DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii
DAFTAR ISI ………..… vi
DAFTAR TABEL ……….. viii
DAFTAR GRAFIK ………..………. x
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR………..…..………. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..……….... 1
B. Rumusan Masalah ……… 7
C. Tujuan Penelitian ……….……… 8
D. Manfaat Penelitian ………..………. 9
E. Definisi Operasional ……….………... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran ……….... 12
B. Model Pembelajaran ARIAS ………... 16
C. Multimedia Pembelajaran ……… 29
D. Multimedia Presentasi ………. 32
E. Hasil Belajar ……… 36
BAB III METODE PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Coba Instrumen ……… B. Deskripsi Hasil Penelitian ……… C. Uji Hipotesis ………..……….. 62 65 83 D. Pembahasan Hasil Penelitian ……….……….. 92
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan hal yang tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan kehidupan modern saat ini. Teknologi
informasi dan komunikasi sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan
baik itu sosial, ekonomi, budaya, bisnis, bahkan pendidikan. Pengaruh
Teknologi Informasi Komunikasi dalam bidang pendidikan contohnya terlihat
pada proses pembelajaran di kelas, dimana terjadi perubahan yang biasanya
pembelajaran dilakukan terbatas di ruang kelas dengan metode ceramah,
berkembang menjadi pembelajaran dengan memanfaatkan media seperti
teknologi komputer dan internet.
Menurut Rusman (2011:89) perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dalam dunia pendidikan direspon oleh Kementrian Pendidikan
Nasional dengan memasukan kurikulum yang bernuansa pengenalan seluk
beluk teknologi informasi dan komunikasi terutama pada jenjang pendidikan
menengah. Mata pelajaran TIK ini telah menjadi mata pelajaran wajib sejak
tahun 2004, terutama untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah
menengah atas (SMA). Mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di
sekolah menengah, dimaksudkan untuk menyiapkan siswa supaya dapat
komunikasi serta mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Pada pelaksanaan mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) disekolah terdapat beberapa permasalahan, antara lain adalah masih
rendahnya kualitas proses dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran, siswa hanya mampu meniru
apa yang dilakukan guru.
Penggunaan pembelajaran secara konvensional merupakan salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar. Menurut Murtini (2006:21) “Pembelajaran
konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru dimana
hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru.” Jadi
pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran dimana guru menjadi
sumber utama atau pusat dalam belajar, dan arah pembelajaran hanya terjadi
pada satu arah, yaitu dari guru kepada siswa yang biasanya dengan cara
ceramah. Materi yang didapat siswa dengan menggunakan metode ceramah
akan lebih cepat terlupakan, sehingga ketercapaian hasil belajar siswa menjadi
rendah. Metode konvensional ini tidak dapat memfasilitasi siswa yang pada
kenyataanya memiliki berbagai macam gaya belajar.
komunikasi yang berupa materi konsep banyak dipelajari pada tingkat sekolah
menengah pertama (SMP), khususnya pada kelas VII. Dikarenakan masih
banyak materi pelajaran TIK yang berupa konsep disampaikan guru dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional, maka hal ini menyebabkan
hasil belajar siswa rendah.
Hasil belajar menurut Sudjana (2004) adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
merupakan tolak ukur keberhasilan siswa di dalam memahami materi yang
telah disampaikan oleh guru setelah kegiatan belajar mengajar. Menurut
Bloom hasil belajar dapat dikelompokan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Pada aspek kognitif ini terdapat 6 tingkatan yaitu 1)
Pengetahuan; 2) Pemahaman; 3) Penerapan; 4) Analisis; 5) Sintesis; dan 6)
Evaluasi.
Menurut Suryabrata (Sopah, 2007) “hasil belajar siswa ini dipengaruhi
oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar
(eksternal)”. Faktor dari dalam (internal) adalah faktor yang muncul dari
dalam diri siswa yang sedang belajar, yang terdiri dari faktor jasmaniah,
psikologi ataupun kelelahan. Sedangkan faktor dari luar (eksternal)
merupakan faktor yang muncul dari luar diri siswa yang sedang belajar,
misalnya faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
Faktor sekolah merupakan salah satu faktor eksternal yang
antara lain metode mengajar, model pembelajaran, kurikulum, hubungan guru
dengan siswa, disiplin sekolah, media pembelajaran, dan sebagainya.
