• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN MENYIAPKAN MEDIA TANAM SISWA KELAS X ATPH SMK PP NEGERI CIANJUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN MENYIAPKAN MEDIA TANAM SISWA KELAS X ATPH SMK PP NEGERI CIANJUR."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN MENYIAPKAN MEDIA TANAM

SISWA KELAS X ATPH SMK PP NEGERI CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh

SUBARNO

0811698

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

Numbered Head Together (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA

POKOK BAHASAN MENYIAPKAN MEDIA TANAM SISWA KELAS X ATPH SMK PP NEGERI CIANJUR

OLEH SUBARNO

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I,

Dr. Sri Handayani, M. Pd.

NIP. 19660930 199703 2 001

Pembimbing II,

Drs. Radjulaini, M. Pd

NIP. 19460706 198002 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Teknologi Agroindustri

Dr. Sri Handayani, MPd.

(3)

Model Pembelajaran kooperatif Tipe NHT

(Numbered Head Together) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok

Bahasan Menyiapkan Media Tanam Siswa

Kelas X ATPH SMK PP Negeri Cianjur

Oleh

Subarno

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Subarno 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Menyiapkan Media Tanam

Siswa Kelas X ATPH SMK PP Negeri Cianjur.

Subarno (0811698)

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran menyiapkan media tanam. Penelitian ini bersifat quasi eksperimen yang dilakukan terhadap peserta didik kelas X ATPH SMK PP Negeri Cianjur yang mengambil Program Studi Menyiapkan Media Tanam pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.

Berdasarkan hasil pemilihan sampel kelas, diperoleh kelas X-D ATPH yang terdiri dari 29 peserta didik sebagai kelompok eksperimen dan kelas X-B yang terdiri dari 32 peserta didik sebagai kelompok kontrol. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis (pre test dan post test). Pre test diberikan sebelum perlakuan sedangkan

post test diberikan setelah perlakuan pembelajaran menggunakan metode kooperatif

tipe NHT dan metode ceramah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum perlakuan dilaksanakan, tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara peserta didik kelompok kontrol dengan peserta didik kelompok eksperimen, setelah diberikan perlakuan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe

NHT lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran yang

menggunakan metode ceramah. Rata-rata peningkatan nilai yang diperoleh kelompok eksperimen sebesar 96,6% untuk nilai KKM, kemudian rata-rata post test sebesar 8,46% dan N-gain sebesar 0,68 pada kategori sedang. Sedangkan rata-rata peningkatan nilai yang diperoleh kelompok kontrol yaitu sebesar 75% untuk nilai KKM, kemudian rata-rata post test sebesar 7,85 dan N-gain sebesar 0,51 pada kategori sedang. Berdasarkan data tersebut, hipotesis dalam penelitian ini yaitu Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan pada ruang lingkup penelitian ini yaitu terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional pada standar kompetensi menanam.

Kata kunci: eksperimen, Numbered Head Together, hasil belajar, media

(5)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 5

1.5 Tujuan ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

1.7 Definisi Operasional ... 6

1.8 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Strategi Pembelajaran ... 9

2.2 Pembelajaran Kooperatif... 10

2.3 Teori-teori yang Melandasi Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ... 17

2.5 Hasil Belajar ... 20

2.6 Paradigma Penelitian ... 34

2.7 Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 36

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 36

3.1.2 Subjek Penelitian ... 36

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 37

3.3 Variabel Penelitian ... 39

3.4 Prosedur Penelitian ... 39

3.5 Instrumen Penelitian dan Pengembangan Instrumen ... 45

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.7 Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 55

4.1.1 Kelas Kontrol ... 51

(6)

