• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK USIA DINI DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (GCOMPRIS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK USIA DINI DALAM MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF (GCOMPRIS)."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK... ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah... 8

C.Tujuan Penelitian... . 9

D.Manfaat Penelitian... 10

E. Struktur Organisasi Skripsi... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN... 13

A.Pengenalan Matematika Pada Anak Usia Dini... 13

1. Hakikat Pengenalan Matematika Pada Anak Usia Dini ... 13

2. Tujuan Pengenalan Matematika Pada Anak Usia Dini ... 13

3. Landasan Pengenalan Matematika Pada Anak Usia Dini ... 14

4. Prinsip-prinsip Permainan Matematika Pada Anak Usia Dini ... 16

B.Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini... ... 17

1. Pengertian Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini ... 17

2. Indikator Kemampuan Membilang Pada Anak Usia Dini ... 19

3. Manfaat Pembelajaran Bilangan Untuk Anak Usia Dini... 21

4. Peran Guru Dalam Pembelajaran Membilang Pada Anak Usia Dini... . 21

C. Tahapan dan Karakteristik Membilanga Pada Anak Usia Dini ... 22

1. Tahapan Membilang Pada Anak Usia Dini ... 22

2. Karakteristik Membilang Pada Anak Usia Dini ... 24

D. Media Pembelajaran... . 24

1. Konsep Media Pembelajaran ... 24

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 24

b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran ... 25

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 26

d. Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif... 27

1) Definisi Multimedia... 27

(2)

4) Objek Multimedia... 28

5) Tujujan Multimedia... 31

6) Keuntungan Multimedia... 31

7) Kelebihan Komunikasi Via Multimedia... 32

8) Multimedia Interaktif... 33

9) Jenis Multimedia Interaktif... 33

2. Media GCompris... 34

a. Pengertian Media Pembelajaran... 34

b. Belajar Sambil Bermain Dengan Media GCompris... 35

c. Peningkatan Perkembangan Anak Melalui Media GCompris.... 41

BAB III METODOLOGIPENELITIAN ... 45

A. Metode Penelitian... 45

B. Prosedur Penelitian... 46

1. Perencanaan Tindakan ... 47

a. Siklus I... 47

b. Siklus II... 49

c. Siklus III... 51

2. Pelaksanaan Tindakan... 53

3. Observasi dan Pengamatan... 54

4. Refleksi... 54

C. Penjelasan Istilah ... 56

1. Konsep Bilangan Anak Usia Dini ... 56

2. Media GCompris... 58

D. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 58

E. Instrument Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 58

1. Observasi... 66

2. Wawancara... ... 66

3. Catatan Lapangan ... 67

4. Dokumentasi... ... 67

F. Analisis dan Validasi Data ... 67

1. Analisis Data.. ... 67

2. Validasi Data. ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Hasil Penelitian... ... 69

1. Profil Global Cendekia School ... 69

a. Identitas Global Cendekia School ... 69

b. Visi dan Misi... ... 69

c. Sarana dan Prasarana... 69

d. Tenaga Pendidik dan Kependidikan... 70

e. Profil Siswa... 71

f. Struktur Kurikulum... 72

(3)

2. Kondisi Objektif Kemampuan Anak Dalam Mengenal Konsep Bilangan Sebelum Pemanfaatan Multimedia Interaktif

GCompris... ... 74

3. Penerapan Meltimedia Interaktif GCompris Dalam Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Mengenal Konsep Bilangan ... 82

a. Siklus I... ... 82

1) Pelaksanaan Pembelajaran ... 83

2) Pengamatan dan Observasi ... 85

3) Refleksi ... 87

b. Siklus II... ... 91

1) Pelaksanaan Pembelajaran ... 91

2) Pengamatan dan Observasi ... 93

3) Refleksi ... 95

c. Siklus III... ... 97

1) Pelaksanaan Pembelajaran ... 97

2) Pengamatan dan Observasi ... 101

3) Refleksi ... 103

B. Pembahasan... ... 108

1. Kondisi Objektif Kemampuan Anak Dalam Mengenal Konsep Bilangan Sebelum Pemanfaatan Multimedia Interaktif GCompris... ... 108

2. Penerapan Pemanfaatan Multimedia Interaktif GCompris Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan di Global Cendekia School... ... 111

3. Peningkatan Kemampuan Anak Dalam Mengenal Konsep Bilangan Di Global Cendekia School... ... 114

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang memungkinkan anak untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu (curiousity) secara optimal (Semiawan, 2007:19).

