• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT PENGUASAAN SISWA PADA PELAJARAN PRAKTIKUM DI SMK NEGERI 6 BANDUNG : Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Praktikum Mesin Kayu di SMK Negeri 6 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT PENGUASAAN SISWA PADA PELAJARAN PRAKTIKUM DI SMK NEGERI 6 BANDUNG : Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Praktikum Mesin Kayu di SMK Negeri 6 Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Andi setiadi (E.114 055055). “Analisis Tingkat Penguasaan Siswa Pada

Pelajaran Praktikum Di SMK NEGERI 6 BANDUNG” (Pada Proses Pelajaran Praktikum Mesin Kayu di SMK Negeri 6 Bandung).

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 6 Bandung berupaya untuk mencetak tenaga kerja menengah yang siap diterjunkan ke dunia kerja yang memiliki keahlian. Selain lulusannya memiliki keahlian dan keterampilan, diharapkan siswa mampu bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penguasaan siswa terhadap mata pelajaran praktikum mesin kayu

Penelitian ini dilaksanakan di program keahlian teknik konstruksi kayu SMKN 6 Bandung. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 orang siswa kelas XI. Data mengenai pelaksanaan pelajaran praktikum mesin kayu pada penelitian ini diperoleh dengan metode angket sedangkan data mengenai penguasaan mata diklat praktikum mesin kayu diperoleh dengan metode tes. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran tentang tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai persentase praktikum sangat rendah, besarnya persentase yang didapat pada praktikum mesin kayu ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 12,12 %. Maka hipotesis pada penelitian ini, yaitu “tingkat penguasaan siswa pada mata pelajaran praktikum mesin kayu di SMK Negeri 6 Bandung rendah dan hanya sedikit yang dapat menguasainya dengan baik. Hal ini terbukti dari jumlah siswa yang dapat menguasainya hanya 12,12 % atau hanya 4 orang siswa dari 33 siswa yang diambil sebagai responden dengan skor diatas nilai KKM yaitu 7.

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), praktikum adalah pelajaran yang utama. Karena SMK adalah suatu lembaga pendidikan yang menutut lulusanya untuk siap didunia kerja. Semua lembaga pendidikan menginginkan lulusannya menjadi yang terbaik, baik di segi pelajaran normatif, adaptif, maupun produktif. Tapi pada umumnya dunia kerja mencari lulusan SMK dengan dasar keterampilan Produktif.

Tapi apakah semua lulusan SMK itu memenuhi kualitas kerja yang di butuhkan, apakah kemampuan produktif/praktikum mereka sudah cukup untuk memasuki dunia kerja? Sejauh mana pengenalan pelajaran praktikum di SMK mereka dapatkan/pelajari? Seberapa banyak ilmu yang mereka dapatkan dan kuasai setelah mengikuti pelajaran praktikum/produktif?

Pastinya kemampuan siswa dalam memahami suatu pelajaran berbeda-beda, sehingga ada beberapa siswa yang sudah memenuhi syarat penguasaan/pemahaman tentang praktikum adapula yang belum bisa memahami secara keseluruhan pelajaran praktikum.

(3)

2

Berdasarkan pengalaman (Program Pelatihan Profesi) PLP di SMK Negeri 6 Bandung, penguasaan pada pelajaran praktikum belum sepenuhnya siswa kuasai. Kurang penguasaan siswa diketahui karena :

1) Pada saat praktikum siswa tidak bisa mengerjakannya

2) Tidak semua siswa bisa melaksanakan pekerjaan praktikum sesuai dengan job sheet

3) Ketika diberikan kuisioner tentang praktikum jawaban siswa kurang memuaskan.

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertitik tolak pada pelaksanaan pengajaran mata pelajaran yang berdasarkan praktikum di SMK. Dengan demikian judul skripsi yang diajukan adalah sebagai berikut :

“Analisis Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK

NEGERI 6 BANDUNG” (Pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran

Praktikum Mesin Kayu di SMK Negeri 6 Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah

Penulis perlu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, agar menjadi jelas dan terarah. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penguasaan mata pelajaran praktikum mesin kayu pada seluruh siswa teknik konstruksi kayu kelas 2 rendah.

(4)

1.3 Pembatasan Masalah

Penulis perlu menyederhanakan permasalahan yang telah dirumuskan di atas dan mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh penulis maka permasalahan tersebut harus dibatasi.

Lingkup penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Penguasaan Siswa

Pada Pelajaran Praktikum Di SMK NEGERI 6 BANDUNG” dibatasi hanya

pada mata pelajaran praktikum mesin kayu program studi teknik bangunan kelas 2 di SMK NEGERI 6 BANDUNG.

