, pengukuran dan pemetaan. Sedangkan dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor, dan transformasi. Geometri juga merupakan sarana untuk mempelajari struktur matematika.

(13)

2

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk

Nu‟man, 2008). Bobango (dalam Abdussakir, 2009) mengemukakan bahwa

tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memeroleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat bernalar secara matematik.

Harapan kita sebagai pihak yang berkecimpung di dunia pendidikan matematika khususnya, tentu saja ingin agar tujuan-tujuan di atas dapat tercapai dengan baik. Namun, kenyataannya pembelajaran matematika di Indonesia saat ini masih bersifat klasikal. De Lange (dalam Turmudi, 2010) mengungkapkan pembelajaran (matematika) seringkali ditafsirkan sebagai kegiatan yang dilaksanakan guru, ia mengenalkan subjek, memberikan satu atau dua contoh, lalu ia mungkin menanyakan satu atau dua pertanyaan, dan pada umumnya meminta siswa yang biasanya mendengarkan secara pasif untuk menjadi aktif dengan mulai mengerjakan latihan yang diambil dari buku. Hal ini dilakukan terus menerus oleh individu seorang guru. Kemudian pembelajaran berakhir dengan rapi, dan pembelajaran berikutnya akan berlangsung dengan aktifitas yang serupa.

Hal tersebut relevan dengan pendapat Silver (dalam Turmudi, 2010) bahwa pada umumnya dalam pembelajaran matematika, siswa hanya menonton dan menyalin penyelesaian soal-soal matematika yang didemonstrasikan dan dituliskan oleh guru di papan tulis. Sama halnya dengan pendapat Senk dan Thompson (dalam Turmudi, 2010) bahwa dalam kelas tradisional, umumnya guru-guru menjelaskan rumus-rumus matematika terlebih dahulu yang dalam hal ini sifatnya searah dimana siswa hanya menerima penjelasan dari guru kemudian siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan.

(14)

3

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk memahami „kulit-kulitnya‟ saja, akhirnya cara-cara hafalan jatuh dalam kategori belajar seperti itu.

Pembelajaran matematika yang seperti itu akhirnya tidak akan berbuah pemahaman siswa akan konsep yang benar, namun sekadar penghafalan rumus dan peniruan penyelesaian soal yang pernah didemonstrasikan oleh guru di kelas, apalagi dalam pembelajaran geometri yang sangat membutuhkan kemampuan visualisasi dan abstraksi tinggi. Akhirnya siswa mengalami apa yang disebut sebagai hambatan belajar (learning obstacle).

Hambatan belajar menurut Brousseau (dalam Suratno, 2009) dapat muncul karena tiga faktor, yaitu hambatan ontogeni (kesiapan mental belajar), didaktis (pengajaran guru) dan epistimologis (pengetahuan siswa yang memiliki konteks aplikasi yang terbatas).

Sebagai contoh, berikut ini adalah salah satu soal uji instrumen learning

obstacle konsep luas daerah persegi (dalam Wulandari, 2010).

Diketahui sebuah persegi dengan luas 1 satuan luas. Tentukan nilai x !

Gambar 1.1 Soal Uji Learning Obstacle

Dalam soal uji di atas, teridentifikasi bahwa responden yang merupakan siswa kelas VII, VIII, X, dan XI IPA dari tiga sekolah berbeda dan berjumlah 181 orang pada umumnya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. Masih banyak siswa yang tidak bisa menjawab dengan benar, bahkan ada yang sama sekali tidak menjawab. Selain konstruksi, soal ini pun mengandung unsur koneksi matematis, salah satunya koneksi dengan konsep luas daerah (selanjutnya ditulis luas) segitiga. Banyak siswa yang tidak bisa menyajikan soal tersebut ke dalam bentuk atau notasi matematika sehingga menjawab dengan jawaban asal-asalan. Memang ada siswa yang sudah bisa memodelkan soal tersebut dan menjawabnya menggunakan metode aljabar, namun tetap saja lemah dalam perhitungan aljabar.

(15)

4

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk

Hal ini dapat mencerminkan bahwa kemampuan siswa masih terbatas pada gambar dan bilangan.

Hal serupa terjadi ketika Fitriyani (2011) melakukan penelitian dan mendapati learning obstacle bahasan luas trapesium dengan soal berikut

Gambar 1.2 Soal Uji Learning Obstacle Trapesium

Pada penyelesaiannya, siswa langsung menganggap bangun datar tersebut adalah jajargenjang tanpa mengecek kebenarannya. Padahal, dalam gambar tersebut tidak ada jaminan bahwa bangun datar tersebut memang jajargenjang.

