• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIABEL – VERIABEL KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PDAM “DELTA TIRTA” SIDOARJO”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH VARIABEL – VERIABEL KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PDAM “DELTA TIRTA” SIDOARJO”."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh : HIMMATUL ALIYAH

0642010076

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal :………..

Menyetujui,

Pembimbing Tim Penguji :

1. Ketua

Susi Hariyawati, S.Sos, MSi Dra. Sonja Andarini, MSi

NIP. 196402151991032001 NIP. 196503261993092001

2. Sekretaris

Drs. Nurhadi, MSi

NIP. 196902011994031001

3. Anggota

Susi Hariyawati, S.Sos, MSi

NIP. 196402151991032001

Mengetahui, DEKAN

(2)

DAFTAR GAMBAR... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 6

2.1.1 Konsep Perusahaan Daerah... 6

2.1.2 Pengertian Pelayanan ... 7

2.1.2.1 Bentuk – bentuk Pelayanan... 9

2.1.2.2 Prinsip – prinsip Pelayanan... 11

2.1.2.3 Sasaran pelayanan ... 11

2.1.2.4 Faktor Pendukung Pelayanan... 13

2.1.3 Pemasaran Jasa... 14

2.1.3.1 Konsep Manajemen Pemasaran ... 14

2.1.3.2 Pengertian Jasa ... 15

2.1.3.3 Karakteristik Jasa ... 17

2.1.3.4 Klasifikasi Jasa... 20

(3)

2.1.4.3 Dimensi Kualitas Pelayanan ... 29

2.1.5 Konsep Manajemen Pelayanan prima... 32

2.1.6 Pelayanan Yang berfokus Pada Kepuasan Pelanggan ... 34

2.1.6.1 Strategi Kepuasan Pelanggan... 36

2.1.6.2 Mengukur Kepuasan Konsumen ... 37

2.1.7 Kerangka Berfikir ... 40

2.1.8 Hipotesis... 42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 43

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Penentuan Sampel ... 47

3.2.1 Populasi ... 47

3.2.2 Sampel... 48

3.2.3 Teknik Penentuan Sampel... 48

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 49

3.3.1 Jenis Data ... 49

3.3.2 Sumber Data... 49

3.3.3 Pengumpulan Data ... 49

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 50

3.4.1 Uji Validitas ... 50

(4)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan ... 59

4.1.1 Visi Perusahaan... 59

4.1.2 Misi Perusahaan ... 60

4.1.3 Prestasi Perusahaan ... 60

4.2 Diskripsi Hasil Penelitian... 62

4.2.1 Diskripsi Variabel Reabilitas ... 62

4.2.2 Diskripsi Variabel Keandalan ... 63

4.2.3 Diskripsi Variabel Ketanggapan ... 65

4.2.4 Diskripsi Variabel Jaminan ... 67

4.2.5 Diskripsi Variabel Perhatian ... 69

4.2.6 Diskripsi Variabel Kepuasan Konsumen ... 71

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 74

4.3.1 Uji Validitas ... 74

4.3.2 Uji Reabilitas... 75

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 76

4.4.1 Multikolinieritas... 76

4.4.2 Heterokedastisitas ... 77

4.4.3 Autokorelasi ... 77

(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 93

5.2 Saran... 95

(6)

Gambar 2 Distribusi Penerimaan Hipotesis Uji F... 55

Gambar 3 Distribusi Permintaan Hipotesis Uji t ... 56

Gambar 4 Struktur Organisasi... 59

Gambar 5 Kurva StatistikDurbin Waston ... 76

Gambar 6 Distribusi Kriteria Penerimaan Hipotesis Secara Simultan... 81

Gambar 7 Kurva Distribusi Secara Parsial Variabel Reabilitas(X1) ... 83

Gambar 8 Kurva Distribusi Secara Parsial Variabel Keandalan(X2) ... 84

Gambar 9 Kurva Distribusi Secara Parsial Variabel Ketanggapan(X3) ... 85

Gambar 10 Kurva Distribusi Secara Parsial Variabel Jaminan(X4) ... 87

(7)

Variabel Tangibel (X1) ... 61

Tabel 4.2 Hasil Jawaban Responden Dengan Variabel Keandalan (X2) ... 62

Tabel 4.3 Hasil Jawaban Responden Dengan Variabel Ketanggapan (X3) ... 63

Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Dengan Variabel Jaminan (X4) ... 65

Tabel 4.5 Hasil Jawaban Responden Dengan Variabel Perhatian (X5) ... 67

Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Dengan Variabel Kepuasan Konsumen (Y) ... 69

Tabel 4.7 Uji Validitas ... 72

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas ... 73

Tabel 4.9 Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 74

Tabel 4.10 Tes Heterokedastisitas Dengan Korelasi Rank Spearman ... 75

Tabel 4.11 Analisis Varian ( ANOVA )... 77

(8)

ABSTRAKSI

Pemasaran merupakan salah satu media bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilakan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan memberikan pelayanan yang menyenangkan, fasilitas – fasilitas yang menunjang dan prosedur yang ditetapkan perusahaan.

Kualitas pelayanan memegang peranan yang sangat penting didalam menentukan kepuasan konsumen. Untuk menunjang kualitas layanan yang baik harus ditunjang dengan teknik dan prosedur yang benar sehingga fasilitas – fasilitas yang terdapat pada perusahan dapat berfungsi dengan baik. Kepuasan konsumen akan tercipta dengan baik apabila terjadi interaksi yang baik diantara keduanya.

Dalam penelitian ini mempunyai variabel bebas yaitu kualitas layanan berupa Bukti fisik (X1), Keandalan (X2), Ketanggapan (X3), Jaminan (X4), Perhatian (X5)

dengan variabel terikat yaitu Kepuasan Konsumen (Y). populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang mewakili semua cabang di Sidoarjo dengan jumlah sampel 59 responden. Teknik penarikan sampel secara Non-probability dengan menggunakan

purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer, dimana

penggumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang berupa Bukti fisik (X1), Keandalan (X2), Ketanggapan (X3), Jaminan (X4), Perhatian (X5) secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen (Y), dimana hasil uji F menunjukkan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel. Sedangkan berdasarkan uji t menunjukkan bahwa 3 variabel yaitu Bukti fisik (X1), Keandalan (X2), Jaminan (X4),

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Konsumen (Y) dan 2 variabel Ketanggapan(X3) dan Perhatian(X5) tidak berpengaruh signifikan. akan

tetapi variabel jaminan (X4) mempunyai pengaruh jauh lebih besar dibandingkan

dengan ke 4 variabel tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r parsial sebesar 0,575.

Katakunci:Buktifisik(X1),Keandalan(X2),Ketanggapan(X3),Jaminan(X4),

(9)

1.1Latar Belakang

Pada abad yang modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

semakin maju, maka sudah dapat dipastikan bahwa tingkat peradaban suatu

bangsa akan semakin meningkat. Hal ini mendorong perkembangan usaha yang

semakin pesat dan persaingan pasar yang semakin ketat, sehingga menuntut

adanya sistem pemasaran yang semakin baik pada setiap perusahaan yang

bergerak dalam bidang industry maupun jasa.

Pemasaran merupakan salah satu media bagi perusahaan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai maka

setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan

jasa yang diinginkan konsumen dengan memberikan pelayanan yang

menyenangkan, fasilitas yang menunjang dan prosedur yang ditetapkan

perusahaan.

Kualitas pelayanan memegang peranan yang sangat penting didalam

menentukan kepuasan konsumen. Untuk menunjang kualitas layanan yang baik

harus ditunjang dengan teknik dan prosedur yang benar sehingga fasilitas yang

terdapat pada perusahaan dapat berfungsi dengan baik. Itu semua dapat ditunjang

(10)

dengan kualitas pelayanan yang baik, kepuasan konsumen akan tercipta

dengan baik apabila terjadi interaksi yang baik diantara keduanya.

Dengan semakin meningkatnya tingkat hidup masyarakat, maka kebutuhan

masyarakat terhadap barang atau jasa semakin meningkat. Hal ini akan

membawah pengaruh terhadap perilaku mereka dalam memilih barang atau

jasa yang akan mereka pilih ataupun dalam menggunakan kebutuhan air bersih

yang mereka anggap paling sesuai dan benar – benar dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan mereka.