Model pembelajaran merupakan salah satu hal mempengaruhi hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, model pembelajaran harus dipilih dengan
mempertimbangkan beberapa hal antara lain adalah : 1) tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai; 2) bahan atau materi yang akan disampaikan; 3) kondisi
siswa; dan 4) ketersediaan sarana dan prasana disekolah.
John M Keller dalam Sopah (2007) mengembangkan suatu model yang
diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Model ini dikenal dengan
nama model ARCS, yang kemudian model ini dikembangkan lagi oleh
Djamah Sopah menjadi model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment and Satisfaction). Model ARIAS merupakan suatu model
pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh
para guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Model
pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen yang disusun berdasarkan
teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran ARIAS adalah model pembelajaran yang dimulai
belaar siswa dan menumbuhkan kepuasan pada siswa atas pembelajaran yang
telah dilakukan.
Model pembelajaran ARIAS ini dapat digunakan oleh guru sebagai
suatu usaha dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK
pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP). Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Teten Sutendi (2011) mengenai model
pembelajaran ARIAS, yang dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
setelah diterapkannya model pembelajaran ARIAS menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada ranah kognitif pada topik listrik dinamis mengalami
kenaikan yang ditunjukkan oleh skor rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar
76,95 %.
Untuk menunjang dalam pelaksanaan model pembelajaran ARIAS
maka akan digunakan suatu media pembelajaran, hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Rusman (2011:42) yang menyatakan bahwa
‘media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk mempertinggi proses
interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan dan
sebagai alat bantu mengajar dapat menunjang penggunaan metode mengajar
yang digunakan oleh guru dalam proses belajar’.
Penggunaan multimedia pembelajaran memiliki beberapa manfaat
dalam kegiatan pembelajaran antara lain adalah pembelajaran akan lebih
menarik perhatian peserta didik, bahan pembelajaran yang disampaikan akan
berbeda yang terdiri dari teks, audio, video, grafik dan animasi yang
digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan informasi.
Terdapat beberapa multimedia dalam pembelajaran, antara lain adalah
multimedia presentasi. Kelebihan multimedia presentasi ini adalah dapat
menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image,
grafik, dan sound dalam kesatuan penyajian. Dengan menggabungkan
berbagai unsur media dan penggunaannya yang berbantu proyektor,
menjadikan multimedia ini cocok untuk kelas dengan jumlah siswa yang
banyak. Maka multimedia prsentasi ini dapat memfasilitasi siswa yang
memiliki modalitas belajar yang berbeda menjadi tiga tipe, yaitu visual,
auditif, dan kinestetik. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia
presentasi diharapkan dapat melengkapi pengajar dalam menyampaikan materi
pembelajaran, karena dengan memanfaatkan multimedia presentasi ini, maka
diharapkan akan memberikan perubahan dalam suasana belajar dikelas.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment and Satisfaction) dengan
Memanfaatkan Multimedia Presentasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa
yang menggunakan pembelajaran konvensional?”
Sedangkan rumusan masalah secara khusus dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada aspek
pengetahuan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada aspek
pemahaman antara siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar pada aspek
penerapan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa yang
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
umum penelitian ini adalah “Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan
memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional”. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar pada aspek
pengetahuan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran
ARIAS dengan memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar pada aspek
pemahaman antara siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar pada aspek
penerapan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS
dengan memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa yang
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, maka
setidaknya penelitian ini akan memberikan manfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memperluas pengetahuan
mengenai penggunaan multimedia presentasi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS pada
mata pelajaran Teknologi Informasi dan komunikasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu
bagian dari kajian pengembangan model pembelajaran yang efektif.
b. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi baru model
pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran TIK di
sekolah, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai penggunaan model ARIAS dengan memanfaatkan
multimedia presentasi dikelas yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap materi pelajaran. Selanjutnya guru dapat
menerapkannya pula dalam pembelajaran di kelas, sehingga
d. Bagi Peneliti
Sebagai suatu pembelajaran, karena pada penelitian ini peneliti
dapat mengaplikasikan segala pengetahuan yang di dapat selama
perkuliahan maupun di luar perkuliahan.
E. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS adalah model pembelajaran yang
dimulai dengan menanamkan rasa percaya diri pada diri siswa, kemudian
menghubungkan materi dengan relevansi kehidupan siswa, memelihara
minat/perhatian siswa selama pembelajaran, kemudian melakukan
penilaian dan menumbuhkan kepuasan pada siswa.
2. Multimedia Presentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi
yang sifatnya teoritis maupun konsep. Media ini dapat mengakomodasi
siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetik, karena media
ini menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi,
3. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini mencakup
segala aspek baik itu kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada penelitian ini
hasil belajar dibatasi hanya pada ranah kognitif aspek pengetahuan,
pemahaman dan penerapan.
4. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan komunikasi dalam penelitian ini adalah
adalah mata pelajaran pada jejang SMP. Tujuan mata pelajaran ini adalah
memahami Teknologi Informasi dan komunikasi, serta mengembangkan
sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan Teknologi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah “cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi
eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:11) metode penelitian eksperimen
adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment
(perlakuan) tertentu dalam kondisi yang terkontrol.
Tujuan penelitian kuasi eksperimen adalah untuk memprediksi
keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya, tetapi tidak
ada pengontrolan dan/atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang relevan
(Arifin, 2012:74). Metode kuasi ini digunakan karena karakteristik variabel
penelitian yang ingin mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar dari
model ARIAS dengan memanfaatkan multimedia presentasi yang diterapkan
terhadap siswa.
Pada penelitian ini digunakan dua kelas, satu kelas sebagai kelas
Variabel pada penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah model ARIAS dan
model konvensional. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar pada
ranah kognitif aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Tabel 3.1
X1Y3 : Peningkatan hasil belajar pada aspek penerapan dengan menggunakan
model pembelajaran ARIAS
X2Y1 : Peningkatan hasil belajar pada aspek pengetahuan dengan
X2Y2 : Peningkatan hasil belajar pada aspek pemahaman dengan
menggunakan model konvensional
X2Y3 : Peningkatan hasil belajar pada aspek penerapan dengan menggunakan
model konvensional
Desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok kontrol
pretes-postes (Pre test-post test control group design). Desain yang digunakan
dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelas Pre-test Treatment Post-test
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
Keterangan:
O1 dan O3 : Pretes
O2 dan O4 : Postes
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
ARIAS dengan memanfaatkan multimedia presentasi.
Desain ini dipilih karena melibatkan dua kelompok yaitu kelompok
kontrol dan eksperimen, sehingga dapat melihat perbedaan hasil belajar siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran ARIAS dengan
memanfaatkan multimedia presentasi dan yang mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan memanfaatkan
media peta konsep.
Langkah pelaksanaan pada penelitian ini dimulai dari menetapkan
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian kedua kelas diberikan pre-test
(O1 dan O3), selanjutnya kedua kelas diberikan treatment. Kelas eksperimen
mendapatkan treatment menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan
memanfaatkan multimedia presentasi, dan kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan memanfaatkan media peta konsep. Setelah
diberikan treatment kemudian dilakukan post-test (O2 dan O4) kepada kedua
kelas. Hasil post-tes kemudian dibandingkan dengan pre-test, sehingga akan
diperoleh gain, yaitu selisih antar nilai pre-test dan post-tes.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini meliputi obyek atau subyek yang
dijadikan sumber data bagi penelitian. Seperti menurut Sugiyono
(2012:119) yang menyatakan:
Dikarenakan luasnya populasi dalam penelitian ini, maka peneliti
melakukan pembatasan populasi untuk mempermudah dalam proses
pengambilan sampel. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana dan Ibrahim
(1992) dalam Karmana (2011:48) bahwa ‘…pembatasan populasi
dilakukan dengan membedakan populasi sasaran (target population) dan
populasi terjangkau (accessible population)’. Bertolak dari pendapat
tersebut maka populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
SMPN 43 Bandung pada tahun ajaran 2012-2013, sedangkan populasi
terjangkaunya adalah siswa kelas VII SMPN 43 Bandung pada tahun ajaran
2012-2013.