Setelah menganggap bangun datar tersebut jajargenjang, siswa teridentifikasi kesulitan dalam menentukan alas dan tinggi jajargenjang, dalam perhitungan aljabar pun masih banyak kesalahan. Hal ini menunjukan learning obstacle yang terjadi berada pada pemahaman concept image jajargenjang dan unsur-unsurnya.

Dari hasil penelitian di atas, peneliti merasa bahwa tidak menutup kemungkinan learning obstacle terjadi pada materi luas segiempat yang lain sehingga perlu adanya penelitian di sana untuk mengatasi hambatan belajar yang diduga akan muncul jika pembelajaran dilakukan dengan metode yang sama.

Dengan demikian, perencanaan pembelajaran sangat diperlukan untuk menghasilkan sebuah rancangan pembelajaran (desain didaktis) yang merupakan langkah awal guru dalam usaha mengatasi atau mengurangi hambatan belajar yang kemungkinan akan muncul dalam proses pembelajaran di kelas.

(16)

5

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyusun pembelajaran di kelas dengan menyajikan hanya beberapa masalah dengan fokusnya adalah variasi solusi siswa. Mereka tampaknya saling berbagi keyakinan bahwa kesempatan belajar terbaik bagi siswa muncul ketika mereka dihadapkan kepada masalah yang menantang.

Berbicara mengenai problem solving dan variasi solusi siswa, hal ini sangat berkaitan dengan kompetensi strategi matematis siswa. Kompetensi siswa menurut Kilpatrick (2001) dibagi menjadi lima, yaitu :

1. Conceptual understanding : pemahaman mengenai konsep, operasi, dan relasi

2. Procedural fluency : keterampilan melakukan prosedur yang fleksibel, akurat,

efisien, dan sesuai

3. Strategic competence : kemampuan untuk memformulasikan, menyajikan, dan

menyelesaikan masalah matematika

4. Adaptive reasoning : kemampuan dalam pemikiran logis, refleksi, penjelasan,

dan pembenaran

5. Productive dispotion : kebiasaan untuk melihat matematika sebagai sesuatu

yang masuk akal, berguna, dan bermanfaat, ditambah kepercayaan diri dan ketekunan dalam diri siswa

Maka dari itu peneliti mengambil strategi matematis sebagai kemampuan yang akan diamati peningkatannya dalam penelitian ini karena kemampuan ini sangat berkaitan dengan model pembelajaran problem solving.

Peneliti ingin mengadaptasi model pembelajaran problem solving di Jepang tersebut untuk menyajikan desain didaktis yang akan dibuat ini, maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Desain Didaktis Model Problem

Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segiempat Untuk Meningkatkan

Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP”.

1.2Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

(17)

6

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk

2. Bagaimana desain didaktis model problem solving pada konsep luas segitiga dan segiempat untuk meningkatkan kompetensi strategi matematis siswa SMP yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas VII?

3. Bagaimana implementasi desain didaktis terkait, khususnya ditinjau dari respon siswa yang muncul?

4. Bagaimana hasil identifikasi learning obstacle setelah implementasi desain didaktis?

5. Bagaimana pengaruh desain didaktis terhadap kompetensi strategi matematis siswa?

1.3Batasan Masalah

Agar fokus dari penelitian ini jelas, peneliti membatasi permasalahan di atas dalam hal-hal berikut ini:

1. Pokok bahasan yang dipilih dalam penelitian ini adalah luas segitiga dan segiempat.

2. Hambatan belajar yang diuji dalam penelitian ini adalah hambatan epistimologis.

3. Model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran problem solving yang dilakukan guru-guru matematika di Jepang menurut Shimizu (2009). 4. Kompetensi matematis yang dipilih adalah kompetensi strategi matematis

menurut Kilpatrick (2001).

1.4Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui learning obstacles terkait konsep luas segitiga dan segiempat matematika SMP.

(18)

7

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Mengetahui implementasi desain didaktis terkait, khususnya ditinjau dari respon siswa yang muncul.

4. Mengetahui hasil identifikasi learning obstacle setelah implementasi desain didaktis.

5. Mengetahui pengaruh desain didaktis terhadap kompetensi strategis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, mengembangkan desain didaktis model problem solving pada konsep luas segitiga dan segiempat dan implementasinya.

2. Bagi guru matematika, diharapkan dapat menciptakan pembelajaran matematika berdasarkan karakteristik siswa melalui penelitian desain didaktis serta dapat menerapkan dan memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar matematika secara optimal. 3. Bagi siswa, diharapkan dapat lebih memahami konsep luas segitiga dan

(19)

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.1Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Cimahi yang bertempat di Jalan SMP No. 12 Cimahi.

