Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa penulisan disertasi yang berjudul
“INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK SUFI MELALUI PENGKAJIAN KITAB
SIRRUL ASRAR PADA IKHWAN THARIQAH QADIRIYYAH NAQSYABANDIYYAH DI PESANTREN SURYALAYA TASIKMALAYA” beserta seluruh isinya bukan karya
tulis yang sudah dibuat orang lain, dan sama sekali saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap mempertanggungjawabkan seluruh isi disertasi ini dan
apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya tulis ini.
Bandung, 20 September 2012
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu vi
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat dan Hidayah Allah Yang Maha Rahman Maha Rahim, disertasi
ini Alhamdulillah bisa terwujud sebagai hasil telaah awal buku Sirrul Asrar Fiima
Yahtaaju Ilahil Abrar bagi promovendus yang sangat membutuhkan rahmat Allah dan hidayah-Nya.
Tulisan ini saya sadari bukan yang terbaik, jauh dari sempurna dan sangat
membutuhkan penyempurnaan yang datang dari pihak pembaca dan terutama
pertolongan dari Allah Swt.
Disertasi ini berjudul Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab
Sirrul Asrar pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyah di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kepenasaran peneliti terhadap isi kandungan salah satu buku sumber rujukan Thariqah Qadariyyah
Naqsabandiyyah Suryalaya Tasikmalaya yaitu kitab Sirrul Asrar. Terhadap amaliah
TQN tersebut masyarakat terbagi dua kelompok, ada pengamal TQN yang disebut
ikhwan dan ada yang tidak mengamalkannya. Disamping itu peneliti melihat adanya
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu vii
persaudaraan, dan kasih sayang, kemerosotan tersebut menimpa berbagai lapisan
masyarakat. Menurut peneliti hal itu terjadi karena nilai-nilai akhlak mahmudah tidak
tertanam dalam hati masing-masing masyarakat sehingga perlu diteliti cara-cara,
metode dan materi yang di internalisasikan itu agar tepat guna dan bermakna bagi
kehidupan bersama.
Penelitian ini bisa terwujud atas arahan dan bimbingan para mutabarriin mukhlishiin
yang sangat berharga dan tepat pada waktunya, oleh karena itu promovendus
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H.Syihabuddin, M.Pd. selaku Promotor, Bapak Prof.Dr.H.Endang
Sumantri, M.Ed. selaku Ko-Promotor, dan Bapak Prof. Dr.H.Dasim Budimansyah,
M. Si. selaku Anggota Promotor, yang telah membimbing dan mengarahkan tanpa
lelah kepada promovendus untuk bisa memberikan sumbangan teoretis maupun
praktis bagi UPI khususnya dan bagi dunia pendidikan pada umumnya. Hasil
disertasi ini diharapkan dapat memenuhi tujuan utama, khususnya tentang pola
internalisasi nilia-nilai akhlakul kariimah dan implikasinya terhadap pendidikan umum. Konsep pola internalisasi nilai-nilai akhlakul karimah yang ada sekarang ini
memerlukan pola yang terbaik dengan tidak harus membuang pola lama yang telah
berhasil dengan baik mengingat kebutuhan masyarakat dan bangsa kita yang sangat
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu viii
kita harus memelihara pola lama yang baik dan mencari serta mengambil pola baru
yang lebih baik.
2. Bapak Prof.Dr.H.Sunaryo Kartadinata, M.Pd (Rektor UPI), Bapak Prof.H.Furqon,
M.A,Ph.D (Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional),
Bapak Prof.Dr.H.Didi Supriadi, M.Ed (Direktur Sekolah Pascasarjana UPI) dan
Para Assisten Direktur, Ibu Prof.Dr.Hj.Nenden Sri Lengkanawati, M.Pd (Dekan
FPBS UPI) dan Para Pembantu Dekan, dan Bapak Prof.Dr.Dasim Budimansyah,
M.Si (Ketua Program Studi Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana UPI) yang
telah memberikan motivasi dan fasilitas perizinan studi serta batuan dalam rangka
penyelesaian studi promovendus.
3. Semua Dosen di Program Studi Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana UPI yang
telah membekali promovendus dengan bekal ilmu dan bimbingan selama
perkuliahan, semua rekan-rekan Dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FPBS
UPI, yang telah saling bahu membahu membina jurusan dan saling membagi waktu
untuk melanjutkan studi di berbagai jurusan pilihannya masing-masing, serta
berdiskusi saling membina diri untuk kemajuan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
tempat promovendus mengabdikan diri.
4. Semua rekan-rekan Program Studi Pendidikan Umum angkatan Tahun Akademik
2006/2007: Dr.H.Agus Salam Rahmat, Dr.H.Moch Dzul Iman, Dr.H.Ahmad
Suherman, Dr.Yadi Ruyadi, Dr. Sukanta, Dr.Wakhudin, M.Halimi,
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu ix
Mubarok, Dr.Popon Sumarni, Dr. Sulthoni, Dr.Fardus, Dr.Dede Jajang, Dr.Dewi K
yang telah sama-sama bermusabaqah dalam kebaikan dan ternyata ada yang sudah
meraih jabatan Guru Besar/ Profesor disamping masih ada yang sedang berjuang
merubah nasib sesuai perintah Allah Swt dengan disertai keimanan dan penerimaan
bahwa segala sesuatunya telah ditentukan oleh Qadla dan Qdar-Nya.
5. Bapak Prof.Dr.H.Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd (selain sebagai dosen
promovendus di Program Studi Pendidikan Umum Sekolah Pascasarjana UPI) , dan
Bapak Dr.Edi Suresman, M.Pd kedua-duanya di beberapa tahun ini terasa sebagai
sahabat yang sangat dekat terutama dalam kesepakatan bersama untuk menjadi
khadim / pelayan umat melalui khidmat di salah satu rumah Allah Masjid Al Furqan
UPI.
6. Bapak–bapak di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya tempat promovendus
mengadakan penelitian lapangan: Abah Anom / KH.A.Shohibul Wafa Tajul ’Arifin
(Alm), Abah Nur / KH.Noor Anom Mubarok (Alm), Bapak KH.Zaenal Abidin
Anwar, Bapak KH.Zezen Zaenal Abidin Zayadi Bazul Asyhab, Bapak
KH.Abd.Gaos Saefullah Maslul, Bapak KH.Sandisi, Bapak H.Baban Ahmad Jihad
SB, Bapak H.Ero yang telah membuat promovendus merasa kerasan dan Qalby
merasa Muthmainnah bergaul dengan beliau-beliau tersebut. Semoga Allah Swt
membalas mereka dengan sorga-Nya.
7. Kepada istri, anak-anak dan cucu-cucu tercinta: Hj.N.Hartini, S.Pd, Vina Fithria
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu x
Syifa Fithria, Muhammad Dani Riyadi Hidayat, SS, Ika Kartika Bahari, SE, Alya
Najwa Annabel, Kemala Dina Fithria dan Rahman Hasan Wahyudin, A.Md,
diucapkan terima kasih atas kesabaran dan motivasinya.
8. Secara khusus untuk Ibunda (Almh) dan Ayahanda (Alm) Allahummagfir li wa li
walidayya warham huma kamaa rabbayaany shaghiira, serta tempatkanlah mereka berdua di sisi-Mu Ya Allah.
