• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PRINSIP BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN SIMULASI PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN PRINSIP BANGUNAN TAHAN GEMPA DENGAN SIMULASI PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... 3

DAFTAR GAMBAR ... 4

DAFTAR LAMPIRAN ... 5 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Pembatasan dan Perumusan MasalahError! Bookmark not defined. 1.4 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Anggapan Dasar ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 1.7 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.8 Penjelasan Istilah dalam Judul (Definisi Operasional)Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Standard of operational procedure (SOP)Error! Bookmark not defined. 2.2 Diagram Alir ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Media Pembelajaran Audio Visual . Error! Bookmark not defined. 2.4 Pengertian Belajar dan PembelajaranError! Bookmark not defined.

2.4.1 Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.4.2 Pengertian Pembelajaran . Error! Bookmark not defined.

2.5 Kategori Tujuan Pendidikan dalam Ranah KognitifError! Bookmark not defined. 2.6 Strategi Pembelajaran... Error! Bookmark not defined.

2.6.1 Metode Simulasi PermainanError! Bookmark not defined. 2.6.2 Metode Diskusi ... Error! Bookmark not defined.

2.6.3 Pola Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)Error! Bookmark not d 2.6.4 Belajar Mencari dan Menemukan Sendiri

(Inquiry-Discovery) ... Error! Bookmark not defined. 2.7 Bangunan Tahan Gempa ... Error! Bookmark not defined. 2.7.1 Gempa Bumi ... Error! Bookmark not defined. 2.7.2 Pengaruh Ukuran Gempa terhadap Tingkat

Kerusakan ... Error! Bookmark not defined. 2.7.3 Kriteria Rumah Tahan GempaError! Bookmark not defined. 2.8 Penelitian Pengembangan ... Error! Bookmark not defined.

2.8.1 Prinsip-prinsip Penelitian untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

(2)

2.8.4 Metode Penelitian Pengembangan (Research and Development Methods).... Error! Bookmark not defined.

2.8.5 Prosedur Penelitian PengembanganError! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Disain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Lokasi dan Jadwal Pelaksanaan PenelitianError! Bookmark not defined. 3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Paradigma Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Instrumen Pengukur Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Prosedur Pengembangan InstrumenError! Bookmark not defined.

3.7.1 Validitas Isi ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Reliabilitas Instrumen TesError! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Pengumpulan dan Analisis DataError! Bookmark not defined.

3.8.1 Teknik Pengumpulan DataError! Bookmark not defined. 3.8.2 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Uji coba Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Implementasi Standard of operational procedure Simulasi

Permainan ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Implementasi Diagram Alir Simulasi PermainanError! Bookmark not defined. 4.4 Implementasi Media Audio Visual Error! Bookmark not defined.

(3)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Daftar Kekuatan Gempa pada Skala Richter ... Error! Bookmark not defined. 2. Daftar Skala Modified Mercalli Intensity (MMI)Error! Bookmark not defined. 3. Contoh perhitungan pada hasil per-test dan post-test:Error! Bookmark not defined. 4. Hasil Uji Indeks Kesulitan Soal ... Error! Bookmark not defined. 5. Pemahaman Awal (Hasil Pre Test) ... Error! Bookmark not defined. 6. Pemahaman Setelah Pembelajaran tanpa Simulasi Permainan (Hasil Post

Test) ... Error! Bookmark not defined.

7. Pemahaman Hasil Simulasi Permainan (Hasil Post Post Test)Error! Bookmark not defined. 8. Peningkatan Pemahaman Rata-rata Siswa pada Tiap Materi pembelajaranError! Bookmark not 9. Peningkatan Nilai Siswa Rata-rata Tiap Tes .... Error! Bookmark not defined.

(4)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Lempeng Tektonik Indonesia (http://volcano.und.edu) . Error! Bookmark not defined.

2. Diagram Alir Pola Pemecahan Masalah PBGU ... Error! Bookmark not defined.

3. Simbol-simbol diagram alir ... Error! Bookmark not defined. 4. Diagram Alir Perhitungan Sederhana ... Error! Bookmark not defined. 5. Diagram Perubahan perilaku ... Error! Bookmark not defined. 6. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 7. Paradigma Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 8. Grafik Pemahaman Para Siswa pada Tiap Materi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

9. Grafik Hasil Test Tiap Siswa ... Error! Bookmark not defined. 10. Diagram Alir Strategi Pembelajaran dengan Simulasi Permainan ... Error! Bookmark not defined.

11. Diagram Alir Pengujian terhadap Guncangan di Bidang Datar ... Error! Bookmark not defined.

12. Diagram Alir Pengujian terhadap Guncangan di Bidang Miring... Error! Bookmark not defined.

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan daerah yang memiliki potensi kegempaan yang besar, karena seluruh sumber gempa seperti pertemuan beberapa lempeng utama bumi, struktur geologi aktif, dan deretan gunung berapi aktif terdapat di Indonesia. Letak Indonesia berada di pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Tektonik Indonesia (Effendi , 2008)

(7)

ini belum ada tindakan maupun teknologi yang dapat mengetahui secara pasti saat suatu gempa terjadi. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi akibat-akibat buruk yang ditimbulkan oleh gempa, yaitu dengan merencanakan dan membangun atau memperkuat bangunan rumah yang mempertimbangkan konsep bangunan tahan gempa (Boen, 2004).

Kenyataan informasi tentang bangunan tahan gempa belum banyak diketahui oleh masyarakat bahkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Belum banyak yang mengajarkan bangunan tahan gempa ini meskipun acuan perundang-undangan, acuan normatif maupun teknis tentang bangunan yaitu: Undang-undang RI No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomer : 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung serta SNI-03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan sejak tahun 2006, pihak sekolah juga lebih memiliki keleluasaan untuk menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan kondisi daerahnya termasuk mengembangkan pendidikan tentang bangunan tahan gempa khususnya bagi SMK yang memiliki Bidang Keahlian Teknik Bangunan, sebagai salah satu sumber penyedia tenaga terampil yang dibutuhkan oleh masyarakat.

(8)

Jawa Tengah hasil kerjasama dengan pemerintah Jerman (www.rri-online.com, 2007).

Para ahli pembelajaran telah mengembangkan banyak model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar dan menyarankan penggunaan paradigma pembelajaran konstruktivistik untuk kegiatan belajar-mengajar di kelas. Perubahan paradigma belajar menyebabkan terjadi perubahan pusat (fokus) pembelajaran dari belajar berpusat pada guru kepada belajar berpusat pada siswa. Guru harus berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar yang dapat membelajarkan siswa sehingga ketika mengajar di kelas dapat mendorong siswa belajar, atau memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya. Kondisi belajar saat siswa hanya menerima materi dari pengajar, mencatat, dan menghafalkannya harus diubah menjadi sharing pengetahuan, mencari (inkuiri), menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan). Pengajar dapat menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran inovatif untuk mencapai tujuan tersebut. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) (Dasna dan Sutrisno, 2006) dan pendidikan teknologi dasar (Chandra, 2008) merupakan dua contoh model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa melalui pola belajar memecahkan masalah.

(9)

atau pengajar. Selain itu keluhan para guru mata pelajaran kelompok produktif di SMK yang menghadapi kesulitan dalam menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan seperti yang dituntut dalam pelaksanaan kurikulum (dalam kerangka dasar dan struktur KTSP).

Pengembangan strategi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa yang pada pelaksanaannya diterapkan dengan pola belajar memecahkan masalah melalui metode simulasi permainan guna meningkatkan pemahaman para siswa dikaji dalam penelitian.

1.2 Identifikasi Masalah

Undang-undang, peraturan dan standar tentang bangunan telah diterbitkan tetapi para guru tidak mudah untuk mengajarkan tentang bangunan yang memenuhi syarat kepada siswanya, karena masih perlu adanya informasi lain yang lebih praktis dan jelas agar mudah dipahami oleh para guru dan siswa di SMK.

(10)

terlaksana dengan baik (http://www.rri-online.com). Belum semua guru di SMK menemukan suatu model pembelajaran mengenai bangunan tahan gempa yang mudah diterapkan di sekolah. SMK Negeri 2 Palembang yang menjadi lokasi obyek penelitian, sebagian gurunya telah dilatih tentang bangunan tahan gempa namun belum memasukkan materi bangunan tahan gempa ke dalam kurikulum maupun silabus sekolah (Lampiran 1).

SMK Negeri 2 Palembang merupakan salah satu SMK kelompok teknologi industri yang memiliki bidang keahlian teknik bangunan dengan program keahlian teknik gambar bangunan dan teknik survey pemetaan. Kota Palembang tidak terletak di daerah dengan tingkat kerawanan gempa yang tinggi namun sekolah memiliki program keahlian teknik gambar bangunan kelas unggulan atau kelas industri sehingga para guru dan siswa dari program sering dilibatkan dalam perencanaan pembangunan gedung atau sekolah-sekolah di daerah sekitarnya yang harus dibangun sesuai dengan kaidah bangunan tahan gempa.

Penulis membuat judul penelitian “pengembangan strategi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan untuk meningkatkan pemahaman siswa SMK”.

Identifikasi masalah utama penelitian sebagai berikut:

(11)

Belum diimplementasikannya strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa disebabkan oleh :

1. Kurangnya informasi tentang standard of operational procedure (SOP) yang tepat pada pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan sehingga pemahaman siswa SMK masih rendah;

2. Kurangnya informasi tentang diagram alir secara tepat pada simulasi permainan untuk menjelaskan prinsip bangunan tahan gempa sehingga pemahaman siswa SMK masih rendah;

3. Kurangnya informasi tentang media audio visual yang tepat tentang simulasi permainan untuk menjelaskan prinsip bangunan tahan gempa sehingga pemahaman siswa SMK masih rendah;

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

(12)

gambar bangunan tahun ajaran 2008/2009. Hasil yang diteliti dari pembelajaran ini terbatas pada akibat dari pembelajaran dengan strategi tersebut terhadap pemahaman berdasarkan nilai tes kognitif siswa.

Rumusan masalah utama penelitian adalah:

Bagaimanakah hasil dari implementasi strategi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan terhadap pemahaman siswa SMK ?.

Masalah pengembangan strategi pembelajaran dengan simulasi permainan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi standard of operational procedure untuk menjelaskan prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK ?

2. Bagaimanakah implementasi diagram alir simulasi permainan saat menjelaskan prinsip bangunan tahan gempa sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK ?

3. Bagaimanakah implementasi media audio visual simulasi permainan untuk menjelaskan prinsip bangunan tahan gempa sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK;

1.4 Tujuan Penelitian

(13)

Tujuan khusus penelitian adalah untuk mengetahui:

1. Implementasi standard of operational procedure agar saat menjelaskan prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK;

2. Implementasi diagram alir simulasi permainan agar saat menjelaskan prinsip bangunan tahan gempa dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK;

3. Implementasikan media audio visual yang tepat agar saat menjelaskan prinsip bangunan tahan gempa dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK;

1.5 Anggapan Dasar

Penelitian ini berawal dari beberapa anggapan, yaitu:

1. Sebagian guru SMK di Indonesia telah mengikuti pelatihan tentang konstruksi bangunan tahan gempa namun belum banyak dari mereka yang menerapkan hasil dari pelatihan tersebut pada pembelajaran di sekolah karena belum menemukan strategi yang mudah untuk diterapkan di sekolah;

2. Informasi tentang pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa yang terintegrasi ke dalam kurikulum belum sampai kepada semua guru di SMK teknik bangunan;

(14)

1.6 Hipotesis

Hipotesis menurut tata bahasa berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat suatu proposisi atau dalil. Pola umum metode ilmiah menyatakan setiap penelitian terhadap suatu obyek hendaknya dipandu oleh suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation) atau praktek (implementation) (Umar,

2005: 80).

Hipotesis penelitian adalah: pengembangan strategi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK.

Penelitian ingin mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa, maka uji yang dipilih adalah uji hipotesis dua arah (Sandjaya dan Heriyanto, 2005: 77). Hipotesis statistik dua arah ditulis sebagai berikut: hipotesis nol (H0):Xposttest = Xpostposttest(nilai siswa sebelum simulasi sama dengan nilai sesudah

simulasi permainan) dan hipotesis alternatif (Ha):XposttestXpostposttest (nilai siswa

sebelum simulasi tidak sama dengan nilai sesudah simulasi permainan)

1.7 Manfaat Penelitian

Penelitian memberikan manfaat :

(15)

mengimplementasikan simulasi permainan prinsip bangunan tahan gempa pada pembelajaran yang ada di sekolah;

2. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dapat mengenali kelemahan-kelemahan guna mengembangkan yang harus dibenahi terkait dengan strategi maupun metode pembelajaran teknik bangunan tahan gempa di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan;

3. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dikembangkan menjadi salah satu bagian dari materi pelatihan yang ada di lembaga Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI) Bandung maupun diteliti lebih lanjut agar penelitian ini lebih sempurna.

1.8 Penjelasan Istilah dalam Judul (Definisi Operasional) Penjelasan istilah–istilah dalam judul penelitian ini adalah :

1. Pengembangan: proses, cara, perbuatan mengembangkan (menjadikan maju), (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 1989 : 414)

2. Prinsip: yang terpenting, pokok, (Wojowasito dan Wasito, 1980: 159)

3. Strategi: pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2005: 99)

4. Simulasi: tiruan, perbuatan yang hanya pura-pura, (Wojowasito dan Wasito, 1980: 198)

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian

Penelitian merupakan merupakan penelitian tindakan untuk mengembangkan kualitas pembelajaran dengan metode analitik korelatif tindakan pengembangan yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kondisi di lapangan melalui pendekatan analitik dengan melihat hubungan sebelum dan setelah dilakukan tindakan dalam pengembangan metode tertentu.

Metode analitik korelatif tindakan pengembangan ini dipilih karena sejalan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengungkap dan memecahkan permasalahan pada saat penelitian dilakukan, yaitu mengenai tingkat pemahaman siswa SMK terhadap prinsip bangunan tahan gempa.

3.2 Lokasi dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian

(17)

Tahun

Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

Jan 09 Analisis hasil post test

Post Post test

Hasil post post test

Revisi strategi

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran Umpan balik masukan studi

Implementasi strategi

(18)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi yang menjadi subyek pada penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Palembang kelas XI (industri) program keahlian teknik gambar bangunan tahun ajaran 2008/2009 sebanyak 30 orang.

Penentuan jumlah sampel, “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih....” (Arikunto, 2002:109)

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis menetapkan jumlah sampel sebanyak jumlah populasi yaitu 30 orang siswa.

3.4 Variabel Penelitian

Hatch dan Farhady mendefinisikan variabel sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain (Sugiono, 2002: 31). Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

(19)

pendekatan pola belajar memecahkan masalah. Simulasi permainan sebagai suatu strategi pembelajaran secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel pemahaman siswa sebelum diberikan strategi simulasi permainan dan pemahaman siswa setelah adanya simulasi permainan.

3.5 Paradigma Penelitian

Paradigma atau kerangka berpikir penulis memuat variabel-variabel yang berpengaruh dalam penelitian serta konsep dasar atau wawasan yang digunakan pada waktu menangkap dan menjelaskan suatu gejala.

Paradigma penelitian digambarkan sebagaimana Gambar 7.

Gambar 2. Paradigma Penelitian Pola belajar

memecahkan masalah PGBU

Model pembelajaran prinsip bangunan tahan

gempa terintegrasi ke dalam kurikulum

Pengembangan simulasi permainan

Hasil/ Pemahaman Classroom Activities:

The Day The Earth Shook (NOVA Teahers

(20)

3.6 Instrumen Pengukur Variabel

Sebelum membuat instrumen penelitian terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrumen sebagai rambu-rambu untuk pengukuran suatu variabel yang dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman siswa

Menurut Bloom (Aguston, 2005:20), pemahaman (comprehention) merupakan kemampuan kognitif yang berada satu tingkat diatas pengetahuan (knowledge). Pengetahuan adalah kemampuan untuk menghafal, meniru, dan

mengungkapkan kembali sedangkan pemahaman mengandung unsur kemampuan menangkap arti, makna yang dipelajari atau kemampuan untuk mengerti dan menginterpretasikan.

Kisi-kisi instrumen penelitian berupa kisi-kisi indikator dan dimensi soal tes yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.7 Prosedur Pengembangan Instrumen

Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang bangunan tahan gempa sebagai data pada penelitian ini, penulis menggunakan tes obyektif sebagai instrumen atau alat ukurnya (Lampiran 3).

“Suatu pengukuran yang sempurna dan dapat dipercaya adalah pengukuran yang sangat teliti dan bebas dari kekeliruan. Namun hasil pengukuran yang teliti sangat tergantung pada ketelitian instrumen atau alat ukur yang digunakan” (Reksoatmodjo, 2007:187).

(21)

3.7.1 Validitas Isi

Validitas isi akan menunjukkan tingkat kesesuaian soal-soal dengan isi pekerjaan yang akan diukur. Untuk maksud ini dilakukan dengan uji indeks kesulitan dan uji daya pembeda soal-soal (Reksoatmodjo, 2007: 202).

Karnoto (1996: 11) menyatakan bahwa indeks kesulitan tiap soal dihitung dengan menggunakan rumus :

% 100

× =

N nB TK

Dimana TK = tingkat kesulitan atau indeks kesulitan soal

nB = jumlah siswa yang jawabannya benar

N = jumlah siswa

Kriteria tingkat kesulitan soal dibagi menjadi lima, yaitu:

- Jika 0% – 15% berarti soal sangat sulit

- Jika 16% - 30% berarti soal sulit

- Jika 31% - 70% berarti soal sedang

- Jika 71% - 85% berarti soal mudah

- Jika 86% - 100% berarti soal sangat mudah (Karnoto, 1996).

Untuk mengetahui apakah suatu soal dapat membedakan siswa yang

memiliki kemampuan kognitif yang tinggi dan yang rendah maka dilakukan uji

daya pembeda. Nilai yang diperoleh oleh siswa disusun berjenjang dari nilai

tertinggi sampai dengan nilai terendah. Kemudian diambil 27% nilai tertinggi dan

27% nilai terendah, lalu dihitung jawaban yang benar dari tiap-tiap soal dari kedua

kelompok itu. Misalnya, jumlah jawaban yang benar terhadap soal nomer tertentu

(22)

(rendah) = RB, maka daya pembeda dari soal tersebut dihitung dengan menggunakan rumus (Reksoatmodjo, 2007: 203):

%

Dimana: RA = jumlah jawaban yang benar dari kelompok atas (tinggi)

RB = jawaban benar dari kelompok bawah (rendah)

(T/2) = jumlah sampel dari setiap kelompok (27% dari jumlah

seluruh responden).

Karnoto (1996: 10) membagi daya pembeda soal tes menjadi lima kriteria, yaitu:

- Jika Negatif – 9% berarti soal sangat jelek

Borg dan Gall mendefinisikan reliabilitas sebagai tingkat konsistensi atau

stabilitas sarana pengukuran sejalan dengan waktu (Reksoatmodjo, 2007:189).

Reliabilitas hasil pengujian dinyatakan dengan koefisien korelasi r yang

menunjukkan hubungan (relationship) antara dua kumpulan skor yang umumnya

dihitung dengan menggunakan koefisien korelasi produk moment Person

(Pearson’s product moment correlation coefficient).

Untuk menguji reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan cara seperti:

(23)

penulis menggunakan cara split-half karena cara ini dapat menentukan konsistensi internal secara cepat hanya dengan sekali uji coba soal. Hasil tes dipisahkan ke dalam dua kelompok yaitu butir soal nomer ganjil dan butir-butir soal nomer genap. Kemudian skor kedua kelompok soal dari setiap responden dikorelasikan. Dengan cara ini dimungkinkan untuk menentukan apakah kedua paruhan itu mengukur karakteristik yang sama atau tidak. Dalam menghitung korelasi antara skor kelompok soal ganjil dan genap tersebut penulis menggunakan koefisien korelasi produk moment Person (Karnoto, 1996).

(

) ( )

Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes, Karnoto (1996:6) merumuskan sebagai berikut:

Dimana rtt = koefisien korelasi produk moment Person

rgg = korelasi antara tes nomer ganjil dan genap, dalam hal ini

(24)

Adapun kriteria dari tingkat reliabilitas seluruh tes (rtt) adalah: - Jika 0,00 ≤ rtt ≤ 0,20 maka reliabilitas sangat rendah - Jika 0,20 ≤ rtt ≤ 0,40 maka reliabilitas rendah - Jika 0,40 ≤ rtt ≤ 0,60 maka reliabilitas sedang - Jika 0,60 ≤ rtt ≤ 0,80 maka reliabilitas tinggi

- Jika 0,80 ≤ rtt ≤ 1,00 maka reliabilitas sangat tinggi.

3.8 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 3.8.1 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2002:129).

Berdasarkan teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini melalui interview (wawancara) terhadap guru dan tes tertulis bagi para siswa.

(25)

dikembangkan oleh penulis untuk memastikan agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh penulis.

Data yang dibutuhkan dari siswa sebagai subyek penelitian, diperoleh dari hasil tes tertulis untuk memperoleh informasi mengenai pemahaman mereka tentang prinsip bangunan tahan gempa yang diajarkan melalui penelitian ini. Tes yang diberikan berupa tes obyektif dalam bentuk pilihan ganda. Makmun (2002: 190) mengemukakan “Tes obyektif mungkin akan lebih ampuh untuk mengungkapkan aspek kognitif untuk tingkat pengetahuan, pemahaman, sampai aplikasinya”.

3.8.2 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif karena penelitian ini dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya). Sugiyono menjelaskan bahwa :

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (2002: 142).

Data yang dianalisis akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata serta perhitungan prosentase. Hipotesis nol (H0) diuji dengan melihat signifikansi peningkatan pemahaman siswa dari hasil tes pembelajaran sebelum menggunakan simulasi permainan (post test) dan hasil tes setelah menggunakan simulasi permainan (post post test). Arikunto (2006: 275) juga menjelaskan bahwa untuk menguji

(26)

mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, maka menggunakan rumus paired sample t-test sebagai berikut:

)

Untuk menginterpretasi tingkat signifikansi, t hitung dibandingkan terhadap

ttabel , jika thitung berada di daerah penerimaan maka H0 diterima atau dikatakan

peningkatan nilai dari tes 1 ke tes 2 tidak signifikan.

Contoh perhitungan analis hipotesis:

Hipotesis H0 : X1 = X2, Ha : X1 ≠ X2 (tes dua pihak)

Statistik hitung berdasarkan hasil tes 1 dan tes 2 dengan rumus paired

sample t-test seperti contoh Tabel 3.

Kriteria H0 diterima jika thitung berada di daerah penerimaan (antara ± ttabel )

(27)

Tabel 1. Contoh perhitungan pada hasil tes 1 dan tes 2:

Tes signifikansi untuk tes 1 dan tes 2 :

)

= 6,656 (dikonsultasikan dengan tabel nilai t)

d.b. = N – 1 = 10 – 1 = 9

Taraf signifikan α = 0,05 (karena tes dua pihak α/2 = 0,025) diperoleh harga ttabel

= 2,262. Nilai statistik hitung (thitung ) dibandingkan dengan statistik tabel (ttabel),

jika thitung berada di antara -2,262 dan 2,262 maka H0 diterima atau dikatakan

peningkatan nilai dianggap tidak signifikan, jika thitung berada di luar batas

penerimaan maka H0 ditolak atau dikatakan peningkatan nilai dianggap signifikan

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian di SMK Negeri 2 Palembang menunjukkan bahwa strategi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan menggunakan simulasi permainan telah berhasil meningkatkan pemahaman siswa. Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan dengan sebelum mengikuti simulasi permainan. Nilai siswa rata-rata mengalami peningkatan yang lebih besar setelah mengikuti simulasi permainan dibandingkan sebelum mereka mengikuti simulasi permainan. Peningkatan pemahaman siswa pada penelitian dikategorikan signifikan setelah diuji dengan analisis paired sample t-test. Peningkatan pemahaman yang signifikan menunjukkan bahwa H0 (pengembangan strategi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan tidak dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK) ditolak dan Ha (pengembangan strategi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK) diterima.

Strategi pembelajaran dengan simulasi permainan telah memberikan peningkatan yang positif terhadap pemahaman siswa karena :

(29)

2. Pengimplementasian diagram alir pelaksanaan simulasi permainan telah diikuti siswa sehingga simulasi permainan dapat memperjelas prinsip bangunan tahan gempa;

3. Pengimplementasian media audio visual berbasis komputer dalam pembelajaran telah dilakukan sehingga membantu guru dan siswa memahami cara pelaksanaan simulasi permainan tentang prinsip bangunan tahan gempa.

5.2 Rekomendasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan telah terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK Negeri 2 Palembang, oleh sebab itu penulis merekomendasikan sebagai berikut:

1. SMK Negeri 2 Palembang terletak di daerah yang tidak rawan terhadap gempa, peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian berupa produk standard of operational procedure (SOP), diagram alir dan audio visual

(30)

2. Penulis hanya meneliti satu strategi pembelajaran yaitu simulasi permainan dilakukan setelah siswa diberikan bekal materi pembelajaran dengan metode ceramah dari guru, strategi yang lain seperti: urutan metode pembelajaran simulasi permainan diberikan pada awal pembelajaran, pendekatan yang digunakan, media pembelajaran, maupun mengganti alat dan bahan yang digunakan dalam simulasi permainan dengan bahan lain dapat diteliti oleh peneliti lain. Hasil dari pembelajaran prinsip bangunan tahan gempa dengan simulasi permainan terhadap sikap maupun kemampuan psikomotorik siswa juga masih perlu dipelajari;

3. Simulasi permainan pada penelitian lebih banyak berperan dalam memberikan pemahaman mengenai bentuk desain bangunan yang tahan terhadap getaran yang dibuat seolah-olah getaran gempa namun belum dapat memberikan gambaran yang jelas seberapa besar ketahanan bangunan tersebut terhadap gempa. Peneliti lain dapat mengembangkan simulasi permainan ini lebih lanjut untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada siswa, begitu juga dengan media audio visual yang digunakan, dapat dikembangkan menjadi multimedia yang lebih menarik dan interaktif atau dikembangkan menjadi simulasi permainan berbasis komputer;

(31)
(32)

DAFTAR PUSTAKA

Aguston, M. (2005). Strategi Belajar dan Pembelajaran : Modul Diklat Calon Widyaiswara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayan, J.E. (2002). Bengkel Kreativitas. Bandung: Kaifa.

Badan Standardisasi Nasional. (2002): SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung. Jakarta: BSN

Bennett, N.,Wood, L. and S. Rogers. (2005). Mengajar Lewat Permainan: Pemikiran para guru dan praktik di kelas. Jakarta: Grassindo

Boen, T. (1984). Manual Bangunan Tahan Gempa. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.

Bur (2004,17 Desember). Melatih Guru SMK Membangun Sekolah Tahan Gempa. Republika [Online]. Tersedia: http://republika.co.id [12 Desember 2005]

Chandra, D.T.(…….). Pengembangan Pendidikan Teknologi Dasar (PTD) di SMP...:

Dasna, I.W dan Sutrisno (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning). Tersedia : www.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:.Balai Pustaka

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pembangunan Kembali Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Daerah Bencana Alam, Kerusuhan, Dan Daerah Tertinggal . Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Di Vesta F.J. and , G.G Thomson. (1970). Educational Psychology: Instruction and Behavior Change, N.Y.: Meredith.

(33)

Ginting, P. (2009) Apa itu Diagram Alir? [Online]. Tersedia: http://prodisi.wordpress.com/category/tanya-jawab-si/pemrograman/apa-itu-diagram-alir/.[25 April 2009]

Gunawan, T dan S. Margaret. (2001). Teori Soal dan Penyelesaian: Perencanaan Struktur Tahan Gempa Jilid 1. Jakarta: Delta Teknik Group.

HF. (2007, 27 Oktober) SMK Wajib Masukkan Pelajaran Bangunan Tahan

Gempa. RRI [Online]. Tersedia : http://www.rri-online.com. [3 November 2007]

Ikatan Ahli Pracetak Dan Prategang Indonesia. (2008). Laporan Tinjauan Dan Analisis Kerusakan Bangunan Perumahan Tidak Bersusun Akibat Gempa Di Indonesia Tahun 2004 – 2007 . Jakarta. IAPPI.

Karnoto. (1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantar ke Program Komputer Anates). Bandung: FIP IKIP Bandung.

Lefrancois, G.R. (1975) Psychology for Teaching, Belmont, California: Wadsworth.

Loree, M.R. (1970). Psychology of Education, N.Y.: The Ronald Press.

Makmun, A.S. (2003). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mistra. (2007). Membangun Rumah Tahan Gempa. Jakarta: Penebar Swadaya. Norman E.and N.E. Grolund. (1970). Stating Behavioral Objectives for

Classroom Instruction. . New York : The Macmillan Company. Tersedia: www.Bloom's Taxonomy.htm

Pramono, G. (2008). Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi DEPDIKNAS.

Proyek Pengembangan Teknologi Terapan Bidang Permukiman. (2001). Laporan Akhir Pengembangan Teknologi Bangunan Tahan Gempa. Bandung. Departemen Kimpraswil.

Rakhmat, J. (2005). Belajar Cerdas: belajar berbasiskan otak. Bandung: MLC. Reksoatmodjo,T.N. (2007). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan.Bandung:

Refika Aditama

(34)

Sandjaja, B dan A. Heriyanto. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustakakarya

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media

Sholihatin,N.A. (2009) Pengembangan Media Pembelajaran dengan program Macromedia Flash untuk Materi Al-A’mal Al-Yaumiyyah Kelas XI di MAN .[Online]. Tersedia:http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-arab/article/view/489 [12 Mei 2009]

Smith,R.D. (1999). Simulation: The Engine Behind The Virtual World [Online]. Tersedia: http://www.modelbenders.com/ [12 Mei 2009]

Sudrajat.A (2008). Media.Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://tpundiksha.wordpress.com/artikel/multimedia-pembelajaran Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suprapti,W dan Sudarimin. (2002). Ragam Metode Belajar : Bahan Ajar Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Pertama. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.

Tular. (1981). Perencanaan Bangunan Tahan Gempa. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.

Umar H. (2005). Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Bekerjasama Dengan Jakarta Business Research Center (JBRC)

Vis, W.C dan G.H. Kusuma. (1993).Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta: Erlangga.

Wargahadibrata, H. (2005). Belajar dan Pembelajaran: Modul Diklat Calon Widyaiswara. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara RI.

WHO. (2002) Materi Pelatihan Standar Operating Prosedur (SOP). [Online]. Tersedia: [http://www.kmpk.ugm.ac.id/data/SPMKK/6b-STANDAR%20dan%20SOP(revby%20Was%20Feb'02).doc [Mei 2009]

Wiroatmodjo, P. dan Sasonohardjo. (2002) Media Pembelajaran: Bahan Ajar Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Tingkat Pertama. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara RI.

(35)

...(2004). Classroom Activities: The Day The Earth Shook. Dalam NOVA Teachers [Online]. Tersedia:

Gambar

Gambar 1. Peta Tektonik Indonesia (Effendi , 2008)
gambar bangunan tahun ajaran 2008/2009. Hasil yang diteliti dari pembelajaran
Gambar 1.  Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian
Gambar 2. Paradigma Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

menyebutkan bahwa mashlahat mursalat yang diungkapkan oleh Imam Malik adalah sebuah kemashlahatan yang pembatalannya tidak ada dari nash dan juga nash tidak

Untuk itu diciptakan sebuah alat komunikasi AviTalk yaitu pengembangan dari sistem kerja Handy Talky yang ditambahakan dengan fitur video dengan memanfaatkan frekuensi 2.4 Ghz untuk

Strategi yang perlu dilakukan dalam peningkatan akses teknologi bagi pengembangan usaha kecil menengah adalah memotivasi berbagai lembaga penelitian teknologi yang

Semakin banyak anak yang tidak diimunisasi maka semakin banyak anak yang tidak terlindungi dan rentan tertular penyakit berbahaya, seperti wabah polio tahun 2005 - 2006 di sukabumi,

Jamasy (2004) menyatakan bahwa pendekatan pemberdayaan ditekankan pada upaya menumbuhkembangkan kerjasama dan keterpaduan antara unsur stakeholders, menumbuhkan fungsi

Penanaman vegetasi riparian selama 50 hari sepanjang 125 m telah mampu menurunkan kadar KMnO 4 dan ortofosfat secara signifikan yang dapat.. dilihat dari penurunan

National Committee on Governmental Accounting (NCGA) yang saat ini menjadi Governmental Accounting Standard Board (GASB) mendefinisikan Anggaran (budget) sebagai: …

Decanter dapat ditempatkan sebagai ganti oil purifier yakni minyak yang berasal dari settling tank atau buffer tank diolah menjadi dua fraksi yaitu fraksi minyak dan fraksi