2.2Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Fokus dari penelitian ini adalah penyusunan suatu desain didaktis yang didasarkan pada hambatan proses pembelajaran yang sebelumnya telah teridentifikasi, khususnya pada konsep luas segitiga dan segiempat. Karena metode kualitatif dapat lebih rinci dalam menjelaskan fenomena yang lebih kompleks dan sulit diungkapkan dengan metode kuantitatif, peneliti menggunakan metode ini sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan kesimpulan yang sesuai.

Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui studi literatur yang dilaksanakan dengan cara mengaji sumber tertulis seperti dokumen, laporan dan artikel, dan studi lapangan dimana peneliti akan bersentuhan langsung dengan situasi lapangan yang bersifat alamiah, yaitu dengan mengamati (observasi), wawancara mendalam (bila diperlukan), diskusi kelompok dan terlibat langsung dalam penilaian (dalam Leviana, 2012).

Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut : 1. Mengaji literatur yang relevan dan menyusun hipotesis learning obstacle dari

data penelitian yang telah ada

2. Menyusun instrumen untuk pengujian learning obstacle

3. Mengujikan instrumen ke sekolah yang dituju untuk identifikasi learning

obstacle

4. Mengolah data dan menyimpulkan hasil identifikasi

(20)

19

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6. Mengaji hubungan antarkonsep matematis lain dengan konsep luas segitiga dan segiempat, pengkajian dibatasi pada jenjang kelas VII sampai kelas IX 7. Mengaji kompetensi matematis yang akan ditingkatkan

8. Membuat instrumen evaluasi peningkatan kompetensi matematis yang dicapai 9. Membuat desain didaktis dengan memertimbangkan learning obstacle yang

muncul dan hubungan konsep pada pokok bahasan luas segitiga dan segiempat 10. Membuat prediksi respon siswa yang muncul dalam pembelajaran

11. Mengimplementasikan desain didaktis pada kelas eksperimen

12. Menganalisis implementasi desain didaktis berdasarkan respon siswa yang muncul sampai dengan proses pembelajaran materi berakhir

13. Melakukan uji learning obstacles pada kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan desain didaktis

14.Menganalisis hasil uji learning obstacles tersebut sebagai hasil implementasi desain didaktis dalam mengurangi learning obstacle yang muncul dan meningkatkan kemampuan strategi matematis siswa

15.Menyusun desain didaktis revisi yang merupakan hasil perbaikan dari desain didaktis revisi pertama pada kelas eksperimen

2.3Definisi Operasional

1. Learning Obstacle (selanjutnya ditulis LO) merupakan hambatan yang terjadi

dalam pembelajaran yang meliputi hambatan epistimologis, hambatan ontogenik dan hambatan didaktis. Dalam tulisan ini, LO yang dimaksud adalah yang bersifat epistimologis, yaitu LO yang terkait dengan konteks atau materi yang diajarkan, dimana seseorang hanya memahami suatu materi yang terbatas pada konteks tertentu saja sehingga saat dihadapkan pada konteks yang berbeda, dia akan mengalami kesulitan.

(21)

20

Putri Dewi Wulandari, 2013

3. Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) adalah penelitian yang dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, analisis metapedadadaktik, dan analisis retrosfektif.

4. Model Problem Solving yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model

Problem Solving menurut Shimizu (2009) yang dilakukan oleh guru-guru di

Jepang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika di kelas. 5. Kompetensi Strategi Matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

salah satu dari lima kompetensi matematis siswa menurut Kilpatrick (2001).

2.4Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa SMP. Peneliti ingin membuat desain didaktis konsep luas segitiga dan segiempat khusus untuk siswa SMP kelas VII. Oleh karena itu, peneliti mengujicobakan desain kepada siswa SMP kelas VII yang belum mendapatkan materi luas segitiga dan segiempat, sedangkan dalam pengujian learning obstacles, peneliti akan mengujicobakan soal tentang luas segitiga dan segiempat kepada siswa yang sudah pernah mendapatkan materi itu sebelumnya, yaitu kelas VIII.

2.5Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan instrumen non-tes. Instrumen tes dibagi menjadi dua, yaitu instrumen untuk menguji LO sekaligus untuk mengukur keberhasilan desain didaktis dan instrumen untuk mengukur kompetensi strategi matematis siswa selama proses pembelajaran dan digunakan sebagai soal latihan. Instrumen non-tes yang digunakan adalah pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi.