9. Kepada Ibunda dan Ayahanda mertua, diucapkan terima kasih atas dorongan dan
doanya. Begitu juga kepada Keluarga Maleber Barat, Keluarga Karawang, dan
Keluarga Ciwaruga, terima kasih atas do’anya, semoga Allah Swt membalas
kebaikan semuanya dengan balasan yang berlipat ganda.
10.Lebih khusus lagi untuk mereka yang nama-namanya tidak bisa disebutkan satu
persatu dan yang disebutkan namanya, yaitu Drs. Wagino Hamid Hamdani, M.Pd.
Dr. Kosasih, M.Pd, Nalahudin, M.Ag, Zeno, M.Ag, Didin, M.M.Pd dan Sofa, S.Pd,
semoga Allah Swt membawa anda semua ke Bahtera Hidayah-Nya sehingga
merasakan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Mudah-mudahan hasil penelitian ini bermanfaat untuk peneliti khusunya dan
umumnya untuk kita semua. Amin Ya Allah Ya Mujiibas Saailiin.
Bandung, 20 September 2012
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu xi
Drs.H.Dudung Rahmat Hidayat, M.Pd
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN... iii
ABSTRAK... iv
KATA PENGANTAR... vi
DAFTAR ISI... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah... 7
C. Perumusan Masalah... . 9
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu xii
E. Manfaat Penelitian... 10
BAB II INTERNALISASI NILAI DAN AKHLAK SUFI A. Internalisasi Nilai……….…… .. 13
1. Pengertian Internalisasi……… ... 13
2. Pengertian Nilai………... 14
3. Metode Internalisasi Nilai……….. 16
B. Akhlaq……….……… 17
1. Pengertian……….……..… 17
2. Sumber Akhlaq………....……… 20
a. Akhlaq yang Bersumber Agama……….……….. 20
1) Al Quran………....….. 21
2) Al Hadis / Al Sunnah………..…………..…... 22
b. Akhlaq yang Bersumber pada Selain Agama……….……..… 22
1) Instink……….…….. 23
2) Pengalaman……….……… 23
3. Klasifikasi Akhlaq……….… 25
a. Akhlaq Tercela ( al Akhlaq al Mazmumah )………..……. 25
b. Akhlaq Terpuji ( al Akhlaq al Mahmudah )………. 29
4. Implikasi Akhlaq Tercela dan Terpuji bagi Individu dan Sosial…………. 35
a. Bagi Individu………..…. 35
b. Bagi Sosial………..………... 36
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu xiii
1. Pengertian………..……….. 37
2. Kriteria Kesufian ... 43
3. Zuhud ( Asketisme ) Sebagai Esensi Kesufian... ... 49
4. Strategi Internaslisasi Nilai-nilai Sufuistik... 50
a. Perbaikan Akhlak... 50
b. Sabar... 51
c. Syukur... 54
d. Ridla Bilqadla... 54
5. Syeikh Abdul Qadir Jailani sebagai Sufi... 59
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian... 64
B. Definisi Operasional... 64
C. Metode Penelitian... 65
D. Teknik Penelitian... 69
1. Analaisis Isi... 69
2. Wawancara... 70
3. Observasi... 71
E. Prosedur Penelitian... 73
F. Paradigma Penelitian... 75
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu xiv
1. Struktur Penyajian Tema dalam Kitab Sirrul Asror... 76
2.Nilai-nilai Akhlak Sufistik dalam Kitab Sirrul Asror... 96
a. Kearifan... 96
b.Kesederhanaan... 102
c. Kesaabaran... 108
d. Keberanian... 111
e. Kedemawanan... 116
f. Keadilan... 117
g. Kekhasyyahan... 119
h. Kema’rifatan... 120
3. Metode Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Sufi di Pesantren Suryalaya... 120
a. Talqin ... 121
b.Dzikir Harian... 122
c. Khataman ... 126
d.Manaqiban ... 128
e. Ziarah... 130
4. Hasil Internalisasai... 131
5. Relevansi Nilai Akhlak Sufi Syeikh Abdul Qadir Jailani dengan Kehidupan Masyarakat Kekinian... 133
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Struktur Penyajian Tema dalam Kitab Sirrul Asror... 134
a. Bahasa Figuratif... 135
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu xv
2. Nilai-nilai Akhlak Sufistik dalam Kitab Sirrul Asror... 142
a. Kearifan... 142
b. Kesederhanaa... 147
c. Kesaabaran... 154
d. Keberanian... 156
e. Kedemawanan... 162
f. Keadilan... 165
g. Kekhasyyahan... 168
h. Kema’rifatan... 172
3. Metode Internalisasi Nilai-nilai Sufistik di Pesantren Suryalaya... 181
a. Pelaku Internalisasi... 181
b. Waktu dan Tempat Pelaksanaan... 183
c. Materi Internalisasi... 188
d. Cara Internalisasi... 194
1). Tanbih... 194
2). Talqin... 195
3) Zikir Harian... 203
4) Khataman... 205
5) Manaqiban... 207
6) Ziarah... 208
4. Hasil Internalisasi... 210
5. Relevansi Nilai Akhlak Sufi dengan Kehidupan Masyarakat Kekinian... 213
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu xvi
Pendidikan Umum... 227
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi A. Kesimpulan... 232
B. Rekomendasi... 236
DAFTAR PUSTAKA... 238
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 245
1. Pedoman Observasi... 245
2. Pedoman Wawancara... 246
3. Daftar Jadwal, Nama, Code Wawancara ... 247
4. Rekap Hasil Wawancara... 248
5. Catatan Lapangan... 260
6. Photo-photo Kegiatan Penelitian... 288
7. Sinopsis Kitab Sirrul Asrar... 298
8. Copi Kitab Sirrul Asrar... 299
9. SK Promotor... 350
10.Surat Keterangan Penelitian... 352
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kepenasaran peneliti terhadap isi
kandungan salah satu buku sumber rujukan Thariqah Qadariyyah Naqsabandiyyah
Suryalaya Tasikmalaya yaitu kitab Sirrul Asrar. Terhadap amaliah TQN tersebut
masyarakat terbagi dua kelompok, ada pengamal TQN yang disebut ikhwan dan ada
yang tidak mengamalkannya. Di samping itu peneliti melihat adanya kemerosotan
akhlak seperti ketidakarifan, ketidakjujuran, ketidakadilan, lunturnya persaudaraan,
dan kasih sayang, kemerosotan tersebut menimpa berbagai lapisan masyarakat.
Menurut peneliti hal itu terjadi karena nilai-nilai akhlak mahmudah tidak tertanam
dalam hati masing-masing masyarakat sehingga perlu diteliti cara-cara, metode dan
materi yang di internalisasikan itu agar tepat guna dan bermakna bagi kehidupan
bersama.
Data dan realita ini tidak sulit dicari bukti dan contohnya, karena berbagai
media masa memperlihatkan bukti-bukti itu. Salah satu contohnya dalam koran
Republika tanggal 18 Juni 2012 telah menampilkan kenyataan umat Islam yang jumlahnya 23% dari 5,6 miliar penduduk bumi kualitasnya kurang menonjol,
tertinggal, kurang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Di Indonesia, mutu SDM umat
Islam pada posisi paling rendah dan memprihatinkan walaupun untuk ukuran Asia
Tenggara. Di setiap negara memang ada komunitas-komunitas kecil yang
prinsip-Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
2 prinsip dasar Islam, seperti melanggar hak asasi manusia yang memberi citra buruk
dan mencedarai risalah Islam, kediktatoran, ketidakadilan dan lain-lain.