1.4 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini perlu dirumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai lebih terarah. Hal itu sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 24), yaitu :

“agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya maka penulis harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus dimulai, kemana harus pergi dan dengan apa.”

Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Seberapa banyak siswa yang menguasai pelajaran praktikum mesin kayu di SMK NEGERI 6 Bandung dengan baik?”.

1.5 Definisi Oprasional

(5)

4

Tingkat adalah suatu susunan yang berlapis-lapis dapat menentukan golongan, pangkat, derajat, taraf dan kelas suatu peristiwa.

Penguasaan adalah satu bentuk perubahan tingkah laku yang didapat dari hasil belajar.

Siswa adalah bagian dari suatu proses pembelajaran dimana berposisi sebagai subjek ajarnya.

Pelajaran adalah suatu kegiatan atau hasil dari suatu kejadian yang bertujuan merubah keadaan.

Praktikum adalah subsistem dari pelajaran yang merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa tentang teori atau agar siswa menguasai keterampilan tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan atau suatu mata pelajaran.

SMK adalah suatu lembaga pendidikan kejuruan yang dimana siswa diajarkan bagaimana menjadi lulusan siap kerja.

SMK NEGERI 6 BANDUNG adalah suatu lembaga pendidikan kejuruan yang berada di Jalan Soekarno-hatta (Riung Bandung) kota Bandung.

(6)

Apakah praktikum yang dilakukan bisa dikuasai secara maksimal atau ada kendala pada saat pelajaran praktikum.

1.6 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang ingin diperoleh atau ingin dicapai setelah proses penelitian atau sama dengan jawaban yang dikehendaki dalam problematika penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2006: 58).

(7)

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan. Data yang diperoleh berupa skor mentah yang selanjutnya dikonversikan.

Instrumen penelitian diberikan kepada 33 responden yang terdiri dari kelas TKK 1 dan kelas TKK 2. Data yang diperoleh skor mentah yang selanjutnya dikonversikan. Hasil konversi ini ditunjukkan pada lampiran. Deskripsi data indikator yang diperoleh sebagai berikut

a. Deskripsi data indikator pada memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu:

skor tertinggi : 11 skor terendah : 4 jumlah skor : 258 skor rata-rata : 7,8

b. Deskripsi data indikator pada mengenali bagian-bagian mesin kayu:

(8)

c. Deskripsi data indikator pada mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu:

skor tertinggi : 5 skor terendah : 1 jumlah skor : 119 skor rata-rata : 3,6

d. Deskripsi data indikator pada memahami dan menguasai cara melayani/mengoprasikan mesin kayu:

skor tertinggi : 6 skor terendah : 2 jumlah skor : 134 skor rata-rata : 4,1

4.2 Gambaran Umum Indikator dan Variabel

Dalam hal ini hasil pengolahan data yang didapat dari siswa dan guru pembimbing/instruktur adalah data yang valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Penilaian yang diambil yaitu nilai retrata dari tes kuisioner dan nilai wawancara, didukung oleh data nilai pembimbing pada siswa/responden.

kemampuan siswa yang sebenarnya dapat terukur dari setiap indikator penilaian menggunakan mesin kayu, yaitu :

(9)

82

2) Mengenali bagian-bagian mesin kayu

3) Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu

4) Memahami dan menguasai cara melayani/mengoprasikan mesin kayu

4.2.1 Gambaran Umum pada indikator Memahami dan menguasai

fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu

(10)

Tabel 4.1 Gambaran Umum Penilaian Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada Memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu Untuk Tes Kuisioner

No. Responden No. Item Nilai Ket

1 3 7 8 12 13 18 21 23 28 31 32

14 Responden 14 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 Tidak memahami

8 Responden 8 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 5 Tidak memahami

13 Responden 13 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 5 Tidak memahami

15 Responden 15 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 Tidak memahami

11 Responden 11 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 6 Tidak memahami

17 Responden 17 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 6 Tidak memahami

18 Responden 18 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 6 Tidak memahami

19 Responden 19 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 6 Tidak memahami

2 Responden 2 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 Tidak memahami

5 Responden 5 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7 Tidak memahami

6 Responden 6 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 7 Tidak memahami

9 Responden 9 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 Tidak memahami

22 Responden 22 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 7 Tidak memahami

31 Responden 31 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 7 Tidak memahami

7 Responden 7 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 8 Tidak memahami

10 Responden 10 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8 Tidak memahami

12 Responden 12 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 8 Tidak memahami

24 Responden 24 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 8 Tidak memahami

4 Responden 4 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 Memahami

16 Responden 16 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 9 Memahami

21 Responden 21 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 9 Memahami

23 Responden 23 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 9 Memahami

25 Responden 25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 9 Memahami

26 Responden 26 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 Memahami

27 Responden 27 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 Memahami

29 Responden 29 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 9 Memahami

30 Responden 30 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 9 Memahami

33 Responden 33 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 9 Memahami

1 Responden 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 Memahami

3 Responden 3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 Memahami

20 Responden 20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 10 Memahami

32 Responden 32 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 Memahami

28 Responden 28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 Memahami

258

Nilai Tertinggi 11

Nilai Terendah 4

Mean 7,82

KKM 7

Jumlah Soal 12

Nilai minimal Penguasaan 8,4

jumlah siswa Nilai di atas Nilai min 15 45,45%

(11)