(22)

21

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Instrumen non-tes berupa pedoman wawancara yang berbeda disusun untuk siswa responden uji LO dan siswa kelas eksperimen karena masing-masing memiliki tujuan wawancara yang berbeda pula. Pedoman wawancara di sini tidak terperinci karena wawancara yang dilakukan di kelas eksperimen berlangsung selama implementasi desain didaktis sehingga tidak dilakukan dalam waktu khusus.

2.6Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengajian buku-buku sumber, uji instrumen, wawancara, observasi, dan dokumentasi.

2.7Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah berdasarkan Model Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2011) bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif merupakan suatu inisiatif berulang-ulang secara terus menerus. Aktivitas dalam analisis data adalah data reduction (mengorganisir data), data display (membuat uraian terperinci), dan conclusion drawing/verification (melakukan interpretasi dan kesimpulan). Teknik ini dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan desain penelitian ini sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan sistematis.

(23)

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil identifikasi LO menunjukkan bahwa LO yang muncul pada konsep luas segitiga dan segiempat adalah LO pada pemahaman konsep alas dan tinggi segitiga, pada pemahaman konsep sifat dan ciri bangun datar segiempat, pada kemampuan menyajikan soal ataupun pemahaman matematik ke dalam notasi matematik, pada perhitungan aljabar, dan pada kemampuan identifikasi bentuk bangun datar

2. Desain didaktis konsep luas segitiga dan segiempat ini disusun berdasarkan

LO yang telah teridentifikasi pada uji instrument awal dan diperkuat dengan

hasil re-personalisasi dari buku-buku sumber dan teori-teori pembelajaran yang relevan. Sajian dari desain didaktis yang telah disesuaikan dengan karakteristik siswa SMP kelas VII ini disusun menjadi lima lesson design sebagai berikut:

a. Lesson Design 1, mengenai luas persegi dan persegipanjang

b. Lesson Design 2, mengenai luas segitiga siku-siku dan sembarang

c. Lesson Design 3, mengenai luas jajargenjang dan trapesium

d. Lesson Design 4, mengenai luas belahketupat dan layang-layang

e. Lesson Design 5, mengenai hubungan luas segitiga dan segiempat

3. Implementasi desain didaktis konsep luas segitiga dan segiempat secara umum berjalan dengan lancar. Kendala yang muncul terkait pengorganisiran waktu dan kemampuan scaffolding dari peneliti.

(24)

76

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ciri bangun datar segiempat, pada perhitungan aljabar, dan pada kemampuan identifikasi bentuk bangun datar.

5. Pengaruh desain didaktis luas segitiga dan segiempat terhadap kompetensi strategi matematis siswa bersifat positif. Kompetensi strategi matematis siswa meningkat selama proses implementasi desain didaktis.

5.2Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh, peneliti memberikan beberapa saran terkait pembelajaran desain didaktis konsep luas segitiga dan segiempat, yaitu :

1. Desain didaktis ini sebaiknya dijadikan alternatif pilihan dalam melakukan pembelajaran konsep luas segitiga dan segiempat agar pembelajaran di kelas lebih beragam dan pemahaman siswa dapat lebih ditingkatkan lagi.

2. Dalam implementasi desain ini, sebaiknya pihak yang menjadi guru harus membuat prediksi respon siswa yang lebih mendalam dan terperinci lengkap dengan bentuk bantuan yang lebih terstruktur sehingga siswa dapat lebih mudah memahami penjelasan guru.

3. Penyusunan kegiatan atau instrumen dalam desain ini dapat lebih dikembangkan menjadi lebih bervariasi dan lebih menarik agar pada proses implementasinya siswa tidak jenuh dan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas

(25)

Putri Dewi Wulandari, 2013

Desain Didektis Model Problem Solving Pada Konsep Luas Daerah Segitiga Dan Segi Empat Untuk Meningkatkan Kompetensi Strategi Matematis Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdussakir. (2009). Pembelajaran Geometri dan Teori Van Hiele [Online]. Tersedia: http://abdussakir.wordpress.com/2009/01/25/pembelajaran-geometri-dan-teori-van-hiele/ [12 Juni 2011]

Baharuddin. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Emzir. (2011). Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Fitriyani. (2011). Desain Didaktis Konsep Luas Daerah Trapesium pada

Pembelajaran Matematika SMP. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan

Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Hendra, Ade. (2011). Desain Didaktis Bahan Ajar Problem Solving pada Konsep

Luas Daerah Lingkaran. Skripsi Sarjana pada Jurusan Pendidikan Matematika

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kilpatrick, et al. (2001). Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics. Washington DC: National Academy Press.

