• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

(MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

GURU di SEKOLAH

(Studi Deskriptif Kinerja Guru dalam MGMP PKn SMP Negeri Kota Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:

Josie Fitri Handayani

0802761

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH

(Studi Deskriptif Kinerja Guru dalam MGMP PKn SMP Negeri Kota Cirebon)

Skripsi

Oleh:

Josie Fitri Handayani

0802761

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

© Josie Fitri Handayani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

JOSIE FITRI HANDAYANI

KINERJA MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH

(Studi Deskriptif Kinerja Guru dalam MGMP PKn SMP Negeri Kota Cirebon)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP 19630820 198803 1 001

Pembimbing II

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP 19600515 198803 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

i

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Josie Fitri Handayani (0802761) Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Sekolah.

MGMP merupakan suatu forum atau wadah profesional guru mata

pelajaran yang berada pada suatu wilayah

kabupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah. Prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan "dari, oleh, dan untuk guru" dari semua sekolah. Pelaksanaan kegiatan MGMP adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam rangka menyikapi kurang maksimal penguasaan terhadap kompetensi guru.

Bagaimana kinerja MGMP PKn di Kota Cirebon sebagai suatu forum ilmiah yang dituntut untuk meningkatkan kompetensi guru. Dan diharapkan dapat mendukung secara optimum peningkatan kemampuan profesional guru dalam pembelajaran di sekolah-sekolah terkait.

Penelitian ini berdasarkan empat rumusan masalah yaitu: 1) Bagaimana perkembangan MGMP PKn SMP Kota Cirebon? 2) Bagaimana kegiatan yang diterapkan MGMP PKn dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah dilihat dari segi materi, metoda, sumber, dan evaluasi pembelajarannya? 3) Bagaimana hambatan-hambatan yang ditemui oleh MGMP PKn dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah? 4) Bagaimana usaha yang dilakukan MGMP PKn untuk mengatasi hambatan yang ditemui dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah?

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan yang menjadi subjek penelitian adalah Pengawas, Pembina, Pengurus dan Peserta MGMP PKn Kota Cirebon. Data-data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi

Hasil penelitian diperoleh yaitu: Program kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kompetensi guru selain berasal dari pusat, terdapat pula program pengembangan yang dibuat oleh MGMP PKn Kota Cirebon dengan membuat analisis kebutuhan. Contoh kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyusunan program karakter dan anti korupsi, penggunaan ICT, penulisan karya tulis popular, PTK, pemahaman tentang pembelajaran yang baik dan benar (Lesson Study), bina kesadaran hukum masyarakat, perlombaan dan bakti sosial, studi banding. Hambatan yang ditemui yaitu, waktu, dana, dan tata kelola. Upaya yang dilakukan yaitu berusaha untuk mencari waktu luang agar setidaknya dalam satu minggu, terdapat pertemuan rutin. Untuk masalah dana, MGMP selalu bekerjasama mencari dana baik dari PemKot, APBN, dan APBD ataupun iuran anggota. Masalah dalam hal tatakelola pengurus, berusaha untuk meningkatkan tatakelola dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan dan menumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan.

(5)

i

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(6)

vi

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Kegunaan Penelitian ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 7

F. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 8

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Mengenai Kinerja Organisasi ... 10

1. Pengertian Kinerja ... 10

2. Kinerja Organisasi (MGMP) ... 11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 13

4. Unsur-Unsur Kinerja ... 15

5. Manfaat Penilaian Kinerja ... 16

B. Tinjauan Mengenai Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ... 17

1. Pengertian MGMP ... 17

C. Tinjauan Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan ... 22

(7)

vii

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 24

3. Aspek-Aspek Kompetensi Pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan ... 26

F. Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru PKn ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

1. Lokasi Penelitian ... 38

2. Subjek Penelitian ... 38

C. Prosedur Penelitian ... 39

1. Menyusun Rancangan Penelitian ... 39

2. Mengurus Perizinan ... 39

3. Memilih dan Memanfaatkan Informan ... 40

4. Tahap Pengumpulan Data ... 40

5. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penelitian ... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 45

1. Profil MGMP PKn Kota Cirebon ... 45

a. Latar Belakang ... 45

b. Dasar Hukum ... 46

c. Maksud dan Tujuan Kegiatan ... 46

d. Bentuk Kegiatan ... 47

e. Susunan Pengurus MGMP PKn Kota Cirebon ... 48

2. Profil MGMP PKn SMP/MTs ... 48

a. Profil Kelompok Kerja ... 48

b. Profil Pengurus Kelompok Kerja ... 49

(8)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

1. Hasil Wawancara dan Observasi dengan Pengawas ... 50

2. Hasil Wawancara dan Observasi dengan Pembina ... 55

3. Hasil Wawancara dan Observasi dengan Pengurus ... 58

4. Hasil Wawancara dan Observasi dengan Peserta ... 63

C. Pembahasan ... 67

1. Perkembangan MGMP PKn ... 67

2. Kegiatan yang dilakukan dalam Meningkatkan Kompetensi Guru .73 3. Hambatan yang ditemui oleh MGMP dalam Meningkatkan Kompetensi Guru ... 79

