• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA TAJWĪD PUTAR TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PAI: Studi Kuasi Eksperimen Pada Sub Pokok Bahasan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwīn dan Mim Mati di SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA TAJWĪD PUTAR TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PAI: Studi Kuasi Eksperimen Pada Sub Pokok Bahasan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwīn dan Mim Mati di SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA

TAJW D

PUTAR

TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PAI

(

Studi Kuasi Eksperimen Pada Sub Pokok Bahasan Hukum Bacaan Nūn Mati/Tanw n dan M m Mati di SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran

2012/2013) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

Desy Ramdhanasari 0906022

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA TAJW D PUTAR

TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PAI

Oleh

Desy Ramdhanasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Desy Ramdhanasari Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA TAJW D PUTAR TERHADAP

HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PAI

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Sub Pokok Bahasan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanw n dan Mim Mati di SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013)

Desy Ramdhanasari

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI pada sub

pokok bahasan hukum nun mati/Tanwīn dan mim mati diperlukan media pembelajaran, media Tajwīd putar diyakini dapat meningkatkan hasil belajar

dalam pembelajaran PAI khususnya pemahaman hukum bacaan nun mati/Tanwīn

dan mim mati. Media Tajwīd termasuk ke dalam media visual berupa karton yang mempunyai dua sisi, yaitu penjelasan hukum nun mati/Tanwīn dan sisi lain tertera

penjelasan hukum mim mati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir kemampuan siswa dalam memahamai hukum bacaan

nun mati/Tanwīn dan mim mati, perbedaan dua rerata sebelum melakukan pembelajaran menggunakan media tajwīd putar, proses pembelajaran menggunakan media tajwīd putar, perbedaan dua rerata sesudah melakukan

pembelajaran menggunakan media Tajwīd putar dan untuk menemukan ada atau tidaknya efektivitas dari media Tajwīd putar.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan nonequivalent control group design yaitu penelitian dengan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yang tidak dipilih secara acak. Teknik pengumpulan datanya adalah tes pemetaan kemampuan baca al-Qur`ān , kemampuan praktik Tajwīd dan kemampuan pemahaman teori dan untuk menganalisa data yang dihasilkan penulis menggunakan dua analisis yaitu analisis deskriptif (kualitatif) dan analisis statistik (kuantitatif ) berupa: uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rerata dan uji efektivitas dengan mengukur gain yang dinormalisasikan. Berdasarkan hasil analisis data gain, nilai t-test yang digunakan adalah nilai baris kedua (Equal variances not assumed), yaitu sebesar 3,857 dengan nilai signifikansi (Sig. (2-tailed)) lebih kecil dari 0,001. Kemudian nilai ttabel pada tingkat kekeliruan 5% dan derajat bebas (df) 36 yaitu sebesar 2,028. Karena thitung (3,857) lebih besar dari ttabel (2,028) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak H0 dan menerima Ha. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil gain ternormalisasi kemampuan pemahaman hukum bacaan nun mati/Tanwīn dan mim mati antara siswa yang melakukan pembelajaran dengan media tajwīd putar dengan siswa yang tidak menggunakan media tajwīd putar.

(5)
(6)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ………

B. Rumusan Masalah ………

C. Tujuan Penelitian .……….. D. Manfaat/Signifikasi Penelitian……… E. Struktur Organisasi Skripsi………. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A.Media Pembelajaran ………. 1. Definisi Media Pembelajaran……… 2. Klasifikasi Media Pembelajaran………... 3. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran……… 4. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran……… 5. Kedudukan Media dalam Proses Pembelajaran……… 6. Pemilihan Media………... B.Media Tajwīd Putar ……….. 1. Definisi TajwīdPutar……… 2. Proses Pembuatan………. 3. Penggunaan Media TajwīdPutar……….. 4. Kelebihan dan Kekurangan Media TajwīdPutar………. C.Ilmu Tajwīd………... 1. Definisi Ilmu Tajwīd……… 2. Ruang Lingkup Ilmu Tajwīd……… 3. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwīd... 4. Hukum Nun Mati/Tanwīn dan Mim Mati………

D. Efektivitas ……….

E. Hasil Belajar ………

1. Pengertian Hasil Belajar………... 2. Taksonomi Hasil Belajar……….. 3. Hasil Belajar Penggunaan Media TajwīdPutar……… F. Kerangka Pemikiran ………. G. Hipotesis Penelitian ……….. BAB III METODE PENELITIAN

(7)

1. Lokasi Penenlitian……… 2. Populasi Penenlitian………. 3. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel……….

B. Desain Penelitian………. F. Proses Pengembangan Instrumen ……… G. Teknik Pengumpulan Data ………..

H. Analisis Data ………...

1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)…..……… 2. Analisis Statistik (Kuantitatif)………... I. Prosedur Pelaksanaan Penenlitian ……… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ……….. 1. Kemampuan Awal (Pretest) Siswa Kelas Eksperimen………

a. Pemetaan Kemampuan Awal Baca Al-Qur`ān ……….. b. Kemampuan Awal Praktik Tajwīd………. c. Kemampuan Awal Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun Mati dan

Mim Mati Kelas Eksperimen………. d. Hasil Akumulasi Kemampuan Awal (Pretest) Niilai teori dan Nilai

praktik Kelas Eksperimen……….. 2. Kemampuan Awal (Pretest) Siswa Kelas Kontrol……….

a. Pemetaan Kemampuan Awal Baca Al-Qur`ān Kelas Kontrol………… b. Kemampuan Awal Praktik Tajwīd Kelas Kontrol……… c. Kemampuan Awal Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun Mati dan

Mim Mati Kelas Kontrol…...………. d. Hasil Akumulasi Kemampuan Awal (Pretest) Niilai teori dan Nilai

praktik Kelas Kontrol……….. 3. Perbandingan Rerata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol…………..

a. Uji Normalitas Pretest……….. b. Uji Homogenitas Varian Data Pretest……… c. Uji Persamaan/Perbedaan Dua Rerata Pretest……… 4. Gambaran Proses Pembelajaran………... 5. Kemampuan Akhir (Post-test) Siswa Kelas Eksperimen Setelah

(8)

d. Hasil Akumulasi Kemampuan Akhir (Post-test) Niilai teori dan Nilai Praktik Kelas Eksperimen……….. 6. Kemampuan Akhir (Post-test) Siswa Kelas Kontrol Setelah Melakukan

Pembelajaran……… a. Pemetaan Kemampuan Akhir Baca Al-Qur`ān Kelas Kontrol……… b. Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd Kelas Kontrol…...………... c. Kemampuan Akhir Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun Mati dan

Mim Mati Kelas Eksperimen...……… d. Hasil Akumulasi Kemampuan Akhir (Post-test) Niilai teori dan Nilai

Praktik Kelas Kontrol……….. e. Gain Ternormalisasi………. 7. Perbandingan Rerata Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol ………….. a. Uji Normalitas Post-test………... b. Uji Homogenitas Varian Data Post-test………... c. Uji Persamaan/Perbedaan Dua Rerata Post-test………. 8. Hasil Analisis Data Indeks Gain………

a. Uji Normalitas Gain Ternormalisasi………... b. Uji Homogenitas Varian Data Gain Ternormalisasi………... c. Uji Persamaan/Perbedaan Dua Rerata Gain Ternormalisasi………….