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012: 120) “sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini tidak dilakukan secara acak atau random, tetapi sesuai dengan
ciri utama penelitian kuasi eksperimen yang menggunakan
kelompok-kelompok yang sudah ada atau intact group sebagai sampel. Jadi peneliti
tidak mengambil sampel dari angggota populasi secara individu, tetapi
Berdasarkan pedapat di atas, maka peneliti memilih dua kelas yang
akan dijadikan sampel penelitian, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.3
Teknik pengumpulan data merupakan berbagai cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen penelitian, dan
dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian.
Untuk mengumpulkan data penelitian maka diperlukan suatu istrumen
penelitian. Instrumen merupakan komponen yang penting dalam suatu
penelitian, karena kualitas dari instrumen yang dibuat akan menentukan
kualitas data dalam penelitian. Oleh karena itu, pembuatan instrumen harus
dilakukan dengan sebaik-baiknya.
1. Alat Pengumpulan Data
Jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
tes. Tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat
berbagai pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
Tes yang digunakan adalah tes objektif dengan bentuk pilihan ganda
(multiple choice). Menurut Arifin (2012: 227) kelebihan tes objektif ini
antara lain:
1. Seluruh ruang lingkup (scope) materi dapat dinyatakan pada item atau soal,
2. Kemungkinan jawaban spekulatif dalam ujian dapat dihindari,
3. Jawaban bersifat mutlak, jadi penilaian dapat dilakukan secara objektif, 4. Pengoreksian dapat dilakukan oleh siapa saja, sekalipun tidak
menguasai materinya,
5. Pemberian skor dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Tes berupa pilihan ganda (multiple choice) ini meliputi empat
alternatif jawaban yang bersumber dari mata pelajaran TIK kelas VII
mengenai pokok bahasan “Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi di
dalam kehidupan sehari-hari”. Siswa diminta memilih satu jawaban yang
dianggap paling benar dari kemungkinan jawaban yang salah.
Soal-soal pilihan ganda ini akan diberikan dalam bentuk pre-test dan
post-test. Tujuan dilakukan pre-test adalah untuk mengetahui kemampuan
awal dari kelas kontrol dan kelas eksperimen, sedangkan post-test
dilakukan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan memanfaatkan
multimedia presentasi dan siswa yang menggunakan pembelajaran
2. Tahapan Penyusunan
Langkah-langkah menyusun instrumen tes dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari silabus mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi kelas VII.
b. Menentukan pokok bahasan yang akan diambil, termasuk standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator mata pelajaran TIK yang
akan diambil.
c. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan pokok bahasan
mata pelajaran TIK yang diambil.
d. Membuat instrumen penelitian
e. Mendiskusikan instrumen penelitian yang sudah dibuat dengan dosen
dan guru mata pelajaran TIK disekolah.
f. Menguji instrumen penelitian kepada siswa diluar sampel.
g. Menganalisis dan merevisi instrumen penelitian.
D. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012:168) “valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Untuk
menguji kevalidan butir, maka peneliti akan menggunakan rumus Korelasi
Produk-Moment dengan angka kasar, yaitu:
Keterangan: rxy = Koefisien Korelasi variabel X dan Y
X = Skor setiap butir soal masing-masing siswa
Y = Skor total masing-masing siswa
n = Jumlah responden uji coba
Klasifikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Acuan Validitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Selanjutnya untuk menguji signifikansi item-item pada instrumen
penelitian dihitung dengan menggunakan uji-t dengan rumus:
Keterangan:
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi
n = jumlah subyek
Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan ttabel dengan signifikansi
(0.05) dengan dk = n-2. Apabila thitung < ttabel berarti korelasi tersebut tidak
valid, sedangkan apabila thitung > ttabel berarti korelasi tersebut dikatakan
valid.