4. Upaya yang dilakukan untuk Mengatasi Hambatan dalam Meningkatkan Kompetensi Guru ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Rekomendasi ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(9)

1

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja

dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu

progresif, harus selalu berorientasi ke depan. Semua pihak yang terlibat di dalam

pengambil kebijakan harus selalu memiliki visi bahwa pendidikan adalah

investasi yang harus disiapkan melalui kajian yang bermutu, yang komprehensif,

melibatkan berbagai pihak dan berbagai lintas ilmu, sehingga akan menghasilkan

SDM (Sumber Daya Manusia) yang menguasai antar disiplin ilmu untuk

memecahkan masalah kompleks yang harus dianalisis dari berbagai sisi.

Pendidikan adalah salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia yang ada, tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang

No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) adalah:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Era globalisasi informasi dan ekonomi dewasa ini, telah diakui dan terbukti

bahwa kemajuan suatu bangsa yang lebih banyak ditentukan oleh kualitas sumber

daya manusia, bukan oleh kuantitas sumber daya alam. Bangsa Indonesia adalah

salah satu bangsa yang menyadari pentingnya sumber daya manusia dengan

meningkatkan kualitas pendidikan.

Jelaslah bahwa pendidikan merupakan faktor utama dan pertama dalam

kehidupan manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, yang

berlaku semenjak dalam kandungan sampai ke liang lahat. Dengan demikian

pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan individu,

(10)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan sebaik mungkin sesuai dengan kebutuhan individu, kelompok,

masyarakat, negara bahkan dunia. Keberhasilan pendidikan sangat tergantung

kepada guru sebagai penggiat pendidikan yang langsung berhubungan dengan

peserta didik.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, guru didefinisikan sebagai pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi guru

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati

dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Guru sebagai

agen pembelajaran harus memiliki kompetensi yang baik, dalam pasal 28 ayat 3

dan pasal 8 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional meliputi:

a) kompetensi pedagogik, kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik;

b) kompetensi kepribadian, kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak

mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik;

c) kompetensi professional, kemampuan penguasaan materi pelajaran secara

luas dan mendalam;

d) kompetensi sosial, kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi

secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Jadi adalah suatu yang ideal, apabila keempat kompetensi tersebut terintegrasi

dalam kinerja guru, dimana sesuai yang disebutkan dalam Permendiknas No.16

tahun 2007 tentang kualifikasi guru dan kompetensi guru.

Sudarwan Danim (2002) mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis

pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work

performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum

(11)

3

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi

guru.

Untuk itu guru, perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa penguasaan terhadap

materi perkembangan peserta didik, teori-teori belajar, pengembangan kurikulum,

teknik evaluasi, penguasaan terhadap model-model dan metode pengajaran,

adalah perlu, di samping penguasaan terhadap mata pelajaran dan iptek yang

berkaitan dengan pengajaran. Dengan kesadaran bahwa kompetensi ini belum dikuasai secara maksimal, maka hendaklah „guru‟ berinisiatif untuk terus menerus mencari informasi hal-hal yang disebutkan di atas, serta memperbaharui dirinya

melalui penyegaran dengan mengikuti berbagai forum ilmiah.

Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak lepas dari peran serta

masyarakat dan kompetensi guru sebagai pendidik khususnya guru mata pelajaran

PKn. Salah satu kegiatan organisasi yang dapat meningkatkan kompetensi guru

adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Dalam UU No 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa organisasi profesi guru adalah

perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk

mengembangkan profesionalitas guru.

MGMP tidak hanya sekedar lembaga musyawarah, tetapi dapat dijadikan

forum ilmiah sesama guru. MGMP merupakan suatu forum atau wadah

profesional guru mata pelajaran yang berada pada suatu wilayah

kabupaten/kota/kecamatan/sanggar/gugus sekolah. Ruang lingkupnya meliputi

guru mata pelajaran pada SMP Negeri dan Swasta, baik yang berstatus PNS

maupun Swasta dan atau guru tidak tetap/honorarium. Prinsip kerjanya adalah

cerminan kegiatan "dari, oleh, dan untuk guru" dari semua sekolah. Pelaksanaan

kegiatan MGMP adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan guru

dalam rangka menyikapi kurang maksimal penguasaan terhadap kompetensi guru.