Montessori dalam Seldin (2004:5) menyatakan bahwa pada rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa di mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis, anak telah siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan (Montessori dalam Hainstock, 1999:12). Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan sosio- emosional pada anak usia dini.

(5)

mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan, serta mempersiapkan kemampuan berpikir secara teliti.

Perkembangan kognitif anak usia 5-8 tahun menurut Coopley dan Wortham (Sriningsih, 2008: 32) mulai bergerak dari tahap pra-operasional menuju tahap operasional konkrit atau disebut juga dengan masa transisi. Proses berpikir pada anak usia 5-8 tahun merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya, oleh karena itu pada usia ini merupakan usia yang paling tepat untuk menstimulasi berbagai hal, termasuk menstimulasi perkembangan kemampuan matematika.

Matematika merupakan salah satu pengetahuan dan disiplin ilmu yang sangat bermanfaat dalam kehidupan, baik dari materi maupun kegunaannya. Selain diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa lepas dari matematika. Oleh karena itu matematika perlu diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak usia Taman Kanak-kanak agar mereka lebih terampil dalam memecahkan persoalan sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika diartikan sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan.

(6)

Dapat diartikan juga sebagai kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kebutuhan matematika sebagai solusinya. Anak dengan kemampuan ini akan senang dengan rumus dan pola-pola abstrak. Tidak hanya pada bilangan matematika, tetapi juga meningkat pada kegiatan yang bersifat analitis dan konseptual. Menurut Gardner (Rohmitawati, 2008) ada kaitan antara kecerdasan matematik dan kecerdasan linguistik. Pada kemampuan matematika, anak menganalisa atau menjabarkan alasan logis, serta kemampuan mengkonstruksi solusi dari persoalan yang timbul. Kecerdasan linguistik diperlukan untuk merunutkan dan menjabarkannya dalam bentuk bahasa.

Masih menurut Gardner, ciri anak cerdas matematik logis pada usia dini, anak gemar bereksplorasi untuk memenuhi rasa ingin tahunya seperti menjelajah setiap sudut, mengamati benda-benda yang unik baginya, hobi mengutak-atik benda serta melakukan uji coba seperti menyusun puzzle. Mereka juga sering bertanya tentang berbagai fenomena dan menuntut penjelasan logis dari tiap pertanyaan yang diajukan. Selain itu anak juga suka mengklasifikasikan berbagai benda berdasarkan warna, ukuran, jenis dan lain-lain serta gemar berhitung.

(7)

satu kemampuan dasar yang harus dimiliki anak dalam pembelajaran matematika adalah mengenal konsep bilangan.

Pemahaman konsep bilangan pada anak Taman Kanak-kanak biasanya dimulai dengan mengeksplorasi benda-benda konkrit yang dapat dihitung dan diurutkan. Hal ini sesuai dengan tahapan kognitif dari Piaget, bahwa anak usia dini berada pada tahapan praoperasional (2 – 7 tahun). Tahap praoperasional ditandai oleh pembentukan konsep-konsep yang stabil, munculnya kemampuan menalar, egosentrisme mulai menguat dan kemudian melemah, serta terbentuknya gagasan-gagasan yang sifatnya imajinatif.

Mengenalkan konsep bilangan pada anak harus dengan cara yang menyenangkan, menarik dan tentunya mudah dipahami anak. Peran gurupun penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang hangat, hidup dan menyenangkan di dalam kelas sehingga dalam proses pembelajaran guru diharapkan bisa kreatif dan dapat memodifikasi pembelajaran sehingga pembelajaran tidak bersifat monoton. Selain peran guru, pembelajaran aktif matematika dengan menggunakan beragam media juga sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak.

(8)

bahkan lebih tetapi saat dihadapkan pada benda konkrit, anak tidak dapat mengasosiasikan antara bilangan yang disebut dengan jumlah benda yang ditunjukkan.

