• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR TENDANGAN SAMPING PADA PEMBELAJARAN PENCAK SILAT MELALUI MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SDN 2 SINDANGHAYU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR TENDANGAN SAMPING PADA PEMBELAJARAN PENCAK SILAT MELALUI MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SDN 2 SINDANGHAYU."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

SINDANGHAYU SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratMemperolehGelarSarjana

Oleh

NILA FADLATUL ISLAMY 0903229

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARPENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Tendangan Samping Pada

Pembelajaran Pencak Silat Melalui

Model Kooperatif Group Investigation

Pada Siswa Kelas V SDN 2

Sindanghayu

Oleh

Nila Fadlatul Islamy

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Nila Fadlatul Islamy 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SDN 2

SINDANGHAYU Oleh :

Nila Fadlatul Islamy NIM. 0903229

DisetujuidanDisahkanOleh:

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD S-1 PendidikanJasmani

Drs. RespatyMulyanto, M.Pd NIP. 195905201988031002

Pembimbing I

Drs. EntanSaptani, M.Pd NIP.196204131987031001

Pembimbing II

(4)
(5)

ABSTRAK… ... i

B. Perumusan MasalahdanPemecahanMasalah ... 8

C. TujuanPenelitian ... 10

2. perkembangan Peserta Didik ... 19

3. Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar ... 20

4. Pembelajaran Pencak Silat ... 21

5. Model Pembelajaran ... 28

6. GerakDasarTendanganSampingpadaPembelajaranPencakSilatMela lui Model Kooperatif Group Investigation ... 31

B. Temuan Hasil yang Relevan ... 32

C. HipotesisTindakan... 34

BAB III METODE PENELITIAN………... 35

A. LokasidanWaktuPenelitian... 35

1. LokasiPenelitian ... 35

2. WaktuPenelitian ... 37

B. SubjekPenelitian ... 38

C. MetodedanDesainPenelitian ... 39

1. MetodePenelitian ... 39

2. DesainPenelitian ... 41

(6)

5. Tahap Perencanaan Ulang ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 47

1. Format Observasi... 47

2. Format Tes ... 48

3. Format Wawancara ... 49

4. Format CatatanLapangan... 49

F. TeknikPengolahandanAnalisis Data ... 49

1. Pengolahan Data Proses ... 49

1. Paparan data awalperencanaan ... 56

2. Paparandata awal pelaksanaan kinerja guru ... . 57

3. Paparandata awal pelaksanaan aktivitassiswa ... . 59

4. Paparandata awal Test HasilBelajar ... . 59

5. Analisis dan Refleksi ... . 61

B. Paparan Data Tindakan ... . 64

1. Paparan Data TindakanSiklus I ... . 64

a. Paparan Data Perencanaan ... . 64

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... . 66

c. Paparan Data AktivitasSiswa ... . 68

d. Paparan Data Hasil Belajar ... . 70

e. Analisis dan Refleksi Siklus I ... . 72

2. Paparan Data TindakanSiklus II ... . 78

a. Paparan Data Perencanaan ... . 78

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... . 82

c. PaparanDataAktivitas Siswa ... . 85

d. Paparan Data Hasil Belajar ... . 87

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ... . 89

3. Paparan Data TindakanSiklus III ... ... 95

a. Paparan Data Perencanaan ... . 95

b. Paparan Data Pelaksanaan Kinerja Guru ... . 99

c. PaparanDataAktivitas Siswa ... . 102

d. Paparan Data Hasil Belajar ... . 104

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... . 106

(7)

5. Temuan Refleksi Hasil Penelitian ... ... 118

6. Uji Hipotesis ... ... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 120

A. Kesimpulan... ... 120

B. Saran…... ... ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... ... 124

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 126

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan mempunyai fungsi untuk meletakkan dasar

pengembangan aspek-aspek afektif dan psikomotor, disamping aspek kognitif sebagai unsur yang menuju kepada pembinaan anak menjadi pribadi-pribadi yang utuh, sehat dan segar baik jasmani, rohani, maupun sosialnya.

Banyak sekali batasan-batasan yang dikemukakan dalam berbagai karangan tentang pendidikan jasmani.Jika rohani dan jasmani dipandang sebagai dua bagian yang terpisah, maka pendidikan jasmani adalah pendidikan untuk jasmani.Namun pandangan demikian sudah ditinggalkan dan organisme manusia secara wajar dan alami sekarang dilihat dalam satu kesatuan individu hingga pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui jasmani.

Jasmani adalah kata sifat dengan asal kata jasad yang berarti tubuh atau badan.Jasmani menunjuk kepada hal-hal yang mengenai jasad, yang berhubungan dengan tubuh atau badan manusia, sebagaimana rohani yang menunjuk kepada segala sesuatu yang mengenai roh.Dengan pandangan ini maka pendidikan jasmani berkaitan dengan perasaan, hubungan pribadi, tingkah laku kelompok, perkembangan mental dan sosial, intelektual serta estetika. Pendidikan jasmani, meskipun berusaha untuk mendidik manusia melalui sarana jasmani dengan berbagai aktivitas jasmani tetap berkepentingan dengan tujuan-tujuan pendidikan yang tidak semuanya jasmani atau fisik.

Menurut Lutan Rusli (1998: 13) menyatakan bahwa :

(9)

Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai proses pembelajaran melalui kegiatan fisik yang dirancang untuk meningkatkan kebugaran fisik, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sportif, dan kecerdasan emosional. Dengan demikian, Pendidikan jasmani tidak hanya ditujukan untuk pembangunan fisik tetapi juga mencakup pengembangan individu secara

menyeluruh.

Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang diutamakan adalah siswa harus banyak bergerak atau aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya untuk membina manusia baik secara fisik maupun mental melalui aktivitas jasmani.

Dengan perkataan lain, pendidikan jasmani berusaha untuk mengembangkan pribadi secara keseluruhan dengan sarana jasmani yang merupakan saham khususnya yang tidak diperoleh dari usaha-usaha pendidikan yang lain. Karena hasil pendidikan dari pengalaman jasmani tidak terbatas pada perkembangan tubuh atau fisik.Istilah jasmani harus dipandang dalam kerangka yang lebih abstrak, lebih luas, sebagai satu keadaan kondisi jiwa dan raga.

Pendidikan jasmani berkewajiban meningkatkan jiwa dan raga yang mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari seseorang atau keseluruhan pribadi seseorang.Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan keseluruhan yang mencakup semua kawasan baik organic, motorik, kognitif maupun efektif.Manusia dipandang seutuhnya.Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan dan merupakan alatpendidikan.

Dalam menetapkan batasan pendidikan jasmani, harus pula dipertimbangkan

(10)

Materi atau bahan ajar sebuah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam kurikulum tahun 2006/KTSP meliputi beberapa aspek antara lain permainan dan olahraga. Hakikat olahraga adalah setiap kegiatan jasmani yang dilandasi perjuangan menguasai diri sendiri, mengatasi orang lain atau unsur-unsur alam, yang jika di pertandingkan harus dilaksanakan dengan ksatria, sehingga merupakan sarana

pendidikan pribadi yang tangguh. Untuk itu Pencak Silat telah memenuhi persyaratan tersebut, karena pencak silat merupakan kegiatan yang mendorong, membangkitkan, mengembangkan kesegaran jasmani dan membina kejujuran dan kekuatan rohani.

Menurut Notosoejitno (Sukarna,2008: 1) bahwa :

Pencak silat mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, salah satunya yaitu:aspek olahraga, yang berisi pengetahuan tentang sistem gerak berpola untuk mengamankan diri yang dimodifikasi sebagai olahraga massal, rekreasi dan prestasi.

Pencak silat merupakan salah satu ilmuan beladiri warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia.Perkembangan ilmu beladiri pencak silat sejalan dengan peradaban manusia dengan dicirikan pada situasi dan kondisi manusia itu berada. Banyak perbedaan cara membela diri, dan cara membeladiri inilah yang

menyebabkan lahirnya aliran-aliran dalam pencak silat.

Pencak silat bukan hanya sebagai olahraga beladiri tetapi pada

perkembangannya pencak silat telah menjadi olahraga massal, rekreasi, dan prestasi. Hal ini dijelaskan oleh Sugiyanto (1989:2) bahwa, “pembinaan selama ini menunjukan bahwa pencak silat telah memenuhi syarat sebagai olahraga massal, rekreasi dan prestasi dan apabila ketiga unsur tersebut dibina dengan baik maka

sangat berguna bagi kepentingan hidup manusia”.

Menurut Syukur (2012: 121)bahwa :

(11)

Tokoh-tokoh pendiri Ikatan Pencak silat Seluruh Indonesia (IPSI) akhirnya sepakat untuk tidak membedakan pengertian pencak dengan silat, karena kedua kata tersebut memang mempunyai pengertian yang sama. Kata pencak maupun silat sama- sama mengandung pengertian kerohanian, irama, keindahan, dan kiat maupun praktek, kinerja atau aplikasinya.

Proses belajar mengajar di Sekolah Dasar cara penyajiannya harus disesuaikan

dengan perkembangan anak, jasmaniah dan rohaniah, cara anak menanggapi sesuatu, merasakan, berfikir dan mengungkapkan.

Dalam proses pendidikan jasmani di sekolah dasar sangat disayangkan karena belum sempurna. Permasalahan tersebut bisa dilihat dari management, pengorganisasian, tenaga pendidik serta sarana dan prasarana, serta model pembelajarannya. Dan sangat disayangkan pada umumnya pendidikan jasmani di sekolah dasar kurang mempelajari pembelajaran pencak silat, sehingga siswa di sekolah dasar kurang minat terhadap pembelajaran tersebut.

Dalam pencak silat ada beberapa teknik-teknik dasar pencak silat, salah satunya yaitu teknik serangan. Serangan dapat dibagi menurut jenis alat yang digunakan untuk melakukan serangan, antara lain serangan lengan/tangan yang ladzim disebut pukulan dan serangan tungkai/kaki yang sering disebut tendangan.

Mengenai latihan tekhnik, Harsono (Sukarna,2008: 2) menjelaskan sebagai berikut:

Latihan tekhnik adalah latihan khusus yang dimaksudkan guna membentuk dan memperkembangkan kebiasaan motorik atau perkembangan neuromascular.Kesempurnaan tekhnik-tekhnik dasar dari setiap gerakan adalah penting, oleh karena itu gerakan-gerakan dasar setiap bentuk yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna.

Dalam pembelajaran Pencak silat ada beberapa gerak dasar yang harus dikuasai

(12)

dikuasai dengan baik bila dipelajari dengan sebaik-baiknya. Prosesnya mencakup kegiatan latihan atau pelaksanaan tugas-tugas secara berulang-ulang.Tendangan samping termasuk kedalam teknik serangan kaki.

Dari hasil pengamatan data pada hari jumat tanggal 1 Februari 2013 di lapangan tentang materi gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak

silat di SDN 2 Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis, siswa belum menguasai gerak dasar tendangan samping pada pencak silat, seperti dalam sikap awalan, sikap menendang, dan sikap akhir. Dengan masalah tersebut menjadi kurangnya keberhasilan siswa dalam pembelajaran tendangan samping pada pencak silat di SDN 2 Sindanghayu. Setelah melakukan observasi, ternyata terdapat masalah dari kinerja guru dan aktivitas siswa.

Perilaku yang di munculkan oleh guru:

a) Guru kurang mengembangkan model-model pembelajaran. b) Guru tidak mempersiapkan siswa untuk siap belajar.

c) Tidak ada penjelasan tentang gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat.

d) Guru kurang memotivasi siswa untuk terus melakukan gerakan.

e) Guru tidak mempraktikan langsung tentang gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat.

Akitivitas siswa menjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan, diantaranya:

a) Siswa terlalu menyepelekan intruksi pembelajaran dari guru sehingga siswa kurang termotivasi atau kurang antusias dalam mengikuti latihan gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat.

b) Ruang gerak siswa yang relatif sedukit disebaabkan karena kurangnya latihan sehingga siswa memiliki keterbatasan melakukan gerak dasar tendangan samping.

c) Kurangnya sikap kedisiplinan.

(13)

f) Keterbatasan melakukan tendangan samping sehingga hasil belajar rendah. Berdasarkan observasi di atas terhadap pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat di kelas V SDN 2 Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis belum mencapai KKM yang telah di tentukan yaitu sebesar 68.

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Gerak Dasar Tendangan Samping pada Pencak Silat

(14)

Skor Ideal = 9

Nilai = Jumlah skor yang di perolehX 100

Jumlah skor ideal

Nilai KKM = 68

Jika siswa mendapat nilai ≥ 68maka ( T )

Jika siswa mendapat nilai < 68 maka (BT)

Dari kondisi pembelajaran dan hasil tes yang diperoleh, memberikan gambaran bahwa masalah tendangan samping pada pembelajaran Pencak Silat kelas V SDN 2 Sindanghayu perlu diperbaiki, dapat dikatakan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran tendangan samping masih sangat rendah karena hanya 5 siswa atau 21,7% yang mampu mencapai KKM atau berkategori tuntas dan 18 siswa atau 78,3% yang berkategori belum tuntas.

Dari tabel 1.1 dapat dianalisis dari tiga aspek yang dinilai yaitu padasikap awal ada 11 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 1, 7 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 2, dan 5 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 3. Pada sikap menendang terdapat 15 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 1, 6 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 2, dan hanya 2 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 3. Dan pada sikap awal ada 13 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 1, 7 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 2, dan hanya 3 siswa dari 23 siswa yang mendapatkan nilai 3.

Untuk mengatasi masalah-masalah diatas, dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran Kooperatif Group investigation,karena penelitian ini adalah penelitian yang paling luas dan sukses dari metode-metode spesialisasi tugas. Group investigation memiliki akar filosofis, etis, psikologi penulisan. Dalam perencanaan

(15)

guru bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Guru berkeliling diantara kelompok-kelompok yang ada untuk melihat bahwa mereka bisa mengelola tugasnya, dan membantu tiap kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok, termasuk masalah dalam kinerja terhadap tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan proyek pembelajaran. Berdasarkan permasalahan diatas, maka dalam skripsi ini,

peneliti mengambil judul :

“ Meningkatkan Gerak Dasar Tendangan Samping pada Pembelajaran Pencak Silat

melalui Model Kooperatif Group Investigation di Kelas V SDN 2 Sindanghayu “. B. Perumusan Masalahdan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Dalam pembelajaran gerak dasar tendangan samping pencak silat berdasarkan observasi yang dilakukan penulis kepada siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi diantaranya:

a.Anak tidak bisa melakukan gerak dasar tendangan samping dengan benar b.Arah kaki tendangan belum tepat pada sasaran

c.Keterbatasan melakukan tendangan samping sehingga hasil belajar rendah.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini mengenai “ Bagaimana praktek tendangan samping pada pembelajaran pencak silat melalui model kooperatif Group Investigation?”. Maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran tendangan samping pada pencak silat melalui model kooperatif group investigationpada siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu?

b. Bagaimanakah kinerja guru dalam pembelajaran tendangan samping pada pencak silat melalui model kooperatif group investigation pada siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu?

(16)

d. Bagaimana hasil peningkatan pe mbelajaran tendangan samping pada pencak silat melalui model kooperatif group investigationpada siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul yaitu siswa terlalu menyepelekan

intruksi dari guru, ruang gerak siswa yang relative sedikit karena kurangnya latihan, anak tidak bias melakukan gerak dasar tendangan samping , arah kaki tendangan belum tepat pada sasaran dan keterbatasan melakukan tendanagan samping sehingga hasil belajar rendah. Maka dari itu penulis mengajukan pemecahan masalah dengan menggunakan proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK pada prinsipnya adalah adalah penelitian yang dilakukan dalam setting kelas oleh guru sebagai pelaku pembelajaran.Karena penelitian yang dilakukan dalam setting kelas maka harus melibatkan seorang guru penjas sebagai pelaksana pembelajaran dan seorang peneliti sebagai observer sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian ini menjadi tidak bias. Sedangkan konsep penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen, yaitu :

a. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ini guru merencanakan dan mempersiapkan siswa kearah pembelajaran tendangan samping pada pembelajaran pencak silat melalui model kooperatif group investigation dan mengacu kepada IPKG 1 yang meliputi :

1) Perumusan tujuan pembelajaran

2) Mengembangkan dan mengorganisasikan materi 3) Media pembelajaran

4) Sumber belajar dan model pembelajaran

5) Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran

6) Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan penilaian b. Tahap pelaksanaan Kinerja Guru

(17)

pembelajaran pencak silat dimulai sikap awal, ketepatan tendangan dan sikap akhir serta memberikan bantuan kepada siswa yang tidak bisa melakukan gerakan tendangan samping pada pembelajaran pencak silat.

c. Tahap Aktivitas siswa

Pada tahapan ini guru mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai kerjasama, sportivitas, dan kedisiplinan siswa saat pembelajaran tendangan samping serta memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran pencak silat.

d. Tahap Evaluasi

Pada tahapan ini guru mengevaluasi siswa dengan mengadakan tes, dimana setiap siswa melakukan gerakan tendangan samping pada pembelajaran pencak silat dan dicatat hasilnya.

C. Tujuan Penelitian

Sejarah dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik pembelajaran penjaskes dalam materi pembelajaran tendangan samping pada pencak silat melalui model Kooperatif Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar kelas V SDN 2 Sindanghayu.

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat melalui model kooperatif group investigation pada siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran

gerak dasar tendangan samping pada pencak silat melalui model kooperatif group investigation pada siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu.

(18)

4. Untuk mengetahui hasil pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat melalui model kooperatif group investigation pada siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang berkecimpung dalam pendidikan. 1. Manfaat bagi penulis

Mudah-mudahan hasil peneliti dapat memberikan informasi dan gambaran penulis tentang gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat terhadap siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis dengan penerapan model Kooperatif Group Investigation serta pelaksanaan pembelajarannya.

2. Manfaat bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, wawasan, motivasi, pengalaman, dan lebih menyenangkan lagi kepada siswa dalam materi gerak dasat tendangan samping pada pencak silat.

3. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam mengembangkan dan memudahkan guru dalam pembelajaran pencak silat khususnya pada tendangan samping.

E. Batasan Istilah Meningkatkan

Kata “meningkatkan” memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan dari

(19)

Gerak Dasar

Gerak dasar adalah gerakan yang biasa dilakukan biasa siswa guna meningkatkan

kualitas hidup {Ma’mun dan Saputra (2000:20)} Tendangan samping

Tendangan samping adalah merupakan salah satu bentuk serangan yang

menggunakan sebelah tungkai, lintasannya lurus ke depan perkenaannya pada tumit, telapak kaki, dan sisi luar telapak kaki {Sukarna (2008: 8)}

Pembelajaran

Pembelajaran adalah merupakan proses dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru kepada siswa {Safari (2012: 6)}

Pencak Silat

“Pencak” artinya gerak dasar bela diri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukan. Sementara “silat” diartikan sebagai gerak

bela diri yang sempurna yang bersumber pada kerohanian yang suci murni guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama dan menghindarkan diri manusia dari bala bencana. jadi pencak silat itu sendiri adalah seni bela diri asli Indonesia yang telah berumur berabad-abad {iskandar atok dkk (1992: 2)}

Kooperatif

Kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk

menggali dan membagi-bagi ide pada anak, Strategi pembelajaran ini mendorong anak untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kerja sama dan sikap tanggung jawab kepada teman satu kelompoknya dan juga sikap tanggung jawab dengan dirinya {Safari (2011: 3)}

Group Investigation

Group investigation merupakan suatu bentuk model pembelajaran yang

(20)
(21)

DAFTAR PUSTAKA

Motohir, Toho Cholik dan Lutan, Rusli.(1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dierektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Supriatman.(2010). Pencak Silat.Majalengka: Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Iskandar, Atok dkk.(1992). Pencak Silat.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Safari, Indra.(2001). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani.Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Slavin, E Robert.(2009). Kooperatif Learning.Bandung: Nusa Media

Safari, Indra.(2012). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani.Bandung: Prodi PGSD Penjas Universitas Pendidikan Jasmani Kampus Sumedang.

http://id.penjasorkes-zone.blogspot.com/2011/12/definisi-pendidikan-jasmani.html.

Sukarna, Wawan. (2008). Kontribusi power tungkai terhadap hasil tendangan samping dalam olahraga pencak silat pada siswa puteri kelas VI SDN Mandala 1 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.Sumedang: Program studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan (STKIP) Sebelas April.

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah, dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sindanghayu, Rt.17 Rw.04 Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis.Yang bertempat

di Dusun Sindanghayu Desa Sindanghayu Kecamatan Banjarsari. Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan, khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personil yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan.

Peneliti memilih sekolah tersebut sebagai penelitian berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

a) SDN 2 Sindanghayu merupakan tempat yang berdekatan dengan rumah peneliti sehingga peneliti sedikitnya memahami kondisi sekolah, karakter siswa dan proses pembelajaran yang belangsung.

b) Terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh guru penjas di sekolah tersebut dalam pelaksanaan program sekolah khususnya dalam pembelajaran penjaskes. Hal tersebut melatar belakangi minat peneliti dan guru untuk mencari solusi terbaik untuk meningkatkan pembelajaran pencak silat khususnya gerak dasar dalam tendangan samping.

c) Untuk memperbaiki proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran penjaskes karena pada saat pembelajaran masih banyak ditemui permasalahan yang dihadapi guru.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh guru bersama-sama dengan pihak lain yang berkepentingan, misalnya guru penjas, kepala sekolah, dan

(23)

diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini mulai dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.

Adapun letak SDN 2 Sindanghayu seperti gambar dibawah ini :

Gambar 3.1

Denah lokasi SDN 2 Sindanghayu a) Keadaan siswa

keadaan siswa pada penelitian yang di teliti oleh peneliti adalah siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 10 orang perempuan namun jumlah kseluruhan di SDN 2 Sindanghayu berjumlah 118.

(24)

b) Keadaan Guru

SDN 2 Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis mempunyai tenaga pengajar sebanyak 10 orang, terdiri dari PNS sebanyak 7 orang dan Sukwan 2 orang. Selain itu terdapat satu orang penjaga sekolah.

Tabel 3.1

Data Keadaan Guru SDN 2 Sindanghayu

No Nama NIP Gol Jabatan

1 Ijudin, SPd 196111081982041006 IV/A Kepala Sekolah

2 Dewi Agnia, A.MA.Pd 196209091983052006 IV/A Guru Kelas I

3 Rosnaesih, A.MA.Pd 195911041978032004 IV/B Guru Kelas III

4 Roh Mulyati, SPd.SD 196102261981092002 IV/A Guru Kelas V

5 Aisah, A.MA.Pd 196302181983052006 4b Guru Kelas VI 6 Eva Farida, SPd 196507131986032013 4a Guru Penjas

7 Rum‟an, S.Pd.I 195805041986031010 4a Guru PAI

8 Kurniawan, S.Pd.I Guru Kelas IV

9 Ani Kurniawati, S.Pd.I Guru Kelas II

10 Edi Penjaga

2. Waktu Penelitian

(25)

Tabel 3.3

Waktu Pelaksanaan penelitian

B. Subjek Penelitian

Pada tahap ini peneliti, terutama guru (praktisi), melakukan tindakan-tindakan yang berupa intervensi terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi tugas mereka sehari-hari. Dalam konteks Penelitian Tindakan Kelas, istilah tindakan dipahami sebagai aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran dan praktek pendidikan dalam kondisi kelas tertentu (Sumarno, 1996). Peningkatan dalam pembelajaran kelas mempunyai makna yang amat luas karena dapat mencakup

sejumlah aspek seperti proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih termanfaatkan, penyajian materi lebih mudah diikuti dan dipahami, pembeljaran menjadi efesien, dan hasil belajar lebih meningkat.

(26)

Berdasarkan pertimbangan karakteristik siswa siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cisugan sebagai obyek penelitian dihubungkan dengan materi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta pembelajaran tendangan samping pada pencak silat, maka peneliti menetapkan sampel siswa kelas V sebanyak 23 orang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Adapun alasan pemilihan siswa kelasa V SDN 2 Sindanghayu Kecamatan Banjarsari

Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut :

a) Tingkat kemampuan siswa kelas V SDN 2 Sindanghayu dalam pembelajaran tendangan samping pada pencak silat masih rendah , sehingga nilai tes hasil belajar yang dilaksanakan tidak tercapai sebagaimana yang ditentukan oleh guru SDN 2 Sindanghayu yaitu 68.

b) Karakter siswa yang sangat aktif namun tidak dibarengi dengan pengawasan dan pengarahan dalam pelaksanaan pembelajarannya sehingga siswa kurang mengerti dan memahami makna dari tendangan samping pada pembeljaran pencak silat. Karena disini guru penjas mengajarkan pembelajaran pencak silat tidak diajarkan oleh sendirinya akan tetapi membawa pelatih dari luar.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat dilakukan oleh guru atau pengajar sebagai pengelola program pendidikan.Perlu dikemukakan bahwa sebelum istilah Penelitian Tindakan Kelas digunakan, yang lebih banyak dikenal adalah Penelitian Tindakan (action research).Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran

di kelas.Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari.

(27)

pembelajaran di kelas.Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan dikelas dan bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada.

Penelitian tindakan kelas yang cukup dikenal adalah definisi yang diberikan oleh Kemmis dan Carr (1986).

Menurut Kemmis dan Carr, mengemukakan bahwa :

Penelitian Tindakan merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini serta situasi dimana pekercaan ini dilakukan.

Definisi yang dikemukakan oleh Ebbut (1985) adalah “penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut”.

Menurut Kemmis & Mc Taggart, (1982) menyatakan bahwa :

Penelitian tindakan juga diganbarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana ke 4 aspek yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi,

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang tepat untuk dilaksanakan oleh guru.Pertama-tama Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan

dengan tujuan untuk meningkatkan dan atau memperbaiki praktik pembelajaran di Sekolah (Suyanto, 1997).

(28)

Menurut Raka (Kasbolah,1999: 37) menulis: „Penelitian tindakan kelas bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek‟.

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di sekolah bermanfaat bagi guru dalam hal :

1) Memberikan pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian

2) Meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran, dan 3) Mengembangkan profesionalisme guru.

Menurut Hasan dkk (Kasbolah,1999: 81) menulis : “ bagian awal dari rancangan Penelitian Tindakan Kelas berisi rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan.

Lewin (kasbolah,1999: 16) berpendapat bahwa, “Penelitian tindakan merupakan hal yang tepat untuk dilakukan, sebab pada saat yang serentak teori tentang tindakan sosial dapat dikembangkan dari hasil pengamatan sosial dan kebutuhan serta aspirasi sosial mungkin dapat di pertemukan”.

Penelitian Tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki pembeljaran, sehingga focus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan.

2. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian ini mengacu kepada desain penelitian yang dilakukan

oleh Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008:88) yaitu model spiral yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, kemudian mengadakan

peencanaan kembali untuk siklus selanjutnya.

(29)

semakin meningkat perubahannya atau pencapaian hasilnya. Kemmis menggunakan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan sebagaimana tampak pada gambar berikut

Gambar 3.2

Desain PTK Menurut Kemmis dan Taggart dalam Aqib (2006:23) Gambar 3.2 terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang diawali dengan tindakan (planing) yaitu rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku, sebagai solusi; penerapan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang diinginkan; mengobservasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan yang akan dilakukan; dan

melakukan refleksi (reflekction) yaitu suatu kegiatan mengkaji, dan melihat dan mempertimbangkan, dari hasil suatu tindakan. Jika hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka rencana tindakan yang

OBSERVER

Reflrct

Action

PLAN

OBSERVE

Reflect

ACTION

PLAN

OBSERVER

REFLECT

ACTION

(30)

akandilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitin tindakan kelas ini berbentuk siklus yang akan dilaksanakan tiga siklus. Penulis menggunakan model

spiral Kemmis dan MC. Taggart, yaitu siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan.Model siklus mengikuti rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus pertama merupakan bahan pertimbangan untuk merencanakan tindakan pada siklus selanjutnya

Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk sebuah siklus. Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan menggunakan model Spiral.

1. Perencanaan Tindakan

Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, media, dan sumber pembelajaran serta merencanakan pola langkah-langkah dan tindakan apa yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dalam tahap ini, peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat melelui kooperatif group investigation.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini meliputi:

1) Membuat skenario pelaksanaan tindakan

(31)

melalui model kooperatif group investigation dilaksanakan yaitu lembar observasi, format wawancara, dan lembar hasil belajar siswa.

3) mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materi gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat telah dikuasai oleh siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Jenis tindakan yang dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas hendaknya

selalu didasarkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh, berupa peningkatan kinerja dan hasil program, adalah optimal. Selain itu tindakan dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Pelaksanaan tindakan pada dasarnya adalah guru kelas atau penjas yang bersangkutan. Tindakan yang telah dirancang dilaksanakan oleh peneliti. Pembelajaran yang dilakukan peneliti dengan menggunakan model kooperatif group investigation dalam pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat

sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga siklus (tindakan), yaitu : Kegiatan Pembelajaran Siklus 1

Pada kegiatan siklus I akan dilaksanakan pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat dengan model kooperatif group investigation sesuai dengan RPP yang telah dibuat bersama dengan praktisi.

Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Pada kegiatan siklus II menyajikan RPP dengan RPP yang sama, setelah diadakan analisis dan refleksi pada siklus ke I.

Kegiatan Pembelajaran Siklus III

Pada kegiatan siklus II peneliti menyajikan RPP dengan RPP yang sama, setelah diadakan analisis dan refleksi pada siklus ke II.

(32)

diajarkan. Pada akhir pembelajaran siswa harus mendemonstrasikan gerakan-gerakan yang telah dipelajari.

Untuk mencapai hsil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pelaksanaan siklus yang pertama yaitu untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang didapat pada sebelum pembelajaran yaitu pada

perolehan dari data awal. Pelaksanaan siklus selanjutnya yang mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dibuat yang mengacu kepada hasil yang diperoleh pada siklus sebelumnya. Untuk siklus selanjutnya akan berulang seperti pada kejadian pada siklus sebelumnya. Siklus akan selesai apabila tujuan dan target yang telah dirumuskan telah tercapai.

3. Tahap Observasi

Tahap observasi adalah suatu upaya pengumpulan data yang berkenaan dengan pelaksanaan melalui pengamatan dan dokumentasi. Pada tahap observasi dilaksanakan dengan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi didilakukan oleh dua orang dari tim peneliti untuk mengamati guru selama melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran. Yang kedua adalah untuk mengawasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Selain itu peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah dirancang. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti melakukan wawancara terhadap siswa dan praktisi. Hasil observasi dijadikan sebagai

(33)

4. Analisis dan Refleksi

Analisi data adalah kegiatan menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan secara sistematis dan rasional untuk memperoleh jawaban dari permasalahan penelitian.

Refleksi adalah pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan terhadap pencapaian berbagai tujuan untuk menentukan perlu tidaknya tindak lanjut dalam

rangkai mencapai tujuan akhir.

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dianalisis. Kelemahan-kelemahan atau kekurangan kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Tahap ini adalah merupakan kegiatan terakhir penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil observasi dikumpulkan, dianalisis, dan diinterprestasikan untuk dijadikan penyusunan rencana tindakan berikutnya sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam refleksi :

a) Menelusuri tentang tentang kondisi da penyebab yang terjadi.

b) Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan.

c) Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi.

d) Memperkirakan akibat dan pengaruh dari tindakan yang direnncanakan.

5. Tahap Perencanaan Ulang

Tahap ini merupakan tahap untuk merencanakan tindakan lanjutan bila pada tahap refleksi diketahui bahwa pada tindakan sebelumnya belum mencapai target yang telah ditentukan. Perencanaan ulang ini merupakan jawaban dari hasil refleksi tindakan sebelumnya yang belum terpecahkan atau belum mencapai target sehingga

(34)

E. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini teknik pengumpulan data adalah observasi, yang diobservasi itu adalah proses pembelajaran.

1. Format Observasi

Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

a. IPKG 1 (Instrumen Penilaian Kinerja Guru)

Dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat melalui model pembelajaran kooperatif group investigation. Dalam hal ini kemampuan merencanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat pada saat sebelum melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru.

b. IPKG 2 (Instrumen Penilaian Kinerja Guru)

Dilakukan untuk mengukur kemampuan melaksanakan pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat melalui model kooperatif group investigation. Yang dalam hal ini kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran

tendangan samping dalam pencak silat melalui model kooperatif group investigation. Dalam hal ini kemampuan melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat pada saat melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dan observer bersama mitra (Guru Penjas).

Pedoman observasi kineja guru merupakan sebuah format yang berisi indikator tentang keadaan yang menggambarkan kinerja guru kelas V pada saat berlangsungnya pelaksanaan tindakan penerapan pendekatan melelui model

kooperatif group investigation, yaitu pada proses pembelajaran gerak dasar tendangan

samping pada pencak silat. Aspek pengamatan pada kinerja guru yang meliputi

(35)

pada format yang telah disediakan sesuai dengan jumlah indikator yang telah ditentukan, lalu dijimlahkan dan diinterprestasikan sesuai dengan apa yang telah dirancang.

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan kelas sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan atau sesuai dengan rpp yang telah dibuat.

c. Lembar Aktivitas Siswa

Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai semangat, kerjasama, dan kedisiplinan siswa pada saat pembelajaran. Format observasi aktivitas siswa digunakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa. Data observasi diperoleh langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat objektif dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya. Aspek pengamatan memuat semangat, kerjasama, disiplin.

d. Tes Hasil Belajar Siswa

Dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar siswa sebelum dan setelah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang diperoleh. Tes dilakukan dalam bentuk praktek setelah proses pembelajaran selesai, tingkat kesulitan tes ditambah pada setiap siklusnya.

Pedoman observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yang meliputi observasi aktivitas siswa dan kinerja guru selam pembelajaran berlangsung adapun uraiannya sebagai berikut.

2. Format Tes

Format tes dalam penelitian ini diujikan diakhir pembelajaran yang berguna

untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat. Dalam penelitian ini untuk mengetahui

(36)

3. Format Wawancara

Format wawancara dilakukan untuk memperoleh data bagaimana proses pembelajaran penjas yang khususnya dalam melakukan gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat. Wawancara yang dilakukan meliputi wawancara untuk guru dan wawancara siswa tujuannya untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif group investigation untuk meningkatkan gerak dasar tendangan samping pada pencak silat. Waktu pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada setiap akhir tindakan.

4. Format Catatan

Catatan lapangan memuat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Catatan lapangan sebagai slah satu wujud dari pengamatan yang digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa dan melukiskan suatu proses pelaksaan tindakan yang berisi rekaman perkembangan gurudalam melaksanaka proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang dilihat, didengar dan diamati untuk menentukan hasil analisis. Adapun alat observasi catatan lapangan yang digunakan adalah format penilaian dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

a. Aspek yang diamati b. Deskriptor proses belajar c. Komentar

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses

Sebelum mengadakan pengolahan data dilakukan pengumpulan data terlebih

dahulu. Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari observasi, wawancara, catatan lapangan, serta data hasil dari tes praktek tendangan

(37)

Adapun proses pengumpulan data diperoleh dari seluruh data yang berhasil dikumpulkan melalui instrumen penelitian yakni data hasil belajar diambil dari tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa secara individu pada kegiatan akhir pembelajaran untuk mengetahui adanya peningkatan terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan tendangan samping pada pembelajaran pencak silat pada setiap siklusnya.

Sedangkan data tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakannya tindakan, diambil dari hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran, wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai untuk mengetahui respon, tanggapan dan kesulitan yang dialami siswa dan guru terhadap pembelajaran, catatan lapangan dilakukan dengan cara mencatat kejadian-kejadian yang dialami selam proses pembelajaran berlangsung.

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data kualitatif. Untuk mengetahui peningkatan proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat, diperoleh dari data menggunakan alat pengumpul data. Setiap instrumen yang dipakai diolah dengan cara yang berbeda. Pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi pengolahan data proses dan pengolahan data hasil belajar.

Pengolahan data proses meliputi data proses, dilakukan melalui wawancara, catatan lapangan, observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat dengan cara mengidentifikasi kekurangan, kelebihan (kenaikan) atau dipertahankan dalam proses pelaksanaan tindakan.

1) Observasi terhadap kinerja guru

Aspek kinerja guru yang diamati dalam proses pelaksanaan pembelajaran gerak

(38)

kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Cara penskoran kinerja guru dengan

membubuhi tanda cek () terhadap nampak tidaknya suatu indikator.

2) Observasi terhadap aktivitas siswa

Aspek aktivitas siswa yang diamati dalam proses pembelajarangerak dasar tendangan samping pada pencak silat meliputi empat aspek penilaian yaitu aspek semangat, disiplin, kerjasama dan tanggung jawab. Penjabaran indikator aspek

semangat meliputi berani berinisiatif, aktif melakukan semua kegiatan dan selalu ingin memperbaiki kesalahan. Indikator aspek disiplin meliputi memenuhi petunjuk guru dan mengikuti kesepakatan bersama. Indikator aspek kerja sama meliputi maupun membantu teman selama kegiatan pembelajarangerak dasar tendangan samping pada pencak silat, menghargai teman dan tidak mengganggu teman. Indikator aspek tanggung jawab meliputi tidak berlaku curang, tidak serakah, tidak

ingin menang sendiri. Cara penskoran aspek ini dengan membubuhi tanda cek ()

terhadap skor yang sesuai aktivitas siswa terhadap proses pembelajarangerak dasar tendangan samping pada pencak silat, dengan melihat jumlah indikator yang tampak.

3) Wawancara

Setelah diakukan wawancara dengan guru penjas SDN 2 Sindanghayu (subjek penelitian), hasil wawancara dicatat. Data hasil wawancara dimaknai, kemudian mencari hubungan suatu data dengan data lain yang saling berkaitan, setelah itu mendeskripsikannya dan akhirnya disimpulkan sehingga menghasilkan data yang bermakna.

4) Catatan lapangan

Pengolahan berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami selama proses pembelajarangerak dasar tendangan samping pada pencak silat berlangsung harus

(39)

pelaksanaan tindakan yang telah dipraktikan secara baik dan tepat. Catatan lapangan berguna untuk mendukung data yang sudah dapat. Selanjutnya dibuatkan kesimpulan berdasarkan hasil catatan tersebut dimasukkan ke dalam tabel.

2. Pengolahan Data Hasil

Teknik pengolahan data hasil meliputi soal tes hasil belajar siswa dilakukan pada akhir pembelajaran kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa

mengenai teknik gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat di kelas V SDN 2 Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Untuk hasil tes belajar siswa digunakanlah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar siswa yang digunakan di SDN 2 Sindanghayu yaitu sebesar 68%. Siswa ditentukan tuntas apabila telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 68%, dan kriteria klasikal yang dinyatakan tuntas harus mencapai >68% dari jumlah siswa.

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data secara kualitatif. Pengolahan data dimulai pada saat melakukan refleksi dari setiap tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus dalam penelitian. Seluruh data yang diperoleh melalui instrumen penelitian kemudian dibaca dan ditelaah.

Secara mendalam sehimgga dapat diketahui apa yang menjadi kekurangannya dan dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.

3. Analisis Data

Analisis data menurut Patton (Moleong,1994: 103) adalah :

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar, membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.

Bogdan dan Taylor (Moleong,1994: 103) :

(40)

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurut data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian data dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Teknik analisis data pada dasarnya dilakukan sepanjang penelitian berlangsung secara terus-menerus. Teknik analisis data dilakukan kedalam dua tahap yaitu analisis proses dan analisis hasil, dimana dalam analisis proses dilakukan dengan observasi

kinerja guru dan observasi aktivitas siswa.

Analasis kualitatif pada dasarnya mempergunakan pemikiran logis, analisis dengan logika. Dalam penelitian data kualitatif data yang muncul lebih banyak bersifat deskriftif dalam bentuk kata-kata bukan berbentuk angka-angka. Peneliti merupakan instrumen dalam pengumpulan data, perhatian peneliti diarahkan kepada bagaimana berlangsungnya satu kejadian atau efek dari suatu tindakan.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil perolehan data dari guru dan siswa. Data yang terkumpul dimasukan kedalam penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengolahan data akan dijadikan sebagai gambaran untuk rencana tindakan selanjutnya. Maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, pemaknaan data, dan penyimpulan.

Pada tahap reduksi data peneliti menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, kemudian menginformasikan secara utuh. Kegiatan penyajian data adalah perngorganisasikan data hasil reduksi. Hal ini dilakukan untk menghasilkan sajian data yang utuh.

Selanjutnya kegiatan pemaknaan data dilakukan dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai instrumen yang telah dibuat. Setelah data dimaknai lalu diperiksa baru beranjak pada tahap selanjutnya yaitu tahap

(41)

G. Validasi Data

Validasi data yang dipilih untuk penelitian ini menunjuk pada Hopkins (Wiraatmadja,2005: 168-171) :

a. Member Check

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data. Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada

guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat. Kegiatan yang dilakukan adalah mengecek :

a) Daftar hadir kelas V SDN 2 Sindanghayu b) Nomor induk siswa

c) Daftar 1

d) Jadwal Pelajaran b. Triangulasi

Dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Bertujuan untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif. Selain itu juga dilakukan dengan kegiatan mengumpulkan persepsi siswa terhadap proses pelaksanaan pembelajaran gerak dasar tendangan samping pada pencak silat. Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :

a) Kegiatan yang divalidasi data

b) Mengaji kurikulum yang berlaku yaitu KTSP 2006

c) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas V

d) Disesuaikan dengan kompetensi e) Disesuaikan dengan kompetensi dasar

(42)

c. Audit Trail

Audit trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data

dengan cara mendiskusikannya kepada guru, pembimbing, peneliti senior dan rekan-rekan peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh validasi data yang tinggi mengenai gerak dasar tendangan samping pada pembelajaran pencak silat. Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang :

a) Data awal (hasil observasi)

b) Data akhir hasil observasi nilai aktivitas siswa, dan nilai akhir, belajar siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran

c) Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut. d. Expert Opinion

Expert Opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dierektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

http://id.penjasorkes-zone.blogspot.com/2011/12/definisi-pendidikan-jasmani.html.

Depdikbud. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Iskandar, Atok dkk.(1992). Pencak Silat.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Kartadinata, Sunaryo. (2012). Bahan Ajar Pendidikan Jasmani.Bandung: Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, Rusli.(2001). Asas-Asas Pendidikan Jasmani.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Moleong, lexy, J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Motohir, Toho Cholik dan Lutan, Rusli.(1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Muhtar, Tatang. (2011). Buku Ajar Pencak Silat.Bandung: Program Studi S1 Pendidikan Jasmani Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Safari, Indra.(2001). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani.Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Safari, Indra.(2012). Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani.Bandung: Prodi PGSD Penjas Universitas Pendidikan Jasmani Kampus Sumedang.

(44)

Syarifuddin, Aif dan Muhadi.(1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning.Surabaya: Pustaka Belajar

Sukarna, Wawan. (2008). Kontribusi Power Tungkai Terhadap Hasil Tendangan Samping dalam Olahraga Pencak Silat pada Siswa Puteri Kelas VI SDN Mandala 1 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Sumedang: Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Sebelas April.

Supriatman.(2010). PencakSilat.Majalengka: Program

StudiPendidikanJasmanidanRekreasiFakultasKeguruandanIlmuPendidikan.

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning.Surabaya: Pustaka Belajar.

Syarifuddin, Aif dan Muhadi.(1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Gambar

Gambar 3.1 Denah lokasi SDN 2 Sindanghayu
Tabel 3.1 Data Keadaan Guru SDN 2 Sindanghayu
Tabel 3.3 Waktu Pelaksanaan penelitian
Gambar 3.2 Desain PTK Menurut Kemmis dan Taggart dalam Aqib (2006:23)

Referensi

Dokumen terkait

Kurangnya pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing UKM jamu tradisional dalam mengenalkan produk yang dijual menjadi permasalahan yang dihadapi saat ini, baik

Dari premis kedua, “Semua siswa di Indonesia, baik yang belum maupun telah berumur 17 tahun, memiliki Nomor Induk Siswa (NIS)”, dapat disimpulkan bahwa “Semua orang Indonesia

manajemen perusahaan untuk mempengaruhi angka pada laporan keuangan perusahaan mereka, yaitu dengan melakukan manajemen laba ( earning..

[r]

Kondisi suhu air pada jarak tertentu Gambar 7 memperlihatkan bahwa nilai suhu tidak dipengaruhi pada jarak titik sampel yang dekat ataupun jauh dari kolam terakhir

Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah analisis Korelasi Ganda bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel pemahaman konsep

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.4, penyinaran dengan menggunakan sinar Ultraviolet terhadap kualitas mikrobiologi air minum isi ulang mempunyai pengaruh

The subject of the study is the Ghostbusters (2016) movie and the object of the study is the representation about the African Ameri- can that will focus only on Patty