Adapun tujuan MGMP dalam pedoman penyelenggaraan MGMP, (1998: 5) yaitu;

a. Menumbuhkan kegairahan guru untuk meningkatkan kemampuan dan

(12)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Menyetarakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar-mengajar sehingga dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan.

c. Mendiskusikan permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam

melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari cara penyelesaian yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, guru, kondisi sekolah dan lingkungan. d. Membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan keilmuan dan Iptek, kegiatan pelaksanaan kurikulum, metodologi, dan system evaluasi sesuai dengan mata pelajaran yang bersangkutan.

e. Saling berbagi informasi dan pengalaman dalam rangka menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan adanya kegiatan MGMP diharapkan mampu meningkatkan

kemampuan kompetensi guru yang dapat diandalkan guna peningkatan prestasi

belajar siswa yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan

khususnya, dan pada umumnya mutu pendidikan nasional.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ketua MGMP PKn SMP di Kota

Cirebon, bahwa kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ini

mendapat respon positif dari para pengajar mata pelajaran PKn khususnya di Kota

Cirebon, karena dinilai akan sangat bermanfaat untuk bekal mereka dalam

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Lebih jauh narasumber mengatakan bahwa, kegiatan MGMP

ini memang telah memberi masukan positif bagi para guru mata pelajaran PKn di

masing-masing sekolah SMP di Kota Cirebon dan khususnya untuk pembelajaran

PKn dikelas. Namun MGMP ini bersifat informatif, artinya bahwa masing-masing

guru PKn berhak menerapkan hasil yang didapat dari MGMP ataupun tidak.

Memang pengaruh guru terhadap keberhasilan konsep-konsep pembaharuan

dalam bidang pembelajaran khususnya PKn sangatlah besar. Berbagai sikap guru

dapat dilihat dalam pelaksanaan perubahan, diantaranya proaktif, reaktif, bahkan

ada pula yang apatis. Perilaku guru yang diharapkan adalah guru proaktif dalam

implementasi perkembangan teknologi dalam tataran teknik, metodologi, strategi,

(13)

5

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk mewujudkan peran MGMP dalam pengembangan profesionalisme guru,

maka peningkatan kinerja musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) merupakan

masalah yang mendesak untuk dapat direalisasikan. Berbagai upaya telah

dilakukan untuk meningkatkan kinerja MGMP, namun berbagai indikator mutu

pendidikan belum menunjukkan peningkatan kinerja MGMP yang berarti. Di

beberapa daerah menunjukkan peningkatan kinerja MGMP yang cukup

menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.

Sejalan dengan pendapat tersebut maka betapa pentingnya peran MGMP dalam

mengatasi masalah kompetensi yang dimiliki oleh guru. Disinilah kinerja MGMP

sebagai suatu forum ilmiah dituntut untuk meningkatkan kompetensi guru. Dan

diharapkan dapat mendukung secara optimum peningkatan kemampuan

profesional guru dalam pembelajaran di sekolah-sekolah terkait.

Berdasarkan pemahaman latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “KINERJA MUSYAWARAH

GURU MATA PELAJARAN (MGMP) PKn CIREBON DALAM

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU di SEKOLAH”

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kinerja MGMP PKn dalam

meningkatkan kompetensi guru di sekolah“. Permasalahan pokok tersebut di

jabarkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan MGMP PKn SMP Kota Cirebon?

2. Bagaimana kegiatan yang diterapkan MGMP PKn dalam meningkatkan

kompetensi guru di sekolah dilihat dari segi materi, metoda, sumber, dan

evaluasi pembelajarannya?

3. Bagaimana hambatan-hambatan yang ditemui oleh MGMP PKn dalam

meningkatkan kompetensi guru di sekolah?

4. Bagaimana usaha yang dilakukan MGMP PKn untuk mengatasi hambatan

(14)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C.Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan

tindakan. Dengan tujuan, tindakan akan terarahkan secara fokus dan terarah,

begitu pula dalam penulisan proposal ini yang memiliki tujuan tertentu.

Sesuai dengan perumusan masalah, secara umum tujuan penelitian ini adalah

untuk memperoleh gambaran secara aktual dan faktual mengenai kinerja MGMP

PKn dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penulisan ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan dari kinerja MGMP PKn SMP kota Cirebon.

2. Untuk mengetahui kegiatan yang diterapkan MGMP PKn dalam meningkatkan

kompetensi guru di sekolah dilihat dari segi materi, metoda, sumber, dan

evaluasi pembelajarannya.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui oleh MGMP PKn dalam

meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

4. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan MGMP PKn untuk mengatasi

hambatan yang ditemui dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

D.Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini akan memberikan

wawasan keilmuan bagi penulis, dan baik secara langsung maupun tidak langsung

memberikan sumbangan konsep-konsep baru yang berkenaan dengan MGMP

PKn dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

2. Kegunaan Praktis

a. Pengawas dan Kepala Sekolah

Keunggulan dan kelemahan kegiatan MGMP yang diungkapkan melalui

penelitian ini merupakan bahan introspeksi dalam pembinaan kompetensi guru

(15)

7

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mampu meningkatkan kompetensi sesuai dengan tuntutan dan perkembangan

zaman.

b. Guru

Diharapkan menjadi bahan masukan bagi guru sebagai pengajar, pendidik agar

mereka mampu mengahadapi tuntutan kualitas para siswanya.

c. Jurusan PKn

Diharapkan menjadi masukan dalam membina mahasiswa agar lebih

berkompetensi sehingga pada saat menjadi guru, mereka bisa mengembangkan

kompetensi yang dimilikinya secara baik.

E.Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah, yang peneliti

gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian dari setiap

istilah tersebut sebagai berikut:

a. Menurut Ambar Teguh Sulistiyani (2003: 223) kinerja seseorang merupakan

kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari

hasil kerjanya.

b. Menurut Handayaningrat (1996: 42) organisasi adalah wadah (wahana)

kegiatan daripada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya mencapai

tujuan.

c. Kinerja organisasi (MGMP) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

merupakan aktualisasi dari suatu organisasi profesi yang dibentuk oleh guru

mata pelajaran sejenis untuk memecahkan masalah-masalah yang ada

hubungannya dengan pembuatan program, pelaksanaan program, pelaksanaan

evaluasi dan perbaikan program.

d. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SLTP dan SLTA menurut M.

Masri (1998: 3) dalam bukunya petunjuk teknis penyelenggaraan MGMP

adalah forum/wadah kegiatan guru mata pelajaran sejenis pada jenjang SLTA

untuk memecahkan masalah-masalah dan penyempurnaan pelaksanaan proses

(16)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penguasaan materi pelajaran antar guru dan antar wilayah, perbaikan metode

penyajian, penggunaan media dan alat pelajaran, system evaluasi belajar serta

hal-hal lain yang secara langsung atau tidak langsung menunjang terlaksananya

kegiatan proses belajar mengajar.

e. Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Kompetensi guru

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dihayati dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

f. Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 (Undang-Undang Tentang Guru dan

Dosen) guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

F. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan

kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif

kemudian dianalisis dan diinterprestasikan apa yang sebenar-benarnya makna dari

data tersebut. Moleong (2006: 4) mengemukakan bahwa ”metodologi kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”. Dipilihnya

pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena peneliti akan mendeskripsikan

tentang kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

Adapun metode penelitian yang akan digunakan tergantung dari permasalahan

dan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena

peneliti berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan serta mengidentifikasi

kejelasan tentang bagaimana kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Zuriah (2007: 47) mengenai metode

(17)

9

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.

Merujuk pada pendapat di atas, penulis berusaha menggambarkan peristiwa,

kejadian-kejadian dan karakteristik perilaku yang terjadi selama penelitian

berkenaan program kegiatan MGMP dalam usaha meningkatkan kompetensi guru

di sekolah. Jadi metode yang dipakai dalam penelitian ini berupa pemaparan

gambaran yang memberikan gejala, peristiwa, fakta dan kejadian secara

mendalam dengan sistematika yang akurat sehingga dalam mengungkap kinerja

suatu organisasi diperlukan penelitian deskriptif untuk mencari hubungan fakta

dan data dari suatu peristiwa.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam memahami permasalahan dan pembahasan masalah yang terdapat

dalam skripsi ini, maka perlu disusun sistematika pembahasan sebagai gambaran

secara global tentang keseluruhan isi skripsi ini, bahwa skripsi ini terdiri dari 5

(lima) bab. Skripsi ini diawali dengan abstrak yang merupakan gambaran dari isi

skripsi ini.

Bab I: Pendahuluan, pada bab ini diuraikan tentang latar belakang penelitian,

identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan

istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II: Kajian pustaka, pada bab ini menjabarkan tentang teori-teori yang

berkaitan dengan pembahasan tentang kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) PKn dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

Bab III: Metode penelitian, pada bab ini menguraikan tentang pendekatan dan

metode, lokasi dan subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan

data, teknik pengolahan data dan analisis data, yang akan digunakan dalam

(18)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bab IV: Merupakan bab yang mendeskripsikan analisis hasil penelitian, meliputi:

Kinerja MGMP PKn SMP di Kota Cirebon (usaha yang dilakukan) dan

peningkatan kompetensi guru di sekolah

Bab V: Penutup, dalam bab ini memuat kesimpulan-kesimpulan dari penulisan

skripsi ini dan pada akhir skripsi ini memuat saran-saran penulis terhadap

pengurus MGMP PKn SMP, kata penutup penulis dan disertakan pula daftar

(19)

37

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Metode Penelitian

Koentjaraningrat (1994: 7) mengemukakan “dalam arti kata yang

sesungguhnya, metode (Yunani: methodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan

dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja; yaitu cara

kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan”.

Metode penelitian ditentukan apabila konsep-konsep telah ditentukan dan

ditegaskan. Metode penelitian yang akan digunakan tergantung dari permasalahan

dan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena

peneliti berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan serta mengidentifikasi

kejelasan tentang bagaimana kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Zuriah (2007: 47), mengemukakan

mengenai metode deskriptif sebagai berikut:

Deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.

Merujuk pada pendapat di atas, penulis berusaha menggambarkan peristiwa,

kejadian-kejadian dan karakteristik perilaku yang terjadi selama penelitian

berkenaan program kegiatan MGMP dalam usaha meningkatkan kompetensi guru

di sekolah. Mengenai ciri-ciri deskriptif, Surakmad (1985: 140), mengungkapkan

sebagai berikut:

1. Memusatkan dari pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada saat sekarang, pada masalah-masalah aktual.

(20)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan

kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif

kemudian dianalisis dan diinterpretasikan apa yang sebenar-benarnya makna dari

data tersebut. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena peneliti

akan mendeskripsikan tentang kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

Moleong (2006: 4) mengemukakan bahwa ”mendefinisikan metodologi

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.

Jadi hasil analisis dari penelitian tersebut berupa pemaparan gambaran secara

mendalam (berupa kata-kata, gambar, perilaku) mengenai situasi objek yang

diteliti dalam bentuk uraian naratif dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan

atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif.

B.Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MGMP SMP PKn Kota Cirebon yang

bersekretariat di SMP Negeri 11 Kota Cirebon. Alasan peneliti memilih dengan

pertimbangan sebagai berikut:

a) Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa di MGMP PKn

Kota Cirebon merupakan salah satu pusat tempat pelaksanaan kegiatan

MGMP yang cukup aktif dalam upaya meningkatkan kompetensi guru.

b) Adanya keterbukaan dari pihak pengurus MGMP PKn dan yang terkait

terhadap penelitian yang akan dilaksanakan di tempat kegiatan

penyelenggaraan kegiatan MGMP di wilayah Kota Cirebon, sehingga

mempermudah penulis dalam memperoleh data penelitian

c) Selain itu kemudahan akses bagi penulis menuju lokasi penelitian

(21)

39

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Subjek penelitian menurut Nasution (1996: 11) adalah “sumber yang dapat

memberikan info, yang dipilih secara purposive bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu”.

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Pengawas MGMP PKn Kota Cirebon berjumlah 1 orang

2) Pembina MGMP PKn Kota Cirebon berjumlah 1 orang

3) Pengurus MGMP PKn Kota Cirebon berjumlah 2 orang

4) Peserta MGMP PKn Kota Cirebon berjumlah 6 orang

Terpilihnya peserta MGMP PKn Kota Cirebon dengan jumlah 6 orang karena

dalam pelaksanaan kegiatan MGMP cukup aktif, dan cukup memberikan

kontribusinya dalam menjalankan atau mengikuti program kegiatan yang

diadakan oleh MGMP PKn Kota Cirebon.

C.Prosedur Penelitian

Penyusunan skripsi ini memerlukan beberapa langkah atau tahap penelitian

yang sistematis dalam pelaksanaannya. Berikut adalah tahapan penelitian yang

dilakukan oleh penulis:

1. Menyusun Rancangan Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian. Rancangan ini terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan/ atau pra

penelitian ke MGMP PKn Kota Cirebon untuk mendapatkan data dan informasi

awal yang dapat memperkuat adanya permasalahan yang dalam kaitannya dengan

kinerja MGMP PKn dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah. Setelah itu,

peneliti mempelajari latar lokasi (setting), subjek yang diteliti, melakukan

pengamatan, wawancara, membuat catatan lapangan. Selanjutnya, peneliti

mengajukan judul dan dilanjutkan dengan proposal skripsi yang di dalamnya

mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah yang sesuai dengan apa

yang ingin diteliti.

(22)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian

yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan tersebut

ditempuh dan dikeluarkan oleh:

a. Ketua jurusan yang kemudian mengeluarkan rekomendasikan untuk

mendapatkan izin dari Dekan FPIPS UPI.

b. Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu Dekan 1 FPIPS UPI memberikan

rekomendasi untuk memperioleh izin dari rektor UPI melalui BAAK.

c. Rektor UPI melalui Pembantu Rektor 1 mengeluarkan rekomendasi izin

yang kemudian menjadi modal penting dalam melaksanakan pemelitian.

d. Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat memberikan

surat permohonan izin penelitian untuk diajukan kepada Dinas Pendidikan

Kota Cirebon.

e. Dinas Pendidikan Kota Cirebon memberikan surat ijin penelitian yang

kemudian ditujukan kepada pengurus MGMP PKn SMP di Kota Cirebon.

3. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Selanjutnya peneliti memilih instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian

untuk dapat memberikan informasi yang akurat serta data yang sesuai dengan

penelitian dan diperlukan informan yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan

sejumlah kriteria yang harus dipenuhi.

4. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan semua data dan informasi yang

diperlukan dalam penelitian tentang kinerja musyawarah guru mata pelajaran

(MGMP) PKn dalam meningkatkan kompetensi guru di sekolah dengan

melakukan pengamatan (observasi) terhadap proses berlangsungnya kegiatan

MGMP PKn yang dilaksanakan di Cirebon, serta peneliti melakukan wawancara

dan studi dokumentasi di dalam penelitian tersebut sehingga peneliti mendapatkan

data dan sumber informasi.

5. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penelitian

Tahap ini berbentuk kegiatan pengetikan naskah laporan tentang penelitian

(23)

41

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kompetensi guru di sekolah, penyuntingan hasil laporan penelitian, penyusunan

naskah akhir, pengesahan pembimbing, penggandaan dan pencetakan naskah jadi,

penyerahan naskah, dan siap untuk diuji dihadapan penguji dan pembimbing.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian atau teknik pengumpulan data disini adalah teknik

pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data

yang valid dan realibel.

Menurut Sugiyono (2010 : 308) teknik pengumpulan data adalah:

Langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara menurut Moleong (2006: 199) adalah ”percakapan dengan maksud

tertentu atau pengumpulan data berdasarkan jawaban-jawaban responden atas

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan langsung oleh peneliti”. Wawancara disini

yaitu proses tanya jawab secara langsung tentang pokok-pokok permasalahan

penelitian dan digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dengan tujuan

untuk mempertajam kejelasan data yang diperoleh. Wawancara yang lebih fokus

dapat dilakukan wawancara secara mendalam agar informasi yang didapatkan

lebih komprehensif.

Bungin (2001: 157) memaparkan mengenai wawancara mendalam yaitu:

Suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang ditelliti. Wawancara mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang.

Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak

(24)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mendapatkan informasi yang mendalam. Dalam penelitian ini wawancara secara

mendalam dilakukan oleh penulis kepada informan, khususnya mengenai hal yang

tidak dapat penulis ketahui mengenai bagaimana kinerja MGMP PKn dalam

upaya meningkatkan kompetensi guru di sekolah.

2. Observasi

Observasi menurut Hasan (2002: 86), “merupakan teknik pengumpulan data dengan cara peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti”. Teknik observasi digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memperoleh suatu gambaran yang lebih jelas melalui pengamatan

yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian.

Dengan observasi di lapangan akan lebih mampu memahami konteks data

dalam keseluruhan situasi dalam kegiatan MGMP, jadi akan dapat mengumpulkan

data lebih cermat dan terinci mengenai bagaimana kinerja MGMP PKn dalam

upaya meningkatkan kompetensi guru di sekolah. Observasi juga menolong

peneliti untuk melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,

khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa

dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara. Dalam penelitian ini yang

diobservasi yaitu berhubungan dengan program kegiatan yang dilakukan oleh

MGMP dan bagaimana implementasi dari program kegiatan tersebut.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dapat diartikan sebagai salah satu alat untuk melengkapi

data penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mengungkap

berbagai dokumen yang ada dan berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

Menurut Arikunto (2006: 231) “studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen agenda rapat, dan sebagainya”.

Melalui studi dokumentasi penulis dapat memberikan keterangan yang

dianggap oleh peneliti harus diperkuat dengan ilsutrasi tersebut seperti yang

(25)

43

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kompetensi guru di sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh

fakta dan data yang relevan dengan permasalahan penelitian.

Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan teknik mendalam terhadap

narasumber Pengawas – IS ; Pembina – KR ; Pengurus – DH selaku Ketua, AM

selaku Sekertaris ; serta perwakilan Peserta berjumlah 6 orang.

E.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh

adalah berupa kata-kata dari berbagai sumber melalui wawancara dan

pengamatan. Setelah data diperoleh dari berbagai sumber, langkah selanjutnya

melakukan prosedur pengolahan dan analisa data. Mula-mula data yang sudah ada

ditelaah dan diperiksa kemudian dirangkum dan difokuskan pada hal-hal yang

penting sesuai dengan permasalahan. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution

(1996: 29) bahwa:

Laporan-laporan itu perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya, jadi pelaporan lapangan sebagai bahan “mentah” disingkatkan, disusun lebih sistematis, sehingga lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan.

Setelah data terkumpul kemudian dirangkum dan disesuaikan dengan fokus

masalah penelitian selanjutnya dianalisis dan diperiksa keabsahannya melalui

beberapa teknik.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010:

248) bahwa:

Sebagai upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diveritakan kepada orang lain. Teknik pengolahan data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Milles dan Huberman (1992: 16), mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

(26)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bahwa analisis terdiri dari 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu,

data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan hasil peneliitian dengan memfokuskan pada

hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan

untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul

dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklarifikasikan sesuai

masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang akan

memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain menyajikan

data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.

Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun

menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap

aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.

Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai

dengan data hasil penelitian yang diperoleh.

c. Kesimpulan (Conclusion drawing verification)

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti, makna,

penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan

mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat

dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Demikian prosedur yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini.

Dengan melakukan tahapan-tahapan ini diharapkan penelitian yang dilakukan ini

dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria suatau penelitian yaitu derajat

kepercayaan, maksudnya data yang diperoleh dapat dipercaya dan

(27)

45

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

(28)

83

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan secara

umum kinerja program kegiatan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) PKn

SMP di Kota Cirebon dapat mengembangkan kompetensi guru. Secara khusus

kesimpulan dari kinerja musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) PKn SMP di

Kota Cirebon antara lain:

1. Pada perkembangannya, dengan dedikasi kepengurusan dan kesadaran guru,

MGMP PKn di Kota Cirebon menunjukkan perkembangan kinerja yang baik

dalam kegiatannya, khususnya dalam peningkatan kompetensi guru.

2. Program kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kompetensi

guru selain berasal dari pusat, terdapat pula program pengembangan yang

dibuat oleh MGMP PKn Kota Cirebon dengan membuat analisis kebutuhan

yang kemudian dipilih menjadi skala prioritas sehingga menjadi program kerja.

Contoh kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyusunan program karakter dan

anti korupsi, penggunaan ICT, penulisan karya tulis popular, PTK, pemahaman

tentang pembelajaran yang baik dan benar (Lesson Study), bina kesadaran

hukum masyarakat, perlombaan dan bakti sosial, studi banding.

3. Hambatan yang ditemui yaitu, waktu dan dana. Keterbatasan waktu, dalam

memposisikan antara jadwal mengajar dengan jadwal kegiatan disekolah sering

bentrok. Sedangkan dana yang sudah ada ternyata kurang mencukupi untuk

menunjang program kegiatan yang telah direncanakan. Apabila dilihat dari segi

standar pengembangan kegiatan, tatakelola dalam kegiatan MGMP PKn Kota

Cirebon masih kurang, seringkali tidak dibentuk panitia pelaksana pada setiap

kegiatan.

4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah berusaha

(29)

84

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pertemuan rutin. Untuk masalah dana, MGMP selalu bekerjasama mencari

dana baik dari PemKot, APBN, dan APBD ataupun iuran anggota. Masalah

dalam hal tatakelola MGMP PKn Kota Cirebon, berusaha untuk meningkatkan

tatakelola dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan dan menumbuhkan rasa

tanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan.

B.Rekomendasi 1. Bagi Guru PKn

a. Untuk meningkatkan kompetensi yang baik, sebaiknya guru dapat

memanfaatkan kegiatan dengan sebaik mungkin.

b. Guru sebaiknya memiliki kesadaran diri dan tanggungjawab yang tinggi

dalam pelaksanaan kegiatan.

c. Dukungan dan kerjasama yang baik dari seluruh pihak baik dari guru,

kepala sekolah maupun dinas dapat mengurangi hambatan yang terjadi pada

saat kegiatan MGMP.

2. Bagi MGMP

a. Pengurus harus meningkatkan tatakelola dalam kegiatan MGMP sesuai

dengan buku standar pengembangan MGMP selain itu juga dengan

mengikuti pelatihan instruktur dan guru inti, peningkatan saran dan

prasarana, dan peningkatan mutu manajemen KKG/MGMP.

b. Keaktifan, kreatifitas pengurus MGMP PKn dan kesadaran guru-guru sangat

berperan dalam perkembangan kegiatan MGMP PKn yang bermutu dan

berkualitas.

c. Pengurus harus memiliki akutabilitas kinerja yang baik, agar dapat

mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada sesama rekan

guru, pimpinan sekolah, dan masyarakat.

(30)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Jurusan PKn sebaiknya bekerjasama membuat pelatihan-pelatihan, agar

program kegiatan yang dilakukan oleh MGMP dalam meningkatkan

kompetensi guru semakin beragam.

b. Jurusan PKn diharapkan juga memberikan pemahaman tentang kompetensi

guru yang baik pada materi perkuliahan dalam rangka penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai Pancasila.

c. Selain itu juga mengadakan sosialisasi terhadap pengembangan kompetensi

guru dalam proses belajar mengajar dengan mengadakan seminar atau

pelatihan bagi guru-guru PKn yang nantinya bermanfaat bagi pelaksanaan

pembelajaran di kelas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang dilakukan peneliti kemungkinan dirasa belum cukup

memuaskan bagi peneliti maupun civitas akademika lainnya. Oleh karena itu,

perlu pengkajian penelitian lebih mendalam mengenai kinerja MGMP PKn

dalam upaya meningkatkan kompetensi guru melalui pendekatan kuantitatif

sehingga mampu memberikan jawaban secara komprehensif dan mengetahui

seberapa besar pengaruhnya yang dituangkan melalui angka-angka secara jelas

(31)

86

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, Eeng. 2006. Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Ekonomi dalam Meningkatkan Kinerja Pembelajaran. Laporan Penelitian FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Budimansyah dan Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural . Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana UPI