Persoalan kaum muslimin sekarang adalah moral dan tingkah laku mereka,
secara individual termasuk tata aturan menata kehidupan masyarakat yang tidak
sesuai dengan hukum Allah dan Rasul-Nya. Hal ini terjadi sudah berlangsung lama
dan dipengaruhi oleh banyak ideologi non-Islam. Juga konflik umat Islam adalah di
antaranya sering terjadi perselisihan, pertengkaran dan bentrokan, perebutan
pengaruh yang pada gilirannya akan menyinggung harga diri seseorang atau
kelompok dan pengaruh luar yang bertujuan mengambil dan menguasai ekonomi
umat Islam, bahkan ada yang sengaja dibuat ketergantungan yang satu kepada yang
lain dengan cara diadudombakan. Potensi umat Islam sesungguhnya sangat
menentukan dalam percaturan dunia global; jumlahnya mencakup 1/3 penduduk
bumi; kekayaan alamnya melimpah; posisi negerinya banyak yang sangat strategis;
dan ideologi serta aqidahnya sahih, yaitu Islam yang dipilih, disiapkan oleh Yang
Maha Pencipta Alam ini.
Syeikh Abdul Qadir Jailani telah berhasil menemukan cara mengatasi
persoalan di atas dengan melahirkan beberapa buah pikiran, cara, strategi yang
tertuang di dalam kitab Sirrul Asrar Fiima Yahtaaju Ilaihil Abrar.
Oleh karena itu, peneliti tertarik oleh kitab tersebut yang menjadi rujukan
Thariqah Qadariyyah Naqsabandiyyah Suryalaya Tasikmalaya, sebagaimana
dinyatakan oleh sesepuh pondok pesantren Suryalaya KH. A. Shohibul Wafa Tajul
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
3 Sultan Aulia Gauts Al-A’zham Syeikh Muhyidin Abdul Qadir Jailani Qaddasallahu
Sirruhu melalui kitab Sirrul Asrar ini” (Zezen, 2006: vi).
Syaikh Abdul Qadir Jailani (selanjutnya disingkat SAQJ) adalah seorang tokoh yang selain telah dijelaskan di atas beliau juga adalah sufi besar dan bahkan
disebut sebagai sulţānul auliyâ atau pemimpin para wali. Sanjungan terhadap beliau
begitu tinggi dan pengikutnya tersebar di saentero dunia, karena beliaulah yang
melahirkan pengamalan tasawuf atau yang disebut thariqah (Indonesia: Tarekat)
sebagai suatu metode dan cara pembersihan diri untuk menuju Allah Swt dengan
sebutan populer Thariqah Qadiriyah. Tarekat ini dominan di Indonesia disebabkan
oleh faktor kemudahan sistem komunikasi dalam kegiatan transmisinya, dan karena
sejak kelahirannya telah populer di Makah dan Madinah serta dibawa langsung ke
Indonesia oleh tokoh-tokoh pengembangnya yang umumnya berasal dari Persia dan
India, sehingga kedua negara itu mempunyai hubungan yang khas dengan komunitas
Muslim di Indonesia (Ajid, 2002: 28).
Di Banten aliran ini menjadi pelopor pemberontak kepada Belanda, karena
aliran ini memiliki hubungan yang sangat kokoh dan ketaatan yang kuat antara guru
dengan muridnya, amalan keagamaan dan termasuk dalam memelihara tatanan
kehidupan sosial, ekonomi dan bahkan politik. Belanda saat itu di Banten khususnya
dan di daerah lain umumnya di Indonesia justru menerapkan aturan dan tata cara
yang bertentangan dengan tata cara kehidupan yang ada di Banten dan bahkan di
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
4 Paham sufisme berbeda dengan aliran dan pikiran Abdul Wahab Khollaf
yang di Indonesia atau yang biasa disebut paham Wahabi. Di samping banyaknya
para pengikut dan penyanjung terdapat pula yang berbeda paham dan bahkan
mengkritisinya, salah satunya adalah Sa‟ad Abdurrahman Nada, ia berpendapat
sebagai berikut: Paham tasawuf telah merasuk ke dalam hati dan daging sang sufi,
hingga terlihat tulang-tulangnya dan menjadi sebuah kerangka tulang dalam bentuk
manusia yang telah berubah. Ia membuat orang takut dan lari darinya (Sayyid, 2008:
vi).
SAQJ adalah keturunan Nabi Muhammad Saw, baik dari garis ibu maupun
garis ayah yaitu Sayyid Abu Śālih Mūsa r.a. (al Hasan). Imam Hasan dan Imam
Husain r.a merupakan cucu Nabi Muhammad s.a.w (Dian A.P, 2004).
Para penerus dan para pencinta SAQJ tersebar di berbagai benua, seperti di
Benua Eropa yang berpusat di Larnaca Cyprus dengan nama International Haqqani
Institute of Education, sebuah lembaga yang didirikan untuk menghidupkan sunah Nabi dan sebagai pemelihara semangat ruh Islam, khususnya jalan Sufi Thariqah
Qadiriyyah Naqsabandiyyah; di Benua Amerika berdiri beberapa asosiasi seperti As Sunnah Foundation of America, Haqqani Foundation dan lain-lain, dan di Asia salah satunya di Indonesia tersebar luas di berbagai daerah dan di berbagai lembaga
keagamaan. Seperti halnya ţarekah di Timur Tengah dan di belahan dunia lainnya,
sejarah thariqah Qadiriyyah di Indonesia juga berasal dari Makkah al-Musyarrafah.
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
5 Jawa Barat, Mranggen Jawa Tengah, Rejoso Jombang Jawa Timur dan Pesantren
Tebuireng Jombang Jawa Timur. Syeikh Abdul Karim dari Banten adalah murid
kesayangan Syeikh Khatib Sambas yang bermukim di Makkah, merupakan ulama
paling berjasa dalam penyebaran thariqah Qadiriyah. Murid-murid Sambas yang
berasal dari Jawa dan Madura setelah pulang ke Indonesia menjadi penyebar
Thariqah Qadiriyah tersebut (Anshari, 2004: 217-221).
Thariqah ini mengalami perkembangan pesat pada abad ke-19, terutama
ketika menghadapi penjajahan Belanda. Sebagaimana diakui oleh Annemerie
Schimmel dalam Ajid Thohir (1986: 236) yang menyebutkan bahwa tarekat bisa
digalang untuk menyusun kekuatan untuk menandingi kekuatan lain. Juga di
Indonesia, pada Juli 1888, wilayah Anyer di Banten Jawa Barat dilanda
pemberontakan. Pemberontakan petani yang sering kali disertai harapan yang
mesianistik, memang sudah biasa terjadi di Jawa, terutama dalam abad ke-19 dan
Banten merupakan salah satu daerah yang sering berontak.
Oleh karena itu, nama SAQJ tidak asing lagi di telinga umat Islam di
daerah-daerah itu. Cerita kehebatannya, terutama kegaiban dan kesaktiannya sering kita
dengar dari para mubalig atau kiyai, begitu pendapat Habib Abdullah Zakiy
(2003:11).
Karamah kehebatan dan keajaibannya adalah sebagai berikut.
1. Tidak kurang dari 27 keajaiban, di antaranya ketika seseorang jamaah terbesit
ingin bertanya pada saat beliau sedang berceramah, maka pada saat itu juga beliau
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
6 (Dalam buku Gibţaђ ‘an Nadzir fi Tarjamati Syekh ‘Abdul Qadir, diterjemahkan:
Hikayat Keajaiban SAQJ yang disusun oleh Ibnu Hajar „Asqalani,
dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia oleh Sabrur Rohim Soenardi (Hajar,
2007: 99-116).
2. Tidak kurang dari lima keajaiban seputar kelahirannya, di antaranya sejak baru
dilahirkan tidak mau menetek di siang hari pada bulan Ramadhan. (Dalam buku
Al Ghauts al A’źam Sulţānul auliyâ Syekh Muhyiddin ‘Abdul Qadir al Jailani al
Hasani al Husaini (Razi, 2004: 13).
3. Tidak kurang dari 44 keajaiban beliau yang di antaranya ia tidak pernah
dihinggapi lalat. Dalam hal ini ia berkata, ”Mau berbuat apa lalat hinggap pada
tubuhku, pada diriku tidak ada kemanisan dunia maupun kemanisan akhirat
(Anshari, 2004: 22-51).
4. Tokoh yang wafat di Baghdad tahun 560 H/1166 M ini juga dikenal luas dalam
tradisi agama Islam di tatar Sunda, bahkan dunia. Popularitas tersebut wajar
mengingat beliau adalah manusia yang dianggap waliyullah (kekasih Allah) oleh
para pengikutnya. Bahkan menurut tradisi kewalian, SAQJ berada pada puncak
hierarki sebagai sultanul auliya, pemimpin para wali. Atas dasar itu, para
pengikutnya di masyarakat Sunda menyebut SAQJ dengan gelar Kanjeng Sultan
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
7 B. Identifikasi Masalah
Terdapat masalah yang harus dicari jawabannya dan menjadi pertanyaan yang
sangat penting, yaitu pertanyaan sebagai berikut: Mengapa pengamal ajaran tasawuf
atau sufi atau thariqah merasa hidupnya lebih tenang, sabar, tawakal, berakhlak
mulia, dan lain-lain? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka disusunlah
penelitian ini dengan judul: Internalisasi Nilai-nilah Akhlak Sufi melalui Pengkajian
Sirrul Asrar pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabadiyah di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya.
Para pengamal ajaran SAQJ juga percaya bahwa membaca karamah-karamah
dari sang tokoh akan mendapatkan berkah. Ritual pembacaan karamah-karamah
biasanya diselenggarakan pada malam Jumat. Kadang-kadang dilaksanakan pada
perhelatan syukuran atau pernikahan. Selain pada dua momentum tadi, pengajian
tersebut kadang sengaja dilaksanakan dalam sebuah hajatan khusus. Penyelenggaraan
hajatan ini biasanya terkait keinginan atau rencana khusus seperti rencana
memasukkan anaknya ke sekolah, memulai usaha, atau mendirikan rumah (Dede,
2007: 37)
Pengajian tersebut populer di masyarakat dengan dua istilah, yaitu
Manaqiban atau Pengajian Layang Syekh. Sekilas keduanya tampak sama, bagi mereka sama-sama sebagai cara menuju ajaran tasawuf SAQJ. Namun pada
kenyataannya kedua acara pengajian Layang Syekh dan pengajian Manaqiban
tersebut memiliki perbedaan. Hal ini sangat menarik untuk diteliti, di antaranya,
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
8 Cara pertama dalam rangka Pengajian Layang Syekh para sesepuh yang memimpin pengajian sangat memperhatikan konteks ritual. Karena itu penyelenggara
akan menyediakan segala macam perlengkapan ritual sebelum pengajian dimulai.
Misalnya, menyediakan makanan seperti bubur beuereum (merah) dan bubur bodas
(putih), minuman seperti kopi dan perlengkapan lainnya seperti daun hanjuang dan
kemenyan. Semua makanan, minuman dan perlengkapan lainnya dihidangkan di
tengah-tengah peserta pengajian. Di antara hidangan masih ditambah lagi dengan
sebuah wadah yang berisi sisir, daun sirih, minyak wangi, lipstik, cerutu serta cermin
kecil. Benda-benda tersebut diyakini sebagai perlengkapan yang disenangi oleh Dewi
Sri sebagai sosok Dewi Padi pemberi kemakmuran.
Cara kedua: Pembacaan Manaqib oleh Shahibul hajat penyelenggara tidak memakai tata cara sebagaimana dilakukan dalam Pengajian Layang Syekh.
Penyelenggaraannya lebih teratur dan terjadwal setiap malam Jumat atau sebulan
sekali, seperti yang terjadi di Kampus Pesantren Suryalaya Tasikmalaya dan
ihwan-ihwannya di berbagai tempat.
Dalam buku Panduan Manaqiban yang dikeluarkan Pesantren Suryalaya
Tasikmalaya dijelaskan bahwa sebelum acara Manaqiban digelar, diawali dengan
tawassul, yaitu menyampaikan maksud melalui orang yang mendapat karamah dari Sang Khaliq. Dalam konteks tersebut, acara hajatan menjadi media menyampaikan
maksud penyelenggara yang ditujukan kepada Yang Mahakuasa melalui sosok SAQJ
sebagai perantara (waŝīlaђ). Manaqiban dengan tanpa sesajen masih tetap eksis
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
9 untuk bertabarruk melalui dzikir, shalawat, khatam, dan pembacaan kitab manaqib.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah di kemukakan di atas, masalah yang harus
dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bagaimana internalisasi
nilai-nilai akhlak sufi melalui pengkajian Sirrul Asrar karya SAQJ pada Ikhwan TQN di Pesantren Suryalaya, Kabupaten Tasikmalaya?
Masalah utama tersebut diperinci sebagai berikut.
1. Bagaimanakah struktur penyajian tema dalam kitab Sirrul Asral karya SAQJ?
2. Apa saja nilai-nilai akhlak sufi yang terdapat dalam kitab Sirrul Asral karya
SAQJ tersebut?
3. Bagaimana metode internalisasi nilai-nilai akhlak sufi di Pesantren Suryalaya,
Tasikmalaya?
4. Bagaimana hasil internalisasi nilai-nilai akhlak sufi di Pesantren Suryalaya,
Tasikmalaya?
5. Bagaimana relevansi nilai akhlak sufi dengan kehidupan sehari-hari para
ikhwan/akhwat di lingkungan Pesantren Surayalaya Tasikmalaya?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan-tujuan penelitian ini
adalah memaparkan pola penanaman nilai-nilai akhlak sufi yang terkandung dalam
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
10 Tasikmalaya.
Adapun tujuan khususnya mencakup hal-hal berikut.
1. Menjelaskan struktur penyajian tema dalam kitab Sirrul Asrar karya SAQJ.
2. Menjelaskan nilai-nilai akhlak sufi yang terdapat dalam kitab Sirrul Asrar karya
SAQJ tersebut.
3. Menjelaskan metode internalisasi nilai-nilai akhlak sufi di Pesantren Suryalaya.
4. Menjelaskan hasil internalisasi nilai-nilai akhlak sufi di Pesantren Suryalaya,
Tasikmalaya.
5. Menjelaskan relevansi nilai akhlak sufi dengan kehidupan sehari-hari para
ikhwan/akhwat di lingkungan Pesantren Surayalaya, Tasikmalaya.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bersifat
teoritik dan praktik sebagai berikut:
1. Secara teoritik, penelitian ini memiliki arti penting bagi kehidupan dunia
modern. Pada saat bangsa ini mulai kehilangan jati dirinya, penggalian
terhadap khazanah sufistik sangatlah bermakna. Moralitas sufistik yang
dikembangkannya merupakan salah satu cahaya hidup bagi alam kekinian.
Sufistik dapat menjadi pilihan hidup yang merupakan nikmat bagi setiap jiwa
yang mengangkat fana menjadi abadi. Sufisme adalah pesan cinta harmoni
dan keindahan; merupakan pesan ketuhanan; pesan masa; dan pesan masa
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
11 kemewahan dunia. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap pendidikan umum, terutama dalam model
pengembangan nilai yang lebih produktif dan menajam. Hal itu terutama
dalam kaitan dengan nilai-nilai spiritualitas dalam rangka memperkaya
wawasan para pendidik dalam materi pengajarannya, tidak hanya terpaku
pada nilai-nilai konvensional. Akan tetapi, juga dapat mengaktualisasikan
nilai-nilai baru dan bisa jadi semula tersembunyi menjadi sesuatu yang lebih
hidup dan berarti dalam dunia pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang akhlak sufi yang diajarkan
oleh SAQJ melalui karyanya tersebut. Analisis data teks dipilih dari 24
topik yang ada dan sangat dominan tentang akhlaknya, serta diadakan
kros cek lapangan agar selanjutnya memberikan kontribusi terhadap diskursus
dan wacana filsafat dan model pendidikan, khususnya di Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Sufisme, melalui model penanamannya
yang sistematis, diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam
penerapannya dalam sistem pendidikan formal, terutama kaitannya dengan
pendidikan nilai.
2. Secara praktik, hasil-hasil penelitian ini dapat membantu menyelesakan
problem-problem konkret pendidikan kita. Lembaga-lembaga formal
pengambil keputusan bidang pendidikan membutuhkan model-model
penanaman yang lebih sesuai dan dengan alam pikiran dan jiwa bangsanya,
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
12 menjelaskan wilayah-wilayah tersembunyi dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaannya. Praktisnya, penelitian ini dapat memberikan alternatif
terhadap arah kurikulum dan model pembelajaran terutama dalam
pendidikan nilai. Bagaimanapun nilai-nilai yang dianut dan berkembang
di dalam masyarakat ini berbasis pada ajaran Islam sunni yang sesuai dengan
paham yang diajarkan SAQJ Jaelani. Juga diharapkan dapat membantu
memberikan penjelasan yang lebih rasional bagi operasionalisasi pendidikan
nonformal yang bercorak sufistik sehingga tidak terjerumus ke dalam
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 64
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Suralaya, Desa Tanjungkerta,
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Adapun penetapan lokasi tersebut adalah
sebagai berikut ini:
1. Pondok Pesantren Suryalaya adalah lembaga pendidikan Islam dengan
pengembangan dan pengamalan Thariqah Qadiriyyah Naqsabandiyyah yang
sudah berjalan lebih dari satu abad (1905 - 2012).
2. Pondok Pesantren Suryalaya ini menanamkan urgensi tasawuf dalam sistem
pendidikannya.
3. Pondok Pesantren Suryalaya ini berupaya merekonstruksi masa depan
kemanusiaan dengan berbasis dawamu zikrillah.
B. Definisi Operasional
Penelitian ini difokuskan pada penggalian dan pemahaman tentang nilai-nilai
akhlak, konsep sufi, dan sosok SAQJ.
1. Akhlak berarti sesuatu yang menggambarkan tentang perilaku. Akhlak merujuk
pada suatu perilaku baik dan buruk. Dengan demikian, konsep akhlak dapat
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 65
lebih dispesipikan ke dalam konsep moral Islam, yakni moral yang menjadi
hukum Allah (Alquran dan hadis) sebagai ukuran standarnya.
2. Sufistik berarti sikap dan prilaku mensucibersihkan jiwa dan pembinaan
kesejahteraan lahir dan batin untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Hakikat
sufistik adalah perpindahan sikap mental, keadaan jiwa dari suatu keadaan
kepada keadaan yang lain yang lebih baik, lebih tinggi dan lebih sempurna dan
suatu perpindahan dari alam kebendaan kepada alam rohani.
3. Internalisasi nilai-nilai akhlak sufi berarti penanaman atau proses pembentukan
nilai-nilai individu atau kelompok masyarakat, yang sebelumnya tidak terbentuk
pada individu/kelompok tersebut.
4. Ikhwan/akhwat adalah kelompok pengamal Thariqah Qadiriyyah
Naqsyabandiyyah termasuk tua muda, yang datang dari jauh atau dekat, dan
termasuk santri putra putri yang biasa mengikuti pengajian di Pesantren
Suryalaya, Tasikmalaya.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses
internalisasi nilai-nilai akhlak sufi yang bersumber dari kitab Sirrul Asrar di
lingkungan Pesantren Suralaya Tasikmalaya.
Adapun pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif.
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 66
menggunakan pendekatan kualitatif apabila memiliki karakteristik, antara lain,
sebagai berikut.
a. Qualitative research has the natural setting as the direct source of data and the researcher is the key instrument.
b. Qualitative research is deskriptive
c. Qualitative researchers are concerned with process rather than simply with outcomes or products.
d. Qualitative researchers tend to analyze their data inductively.
e. “Meaning” is of essential concern to the qualitative approach.
Sementara itu, Lincoln dan Guba sebagaimana yang dikutip A. Chaedar
Alwasilah (2002: 78-79) mengemukakan sebelas karakteristik penelitian kualitatif,
yakni sebagai berikut.
a. natural settings (latar tempat dan waktu penelitian yang alamiah),
b. humans as primary data-gathering instruments (manusia atau peneliti sendiri sebagai instrumen pengumpul data primer),
c. use to tacit knowledge (penggunaan pengetahuan yang tidak eksplisit),
d. qualitative methods (metode kualitatif),
e. purposive sampling (pemilihan sampel penelitin secara purposive),
f. inductive data analysis (analisis data secara induktif atau bottom-up),
g. grounded theory (teori dari-dasar yang dilandaskan data secara terus-menerus),
h. emergent design (cetak biru penelitan yang mencuat dengan sendirinya),
i. negotiated outcomes (hasil penelitian yang disepakati oleh peneliti dan responden),
j. case-study reporting modes (cara pelaporan penelitian gaya studi kasus),
k. idiographic interpretation (tafsir idiografik atau konekstual l. tentative application of findings (penerapan tentatif dari
hasil penelitian), dan
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 67
khusus untuk menentukan keterpercayaan dan mutu penelitian).
Berdasarkan karakteristik di atas, dalam penggunaan pendekatan penelitian
kualitatif, peneliti bertindak sebagai pengumpul data penelitian utama. Proses
penelitian disesuaikan dengan fokus masalah penelitian yang sedapat mungkin
terbangun secara alamiah. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk mengungkapkan isi buku teks berdasarkan analisis dan menginterpretasikan
hasil-hasil analisis dari buku teks bahasa Indonesia yang digunakan di persekolahan.
Proses kerja penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pandangan dan pendirian
subjek penelitian terhadap situasi yang dihadapinya. Tingkat kepercayaan terhadap
data yang diperoleh dilakukan dengan melakukan verifikasi dan validasi data melalui
penerapan teknik penelitian yang beragam serta dilakukan terhadap subjek penelitian
yang berbeda-beda, kemudian dilakukan penyesuaian-penyesuaian. Proses
penyesuaian dilakukan mengingat kemungkinan kemajemukan realitas yang
ditemukan di lapangan. Data penelitian yang terkumpul melalui teknik penelitian
yang dipilih, selanjutnya dianalisis secara induktif untuk mendapatkan makna dan
kondisi alami yang ada. Proses pemaknaan terhadap data yang ada, dilakukan dengan
interpretasi idiografik (Guba dan Lincoln, 1985 : 42). Proses pemaknaan dalam
penelitian ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan pada interpretasi bersama antara
peneliti dengan subjek penelitian dengan tujuan mempertajam hasil penelitian
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 68
kemukakan oleh subjek penelitian secara analisis isi dari tema yang terkandung
dalam dokumen.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hal ini karena masalah
yang ada di dalamnya dijawab melalui penggambaran objek faktual
(Koentjaraningrat, 1986: 32), tanpa memerhatikan aspek kesejarahan dan tidak pula
memerlukan usaha-usaha eksperimentasi. Penelitian deskriptif berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek secara apa adanya.
Data penelitian ini pun berupa data deskriptif dalam bentuk rangkaian kata
atau pernyataan deskriptif meskipun terdapat pula data yang terkumpul berupa
angka-angka. Data yang dimaksud berupa hal-hal berikut:
1. Keberadaan konsep nilai-nilai sufistik dalam kitab Sirrul Asrar,
2. Aktivitas ustad dan ihwan dalam pengamalan nilai melalui proses
pembelajaran dengan menggunakan kitab Sirrul Asrar,
3. Pandangan ustad dan ikhwan tentang kondisi di dalam pengamalan
nilai-nilai sufistik dari kitab Sirrul Asrar.
Untuk mengumpulkan ketiga jenis data itu, penelitian ini menggunakan tiga
instrumen, yakni (a) format analisis kitab Sirrul Asrar, (b) pedoman wawancara, dan
(c) format observasi. Adapun format untuk melakukan analisis kitab Sirrul Asrar
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 69
D. Teknik Penelitian
Untuk mengumpulkan ketiga jenis data itu, penelitian ini menggunakan tiga
instrumen, yakni (a) analisis isi kitab Sirrul Asrar, (b) pedoman wawancara, dan (c)
format observasi.
1. Analisis Isi
Analisis isi atau telaah isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat
inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan data sahih dengan memperhatikan
konteksnya. Klaus Krippendorff (1993 : 15) menjelaskannya secara lebih lanjut,
sebagai berikut,
Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mencakup prosedur-prosedur khusus untuk pemrosesan data ilmiah. Sebagaimana semua teknik penelitian, analisis isi bertujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan fakta, dan panduan praktis pelaksanaannya. Ia adalah sebuah alat.
Brelson dalam Klaus Krippendorff (1993: 16) mengatakan bahwa analisis isi sebagai
teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara objektif, sistematik, dan kuantitatif isi
komunikasi yang tampak (manifest).
Adapun format analisis isi yang digunakan dalam kitab Sirrul Asrar adalah
untuk:
a. mengetahui struktur nilai sufistik yang terdapat di dalam kitab Sirrul Asrar,
b. mengetahui konsep-konsep sufistik di dalam kitab Sirrul Asrar di dalam
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 70
Tabel 3.1
Format Analisis Isi Kitab Sirrul Asrar
Kategori Nilai Kandungan Isi Kitab Hlm. Keterangan 1. ….
2. …. 3. ….. 4. dst.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap lima orang ustad di lingkungan Pesantren
Suryalaya. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah keterangan
mengenai pandangan mereka mengenai keberadaan konsep sufistik di dalam kitab
Sirrul Asrar. Wawancara juga ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang cara mereka di dalam mengamalkan nilai-nilai sufistik itu di dalam kegiatan keagamaan di
pesantrennya. Peneliti juga ingin mendapatkan saran-saran tentang pengembangan
nilai-nilai sufistik di dalam lembaga pendidikan pada umumnya.
Pedoman wawancara terdiri atas butir-butir pertanyaan terbuka untuk
mengetahui pandangan para ustad di Pesantren Suryalaya tentang konsep-konsep nilai
sufistik serta pola pengamalannya di dalam kegiatan keberagamaan di lingkungan
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 71
Adapun masalah-masalah yang ditanyakan berkenaan dengan hal-hal berikut:
a. Nilai-nilai (ajaran) SAQJ di dalam konsep pendidikan sufistik di Pesantren
Suryalaya,
b. Keunggulan (keberkahan) dari nilai-nilai sufistik SAQJ bagi peningkatan
kehidupan para ihwan di lingkungan Pesantren Suryalaya,
c. Tata cara pengamalan nilai-nilai sufistik (manaqiban) di lingkungan
Pesantren Suryalaya,
d. Saran-saran tentang penerapan nilai-nilai sufistik SAQJ di dalam kehidupan
masyarakat pada umumnya.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah data berkenaan dengan
perilaku atau praktek keagamaan yang dilaksanakan oleh pimpinan serta para santri di
lingkungan Pesantren Surayalaya. Praktek keagamaan yang mereka lakukan oleh
peneliti diamati dan dicatat untuk melengkapi data yang diperoleh melalui
wawancara.
Format observasi berisi panduan untuk mencatat hal-hal yang perlu diamati
berkaitan dengan praktek internalisasi akhlak sufi yang dilakukan di Pesantren
Suryalaya, Tasikmalaya. Hal-hal yang dimaksud adalah sebagai berikut,
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 72
1) Jumlah peserta
2) Komposisi usia
3) Struktur pengorganisasian (setting)
4) Langkah-langkah pelaksanaan
Secara lebih lengkap, berikut dipaparkan jenis instrumen, topik kajian atau
jenis data yang diperlukan, beserta sumbernya.
Tabel 3.2
Instrumen, Topik Kajian Penelitian, dan Sumber Data
TEKNIK TOPIK KAJIAN SUMBER DATA
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 73
Langkah-langkah penelitian dalam penelitian kualitatif ini dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Melakukan pengkajian terhadap kitab Sirrul Asar untuk mengetahui gambaran
struktur dan wujud konsep sufistik SAQJ dalam kaitannya dengan penanamannya
di lingkungan Pesantren Suryalaya. Hasilnya dikelompokkan berdasarkan
jenis-jenis nilai sufistik yang tersaji pada Bab 1. Hasilnya dideskripsikan ke dalam
bentuk tabel seperti berikut.
Tabel 3.3
Format Pendeskripsian Hasil Analisis Kitab Sirrul Asrar
Kutipan Isi Kitab Kaitan dengan Nilai-nilai Sufistik
2. Mengadakan wawancara terbuka dengan beberapa ustad di lingkungan Pesantren
Suryalaya. Wawancara itu juga ditujukan untuk memperoleh gambaran tentang
konsep-konsep nilai sufistik serta pola pengamalannya di dalam kegiatan
keberagamaan di Pesantren Suryalaya. Hasilnya berupa data kualitatif yang
kemudian menjadi masukan-masukan dalam penyusunan model penanaman
nilai-nilai sufistik yang dianggap ideal dalam pengembangan pendidikan umum di
perguruan tinggi.
3. Melakukan observasi atas praktek pengajian yang dilakukan di lingkungan
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 74
secara faktual atas kondisi jamaah dan proses pelaksanaan ritual (pengajian),
khususnya di dalam menemukan fenomena sufistik dari kegiatan tersebut.
4. Menyebarkan pola pengembangan pendidikan umum itu kepada para siswa untuk
memperoleh respons di dalam keterpahaman, relevansi, dan kebermanfaatannya
di dalam sistem perkuliahan di perguruan tinggi.
Lebih terperincinya, langkah-langkah penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
a. Penelitian dan pengumpulan informasi, antara lain, melalui pengkajian
pustaka dan hasil penelitian yang relevan, untuk mengetahui praktek-praktek
keagamaan yang berada di dalam pengaruh ajaran AQJ, khususnya di
lingkungan Pesantren Suryayalaya.
b. Merumuskan permasalahan yang akan diteliti.
c. Pembuatan instrumen penelitian berupa panduan analisis kitab Sirrul Asrar,
panduan wawancara bagi ustad, dan para ihwan.
d. Pengujian lapangan operasional dengan mengumpulkan data dari hasil
analisis dokumen (kitab Sirrul Asrar), dan hasil wawancara.
e. Pengolahan data dari semua instrumen dan pembahasan hasil studi lapangan.
f. Pembuatan kesimpulan dan rekomendasi.
g. Diseminasi dan implementasi. Laporan hasil penelitian ini didiskusikan antar
kolega, subjek penelitian (ustad dan para ihwan di lingkungan Pesantren
Suryalaya), dikonsultasikan dengan pembimbing penulisan disertasi, diuji
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 75
4. Kitab Sirrul Asrar fima Yahtaju Ilaihil Abrar
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 232 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan kajian peneliti, diperoleh kesimpulan umum
sebagai berikut, bahwa Pesantren Suryalaya memiliki pola khusus di dalam
pengamalan atau internalisasi nilai-nilai sufistik.Pola pengamalan tersebut
berdasarkan pada kitab kunci Sirrul Asrar. Kitab tersebut berperanmemberikan
landasan bagi pengamalannya internalisasi nilai-nilai sufi, dengan praktik
pelaksanaanya terpusat pada kegiatan zikir untuk mengingat Allah. Terdapat tiga
metode zikir yang dilakukan di pesantren tersebut, yakni zikir harian, mingguan atau
khataman, dan bulanan atau manaqiban.Semua kegiatan tersebut bermuara pada kegiatan untuk mengingat Allah sehingga terbentuklah ketenangan dan kesalehan
spiritual pada jamaah atau pengamalnya.
Adapun kesimpulan khusus yang penulis peroleh dari penelitian itu adalah
sebagai berikut.
1. Sirrul Asrarmerupakan sebuah kitab tasawuf yang di dalamnya mencakup 24 pasal pengkajian tentang iman, islam, dan ikhsan dalam rangka taqarrub kepada
Al-Khaliq. Dan berisi penjelasan bagaimana seharusnya seseorang ingin
mencapai orang yang sempurna ilmu dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.Isi
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 233
dengan hati yang ikhlas. Diantara isinya adalah tentang kembalinya manusia ke
tempat asalnya, turunnya manusia ke alam yang paling rendah, ruh di dalam
jasad, ihwal keilmuan, taubat dan talqin, taubat dan talqin, ahli tasawuf, zikir,
syarat-syarat zikir, melihat Allah (dengan mata hati), kegelapan dan cahaya
sebagai penghalang, bahagia dan celaka, bersuci syariat dan thariqat, salat syariat
dan tariqat, bersuci marifat di alam tajrid, zakat syariat dan thariqat, shaum syariat
dan thariqat, haji syari’at dan thariqat, kasih sayang dan kebersihan, khalwat dan
uzlah, aurad di saat khalwat, kejadian di waktu tidur dan ngantuk, serta ilmu tasawuf.
2. Kitab Sirrul Asrarbaik langsung ataupun tidak langsung, menyampaikan
ajaran-ajaran sufistik. Kitab tersebut hampir semuanya berkenaan dengan cara seseorang
untuk mendekatkan diri kepada Allah, untuk mencapai derajat kesufian yang
tertinggi, yang merupakan derajat kesalehan manusia di hadapan Allah. Dari
kutipan yang ada, yakni dari hadis qudsi dan sabda Nabi, semuanya merujuk
masalah pentingnya manusia untuk mengolah hati dan perilakunya sehingga bisa
mencapai derajatma’rifat. Di dalam kitab tersebut dinyatakan bahwa tujuan utama
manusia didatangkan ke alam dunia adalah agar manusia berupaya kembali untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai derajat (mulia) dengan
menggunakan hati dan jasad. Sementara itu, untuk mencapainya, dalam bagian
lain dinyatakan, amalan itu tidak disertai dengan riya (ingin dipuji orang lain) dan
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 234
mencapai karamatul kauniyah, yakni martabat kewalian. Apabila hal itu sudah
tercapai, menurut kitab tersebut akal tidak akan mampu menggambarkannya, hati
tidak akan mampu membayangkannya dan lidah tidak akan mampu untuk
membicarakannya dan tidak akan mampu untuk memberitahunnya. Namun,
apabila manusia tidak mencapai hakikat (seperti itu), dia tidak akan mencapai
ikhlas karena sifat-sifat basyariyyah ghairiyyah (sifat manusia selain Allah) tidak
akan hancur kecuali dengan tajalli zat. Sifat bodoh hanya akan hilang dengan
ma’rifat zat. Allah akan memberi ilmu pada orang yang sampai pada derajat
tersebut, tanpa perantaraan, yaitu dengan ilmu laduni. Seseorang akan mengenal
Allah karena diperkenalkan oleh Allah dan beribadah kepada Allah dengan
pendidikan Allah. Di alam ini dia akan menyaksikan ruh-ruh qudsiyah dan akan
mengetahui nabinya secara hakiki.
3. Metode internalisasi nilai-nilai sufisme di Pesantren Suryalaya dilakukan oleh
pimpinan pesantren yang disebut dengan mursyid dan dilakukan terhadap ikhwan
atau jamaah pada tiga macam pengamalan, yakni zikir harian, mingguan
(khotaman), dan bulanan (manaqiban).Adapun materinya berkenaan dengan hal
yang bersifat individual dan umum, Isi amalan individual meliputi wirid, tawasul,
hizib, ataqah, dan fidha akbar. Sementara itu, isi amalan yang bersifat umum mencakup istighatsah, manaqib, dan ratib. Metode internalisasi nilai-nilai sufistik
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 235
harian, khataman, dan dengan manaqiban. Hasil dari kegiatan tersebut berupa
ketenangan batin, kearifan, dan kesalehan spiritual.
4. Hasil yang diperoleh melalui proses internalisasi nilai-nilai akhlak sufi yang
diamalkan di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya berupa tercapainya ketenangan
dan kemenangan, tercapainya permohonan dan segala apa yang dikehendaki.
Dzikir itu daripada Allah dan kembali kepada Allah dan bersama dengan Allah
segala sesuatu yang dihadapi.Para jamaaah (ikhwan) dapat menjauhkan dirinya
daripada ghaflah (kealpaan) kepada Allah Ta’ala karena ghaflah itu dapat membawa manusia kepada maksiat, dan dengan dzikir itu dapat memberikan
bantuan untuk meninggalkan maksiat itu.
5. Struktur penyajian tema Sirrul Asrar sangat runtun sehingga yang membawa kita
untuk selalu mengingat Allah selamanya. Isi dan pesan-pesan kandungan kitab
Sirrul Asrarjuga bisa menjawab kegelisahan para jamaah (ikhwan), tertutama di dalam menghadapi persoalan-persaoalan hidup juga di dalam melakukan
penyucian hati atas segala hal yang mereka rasakan di dalam kehidupan
sehari-hari. Mereka terlatih untuk melepaskan diri dari ego dan terbiasa untuk hidup
ikhlas. Melalui zikir-zikir yang dilakukan, mereka menjadi terlatih di dalam
mengelola batinnya berkaitan dengan keinginan untuk mencapai kemegahan;
terhindar dari sombong, takabur, marah, dengki, khianat dan segala jenis
penyakit batin. Para jamaah lebih merasakan kedekatannya dengan Allah
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 236 B. Rekomendasi
Rekomendasi peneliti yang dapat disampaikan kepada berbagai pihak
adalah sebagai berikut:
1. Agar menelaah secara seksama dan terus menerus struktur penyajian tema isi
kitab Sirrul Asrarsebagai ilmu yang bermanfaat secara lahir dan
batin.Kemudian amalkanlahsecara konsisten,baik di tataran individu,
keluarga, sekolah, universitas, untuk mengatasi persoalan moral, mental
spiritual umat manusia di dunia ini.umumnya serta umat Islam Indonesia
khususnya. Karena pada dasarnya permasalahan moral, akhlak, perilaku dan
karakter kembali pada kemampuan manusia dalam pengendalian dirinya, dan
hari merupakan inti pengendali jasad manusia.
2. Jadikanlah nilai-nilai akhlak Sufi yang terdapat di dalam kitab tersebut
sebagai sosuli mengatasi persoalan bangsa, negara dan agama. Di antara
nilai-nilai akhlak sufistik yang terdapat dalam kitab tersebut adalah:1) Alim, 2)
Ilmu, 3) Ma‘rifah, 4) Zuhud, 5) Khauf, 6) Khasyah, 7) Sabar, 8) Dzikir, 9)
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 237
3. Harus ada guru,ustadz, atau wakil talqin yang akan menjadi penyampai.
Harus ada cara aturan penanaman nilai-nilai, harus ada materi yang akan
disajikan, waktunya kapan dan dimana?
4. Hasil yang diperoleh melalui proses internalisasi nilai-nilai akhlak sufi yang
diamalkan di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya berupa tercapainya
ketenangan dan kemenangan, tercapainya permohonan dan segala apa yang
dikehendaki. Dzikir itu daripada Allah dan kembali kepada Allah dan bersama
dengan Allah segala sesuatu yang dihadapi. Para jamaaah (ikhwan) dapat
menjauhkan dirinya daripada ghaflah (kealpaan) kepada Allah Ta’ala karena
ghaflah itu dapat membawa manusia kepada maksiat, dan dengan dzikir itu
dapat memberikan bantuan untuk meninggalkan
5. Jadikanlah Isi dan pesan-pesan kandungan kitab Sirrul Asrarsebagai jawaban
nmengatasi kegelisahan para jamaah (ikhwan), tertutama di dalam
menghadapi persoalan-persaoalan hidup juga di dalam melakukan penyucian
hati atas segala hal yang mereka rasakan di dalam kehidupan sehari-hari.
Latihlah mereka yang mampu dan mau untuk berdzikir , bershalawat dan
lain-lain.
6. Kepada peneliti lain yang senang meneliti sesuatu persoalan, disarankan untuk
meneliti kitab Sirrul Asrar dari segi yang lainnya seperti implikasi
pengamalan kitan tersebut bagi kesehatan mental, permasalahan-permasalahan
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 238
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quranul Karim dan Terjemahnya. 1992. Departemen Agama RI.
Abdurrahman, Hafidz. 2007. Diskursus Islam Politik Spiritual.Bogor: Al-Azhar
Press.
Aceh, Abu Bakar. 1984. Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawuf. Solo: Ramadhani,.
Al-Dzahabi, Muhammad Husain. 2000. Al-Tafsîr wa al-Mufassirûn (juz I). Kairo:
Maktabah Wahbah.
Al-Faruqi, Isma’il R., dan Lois Lamya al-Faruqi. 2001. Atlas Budaya Islam:
Menjelajah Khazanah Kebudayaan Gemilang (terj. Ilyas Hasan). Bandung: Mizan.
Al-Ghazali, Imam Abu Hamid. 2003. Ihya’ Ulum al-Din (Jilid I) (terj. Moh. Zuhri). Surabaya: As-Syifa’.
__________.1978. Ihya`Ulum ad-Din(vol. 3) (terj. Ismail Yakub. Semarang: Faizan.
__________.Ihya`Ulûm ad-Dîn(Jilid3). T.t. Kairo: Mustafa al-Bab al-Halabi.
__________.t.t. Munqidz Min al-Dhalâl. Beirut, Libanon: Maktabah
Dudung Rahmat Hidayat, 2012
Internalisasai Nilai-Nilai Akhlak Sufi Melalui Pengkajian Kitab Sirrul Asrar Pada Ikhwan Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya
Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 239
Al-Jailani, As-Syeikh Abdul Qadir. 1996. Sirrur Asrar (terj. Zezen Zenal Abidin
Zayadi Bazul Asyhab). Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya.
__________.1987. Futuh al-Ghaib: Penyingkap Kegaiban (terj. Syamsu Basyaruddin
dan Ilyas Hasan. Bandung: Mizan.
Al-Khaniyy, Muhammad ibn Abdullah. 1319 H. Al-Bahjah Sanniyyah fî Âdâb
al-Tharîqah Al-Naqsyabandiyyah. Mesir.
Anshary, Hilman. 2004. Resonansi Spiritual Wali Qhutub Syekh Abdul Qadir Jailani.
Jakarta: Kalam Mulia.
Al-Qusyairi. 1994. Risalah Sufi al Qusyairi (terj. buku Principle of Sufism). Bandung:
Pustaka.
Al-Sindi, ’Abdul Qadir bin Habibullah. 1995. At-Tashawwuf Fî Mîzânil Bahts Wat
Tahqîq. (t. tt): Darul Manar.
Al-Suyuthi, Jalaluddin Abdur Rahman. 1967. Al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur`ân. Kairo:
Maktabah wa Matba’ah al-Masyhad al-Husayni.
Athaillah, Ibn. 2003. Al-Hikam (terj. Lisma Dyawati). Jakarta: Serambi
Al-Taftazani, Abu al-Wafa, al-Ghanimi.1979. Madkhal ilâ at-Tasawwuf al-Islâmy.
Qahirah: Dar al-Tsaqafah.
________________. 1997. Sufi dari Zaman ke Zaman (terj.Ahmad Rofi Utsman).
Bandung: Pustaka.
Al-Tirmidzi, Al-Hakim. 2007. 7Langkah Meraih Rahmat & Rida Allah. Jakarta:
Serambi.
Al-Tusi. 1960. al-Luma’. Mesir: dar al-Kutub al-Hadisah.
At-Tuwajiri, Syaikh Muhammad Bin Ibrahim. 2003. Pilar-pilar Agama Islam.