84

Dari data diatas untuk indikator memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu berasal dari nilai kuisioner adalah 7,818 untuk nilai minimal skor memahami adalah 8,4. Dapat dilihat nilai kuisioner dari indikator ini adalah 45,45%. Poin ini sudah masuk dalam kategori penilaian “Sedang” bila dilihat dari tabel persentase (Arikunto, 1995:354).

Tentu saja penilaian ini didukung oleh nilai pembimbing pada saat pelaksanaan uji praktikum yang mendapat nilai rata-rata siswa 7,42. Nilai ini sangat membantu hasil akhir penilaian.

Gambar 4.1 Diagram Pie Persentase Gambaran Umum Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung indikator Memahami dan menguasai fungsi

pokok dan fungsi tambahan mesin kayu

4.2.2 Gambaran Umum pada indikator Mengenali bagian-bagian

mesin kayu

(12)

Tabel 4.2 Gambaran Umum Penilaian Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu

No. Responden

No. Item

Nilai Ket

2 9 # # 15 16 20 22 29 33 34 36

2 Responden 2 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 tidak mengenali

22 Responden 22 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 tidak mengenali

12 Responden 12 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 5 tidak mengenali

18 Responden 18 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 5 tidak mengenali

7 Responden 7 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 tidak mengenali

8 Responden 8 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 6 tidak mengenali

14 Responden 14 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 6 tidak mengenali

16 Responden 16 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 6 tidak mengenali

20 Responden 20 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 6 tidak mengenali

21 Responden 21 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 6 tidak mengenali

23 Responden 23 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 6 tidak mengenali

26 Responden 26 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 6 tidak mengenali

1 Responden 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 tidak mengenali

6 Responden 6 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 7 tidak mengenali

13 Responden 13 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 7 tidak mengenali

15 Responden 15 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 tidak mengenali

17 Responden 17 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 tidak mengenali

19 Responden 19 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 7 tidak mengenali

27 Responden 27 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 7 tidak mengenali

9 Responden 9 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 8 tidak mengenali

10 Responden 10 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 tidak mengenali

11 Responden 11 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 8 tidak mengenali

30 Responden 30 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 tidak mengenali

4 Responden 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 9 mengenali

5 Responden 5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 9 mengenali

24 Responden 24 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9 mengenali

25 Responden 25 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9 mengenali

31 Responden 31 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9 mengenali

33 Responden 33 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 9 mengenali

3 Responden 3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 10 mengenali

32 Responden 32 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 10 mengenali

28 Responden 28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 mengenali

29 Responden 29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 mengenali

244

Nilai Tertinggi 12

Nilai Terendah 4

Mean 7,39

KKM 7

Jumlah Soal 12

Nilai minimal Penguasaan 8,4

jumlah siswa Nilai di atas Nilai min 10 30,30%

jumlah siswa Nilai di bawah Nilai min 23 69,70%

(13)

86

30,30%. Poin ini sudah masuk dalam kategori penilaian “rendah” bila dilihat dari tabel persentase (Arikunto, 1995:354).

Tentu saja penilaian ini didukung oleh nilai pembimbing pada saat pelaksanaan uji praktikum yang mendapat nilai rata-rata siswa 7,60. Nilai ini sangat membantu hasil akhir penilaian.

Gambar 4.2 Diagram Pie Persentase Gambaran Umum Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung indikator Mengenali

bagian-bagian mesin kayu

4.2.3 Gambaran Umum pada indikator Mengetahui langkah kerja

praktikum dengan mesin kayu

(14)

Tabel 4.3 Gambaran Umum Penilaian Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu

No. Responden

No. Item

Nilai Ket

6 # # # 26 30 37

26 Responden 26 0 0 0 0 0 0 1 1 Tidak mengetahui

2 Responden 2 0 0 1 0 0 1 0 2 Tidak mengetahui

12 Responden 12 0 1 1 0 0 0 0 2 Tidak mengetahui

13 Responden 13 0 1 1 0 0 0 0 2 Tidak mengetahui

20 Responden 20 0 0 0 0 0 1 1 2 Tidak mengetahui

21 Responden 21 0 0 0 0 0 1 1 2 Tidak mengetahui

25 Responden 25 1 0 0 0 0 0 1 2 Tidak mengetahui

6 Responden 6 0 1 1 0 1 0 0 3 Tidak mengetahui

8 Responden 8 0 0 1 0 1 1 0 3 Tidak mengetahui

15 Responden 15 0 1 1 0 0 0 1 3 Tidak mengetahui

28 Responden 28 0 0 1 0 1 0 1 3 Tidak mengetahui

29 Responden 29 0 0 1 0 1 0 1 3 Tidak mengetahui

33 Responden 33 0 0 1 0 1 0 1 3 Tidak mengetahui

5 Responden 5 0 0 1 0 1 1 1 4 Tidak mengetahui

7 Responden 7 0 0 1 0 1 1 1 4 Tidak mengetahui

10 Responden 10 1 1 1 0 0 0 1 4 Tidak mengetahui

11 Responden 11 0 1 1 0 1 0 1 4 Tidak mengetahui

18 Responden 18 1 1 0 0 1 1 0 4 Tidak mengetahui

19 Responden 19 1 0 0 0 1 1 1 4 Tidak mengetahui

22 Responden 22 1 1 0 0 0 1 1 4 Tidak mengetahui

23 Responden 23 1 1 0 0 0 1 1 4 Tidak mengetahui

24 Responden 24 1 1 0 0 0 1 1 4 Tidak mengetahui

27 Responden 27 0 1 1 1 0 0 1 4 Tidak mengetahui

30 Responden 30 0 1 1 0 0 1 1 4 Tidak mengetahui

31 Responden 31 0 0 1 1 1 0 1 4 Tidak mengetahui

1 Responden 1 1 0 1 0 1 1 1 5 mengetahui

3 Responden 3 1 1 1 0 0 1 1 5 mengetahui

4 Responden 4 1 1 1 1 0 1 0 5 mengetahui

9 Responden 9 0 0 1 1 1 1 1 5 mengetahui

14 Responden 14 0 1 1 1 0 1 1 5 mengetahui

16 Responden 16 1 0 1 1 0 1 1 5 mengetahui

17 Responden 17 0 1 1 1 0 1 1 5 mengetahui

32 Responden 32 1 0 1 0 1 1 1 5 mengetahui

119

Nilai Tertinggi 5

Nilai Terendah 1

Mean 3,61

KKM 7

Jumlah Soal 7

Nilai minimal Penguasaan 4,9

jumlah siswa Nilai di atas Nilai min 8 24,24%

jumlah siswa Nilai di bawah Nilai min 25 75,76%

(15)

88

30,30%. Poin ini sudah masuk dalam kategori penilaian “rendah” bila dilihat dari tabel persentase (Arikunto, 1995:354).

Tentu saja penilaian ini didukung oleh nilai pembimbing pada saat pelaksanaan uji praktikum yang mendapat nilai rata-rata siswa 7,3. Nilai ini sangat membantu hasli akhir penilaian.

Gambar 4.3 Diagram Pie Persentase Gambaran Umum Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung indikator Mengetahui langkah kerja

praktikum dengan mesin kayu

4.2.4 Gambaran Umum pada indikator Memahami dan menguasai

Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu

(16)

Tabel 4.4 Gambaran Umum Penilaian Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada Memahami dan menguasai Cara melayani/mengoprasikan mesin kayu