Kesulitan yang dimaksud pada penjelasan diatas dapat digambarkan pada saat anak diminta untuk menarik garis pada lembar LKS setelah guru memperlihatkan benda konkrit, misalnya guru memperlihatkan 5 buah bola dan anak diminta untuk menarik garis dari angka 5 kegambar bola yang berjumlah 5 buah. Masih banyak anak menyebutkan urutan angka 1, 2, 3, sampai 10 tetapi tidak sesuai dengan benda yang dihitungnya. Ditemukan juga beberapa anak mengalami kesulitan dalam memahami konsep benda yang jumlahnya lebih banyak, lebih sedikit, sama banyak, dan sulit dalam mengenal simbol angka yang ditunjuk.

(9)

Berdasarkan teori Piaget, Lorton mengemukakan tiga tahapan pembelajaran matematika untuk anak usia dini yaitu, tingkat pemahaman konsep, menghubungkan konsep konkrit dengan lambang bilangan, dan tingkat lambang bilangan (Sudono, 2000:385). Dalam penelitiannya, Sriningsih (2008:1) mengungkapkan bahwa beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan konsep-konsep matematika yang menekankan pada penugasan angka melalui latihan dan praktek-praktek paper-pencil test. Dengan demikian, pembelajaran matematika yang monoton kurang bermakna bagi anak.

Salah satu prinsip kurikulum pembelajaran matematika di Taman Kanak-kanak adalah lingkungan dan media (Coopley, 2001:14). Lingkungan yang efektif untuk belajar matematika adalah kaya dengan media yang dapat membantu anak mengkespresikan konsep inti. Karena itu dalam proses pembelajaran konsep-konsep matematika diperlukan dukungan media yang bervariasi. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika untuk mengenal konsep bilangan diperlukan adanya media pembelajaran yang sesuai.

Dengan demikian, diperlukan suatu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membilang anak, adapun cara untuk membantu mengembangkan kemampuan membilang anak agar menarik dapat digunakan pemanfaatan media komputer GCompris.

GComprisdapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran

(10)

100 kegiatan, mulai dari mengenal komputer, matematika, ilmu pengetahuan alam (sains), geografi, membaca dan menulis, menggambar, dan masih banyak yang lainnya. Program ini dapat digunakan untuk anak-anak usia 2 hingga 10 tahun dan dapat dipilah-pilah sesuai dengan kebutuhan usia. Program ini membantu anak-anak usia Kelompok Bermain dengan keterampilan dasar cara menggunakan mouse,pengenalan berhitung dan logika untuk usia Taman Kanak-kanak,

matematika dan keterampilan dasar mengetik untuk usia Sekolah Dasar, memecahkan masalah dan kemampuan matematika untuk usia anak yang lebih tua. Bentuk GCompris seperti permainan papan yang interaktif, dengan gambar bergerak dan suara. Pembuatan GCompris memanfaatkan beberapa program lain, misalnya Tuxpaint untuk belajar menggambar, gnucap untuk belajar rangkaian listrik, dan gnuchess untuk belajar olah raga catur.

GCompris dibuat dengan tujuan menjadi media pendidikan atau edutainment yang bebas diunggah, dikopi, digunakan, dimodifikasi atau

dikembangkan, dan disebarluaskan, karena GCompris berlisensi GPL (GNU General Public License) atau free software. Konsep program ini adalah kemudahan untuk di gunakan oleh anak-anak dengan berbagai tingkat usia dan pendidikan. Cukup dengan klik gambar akan membawa anak ke kegiatan atau menu dari kumpulan kegiatan

(11)

metode baru yang dapat menumbuhkan rasa antusias atau minat anak terhadap pembelajaran, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat juga sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaranyang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan konsep bilangan pada anak Taman Kanak-kanak.

Adapun kondisi anak kelompok A Taman Kanak-kanak Global Cendekia School pada awal pengenalan komputer sudah dapat menghidupkan komputer, menggunakan mouse, dan bermain game interaktif yang disediakan oleh pihak sekolah, tetapi belum semua anak memahami betul penggunaan komputer mulai dari menghidupkan hingga mematikan komputer. Bagi anak-anak yang sudah terbiasa menggunakan komputer di rumah, akan terlihat anak tersebut lebih lancar dan cepat memahami instruksi yang diberikan oleh guru.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan anak yang perlu ditingkatkan. Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan mengenal konsep bilangan anak dalam pembelajaran berhitung di Global Cendekia School.

(12)

3. Guru-guru yang kurang kreatif dalam memberikan pembelajaran tentang konsep bilangan.

4. Kurangnya waktu yang diberikan dalam pembelajaran mengenal konsep bilangan.

Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan anak usia dini dalam mengenal konsep bilangan melalui pemanfaatan multimedia Interaktif (GCompris)”. Rumusan masalah secara umum diatas, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti dalam kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak usia dini adalah :

1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di Taman Kanak-kanak Global Cendekia School Bandung ? 2. Bagaimana langkah-langkah penggunaan multimediainteraktif GCompris

dapat meningkatkan kemampuananak kelompok A dalam mengenal konsep bilangan di Global Cendekia School Bandung ?

3. Bagaimana perkembangan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan di Global Cendekia School Bandung setelah digunakannya multimediainteraktif GCompris ?

4. Apakah kendala-kendala yang dihadapi dalam menggunakan media GCompris pada pengenalan konsep bilangan anak kelompok A di Taman Kanak-kanak Global Cendekia School ?

C. Tujuan Penelitian

(13)

1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan sebelum digunakannya media GCompris di Global Cendekia School Bandung.

2. Untuk mengetahui prosedur penggunaan media GCompris dalam mengenal konsep bilangan di kelompok A Taman Kanak-kanak Global Cendekia SchoolBandung.

3. Untuk mengetahuikemampuan mengenal konsep bilangan setelah diterapkannya media GCompris di kelompok A Taman Kanak-kanak Global Cendekia School Bandung.

4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam menggunakan media GCompris di kelompok A Taman Kanak-kanak Global Cendekia School.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait diataranya :

1. Bagi Siswa

a. Menumbuhkembangkan kreativitas dan imajinasi anak serta melatih saraf motoriknya

b. Anak – anakusiadinibisamempelajariteknologisejakdini 2. Bagi Guru

(14)

b. Membantu para guru-guru di Taman Kanak-kanak untuk mengenalkan dan mengajarkan teknologi pada siswa-siswinya tanpa harus membeli produk media berlesensi berbayar.

3. Bagi Sekolah / Lembaga

a. Dapat mendukung program pemerintah yaitu IGOS (Indonesia Go Open Source)

b. Memperluas jaringan komunikasi untuk bertukar informasi mengenai keberadaan dan pengembangan yang ada di dalam sekolah.

E. Struktrur Organisasi Skripsi

Dalam struktur organisasi skripsi diuraikan antara lain : 1. BAB I PENDAHULUAN

Skripsi berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi uraian tentang kajian pustaka yang berfungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis. Kajian pustaka berisi teori-teori dalam bidang yang dikaji, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, posisi teoretik pneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.

(15)

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut : lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pemaparan data kuantitatif atau kualitatif dan pembahasan data.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul di lapangan yaitu kurang berkembangnya kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak di Taman Kanak-kanak Global Cendekia School. Setelah melakukan observasi selama lima minggu faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu pada proses pembelajaran yang kurang menarik, proses pembelajaran bersifat monoton sehingga anak jenuh dengan pembelajaran yang seringkali hanya menggunakan lembar kerja.

Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan dari 1 – 10 yang dilakukan oleh guru dengan merencanakan dan memilih tindakan dalam upaya memanfaatkan media GCompris sehingga kegiatan ini diharapkan dapat digunakan sebagaimedia pembelajaran dalam mengenal konsep bilangan.

(17)

peserta-peserta dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktek-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek tersebut.

Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh peneliti agar penelitian ini berhasil dan menjadikan pembelajaran lebih baik dari sebelumnya adalah karakteristik penting dalam PTK, antara lain: 1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional, 2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya,3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, 4) bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional, dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus (Muslihuddin, 2009: 13-14).

B. Prosedur Penelitian

(18)

yang terdapat dalam media GCompris, instrumen penilaian/evaluasi, dan kelengkapan lain yang diperlukan. Prosedur penelitian ini dilakukan melalui beberapa thapan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini penelitiyang dibantu oleh guru pada kelas yang bersangkutan merumuskan dan mempersiapkan rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaanpembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar kerjasiswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, danmempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data. Adapun perencanaan tindakan dalam siklus I – III adalah :

a. Siklus I

Hari/tanggal : Selasa, 29 Mei 2012

Tema : Profesi

Sub tema : Dokter dan perawat

Tujuan : Meningkatkan pengenalan konsep bilangan pada anak melalui pemanfaatan media GCompris dengan teknik menghubungkan bilangan dengan gambar-gambar.

Indikator :

a) Kemampuan untuk menyebut angka secara urut dari satu, dua, tiga, empat dan seterusnya sampai anak mengingat angka-angka ini

(19)

(3) Anak menyebutkan bilangan secara acak, misalnya setelah 1 adalah 2, sebelum 4 adalah 3

b) Menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar-gambar

(1) Konsep mengenal bilangan (mengenal konsep bilangan dengan gambar-gambar 1 – 10)

(2) Anak menghubungkan lambang bilangan dengan gambar pisang,

jeruk dan minuman pada media GCompris dalam kegiatan “Hitung

Item”

Materi :

a) Kartu gambar b) Kartu angka

c) Komputer dan media GCompris Kegiatan :

a) Guru meminta anak-anak untuk menyebutkan bilangan dari 1 – 10 secara berurutan, secara mundur, dan secara acak

b) Guru mempraktekkan cara menggunakan komputer c) Guru membuka media GCompris

(20)

b. Siklus II

Hari/tanggal : Kamis, 31 Mei 2012

Tema : Profesi

Sub tema : Dokter dan perawat

Tujuan : Meningkatkan pengenalan konsep bilangan pada anak melalui pemanfaatan media GCompris dengan teknik menghubungkan bilangan dengan gambar-gambar.

Indikator :

a) Menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar-gambar

(1) Anak membuat urutan bilangan 1 – 10 dengan mengikuti nomor

pada media GCompris dalam kegiatan “Menggambar Nomor”

(2) Anak menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar-gambar sampai dengan angka 9 secara berurutan pada media

(21)

(3) Anak menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar-gambar sampai dengan angka 9 secara acak pada media

GCompris dalam kegiatan “Jumlah Titik pada Dadu”

b) Membedakan dan membuat dua kumpulan gambar yang sama jumlahnya, lebih banyak dan lebih sedikit.

(1) Anak membedakan kumpulan gambar yang lebih banyak pada media

GCompris dalam kegiatan “Hitung Item”

(2) Anak membedakan kumpulan gambar yang lebih sedikit pada media

GCompris dalam kegiatan “Hitung Item ”

Materi :

a) Kartu gambar b) Karta angka

c) Komputer dan media GCompris Kegiatan :

(22)

d) Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang ada pada media GCompris

c. Siklus III

Hari/tanggal : Rabu, 6 Juni 2012

Tema : Profesi

Sub tema : Apoteker dan Ahli Gizi

Tujuan : Meningkatkan pengenalan konsep bilangan pada anak melalui pemanfaatan media GCompris dengan teknik menghubungkan bilangan dengan gambar-gambar.

Indikator :

a) Membedakan dan membuat kumpulan gambar yang sama jumlahnya, lebih banyak dan lebih sedikit.

(1) Anak mengingat angka dan mencocokkannya dengan gambar pada media GCompris dalam kegiatan “Mengingat Angka”

(2) Anak menunjukkan dua kumpulan gambar yang tidak sama

jumlahnya pada media GCompris dalam kegiatan “Jumlah Titik pada

(23)

(3) Anak menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan dua kumpulan gambar) pada media GCompris dalam kegiatan “Topi

Penyulap”

(4) Anak menyebutkan hasil pengurangan (memisahkan kumpulan gambar dengan gambar sampai 10) pada media GCompris dalam

kegiatan “Topi Penyulap”

b) Kemampuan yang dimiliki anak untuk mengentahui angka 1 - 10.

(1) Anak mengurutkan bilangan 1 – 10 dengan menggunakan media GCompris dalam kegiatan ”Pengolah Kata”

Materi :

a) Kartu gambar b) Karta angka

(24)

Kegiatan :

a) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan hari ini b) Guru mempraktekkan cara menyalakan komputer c) Guru mempraktekkan cara membuka media GCompris

d) Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang ada pada media GCompris

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi daripada tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Secara operasional tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakanolehguru talenta komputer dan dibantu oleh seorangobserveryang berperan sebagai penilai. Tindakan inilah yang menjadi inti dari penelitian tindakan kelas, sebagai upaya meningkatkan kinerja guru untuk menyelesaikan masalah. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dilihat pada lampiran V. Pelaksanaan tindakan dilakukan guru terhadap anak diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Guru menentukan kegiatan yang ada di dalam media GCompris. Adapun kegiatan-kegiatan yang dipilih yaitu kegiatan yang berhubungan dengan bilangan, seperti hitung item, menggambar nomor, mengingat angka, jumlah titik pada dadu, topi penyulap, dan pengolah kata.