B. Pembahasan ………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(9)

DAFTAR TABEL Tabel

1.1 Persentase Hasil Pretest UKM BAQI Semester ganjil 2012/2013……… 1.2 Keterangan Hasil Tes Baca Al-Qur`ān ……… 3.1 Daftar Jumlah Siswa Per Kelas……… 3.2 Distribusi Sampel Penelitian ………. 3.3 Spesifikasi Instumen Uji Soal……… 3.4 Kriteria Untuk Daya Pembeda……… 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal……… 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen……….. 3.7 Spesifikasi Soal Pretest dan Post-test yang digunakan………. 3.8 Pedoman Kategorisasi Kemampuan Tajwīd……….. 3.9 Pedoman Kategorisasi Kemampuan Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun

Mati/Tanwīndan Mim Mati……… 3.10 Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi……… 4.1 Hasil Perolehan Pemetaan Kemampuan Baca Al-Qur`ān Kelas

Eksperimen……... 4.2 Rekapitulasi Pemetaan Kemampuan Baca Al-Qur`ān Kelas Eksperimen……... 4.3 Data Skor Kemampuan Awal Praktik TajwīdKelas Eksperimen……… 4.4 Rekapitulasi Skor Kemampuan Awal Praktik Tajwīd Kelas Eksperimen……… 4.5 Rekapitulasi Persentase Dari tiap Kualifikasi Kemampuan Awal Praktik Tajwīd

Kelas Eksperimen……… 4.6 Hasil Perolehan Kemampuan Awal Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun

Mati/Tanwīndan Mim Mati………... 4.7 Rekapitulasi Hasil Perolehan Kemampuan Awal Pemahaman Teori Hukum

Bacaan Nun Mati/Tanwīn dan Mim Mati Kelas Eksperimen……… 4.8 Hasil Siswa Yang Menjawab Benar Pretest Kelas Eksperimen……… 4.9 Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Teori dan Praktik Kelas

Eksperimen……… 4.10 Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Teori dan Praktik

Kelas eksperimen……… 4.11 Hasil Pemetaan Kemampuan Awal Baca Al-Qur`ān Kelas Kontrol ……… 4.12 Rekapitulasi Pemetaan Kemampuan Awal Baca Al-Qur`ān Kelas Kontrol…… 4.13 Data Skor Kemampuan Awal Praktik TajwīdKelas Kontrol……… 4.14 Rekapitulasi Skor Kemampuan Awal Praktik Tajwīd Kelas Kontrol... 4.15 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Teori dan Praktik Kelas Kontrol…………. 4.16 Hasil Perolehan Kemampuan Awal Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun

Mati/Tanwīndan Mim Mati……… 4.17 Rekapitulasi Perolehan Kemampuan Awal Pemahaman Teori Hukum Bacaan

Nun Mati/Tanwīndan Mim Mati………. 4.18 Hasil Siswa Yang Menjawab Benar Pretest Kelas Kontrol……… 4.19 Hasil Nilai Kemampuan Awal Teori dan Praktik Kelas Kontrol……… 4.20 Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Teori dan Praktik

Kelas Kontrol………

4.21 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Pretest………

(10)

4.22 Hasil Perolehan Pemetaan Kemampuan Akhir Baca Al-Qur`ān Kelas

Eksperimen………..

4.23 Rekapitulasi Pemetaan Kemampuan Akhir Baca Al-Qur`ān Kelas Eksperimen 4.24 Data Skor Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd Kelas Eksperimen……… 4.25 Rekapitulasi Skor Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd Kelas Eksperimen………. 4.26 Rekapitulasi Persentase Dari Tiap Kualifikasi Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd

Kelas Eksperimen……… 4.27 Hasil Perolehan Nilai Post-test Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun

Mati/Tanwīndan Mim Mati Kelas Eksperimen………. 4.28 Rekap Perolehan Kemampuan Akhir Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun

Mati/Tanwīndan Mim Mati Kelas Eksperimen………. 4.29 Hasil Post-test Kelas Eksperimen Yang Menjawab Benar Pada Tabel Spesifikasi 4.30 Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir Teori dan Praktik Kelas Eksperimen 4.31 Distribusi Data Hasil rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir Teori dan Praktik Kelas Eksperimen………. 4.32 Data Hasil Pemetaan Kemampuan Baca Al-Qur`ān Kelas Kontrol……… 4.33 Rekapitulasi Hasil Pemetaan Kemampuan Baca Al-Qur`ān Kelas Kontrol……... 4.34 Data Skor Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd Kelas Kontrol……….. 4.35 Rekapitulasi Skor Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd Kelas Kontrol………. 4.36 Rekapitulasi Persentase Dari Tiap Kualifikasi Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd

Kelas Kontrol………

4.37 Hasil Perolehan Nilai Kemampuan Akhir Teori Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwīn dan Mim Mati Kelas Kontrol………... 4.38 Rekap Perolehan Kemampuan Akhir Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun

Mati dan Mim Mati Kelas Kontrol………... 4.39 Hasil Post-test Kelas Kontrol Yang Menjawab Benar Pada Tabel Spesifikasi…... 4.40 Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir Teori dan Praktik Kelas Kontrol….. 4.41 Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Akhir Teori dan Prkati Kelas

Kontrol………

4.42 Hasil Gain Kelas Eksperimen………... 4.43 Rekapitulasi Hasil Gain Kelas Eksperimen……….. 4.44 Hasil Gain Kelas Kontrol………. 4.45 Rekapitulasi Hasil Gain Kelas Kontrol……… 4.46 Deskripsi Data Indeks Gain……….. 4.47 Deskripsi Hasil Perhitungan Data Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen dan

Kontrol………..

4.48 Rangkuman Hsil Uji Normalitas Post-test……… 4.49 Hasil gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen……….. 4.50 Hasil Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol……… 4.51 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Post-test……….

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale………...………… 2.1 Hubungan Antar Komponen Dalam Pembelajaran ……….. 2.2 Media Tajwīd Putar……… 2.3 Bagan Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwīn……….. 2.4 Bagan Hukum Bacaan Mim Mati………... 3.1 Alur Teknik Pengambilan Sampel………. 3.2 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design 3.3 Langkah-Langkah Penelitian………. 3.4 Grafik Kategorisasi Kemampuan Tajwīd……….. 3.5 Alur Proses Penenlitian……….. 4.1 Persentase Hasil Pemetaan Kemampuan Awal Baca Al-Qur`ān Kelas

Eksperimen………... 4.2 Persentase Hasil Kemampuan Awal Praktik Tajwīd Kelas Eksperimen……… 4.3 Persentase Rekapitulasi Persentase Dari Tiap Kualifikasi Kemampuan Awal

Praktik Tajwīd Kelas Eksperimen……….. 4.4 Persentase Hasil Kemampuan Awal PemahamanTeori Hukum Bacaan Nun

Mati/Tanwīn dan Mim Mati Kelas Eskperimen………. 4.5 Persentase Siswa Yang Menjawab Benar Pretest Kelas Eksperimen……… 4.6 Grafik Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Teori dan

Praktik Kelas Eksperimen……….. 4.7 Persentase Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Teori dan

Praktik Kelas Eksperimen……….. 4.8 Persentase Hasil Pemetaan Kemampuan Awal Baca Al-Qur`ān Kelas Kontrol 4.9 Persentase Hasil Kemampuan Awal Praktik Tajwīd Kelas Kontrol……….. 4.10 Persentase Rekapitulasi Persentase Kemampuan Awal Praktik Tajwīd Kelas

Kontrol………

4.11 Persentase Hasil Kemampuan Awal Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun Mati dan Mim Mati Kelas Kontrol………. 4.12 Persentase Siswa Kelas Kontrol Yang Menjawab Benar Pada Tabel Spesifikasi 4.13 Grafik Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Teori dan

Praktik Kelas Kontrol………. 4.14 Persentase Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Nilai Kemampuan Awal Teori dan