No. Responden

No. Item

Nilai Ket

4 5 # # 27 35 38 39 40

17 Responden 17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 Tidak Menguasai

33 Responden 33 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 Tidak Menguasai

2 Responden 2 0 1 0 0 0 0 0 1 1 3 Tidak Menguasai

3 Responden 3 0 0 0 0 0 1 1 0 1 3 Tidak Menguasai

12 Responden 12 1 0 1 0 0 1 0 0 0 3 Tidak Menguasai

13 Responden 13 1 0 0 0 0 1 0 0 1 3 Tidak Menguasai

15 Responden 15 0 0 1 0 1 0 0 0 1 3 Tidak Menguasai

22 Responden 22 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 Tidak Menguasai

23 Responden 23 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 Tidak Menguasai

25 Responden 25 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 Tidak Menguasai

29 Responden 29 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 Tidak Menguasai

31 Responden 31 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3 Tidak Menguasai

1 Responden 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 4 Tidak Menguasai

5 Responden 5 0 1 1 0 1 0 0 0 1 4 Tidak Menguasai

6 Responden 6 1 0 0 0 1 1 0 0 1 4 Tidak Menguasai

8 Responden 8 0 0 1 0 1 1 0 0 1 4 Tidak Menguasai

14 Responden 14 0 1 1 0 0 0 0 1 1 4 Tidak Menguasai

16 Responden 16 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4 Tidak Menguasai

24 Responden 24 0 0 0 0 1 1 0 1 1 4 Tidak Menguasai

26 Responden 26 0 0 1 0 1 0 0 1 1 4 Tidak Menguasai

30 Responden 30 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 Tidak Menguasai

9 Responden 9 0 1 1 1 1 0 0 0 1 5 Tidak Menguasai

11 Responden 11 0 1 1 1 1 0 0 0 1 5 Tidak Menguasai

19 Responden 19 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 Tidak Menguasai

20 Responden 20 0 1 1 0 0 1 0 1 1 5 Tidak Menguasai

21 Responden 21 0 1 1 0 0 0 1 1 1 5 Tidak Menguasai

27 Responden 27 1 0 1 1 1 0 1 0 0 5 Tidak Menguasai

28 Responden 28 1 0 0 0 1 1 0 1 1 5 Tidak Menguasai

32 Responden 32 1 0 1 1 0 0 0 1 1 5 Tidak Menguasai

4 Responden 4 0 1 1 1 1 1 0 0 1 6 Tidak Menguasai

7 Responden 7 0 1 1 0 1 1 1 1 0 6 Tidak Menguasai

10 Responden 10 1 0 0 0 1 1 1 1 1 6 Tidak Menguasai

18 Responden 18 0 0 1 1 1 1 0 1 1 6 Tidak Menguasai

134

Nilai Tertinggi 6

Nilai Terendah 2

Mean 4,06

KKM 7

Jumlah Soal 9

Nilai minimal Penguasaan 6,3

jumlah siswa Nilai di atas Nilai min 0 0,00%

jumlah siswa Nilai di bawah Nilai min 33 100,00%

(17)

90

0,00%. Poin ini sudah masuk dalam kategori penilaian “sangat rendah” bila dilihat dari tabel persentase (Arikunto, 1995:354).

Tentu saja penilaian ini didukung oleh nilai pembimbing pada saat pelaksanaan uji praktikum yang mendapat nilai rata-rata siswa 7,00. Nilai ini sangat membantu hasil akhir penilaian.

Gambar 4.4 Diagram Pie Persentase Gambaran Umum Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung indikator Memahami dan menguasai Cara

melayani/mengoprasikan mesin kayu

4.2.5 Gambaran Umum variabel dalam Tingkat Penguasaan Siswa

Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan, gambaran umum tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum di SMK Negeri 6 Bandung pada data yang diperoleh dari responden dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.5 Gambaran Umum Penilaian Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran mesin kayu teknik bangunan

(terlampir)

(18)

jumlah seluruh siswa yang mengikuti kelas praktikum mesin kayu dinyatakan belum menguasai praktikum mesin kayu.

Dari prosentase jawaban yang diperoleh selanjutnya diinterpretasi melalui interval yang dibuat menjadi 5 (lima) kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, dihitung dari persentase maksimum yang didapat yaitu 100%. Kemudian prosentase tersebut dibagi lima bagian sama besar. Maka nilai 12,12% masuk kedalam kategori “sangat rendah”.

Hal ini membuktikan tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum di SMK Negeri 6 Bandung khusunya teknik bangunan pada pelajaran mengunakan mesin kayu belum memenuhi standar penguasaan yang baik.

Gambar 4.5 Diagram Pie Persentase Gambaran Umum Penilaian Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada mata pelajaran mesin

(19)

92

4.3 Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis ini yang digunakan adalah pengujian hipotesis deskriptif, karena hanya ada satu variabel secara mandiri antara data sampel dan data populasi.

Skor ideal untuk tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum di SMK Negeri 6 Bandung adalah 1 x 40 x 33 = 1320. Dengan ketentuan 1 untuk nilai tertinggi, 40 untuk jumlah butir instrument, dan 33 jumlah responden. Berdasarkan hasil penelitian variabel tingkat penguasaan siswa pada pelajaran praktikum di SMK Negeri 6 Bandung pada pelajaran praktikum menggunakan mesin kayu jurusan teknik bangunan prosentase nilai yang didapat adalah 12,12%, dan rata-rata nilai 23 dari nilai ideal ini berarti 0.1212 x 23 = 2,7876.

Berdasarkan tabel konsultasi untuk distribusi t diperoleh ttabel = 1,699 dengan taraf kepercayaan 95% dan dk = n-1 = 33-1 = 32 sehingga dapat disimpulkan thitung lebih besar dari ttabel ( 26,75 > 1,697) maka Ho diterima.

