• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Berbasis Outdoor Untuk Calon Guru Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Berbasis Outdoor Untuk Calon Guru Sekolah Dasar."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Penjelasan Istilah ... 10

BAB II. PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN ... 12

A. Lingkungan Hidup ... 12

B. Ekologi dan Pencemaran... 13

C. Pendidikan Lingkungan Hidup... 16

D. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan ... 18

E. Sikap, Kesadaran, dan Perilaku terhadap Lingkungan ... 20

F. Pembelajaran Sikap dan Perilaku ... 24

G. Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Berbasis Outdoor ... 32

1. Model Siklus Belajar... 38

2. Metode Eksperimen... 41

3. Metode Simulasi... 45

4. Media Pembelajaran ... 46

5. Konsep Verbal dan Konkret...……... 53

(2)

dan Kurikulum IPA SD ...……... 53

J. Hasil Penelitian yang Relevan...…………... 58

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 61

A. Paradigma Penelitian... 61

B. Desain Penelitian …... 62

C. Prosedur Penelitian ... 66

1. Studi Pendahuluan ... 66

2. Perancangan Model ... 67

3. Pengembangan Model ... 72

4. Uji Model ... 81

D. Subyek Penelitian …... 82

E. Teknik Pengumpulan Data ... 82

F. Teknik Analisis Data ... 84

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 89

A. Hasil Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan... 89

1. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan berbasis Outdoor ... 91

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan berbasis Outdoor... 101

3. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Lingkungan berbasis Outdoor ... 104

B. Implementasi Penelitian Pendidikan Lingkungan berbasis Outdoor …... 107

1. Kemampuan Calon Guru dalam Penguasaan Konsep ... 107

2. Peningkatan Penguasaan Konsep Pendidikan Lingkungan ... 117

3. Perbedaan Penguasaan Konsep Pendidikan Lingkungan bagi Calon Guru kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 120

4. Kinerja Calon Guru dalam Melakukan Percobaan ... 122

5. Sikap Calon Guru dalam Melakukan Percobaan ... 125

6. Kemampuan Calon Guru dalam Pembelajaran Pendidikan Lingkungan ... 128

7. Sikap Calon Guru terhadap Lingkungan Sekolah ... 137

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 140

1. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan berbasis Outdoor…… 141

(3)

E. Keunggulan dan Keterbatasan Model Pembelajaran PLO …………..……... 163

1. Keunggulan ...……….. 163

2. Keterbatasan ...……….………...…………...…. 164

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 165

A. Kesimpulan ... 165

B. Rekomendasi ... 168

DAFTAR PUSTAKA ... 169

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(5)

Budaya hidup selaras dengan alam telah diajarkan secara turun temurun dalam masyarakat. Namun seiring derasnya arus globalisasi yang berimbas pada pola hidup konsumtif pada masyarakat, budaya itu kini telah semakin menipis. Budaya mencintai lingkungan sejak dini dapat ditanamkan di lingkungan keluarga dan sekolah. Siswa sejak dini diperkenalkan pada krisis lingkungan, seperti perubahan iklim dan pemanasan global. Isu-isu lingkungan dapat diperkenalkan secara integral dalam berbagai mata pelajaran yang relevan di sekolah. Hal ini berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional No. Kep.07/MenLH/06/2005 dan No. 05/VI/KB/2005 tentang pembinaan dan pengembangan pendidikan lingkungan hidup. Dalam keputusan bersama ini sangat ditekankan bahwa pendidikan lingkungan hidup dilakukan secara terintegrasi dengan mata pelajaran yang ada.

(6)

yang kritis sebagai generasi bangsa di masa mendatang. Jika pengetahuan dan sikap peduli terhadap lingkungan dapat ditanamankan pada masa anak-anak, dapat diharapkan ketika mereka sudah remaja dan dewasa, maka bekal pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam dirinya terhadap lingkungan akan berdampak positif.

Hasil wawancara dengan beberapa guru sekolah dasar (SD) di Bandung pada tahun 2008 menunjukkan bahwa mereka kurang memperhatikan kebersihan sekolah karena terfokus untuk mengajar siswa setiap hari, sehingga tidak ada waktu untuk memonitor sikap dan perilaku siswa terhadap kebersihan sekolah. Dalam pembelajaran guru lebih banyak menekankan pada aspek pengetahuan dan keterampilan daripada aspek sikap peduli terhadap lingkungan bagi siswa. Hasil wawancara dengan beberapa guru SD di Padang pada tahun 2008 menunjukkan bahwa mereka kurang memperhatikan kebersihan sekolah karena mereka menganggap bahwa masalah kebersihan sekolah adalah tugas penjaga sekolah. Dalam pembelajarannya, guru lebih banyak menekankan pada aspek pengetahuan daripada aspek keterampilan pada siswa. Hasil survei tentang perilaku siswa dan kebersihan lingkungan sekolah di beberapa SD adalah sebagai berikut: 1) Siswa jajan di pinggir jalan, membeli makanan yang tidak ditutup atau tidak dibungkus, membeli makanan di sembarang tempat yang tidak bersih (berdebu, dihinggapi lalat, asap kendaraan); 2) Siswa membuang sampah di sembarang tempat di sekolah (selasar, ruang kelas, halaman sekolah); 3) Perabotan (lemari, meja, kursi) di dalam kelas tidak tertata rapi; 4) Toilet siswa kotor dan berbau; 5) Saluran air di lingkungan sekolah penuh sampah.

(7)

sikap peduli terhadap lingkungan. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ternyata belum mampu membekali siswa dengan sikap peduli terhadap lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru seyogianya memiliki sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan. Dalam pembelajaran, guru hendaknya menekankan pada aspek sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan bagi siswa di samping aspek kognitif dan psikomotor. Sehubungan dengan hal ini, seyogianya guru SD dapat meningkatkan kemampuannya dalam pendidikan lingkungan dan menanam- kan sikap peduli terhadap lingkungan bagi siswa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Soemarwoto (2001) bahwa pendidikan lingkungan hidup mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi perlu dikaji ulang agar dapat menumbuhkan sikap hemat dan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup.

(8)

menimbulkan pencemaran air, tanah, dan udara yang dapat menyebabkan turunnya kualitas kehidupan manusia.

Untuk menghasilkan guru yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki kemampuan menanamkan sikap/perilaku peduli terhadap lingkungan bagi siswa, program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sebagai lembaga penghasil guru SD perlu mendidik mahasiswanya agar dapat mengajarkan pendidikan lingkungan dan menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan. Melalui mata kuliah Basic Pendidikan Lingkungan, calon guru SD (mahasiswa PGSD) diberi bekal pengetahuan tentang konsep dasar lingkungan. Untuk dapat mengajarkan pendidikan lingkungan pada siswa SD, calon guru dibekali dalam mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD (UPI, 2007). Walaupun calon guru SD sudah mengikuti kedua mata kuliah ini, kenyataannya mereka masih mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kekurangmampuan mereka dalam memilih metode pembelajaran yang cocok untuk menanamkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan. Di samping itu, perkuliahan pendidikan lingkungan untuk SD yang berjalan selama ini kurang menekankan pada aspek sikap dan cara menanamkan sikap peduli lingkungan. Permasalahan ini dapat diatasi dengan membekali calon guru SD dengan pengalaman belajar yang dapat menanamkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan dalam perkuliahan pendidikan lingkungan untuk SD.

(9)

meningkatkan kesadaran siswa terhadap: 1) diri sendiri melalui masalah sehari-hari yang ditemui, 2) orang lain melalui permasalahan kelompok dan dalam pengambilan keputusan, 3) lingkungan melalui pengamatan secara langsung. Melalui pendidikan lingkungan berbasis outdoor, guru dapat menumbuhkan literasi lingkungan bagi siswa dan membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peduli terhadap lingkungan. Tumisem (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa pelaksanaan program pendidikan lingkungan di luar sekolah berbasis ekologi perairan melalui kegiatan pramuka di SD mampu meningkatkan literasi lingkungan sebesar 47% dan mengubah sikap siswa terhadap lingkungan perairan sebesar 52%. American Institutes for Research (2005) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam program pendidikan outdoor secara signifikan mempunyai kepedulian yang lebih besar terhadap lingkungan, dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti program tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dan pengem- bangan pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor untuk meningkatkan kemampuan dasar calon guru SD dalam mengelola pembelajaran, menanamkan sikap dan perilaku peduli pada lingkungan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini berupa model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dasar calon guru

SD, meningkatkan sikap dan kepedulian terhadap lingkungan, sehingga timbul kesadaran untuk mau mengubah sikap/perilaku menjadi peduli pada lingkungan.

(10)

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dapat meningkatkan kemampuan dasar calon guru sekolah dasar? Rumusan masalah ini dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dapat meningkatkan kemampuan dasar calon guru SD?

2. Bagaimana kemampuan calon guru dalam penguasaan konsep pendidikan lingkungan berbasis outdoor untuk SD?

3. Bagaimana kemampuan calon guru dalam pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor untuk SD?

4. Bagaimana sikap calon guru SD terhadap lingkungan sekolah?

5. Apakah efektif model pembelajaran yang dikembangkan dibandingkan dengan pembelajaran reguler?

6. Apa model pembelajaran yang dikembangkan?

C. Pembatasan Masalah

Masalah penelitian dibatasi pada kajian berikut:

1. Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini mengaju pada materi IPA SD yang terintegrasi ke dalam perkuliahan pendidikan lingkungan untuk SD. Bahan ajar yang diteliti terdiri empat pokok bahasan, yaitu:

a. Air (mencakup: air bersih, pencemaran air, penjernihan air).

(11)

c. Udara (mencakup: udara bersih, pencemaran udara, kebersihan fasilitas sanitasi di sekolah).

d. Sumber daya alam (mencakup: jenis sumber daya alam, energi listrik, penghematan energi listrik).

2. Kemampuan calon guru dalam penguasaan konsep pendidikan lingkungan disertai kinerja dan sikap calon guru dalam melakukan percobaan.

3. Kemampuan calon guru SD dalam pembelajaran pendidikan lingkungan yang diteliti mencakup kemampuan: a) merencanakan, b) melaksanakan, c) mengevaluasi pembelajaran pendidikan lingkungan, d) menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sekolah.

4. Pelaksanaan simulasipembelajaran dilakukan calon guru dalam peerteaching.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dapat meningkatkan kemampuan dasar calon guru SD dalam pendidikan lingkungan, sedangkan tujuan khusus adalah:

1. Menemukan model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dapat meningkatkan kemampuan dasar calon guru SD.

2. Meningkatkan kemampuan calon guru dalam menguasai konsep pendidikan lingkungan untuk SD.

3. Meningkatkan kemampuan calon guru dalam pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor untuk SD.

(12)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat teoretik dan manfaat praktis bagi calon guru SD, dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD, jurusan PGSD, dan guru SD.

1. Manfaat Teoretik

Hasil penelitian berupa model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dapat meningkatkan kemampuan dasar calon guru SD, dapat menjadi contoh untuk mengembangkan model pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran yang dapat menumbuh-kembangkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan sekolah. Penelitian ini dapat memberikan inspirasi kepada peneliti lain, terutama dalam pengembangan model pembelajaran yang dapat mengubah sikap dan perilaku siswa sehingga mereka peduli terhadap lingkungan. Hasil penelitian ini juga memperkaya model pembelajaran yang dapat mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di SD.

(13)

lingkungan dan menanamkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan melalui mata pelajaran yang terkait dengan lingkungan misalnya IPA.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian berupa model pembelajaran dan perangkatnya (rencana pelaksanaan pembelajaran, lembaran kerja mahasiswa, handout, dan video pembelajaran) diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD. Manfaat praktis bagi dosen PGSD, calon guru SD, jurusan PGSD, dan guru SD adalah:

a) Meningkatkan kemampuan calon guru SD dalam pendidikan lingkungan; b)Meningkatkan kemampuan calon guru SD dalam merencanakan, melaksana-

kan, dan mengevaluasi pembelajaran pendidikan lingkungan;

c) Meningkatkan sikap dan kepedulian calon guru SD terhadap lingkungan sekolah; d)Sumbangan pemikiran bagi jurusan PGSD untuk memperbaiki kualitas

pembelajaran pendidikan lingkungan;

e) Menjadi acuan bagi dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD dalam merencanakan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan calon guru SD dalam mengajar dan menanamkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan;

f) Menjadi acuan bagi guru SD dalam menanamkan sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan bagi siswa.

F. Penjelasan Istilah

(14)

1. Pendidikan lingkungan adalah pendidikan yang mengkaji materi tentang lingkungan hidup dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (KLH, 205). 2. Pendidikan lingkungan berbasis outdoor merupakan pembelajaran yang

menggunakan fasilitas, sumber belajar, dan kejadian yang ada di luar kelas di lingkungan sekitar sekolah (Mastrilli, 2005). Jika kondisi tidak memungkinkan untuk melaksanakan pembelajaran di luar kelas, maka pembelajaran dapat dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan media, misalnya video pembelajaran.

3. Pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dikembangkan adalah pembelajaran yang mengkaji permasalahan lingkungan di sekitar sekolah.

(15)
(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Paradigma dapat menjadi pedoman dalam penelitian untuk memecahkan masalah (Kuhn, 1970). Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang diteliti (Sugiyono, 2004). Paradigma penelitian mendasari gagasan dan pemikiran seseorang dalam menyelesaikan masalah. Paradigma sebagai suatu pola pikir untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini disajikan dalam Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian Kebijakan pendidikan lingkungan di Indonesia

Pengetahuan tentang lingkungan

Keterampilan/kinerja memecahkan masalah lingkungan sekolah Permasalahan di lingkungan sekolah

Pendidikan lingkungan hidup di sekolah

Pembentukan sikap/ perilaku peduli lingkungan sekolah

(17)

Melalui surat keputusan bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional, pemerintah menetapkan bahwa pendidikan ling- kungan hidup terutama di SD dilaksanakan secara terintegrasi dengan mata pelajaran yang ada di sekolah. Pendidikan lingkungan bertujuan untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui kegiatan teori dan praktek, diskusi, observasi, dan menanamkan nilai-nilai konservasi lingkungan. Salah satu model pembelajaran yang dapat menanamkan sikap dan perilakupeduli lingkungan adalah pembelajaran pendidikan lingkungan di luar kelas (PLO). Dalam pembelajaran PLO dikaji permasalahan lingkungan sekolah dengan menerapkan model siklus belajar 5E. Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran ini adalah calon guru memiliki pengetahuan tentang lingkungan, keterampilan memecahkan masalah lingkungan, dan peduli terhadap lingkungan sekolah. Diperlukan monitoring terhadap sikap dan perilaku supaya kepedulian terhadap lingkungan menjadimilikcalonguru.

B. Desain Penelitian

(18)

Sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini maka dilakukan adaptasi terhadap 10 tahap yang dikemukakan oleh Borg, dengan memperhatikan esensi yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan penelitian. Dengan demikian, rancangan penelitian ini menjadi empat tahap, yaitu: 1) studi pendahuluan, 2) perancangan model pembelajaran, 3) pengembangan model berupa kegiatan penilaian draf model, revisi draf model berdasarkan hasil penilaian, ujicoba dan revisi draf model, 4) uji model (Sukmadinata, 2002). Dalam pelaksanaannya penelitian ini diawali dengan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan draf model, selanjutnya draf model dikembangkan melalui ujicoba.

Ujicoba draf model pembelajaran menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain pretest-posttest satu grup (Creswell, 1994). Pre-test dan post-test diberikan pada calon guru dengan menggunakan soal yang sama. Desain ujicoba draf model pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Ujicoba Draf Model Pembelajaran

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O X1 O

Keterangan: X1 = pembelajaran dengan draf model yang dikembangkan

(19)

pembelajaran reguler (yang biasa dilakukan sebelumnya). Uji model pembelajaran menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain pretest-posttest grup kontrol (Creswell, 1994). Pre-test dan post-test diberikan pada calon guru kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan soal yang sama. Desain uji model pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Desain Uji Model Pembelajaran

Kelas Pre-test Perlakuan Post-test

Eksperimen O X1 O

Reguler O X2 O

Keterangan: X1 = pembelajaran dengan model PLO X2 = pembelajaran reguler.

(20)

Gambar 3.2. Alur Penelitian STUDI PENDAHULUAN

KAJIAN PUSTAKA - Mencari informasi untuk meran-

cang model pembelajaran berbasis outdoor (PLO)

- Mengkaji materi pendidikan ling- kungan yang terintegrasi dalam pembelajaran IPA di SD - Mengkaji hasil penelitian yang relevan

- Mempelajari teori sikap/perilaku

RANCANGAN MODEL

- Draf model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor

(lingkungan sekolah) yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi - Menyusun instrumen - Mengalisis masalah dalam per

-kuliah pendidikan lingkungan untuk SD di PGSD

- Menganalisis masalah berkenaan dengan pendidikan lingkungan, sikap, dan perilaku siswa SD terhadap lingkungan sekolah - Mengkaji kompetensi guru SD

yang berkenaan dengan pen-didikan lingkungan dan sikap peduli lingkungan sekolah.

Analisis data Penilaian draf model

Revisi I Ujicoba model hipotetik Revisi II Model empirik

- Menguasai konsep pendidikan lingkungan - Terampil memecahkan masalah lingkungan - Mampu menanamkan sikap dan perilaku

(21)

C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan model pembelajaran pendidikan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

Sebelum mengembangkan model pembelajaran terlebih dahulu dilakukan studi pendahuluan yang meliputi kegiatan studi kepustakaan dan kajian lapangan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan bahan/dokumen pendukung yang berupa silabus mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD, kurikulum IPA SD, pembelajaran berbasis outdoor, dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Kajian lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan lingkungan dan sikap peduli terhadap lingkungan bagi siswa SD, kompetensi guru SD dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan dan menanamkan sikap peduli terhadap ling- kungan bagi siswa SD, dan pelaksanaan kuliah pendidikan lingkungan untuk SD. Hasil studi pendahuluan merupakan dasar untuk merancang draf model pembelajaran.

(22)

a. Studi kepustakaan meliputi kegiatan:

1) Mencari informasi untuk mengembangkan model pembelajaran pendidikan lingkungan.

2) Mengkaji materi pelajaran IPA di SD yang terintegrasi dalam mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD.

3) Mempelajari teori pembentukan sikap dan perilaku siswa.

4) Mengkajiberbagaihasilpenelitianyang relevandengan modelpembelajaran yang dikembangkan, melalui jurnal dalam dan luar negeri.

b. Kajian lapangan, meliputi kegiatan:

1) Meninjau pelaksanaan perkuliahan pendidikan lingkungan untuk SD di prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan. 2) Menganalisis permasalahan dalam kuliah pendidikan lingkungan untuk SD. 3) Mengobservasi pelaksanaan pembelajaran IPA di SD.

4) Mengobservasi sikap dan perilaku siswa SD terhadap lingkungan sekolah. 5) Menganalisis permasalahan yang berkenaan dengan pendidikan lingkungan

dan sikap peduli terhadap lingkungan bagi siswa SD.

6) Mengkaji kompetensi guru SD yang berkaitan dengan pendidikan lingkungan dan sikap peduli terhadap lingkungan sekolah.

2. Perancangan Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Berbasis Outdoor

a. Perancangan Draf Model

(23)

Kompetensi dasar dan indikator disusun mengacu pada silabus pendidikan lingkungan untuk SD. Materi pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, diskusi, dan simulasi pembelajaran (peer teaching). Prosedur pembelajaran mencakup tiga tahap kegiatan yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan inti meliputi: a) Eksplorasi berupa kegiatan melakukan percobaan berdasarkan petunjuk dalam lembaran kerja mahasiswa. b) Eksplanasi berupa kegiatan diskusi untuk menjelaskan hasil yang ditemukan dalam percobaan. c) Aplikasi berupa penerapan dari konsep yang sudah dipelajari dalam bentuk simulasi pembelajaran dan membangun sikap/perilaku peduli terhadap lingkungan sekolah. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan (evaluasi hasil belajar) dan menilai proses pelaksanaan pembelajaran (evaluasi proses pembelajaran).

Pada Gambar 3.3 dapat dilihat keterkaitan komponen draf model pembela- jaranyangdinamakanmodelpembelajaranpendidikanlingkunganberbasis outdoor.

Evaluasi

Indikator Materi ajar Media

pembelajaran

Eksperimen

Metode pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor

(24)

Dalam pelaksanaan pembelajaran diperhatikan hal yang membentuk dan menanamkan kepedulian calon guru terhadap lingkungan sekolah, sebagai berikut. 1) Pembelajaran melibatkan calon guru dengan pengalaman langsung melalui

kegiatan eksperimen atau eksplorasi.

2) Dosen memberikan contoh atau keteladanan dalam proses pembelajaran, misalnya dosen membuang sampah yang ada di mejanya ke tempat sampah yang disediakan di luar kelas.

3) Pembelajaranmenggunakan media (video,slide projector)untuk memperlihat -kan kondisi lingkungan sekolah yang tercemar dan kondisi lingkungan sekolah yang nyaman.

4) Penanaman sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan dapat dilakukan melalui pendekatan: ajakan, pembiasaan, pendisiplinan, dan penegakan aturan. 5) Dalam pembelajaran, calon guru didorong untuk menerapkan konsep yang

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

6) Calon guru membangun sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep yang telah dipelajari.

7) Dosen memberikan penghargaan kepada calon guru yang menunjukkan sikap peduli terhadap lingkungan, misalnya calon guru membuang sampah pada tempatnya. Penghargaan dapat berupa pemberian bonus nilai pada calon guru. 8) Dosen memberikan peringatan, sangsi, atau hukuman kepada calon guru yang

mencemari lingkungan, misalnya calon guru yang membuang sampah di dalam kelas diberi sangsi membersihkan sampah di kelas tersebut.

(25)

Setelah draf model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor

selesai disusun, maka disusun instrumen penelitian, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembaran kerja mahasiswa, dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran melibatkan dosen PGSD, yang meliputi kegiatan pokok bahasan pertama tentang pembelajaran pencemaran air. Secara umum tahap yang digunakan adalah:

1) Mengidentifikasi kompetensi dasar dan indikator pembelajaran pendidikan lingkungan.

2) Merumuskan materi pembelajaran dalam bentuk pokok bahasan dan sub pokok bahasan.

3) Menetapkan penggunaan model siklus belajar dengan metode eksperimen, diskusi, dan simulasi dalam prosedur pembelajaran.

4) Menentukan prosedur pembelajaran.

5) Membuat media pembelajaran.

6) Menetapkan prosedur dan alat evaluasi. Alat evaluasi yang berupa soal penguasaan konsep pendidikan lingkungan mencakup aspek kognitif, psikomotor (keterampilan), dan afektif (sikap/perilaku).

(26)

8) Menyusun lembaran kerja mahasiswa untuk pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian.

9) Menyusun lembaran observasi, pedoman wawancara, angket sikap dan perilaku calon guru SD terhadap lingkungan sekolah, format penilaian kemampuan calon guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran dan menanamkan sikap peduli lingkungan.

c. Penyusunan Media Pembelajaran

Penelitian ini menggunakan media yang ada di lingkungan sekitar sekolah,

peralatan eksperimen, komputer, dan proyektor LCD (infocus). Media yang digunakan dalam pembelajaran pencemaran air adalah bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, termasuk barang bekas misalnya botol bekas, kantong plastik, dan sebagainya. Media yang digunakan dalam pembelajaran pencemaran tanah adalah sampah, dedak, tanah humus, tinja ayam/sapi, dan kantong plastik. Media yang digunakan dalam pembelajaran pencemaran udara adalah video pembelajaran tentang cara menjaga dan memelihara kebersihan fasilitas sanitasi. Media yang digunakan dalam pembelajaran penghematan energi listrik adalah video pembelajaran tentang cara menghemat penggunaan energi listrik. Pembuatan video pembelajaran untuk materi menjaga kebersihan fasilitas sanitasi dan cara menghemat penggunaan energi listrik dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.

1) Pembuatan draf skenario video pembelajaran.

2) Draf skenario dikonsultasikan dengan penimbang ahli. 3) Merevisi draf skenario video pembelajaran.

(27)

5) Merevisi skenario video pembelajaran bersama penimbang ahli.

6) Skenario video pembelajaran yang sudah direvisi diserahkan kepada tim ahli multimedia UPI. Tim ini yang bekerja membuat video pembelajaran untuk dua materi pembelajaran.

Setelah draf model pembelajaran disusun, dilakukan validasi draf model pembelajaran. Validasi terhadap draf model pembelajaran dilakukan melalui konsultasi dengan teman sejawat (dosen, mahasiswa S3), dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD, dosen pembimbing, dan penimbang ahli. Revisi draf model pembelajaran dilakukan berdasarkan penilaian dan saran dari teman sejawat, dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD, dosen pembimbing, dan penimbang ahli. Hasil revisi draf model pembelajaran disebut model hipotetik (Lampiran 38).

3. Pengembangan Model

a. Pengembangan Model Pembelajaran PLO

(28)

diterapkan pada pokok bahasan kedua. Setelah direvisi berulang kali sampai pokok bahasan keempat maka diperoleh model empirik yang siap untuk di implementasi pada calon guru kelas eksperimen. Dengan demikian diharapkan calon guru tidak mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sejalan dengan revisi terhadap model pembelajaran, lembaran kerja mahasiswa (LKM) juga direvisi berdasarkan saran dari observer, diskusi dengan teman sejawat, dan kesulitan yang dialami oleh calon guru pada saat pembelajaran. LKM yang sudah direvisi pada setiap kali pertemuan digunakan pada saat uji model pembelajaran dengan pokok bahasan yang sama.

Dari ujicoba model pembelajaran, terdapat beberapa aspek yang harus diperbaiki pada tahap pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan: 1) tanya jawab tentang konsep prasyarat dan memotivasi calon guru sesuai dengan tujuan pembelajaran, direvisi menjadi melakukan tanya jawab untuk memotivasi calon guru, 2) ditambahkan kegiatan membagikan handout karena calon guru membutuhkan dalam pembelajaran. Pada kegiatan inti: 1) langkah kegiatan eksplorasi direvisi sesuai dengan kondisi yang dilaksanakan, 2) kalimat pada langkah kegiatan eksplanasi dan aplikasi disempurnakan.

b. Pengembangan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1) Instrumen untuk melaksanakan model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor; 2) Instrumen untuk mengetahui kemampuan calon guru dalam

(29)

keefektifan model pembelajaran yang dikembangkan; 6) Instrumen untuk menemukan keunggulan dan keterbatasan model yang dikembangkan.

Instrumen yang digunakan berupa format observasi, pedoman wawancara, angket, dan tes hasil belajar. Format observasi dan pedoman wawancara digunakan pada studi pendahuluan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan perkuliahan pendidikan lingkungan untuk SD, permasalahan pendidikan lingkungan, dan sikap/ perilaku peduli terhadap lingkungan bagi siswa SD, serta pemahaman guru SD tentang pendidikan lingkungan. Format obvervasi dan pedoman wawancara juga digunakan dalam pengembangan model pembelajaran untuk memperoleh gambaran tentang keterlaksanaan model, keunggulan dan keterbatasan model pembelajaran. Angket, format penilaian kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran, dan tes hasil belajar digunakan pada saat uji coba, dan implementasi model pembelajaran. Tes hasil belajar berupa tes penguasaan konsep pendidikan lingkungan. Angket sikap dan lembaran observasi digunakan untuk memperoleh data tentang sikap dan perilaku calon guru SD terhadap lingkungan sekolahnya.

(30)

Teman sejawat memberikan masukan terhadap instrumen yang telah disusun. Saran dari teman dan pembimbing dipelajari untuk menyempurnakan instrumen. Dalam kegiatan ini diperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran dan media pembelajaran yang berupa rekaman video tentang kebersihan fasilitas sanitasi di sekolah dan penghematan energi listrik.

Dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD memberikan masukan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembaran kerja mahasiswa. Perbaikan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi materi dan langkah-langkah pembelajaran. Perbaikan terhadap lembaran kerja mahasiswa meliputi materi, langkah-langkah kegiatan, dan alokasi waktu.

(31)

mempertanyakan apakah waktu yang dialokasikan cukup untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya instrumen penelitian yang sudah direvisi diujicobakan pada calon guru SD.

Uji coba dalam penelitian melibatkan 20 orang calon guru SD pada LPTK yang sama. Ujicoba tes penguasaan konsep pendidikan lingkungan dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Ujicoba angket sikap peduli terhadap lingkungan sekolah dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk dan reliabilitas item angket. Hasil pengujian validitas konstruk tes penguasaan konsep pendidikan lingkungan adalah sebagai berikut: Berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa semua soal mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori cukup. Berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi diperoleh bahwa semua soal ini adalah valid. Dari hasil pengujian reliabilitas tes penguasaan konsep pendidikan lingkungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,83 yang termasuk kategori sangat tinggi. Hasil analisis tentang tingkat kesukaran menunjukkan bahwa 11 soal (nomor 1, 3 – 7, 9, 11, 15, 18, 20) memiliki tingkat kesukaran yang termasuk kategori sedang, 9 soal (nomor 2, 8, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 19) memiliki tingkat kesukaran yang termasuk kategori mudah. Hasil analisis tentang daya pembeda menunjukkan bahwa sebanyak delapan soal (nomor 3 – 7, 9, 11, 18) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori baik. Sebanyak 11 soal (nomor 1, 2, 8, 10, 12 - 15, 17, 19, 20) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori sedang. Sebanyak satu soal (nomor 16) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori buruk, sehingga soal ini perlu direvisi.

(32)

Hasil pengujian validitas konstruk angket adalah sebagai berikut: Dari 40 item angket yang diujicoba, berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa sebanyak delapan item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori tinggi, 14 item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori cukup, dan 18 item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori rendah. Berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi diperoleh bahwa 22 item angket adalah valid. Dari hasil pengujian reliabilitas angket diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,88 yang termasuk kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen penelitian diperoleh keputusan bahwa semua soal penguasaan konsep pendidikan lingkungan (setelah merevisi satu soal) dan 22 item angket sikap dan perilaku calon guru SD terhadap lingkungan sekolah dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Jenis Instrumen Penelitian

No Jenis Instrumen Kegunaan Instrumen 1 Rencana pelaksanaan

pembelajaran

Pedoman dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdooor

2 Pedoman wawancara Mengetahui keunggulan dan keterbatasan model PLO 3 Tes penguasaan konsep Mengukur penguasaan konsep calon guru dalam

pendidikan lingkungan

4 Format penilaian kinerja Mengukur kinerja calon guru dalam melakukan percobaan 5 Format penilaian sikap Mengetahui sikap calon guru dalam melakukan percobaan 6 Format penilaian kemam-

puan dalam pembelajaran pendidikan lingkungan

Mengukur kemampuan calon guru dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran, menanamkan sikap dan perilaku peduli lingkungan sekolah

7 Angket sikap Mengetahui sikap/perilaku calon guru terhadap lingkungan sekolah

8 Format observasi Memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran pendidikan lingkungan

9 Lembar kerja mahasiswa Panduan bagi calon guru dalam melakukan percobaan 10 Catatan lapangan Catatan peneliti tentang keterlaksanaan, faktor pendukung

(33)

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti berdasarkan model pembelajaran yang dikembangkan. Komponen-komponen yang terdapat dalam rencana pembelajaran adalah: identitas mata kuliah, pokok bahasan, sub pokok bahasan, waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pelajaran, alat dan sumber belajar, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. RPP selengkapnya disajikan pada Lampiran 17.

2) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan wawancara. Wawancara dilakukan untuk melengkapi data observasi. Menurut Reif (1995) wawancara dapat dilakukan untuk memperoleh informasi khusus tentang hal-hal yang tidak dapat diamati secara langsung, misalnya perasaan, pikiran, keinginan, dan perilaku yang terjadi pada masa lampau. Wawancara dilakukan pada saat studi pendahuluan dan pengembangan model pembelajaran.

3) Tes Penguasaan Konsep Pendidikan Lingkungan

(34)

Tabel 3.4. Kisi Tes Penguasaan Konsep Pendidikan Lingkungan No. Pokok Bahasan Nomor Item Jumlah item

1 Pencemaran air 1 – 5 5

2 Pencemaran tanah 6 – 10 5

3 Pencemaran udara 11 – 15 5

4 Penghematan energi 16 – 20 5

4) Format Penilaian Kinerja

Format penilaian kinerja dalam melakukan percobaan digunakan untuk menilai kinerja/keterampilan calon guru dalam melakukan percobaan. Format penilaian disusun untuk pokok bahasan penjernihan air dan pembuatan kompos, seperti pada Lampiran 5 dan 6.

5) Format Penilaian Sikap

Format penilaian sikap dalam melakukan percobaan digunakan untuk menilai sikap calon guru dalam melakukan percobaan. Format penilaian disusun untuk pokok bahasan penjernihan air dan pembuatan kompos seperti pada Lampiran 7 dan 8.

6) Format Penilaian Kemampuan dalam Pembelajaran Pendidikan Lingkungan

(35)

7) Angket Sikap

Angket ini berupa skala sikap Likert yang digunakan untuk memperoleh data tentang sikap dan perilaku calon guru terhadap lingkungan sekolah. Angket berisi pernyataan positif dan pernyataan negatif. Responden diminta untuk memilih opsi yang sudah ditentukan dalam angket. Angket sikap dan perilaku calon guru terhadap lingkungan sekolah disajikan pada Lampiran 13, dan kisi-kisi angket disajikan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kisi Angket Sikap Calon Guru terhadap Lingkungan Sekolah

No Komponen Sikap No. Item Jumlah

1 Sikap terhadap kebersihan dan kerapian 1, 2, 3, 4 4 2 Sikap terhadap kebersihan air dan fasilitas sanitasi 5, 6, 7, 8 4 3 Sikap terhadap penghematan energi listrik 9, 1011, 12 4 4 Sikap terhadap pengelolaan sampah 13, 14, 15, 16 4 5 Sikap terhadap kelestarian lingkungan sekolah 17, 18, 19 3 6 Sikap terhadap bangunan dan perabot sekolah 20, 21, 22 3

8) Format Observasi

Format observasi digunakan sebagai pedoman dalam melakukan observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti pada studi pendahuluan untuk menjaring data tentang kondisi pembelajaran pendidikan lingkungan untuk SD, permasalahan pendidikan lingkungan, sikap/perilaku siswaterhadap lingkungan, dan pemahaman guru SD tentang pendidikan lingkungan. Pada saat ujicoba model pembelajaran, observasi dilakukan oleh observer (teman sejawat/dosen PGSD) untuk memperoleh informasi/data tentang pelaksanaan model pembelajaran.

(36)

Lembaran kerja mahasiswa disusun oleh peneliti dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Materi dalam petunjuk praktikum berdasarkan pada pokok bahasan yang telah disusun. Ada empat lembaran kerja mahasiswa (LKM) yang digunakan dalam penelitian, untuk: 1) penjernihan air, 2) pembuatan kompos, 3) pemeliharaan fasilitas kebersihan di sekolah, 4) penghematan energi listrik. Komponen-komponen yang terdapat dalam lembaran kerja mahasiswa adalah: identitas mata kuliah, judul, tujuan kegiatan, materi pembelajaran, sumber bacaan, alat dan bahan yang digunakan, langkah kerja, dan tugas. Lembaran kerja yang dipakai mahasiswa disajikan pada Lampiran 16.

4. Uji Model

Model pembelajaran (model empirik) diimplementasikan pada calon guru SD. Materi pembelajaran yang disajikan pada calon guru ini sama dengan materi pembelajaran pada saat ujicoba. Calon guru yang menjadi subyek uji model pembelajaran dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Calon guru kelas eksperimen melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model empirik. Sedangkan calon guru kelas kontrol melaksanakan pembelajaran reguler (yang biasa dilakukan selama ini).

(37)

Memberikan post-test pada calon guru kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama; f) Menganalisis data dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui: kemampuan calon guru dalam menguasai konsep pendidikan lingkungan, kinerja dan sikap dalam melakukan percobaan, kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran, menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan, dan sikap calon guru terhadap lingkungan sekolah.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah calon guru SD (mahasiswa program studi PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan yang mengambil mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD yang berjumlah 104 orang. Ujicoba model pembelajaran dan instrumen penelitian yang sudah dirancang dilakukan terhadap calon guru SD. Subyek ujicoba terdiri atas satu kelas, sedangkan uji model melibatkan calon guru sebanyak dua kelas. Pemilihan kelas ini dilakukan secara random untuk ditetapkan sebagai kelas ujicoba, kelas eksperimen, dan kelas kontrol.

E. Teknik Pengumpulan Data

(38)

Pada tahap pengembangan model pembelajaran, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan tes. Observasi dan wawancara digunakan untuk memper

-oleh data tentang pelaksanaan model pembelajaran yang diujicobakan. Data ini diperlukan untukmengetahuiapakahdesain modelpembelajaran dapatdilaksanakan dan untuk mengetahui kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran. Pada tahap pengembangan ini, juga dilakukan ujicoba terhadap soal penguasaan konsep dan angket sikap peduli lingkungan. Ujicoba soal penguasaan konsep bertujuan untuk mengetahui validitas konstruk, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda item soal (Lampiran 36). Ujicoba sikap/perilaku peduli lingkungan bertujuan untuk mengetahui validitas konstruk dan reliabilitas item angket sikap terhadap lingkungan sekolah (Lampiran 37).

Pada tahap implementasi, data dikumpulkan melalui tes penguasaan konsep pendidikan lingkungan. Sikap awal mahasiswa diperoleh dari tugas tentang kondisi dan solusi permasalahan di lingkungan sekolah masing-masing calon guru. Data sikap dan perilaku peduli terhadap lingkungan diperoleh melalui observasi dan angket sikap skala Likert. Keunggulan dan keterbatasan model yang dikembangkan terungkap dari hasil observasi terhadap pelaksanaan model pembelajaran, peningkatan penguasaan konsep pendidikan lingkungan, sikap mahasiswa terhadap lingkungan sekolah, dan wawancara dengan observer. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Penelitian No Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang Digunakan

1 Observasi 1. Format observasi

(39)

2 Wawancara Pedoman wawancara

3 Tes Soal penguasaan konsepPendidikanLingkungan

4 Angket Angket sikap peduli lingkungan 5 Monitoring Pedoman monitoring

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Uji Coba

Analisis data uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda item (butir) soal penguasaan konsep pendidikan lingkungan, serta validitas dan reliabilitas angket sikap dan perilaku calon guru terhadap lingkungan sekolah. Analisis validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan analisis reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha Cronbach.

a. Validitas Item

Validitas item diperoleh dengan cara menghitung korelasi antara skor tiap item (X) dengan skor total (Y) dengan mengunakan rumus korelasi product

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = skor setiap item

Y = skor total

N = jumlah responden

Uji keberartian koefisien korelasi menggunakan uji-t dengan rumus:

2

(40)

n = jumlah responden, dk = n – 2

Kriteria: Semua item tes adalah valid karena diperoleh nilai t hitung yang lebih besar daripada t tabel (Sudjana, 1996).

b. Reliabilitas Item

Reliabilitas item diperoleh dengan menggunakan rumus alpha Cronbach sebagai berikut:

r11 = koefisien reliabilitas tes

∑si2 = jumlah varians skor setiap item St2 = varians skor total

n = jumlah item soal

Adapun penafsiran koefisien reliabilitas berdasarkan kriteria (Arikunto, 2002): 1. 0,80 < r11 < 1,00 : sangat tinggi

Tingkat kesukaran item (butir soal) ditentukan dengan menggunakan rumus:

(41)

Smin = skor minimum setiap soal membedakan antara mahasiswa yang berkemampuan tinggi dengan mahasiswa yang berkemampuan rendah (Suherman, 1993). Daya pembeda butir soal dapat dihitung menggunakan dengan rumus: Smaks = skor maksimum setiap soal

Smin = skor minimum setiap soal

(42)

-jaran, analisis data secara kuantitatif dilakukan sebagai berikut: a) Kemampuan calon guru dalam penguasaan konsep pendidikan lingkungan, kinerja calon guru dalam melakukan percobaan, sikap calon guru dalam melakukan percobaan, dan kemampuan calon guru dalam pembelajaran pendidikan lingkungan dianalisis dengan teknik deskriptif; b) Peningkatan penguasaan konsep pendidikan lingkungan dianalisis dengan menghitung rata-rata skor gain ternormalisasi dari skor pre-test dan post-test. c) Perbedaan rata-rata skor penguasaan konsep pendidikan lingkungan bagi calon guru kelas eksperimen dengan kelas kontrol dianalisis dengan uji t. d) Sikap calon guru terhadap lingkungan sekolah dianalisis dengan membandingkan skor rata-rata dengan skor kategori.

Sebelum menggunakan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data. Uji persyaratan analisis data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas distribusi data dan uji homogenitas data.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan rumus:

Fo = frekuensi yang diobservasi fe = frekuensi yang diharapkan k = banyak kelas dalam tabel X2 dk = k – 3

Kriteria: data adalah normal karena X2hitung ≤ X2tabel.

b. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan rumus:

(43)

Keterangan:

Sb2 = varians besar Sk2 = varians kecil

dkb = derajat kebebasan pada kelas yang variansnya besar dkk = derajat kebebasan pada kelas yang variansnya kecil nb = jumlah responden pada kelas yang variansnya besar nk = jumlah responden pada kelas yang variansnya kecil dkb = nb – 1 , dkk = nk – 1

Kriteria: data adalah homogen karena F ≤ Ftabel, dengan Ftabel = F(α/2) (ne-1; nk-1). c. Uji Gain

Peningkatan hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diketa- hui dengan mengunakan rumus gain score ternormalisasi (normalized gain score).

pre

Ng = gain ternormalisasi Spre = skor pre-test

Spos = skor post-test Smaks = skor maksimum

Peningkatan hasil belajar dibagi atas tiga kategori, yaitu: 1. tinggi : Ng > 0,7

2. sedang : 0,3 < Ng ≤ 0,7 3. rendah : Ng ≤ 0,3

d. Uji Perbedaan Rata-rata

Perbedaan hasil belajar mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan menggunakan uji-t dengan rumus:



Xe = rata-rata skor mahasiswa kelas eksperimen Xk = rata-rata skor mahasiswa kelas kontrol ne = jumlah mahasiswa kelas eksperimen nk = jumlah mahasiswa kelas kontrol

(44)

Se2 = varians skor mahasiswa kelas eksperimen Sk2 = varians skor mahasiswa kelas kontrol dk = ne + nk – 2

Kriteria: kedua kelompok yang diuji berbeda secara signifikan karena diperoleh nilai t hitung yang lebih besar daripada t tabel (Sudjana, 1996).

* Bgm Sdr mengembangkn Model PLO hgg diperoleh model & instrumen yg valid 3. Pengembangan Model a. Pengembangan Model Pembelajaran PLO

(45)

dialami oleh calon guru pada saat pembelajaran. Setelah direvisi, model pembelajaran diterapkan pada PB kedua. Setelah direvisi berulang kali sampai PB keempat maka diperoleh model empirik yang siap u di implementasi. LKM yang sudah direvisi pada setiap kali pertemuan digunakan pada saat uji model pembelajaran dg PB yg sama

Dari ujicoba model pembelajaran, terdapat beberapa aspek yang harus diperbaiki pada tahap pembelajaran. Pada kegiatan pendahuluan: 1) tanya jawab tentang konsep prasyarat dan memotivasi calon guru sesuai dengan tujuan pembelajaran, direvisi menjadi melakukan tanya jawab u/ memotivasi calon guru, 2) ditambahkan kegiatan membagikan handout karena calon guru membutuhk dlm pbelajar. Pada keg inti: 1) langkah keg eksplorasi direvisi sesuai dg kondisi yg dilaksana, 2) kalimat pada langkah keg eksplanasi dan aplikasi dsempurna

a. Pengembangan Instrumen

Uji coba dalam penelitian melibatkan 20 orang calon guru SD. Ujicoba tes penguasaan konsep pendidikan lingkungan dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Ujicoba angket sikap peduli terhadap lingkungan sekolah dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk dan reliabilitas item angket. Hasil pengujian validitas konstruk tes penguasaan konsep pendidikan lingkungan adalah sebagai berikut: Berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa semua soal mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori cukup. Berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi diperoleh bahwa semua soal ini adalah valid. Dari hasil pengujian reliabilitas tes penguasaan konsep pendidikan lingkungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,83 yang termasuk kategori sangat tinggi. Hasil analisis tentang tingkat kesukaran menunjukkan bahwa 11 soal (nomor 1, 3 – 7, 9, 11, 15, 18, 20) memiliki tingkat kesukaran yang termasuk kategori sedang, 9 soal (nomor 2, 8, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 19) memiliki tingkat kesukaran yang termasuk kategori mudah. Hasil analisis tentang daya pembeda menunjukkan bahwa sebanyak delapan soal (nomor 3 – 7, 9, 11, 18) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori baik. Sebanyak 11 soal (nomor 1, 2, 8, 10, 12 - 15, 17, 19, 20) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori sedang. Sebanyak satu soal (nomor 16) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori buruk, sehingga soal ini perlu direvisi.

Uji coba angket sikap dan perilaku calon guru SD terhadap lingkungan sekolah dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk dan reliabilitas angket. Hasil pengujian validitas konstruk angket adalah sebagai berikut: Dari 40 item angket yang diujicoba, berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa sebanyak delapan item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori tinggi, 14 item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori cukup, dan 18 item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori rendah. Berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi diperoleh bahwa 22 item angket adalah valid. Dari hasil pengujian reliabilitas angket diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,88 yang termasuk kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen penelitian diperoleh keputusan bahwa semua soal penguasaan konsep pendidikan lingkungan (setelah merevisi satu soal) dan 22 item angket sikap dan perilaku calon guru SD terhadap lingkungan sekolah dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

*Bgm menerapkn Model PLO hgg diperoleh hasil belajar (konsep,kinerja,sikap peduli ling b. Pengembangan Instrumen

(46)

penelitian dilakukan melalui konsultasi dengan teman sejawat, dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD, dosen pembimbing, dan penimbang ahli. Revisi draf instrumen penelitian dilakukan berdasarkan penilaian dan saran dari teman sejawat, dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD, dosen pembimbing, dan penimbang ahli. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh validitas isi instrumen penelitian.

Teman sejawat memberikan masukan terhadap instrumen yang telah disusun. Saran dari teman sejawat dipelajari untuk menyempurnakan instrumen. Dalam kegiatan ini diperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran dan media pembelajaran yang berupa rekaman video tentang kebersihan fasilitas sanitasi dan penghematan energi listrik.

Dosen mata kuliah Pendidikan Lingkungan untuk SD memberikan masukan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembaran kerja mahasiswa. Perbaikan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi materi dan langkah-langkah pembelajaran. Perbaikan terhadap lembaran kerja mahasiswa meliputi materi, langkah-langkah kegiatan, dan alokasi waktu.

(47)

pembelajaran. Perbaikan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi penyusunan kompetensi dasar, indikator, materi, langkah-langkah pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Berkaitan dengan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran, penimbang ahli menyarankan supaya rumusannya diperjelas. Perbaikan terhadap lembaran kerja mahasiswa meliputi materi, langkah-langkah kegiatan dan alokasi waktu. Berkaitan dengan alokasi waktu, penimbang ahli mempertanyakan apakah waktu yang dialokasikan cukup untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya instrumen penelitian yang sudah direvisi diujicobakan pada calon guru SD.

(48)

sebanyak delapan soal (nomor 3 – 7, 9, 11, 18) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori baik. Sebanyak 11 soal (nomor 1, 2, 8, 10, 12 - 15, 17, 19, 20) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori sedang. Sebanyak satu soal (nomor 16) memiliki daya pembeda yang termasuk kategori buruk, sehingga soal ini perlu direvisi.

Uji coba angket sikap dan perilaku calon guru SD terhadap lingkungan sekolah dilakukan untuk mengetahui validitas konstruk dan reliabilitas angket. Hasil pengujian validitas konstruk angket adalah sebagai berikut: Dari 40 item angket yang diujicoba, berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa sebanyak delapan item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori tinggi, 14 item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori cukup, dan 18 item mempunyai koefisien validitas yang termasuk kategori rendah. Berdasarkan uji keberartian koefisien korelasi diperoleh bahwa 22 item angket adalah valid. Dari hasil pengujian reliabilitas angket diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,88 yang termasuk kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil analisis ujicoba instrumen penelitian diperoleh keputusan bahwa semua soal penguasaan konsep pendidikan lingkungan (setelah merevisi satu soal) dan 22 item angket sikap dan perilaku calon guru SD terhadap lingkungan sekolah dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

4. Uji Model

(49)

kontrol. Calon guru kelas eksperimen melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model empirik. Sedangkan calon guru kelas kontrol melaksanakan pembelajaran reguler (yang biasa dilakukan selama ini).

Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji model pembelajaran adalah: a) Menetapkan kelas untuk eksperimen dan kelas kontrol; b) Memberikan pre-test pada calon guru kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama; c) Memberikan perlakuan pada calon guru kelas eksperimen dengan melaksanakan model pembelajaran yang sudah diujicoba dan direvisi. Calon guru kelas kontrol melaksanakan pembelajaran reguler; d) Mengevaluasi proses pembelajaran di kelas eksperimen. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan pada setiap pokok bahasan dengan menggunakan format penilaian proses pembelajaran; e) Memberikan post-test pada calon guru kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama; f) Menganalisis data dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui: kemampuan calon guru dalam menguasai konsep pendidikan lingkungan, kinerja dan sikap dalam melakukan percobaan, kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pembelajaran, menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan, dan sikap calon guru terhadap lingkungan sekolah.

D. Subyek Penelitian

(50)

sebanyak dua kelas. Pemilihan kelas ini dilakukan secara random untuk ditetapkan sebagai kelas ujicoba, kelas eksperimen, dan kelas kontrol.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang sudah divalidasi digunakan dalam penelitian terdiri dari: 1) Instrumen untuk melaksanakan model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor; 2) Instrumen untuk mengetahui kemampuan calon guru dalam pendidikan lingkungan; 3) Instrumen untuk mengetahui kemampuan calon guru dalam pembelajaran pendidikan lingkungan; 4) Instrumen untuk mengetahui sikap calonguruterhadaplingkungansekolah; 5)Instrumen untuk mengetahuikeefektifan model pembelajaran yang dikembangkan; 6) Instrumen untuk menemukan keunggulan dan keterbatasan model pembelajaran yang dikembangkan.

(51)

data tentang sikap dan perilaku calon guru SD terhadap lingkungan sekolahnya. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dalam Tabel 3.4.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor (lingkungan sekolah) merupakan hasil penelitian dan pengembangan. Pelaksanaan pembelajaran di lakukan melalui kegiatan percobaan dan pemanfaatan video pembelajaran, menggunakan siklus belajar pola 5E (engage, eksplorasi, eksplanasi, elaborasi, dan evaluasi). Permasalahan lingkungan yang dibahas adalah pencemaran air, tanah, udara, dan penghematan energi. Model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor (PLO) meliputi tiga komponen, yaitu: a) perencanaan; calon guru merencanakan pembelajaran IPA dengan mengintegrasikan materi yang membahas permasalahan lingkungan sekolah, b) pelaksanaan; melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PLO berbasis lingkungan sekolah, c) evaluasi; evaluasi pembelajaran menekankan pada sikap/perilaku peduli lingkungan sekolah.

Implementasi model pembelajaran PLO menunjukkan bahwa: 1) Terdapat peningkatan kemampuan dasar calon guru pada penguasaan konsep pendidikan lingkungan, kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran PLO berbasis lingkungan sekolah, serta menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan sekolah; 2) Terdapat peningkatan sikap/perilaku peduli terhadap lingkungan sekolah.

(53)

tanah lebih tinggi daripada pencemaran udara dan penghematan energi listrik. Pembelajaran pencemaran air dan pencemaran tanah dilaksanakan dengan metode percobaan, sedangkan pencemaran udara dan penghematan energi listrik dilaksanakan dengan media video pembelajaran. Ditemukan bahwa penguasaan konsep pendidikan lingkungan bagi calon guru yang mengikuti pembelajaran PLO dengan metode percobaan lebih tinggi dibandingkan pemanfaatan media pembelajaran. Percobaan yang dilaksanakan dalam pembelajaran PLO mengacu pada upaya untuk mengatasi masalah lingkungan sekolah seperti: 1) melakukan penjernihan air sehingga diperoleh air bersih, 2) membuat kompos sehingga sampah di sekolah tidak menumpuk dan sekolah jadi bersih. Kemampuan memecahkan masalah lingkungan sekolah diharapkan dapat diterapkan calon guru dalam memecahkan masalah lingkungan yang lebih luas.

Peningkatan penguasaan konsep pendidikan lingkungan bagi calon guru kelas eksperimen tertinggi pada pokok bahasan pencemaran air karena pembelajaran dilaksanakan dengan percobaan. Peningkatan penguasaan konsep terendah pada pencemaran udara karena pembelajaran pencemaran udara dilaksanakan dengan media video pembelajaran. Peningkatan penguasaan konsep terjadi karena calon guru dihadapkan pada permasalahan lingkungan sekolah yang pembelajarannya dilaksanakan dengan percobaan. Dengan demikian ditemukan bahwa pembelajaran PLO yang dilakukan dengan percobaan dapat meningkatkan kemampuan calon guru dalam menguasai konsep pendidikan lingkungan.

(54)

berkemampuan tinggi dan sedang. Namun terdapat perbedaan yang signifikan bagi calon gurukelompoksedang dan rendah. Tidak terdapat perbedaanyang signifikan bagi calon guru kelompok tinggi, sedang, dan rendah dalam aspek kinerja dan sikap dalam melakukan percobaan, serta sikap peduli terhadap lingkungan sekolah.

Kinerja dalam melakukan percobaan termasuk kategori sangat baik, dan sikap dalam melakukan percobaan termasuk kategori sangat baik. Kinerja dan sikap calon guru dalam melakukan percobaan didukung oleh penguasaan konsep tentang materi percobaan. Kemampuan calon guru dalam merencanakan pem- belajaran PLO dipengaruhi oleh kemampuan mereka dalam menguasai konsep yang akan dipelajari oleh siswa.

Pembelajaran yangdilaksanakan denganpercobaantermasukkategori baik, dan yang menggunakan video pembelajaran termasuk kategori cukup. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode percobaan lebih menarik dan mudah dilaksanakan oleh calon guru daripada pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran. Kemampuan calon guru menanamkan sikap peduli lingkungan dan mengevaluasi sikap/perilaku siswa terhadap lingkungan dalam kegiatan simulasi pembelajaran belum sepenuhnya terungkap, karena simulasi pembelajaran dilakukan dalam peer teaching.

(55)

B. Rekomendasi

Model pembelajaran PLO yang telah dikembangkan memerlukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan materi ajar dan subyek penelitian yang lebih luas. Mengingat pembelajaran pendidikan lingkungan di SD terintegrasi ke dalam mata pelajaran sains (IPA), IPS, dan sebagainya, maka sebaiknya pengembangan model pembelajaran PLO selanjutnya diungkap faktor yang mempengaruhi keberhasilan menanamkan sikap/perilaku agar diperoleh kemampuan calon guru yang lebih baik, terutama untuk kelompok rendah.

(56)

Kata pembukaan ujian promosi doktor

31 Juli 2008/ April 2010 pukul 8.00 – 10.30 WIB di ged.Partere Bumi Siliwangi/Pasca sarjana Bandung

Ass. Wr. Wb.

Yang terhormat Rektor Universitas Pendidikan Indonesia

Yang terhormat Direktur Sekolah Pascasarjana UPI.

Yang terhormat Senat Akademik UPI.

Yang terhormat Tim Penguji UPI.

Hadirin dan tamu undangan yang saya hormati.

Pada kesempatan ini izinkan saya untuk menyampaikan

hasil penelitian disertasi yang berjudul ...

Latar belakang masalah

Perumusan masalah dan pertanyaan penelitian Metode penelitian

(57)

Kesimpulan Rekomendasi

Demikian hasil penelitian saya sampaikan, atas perhatian

Bapak-Ibu penguji dan hadirin saya ucapkan terima kasih.

Kata pembukaan ujian promosi doktor 31 Juli 2008/ April 2010 pukul 8.00 – 10.30 WIB

di ged.Partere Bumi Siliwangi/Pasca sarjana Bandung

Ass. Wr. Wb.

Yang terhormat Rektor Universitas Pendidikan Indonesia

Yang terhormat Direktur Sekolah Pascasarjana UPI.

Yang terhormat Senat Akademik UPI.

Yang terhormat Tim Penguji UPI.

Hadirin dan tamu undangan yang saya hormati.

Pada kesempatan ini izinkan saya untuk menyampaikan hasil

penelitian disertasi yg berjudul

PENGEMBANGN PEMBELAJARN

PEND. LINGK BERBASIS OUTDOOR

UNTUK CALON GURU SD

Promosi

Latar Belakang

Penelitian

(58)

Pencemaran air, tanah, udara tjd hampir disemua sekolah shg berdampak pd pembelajaran di SD yg kurang kondusif

Mahasiswa PGSD sbg calon guru yg nanti mgajar diSD perlu dibekali pembelajaran yg mampu mendidik agar siswa bersikap/perilaku peduli lingk trt lingk sekolah

Penl ini dilakuk bdasarkan penggunaan bbrp teori diantara:

1. Teoiri Gagne: Ganje mengatakan Selain pembentukan konsep, lingk dpt dgunak u

pengembangan ketrampl dan sikap (mencintai lingk)

2. Teori Piace membawa anak ke lingkungan asli dari objek yg diamati dpt menunjang

perkembangan bpikir

3. Teori Outdoor pembelajaran di luar kelas (secara kontekstual) 1. Hopkins dan Putnam (1993)

- diri melalui masalah sehari-hari yang ditemui,

- orang lain mll permasalahan kelompok dan pengambilan keputusan - alam melalui pengamatan secara langsung

2. ..

Bdasarkan kajian pendahuluan ini mk sy ingin meneliti model PLO shg model PLO itu dapat dg tepat meningkatkan kepedulian siswa thp lingkungan lingkungan sekolah

Struktur sikap: (Azwar,2007)

Konatif

Sikap dapat berubah: hasil dari proses belajar, proses sosialisasi, pengaruh

Pemodelan observationally (Bandura,1977) perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasi

Teory of planned behavior(Ajzen, 1991)

Model PLO

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Yg melatar bel penulis u mengkaji penlt PLO: Teory of planned behavior (Ajzen, 1991) dmn tdk jauh bbeda pandangan Azwar (2007) yg menyatakan Struktur sikap: tdiri 3 kmponen: Kognitif, afektif, konatif

(59)

Sedangkan Davidoff (1991) Sikap dapat berubah: Perubahan sikap mrpk hasil dari proses belajar, proses sosialisasi, pengaruh kebudayaan, dan pengalaman baru yg dialami peserta didik.

Bandura (1977) jg melatar belakangi pen PLO ini dg teori Pemodelan observationally

Teori belajar sosial menjelaskan perilaku manusia dalam bentuk interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan

menurut teori ini komponen yg mpengaruhi tbtk perilaku: perhatian, retensi, reproduksi, dan motivasi

Teori diataslah yg menjadi pedoman bagi saya untuk mengkaji model PLO agar dpt meningkatkan sikap atau perilaku agar peduli ling sekolah.

Rumusan Masalah

Bagaimana bentuk pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dapat meningkatkan kemampuan dasar calon guru SD?”

Sesuai dg masalah diatas maka dirumuskan tujuan penelt sbb:

Menghasilkan model pembelajaran pendidikan lingkungan berbasis outdoor yang dapat mening- kat kemampuan dasar calon guru sehingga siswa SD mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sekolah

Metode Penelitian

:

Pnlt ini menggunakan model R&D (penelitian & pengembangan) yg tdr 4 tahap

Studi pendahuluan

Perancangan model pembelajaran

Pengembangan model (berupa penilaian draf, revisi draf model)

Uji model. Dalam implementasi model pembelajaran PLO dilakukan percobaan dan pemanfaatan video membahas permasalahan lingsekolah Pelaksanaan pmbelajrn menggunakan Siklus belajar pola 5E untuk PB penc. air

tanah, udara, penghematan Eg

Metode pembelajaran yang digunakan adalah: percobaan, diskusi, dan simulasi (peer teaching)

(60)

Bp dan Ibu Tim Pen

enguji, dan Hadirin sekalian

pembelajaran PLO (lingkungan sekolah) ran PLO (lingk sekolah) yg dkembangkan me

aan pbljr cagur dbekali cara merancang pem ekolah

pembelajarn membahas pmaslh disekolah menekankan pd pengembangan sikap & pe

tan kemampuan dasar calon guru SD: dasar 1 yg harus dikuasai cagur adl konsep merancang pmbljrn,

melaksanakan,

menanamkan kepedulian terhadap lingkun si pembelajaran PLO,

tan sikap/perilaku terhadap lingkungan seko

PLO (lingkungan sekolah) yg diperoleh

nguasaan Konsep pend lingkungan K. eksper rimen (rata-rata) Kelas kontrol 50,72 Pre-test : 52,23

perilaku peduli ling sekolah

Gambar

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
Tabel 3.1. Desain Ujicoba Draf Model Pembelajaran
Tabel 3.2. Desain Uji Model Pembelajaran
Tabel 3.3. Jenis Instrumen Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi TLD Badge dengan menentukan besarnya nilai faktor kalibrasi, mengetahui besarnya faktor hamburan balik (

Setiap perpindahan suku, dari ruas kiri ke ruas kanan maupun sebaliknya (pada operasi penjumlahan dan pengurangan) selalu diikuti dengan perubahan tanda (bila

Prof. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan juga studi dokumentasi. Teknik analisis

Jika dilihat frekuensi regurgitasi sebelum dan setelah pemberian tindakan upright position berdasarkan usia bayi baru lahir maka dapat dilihat frekuensi regurgitasi pada bayi

Tabel 5.2 Pengungkapan Ringkasan Aktivitas Transaksi Sekuritisasi Aset dalam Hal Bank Bertindak sebagai Kreditur Asal - Bank Secara Individu..

• Pada fasade Cafe maritim ini untuk mencerminkan tarian gending Sriwijaya tidaklah mudah, dengan mengolah bentuk mulai dari pola tarian yang mempunyai bentukan

- bahwa sesuai dengan Surat Pengakuan Hutang tanggal 10 Agustus 1988 (bukti P.l) telah terbukti bahwa Tergugat asal telah berhutang kepada Penggugat asal sebesar

Dari pemaparan yang telah peneliti paparkan di atas, peneliti memiliki argumentasi utama yaitu terdapat suatu hal kuat yang mendasari Indonesia sehingga membuatnya