Budimansyah. D dan Winataputra. U.S. (2007). Civic Education ‘Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan sekolah pasca sarjana UPI

Bungin, B. (2001). Meotodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Darmawan, C. (2006). Pemberdayaan dan Kinerja Anggota DPRD. Bandung: UPI

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Jakarta: Proyek Perluasan dan Peningkatan Mutu SLTP

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2008). Standar Pengembangan. Jakarta

Djahiri dan Ma’mun. (1978). Pengajaran Studi Sosial. Bandung: FKIS IKIP

Fianka, V. (2008). Pengertian Kinerja. [online]. Available at:

http//fianka.wordpress.com/pengertian-kinerja. [2 April 2012]

Handayaningrat, S. (1996). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta: PT Toko Gunung Agung

Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

(32)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jogiyanto. (2009). Pembelajaran Metode Kasus.Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Joni, T. Raka. (1984). Pedoman Umum Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP. Jakarta

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. Jakarta

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 45 Tahun 2002

Koentjaraningrat. (1994). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Kunandar. (2007). GURU PROFESIONAL Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Louise Moqvist. (2003). The Competency Dimension of Leadership: Findings from a Study of Self-Image among Top Managers in the Changing Swedish Public Administration. Centre for Studies of Humans, Technology and Organisation, Linköping University. [online]. http://www.peran-kepala-sekolah-dalam-meningkatkan-kompetensi-guru. [2 April 2011].

Maftuh, Bunyamin. (2008). Pendidikan Resolusi Konflik. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Maftuh, B dan Sapriya. (2005). Pembelajaran PKn melalui Pemetaan Konsep. Jurnal Civicus. 1, (5), 319-392.

Mangkunegara, A.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya

M. Masri, dkk. (1998). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan MGMP. Jakarta: Depdikbud

Milles, M.B dan Huberman, M.A. 1992. Analisis Data Kualitatif (metode-metodebaru). Jakarta: UIPress

(33)

88

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Moleong .J. Lexy. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

. (2009). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nurmalina dan Syaifullah. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 tahun 2007

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006

Prasetya, Dicky Imam. (2002). Lingkungan Eksternal, Faktor Internal, dan Orientasi Pasar Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia vol 1, no 3, p 219 – 240.

Rusyan, T.A. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya

Sastrohadiwiryo, S. (2005). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

Sedarmayanti. (2007). Manajemen SDM: Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama.

Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen Evaluasi Kinerja. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI

Sobandi, B. (2006). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Rafika Aditama

Somantri, Nu’man. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung:

Rosda Karya dan PPS UPI

(34)

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sudarwan Danim. (2002). Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukadi. (2007). Guru Powerfull Guru Masa Depan. Bandung: Kholbu.

Sulistiyani, A.T. (2003). Kinerja. Bandung: Rosda Karya.

Sundawa, D. (1997). Studi Kinerja Guru SD Kelas V dalam

Mengimplementasikan Alat Penilaian Non-Tes Bidang Studi IPS Berdasarkan Kurikulum 1994 di Kotamadya Bandung. Tesis UPI: Tidak diterbitkan

Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah (dasar metode teknik). Bandung: Tarsito

Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sisdiknas. UU RI No. 14 Tahun 2005. Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen

Tilaar. (2002). Perubahan Sosial dan Pendidikan Pengantar Pedagogik Transformatif untuk Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003

Usman, M. Uzer. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

_______________. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Wibowo, Mungin Edy. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Winataputra, U.S. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pendidikan Demokrasi. Disertasi. Bandung: Program Sarjana UPI

(35)

90

Josie Fitri Handayani, 2013

Kinerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKN Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Di Sekolah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penulisan skripsi yaitu untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari Jakabaring Sportcity sebagai salah satu destinasi wisata

D ari hasil studi pendahuluan (inform asi aw al) m elalui w aw ancara dengan w arga m asyarakatm iskinyangadadisekitar J atinangor, diantara m ereka ada yang m engataakan: tidak

Tevina Mart merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang retail yang ada di Kecamatan Ukui, tepatnya di Desa Ukui 1. Tevina Mart beralamat di Simpang

Subjek diberikan program latihan dengan dua metode lari aerobik yang berbeda. Pada Kelompok Perlakuan I diberikan pelatihan metode Latihan aerobik tanpa Beban, dan

Pada Gambar 8 dan Gambar 9 diperlihatkan spektrum percepatan bantalan aus untuk berbagai kecepatan putar dan besar beban pada kedua gambar tersebut dapat dilihat

Videotron sebagai media yang digunakan Humas Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah memberikan informasi yang benar dan wajar terkait pecapaian pembangunan Kabupaten

Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan probiotik mampu meningkatkan kelulushidupan dan menurunkan rasio konversi pakan pada budidaya lele... mampu menambah produksi ±

109 | Jejak Seribu Pena, Langkah Cerdas Menuju Olimpiade Matematika SD KUNCI JAWABAN.. UJI