• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH TARIKAT SADZLIYAH DI DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH TARIKAT SADZLIYAH DI DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH

TARIKAT SADZLIYAH DI DESA BANYUKUNING

KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN

SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh: SITI FITRIYAH

NIM: 11110192

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (Naskah) Kepada

Hal : Pengajuan Skripsi Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu‟alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa :

Nama : Siti Fitriyah

NIM : 11110192

Jurusan / Progdi : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan / Pendidikan Agama Islam

Judul : Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 Untuk diajukan dalam sidang munaqosyah. Demikian untuk menjadi periksa.

Wassalamu‟alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 29 Agustus 2015 Pembimbing

Drs. Juz‟an M.Hum

(4)

iv

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id email :

administrasi@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH TARIKAT SADZALIYAH DI

DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

DI SUSUN OLEH : SITI FITRIYAH

NIM. 11110192

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut Agama Islam (IAIN) Salatiga, pada Tanggal 29 Agusrus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

Sarjana S.1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji:

Ketua Penguji : Drs. Mufiq, M.Phil. ...

Sekretaris Penguji : Drs. Juz‟an, M.Hum. ... Penguji I : Fatchurrahman, M.Pd. ...

Penguji II : Wahidin, M.Pd. ...

Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga

(5)

v

NIP. 19670121 199903 1 002 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SITI FITRIYAH

NIM : 11110192

Fakultas : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 29 Agustus 2015 Yang menyatakan,

(6)

vi MOTTO

“ Perbuatan Yang Menceritakan Tentang Keagungan Dzat Yang Memberi

Nikmat, Disebabkan Nikmat Yang Diberikan Olehnya”

“Tuntutlah Ilmu, Karena Ilmu Merupakan Perhiasan Bagi Pemiliknya, Keunggulan Dan Pertanda Segalapujian”

“Jadikanlah Dirimu Sebagai Orang Yang Selalu Menambah Ilmu Setiap

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan Skripsi ini untuk: Malaikatku, ibunda ku tercinta Siti Khunaenah

yang telah memberikan segalanya yang beliau punya, mencurahkan segala kasih sayang, pengorbanan, semangat, serta motivasi yang besar

tanpa mengharapkan apapun.

Bapakku Miftah Abdul Fatah yang telah berada disisiNya.

Kakak-kakakku, Siti Mudrikah beserta suaminya, Siti Khofifah serta suaminya. Ponakan-ponakanku, Qosim Miftakhul Wahid, Alwi Khusnul Ma‟aarif, Ahmad

Adzka Al-Ula.

Agus Ulin Nuha yang telah memberikan Motivasi dan semangat. Teman-teman angkatan 2010 dan 2011 yang banyak membantu

Mar‟atus Sholihah Alm.(Atus), lek ikah, Mbok Juminten, Leli Sulis, Ifah, Wahidah, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu.

Serta ponaan jauh Rahmad Sayoga yang telah memberikan banyak buku sebagai referensi.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Skripsi yang berjudul “Perilaku Sosial Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dam Ilmu Keguruan (FTIK) di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan.

Di samping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari yang paling dalam kepada Yth:

(9)

ix

4. Bapak Juz‟an M.Hum. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak M. Ghufron selaku pembimbing akademik.

6. Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

7. Seluruh anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning yang bersedia menampung saya dari awal mengikuti mujahadah sampai memberi informasi.

8. Serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna kebaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 29 Agustus 2015 Peneliti

(10)

x ABSTRAK

Judul : Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015 Penulis : Siti Fitriyah

NIM : 111 10 192

Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum maksimalnya Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dimana terdapat perilaku anggota jama‟ah yang masih iri dengan orang lain, tidak peduli, dan masih sulitnya anggota jama‟ah untuk berzakat dan bershadaqah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan kabupaten Semarang terhadap kehidupan bermasyarakat, mengetahui pemahaman terhadap tarikat yang mereka jalani.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2015. Populasi Anggota Jam‟ah tarikat sadzaliyah berjumlah 27 orang, namun peneliti hanya mewawancarai 13 orang yang ke 12 merupakan pasutri. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan pengamatan secara langsung.

Hasil penelitian menunjukkan Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah Desa Bnyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2015. Peneliti membagi pertanyaan dalam tiga bagian, yang pertama pemahaman tentang tarikat menunjukkan setengah dari anggota jamaah Tarikat Sadzaliyah yang mengetahui makna tarikat yang mereka jalankan, Sebagian lain hanya sekedar ikut-ikutan, serta sebagian lagi tidak mengetahui atau tidak berkenan memberikan informasi. . Sebagian beser anggota jama‟ah tarikat memiliki zuhud dan wara‟. Mereka tidak membedakan seseorang berdasarkan latar belakangnya. Mereka menganggap setiap orang sedrajat. Mereka menganggap bahwa setiap manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan sebagian kecil perilaku zuhud dan wara‟ terhadap perilaku sosialnya kurang. Sebagian besar responden bersedia mengeluarkan zakat, shadaqoh dan bersedia membantu tetangga yang sedang berada dalam kesesuahan sedangkan beberapa belum bisa menjalankannya.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

A. Tarikat Sadzaliyah ... 14

1. Pengertian Tarikat ... 14

2. Tujuan Tarikat ... 14

3. Peran Mursyid Dalam Tarekat ... 15

4. Pandangan Hidup Pemikiran Pendiri Tarikat Saziliyah. ... 16

(12)

xii

6. Perilaku Sosial Yang Diajarkan Dalam Tarikat

Sadzali... 21

B. Perilaku Sosial ... 30

1. Pengertian Perilaku Sosial... 30

2. Prinsip Perilaku Manusia ... 31

3. Dasar Perilaku Manusia ... 34

4. Cara Pembentukan Perilaku... 30

5. Etika Sosial ... 37

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 39

A. Tempat Penelitian... 39

1. Kondisi Umum Desa ... 40

2. Jumlah Penduduk ... 40

3. Komposisi Penduduk menurut Agama Yang dianut ... 41

4. Komposisi Penganut Tarikat Dan Aliran Agama Islam ... 42

5. Kegiatan Sosial Keagamaan ... 42

6. Data Organisasi Keagamaan ... 43

B. Tarikat Sadzaliyah ... 43

1. Sejarah Tarikat Sadzaliyah di Desa Banyukuning ... 43

2. Amalan Wajib Tarekat Sadzaliyah... 45

3. Silsilah Abu Hasan Sadzili... 46

4. Sanad Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning ... 48

5. Daftar Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah ... 48

6. Gambaran Umum Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah...50

C. Hasil Wawancara ... 51

BAB IV PEMBAHASAN ... 60

A. Deskripsi Perilaku Sosial Anggota Jama‟ah Tarikat Sadzaliyah...60

B. Deskripsi Perilaku Sosial Masyarakat Banyukuning ... 67

A. Menjenguk Orang Sakit ... 68

B. Takziyah ... 68

(13)

xiii

D. Bersedekah saat bulan sura ... 69

E. Membayar Zakat Fitrah dan Zakat Mall ... 69

F. Nyumbang (Kondangan)...69

G. Tilek Bayi...70

BAB V PENUTUP ...71

A. kesimpulan ...71

1. Sejarah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning... 71

2. Pokok-Pokok Ajaran Tarikat Sadzaliyah...72

3. Perilaku Sosial Masyarakat Yang Di Ajarkan Dalam Kegiatan Tarikat...73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tarikat merupakan kata yang berasal dari bahasa arab yang berarti jalan. namun para jama‟ah tarikat ataupun para mursyid mengatakan

tarikat adalah merupakan laju menuju jalan yang saliq dari ketareqohan seseorang akan mencapai kesufian. Dimana tarikat yang di lakukan secara istiqomah akan memimbulkan perasan insaf atau rasa ingin bertaubat dari segala kesalahan. Hal tersebut yang akan mendorong kecintaan yang besar antara mahluk dengan Kholiqnya.

Tarikat sering dianggap sebagai aliran sesat atau majlis yang berlebihan dalam melakukan suatu ibadah. Namun tarikat bukan aliran yang menyimpang dari ajaran Islam. Tarikat dilaksanakan berdasarkan peraturan-peraturan syariat islam yang sah (Jalaludin dalam Muhaiminan,1997:10).

Allah berfirman dalam Al-qur‟an surat Ar ra‟d ayat 28 :

Artinya : “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka

menjadi tentram dengan menginat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram”.

(15)

2

Artinya: “Syari‟at adalah perkataanku dan Tarikat adalah pekerjaanku (perbuatan) dan hakikat adalah tingkah lakuku”

(Jalaludin dalam Muhaiminan,1997:10)

Tarikat merupakan bagian penting daripada pelaksanaan tasawuf. Mempelajari tasawuf dengan tanpa mengetahui dan melaksanakan tarikat adalah merupakan usaha yang hampa.

Dalam ajaran tasawuf dijelaskan, bahwa syari‟at itu, hanya merupakan peraturan belaka, tarikatlah yang merupakan perbuatan untuk melaksanakan syari‟at itu. Apabila syariat dan tarikat ini sudah dikuasai, maka lahirlah hakikat yang tidak lain adalah perbaikan keadaan atau akhwal, sedangkan tujuan yang terakhir adalah makrifat yang mencintai

Tuhan dengan sebaik-baiknya. (Muhaiminan,1997:10)

(16)

3

Perilaku tarikat dan tasawuf akan membentuk perilaku kesalehan. Yang mana kesalehan terbagi menjadi dua. Yaitu kesalehan ritual atau individual dan kesalehan sosial.

Kesalehan ritual sering diartikan sebagai kesalehan beribadah yangmana hanya mahluk dan Tuhan semata. Dan hanya menekankan pada ibadah mahdhoh saja. Baik ibadah mahdhoh individu maupun kelompok.

Kesalehan sosial adalah perilaku orang orang yang sangat peduli dengan orang lain dengan menggunakan nilai-nilai islam. Orang-orang ini sangat memikirkan orang lain, baik tatakrama, sopan santun meski ibadah mahdhoh golongan ini tidak terlalu tekun.

Orang Indonesia sering dianggap sebagai orang-orang yang taat beribadah. Karena dilihat dari tradisi-tradisi keagamaan maupun dari ritus-ritus beragama. Seperti halnya tahlilan, maulud, manaqib bahkan ibadah haji yang pelaksananya setiap tahun semakin bertambah.

Namun pada kenyataannya masih banyak orang Indonesia yang berada pada keadaan miskin dan terbelakang. Hal ini membuktikan bahwa kesalehan orang Indonesia masih kurang, baik rakyat ataupun pemimpin. Begitu pula para penggerak amil zakat belum maksimal dalam melakukan tugasnya.

(17)

4

Jika memahami ibadah tidak sekedar tekstual, namun juga melihat secara kontekstual seseorang akan mengerti dan memahami arti ibadah mahdhoh yang dilakukannya.

Dari uraian diatas, penulis ingin meneliti dengan judul

PERILAKU SOSIAL ANGGOTA JAMA’AH TARIKAT SADZALIYAH DI DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMRANG TAHUN 2015

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian di atas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana sejarah munculnya Tarikat Sadzaliyah di Krajan Banyukuning kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang?

2. Apa pokok-pokok ajaran tarikat Sadzaliyah?

3. Bagaimana jama‟ah Tarikat Sadzaliyah dalam membangun Perilaku sosial masyarakat?

C. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, permasalahan yang penulis tekankan adalah mengenai Perilaku sosial anggota jama‟ah Taikat Sadzliyah di Desa

(18)

5 D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat penulis rumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui sejarah munculnya Tarikat Sadzaliyah di Krajan Banyukuning, Kecamatan Bandunagn Kabupaten Semarang.

2. Memahami pokok-pokok ajaran Tarikat Sadzaliyah

3. Mengetahi peranan Tarikat Sadzaliyah dalam membangun perilaku sosial masyarakat Krajan Banyukuning kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengaruh terhadap peneliti dan yang hendak diteliti:

1. Bagi pihak peneliti

a. Peneliti dapat mempelajari tentang peranan Tarikat Sadzaliyah dalam kehidupan sosial masyarakat baik dari fungsi keagamaan dan non keagamaan .

b. Peneliti dapat mengetahui seberapa pesat pengaruh Tarikat Sadzaliyah dalam membangun perilaku sosial masyarakat. 2. Bagi pihak yang diteliti

(19)

6

ulama dalam mengasuh dan membimbing jama‟ah pada khususnya

dan masyarakat umum agar tercipta kesalehan sosial bagi kemaslahatan masyarakat.

3. Bagi masyarakat umum

Memudahkan masyarakat dan memberikan gambaran tentang Tarikat Sadzaliyah.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman pengertian dalam memahami judul skripsi diatas, maka penulis akan memberikan batasan pengertian tentang istilah-istilah sebagai variabel yang berkaitan dengan judul di atas, yaitu:

a. Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial yakni bagaimana orang berfikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain. (Achmad Mendatu dalam Fajriyah, 2011:19)

Sosial artinya berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya komunikasidalam usaha menunjang pembangunan: suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya) (Depdiknas, dalam Maskiyah, 2012:7).

b. Anggota

(20)

7 c. Jama‟ah

Jama‟ah atau jema‟ah adalah kumpulan atau rombongan

beribadah yang terdiri dari banyak orang dan berada dalam satu himpun. (Depdiknas:2007)

d. Tarikat

Tarikat adalah cara atau aturan hidup (dl keagamaan atau ilmu kebatinan)yang mana merupakan persekutuan para penuntut ilmu tasawuf(Depdiknas, 2007:1144). Pengertian lain tarikat adalah jalan, petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dianjurkan dan dicontohkan oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat, tabi‟in, turun-temurun kepada guru-guru, sambung –

menyambung dan rantai-berantai (Abu Bakar dalam Maskiyah,2012:6).

e. Sadzaliyah

Sadzaliyah merupakan nama dari sebuah tarikat yang di ajarkan oleh as-Syadzili Ali bin Abdillah bin Abdul-Jabbar yang berasal dari Maroko. Nama sadzaliyah sendiri diperoleh dari tempat beliau belajar ilmu Tarikat serta pengembangannya di Syadzilah, yaitu daerah dekat Tunis Afrika. (http://bengkelhatialausta

(21)

8 G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan Dan Taylor, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang berperilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2008:4)

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau kelompok orang. (Moleong, 2008:5)

Landasan pendekatan kualitatif ini adalah berdasarkan pada fenomenologi yang menurut Hasserl dalam bukunya (Moleong, 2008:15)

diartikan sebagai suatu study tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan- kaitannya terhadap orang- orang yang berada dalam situasi- situasi tertentu. (Moleong, 2008:17)

2. Kehadiran Peneliti

(22)

9

b. Penelitian dengan metode wawancara dan dokumentasi Peran peneliti disini sebagai pengamat penuh, dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap anggota jama‟ah di

lingkungan, dan melakukan wawancara kepada beberapa informan.

3. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Dusun Krajan Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Dimulai pada hari Selasa Pon, 16 September 2014.

4. Sumber Data

Dalam peneliti memperoleh data dilakukan dengan melalui wawancara, observasi langsung dan pengumpulan data-data tertulis sebagai dokumentasi.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Metode Interview ( Wawancara )

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara bertatap muka langsung antara interviewer dan interviewee. Metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Dalam hal ini penulis mengambil informan dari jama‟ah tarikat sadzaliyah, yaitu

(23)

10

13 informan yang terdiri dari pasutri dan satu orang tidak. Sehingga peneliti mengambil tuju jawaban dari responden. b. Metode Observasi

Metode observsi adalah metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi dalam Kurniawati, 2010:9). Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang ajaran tarikat sadzaliyah serta jama‟ah dan hubungan sosial jama‟ah

dengan masyarakat. c. Metode Dokumentasi

(24)

11

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, foto, notulen rapat, dsb.

6. Analisis data

Analisis data merupakan suatu analisis untuk mencari atau mengumpulkan data deskriptif serta data aktual. Maka dalam pengolahan data penulis menganalisis isinya (Suryabrata, 1995:65). Dalam penelitian kualitatif ini analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan langkah-langkah ;

a. pengumpulan data

Usaha yang dilakukan untuk memperoleh data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukur. Kalau alat pengambilan datanya cukup variabel dan valid, maka datanya juga cukup variabel dan valid (Sumardi dalam Nur Asmaiyah dalam Kurniawati, 2010:10) b. Reduksi Data

(25)

12 c. Penyajian Data

Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. (A. Michael dalam Kurniawati, 2010:10)

d. penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam pandangan ini hanyalah sebagian dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran penganalisa selama menulis, dan merupakan suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan dan mungkin begitu seksama dan akan memakan tenaga dengan tinjauan kembali. (A. Michael dalam Kurniawati, 2010:10) Dan keempat komponen analisa diatas, prosesnya saling berhubungan dan berlangsung terus menerus selama penelitian dilakukan.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha memperoleh keabsahan temuannya. Teknik yang dipakai untuk meguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik triangulasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. (Moleong,2008:8)

(26)

13 8. Tahapan-tahapan Penelitian

a. Kegiatan administratif meliputi, pengajuan ijin operational untuk penelitan dari ketua STAIN SALATIGA kepada pihak Mursyid Tarikat Sadzaliyah, menyusun pedoman wawancara dan melakukan administrasi lainnya.

b. Kegiatan lapangan yaitu meliputi :

1) Survei awal untuk mengetahui gambaran penelitian yaitu Tarikat Sadzaliyah dan jama‟ahnya di Dusun

Krajan Banyukuning, Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

2) Melakukan observasi langsung kelapangan dengan melakukan wawancara kepada para responden atau informen sebagai langkah pengumpulan data.

3) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

(27)

14 BAB II

LANDASAN TEORI A. Tarikat Sadzaliyah

1. Pengertian Tarikat

Tarikat adalah jalan, petunjuk dalam melakukan suatu ibadah sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi SAW. dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi‟in turun temurun

sampai kepada guru-guru (mursyid) sambung menyambung dan rantai berantai. (Huda dalam Maskiyah, 2012:13)

Martin Van Bruinesen mengatakan bahwa kata tarikat (secara harfiyah berarti “jalan”) mengacu baik kepada sistem latihan

meditasi maupun amalan (muroqobah, dzikir dan sebagainya) yang dihubungkan dengan sederet guru sufi dan organisasi yang tumbuh dalam metode tasawuf yang khas itu. (Maskiyah, 2012:13)

2. Tujuan Tarikat

Menurut Abu Bakar sufi dan tasawuf membagi ilmu dan amal itu dalam empat tingkat, sesuai dengan fitrah dan perkembangan keyakinan manusia, yaitu syari‟at, tarikat,hakikat dan makrifat. (

Maskiyah, 2012:14)

Menurut Syaikh Najmudin Al-Kubro tersebut dalam kitab “Jami‟ul Auliya‟ mengatakan syariat itu merupakan uraian, tarikat

(28)

sebenar-15

benarnya. Diberinya teladan seperti bersuci thaharah, dengan syaria‟at dengan air dan tanah,dengan tarikat bersih dari hawa

nafsu, ada hakikat bersih dari hati selain dari Allah, semuanya mencapai Ma‟rifat Kepada Allah. Oleh karena itu orang tidak dapat

berhenti pada syari‟at saja, mengambil tarikat atau makrifat saja, ia

memperbadingkan syaria‟at dengan sampan, tarikat itu lautan,

hakikat itu mutiara, orang tidak dapat mencapai mutiara itu dengan tidak melaui kapal dan laut. (Abu Bakar dalam Maskiyah, 2012:14) 3. Peran Mursyid Dalam Tarikat

Mursyid adalah orang yang mengtahui ilmu hakikat. Para ulama mensyaratkan adanya syaikh dalam tarikat. Dia akan membimbing dan mengarahkan muridin (orang yang dibimbing) berjalan menuju Allah.kebanyakan mereka menyebut syaikh dengan istilah mursyid (pembimbing). Dialah orang yang mengetahui jalan. para ulama menjadikan syaikh sebagai pedoman dalam jalan ini. Mereka dianggap sebagai orang yang paling mirip dengan para sahabat atau tabi‟in karena kealiman dan kesholehannya.(Muhammad Farid, 2013:9)

Adapun seorang pengajar atau mursyid hendaklah menjaga tata krama dan tugas-tugasnya.

(29)

16

yang fana, sedangkan pengajar menyebabkan kehidupan yang kekal. Tugas kedua ialah mengikuti teladan Rosulullah. Tugas yang ketiga ialah, ia tidak menyimpan suatu nasihat bagi hari esok seperti melarangnya dari mencari kedudukan sebelum patut memperolehnya dan melarangnya belajar ilmu yang tersembunyi sebelum menyempurnakan ilmu yang terang. Keempat ialah menasehati pelajar dan melarang dari akhlak tercela.(Imam Al-Ghozali, 1986:11)

4. Perilaku Sosial Yang Diajarkan Tarikat Sadzaliyah

Adapun perilaku sosial masyarakat yang di ajarkan dalam kegiatan tarikat adalah sebagai berikut:

a. Zuhud

Kadar amal dari orang zuhud (tidak terlalu terikat dengan hidup dunia), nampak hanya sedikit, akan tetapi hakikatnya sangat banyak, karena lahir dari hati orang yang tidak memperhitungkan hal milik duniawinya. Sebaliknya, amal orang yang masih mencintai dunia, banyak pada lahirnya, sebenarnya pada hakikatnya sedikit.

(30)

17

mereka peroleh sebagai anugerah, harta benda dunia itu mereka kembalikan kepada masyarakat yang memerlukan.

Ketika memberikan milik mereka kepada masyarakat dan jalan Allah, harta itu tidak memmpengaruhi mereka, karena memang sangat kecil sangkutan mereka bahkan kebutuhan mereka terhadap harta dunia. Mereka ihlas menerima harta yang halal, apabila datang kepada mereka., dan mereka pun rela apabla harta itu dipergunakan oleh siapa saja yang memerlukan.

Amal ibadah orang zuhud berkaitan dengan keihlasan niat yang sangat menyelamatkan ibadah mereka. Tidak mungkin orng yang beramal, akan tetapi masih berkaitan denganduniawinya, akan tetapi masih amal yang ihlas.(Athaillah, 1995:103)

b. Wara‟

Wara‟ adalah salah satu sifat mulia hamba Allah yang

saleh. Untuk tidak terlalu terkait dengan keperluan dunia,

menerima dengan ikhlas apa yang ada di tangannya, dan bersyukur atas semua yang telah dimilikinya, serta tidak merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain. Sifat wara‟,

(31)

18

akan melahirkan api yang bisa menghanguskan kesucian jiwa dan raga.

Sifat wara‟ menimbulkan sifat qona‟ah (merasa cukup dengan apa yang sudah ada ditangannya). Sikap qona‟ah akan

menimbuhkan sikap sederhana yang sangat diperlukan oleh jiwa yang selalu ragu dan bimbang. Sifat qona‟ah akan melahirkan pula sifat teguh mempertahankan istiqomah (keteguhan jiwa dalam menjalankan prinsip agama yang berkaitan dengan adab terhadap Allah dan akhlak terhadap manusia). Sifat wara‟ yang ditampakkan dalam kehidupan

umat akan menumbuhkan sifat menghindari perbutan syubhat, dan mengeluarkan manusia dari kesulitan yang

sedang merambah syaraf pikiran, serta memmberi kemampuan untuk memecahkan persoalan yang sulit. Akibat khusus dari wara‟ dalam diri orang beriman adalah

ketenangan dirinya dalam menghadapi persoalan hidup. Tingkat wara‟ yang tertinggi adalah harapan seorang

(32)

19

Yahya bin Muaz berkata:”wara‟ memmpunyai dua

wajah,. Yaitu wara‟ lahiriyah, tidak mengharap kecuali dari

Allah. Wara‟ batiniyah, ia tidak memasukkan masalah

duniawi yang dilihat, kecuali hanya Allah”.

Manusia muslim yang bersifat wara‟, tidak berarti

dalam masalah diniawi ia menolak kehadiran benda-benda duniawi, sama sekali tidak. Mereka tetap memmperhatikan masalah kediniawian dan lengkap hidupnya, akan tetapi ia tidak menempatkan barang-barang duniawi itu kedalam hati. Tidak membiarka benda dunia itu menguasai hati dan jiwa mereka, apalagi membelenggu jiwa. Benda dunia bagi orang arif yang saleh lagi bermakrifat bukanlah kepentingan yang harus dikejar dan diunggulkan. (Ataillah, 1995:127)

c. Tawadhu

(33)

20

Dengan segala yang berbau kesombongan, merasa diri hebat, super, pemborong surga , paling benar dan paling mampu. Semua itu hanya akan membuat berkurangnya kemammpuan yang ada pada diri kita. Sesungguhnya kesombongan itu akan menutup hal yang sangat fitrah dari manusia, yaitu kemampuan melengkapi diri.(Isya, 2002:121) d. Zakat dan Shodaqoh

Zakat menurut istilah agama islam artinya” kadar harta

yang tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat. Hukumnya zakat adalah salah satu rukun islam yang lima, fardhu „ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua hijriyah.(Sulaiman Rasjid, 2006:192)

1) Zakat Mal

(34)

21

berkeliaran,genap setahun, mencapai nisab, dan menjadi milik sempurna.

Zakat unta hingga mencapai lima ekor dengan seekor kambing berusia dua tahun. Sapi telah mencapai 30 ekor dengan satu sapi. Kambing hingga mencapai 40 kambing dengan jumlah zakat seekor kambing. Tanaman yang merupakan makanan pokok dikenakan zakat seper sepuluh bila mencapai nisab kurang lebih 653 kg. Emas dan perak jika mencapai 200 dirham maka zakatnya lima dirham, 20 dinar zakatnya 1/40. Kelebihan dari emas dan perak walaupun satu dariq dikenakan zakat. Hasil tambang berupa emas dan perak sebesar 1/40 setelah dimurnikan.(Al-Ghozali, 1986:52-54)

2) Zakat Fitrah

(35)

22

Selain dari sedekah wajib (zakat dan kafarat), agama juga menganjurkan supaya bersedekah dijalan Allah secukupnya apabila ada kepentingan-kepentingan yang memerlukan, baik pada hal-hal tertentu atau permasalahan umum.

Allah berfirman :

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh)

orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan

Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus

biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa

yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas

(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Dari ayat tersebut bahwa sedekah dijalan Allah itu akan mendapat ganjaran tuju ratus kali dari harta yang disedekahkan, bahkan Allah akan melipat gandakan dari itu bagi siapa yang dikehendakinya. Sehubungan dengan harta manusia terbagi menjadi tiga tingkatan.

(36)

23

mereka agama islam dapat hidup maju. Umat islam mampu berada di puncak ketinggian dan kesempurnaan. Nama mereka akan tersimpan dalam lembaran tarikhan di akhirat mereka mendapat ganjaran yang setimpal dengan kemurahan mereka.

2) Tidak sanggup membelanjakan hartanya kecuali untuk kesenangan dan kemegahan hawa nafsu sendiri. Tingkatan ini jauh bedanya dengan hewan liar. Dengan mereka agama tidak akan ada kemajuan, bahkan akan mendapat kemunduran. Dengan mereka agama akan mendapat kaca tidak baik dari pandangan luar. Orang akan berkata bahwa islam agama yang kurang baik, agama tidak dapat mengatur masyarakat. Tetapi kalau ini diselidiki dengan sebenarnya, dalam agama islam sudah tentu akan terdapat bahwa orang yang hanya mementingkan diri sendiri itu tidak disukai oleh agama Islam, bahkan sangat dibenci.

(37)

24

yang akan menjadi buah dari usahanya,tidak dibelanjakannya, baik untuk dirinya sendri atau kemaslahatan orang lain. Orang itu kikir terhadap diri sendiri, apalagi terhadpat yang lain. Paham ini sebenarnya sangat jauh dari paham yang sehat. Otaknya tak dapat dipergunakannya, bahkan dapat dikatakan bahwa otaknya itu mendekat pada ukuran gila.(Sulaiman Rasjid, 2006:219)

e. Silaturrahmi

Kata silaturrahmi berasal dari dua kata yaitu silahun dan rahim. Shilah artinya hubungan dan rahmi artinya kasih sayang, persaudaraan, Rahmad Allah ta‟ala. Dengan kata lain

silaturrahmi adalah sebuah hubungan persaudaraan yang terkait atas dasar kebersamaan, persaudaraan, saling mengasihi, melindungi, sehingga rahmad Allah menyertai di tengah ikatan persaudaraan. (Fatihuddin, 2010:13)

(38)

25

1) Manusia sebagai makhluk individu menunjukkan bahwa manusia merupakan kesatuan nilai yang memiliki kepribadian khusus. Manusia memiliki titik kepribadian unik yang tidak sama antara individi satu dengan individu yang lain.

2) Manusia sebagai makhluk sosial menunjukkan manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia butuh bergaul dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. mulai dari kebutuhan sandang pangan, kebutuhan intelektual, atau kebutuhan aktualisasi diri di hadapan manusia lain.

3) Manusia sebagai makhluk berketuhanan memperjelas keterbatasan manusia. Manusia diciptakan disertai akal untuk berfikir, hati untuk merasa, dan fisik untuk meletakkan roh.(Fatihuddin, 2010:19)

B. Perilaku Sosial

1. Pengertian Perilaku Manusia

Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial. Yakni bagaimana orang berfikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain

(39)

26

Paradigma perilaku sosisl memusatkan perhatiannya kepada antar hubungan anatara individu dan lingkungannya yang terdiri atas bermacam-macam obyek sosial. Persoalan sosiologi menurut paradigma ini adalah tingkah laku individu yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perbuatan dalam faktor lingkungan yang menimbulkan perubahan dalam perilaku. Bagi paradigma perilaku sosial, individu kurang sekali memiliki kebebasan. Tanggapan yang diberikannya ditentukan oleh sifat dasar stimulus yang datang dari luar dirinya. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah, 2011:20)

2. Prinsip Perilaku Manusia

Didalam perilaku manusia, menurut Miftah Toha harus diketahui prinsip-prinsip dasar perilaku manusia sebagai berikut :

a. Manusia berbeda perilakunya karena lingkungan sosialnya.

Prinsip ini penting untuk memahami mengapa seseorang berbuat dan berperilaku berbeda-beda. Adanya perbedaan ini karena sejak lahir manusia ditakdirkan tidak sama kemampuannya. Selain itu juga karena perbedaanya menyerap informasi dari suatu gejala.

(40)

27

Manusia berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan. Dengan kebutuhan ini dimaksudkan adalah beberapa pernyataan di dalam diri seseorang (internal state) yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai suatu obyek atau hasil.

c. Orang berfikir tentang masa depan dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.

Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilaku masing-masing. Di dalam banyak hal, seseorang dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang dipilihnya. Hal ini mendasarkan suatu anggapan yang menunjukan bagaimana menganalisa dan meramalkan rangkaian tindakan apakah yang akan diikuti oleh seseorang manakala ia mempunyai kesempatan untuk membuat pilihan mengenai perilakunya.

d. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masalalu dan kebutuhanya.

(41)

28

yang aktif ini melibatkan seseorang individu mengakui secara selektif aspek-aspek yang bedara di lingkungannya. Menilai apa yang dilihatnya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya. Oleh karena pengalaman dan kebutuhan seseorang itu sering kali berbeda sifatnya, maka persepsi terhadap lingkungan juga akan berbeda.

e. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang

Orang-orang jarang bertindak netral mengenai sesuatu hal yang mereka ketahui dan alami. Dan mereka cenderung untuk mengevaluasi sesuatu yang mereka alami dengan cara senang atau tidak senang. Perasan senang dan tidak senang ini menjadikan seseorang berbuat yang beda dengan orang lain dalam rangka menanggapi suatu hal.

f. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang.

(42)

29

juga yang kareana dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungannya. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah, 2011:21-22)

3. Dasar Perilaku Manusia

Ada beberapa hamparan atau dasar untuk memahami perilaku manusia yang berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu:

a. Hamparan Kognitif

Hamparan kognitif ini meliputi kegiatan-kegiatan mental yang sadar seperti misalnya berfikir, mengetahui, memahami dan kegiatan konsepsi mental seperti sikap, kepercayaan dan pengharapan yang semuanya itu merupakan faktor yang menuentukan di dalam sesuatu.

b. Hamparan Penguatan

(43)

30

c. Hamparan Psikoanalisis

Hamparan psikoanalisis menunjukkan bahwa perilaku manusia dikuasai oleh personalitasnya atau kepribadiannya. Frued menjelaskan bahwa hampir semua kegiatan mental adalah tidak dapat diketahui dan tidak bisa didekati secara mudah bagi setiap individu, namun kegiatan tertentu dari mental dapat mempengaruhi perilaku manusia. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah:2011)

(44)

31 4. Cara Pembentukan Perilaku

Perilaku sosial manusia sebagian besar ialah berupa perilaku yang dibentuk, perilakuyang dipelajari. Berkaitan denga hal tersebut, maka ada beberapa cara pembentukan perilaku yaitu:

a. Pembentukan perilaku dengan kebiasaan

Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan atau kondisioning. Dengan cara membiasakan diri untuk perikalu seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut.

b. Pembentukan perilaku dengan pengertian

Disamping pembentukan perilaku dengan kebiasaan, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight.cara ini didasarkan atas teori belajar kognif, yaitu belajar dengan disertai adanya pengertian.

(45)

32

dikemukakan oleh bandura. (Miftah Toha dalam Nurul Fajriyah:2011)

5. Etika Sosial

Didalam perilaku sosial manusia di batasi oleh etika-etika atau norma sosial, adapun etika sosial tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyapa, Senyum dan santun

Menggalang silaturrahmi yang benar sabaiknya dimulaii dengan keramah-tamahan. Wajah yang asri dan menyejukkan sangatlah berpengaruh terhadap penilaian orang yang dihadapinya. Agama Islam meletakkan senyum yang ramah sekelas dengan shadaqoh yang baik. Perilaku sosial dilakukan dengan

pembukaan yang santun, baik dari segi perkataan, perbuatan, perencanaan yang matang dan dengan senyum yang ramah akan menjadikan hubungan baik antar tetangga, kerabat atau orang lain.

(46)

33

kebersamaan, keterbukaan, keramahtamahan, dan ujung-ujungnya karena dasar civil society-nya mengambil konsep silaturrahmi.(Fatihuddin, 2010:126) b. Mengunjungi Orang Sakit dan Takziyah

Rasulullah SAW. bersabda:

Jenguklah orang-orang yang sakit dan

antarkanlah jenazah, karena hal itu bisa menginatkan

dirimu akan akhirat.

Maksudnya ialah agar seseorang seseorang senantiasa ingat terhadap kehidupan akhirat. Sebab pada saat ini banyak orang yang melalaikannya.(Mughni:114)

(47)

34 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Tempat Penelitian

1. Kondisi Umum Desa Wilayah Geografis

Kabupaten : Semarang

Kecamatan : Bandungan

Desa : Banyukuning

Dusun : Banyukuning

Luas Wilayah : 486 Ha

Pemukiman : 110 Ha

Perbukitan & Ladang : 80 Ha

Sawah : 260 Ha

Prasarana Lain : 36 Ha

Jumlah RW : 2 RW

Jumlah RT : 9 RT

Batas Wilayah :

1) Sebelah Utara :Dusun Banaran Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan

(48)

35

3) Sebelah Selatan :Dusun Mendongan Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

4) Sebelah Barat :Dusun Berokan, Dusun Pakisan Desa Banyukuning

2. Jumlah Penduduk Tabel 1

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki 555

Perempuan 674

Jumlah 1229

(Sumber : Wawancara Pada Kadus)

3. Komposisi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Tabel 2

No Agama Jumlah Keterangan

1. Islam 1229

2. Katolik 3 Warga Mukum, bukan

warga tetap

3. Kristen -

4. Hindu -

5. Budha -

6. Aliran Kepercayaan

-

(49)

36

4. Komposisi Penganut Tarikat Dan Aliran Agama Islam Di Desa Banyukuning

Tabel 3

No Nama Jama‟ah Tarikat Jumlah Keterangan

1. Tarikat Sadzaliyah 27

orang

2. Tarikat

QodariyahWanaqsabandiyah

63 Orang

3. Tarikat Kholidiyah 42

Orang

4. Tarikat Wahidiyah 21

Orang

5. MTA 1

Orang

6. Wahabi 3

Orang

7. Khuruj 7

Orang

(Sumber : Observasi Lapangan)

5. Kegiatan Sosial keagamaan masyarakat Tabel 4

(50)
(51)

38

a. Muslimat NU Cabang Bandungan Ranting Banyukuning b. Fatayat NU Cabang Bandungan Ranting Banyukuning B. Tarikat Sadzliyah

1. Sejarah Tarikat Sadzaliyah Di Desa Banyukuning

(52)

39

sanad gurunya tidak diketahui, karena sebagian besar warga yang nyantri di Poncol tidak mengamalkannya. Sepeninggal beliau

Tarikat Sadzaliyah mati suri di daerah ini, bahkan putra putri beliau pada masa itu belum mengamalkannya.

Tarikat sadzaliyah kembali ada di desa ini setelah adanya akhirussanah Madrasah Ainul Anwar yang pertama kali, yaitu pada Tahun 1987. Seorang kyai dari Parakan Temanggung bernama Muhaimin Gunardo menjadi pembicara dalam Akhirussanah ini. Setelah selesai kyai Muhaimin Gunardo menanyakan pada masyayih Madrasah Ainul Awar yaitu Ighirli. Apakah ighfirli

sudah menjalankan tarikat, beliau menjawab belum. Kyai Muhaimin Gunardo meminta Ighfili datang kerumahnya.

Setelah satu tahun berlalu yaitu tahun 1988 Ighfirli kembali sowan kerumah kyai Muhaimin Gunardo bersama Ihsan yang

merupakan salah seorang tetangga Ighfirli. kyai Muhaimin Gunardo meminta kepada keduanya untuk menjalankan tarekat agar dapat istiqomah dalam mengingat Allah. Ighfirli menyanggupi untuk baiat, namun dalam hati Ihsan masih ada keraguan. Keraguan itu bukan karna beliau tidak mau, namun karena beliau sudah mengamalkan ajaran Tarikat Qodariyah Wanaqsabandiyah. Kebimbangannya itu ia tanyakan kepada kyai Muhaimin Gunardo. Beliau menjawab “boleh baiat asal kamu bisa menjalankannya,

(53)

40

berbeda”. Keduanya mengihsankan perintah kyai Muhaimin

Gunardo. Pada saat itu pula mereka berdua di baiat.

Sesampainya di rumah beliau mengamalkan. dari amalan keduanya menumbuhkan keinginan tetangganya. Khasbun Aziz dan Sugi mengikuti ajarn tarikat ini, kemudian ikut baiat. Pada awalnya keduanya juga telah mengamalkan ajaran tarekat Qodariyah Wanaqsabandiyah. Dari kegiatan mujahadah yang di amalkan banyak orang tertarik mengikuti amalnya tak jarang jam‟ah mengajak sanak saudara dan kerabatnya, sehingga Tarikat

Sadzaliyah dapat kembali berlangsung di desa Banyukuning. 2. Pandangan Hidup Pemikiran Pendiri Tarikat Saziliyah

Tarikat Sadziliyah adalah salah satu tarikat yang besar di samping Tarikat Qadiriyah, Rifaiyah,Naqsyabandiah dan Suhrawardiyah. Tarikat Syadziliyah adalah tarikat yang paling layak disejajarkan dengan Tarikat Qadiriyah dalam hal penyebarannya. Ibn Ataillah mengemukan bahwa Al-Syadzili adalah orang yang ditetapkan oleh Allah SWT. sebagai pewaris Nabi Muhammad SAW.

(54)

41

mampu menerimanya. Ajaran-ajarannya dapat diketahui dari para muridnya misalnya tulisan Ibn Ataillah Iskandari. Ketika Al-Syadzili ditanya perihal mengapa ia tak mau menuliskan ajaran-ajarannya, maka ia menjawab, “Kutubi Ashabi” yang artinya kitab -kitabku adalah sahabat-sahabatku”.

Ini pokok-pokok Ajaran tarekat Al-Syadziliyah:

a. Tidak menganjurkan kepada murid-muridnya untuk meninggalkan profesi dunia mereka. Dalam hal pandangannya mengenai pakaian, makanan dan kendaraan yang layak dalam kehidupan yang sederhana akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT. dan mengenal rahmat illahi. Meninggalkan dunia yang berlebihan akan menimbulkan hilangnya rasa syukur, dan berlebih-lebihan dalam memanfaatkan dunia akan membawa kepada kezaliman. Manusia sebaiknya menggunakan nikmat Allah SWT dengan sebaik-baiknya sesuai petunjuk Allah danRasul-Nya.

(55)

42

penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) dan pembinaan moral (akhlaq), suatu tasawuf yang dinilai cukup moderat. c. Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada

dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Tuhan. Dunia yang dibenci para sufi adalah dunia yang melengahkan dan memperbudak manusia. Kesenangan dunia adalah tingkah laku syahwat, berbagai keinginan yang tak kunjung habis, dan hawa nafsu yang tak kenal puas. Semua itu hanyalah permainan (al-‟aab)dan senda gurau (al-lahw) yang akan melupakan Allah. Dunia yang semacam inilah yang dibenci para sufi. d. Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi

(56)

43

e. Berusaha merespons apa yang sedang mengancam kehidupan ummat, berusaha menjambatani antara kekeringan spiritual yang dialami oleh banyak orang yang hanya sibuk dengan urusan duniawi, dengan sikap pasif yang banyak dialami oleh para salik. Al-Syadzili menawarkan tasawuf posotif yang ideal dalam arti bahwa di samping berupaya mencari „langit‟ (berusaha

untuk bekalan akhirat),juga harus beraktivitas dalam realitas sosial di „bumi‟ ini. Beraktivitas sosial demi

kemaslahatan umat adalah bagian integral dari hasil kontemplasi.

f. Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri sesuai dengan ketentuan Allah SWT.Tasawuf memiliki empat aspek penting, yakni berakhlakdengan akhlak Allah SWT. Senantiasa melakukan perintah-perintah-Nya, dapat menguasai hawa nafsu serta berupaya selalu bersama dan berkekalan dengan-Nya secara sungguh-sungguh (sentiasa berzikir setiat detik didalam mengingati Allah SWT.

g. Dalam kaitannya dengan al- Ma‟rifah atau mengetahui, Al-Syadzili berpendapat bahwa ma‟rifah adalah salah

(57)

44

diperoleh dengan dua jalan. Pertama adalah mawahib atau „ain al-jud (sumber kemurahan

Tuhan) yaitu Tuhan memberikannya dengan tanpa usaha dan Dia memilihnya sendiri orang-orang yang akan diberikan anugerah tersebut. Kedua adalah makasib atau badzu al-Majhud yaitu ma‟rifah

akan dapat diperoleh melalui usaha keras, melalui al-riyadhah, mulazamah al-dzikri, mulazamah al-wudlu,

puasa, shalat sunnah dan amal saleh lainnya. (http://kasisnawatihp.blogspot.com/2014/09/tarekat-qodariyah-tarekat-syadziliyah.html)

3. Ajaran Hizib (Doa dan Zikir) Tarekat Syaziliyah

Hizib yang diajarkan oleh Kyai Muhaimin Gunardo berasal dari gurunya Mbah Penjalu Tulungagung. Hizib Tarekat Syadziliyah jumlahnya cukup banyak dan setiap murid tidak menerima hizib yang sama karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi ruhiyah murid sendiri dan kebijaksanaan mursyid. Adapun hizib-hizib tersebut antara lain adalah: hizb al-Asyfa‟, hizb al -kafi atau autad, hizb bahr, hizb baladiyah atau

birhatiyah, hizb barr, hizb an-nasr, hizb mubarak, hizb

al-salamah, hizb al-nur danhizb al-hujb. Hizib-hizib tersebut tidak

(58)

45

atau ijazah dari mursyid atau seorang murid yang ditunjuk oleh mursyid untuk mengijazahkannya.

Adapun buku manakib yang diamalkan merupakan hizb al-barr dan an-nasr. Ini dinukil dari

1) Mafarikhul aliygah fi ma‟atsiri sadzaliyah.

2) Tabaqotul „auliya‟ karanagan Syaikh Abdul Wahab Asy Sya‟rani.

3) Jamiul usul.

4) An-nur jali fi manaqibisy syaikh abi hasan asy syadzali Dan lain- lain.(Muhaiminan, 1997:16)

4. Amalan Wajib Tarekat Sadzaliyah

Seorang ahli tarekat memiliki kewajiban dalam melaksakan ijazah yang diberikan oleh mursyidnya. Amalan yang di berikan merupakan dzikir kalimah toyyibah. Hal ini bertujuan agar seseorang lebih mendekatkan diri pada Allah. Sehingga memunculkan komuniksi yang baik antara hamba dengan Kholiqnya. Allah berfirman dalam Surat An-nisa : 103

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu),

ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu

berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka

dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu

adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang

(59)

46

Adapun amalan yang wajib di baca adalah sebagai berikut : 1) Fatikhah untuk Nabi Muhammad SAW.

2) Fatikhah untuk syaikh Abu Hasan Sadzili\ 3) Fatikhah untuk Mursyid

4) Takbir 100 kali 5) Istighfar 100 kali 6) Sholawat Sadzaliyah 7) Dzikir 100 kali

Allah berfirman dalam QS. Al-Muzamil 7-8 :

“Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan

yang panjang (banyak). Sebutlah nama Tuhanmu, dan

beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.”

Firman Allah dalam QS. Al-Insan 25-26

“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan

petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah

kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-kepada-Nya pada bagian yang panjang di

malam hari.”

5. Silsilah Syaikh Abu Hasan Sadzili Rosulullah SAW.

Sayidati Fatimah

Sayid Hasan

(60)

47 Sayid Abdullha

Sayid Idris Mustana

Sayid Isa

Sayid Muhammad

Sayid Akhmad

Sayid Ali

Sayid Wardi

Sayid Yusa‟

Sayid Yusuf

Sayid Qhushoyyi

Sayid Khotim

Sayid Hurmuh

Sayid Tamin

Sayid Abdul Jabar

Sayid Abdullah

Ali Abi Hasan Asy Syadzali

(Muhaiminan, 1997:16)

(61)

48 Tabel 5

(Sumber: Wawancara Ighfirli)

7. Daftar Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Di Dusun Krajan

Banyukuning Table 6

No. Nama Alamat Pekerjaan

1 Ighfili Banyukuning Tani

2 Miyati Banyukuning Tani

3 Muh. Yoto Banyukuning Tani

4 Muslimatun Banyukuning Tani

5 Parmadi Banyukuning Tani

6 Amin Banyukuning Tani

7 Mardum Banyukuning Tani

8 Khasbun Aziz Banyukuning Perangkat

Desa / Tani

Ighfirli dan Anggota Jama'ah Tarikat Sadzaliyah Desa Banyukuning Muhaimin Gunardo (Parakan Temanggung)

(62)

49

9 Sutirah Banyukuning Dagang

10 Muakodi Banyukuning Tani

11 Nur Wakijo Banyukuning Tani

12 Nur Muhaiminan Banyukuning Dagang

13 Daryati Banyukuning Tani

14 Sahli Banyukuning -

15 Mukiyah Banyukuning -

16 Juri Banyukuning Tani

17 Tarmiyati Banyukuning Tani

18 Shofi‟i Banyukuning Tani

19 Naimatun Banyukuning Dagang

20 Riyamah Banyukuning -

21 Darji Banyukuning -

22 Zaenudin Banyukuning -

23 Slamet Banyukuning -

24 Badriyah Banyukuning -

(63)

50

26 Dakori Banyukuning Tani

27 Kundarni Banyukuning Dagang

(Sumber : Observasi Lapangan)

8. Gambaran Umum Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah Yang

Menjadi Subyek Penelitian.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa peneliti bermaksud mengetahui tentang perilaku sosial anggota jama‟ah

tarikat sadzaliyah. Subyek penelitian ini adalah bapak-bapak ibu-ibu anggota jam‟ah tarikat sadzaliyah. Dimana sebagian dari

mereka adalah orang-orang yang telah lanjut usia. Secara umum mereka berusia antara 40-97 Tahun. Setiap hari mereka melakukan rutinitas pekerjaan mereka seperti bertani, berdagang, dan ada pula yang hanya di rumah dikarenakan faktor usia mereka yang telah lanjut, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan aktifitas.

Dalam pengamatan penulis anggota jama‟ah tarikat

sadzaliyah Desa Banyukuning Kecamatan Bnadungan terdapat kurang lebih 27 orang yang mampu dijadikan sebagai subyek penelitian. Namun tidak kesemua subyek dapat memberikan respon, dikarenakan bebepara alasan. Adapun alasanya adalah sebagai berikut:

(64)

51

2) Tidak bisa diwawancarai dengan alasan sudah udhur, yaitu dengan kurangnya pendengaran dan pengingatan orang yang sudah lanjut usia sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Bahkan sering terjadi salah faham ketika berkomunikasi.

3) Kurangnya keterbukaan anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah terhadap perilaku sosial individu.

Berdasarkan berbagai pertimbangan dan observasi lapangan yang intens, penulis akhirnya menentukan 13 informan yang terdiri dari pasutri anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah di Desa

Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang kecuali satu orang. Dari semua responden dapat diambil enam jawaban, karena mereka lebih banyak saling melengkapi jawaban pasangannya serta satu menjawab, namun secara global.

C. Hasil Wawancara

Sebagaimana tercantum pada pembahasan yang sudah ditulis pada bagian sebelumnya mengenai penjabaran pokok pemikiran tarikat sadzliyah, perilaku sosial, dan pembinaan adab dan akhlak bagi anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah, maka teori tersebut dapat penulis jabarkan

(65)

52

menangkap ungkapan lain yang bukan dari pertanyaan yang diberikan. Akan tetapi ada hubungannya dengan penjabaran pada teori di Bab II.

Pada pertanyan pertama tidak berkaitan dengan perilaku sosial, akan tetapi berkaitan dengan pemahan seseorang tentang tarikat.

Berikut adalah jawaban dari pertanyaan yang diberikan peneliti kepada informan diwaktu yang berbeda. Jawaban seputar perilaku sosial anggota jamaah Tarikat Sadzaliyah.

1. Apa yang anda ketahui tentang tarikat sadzaliyah?

a. “ saya tidak mau jawab, mau memaksa seperti apa saya tidak mau jawab. Setiap orang memiliki pemahaman sendiri-sendiri untuk memahami tarikat, saya tidak mau mengatakan tentang Tarikat Sadzaliyah, karena apabila ada perbedaan antara saya (Pak N) dengan (Pak I) atau dengan jam‟ah lain

akan menjadikan persepsi yang berbeda, sehingga akan menjelekkan tarikat, terutama Tarikat Sadzliyah”.

(R1-NW:4-08-2015)

b. “Pada awalnya kami hanya ikut-ikutan dalam tarikat ini. Kami hanya ikut jama‟ah ngaji. Kami asal saja ikut tarikat.

(66)

53

kerudung atau pakaian yang diajarkan, setidaknya kami menjaga perilaku kami”. (R2-SN:07-08-2015)

c. “Tarikat adalah suatu sarana untuk mendekat dan diri dengan Allah”. Istrinya menambahkan ” Membaca sholawat, dzikir,

mengurangi nafsu, sebagai sarana mensabarkan hati, menenangkan hati, serta membuat hati lebih terang. Dengan tarikat, hidup akan selamat, damai sejahtera dengan istiqomah, bahagia dunia akherat”. (R3-DK-04-08-2015)

d. “ apa ya. Sana tanya pada pak firli saja” istrinya menambahkan “ dulu bapak juga mengamalkan seperti ini,

hizb bahr tapi ya saya tidak berani ikut membaca, karena

dulu dimarahi bapak”. Jawabnya sambil tersenyum.

(R4-MM-04-08-2015)

e. “ Apabila kamu mau tahu tentang tarikat sadzaliyah tanyalah pada orang yang lebih pandai, yaitu pak firli”.

(R5-PA-05-08-2015)

f. “ Tarikat ya untuk mendekatkan diri dengan Allah”. (R6-NW-06-08-2015)

2. Bagaimana sikap anda ketika berada dalam suatu majelis dimana orang-orang yang berada di dalam majlis tersebut berasal dari berbagai macam latar belakang sosial?

(67)

54

b. “ Baik atau buruk orang, kaya atau miskin itu sama saja. Toh semua sama saja makan nasi, sama-sama memakai baju dari kain. Orang itu belum tentu seperti apa yang dia kenakan. Terkadang orang yang berpenampilan seadanya dia merasa bahagia, namun orang yang memakai baju bagus gelisah dengan bebannya”. (R2-SN:07-08-2015)

c. “ Di buat sama saja. Semua adalah ciptaan Allah tidak ada perbedaan didalam penciptaan manusia”.

(R3-DK-04-08-2015)

d. “ Bebas, tidak ada perbedaan didalamnya”. (R4-MM-04-08-2015)

e. “ Semua orang itu sama saja”. (R5-PA-05-08-2015) f. “ Biasa saja”. (R6-NW-06-08-2015)

3. Bagaimana sikap anda jika tetangga anda membeli mobil atau membangun rumah yang sangat mengah?

a. Responden tidak bersedia menjawab pertanyaan. (R1-NW:4-08-2015)

b. “ Saya ikut senang dan bahagia. Karena suatu saat saya akan meminta bantuan pada tetangga saya, apabila memiliki mobil sewaktu-waktu saya minta bantuan, apa anak saya lahiran akan lebih mudah”. (R2-SN:07-08-2015)

(68)

55

d. “Ya biarkan saja, ikut bahagia. Apabila dia punya bisa dimintai tolong. Kalau rasa ingin pasti ada, ya berdoa saja. Kalau sekarang saja tak buat apa. Sudah tua seperti ini. Biar anak cucu saja yang punya. Kalau harta duania meski tua harus tetap mencari”. (R4-MM-04-08-2015)

e. “Malahane. Dari pada tetangga saya kekurangan, lebih baik berkecukupan”. (R5-PA-05-08-2015)

f. ”Ya biarkan saja, wong dia bisa karena bekerja”. (R6-NW-06-08-2015)

4. Bagaimakah sikap anda apabila anda memiliki harta berupa panenan yang melimpah? Apakah anda akan menyisihkan untuk zakat atau sodaqoh?

a. “ Jika saya lego palilo ya saya akan berikan, kalau tidak ya tidak”. (R1-NW:4-08-2015)

b. “ Kalau ada pasti saya beri, kami itu tidak bisa kalau menjawab pertanyaan apalagi harus menulis, kami akan lebih ihlas kalau dimintai uang. Cilek‟e nang limangewu gedene nang seket ewu itu lebih mudah dari kami”, suaminya

menambahkan “ dapat sedikit disukuri, banyak ya sukur.

Yang didapat juga harus dibagi dengan orang lain, baik untuk zakat atau sodaqoh”. (R2-SN:07-08-2015)

(69)

56

tetapi suatu kewajiban yang harus dijalankan”.

(R3-DK-04-08-2015)

d. “ Harus bersedekah. Meski hanya sedikit. Kalau tidak ya pas menengok orang sakit, nyumbang, layat, itu diniati sodaqoh sekalian zakat mal”. (R4-MM-04-08-2015)

e. “ Saya berikan seihlasnya”. (R5-PA-05-08-2015)

f. “ Kenapa harus dibagi pada orang lain, wong saya mencari ya sendiri. Buat anak cucu saja cukup. Soqoh ya sa berikan pada anak cucu saya”. (R6-NW-06-08-2015)

5. Apa yang anda lakukan jika anda mengetahui tetangga anda dalam keadaan kesusahan ekonomi?

a. Responden tidak menjawab, namun responden mengalihkan pertanyaan yang diberikan peneliti dengan hal lain. (R1-NW:4-08-2015)

b. “ Saya akan membantu semampu saya, ra ketong meng sak

mplok‟an ( meskipun hanya satu suapan)”.

(R2-SN:07-08-2015)

c. “ Dibantu semampunya”. (R3-DK-04-08-2015)

d. “ Diberi semampunya, seihlasnya. Apabila tidak punya ya pinjam. Kalua tidak ya meminta waktu sampai punya”.

(R4-MM-04-08-2015)

e. “Dibantu semammpunya. Tidak memaksa diluar

(70)

57

f. “Ya tak bantu thow”. (R6-NW-06-08-2015)

6. Bagamaina sikap anda terhadap anggota jama‟ah tarikat yang lain, apabila tarikat yang lain melakukan ritual ajarannya?

a. Responden malah mengatakan jika ada orang yang berkata “ wong melu torekoh, nak ditakoni ora semaor(orang yang telah mengikuti tarikat, namun jika di tegur atau ditanya orang tidak menjawab)”. (R1-NW:4-08-2015)

b. “ Biar saja, dulu saya tarikat juga ikut-ikutan, saya tidak tahu mana benar dan mana yang salah, biarlah Allah yang menilai mana yang baik. Tapi saya yakin kalau semua baik dan bertujuan hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah”.

(R2-SN:07-08-2015)

c. “ Tidak apa-apa, itu memang pengamalan mereka”. (R3-DK-04-08-2015)

d. “ Biar amalnya sendiri-sendiri. Karena hanya Allah yang menilai. Manusia hanya bisa mencari dan diliputi dengan kebodohan. Sehingga hanya mengikuti ajaran Nabi SAW. dan Allah semata. Yang terpenting kita mengikuti guru biar Allah yang memberi balasan terhadap apa yang dikerjakan”.

(R4-MM-04-08-2015)

e. “ Tidak apa-apa. Mereka hanya mengikuti gurunya”. (R5-PA-05-08-2015)

(71)

58

Ada seorang responden yang langsung ingin mengetahui semua pertanyaan. Maka peneliti mengutarakan semua pertanyaan secara langsung. Responden tersebut menjawab “ saiki aku wes tuwo, wong wes

tuwo nang ngendi to parane, melu torekoh sakdermo sarono kanggo ndepe-ndepe marang Gusti. Saiki arep shodakoh, arep zakat yo nggowo opo, urep meng melu anak, njagakke anak, ngeleh, wareg yo kono moso bodo‟o anak‟e ( Sekarang saya sudah tua, orang sudah tua mau kemana,

mengikuti tarikat hanya untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Saat ini, mau shodaqoh, zakat, mau menggunakan apa. Hidup hanya ikut pada anak. Lapar, kenyang saya serahkan pada anak”. (R7-SL-25-07-2015)

(72)

59

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Perilaku Sosial Anggota Jama’ah Tarikat Sadzaliyah

Pada bagian ini penulis ingin memaparkan perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari.

Terkait dengan perilaku yang menjadi tuntunan telah dipaparkan pada Bab II. Penulis hanya membatasi pada kehidupan yang berkaitan dengan interaksi dengan tetangga, serta tentang harta benda yang merupakan hal pokok dalam kehidupan seseorang .

Berdasarkan pada uraian bab sebelumnya yaitu pada Bab III tentang perilaku sosial anggota jama‟ah tarikat sadzaliyah di desa

Banyukuning Kecamatan Bnadungan Kabupaten Semarang dapat penulis paparkan sebagai berikut.

Tidak semua anggota jama‟ah Tarikat Sadzaliyah mengetahui

tentang arti tarikat yang sebenarnya. Adapun mereka mengetahui, mereka lebih tertutup tentang ajarannya kepada orang lain yang bukan merupakan anggota atau kelompok dari tarikat tersebut. Adapun jawaban dari responden “R1” “Setiap orang memiliki pemahaman sendiri-sendiri untuk memahami tarikat, saya tidak mau mengatakan tentang tarikat sadzaliyah, karena apabila ada perbedaan antara saya (Pak N) dengan (Pak I) atau dengan jam‟ah lain akan menjadikan persepsi yang berbeda,

(73)

60

tarikat sadzaliyah, namun beliau berusaha menutupi ketidak tahuannya dengan cara beliau berbicara.

Jawaban dari responden “R2” “Pada awalnya kami hanya ikut-ikutan dalam tarikat ini. Kami hanya ikut jama‟ah ngaji. Kami asal saja

ikut tarikat. Namun lama-kelamaan kami merasa nyaman. Ikut tarikat ternyata bukan sekedar ngaji, namun menjadi beban dan tanggung jawab yang harus dijalankan. Bukan sekedar amalan bacaaan yang dibaca setelah salat, namun perilaku. Kami memang belum bisa menjadi orang baik. Memakai kerudung atau pakaian yang diajarkan, setidaknya kami menjaga perilaku kami”. Kedua responden ini, yang merupakan pasutri

memang benar-benar tidak mengetahui arti dari Tarikat Sadzaliyah, namun pada kehidupannya mereka ingin memperbaiki diri dengan berperilaku lebih baik, serta beribadah lebih tekun.

Jawaban dari responden “R3” “Tarikat adalah suatu sarana untuk

mendekatkan diri dengan Allah. Membaca sholawat, dzikir, mengurangi nafsu, sebagai sarana mensabarkan hati, menenangkan hati, serta membuat hati lebih terang. Dengan tarikat hidup akan selamat, damai sejahtera dengan istiqomah. Bahagia dunia akherat”. Responden ini

(74)

61

Jawaban dari responden “R4” “Pada pertanyaan pertama responden tidak berani menjawab, namun beliau menjelaskan bahwa apa yang diamalkan ini sama dengan yang ayahnya (Kyai Khumaidi) amalkan. Meski pada awalnya beliau tidak mengetahui kalau itu adalah amalan Tarikat Sadzaliyah”. Responden ini merupakan anak serta menantu dari

pembawa Tarikat Sadzaliyah pertama kali di desa Banyukuning. Bapak “M” juga merupakan badal dari mursyid di Banyukuning. Meskipun

mereka mengannggap diri mereka adalah dzuriyah Kyai, namun pemahaman mereka kurang, mereka hanya menjalankan apa yang ada di teks amalan wajib, tanpa membaca arti dan ajarannya.

Jawaban responden “R5” ”Apabila kamu mau tahu tentang Tarikat

Sadzaliyah tanyalah pada orang yang lebih pandai, yaitu pak firli”.

Responden hanya menjawab semampunya dikarenakan usia responden yang sudah udhur.

Jawaban responden “R6” “Tarikat ya untuk mendekatkan diri

dengan Allah” menurut pengamatan penulis, responden mengeahui,

namun tidak bersedia memberi jawaban.

Gambar

Tabel 1 Jenis Kelamin
No Tabel 4 Kegiatan
Tabel 5 Syaikh Zakky (Makkah)

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ Perancangan dan Pengujian Motor Linier Switch Reluctance 3 Rotor 8 Stator Berbasis Mikrokontroler PIC18F4550 ” diajukan untuk memenuhi sebagian

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Konsentrasi Pendidikan Administrasi dan Perkantoran, Program Studi

i HUBUNGAN TINGGI BADAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDO KTERAN UNIVERSITAS KATO LIK.. W IDYA MANDALA SURABAYA

Pacifik Internusa Manado, telah menerapkan sistem antrian, dengan model Multiple Channel Query System atau M/M/S, dimana terdapat beberapa Teller (front desk staff)

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, motivasi, jumlah praktisi swasta, penemuan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kecenderungan burnout dengan kinerja pada karyawan. 2) Peran

(2) Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya yang melakukan perjalanan dinas melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja menyiapkan

[r]