Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DALAM PEMBELAJARAN MEMPARAFRASAKAN PUISI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Mia Yulianti
NIM 0906730
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DALAM PEMBELAJARAN MEMPARAFRASAKAN PUISI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
oleh
Mia Yulianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
© Mia Yulianti 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Mia Yulianti, 2013
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS PENERAPAN TEKNIK BERCERITA BERPASANGAN
DALAM PEMBELAJARAN MEMPARAFRASAKAN PUISI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013)
MIA YULIANTI
0906730
ABSTRAK
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ………... i
ABSTRAK ……….... ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ……… iv
DAFTAR ISI ………. v
DAFTAR TABEL ………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ……….……. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Identifikasi Masalah ……….. 5
C. Rumusan Masalah ………. 5
D. Tujuan Penelitian ……… 5
E. Manfaat Penelitian ………. 6
F. Definisi Operasional ………. 6
G. Anggapan Dasar ……… 7
BAB II IHWAL MENULIS, PARAFRASA PUISI, DAN TEKNIK BERCERITA BERPASANGAN A. Ihwal Menulis ……….……….. 8
1. Pengertian Menulis ………. 8
2. Menulis dan Memahami Puisi ……… 8
3. Tujuan Menulis ……….. 9
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Parafrasa Puisi ……….. 11
1. Pengertian Parafrasa Puisi ………. 11
2. Cara atau Teknik Parafrasa Puisi ……….. 12
3. Contoh Parafrasa Puisi ……….. 13
4. Langkah-langkah Parafrasa Puisi ……….. 15
5. Jenis-jenis Puisi ………. 16
6. Unsur-unsur Puisi ………. 18
C. Teknik Bercerita Berpasangan ……….... 20
1. Pengertian Teknik Bercerita Berpasangan ………... 20
2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Teknik Ber- cerita Berpasangan ……… 21
3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran dengan Menggunakan Teknik Bercerita Berpasangan ………. 21
D. Hipotesis ………. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….. 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 24
C. Sumber Data ………... 24
1. Populasi ……… 24
2. Sampel ………. 25
D. Teknik Penelitian ……….. 25
1. Teknik Pengumpulan Data ………... 25
2. Teknik Pengolahan Data ………. 26
E. Instrumen Penelitian ………. 31
1. Instrumen Tes ………. 31
2. Instrumen Perlakuan ……… 32
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Deskripsi Data Penelitian Secara Kualitatif ……….. 53
C. Deskripsi Data Penelitian Secara Kuantitatif ………. 78
1. Analisis Nilai Pretes dan Postes Memparafrasakan Puisi …... 78
2. Hasil Penelitian Pretes dan Postes Memparafrasakan Puisi …… 80
a. Uji Reliabilitas ………..……….... 80
1) Uji Reliabilitas Pretes Memparafrasakan Puisi ……….. 80
2) Uji Reliabilitas Postes Memparafrasakan Puisi ……….. 83
b. Uji Normalitas ……… 87
1) Uji Normalitas Pretes Memparafrasakan Puisi ………… 87
2) Uji Normalitas Postes Memparafrasakan Puisi ………... 90
3. Uji Hipotesis ………. 93
D. Pembahasan Hasil Penelitian ………... …... 99
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ………. 102
B. Saran ………... 104
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Bahasa juga merupakan alat
komunikasi yang paling utama, dapat menunjang pola pikir seseorang (KTSP,
2006: 206). Dalam kegiatan berbahasa terdapat empat aspek keterampilan yang
harus dimiliki, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam
pembelajaran, keempat aspek keterampilan bahasa tersebut berkaitan satu sama
lain.
Salah satu keterampilan bahasa yang dianggap cukup sulit adalah
keterampilan menulis. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami
seseorang sehingga orang lain dapat memahami bahasa dan gambar grafik itu
(Tarigan, 1944: 21). Pada kegiatan pembelajaran menulis misalnya siswa diberi
tugas menulis karangan bebas yang berupa narasi sugestif, hanya sebagian siswa
yang memiliki kemampuan mengembangkan ide dan menuangkannya menjadi
sebuah karangan narasi, tetapi kebanyakan siswa cenderung tidak bisa mencari
dan mengembangkan idenya. Mengingat betapa pentingnya keterampilan menulis
yang harus dikuasai siswa sebagai salah satu kompetensi berbahasa yang dapat
menunjang kehidupannya di masa yang akan datang.
Penelitian ini memfokuskan pada menulis yang berkaitan dengan teks sastra
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dunia baru, dunia yang berangkat dari fenomena di sekitar kita yang telah
dielaborasi dengan pengetahuan dan imajinasi. Penelitian ini menyoroti
bagaimana seorang siswa memahami sebuah karya sastra, yaitu puisi kemudian
menuliskannya kembali atau disebut dengan memparafrasakan. Mengutip
pendapat Hasanuddin (2002:5) puisi merupakan pernyataan yang imajinatif, yaitu
perasaan yang direkakan.
Memahami karya sastra, khususnya puisi tentu tidak semudah seperti kita
memahami teks berita. Penyair menuliskan puisinya tidak dengan begitu saja,
tetapi memerlukan penghayatan mendalam tentang perasaan yang dialaminya atau
kejadian yang terjadi di sekitarnya. Kedudukan siswa adalah orang awam yang
harus memahami puisi dengan kemampuan yang masih sangat terbatas. Siswa
biasanya mengalami kesulitan dalam memahami tema atau gagasan yang
terkandung dalam sebuah puisi, terlebih jika puisi tersebut tergolong ke dalam
puisi yang sulit untuk dipahami. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Ibu Nina, bahwa kebanyakan siswa kurang
menyukai puisi begitu pula dengan pembelajaran puisi.
Teknik bercerita berpasangan merupakan salah satu teknik pembelajaran yang
termasuk ke dalam macam-macam teknik pembelajaran yang dilakukan secara
kooperatif atau bekerja sama. Cooperative learning tidak sama dengan belajar
kelompok, atau kelompok kerja, tapi memiliki struktur dorongan dan tugas yang
bersifat cooperative, sehingga terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan
interdepedensi yang efektif (Alma, 2009:81). Pembelajaran secara berkelompok
bertujuan untuk bekerja sama, saling membantu, mengonstruksi konsep,
menyelesaikan masalah, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri bersama
kelompok. Pembelajaran menulis dengan menggunakan metode kooperatif dapat
menambah tingkat pemahaman dan pengembangan ide, karena siswa dapat
bekerja sama dalam sebuah kelompok yang dibagi secara acak atau heterogen
sehingga siswa dapat melakukan curah pendapat bersama dengan kawannya.
Menurut Lie (2008:71) teknik bercerita berpasangan ini menggabungkan kegiatan
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu mengaktifkan skemata
tersebut agar bahan pelajaran lebih bermakna. Teknik bercerita berpasangan ini
juga dapat merangsang kemampuan berpikir dan berimajinasi siswa, hasil dari
buah pemikiran mereka akan dihargai sehingga siswa merasa makin terdorong
untuk belajar..
Teknik bercerita berpasangan ini lebih memfokuskan pada proses
pembelajaran secara berpasangan sehingga akan lebih efektif dibandingkan
pembelajaran dengan teknik diskusi yang melibatkan empat sampai lima orang
dalam satu kelompok. Secara sepintas teknik ini pada dasarnya seperti teknik
berdiskusi atau jenis teknik yang melibatkan siswa secara berkelompok, tetapi
dalam teknik bercerita berpasangan siswa diarahkan untuk bertutur atau bercerita,
sehingga pembelajaran menjadi lebih santai namun tetap serius. Hal tersebut yang
membuat teknik ini menjadi lebih unggul dibandingkan teknik pembelajaran
berkelompok lainnya. Teknik bercerita berpasangan ini sangat tepat digunakan
pada siswa kelas X, sebab menurut teori psikologi perkembangan berdasarkan
periodesasinya siswa SMK yang rata-rata berusia antara 15-17 tahun berada pada
masa remaja madya (middle adolescence). Mengutip pendapat Hurlock (1980:10),
membuat tugas perkembangan masa remaja yakni: (1) Mencapai hubungan baru
dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita, (2)
Mencapai peran sosial pria dan wanita, (3) Menerima keadaan fisiknya dan
menggunakan tubuhnya secara efektif, (4) Mengharapkan dan mencapai perilaku
sosial yang bertanggung jawab. Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti
menarik suatu benang merah bahwa siswa pada fase usia SMK khusunya kelas X
merupakan masa peralihan dari fase remaja awal menuju ke fase remaja yang
masih sangat membutuhkan teman untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman.
Siswa akan merasa lebih senang dan nyaman jika belajar bersama temannya
dalam metode pembelajaran kooperatif. Berdasarkan uraian mengenai teknik
bercerita berpasangan dan beberapa keunggulannya, untuk itu penulis ingin
mencoba menerapkan teknik bercerita berpasangan dalam pembelajaran
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pembelajaran secara berkelompok atau kooperatif terbukti efektif
untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Simpulan tersebut didapat dari
penelitian sebelumnya yang relevan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Eryant
Aghita Zanuarisha (2010) yang meneliti tentang pembelajaran memparafrasakan
puisi menggunakan metode kolaborasi Reading-Writing Connection, peneliti telah
membuktikan keefektifan metode tersebut dalam pembelajaran menulis. Ada pun
penelitian yang dilakukan oleh Nani Septiani (2010), penelitiannya berjudul
“Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan dalam pembelajaran Menulis Karangan Narasi Siswa (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa kelas X
SMA Negeri 14 Bandung Tahun Pelajaran 2009/2010)” menghasilkan simpulan
bahwa teknik ini berhasil meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi
siswa. Dalam penelitian tersebut peneliti juga menyarankan agar peneliti lain
menerapkan teknik bercerita berpasangan. Seperti halnya pada penelitian relevan
lainnya yang telah dilakukan oleh Cynthia Ratna Nugraha (2012) yang berjudul
“Keefektifan Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan dalam Pembelajaran Apresiasi Dongeng yang Diperdengarkan (Studi Eksperimen Semu terhadap
Siswa SMP Kelas VII di SMP Negeri 10 Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012”
peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan
teknik bercerita berpasangan yang diterapkan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia yang materinya bersifat naratif atau deskriptif. Penelitiannya juga
membuktikan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam mengapresiasi
dongeng dengan nilai rata tes awal siswa adalah 51,3 sedangkan nilai
rata-rata tes akhir sebesar 64,3. Titik perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perbedaan pada variabel Y yaitu
variabel pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Penulis memilih
pembelajaran menulis parafrasa sebagai variabel penelitian, sebab pembelajaran
memparafrasakan puisi merupakan pembelajaran yang bersifat naratif yang sangat
tepat apabila diujicobakan dengan menggunakan teknik bercerita berpasangan.
Penulis meyakini bahwa penelitian ini perlu diangkat sebagai sebuah cara baru
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Atas dasar penjabaran di atas maka penulis memilih judul Efektivitas
Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan dalam Pembelajaran
Memparafrasakan Puisi (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1
Cimahi Tahun Ajaran 2012/2013).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan dalam identifikasi masalah di atas, peneliti
akan menjadikan pokok-pokok sebagai berikut:
a. Penerapan teknik bercerita berpasangan dalam pembelajaran
memparafrasakan puisi
b. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Cimahi
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemampuan memparafrasakan puisi siswa sebelum mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan teknik bercerita berpasangan?
2. Bagaimana kemampuan memparafrasakan puisi siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan teknik bercerita berpasangan?
3. Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan memparafrasakan
puisi siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan teknik bercerita berpasangan?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum penelitian ini adalah untuk membantu guru melatih kemampuan siswa
dalam pembelajaran memparafrasakan puisi dan memberikan alternatif metode
bagi guru.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan kemampuan memparafrasakan puisi siswa sebelum
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik bercerita
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mendeskripsikan kemampuan memparafrasakan puisi siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik bercerita
berpasangan.
3. Mendeskripsikan ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan antara
kemampuan memparafrasakan puisi siswa sebelum dan setelah
menggunakan teknik bercerita berpasangan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dalam menerapkan teknik bercerita berpasangan
dalam pembelajaran menulis yaitu memparafrasakan puisi serta dapat
mengetahui tingkat ketercapaian tujuan dari metode tersebut. Sebagai
calon guru, peneliti akan mendapatkan gambaran mengenai
kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran sastra tersebut.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi metode alternatif yang dapat diterapkan
untuk membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran
memparafrasakan puisi.
3. Bagi siswa
Kemampuan siswa diharapkan dapat menggali makna dan memperkaya
pengetahuan kesastraannya sehingga siswa menjadi lebih baik dan
terampil mengembangkan sebuah karya sastra yaitu dalam pembelajaran
memparafrasakan puisi.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran mengenai istilah yang
digunakan, maka penulis mengemukakan definisi operasional untuk istilah
yang digunakan.
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu teks puisi menjadi tulisan baru, berupa narasi tanpa mengubah
makna puisi tersebut.
2. Teknik bercerita berpasangan adalah teknik yang dilakukan secara
berpasangan (dua orang) dengan cara mengaktifkan skemata siswa,
siswa dapat menggali pengetahuan dan pengalamannya dan
mengaitkannya dengan topik yang akan dipelajarinya bersama
temannya dalam kelompok.
G. Anggapan Dasar
Beberapa anggapan dasar yang peneliti rumuskan, antara lain:
1. Keterampilan memparafrasakan puisi pada siswa kelas X perlu
diberikan perlakuan dengan teknik pembelajaran yang bisa menjadi
stimulus.
2. Teknik dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran.
3. Teknik bercerita berpasangan memiliki kelebihan dibandingkan
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif model kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah metode yang
mengujicobakan suatu metode atau teknik pembelajaran di kelas secara semu. Desain
ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
(Sugiyono, 2010:114). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
eksperimen dengan model kuasi eksperimen atau eksperimen semu kategori tes awal
dan tes akhir dalam kelompok tunggal (pretest and posttest group). Metode ini
diterapkan tanpa menggunakan kelas kontrol atau kelas pembanding. Desain
penelitian satu kelompok ini diukur dengan menggunakan pretes (tes awal) yang
dilakukan sebelum diberi perlakuan dan postes (tes akhir) yang dilakukan setelah
diberi perlakuan. Pola rancangannya digambarkan sebeagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
O1: nilai pretes (sebelum diberi perlakuan)
O2: nilai postes (setelah diberi perlakuan)
X: perlakuan dengan teknik bercerita berpasangan
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahapan. Perlakuan dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
Keterangan : P1 = Perlakuan 1
P2 = Perlakuan 2
P3 = Perlakuan 3
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Cimahi pada siswa kelas X Teknik
Transmisi B, semester genap, pada bulan Mei tahun ajaran 2012/2013.
C. Sumber Data 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 297).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik Transmisi B SMK
Negeri 1 Cimahi tahun ajaran 2012/2013. Adapun rincian siswa kelas X
Teknik Transmisi B tersebut yang menjadi populasi penelitian dalat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Populasi Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 X TT B 23 11 34
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel dengan
mengambil satu kelas, dipilih secara random dan yang terpilih adalah siswa-siswa
kelas X Teknik Transmisi B dengan jumlah siswa 34 orang.
D. Teknik Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data a. Tes
Teknik tes adalah pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan
oleh siswa (testi, tercoba) yang sedang dicoba. Jawaban yang diberikan siswa
terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi yang
terpercaya yang mencerminkan kemampuannya.
Instrumen yang akan digunakan dalam dalam penelitian ini adalah tes
keterampilan memparafrasakan puisi. Siswa akan diberi tugas yaitu
menceritakan kembali isi suatu karangan narasi. Tes awal atau pretes
diberikan pada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam
memparafrasakan puisi sebelum diberi perlakuan. Tes akhir atau postes
diberikan setelah siswa diberi perlakuan. Nilai dari hasil parafrasa siswa pada
pretes dan postes dibandingkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan serta pengaruh dari perlakuan yang diberikan.
b. Wawancara
Teknik wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa di
kelas yang akan dijadikan variabel penelitian serta mengetahui kemampuan
memparafrasakan puisi siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment).
Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X.
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui kondisi dan situasi pembelajaran di kelas.
c. Lembar Observasi
Berupa penilaian yang diisi oleh pengamat pada saat melakukan proses
pembelajaran atau penelitian. Lembar observasi ini meliputi observasi
pelaksanaan pembelajaran. Data hasil observasi yang diperoleh,
diakumulasikan untuk mengetahui nilai total dan rata-rata yang diberikan
observer.
2. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunalan rumus-rumus uji
normalitas dan rumus uji t (t-test). Tahap pengolahan data terdiri atas:
a) Memeriksa hasil tulisan siswa berupa parafrasa dari setiap aspek yang
dinilai.
b) Menentukan skor (penskoran) terhadap hasil kerja siswa dari hasil tes
awal dan tes akhir.
Mengubah skor pretes dan postes dengan rumus:
Nilai =
Tabel 3.3
Kategori Penilaian Memparafrasakan Puisi Berdasarkan Skala Nilai
Skala Nilai Kategori
81-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Melakukan uji reabilitas antarpenimbang nilai tes awal dan tes akhir.
Uji reabilitas antarpenimbang dilakukan untuk mengetahui reliabilitas
penilai antara satu dengan lainnya bagi setiap testi. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut.
(1) Membuat tabel data hasil uji antarpenimbang tes awal dan tes akhir
(2) Uji reliabilitas dengan mencari nilai:
kk = t - t - p
Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukan ke dalam format ANAVA
seperti berikut ini.
Tabel 3.4 Format ANAVA
Sumber Variansi SS dk Varians
Siswa/Testi SSt dt2 N-1 Penguji SSp d2p K-1 -
Kekeliruan SSkk d2kk (N-1)(K-1)
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan: r : reliabilitas yang dicari
Vt : Variansi dari testi
Vkk: Variansi dari kekeliruan
(Subana dan Sudrajat, 2005:102)
Selanjutnya hasil yang diperoleh dilihat dalam tabel Guilford sebagai berikut:
Tabel 3.5 Tabel Guilford
Nilai Tingkat Korelasi
< dari 0,20
0,20-0,40
0,40-0,60
0,60-0,80
0,80-0,90
1,00
Tidak ada korelasi
Korelasi rendah
Korelasi sedang
Korelasi tinggi
Korelasi tinggi sekali
Korelasi sempurna
d) Melakukan uji normalitas data pretes dan postes. Uji normalitas dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul tersebar
secara normal atau tidak.
(1) Perumusan Hipotesis
(2) Dasar Pengambilan Keputusan
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4) Menghitung mean
(5) Menghitung standar deviasi
√
(6) Menghitung rumus Chi-Kuadrat untuk uji normalitas data
Keterangan :
X2 = nilai Chi Kuadrat
Oi = Frekuensi observasi atau pengamatan
Ei = Frekuensi ekspetasi atau frekuensi yang diharapkan
Rumus untuk mencari frekuensi ekspektasi (Ei)
Keterangan:
Ei = frekuensi yang diharapkan (frekuensi ekspektasi) ∑fk = jumlah frekuensi pada kolom
∑fb = jumlah frekuensi pada baris
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui nilai varians pada data hasil tes.
Berikut ini rumus yang digunakan unutk mencari homogenitas.
F =
Kriteria pengujian :
Ho diterima jika
H1 ditolak jika
Dengan dk pembilang = n dan dk penyebut = n
Menguji hipotesis dengan menggunakan uji t dengan langkah-langkahnya sebagai
berikut.
(1) Mencari Mx
(2) Mencari ∑X
∑ ∑
(3) Mencari My
(4) Mencari ∑Y2
W
(5) Mencari thitung
∑
√
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
db = n1 + n2 – 2
(7) Menentukan t tabel dengan taraf signifikan 95 % (α= 0,05)
ttabel= t (1-a)(db)
jika thitung lebih besar dari ttabel dapat disimpulkan kedua variabel mempunyai
perbedaan yang signifikan. Namun, jika thitung lebih kecil kecil atau sama dengan
ttabel kedua variabel tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, berupa satu buah
soal esai terbatas yaitu penugasan menulis parafrasa puisi. Tes dilakukan
sebanyak dua kali. Pretes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menulis
parafrasa puisi. Postes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menulis
parafrasa puisi setelah diberi perlakuan. Berikut ini adalah soal yang akan
diberikan pada siswa.
a. Buatlah parafrasa dari puisi berikut berjudul “Ketika Jari-Jari Bunga Terluka”
karya Sapardi Djoko Damono! (puisi menjadi prosa)
b. Gunakanlah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
Berikut adalah instrumen penilaian yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Memparafrasakan Puisi
Aspek yang Dinilai Skala Penilaian Bobot Skor 1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi parafrasa dengan
puisi
4
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Instrumen Perlakuan 1) Persiapan pembelajaran
Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, penulis membuat
perencanaan pelaksanaan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan yang telah
ditetapkan tercapai dengan baik. Persiapan pembelajaran yang telah disusun
diantaranya meliputi beberapa kegiatan, yaitu perumusan tujuan, pemilihan
bahan ajar, penentuan alat evaluasi, penentuan waktu, dan penentuan bahan
ajar.
2) Perumusan Tujuan Pembelajaran
Merumuskan dan menyusun tujuan pembelajaran merupakan syarat yang
harus ada dalam proses belajar mengajar. Tujuan pembelajaran dapat
dijadikan acuan dan tolak ukur keberhasilan suatu pembelajaran. Perumusan
tujuan ini dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Tujuan dibagi dua bagian, yaitu:
a. Tujuan pembelajaran umum yang sering disebut sebagai standar
kompetensi; dan
b. Tujuan pembelajaran khusus yang sering disebut dengan indikator.
3) Pemilihan Bahan Ajar
Cara menentukan bahan ajar menurut Sudjana (1989: 69-70), adalah:
a. Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan;
b. Bahan tidak terbatas pada konsep saja;
c. Bahan harus sesuai dengan urutan tujuan;
Pengembangan bahasa kiasan 4
Penggunaan tanda baca 2
Alur/jalan cerita 2
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Urutan bahan hendaknya mempertimbangan kesinambungan;
e. Bahan disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks;
f. Bahan bisa saja bersifat faktual maupun konseptual.
4) Penentuan Alat Evaluasi
Alat evaluasi atau penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
format penilaian. Penilaian disesuaikan dengan aspek-aspek yang
berkaitan dengan parafrasa puisi. Peneliti menggunakan soal evaluasi
yang sama dalam pretes dan postes, yakni perintah pada siswa untuk
memparafrasakan puisi. Format penilaian sudah tertera di instrumen tes.
5) Penentuan Alokasi Waktu
Waktu kegiatan penelitian disesuaikan dengan jadwal proses belajar
mengajar seperti biasanya. Alokasi waktu yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah 5 kali pertemuan (5 x 80
menit).
6) Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah persiapan selesai, penulis melaksanakan pembelajaran
memparafrasakan puisi di kelas X. Agar tahap-tahap perlakuan berjalan
dengan rapi dan sistematis, maka penulis menuangkan deskripsi perlakuan
atau pembelajaran dalam instrumen pembelajaran berupa ancangan model
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut ini.
a. Ancangan Model
1. Rasionalisasi teori
Teknik bercerita berapasangan merupakan teknik pembelajaran
yang berdasarkan pada metode pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan
suatu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil,
bekerja sama. Teknik mengajar bercerita berpasangan (paired
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa, pengajar, dan bahan pelajaran (Lie, 1944). Teknik ini
menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan
berbicara. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dalam
teknik ini adalah bahan yang bersifat naratif atau deskriptif. Teknik
ini sangat tepat digunakan untuk pembelajaran sastra, sebab siswa
bisa memadukan unsur perasaan dan imajinasinya untuk membuat
sebuah karangan.
2. Tujuan
Penerapan teknik bercerita berpasangan ini bertujuan untuk
memberikan perlakuan terhadap pembelajaran memparafrasakan
puisi di kelas X Tetran B SMK Negeri 1 Cimahi agar menjadi
lebih efektif. Nilai yang diperoleh oleh siswa bisa lebih baik dari
sebelumnya, yaitu ketika diberikan pretes memparafraskan puisi,
3. Prinsip dasar Teknik Bercerita Berpasangan
Prinsip teknik bercerita berpasangan ini berdasar pada lima usnur
model pembelajaran gotong royong (Lie, 2008:31), yaitu:
a. Saling ketergantungan positif
b. Tanggung jawab perseorangan
c. Tatap muka
d. Komunikasi antaranggota
e. Evaluasi proses kelompok
4. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan Teknik
Bercerita Berpasangan
a. Pengajar membagi bahan pelajaran yang diberikan menjadi 2
bagian
b. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan
pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
papan tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai
topik tersebut.
c. Siswa dibagi kelompok, dengan beranggotakan masing-masing
kelompok 2 orang (berpasangan)
d. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama,
sedangkan siswa kedua menerima bagian yang kedua
e. Siswa membaca atau mendengarkan bagian mereka
masing-masing
f. Siswa membaca atau mendengarkan, siswa mencatat dan
mendaftar beberapa kata/frasa kunci yang ada dalam bagian
masing-masing. Jumlah kata/frasa bisa disesuaikan dengan
panjang teks bacaan
g. Setelah selesai membaca, siswa saling menukar daftar kata/
frasa kunci dengan pasangan masing-masing
h. Siswa menuliskan karangannya masing-masing
i. Guru mengevaluasi kelas secara keseluruhan mengenai topik
tersebut.
5. Evaluasi
Penilaian yang digunakan dalam perlakuan ini adalah penilaian
dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap
kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam memparafrasakan puisi
dan penilaian berupa pemberian skor yang mengacu pada kriteria
penilaian memparafrasakan puisi. Kriteria penilaian yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Kesesuaian isi parafrasa puisi
b. Struktur kalimat
c. Pengembangan bahasa kiasan
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Alur/jalan cerita
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Kelas/ Semester : X/2
Alokasi Waktu : 5 x 80 menit
A. Standar Kompetensi
Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat semenjana
B. Kompetensi Dasar
Membuat parafrasa dari teks tertulis
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengungkapkan kembali teks yang telah dibaca dengan
kalimat sendiri secara tertulis.
D. Indikator
1. Siswa mampu mengungkapkan kembali teks puisi yang telah dibaca
dengan kalimat sendiri secara tertulis
2. Siswa mampu mendeskripsikan kalimat konotatif atau kiasan yang
terdapat dalam puisi
3. Siswa dapat menceritakan alur/jalan cerita yang sesuai dengan isi puisi
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertemuan-1 (pretes)
No. Kegiatan Waktu Metode
1.
2.
3.
Kegiatan Awal:
1. Mengecek kesiapan siswa
2. Memotivasi siswa sebagai
kegiatan apersepsi
3. Mengarahkan pemahaman
siswa tentang materi parafrasa
secara sepintas
Kegiatan Inti:
1. Siswa masing-masing diberi teks puisi yang berjudul “Ketika Jari-jari Bunga Terluka”
2. Siswa diberi instruksi untuk
memparafrasakan puisi yang
telah disediakan oleh guru
3. Siswa selesai memparafrasakan
puisi
4. Siswa memgumpulkan hasil
parafrasa tersebut kepada guru.
Kegiatan Akhir:
1. Siswa menyampaikan kesan
dengan bahasa yang baik dan
santun
10 menit
60 menit
10 menit
Ceramah
Instruksi,
inkuiri
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertemuan-2 (Perlakuan)
No. Kegiatan Waktu Metode
1.
2.
Kegiatan Awal:
1. Mengecek kehadiran dan
kesiapan siswa
2. Memotivasi siswa sebagai
kegiatan apersepsi
3. Mengarahkan pemahaman
siswa tentang materi parafrasa
dan puisi yang lebih mendalam
Kegiatan Inti:
1. Siswa dibagi menjadi kelompok
kecil, yaitu terdiri dari dua
orang (dipasangkan) dengan
menggunakan media kartu ajaib
2. Siswa duduk dalam kelompok,
kemudian dibagikan teks puisi
yang telah dibagi menjadi dua
bagian
3. Siswa bersama teman
pasangannya melakukan
10 menit
60 menit
Ceramah
Teknik bercerita
berpasangan 2. Peneliti atau guru menutup
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.
komunikasi lisan dengan
menggali skemata yang dimiliki
masing-masing, kemudian
menghubungkannya dengan
teks puisi. Siswa saling
bercerita tentang apa yang ada
dalam pikirannya, serta
pemahaman terhadap isi (tema
puisi)
4. Setelah keduanya menemukan
sebuah kesepahaman, siswa
menuangkannya dalam bentuk
tulisan. Siswa menulis parafrasa
dari teks puisi yang mereka
baca menjadi bentuk narasi
5. Siswa diawasi dan dipantau
oleh guru selama kegiatan
hingga pembelajaran selesai.
6. Siswa mengumpulkan tugasnya.
Kegiatan Akhir:
1. Siswa menyampaikan kesan
dengan bahasa yang baik dan
santun
2. Peneliti atau guru menutup
pertemuan pertama.
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertemuan-3 (Perlakuan 2)
No. Kegiatan Waktu Metode
1.
2.
3.
Kegiatan Awal:
1. Mengecek kehadiran dan kesiapan
siswa
2. Memotivasi siswa sebagai kegiatan
apersepsi
Kegiatan Inti:
1. Siswa duduk berpasangan,
kemudian diberi puisi berjudul “Doa”
2. Siswa mulai membagi tugas
dengan teman pasangannya
3. Siswa saling bercerita tentang isi
bagian puisi yang didapatnya
memparafrasakan puisi
4. Siswa diawasi dan dipantau oleh
guru selama kegiatan hingga
pembelajaran selesai
5. Tugas yang telah selesai
dikumpulkan oleh perwakilan
siswa kepada guru/peneliti.
Kegiatan Akhir:
1. Guru/peneliti mengadakan refleksi
2. Siswa menyampaikan kesan
10 menit
60 menit
10 menit
Ceramah
Teknik
bercerita
berpasangan
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan bahasa yang baik dan
santun
3. Peneliti atau guru menutup
pembelajaran (pertemuan ke 3).
Pertemuan-4 (Perlakuan 3)
No. Kegiatan Waktu Metode
1.
2.
Kegiatan Awal:
1. Mengecek kehadiran dan kesiapan
siswa
2. Memotivasi siswa sebagai kegiatan
apersepsi
Kegiatan Inti:
1. Siswa duduk berpasangan,
kemudian diberi puisi berjudul “Ada Daun Gugur”
2. Siswa mulai membagi tugas
dengan teman pasangannya
3. Siswa saling bercerita tentang isi
bagian puisi yang didapatnya
memparafrasakan puisi
4. Siswa diawasi dan dipantau oleh
guru selama kegiatan hingga
pembelajaran selesai
5. Tugas yang telah selesai
10 menit
60 menit
Ceramah
Teknik
bercerita
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.
dikumpulkan oleh perwakilan
siswa kepada guru/peneliti.
Kegiatan Akhir:
1. Guru/peneliti mengadakan refleksi
2. Siswa menyampaikan kesan
dengan bahasa yang baik dan
santun
3. Peneliti atau guru menutup
pembelajaran (pertemuan ke 4).
10 menit Ceramah
Pertemuan 5 (postes)
No. Kegiatan Waktu Metode
1.
2.
Kegiatan Awal:
1. Mengecek kehadiran dan kesiapan
siswa
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
3. Memotivasi siswa sebagai kegiatan
apersepsi
Kegiatan Inti:
1. Siswa duduk berpasangan,
kemudian diberi puisi berjudul
“Ketika Jari-jari Bunga Terluka”
10 menit
60 menit
Ceramah
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.
(puisi yang digunakan pada pretes)
2. Siswa diinstruksikan untuk
memparafrasakan puisi yang
disediakan guru
3. Siswa diawasi dan dipantau oleh
guru selama kegiatan hingga
pembelajaran selesai
4. Siswa yang telah selesai,
mengumpulkan hasil parafrasa
kepada guru/peneliti
Kegiatan Akhir:
Peneliti atau guru menutup pembelajaran
(pertemuan ke 5).
10 menit Ceramah
F. Media dan Sumber Ajar 1. Media
a. Teks puisi berjudul “Ketika Jari-Jari Bunga Terluka” karya
Sapardi Djoko Damono
b. Teks puisi berjudul “Gadis Peminta-minta” karya Toto Sudarto
Bachtiar
c. Teks puisi “Doa” karya Chairil Anwar
d. Teks puisi “Ada Daun Gugur” karya Isbedi Setiawan ZS
2. Sumber
a. Buku teks : Irman, Mokhamad dkk. 2008. Bahasa Indonesia 2
Untuk SMK/MAK Semua Program Kejuruan Kelas
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Syamsi, Kastam dan Anwar Efendi. 2008. Aku
Mampu Berbahasa Indonesia Untuk SMK dan MAK
Kelas X Tingkat Semenjana. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
[image:36.612.111.563.197.653.2]b. Buku antologi puisi Chairil Anwar dan artikel dari internet
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian Memparafrasakan Puisi
Kesesuaian isi parafrasa dengan puisi
Skor 5 : isi parafrasa menggambarkan secara keseluruhan makna puisi
Skor 4 : isi parafrasa menggambarkan 75 % makna puisi secara keseluruhan
Skor 3 : isi parafrasa menggambarkan 50% makna puisi secara keseluruhan
Skor 2 : isi parafrasa menggambarkan 25% makna puisi secara keseluruhan
Skor 1 : isi parafrasa menggambarkan 15% makna puisi secara keseluruhan Aspek yang Dinilai Skala Penilaian Bobot Skor
1 2 3 4 5
2. Kesesuaian isi parafrasa dengan puisi 4
c. Struktur kalimat 4
Pengembangan bahasa kiasan 4
Penggunaan tanda baca 2
Alur/jalan cerita 2
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Struktur kalimat
Skor 5 : keseluruhan unsur kalimat sesuai dengan EYD
Skor 4 : terdapat 1-2 unsur kalimat yang tidak sesuai dengan EYD
Skor 3: terdapat 3-4 unsur kalimat yang tidak sesuai dengan EYD
Skor 2 : terdapat 5-6 unsur kalimat yang tidak sesuai dengan EYD
Skor 1 : terdapat lebih dari 6 unsur kalimat yang tidak sesuai dengan EYD
Pengembangan bahasa kiasan
Skor 5 : hampir keseluruhan bahasa kiasan dipaparkan secara denotasi
Skor 4 : terdapat 1-2 bahasa kiasan yang tidak dipaparkan secara denotasi
Skor 3 : terdapat 3-4 bahasa kiasan yang tidak dipaparkan secara denotasi
Skor 2 : terdapat 5-6 bahasa kiasan yang tidak dipaparkan secara denotasi
Skor 1 : terdapat lebih dari 6 bahasa kiasan yang tidak dipaparkan secara
denotasi
Penggunaan tanda baca
Skor 5 : terdapat 1-2 kesalahan penggunaan tanda baca
Skor 4 : terdapat 3-4 kesalahan penggunaan tanda baca
Skor 3 : terdapar 5-6 kesalahan penggunaan tanda baca
Skor 2 : terdapat 7-8 kesalahan penggunaan tanda baca
Skor 1 : terdapat lebih dari 8 kesalahan penggunaan tanda baca
Alur/jalan cerita
Skor 5 : jalan cerita sangat jelas dan terarah ditandai dengan adanya urutan
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skor 4 : jalan cerita cukup jelas dan terarah ditandai dengan adanya urutan
aspek praklimaks-klimaks-antiklimaks
Skor 3 : jalan cerita hanya memiliki dua aspek dari tiga aspek yang ada
(praklimaks-klimaks-antiklimaks)
Skor 2 : jalan cerita hanya memiliki satu aspek dari tiga aspek yang ada
(praklimaks-klimaks-antiklimaks)
Skor 1 : jalan cerita tidak memiliki ketiga aspek
praklimaks-klimaks-antiklimaks
7) Lembar Observasi
Observasi ini dilakukan oleh pengamat atau observer. Berikut ini adalah
format penilaian observasi.
Tabel 3.8
Lembar Observasi Kegiatan Guru
Sekolah :
Hari/ Tanggal :
Mata Pelajaran :
Kelas/ Semester :
No. Aspek yang dinilai Nilai
1. Kemampuan membuka pelajaran a. Mengondisikan siswa untuk belajar b. Melakukan kegiatan apersepsi c. Memotivasi belajar siswa
d. Memberi acuan materi yang akan diajarkan 2. Sikap guru dalam proses pembelajaran
a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Tidak melakukan gerakan dan/ atau ungkapan
[image:38.612.120.529.122.706.2]Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Antusiasme mimik dan penampilan d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas 3. Penguasaan materi pembelajaran
a. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan
aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif) c. Kejelasan dalam memberikan contoh/ ilustrasi
sesuai dengan tuntuan aspek kompetensi 4. Implementasi langkah-langkah pembelajaran
a. Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP
b. Proses belajar mencerminkan komunikasi guru-siswa
c. Antusias dalam menganggapi dan menggunakan respons dari siswa
d. Cermat dalam memanfaatkan waktu 5. Penggunaan media pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip pengggunaan jenis media
b. Tepat saat penggunaan
c. Terampil dalam mengoperasikan
d. Membantu kelancaran proses pembelajaran 6. Evaluasi
a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
7. Kemampuan menutup pembelajaran
a. Meninjau kembali/ menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan
b. Memberi kesempatan siswa bertanya c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler d. Menginformasikan materi ajar berikutnya
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan nilai aspek:
4 (sangat baik) 2 (cukup)
3 (baik) 1 (kurang)
[image:40.612.121.526.215.619.2]Berikut ini adalah kategori nilai hasil penjumlahan dari setiap aspek.
Tabel 3.9
Kriteria Nilai Observasi
Nilai Kategori
3,50 – 4,00 A
3,00 – 3,49 B
2,50 – 2,99 C
2,00 – 2,49 D
102 A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh
gambaran mengenai pembelajaran memparafraskan puisi dengan menggunakan
teknik bercerita berpasangan. Penulis juga mendapatkan khazanah pengetahuan
baru mengenai pengembangan model praktik mengajar dengan adanya penerapan
teknik bercerita berpasangan ini. Setelah penulis melakukan penelitian dan
menghasilkan analisis dari pembahsan penelitian pembelajaran memparafrasakan
puisi menggunakan teknik bercerita berpasangan yang telah dilakukan terhadap
siswa kelas X Teknik Transmisi B SMK Negeri 1 Cimahi, diperoleh simpulan
sebagai berikut.
1. Kemampuan siswa dalam pembelajaran memparafrasakan puisi sebelum
mengikuti pembelajaran yang menggunakan teknik bercerita berpasangan
diperoleh rata-rata sebesar 63,8 termasuk ke dalam kategori cukup. Dilihat
dari kemampuan memparafrasakan puisi siswa masih banyak yang masih
kesulitan memahami kata-kata bermakna konotasi (kiasan), kemampuan siswa
dalam mengembangkan kata-kata kias menjadi kata-kata baru yang bermakna
denotasi masih rendah, dan kesesuaian isi parafrasa dengan puisi juga belum
digambarkan secara jelas.
2. Kemampuan siswa sesudah mengikuti pembelajaran yang menggunakan
teknik bercerita berpasangan lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti
pembelajaran yang menggunakan teknik bercerita berpasangan. Kemampuan
memparafrasakan puisi siswa setelah menggunakan teknik bercerita
berpasangan mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dari rata-rata yang
dilihat dari pengembangan bahasa kiasan, siswa sudah lebih pandai
memahami kata-kata bermakna konotasi yang sebelumnya dirasa cukup asing
dan suslit untuk dipahami, dan juga isi parafrasa secara keseluruhan sudah
sesuai dan digambarkan secara jelas dan terarah.
3. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam
memparafrasakan puisi sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang
menggunakan teknik bercerita berpasangan. Hal ini terbukti dari hasil uji
hipotesis diperoleh thitung = 5,37 dan ttabel = 2,03, maka thitung > ttabel. Hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, teknik bercerita
berpasangan ini efektif diterapkan dalam pembelajaran memparafrasakan
puisi. Dari hasil observasi kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian,
diperoleh rata-rata nilai 3,53. Nilai tersebut termasuk ke dalam kategori A.
Hal tersebut menunjukkan bahwa teknik bercerita berpasangan yang
diterapkan dalam pembelajaran memparafrasakan puisi berkualitas baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan di atas,
maka penulis ingin menyampaikan saran sebagai berikut.
1. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa teknik bercerita berpasangan efektif
diterapkan dalam pembelajaran memparafrasakan puisi. Dengan demikian,
teknik bercerita berpasangan dapat dijadikan salah satu altefnatif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi parafrasa puisi sehingga
membuat siswa lebih termotivasi dan berinteraksi aktif dengan teman
sebayanya di kelas untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas.
2. Hendaknya guru mampu meningkatkan daya kreativitasnya untuk
menstimulus siswa dalam pengembangan ide dan pemahaman terhadap puisi.
telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
(berbicara) dan menulis yang menghasilkan tulisan berupa parafrasa puisi.
3. Penulis mengharapkan ada penelitian selanjutnya terhadap penerapan teknik
bercerita berpasangan. Teknik bercerita berpasangan ini dapat pula digunakan
tehadap pembelajaran menulis lainnya yang bersifat naratif atau deskriptif.
Jadi, bagi para peneliti lain dapat memanfaatkan teknik ini untuk mengetahui
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, dkk. 2008. Guru Profesional (Menguasai Metode dan
Terampil Mengajar). Bandung: Alfabeta
Aminuddin. 2011. Pengantar Apresisasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Anwar, Chairil. 2006. Derai-derai Cemara Puisi dan Prosa. Jakarta: Majalah
Sastra Horison dengan PT. Cakrawala Budaya Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
A. Teeuw. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta:
Pustaka Jaya
Bustamin. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bercerita
Berpasangan. [Online]. Tersedia:
http://fkipunikamamuju.blogspot.com. [5 September 2013]
Hasanuddin WS. 2002. Membaca dan Menilai Sajak Pengantar Pengkajian
dan Interpretasi. Bandung: Penerbit Angkasa
Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka pelajar
Komaidi, Didik. 2011. Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap.
Yogyakarta: Sabda Media
Kurniawan, Heru dan Sutardi. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Lingustik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Lie, Anita. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas. Jakarta: PT Grasindo
Mia Yulianti, 2013
Efektivitas Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan Dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[Online]. Tersedia: http://caroline-lisa.co.cc [4 Desember 2012]
Pradopo, Rahmat Djoko. 2009. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Samba, Risal. 2008. Makna Kota Puisi Afrizal Malna dalam Kumpulan Puisi
Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing. Skripsi pada FPBS UPI: Tidak
diterbitkan
Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa
Septiani, Nani. 2010. Penerapan Teknik Bercerita Berpasangan dalam
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi (Penelitian Eksperimen
Semu terhadap Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandung Tahun
Pelajaran 2009/2010). Skripsi pada FPBS UPI: Tidak diterbitkan
Subana, dkk. 2000. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tarigan, Henry Guntur. 1944. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga
Zauariszha, Eryant Aghita. 2010. Keefektifan Metode Kolaborasi
Reading-Writting Conection dalam Pembelajaran Memparafrasakan Puisi
(Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas X AP 1 di SMK
Sangkuriang 1 Cimahi Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi pada FPBS