2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang
sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan
yang berbeda (Arifin, 2009:258). Untuk menguji tingkat konsistensi
instrumen tes yang akan digunakan, maka digunakan rumus Spearman
Brown :
(Zainal Arifin, 2009:261) Keterangan :
rnn = korelasi antara skor-skor tiap belahan tes
Soal dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok ganjil (X) dan
kelompok genap (Y). Kemudian dihitung dengan menggunakan Product
Moment. Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukan kedalam rumus
Spearman Brown, kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan r tabel.
Apabila hasil dari perhitungan nilai reliabilitas rhitung yang diperoleh lebih
besar dari rtabel, maka instrument dinyatakan reliabel.
3. Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa
besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat
kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik
(Arifin, 2009: 266). Untuk menghitung tingkat kesukaran soal pada soal
pilihan ganda, maka dapat digunakan rumus tingkat kesukaran (TK):
(Zainal Arifin, 2009:266)
Keterangan:
WL = jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok bawah TK = (WL + WH) X 100%
Kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah:
a) Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah
b) Jika jumlah persentase 28% - 72% termasuk sedang
c) Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar
4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi
dengan siswa yang belum/kurang menguasai kompetensi (Arifin, 2009:
273). Untuk mengetahui daya pembeda butir soal pada pilihan ganda,
maka digunakan rumus sebagai berikut:
(Zainal Arifin, 2009:273)
Keterangan :
DP = daya pembeda
WL = jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah
WH = jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas
n = 27% x N
Kriteria daya pembeda menurut Ebel adalah sebagai berikut:
E. Teknik Analisis Data
1. Normalitas
Uji normalitas merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah
data yang diambil berdistribusi normal atau tidak normal. Dalam
penelitian ini dalam menguji normalitas data peneliti akan menggunakan
program pengolah data SPSS 20 (Statistical Product and Service Solution)
dengan melakukan uji Kolmogorov Smirnov dua sampel independen
dengan rumus:
(Sugiyono, 2008:156)
Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig. (signifikansi) < 0.05
maka distribusi tidak normal, sedangkan jika sig. (signifikansi) > 0.05
maka terdistribusi normal (Santoso, 2003:168).
2. Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi
populasi data yang diuji memiliki variansi yang homogen atau tidak.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini akan menggunakan rumus Uji-t
independen dua arah (t-test independent). Uji hipotesis ini dilakukan untuk
melihat perbedaan mean dengan menggunakan program SPSS 20. Yang
akan dibandingkan merupakan gain skor post-test dan pre-test antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol, baik secara keseluruhan ataupun setiap
aspek. Untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata (mean) digunakan
rumus:
(Zainal Arifin, 2012: 281)
Keterangan:
t = nilai t-test yang dicari
X1 = rata-rata kelompok eksperimen
X2 = rata-rata kelompok kontrol
S1 = simpangan baku kelompok eksperimen
S2 = simpangan baku kelompok kontrol
n1 = jumlah kelompok eksperimen
n1 = jumlah kelompok kontrol
Pengujian dilakukan dengan menggunakan satu arah (one tail),
kriteria pengujian untuk hipotesis adalah Ho ditolak atau H1 diterima
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
b. Menghubungi tempat sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
c. Membuat proposal penelitian
d. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian.
e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan instrumen
penelitian.
f. Membuat multimedia presentasi dengan menggunakan software
PowerPoint.
g. Menilai RPP dan instrumen penelitian oleh dosen pembimbing.
h. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
i. Merevisi instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengadakan pre-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa.