(20)

Ha adalah jumlah siswa yang menguasai mata pelajaran praktikum di SMK Negeri 6 Bandung khususnya diprogram studi teknik bangunan mata pelajaran praktikum mesin kayu sudah banyak dan baik.

Dengan dapat ditarik kesimpulan bahwa, tingkat penguasaan siswa pada mata pelajaran praktikum mesin kayu di SMK Negeri 6 Bandung rendah dan hanya sedikit yang dapat menguasainya dengan baik. Hal ini terbukti dari jumlah siswa yang dapat menguasainya hanya 12,12 % atau hanya 4 orang siswa dari 33 siswa yang diambil sebagai responden dengan skor diatas nilai KKM yaitu 7.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pembahasan pada indikator Memahami dan menguasai fungsi

pokok dan fungsi tambahan mesin kayu

Pada indikator ini kemampuan yang telah terukur belum keseluruhan siswa memahami dan menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu. Hal itu dilihat dari persentase jumlah siswa yang memahaminya yaitu 45,45%. Bila kita lihat 45,45% dari 33 responden/siswa maka, baru sebanyak 15 orang yang sudah masuk dalam kategoi memahami dan menguasai fungsi pokok dan tambahan mesin kayu.

(21)

94

jumlah soal. Dengan demikian didapat 7 x 12 = 84, nilai 84 adalah nilai minimal yang diambil dari jumlah skor yang di jawab oleh siswa.

Kemungkinan yang terjadi mengapa siswa yang belum memahami dan menguasai indikator ini karena beberapa hal, seperti:

1) Siswa kurang konsentrasi pada saat pelajaran berlangsung 2) Siswa sering bercanda pada saat pelajaran berlangsung 3) Pada jadwal pelajaran sering bolos masuk kelas

4) Pembahasan yang dilakukan oleh guru/instruktur kurang dimengerti oleh siswa.

4.4.2 Pembahasan pada indikator Mengenali bagian-bagian mesin

kayu

Pada indikator ini kemampuan yang telah terukur belum keseluruhan siswa mengenali bagian-bagian mesin kayu. Hal itu dilihat dari persentase jumlah siswa yang mengenali bagian mesin, yaitu 30,30%. Bila kita lihat 30,30% dari 33 responden/siswa maka baru sebanyak 10 orang siswa yang sudah masuk dalam kategori Mengenali bagian-bagian mesin kayu.

(22)

Kemungkinan yang terjadi mengapa siswa yang belum menguasai indikator ini karena beberapa hal, seperti:

1) Siswa kurang konsentrasi pada saat pelajaran berlangsung 2) Siswa sering bercanda pada saat pelajaran berlangsung 3) Pada jadwal pelajaran sering bolos masuk kelas

4) Pembahasan yang dilakukan oleh guru/instruktur kurang dimengerti oleh siswa.

5) Pada saat memperlihatkan bagian mesin dilapangan siswa yang berdiri/posisinya berada di belakang siswa lain tidak melihat dengan jelas bagian mesin yang di tunjukan sehingga salah mengenalinya. 6) Siswa hanya mengetahui bagian utama saja dari mesin kayu,

sedangkan bagian tambahannya siswa tidak ketahui.

4.4.3 Pembahasan pada indikator Mengetahui langkah kerja

praktikum dengan mesin kayu

Pada indikator ini kemampuan yang telah terukur belum keseluruhan siswa mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu. Hal itu dilihat dari persentase jumlah siswa yang mengenali bagian mesin, yaitu 24,24%. Bila kita lihat 24,24% dari 33 responden/siswa maka baru sebanyak 8 orang siswa yang sudah masuk dalam kategori mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu.

(23)

96

kelulusan yaitu 7. Untuk nilai minimum penguasaan yang ada pada perhitungan di tentukan dengan cara nilai standar kelulusan dikalikan dengan jumlah soal. Dengan demikian didapat 7 x 7 = 49, nilai 49 adalah nilai minimal yang diambil dari jumlah skor yang di jawab oleh siswa.

Kemungkinan yang terjadi mengapa siswa yang belum menguasai indikator ini karena beberapa hal, seperti:

1) Siswa kurang konsentrasi pada saat pelajaran berlangsung 2) Siswa sering bercanda pada saat pelajaran berlangsung 3) Pada jadwal pelajaran sering bolos masuk kelas

4) Pembahasan yang dilakukan oleh guru/instruktur kurang dimengerti oleh siswa.

5) Mungkin beberapa siswa merasa kesulitan bila harus mengikuti lembar kerja yang ada sehingga menggunakan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan pekerjaannya.

6) Dalam lembar kerja mungkin ada beberapa poin yang dianggap tidak perlu dikerjakan umtuk pekerjaanyang dilakukan.