(25)

c. Guru senantiasa membimbing anak dimulai ketika anak memasuki kelas hingga kegiatan pembelajaran selesai.

3. Observasi atau Pengamatan

Adapun fungsi dilakukannya observasi (pengamatan) adalah untuk mengetahui sejauh mana perhatian dan aktivitas proses belajar siswa dalam latihan mengenal konsep bilangan. Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti bersama guru talentakomputer untuk melakukan pengamatan sejauh mana peningkatan konsep mengenal bilangan pada anak di Global Cendekia School setelah diberikan kegiatan dengan menggunakan media GCompris, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang memasuki putaran siklus berikutnya. 4. Refleksi

(26)

Gambar 3.1

Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas Kemmis dan McTaggart Gambar diatas menunjukkan bahwa :

 Pertama, sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan.  Kedua, setelah rencana disusun dengan matang, barulah tindakan

(27)

 Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkan.

 Keempat, berdasarkan pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.

Jika ternyata hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar pelaksanaan tindakan berikutnya dapat dipecahkan dengan optimal.

C. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Konsep Bilangan Anak Usia Dini

Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keselurahnnya merupakan kesatuan yang sistemik. Dalam upaya pembinaan terhadap satuan-satuan pendidikan anak usia dini, diperlukan adanya sebuah kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi anak usia dini yang berlaku secara nasional. Dalam pedoman Departemen Pendidikan Nasional (2007), kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini dalam mengenal konsep bilangan adalah :

(28)

3. Anak menyebutkan bilangan secara acak misalnya setelah 1 adalah 2, sebelum 3 adalah 4

4. Konsep mengenal bilangan (mengenal konsep bilangan dengan gambar-gambar 1 – 10)

5. Anak menghubungkan lambang bilangan 1 – 10 dengan gambar-gambar 6. Anak membuat urutan bilangan 1 – 10 dengan gambar-gambar

7. Anak menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar-gambar sampai angka 9 secara berurutan (anak tidak disuruh menulis)

8. Anak menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar-gambar sampai dengan angka 9 secara acak (anak tidak disuruh menulis)

9. Anak membedakan kumpulan gambar yang lebih banyak 10. Anak membedakan kumpulan gambar yang lebih sedikit 11. Anak menunjukkan 2 kumpulan gambar yang sama jumlahnya 12. Anak menunjukkan 2 kumpulan gambar yang tidak sama jumlahnya 13. Anak menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan 2 kumpulan

gambar sampai 10)

14. Anak menyebutkan hasil pengurangan (memisahkan kumpulan gambar dengan benda sampai 10)

(29)

2. Media GCompris

Media GCompris adalah media permainan untuk pendidikan anak dengan berbagai kegiatan belajar sambil bermain. GCompris merupakan kumpulan permainan (game) edukatif yang ditujukan untuk anak usia 2 sampai 10 tahun. Media ini mudah digunakan dan menyenangkan untuk anak Ind0nesia karena tersedia teks dan suara dalam bahasa Indonesia dan konfigurasinya juga mudah.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Global Cendekia School yang berlokasi di Jalan Kampus I No. 39 Kecamatan Kiaracondong Bandung. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah anak Taman Kanak-kanak kelompok A tahun pelajaran 2011/2012, adapun jumlah anak dimaksud berjumlah 13 anak, terdiri dari 6 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.Alasan pemilihan Taman Kanak-kanak Global Cendekia School sebagai penelitian didasarkan pada: (1) Sebagai tempat peneliti bertugas mengajar sebagai guru, (2) untuk menjadikan tempat peneliti menjadi Taman Kanak-kanak yang berbasis informasi dan teknologi (IT), (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dengan pemanfaatan media GCompris.

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, peneliti kemudian membuat instrumen penelitian untuk melihat kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan, pedoman observasi kinerja guru dalam pemanfaatan media GCompris, pedoman observasi penilaian anak secara keseluruhan. Instrumen kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan dan pedoman observasi guru adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam Mengenal Konsep Bilangan

No. Indikator Hasil Pengamatan

BB DP PS Ket.

1. Anak menyebutkan urutan bilangan dari 1 – 10 secara berurutan

2. Anak menyebutkan urutan bilangan secara mundur dari 10 – 1

6. Anak membuat urutan bilangan 1 10 dengan gambar-gambar

7.

Anak menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan gambar-gambar sampai angka 9 secara berurutan (anak tidak disuruh menulis)

8.

(36)

tidak disuruh menulis) 11. Anak menunjukkan 2 kumpulan gambar yang sama jumlahnya

12. Anak menunjukkan 2 kumpulan gambar yang tidak sama jumlahnya

13.

Anak menyebutkan hasil

penambahan (menggabungkan 2 kumpulan gambar sampai 10)

14.

Instrumen Penilaian Aktivitas Guru Dalam Pemanfaatan Media GCompris

No. Uraian Pelaksanaan

Ya Tidak Ket.

1. Guru mempersiapkan lingkungan kelas 2. Guru mengkondisikan anak dengan

baik

3. Guru mempraktekkaan menyalakan komputer

4. Guru memulai program GCompris 5. Guru menyampaikan penjelasan yang

seseuai dengan program dengan baik 6. Pandangan guru tertuju pada semua

anak

7. Guru melibatkan anak untuk ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran

(37)

menyimpulkan kegiatan

9. Guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan dengan benar

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Sanjaya, W (2010: 86-87) observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Kegiatan observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak penerapan kegiatan mengenal bilangan dengan menggunakan pemanfaatan media GCompris.

2. Wawancara

Sanjaya, W (2010:96) mengemukakan bahwa wawancara atau interviu dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan, baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.

(38)

3. Catatan Lapangan

Menurut Kamarullah (2008), catatan harian (field notes) berguna untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan, baik berupa ungkapan verbal, non verbal, ataupun perilaku yang dicatat dalam bentuk tulisan, rekaman, video, foto, atau bentuk lainnya.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap tahap siklus pembelajaran. Isi dokumentasi terkait dengan cara mengajar guru dan aktivitas serta sikap anak pada saat pelaksanaan upaya meningkatkan kemampuan mengenal bilangan anak usia dini. Selain foto-foto kegiatan pembelajaran, dokumentasi yang digunakan adalah profil sekolah, profil guru dan siswa, serta Rencana Kegiatan Harian (RKH).

F. Analisis dan Validasi Data

1. Analisis Data

(39)

2. Validasi Data

Dalam penelitian ini, teknik validasi data menggunakan teknik dari Hopkins (Wiriaatmadja, 2008: 168-171) yaitu melakukan member check, yakni memeriksa kembali kebenaran dan kesahihan keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber (kepala sekolah, guru, teman sejawat, siswa, dan lain-lain). Kegiatan ini dilakukan guna menguji konsistensi informasi yang telah dituangkan dalam bentuk laporan narasi.Selain melakukan member check, validasi juga dilakukan dengan (1) triangulasi dan (2) audit trial.

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis

dari peneliti melalui data-data yang telah dikumpulkan ketika tindakan berlangsung. Dalam hal ini peneliti membandingkan analisi yang diperoleh dengan dosen yang memiliki pandangan yang sama dengan penelitian ini.

Audit trial yaitu memeriksa catatan yang ditulis oleh peneliti atau

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia dini melalui pemanfaatan media GCompris di kelompok A Global Cendekia School dapat disimpulkan bahwa :

1. Kondisi objektif kemampuan mengenal konsep bilangan anak sebelum dilakukan dengan pemanfaatan media GCompris secara umum berkembang baik. Pemahaman anak pada saat itu hanya sebatas menghapal dan pada saat mengaplikasikannya kedalam lembar kerja siswa, anak cenderung verbalisme, ini terlihat pada saat dihadapkan pada benda konkrit, anak tidak dapat mengasosiasikan antara bilangan yang disebut dengan jumlah benda yang ditunjukkan.

(41)

3) penilaian, yaitu guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan dengan benar.

3. Perkembangan kemampuan mengenal konsep bilangan anak kelompok A di Global Cendekia School setelah digunakannya media GCompris menunjukkan hasil bahwa secara umum kemampuan anak lebih baik daripada sebelum diberikan kegiatan pemanfaatan media GCompris walaupun hasilnya belum maksimal.