4.2. Data Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar ... 59

4.2.1 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar ... 63

4.3 Analisis Data Hasil Penelitian ... 64

4.3.1 Uji Homogenitas Data Pre tes ... 64

4.3.2 Uji t Data Pre tes ... 65

4.3.3 Uji Homogenitas Data Post test ... 66

4.3.4 Uji t Data Post test ... 67

4.3.5 Uji Homogenitas Data N-gain... 68

4.3.6 Uji t Data N-gain ... 69

4.3.7 Uji Hipotesis ... 70

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 75

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain penelitian ... 41

Tabel 3.2 Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol... 45

Tabel 3.3 Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen ... 46

Tabel 3.4 Interpretasi validitas instrumen ... 50

Tabel 4.1 Hasil penelitian kelas kontrol ... 60

Tabel 4.2 Hasil penelitian kelas eksperimen ... 61

Tabel 4.3 Data perbandingan hasil belajar siswa ... 63

Tabel 4.4 Nilai gain... 67

Tabel 4.5 Hasil uji homogenitas data pre test ... 69

Tabel 4.6 Hasil uji t data pretest ... 70

Tabel 4.7 Hasil uji homogenitas data post test ... 70

Tabel 4.8 Hasil uji t data post test ... 71

Tabel 4.9 Hasil uji homogenitas data N-gain ... 72

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Paradigma Penelitian ... 39 Gambar 4.1 Perbandingan persentase KKM antara kelas kontrol dan

Kelas eksperimen ... 65 Gambar 4.2 Grafik skor rata-rata antara kelompok kontrol dan

Kelompok eksperimen ... 66 Gambar 4.3 Perbandingan persentase kenaikan rata-rata posttest-pretest

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 83

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 88

Lampiran 3. Kisi-kisi Instrume ... 100

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 101

Lampiran 5. Soal Tes dan Kunci Jawaban……… 110

Lampiran 6. Lembar Obsevasi Proses Pembelajaran ... 117

Lampiran 7. Lembar Penilaian Hasil Tes ... 125

Lampiran 8. Data Hasil Penelitian ... 129

Lampiran 9. Dokumentasi Selama Kegiatan ... 133

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Mutu pendidikan sangat bergantung kepada kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses belajar mengajar di kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga formal yang dituntut untuk menghasilkan siswa yang berkualitas baik untuk melanjutkan keperguruan tinggi maupun bekerja di industri. Setiap siswa SMK selain terampil dalam segi praktek, juga diharuskan terampil dalam menyelesaikan soal-soal mata pelajaran.

(11)

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai suatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi siswa dan kreatifitas pengajar. Siswa yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.

(12)

titik jenuh oleh siswa. Sehingga metode pembelajaran ini hanya berhasil dalam

pengembangan “mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali

anak didik memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Persolan di atas, juga terjadi di SMK PP Negeri Cianjur. Berdasarkan pengamatan peneliti lakukan pada saat Praktek Latihan Profesi (PLP) di sekolah tersebut. Guru di SMK PP Negeri Cianjur pada umumnya menerapkan Metode Ceramah dalam pembelajaran menanam, dimana metode pembelajaran ini berpusat pada guru, yaitu guru tugasnya hanya sebagai penyampai materi. Guru yang berperan aktif, sementara siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru, sehingga pelaksanaan pembelajaran belum difokuskan pada siswa. Hal tersebut merupakan salah satu masalah guru dalam menerapkan metode atau model pembelajaran di sekolah. Proses belajar tersebut hanya bertujuan agar materi dapat tersampaikan seluruhnya dengan berharap siswa dapat mengikuti pelajaran tersebut dan mengerti, sedangkan cara penyampaian materi tidak diperhatikan, sehingga secara tidak langsung hal ini berdampak pada prestasi belajar siswa pada mata pelajaran menanam.

(13)

tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

Pembelajaran kooperatif tipe NHT akan menciptakan lingkungan belajar kooperatif dalam kelompok kecil yang menekankan keterlibatan total siswa dalam pembelajaran, sehingga akan meningkatkan pemahaman siswa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, muncul beberapa masalah yang memperkuat diangkatnya permasalahan tersebut. Adapun identifikasi masalah dari judul yang diangkat di atas adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran sebelumnya cenderung masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.

2.Hasil belajar pada mata pelajaran menanam siswa kelas X ATPH SMK PP Negeri Cianjur masih rendah, hal ini dibuktikan dengan hanya 50% dari total siswa yang nilainya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sebesar 7,5.

1.3. Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(14)

2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes yang berupa pre-test dan post-test.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran media tanam yang menggunakan metode konvensional (kelas kontrol)?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran media tanam yang menggunakan metode NHT (kelas eksperimen)?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan metode konvensional dan yang menggunakan metode NHT?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran media tanam dengan menggunakan model NHT di SMK PP Negeri Cianjur.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran media tanam dengan menggunakan model yang diterapkan di sekolah atau konvensional. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar, antara siswa yang menggunakan

(15)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa , memberi peluang untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam rangka meraih hasil belajar yang sebaik-baiknya dan siswa terdorong untuk berperan dan berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi Guru, sebagai bahan masukan guna penyempurnaan dan perbaikan dalam mengajar. Khususnya guru mata pelajaran menanam sebagai informasi tambahan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas melalui penerapan model cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT).

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan yang berguna bagi peningkatan kualitas pendidikan di SMK PP Negeri Cianjur. 4. Bagi LPTK (UPI), penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi bagi

pengembangan keilmuan khususnya pada jurusan pendidikan teknologi agroindustri.

5. Bagi Peneliti, memberikan informasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

1.7. Definisi Operasional

(16)

1. Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu.

2. Cooperative Learning adalah strategi/metode siswa belajar dan bekerjasama

dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri atas empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang heterogen.

3. Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu model dari cooperative learning dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok kecil

yang heterogen dan masing-masing angota kelompok diberi nomor. Guru memberikan tugas untuk masing-masing anggota kelompok sesuai dengan nomor kepala yang telah ditentukan.

4. Hasil belajar merupakan seluruh kecakapan yang dicapai melalui proses belajar di sekolah yang dinyatakan dengan nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi belajar.

(17)

1.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan hasil penelitian. Sistematika penulisan penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II berisi tentang kajian pustaka mengenai strategi pembelajaran, pembelajaran kooperatif, teori-teori yang melandasi pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), hasil belajar dan hipotesis penelitian.

BAB III berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian dan pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, analisis data dan tahap penelitian.

BAB IV berisi tentang deskripsi hasil penelitian, hasil analisis data, pembahasan dan temuan selama pelaksanaan penelitian.

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Lokasi dan Subjek Penelitian

1.1.1.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SMK Pertanian Pembangunan Negeri Cianjur Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

1.1.2.Subjek Penelitian

(19)

1.2. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true

experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental

design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok

kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Quasi experimental design yang digunakan pada penelitian ini adalah

nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan pre

test-posttes control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Penelitian ini melibatkan dua kelompok subjek. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang diberikan pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together. Sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol, yaitu kelompok yang diberikan pembelajaran konvensional. Desain penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Desain penelitian

Eksperimen O1 X O2

(20)

Keterangan:

O1 = Pre test (tes awal) pada kelompok eksperimen

O3 = Pre test (tes awal) pada kelompok kontrol

X1 = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif

Numbered Head Together

X2 = Perlakuan berupa penerapan pembelajaran ceramah

O2 = Post test (tes akhir) pada kelompok eksperimen

O4 = Post test (tes akhir) pada kelompok kontrol

Langkah-langkah yang dilakukan dengan menggunakan desain ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, kelas eksperimen yaitu kelas yang diberi perlakuan (X1) dan kelas kontrol yaitu kelas yang tidak

diberi perlakuan (X2)

2. Kepada kedua kelas diberi tes awal (O1, O3) untuk mengetahui kemampuan

awal.

3. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran ceramah.

4. Kedua kelas diberikan tes akhir (O2,O4), untuk mengetahui kemampuan

akhir siswa.

(21)

1.3. Variabel Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kuantitatif, sehingga variabel yang muncul dalam penelitian ini adalah variabel kuantitatif. Karena penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, maka di dalamnya terdapat dua variabel yaitu variabel eksperimen dan variabel kontrol.

1. Variabel eksperimen. Variabel eksperimen pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang menggunakan pembelajaran Kooperatif Numbered Head

Together (X).

2. Variabel kontrol. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional (Y).

1.4. Prosedur Penelitian

Berdasarkan desain penelitian Control Group pre-test post-test maka prosedur penelitian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan (pra Eksperimen)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi pendahuluan (observasi) ke sekolah, dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa dan kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan ini dilakukan pada saat peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL). b. Studi literature, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai

bentuk pembelajaran yang hendak diterapkan.

(22)

materi pembelajaran dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai agar pembelajaran yang diterapkan dapat memperoleh hasil akhir sesuai dengan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam kurikulum dan dapat mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang diharapkan.

d. Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Skenario Pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang akan digunakan. e. Menentukan judul penelitian dan membuat proposal penelitian.

f. Melaksanakan bimbingan proposal penelitian dengan dosen pembimbing. g. Melaksanakan seminar I (proposal Penelitian).

h. Memperbaiki atau merevisi proposal penelitian berdasarkan hasil seminar I dan disesuaikan dengan arahan dari para dosen pembimbing.

i. Mengajukan surat izin penelitian di SMK PP Negeri Cianjur.

j. Mengadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah serta Wakasek Bidang Kurikulum SMK PP Negeri Cianjur terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

k. Mengadakan konsultasi dengan Guru Mata Pelajaran Produktif yang mengampu standar kompetensi menanam terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

(23)

pembelajaran konvensional, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together. m.Menyusun instrumen penelitian dan perangkat pembelajarannya (rencana

pelaksanaan pembelajaran, bahan ajar, soal pre test dan post test).

n. Melakukan uji coba instrument terhadap kelas XI ATPH SMK PP Negeri Cianjur guna validasi soal-soal tersebut.

o. Mengolah data hasil pre test, kemudian diuji beda antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

2. Tahap Pelaksanaan (Eksperimen)

Penelitian ini berlangsung selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama, materi yang disampaikan mengenai pengertian media tanam, macam-macam media tanam dan karakteristiknya. Pertemuan kedua, materi yang disampaikan mengenai fungsi media tanam dan perkecambahan benih.

Secara garis besar, pelaksanaan penelitian ini adalah melakukan pembelajaran secara konvensional pada kelompok kontrol dan melakukan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada kelompok eksperimen. Salah satu pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol

Kelas Kontrol

Kegiatan

(24)

 Guru memberi salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a

sebelum melaksanakan pembelajaran

 Guru melakukan pengabsenan

Guru memberikan pre test

Kegiatan Inti

 Guru menyampaikan uraian materi

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya dan menjawab pertanyaan dari siswa tersebut

Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individual (post test)

Kegiatan Akhir

 Guru menyimpulkan materi yang sudah diberikan

 Guru menginformasikan materi pembelajaran selanjutnya

 Guru menutup pelajaran dengan berdoa

Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe

Numbered Head Together dilakukan dengan metode variatif. Salah satu

pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3 Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen

Kelas Eksperimen

Kegiatan

1. Kegiatan Awal

(25)

 Guru memberi salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a

sebelum melaksanakan pembelajaran

 Guru melakukan pengabsenan

 Guru mengaktifkan peserta didik dengan memberikan perhatian penuh

 Memaparkan tujuan yang ingin dicapai setelah pembelajaran

Memberikan pre test

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Guru memberikan materi mengenai pengertian media tanam dan macam-macam media tanam beserta karakteristik yang terdapat pada media tanam tersebut.

Elaborasi

* Penomoran,

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3-5 orang dan member siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.

* Pengajuan pertanyaan,

(26)

* Berfikir bersama

Siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.

* Pemberian jawaban

Guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.

Konfirmasi

Guru berkeliling sambil memberikan penguatan dan pengarahan kepada kelompok yang belum memahami

Tes Individual (Post Test)

Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individual

3. Kegiatan Akhir

Penutup

 Guru menanggapi hasil kerja siswa dan memberikan penguatan

 Guru menyimpulkan materi yang sudah diberikan

(27)

 Guru menutup pelajaran dengan berdoa

3. Tahap pengolahan data (Pasca Eksperimen)

a. Pengolahan data dilakukan terhadap hasil pre test dan post test yang telah dilaksanakan selama kegiatan penelitian;

b. Pengolahan data dilakukan untuk menguji nilai gain (peningkatan) dan menguji hipotesis;

c. Membuat penafsiran dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian; d. Penyusunan laporan skripsi.

3.5 Instrumen Penelitian dan Pengembangan Instrumen

Instrumen menurut Iskandar (2010: 78) instrumen penelitian merupakan komponen yang sangat penting dalam menjalankan sebuah penelitian dalam usaha mendapatkan data.

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif dalam bentuk pre test dan post test.

1. Instrumen Tes

(28)

yang perlu dilakukan berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian.

a. Uji validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen yaitu dapat dihitung dengan menggunakan perumusan:

rxy = N ∑XY –(∑X)( ∑Y)

(( N ∑ X2– ( ∑ X )2 ( N ∑ Y2– ( ∑ Y )2 )) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara skor butir soal dan skor total N = Banyaknya subjek

∑X = Jumlah skor butir soal

∑Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir soal

∑Y2 = Jumlah Kuadrat skor total

∑XY = Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total

Berikut Interpretasi validitas seperti yang tersaji pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4 Interpretasi validitas instrumen tes

Koefisien korelasi Kriteria validasi

0,80< r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi

(29)

0,20 < r ≤ 0,40 Rendah

0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah

Berdasarkan uji validitas butir soal, maka diperoleh 40 soal yang dinyatakan valid. Tetapi soal yang digunakan untuk penelitian ini adalah soal dengan kategori minimal valid cukup. Lebih lengkap mengenai perhitungan uji validitas butir soal dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 4.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal

p = proporsi siswa yang menjawab betul pada butir q = proporsi siswa yang menjawab salah pada butir (1-p) Vt = varian total

(Arikunto, 2006)

Besarnya koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Arikunto (2006: 245) bahwa:

(30)

0,20 < r11≤ 0,40 = Reliabilitas rendah 0,40 < r11≤ 0,60 = Reliabilitas sedang 0,60 < r11≤ 0,80 = Reliabilitas tinggi 0,80 < r11≤ 100 = Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen penelitian diperoleh harga r11 sebesar 0,34. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas

instrumentersebut termasuk kriteria rendah. Lebih lengkap mengenai perhitungan reliabilitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 4.

c. Tingkat kesukaran soal

Tes yang baik adalah tes yang mempunyai taraf kesukaran tertentu, sesuai dengan karakteristik peserta tes. Taraf kesukaran suatu tes dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut ini:

Keterangan :

P = Tingkat kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata

“proporsi”. Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

(31)

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran, didapat persentase soal dengan kategori mudah sebesar 30,0%, sedang 65,5% dan sukar sebesar 7,5%. Lebih lengkap mengenai perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 4.

d. Daya pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

Keterangan :

D = daya pembeda soal

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah P

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(32)

D : negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

(Arikunto, 2006)

Berdasarkan perhitungan daya pembeda butir soal diperoleh soal dengan daya beda sebesar 50% kategori baik, 20% kategori cukup, 12% kategori jelek dan 17% untuk kategori tidak baik. Lebih lengkap mengenai perhitungan daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 4. Supaya tes mempunyai validitas isi harus diperhatikan hal-hal berikut: a. Tes harus dapat mengukur sampai berapa jauh tujuan pembelajaran tercapai

ditinjau dari materi yang diajarkan.

b. Penekanan materi yang akan diujikan seimbang dengan penekanan materi yang diajarkan.

c. Materi pelajaran untuk menjawab soal-soal ujian sudah dipelajari dan dapat dipahami oleh tester. (Budiyono, 2003:58)

2. Instrumen nontes

(33)

observasi ini, peneliti yang masuk pada kelas eksperimen, pembelajaran di kelas eksperimen terbawa ke dalam kelas kontrol begitu pun sebaliknya.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Untuk mengukur variabel diperlukan instrumen penelitian dan instrumen ini berfungsi untuk digunakan dalam mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui metode tes.

Metode tes merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah item pertanyaan mengenai materi yang telah diberikan kepada subjek penelitian. Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pengetahuan awal siswa (pre test) dan hasil belajar siswa (post test). Tes dalam penelitian ini berbentuk tes objektif berupa soal pilihan ganda yang memuat beberapa pertanyaan mengenai materi pada standar kompetensi menanam.

3.7 Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, analisis data yang benar dan tepat akan menghasilkan kesimpulan yang benar. Analisis data yang dilakukan yaitu :

(34)

Rumus untuk mencari mean X (kelas eksperimen) dan Y (kelas kontrol) adalah sebagai berikut:

∑ ∑

Keterangan:

Mx = nilai rata-rata kelas eksperimen

X = nilai data di kelas eksperimen n1 = jumlah data di kelas

eksperimen

My = nilai rata-rata kelas kontrol Y = nilai data di kelas kontrol n2 = jumlah data di kelas kontrol

Rumus untuk mencari standar deviasi X dan Y adalah sebagai berikut :

√ ∑

Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara

pre test dan post test yang diberikan kepada siswa. Pengujian peningkatan

dilakukan dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi.

(35)

Keterangan :

< g > = gain skor ternormalisasi

Post test = skor hasil post test

Pre test = skor hasil pre test Skor maksimum = skor tertinggi

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori, yaitu :

a. g – tinggi : dengan (< g >) > 0,7 b. g – sedang : dengan 0,7 < (< g >) > 0,3 c. g – rendah : dengan (< g >) < 0,3 3. Uji hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah suatu penelitian itu hipotesisnya dapat diterima atau ditolak. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas perlakuan yaitu kelas yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

numbered head together dengan kelas kontrol yaitu kelas yang menerapkan

pembelajaran konvensional pada standar kompetensi menanam.

Untuk mengetahui apakah hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini diterima atau tidak, maka dilakukan uji hipotesis menggunakan t-test. Jumlah anggota sampel pada penelitian ini n1 ≠ n2 dan setelah dihitung

variannya homogen. Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan uji F yaitu dengan rumus sebagai berikut:

(36)

Harga F yang telah dihitung selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk pembilang (n1-1) dan dk penyebut (n2-1) dengan taraf

kesalahan 5%.

Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

Jika Fhitung>Ftabel, maka data tidak homogen.

Jika Fhitung<Ftabel, maka data homogen.

Rumus t-test yang digunakan yaitu dengan menggunakan polled

varian. Derajat kebebasannya (dk) = n1 + n2 – 2. Rumus t-test yaitu sebagai

= mean sampel kelompok eksperimen = mean sampel kelompok kontrol

= varian kelompok eksperimen = varian kelompok kontrol

n1 = jumlah data kelas

eksperimen

n2 = jumlah data kelas kontrol

(Sugiyono, 2012: 197)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menentukan signifikan perbedaan dua variabel dengan kriteria sebagai berikut :

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada pembelajaran media tanam dengan menerapkan pembelajaran konvensional (kelas kontrol), berdasarkan hasil analisis menunjukan interpretasi berada pada kategori “sedang”.