7) Pembimbing/instruktur belum menjelaskan lebih rinci langkah kerja yang akan dilakukan pada saat praktikum

(24)

4.4.4 Pembahasan pada indikator Memahami dan menguasai Cara

melayani/mengoprasikan mesin kayu

Pada indikator ini kemampuan seluruh siswa yang telah terukur belum memahami dan menguasai cara melayani/mengoprasikan mesin kayu. Hal itu dilihat dari persentase jumlah siswa yang mengenali bagian mesin, yaitu 0,00%. Bila kita lihat 0,00% dari 33 responden / siswa maka yang sudah masuk dalam kategori memahami dan menguasai cara melayani / mengoprasikan mesin kayu belum ada.

Jumlah siswa yang masuk kategori memahami dan menguasai cara melayani / mengoprasikan mesin kayu ini diambil di ambil berdasarkan nilai kelulusan yaitu 7. Untuk nilai minimum penguasaan yang ada pada perhitungan di tentukan dengan cara nilai standar kelulusan dikalikan dengan jumlah soal. Dengan demikian didapat 7 x 9 = 63, nilai 63 adalah nilai minimal yang diambil dari jumlah skor yang di jawab oleh siswa.

Kemungkinan yang terjadi mengapa siswa yang belum menguasai indikator ini karena beberapa hal, seperti:

1) Siswa kurang konsentrasi pada saat pelajaran berlangsung 2) Siswa sering bercanda pada saat pelajaran berlangsung 3) Pada jadwal pelajaran sering bolos masuk kelas

4) Pembahasan yang dilakukan oleh guru/instruktur kurang dimengerti oleh siswa.

(25)

98

6) Siswa merasa ketakutan saat mengoprasikan mesin kayu yang beberapa bagian pengamannya tidak terpasang dengan baik sehingga tidak mengoprasikannya dengan baik.

7) Pada saat penjelasan lapangan siswa tidak melihat secara langsung cara mengoprasikan mesin kayu dengan baik karena terhalang oleh siswa lain yang berdiri didepannya.

8) Siswa merasa malas memperhatikan cara mengoprasikan mesin dan lebih baik bercanda dengan temannya.

9) Siswa merasa mampu untuk mengoprasikan mesin kayu sehingga tidak mengikuti pengenalan praktikum dan memilih langsung ikut praktikum.

4.4.5 Pembahasan akhir

Dengan pengambilan data secara clauster sampling untuk pelaksanaan praktikum dan kuisioner, proportionate stratified random sampling untuk tes wawancara sudah cukup untuk mengumpulkan data yang

dibutuhkan. Seluruh siswa yang di ambil datanya adalah 43 siswa, namun yang diolah datanya hanya 33 siswa. Karena data dari 10 siswa lainnya digunakan untuk uji coba validitas dan reabilitas angket.

(26)

Bila kita lihat 12,12% dari 33 responden/siswa maka baru sebanyak 4 orang yang sudah masuk dalam kategori menguasainya. Namun dari seluruh reponden atau siswa yaitu 27 orang siswa belum menguasai mesin kayu dengan baik.

Walaupun nilai praktikum yang dikeluarkan oleh guru pembimbing atau instruktur lapangan cukup tinggi, namun dengan hasil penelitian langsung kepada siswa dengan kuisioner dan tes wawancara membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai praktikum ini belum maksimal.

Ada beberapa faktor kemungkinan yang terjadi mengapa siswa belum menguasainya, seperti:

1) Siswa kurang konsentrasi pada saat pelajaran berlangsung 2) Siswa sering bercanda pada saat pelajaran berlangsung 3) Pada jadwal pelajaran sering bolos masuk kelas

4) Pembahasan yang dilakukan oleh guru/instruktur kurang dimengerti oleh siswa.

5) Pada saat penjelasan lapangan siswa tidak melihat secra langsung cara mengoprasikan mesin kayu dengan baik karena terhalang oleh siswa lain yang berdiri didepannya.

6) Perlengkapan praktikum kurang memadai untuk pelaksanaan pelajaran.

(27)

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1) Siswa belum banyak kemajuan pada pelajaran praktikum walaupun mata pelajaran praktikum mesin kayu hampir berakhir. Hal ini terbukti dari jumlah siswa yang dapat menguasainya hanya 12,12 % atau hanya 4 orang siswa dari 33 siswa yang diambil sebagai responden dengan skor diatas nilai KKM yaitu 7.

2) Sebagian siswa belum memahami dan menguasai fungsi pokok dan tambahan dari mesin kayu secara keseluruhan, banyak siswa yang kebingungan ketika melaksanakan praktikum, siswa belum bisa menentukan jenis mesin kayu yang tepat untuk pekerjaan tertentu. 3) Banyak siswa yang bisa mengenali bagian-bagian mesin secara

keseluruhan, namun ada juga beberapa siswa yang salah dalam mengenali bagian mesin yang akan digunakan. Tidak jarang juga siswa yang salah menempatkan bagian mesin yang harus dipasang pada mesin tertentu.