Kristiyanto, A.L. (2007). Pembelajaran Matematika berdasar Teori Belajar Van

Hiele: Teori Van Hiele. [Online]. Tersedia: http://kris-21.blogspot.com/

2007_12_01_archive.html [2 Juni 2011]

Leviana, Mega. (2012). Desain Didaktis pada Konsep Hubungan Sudut Pusat,

Luas Juring, dan Panjang Busur Lingkaran di SMP. Skripsi Sarjana pada

Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan.

(26)

78

PUTRI DEWI WULANDARI, 2013

DESAIN DIDEKTIS MODEL PROBLEM SOLVING PADA KONSEP LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGI EMPAT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI STRATEGI MATEMATIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Nu’man, M. (2008). Pembelajaran Geometri Berdasarkan Tahap Berpikir Van

Hiele [Online]. Tersedia:

http://mulin-unisma.blogspot.com/2008/07/pembelajaran-geometri-berdasarkan-tahap.html [12 Juni 2011]

Rizal, Ahmad. (2008). Pembelajaran Geometri [Online]. Tersedia: http://ahmadrizal.wordpress.com/2008/08/06/pembelajaran-geometri/ [12 Juni 2011]

Robbiana, Djaka Firmansyah. (2013). Desain Didaktis Model Problem Solving

untuk Mengatasi Learning Obstacle Pokok Bahasan Teorema Pythagoras dan Meningkatkan Sikap Matematis Siswa SMP. Skripsi Sarjana pada Jurusan

Pendidikan Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Shimizu, Yoshinori. (2009). “Japanese Approach to Teaching Mathematics via

Problem Solving”, dalam Mathematical Problem Solving. Singapura: World

Scientific Publishing Co.Ple.Ptd.

Suherman. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FPMIPA UPI.

Suherman, Erman. (2008). “Belajar dan Pembelajaran Matematika”. Hand-out Perkuliahan. Bandung: tidak diterbitkan.

Suratno, Tatang. (2009). Memahami Kompleksitas Pengajaran-Pembelajaran dan

Kondisi Pendidikan dan Pekerjaan Guru. [Online]. Tersedia: http://the2the.com/eunice/document/TSuratno_complex_syndrome.pdf. [6 Maret 2011]

Suryadi, Didi. (2010), “Metapedadidaktis dan Didactical Design Research

(27)

79

PUTRI DEWI WULANDARI, 2013

DESAIN DIDEKTIS MODEL PROBLEM SOLVING PADA KONSEP LUAS DAERAH SEGITIGA DAN SEGI EMPAT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI STRATEGI MATEMATIS SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Trianto. (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Pustakaraya.

Turmudi. (2010). “Pembelajaran Matematika: Kini dan Kecenderungan Masa

Mendatang”, dalam Teori, Paradigma, Prinsip, dan Pendekatan

Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA UPI.

Wadifah. (2010). ”Hambatan Epistimologis dalam Memahami Konsep Luas

Daerah Segitiga”. Karya Tulis. Bandung: tidak diterbitkan.

Wulandari, Putri Dewi. (2010). Learning Obstacle Terkait Kemampuan Problem

Solving pada Konsep Persegi Matematika SMP. Karya Tulis. Bandung: tidak

Gambar

Tabel 4.1 Persentase Hasil Uji LO Awal ..................................................................
Gambar 1.1 Soal Uji Learning Obstacle
Gambar 1.2 Soal Uji Learning Obstacle Trapesium

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perpustakaan wajib menyediakan bacaan yang mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah yang meliputi koleksi nonfiksi yang terkait dengan kurikulum dan koleksi buku

Acara : DESK dalam rangka Evaluasi Penerapan PPK BLUD pada Puskesmas Tahun 2015.. BUPATI KULON PROGO

(3) Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, diharapkan dapat membekali mahasiswa sebagai calon konselor dengan keterampilan-keterampilan strategi ataupun

The results showed that simultaneous, work ethic and performance assessment significantly influence motivation of employees of PT..

Bank Rakyat Indonesia Tbk Cabang Iskandar Muda Medan dalam mencapai atau bahkan melebihi target inilah yang terlihat bahwa para karyawannya tidak memiliki motivasi yang baik

atau gagal yang nantinya dapat mempengaruhi motif berprestasi siswa. Berdasarkan identifikasi masalah mengenai perlunya suatu intervensi untuk. meningkatkan motif berprestasi,

Untuk itu diperlukan upaya terus-menerus dari manajemen organisasi dalam memberikan contoh teladan dari perilaku etos kerja yang ingin dimiliki oleh..