2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran media tanam dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT (kelas eksperimen), berdasarkan hasil analisis menunjukan interpretasi berada pada kategori “sedang”.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran NHT dengan siswa yang menggunakan metode konvensional pada pembelajaran media tanam.

1.2. Saran

Berdasarkan hasil kajian terhadap peningkatan hasil belajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, peneliti mengemukakan beberapa saran diantaranya adalah:

(38)

bersama, pemberian jawaban, dan terakhir pemberian tes diakhir pembelajaran serta penyimpulan materi. Dengan begitu banyaknya tahapan yang harus dilaksanakan maka sebelum menerapkan model pembelajaran ini sebaiknya memperhatikan alokasi waktu yang tersedia agar sesuai dengan yang telah direncanakan.

2. Guru harus benar-benar mampu membimbing dan mengarahkan siswa di dalam kelas karena dengan penerapan model pembelajaran ini siswa diberi porsi belajar secara mandiri yang lebih besar sehingga memungkinkan sekali kegiatan belajar mengajar menjadi tidak fokus pada materi yang sedang dipelajari dan sibuk dengan kegiatan masing-masing siswa.

3. Pemberian tes disetiap akhir kegiatan pembelajaran juga perlu diperhatikan supaya tidak selalu dilaksanakan, perlu mempertimbangkan situasi dan kondisi apalagi terhadap siswa yang belum terbiasa dengan metode seperti ini karena dikhawatirkan siswa akan merasa terbebani.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arroyan, F. (2008). Penerapan Pembelajaran Tematik Model Webbed untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Mengenal Lingkungan Sekitar Pada Siswa Kelas IA SDN SAWAHAN IX Surabaya. Skripsi tidak

diterbitkan. Surabaya: JTP FIP Unesa

Budiyono. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press. Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta. Djamarah, S. B & Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Ibrahim, M. Et. Al. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Iskandar. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan

Kualitatif). Jakarta: GP Press

Karli, H dan Margaretha, S. (2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi 2. Bandung: Bina Media Informasi.

Lie, A. (2002). Cooverative Learning (Mempraktikan Cooverative Learning di

Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Munawar, I. (2009). Artikel [online] Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). Tersedia pada http://www.indramunawir.blogspot.com/2009/10/05/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi, [Kamis 14 Juni 2012]

Prihatina, D I. (2010). Upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa melalui

pembelajaran model kooperatif tife STAD, pada pokok bahasan Organisasi Kehidupan. Skripsi, Universitas Galuh. Tidak diterbitkan.

Rismunandar. (1975). Bertanam Sayur-sayuran. Bandung : Tarate.

(40)

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Slavin, R E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. (2008). Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suyatno. (2009). Menjelajah Seratus Pambelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka

Tugino. (2011). Artikel [online] Model Pembelajaran Kooperatif.Tersedia pada

http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/18/model-pembelajaran-kooperatif/#more-1540, [15 Juni 2012].

Gambar

Gambar 2.1 Skema Paradigma Penelitian .................................................................
Tabel 3.1 Desain penelitian
Tabel 3.2 Pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol
Tabel 3.3 Pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

b) Izin - izin Usaha yang dipersyaratkan (TDP, SITU/SIGU/Domisili) c) SIUJK (Jasa Konstruksi Bidang Instalasi Mekanikal dan Elektrikal). d) SBU Sub Klasifikasi MK001 Jasa

[r]

Peningkatan belanja modal dan efisiensi belanja barang untuk mendukung belanja produktif dalam rangka pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

Dengan demikian pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penerapan alat peraga telah meningkatkan hasil belajar matematika materi kubus dan balok pada siswa

The study used purposive random sampling method by taking and observation of mangrove vegetation and density of molluscs and measurement of water quality parameters.. Data

Telah disusun rancangan sistem kendali karakteristik CPO selama pengaliran yaitu (A) kendali pengaliran pada kondisi isotermal pada suhu tertentu (dipilih di antara suhu