4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menggunakan media GCompris pada pengenalan konsep bilangan anak kelompok A di Global Cendekia School adalah kurangnya waktu yang diberikan pada anak. Anak hanya mempunyai waktu selama 10 menit saat menggunakan media GCompris. Selain itu jumlah komputer yang belum bisa memenuhi kebutuhan tiap anak dalam sekali pembelajaran, oleh karena ini anak harus bergantian menggunakan media GCompris. Walaupun terdapat beberapa kendala dalam kegiatan ini, anak tetap antusias dan sudah mahir menggunakan media ini.

B. Saran

(42)

1. Guru

Dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan meningkatkankemampuanmengenalkonsepbilanganmelaluipemanfaatan media GCompris,guru hendaknya mendorong siswa agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui kegiatan diskusi kelompok, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki, mengamati, dan menemukan konsep. Setelah itu guru memberikandorongankepadasiswauntukmencobadanmenemukansendirihasiln ya, guru memberi penguatan terhadap hasil pengamatan siswa. Hal ini tercantum secara jelas dalam rencana pembelajaran yang telah disiapkan. 2. Pihak Sekolah

Penyediaan alat dan sumber belajar yang lebih ditingkatkan lagi, agar kegiatan belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik dan anak semakin antusias dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

3. Peneliti berikutnya

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar (2010). Kita Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas & Sekolah. Bandung : Rizqi Press

Akhmad Sudrajat. (2008). Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia :

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran [12 Juni 2010]

Coopley, J. (2000). The Young Child and Mathematics. Washington DC: NAEYC

Cucu Eliyawati, Badru Zaman, Asep Herry Hernawan (2005) Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Permainan Berhitung di Taman Kanak-kanak. Jakarta : bagian proyek peningkatan mutu Taman Kanak-kanak

Anita Yus. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta : Prenada Media Group

GCompris. (2007). GCompris. [Online]. Tersedia : http://gcompris.net/-id-

Kidnesia.(2010). Penemu Komputer. [Online]. Tersedia : http://kidnesia.com/Kidnesia/Tanya-Nesi/Sains/Penemu-Komputer [12 Juni 2010]

Leiyawati, dkk (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

(44)

Nancy Bell, Kimberly Tuley. (2012). Imagery The Sensory-Cognitive Connection For Math. [online]. Tersedia di http://www.iser.com/resources/teaching-math-imagery.html [4 April 2012]

Prastowo, Andi. (2010). Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : DIVA Press

Riyana, dkk. (2008). Media Pembelajaran. Bandung : Kurikulum dan teknologi UPI

Rohita. (2007). Strategi Pembelajaran Kecakapan Hidup (Life Skills) Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Dasar

Ruseffendi, E.T. (1992). Pengajaran Matematika Modern. Bandung. Tarsito

Semiawan, Conny R. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah danSekolah Dasar. Jakarta : PT. Indeks

Suharsimi, A. (2002). Tujuan dan Manfaat dan Persyaratan Penelitian

Tindakan Kelas [online]. Tersedia di

http://www.docstoc.com/docs/16966196/penelitian-tindakan-kelas [5 Mei 2012]

Sujiono, Yuliani Nurani (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks

Wikipedia. (2011). Komputer. [Online]. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Komputer#Jenis_komputer

Gambar

gambar-gambar 1 – 10)
gambar (1) Anak membuat urutan bilangan 1 – 10 dengan mengikuti nomor
gambar dengan gambar sampai 10) pada media GCompris dalam
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas Kemmis dan McTaggart
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bermani dakon dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal konsep bilangan pada anak kelompok B TK ABA Sawahan Tahun

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN BALOK CUISENAIRE PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 2,NGLEDOK KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN

Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan berkenaan dengan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak. Langkah-

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa kemampuan mengenal konsep bilangan anak didik sebelum penggunaan media stick puppets diperoleh data anak yang

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Dalam Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Grafik Pada Kelompok A Tk Islam Al-Falah Kota Jambi: Skripsi, Program

Hal ini terlihat dari hasil penelitian sebelum diterapkan pembelajaran menggunakan bermain Uno modifikasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak autis

Peningkatan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan dari siklus I ke siklus II tersebut karena telah diadakan perbaikan dengan media bantal yang awalnya mempunyai

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA REALIA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MAWAR INDAH BANDA ACEH SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi