• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTUR MATERI PADA PROSES PEMBELAJARAN SAINS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS STRUKTUR MATERI PADA PROSES PEMBELAJARAN SAINS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

vii BAB II STRUKTUR MATERI PEMBELAJARAN SAINS PADA

PELAJARAN SAINS DI SD

A. Hakikat Sains... B. Pengertian Belajar Mengajar... 1. Pengertian Belajar ... 2. Pengertian Mengajar ... 3. Pembelajaran Terpadu dalam IPA ... C. Pelaksanaan Pembelajaran ... D. Materi Pembelajaran ……….. 1. Definisi Materi Pembelajaran ……….. 2. Cara Penyajian Materi Pembelajaran………... 3. Konsep dan perolehan Konsep dalam Pembelajaran………… E. Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar ………...

(2)

viii

F. Tinjauan Materi Pembelajaran ……….. 1. Struktur materi ………. 2. Peta Konsep ………. G. Latar Belakang Pedidikan dan Pengalaman Mengajar…………... BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... B. Subjek Penelitian ... C. Instrumen Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan Data ... E. Teknik Analisis Data ... F. Alur Penelitian ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Guru ... B. Urutan Materi ……… C. Keterkaitan Konsep ... D. Tahapan Pembelajaran ... E. Keterkaitan Antara Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman

Mengajar Guru Terhadap Jumlah Keterkaitan konsep ………… BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

(3)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3

Tabel 4.4 Tabel 4.5

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan

Indikatornya pada Materi Perubahan Lingkungan... Profil Guru ………... Jumlah Keterkaitan Konsep ………. Alokasi Waktu dalam Tahapan Pembelajaran yang Dilakukan Oleh guru ……… Hasil Wawancara ………. Hubungan Antara Lama Mengajar dan Latar Belakang Pendidikan Guru Terhadap Jumah Keterkaitan

Konsep………. 42 57 75

82 82

(4)

x Materi Pelajaran Guru 1 ……….. Materi Pelajaran Guru 2 ……….. Materi Pelajaran Guru 3 ……….. Materi Pelajaran Guru 4 ……….. Materi Pelajaran Guru 5 ……….. Materi Pelajaran Guru 6 ……….. Materi Pelajaran Guru 7 ……….. Materi Pelajaran Guru 8 ……….. Materi Pelajaran Guru 9 ……….. Materi Pelajaran Guru 10 ………. Diagram Persentase Ketepatan Materi Guru dalam Menyampaikan Materi dalam Pembelajaran……… Grafik Rata-rata Jumlah Keterkaitan Antar Konsep…… Grafik Persentase Jumlah Konsep yang Sudah Dikaitkan dan Belum Dikaitkan Oleh Guru ………

(5)
(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi pembelajaran (instructional materials) adalah sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, keterampilan, dan sikap serta nilai yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar maupun menengah.

Menurut Rustaman, et al. (2003) materi pembelajaran merupakan dasar pijakan bagi pencapaian tujuan-tujuan dalam pembelajaran yang mengembangkan siswa dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang mengarah kepada sistem pendidikan nilai dan moral. Oleh karena itu materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan suatu kesatuan yang utuh. Materi pembelajaran menyajikan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum yang melahirkan suatu teori.

(7)

2

Materi pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, waktu yang tersedia, tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, lokasi sekolah, jenis satuan pendidikan, maupun karakteristik mata pelajaran. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus mengacu pada standar kompetensi lulusan mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan. Selain itu materi pembelajaran memiliki tata urutan dan keterkaitan tertentu antara satu materi dengan materi yang lainnya, dan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, dan dalam rangka mencapai tujuan tersebut materi pembelajaran disajikan dalam suatu proses yang disebut proses pembelajaran.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan sumber belajar, dan peserta didik dengan pendidiknya dan merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru dan siswa sebagai pemegang peran utama. Pembelajaran menurut Sukmadinata (2004) adalah suatu proses menciptakan situasi agar siswa belajar sehingga terjadi perubahan, perkembangan, dan kemajuan baik dalam aspek fisik-motorik, intelektual, sosial-emosi, maupun sikap dan nilai.

(8)

hukum-3

hukum perkembangan individu harus menjadi titik tolak pendidikan, mengingat setiap pendidikan dan proses pembelajaran akan selalu dihadapkan dengan individu yang sedang berkembang.

Menurut Rasyidin (dalam Hernawan, 2004), sekolah dasar (SD) adalah suatu kesatuan atau unit lembaga sosial (social institution) yang diberi amanah atau tugas khusus (spesific task) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis. Sekolah dasar merupakan penggalan pertama selama enam tahun dari pendidikan dasar sembilan tahun, oleh karena itu sekolah dasar bukan hanya memberi bekal kamampuan intelektual dasar dalam membaca, menulis dan berhitung saja, melainkan juga sebagai proses mengembangkan kemampuan dasar peserta didik secara optimal dalam aspek intelektual, sosial, dan personal guna mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya yaitu sekolah menengah pertama. Dalam standar isi juga dinyatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran sains di SD adalah memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan sains sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

(9)

4

menjadi suatu hal yang sangat penting dalam membantu siswa untuk membangun atau mengkonstruk pengetahuannya sendiri.

(10)

5

yang seharusnya sesuai dengan hakikat pembelajaran sains (Rustaman, et.al. 1992).

Dalam keterampilan sains, konsep sains memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran sains, karena sains terdiri dari produk dan proses. Sains sebagai produk terdiri dari pengetahuan atas fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip serta hukum-hukum sains, sedangkan sebagai proses merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan produk sains. Tugas guru adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk memahami sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Sebagai produk, banyak konsep-konsep sains yang harus dipahami siswa secara utuh, sehingga siswa memahami struktur konsep dan hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dahar (1996) yang menyatakan bahwa hasil utama pendidikan adalah belajar konsep. Pengertian konsep menurut Rosser (Dahar, 1996), adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Setiap konsep mempunyai sejumlah atribut yang berbeda.

Untuk mencapai kebermaknaan dalam belajar, maka konsep-konsep yang dipelajari harus dikaitkan antara satu dengan yang lainnya, disamping harus memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif anak.

(11)

6

menyulitkan siswa dalam memahami suatu konsep tertentu. Hasil penelitian Santoso (2000) menunjukkan bahwa untuk menguasai konsep baru dengan baik, siswa membutuhkan landasan yang kuat dari konsep-konsep sebelumnya yang terkait dengan konsep baru tersebut.

Tugas guru di lapangan, di dalam mengajarkan materi tertentu dalam pelajaran sains, harus memperhatikan tata urutan materi, keterkaitan antara satu materi dengan materi yang lainnya, dan hierarki konsep tersebut dengan atribut-atributnya serta harus bisa memilih konsep mana yang harus didahulukan, dan konsep mana yang berkaitan erat serta konsep berikutnya yang harus dipelajari dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada pembelajaran sains.

Menurut Dahar (1996), banyak guru dan bahan-bahan pelajaran jarang sekali menolong para siswa untuk menentukan dan menggunakan konsep-konsep relevan dalam struktur kognitif mereka untuk mengasimilasikan pengetahuan baru, dan akibatnya para siswa hanya melakukan belajar hapalan saja. Lagipula sistem evaluasi di sekolah menghendaki hafalan dan tidak menyajikan pertanyaan untuk belajar secara bermakna.

(12)

7

Selain masalah-masalah pembelajaran di atas, penelitian tentang pembelajaran sains sampai saat ini masih sangat kurang dari yang diharapkan, sehingga informasi yang kita miliki tentang bagaimana kegiatan pembelajaran sains yang seharusnya berlangsung masih sangat terbatas (Widodo, 2005).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Struktur Materi pada Proses Pembelajaran Sains di kelas IV Sekolah Dasar, sebagai subjek penelitian dipilih sepuluh orang guru SD yang ada di kota Bandung, kabupaten Bandung, dan kabupaten Ciamis dengan latar belakang pendidikan berbeda dan lama mengajar yang juga berbeda.

B. Rumusan Masalah

Masalah utama yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah struktur materi yang disajikan guru pada proses pembelajaran sains dikelas IV Sekolah Dasar.

Berdasarkan masalah utama tersebut, diajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah urutan materi yang disajikan oleh guru yang menjadi subjek penelitian dalam pembelajaran sains di kelas IV sekolah dasar ?

2. Bagaimanakah keterkaitan antara konsep yang disajikan oleh guru yang menjadi subjek dalam pembelajaran sains di kelas IV sekolah dasar ?

3. Bagaimana tahapan-tahapan pembelajaran yang disajikan oleh guru yang menjadi subjek dalam pembelajaran sains di kelas IV sekolah dasar ?

(13)

8 C. Batasan Masalah

Agar masalah tidak meluas, maka dibatasi masalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilaksanakan di kelas IV (empat) SD pada proses pembelajaran

sains dengan materi “Pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan” 2. Subjek penelitian adalah sepuluh orang guru SD Negeri dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Ciamis yang aktif di gugus serta memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar yang berbeda.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran tentang hal-hal sebagai berikut :

1. Mengetahui dan menganalisis urutan materi yang disajikan oleh guru yang menjadi subjek dalam pembelajaran sains di kelas IV sekolah dasar.

2. Mengetahui dan menganalisis keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lain yang disajikan oleh guru.

3. Mengetahui dan menganalisis tahapan-tahapan proses pembelajaran yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran sains di kelas IV sekolah dasar. 4. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara latar belakang pendidikan dan

pengalaman mengajar dengan jumlah keterkaitan konsep pada pembelajaran di Sekolah Dasar.

E. Manfaat Penelitian

(14)

9

pendidikan dan pengalaman mengajar guru dapat menjadi masukan bagi semua pihak terkait dengan pendidikan, sebagai dasar dalam menentukan kebijakan, khususnya bagi guru-guru IPA di Sekolah Dasar.

F. Definisi Istilah

1. Struktur materi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tata urutan dan keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lain dalam suatu materi tertentu. Urutan materi merupakan suatu tahapan/hierarki dimana konsep yang satu diperlukan lebih awal dan memiliki kontribusi untuk membangun konsep lainnya yang terkait. Sedangkan keterkaitan konsep adalah hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya yang memiliki satu irisan atau kesamaan atau terjadi hubungan sebab akibat antara satu atau beberapa atribut konsep baik dalam struktur materi, bentuk, susunan, fungsi, atau letak atribut konsep tersebut.

2. Pembelajaran sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses menciptakan situasi agar siswa belajar sains sehingga terjadi perubahan, perkembangan, dan kemajuan baik dalam aspek fisik-motorik, intelektual, sosial-emosi, maupun sikap dan nilai.

(15)

10 G. Pendekatan Penelitian

Pendekatan teori utama dalam penelitian ini mengacu kepada teori tentang hakikat sains, belajar mengajar, materi pelajaran, pembelajaran sains, dan struktur materi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sedangkan studi yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara (1) Studi Kepustakaan, dan (2) Studi Lapangan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan perekaman video, lembar observasi dan angket.

(16)

11 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang tidak memberikan perlakuan, manipulasi, atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan sesuatu kondisi apa adanya. Menurut Azwar (1997) penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Data yang terkumpul dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan kondisi yang terjadi pada subjek penelitian. Metode deskriptif memiliki beberapa langkah kerja, seperti pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data, pengiterpretasian data, penyusunan laporan, serta merumuskan kesimpulan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran suatu penelitian secara objektif.

B. Subjek Penelitian

(17)

12 C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang ditayangkan lewat video. Lembar observasi berisi sejumlah pernyataan yang ditujukan untuk mengkaji hal-hal sebagai berikut: konsep apa yang diajarkan oleh guru, urutan konsep yang dilakukan oleh guru, dan keterkaitan konsep yang dilakukan oleh guru, dari hasil observasi tersebut diharapkan penulis dapat menggambarkan struktur materi dari setiap orang guru yang menjadi subjek penelitian. Struktur materi tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui struktur materi yang disajikan oleh guru dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Pedoman Wawancara.

(18)

13 3. Angket Profil Guru

Pemilihan teknik pengumpulan data dengan angket, didasarkan pada beberapa alasan: (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, (b) setiap responden menghadapi suasana dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dalam waktu yang tepat.

Melalui angket profil guru ini akan dikumpulkan data berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut. Angket profil guru digunakan untuk mengetahui latar belakang pendidikan terakhir, lama mengajar, pengalaman mengajar guru, serta prestasi dan kegiatan yang pernah diikuti oleh guru yang menjadi subjek penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas melalui perekaman dengan menggunakan video, dan dalam pengambilan gambar/perekaman tersebut, guru tidak diberi arahan terlebih dahulu dan direkam secara utuh apa adanya. Perekaman dilakukan untuk mengobservasi aktivitas pembelajaran sains di kelas.

(19)

89 BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa sebanyak 70 % guru telah melakukan pembelajaran dengan urutan materi yang sesuai dengan struktur materi yang dikembangkan penulis, sedangkan sisanya sebanyak 30 % guru menjelaskan dengan urutan yang tidak sesuai dengan struktur materi standar yang dikembangkan penulis

Dalam keterkaitan konsep, jumlah konsep yang dikaitkan oleh guru hanya 36% saja dari jumlah konsep yang seharusnya dikaitkan. Sehingga dapat kita ketahui bahwa jumlah keterkaitan konsep yang dilakukan guru masih rendah.

Dalam tahapan pembelajaran di kelas, hanya 10 % guru yang melakukan tahapan pembelajaran secara utuh, yaitu mulai dari tahapan kegiatan awal, kegiatan inti, sampai kegiatan penutup dan sisanya sebanyak 90 % guru hanya melakukan kegiatan awal dan kegiatan inti saja.

(20)

90

mengajar lebih banyak dari pada guru yang berlatar belakang pendidikan non PGSD dan belum lama mengajar.

B. Keterbatasan

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna, karena walaupun penelitian ini telah dilakukan secara optimal dengan menekan seminimal mungkin bias yang terjadi, namun faktor kesalahan manusia tidak dapat dihindari, yaitu :

1. Sikap responden. Sikap/penampilan responden dalam melakukan proses pembelajaran yang cenderung menampilkan yang terbaik karena merasa sedang disorot dan direkam oleh video kamera sehingga peneliti tidak bisa merekam proses pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru sehari-hari. Namun juga bisa terjadi sebaliknya yaitu responden menunjukkan sikap/penampilan dalam proses pembelajaran yang tidak sebenarnya karena adanya faktor “demam kamera” dan hal ini sangat manusiawi.

2. Jumlah subjek penelitian. Jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah 10 responden dan ini sangat terbatas sehingga tidak bisa memberikan suatu gambaran lengkap tentang kondisi yang sebenarnya terjadi sehingga kesimpulan tidak bisa digeneralisasikan pada populasi.

(21)

91

C. Rekomendasi

Berdasarkan temuan hasil penelitian, berikut ini ada beberapa rekomendasi yang dapat dikemukakan;

a latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar sangat menentukan kualitas penyajian materi yang dilakukan oleh guru dalam suatu proses pembelajaran. Temuan hasil penelitian menunjukkan kemampuan guru dalam menyajikan materi pelajaran masih tergolong rendah hal tersebut diketahui dari urutan materi yang disajikan guru yang kurang tepat dan jumlah keterkaitan konsep yang masih rendah. Untuk itu maka perlu diadakan kegiatan peningkatan kompetensi guru yang dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan secara berkesinambungan.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsjad, M. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Sebagai Sarana Komunikasi

Ilmiah Bagi Mahasiswa, Kongres Bahasa Indonesia V. Jakarta:

Depdikbud.

Arsjad, M. dan U.S. Mukti. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Brower, H. Dordon & Ernes R. Hilgard. 1981. Theories of Learning. London: Prentice Hall International Inc.

Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles, an Interactive Approach to

Language Pedagogy. New York: Longman Inc.

Brown, Roger dan J. MacNeil. 1996. The Tip Of the Thongue Phenomenon. Journal of Verbal Learning and Verbal Behavior, Vol. 5

Cabeza, R. S. Kapur, F. I. Craik, A. R. McI ntosh, S. Houle, dan E. Tuvling. 1997.

Functional Neuro-anatmomy of Recall and Recognition: A. PET Study of Episodic Memory. Journal of Cognitive Neuroscience, Vol. 9.

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Air Langga.

Chafe, l. Wallace. 1973. Language and Memory. Journal Language, Vol.

Degeng, I.N.S. 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model

Elaborasi. Malang: IKIP dan IPTDI.

Donald R.Cooper/Pamela S.Schindler, 2006 “Bussines Research Methods” 9th edition. McGraw.Hill International Edition.

Dardjowidjodjo, Soenjono. 2000. Echa kisah Pemerolehan Bahasa Anak

Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Elman. 1986. Exploiting Lawful Variability of the Mechanisms of Perception.:

Compensation for Coarticulation of lexically Restored Phonemes.

(23)

Foss. Donal J.dkk. 1976. Psycholinguistics An Introduction To The Psychology Of

language. University of Texas at Austin.

Golinkoff, Mervis dan Kathryn Hirsh-Pasek. 1994. Early Object Labels: The Case

for a Developmental Lexical Prinsiples Framework. Journal of Child

Language, Vol 21.

Hadley, Alic Omagio. 2001. Theacing Language in Contex. USA: Heinle & Heinle A Devision of Thomson Learning Inc.

Hamalik, Oemara. 1994. Media pendidikan. Bandung: Cita Aditya bakti.

Heyes dan Linda L. Daviddof. 1998. Psikologi Suatu Pengantar.Ali Bahasa, Mari

Juniad. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga.

Ingram, David. 1991. An Historical Obsevation on Why Mama and Papa. Journal of Child Language, Vol. 18.

Kartono, Kartini. 1997. Teori-Teori Kepribadian dan Mental Hygiene. Bandung: Alumni.

Kerlinger, Fred N. 1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Keraf, Gorrys. 1989. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Litlewood, William. 1983. Communicative Language Theaching. New York: Cambidge University Press.

Nasution. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara.

Nazir, Moh. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nicholson, T. 1991. Do Children Read Words Better in Context or in List? A.

Clasic Study Revisited. Journal of Educational Psychology, Vol. 83.

(24)

Machfudz, Imam. 2000. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia Komunikatif. Jurnal Bahasa dan Sastra UM.

Pateda, Mansoer. 1990. Aspek-Aspek Psikolinguistik. Yogyakarta: Kanisius

Purwo, Bambang Kaswanti. 1989. PELBA 3: “Pertumbuhan Bahasa Anak Dari

Lahir Sampai Masa Prasekolah”. Jakarta: UKAJ.

Raudlatul Athfal. 2005. Pedoman Pelaksanaan Kurikulum. Jakarta: Departemen Agama Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.

Salamun, M. 2002. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren. Tesis. Tidak diterbitkan.

Salive. E. M., J. M. Guranlik, dan R. J. Glynn. 1993. Lefthandedness and

Mortality. American Journal of public Health, Vol. 83.

Seashore, R. H. Dan L. D. Eckerton. 1940. The Measurement of Individual

Difference in General English Vocabulary. Journal of Educational

Psychology, Vol. 31.

Singgih, Santoso. 2002, Mengolah Data Statistik Secara Profesional Jakarata: PT Elex Media Komputindo.

Smith, F. 1971. Understanding Reading: A. Psycholinguistic Analysis of Reading

and Learning to Read. Journal of Verbal Learning and Verbal

Behavior, Vol 8.

Soebrata, Soemadi. 1997. Pcychologi Kepribadian. Jilid II Cetakan VII. Yogyakarta: Rake.

Sudianto, Mayke. 1995. Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Depdikbud. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Depdikbud.

Sujanto, Agus. dkk. 1997. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara.

Supratman, Dandan. 1994. “Perlakuan Bahasa Kepada Anak Untuk

Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia Tahap Dini”. LIP Edisi

Khusus. Semarang: Dies Natalis XXIX IKIP Semarang.

(25)

Tarigan, H.G. 1985. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 1988. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tompkins, Gail E.dkk. 1991. Language Arts Content and Teaching Strategies. New York.

Vellutino. F. R. 1991. Introduction to Theree Studies on Reading. Acquisitio: Convergent Findings on Theoretical Foundations of the Code Oriented vs Whole Language Approaches to Reading Instruction. Journal of Educational Psychology, Vol. 83/4.

Widyawartava, A. 1984. Kreatif Dalam Berbicara. Yogyakarta: Kanisius.

Wulandari, Dina Retno. 2001. “Kecenderungan Penyalahgunaan Naza Pada

Remaja Ditinjau Dari Kepribadian Ekstrovert dan Introvert”.

Skripsi. Semarang: UNIKA.

Gambar

Tabel 4.1 Profil Guru ……………………………………………...
gambar. Pengambilan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil judul tentang “ Analisis Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Proses Pembelajaran Anak Kelas IV Sekolah Dasar

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini sangat penting dan menarik untuk melihat bagaimana peningkatan hasil belajar siswa, jika pelajaran Sains kelas IV pada materi benda

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas keterampilan proses sains aspek kehidupan pada siswa SD kelas IV dan V berdasarkan lokasi sekolah di Kota Yogyakarta

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap

Berdasarkan salah satu data tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Sudut Dengan Menggunakan Tarian Untuk Kelas

Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa buku Lagu Model Sebagai Sumber Belajar Untuk Pembelajaran Sains Kelas IV Sekolah Dasar dengan uji kevalidan oleh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan awal siswa oleh guru pada pembelajaran matematika materi bangun ruang di kelas IV sekolah dasar.. Penelitian terfokus

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek pendekatan pembelajaran terapan berbasis keterampilan proses sains sebagai cara mentransfer materi IPA pada siswa sekolah