(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Susi Susanti 0903302
PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V
PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)
Oleh
Susi Susanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Susi Susanti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Nurdinah Hanifah, M.Pd.
NIP. 197403152006042001
Pembimbing II
Drs. Dadan Djuanda, M.Pd.
NIP. 196311081988031001
Mengetahui
Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar SI Kelas UPI Kampus Sumedang
Riana Irawati, M. Si.
SUSI SUSANTI
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V
PADA MATERI MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA
(Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI :
Penguji I
Ani Nur Aeni, M.Pd.
NIP. 197608222005012002
Penguji II
Nurdinah Hanifah, M.Pd.
NIP. 197403152006042001
Penguji III
Regina Lichteria P., M.PFis.
NIP. 197801232009122003
Mengetahui
Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar SI Kelas UPI Kampus Sumedang
Riana Irawati, M. Si.
“PENGARUH
PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI
MENGHARGAI KERAGAMAN BUDAYA (Penelitian Kuasi Eksperimen di
Kelas V SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang)” ini dan
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuaan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Sumedang, Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan,
Susi Susanti
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ... 7
1. Rumusan Masalah ... 7
2. Pembatasan Masalah ... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8
1. Tujuan Penelitian ... 8
2. Manfaat Penelitian ... 9
D. Batasan Istilah ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar ... 11
1. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 11
3. Pembelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar 14
4. Karakteristik siswa Sekolah Dasar ... 15
B. Media Berbasis Komputer ... 17
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 17
2. Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran ... 18
3. Manfaat Media Pembelajaran ... 19
4. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 20
5. Media Berbasis Komputer ... 21
a. Pengertian Media Berbasis Komputer ... 21
b. Pengertian Powerpoint ... 22
c. Kelebihan Media Berbasis Komputer ... 22
d. Cara Membuat Media Berbasis Komputer ... 23
e. Langkah-langkah Pembelajaran ... 23
6. Teori Belajar yang Mendukung Penggunaan Media Berbasis Komputer ... 24
a. Teori Belajar Kognitif ... 24
b. Teori Belajar Behavioris ... 25
C. Belajar dan Hasil Belajar ... 26
1. Pengertian Belajar ... 26
2. Ciri-ciri Belajar ... 26
3. Prinsip-prinsip Belajar ... 27
4. Hasil Belajar ... 27
D. Menghargai Keragaman Budaya ... 29
1. Pengertian Menghargai keragaman budaya ... 29
2. Contoh keragaman budaya ... 30
3. Cara menghargai keragaman budaya ... 31
4. Menghargai keragaman budaya dalam Kurikulum PIPS di Sekolah Dasar ... 32
E. Penelitian yang Relevan ... 34
F. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Populasi dan Sampel ... 36
B. Metode, Desain, dan Prosedur Penelitian ... 37
1. Metode Penelitian ... 37
2. Desain Penelitian ... 37
3. Prosedur Penelitian ... 38
C. Variabel Penelitian ... 40
D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya ... 40
1. Tes ... 40
a. Validitas Soal ... 41
b. Reliabilitas Instrumen ... 43
c. Tingkat Kesukaran ... 44
xi
2. Non Tes ... 49
a. Skala Sikap ... 49
b. Wawancara ... 49
c. Observasi ... 49
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 50
1. Pengolahan Data Tes ... 50
a. Uji Normalitas ... 50
b. Uji Homogenitas ... 51
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ... 52
d. Gain Normal ... 52
2. Pengolahan Data Skala Sikap ... 53
3. Pengolahan Data Wawancara ... 54
4. Pengolahan Data Observasi ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Pemaparan Data Hasil Penelitian ... 55
1. Pemaparan Data Pretes ... 55
a. Uji Normalitas Data Pretes ... 59
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 59
2. Pemaparan Data Postes ... 60
a. Uji Normalitas Data Postes ... 64
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Postes ... 64
3. Uji Hipotesis ... 66
a. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 1 ... 67
b. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 72
4. Pemaparan Data Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen ... 73
5. Pemaparan Data Hasil Wawancara ... 75
a. Pemaparan Data Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 75
b. Pemaparan Data Hasil Wawancara dengan Guru ... 76
6. Pemaparan Data Observasi ... 77
a. Pemaparan Data Observasi Kinerja Guru ... 77
b. Pemaparan Data Observasi Aktivitas Siswa ... 85
B. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 92
1. Pembahasan Data Hasil Belajar ... 92
a. Peningkatan Hasil Belajar ... 92
b. Perbedaan Hasil Belajar ... 94
2. Pembahasan Respon Siswa Terhadap Pembelajaran PIPS dengan Media Berbasis Komputer ... 95
3. Pembahasan Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Pembelajaran Media Berbasis Komputer ... 100
4. Pembahasan Data Observasi Proses Pembelajaran ... 102
b. Pembahasan Data Observasi Proses Pembelajaran di Kelas
Kontrol ... 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 108
A. Kesimpulan ... 108
B. Saran ... 109
DAFTAR PUSTAKA ... 111
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 115
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Pengelompokkan Media ... 20
2.2 Kurikulum IPS Kelas V Sekolah Dasar ... 33
3.1 Sampel Penelitian ... 36
3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas ... 42
3.3 Hasil Perhitungan Validitas Soal ... 42
3.4 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 44
3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 45
3.6 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 45
3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 47
3.8 Hasil Perhitungan daya Pembeda Tiap Soal ... 47
3.9 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ... 48
3.10 Kriteria Tingkat N-gain ... 53
3.11 Rentang Skala Likert ... 53
3.12 Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap ... 54
4.1 Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 56
4.2 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 57
4.3 Uji Normalitas Pretes ... 59
4.4 Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada Data Pretes ... 60
4.5 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 61
4.6 Data Hasil Postes Kelas Kontrol ... 62
4.7 Uji Normalitas Postes ... 64
4.8 Uji Non-parametrik Mann-Whitney pada Data Postes ... 65
4.9 Rata-Rata N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 66
4.10 Uji Normalitas Data Tes Kelas Eksperimen ... 68
4.11 Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah (1) ... 68
4.12 Uji Normalitas Data Tes Kelas Kontrol ... 69
4.13 Uji Homogenitas Data Tes Kelas Kontrol ... 69
4.14 Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah (2) ... 70
4.16 Hasil Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 73
4.17 Penskoran Data Skala sikap ... 74
4.18 Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap ... 74
4.19 Rekapitulasi Data Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen ... 74
4.20 Data Kinerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 80
4.21 Data Kinerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 80
4.22 Data Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-1... 81
4.23 Data Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke-1 ... 82
4.24 Data Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-2... 82
4.25 Data Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke-2 ... 83
4.26 Data Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran di Kelas Eksperimen 84 4.27 Data Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran di Kelas Kontrol ... 84
