DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ...ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRACT...vii
ABSTAK ...viii
DAFTAR ISI ...xi
DAFTAR TABEL ...xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... .5
C. Tujuan Penelitian ...6
D. Manfaat Penelitian ...6
E. Penjelasan Istilah ... 7
1. Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ...7
2. Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan ...8
F. Paradigma Penelitian ...8
G. Struktur Organisasi Tesis ...8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...10
A. Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ...10
1. Pengertian Pembelajaran Konsep ... ...10
2. Konsep Hukum Perdata Untuk Pendidikan Kewarganegaraan ...19
a. Konsep Usia Dewasa ………...…. 26
b. Konsep Hak Milik Atas Tanah ………...…. 32
c. Konsep Pemberian Kuasa dan Perjanjian Jual Beli …...……. 36
d. Konsep Alat Bukti Surat-surat ………... 37
B. Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... ..53
A. Metode Penelitian ... ..53
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... .56
C. Teknik Pengumpulan Data ... .56
D. Teknik Analisis Data ... . 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. .62
A.Gambaran Perkuliahan Hukum Perdata di prodi PPKn UNPAS ……... .63
B.Gambaran Materi Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ………....77
C.Kendala yang dihadapi Mahasiswa dan Doses dalam proses Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ………80
D.Pemahaman Mahasiswa Prodi PPKn terhadap Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ……….. 82
G.Analisi Kendala yang dihadapi Mahasiswa dan Dosen dalam proses
Pembelajaran Konsep Hukum Perdata ……….... 91
H.Analisis Pemahaman Mahasiswa Prodi PPKn Terhadap Konsep Hukum Perdata Dapat Meningkatkan Kebermaknaan PKn ...….. 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...101
A. Kesimpulan ……….. 101
B. Saran ……… 106
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Isi Pokok KUHPerdata (BW) ... 22
2.2 Tasonomi Pendidikan Kewarganegaraan ... 43
4.1 Silabus Hukum Perdata ... 63
4.2 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Hukum Perdata ... 65
4.3 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Hukum Perdata STHB ... 73
4.4 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pertemuan ke- 9 ... 78
DAFTAR GAMBAR
Gambar
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia ...112
Lampiran 2 Pedoman Wawancara ...113
Lampiran 3 Hasil Wawancara Mahasiswa ...114
Lampiran 4 Silabus Hukum Perdata Prodi PPKn FKIP UNPAS ... 115
Lampiran 5 Satuan Acara Perkuliahan Hukum Perdata Prodi PPKn FKIP UNPAS ...116
Lampiran 6 Satuan Acara Perkuliahan Hukum Perdata STHB ...117
Lampiran 7 Satuan Acara Perkuliahan Konsep Hukum Perdata ...118
Lampiran 8 Daftar Hadir Perkuliahan Mahasiswa & Dosen FKIP UNPAS.... 119
Lampiran 9 Isi Power Point Konsep Hukum Perdata ... 120
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata kuliah Hukum Perdata merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa Strata 1
(S-1) di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Materi Hukum Perdata tidak
jauh berbeda dengan yang diberikan kepada mahasiswa S-1 Ilmu Hukum di Fakultas Hukum
, yang berbeda terletak pada Sistem Kredit Semester (SKS) . Pada S-1 PKn bobotnya 3 (tiga)
SKS, sedangkan pada S-1 Ilmu Hukum bobotnya 4(empat) SKS.
Kedudukan mata kuliah Hukum Perdata termasuk pada komponen mata kuliah
keilmuan dan keterampilan(MKK) , baik pada prodi PKn maupun Fakultas Hukum, sebagai
syarat untuk dapat mengikuti perkuliahan tersebut adalah telah lulus mata kuliah Pengantar
Ilmu Hukum dan Pengantar Hukum Indonesia.
Dalam Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/Dikti/2006 tentang Rambu-rambu
Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, obyek
pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut : a) Filsafat Pancasila ; b)
Identitas Nasional ; c) Negara dan Konstitusi ;d) Demokrasi Indonesia ; e) Hak Azasi
Manusia dan Rule of Law ; f) Hak dan Kewajiban Warga Negara ; g) Geopolitik Indonesia ;
i) Geostrategi Indonesia.
Dengan demikian diketahui bahwa kedudukan mata kuliah Hukun Perdata dalam materi
PKn termasuk dalam materi hak dan kewajiban warga negara.
Kompetensi keilmuan bidang studi dan kompetensi profesi yang harus dimiliki oleh
efisien dan efektif. Proses pendidikan yang demikian seyogianya memberikan kesempatan
dan pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi
intelektif dan kapasitas psikologis yang dimilikinya. Proses belajar tersebut seyogianya dapat
pula meningkatkan hubungan fungsional dengan kehidupan nyata sehari-hari, dalam arti
memiliki relevansi yang kuat dan akuntabel. Mahasiswa sebagai calon guru PKn diharapkan
tidak saja memiliki kompetensi keilmuan dalam bidang studi maupun profesi tetapi ia juga
diharapkan akan mampu memecahkan dan menyelesaikan masalah, dan bahkan proaktif
dalam mengembangkan profesi guru PKn.
Pengamatan peneliti, dalam proses pembelajaran mata kuliah hukum perdata biasanya
cenderung menekankan pada pengetahuan teori dan minim aplikasi dari konsep hukum
perdata itu sendiri. Bila melihat hasil ujian akhir semester sesungguhnya mahasiswa semester
III Angkatan Tahun 2010/2011 di Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung
memiliki nilai yang bagus namun mengenai pemahaman dari konsep hukum perdata itu
sendiri mereka kurang memahaminya. Padahal aplikasi hukum perdata sangat dekat dengan
kehidupan kita sehari-hari. Contohnya mengenai peristiwa hukum perdata mulai dari
kelahiran sampai kematian, berikut yang berkaitan dengan hubungan hukum antar individu
yang ada di masyarakat, seperti perjanjian, jual beli, warisan, perkawinan, hibah dan
lain-lain. Sehingga tujuan dari mata kuliah hukum perdata sebagai komponen mata kuliah
keilmuan dan keterampilan (MKK) tidak akan tercapai, dan tentu saja akan berpengaruh
terhadap kompetensi keilmuan bidang studi dan kompetensi profesi yang harus dimiliki oleh
seorang guru PKn.
Menurut Abdul Aziz Wahab dan Sapriya, “ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
dan metode pembelajaran.” (Wahab & Sapriya, 2011 : 346). Berkaitan dengan hal tersebut ,
bila dihubungkan dengan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran dalam suatu
pendidikan adalah kemampuan pendidik mengelola sumber informasi dengan bantuan media.
Pembelajaran dapat dimaknai sebagai arragement of information. Sebagaimana diungkapkan
oleh Heinich (2005: 7) yang mendefinisikan “Instruction is the arragement of information and environment to facilitate learning.” Menurutnya pembelajaran adalah pengaturan
informasi dan lingkungan yang bertujuan untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar.
Sehingga dalam penyampaian materi dari mata kuliah Hukum Perdata, maka pengajar harus
menguasai materi itu secara teori dan praktek. Menurut Turner dkk (Wahab dan Sapriya,
2011: 336) mengidentifikasi pendekatan pembelajaran PKn sebagai berikut : Audiovisual
materials, case studies, community resourse persons, cooperative learning, debates polls,
interview and surveis, mock trials, role plays and simulations, writing letter to public
officials.
Hasil penelitian sebelumnya terkait penggunaan konsep dalam pembelajaran yaitu
pemahaman konsep negara hukum Indonesia melalui mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (Kajian Deskripsi Analisis Pembelajaran PKn pada Perguruan Tinggi di
Kota Bandung) , penulis mendapatkannya pada tesis Fatahillah (2009) di Program Studi
Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia, menunjukkan perbedaan
konsepsi pengajaran PKn di Perguran Tinggi mempengaruhi bagaimana upaya pembelajaran
pemahaman konsep Negara Hukum melalui Mata Kuliah PKn pada mahasiswa . Penggunaan
model pembelajaran bermakna, penulis mendapatkannya pada tesis di Program Studi Fisika
Universitas Pendidikan Indonesia bahwa model pembelajaran Experiential Kolb dapat
meningkatkan pemahaman konsep pesawat sederhana dan keterampilan proses sains siswa
pembelajaran dan pengalaman langsung yang dilakukan oleh siswa dapat meningkatkan
makna dari belajar materi tertentu.
Menurut Bloom (Armiza, 2007:19) pemahaman konsep adalah kemampuan
menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang
disajikan ke dalam bentuk yang lebih dipahami, mampu memberikan interpretasi dan mampu
mengaplikasikannya. Pemahaman dan penggunaan konsep yang terdapat dalam hukum
perdata bila dirinci satu persatu sesungguhnya sangat banyak. Namun dari sekian banyak
konsep tentunya ada beberapa konsep yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari
sehingga akan memudahkan pemahaman mahasiswa terhadap konsep-konsep hukum perdata
itu sendiri.
Konsep hukum perdata secara umum adalah mengatur hubungan hukum secara
privaat atau dengan kata lain menitikberatkan pada perlindungan hukum untuk kepentingan
orang perorangan atau badan hukum. Saling menjaga keteraturan hubungan antara warga
negara yang satu dengan warga negara lainnya merupakan salah satu bagian dari pendidikan
kewarganegaraan. Keteraturan hubungan hukum antara warga negara tersebut diatur dalam
hukum perdata. Salah satu contoh kasus yang masih hangat tentang adalah nikah siri yang
dilakukan oleh seorang pejabat publik. Menurut pengamatan penulis, hal tersebut seharusnya
tidak perlu terjadi bila pejabat publik tersebut mengetahui dan faham maksud dari pencatatan
peristiwa hukum yaitu perkawinan agar dicatat dan didaftarkan kepada Kantor Urusan
Agama atau Kantor Catatan Sipil.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “ Pembelajaran Konsep Hukum Perdata untuk
Meningkatkan Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan (Studi Kasus di Program Studi
B. Rumusan Masalah
Menurut Sugiyono (2011) dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak
dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Pertanyaan
penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks,
interaksi sosial yang terjadi dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori baru.
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana implementasi pembelajaran konsep hukum perdata di Prodi PPKn FKIP
UNPAS ?
2. Bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap konsep hukum perdata dalam kehidupan
sehari-hari di masyarakat ?
3. Bagaimana hasil pembelajaran konsep hukum perdata untuk dapat meningkatkan
kebermaknaaan Pendidikan Kewarganegaraan bagi mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah implementasi pembelajaran konsep hukum perdata di
Prodi PPKn FKIP UNPAS .
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pemahaman mahasiswa terhadap konsep hukum
perdata dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah hasil pembelajaran konsep hukum perdata ini dapat
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan PKn
berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran konsep hukum perdata dan
terhadap komponen dasar dari civic education yaitu civic skills, civic knowledge dan
civic disposition .
2. Secara praktis adalah :
a. Untuk peneliti sendiri sebagai pengetahuan yang lebih luas lagi dalam bidang
pendidikan dan pengajaran .
b. Untuk dosen sebagai bahan masukkan dan pilihan metode pengajaran terhadap
mahasiswa di Program Studi PPKn khususnya untuk mata kuliah Hukum Perdata.
c. Untuk Mahasiswa di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi PPKn
sebagai bahan masukkan dan pembelajaran yang berbeda agar dengan mempelajari
hukum perdata baik secara teori maupun praktek sehingga dapat mencapai
kebermaknaan PKn.
E. Penjelasan Istilah
1. Pembelajaran Konsep Hukum Perdata
Pembelajaran menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah proses, cara
menjadikan orang atau mahluk hidup belajar.
Konsep hukum perdata secara umum adalah mengatur hubungan hukum secara
privaat atau dengan kata lain menitikberatkan pada perlindungan hukum untuk kepentingan
orang perorangan atau badan hukum.
Dari rumusan tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran konsep hukum perdata
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata(KUHPer) untuk meningkatkan pendidikan
kewarganegaraan.
2. Kebermaknaan Pendidikan Kewarganegaraan
Pengertian “kebermaknaan” tidak ditemukan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Namun untuk memudahkan pemahaman dari “kebermaknaan” yang berasal dari kata
“bermakna” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1976 : 624) adalah berarti ;
mengandung arti yang penting (dalam).
Pada pokoknya makna Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membina dan
membelajarkan seseorang menjadi warga negara yang baik.
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan pendidikan
kewarganegaraan adalah bermakna atau mempunyai arti yang dalam bagi dirinya sebagai
individu maupun sebagai warga negara dalam konteks hubungan berbangsa dan bernegara.
F. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian ini menggunakan teori pendekatan sistem. Bentuk umum sistem
dari suatu sistem terdiri atas masukan (input) , proses (process) dan keluaran (output), dalam
bentuk sistem ini terdapat satu atau lebih masukan yang akan diproses dan akan
Gambar 1. Bagan Paradigma Penelitian
G. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis terdiri dari lima bab , bab pertama adalah pendahuluan
didalamnya berisi latar belakang,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian,penjelasan istilah dan paradigma penelitian. Bab kedua adalah tinjauan pustaka
didalamnya berisi konsep, teori, hukum dan model yang berkaitan dengan kajian penelitian.
Bab ketiga adalah metode penelitian yang dipergunakan dalam melakukan penelitian ini. Bab
keempat adalah hasil penelitian dan pembahasan didalamnya berisi uraian hasil penelitian
beserta analisisnya. Bab kelima adalah kesimpulan dan saran yang didalmnya berisi
kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang ditujukan pada pihak dan instansi yang
berkaitan dengan penelitian .
(4)
APLIKASI KONSEP HUKUM PERDATA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
(3) OUT PUT MENINGKATKAN KEBERMAKNAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (1) INPUT MAHASISWA SEMESTER III PRODI PKN FKIP
UNPAS
(2) PROSES
PROSES PEMBELAJARAN MATA KULIAH HUKUM PERDATA __________________________ DOSEN, SILABUS, SARANA PRASARANA(LABORATORIUM), METODE (PEMBELAJARAN KONSEP & BERMAKNA), MEDIA & EVALUASI
(5) - TUJUAN NASIONAL
- TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
- TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif . Pada penelitian ini,
peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau
sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Creswell, 2012:20).
Disini peneliti hendak menyelidiki bagaimana implementasi mata kuliah
hukum perdata dengan menggunakan pembelajaran konsep hukum perdata
dapat meningkatkan kebermaknaan PKn.
Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara
mendalam mengenai bagaimana gambaran pengembangan pemahaman konsep
hukum perdata pada mahasiswa semester III tahun ajaran 2011/2012 melalui
perkuliahan mata kuliah Hukum Perdata di Prodi Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan FKIP UNPAS Bandung. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai kondisi
kegiatan belajar mengajar Mata Kuliah Hukum Perdata. Mata kuliah ini
merupakan Mata Kuliah Wajib bagi mahasiswa semester III (tiga) yang
menempuh Strata 1 (S-1) di Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Disini peneliti hendak menyelidiki bagaimana implementasi mata kuliah Hukum
Perdata dengan menggunakan pembelajaran konsep hukum perdata ,
pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran konsep dan bagaimana hasil
pembelajaran konsep hukum perdata dapat meningkatkan kebermaknaan PKn.
Setelah diketahui gambaran kondisi riil di lapangan mengenai bagaimana
Pembelajaran konsep hukum perdata di Prodi PPKn UNPAS Bandung, kemudian
dikonfirmasikan kepada pakar bidang pendidikan di Universitas Pasundan yaitu
Profesor Haji Asep Sjamsul Bachri, untuk diminta analisa dan pandangannya dari
sudut teori keilmuan , hasilnya akan dibuat suatu bentuk rekomendasi dalam
pengembangan pembelajaran konsep hukum perdata.
Pada penelitian ini penulis menyelidiki secara cermat suatu program,
peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh
waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan (Creswell, 2012:20).
Penelitian ini adalah studi kasus (case study) di Prodi PPKn FKIP
UNPAS. Studi kasus merupakan kajian yang rinci disuatu latar, suatu obyek,
tumpuan atau suatu peristiwa tertentu (Miles dan Huberman, 2007:15) . Menurut
Bogdan dan Biklen (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap
satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu
peristiwa tertentu.
Menurut Yin (2009: 18) studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang
antara fenomena dan konteks tak tampak secara tegas, dan dimana multisumber
bukti dimanfaatkan.
Dalam penelitian ini pendekatan studi kasus dipilih karena dengan
pendekatan ini diharapkan penelitian akan focus pada persoalan dan mampu
menggali masalah secara lebih mendalam didalam kasus dan mampu dianalisis
dengan lebih baik, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang lebih baik. Selain
itu pemilihan studi kasus dianggap sangat cocok, karena dalam penelitian ini akan
menjawab pertanyaan-pertanyaan “bagaimana”. Dalam rangka memberikan
sekelumit deskripsi mengenai Pembelajaran Konsep Hukum Perdata sebagai salah
satu Mata Kuliah Keahlian di program studi kependidikan dan kewarganegaraan.
Kasus ini dianggap sebagai suatu kasus yang menarik untuk diteliti dan
diungkap dikarenakan adanya perbedaan yang mencolok tentang pengembangan
konsep hukum perdata yang ada di Prodi PPKn dengan di Fakultas Hukum yang
pernah peneliti tempuh saat melakukan studi S.1 di Fakultas Hukum, jika di
Fakultas hukum pengembangan konsep hukum perdata berdasarkan hukum
murni, maka di Prodi PPKn ini pengembangan konsep hukum perdatanya
didasarkan atas pendidikan kewarganegaraan dimana calon-calon guru PKn ini
diharapkan memiliki kompetensi komponen dasar dari civic education yaitu civic
skills, civic knowledge dan civic disposition. Maka studi kasus ini akan
mengungkap “bagaimana pengembangan pembelajaran konsep-konsep hukum
perdata dapat meningkatkan kebermaknaan PKn” .
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Yang menjadi lokasi penelitian adalah di Prodi PPKn FKIP UNPAS yang
beralamat di Jalan Tamansari nomor 6-8 Bandung .
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah mahasiswa semester III (tiga) di Prodi PPKn
tahun ajaran 2011-2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pasundan Bandung .
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama dalam penelitian adalah
peneliti sendiri yang terjun langsung ke lapangan untuk mencari informasi. Hal
ini ditegaskan oleh pendapat Nasution dalam Sugiyono (2010) menyatakan
“dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian ini. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya alat yang dapat digunakan untuk mencapainya”
Bukti atau data untuk keperluan studi kasus bisa berasal dari beberapa
sumber, yaitu : dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung,
observasi partisipan (Yin, 2012:103).
Sumber data dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut:
1. Sumber bahan data lapangan, meliputi catatan observasi kelas, pembelajaran
dan sebagainya.
2. Sumber bahan cetak (kepustakaan) meliputi buku teks, dokumen, makalah,
Tinggi dan Pemahaman Konsep Hukum Perdata yang diperoleh dari surat
kabar, majalah ilmiah, jurnal, situs internet dan lain-lain.
3. Sumber Responden (human resources)
1). Pakar Pendidikan .
2). Dosen Mata Kuliah Hukum Perdata di Prodi PPKn UNPAS.
3). Ketua Prodi PPKn UNPAS.
4). Mahasiswa semester III di Prodi PPKn UNPAS.
Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Bisa berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. (Sugiyono,
2011:326). Untuk keperluan data dalam penelitian, peneliti mempelajari isi
undang-undang maupun ketentuan-ketentuan yang berlaku berkaitan dengan
penelitian.
Rekaman arsip seringkali dalam bentuk komputerisasi bisa merupakan hal
yang relevan. (Yin, 2012:106). Misalnya arsip nilai mahasiswa pada Mata Kuliah
Hukum Perdata, arsip Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan Hukum Perdata,
arsip catatan observasi dan pedoman wawancara penelitian.
Wawancara menurut Esterberg (Sugiyono, 2011: 316) adalah pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan dalam suatu topik tertentu. Untuk menunjang penelitian ini, maka
peneliti akan mengambil sumber responden dari pakar pendidikan
kewarganegaraan , dosen mata kuliah hukum perdata, ketua program studi
mahasiswa semester III angkatan tahun 2012-2013 di Prodi PPKn UNPAS
sebagai subjek penelitian. Wawancara secara garis besar dibagi dua yakni:
wawancara tak struktur dan wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara
mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka
(opended interview), sedangkan wawancara terstruktur sering juga disebut
wawancara baku (standarized interview), yang susunan pertanyaannya sudah
ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban yang
sudah disediakan sebelumnya (Mulyana, 2003: 180).
Berkaitan dengan jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini.
Peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur, di mana ini dilakukan guna
mendapatkan kualifikasi jawaban sebagai data lapangan, yang dapat memberikan
jawaban atas makna dari temuan fakta di lapangan. Hasil wawancara yang
berbentuk data-data rekaman atau tulisan disusun dalam bentuk transkrip tertulis
hasil wawancara .
Pengamatan langsung adalah peneliti menciptakan kesempatan untuk
observasi langsung dalam penelitian. (Yin, 2012: 112).
Observasi partisipan adalah suatu bentuk observasi khusus dimana peneliti
tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil berbagai
peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa yang
akan diteliti. (Yin, 2012 : 114).
Dalam hal mengamati langsung dan observasi partisipan untuk
ajar dan alat peraga dipersiapkan oleh peneliti sendiri. Adanya keleluasaan
peneliti turut serta bertindak sebagai pengajar karena telah menjadi asisten dosen
mata kuliah hukum perdata sejak tahun 2000 hingga saat ini di Prodi PPKn
UNPAS Bandung.
D. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data kualitatif, pada dasarnya data muncul berwujud kata-kata
bukan rangkaian angka. Analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:16). Reduksi data (data
reduction) diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerderhanaan data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di
lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama penelitian. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data.
Penyajian data (data display) diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang
terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian
data. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing) diartikan kesimpulan yang
diambil akan ditangani secara longgar dan tetap terbuka sehingga kesimpulan
yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan
berlangsung dengan maksud-maksud menguji kebenaran, kekokohan dan
kecocokannya yang merupakan validitasnya.
Menurut Bogdan dan Biklen , analisa data merupakan proses mencari dan
mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatatan lapangan, dan
bahan-bahan lain yang telah anda himpun untuk menambah pemahaman anda sendiri
mengenai bahan-bahan itu semua untuk memungkinkan anda melaporkan apa
yang telah anda temukan kepada pihak lain. (Fatahillah, 2009:139).
Analisa data meliputi kegiatan menyusun data, dengan membagi-baginya
menjadi satuan-satuan kecil yang kemudian disintesakan, dicari polanya,
menentukan mana yang penting, mana yang tidak, dan diputuskan untuk
dilaporkan.
Adapun untuk mengetahui peningkatan kebermaknaan PKn pada
mahasiswa didapatkan melalui observasi , wawancara dan evaluasi dengan
metode tanya jawab .
Dalam penelitian ini validitas atau keabsahan data diperiksa dengan metode
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk kepentingan pengecekan
data atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2004:178).
Triangulatian menurut Patton (Moleong, 2004) dibagi menjadi 4 (empat), yaitu :
1. Triangulasi Sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif. Data yang diperoleh berupa wawancara
2. Triangulasi Metode, yaitu dengan menggunakan dua strategi; (1)
pengecekan terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
dengan beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
3. Triangulasi Peneliti, yakni dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan.
Pengambilan data dilakukan oleh beberapa orang.
4. Triangulasi Teori, yakni melakukan penelitian tentang topik yang sama
dan datanya dianalisa dengan menggunakan beberapa perspektif teori yang
berbeda.
Dalam penelitian ini variasi teknik yang digunakan adalah triangulasi model
sumber. Hal ini dilakukan karena pengambilan data dalam penelitian ini
menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi yang dilakukan terhadap
dosen dan mahasiswa. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :
1. Perkuliahan Hukum Perdata di Program Studi Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Pasundan (UNPAS)Bandung adalah sebagai berikut :
a. Perkuliahan hukum perdata ini terbagi dalam dua kelas yaitu kelas A dan B,
kedua-duanya dijadwalkan pada hari Kamis dalam ruang kelas yang sama yaitu
ruang pasca, namun waktunya yang berbeda . Jumlah mahasiswa pada kelas A
adalah 42 (empatpuluh dua) orang dan kelas B adalah 50 (limapuluh) orang. Mata
kuliah hukum perdata ini memiliki bobot 3 (tiga) sistem satuan kredit semester
(sks).
b. Metode pengajaran yang digunakan Dosen selama perkuliahan berlangsung
adalah metode ceramah dan tanya jawab.
c. Materi dalam silabus tidak pernah direvisi , contohnya kententuan tentang
Hipotik dalam bahasan Hak Kebendaan , pada saat ini hipotik sudah tidak berlaku
lagi dan telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan.
d. Pembelajaran dengan menggunakan konsep hanya digunakan pada materi
Kedewasaan dan Pendewasaan.
e. Materi pembelajaran konsep hukum perdata , diberikan pada pertemuan ke 9
(sembilan). Bertepatan dengan materi tempat tinggal, kewenangan berhak dan
bertindak. Peneliti memadukan materi tersebut dengan konsep-konsep hukum
dan jual beli serta konsep alat bukti surat-surat , semuanya tercakup dalam materi
hukum perdata yang terdapat dalam Buku I, II, III dan IV Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata. Isi Materi dari konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :
1) Konsep usia dewasa terdapat dalam Buku I mengenai Orang (Van
Persoonen), yang memuat hukum perorangan dan hukum kekeluargaan.
Menurut konsep KUHPerdata, orang telah dikatakan dewasa apabila telah
mencapai umur 21 tahun atau belum berumur 21 tahun tetapi sebelumnya
telah melangsungkan perkawinan. Tetapi mengenai masalah batasan umur
dewasa ini belum adanya keseragaman antara ketentuan-ketentuan lainnya
yang didalamnya merumuskan tentang batasan usia dewasa. Namun dalam
hubunganya dengan hak dan kewajiban warga negara, untuk melakukan
perbuatan hukum tertentu harus memenuhi syarat usia dewasa dalam
KUHPerdata. Sedangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, usia
dewasa ini dipergunakan sesuai dengan keperluan dari warga negaranya.
2) Konsep hak milik atas tanah termasuk dalam materi Buku II mengenai Benda
(Van Zaken), yang memuat hukum benda . Konsep hukum dalam buku II
adalah Benda yang dapat dihaki oleh orang dan berwujud maka dapat
dijadikan sebagai objek hukum. Tanah termasuk dalam kategori benda tidak
bergerak. Khusus mengenai hak-hak atas tanah yang diatur dalam
KUHPerdata, saat ini sudah tidak berlaku lagi semenjak diberlakukannya
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Undang-undang Pokok
Agraria (UUPA). Dalam konsep hak-hak atas tanah yang terdapat dalam
UUPA, hak milik merupakan satu-satunya hak atas tanah yang mempunyai
kedudukan paling kuat dibandingkan dengan hak-hak yang lainnya.
perikatan yang diatur dalam Buku III KUHPer mengenai Perikatan (Van
Verbintenissen), yang memuat hukum harta kekayaan yang berkenaan
dengan hak-hak dan kewajiban yang berlaku bagi orang-orang atau
pihak-pihak tertentu. Konsep hukum dalam buku III adalah hubungan hukum antara
dua orang atau lebih berdasarkan kesepakatan atau dengan kata lain
persamaan kehendak yang akan menimbulkan hak dan kewajiban. Dasar dari
suatu perikatan tidak hanya timbul dari suatu perjanjian. Bisa juga timbul
dari pengurusan kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan perjanjian.
Contohnya pemberian kuasa.
4) Mengenai pembuktian ini diatur dalam Buku IV mengenai Pembuktian dan
Kedaluwarsa (Van Bewijs en Verjaring ) , yang memuat perihal alat-alat
pembuktian dan akibat akibat lewat waktu terhadap hubungan-hubungan
hukum. Sebenarnya pembuktian termasuk dalam hukum acara perdata. Dalam
hal pembuktian, untuk dapat digunakan sebagai alat bukti maka dituangkan
dalam bentuk tertulis . Menurut undang-undang, alat bukti surat-surat dapat
dibagi dalam surat-surat akta dan surat-surat lain. Surat akta ialah suatu tulisan
yang semata-mata dibuat untuk membuktikan sesuatu hal atau peristiwa,
karenanya suatu akta harus selalu ditandatangani (Kansil, 2000: 2530).
2. Pemahaman Mahasiswa semester III (tiga) prodi PPKn terhadap pembelajaran konsep
Hukum Perdata cukup baik, terbukti pada saat sesi tanya jawab sebagai evaluasi dan
dari hasil wawancara. Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan
bahasa mereka sendiri setelah dilangsungkannya materi pembelajaran konsep hukum
perdata. Salah satu indikator sudah dipahaminya suatu konsep adalah dengan dapat
menerangkan kembali konsep tersebut dengan bahasa mereka sendiri namun mudah
di masyarakat , hampir semua mahasiswa faham dan telah mengaplikasikan konsep
hukum perdata tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Contohnya konsep jual beli.
3. Dalam melaksanakan pembelajaran konsep-konsep hukum perdata, diperlukan
persiapan dan kemampuan dosen merencanakan rancangan pengajaran konsep. Karena
saat peneliti mempraktekkan pembelajaran konsep ini, selain harus memiliki bekal
pengetahuan yang cukup. Paham akan teorinya saja ternyata tidak cukup, untuk dapat
menjelaskan konsep-konsep tersebut dalam bentuk riil diperlukan informasi dan data
yang relevan sehingga tujuan pembelajaran konsep untuk meningkatkan kebermaknaan
Pkn dapat tercapai. Dengan menggunakan pembelajaran konsep, bagi peneliti
sesungguhnya sangat membantu penyampaian materi hukum perdata yang begitu
banyak. Dari konsep-konsep tersebut, dapat dipilih konsep mana saja yang relevan
dengan Prodi PPKn. Bahkan bila dikaji lebih lanjut dari setiap konsep itu mengandung
nilai dan makna tertentu. Mengutip pendapat Lickona (1992 : 38) bahwa dalam
memilih nilai apa yang perlu diajarkan sekolah, perlu memperhatikan kemanfaatannya
secara nyata. Jadi manfaat apa yang dialami oleh mahasiswa setelah mempelajari
konsep-konsep hukum perdata itu dapat mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian pembelajaran konsep hukum perdata untuk meningkatkan
kebermaknaan PKn dapat tercapai.
4. Hukum perdata sebagai sebagai komponen mata kuliah keilmuan dan keterampilan
(MKK). Kurikulum Program Studi PKn itu sendiri memiliki dua unsur utama yaitu
kurikulum pendidikan akademis dan pendidikan profesi. Prodi PKn lebih menekankan
pada pendidikan akademis dibanding profesi dalam hal ini profesinya adalah sebagai
guru, sedangkan pada fakutas hukum atau S.1 Ilmu Hukum lebih menekankan pada
pendidikan profesi seperti hakim, pengacara dan notaris.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, penulis merekomendasikan
saran-saran penelitian sebagai berikut :
1. Bagi dosen hukum perdata :
a. Banyaknya muatan materi hukum perdata dapat disiasati dengan dipilih saja
materi-materi yang relevan dengan prodi PPKn sehingga tidak akan
menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa maupun dosen. Pembelajaran dengan
menggunakan konsep sangat membantu dalam hal pemilihan materi-materi
mana dalam hukum perdata yang relevan dengan Prodi PKn.
b. Dalam perkuliahan hukum perdata , dosen sebagai pengajar harus faham dan
mengerti bahwa mata kuliah tersebut sebagai bagian mata kuliah keilmuan dan
ketrampilan (MKK) yang bertujuan untuk memiliki keterampilan tertentu dari
bidang ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa. Sehingga tidak cukup
pengetahuan secara teoritis saja, perlu pengetahuan aplikatif , berikut selalu up
date informasi dan pengetahuan berkaitan dengan mata kuliah tersebut, agar
tujuan MKK dapat tercapai. Mengajar bukanlah untuk menggugurkan
kewajiban tapi untuk melahirkan pembelajar-pembelajar yang handal.
c. Strategi belajar mengajar yang dipakai dalam perkuliahan hukum perdata
harusnya dipadukan dengan tujuan prodi PPKn dan tujuan PKn secara umum
agar terjadi sinergi akan kebermaknaan PKn bagi mahasiswa dan kompetensi
sarjana PPKn.
2. Bagi Mahasiswa :
a. Dalam mengikuti perkuliahan hukum perdata dan hukum-hukum lainnya agar
jangan pernah lupa bahwa prodi PKn memiliki tujuan dan kompetensi yang berbeda
dengan fakultas hukum.
setiap konsep yang ada dalam hukum perdata akan sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari sehingga pengetahuan yang didapat dapat dipergunakan secara praktis.
3. Bagi dosen pada umumnya , pembelajaran konsep ini memudahkan untuk penyampaian
materi perkuliahan . Namun dalam pembelajaran konsep, dosen harus faham benar
dengan materi yang akan disampaikan baik secara teori maupun praktis.
4. Hendaknya hasil penelitian dalam tesis ini dikembangkan dalam satu riset disertasi agar
membuat dan menemukan konsep-konsep hukum perdata, khusus untuk pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Armiza. (2007). Model Siklus Belajar Abduktif Empiris Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP pada Materi Pemantulan Cahaya. Tesis SPs UPI. Tidak Diterbitkan.
Branson,M.S.(1998). The Role of Civic Education. Calabasas: CCE.
Bogdan,Robert C dan Sari Knop Biklen.(1990). Riset Kualitatif Untuk Pendidikan Pengantar
Ke Teori & Metode . Alih bahasa Munandar. Jakarta : Universitas Terbuka & Dirjen
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Budiningsih ,C.Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rineka Cipta.
Budiono, Herlien. (2012). “Makalah mengenai perwakilan, kuasa dan pemberian kuasa “. Upgrading Ikatan Notaris Indonesia. Yogyakarta . Tanggal 26 Januari 2012 .
Creswell,John W.(2010). Reseach Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif & Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dahar,Ratna Wilis. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Danawihardja, Sutarja dan Pujiastuti,Endang.(2011) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Hukum
Perdata Sekolah Tinggi Hukum Bandung.
Daryanto dan Tasrial. (2012). Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta : Gava Media.
Djahiri,A.K.(1995/1996).Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral
PVCT, IKIP Bandung.
Djahiri,A.K. (2006). Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan
Indonesia .
Djamarah, Syaiful Bahri .(1999). Psikologi Belajar. Bandung : Rineka Cipta .
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Rineka Cipta .
Fatahillah. (2009). Pengembangan Konsep Negara Hukum Indonesia melalui Mata Kuliah
PKn(Kajian Deskripsi Analisis Pembelajaran PKn pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung). Tesis SPs UPI. Tidak Diterbitkan.
Firdaus LN et.al. (2007). Indonesian Undergraduated Instructional Reform Toward A World
Class University, International Jurnal Education. Vol 1 No 2 May 2007 (97-107).
Hariri, Wawan Muhwan. (2012). Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: Pustaka Setia.
Heinich,R, Molenda ,M. dan Russel,J. (2005). Instructional Technology and Media for
Learning. New Jersey : Merril Prentice Hall.
Jhonson,B.Elaine. (2007). Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar
Mengajar Mengasikan dan Bermakna. Bandung : Mizan Utama.
Joyce Bruce.et.al.(2009). Models of Teaching. Edisi 8. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kerr,David.(1999). Citizenship Education : An International Comparison. England : National Foundation For Educational Research –NFER.
Kansil,C.S.T. et.al .(2006). Modul Hukum Perdata Termasuk Asas-asas Hukum Perdata. Jakarta : PT Pradnja Paramita.
Lestari , Ningrum Puji. (2008). Kecakapan Bertindak Dalam Melakukan Perbuatan Hukum Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Tesis. SPs Universitas Dipenegoro. Tidak diterbitkan.
Miles, Matthew .B dan Huberman , A. Michael. (1992). Analisis data kualitatif: buku
sumber tentang metode-metode baru. Jakarta: UI Press.
Mulyana, Dedi.(2003). Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi &
Ilmu Sosial lainnya. Cetakan III. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya .
Nasution, S. (1992). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Nurhayati. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman Untuk Meningkatkan Konsep
Pesawat Sederhana & Keterampilan Proses Sains. Tesis SPs UPI. Tidak Diterbitkan.
Parera, Jos Daniel. (2004). Teori Semantik. Jakarta : Erlangga.
Parlindungan.AP. (1998). Komentar Atas Undang-Undang Pokok Agraria. Bandung : Mandar Maju.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2011.
Pedoman Pelaksanaan Akademik dan Kemahasiswaan Program Sarjana (S1) Sekolah Tinggi Hukum Bandung tahun 2012.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 Tentang Pedolaman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
Poerwadarminta, W.J.S.(1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Sabigin, Cecep Dudi Muklis. (2009). Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Insan Mandiri.
Sanjaya,Wina.(2009). Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soedijarto. (2008). Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.
Subekti (1980). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta : Pradnja Paramita
Subekti. (1982). Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta : PT Intermasa.
Sudjana,Nana. (2004). Dasar -dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinarbaru Algesindo.
Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Sy. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran KOMPETENSI. Bandung Yayasan Kesuma.
Sumaatmadja Nursid, dkk (2008). Konsep Dasar IPS. Jakarta : Universitas Terbuka.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000
Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/Dikti/2006 Tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Tim Pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar. (2010). Block Book
Penalaran dan Argumentasi Hukum.
Titik Triwulan Tutik. (2010). Hukum Perdata dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Udin. S. Winataputra, dkk. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Universitas
Terbuka.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria.
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
Wahab Abdul Aziz dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Alfabeta.
Yin,Robert K.(2012).Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.
Zuriah, Nuril. (2011). Penguatan Pendidikan Karakter Melalui PKn Multikultural Berbasis
Kearifan Lokal di Perguruan Tinggi. Tersedia : http :