b. Melaksanakan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pada kelas eksperimen pembelajaran dilaksanakan dengan
3. Tahap Analisis Data
a. Mengumpulkan hasil data penelitian dari pre-test dan post-test
b. Membandingkan hasil tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
c. Melakukan analisis data terhadap gain dari hasil pre-test dan post-test
d. Uji hipotesis perbedaan hasil belajar
e. Merumuskan pembahasan
Prosedur penelitian dapat digambarkan dalam bagan berikut ini:
Kesimpulan Hasil Penelitian
Analisis Data
Pembelajaran Menggunakan Model Konvensional
(Kelas Kontrol) Pembelajaran Menggunakan
Model ARIAS (Kelas Eksperimen)
Pembelajaran dikelas Membuat Multimedia Presentasi
Menguji Instrumen Penyusunan Instrumen Tes
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara
siswa yang menggunakan model pembelajaran ARIAS dengan
memanfaatkan multimedia presentasi dan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan memanfaatkan multimedia presentasi lebih
baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal
ini dapat terlihat dari gain yang diperoleh kelas eksperimen yang jauh
lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Secara khusus kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan yang menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan memanfaatkan multimedia presentasi
lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
2. Hasil belajar siswa pada aspek pemahaman yang menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan memanfaatkan multimedia presentasi
lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran
3. Hasil belajar siswa pada aspek penerapan yang menggunakan model
pembelajaran ARIAS dengan memanfaatkan multimedia presentasi
lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
Sesuai dengan simpulan di atas, maka dapat dikatakan bahwa
penggunaan model pembelajaran ARIAS dengan memanfaatkan
multimedia presentasi dapat meningkatkan hasil belajar ranah kognitif
aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan pada mata pelajaran TIK
siswa kelas VII SMP.
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru Mata Pelajaran TIK
Sesuai dengan temuan penelitian ini, maka diharapkan guru mata
pelajaran TIK dapat mengembangkan model pembelajaran ARIAS
dengan memanfaatkan multimedia presentasi ini dalam kegiatan
pembelajaran, hal ini supaya terdapat variasi dalam pelaksanaan
pembelajaran TIK dikelas, khususnya pada materi-materi pelajaran
TIK yang berupa konsep.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai studi pustaka
bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti mengenai model
pembelajaran ARIAS, sehingga penggunaan model ini dapat
dikembangkan untuk mata pelajaran lain dan menggunakan media
pembelajaran yang lebih inovatif lagi. Selain itu diharapkan juga dapat
mengembangakan penelitian mengenai model pembelajaran ARIAS
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo. R, A.Kosasih. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo.
Aunurrahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi pembelajaran: Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Darmawan, Deni. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Arum Mandiri Press.
Darmawan, Deni. (2012). Inovasi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hasanah, Tina. (2010). Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching Dengan Model Pembelajaran Drill Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK). Skripsi. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidika FIP UPI.
Herdian. (2012). Apa Perbedaannya : Model, Metode, Strategi, Pendekatan Dan
Teknik Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://herdy07.wordpress.com/
2012/03/17/apa-perbedaannya-model-metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/. [26 Agustus 2012]
Karmana, Wimfy Jeniandri. (2011). Penerapan Video Tutorial dengan
Pemanfaatan Software Camtasia Studio terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMP pada Materi Formula dan Fungsi Sederhana dalam Microsoft Excel. Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
FIP UPI Bandung.
Nurlaela, Nunur. (2009). Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning
Teknik Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi : Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas X Program Keahlian Akuntansi Smk PGRI 2 Cimahi. Skripsi. Bandung: Jurusan
Akuuntansi Fakultas FPEB UPI.
Pardamean, Toto. (2011). Model Pembelajaran Untuk Efisiensi dan Efektivitas
Pembelajaran [Online]. Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/
2011/09/20/model-pembelajaran-untuk-efisiensi-dan-efektivitas-pembelajaran/. [21 Juli 2012]
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Pers.
Santoso, Singgih. (2003). Masalah Statistik dengan SPSS. Jakarta: Elex Media komputindo.
Sopah. (2007). Model Pembelajaran ARIAS.Disertasi. PPS-IKIP Jakarta. http://gurupkn.wordpress.com/2007/12/22/model-pembelajaran-arias/
Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: CV Alfabeta.
Sulistyos, Joko. (2010). 6 Hari Jago SPSS. Yogyakarta: Cakrawala.
Sutendi, Teten. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Arias Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Topik Listrik Dinamis. Skripsi
Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung.
Yanti, Linda. (2009). Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan