• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, KINERJA GURU DAN PENDANAAN SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH: Studi pada SMAN di Wilayah Priangan Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, KINERJA GURU DAN PENDANAAN SEKOLAH TERHADAP PRODUKTIVITAS SEKOLAH: Studi pada SMAN di Wilayah Priangan Timur."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

halaman LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN

SURAT PERNYATAAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan dan Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 15

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 16

E. Metode Penelitian ... 17

F. Organisasi (Sistematika Disertasi) ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 20

A. Kajian Pustaka ... 20

a. Produktivitas Sekolah dalam Perspektif Administrasi Pendidikan ... 20

b. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 44

1. Pengertian Kepemimpinan ... 44

2. Teori Kepemimpinan ... 47

3. Pendekatan Terbaru dalam Kepemimpinan ... 56

4. Gaya Kepemimpinan ... 61

5. Fungsi Kepemimpinan ... 62

6. Perilaku Kepemimpinan ... 65

(2)

c. Budaya Sekolah ... 82

1. Pengertian Budaya ... 82

2. Pengertian Budaya Organisasi dan Budaya Sekolah .. 85

3. Fungsi Budaya Organisasi ... 99

4. Tingkatan Budaya Organisasi ... 100

5. Elemen Budaya Organisasi ... 106

6. Model Budaya Sekolah ... 109

7. Membangun Budaya Sekolah ... 110

d. Kinerja Mengajar Guru ... 115

1. Pegertian Kinerja ... 115

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 116

3. Penilaian Kinerja ... 117

4. Kinerja Mengajar Guru ... 120

5. Pendanaan Pendidikan ... 128

6. Penelitian Terdahulu ... 146

B. Kerangka Pemikiran (Paradigma) Penelitian ... 150

C. Hipotesis Penelitian ... 157

BAB III METODE PENELITIAN ... 158

A. Pendekatan ... 158

B. Populasi dan Sampel ... 159

1. Populasi ... 159

2. Sampel ... 161

C. Teknik Pengumpulan Data ... 164

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 166

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 170

2. Rancangan Uji Hipotesis ... 174

E. Teknik Analisis Data ... 178

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 182

A. Hasil Penelitian ... 182

1. Deskripsi Empiris ... 182

2. Persyaratan Uji Hipotesis ... 198

(3)

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 220

1. Kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap produktivitas sekolah ... 221

2. Budaya Sekolah berkontribusi positif terhadap Produktivitas Sekolah ... 229

3. Kinerja Mengajar Guru berkontribusi positif terhadap Produktivitas Sekolah ... 234

4. Pendanaan Sekolah berkontribusi positif terhadap Produktivitas Sekolah ... 238

5. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, Kinerja Mengajar Guru dan Pendanaan Sekolah berkontribusi positif terhadap Produktivitas Sekolah ... 242

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 249

A. Kesimpulan ... 249

B. Rekomendasi ... 251

DAFTAR PUSTAKA ... 253

LAMPIRAN LAMPIRAN

(4)

DAFTAR TABEL

tabel halaman

3.1 Keadaan Populasi SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 160

3.2 Keadaan Sampel SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 163

3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian ... 167

3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 179

4.1 Nilai Rata-rata, Median, dan Nilai Maksimal -Minimal Data Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 183

4.2 Pangkategorian Data Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 184

4.3 Nilai Rata-rata, Median dan Nilai Maksimal -Minimal Data Budaya Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 186

4.4 Pangkategorian Data Budaya Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 187

4.5 Nilai Rata-rata, Median, dan Nilai Maksimal -Minimal Data Kinerja mengajar guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 189

4.6 Pangkategorian Data Kinerja mengajar guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 190

4.7 Nilai Rata-rata, Median, dan Nilai Maksimal -Minimal Data Pendanaan Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 192

4.8 Pangkategorian Data Pendanaan Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 193

4.9 Nilai Rata-rata, Median, dan Nilai Maksimal -Minimal Data Produktivitas Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 195

(5)

4.11 Hasil Uji Normalitas Data kepemimpinan kepala sekolah ... 199

4.12 Keputusan Uji Normalitas kepemimpinan kepala sekolah ... 199

4.13 Hasil Uji Normalitas Data Budaya sekolah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 200

4.14 Keputusan Uji Normalitas Budaya Sekolah ... 201

4.15 Hasil Uji Normalitas Data Kinerja mengajar guru One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 201

4.16 Keputusan Uji Normalitas Kinerja mengajar guru ... 202

4.17 Hasil Uji Normalitas Data Pendanaan sekolah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 202

4.18 Keputusan Uji Normalitas Pendanaan sekolah ... 203

4.19 Hasil Uji Normalitas Data Produktivitas Sekolah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 203

4.20 Keputusan Uji Normalitas Produktivitas Sekolah ... 204

4.21 Keputusan Uji Normalitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, Kinerja mengajar guru dan Pendanaan Sekolah terhadap Produktivitas Sekolah ... 205

4.22 Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas Regresi ... 207

4.23 Rangkuman Hasil Analisis Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh Positif terhadap Produktivitas Kerja ... 209

4.24 Rangkuman Koefisien Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Produktivitas Sekolah ... 210

4.25 Rangkuman Hasil Analisis hubungan antara Budaya Sekolah dengan Produktivitas Sekolah ... 211

4.26 Rangkuman Koefisien Korelasi Budaya sekolah dengan Produktivitas Sekolah ... 212

(6)

4.28 Rangkuman Koefisien Korelasi hubungan antara kinerja mengajar guru dengan produktivitas sekolah ... 214

4.29 Rangkuman Hasil Analisis Pendanaan Sekolah berpengaruh positif terhadap Produktivitas Sekolah ... 216

4.30 Rangkuman Koefisien Korelasi hubungan antara Pendanaan Sekolah dengan Produktivitas Sekolah ... 216

4.31 Rangkuman Hasil Analisis hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, kinerja mengajar guru dan pendanaan sekolah dengan produktivitas sekolah ... 218

(7)

DAFTAR GRAFIK

grafik halaman

4.1 Histogram Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 185

4.2 Histogram Budaya Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 188

4.3 Histogram Kinerja mengajar guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 191

4.4 Histogram Pendanaan Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 194

4.5 Histogram Produktivitas Sekolah Menengah Atas Negeri di Wilayah Priangan Timur ... 197

4.6 Hubungan antara Kepemimpinjan kepala sekolah dengan Produktivitas Sekolah ... 210

4.7 Hubungan antara Budaya sekolah dengan produktivitas sekolah ... 212

4.8 Hubungan antara kinerja mengajar guru dengan produktivitas sekolah 215

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1 Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana UPI tentang Pengangkatan Pembimbing Penulisan Disertasi Program Doktor (S3) Sekolah

Pascasarjana UPI Angkatan Tahun 2009 ... 333

2 Permohonan Izin melakukan Studi Lapangan /observasi ... 335

3 Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya ... 336

4 Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemkab Garut ... 337

5 Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Pemkab Ciamis... 338

6 Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Banjar ... 339

7 Surat Keterangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis ... 340

8 Surat Rekomendasi dari Kepala SMA N Ciawi Kab. Tasikmalaya ... 341

9 Surat Keterangan dari Kesbang Kota Banjar ... 342

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu tujuan perubahan paradigma manajemen sekolah adalah

peningkatan sekolah produktif. Kepala sekolah sebagai pengelola lembaga

tersebut dituntut mampu menggerakkan setiap personil (terutama guru) agar dapat

bekerja secara optimal dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik dan

menunjukkan produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas kerja mencakup sikap

mental dan perilaku guru yang selalu mempunyai pandangan bahwa pekerjaan

yang dilaksanakan harus lebih berkualitas dan lebih efektif. Fremont (2002:928)

menyatakan bahwa produktivitas diartikan sebagai ukuran efisiensi dalam

penggunaan sumber daya pada level masyarakat, organisasi dan individu. Sekolah

produktif berbeda dengan hasil produksi benda yang mudah dihitung atau diukur.

Mengenai produktivitas, Mulyasa (2004: 134) menyatakan:

Sekolah produktif berkaitan dengan bagaimana menghasilkan lulusan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, sehingga pada akhirnya diperoleh lulusan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.

Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses

perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan

tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Menurut Alan Thomas (dalam

(10)

berbagai pelayanan untuk kebutuhan peserta didik dan guru; (2) the psychologist

production function, yaitu fungsi behavioral yang keluarannya merujuk pada

fungsi pelayanan yang dapat mengubah perilaku peserta didik dalam kemampuan

kognitif, keterampilan dan sikap; dan (3) the economic production function, Yaitu

Fungsi ekonomi yang keluarannya diidentifikasi dengan lulusan yang memiliki

kompetensi tinggi.

Untuk menghasilkan sekolah produktif yang tinggi, selain diperlukan peran

kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, diperlukan pula kondisi organisasi

sekolah yang kondusif. Kondisi sekolah yang kondusif merupakan salah satu

perwujudan dari budaya sekolah yang kuat. Danim (2003: 55) menyatakan bahwa

kultur sekolah yang positif (positive school culture) diasosiasikan dengan

motivasi belajar dan prestasi peserta didik yang tinggi, menyatakan bahwa kultur

sekolah yang positif (positive school culture) diasosiasikan dengan motivasi

meningkatkan kolaborasi antar guru, dan mengubah sikap guru terhadap

meningkatkan kolaborasi antar guru, dan mengubah sikap guru terhadap

pekerjaannya menjadi positif. Dalam kontek sekolah dengan kultur yang kuat

ditandai dengan pembelajaran yang atraktif, kondusif, produktif, menyenangkan.

Kondisi demikian merupakan cerminan dari budaya sekolah.

Budaya sekolah merupakan seperangkat asumsi dasar, nilai dan

kepercayaan yang dianut, diyakini kebenarannya dan dikembangkan di sekolah

serta dijadikan sebagai tindakan untuk mencapai tujuan sekolah. Deal dan

(11)

variety of beliefs, goals, purposes, thoughts, knowledge and expectation”. Konsep

budaya sekolah mencakup luasnya jenis pengetahuan, tujuan, sasaran, pemikiran,

pengetahuan dan pengharapan. Budaya sekolah menjadi landasan setiap kebijakan

atau aturan serta mengarahkan perilaku individu dalam sekolah.

Berdasarkan pada uraian di atas, untuk melahirkan sekolah produktif yang

tinggi diperlukan kemampuan kepemimpinan kepala sekolah yang tinggi sehingga

semua elemen sekolah bergerak dengan optimal untuk mencapai tujuan sekolah,

termasuk di dalamnya sekolah produktif . Untuk melahirkan sekolah produktif

yang tinggi, diperlukan pula kepercayaan, keyakinan, nilai, pedoman kerja, aturan

perilaku dan manifestasi budaya kuat lainnya yang relevan dengan pencapaian

sekolah produktif .

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling

berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sebagaimana diungkapkan

oleh Supriadi (1998: 346) bahwa: “Erat hubungan antara mutu kepala sekolah

dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya

sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik”.

Kepala sekolah memiliki tanggung jawab atas manajemen pendidikan

secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di

sekolah. Mulyasa (2006: 89) menyatakan bahwa kepala sekolah profesional dalam

paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan

perubahan yang cukup mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah.

(12)

sekolah yang kuat, pengelolaan pendidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork

yang kompak, cerdas dan dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan

masyarakat, keterbukaan (transparansi) manajemen, kemauan untuk berubah baik

(psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan

partisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas, dan sustainabilitas. Kepemimpinan

yang dijalankan oleh kepala sekolah terkadang belum mencapai hasil terbaik yang

diharapkan oleh sekolahnya. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai kendala yang

dihadapi oleh kepala sekolah.

Berbagai potensi yang dimiliki sekolah terhambat pemberdayaannya karena

munculnya kendala-kendala tersebut. Padahal bila semua potensi yang dimiliki

sekolah dikembangkan secara optimal dengan kepemimpinan sekolah yang kuat,

niscaya potensi tersebut akan menghasilkan kompetensi kapabilitas dan sekolah

produktif yang unggul. Barth ( 2008: 12) menyatakan: “...with strong leadership

by the principal, a school is likely to be effective; without capable leadership, it is

not.” Dengan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, suatu sekolah akan

menjadi efektif, sebaliknya bila kepala sekolah tidak kapabel, maka sekolah tidak

akan efektif. Tantangan besar untuk mewujudkan sekolah produktif saat ini

adalah perubahan paradigma manajemen sekolah yang menuntut kemampuan

lebih dari kepemimpinan kepala sekolah. Salah satu kendala yang dihadapi oleh

kepala sekolah adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan sebagai kepala

sekolah. Barth (Soekarno, 2008: 12) mengungkapkan: lack of specific knowledge

(13)

time when many principals are facing dramatic change in their roles”. Lemahnya

pengetahuan khusus tentang keterampilan kepala sekolah yang dibutuhkan

menjadi kendala untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Terlebih lagi dalam

kondisi perubahan yang dramatis, seperti halnya yang dihadapi saat ini, yakni

desentralisasi pendidikan dan otonomi sekolah.

Bertolak dari asumsi bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional,

maka implikasinya setiap guru harus memenuhi persyaratan yang dituntut oleh

profesi tersebut dan harus bekerja dan bersikap secara professional, hal itu tentu

harus sejalan dengan peranan guru terutama di sekolah sebagai lembaga

pendidikan professional. Untuk mencapai tujuan tersebut peran dan fungsi

lembaga pendidikan sangat strategis, sebab di lembaga pendidikan inilah proses

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Peran guru sebagai ujung tombak di

lapangan yang mencetak sumber daya manusia sebagai generasi penerus bangsa

sangat penting. Oleh sebab itu kemampuan guru pada lembaga pendidikan harus

dipersiapkan, dibina, dan di motivasi agar kinerja mengajar guru terus meningkat

guna memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik.

Seorang guru diharapkan dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan

sebaik-baiknya, maka peranan kepala sekolah sangat menentukan di dalam

melakukan pembinaan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru. Oleh karena itu

untuk meningkatkan kinerja mengajar guru maka kepala sekolah harus

(14)

guru untuk bekerja lebih giat untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan

sekolah.

Faktor-faktor kegagalan kepala sekolah dalam mengembangkan pendidikan

bukan hanya disebabkan oleh kurangnya fasilitas, namun lebih banyak disebabkan

dalam mengimplementasikan kepemimpinan. Ketidakmampuan kepala sekolah

dalam memimpin sekolah disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan

keterampilan baik tentang teknik, kemanusiaan dan konseptual.

Dalam mensikapi keadaan itu, seorang kepala sekolah dituntut mampu

memiliki kesiapan dalam mengelola sekolah. Kesiapan yang dimaksud adalah

berkenaan dengan kemampuan manajerial sebagai seorang kepala sekolah.

Kemampuan manajerial yang dimaksudkan di sini adalah berkenaan dengan

kemampuannya dalam membuat perencanaan (planning), mengorganisasikan

(organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Dengan

kemampuan semacam itu, diharapkan setiap kepala sekolah mampu menjadi

pendorong dan penegak disiplin bagi para gurunya agar mereka mampu

menunjukkan produktivitas kerjanya dengan baik.

Berangkat dari konsep Hersey (dalam Sumidjo, 2002:99) yang menyatakan

dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial diperlukan tiga macam bidang

keterampilan, yaitu : technical, human dan conceptual. Dengan memiliki ketiga

keterampilan dasar tersebut di atas, Kepala Sekolah dapat melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya sesuai dengan ketentuan, sehingga dapat mencapai tujuan

(15)

ditandai oleh kemampuan untuk mengambil keputusan (decision making) dan

tindakan secara tepat, akurat dan relevan. Ketiga kemampuan manajerial Kepala

Sekolah tersebut ditandai dengan kemampuan dalam merumuskan program kerja,

mengkoordinasikan pelaksanaan program kerja, baik dengan dewan guru maupun

dengan yang lainnya yang terkait dalam pendidikan suatu kemampuan dalam

melakukan evaluasi terhadap program kerja sekolah yang telah dilaksanakan.

Penerapan kemampuan manajerial Kepala Sekolah di atas, pada akhirnya akan

tertuju pada penyelenggaraan dan pencapaian mutu pendidikan.

Pernyataan di atas memberikan gambaran bahwa seorang pimpinan harus

mampu mengarahkan dan sekaligus mempengaruhi berbagai aktivitas yang

berkaitan dengan tugas para anggotanya (guru) yang ada di bawahnya. Berkenaan

dengan penelitian ini, maka kemampuan tersebut sangat diperlukan. Maksudnya

bahwa kemampuan mengarahkan dan mempengaruhi anggotanya adalah berkaitan

dengan bagaimana seorang kepala sekolah mampu menjalin suatu budaya sekolah

dengan cara menanamkan nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, tentunya

tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi

pendidikan, yang memiliki peran dan fungsi untuk berusaha mengembangkan,

melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada para peserta didiknya.

Di sekolah terjadi interaksi yang saling mempengaruhi antara individu

dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan ini akan

dipersepsi dan dirasakan oleh individu tersebut sehingga menimbulkan kesan dan

(16)

lingkungan kerja yang kondusif dan menyenangkan bagi setiap anggota sekolah,

melalui berbagai penataan lingkungan, baik fisik maupun sosialnya. Moh. Surya

(1997) menyebutkan bahwa:

Lingkungan kerja yang kondusif baik lingkungan fisik, sosial maupun psikologis dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif. Untuk itu, dapat diciptakan lingkungan fisik yang sebaik mungkin, misalnya kebersihan ruangan, tata letak, fasilita2s dan sebagainya. Demikian pula, lingkungan sosial-psikologis, seperti hubungan antar pribadi, kehidupan kelompok, kepemimpinan, pengawasan, promosi, bimbingan, kesempatan untuk maju, kekeluargaan dan sebagainya.

Fenomena yang menarik di Sekolah Menangah Atas, yaitu masih ada

kepala sekolah yang cenderung kurang mampu menerapkan sistem manajerial

yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kurang matangnya perencanaan yang

dibuatnya, sehingga dalam pelaksanaannya menjadi kurang efektif. Begitu pula

kurangnya pengawasan yang diberikan kepada guru, sehingga guru merasa bebas

untuk tidak melakukan kegiatan. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya guru

yang malas sehingga menyebabkan kinerja mengajar guru semakin rendah.

Padahal kalau ditelaah kemampuan manajerial kepala sekolah sangat diperlukan

sekali. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Aminah, (1999: 24) yaitu

kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang

berkaitan dengan tugas dari anggota kelompok.

Selain itu salah satu permasalahan yang dihadapi oleh sekoah adalah

masalah pendanaan pendidikan yang kurang memadai sehingga hal ini kurang

menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah mengingat secara umum kualitas

(17)

dominan adalah faktor sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber

daya lainnya yang ada dan dapat digali di sekolah (misalnya biaya sekolah).

Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan seperti mutu

lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan, mutu profesionalisme dan

kinerja guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutu manajerial para kepala

sekolah. Keterbatasan dana, sarana prasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber

belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah. Lingkungan pendidikan serta

dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan. Memang semua

kelemahan mutu dari komponen-komponen pendidikan tersebut akhirnya

berujung pada rendahnya mutu lulusan.

Sejalan dengan hal tersebut, Sartika (2002:8) mengemukakan bahwa :

Kualitas pada dasarnya dapat berupa kemampuan, barang, dan pelayanan, kualitas pendidikan dapat menunjuk kepada kualitas proses dan kualitas hasil (produk). Suatu pendidikan dapat bermutu dari segi proses (yang sudah barang tentu amat dipengaruhi kualitas masukannya) jika proses belajar mengajar berlangsung secara efektif, dan, peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan juga memperoleh pengetahuan yang berguna baik bagi dirinya maupun bagi orang lain (functional knowledge) yang ditunjang secara wajar oleh sumber daya (manusia, dana, sarana dan prasarana).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “Produktivitas Sekolah (Analisis Kontribusi Relatif

Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, Kinerja mengajar guru

dan Pendanaan Sekolah terhadap produktivitas sekolah Menengah Atas di

(18)

B. Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Dunia pendidikan saat ini setidaknya menghadapi berbagai permasalahan

salah satunya produktivitas sekolah. produktivitas sekolah dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang antara lain : (1) kepemimpinan sekolah, (2) budaya kerja, (3)

kinerja mengajar guru dan (4) pendanaan sekolah yang belum optimal. Studi ini

dibatasi pada keempat variabel tersebut karena dapat diasumsikan sebagai variabel

yang determinan seperti dinyatakan antara lain oleh Sementara Alan Thomas

(1982) (dalam Mulyasa, 2007:93-94) mengemukakan bahwa produktivitas

pendidikan dapat ditinjau dari tiga dimensi sebagai berikut:

a) Meninjau produktivitas sekolah dari segi keluaran administratif, yaitu seberapa besar dan seberapa baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses pendidikan, baik oleh guru, maupun pihak lain yang berkepentingan.

b) Meninjau produktivitas dari segi keluaran perubahan perilaku, dengan melihat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar tertentu di sekolah.

c) Melihat produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan di sekolah. Hal ini mencakup

“harga” layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost) dan

“perolehan” earning) yang ditimbulkan oleh layanan itu atau disebut

“peningkatan nilai baik”.

Gambaran aspek-aspek yang menjadi variabel-variabel yang ikut

mempengaruhi terwujudnya Sekolah Produktif (ProductiveSchool) dapat

(19)

Gbr. 1 - Faktor Yang Ikut Menentukan Sekolah Produktif

Dalam penelitian ini dilakukan kajian deskriftif analitik terhadap

efektivitas sekolah dan berbaga faktor-faktor yang mempengaruhinya

berdasarkan data dan indikator sekolah produktif terutama fungsi

kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, kinerja mengajar guru,

Pendanaan sekolah. Beberapa hal yang menjadi alasan dipilih faktor-faktor

tersebut dalam perwujudan efektivitas kinerja sekolah adalah :

1. Keberhasilan sekolah selama ini lebih banyak dipengaruhi faktor

kebetulan dibanding by design. Hal ini tampak pada tidak stabilnya

Sekolah Produktif Kepemimpinan kepala sekolah

Kompetensi Kepala Sekolah sekolah

Gaya Kepala Sekolah

Kinerja Staf sekolah

Kinerja Mengajar Guru

Komitmen Guru

Motivasi Guru

Kinerja layanan staf/ Pegawai

Budaya Sekolah

Fasilitas belajar

Keuangan sekolah/Pendanaan

Perencanaan Sekolah

Student Capacity

Kerjasana dan networking Partisipasi Masyarakat Kondisi Sosek Orang Tua

Culture and Climate Power and Politics

School Structure Teaching and Learning

Academical Supervision

(20)

komponen sekolah sangat dibutuhkan untuk membentuk efektivitas

berjalannya system yang terdapat pada sekolah .

2. Pengelolaan pendidikan pada sekolah belum mendapatkan

pendampingan kelembagaan yang memadai. Hal ini karena keterbatasan

infrastruktur kelembagaan pembina pendidikan, sehingga ketergantungan

pengembangan sekolah relative sangat bergantung kepada kepemimpinan

sekolah .

3. Motivasi guru pada khususnya pada umumnya masih dirasakan

rendah.Upaya guru dalam meningkatkan kompetensi, kinerja, dan

motivasi sebagai bagian perilaku kerja guru merupakan garapan yang

menarik untuk diteliti lebih lanjut.

4. Kinerja mengajar guru pada umumnya hanya terbatas pada tugas formal

yang diemban. Pemahaman guru terhadap pelayanan sekolah masih

sangat terbatas.

5. Masih terbatasnya pendanaan sekolah dan partisipasi masyarakat untuk

mendukung program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam upaya

penyelenggaraan pendidikan bermutu di sekolah.

6. Implementasi Total Quality Management (TQM) yang masih mengalami

kendala terkait rendahnya pemahaman, partisipasi, regulasi pengelola

sekolah , baik dari tingkat hulu sampai dengan hilir.

SMAN sangat potensial dijadikan sasaran penelitian karena

(21)

lingkungan ini diharapkan dapat mendukung munculnya gambaran yang

objektif tentang Sekolah Produktif

2. Batasan dan Rumusan Masalah

a. Batasan Masalah

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah penelitian

yang telah diungkapkan di atas, penelitian ini ingin mengetahui atau

mengukur bagaimana gambaran dan kontribusi kepemimpinan kepala

sekolah, kinerja mengajar guru, motivasi guru, dan pendanaan sekolah

terhadap Produktivitas SMAN di Wilayah Priangan Timur.

Masalah penelitian tersebut kemudian peneliti rumuskan sebagai

berikut: ”Seberapa besar Kontribusi kepemimpinan kepala Sekolah,

Budaya Sekolah, kinerja mengajar guru, Pendanaan terhadap

Produktivitas Sekolah baik secara parsial maupun simultan pada

Madrasah Aliyah di Provinsi Jawa Timur ?”

b. Rumusan Masalah

Secara sistematis kaitan antar varaibel penelitian tentang kontribusi

kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, kinerja mengajar guru dan

pendanaan sekolah terhadap produktivitas SMA Negeri di Wilayah

(22)

R2

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran dan Hubungan kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, kinerja mengajar guru dan pendanaan sekolah

terhadap produktivitas Sekolah

Keterangan

P1r12 = Kontribusi X1 terhadap Y

P2r22 = Kontribusi X1 terhadap Y

P3r32 = Kontribusi X1 terhadap Y

P4r42 = Kontribusi X1 terhadap Y

R2 = Kontribusi simultan X(1,2,3,4) terhadap Y

P1r12

Budaya Sekolah (X2)

Kinerja mengajar guru (X3)

Pendanaan Sekolah (X4)

Produktivitas Sekolah

(Y) Kepemimpinan

Kepala Sekolah (X1)

P2r22

P3r32

(23)

Secara operasional apabila dijabarkan lebih lanjut ke dalam rumusan

masalah adalah sebagai berkut :

1. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap

produktivitas SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur ?

2. Seberapa besar kontribusi budaya sekolah terhadap produktivitas SMA Negeri

di Wilayah Priangan Timur?

3. Seberapa besar kontribusi kinerja mengajar guru terhadap produktivitas SMA

Negeri di Wilayah Priangan Timur ?

4. Seberapa besar kontribusi pendanaan sekolah terhadap produktivitas SMA

Negeri di Wilayah Priangan Timur ?

5. Seberapa besar kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah,

kinerja mengajar guru dan pendanaan sekolah secara bersama-sama terhadap

produktivitas SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Menganalisis kontribusi kepemimpinan kepala sekolah terhadap produktivitas

SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur

2. Menganalisis kontribusi budaya sekolah terhadap produktivitas SMA Negeri

di Wilayah Priangan Timur.

3. Menganalisis kontribusi kinerja mengajar guru terhadap produktivitas SMA

(24)

4. Menganalisis kontribusi pendanaan sekolah terhadap produktivitas SMA

Negeri di Wilayah Priangan Timur .

5. Menganalisis kontribusi kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah,

kinerja mengajar guru dan pendanaan sekolah secara bersama-sama terhadap

produktivitas SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Diadakannya penelitian tentang produktivitas manajemen pendidikan

diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap sekolah produktif melalui

kepemimpinan Kepala Sekolah, budaya sekolah, kinerja mengajar guru dan

Pendanaan Sekolah pada SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur. Oleh karena

itu, penelitian ini diharapkan akan mempunyai kegunaan baik dari segi teoritis

maupun segi praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan

bagi peneliti di bidang kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, kinerja

guru, pendanaan sekolah dan sekolah produktif, sehingga penelitian ini akan

menjadi bahan lebih lanjut baik bagi peneliti maupun bagi guru-guru pada SMA

Negeri di Wilayah Priangan Timur yang membutuhkan guna mengadakan

(25)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

guru-guru SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur dalam meningkatkan produktivitas

manajemen pendidikan melalui peningkatan kemampuan kepemimpinan kepala

sekolah, budaya sekolah, kinerja sekolah, pendanaan sekolah dan sekolah

produktif .

3. Manfaat bagi Peneliti Lebih Lanjut

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi para peneliti

lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

E. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan

pendekatan kuantitatif. Metode survei yang dimaksud adalah bersifat menjelaskan

hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan Singarimbun.

(1995:21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (1) penjajagan

(eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory atau firmatory), yakni

menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; (4) evaluasi, (5) prediksi

atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang penelitian

operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Jenis penelitian survei ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan

versial antarvariabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki

(26)

memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabel

penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab akibat tersebut adalah

kepemimpinan kepala sekolah (X1), budaya sekolah (X2), kinerja mengajar guru

(X3) dan pendanaan sekolah (X4) terhadap sekolah produktif (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam

menjaring data dari sumbernya. Untuk itu diperlukan kejelasan sumber yaitu

populasi dan sampel dari sisi homogenitas, volume, dan sebarannya. Di mana data

hasil penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar

variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga

dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data

yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas).

Dengan demikian, mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang

dihasilkan dapat dijadikan rajukan yang cukup akurat.

Sugiyono (2004:12-13) penelitian kuantitatif didasarkan kepada

paradigma positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai (objek empiris, asumsi

tersebut adalah: (1) objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis,

struktur, bentuk, warna, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian

dapat memilih variabel tertentu sebagai objek penelitian dan (2) determinisme

(hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada

penyebabnya, seperti orang malas bekerja tentu ada penyebabnya.

Berdasarkan asumsi pertama dan kedua di atas, maka penelitian dapat

(27)

linnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau

gejala yang diteliti itu berubah terus, maka akan sulit untuk dipelajari.

F. Organisasi (Sistematika) Disertasi

Untuk mempermudah penulisan disertasi ini, maka penulis membuat

sistematika penulisan disertasi sebagai berikut :

Dalam Bab 1 diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,

manfaat/signifikansi penelitian serta struktur (sistematika penulisan)

Dalam Bab II ini diuraikan tentang sekolah produktif, kepemimpinan

kepala sekolah, budaya sekolah, kinerja mengajar guru pendanaan pendidikan,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian

Dalam Bab III ini diuraikan tentang Pendekatan penelitian, Indikator

Variabel Penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, Uji Validitas

dan Reliabilitas Instrumen, rancangan uji hipotesis dan teknik analisis data

Dalam Bab IV ini diuraikan tentang deskripsi hasil penelitian mengenai

Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Negeri di Wilayah Priangan Timur,

Pengujian Persyaratan Analisis, Hasil Pengujian Hipotesis dan pembahasan hasil

penelitian serta strategi peningkatan produktivitas SMA.

Selanjutnya dalam Bab V diuraikan tentang kesimpulan hasil penelitian,

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan

pendekatan kuantitatif. Penelitian survei yang dimaksud adalah bersifat

menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Seperti dikemukakan

Singarimbun. (1995:21) penelitian survei dapat digunakan untuk maksud (1)

penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory atau

firmatory), yakni menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis; (4)

evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang

penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

Jenis penelitian survei ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan

versial antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki

hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi, dengan

memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabel

penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab akibat tersebut adalah

kepemimpinan kepala sekolah (X1), budaya sekolah (X2), kinerja guru (X3) dan

pendanaan sekolah (X4) terhadap produktivitas sekolah (Y).

Penelitian ini juga menuntut ketelitian, ketekunan dan sikap kritis dalam

menjaring data dari sumbernya. Untuk itu diperlukan kejelasan sumber yaitu

(29)

penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar

variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya sehingga

dapat ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan sebagai pengolah data

yang pada gilirannya hasil analisis dapat dipercaya (reliabilitas dan validitas).

Dengan demikian, mudah untuk digeneralisasikan sehingga rekomendasi yang

dihasilkan dapat dijadikan rajukan yang cukup akurat.

Sugiyono (2004:12-13) penelitian kuantitatif didasarkan kepada paradigma

positivisme berdasarkan pada asumsi mengenai (objek empiris, asumsi tersebut

adalah: (1) objek/fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur,

bentuk, warna, dan sebagainya. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian dapat

memilih variabel tertentu sebagai objek penelitian dan (2) determinisme

(hubungan sebab akibat). Asumsi ini menyatakan bahwa setiap gejala ada

penyebabnya, seperti orang malas bekerja tentu ada penyebabnya.

Berdasarkan asumsi pertama dan kedua di atas, maka penelitian dapat

memilih variabel yang diteliti dan menghubungkan variabel satu dengan yang

linnya. Suatu gejala tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu. Kalau

gejala yang diteliti itu berubah terus, maka akan sulit untuk dipelajari.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil

(30)

yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 1992:6). Sedangkan sampel

adalah sebagian dari jumlah dalam karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2004:57). Pada umumnya pengertian survei dibatasi

pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk

mewakili seluruh populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala

sekolah, wakil kepala sekolah dan guru sebanyak 1678 orang dari 33 SMA

Negeri di Wilayah Priangan Timur.

[image:30.595.106.513.386.716.2]

Adapun untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1

Keadaan Populasi SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur

No Wilayah SMA Jumlah populasi

Garut

1 SMAN 1 Garut 74

2 SMAN 3 Garut 54

3 SMAN 6 Garut 55

4 SMAN 8 Garut 63

5 SMAN 9 Garut 45

6 SMAN 11 Garut 72

7 SMAN 15 Garut 52

Kota dan Kabupaten Tasikmalaya

8 Kota SMAN 1 Tasikmalaya 45

9 SMAN 2 Tasikmalaya 53

10 SMAN 3 Tasikmalaya 55

11 SMAN 4 Tasikmalaya 44

12 SMAN 5 Tasikmalaya 56

13 SMAN 6 Tasikmalaya 57

14 SMAN 7 Tasikmalaya 44

15 SMAN 8 Tasikmalaya 33

16 SMAN 9 Tasikmalaya 44

17 Kabupaten SMAN 1 Singaparna 45

18 SMAN 1 Manonjaya 46

19 SMAN 1 Cineam 43

(31)

21 SMAN 1 Cigalontang 46

22 SMAN 1 Ciawi 45

23 SMAN 1 Cikatomas 56

Kabupaten Ciamis

24 SMAN 1 Ciamis 55

25 SMAN 2 Ciamis 47

26 SMAN 3 Ciamis 57

27 SMAN 1 Baregbeg 56

28 SMAN 1 Cihaurbeuti 47

29 SMAN 1 Panjalu 54

30 SMAN 1 Sindangkasih 50

Kota Banjar

31 SMAN 1 Banjar 54

32 SMAN 2 Banjar 44

33 SMAN 3 Banjar 43

Jumlah 1678

2. Sampel Penelitian

Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa: "Sampel adalah bagian

dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang

diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk

sekedar memprediksi maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih

baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15%

atau 20%-25% atau lebih. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel

Nasution (1991:135) bahwa, ".. mutu penelitian tidak selalu ditentukan

oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya oleh

desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan

pengolahannya." Sukardi (2004:55) mengatakan "untuk penelitian sosial,

(32)

mempunyai karakteristik heterogen, pengambilan sampel disamping syarat

tentang besarnya sampel harus memenuhi syarat representativenees

(keterwakilan) atau mewakili semua komponen populasi."

Memperhatikan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi lebih

dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan

sampel secara acak (Random sampling). Sedangkan Teknik pengambilan

sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam

Riduwan (2007:65) sebagai berikut

1 . 2

d N N n Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi = 600 responden

d2 = Presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai

berikut. responden 86 71 , 85 78 , 17 1678 1 1 , 0 ). 1678 ( 1678 1 d . N N

n 2 2   

 

 

Jumlah subjek yang besar seperti populasi digunakan untuk

menganalisis data, hal itu sah-sah saja, tetapi kalau ada teknik sampel

yang dapat digunakan sangat membantu peneliti. Sehingga peneliti dapat

menghemat waktu, tenaga dan biaya. Yang penting syarat dan prosedur

(33)

generalisasi (yaitu hasil dari data sampel diinformasikan menjadi data

populasi). Perhitungan selanjutnya yaitu membagi responden secara

proporsional 86/10 = 8,6 responden dibulatkan menjadi sembilan

responden. Jadi, sampel yang diambil berdasarkan rumus dari Taro

Yamane atau Slovin sebesar 86 responden yang setiap sekolah mendapat

sembilan angket untuk sembilan orang guru, hal ini dimaksudkan untuk

menghindari responden yang, tidak mengumpulkan pengisian angket.

Untuk lebih jelasnya pengambilan sampel dalam penelitian ini

[image:33.595.109.508.411.720.2]

sebagai berikut :

Tabel 3.2

Keadaan Sampel SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur

No Wilayah SMA Jumlah Sampel

Garut

1 SMAN 1 Garut 2

2 SMAN 3 Garut 2

3 SMAN 6 Garut 2

4 SMAN 8 Garut 2

5 SMAN 9 Garut 1

6 SMAN 11 Garut 2

7 SMAN 15 Garut 2

Kota dan Kabupaten Tasikmalaya

8 Kota SMAN 1 Tasikmalaya 1

9 SMAN 2 Tasikmalaya 2

10 SMAN 3 Tasikmalaya 2

11 SMAN 4 Tasikmalaya 3

12 SMAN 5 Tasikmalaya 3

13 SMAN 6 Tasikmalaya 4

14 SMAN 7 Tasikmalaya 3

15 SMAN 8 Tasikmalaya 4

16 SMAN 9 Tasikmalaya 4

17 Kabupaten SMAN 1 Singaparna 4

(34)

19 SMAN 1 Cineam 3

20 SMAN 1 Jatiwaras 1

21 SMAN 1 Cigalontang 4

22 SMAN 1 Ciawi 4

23 SMAN 1 Cikatomas 4

Kabupaten Ciamis

24 SMAN 1 Ciamis 2

25 SMAN 2 Ciamis 4

26 SMAN 3 Ciamis 2

27 SMAN 1 Baregbeg 2

28 SMAN 1 Cihaurbeuti 4

29 SMAN 1 Panjalu 2

30 SMAN 1 Sindangkasih 4

Kota Banjar

31 SMAN 1 Banjar 2

32 SMAN 2 Banjar 3

33 SMAN 3 Banjar 3

Jumlah 86

C. Teknik Pengumpulan Data

Nasir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.

Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis,

informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian

yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan

wujud data yang akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua

teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket.

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini

dimaksudkan sebagai cara mengumpulkan data dengan mempelajari dan

(35)

yang terdapat baik lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada

hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi Dokumentasi ditujukan untuk

memperoleh data langsung dalam instansi/lembaga meliputi buku-buku,

laporan kegiatannya di instansi/lembaga yang relevan dengan fokus

penelitian.

b. Teknik Angket

Angket disebarkan pada responden dalam hal ini kepala sekolah,

wakil kepala sekolah dan guru sebanyak 33 SMA Negeri di Wilayah

Priangan Timur. Pemilihan dengan model angket ini, di dasarkan atas

alasan bahwa : (a) responden memiliki waktu untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (b) setiap responden menghadapi

susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c)

responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat

digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak

responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model angket ini

akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas

sejumlah pertanyaan yang diajukan didalam angket tersebut.

Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel kepemimpinan kepala

sekolah (X1), budaya sekolah (X2), kinerja guru (X3) dan pendanaan

pendidikan (X4) serta produktivitas sekolah (Y). merupakan materi pokok

(36)

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1) Produktivitas sekolah (Y) adalah Produktivitas sekolah (Y) adalah berkaitan

deugan keseluruhan proses perencanaan, penataan, dan pendayagunaan

sumber daya untuk merealisa-sikan tujuan pendidikan secara efektif dan

efisien. Ditinjau dari dimensi (a) kebermaknaan proses belajar mengajar; (b)

manajemen sekolah; (c) efektivitas budaya sekolah (iklim sekolah yang

kondusif); (d) kepemimpinan kepala sekolah yang kuat; (e) out put sekolah

(hasil prestasi); (f) out come (benejii); (g) the Administrator Production

Function yaitu rungsi manajerial (administrasi) (h) the Psychologist's

Production Function (PPF); yaitu fungsi sikap produktif; dan (i) the

Economic Production Function yaitu fungsi ekonomi (ekonomis).

2) Kepemimpinan kepala sekolah (X1) adalah pemimpin sekolah bertanggung

jawab atas penyelenggaraan kegiatan (a) edukator (b) manajer;(c)

administrator; (d) supervisor; (e) leader; (f) inovator; dan (g) motivator

dengan strategi untuk meningkatkan profesionalisme gurunya.

3) Budaya sekolah (X2) adalah pola dasar yang ditemukan atau dikembangkan

oleh sekelompok sekolah, seperti mempelajari penanggulangan masalah yang

diadaptasi dari luar maupun integrasi dari dalam, yang berjalan cukup baik,

diakui secara sah dan oleh karena itu perlu dipikirkan anggota-anggota

(37)

dalam hubungannya dengan masalah-masalah sekolah. Ada dua nilai yaitu (a)

nilai primer dan (b) nilai sekunder

4) Kinerja mengajar guru (X3) adalah merupakan tingkat profesional guru dalam

proses belajar mengajar selama periode tertentu yang diwujudkan melalui : (a)

Kemampuan merencakan pembelajaran , (b) Kemampuan melaksanakan

pembelajaran dan (c) Kemampuan penilaian pembelajaran

5) Pendanaan Sekolah (X4) merupakan dasar empiris untuk memberikan

gambaran karakteristik keuangan sekolah. Indikator dalam penelitian ini

adalah (a) Jenis dan Sumber pembiayaan dan (b) program pembiayaan.

Variabel penelitian tersebut, apabila penulis uraikan secara operasional

[image:37.595.108.520.357.727.2]

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator-indikator

Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1)

Achievement-oriented leadership

a. Melibatkan guru dengan ekspektasi Tinggi

b. Kepala sekolah menekankan pelaksanaan dan keunggulan

c. Guru diberi tanggung jawab dan menampilkan standar kinerja yang tinggi

d. Melakukan perbaikan kinerja

e. Memiliki kepercayaan diri sehingga guru akan mampu mencapai tujuan yang tinggi

Directive/incremental Leadership

a. Mendelegasikan wewenang yang jelas kepada guru

b. Memberikan motivasi yang jelas kepada guru

c. Memberikan arahan kepada guru nya melalui pengorganisasian,

(38)

Variabel Dimensi Indikator-indikator

pekerjaan.

d. Memberikan bimbingan khusus kepada guru dan menjelaskan harapannya.

e. Guru dilibatkan dalam aspek perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, dan pengendalian oleh kepala sekolah

Participative Leadership

a. Memberikan kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi dalam

pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah, sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi.

b. Kepala sekolah menjadi konsultan bagi gurunya.

c. Kepala sekolah mengumpulkan

masukan dari guru dan

mempertimbangkannya secara serius sebelum membuat keputusan

Supportive Leadership

a. Mempertimbangkan kebutuhan guru, menunjukkan perhatian hak guru, b. Menciptakan iklim organisasi yang

menyenangkan.

c. Kepala sekolah memelihara lingkungan yang kondusif

d. Kepala sekolah menunjukkan perhatiannya terhadap kebutuhan guru seperti menunjukkan perilaku empati.

Budaya Sekolah (X2)

1.Nilai-nilai Budaya Primer.

a. Nilai tujuan organisasi,

b. Nilai pengambilan keputusan secara konsensus,

c. Nilai keunggulan,

d. Nilai kesatuan kepentingan,

e. Nilai imbalan berdasarkan prestasi, f. Nilai empiris,

g. Nilai keakraban, h. Nilai integritas. 2.Nilai-nilai Budaya

Sekunder

(39)

Variabel Dimensi Indikator-indikator

d. Nilai pengambilan keputusan yang cepat,

e. Nilai pengendalian strategik, f. Nilai teknologi unggul. Kinerja

mengajar Guru (X3)

1. Kemampuan merencakan pembelajaran

a. Menentukan Bahan Pembelajaran dan Merumuskan Tujuan

b. Memilih dan mengorganisasikan Materi/Media/Sumber

c. Merancang Skenario Pembelajaran d. Merancang Pengelolaan Kelas

e. Merancang Prosedur dan

mempersiapkan alat Penilaian 2. Kemampuan

melaksanakan pembelajaran

a. Mengelola ruang, waktu dan fasilitas b. Menggunakan strategi pembelajaran c. Mengelola interaksi kelas

d. Bersikap terbuka, luwes serta mengembangkan sikap positif siswa

e. Kemampuan khusus dalam

pembelajaran salah satu mata pelajaran

3. Kemampuan penilaian pembelajaran

a. Melaksanakan penilaian proses b. Melaksanakan penilaian akhir

Pendanaan sekolah (X4)

Jenis dan Sumber pembiayaan

a. Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi (penyediaan sarana prasarana, pengembangan SDM & modal kerja tetap), biaya operasi (gaji pendidik dan tenaga kependidikan),bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, biaya operasi pendidikan tak langsung) dan biaya personal (biaya pendidikan dari peserta didik)

b. Sekolah mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pendidikan secara mandiri

(40)

Variabel Dimensi Indikator-indikator

rasional dan menyampaikan laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel dan transparan

b. Sekolah memiliki pedoman

pengelolaan biaya investasi dan operasional yang mengacu pada standar pendidikan

Produktivitas Sekolah (Y)

a. the administrator production

function

a. Mutu mengajar guru

b. Kelancaran layanan belajar mengajar sesuai dengan jadwal

c. Layanan keseharian guru terhadap siswa

d. Kepuasaan siswa terhadap layanan mengajar guru pada khususnya dan layanan sekolah pada umumnya e. Kenyamanan ruang kelas sebagai

tempat belajar.

f. Ketersediaan fasilitas belajar

g. Kesempatan siswa menggunakan berbagai fasilitas sekolah

b. the psychologist productin function

a. Fungsi pelayanan yang dapat mengubah perilaku peserta didik dalam kemampuan kognitif,

b. Fungsi pelayanan yang dapat mengubah perilaku peserta didik dalam kemampuan sikap

c. Fungsi pelayanan yang dapat mengubah perilaku peserta didik dalam kemampuan perilaku

c. the economic productin function

a. Prosentase daya serap lulusan oleh dunia usaha

b. Prosentase lulusan yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Uji Validitas

(41)

diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan

(2007:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang

kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat

ukur, terlebih dahulu dari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur

secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan

skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas

alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

rhitung =

   

 

 

 

 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 . . . . Y n X X n Y X Y X n i i Keterangan :

r hitung = Koefisien korelasi

Xi = Jumlah skor item

Yi = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden.

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus :

t hitung =

2 r 1 2 n r   Keterangan : t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil r n = Jumlah responden.

Distribusi (Tabel t) untuk  = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya

(42)

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai

indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 - 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 - 0,799 : tinggi

Antara 0,400 - 0,599 : cukup Antara 0,200 - 0,399 : rendah

Antara 0,000 - 0,199 : sangat rendah (tidak valid).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan

(keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang

digunakan. reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode

mencari reliability internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu

kali pengukuran, rrumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut:

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha

sebagai berikut :

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan :

Si = Varians skor tiap-tiap item

2 i

X = Jumlah kuadrat item Xi

(

2

) i

X = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan :

Si = Jumlah varians semua item

S1, S2, S3…n = Varians item ke-1, 2, 3, ….n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

SiS1S2S3...Sn

Si =

(43)

Keterangan :

St = Varians total

2 t

X = Jumlah kuadrat X total

(

2

) t

X = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

Keterangan :

R11 = Nilai reliabilitas

S1 = Jumlah varians skor tiap-tiap item

Sr = Carians total

k = Jumlah item

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan

rumus korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir

yaitu:

   

 

 

  2 2 2 . . . . Y Y n X n Y X XY n

rb (Riduwan 2007:115-116)

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenanya disebut r awal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan

rumus Spearman Brown yakni : r11 =

b b r r  1 . 2

. Untuk mengetahui koefisien

korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk a = 0,05

atau a = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n-2). Kemudian membuat

keputusan membandingkan r11 dengan r tabel Adapun kaidah keputusan : Jika r11

> r tabel berarti Reliabel r11 <rtabel berarti Tidak Reliabel.

           

t S S k k

r11 . 1 1

(44)

2. Rancangan Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis, adapun untuk

menguji penulis melakukan pengujian hipotesis sebagai berikut :

a. Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan)

Uji secara keseluruhan ditunjukkan pada hipotesis statistik

dirumuskan:

Ha : ryx1 =ryx2 = ryx30

Ho : ryx1 =ryx2 = ryx3 =0

Hipotesis bentuk kalimat.

Y = F (X1; X2 X3 X4) : Kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah,

kinerja guru dan pendanaan sekolah secara

simultan berpengaruh positip terhadap

produktivitas sekolah.

b. Pengujian Secara Individual

1) Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positip terhadap

produktivitas sekolah

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji

dirumuskan.

Ha : ryxk≥ 0

H0 : ryxk = 0

(45)

Ha : Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positip

terhadap produktivitas sekolah.

Ho : Kepemimpinan kepala sekolah tidak berpengaruh positip

terhadap produktivitas sekolah.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis jalur,

maka dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai

probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut,

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan

b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar alau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

2) Budaya Sekolah berpengaruh positip terhadap produktivitas

sekolah

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji

dirumuskan.

Ha : ryxk≥ 0

H0 : ryxk = 0

(46)

Ha : budaya sekolah berpengaruh positip terhadap produktivitas

sekolah.

Ho : budaya sekolah tidak berpengaruh positip terhadap

produktivitas sekolah.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis jalur,

maka dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai

probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut,

c) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan

d) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar alau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

3) Kinerja guru berkontribusi berpengaruh positip produktivitas

sekolah

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji

dirumuskan.

Ha : ryxk≥ 0

H0 : ryxk = 0

(47)

Ha : Kinerja guru berpengaruh positip terhadap produktivitas

sekolah.

Ho : Kinerja guru tidak berpengaruh positip terhadap

produktivitas sekolah.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis jalur,

maka dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai

probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut,

e) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan

f) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar alau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

4) Pendanaan Sekolah berpengaruh positip terhadap produktivitas

sekolah

Uji secara individual. Hipotesis penelitian yang akan diuji

dirumuskan.

Ha : ryxk≥ 0

H0 : ryxk = 0

(48)

Ha : Pendanaan sekolah berpengaruh positip terhadap

produktivitas sekolah.

Ho : Pendanaan sekolah tidak berpengaruh positip terhadap

produktivitas sekolah.

Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi analisis jalur,

maka dibandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai

probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai

berikut,

g) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya tidak signifikan

h) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar alau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

E. Teknik Analisis Data

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah

pengolahan data, Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari

data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan

segera diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui

bantuan komputer dengan program SPSS (Statist Product and Service Solution)

(49)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur

(path analysis) dengan menggunakan korelasi pearson product moment dan

korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya hubungan

dan kontribusi variabel X1, X2 dan terhadap Y. Analisis ini untuk mengetahui

kontribusi atau sumbangan budaya sekolah, dan kinerja guru secara simultan

terhadap produktivitas SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur secara

bersama-sama maupun secara individu. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment

(PPM) adalah sebagai berikut:

   

 

 

  2 2 2 2 . . . . Y Y n X X n Y X XY n rxy

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = - 1 artinya korelasinya negatif sempurna r =

0 artinya tidak ada korelasi; dan r =1 berarti korelasinya sangat kurang.

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi Nilai

[image:49.595.162.465.528.663.2]

sebagai berikut.

Tabel 3.6

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 - 1,000 0,60 - 0,799 0,40 - 0,599 0,20 - 0,399 0,00 - 0,199

(50)

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti

ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM

tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus:

Keterangan : t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X

terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan. Koefisien

determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan

100%. dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai

sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan

menggunakan rumus:

Keterangan :

KD = Nilai Koefisien Diterminan (Kontribusi antar variabel)

r = Nilai Koefisien Korelasi.

Mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama

terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut.

2 1

2

r n r thitung

 

KD = r2 x 100%

 

2 2

2 . 1 .

2 r rX X

r

r  

(51)

Analisis lanjut digunakan teknik korelasi baik sederhana maupun ganda

Kemudahan dalam perhitungan digunakan jasa komputer berupa software dengan

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpu

Gambar

grafik
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran dan Hubungan kepemimpinan kepala sekolah,
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Keadaan Sampel SMA Negeri di Wilayah Priangan Timur
+3

Referensi

Dokumen terkait

meyakinkan PT X untuk memprioritaskan e-learning sebagai media pembelajaran yang penting dalam mendukung penerapan manajemen pengetahuan, karena. dengan e-learning karyawan

Saat ini pemakaian jasa internet sebagai sarana untuk memperoleh informasi semakin banyak digunakan karena jangkuannya yang luas, internet sangat ideal bila digunakan sebagai

Eksternalisasi membutuhkan penyajian tacit knowledge ke dalam bentuk yang lebih umum sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Pada tahap eksternalisasi ini, individu

Hasil dari penulisan ilmiah ini adalah nilai koefisien elastisitas permintaan harga terhadap kambing yang bersifat Elastis, hal ini dapat diartikan bahwa permintaan terhadap

Bila rasio keuangan perusahaan dibandingkan dengan rasio industri maka akan dapat diketahui bawa tingkat likuiditas dan solvabilitas pada rasio industri lebih baik dari pada

Studi Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penyelesaian Tugas Terstruktur Pada Mata Kuliah Rencana Anggaran Biaya (Rab) Di Prodi Ptb Jpts Fptk Upi.. Universitas

Green tea polyphenols and cancer chemoprevention: multiple mechanisms and endpoints for phase II trials.Nutrition Review.. Anti-diabetic activity of green

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Onan Hasang kecamatan Pahae Julu Kabupaten