Keberadaan pelayanan air bersih banyak memberikan pilihan bagi

konsumen untuk mempertimbangkan lagi. Kebiasaan konsumen menggunakan

jasa air bersih bukanlah merupakan hal yang mengherankan karena semakin

sulitnya mendapatkan aliran air yang benar – benar bersih.

Dengan semakin banyaknya konsumen yang sulit mendapatkan air bersih,

maka Perusahaan Daerah Air Minum menawarkan kepada masyarakat atau

konsumen untuk menggunakan jasa aliran air bersih yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen itu sendiri, sehingga konsumen mendapat kepuasan

dalam menggunakan jasa tersebut.

Jasa layanan air bersih merupakan pemasaran dibidang jasa. Dengan

melihat jumlah penduduk yang membutuhkan jasa layanan air bersih semakin

meningkat. Hal ini mengakibatkan tumbuhnya perusahaan daerah untuk

mendirikan usaha pengaliran air bersih atau yang disebut PDAM (perusahaan

(11)

Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik sehingga dapat

meningkatkan kepuasan konsumen maka pihak perusaahaan harus

meningkatkan kualitas layanan jasa yang diberikan kepada konsumen, antara

lain melalui dimensi reliable yaitu memberikan layanan secara akurat sejak

pertama kali, keandalan yaitu kemempuan dalam pemberian layanan yang

dijanjikan dapat dilaksanakan dan diandalkan tepat pada waktunya serta

akurat,ketanggapan yaitu keinginan perusahaan membantu pelanggan

memberikan layanan yang cepat dan tepat, jaminan yaitu kemampuan

karyawan dalam pengetahuan, keterampilan, keramahan yang dimiliki

karyawan untuk memperoleh kepercayaan dan keyakinan dari pelanggan serta

perhatian yaitu sikap keperdulian dan perhatian dari perusahaan terhadap

pelanggan.

Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini konsumen

adalah hal penting yang mempengaruhi perusahan dalam kepuasan konsumen.

konsumen yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila

konsumen puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa

pilihannya, tetapi jika konsumen merasa tidak puas mereka akan

memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman

buruknya. Untuk menciptakan kepuasan konsumen suatu perusahaan harus

menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh konsumen yang

lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan konsumennya.

Perusahaan Daerah Air Minum didirikan untuk memberikan pelayanan air

(12)

Sidoarjo.Perusahaan Daerah Air Minum “Delta tirta” Sidoarjo yang

diresmikan pada tahun 1976, bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan

penyediaan air bersih dan professional fasilitas yang sangat lengkap, canggih

dan mutakhir, baik ada.

Dari kenyataan atau fenomena tersebut, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa peningkatan pelayanan perlu dan harus di tingkatkan

karena pada dasarnya peningkatan pelayanan merupakan tugas yang mulia

bagi kantor perusahaan air minum kota Sidoarjo sebagai penyedia air bersih

bagi warga Sidoarjo sesuai dengan standart pelayanan perusahaan daerah air

minum kota Sidoarjo

1.1Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah variabel bukti fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan dan

perhatian secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di

Perusahaan Daerah Air Minum “Delta tirta” Sidoarjo ?

2. Apakah variabel bukti fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan, dan

perhatian secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di

(13)

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel bukti fisik,

keandalan, ketanggapan, jaminan dan perhatian terhadap kepuasan

konsumen pada

Perusahaan daerah air minum “Delta tirta” Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel bukti fisik, keandalan,

ketanggapan, jaminan, perhatian terhadap kepuasan konsumen pada

Perusahaan Daerah Air Minum “Delta tirta” Sidoarjo.

1.3Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi / Lembaga

Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dalam meningkatkan

pelayanan (service) yang sesuai dengan harapan pelanggan / konsumen

Kantor Perusahaan Air Minum (PDAM) “Delta tirta “ Sidoarjo.

2. Bagi Universitas

Diharapkan dapat menambah referensi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

(14)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Perusahaan Daerah

Sesuai PERATURAN MENTRI KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 31/PMK.07/2005. Tentang Perusahaan Daerah

adalah badan usaha yang seluruh atau sebagai modalnya dimiliki oleh

Pemerintah Daerah.

Menurut UU No.5 Tahun 1962, Perusahaan Daerah adalah badan

usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah

Daerah. Perusahaan Daerah dipimpin oleh suatu Direksi yang jumlah

anggota dan susunannya ditetapkan dalam peraturan pendiriannya.

Perusahaan Daerah mempunyai sifat, tujuan dan lapangan usaha

a.

Perusahaan Daerah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat

member jasa, menyelenggarakan kemanfaatan umum dan

memupuk pendapatan.

b.

Tujuan Perusahaan Daerah adalah untuk turut serta melaksanakan

pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan ekonomi

nasional umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk

memenuhi kebutuhan raktyat dengan mengutamakan industrialisasi

dan ketentraman serta kesenagan kerja dalam perusahaan, menuju

masyarakat yang adil dan makmur.

(15)

c Perusahaan Daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan

urusan rumah tangganya menurut peraturan – peraturan yang

mengatur pokok –pokok Pemerintahan Daerah.

d Cabang – cabang produksi yang penting bagi Daerah dan yang

menguasai hajat hidup orang banyak di daerah yang bersangkutan

diusahakan oleh Perusahaan daerah yang modalnya untuk

seluruhnya merupakan kekayaan Daerah yang dipisahkan.

2.1.2 Pengertian Pelayanan

Pengertian pelayanan yang mempunyai peranan penting dalam

memberikan dasar – dasar pelayanan yang diberikan kepada pelanggan

atau masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

Dalam kamus Bahasa Indonesia (2002:656), pelayanan berasal dari

kata layan yang mengandung arti menolong, menyediakan segala sesuatu

yang diperlukan orang lain, sehingga dengan demikian pelayanan juga

dapat diartikan sebagai sarana atau alat yang bisa terlaksana dengan

memberikan atau membantu menyediakan keperluan yang dibutuhkan

oleh masyarakat.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diperlukan suatu

keahlian yang khusus oleh instansi atau perusahaan. Hal ini dilakukan agar

masyarakat tersebut merasa puas atas pelayanan yang diberikan dan

(16)

memenuhi kewajibannya. Pelayanan juga dapat menentukan citra dan

pendapatan suatu instansi tersebut dimata masyarakat.

Pengertian pelayanan menurut beberapa ahli memberikan

pengertian yang berbeda – beda, tetapi pada hakekatnya mempunyai

maksud dan tujuan yang sama. Menurut budiono (2003:59), Pelayanan

adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara – cara tertentu

yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar terciptanya

kepuasan dan keberhasilan.

Menurut barata (2003 : 27), pelayanan adalah kepedulian kepada

pelanggan dengan memberikan yang terbaik untuk memfasilitasi

kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar

mereka selalu loyal kepada orang/perusahaan.

Menurut Ellitan dalam Usmara (2003:29),pelayanan merupakan

komponen nilai yang pokok yang menggerakkan setiap perusahaan untuk

sukses. Sedangkan menurut Wesistiono (2003 : 43),mengartikan

Pelayanan Umum adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak

swasta atas nama pemerintah maupun pihak swasta kepada masyarakat,

dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau

kepentingan masyarakat.

Dari beberapa definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

pelayanan adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan seseorang

atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem,

(17)

atau kepentingan masyarakat atau orang lain atas dasar permintaan

masyarakat itu sendiri agar terciptanya kepuasan dan keberhasilan.

2.1.2.1 Bentuk – bentuk Pelayanan

Menurut Moenir (2002:190), layanan umum yang dilakukan

siapapun, bentuknya tidak terlepas dari 3 (tiga) macam, yaitu :

1. Layanan Dengan Lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas – tugas di bidang

hubungan masyarakat (Humas), bidang layanan operasi dan bidang –

bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan

kepada siapapun yang memerlukan, agar layanan lisan berhasil sesuai

yang diharapkan. Syarat – syarat yang harus diperlukan :

a. Memahami benar masalah – masalah yang termasuk dalam

bidangnya

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancer,

singkat dan cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang

ingin memperoleh kejelasan mengenai sesuat

c. Bertingakh laku sopan dan ramah – tamah

d. Meski keadaan sepi tidak ngobrol atau bercanda dengan teman,

karena menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas

e. Tidak melayani orang yang hanya sekedar ngobrol dengan cara

(18)

2. Layanan Melalui Tulisan

Melayani melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling

menonjol dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tetapi

juga dari segi peranannya. Layanan tulisan terdiri atas dua golongan,

pelayanan berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditunjukan

pada orang – oranmg yang berkepentingan, agar memudahkan mereka

dalam berurusan dengan instansi atau lembaga kedua, layanan berupa

reaksi tertulis atau permohonan, laporan, keluhan, pemberian atau

penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

3. Layanan Dengan Perbuatan

Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80 % dilakukan

oleh petugas – petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor

keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menentukan tahap

hasil perbuatan atau kerjaan.

Layanan bentuk perbuatan perlu disertai kesungguhan, keterampilan

dalam pelaksanaan pekerjaan dan disiplin agar hasilnya memenuhi

syarat dan memuaskan mereka yang berkepentingan.

Ketiga bentuk layanan ini memang tidak selamanya berdiri sendiri secara

(19)

2.1.2.2 Prinsip – prinsip Pelayanan

Menurut Berry dan Pasuraman (2001:272), mengemukakan 5 (Lima)

prinsip yang harus diperhatikan dalam pelayanan, agar kualitas pelayanan dapat

tercapai antara lain, meliputi :

1. Tangible (bukti langsung), seperti kemampuan fisik, peralatan, personil,

dan komunikasi material.

2. Realiable (handal), kemampuan membentuk pelayanan yang dijanjikan

dengan tepat dan tanpa memiliki kejanggalan.

3. Responsiveness (pertanggung jawaban), yakni rasa tanggung jawab

terhadap mutu pelayanan.

4. Assurance (jaminan), pengetahuan, perilaku dan kemampuan pegawai

5. Empathy (empati), perhatian perorangan pada pelanggan.

2.1.2.3 Sasaran pelayanan

Menurut Moenir (2002 : 41), mengemukakan bahwa sasaran pelayanan

adalah kepuasan dalam arti sejauh mana petugas di bidang pelayanan

melaksanakan tugasnya untuk dapat memberikan pelayanan yang sebaik –

baiknya dengan penuh ikhlas dan tanggung jawab. Maka perwujudan pelayanan

yang didambahkan adalah :

1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang

cepat dalam arti tanpa ada hambatan yang kadang – kadang dibuat – buat.

a.Waktu sudah menunjukkan jam berapa bekerja yang bersangkutan masih

(20)

b. Petugas bekerja sambil mengobrol dengan teman, sehingga berakibat

lamban dalam pelayanan.

c.Pejabat yang harus menandatangani surat sedang tidak ada di tempat.

2. Memperoleh pelayanan yang wajar, tanpa gerutu dan sindiran.

3. Mendapat perlakuan yang sama dalam pelayanan tanpa pilih kasih dan tertib

dalam arti antri secara tertib.

4. Mendapatkan pelayanan yang jujur dan terus terang.

Namun demikian pelaksanan tidak kalah rumitnya dan menyangkut waktu

yang lama karena mempunyai dampak yang luas. Banyak kemungkinan tidak

adanya layanan yang baik dan memadai antara lain :

1. Tidak adanya kesadaran terhadap tugas atau kewajiban yang menjadi

tanggung jawabnya, akibatnya mereka bekerja dan melayani seenaknya

(Santai).

2. Sistem, prosedur dan metode kerja yang tidak memadai sehingga

mekanisme kerja tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3. Pengorganisasian pelayanan yang belum serasi sehingga terjadi simpang siur

penanganan tugas atau tercecernya suatu tugas tidak ada yang menagani.

4. Pendapatan pegawai yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

hidup, akibatnya pegawai tidak tenang dalam bekerja, berusaha mencari

tambahan pendapatan dalam jam kerja dengan cara antara lain menjual jasa

(21)

5. Kemampuan pegawai yang tidak memadai untuk tugas yang dibebankan

kepadanya, akibatnya hasil pekerjaannya tidak memenuhi standart yang

telah ditetapkan.

6. Tidak tersedianya pelayanan yang memadai, akibatnya pekerjaan menjadi

lamban, waktu banyak hilang dan penyelesaian masalah terlambat.

2.1.2.4 Faktor Pendukung Pelayanan

Menurut Moenir (2002 : 88), mengemukakan bahwa pelayanan akan dapat

terlaksana dengan baik apabila didukung oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Faktor Kasadaran.

Kesadaran merupakan suatu keadaan pada jiwa seseorang, yaitu merupakan

titik temu atau ekuilibrium dari berbagai pertimbangan sehingga diperoleh

suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan keseimbangan dalam jiwa

yang bersangkutan.

2. Faktor Aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan

orang. Makin maju dan majemuk suatu masyarakat, makin besar peranan

aturan dan dapat dikatakan orang tidak hidup layak dan tanpa aturan.

3. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan pada dasarnya tidak berbeda dengan organisasi pada

umumnya, namun ada sedikit perbedaan dalam penerapannya, karena

sasaran pelayanan ditunjukkan secara khusus kepada manusia yang

(22)

4. Faktor Pendapatan

Pendapatan ialah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas segala

tenaga dan atau pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau badan/

organisasi baik dalam bentuk uang, maupun fasilitas dalam jangka waktu

tertentu.

5. Faktor Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan

tugas atau pekerjaan berarti dapat melakukan tugas, sehingga menghasilkan

barang dan jasa sesuai dengan yang diharapkan.

6. Faktor Sarana Pelayanan

Sarana pelayanan yang dimaksud di sini adalah segala jenis peralatan,

perlengkapan kerja dan fasilitas yang lain berfungsi sebagai alat utama atau

pembantu dalam pelaksanan pekerjaan, dan juga berfungsi social dalam

rangka kepentingan orang – orang yang sedang berhubungan dalam

organisasi kerja ini.

2.1.3 Pemasaran jasa

2.1.3.1 Konsep Manajeman Pemasaran Jasa

Pada saat produk yang berupa jasa telah menjadi bagian yang cukup

dominan pengaruhnya didalam perekonomian disamping produk. Hal ini

berkaitan dengan perkembangan pola konsumsi masyarakat didalam memenuhi

kebutuhan hidup, sehingga produk jasa dapat menggeser kedudukan produk bukan

(23)

Jasa atau service secara ekonomi merupakan barang ekonomi yang

sifatnya tidak dapat dinilai secara fisik, sehingga yang menjadi pengukuran dari

pemanfaatan jasa adalah kinerja dari jasa tersebut. Didalam pemasaran jasa sangat

sulit diidentifikasi tentang keberadaan produk nyatanya. Oleh karena itu dalam

mengidentifikasi jasa, pihak pemasaran akan menggunakan indikasi dari kepuasan

konsumen yang menggunakan jasa tersebut.

Karena jasa sangat erat kaitannya dengan kinerja yang tidak lain adalah

dari orang – orang yang terlibat didalam penawaran jasa dan juga fasilitas fisik

dari penunjang kinerja tersebut, maka manajemen pemasaran jasa merupakan

proses analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dari bauran

pemasaran dan ditambah dengan unsur orang – orang yang terlibat didalam

penawaran jasa serta fasilitas fisik sebagai penunjang proses jasa.

2.1.3.2 Pengertian jasa

Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Jasa

mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan personal (personal service) sampai

jasa sebagai suatu produk. Jasa juga sering diartikan sebagai atau segala tindakan

atau pelayanan atau produk yang tidak dapatdisentuh atau bersifat tak teraba

(intangible), tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi dan mudah lenyap.

Dalam tinjauan yang dalam, ternyata jasa sangat mempengaruhi kepuasan

pelanggan.

Menurut Buchari Alma (2000 : 202) jasa adalah suatu kegiatan ekonomi

(24)

memberikan nilai tambah (seperti : kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat

tidaak berwujud.

Adapun definisi jasa menurut Kotler (2004 : 464) adalah “A service is any

out or performance that one party can offer to another that is essentially in

tangible and does not result in the ownership of anything it’s production may or

not be tied to physical product”. Yang artinya “jasa adalah setiap kegiatan atau

tindakan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produksi jasa

mungkin berkaitan dengan produksi fisik atau tidak.

Menurut Valarie A. Zethalm and Mary Jo Bitner (2000 : 3) memberikan

batasan tentang service (jasa) sebagai berikut : pada dasarnya jasa merupakan

semua aktifitas yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau

konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama yang dengan waktu

yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah atau memecahan masalah atas

masalah yang dihadapi konsumen.

Menurut M. N. Nasution (2004 : 5), jasa merupakan aktivitas, manfaat

atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Sedangkan menurut Nirwana (2004 :

3), jasa atau service memiliki definisi sebagai suatu barang atau produk yang

sifatnya tidak dapat dipegang secara fisik. Tetapi keberadaan jasa tersebut lebih

merupakan bentuk manfaat yang dapat dirasakan oleh yang memanfaatkan jasa

tersebut.

Nirwana (2004 : 4) juga menyatakan bahwa terdapat beberapa definisi

(25)

diartikan sebagai suatu aktifitas atau kinerja yang bersifat tidak nyata yang

ditawarkan untuk memenuhi harapan pelanggan.

Dengan demikian jasa atau service secara ekonomi merupakan barang

ekonomi yang sifatnya tidak dapat dinilai secara fisik, sehingga yang menjadi

manfaat pengukuran dari pemanfaatan jasa adalah dari jasa tersebut.

2.1.3.3 Karakteristik Jasa

Secara umum jasa memiliki suatu karakteristik yang berbeda dari produk

bukan jasa. Karakteristik tersebut lebih dikarenakan oleh sifat dari produk jasa

yang tidak dapat dirasakan secara fisik. Dengan demikian karakteristik jasa

merupakan suatu bagian dari cirri – cirri jasa yang melekat pada produk. Adapun

karakteristik jasa menurut Nirwana (2004 : 8) dapat diidentifikasikan menjadi

beberapa bagian, yaitu :

1. Produk jasa lebih bersifat kinerja, sehingga bukan dalam bentuk fisik

nyata

2. Orang atau petugas merupakan bagian dari produk jasa

3. Pelanggan atau konsumen akan terlibat di dalam proses operasional dari

jasa

4. Kualitas jasa lebih sulit distandarisasi dari pada produk bukan jasa

5. Persediaan tidak di perlukan oleh produk jasa, hal ini sangat berbeda

dengan produk bukan jasa yang memerlikan persediaan

6. Karena persediaan sulit di bentuk, maka waktu menjadi faktor yang cukup

(26)

Berbagai riset dan literature pemasaran jasa mengungkapkan bahwa jasa

memiliki sejumlah karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan

berdampak pada cara memasarkannya. Menurut Fandy Tjiptono (2005 : 18)

karakteristik jasa meliputi:

1. Jasa memiliki karakter tidak berwujud (Intangibility)

Jasa tidak seperti produk barang layaknya yang dapat diraba, dilihat atau

diindera secara panca indera sebelim jasa tersebut dikonsumsi Intangibility

menimbulkan masalah bagi penyedia jasa sulit memegang dan

mendeferensikan penawarannya. Intangibility juga menyebabkan inovasi

jasa sukar (bahkan dalam banyak kasus, tidak mungkin) dipatenkan. Untuk

merespon masalah – masalah tersebut, penyedia jasa dapat menerapkan dua

strategi pokok, yaitu : dengan menstimulasi sumber pengaruh personal serta

merancang dan mengembangkan petunjuk fisik yang mencerminkan jasa

berkualitas tinggi. Termasuk didalamnya aspek penampilan staf, peralatan,

gedung atau kantor, dan simbol – simbul yang dipergunakan sebagai

identitas jasa.

2. Jasa tidak dapat dipisahkan (Inseparability)

Bahwa antara proses menghasilkan jasa dengan proses pengkonsumsian jasa

terjadi bersamaan. Dengan demikian jasa tidak mengenal istilah

penyimpanan jasa atau gudang. Tantangan bagi pengguna jasa adalah

mencari sumber berbagai cara untuk mengelola dan mengembangkan sunber

daya langka guna mencapai tingkat produktifitas yang lebih tinggi.

(27)

Bahwa jasa dapat dibentuk sesuai dengan variasi kualitas atau jenis

tergantung kepada yang sedang dikehendaki oleh pelanggan. Sehingga

konsumen jasa memiliki keragaman jasa yang dikonsumsi sesuai dengan

yang diharapakan. Menurut Bovee, Houston & Thill (2000), terdapat tiga

faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu : kerja sama atau

partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau motivasi

karyawan dalam melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan.

Kesemuanya ini menyebabkan organisasi jasa sulit mengembangkan citra

perusahaan yang konsisten sepanjang waktu.

4. Daya tahan (Perishability)

Perishability berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Artinya

jasa yang dihasilkan akan dimanfaatkan pada saat konsumsi jasa yang tidak

mengenal penyimpanan ini memerlikan suatu kondisi permintaan jasa yang

sedang terjadi.

5. Tanpa Kepemilikan (Lack of ownership)

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dan jasa. Pada

pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan

manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsinya. Dilain

pihak pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses

personal atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas(misalnya : kamar hotel,

bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan). Pembayaran biasanya

ditunjukan untuk pemakaian, akses atau penyawaan item – item tertentu

(28)

penyedia jasa bisa melakukan tiga pendekatan pokok, yaitu : menekankan

keunggulan atau keuntungan non ownership atau bukan hak milik (seperti

syarat kecil); menciptakan asosiasi keanggotaan untuk memperlihatkan

kepemilikan (seeperti klub eksekutif untuk para penumpang pesawat

regular); dan ,memberikan insentif bagi para pengguna rutin, misalnya :

Diskon dan prioritas dalam reservasi.

2.1.3.4 Klasifikasi jasa

Sebagai konsekuensi adanya berbagai macam variasi bauran antara

barang dan jasa, maka sulit untuk mengeneralisasi jasa bila tidak melakukan

pembedaan lebih lanjut. Banyak pakar yang melakukan klasifikasi

jasa,dimana masing – masing ahli menggunakan dasar pemdedaan yang

disesuaikan dengan sudut pandangnya masing – masing. Lebih lanjut jasa,

menurut Fandy Tjiptono (2005 : 29) dapat pula diklasifikasikan berdasarkan

sudut pandang konsumen menjadi dua kategori utama (Fitzsimmons &

Sullivan,1982) sebagai berikut:

1. For consumer (facilitating service), yaitu jasa yang dimanfaatkan

sebagai sarana atau media untuk mencapai tujuan tertentu. Kategori ini

meliputi transportasi (pesawat terbang, kapal, bis, kereta api);

komunikasi (TV, radio, telepon, dan internet); financial (asuransi,

pengadaian, pasar modal, dan bank); akomodasi (seperti hotel dan

(29)

2. To consumer (human service), yaitu jasa yang ditujukan kepada

konsumen. Kategori ini terbagi atas dua kelompok. Pertama, people

processing, baik yang bersifat voluntary (misalnya pusat

ketenagakerjaan dan fasilitas sinar X/Rontgen), maupun involuntary

(seperti klinik diagnosis dan pengadilan anak – anak nakal). Kedua,

people changing, meliputi yang bersifat voluntary (contohnya

perguruan tinggi dan tempat ibadah) dan involuntary (seperti rumah

sakit dan penjara)

Sementara itu, menurut Fandy Tjiptono (2005 : 30) yang dikutip dari

(Lovelock & Yip,19996), jasa masih dapat dikelompokkan kedalam

tiga category lainnya, yaitu :

1. People-Processing Services

Pelanggan menjadi bagian dari proses produksi yang berlangsung

secara simultan dengan proses konsumsi. Contohnya, jasa

transportasi penumpang dan jasa kesehatan. Dalam konteks ini,

pelanggan harus mendatangi lokasi pelanggan. Dalam kedua kasus

ini, penyedia jasa harus memiliki fasilitas geografis local (local

geographic presence)

2. Possession-Processing Services

Tipe ini berkenaan dengan melakukan sesuatu atas produk fisik

untuk meningkatkan nilainya bagi pelanggan. Contohnya, reparasi

kendaraan bermotor, mengantarkan kiriman paket, merawat dan

(30)

seperti ini bisa berada dilokasi tertentu (fixed location) maupun

bersifat mobil. Fasilitas geografis local sangat diperlukan apabila

penyedia jasa ingin menyediakan layanan disuatu lokasi secara

rutin. Dalam beberapa kasus (misalnya, telemedicine),

pemanfaatan teknologi elekronik bisa mengatasi masalah

ketersediaan fasilitas secara fisik.

3. Information-Based Services

Tipe ini terdiri atas pengumpulan, interprestasi, dan pengiriman

data untuk menciptakan nilai tambah, contohnya perbankan, jasa

konsultan, akuntansi, dan pendidikan. Keterlibatan pelanggan

dalam produksi jasa semacam ini bisa ditekan hingga minimum,

misalnya dengan menggunakan teknologi telekomonikasi.

2.1.3.5 Kategori Jasa

Menurut Buchari Alma (2000 : 223) jasa dapat dipisahkan dari orang yang

menghasilkan jasa tersebut. Pelayanan langsung ditangani sendiri oleh

produsennya, personalized service dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Personalized Service

Jasa ini bersifat personal yang tidak dapat dipisahkan dari orang

yang menghasilkan jasa tersebut. Pelayanan langsung ditangani

sendiri sendiri oleh produsennya, personalized service dibagi

menjadi tiga golongan yaitu :

(31)

Jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan

perlengkapannya.

b. Marketing Profesional Service

Merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasaran biasanya

menunggu konsumen yang pernah datang dan akan kembali

diluar waktu. Jadi yang penting dalam jenis pelayanan ini

adalah harus mempunyai banyak kenalan dan memasuki

berbagai organisasi dimasyarakat.

c. Marketing Bussines Service

Pada jenis jasa ini, sistem pemasarannya bersifat tidak

langsung dalam arti perusahaan jasa tersebut senang di

undang oleh konsumen – konsumen baru untuk memberikan

jasa – jasanya. Undangan ini diharapkan akan membuat suatu

hubungan baru dimana diadakan pembicaraan mengenai

usaha perdagangan.

2. Financial Service

Financial service terdiri dari :

a. Banking service (Bank)

b. Insurance service (Asuransi)

c. Investmen securities (lembaga Penanaman Modal)

3. Public untility and Transportation Service

Mempunyai monopoli secara alamiah, misalnya : perusahaan listrik,

(32)

local, perkantoran, dan perdagangan, industri, kota praja, Pemda.

Sedangkan dalam transportation service ialah meliputi angkutan

kereta api, kendaraan umum, pesawat udara dan sebagainya.

4. Entertainment

Merupakan bisnis jasa yang mempengaruhi masyarakat melalui

periklanan dimana perusahaan yang mempunyai usaha ini

pendapatannya sangat besar.

5. Hotel Service

Jasa yang ditawarkan perhotelan ini adalah fasilitas penyediaan atau

persewaan kamar, rekreasi dan hiburan. Dimana pelayanan dan jasa

yang diberikan merupakan daya tarik dan faktor – faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan para pengunjung.

mempengaruhi atau merangsang konsumen baru untuk melakukan

pembelian ulang kepada perusahaan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

pelayanan adalah mencapai tingkat kepuasan konsumen atau

masyarakat sesuai dengan norma atau aturan yang berlaku untuk

kebutuhan hajat hidup orang banyak.

Adapun fungsi pelayanan menurut H.A.S Moenir (2002 :

88) adalah sebagai berikut :

a. Meningnkatkan produktifitas barang atau jasa

b. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga

(33)

c. Kealitas produk yang baik

d. Ketetapan susunan dan stabilitas ukuran terjamin

e. Lebih mudah dalam gerak pelakunya

f. Menimbulkan rasa nyaman dan kepuasan bagi orang yang

berkepentingan dalam hal ini adalah pengguna layanan.

2.1.4 Pengertian kualitas

Menurut “American Society For Quality Control” seperti yang dikutip

oleh Lupiyohadi (2001:144), kualitas adalah ciri – ciri dan karakteristik –

karakteristik dari suatu produk jasa dalam hal kemampuannya dalam memenuhi

kebutuhan – kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten.

Selain itu Garvin dalam Tjiptono (2002:113) mengidentifikasikan bahwa

terdapat 8 (delapan) dimensi kualitas pelayanan sebagai berikut :

1. Kinerja karakteristik operasi pokok dari produk inti

2. Ciri – cirri/ keistimewaan tambahan suatu barang atau jasa

3. Keandalan suatu barang atau jasa

4. Kesesuaian dan spesifikasi

5. Daya tahan

6. Serviceability

7. Estetika

(34)

Sedangkan menurut Tjiptono (2002:510), kualitas adalah suatu kondisi

yang berhubungan dengan jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi

atau melebihi harapan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah suatu kondisi

atau ciri – ciri dan karakteristik – karakteristik yang berhubungan dengan produk

barang atau jasa, manusia, proses, dan lingkungan dalam hal kemampuannya

dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan atau melebihi harapan yang telah

ditentukan atau bersifat laten.

2.1.4.1 Kualitas Pelayanan

Menurut Collier dalam Gaperz(2001:69 ) dalam bukunya “Manajemen

Pemasaran “ , kualitas pelayanan adalah sebagai studi tentang bagaimana bagian

pemasaran dan operasional secara bersama, melalui teknologi dan orang – orang

yang mampu merencanakan, menciptakan, dan menyarahkan suatu paket yang

bermanfaat bagi pelanggan dan kaitannya dengan pelayanan prima.

Menurut Lovelock dalam Tjiptono (2002:271), kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan

tersebut untuk memenuhi harapan pelanggan.

Kualitas pelayanan adalah suatu tingakat atau derajat atau tingkat

kesempurnaan dari suatu barang dan jasa pelayanan yang diberikan kepada

seseorang dalam rangka memnuhi kebutuhan atau melebihi harapannya.

Kualitas pelayanan ukurannya bukan hanya ditentukan oleh pihak yang

(35)

merekalah yang menikmati layanan sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan

berdasarkan harapan – harapan mereka dalam memenuhi kepuasannya. Maka

dalam hal ini kualitas pelayanan internal dan kualitas pelayanan eksternal, yaitu :

1.Kualitas Pelayanan Internal

Kualitas pelayanan internal berkaitan dengan interaksi jajaran pegawai

oraganisasi atau perusahaan dengan berbagai fasilitas yang tersedia.

Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal, antara lain :

1. Pola manajemen umum organisasi atau perusahaan

2. Penyediaan fasilitas pendukung

3. Pengembangan sumber daya manusia

4. Iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja

5. Pola intensif

Faktor – faktor diatas dapat dikembangkan, loyalitas dan integritas pada

diri masing – masing pegawai akan mampu untuk mengembangkan pelayanan

yang terbaik di antara mereka. Apalagi jika semua kegiatan dapat dilakukan

secara terintegrasi dalam bentuk saling memfasilitasi, saling mendukung,

sehingga hasil pekerjaan mereka secara total mampu menunjang kelancara usaha

mereka.

2. Kualitas Pelayanan Eksternal

Kualitas pelayanan eksternal ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Yang berkaitan erat dengan penyediaan jasa

1. Pola layanan dan tata cara penyediaan atau pembentukan jasa

(36)

2. Pola layanan distribusi jasa

3. Pola layanan penjualan jasa

4. Pola layanan dalam penyampaian jasa

b. Yang berkaitan erat dengan penyediaan barang

1. Pola layanan dan pembuatan barang dan yang berkualitas atau

penyediaan barang yang berkualitas

2. Pola layanan pendistribusian barang

3. Pola layanan penjualan barang

4. Pola layanan purna jual

Pola layanan diatas dapat kita sebutkan sebagai kinerja pelayanan (service

performance)

2.1.4.2 Tujuan Kualitas Pelayanan

Tujuan kualitas menurut Kotler Philip (2001:226) dalam bukunya

“Manajemen Pemasaran” adalah untuk mencapai tingkat kepuasan yang

maksimal. Hal ini menentukan sekali dalam masa – masa selanjutnya, sebab dapat

menimbulkan suatu tingkat yang tinggi didalam diri konsumen, sehingga dengan

demikian dapat mendorong mereka untuk selalu berhubungan dan melakukan

pembelian terhadap barang atau jasa setiap kali mereka membutuhkan. Dengan

menciptakan kesan yang baik, maka dapat membuat konsumen yang pernah

melakukan pembelian akan merasa puas dengan pelayan yang diberikan oleh

instansi sehingga konsumen tersebut akan menceritakan sesuatu yang serba baik

(37)

Tujuan pelayanan menurut Moenir (2002:179), dapat memberikan

kepuasan kepada orang atau sekelompok orang yang dilayani, maka dalam hal ini

petugas harus dapat memenuhi 4 (empat) persyaratan pokok, yaitu :

a. Cara menyampaikan sesuatu berkaitan dengan apa yang seharusnya

diterima oleh orang yang bersangkutan

b. Keramah tamahan

c. Tingkah laku yang sopan dan

d. Waktu penyampaian yang tepat

2.1.4.3 Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Tjiptono (2005:132),

mengidentifikasi sepuluh dimensi pokok kualitas pelayanan, meliputi :

1. Reliabilitas, meliputi dua aspek utama yaitu konsistensi kerja dan sifat

dapat dipercaya. Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan jasanya

secara benar sejak awal, memenuhi janjinya secara akurat dan handal,

misalnya menyampaikan jasa sesuai dengan jadwal yang disepakati dan

menyimpan data secara tepat.

2. Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para

karyawan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa

secara. Kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap

mutu layanan yang diberikan. Beberapa contoh di antaranya : ketepatan

(38)

3. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang

dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan

pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan dan keterampilan

karyawan.

4. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui dan kemudahan

kontak. Hal itu berarti lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu

menunggu tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah

dihubungi, jam operasi nyaman.

5. Kesopanan (courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi, dan

keramahan para karyawan kontak (seperti resepsionis, operator telepon,

bell person, teller bank, dan lain – lain )

6. Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan

dalam bahasa yang mudah mereka pahami serta selalu mendengarkan

saran dan keluhan pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan

mengenai jasa atau layanan yang di tawarkan, biaya jasa, dan proses

penanganan masalah potensial yang mungkin timbul.

7. Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dipercaya. Kredibilitas mencakup nama

perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan, dan interaksi

dengan pelanggan.

8. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, risiko, atau keragu –

raguan. Termasuk di dalamnya adalah keamanan financial, privasi dan

(39)

9. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan

dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan

mengenal pelanggan regular.

10.Bukti fisik (tangible), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan,

personil, dan bahan – bahan komunikasi perusahaan.

Dalam perkembangan pemikirannya, Parasuraman, Zeithaml, dan Berry

dalam Tjiptono (2005 : 133), menyerderhanakan sepuluh dimensi kualitas

pelayanan tersebut ke dalam lima dimensi pokok, meliputi :

1. Reabilitas (reability), berkaitan dengan kemampuan perusahanan untuk

memberikan layanan yang secara akurat sejak pertama kali tanpa

2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu

para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan,

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki staf

5. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan

hubungan,perhatian pribadi.

Pelayanan yang berkualitas atau pelayanan prima yang berorientasi

pada pelanggan sangat tergantung pada kepuasan pelanggan. Bagi suatu

instansi menetapkan kualitas pelayanan yang tinggi akan menjadi senjata

awal yang dapat menciptakan kesan bagi pelanggan, kualitas pelayanan

(40)

menimbulkan kepuasan yang besar pula sehingga para konsumen tidak

akan beralih kepada pesaing, demikian pula sebaliknya apabila kualitas

pelayanan yang diberikan oleh instansi tersebut kurang memenuhi harapan

pelanggan maka para pelanggan akan beralih kepada pesaing.

2.1.5 Konsep Manajemen Pelayanan Prima

Konsep strategi pelayanan bisa disajikan dalam bentuk sebuah modal

dalam rangka program peningkatan mutu pelayanan (service). Selain itu juga

dalam hal untuk memberikan pelayanan dengan melalui berbagai dan cara untuk

dapat menarik simpati kepada konsumennya, maka hal tersebut akn melalui

proses yang panjang dalam mencapai nilai barang atau jasa yang dihasilkan oleh

perusahaan. Untuk mampu dijaga secara keseluruhan dengan melalui kualitas

barang atau jasa serta meningkatkan sumber daya yang professional dalam

mengelolah hasil yang akan dinikmati dan di distribusikan kepada masyarakat

pengguna jasa.

Sedangakan yang dimaksud pelayanan prima menurut Barata (2004:25)

adalah uapaya dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan optimal kepada

pelanggan atau konsumen dengan cara memberikan dan memfasilitasi kemudahan

dan pemenuhan kebutuhan, serta mewujudkan kepuasannya agar mereka selalu

loyal kepada organisasi atau perusahaan. Keberhasilan pelayanan prima

tergantung kepada penyelarasan dalam kemampuan, sikap, pemanpilan, perhatian,

(41)

Pelayanan prima (Service Excellence) dapat disimpulkan bahwa yang

paling penting dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan atau

konsumen harus berorientasi pada kepentingan para pelanggan sehingga

memungkinkan kita dapat mampu memberikan kepuasan yang optimal. Pelayanan

secara optimal dengan menggabungkan kemampuan, sikap, penampilan,

perhatian, tindakan, dan tanggung jawab dalam proses pemberian pelayanan

(service).

Dalam pengembangan budaya pelayanan prima menurut Barata (2004:30)

ada 6(enam) faktor dalam pelayanan prima, sebagai berikut:

1. Kemampuan (Ability)

Kemampuan (Ability) adalah pengetahuan dan keterampilan tertentu yang

mutlak diperlukan untuk menunjang program layanan prima, yang meliputi

kempuan dalam bidang kerja yang ditekuni, melaksanakan komunikasi

yang efektif, mengembangkan motivasi, dan menggunakan public relation

sebagai instrument dalam membina hubungan ke dalam dank e luar

organisasi atau perusahaan.

2. Sikap (Attitude)

Sikap (Attitude) adalah perilaku yang harus di tonjolkan ketika menghadapi

pelanggan.

3. Pemanpilan (Appearance)

Penampilan (Appearance) penampilan seseorang, baik yang bersifat fisik

saja maupun yang non fisik, yang mampu merefleksikan kepercayaan diri

(42)

4. Perhatian (Attention)

Perhatian (Attention) adalah kepedulian penuh terhadap pelanggan, baik

yang berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan keinginan pelanggan

Maupin pemahaman atas saran dan kritiknya.

5. Tindakan (Action)

Tindakan (Action) adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan

dalam memberikan layanan kepada pelanggan.

6. Tanggung jawab (Accountablity)

Tanggung jawab (Accountablity) adalah suatu sikap keberpihakan kepada

pelanggan sebagai wujud kepedulian untuk menghindari dan

meminilmalkan kerugian atau ketidakpuasan pelanggan.

2.1.6 Pelayanan Yang Berfokus Pada Kepuasan Konsumen

Bagi organisasi/instansi menetapkan kualitas pelayanan yang tinggi akan

menjadi senjata awal yang dapat mencipitakan kesan bagi pelanggan. Kualitas

pelayanan yang diberikan oleh instansi apabila melebihi harapan pelanggan akan

menimbulkan kepuasan yang besar pula sehingga para konsumen tidak akan

beralih kepada para pesaing. Demikian pula sebaliknya apabila kualitas pelayanan

yang diberikan oleh organisasi/instansi kurang memenuhi harapan pelanggan

maka para pelanggan akan beralih kepada para pesaing.

Kotler Amstrong (2001:583) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran :

Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian” mengemukakan bahwa

(43)

berpengaruh menciptakan keuntungan bagi badan usaha yang diberikan kepada

pelanggan, semakin tinggi pula kepuasan yang dipeoleh oleh pelanggan.

Kualitas layanan adalah permulaan dari kepuasan pelanggan. Pelanggan

akan merasa puas, apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai

yang diharapkan. Menurut Tjiptono (2000:25) menyatakan bahwa dalam

mengevaluasi kepuasan terhadap suatu perusahaan tertentu. Faktor – faktor

penentu yang digunakan konsumen adalah pelayanan dan kualitas barang dan jasa

yang dibeli.

Dari definisi diatas peneliti mempunyai kesimpulan bahwa apabila kualitas

pelayanan yang diberikan semakin tinggi, maka semakin tinggi pula kepuasan

yang diperlukan oleh pelanggan sehingga kualitas pelayanan mempunyai

pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan/masyarakat.

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana dan

manajemen (Tjiptono dan Chandra,2005 : 192). Pelanggan umumnya

mengharapkan produk berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima

dan dinikmatinya dengan pelayanan yang baik atau memuaskan (Assauri,2003 :

28) kepuasan pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat

memposisikan produk perusahaan di mata pelanggannya.

Menurut Zulian Yamit (2005:75) secara tradisional pelanggan diartikan

orang yang membeli dan menggunakan produk. Dalam perusahaan yang bergerak

dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan. Dalam

dunia perbankan pelanggan diartikan nasabah. Pandangan tradisional ini

(44)

perusahaan sebelum proses produksi selesai, karena mereka adalah pengguna

produk.

2.1.6.1 Stategi Kepuasan Konsumen

Upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan

berbagai strategi kepuasan konsumen yang merupakan sifat panjang yang

membutuhkan komitmen perusahaan.

Menurut Tjiptono (2000 : 25), ada beberapa strategi yang dapat digunakan

untuk meningkatkan kepuasan konsumen, antara lain :

a. Relationship Marketing (hubungan pemasaran)

Dalam strategi ini, hubungan transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan

berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai dan diharapkan dapat

terjadi bisnis ulangan.

b. Strategy Superior Customer Service (strategi pelayanan pelanggan)

Perusahaan menawarkan pelayanan yang lebih unggul dari pada pesaing.

Dengan demikian berarti perusahaan akan membutuhkan harga yang lebih

tinggi kepada konsumen, tetapi ada pula konsumen yang rela asal

mendapatkan pelayanan yang memuaskan.

c. Strategy Unconditional Guarantees (strategi tanpa syarat dalam

penjaminan/pinjaman)

Beretikakan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang

(45)

jasa dan kinerja perusahaan serta meningkatkan motivasi karyawan untuk

berkerja lebih baik.

d. Strategi Penanganan Keluhan yang Efektif

Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah

seseorang konsumen yang tidak puas.

2.1.6.2 Mengukur Kepuasan Konsumen

Bagaimana mengukur kepuasan pelanggan ? Diatas tadi disimpulkan

bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil yang dirasakan atas penggunaan jasa,

sama atau melebih harapan yang diinginkan. Bagaimana mengetahui hasil yang

dirasakan pelanggan melebihi atau kurang dari harapan yang di inginkan ? (Kotler

dalam Zulian Yamit, 2005 : 80) mengemukakan beberapa metode yang dapat

digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, metode tersebut antara lain :

1. Sistem pengaduan

Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memberikan

saran, keluhan dan bentuk ketidakpuasan lainnya dengan cara menyediakan

kontak saran. Setiap saran dan keluhan itu pada umumnya dilandasi oleh

pengalaman mereka dan hal ini sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap

(46)

2. Survey pelanggan

Survey pelanggan merupakan cara yang umum digunakan dalam mengukur

kepuasan pelanggan misalnya, melalui surat pos, telepon, atau wawancara

secara langsung.

3. Panel pelanggan

Purusahaan mengundung pelanggan yang setia pengguna air bersih dan

mengundang pelanggan yang telah berhenti memakai air bersih di PDAM.

Dari pelanggan yang setia akan diperoleh informasi tingkat kepuasan yang

mereka rasakan dan dari pelanggan yang telah berhenti menggunakan jasa

PDAM, perusahaan akan memperoleh informasi mengapa hal itu dapat

terjadi. Apabila pelanggan yang telah berhenti berlangganan ini meningkat

hal ini menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggan.

Implikasi dari pengukuran kepuasan pelanggan tersebut adalah

pelanggan dilihat dalam pengembangan produk atau jasa dengan pelanggan

dalam konsep tradisional, dimana mereka tidak dalam pengembangan

produk, karena mereka berada diluar sistem.

Tujuan untuk melibatkan pelanggan dalam pengembangan produk

dan jasa adalah agar perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan,

bahkan jika mungkin melebihi harapan pelanggan. Persepsi yang akurat

mengenai harapan pelanggan merupakan hal yang perlu, namun tidak cukup

untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Perusahaan harus

mewujudkan harapan pelanggan ke dalam desain dan standart kepuasan

(47)

dasar harapan konsumen dan prioritasnya.pelanggan adalah tingkat

seseorang membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan

dengan harapannya.

Munurut F. Tjiptono (2001), kepuasan pelanggan tidak lepas dari

kreativitas yang memungkinkan organisasi jasa menangani dan memecahkan

masalah – masalah yang sedang maupun yang akan di hadapi dalam praktek

bisnis yang dilakukan sehari – hari .

3.4.5 Kerangka Berfikir

Pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju,

maka sudah dapat dipastikan bahwa tingkat peradaban suatu bangsa akan

semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan perkembangan dunia usaha

yang semakin pesat dan persaingan pasar yang semakin ketat, menuntut

setiap perusahaan jasa memiliki kemapuan dalam memahami konsumen

pada dasar sasarannya agar perusahaan jasa dapat ikut bersaing dan tidak

kalah dalam persaingan.

Didalam mengkonsumsi produk jasa konsumen akan dihadapkan

pada suatu proses pemilihan, proses pengkonsumsian dan proses setelah

mengkonsumsi yaitu kepuasan konsumen.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Salah

satunya faktor penting yang dapat menentukan puas atau tidaknya

konsumen produk jasa adalah kualitas pelayanan jasa. Kualitas pelayanan

jasa yang baik akan dapat meningkatkan kepuasan konsumen selaku

(48)

yaitu dimensi Bukti fisik(tangibles), Keandalan(reliability),

Ketanggapan(responsiveness), Jaminan(assurance), Perhatian(emphaty).

Bukti fisik (tangibles) penampilan sarana dan prasarana fisik

perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari

pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik

(gedung, ruangan tunggu dan lain sebagainya), perlengkapan dan peralatan

yang dipergunakan, serta penampilan dari pegawainya sehingga hal itu

menciptakan perasaan yang puas bagi konsumen.

Keandalan (reliability) dari perusahaan dalam menyikapi

permasalahan ataupun keluhan yang dialami para konsumen akan

memiliki dampak positif terhadap kepuasan konsumen artinya semakin

besar keandalan dari perusahaan untuk cepat dan tepat menanganinya itu

akan tercipta perasaan puas dalam menggunakan layanan jasa tersebut.

Ketanggapan (responsiveness) perusahaan terhadap permasalahan

ataupun keluhan – keluhan yang dihadapi konsumen dengan memberikan

informasi yang jelas dan tidak membiarkan konsumen menggu tanpa

adanya suatu alas an yang jelas. Sehingga hal itu akan memiliki dampak

yang cukup berkaitan dengan kepuasan konsumen.

Jaminan (assurance) atau kepastian yang diberikan oleh suatu

perusahaan meliputi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan dan reputasi

itu harus benar – benar dan dapat memberikan kenyaman bagi konsumen

dari perusahaan sebagai loyalitas dari perusahaan supaya konsumen

(49)

Perhatian (empathy) yang diberikan oleh perusahaan kepada para

konsumen meliputi hubungan yang terjalin baik melalui konsumen serta

tingkah laku yang menunjang untuk memberikan kepuasan konsumen

yang maksimal.

Gambar 1.1

Kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen

Keandalan (X2)

Bukti fisik (X1)

Ketanggapan (X3)

Perhatian (X5)

Jaminan (X4)

Kepuasan Konsumen (Y)

3.4.6 Hipotesis

Bertitik tolak dari uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut :

1. Diduga variabel – variabel kualitas pelayanan yang meliputi : Bukti

fisik, Keandalan, Ketanggapan, Jaminan, dan Perhatian mempunyai

pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kepuasan konsumen.

2. Diduga variabel – variabel kualitas pelayanan yang meliputi : Bukti

fisik, Keandalan, Ketanggapan, Jaminan, dan Perhatian mempunyai

(50)

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini definisi operasional dan pengukuran variable –

variable yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kualitas Layanan (X)

Kualitas layanan adalah sikap, perilaku, dan perbuatan seluruh karyawan

perusahaan umtuk memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan –

kebutuhan pelanggan. Kualitas layanan merupakan variabel bebas yang

terdiri dari sub variabel – sub variabel yaitu :

a.Bukti fisik (X1) adalah kemampuan PDAM “Delta tirta” Sidoarjo untuk

memberikan layanan secara akurat sejak pertama kali. Indikator variable

ini meliputi : kebersihan ruang kantor , ruang tunggu yang dilengkapi

AC dan bacaan ,penampilan karyawan rapi. Pengukuran variable

menggunakan skala interval. Pengukuran dilakukan dengan cara

memberikan skor atas jawaban yang dipilih responden atas pertanyaan

yang diajukan.

Adapun jawaban atas tanggapan responden dinyatakan dengan

memberikan skor nilai 1 sampai dengan 5. Dimana nilai 1 menunjukan 5 Sangat setuju 4

Setuju 1

Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Cukup

(51)

menunjukkan sangat tidak setuju, nilai 2 menunjukkan tidak setuju, nilai 3 menunjukkan cukup, nilai 4 menunjukkan setuju, dan nilai 5 menunjukkan sangat setuju

b. Keandalan (X2) adalah kemampuan dari PDAM “Delta tirta” Sidoarjo untuk memberikan layanan yang dijanjikan dapat dilaksanakan dan diandalkan tepat pada waktunya serta akurat. Indikator variable ini meliputi ketepatan janji perusahaan dalam pelayanan informasi 1 x 24 jam, ketelitian penanganan dalam pelayanan, kecepatan karyawan dalam memberikan pelayanan. Pengukuran variable menggunakan skala interval. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan skor atas jawaban yang dipilih responden atas pertanyaan yang diajukan.

3 Cukup

5 Sangat setuju 4

Setuju 1

Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

Adapun jawaban atas tanggapan responden dinyatakan dengan memberikan skor nilai 1 sampai dengan 5. Dimana nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju, nilai 2 menunjukkan tidak setuju, nilai 3 menunjukakan cukup, nilai 4 menunjukkan setuju,dan nilai 5 menunjukkan sangat setuju.

(52)

cepat, ketanggapan karyawan memberikan pelayanan terhadap konsumen. .pengukuran variable menggunakan skala interval. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan skor atas jawaban yang dipilih responden atas pertanyaan yang diajukan.

5

Adapun jawaban atas tanggapan responden dinyatakan dengan memberikan skor nilai 1 sampai dengan 5. Dimana nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju, nilai 2 menunjukkan tidak setuju, nilai 3 menunjukan cukup, nilai 4 menunjukkan setuju, dan nilai 5 menunjukkan sangat setuju.

(53)

Adapun jawaban atas tanggapan responden dinyatakan dengan memberikan skor nilai 1 sampai dengan 5. Dimana nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju, nilai 2 menunjukkan tidak setuju, nilai 3 menunjukkan cukup, nilai 4 menunjukan setuju, dan nilai 5 menunjujkkan sangat setuju.

e. Perhatian (X5) adalah sikap kepedulian dan perhatian secara individual dari PDAM “Delta tirta” Sidoarjo terhadap pelanggan. Indicator variable ini meliputi : komunikasi yang terjalin antara karyawan PDAM “Delta tirta” dengan konsumen, pemahaman karyawan PDAM “Delta tirta” terhadap kebutuhan konsumen, karyawan mengenal baik terhadap pelanggannya. Pengukuran variable menggunakan skala interval. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan skor atas jawaban yang dipilih responden atas pertanyaan yang diajukan.

Adapun jawaban atas tanggapan responden dinyatakan dengan memberikan skor nilai 1 sampai dengan 5. Dimana nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju, nilai 2 menunjukkan tidak setuju, nilai 3 menunjukkan cukup, nilai 4 menunjukkan setuju, dan nilai 5 menunjukkan sangat setuju.

5 Sangat setuju 4

Setuju 1

Sangat tidak setuju

2 Tidak setuju

3 Cukup

2. Kepuasan pelanggan (Y)

(54)

meliputi : lokasi perusahaan strategis, ,mereferensi teman untuk menggunakan jasa PDAM“Delta tirta”, kepuasan konsumen terhadap penanganan keluhan konsumen. Pengukuran variable menggunakan skala interval. Pengukuran dilakukan dengan cara memberikan skor atas jawaban yang dipilih responden atas pertanyaan yang diajukan.

Adapun jawaban atas tanggapan responden dinyatakan dengan memberikan skor nilai 1 sampai dengan 5. Dimana nilai 1 menunjukkan sangat tidak setuju, nilai 2 menunjukkan tidak setuju, nilai 3 menunjukkan cukup, nilai 4 menunjukkan setuju, dan nilai 5 menunjukkan sangat setuju.

1 Sangat tidak

setuju

2 Tidak setuju

4 Setuju

5 Sangat setuju 3

Cukup

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penentuan Sampel 3.2.1 Populasi

(55)

3.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang peluang/kesempatan

sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2004:77). Adapun untuk menentukan besarnya ukuran sampel (n) menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10% adalah :

n = N (Husein Umar, 2003 : 141) 1+Ne2

= = 143 = 58,8 = 59 Orang 2,43

143 1+143(0,01)2

Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10%

Dari pengambilan sampel diatas maka sampel penelitian sebesar 59 Orang

3.2.3 Teknik Penentuan Sampel

(56)

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian dengan menyebarkan kuesioner (pertanyaan) untuk mendapatkan informasi tertentu yang dapat digunakan sebagai penunjang keberhasilan dari suatu penelitian.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data yang diperoleh langsung dari pelanggan yang memutuskan untuk menggunakan jasa air bersih pada PDAM “Delta tirta” Sidoarjo dengan cara mengisi kuesioner (Daftar pertanyaan).

3.3.3 Pengumpulan Data

(57)

3.4 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis 3.4.1 Uji Validitas

Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Analisis validitas item bertujuan untuk menguju apakah tiap butir pertanyaan benar – benar sahih, paling tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Jika skor item tersebut berkorelasi positif dengan total skor item dan lebih tinggi dari interkorelasi antar item, maka menunjukkan kevalidan dari instrument tersebut. Korelasi ini dilakukan dengan metode korelasi

Product Moment Pearson. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikansinya lebih kecil dari 5% (level of significance) menunjukkan bahwa item/pertanyaan tersebut sudah sahih. Adapun rumus korelasi

product moment antara lain :

n(∑X i Y) – (∑Xi) (∑Y) rxy =

√{(n(∑Xi) – (∑Xi)2) (n(∑Y2) - (∑Y)2)}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

(58)

3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten Alpha Crouanbach – nya untuk mengetahui reliabilitas skala pengukurannya, sehingga apabila suatu variabel dapat dikatakan reliable jika nilai Alpha Crouanbach lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2005 : 41 – 42).

Adapun perhitungan uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Hoyt sebagai berikut :

ri = 1- (Sugiyono,2004:123)

Keterangan :

MK2 MK3

ri = Reliabilitas

Gambar

Gambar 1.1 Kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen
Gambar 1.1 Distribusi Penerimaan atau Penolakan Hipotesis Uji F
Gambar 1.2 Distribesi Permintaan atau Penolakan Hipotesis uji t
Tabel 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

h. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kebijakan deviden, profitabilitas, pertumbuhan total aktiva, perubahan modal kerja, arus kas internal, pertumbuhan penjualan

Karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah mendukung penulis, baik secara

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung selanjutnya disebut

Dengan menggunakan pendekatan arkeologi keruangan, hasil penelitian di kawasan danau atau ranu baik ranu yang memiliki debit air melimpah seperti Ranu Klakah

This is what a bone looks like in Anime Studio, as shown in the following screenshot:. Repeat the same steps for the bottom portion of

5.3 Tahap Telaah Desain Awal Prototipe media bimbingan dan konseling berbasis islami untuk membentuk karakter mandiri anak usia dini Pada tahap ini peneliti bersama

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Persepsi karyawaan tentang mutasi adalah perpindahan dari satu bagian ke bagian lain yang dapat dilakukan melalui rotasi, promosi dan demosi

Pada akhir studi (Mei 1998), total akumulasi N oleh pohon di alley dan plantation selama periode 2 tahun regenerasi semak belukar dinilai menggunakan rata-rata tunas: biomassa