• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KONSEP HUKUM PERDATA UNTUK MENINGKATKAN KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : Studi Kasus di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Pasundan Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN KONSEP HUKUM PERDATA UNTUK MENINGKATKAN KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : Studi Kasus di Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Pasundan Bandung."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRACT...vii

ABSTAK ...viii

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL ...xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... .5

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Penjelasan Istilah ... 7

1. Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ...7

2. Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan ...8

F. Paradigma Penelitian ...8

G. Struktur Organisasi Tesis ...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...10

A. Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ...10

1. Pengertian Pembelajaran Konsep ... ...10

2. Konsep Hukum Perdata Untuk Pendidikan Kewarganegaraan ...19

a. Konsep Usia Dewasa ………...…. 26

b. Konsep Hak Milik Atas Tanah ………...…. 32

c. Konsep Pemberian Kuasa dan Perjanjian Jual Beli …...……. 36

d. Konsep Alat Bukti Surat-surat ………... 37

B. Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... ..53

A. Metode Penelitian ... ..53

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... .56

C. Teknik Pengumpulan Data ... .56

D. Teknik Analisis Data ... . 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. .62

A.Gambaran Perkuliahan Hukum Perdata di prodi PPKn UNPAS ……... .63

B.Gambaran Materi Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ………....77

C.Kendala yang dihadapi Mahasiswa dan Doses dalam proses Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ………80

D.Pemahaman Mahasiswa Prodi PPKn terhadap Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ……….. 82

(2)

G.Analisi Kendala yang dihadapi Mahasiswa dan Dosen dalam proses

Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ……….... 91

H.Analisis Pemahaman Mahasiswa Prodi PPKn Terhadap Konsep Hukum Perdata Dapat Meningkatkan Kebermaknaan PKn ...….. 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...101

A. Kesimpulan ……….. 101

B. Saran ……… 106

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Isi Pokok KUHPerdata (BW) ... 22

2.2 Tasonomi Pendidikan Kewarganegaraan ... 43

4.1 Silabus Hukum Perdata ... 63

4.2 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Hukum Perdata ... 65

4.3 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Hukum Perdata STHB ... 73

4.4 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pertemuan ke- 9 ... 78

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia ...112

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ...113

Lampiran 3 Hasil Wawancara Mahasiswa ...114

Lampiran 4 Silabus Hukum Perdata Prodi PPKn FKIP UNPAS ... 115

Lampiran 5 Satuan Acara Perkuliahan Hukum Perdata Prodi PPKn FKIP UNPAS ...116

Lampiran 6 Satuan Acara Perkuliahan Hukum Perdata STHB ...117

Lampiran 7 Satuan Acara Perkuliahan Konsep Hukum Perdata ...118

Lampiran 8 Daftar Hadir Perkuliahan Mahasiswa & Dosen FKIP UNPAS.... 119

Lampiran 9 Isi Power Point Konsep Hukum Perdata ... 120

(6)
(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata kuliah Hukum Perdata merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Strata 1

(S-1) di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Materi Hukum Perdata tidak

jauh berbeda dengan yang diberikan kepada mahasiswa S-1 Ilmu Hukum di Fakultas Hukum

, yang berbeda terletak pada Sistem Kredit Semester (SKS) . Pada S-1 PKn bobotnya 3 (tiga)

SKS, sedangkan pada S-1 Ilmu Hukum bobotnya 4(empat) SKS.

Kedudukan mata kuliah Hukum Perdata termasuk pada komponen mata kuliah

keilmuan dan keterampilan(MKK) , baik pada prodi PKn maupun Fakultas Hukum, sebagai

syarat untuk dapat mengikuti perkuliahan tersebut adalah telah lulus mata kuliah Pengantar

Ilmu Hukum dan Pengantar Hukum Indonesia.

Dalam Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/Dikti/2006 tentang Rambu-rambu

Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, obyek

pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut : a) Filsafat Pancasila ; b)

Identitas Nasional ; c) Negara dan Konstitusi ;d) Demokrasi Indonesia ; e) Hak Azasi

Manusia dan Rule of Law ; f) Hak dan Kewajiban Warga Negara ; g) Geopolitik Indonesia ;

i) Geostrategi Indonesia.

Dengan demikian diketahui bahwa kedudukan mata kuliah Hukun Perdata dalam materi

PKn termasuk dalam materi hak dan kewajiban warga negara.

Kompetensi keilmuan bidang studi dan kompetensi profesi yang harus dimiliki oleh

(8)

efisien dan efektif. Proses pendidikan yang demikian seyogianya memberikan kesempatan

dan pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi

intelektif dan kapasitas psikologis yang dimilikinya. Proses belajar tersebut seyogianya dapat

pula meningkatkan hubungan fungsional dengan kehidupan nyata sehari-hari, dalam arti

memiliki relevansi yang kuat dan akuntabel. Mahasiswa sebagai calon guru PKn diharapkan

tidak saja memiliki kompetensi keilmuan dalam bidang studi maupun profesi tetapi ia juga

diharapkan akan mampu memecahkan dan menyelesaikan masalah, dan bahkan proaktif

dalam mengembangkan profesi guru PKn.

Pengamatan peneliti, dalam proses pembelajaran mata kuliah hukum perdata biasanya

cenderung menekankan pada pengetahuan teori dan minim aplikasi dari konsep hukum

perdata itu sendiri. Bila melihat hasil ujian akhir semester sesungguhnya mahasiswa semester

III Angkatan Tahun 2010/2011 di Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung

memiliki nilai yang bagus namun mengenai pemahaman dari konsep hukum perdata itu

sendiri mereka kurang memahaminya. Padahal aplikasi hukum perdata sangat dekat dengan

kehidupan kita sehari-hari. Contohnya mengenai peristiwa hukum perdata mulai dari

kelahiran sampai kematian, berikut yang berkaitan dengan hubungan hukum antar individu

yang ada di masyarakat, seperti perjanjian, jual beli, warisan, perkawinan, hibah dan

lain-lain. Sehingga tujuan dari mata kuliah hukum perdata sebagai komponen mata kuliah

keilmuan dan keterampilan (MKK) tidak akan tercapai, dan tentu saja akan berpengaruh

terhadap kompetensi keilmuan bidang studi dan kompetensi profesi yang harus dimiliki oleh

seorang guru PKn.

Menurut Abdul Aziz Wahab dan Sapriya, “ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam

(9)

dan metode pembelajaran.” (Wahab & Sapriya, 2011 : 346). Berkaitan dengan hal tersebut ,

bila dihubungkan dengan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran dalam suatu

pendidikan adalah kemampuan pendidik mengelola sumber informasi dengan bantuan media.

Pembelajaran dapat dimaknai sebagai arragement of information. Sebagaimana diungkapkan

oleh Heinich (2005: 7) yang mendefinisikan “Instruction is the arragement of information and environment to facilitate learning.” Menurutnya pembelajaran adalah pengaturan

informasi dan lingkungan yang bertujuan untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar.

Sehingga dalam penyampaian materi dari mata kuliah Hukum Perdata, maka pengajar harus

menguasai materi itu secara teori dan praktek. Menurut Turner dkk (Wahab dan Sapriya,

2011: 336) mengidentifikasi pendekatan pembelajaran PKn sebagai berikut : Audiovisual

materials, case studies, community resourse persons, cooperative learning, debates polls,

interview and surveis, mock trials, role plays and simulations, writing letter to public

officials.

Hasil penelitian sebelumnya terkait penggunaan konsep dalam pembelajaran yaitu

pemahaman konsep negara hukum Indonesia melalui mata kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan (Kajian Deskripsi Analisis Pembelajaran PKn pada Perguruan Tinggi di

Kota Bandung) , penulis mendapatkannya pada tesis Fatahillah (2009) di Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia, menunjukkan perbedaan

konsepsi pengajaran PKn di Perguran Tinggi mempengaruhi bagaimana upaya pembelajaran

pemahaman konsep Negara Hukum melalui Mata Kuliah PKn pada mahasiswa . Penggunaan

model pembelajaran bermakna, penulis mendapatkannya pada tesis di Program Studi Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia bahwa model pembelajaran Experiential Kolb dapat

meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dan keterampilan proses sains siswa

(10)

pembelajaran dan pengalaman langsung yang dilakukan oleh siswa dapat meningkatkan

makna dari belajar materi tertentu.

Menurut Bloom (Armiza, 2007:19) pemahaman konsep adalah kemampuan

menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang

disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu

mengaplikasikannya. Pemahaman dan penggunaan konsep yang terdapat dalam hukum

perdata bila dirinci satu persatu sesungguhnya sangat banyak. Namun dari sekian banyak

konsep tentunya ada beberapa konsep yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari

sehingga akan memudahkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep hukum perdata

itu sendiri.

Konsep hukum perdata secara umum adalah mengatur hubungan hukum secara

privaat atau dengan kata lain menitikberatkan pada perlindungan hukum untuk kepentingan

orang perorangan atau badan hukum. Saling menjaga keteraturan hubungan antara warga

negara yang satu dengan warga negara lainnya merupakan salah satu bagian dari pendidikan

kewarganegaraan. Keteraturan hubungan hukum antara warga negara tersebut diatur dalam

hukum perdata. Salah satu contoh kasus yang masih hangat tentang adalah nikah siri yang

dilakukan oleh seorang pejabat publik. Menurut pengamatan penulis, hal tersebut seharusnya

tidak perlu terjadi bila pejabat publik tersebut mengetahui dan faham maksud dari pencatatan

peristiwa hukum yaitu perkawinan agar dicatat dan didaftarkan kepada Kantor Urusan

Agama atau Kantor Catatan Sipil.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “ Pembelajaran Konsep Hukum Perdata untuk

Meningkatkan Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Kasus di Program Studi

(11)

B. Rumusan Masalah

Menurut Sugiyono (2011) dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak

dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan

penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks,

interaksi sosial yang terjadi dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori baru.

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana implementasi pembelajaran konsep hukum perdata di Prodi PPKn FKIP

UNPAS ?

2. Bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap konsep hukum perdata dalam kehidupan

sehari-hari di masyarakat ?

3. Bagaimana hasil pembelajaran konsep hukum perdata untuk dapat meningkatkan

kebermaknaaan Pendidikan Kewarganegaraan bagi mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah implementasi pembelajaran konsep hukum perdata di

Prodi PPKn FKIP UNPAS .

2. Untuk mengetahui bagaimanakah pemahaman mahasiswa terhadap konsep hukum

perdata dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah hasil pembelajaran konsep hukum perdata ini dapat

(12)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan PKn

berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran konsep hukum perdata dan

terhadap komponen dasar dari civic education yaitu civic skills, civic knowledge dan

civic disposition .

2. Secara praktis adalah :

a. Untuk peneliti sendiri sebagai pengetahuan yang lebih luas lagi dalam bidang

pendidikan dan pengajaran .

b. Untuk dosen sebagai bahan masukkan dan pilihan metode pengajaran terhadap

mahasiswa di Program Studi PPKn khususnya untuk mata kuliah Hukum Perdata.

c. Untuk Mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi PPKn

sebagai bahan masukkan dan pembelajaran yang berbeda agar dengan mempelajari

hukum perdata baik secara teori maupun praktek sehingga dapat mencapai

kebermaknaan PKn.

E. Penjelasan Istilah

1. Pembelajaran Konsep Hukum Perdata

Pembelajaran menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah proses, cara

menjadikan orang atau mahluk hidup belajar.

Konsep hukum perdata secara umum adalah mengatur hubungan hukum secara

privaat atau dengan kata lain menitikberatkan pada perlindungan hukum untuk kepentingan

orang perorangan atau badan hukum.

Dari rumusan tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran konsep hukum perdata

(13)

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(KUHPer) untuk meningkatkan pendidikan

kewarganegaraan.

2. Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan

Pengertian “kebermaknaan” tidak ditemukan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Namun untuk memudahkan pemahaman dari “kebermaknaan” yang berasal dari kata

“bermakna” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976 : 624) adalah berarti ;

mengandung arti yang penting (dalam).

Pada pokoknya makna Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membina dan

membelajarkan seseorang menjadi warga negara yang baik.

Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan pendidikan

kewarganegaraan adalah bermakna atau mempunyai arti yang dalam bagi dirinya sebagai

individu maupun sebagai warga negara dalam konteks hubungan berbangsa dan bernegara.

F. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian ini menggunakan teori pendekatan sistem. Bentuk umum sistem

dari suatu sistem terdiri atas masukan (input) , proses (process) dan keluaran (output), dalam

bentuk sistem ini terdapat satu atau lebih masukan yang akan diproses dan akan

(14)
[image:14.595.29.535.102.530.2]

Gambar 1. Bagan Paradigma Penelitian

G. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi tesis terdiri dari lima bab , bab pertama adalah pendahuluan

didalamnya berisi latar belakang,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian,penjelasan istilah dan paradigma penelitian. Bab kedua adalah tinjauan pustaka

didalamnya berisi konsep, teori, hukum dan model yang berkaitan dengan kajian penelitian.

Bab ketiga adalah metode penelitian yang dipergunakan dalam melakukan penelitian ini. Bab

keempat adalah hasil penelitian dan pembahasan didalamnya berisi uraian hasil penelitian

beserta analisisnya. Bab kelima adalah kesimpulan dan saran yang didalmnya berisi

kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang ditujukan pada pihak dan instansi yang

berkaitan dengan penelitian .

(4)

APLIKASI KONSEP HUKUM PERDATA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

(3) OUT PUT MENINGKATKAN KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (1) INPUT MAHASISWA SEMESTER III PRODI PKN FKIP

UNPAS

(2) PROSES

PROSES PEMBELAJARAN MATA KULIAH HUKUM PERDATA __________________________ DOSEN, SILABUS, SARANA PRASARANA(LABORATORIUM), METODE (PEMBELAJARAN KONSEP & BERMAKNA), MEDIA & EVALUASI

(5) - TUJUAN NASIONAL

- TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

- TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif . Pada penelitian ini,

peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau

sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti

mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur

pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Creswell, 2012:20).

Disini peneliti hendak menyelidiki bagaimana implementasi mata kuliah

hukum perdata dengan menggunakan pembelajaran konsep hukum perdata

dapat meningkatkan kebermaknaan PKn.

Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara

mendalam mengenai bagaimana gambaran pengembangan pemahaman konsep

hukum perdata pada mahasiswa semester III tahun ajaran 2011/2012 melalui

perkuliahan mata kuliah Hukum Perdata di Prodi Pancasila dan Pendidikan

Kewarganegaraan FKIP UNPAS Bandung. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai kondisi

kegiatan belajar mengajar Mata Kuliah Hukum Perdata. Mata kuliah ini

merupakan Mata Kuliah Wajib bagi mahasiswa semester III (tiga) yang

menempuh Strata 1 (S-1) di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

(16)

Disini peneliti hendak menyelidiki bagaimana implementasi mata kuliah Hukum

Perdata dengan menggunakan pembelajaran konsep hukum perdata ,

pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran konsep dan bagaimana hasil

pembelajaran konsep hukum perdata dapat meningkatkan kebermaknaan PKn.

Setelah diketahui gambaran kondisi riil di lapangan mengenai bagaimana

Pembelajaran konsep hukum perdata di Prodi PPKn UNPAS Bandung, kemudian

dikonfirmasikan kepada pakar bidang pendidikan di Universitas Pasundan yaitu

Profesor Haji Asep Sjamsul Bachri, untuk diminta analisa dan pandangannya dari

sudut teori keilmuan , hasilnya akan dibuat suatu bentuk rekomendasi dalam

pengembangan pembelajaran konsep hukum perdata.

Pada penelitian ini penulis menyelidiki secara cermat suatu program,

peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh

waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan

menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah

ditentukan (Creswell, 2012:20).

Penelitian ini adalah studi kasus (case study) di Prodi PPKn FKIP

UNPAS. Studi kasus merupakan kajian yang rinci disuatu latar, suatu obyek,

tumpuan atau suatu peristiwa tertentu (Miles dan Huberman, 2007:15) . Menurut

Bogdan dan Biklen (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap

satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu

peristiwa tertentu.

Menurut Yin (2009: 18) studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang

(17)

antara fenomena dan konteks tak tampak secara tegas, dan dimana multisumber

bukti dimanfaatkan.

Dalam penelitian ini pendekatan studi kasus dipilih karena dengan

pendekatan ini diharapkan penelitian akan focus pada persoalan dan mampu

menggali masalah secara lebih mendalam didalam kasus dan mampu dianalisis

dengan lebih baik, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang lebih baik. Selain

itu pemilihan studi kasus dianggap sangat cocok, karena dalam penelitian ini akan

menjawab pertanyaan-pertanyaan “bagaimana”. Dalam rangka memberikan

sekelumit deskripsi mengenai Pembelajaran Konsep Hukum Perdata sebagai salah

satu Mata Kuliah Keahlian di program studi kependidikan dan kewarganegaraan.

Kasus ini dianggap sebagai suatu kasus yang menarik untuk diteliti dan

diungkap dikarenakan adanya perbedaan yang mencolok tentang pengembangan

konsep hukum perdata yang ada di Prodi PPKn dengan di Fakultas Hukum yang

pernah peneliti tempuh saat melakukan studi S.1 di Fakultas Hukum, jika di

Fakultas hukum pengembangan konsep hukum perdata berdasarkan hukum

murni, maka di Prodi PPKn ini pengembangan konsep hukum perdatanya

didasarkan atas pendidikan kewarganegaraan dimana calon-calon guru PKn ini

diharapkan memiliki kompetensi komponen dasar dari civic education yaitu civic

skills, civic knowledge dan civic disposition. Maka studi kasus ini akan

mengungkap “bagaimana pengembangan pembelajaran konsep-konsep hukum

perdata dapat meningkatkan kebermaknaan PKn” .

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

(18)

Yang menjadi lokasi penelitian adalah di Prodi PPKn FKIP UNPAS yang

beralamat di Jalan Tamansari nomor 6-8 Bandung .

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa semester III (tiga) di Prodi PPKn

tahun ajaran 2011-2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Pasundan Bandung .

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah

peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi. Hal

ini ditegaskan oleh pendapat Nasution dalam Sugiyono (2010) menyatakan

“dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian ini. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk mencapainya”

Bukti atau data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari beberapa

sumber, yaitu : dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung,

observasi partisipan (Yin, 2012:103).

Sumber data dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut:

1. Sumber bahan data lapangan, meliputi catatan observasi kelas, pembelajaran

dan sebagainya.

2. Sumber bahan cetak (kepustakaan) meliputi buku teks, dokumen, makalah,

(19)

Tinggi dan Pemahaman Konsep Hukum Perdata yang diperoleh dari surat

kabar, majalah ilmiah, jurnal, situs internet dan lain-lain.

3. Sumber Responden (human resources)

1). Pakar Pendidikan .

2). Dosen Mata Kuliah Hukum Perdata di Prodi PPKn UNPAS.

3). Ketua Prodi PPKn UNPAS.

4). Mahasiswa semester III di Prodi PPKn UNPAS.

Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono,

2011:326). Untuk keperluan data dalam penelitian, peneliti mempelajari isi

undang-undang maupun ketentuan-ketentuan yang berlaku berkaitan dengan

penelitian.

Rekaman arsip seringkali dalam bentuk komputerisasi bisa merupakan hal

yang relevan. (Yin, 2012:106). Misalnya arsip nilai mahasiswa pada Mata Kuliah

Hukum Perdata, arsip Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Hukum Perdata,

arsip catatan observasi dan pedoman wawancara penelitian.

Wawancara menurut Esterberg (Sugiyono, 2011: 316) adalah pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan dalam suatu topik tertentu. Untuk menunjang penelitian ini, maka

peneliti akan mengambil sumber responden dari pakar pendidikan

kewarganegaraan , dosen mata kuliah hukum perdata, ketua program studi

(20)

mahasiswa semester III angkatan tahun 2012-2013 di Prodi PPKn UNPAS

sebagai subjek penelitian. Wawancara secara garis besar dibagi dua yakni:

wawancara tak struktur dan wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara

mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka

(opended interview), sedangkan wawancara terstruktur sering juga disebut

wawancara baku (standarized interview), yang susunan pertanyaannya sudah

ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang

sudah disediakan sebelumnya (Mulyana, 2003: 180).

Berkaitan dengan jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini.

Peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur, di mana ini dilakukan guna

mendapatkan kualifikasi jawaban sebagai data lapangan, yang dapat memberikan

jawaban atas makna dari temuan fakta di lapangan. Hasil wawancara yang

berbentuk data-data rekaman atau tulisan disusun dalam bentuk transkrip tertulis

hasil wawancara .

Pengamatan langsung adalah peneliti menciptakan kesempatan untuk

observasi langsung dalam penelitian. (Yin, 2012: 112).

Observasi partisipan adalah suatu bentuk observasi khusus dimana peneliti

tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil berbagai

peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa yang

akan diteliti. (Yin, 2012 : 114).

Dalam hal mengamati langsung dan observasi partisipan untuk

(21)

ajar dan alat peraga dipersiapkan oleh peneliti sendiri. Adanya keleluasaan

peneliti turut serta bertindak sebagai pengajar karena telah menjadi asisten dosen

mata kuliah hukum perdata sejak tahun 2000 hingga saat ini di Prodi PPKn

UNPAS Bandung.

D. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data kualitatif, pada dasarnya data muncul berwujud kata-kata

bukan rangkaian angka. Analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi

secara bersamaan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:16). Reduksi data (data

reduction) diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyerderhanaan data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di

lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data.

Penyajian data (data display) diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang

terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian

data. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing) diartikan kesimpulan yang

diambil akan ditangani secara longgar dan tetap terbuka sehingga kesimpulan

yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan

(22)

berlangsung dengan maksud-maksud menguji kebenaran, kekokohan dan

kecocokannya yang merupakan validitasnya.

Menurut Bogdan dan Biklen , analisa data merupakan proses mencari dan

mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatatan lapangan, dan

bahan-bahan lain yang telah anda himpun untuk menambah pemahaman anda sendiri

mengenai bahan-bahan itu semua untuk memungkinkan anda melaporkan apa

yang telah anda temukan kepada pihak lain. (Fatahillah, 2009:139).

Analisa data meliputi kegiatan menyusun data, dengan membagi-baginya

menjadi satuan-satuan kecil yang kemudian disintesakan, dicari polanya,

menentukan mana yang penting, mana yang tidak, dan diputuskan untuk

dilaporkan.

Adapun untuk mengetahui peningkatan kebermaknaan PKn pada

mahasiswa didapatkan melalui observasi , wawancara dan evaluasi dengan

metode tanya jawab .

Dalam penelitian ini validitas atau keabsahan data diperiksa dengan metode

triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kepentingan pengecekan

data atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004:178).

Triangulatian menurut Patton (Moleong, 2004) dibagi menjadi 4 (empat), yaitu :

1. Triangulasi Sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitatif. Data yang diperoleh berupa wawancara

(23)

2. Triangulasi Metode, yaitu dengan menggunakan dua strategi; (1)

pengecekan terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

dengan beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi Peneliti, yakni dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat

lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan.

Pengambilan data dilakukan oleh beberapa orang.

4. Triangulasi Teori, yakni melakukan penelitian tentang topik yang sama

dan datanya dianalisa dengan menggunakan beberapa perspektif teori yang

berbeda.

Dalam penelitian ini variasi teknik yang digunakan adalah triangulasi model

sumber. Hal ini dilakukan karena pengambilan data dalam penelitian ini

menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi yang dilakukan terhadap

dosen dan mahasiswa. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :

1. Perkuliahan Hukum Perdata di Program Studi Pancasila dan Pendidikan

Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

Pasundan (UNPAS)Bandung adalah sebagai berikut :

a. Perkuliahan hukum perdata ini terbagi dalam dua kelas yaitu kelas A dan B,

kedua-duanya dijadwalkan pada hari Kamis dalam ruang kelas yang sama yaitu

ruang pasca, namun waktunya yang berbeda . Jumlah mahasiswa pada kelas A

adalah 42 (empatpuluh dua) orang dan kelas B adalah 50 (limapuluh) orang. Mata

kuliah hukum perdata ini memiliki bobot 3 (tiga) sistem satuan kredit semester

(sks).

b. Metode pengajaran yang digunakan Dosen selama perkuliahan berlangsung

adalah metode ceramah dan tanya jawab.

c. Materi dalam silabus tidak pernah direvisi , contohnya kententuan tentang

Hipotik dalam bahasan Hak Kebendaan , pada saat ini hipotik sudah tidak berlaku

lagi dan telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak

Tanggungan.

d. Pembelajaran dengan menggunakan konsep hanya digunakan pada materi

Kedewasaan dan Pendewasaan.

e. Materi pembelajaran konsep hukum perdata , diberikan pada pertemuan ke 9

(sembilan). Bertepatan dengan materi tempat tinggal, kewenangan berhak dan

bertindak. Peneliti memadukan materi tersebut dengan konsep-konsep hukum

(25)

dan jual beli serta konsep alat bukti surat-surat , semuanya tercakup dalam materi

hukum perdata yang terdapat dalam Buku I, II, III dan IV Kitab Undang-Undang

Hukum Perdata. Isi Materi dari konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :

1) Konsep usia dewasa terdapat dalam Buku I mengenai Orang (Van

Persoonen), yang memuat hukum perorangan dan hukum kekeluargaan.

Menurut konsep KUHPerdata, orang telah dikatakan dewasa apabila telah

mencapai umur 21 tahun atau belum berumur 21 tahun tetapi sebelumnya

telah melangsungkan perkawinan. Tetapi mengenai masalah batasan umur

dewasa ini belum adanya keseragaman antara ketentuan-ketentuan lainnya

yang didalamnya merumuskan tentang batasan usia dewasa. Namun dalam

hubunganya dengan hak dan kewajiban warga negara, untuk melakukan

perbuatan hukum tertentu harus memenuhi syarat usia dewasa dalam

KUHPerdata. Sedangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, usia

dewasa ini dipergunakan sesuai dengan keperluan dari warga negaranya.

2) Konsep hak milik atas tanah termasuk dalam materi Buku II mengenai Benda

(Van Zaken), yang memuat hukum benda . Konsep hukum dalam buku II

adalah Benda yang dapat dihaki oleh orang dan berwujud maka dapat

dijadikan sebagai objek hukum. Tanah termasuk dalam kategori benda tidak

bergerak. Khusus mengenai hak-hak atas tanah yang diatur dalam

KUHPerdata, saat ini sudah tidak berlaku lagi semenjak diberlakukannya

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok

Agraria (UUPA). Dalam konsep hak-hak atas tanah yang terdapat dalam

UUPA, hak milik merupakan satu-satunya hak atas tanah yang mempunyai

kedudukan paling kuat dibandingkan dengan hak-hak yang lainnya.

(26)

perikatan yang diatur dalam Buku III KUHPer mengenai Perikatan (Van

Verbintenissen), yang memuat hukum harta kekayaan yang berkenaan

dengan hak-hak dan kewajiban yang berlaku bagi orang-orang atau

pihak-pihak tertentu. Konsep hukum dalam buku III adalah hubungan hukum antara

dua orang atau lebih berdasarkan kesepakatan atau dengan kata lain

persamaan kehendak yang akan menimbulkan hak dan kewajiban. Dasar dari

suatu perikatan tidak hanya timbul dari suatu perjanjian. Bisa juga timbul

dari pengurusan kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan perjanjian.

Contohnya pemberian kuasa.

4) Mengenai pembuktian ini diatur dalam Buku IV mengenai Pembuktian dan

Kedaluwarsa (Van Bewijs en Verjaring ) , yang memuat perihal alat-alat

pembuktian dan akibat akibat lewat waktu terhadap hubungan-hubungan

hukum. Sebenarnya pembuktian termasuk dalam hukum acara perdata. Dalam

hal pembuktian, untuk dapat digunakan sebagai alat bukti maka dituangkan

dalam bentuk tertulis . Menurut undang-undang, alat bukti surat-surat dapat

dibagi dalam surat-surat akta dan surat-surat lain. Surat akta ialah suatu tulisan

yang semata-mata dibuat untuk membuktikan sesuatu hal atau peristiwa,

karenanya suatu akta harus selalu ditandatangani (Kansil, 2000: 2530).

2. Pemahaman Mahasiswa semester III (tiga) prodi PPKn terhadap pembelajaran konsep

Hukum Perdata cukup baik, terbukti pada saat sesi tanya jawab sebagai evaluasi dan

dari hasil wawancara. Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan

bahasa mereka sendiri setelah dilangsungkannya materi pembelajaran konsep hukum

perdata. Salah satu indikator sudah dipahaminya suatu konsep adalah dengan dapat

menerangkan kembali konsep tersebut dengan bahasa mereka sendiri namun mudah

(27)

di masyarakat , hampir semua mahasiswa faham dan telah mengaplikasikan konsep

hukum perdata tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Contohnya konsep jual beli.

3. Dalam melaksanakan pembelajaran konsep-konsep hukum perdata, diperlukan

persiapan dan kemampuan dosen merencanakan rancangan pengajaran konsep. Karena

saat peneliti mempraktekkan pembelajaran konsep ini, selain harus memiliki bekal

pengetahuan yang cukup. Paham akan teorinya saja ternyata tidak cukup, untuk dapat

menjelaskan konsep-konsep tersebut dalam bentuk riil diperlukan informasi dan data

yang relevan sehingga tujuan pembelajaran konsep untuk meningkatkan kebermaknaan

Pkn dapat tercapai. Dengan menggunakan pembelajaran konsep, bagi peneliti

sesungguhnya sangat membantu penyampaian materi hukum perdata yang begitu

banyak. Dari konsep-konsep tersebut, dapat dipilih konsep mana saja yang relevan

dengan Prodi PPKn. Bahkan bila dikaji lebih lanjut dari setiap konsep itu mengandung

nilai dan makna tertentu. Mengutip pendapat Lickona (1992 : 38) bahwa dalam

memilih nilai apa yang perlu diajarkan sekolah, perlu memperhatikan kemanfaatannya

secara nyata. Jadi manfaat apa yang dialami oleh mahasiswa setelah mempelajari

konsep-konsep hukum perdata itu dapat mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian pembelajaran konsep hukum perdata untuk meningkatkan

kebermaknaan PKn dapat tercapai.

4. Hukum perdata sebagai sebagai komponen mata kuliah keilmuan dan keterampilan

(MKK). Kurikulum Program Studi PKn itu sendiri memiliki dua unsur utama yaitu

kurikulum pendidikan akademis dan pendidikan profesi. Prodi PKn lebih menekankan

pada pendidikan akademis dibanding profesi dalam hal ini profesinya adalah sebagai

guru, sedangkan pada fakutas hukum atau S.1 Ilmu Hukum lebih menekankan pada

pendidikan profesi seperti hakim, pengacara dan notaris.

(28)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, penulis merekomendasikan

saran-saran penelitian sebagai berikut :

1. Bagi dosen hukum perdata :

a. Banyaknya muatan materi hukum perdata dapat disiasati dengan dipilih saja

materi-materi yang relevan dengan prodi PPKn sehingga tidak akan

menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa maupun dosen. Pembelajaran dengan

menggunakan konsep sangat membantu dalam hal pemilihan materi-materi

mana dalam hukum perdata yang relevan dengan Prodi PKn.

b. Dalam perkuliahan hukum perdata , dosen sebagai pengajar harus faham dan

mengerti bahwa mata kuliah tersebut sebagai bagian mata kuliah keilmuan dan

ketrampilan (MKK) yang bertujuan untuk memiliki keterampilan tertentu dari

bidang ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa. Sehingga tidak cukup

pengetahuan secara teoritis saja, perlu pengetahuan aplikatif , berikut selalu up

date informasi dan pengetahuan berkaitan dengan mata kuliah tersebut, agar

tujuan MKK dapat tercapai. Mengajar bukanlah untuk menggugurkan

kewajiban tapi untuk melahirkan pembelajar-pembelajar yang handal.

c. Strategi belajar mengajar yang dipakai dalam perkuliahan hukum perdata

harusnya dipadukan dengan tujuan prodi PPKn dan tujuan PKn secara umum

agar terjadi sinergi akan kebermaknaan PKn bagi mahasiswa dan kompetensi

sarjana PPKn.

2. Bagi Mahasiswa :

a. Dalam mengikuti perkuliahan hukum perdata dan hukum-hukum lainnya agar

jangan pernah lupa bahwa prodi PKn memiliki tujuan dan kompetensi yang berbeda

dengan fakultas hukum.

(29)

setiap konsep yang ada dalam hukum perdata akan sering ditemui dalam kehidupan

sehari-hari sehingga pengetahuan yang didapat dapat dipergunakan secara praktis.

3. Bagi dosen pada umumnya , pembelajaran konsep ini memudahkan untuk penyampaian

materi perkuliahan . Namun dalam pembelajaran konsep, dosen harus faham benar

dengan materi yang akan disampaikan baik secara teori maupun praktis.

4. Hendaknya hasil penelitian dalam tesis ini dikembangkan dalam satu riset disertasi agar

membuat dan menemukan konsep-konsep hukum perdata, khusus untuk pendidikan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Armiza. (2007). Model Siklus Belajar Abduktif Empiris Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP pada Materi Pemantulan Cahaya. Tesis SPs UPI. Tidak Diterbitkan.

Branson,M.S.(1998). The Role of Civic Education. Calabasas: CCE.

Bogdan,Robert C dan Sari Knop Biklen.(1990). Riset Kualitatif Untuk Pendidikan Pengantar

Ke Teori & Metode . Alih bahasa Munandar. Jakarta : Universitas Terbuka & Dirjen

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Budiningsih ,C.Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rineka Cipta.

Budiono, Herlien. (2012). “Makalah mengenai perwakilan, kuasa dan pemberian kuasa “. Upgrading Ikatan Notaris Indonesia. Yogyakarta . Tanggal 26 Januari 2012 .

Creswell,John W.(2010). Reseach Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif & Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dahar,Ratna Wilis. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.

Danawihardja, Sutarja dan Pujiastuti,Endang.(2011) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Hukum

Perdata Sekolah Tinggi Hukum Bandung.

Daryanto dan Tasrial. (2012). Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta : Gava Media.

Djahiri,A.K.(1995/1996).Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral

PVCT, IKIP Bandung.

Djahiri,A.K. (2006). Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan

Indonesia .

Djamarah, Syaiful Bahri .(1999). Psikologi Belajar. Bandung : Rineka Cipta .

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Rineka Cipta .

Fatahillah. (2009). Pengembangan Konsep Negara Hukum Indonesia melalui Mata Kuliah

PKn(Kajian Deskripsi Analisis Pembelajaran PKn pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung). Tesis SPs UPI. Tidak Diterbitkan.

Firdaus LN et.al. (2007). Indonesian Undergraduated Instructional Reform Toward A World

Class University, International Jurnal Education. Vol 1 No 2 May 2007 (97-107).

Hariri, Wawan Muhwan. (2012). Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Pustaka Setia.

(31)

Heinich,R, Molenda ,M. dan Russel,J. (2005). Instructional Technology and Media for

Learning. New Jersey : Merril Prentice Hall.

Jhonson,B.Elaine. (2007). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar

Mengajar Mengasikan dan Bermakna. Bandung : Mizan Utama.

Joyce Bruce.et.al.(2009). Models of Teaching. Edisi 8. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Kerr,David.(1999). Citizenship Education : An International Comparison. England : National Foundation For Educational Research –NFER.

Kansil,C.S.T. et.al .(2006). Modul Hukum Perdata Termasuk Asas-asas Hukum Perdata. Jakarta : PT Pradnja Paramita.

Lestari , Ningrum Puji. (2008). Kecakapan Bertindak Dalam Melakukan Perbuatan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Tesis. SPs Universitas Dipenegoro. Tidak diterbitkan.

Miles, Matthew .B dan Huberman , A. Michael. (1992). Analisis data kualitatif: buku

sumber tentang metode-metode baru. Jakarta: UI Press.

Mulyana, Dedi.(2003). Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi &

Ilmu Sosial lainnya. Cetakan III. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya .

Nasution, S. (1992). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Nurhayati. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman Untuk Meningkatkan Konsep

Pesawat Sederhana & Keterampilan Proses Sains. Tesis SPs UPI. Tidak Diterbitkan.

Parera, Jos Daniel. (2004). Teori Semantik. Jakarta : Erlangga.

Parlindungan.AP. (1998). Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria. Bandung : Mandar Maju.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2011.

Pedoman Pelaksanaan Akademik dan Kemahasiswaan Program Sarjana (S1) Sekolah Tinggi Hukum Bandung tahun 2012.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 Tentang Pedolaman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

Poerwadarminta, W.J.S.(1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

(32)

Sabigin, Cecep Dudi Muklis. (2009). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Insan Mandiri.

Sanjaya,Wina.(2009). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soedijarto. (2008). Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.

Subekti (1980). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta : Pradnja Paramita

Subekti. (1982). Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta : PT Intermasa.

Sudjana,Nana. (2004). Dasar -dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinarbaru Algesindo.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Sy. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran KOMPETENSI. Bandung Yayasan Kesuma.

Sumaatmadja Nursid, dkk (2008). Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000

Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/Dikti/2006 Tentang Rambu-rambu Pelaksanaan

Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Tim Pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar. (2010). Block Book

Penalaran dan Argumentasi Hukum.

Titik Triwulan Tutik. (2010). Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Udin. S. Winataputra, dkk. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas

Terbuka.

Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.

(33)

Wahab Abdul Aziz dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Alfabeta.

Yin,Robert K.(2012).Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.

Zuriah, Nuril. (2011). Penguatan Pendidikan Karakter Melalui PKn Multikultural Berbasis

Kearifan Lokal di Perguruan Tinggi. Tersedia : http :

Gambar

Gambar 1.        Bagan Paradigma Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, sintesis material katoda NCM telah dilakukan dengan menggunakan metode solid state yang mana pada metode ini ialah metode yang paling simpel dibanding

Dapat dikatakan juga bahwa sebagian besar populasi mikroba pada MacConkey Agar adalah bakteri Gram negatif yang kurang resisten terhadap iradiasi, sehingga semakin

Mencermati hubungan kausalitas tersebut, dapat diintrepretasikan bahwa harga minyak goreng sawit di pasar dunia tidak dipengaruhi secara signifikan oleh harga

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga yang diterima oleh responden di TK ABA Mlangi, Gamping, Sleman, Yogyakarta dari

Pada Gambar 1(b), ketika konduktor terhubung dengan sumber tegangan searah, muncul medan listrik antara kedua konduktor (garis berwarna merah) dari kutub positif ke kutub

Dari semua ordo dalam kelas Polypodiophyta, ordo Polypodiales mempunyai bentuk dan susunan sori yang sangat beragam seperti berbentuk garis pada tepi daun,

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS sebagai alternative tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil

Dalam penelitian ini, pengkategorian otomatis artikel ilmiah dilakukan dengan menggunakan kernel graph yang diterapkan pada graph bipartite antara dokumen artikel