4.28 Hasil Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-1 ... 87
4.29 Hasil Aktivitas Siswa Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke-1 ... 88
4.30 Hasil Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-2 ... 89
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 4
2.1 Media Berbasis Komputer... 24
4.1 Diagram Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 58
4.2 Diagram Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 63
4.3 Diagram Perbandingan Data Nilai N-gain pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 66
4.4 Diagram Rata-rata Nilai Pretes dan Postes ... 71
4.5 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol ... 85
4.6 Diagram Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ... 91
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 115
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 122
3. Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-1... 129
4. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-1 ... 131
5. Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-2... 132
6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan ke-2 ... 134
Instrumen Tes 7. Kisi-kisi Soal Ujicoba ... 135
8. Soal Ujicoba ... 136
9. Kunci Jawaban Soal Ujicoba ... 141
10. Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes ... 142
11. Kartu Soal Pretes dan Postes ... 143
12. Soal Pretes dan Postes ... 151
13. Kunci Jawaban Pretes dan Postes ... 154
Instrumen Nontes 14. Kisi-kisi Skala Sikap Respon Siswa Kelas Eksperimen ... 155
15. Skala Sikap Respon Siswa Kelas Eksperimen ... 156
16. Kisi-kisi Wawancara dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 157
17. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 158
18. Kisi-kisi Wawancara dengan Guru ... 159
19. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Guru ... 160
20. Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru di Kelas Eksperimen ... 161
21. Lembar Observasi Kinerja Guru di Kelas Eksperimen ... 162
22. Deskriptor Observasi Kinerja Guru di Kelas Eksperimen ... 164
23. Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru di Kelas Kontrol ... 167
24. Lembar Observasi Kinerja Guru di Kelas Kontrol ... 168
25. Deskriptor Observasi Kinerja Guru Kelas Kontrol ... 170
26. Format Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Ke- 1 ... 173
27. Format Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan Ke- 2 ... 174
28. Format Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Ke-1 ... 175
29. Format Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Pertemuan Ke-2 ... 176
xvii
Hasil Ujicoba Instrumen
31. Validitas Butir Soal ... 178
32. Validitas Instrumen ... 180
33. Reliabilitas Instrumen ... 181
34. Tingkat Kesukaran Soal ... 183
35. Daya Pembeda ... 185
Analisis Data Hasil Penelitian 36. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 187
37. Data Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 188
38. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 189
39. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pretes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 191
40. Data Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 192
41. Data Hasil Postes Kelas Kontrol ... 193
42. Uji Normalitas Data Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 194
43. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 196
44. Data N-gain Kelas Eksperimen... 197
45. Data N-gain Kelas Kontrol ... 198
46. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 1 ... 199
47. Uji Hipotesis Rumusan Masalah 2 ... 203
48. Rekapitulasi Data Skala Sikap Siswa Kelas Eksperimen ... 206
49. Data Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas Eksperimen ... 208
50. Data Hasil Wawancara dengan Guru ... 209
51. Data Observasi Kinerja Guru di Kelas Eksperimen ... 210
52. Data Observasi Kinerja Guru di Kelas Kontrol ... 212
53. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-1 ... 2Ke-14
54. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan Ke-2 ... Ke-215
55. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke- 1 ... 216
56. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol pada Pertemuan Ke- 2 ... 217
Dokumentasi 57. Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 218
58. Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 221
59. Hasil Pengerjaan LKS Kelas Eksperimen ... 224
60. Hasil Pengerjaan LKS Kelas Kontrol ... 226
61. Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 228
63. Hasil Skala Sikap ... 234
64. Foto-foto Kegiatan Penelitian ... 237
Surat-surat 65. Surat Pengangkatan Pembimbing ... 243
66. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 244
67. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 245
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mewujudkan kehidupan
bangsa yang lebih maju melalui sumber daya manusia yang berkualitas. Hal
tersebut terlihat dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 (Fokusmedia, 2003:
3) tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Mengenai belajar, belajar (Sumiati dan Asra, 2009: 38) adalah “Proses
perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan”. Jadi perubahan
perilaku adalah hasil belajar, artinya seseorang telah belajar jika ia dapat
melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. Proses belajar yang
dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan perilaku seperti
pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, sikap, persepsi dan tingkah laku lainnya
adalah hasil dari pengalaman. Hasil belajar tersebut tentu sangat tergantung dari
proses belajar dan lingkungan belajar itu sendiri.
Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya selalu membutuhkan
orang lain, dengan begitu manusia dituntut supaya bisa berinteraksi dengan baik.
Oleh karena itu, sumber daya manusia yang berkualitas harus mempunyai
pengetahuan yang bisa mendukung kemampuan berinteraksi tersebut. Mata
pelajaran yang mendukung supaya siswa memiliki kemampuan sesuai dengan
kedudukannya sebagai makhluk sosial adalah mata pelajaran Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (PIPS).
Menurut Sapriya (2008: 40), “Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu
mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan”.
S. Nasution (Hanifah, 2009: 121) juga mengemukakan pendapatnya,
bahwa „IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang berhubungan dengan
manusia di dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek seperti sejarah,
ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, pemerintahan dan psikologi sosial‟.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang
ilmu yang berkenaan dengan manusia dan konteks sosialnya sebagai anggota
masyarakat.
Adapun tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Depdiknas, 2006: 4) adalah sebagai berikut.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,
2. Memiliki kemampuan dasar untuk bepikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial,
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan,
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Maka dapat dikatakan bahwa PIPS harus mampu menunjang kemampuan
berinteraksi siswa sebagai makhluk sosial. PIPS dituntut untuk mempersiapkan
siswa untuk menjadi warga negara yang berwawasan luas serta mempunyai
keterampilan dan sikap sosial. Di sekolah dasar siswa dikenalkan dengan berbagai
konsep yang ada di masyarakat supaya siswa menjadi sumber daya manusia yang
siap terjun ke masyarakat kelak yang penuh dengan keragaman baik keragaman
suku, bahasa, adat istiadat, kesenian dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh siswa di masyarakat nanti.
Pencapaian tujuan-tujuan PIPS tersebut bersumber dari materi
pembelajaran yang akan diajarkan. Materi pembelajaran (Hakiim, 2009: 115)
merupakan “Pengetahuan, sikap, keterampilan, yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan”. Oleh karena itu
dalam mengajarkan materi, pembelajaran yang dilaksanakan harus menggali
pengalaman siswa, meningkatkan kemampuan siswa dan memotivasi siswa agar
siap terjun ke lingkungan masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
3
Keefektifan pembelajaran diantaranya dipengaruhi oleh bentuk belajar yang ingin dimunculkan pada diri siswa. Dalam mengajarkan materi pembelajaran perlu diketahui dulu karakteristik materi pembelajaran dan bentuk belajar dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut. Selanjutnya disiapkan pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi pembelajaran tersebut.
Sumiati dan Asra (2009: 33) juga menjelaskan bahwa:
Prinsip-prinsip umum yang dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa, pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis, mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa, kesiapan dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar, tujuan pembelajaran harus diketahui siswa, dan mengajar harus mengikuti prinsip psikologi tentang belajar.
Berdasarkan pendapat Sumiati dan Asra diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam pembelajaran PIPS seorang guru harus dapat menyajikan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Sebagai seorang pendidik guru hendaknya menyajikan materi
pembelajaran yang disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan siswa. Pada
usia sekolah dasar (7-12 tahun) siswa berada pada masa operasional konkret, yaitu
masa berakhirnya berpikir khayal dan mulai berpikir konkret (berkaitan dengan
dunia nyata).
Piaget (Budiningsih, 2012: 39) menyatakan bahwa „Pada tahap operasional
konkret anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif,
untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret
sehingga ia mampu menelaah persoalan‟. Jadi, ciri pokok perkembangan pada tahap operasional konkret adalah anak telah memiliki kecakapan berpikir logis,
akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Oleh karena itu
pengembangan materi pembelajaran harus berbasis media.
Selain harus menyajikan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan
tahap-tahap perkembangan siswa, sebaiknya guru juga memperhatikan gaya
belajar siswa yang berbeda-beda. Menurut buku Quantum Learning (Putrantri,
2007) dipaparkan bahwa „Terdapat tiga gaya belajar yaitu visual, auditori atau
menggunakan ketiga gaya belajar tersebut pada tahapan tertentu, kebanyakan
orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya‟. Untuk itu suatu materi
pembelajaran harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan ketiga gaya belajar tersebut.
Seorang guru merupakan ujung tombak untuk menentukan keberhasilan
belajar siswa. Dengan memperhatikan karakteristik siswa maka guru harus
menerapkan belajar aktif yaitu menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran
dan tugas guru hanya sebatas menjadi motivator dan fasilitator. Cahyani (2010: 1)
menyatakan bahwa:
Dengan belajar aktif terbukti mampu menyimpan informasi setelah belajar dua minggu adalah 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari yang dilakukan dan dikatakan. Sedangkan dengan belajar pasif hanya 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, dan 50% dari apa yang dilihat dan didengar.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar pasif yang
hanya menggunakan satu bagian indera saja dalam satu waktu, terbukti hanya
mampu menyimpan sedikit saja informasi. Oleh karena itu sebaiknya guru lebih
baik menerapkan belajar aktif.
Gambar 1.1
Kerucut Pengalaman Edgar Dale Sumber: Sadiman, dkk. (2006: 8)
Dari Gambar 1.1 di atas, tampak bahwa pengalaman belajar yang paling
5
dengan lingkungan, objek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara
melakukan dengan perbuatan langsung.
Maka dari itu seorang guru harus mampu menyajikan pembelajaran PIPS
yang dikemas semenarik mungkin, membuat siswa termotivasi untuk belajar aktif
dan merasa senang. Selain itu guru harus mampu mengaitkan apa yang dipelajari
di kelas dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari bukan hanya sebagai aspek
pengetahuan saja. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara belajar aktif yang
mendorong siswa untuk mencapai tujuan PIPS yaitu menjadi warga negara yang
berwawasan luas serta mempunyai keterampilan dan sikap sosial. Media
pembelajaran merupakan suatu alternatif cara yang dapat digunakan guru untuk
membuat siswa menjadi aktif.
Namun dalam kenyataan di lapangan pembelajaran PIPS belum dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran PIPS selama ini sering dianggap
sebagai mata pelajaran yang bersifat hapalan, membosankan, tidak menantang
dan kurang diminati siswa. Hal tersebut tidak lain karena pembelajaran PIPS
masih lemah dan cenderung mengarah pada proses menghapal materi. Proses
pembelajaran PIPS belum dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa,
kualitas partisipasi siswa dalam belajar masih rendah karena siswa jarang dilatih
sebagai pembelajar yang secara mandiri melakukan kegiatan belajar dimana
dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional (ceramah
dan tanya jawab) serta tanpa penggunaan media pembelajaran sehingga kurang
memotivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran PIPS, siswa tidak fokus
dalam pembelajaran dan hasil belajar PIPS siswa pun cenderung masih rendah.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan Hanifah (2009: 120) bahwa:
Permasalahan tersebut di atas merupakan suatu masalah yang harus diatasi.
Untuk itu perlu suatu pemecahan masalah agar pembelajaran PIPS menjadi lebih
bermakna dan menyenangkan.
Seperti yang sudah terlihat pada gambar Kerucut Pengalaman Edgar Dale,
pengajaran melalui penuturan kata-kata (verbal) mempunyai nilai yang sangat
rendah. Oleh karena itu, agar pengajaran dapat memberikan pengalaman yang
lebih bermakna bagi anak, perlu dipikirkan media-media tertentu yang dapat
membawa anak ke pengalaman yang lebih konkret. Salah satu caranya yaitu
dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran serta menciptakan suasana yang
menyenangkan. Dengan media pembelajaran tersebut siswa dapat termotivasi
untuk belajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada pembelajaran
PIPS.
Media pembelajaran (Sumiati dan Asra, 2009: 160) diartikan sebagai
“Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong proses belajar”. Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan
pengalaman belajar agar menjadi lebih konkret tidak hanya sekedar menggunakan
kata-kata dan diharapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa.
Pentingnya penggunaan media pembelajaran juga sesuai dengan tahap
perkembangan siswa sekolah dasar yang ada pada masa operasional konkret.
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia teknologi dan informasi
berkembang semakin canggih. Untuk itu pengembangan media pembelajaran juga
harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada saat ini banyak sekolah
yang sudah memiliki fasilitas teknologi yang cukup canggih seperti
komputer/laptop serta in focus. Dengan memanfaatkan fasilitas tersebut,
masalah-masalah pembuatan media seperti terbatasnya waktu untuk membuat media, sulit
mencari media yang tepat agar suatu materi jadi konkret, tidak adanya dana, dan
lain sebagainya akan semakin mudah teratasi.
Oleh karena itu media berbasis komputer merupakan salah satu cara untuk
7
yang ditunjang dengan software (perangkat lunak) dan hardware (perangkat
keras) seperti aplikasi program microsoft office Powerpoint, in focus, dan speaker
sangat memudahkan guru dalam pembelajaran.
Selain dapat memberikan gambaran konkret kepada siswa media
pembelajaran berbasis komputer bisa menjembatani keanekaragaman gaya belajar
yang dimiliki setiap siswa. Untuk itu suatu materi pembelajaran harus didesain
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan ketiga gaya belajar
tersebut. Gaya mengajar seorang guru yang cenderung pada salah satu gaya
belajar saja bisa dihindari dengan bantuan media berbasis komputer.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian kuasi eksperimen dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Berbasis
Komputer terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas V pada Materi
Menghargai Keragaman Budaya”.
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh penggunaan media berbasis komputer terhadap hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada
pembelajaran PIPS materi menghargai keragaman budaya?”.
Dari rumusan masalah tersebut secara lebih rinci dapat diuraikan menjadi
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
a. Apakah pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V pada pembelajaran
PIPS materi menghargai keragaman budaya?
b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang
belajar dengan menggunakan media berbasis komputer dengan siswa yang
belajar tanpa menggunakan media?
c. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran PIPS dengan
d. Faktor-faktor apa saja yang mendukung atau menghambat terlaksananya proses
pembelajaran dengan menggunakan media berbasis komputer?
e. Bagaimana proses pembelajaran pembelajaran PIPS dengan menggunakan
media berbasis komputer?
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada penggunaan media berbasis komputer
dengan pemanfaatan program powerpoint, in focus dan speaker. Powerpoint yang
digunakan merupakan penggabungan dari berbagai media diantaranya adalah
pengolahan teks, warna, gambar, grafik, video, musik dan animasi. Penelitian ini
dibatasi hanya pada siswa kelas V SDN Cilembu tahun ajaran 2012/2013 pada
pokok bahasan menghargai keragaman budaya.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Untuk menghindari arah penelitian yang terlalu lebar dalam penelitian ini,
maka penulis menyusun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian
yang sederhana ini. Sejalan dengan masalah yang peneliti kemukakan diatas,
maka tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas V
pada materi menghargai keragaman budaya setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan media berbasis komputer.
b. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan
menggunakan media berbasis komputer dengan siswa yang belajar tanpa
menggunakan media.
c. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran PIPS dengan
menggunakan media berbasis komputer.
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung atau menghambat
terlaksananya proses pembelajaran dengan menggunakan media berbasis
9
e. Untuk mengetahui proses pembelajaran pembelajaran PIPS dengan
menggunakan media berbasis komputer.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan kegunaan
khususnya bagi peneliti sendiri dan umumnya bagi guru, siswa dan sekolah yang
berkepentingan. Manfaat tersebut yang diharapkan antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Bagi Guru
1) Dapat memperluas wawasan mengenai media pembelajaran.
2) Meningkatkan kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran dan
merancang kegiatan pembelajaran.
b. Bagi Siswa
1) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
2) Hasil belajar menjadi lebih meningkat, khususnya pada pembelajaran PIPS
pada materi menghargai keragaman budaya.
3) Menambah pengetahuan siswa.
4) Menumbuhkan minat belajar.
c. Bagi Sekolah
1) Kualitas pendidikan di sekolah menjadi lebih meningkat.
2) Kinerja guru menjadi lebih baik.
3) Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran mata pelajaran PIPS.
d. Bagi Peneliti
1) Mendapatkan pengalaman langsung dalam menggunakan media berbasis
komputer.
2) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru sehingga
D. Batasan Istilah
Adapun istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah
sebagai berikut ini.
1. Media berbasis komputer adalah multimedia interaktif yang merupakan alat
atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk
tercapainya kompetensi/subkompetensi mata kuliah yang diharapkan sesuai
dengan tingkat kompleksitasnya (Susilana dan Riyana, 2009: 126).
2. Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar
(Ernawati, 2010: 43).
3. Keragaman budaya adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Selain
kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari
berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan
dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah tersebut
(Kurniawan, 2011).
4. Powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang populer dan paling
banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik
pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian diperlukan populasi dan sampel penelitian. Populasi
(Sugiyono, 2007: 117) adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Gugus II Panutan Kecamatan
Pamulihan yang terdiri dari enam sekolah dasar yaitu SD Negeri Cirengganis, SD
Negeri Haurngombong I, SD Negeri Haurngombong II, SD Negeri Cipacing, SD
Negeri mekarbakti, dan SD Negeri Cilembu.
Sampel (Sugiono, 2007: 118) adalah “Sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi”. Sampel dalam penelitian harus mewakili
populasi atau menggambarkan secara maksimal keadaan populasi tersebut agar
kesimpulan yang diambil benar.
Karena keterbatasan kemampuan peneliti maka dalam penelitian ini akan
diambil sampel dengan cara proporsional stratified random sampling. Menurut
Zuriah (2007: 136), “Proporsional stratified random sampling digunakan
bilamana anggota stratum dalam populasi tidak sama, dengan cara ini akan
ditemukan karakteristik masing-masing strata secara proporsional”.
Sampel yang digunakan dalam penelitian kuasi eksperimen ini adalah
kelas VA dan kelas VB SD Negeri Cilembu tahun pelajaran 2012/2013. Adapun
rincian sampel penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No. Kelas Jumlah Sampel
1 VA 32 orang
2 VB 32 orang
Jumlah 64 orang
B. Metode, Desain, dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen (eksperimen semu). Metode kuasi eksperimen (Hatimah dkk., 2010:
126) adalah:
Penelitian yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan kontrol, memanipulasikan semua variabel relevan, harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batasan–batasan yang ada.
Alasan menggunakan metode kuasi eksperimen adalah karena
pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat hubungan sebab akibat dan perlakuan yang dilakukan terhadap variabel
bebas dilihat hasilnya pada variabel terikat. Penelitian ini menggunakan sepasang
perlakuan yaitu satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen mendapatkan perlakuan yaitu dilaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media berbasis komputer dan kelompok kontrol mendapatkan
perlakuan yaitu dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
tanpa menggunakan media. Untuk mengetahui hasil belajarnya, kedua kelompok
diberikan pretes dan postes.
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kelompok kontrol
tidak ekuivalen (the nonequivalent control group design). Desain kelompok
kontrol tidak ekuivalen (Sugiyono, 2007: 116) adalah “Desain yang kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random”.
Mekanisme penelitian desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
0 �1 0 0 �2 0
(Maulana, 2009: 24)
Keterangan:
38
�1= pembelajaran PIPS tanpa menggunakan media
�2= pembelajaran PIPS menggunakan media berbasis komputer
3. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur dalam penelitian ini terbagi dalam empat tahapan
yang harus dilakukan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap analisis
data dan tahap pembuatan kesimpulan. Secara rinci tahapan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
1) Membuat surat permohonan izin penelitian dari pihak kampus.
2) Meminta izin kepada pihak sekolah yang akan digunakan sebagai tempat
penelitian.
3) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
4) Mengkonsultasikan instrumen yang sudah dibuat kepada pihak ahli.
5) Melakukan ujicoba instrumen, untuk mengetahui validitas kriteria,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen.
6) Melakukan pengolahan terhadap instrumen, dan jika perlu direvisi dan
diujicoba ulang.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Tahap Pelaksanaan di Kelas Eksperimen
a) Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru mengenai materi
menghargai keragaman budaya.
b) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
c) Guru menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian yaitu media berbasis komputer.
d) Guru memberikan apersepsi.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
f) Guru menjelaskan materi menghargai keragaman budaya dengan
menggunakan media berbasis komputer.
h) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui.
i) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai kesalah pemahaman.
j) Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan mengenai materi
menghargai keragaman budaya.
k) Siswa mengerjakan postes yang diberikan guru mengenai materi
menghargai keragaman budaya.
l) Siswa diberi lembar skala sikap untuk diisi.
2) Tahap pelaksanaan penelitian di kelas kontrol
a) Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru mengenai materi
menghargai keragaman budaya.
b) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
c) Guru memberikan apersepsi.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
e) Guru menjelaskan materi menghargai keragaman budaya.
f) Siswa berkelompok.
g) Siswa dan guru bertanya jawab mengenai hal-hal yang belum diketahui.
h) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai kesalah pemahaman.
i) Siswa diarahkan untuk membuat kesimpulan mengenai materi
menghargai keragaman budaya.
j) Siswa mengerjakan postes yang diberikan guru mengenai materi
menghargai keragaman budaya.
c. Tahap Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis data data
pretes dan postes, skala sikap, wawancara dan observasi.
d. Tahap Pembuatan Kesimpulan
Pada tahap ini dilaksanakan penarikan kesimpulan dari penelitian yang
40
C.Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian yang akan diteliti.Maulana (2009: 8)
mengatakan bahwa
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, baik berupa atribut, sifat, atau nilai dari subjek/objek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu, sehingga darinya diperoleh informasi untuk mengambil kesimpulan penelitian.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Maulana (2009: 8) menjelaskan
bahwa variabel bebas yaitu yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab
timbulnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat yaitu yang dipengaruhi atau
akibat dari adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu penggunaan media
berbasis komputer (X) dan satu variabel terikat yaitu hasil belajar siswa kelas V
pada materi menghargai keragaman budaya (Y).
D. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Instrumen penelitian merupakan salah satu komponen penting yang
diperlukan dalam penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yaitu soal untuk mengukur hasil
belajar siswa pada materi menghargai keanekaragaman budaya. Sedangkan
instrumen nontes yang digunakan yaitu skala sikap, wawancara, dan observasi.
1. Tes
Menurut Suherman (2012: 78), “Tes dapat berupa serentetan pertanyaan,
lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian”.
Pada penelitian ini bentuk soal tes yang akan digunakan pada materi
menghargai keanekaragaman budaya yaitu berbentuk pilihan ganda (PG).
Menurut Uno dan Koni (2012: 113), “Tes pilihan ganda adala tes yang memuat
serangkaian informasi yang belum lengkap, dan untuk melengkapinya adalah
Soal yang akan digunakan untuk pretes dan postes pada penelitian ini
berjumlah 15 soal (soal terlampir). Soal yang akan digunakan sebelumnya terlebih
dahulu diujicobakan dahulu kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukarannya untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah
termasuk kriteria soal yang baik atau belum. 15 Soal pada penelitian diambil dari
25 soal (soal terlampir) yang telah diujicobakan.
Ujicoba soal tes tersebut dilakukan di kelas VA dan kelas VB SDN
Pasirbiru Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang dengan jumlah siswa
sebanyak 42 orang. Pemilihan tempat ujicoba soal didasarkan pada SD yang telah
memperoleh pembelajaran mengenai materi menghargai keragaman budaya, dan
kesamaan karakteristik sekolah.
a. Validitas Soal
Validitas (Arikunto, 1987: 136) adalah “Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi”. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Untuk menentukan tingkat (kriteria) validitas
instrumen ini, maka digunakan koefisien korelasi, yaitu statistik yang dapat
digunakan untuk menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel.
Menurut Wahyono (2010) manfaat validitas adalah sebagai berikut.
1) Memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut.
2) Dapat memberikan gambaran perbedaan
Koefisien validitas butir soal (Uno dan Koni, 2012: 159) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi Pearson’s Product Moment berikut ini.
= N XY X Y
[N X2 X 2][N Y2 Y 2]
Keterangan: rxy = koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek/responden
X = skor suatu butir/item
42
Adapun kriteria untuk menafsirkan koefisien validitas menurut Rahadi
(Marlina: 2011), yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 < ≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)
0,40 < ≤ 0,60 Validitas sedang (cukup) 0,20 < ≤ 0,40 Validitas rendah (kurang) 0,00 < ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
≤ 0,00 Tidak valid
Berdasarkan hasil ujicoba koefisien korelasi validitas butir soal dapat
[image:32.595.116.512.201.746.2]dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3
Hasil Perhitungan Validitas Soal
Nomor Soal Koefisien Validitas Validitas Interpretasi
1 0,138 Tidak Valid Validitas sangat rendah
2 0,6004 Valid Validitas tinggi
3 0,638 Valid Validitas tinggi
4 0,13 Tidak Valid Validitas sangat rendah
5 0,362 Valid Validitas rendah
6 0,119 Tidak Valid Validitas sangat rendah
7 0,298 Tidak Valid Validitas rendah
8 0,515 Valid Validitas sedang
9 0,528 Valid Validitas sedang
10 0,36 Valid Validitas rendah
11 0,169 Tidak Valid Validitas sangat rendah
12 0,439 Valid Validitas sedang
13 0,468 Tidak Valid Validitas sedang
14 0,472 Valid Validitas sedang
15 0,486 Valid Validitas sedang
16 -0,008 Tidak Valid Tidak valid
17 0,498 Valid Validitas sedang
18 0,45 Valid Validitas sedang
19 0,276 Tidak Valid Validitas rendah
20 0,518 Valid Validitas sedang
21 0,527 Valid Validitas sedang
22 0,433 Valid Validitas sedang
23 0,09 Tidak Valid Validitas sangat rendah
24 0,556 Valid Validitas sedang
Perhitungan validitas menggunakan bantuan program Microsoft excel 2007
for Windows. Berdasarkan hasil ujicoba yang dilaksanakan diperoleh koefisien
korelasi keseluruhan soal adalah = 0,615 yang artinya keseluruhan butir soal
memiliki validitas tinggi. Dari 25 soal yang diujicobakan 68% valid, dan 32%
tidak valid. Interpretasi dari soal yang diujicobakan tersebut yaitu 4% tidak valid,
24% validitas sangat rendah, 16% validitas rendah, 48% validitas sedang, dan 8%
validitas tinggi.
b. Reliabilitas Instrumen
Menurut Maulana (2009: 45), “Istilah reliabilitas mengacu kepada
kekonsistenan skor yang diperoleh, seberapa konsisten skor tersebut untuk setiap
individu dari suatu daftar instrumen terhadap yang lainnya”.
Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya.
Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya maka berapa kali pun, tetap akan sama. Kegunaan reliabilitas (Darmanto, 2012) adalah “Sebagai ukuran keberhasilan suatu sistem bekerja sebagaimana mestinya dengan baik”.
Untuk mengukur reliabilitas instrumen, dapat digunakan nilai koefisien
reliabilitas yang dihitung dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 1983:
165) yaitu sebagai berikut ini.
11= −
1 1− � 2 2
Keterangan:
11 = reliabilitas
= banyak butir soal
�2 = jumlah varians skor setiap item
2 = varians skor total
Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas. Kriteria klasifikasi koefisien
44
Tabel 3.4
Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < 11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 < 11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 < 11≤ 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 < 11≤ 0,40 Reliabilitas rendah
11≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan hasil ujicoba soal yang telah dilaksanakan, dengan
menggunakan Microsoft excel 2007 for Windows diperoleh koefisien reliabilitas
keseluruhan soal adalah r11 = 0,74 yang artinya keseluruhan butir soal memiliki
reliabilitas tinggi.
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran suatu butir soal (Rasyid dan Mansur, 2009: 238),
didefinisikan sebagai “Proporsi atau persentase subjek yang menjawab butir tes
tertentu dengan benar”. Adapun kegunaan tingkat kesukaran (Burhanudin, 2011)
bagi pengujian dan pengajaran adalah sebagai berikut.
1) Pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang.
2) Tanda-tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulum sekolah. 3) Memberi masukan kepada siswa.
4) Tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias. 5) Merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.
Rumus menentukan tingkat kesukaran adalah sebagai berikut.
= +
�
Keterangan:
= tingkat kesukaran
= jumlah benar untuk kelompok atas
= jumlah benar untuk kelompok bawah
� = jumlah siswa kelompok atas
Indeks kesukaran yang diperoleh kemudian diinterpretasikan menurut
Tabel 3.5
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu Mudah
Dengan menggunakan Microsoft excel 2007 for Windows secara rinci
tingkat kesukaran tiap butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tiap Soal
Nomor soal Nilai Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,976 Mudah
2 0,762 Mudah
3 0,667 Sedang
4 0,167 Sukar
5 0,857 Mudah
6 0,952 Mudah
7 0,381 Sedang
8 0,333 Sedang
9 0,738 Mudah
10 0,619 Sedang
11 0,857 Mudah
12 0,571 Sedang
13 0,595 Sedang
14 0,667 Sedang
15 0,357 Sedang
16 0,238 Sukar
17 0,714 Mudah
18 0,643 Sedang
19 0,548 Sedang
20 0,571 Sedang
21 0,5 Sedang
22 0,548 Sedang
23 0,5 Sedang
24 0,619 Sedang
25 0,381 Sedang
Dalam Tabel 3.6 menggambarkan 28% soal memiliki indeks kesukaran
mudah, 64% soal memiliki indeks kesukaran sedang, dan 8% soal memiliki
[image:35.595.121.493.270.669.2]46
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal (Rasyid dan Mansur, 2009 : 245) adalah “Kemampuan
suatu soal untuk membedakan antara peserta tes yang pandai (prestasi tinggi) dengan peserta tes yang kurang pandai (prestasi rendah)”. Tujuan pokok mencari daya pembeda ialah untuk menentukan apakah butir soal tersebut memiliki
kemampuan membedakan kelompok dalam aspek yang diukur, sesuai dengan
perbedaan yang ada pada kelompok tersebut.
Manfaat daya pembeda butir soal (Burhanudin, 2011) adalah sebagai berikut ini.
1) Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya, berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.
2) Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru.
Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal, digunakan rumus
sebagai berikut.
��= −
�
Keterangan:
�� = daya pembeda
= jumlah benar untuk kelompok atas
= jumlah benar untuk kelompok bawah
� = jumlah siswa kelompok atas
Daya pembeda yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan
klasifikasi daya pembeda butir soal. Menurut Sundayana (Marlina: 2011)
Tabel 3.7
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
DP ≤ 0,00 Sangat rendah
0,00 < DP ≤ 0,20 Rendah
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali
Berdasarkan hasil ujicoba soal yang telah dilaksanakan, hasil perhitungan
daya pembeda menggunakan Microsoft excel 2007 for Windows diperoleh hasil
bahwa daya pembeda dari 25 soal yaitu 4% sangat rendah, 24% rendah, 8%
cukup, 52% baik, dan 12% baik sekali. Secara rinsi daya pembeda tiap butir soal
dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Soal
Nomor soal Daya Pembeda Interpretasi
1 0,091 Rendah
2 0,545 Baik
3 0,909 Baik sekali
4 0,091 Rendah
5 0,364 Cukup
6 0,091 Rendah
7 0,364 Cukup
8 0,636 Baik
9 0,455 Baik
10 0,455 Baik
11 0,182 Rendah
12 0,818 Baik sekali
13 0,727 Baik sekali
14 0,636 Baik
15 0,636 Baik
16 -0,182 Sangar rendah
17 0,545 Baik
18 0,455 Baik
19 0,455 Baik
20 0,545 Baik
21 0,455 Baik
22 0,545 Baik
23 0,091 Rendah
24 0,636 Baik
[image:37.595.119.495.346.733.2]48
Setelah berkonsultasi dengan pihak ahli, dari 25 soal yang diujikan,
terdapat 15 soal yang akan digunakan dan 10 soal yang tidak akan digunakan.
Soal yang akan digunakan untuk pretes dan postes adalah soal nomor 2, 3, 5, 8, 9,
10, 12, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, dan 24. Sedangkan soal yang tidak akan
digunakan yaitu soal nomor 1, 4, 6, 7, 11, 13, 16, 19, 23, dan 25. Berikut
[image:38.595.58.575.257.672.2]rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 3.9 sebagai berikut.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Validitas : 0,615 (tinggi) Reliabilitas : 0,74 (tinggi)
Nomor Soal
Validitas Indeks Kesukaran Daya Pembeda Keterangan Koefisien
Validitas
Interpretasi Nilai IK
Interpretasi Nilai DP
Interpretasi
1 0,138 Validitas sangat rendah 0,976 Mudah 0,091 Rendah Tidak Digunakan
2 0,6004 Validitas tinggi 0,762 Mudah 0,545 Baik Digunakan
3 0,638 Validitas tinggi 0,667 Sedang 0,909 Baik sekali Digunakan
4 0,13 Validitas sangat rendah 0,167 Sukar 0,091 Rendah Tidak Digunakan
5 0,362 Validitas rendah 0,857 Mudah 0,364 Cukup Digunakan
6 0,119 Validitas sangat rendah 0,952 Mudah 0,091 Rendah Tidak Digunakan
7 0,298 Validitas rendah 0,381 Sedang 0,364 Cukup Tidak Digunakan
8 0,515 Validitas sedang 0,333 Sedang 0,636 Baik Digunakan
9 0,528 Validitas sedang 0,738 Mudah 0,455 Baik Digunakan
10 0,36 Validitas rendah 0,619 Sedang 0,455 Baik Digunakan
11 0,169 Validitas sangat rendah 0,857 Mudah 0,182 Rendah Tidak Digunakan
12 0,439 Validitas sedang 0,571 Sedang 0,818 Baik sekali Digunakan
13 0,468 Validitas sedang 0,595 Sedang 0,727 Baik sekali Tidak Digunakan
14 0,472 Validitas sedang 0,667 Sedang 0,636 Baik Digunakan
15 0,486 Validitas sedang 0,357 Sedang 0,636 Baik Digunakan
16 -0,008 Tidak valid 0,238 Sukar -0,182 Sangar rendah Tidak Digunakan
17 0,498 Validitas sedang 0,714 Mudah 0,545 Baik Digunakan
18 0,45 Validitas sedang 0,643 Sedang 0,455 Baik Digunakan
19 0,276 Validitas rendah 0,548 Sedang 0,455 Baik Tidak Digunakan
20 0,518 Validitas sedang 0,571 Sedang 0,545 Baik Digunakan
21 0,527 Validitas sedang 0,5 Sedang 0,455 Baik Digunakan
22 0,433 Validitas sedang 0,548 Sedang 0,545 Baik Digunakan
23 0,09 Validitas sangat rendah 0,5 Sedang 0,091 Rendah Tidak Digunakan
24 0,556 Validitas sedang 0,619 Sedang 0,636 Baik Digunakan
25 0,183 Validitas sangat rendah 0,381 Sedang 0,091 Rendah Tidak Digunakan
Tabel 3.9 menggambarkan analisis tes soal tiap butir yang telah diujikan
dan kemudian dipilih untuk digunakan sebagai soal pretes dan postes pada
2. Non Tes a. Skala Sikap
Sikap dapat diartikan sebagai suatu kesiapan yang kompleks dari seorang
individu untuk memperlakukan suatu objek dengan cara, metode, teknik, dan pola
tertentu. Oleh karena itu, menurut Maulana (2009: 39), “Sebuah skala sikap terdiri
dari sekumpulan pernyataan yang setiap orang diminta untuk memberikan respon
atasnya”. Pola dari respon-respon selanjutnya dipandang sebagai bukti/
keterangan dari suatu atau lebih sikap yang mendasari.
Skala sikap dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran PIPS mengenai materi menghargai keragaman budaya
dengan media berbasis komputer. Skala sikap ini akan diberikan kepada kelas
eksperimen pada akhir penelitian setelah pembelajaran selesai. Lembar skala
sikap tersebut dapat dilihat pada lampiran.
Skala sikap ini terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Jawaban dari setiap item skala sikap berupa pilihan kata-kata SS (sangat setuju), S
(setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
b. Wawancara
Zuriah (2007: 179), menyatakan bahwa “Wawancara adalah alat
pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan
untuk dijawab secara lisan pula”. Pedoman wawancara dalam penelitian ini terdiri
dari pedoman wawancara untuk guru dan pedoman wawancara untuk siswa kelas
eksperimen. Wawancara digunakan untuk menjaring data berkaitan pendapat guru
sejawat dan serta siswa. Wawancara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran
untuk mengetahui tanggapan dari pihak terkait yaitu guru kelas VA dan siswa VA
mengenai pembelajaran materi menghargai keragaman budaya menggunakan
media berbasis komputer. Lembar wawancara tersebut dapat dilihat pada
lampiran.
c. Observasi
Maulana (2009: 35), menjelaskan bahwa “Observasi merupakan
50
dilakukan untuk memperoleh gambaran baik yang bersifat umum maupun yang
bersifat khusus yang berkenaan dengan aspek-aspek pembelajaran. Misalnya
observasi mengenai sikap siswa dalam pembelajaran, sikap guru, serta interaksi
antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan juga untuk mengetahui hal-hal apa saja yang menghambat dan
mendukung pembelajaran tersebut. Alat yang digunakan pada observasi ini adalah
lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa (format terlampir).
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Analisis data (Ulinnuha, 2011) diartikan sebagai upaya mengolah data
menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat
dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian. Jadi analisis data merupakan pengolahan
data menjadi informasi atau kesimpulan untuk menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian berdasarkan data yang diperoleh. Analisis
dan pengolahan data pada penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Pengolahan Data Tes
Teknik pengolahan dan analisis data tes pada penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil
berasal dari distribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dapat dilakukan melalui
uji chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut (Arifin, 2012: 288) .
2
= ( � − )
�
Keterangan :
2
= nilai statistik uji chi-kuadrat � = frekuensi observasi
Selain menggunakan uji chi-kuadrat, uji normalitas dapat dilakukan
dengan menggunakan uji liliefors (Kolmogorov-Smirnov). Pengujian normalitas
pada penelitian ini akan di lakukan menggunakan SPSS 16 for windows.
Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji Kolmogorov–Smirnov, hipotesis
yang diuji adalah sebagai berikut.
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0
berdasarkan P-value adalah sebagai berikut.
1) Jika P-value < �, maka H0 ditolak.
2) Jika P-value ≥ �, maka H0 tidak dapat ditolak.
Dengan demikian, normalitas dipenuhi berdasarkan taraf signifikasi
(α=0,05). Untuk menetapkan kenormalan kriteria yang berlaku jika signifikansi
yang diperoleh lebih dari α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh kurang dari α, maka sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki tingkat variansi data yang sama atau tidak. Uji ini dilakukan jika
populasinya berdistribusi normal. Untuk melakukan uji homogenitas dapat
menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2007: 276).
Fhitung =
2 � 2 � �
Keterangan :
F = nilai statistik uji Fisher
2 � = simpangan baku terbesar dari kedua kelompok
2 � � = simpangan baku terkecil dari kedua kelompok
Jika Fhitung< Ftabel, maka varians kedua data sampel dinyatakan homogen.
Sebaliknya Fhitung≥ Ftabel, maka varians kedua sampel dinyatakan tidak homogen
52
Pengujian homogenitas pada penelitian ini akan menggunakan SPSS 16
for windows melalui uji Levene. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H0 : Variansi pada tiap kelompok homogen.
H1 : Variansi pada tiap kelompok tidak homogen.
Dengan demikian, homogenitas dipenuhi berdasarkan taraf signifikasi
(α=0,05). Untuk menetapkan homogen atau tidak kriteria yang berlaku jika
signifikansi yang diperoleh lebih dari α, maka sampel berasal dari populasi yang
homogen. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh kurang dari α, maka sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi tidak homogen.
c. Uji perbedaan dua rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis
diterima atau ditolak. Uji perbedaan dua rata-rata untuk menguji hipotesis, ada
tiga alternatif yang bisa dilakukan, antara lain sebagai berikut ini.
1) Jika data dari kedua kelas tersebut normal dan homogen , maka dilakukan uji
independent sample t-test dengan menggunakan SPSS 16 for windows.
2) Jika hasil tes yang diperoleh memiliki distribusi normal dan memiliki variansi
yang tidak sama (tidak homogen) maka uji perbedaan dua rata-rata dilakukan
dengan menggunakan SPSS 16 for windows dengan uji t’ sample independen.
3) Jika data yang diperoleh tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas
dan langsung melakukan uji perbedaan dua rata-rata non-parametrik
menggunakan Mann-Whitney dalam SPSS 16 for windows.
d. Gain Normal
Untuk menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan rumus gain yang dinormalisasi (N-gain) menurut Meltzer
(Fauzan: 81)
� � = � � �
� � �
Keterangan:
� = Skor postes
� � = Skor pretes
Adapun kriteria tingkat N-gain menurut Hake (Fauzan: 82) adalah sebagai
[image:43.595.216.449.195.264.2]berikut.
Tabel 3.10 Kriteria tingkat N-Gain
Tingkat N-Gain Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Selain itu untuk melihat perbedaan rata-rata peningkatan antara N-gain
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka dilakukan uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata dengan prosedur yang sama dengan
pengolahan data skor pretes dan postes.
2. Pengolahan Data Skala Sikap
Skala sikap pada penelitian ini merupakan sekumpulan pertanyaan yang
setiap siswa diminta responnya mengenai pembelajaran PIPS materi menghargai
keragaman budaya dengan media berbasis komputer. Respon tersebut ditunjukan
dengan memilih jawaban yang sudah disediakan yaitu berupa pilihan kata-kata SS
(sangat setuju), S (setuju), R (ragu-ragu), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak
setuju). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari skala sikap
tersebut diberi skor sesuai dengan skala Likert (Sukmadinata, 2010: 240) sebagai
berikut.
Tabel 3.11 Rentang Skala Likert
Jenis Pernyataan SS S R TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
Data yang diperoleh dari skala sikap tersebut kemudian diolah dengan
mencari persentase dan rata-rata jawaban untuk setiap butir pernyataan
selanjutnya hasilnya ditafsirkan sesuai dengan pengkategorian respon (Azizah,
54
Tabel 3.12
Pengkategorian Respon Siswa Berdasarkan Skala Sikap
Rata-rata ( � ) Kategori Respon
Jika > 3 Positif ( + )
Jika = 3 Netral
Jika < 3 Negatif ( - )
3. Pengolahan Data Wawancara
Setelah data hasil wawancara tersebut dikumpulkan, kemudian dianalisis
jawaban yang telah diperoleh dan dikelompokkan sesuai dengan jawaban yang
diberikan dari narasumbernya.
Data tersebut dikelompokkan sesuai dengan jawaban pada setiap nomor
wawancara dan dikelompokkan dengan jawaban yang memiliki pendapat yang
sama. Kemudian diambil sebuah kesimpulan untuk setiap daftar pertanyaan dalam
wawancara tersebut.
4. Pengolahan Data Observasi
Penilaian data hasil observasi dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil
pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung. Kesimpulan
tersebut berdasarkan dari persentase data yang telah dihitung.
Penilaian data hasil observasi aktivitas siswa dilakukan dengan cara
menyimpulkan hasil pengamatan observer terhadap aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi aktivitas siswa diukur dengan skor pada
rentang 1-3. Skor yang telah diberikan untuk masing-masing aspek dijumlahkan
dan hasilnya ditafsirkan ke dalam bentuk perilaku baik (B) dengan rentang skor
7-9, cukup (C) dengan rentang skor 4-6, atau kurang (D) dengan rentang skor 0-3.
Sedangkan penilaian hasil observasi kinerja guru diukur dengan cara menghitung
persentase yang diperoleh dari jumlah skor yang diberikan observer terhadap
kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi kinerja guru
diukur dengan skor pada rentang 0-3. Skor yang diberikan tergantung dari berapa
108
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut.
1. Pada penelitian ini terdapat peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran
PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer maupun dengan
pembelajaran konvensional tanpa menggunakan media. Namun, dilihat dari
hasil peningkatannya, kedua pembelajaran tersebut berbeda secara signifikan.
Keseluruhan siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil
belajar, begitu pula pada kelas kontrol keseluruhan siswa juga yang
mengalami peningkatan. Tetapi peningkatan antara kedua kelas tersebut
berbeda, peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari
pada peningkatan kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran PIPS dengan menggunakan media berbasis komputer lebih baik
secara signifikan daripada pembelajaran PIPS secara konvensional tanpa
media.
2. Perbedaan hasil belajar siswa pada materi menghargai keragaman budaya
pada kelas eksperimen dan kelas kont