(28)

5) Pada saat pelaksanaan praktikum tidak jarang siswa asal-asalan dalam menggunakan mesin kayu. Hal ini membuktikan siswa belum bisa memahami dan menguasai cara melayani/mengoprasikan mesin kayu dengan baik. Sebagian banyak siswa yang mempercayakan pekerjaannya pada rekannya untuk mendapatkan hasil yang baik pada bahan pekerjannya. Tentu saja hal ini mendukung hasil penelitian yang menyatakan banyak siswa yang belum menguasai cara melayani mesin kayu.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut : 1) Pada saat pelajaran berlangsung sebaiknya sering kali siswa diberikan

pertanyaan seputar fungsi dari setiap mesin kayu supaya siswa tidak keliru dalam menyebutkan/menempatkan pekerjaannya pada saat pelaksanaan praktikum.

2) Sebaiknya bagian-bagian mesin kayu yang terlepas/bisa bongkar pasang, diberi petujuk untuk mesin apa saja bagian itu bisa dipasang/digunakan. Nama-nama bagian penting pada mesin kayu yang sudah terhapus/sudah tidak jelas lagi tulisannya sebaiknya dibuat ulang/diperjelas.

(29)

102

para siswa bila ada penjelasan pada langkah kerja yang tidak dimengerti.

4) Pada pelajaran praktikum harus selalu ada pembimbing/instruktur praktikum. Bila siswa kesulitan dalam melaksanakan praktikum mesin kayu, siswa bisa meminta bantuan pada instruktur yang lebih ahli dari pada kepada rekannya. Sebelum pelaksanaan praktikum sebaiknya para pembimbing memberi pengarahan lagi cara mengoprasikan mesin kayu dengan benar, baik dan jelas.

5) Kepada para instruktur supaya lebih tegas lagi pada siswa bila banyak siswa yang bercanda pada saat pelaksanaan pelajaran.

6) Sebaiknya dibuat papan penjelasan di dekat setiap mesin kayu tentang fungsi, bagian-bagian, keselamatan kerja, langkah kerja yang baik, sikap kerja, dan cara mengoprasikan mesin kayu dengan jelas.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. John Stefford - Guy Mcmurdo. (1986). Teknologi Kerja Kayu. Jakarta. Erlangga Puguh Suharyo (2010), Metode Analisis Kuantitatif TEV. Jakarta : Indek

Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana, N. (1996). Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Bandung

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV.Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV.Alfabeta.

Tim Penyusun UPI (2009), Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

. (2008) PSG SMK Negeri 6 Bandung. Bandung : SMKN 6 Bandung

Gambar

Tabel 4.1 Gambaran Umum Penilaian  Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada Memahami dan  menguasai fungsi pokok dan fungsi tambahan mesin kayu Untuk Tes Kuisioner
Tabel 4.2 Gambaran Umum  Penilaian Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu
Gambar 4.2 Diagram Pie Persentase Gambaran Umum Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung indikator Mengenali bagian-bagian mesin kayu
Tabel 4.3 Gambaran Umum  Penilaian  Tingkat Penguasaan Siswa Pada Pelajaran Praktikum Di SMK Negeri 6 Bandung pada Mengetahui langkah kerja praktikum dengan mesin kayu
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian makan sebelum bayi berumur 6 bulan mengakibatkan bayi sangat rentan untuk mengalami diare, salah satu cara yang digunakan adalah dengan pemberian ASI tanpa

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006, hlm 160) menyebutkan bahwa instrument penelitian adalah “Alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

Agar dihadiri oleh direktur Perusahaan / pegawai yang diberikan kuasa oleh direktur dengan membawa data – data perusahaan yang asli sesuai dengan isian kualifkasi yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas layanan jasa internet yang dikelola oleh Smile Internet Zone Jember dan mengetahui

Apabila Pemohon Informasi tidak puas dengan keputusan Badan Publik (misal: menolak permintaan Anda atau memberikan hanya sebagian yang diminta), maka pemohon informasi dapat

Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan konsumen kepada konsumen atas dasar negosiasi dan kesepakatan antara kedua pihak. Secara klasik, harga adalah hal yang

600.000.000,- (Enam ratus juta rupiah) Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Kelompok Kerja Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Barang / Jasa Daerah Kabupaten Lamandau

Dilihat dari semua faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pernikahan, dapat dikatakan bahwa pasangan suami istri yang memiliki pendidikan