Praktik Kelas Kontrol………. 4.15 Proses Pembelajaran Menggunakan Media Tajwīd Putar……….. 4.16 Proses Pembelajaran Menggunakan Media Tajwīd Putar……….. 4.17 Persentase Pemetaan Kemampuan Akhir Baca Al-Qur`ān Kelas Eksperimen 4.18 Persentase Hasil Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd Kelas Eksperimen……… 4.19 Persentase Rekapitulasi Persentase Dari Tiap Kualifikasi Kemapuan Akhir

Praktik Tajwīd Kelas Eksperimen……… 4.20 Persentase Hasil Kemampuan Akhir Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun

(12)

4.21 Persentase Hasil Post-test Kelas EksperimenYang Menjawab Benar Pada Tabel Spesifikasi……… 4.22 Grafik Distribusi Data Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir Teori dan

Praktik Kelas Eksperimen……… 4.23 Persentase Distribusi Data Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir Teori

Kelas Eksperimen………... 4.24 Hasil Persentase Pemetaan Kemampuan Akhir Baca Al-Qur`ān Kelas Kontrol 4.25 Persentase Hasil Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd Kelas Kontrol……….. 4.26 Persentase Hasil Kualifikasi Kemampuan Akhir Praktik Tajwīd Kelas Kontrol 4.27 Persentase Hasil Kemampuan Akhir Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nun

Mati dan Mim Mati Kelas Kontrol………. 4.28 Persentase Hasil Post-test Kelas Kontrol Yang Menjawab Benar Pada Tabel

Spesifikasi……… 4.29 Grafik Data Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir Teori dan Praktik

Kelas Kontrol……….. 4.30 Persentase Data Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir Teori dan Praktik

Kelas Kontrol……….. 4.31 Persentase Data Hasil Gain Kelas Eksperimen……….. 4.32 Persentase Data Hasil Gain Kelas Kontrol……….. 4.33 Grafik Hasil Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol………. 4.34 Grafik Rata-rata Gain Ternormalisasi (<g>)………..

119 121 121 124 126 127 130 132 134 134 136 138 139 140

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Ismail (2009: 34) dalam konteks keindonesiaan, pendidikan islam merupakan bagian dari sisitem pendidikan nasional. Dimana pembelajaran agama islam, dalam konteks kebijakan pendidikan nasional identik dengan pendidikan agama islam yang diselenggarakan pada lembaga pendidikan formal di semua jenjang pendidikan, mulai pendidikan anak usia dini, dasar, menengah dan pendidikan tinggi.

Ismail (2009: 36) menyatakan bahwa:

Pendidikan agama islam merupakan usaha sadar dalam membimbing, memelihara baik secara jasmani dan sosial, rohani pada tingkat kehidupan individu dan sosial, untuk mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum islam menuju terbentuknya manusia ideal (insān kāmil) yang berkepribadian dan berakhlak terpuji serta taat pada

agama islam, sehingga dapat tercapai kehidupan bahagia dan sejahtera lahir dan batin di dunia dan akhirat.

Dalam penjelasan lain Ismail (2009: 37) mengatakan bahwa :

(14)

Tujuan yang telah diharapkan tersebut pada kenyataannya belum dapat terwujud, hal ini dikarenakan pelaksanaan pendidikan agama yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Mochtar Buchori (Muhaimin, 2009: 23) menilai pendidikan agama masih gagal. Kegagalan ini disebabkan karena praktik pendidikannya hanya memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbuhan kesadaran nilai-nilai (agama), dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan konatif-volitif, yakni kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama. Selain itu juga, kegiatan pendidikan agama yang berlangsung selama ini lebih banyak bersikap menyendiri, kurang berinteraksi dengan kegiatan pendidikan lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup PAI pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu Al-Qur`ān hadiṡ, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh (Muhaimin, 2008: 79)

Dari tujuh unsur pokok materi PAI tersebut, yang perlu diutamakan diajarkan kepada peserta didik adalah materi Al-Qur`ān . Salah satu materi yang sulit untuk dipahami dan dihafal dalam mata pelajaran PAI adalah materi yang termasuk ke dalam aspek Al-Qur`ān yang salah satu materinya adalah mengenai hukum tajwīd . Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) diberikan pada setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi yaitu dari mulai SD/SMP/SMA yang bisa dihitung hampir sudah 12 tahun belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) seharusnya setiap siswa sudah dapat membaca Al-Qur`ān dengan baik dan benar sesuai dengan hukum tajwīd , namun pada kenyataannya banyak siswa yang belum mampu membaca Al-Qur`ān dengan baik dan benar.

(15)

Dengan demikian kemampuan dasar lulusan yang diharapkan dari materi Al-Qur`ān adalah kemampuan membaca, menulis dan memahami terjemahan ayat dan mengahayatinya. Namun kenyataannya harapan tersebut belum tercapai 100%, meskipun materi tersebut senantiasa diberikan pada setiap jenjang pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah maupun perguruan tinggi.

Membaca Al-Qur`ān berbeda dengan membaca buku biasa, majalah, koran maupun bentuk lainnya yang bersifat tulisan. Hal ini dikarenakan Al-Qur`ān merupakan kitab suci yang barang siapa membacanya pasti akan mendapatkan pahala. Sebagaimana Allah SWT memerintahkan untuk senantiasa membaca Al-Qur`ān dengan tartīl (secara perlahan-lahan tidak tergesa-gesa). Firman Allah SWT dalam QS. Al Muzammil ayat 4:















Artinya: “Atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan- lahan.” (QS. Al Muzammil [73]: 4)1

Sebagaimana pernyataan di atas, bahwa membaca Al-Qur`ān itu berbeda dengan membaca buku biasa dan harus dibaca secara tartīl, maka kita dituntut

untuk mempelajari ilmunya. Salah satunya yaitu ilmu tajwīd, yakni suatu ilmu untuk mengetahui cara memberikan hak dan mustahaknya kepada setiap ḥuruf yang mencakup sifat-sifatnya, mad-madnya, dan yang lainnya (Al-Mahmud, 2010: 6)

Al-Mahmud (2010:7) mengemukakan bahwa :

Tujuan mempelajari ilmu tajwīd adalah untuk mencapai kesempurnaan membaca lafaẓ-lafaẓ Al-Qur`ān sesuai dengan yang diterima dari hadirat Nabi Muhammad SAW yang paling fasih bacaannya. Menurut suatu pendapat, tujuannya ialah untuk memelihara lidah dari kekeliruan membaca al-Qur`ān.

1 Seluruh teks dan tejemah al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word menu Add-Ins

dan diverifikasi dengan Al-Hikmah: Al-Qur`ān dan Terjemahnya, terjemah Tim Penerjemah

(16)

Hasil penelitian lain, dinyatakan oleh Guntur (Yuliyanti, 2012: 7) bahwa di Indonesia dengan penduduk Islam terbesar yaitu 170 juta jiwa ternyata hanya 36% saja yang bisa membaca Al-Qur`ān . Kemudian dari 36% itu hanya 16% saja yang bisa membaca Al-Qur`ān dengan tartīl dan benar tajwīd nya, dan ironisnya dari 16% tersebut hanya 3% saja yang rutin membaca Al-Qur`ān . Data terbaru yang dapat dijadikan pertimbangan yakni hasil tes yang dilakukan oleh suatu organisasi mahasiswa yakni BAQI (Belajar Al-Qur`ān Intensif) UPI terhadap mahasiswa UPI pada tahun akademik 2012/2013 dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 1.1

Persentase Hasil Pretes UKM BAQI Semester Ganjil 2012/2013

FAKULTAS NILAI TES BACA AL QURAN Jumlah

TPD 1 TPD 2 TD TT TM

FIP 10 124 349 134 44 661

FPIPS 16 141 339 134 43 673

FPBS 35 131 359 171 39 735

D3 Keperawatan 2 5 13 2 - 22

Jumlah 63 401 1060 441 126 2091

Jumlah Keseluruhan

Tingkat Kelulusan 1524 567 2091

Persentase Keseluruhan

Tingkat Kelulusan 72,9% 27,1% 100%

Keterangan Belum Lulus

Tes BAQI

Lulus

Tes BAQI

(17)

Tabel 1.2

Keterangan Hasil Tes Baca Al-Qur`ān

TINGKAT

KEMAMPUAN CIRI UTAMA KETERANGAN

TPD 1

 Membacanya lambat atau terbata-bata

 Membaca dengan lancar

 Tajwīd praktisnya relative benar

 Teori tajwīd tidak tahu/sedikit tahu

Lulus Tes BAQI

TM

(Tingkat Mahir)

 Membaca dengan tahsin

 Tajwīd praktisnya benar

 Menguasai teori tajwīd

Lulus Tes BAQI

(18)

Al-Qur`ān sesuai kaidah yang benar, sehingga dinyatakan belum lulus tes baca Al-Qur`ān . Untuk mahasiswa yang mendapat nilai TT dan TM dinyatakan sudah mampu membaca Al-Qur`ān sesuai kaidah yang benar dan dinyatakan lulus tes baca Al-Qur`ān .

Jika kita analisis, ada beberapa permasalahan yang terjadi di masyarakat berkaitan dengan redahnya kemampuan membaca Al-Qur`ān dengan menerapkan hukum tajwīd , diantaranya jam untuk KBM PAI hanya 2 jam pelajaran dan di dalam kegiatan pembelajaran lebih menekankan yang bersifat pengetahuan dibandingkan aplikasi, motivasi belajar Al-Qur`ān , rendahnya peran orang tua dalam memotivasi anak untuk belajar Al-Qur`ān , keterbatasan media pembelajaran dan lemahnya kemampuan guru menciptakan media tersebut, di satu pihak membuat penerapan metode ceramah dipihak lain menjamur. Terbatasnya alat-alat teknologi pembelajaran yang dipakai di kelas diduga merupakan salah satu sebab lemahnya mutu pendidikan pada umumnya. Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran dikatakan belum optimal. Hal tersebut lebih dirasakan bila dikaitkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Media merupakan bentuk jamak dari medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Media menurut Briggs (Asyhar, 2011: 7) mendefinisikan “media sebagai sarana fisik yang digunakan untuk mengirim pesan kepada peserta didik sehingga merangsang mereka untuk belajar”.Media merupakan perantara komunikasi dalam proses pembelajaran antara guru dengan siswa. Hamalik (Arsyad, 2011: 15) mengemukakan bahwa:

(19)

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Pada dasarnya media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting bagi proses dan transfer pendidikan di dalam kelas. Biasanya dengan media yang digunakan guru, peserta didik akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar di dalam kelas. Dengan pengguanaan media diharapkan agar informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diterima dengan mudah. Oleh karena itu media menjadi sangat penting dalam pengajaran pendidikan agama islam, karena informasi yang dikomunikasikan lewat lambang verbal saja kemungkinan terserapnya amat kecil, sebab informasi yang demikian itu merupakan informasi yang sangat abstrak sehingga sulit dipahami.

Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone of experience), (Sadiman, 2012: 8).

verbal

simbol visual visual

radio

film

tv

demonstrasi

partisipasi

observasi

pengalaman langsung

Sumber: (Sadiman, 2012: 8)

abstrak

(20)

Gambar 1.1

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Untuk mempelajari dan memudahkan peserta didik memahami hukum tajwīd nūn mati dan hukum mīm mati, pengguanaan media tajwīd putar sangat mendukung, karena siswa dapat mempelajari tajwīd dengan menggunakan media sehingga kegiatan pembelajran yang disampaikan oleh guru tidak akan terasa bosan, dimana guru dapat secara langsung membawa media ke dalam kelas dan mengajarkannya tanpa terpaku pada buku teks yang ada dan penyampaian materi juga tidak berlangsung secara monoton.

Tujuan menggunakan media tajwīd putar, para murid diharapkan dapat menghafal dan membedakan hukum bacaan nūn mati dan hukum bacaan mīm mati dalam waktu yang singkat, karena cara penggunaan media tajwīd putar sangat mudah dan terasa sebagai sebuah permainan, sehingga dapat merangsang kemauan belajar dan daya ingat siswa dengan baik.

Media pembelajaran diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap pelajaran dengan baik, sehingga tujuan yang dicita-citakan dalam proses pembelajaran ini dapat berhasil dengan baik. Mengingat pentingnya media dalam suatu proses pembelajaran, peneliti memfokuskan penelitian mengenai efektivitas penggunaan media tajwīd putar untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap hukum bacan nūn mati/tanwīn dan mīm mati, dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VII (tujuh) di SMP Negeri 3 Lembang pada sub bahasan hukum bacaan nūn mati/tanwīn dan mīm mati.

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas media tajwīd putar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI?”

Masalah di atas dapat dirinci melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kondisi awal siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam

memahami hukum bacaan nūn mati/tanwīn dan mīm mati sebelum

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media tajwīd putar? 2. Bagaimana perbedaan rerata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

sebelum melaksanakan pembelajaran?

3. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan media tajwīd putar? 4. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol terhadap

materi hukum bacaan nūn mati/tanwīn dan mīm mati dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) setelah terjadi pembelajaran menggunakan media tajwīd putar?

5. Bagaimana perbedaan rerata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah terjadi pembelajaran?

6. Bagaimana efektivitas media tajwīd putar terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas media tajwīd putar terhadap hasil belajar siswa pada materi hukum bacaan nūn mati/tanwīn dan mīm mati.

Adapun tujuan di atas dapat dirinci sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi awal siswa kelas eksperimen dan kontrol dalam memahami hukum bacaan nūn mati/tanwīn dan mīm mati sebelum

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media tajwīd putar. 2. Untuk mengetahui perbedaan rerata antara kelas eksperimen dan kelas

(22)

3. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan media tajwīd putar.

4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol terhadap materi hukum bacaan nūn mati/tanwīn dan mīm mati dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) setelah terjadi pembelajaran menggunakan media tajwīd putar.

5. Untuk mengetahui perbedaan rerata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah terjadi pembelajaran.

6. Untuk mengetahui efektivitas media tajwīd putar terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

D. Manfaat/Signifikasi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung antara lain:

a. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Memberi masukan atau sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas pada pembelajaran pendidikan agama islam, khususnya dalam penguasaan hukum tajwīd .

b. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan cara pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat terutama dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

c. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terutama dalam meningkatkan daya ingat siswa terhadap hukum bacaan nūn mati dan hukum bacaan mīm mati melalui

(23)

d. Bagi Guru

Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian serta menumbuhkan budaya meneliti agar terjadi inovasi pembelajaran, sehingga mampu menggunakan media pembelajaran pendidikan agama islam yang tepat dan efektif bagi siswa.

e. Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien, atau sebaliknya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, meliputi: 1) Latar Belakang Masalah, 2) Identifikasi dan Perumusan Masalah, 3) Tujuan Penelitian, 4) Manfaat/Signifikasi Penelitian, 5) Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II berisi Kajian Pustaka. Kajian pustaka mempunyai peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukkan “the state of the art” dari teori

yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, yang meliputi: 1) Media Pembelajaran, 2) Tajwīd Putar, 3) Efektivitas, 4) Hasil Belajar, 5) Kerangka Pemikiran; dan Hipotesis Penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian, meliputi: 1) Lokasi Penelitian, 2) Populasi dan Sampel Penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Definisi Operasional, 5) Instrumen Penelitian, 6) Prosedur Penelitian, 7) teknik Pengumpulan Data, 8) Analisis Data.

(24)

proses pembelajaran dengan menggunakan media tajwīd putar, hasil belajar siswa kelas eksperimen terhadap materi hukum bacaan nūn mati/tanwīn dan mīm mati dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) setelah terjadi pembelajaran menggunakan media tajwīd putar, hasil belajar siswa kelas kontrol terhadap materi hukum bacaan nūn mati/tanwīn dan mīm mati dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) setelah terjadi pembelajaran, perbedaan rerata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah terjadi pembelajaran, dan efektivitas media tajwīd putar terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang dijadikan sampel penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Lembang. SMP Negeri 3 Lembang terletak di Jalan Raya Lembang No. 29.

2. Populasi Penelitian

Arikunto (2010: 173) mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Senada dengan pengertian di atas, Sugiyono (2012: 80) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generaliasi yang terdiri atas subjek/ objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang.

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Siswa per Kelas

NO Kelas Jumlah Siswa

1. VII A 40

2. VII B 41

3. VII C 40

4. VII D 40

5. VII E 41

6. VII F 41

7. VII G 40

8. VII H 40

9. VII I 41

(26)

3. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Sugiyono (2012: 81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan sampel yang akan diambil, maka ditentukan terlebih dahulu teknik pengambilan sampel. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling adalah teknik sampling yang tidak memberi peluang sama bagi mewakili populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian, atau pengambilan sampel yang dipilih dengan non random, biasanya disebut dengan sampel tetap (Iskandar, 2009: 73). Kelas eksperimen merupakan kelas yang menggunakan media Tajwīd

Putar yaitu kelas VII-I, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan media

Tajwīd Putar yaitu kelas VII-H

Gambar 3.1

Alur Teknik Pengambilan Sampel

Dari pengundian tersebut kemudian dihasilkan kelompok VII H sebagai kelompok kontrol dan kelas VII I sebagai kelompok eksperimen.

Tabel 3.2

Distribusi Sampel Penelitian

NO. Kelas Kelompok Jumlah Siswa

1. VII H Kontrol 40

2. VII I Eksperimen 41

Jumlah 81

Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lembang

SAMPEL Kelas VII H dan Kelas VII I

VII H Kelas Kontrol

(27)

Dikarenakan tidak semua siswa beragama Islam dan tidak masuk ketika diadakan penelitian dikarenakan (sakit/izin) maka sampel pada kelas kontrol di kelas VII-H berjumlah 32 dan di kelas VII-I (kelas eksperimen) berjumlah 37 siswa.

B. Desain Penelitian

Keberhasilan penelitian salah satunya tergantung pada desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian merupakan rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar kegiatan, yang akan dilaksanakan desain berfungsi sebagai rencana kegiatan, maka hendaknya desain dirancang sebaik mungkin agar tujuan penelitian dapat diungkap.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental semu (quasi experimental design). Bentuk desain eksperimen ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan (Sugiyono, 2012: 77). Selanjutnya bentuk yg digunakan dari eksperimental semu ini adalah model Nonequivalent control group design. Model ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design pada True Experimen, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara random. Menurut Sugiyono (2012: 79), desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2

Desain Penelitian Kuasi Eksperimen Nonequivalent Control Group Design Keterangan:

O1= Nilai pretest kelas eksperimen O2= Nilai posttest kelas eksperimen O3= Nilai pretest kelas kontrol O4: Nilai posttest kelas kontrol

(28)

Pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebelum diberi perlakuan, dan pretest ini diujikan pada dua kelas berbeda. Yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan posttest diujikan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlaukan.

Dalam penelitian eksperimental, desain penelitian disebut desain eksperimental. Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan sehingga tiap informasi yang berhubungan dengan orang atau diperlukan untuk percobaan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan. Dengan kata lain desain sebuah eksperimen merupakan langkah yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis obyektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang dibahas.

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Iskandar (2009: 17) mengemukakan bahwa:

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan atau gambaran umum tentang suatu fenomena atau gejala yang dilandasi teori, asumsi atau andaian, dalam hal ini dapat diartikan sebagai pola fikir yang yang meNūnjukkan hubungan variabel-variabel yang akan diteliti, sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan adalah untuk merumuskan hipotesis dan teknik analisis statistik yang hendak digunakan.

Menurut Burton (Suherman, 2009: 57) dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggambarkan temuannya secara rinci berkaitan dengan hipotesis yang diformulasikan. Hal ini biasanya melibatkan pemaparan statistik, means dan standard deviasi dari seluruh sampel daripada skor untuk masing-msing individu.

(29)

relevan. Sedangkan metode penelitian yang dipakai adalah metode kuasi eksperimen, karena dalam praktiknya objek penelitian mendapatkan perlakuan (treatment), dengan demikian “metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2012: 72).

Dalam penelitian eksperimen ilmu sosial, peneliti dapat menciptakan suatu laboratorium dengan lingkungan alami sehingga subjek tidak merasa sedang diteliti. Penelitian ini disebut penelitian eksperimen lapangan (field experiment). Pada penelitian ini, antara kelompok yang memperoleh stimulus dengan kelompok pembanding tidak dipisahkan dengan lingkungan keseharian sehingga memberi keuntungan tambahan, yaitu peneliti dapat melihat variabel independen lain yang juga dapat berpengaruh pada perubahan sikap. Walaupun penelitian laboratorium biasanya dalam penelitian ilmu pasti, penelitian eksperimen laboratorium dapat dilakukan dengan membuat laboratorium buatan. Misalanya dengan membuat kelompok-kelompok dalam ruangan kelas (Prasetyo dan Jannah, 2005: 157).

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yakni dimulai dengan membuat hipotesis kausal yang terdiri dari variabel independen (bebas) dan dan variabel dependen (terikat). Langkah berikutnya adalah mengukur variabel dependen dengan pengujian awal (pre-test), diikuti dengan memberikan

treatment/stimulusi ke dalam kelompok yang diteliti, dan diakhiri dengan

(30)

(Prasetyo dan Jannah, 2005: 157) Gambar 3.3

Langkah-langkah Penelitian

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahpahaman, maka perlu penjelasan yang lebih operasional, yakni:

1. Efektivitas

Efektivitas yang dimasksud oleh penulis adalah perolehan gain yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya media tajwīd putar di kelas VII SMP Negeri 3 Lembang, yaitu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakannya pembelajaran menggunakan media tajwīd putar.

2. Tajwīd Putar

Tajwīd Putar yang dimaksud oleh penulis adalah sebuah media yang menerangkan tentang hukum Nūn mati/tanwīn dan Mīm mati. Agustina (personal communication, Januari 13, 2013) Tajwīd Putar berupa karton yang berbentuk lingkaran dengan 2 muka, muka pertama terdapat 2 lapis, yang berisi hukum Nūn mati dan tanwīn yaitu iẓhār, ikhfā, iqlāb, idgām bigunnah dan

Menentukan Hipotesis

Lakukan Pengukuran Variabel Dependen

Berikan variabel Indepen Stimulus

(31)

idgām bilāgunnah. Pada muka kedua juga terdapat 2 lapis yang berisi hukum Mīm mati yaitu ikhfā syafawī, iẓhār syafawi dan idgām miṣlain. Setiap muka memiliki lapisan lingkaran kecil yang dapat diputar sesuai tanda tunjuk pada ḥuruf Hijāiyah, maka pada lubang akan meNūnjukkan hukum tajwīd, cara membaca dan contohnya.

3. Hasil belajar

Hasil belajar yang dimaksud oleh penulis adalah adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media tajwīd putar.

4. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam yang dimaksud oleh penulis adalah mata pelajaran yang diwajibkan pada setiap jenjang pendidikan yang ada di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan penelitian ini pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP), yakni SMP Negeri 3 Lembang. Seperti yang diungkapkan oleh Syahidin (2009: 1) yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam di sekolah dapat dipahami sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islam disingkat PAI.

E. Instrumen Penelitian

(32)

tes objektif pilihan ganda dan tes lisan yang dibuat sendiri oleh penulis sesuai berdasarkan KTSP di SMP untuk mata pelajaran PAI. Dalam menjawab pertanyaan responden diberikan pilihan a,b,c dan d dalam setiap pertanyaan. Dengan ketentuan untuk menetapkan skor adalah untuk setiap jawaban hasil belajar diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dari soal tersebut dan untuk skor 0 untuk jawaban yang salah dan ketentuan untuk menetapkan skor dalam tes lisan penulis membagi dalam 3 kategori yaitu : 1) tidak bisa membaca dan tidak tahu hukum, 2) bisa membaca dan idak tahu hukum, 3) bisa membaca dan tahu hukum. Arikunto (2010: 32) mengemukakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali tes, yaitu tes awal dan tes akhir. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Pre test, adalah tes awal yang dilakukan sebelum proses pembelajaran

menggunakan media tajwīd putar. Hasil pre test ini akan digunakan sebagai patokan untuk mengetahui dan menentukan seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa.

b. Post test, adalah tes akhir yang dilakukan setelah proses pembelajaran dengan

menggunakan media tajwīd putar. Post test ini digunakan untuk mengukur peningkatan rata-rata hasil belajar siswa.

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Instrumen Pemetaan Kemampuan Baca Al-Qur’ān

(33)

kemampuan membaca. Instrumen placement test halaman satu (1) digunakan untuk mengetahui kemampuan tingkat pra dasar (TPD). Instrumen placement test halaman dua s.d. tiga (2-3) digunakan untuk mengetahui kemampuan tingkat dasar (TD). Instrumen placement test halaman empat s.d. tujuh (4-7) digunakan untuk mengetahui kemampuan tingkat trampil (TT). Dan untuk mengetahui kemampuan Tingkat Mahir (TM) digunakan placement test halaman 4 s.d. 7 secara berurutan.

2. Instrumen Tes Aplikasi Praktik Tajwīd

Instrumen tes aplikasi praktik tajwīd ini dikembangkan oleh penulis dengan cara mencari ayat-ayat Al-Qur’ān yang mengandung hukum bacaan Nūn mati/tanwīn dan Mīm mati.

3. Instrumen Tes Teori Tajwīd

a. Menentukan skop atau lingkup bahan yang berisi pokok-pokok bahan pelajaran yang akan dinilai dalam RPP

Tabel 3.3

Spesifikasi Instumen Uji Soal

Sub Bahasan Hukum Bacaan Nūnmati/tanwīn dan Mīm mati

Aspek yang Diungkap

Ingatan (43%)

Pemahaman (43%)

Aplikasi

(14%) Jumlah Materi Pokok

Pengertian hukum Nūn

mati/tanwīn dan Mīm mati

(29%)

8 8 2 18

Bentuk dan macam-macam hukum Nūn mati/tanwīn

dan Mīm mati (42%)

10 10 4 24

Contoh praktek bacaan hukum Nūn mati/tanwīn

dan Mīm mati (29%)

8 8 2 18

(34)

Aspek yang Diungkap mengkonsultasikan kisi-kisi dengan dosen pembimbing, lalu mengembangkan kisi-kisi berlandaskan tabel spesifikasi.

c. Menyusun draft tes berdasarkan kisi-kisi dan membuat kunci jawaban d. Uji Instrumen

Sebelum diuji coba instrumen, peneliti revisi dan menyeleksi soal-soal yang akan di uji cobakan. Dalam pengembangan instrumen, peneliti melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terlebih dahulu, yaitu:

a. Drs. Udin Supriadi, M.Pd. (Pembimbing I) b. Saepul Anwar, S.Pd.I. M.Ag. (Pembimbing II) Uji instrumen tes tertulis dalam penelitian meliputi

1) Uji Validitas

(35)

dan pengujian validitas secara empirik (empirical analysis). (Sudijono: 163: 2011)

a) Validitas rasional

Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran dengan berpikir secara logis. Dengan demikian maka suatu tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas rasional, apabila setelah dilakukan penganalisisan secara rasional ternyata bahwa tes hasil belajar itu memang tepat telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sudijono, 2011: 164)

b) Validitas empirik

Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik. Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil pengamatan di lapangan, terbukti bahwa tes hasil berlajar itu dengan secara tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes hasil belajar tersebut. (Sudijono, 2011: 167)

c) Validitas item

Dimaksud dengan validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. (Sudijono, 2011: 182). Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas item untuk menyatakan valid, apabila skor item yang bersangkutan terbukti mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor totalnya. Setiap butir soal yang dijawab dengan betul diberi skor 1 (satu) dan jawaban yang salah diberikan skor 0 (nol) Validitas item memiliki langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut: a. Tabel perhitungan dalam rangka analisis validitas item dengan format

(36)

Nama Siswa

Skor untuk butir item nomor:

Xt Xt2 1 2 3 4 n

N= N1 N2 N3 N4 Nn t2 P

Q

(Anwar, 2012: 37) p = Proporsi siswa yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.

q = Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya.

b. Mencari mean dari skor total, yaitu Mt dengan menggunakan rumus :

(Sudijono, 2011: 188)

c. Mencari deviasi standar total, yaitu SDt dengan menggunakan rumus :

√∑ ∑ (Sudijono, 2011: 188)

d. Mencari Mp atau mean skor totoal yang dijawab benar oleh siswa dengan format tabel berikut :

No Item

Siswa Yang Menjawab Benar

Mean Dari Skor Total Yang Dijawab Benar (Mp)

(Anwar, 2012: 40)

e. Mencari koefisien korelasi rpbi dari setiap item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(37)

f. Membuat tabel rekap indeks korelasi point biserial dengan format sebagai berikut:

No

Item Mp Mt SDt P q q

p SD

M M

t t p pbi

 

Interpretasi

(Anwar, 2012: 42)

g. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi haril perhitungan rpbi, dengan menggunakan derajat kebebasan (db) sebesar N – nr atau N – 2. Dengan ketentuan:

 Jika rtabel atau rt sama atau lebih kecil daripada rpbi maka item tersebut valid

 Jika rtabel atau rt lebih besar daripada rpbi maka item tersebut invalid h. Menarik kesimpulan

“Kriteria valid atau tidaknya item soal dapat dilihat pada tabel koefisien

korelasi “r” Product Moment dari pearson” (Sudijono, 2011: 190). Dari data tersebut diperoleh kritera pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Artinya, Jika rtabel atau rt sama atau lebih kecil daripada rpbi maka item tersebut valid.

Berdasarkan klasifikasi korelasi validitas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini diinterpretasikan sebagai soal yang mempunyai validitas dari sebanyak 60 butir item yang diuji validitasnya terdapat 27 butir diantaranya telah dapat dinyatakan sebagai item yang valid, yaitu nomor1, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 19, 28, 30, 31, 34, 35, 37, 42, 46, 47, 49, 50, 52, 57, 58, 59, dan 60. Perhitungan validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.1

2) Uji realibiltas

(38)

rumus rulon yang dikemukakan oleh Sudijono (2011: 248), dengan menggunakan rumus seperti berikut:

Langkah-langkah penyelesaian reliabilitas tes objektif adalah sebagai berikut:

a) Bagi data nilai menjadi dua bagian soal misal jumlah soal 60 maka nomor 1-30 (Belahan Kiri = X) dan soal nomor 31-60 (Belahan Kanan = Y) dan buat tabel untuk keduanya sebagai berikut:

Nama Siswa

Skor untuk butir item belahan Kiri (X): Skor Total (X)

1 2 3 4 5

A

Nama Siswa

Skor untuk butir item belahan Kanan (Y): Skor Total (Y)

31 32 33 34 35

A

(Anwar, 2012: 21) b) Jumlah skor total item (X dan Y) setiap belahan yang diperoleh siswa masukan ke dalam table berikut dan lakukan perhitungan untuk memperoleh nilai d (diffirent), kuadrat different (d2), skor total (Xt) dan kuadrat skor total (Xt2) untuk kemudian menjumlahkannya

Siswa Skor item belahan: d = (X-Y) d2 Xt = (X+Y) Xt2

Kiri (X) Kanan (Y) A

∑X = ∑Y = ∑d = ∑d2 = ∑Xt = ∑Xt 2

=

(Anwar, 2012: 22) c) Mencari jumlah kuadrat perbedaan antarskor (∑Xd2) belahan kiri dan kanan

dengan rumus :

∑ ∑ ∑ ( Sudijono, 2011: 248)

d) Mencari varian perbedaan antarskor (Sd2) belahan kiri dan kanan dengan menggunakan rumus berikut :

( Sudijono, 2011: 248)

e) Mencari jumlah kuadrat dari skor total (∑xt2) dengan menggunakan rumus :

(39)

f) Mencari varian total dari skor-skor hasil tes (St2) dengan menggunakan rumus :

( Sudijono, 2011: 249)

g) Mencari koefisien reliabilitas tes, dengan menggunakan rumus :

( Sudijono, 2011: 249)

h) Memberikan interpretasi terhadap angka koefisien reliabilitas tes. Dengan ketentuan :

 Jika r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0.70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= reliable).

 Jika r11 lebih kecil daripada 0.70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) (Anwar, 2012: 22)

Dari hasil perhitungan, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,34 itu pada akhirnya dapat kita nyatakan bahwa tes hasil belajar bentuk objektif dengan menyajikan 60 butir item dan diikuti oleh 34 orang testee tersebut belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.2

3) Uji daya beda dan tingkat kesukaran. a) Daya pembeda

Menurut Sudijono (2011: 353) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan yang rendah. Untuk menentukannya, rumus yang dipakai adalah:

n BB BA TK n

BB BA

DP    2

/

(40)

Keterangan:

D = daya pembeda (diskriminasi)

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar n = Jumlah Kelompok Atas dan Kelompok Bawah (JA + JB)

1/2 = Angka Konstan TK = Tingkat Kesukaran

Tabel 3.4

Kriteria Untuk Daya Pembeda Besarnya D Kriteria <0,20 Jelek (poor)

0.21 – 0.39 Cukup (satisfactory 0.40 – 0.70 Baik (good)

0.71 – 1.00 Baik Sekali (excellent)

(Sudijono, 2011: 389) Dari hasil analisis daya pembeda terdapat 33 soal yang mendapat nilai jelek yaitu nomor 2, 5, 7, 12, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 32, 33, 36, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 47, 51, 53, 54, 55, 56, 58, dan 59. Yang termasuk nilai cukup terdapat 7 soal yaitu nomor 1, 4, 34, 46, 52, 57 dan 60. Kemudian yang termasuk nilai baik terdapat 18 soal yaitu nomor 3, 6, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 19, 27, 28, 31, 35, 37, 42, 48, 49, dan 50. Dan yang termasuk nilai baik sekali terdapat 2 soal yaitu nomor 8 dan 30. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.3

b) Tingkat kesukaran soal

(41)

n BB BA TK n

BB BA

DP    2

/

1 (Bazlina, 2012: 15)

Keterangan:

TK = Tingkat Kesukaran

BA = Jumlah Jawaban Benar Kelompok Atas BB = Jumlah Jawaban Benar Kelompok Bawah

n = Jumlah Kelompok Atas dan Kelompok Bawah (JA + JB)

Tabel 3.5

Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Besarnya P Kriteria

< 0,30 Sukar 0,30 – 0,70 Cukup (sedang)

> 0,70 Terlalu mudah

(Sudijono, 2011: 372)

Dari hasil analisis tingkat kesukaran soal terdapat 14 soal yang dinilai sukar yaitu nomor 10, 14, 16, 23, 24, 25, 34, 37, 38, 43, 46 57, 58 dan 60. Sedangkan 36 soal yang mendapat nilai kesukaran sedang yaitu nomor 2, 3, 4, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 26, 27, 28, 30, 31, 35, 40, 41, 42, 44, 45, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56 dan 59. Dan 11 soal lainnya mendapat nilai kesukaran mudah yaitu nomor 1, 5, 7, 20, 29, 32, 33, 36, 39, dan 47. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.4

(42)

Tabel 3.6

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen N

o so al

Validitas Reliabilitas DP TK

Ket. Nilai Interpret

asi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

1 0.382 Valid

Berdasarkan uraian pada Tabel 3.6, Secara keseluruhan hasil uji coba soal-soal yang disajikan dalam Tabel 3.6 layak untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.5.

4) Membuat tabel spesifikasi soal setelah uji coba tabel spesifikasi validitas soal yang digunakan

Tabel 3.7

(43)

Aspek yang Diungkap

Ingatan (43%)

Pemahaman (43%)

Aplikasi

(14%) Jumlah Materi Pokok

Pengertian hukum Nūn

mati/tanwīn dan Mīm mati

(29%) 1,2,15,23 9,10,12,16 24

9 Bentuk dan macam-macam

hukum Nūn mati/tanwīn dan Mīm mati (42%)

3,4,5,17,25 11,14,18,19,29 13,26 12 Contoh praktek bacaan

hukum Nūn mati/tanwīn dan Mīm mati (29%)

6,7,27,28 8,20,21,30 22 9

Jumlah 13 13 4 30

5) Menyusun soal tes pretest dan post-test berdasarkan tabel spesifikasi yang digunakan pada tabel 3.7

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Tes

Secara umum pengertian tes adalah suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan (Arikunto, 2010: 33).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga tes, yaitu: a. Tes pemetaan kemampuan baca al-qur’an

b. Tes kemampuan praktik tajwīd (hukum bacaan Nūn mati/tanwīn dan Mīm mati)

c. Tes kemampuan teori tajwīd (hukum bacaan Nūn mati/tanwīn dan Mīm mati).

2. Wawancara

(44)

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2012: 140 ).

Wawancara ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada pembuat tajwīd putar melalui e-mail.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data ilmiah dari berbagai litelatur yang berhubungan denga kajian penelitian, baik dari buku, internet, jurnal maupun referensi lainnya yang relevan.

H. Analisis Data

Analisis data menurut Paton (Hasan, 2009: 29) proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam satu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Data hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu:

1. Analisis deskriptif (kualitatif) analisis yang tidak menggunakan model matematika, model statistik, dan ekonometrik atau model-model tertentu lainnya (Hasan: 2009: 30).

a. Pemetaan kemampuan bacaan al-quran

1) Tingkat Pra Dasar dalam tingkatan ini siswa bisa membaca ḥuruf Hijāiyah sambung, membacanya lambat atau terbata-bata dan membaca ḥuruf Hijāiyah sambung dan makhrajnya masih kurang tepat.

2) Tingkat Dasar, yang termasuk tingkatan ini yaitu siswa yang membaca ḥuruf Hijāiyah sambung dengan lancar dan tajwīd praktisnya banyak salah.

(45)

4) Tingkat Mahir yaitu siswa yang membaca tahsin, tajwīd praktisnya benar dan menguasai teori tajwīd.

b. Kemampuan praktik tajwīd

Peneliti mengetes kembali bacaan al-Qurān sesuai dengan hukum tajwīdnya lebih khusus hukum bacaan Nūn mati/tanwīn dan Mīm mati peneliti mengukur kemampuan membaca al-Qurān sesuai dengan hukum tajwīdnya dengan cara memberikan nilai 1 untuk yang tidak lancar membaca al-Qurān, nilai 2 untuk yang bisa membaca al-Qurān tetapi tidak tahu hukum tajwīd dan nilai 3 untuk yang bisa membaca al-Qurān dan tahu hukum tajwīd. Data hasil instrumen tes tajwīd pada saat pretest dan post-test nantinya akan dikategorisasikan menurut tingkatannya. Kategori yang digunakan terdiri dari tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus kategorisasi jenjang menurut Azwar (2000 : 107) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan skor minimum berdasarkan bobot terendah = 7 (jumlah soal) x 1 (bobot terendah) = 7

2) Menentukan skor maksimum berdasarkan bobot tertinggi = 7 (jumlah soal) x 3 (bobot tertinggi) = 21

3) Mencari luas jarak sebaran 21 – 7 = 14 4) Menentukan standar deviasi 14/6 = 2 5) Mean teoritisnya 40x3 = 120.

(46)

Gambar 3.4

Grafik Kategorisasi Kemampuan Tajwīd

Jika grafik diatas dibuatkan ke dalam tabel, akan tampak sebagai berikut :

Tabel 3.8

Pedoman Kategorisasi Kemampuan Tajwīd

Kategorisasi Interval

Rendah 12

Sedang 12 18

Tinggi 18

(Azwar, 2003:109) c. Kemampuan pemahaman teori hukum bacaan Nūn mati/tanwīn dan Mīm

mati.

Kemampuan pemahaman teori tajwīd ini menggunakan soal-soal obyektif pretest-post-test yang sudah diuji validitas. Setiap butir soal yang benar diberi skor 1 (satu) dan untuk setiap jawaban salah diberikan skor 0 (nol). Untuk menkategorisasikan nilai yang telah di dapat dalam penelitian merujuk kategorisasi penilaian dalam Arikunto, 2012: 281 yaitu:

Tabel 3.9

Pedoman Kategorisasi Kemampuan Pemahaman Teori Hukum Bacaan Nūn Mati dan Mīm Mati

Angka 100 Keterangan

80-100 Baik Sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Rendah

(47)

d. Analisis Data Skor Gain Ternormalisasi

Peningkatan dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengertian perubahan hasil belajar saat sebelum dan sesudah pembelajaran yang ditentukan berdasarkan rata-rata gain skor yang dinormalisasi (<g>) yaitu perbandingan dari skor gain aktual dengan skor gain maksimum. Skor gain aktual yaitu skor gain yang diperoleh siswa dari selisih skor tes awal dan tes akhir sedangkan skor gain maksimum yaitu skor gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa. Nilai skor gain ternormalisasi (N-Gain) yang dihitung dengan rumus Meltzer (dikutip dalam Fauziah, 2010) :

Nilai ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi Hake (dikutip dalam Liliawati dan Puspita, 2010) :

Tabe 3.10

Klasifikasi Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi Nilai Gain

Ternormalisasi

Interpretasi

g > 0,70 Tinggi 0,30 < g 0,70 Sedang

g 0,30 Rendah

2. Analisis Statistik (Kuantitatif)

(48)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang berasal dari kedua kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik

Chi Square. Dengan rumus :

(Iskandar, 2009: 111) Ket:

X2 = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi hasil observasi dari sampel penelitian

fe = Frekuensi yang diharapkan pada populasi penelitian, dengan membagikan jumlah subyek dalam sampel dengan kategori subyek

Dalam Santoso, (2012: 79) Untuk menguji normalitas data peneliti menggunakan uji chi square dalam IBM SPSS statistic 20 dengan langkah- langkah:

 Buka file Chi square

 Menu analyze Nonparametric Test Legacy Dialogs Chi Square

 Dasar pengambilan keputusan

 Dengan membandingkan Chi-Square Hitung dengan Chi-Square tabel: -Jika Chi-Square Hitung < Chi-Square tabel, Ho diterima,

-Jika Chi-Square Hitung > Chi-Square tabel, Ho ditolak  Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:

-Probabilitas >0,05 maka Ho diterima -Probabilitas <0,05 maka Ho ditolak. b. Uji Homogenitas Data

(49)

(homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama (Arikunto, 2006: 320). Dari pernyataan Arikunto tersebut maka dapat disimpulkan bahwa uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelas sampel mempunyai varians yang sama atau berbeda sehingga dapat ditentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis.

Melakukan pengujian varians (kesamaan variansi) kedua kelas dengan uji F sebagai berikut ;

F =

Untuk mencari varian data menggunakan rumus excel (=var). Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga Ftabel. Jika harga Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel (Fhitung < Ftabel) dengan dk pembilang = n-1 dan dk penyebut = n-1, maka dapat dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data tersebut adalah homogen. Jika sebaliknya Fhitung lebih besar dari pada Ftabel (Fhitung > Ftabel) dengan dk pembilang = n-1 dan dk penyebut = n-1, maka dapat dinyatakan bahwa varian kedua kelompok data tersebut adalah tidak homogen (Sugiyono, 2012: 199).

c. Uji Perbedaan Dua Rata- rata

Setelah normalitas dan homogenitas kedua kelas terpenuhi maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan dua rerata untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) secara signifikan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya. Populasi yang diuji adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol dari skor hasil pretest dan

post-test. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : Eksperimen = Kontrol, artinya bahwa, tidak terdapat

(50)

menggunakan media tajwīd putar dengan siswa yang tidak menggunakan media tajwīd putar.

Ha : Eksperimen > Kontrol, artinya bahwa, ada perbedaan

peningkatan rerata hasil belajar siswa yang menggunakan media tajwīd putar dengan siswa yang tidak menggunakan media tajwīd putar.

Menurut Sudjana (dikutip dalam Imaza, 2010), jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t.

1) Uji-t

Menurut Sudjana (dikutip dalam Imaza, 2010), jika data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu menggunakan uji-t dengan rumus:

t = ̅ ̅

√ ( )

Keterangan:

̅ = nilai rerata kelas eksperimen

̅ = nilai rerata kelas kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelas kontrol

= jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Gambar

Grafik Distribusi Data Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir  Teori dan Praktik Kelas Eksperimen……………………………………………………… Persentase Distribusi Data Hasil Rekapitulasi Nilai Kemampuan Akhir  Teori
Tabel 1.1 Persentase Hasil Pretes UKM BAQI Semester Ganjil 2012/2013
Tabel 1.2
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku yang berakhir pada tanggal

Dari hasil pengujian hipotesis 2a, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kepercayaan responden pada penyedia informasi yang mempengaruhi responden dalam mengambil

L Paket Pengadaan ini terbuka untuk Penyedia yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan menyediakan jasa konstruksi

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh campuran premium dengan minyak cengkeh terhadap performa mesin, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar

Tabél 4.7 Papasingan Gaya Basa dina Novel Pangéran Kornél

Having 156 stores situated in across Indonesia, it dominates the retail market share in Indonesia.. It performs expansion by launching new stores and developing the online

Dari ayat tersebut bahwa sedekah dijalan Allah itu akan mendapat ganjaran tuju ratus kali dari harta yang disedekahkan, bahkan Allah akan melipat gandakan dari

Seperti yang telah dijelaskan dalam teori bahwa kompres panas pada punggung bawah dapat meningkatkan vaskularisasi, sehingga akan memperbaiki sirkulasi darah daerah