• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN LIQUID PETROLIUM GAS (LPG) DUKUH KUPANG TIMUR SURABAYA (STUDY KASUS PADA CV.AISYAH, DUKUH KUPANG TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN LIQUID PETROLIUM GAS (LPG) DUKUH KUPANG TIMUR SURABAYA (STUDY KASUS PADA CV.AISYAH, DUKUH KUPANG TIMUR."

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

Puji syukur untuk Tuhan semesta alam, yang karunianya selalu dilimpahkan kepada kita semua. Atas rahmatNYA, akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN LIQUID PETROLIUM GAS (LPG) DUKUH KUPANG TIMUR SURABAYA (STUDY KASUS PADA CV.AISYAH, DUKUH KUPANG TIMUR)” serta skripsi ini juga merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tdak langngsung hingga terselesaikanya skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak DRS.EC.Gendut Sukarno,MS selaku dosen wali saya pada jurusan ekonomi manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

(2)

ii

3. Ibu dan bapak tercinta, terima kasih atas cinta, kasih sayang /yang selalu menyertaiku, semoga kudapat membalasnya serta tuhan selalu melindungi keduanya.

4. Kakak, adik, saudara – saudara ku tercinta, terima kasih atas cinta, kasih sayang yang selalu menyertaiku, semoga kudapat membalasnya serta tuhan selalu melindungi keduanya.

5. Keluarga besar ku yang tercinta dan tetap selalu semangat kuucapkan banyak terima kasih atas semua kegembiraan didalam keluarga ini.

6. Semua pihak dan teman-teman yang banyak memberikan bantuan dan dukungan moril yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Namun penulis sudah berusaha menyusun skripsi ini dengan sebaik – baiknya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini ada manfaatnya bagi penulis dan juga pembaca dan juga penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

Sehubung dengan hal itu kiranya tidak ada kata yang dapat diucapkan kecuali terima kasih yang sebesar besarnya, dengan semoga bantuan mereka di terima di sisi Tuhan yang maha kuasa.

(3)

iii

Surabaya, 02 Desember 2010

(4)

iv KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………..1

1.2 Perumusan Masalah………...7

1.3 Tujuan Penelitian………..8

1.4 Manfaat Penelitian………8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu………...10

2.2 Landasan Teori………...12

2.2.1 Pengertian Pemasaran ………12

2.2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran………….13

2.2.3 Konsep Pemasaran………..14

2.2.4 Tujuan Pemsaran………15

(5)

v

2.2.9 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap

Kepuasan Konsumen………..22

2.2.10 Kerangka Konseptual……….….24

2.3 Hipotesis………..26

BAB III 3.1 Definisi Oprasional Dan Pengukuran Fariabel……....26

3.1.1 Definisi Oprasional………..26

3.1.2 Pengukuran Fariabel………....29

3.2 Tehnik Penentuan sample………...….31

3.3 Tehnik Pengumpulan Data………..31

3.3.1 Jenis Data………31

3.3.2 Sumber Data………32

3.3.3 Pengumpulan Data………..32

3.4 Tehnik Analisis Dan Uji Hipotesis……….32

3.4.1 Tehnik Analisis………...32

3.4.2 Pengujian Hipotesis………36

3.4.2.1 Asumsi Model Struktural Equation Modeling……….35

(6)

vi

3.4.2.4 Evaluasi Model………...38

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Obyek Penelitian………...42

4.1.1 Sejarah Singkat Pengusaha Agen LPG……...42

4.1.2 Jenis Usaha……….42

4.1.3 Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab……43

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………..43

4.2.1 Analisis Karaktersitik Responden…………..44

4.2.2 Deskripsi Performance………45

4.2.3 Deskripsi Features………..46

4.2.4 Deskripsi Reliability………...47

4.2.5 Deskripsi Conformance To Specifications….48 4.2.6 Deskripsi Durability………49

4.2.7 Deskripsi Asthetic………...51

4.2.8 Deskripsi Customer Satisfaction……….52

4.3 Analisis Data………...53

4.3.1 Evaluasi Out Lier………....53

4.3.2 Evaluasi Reliabilitas………55

4.3.3 Evaluasi Validitas………...56

(7)

vii

4.3.8 Analisis Unidimensi First Order………65 4.3.9 Analisis Unidimensi Second Order…………65

4.4 Pembahasan………66

4.4.1 Pembentukan Variabel Laten……….66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….74

5.2 Saran………...74

(8)

viii

Tabel 1.1 Penjualan LPG pada CV. Aisyah………..7

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin………...44

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan usia………..45

Tabel 4.3 Frekwensi jawaban performance………45

Tabel 4.4 Frekwensi jawaban feature……….46

Tabel 4.5 Frekwensi jawaban reliability ………47

Tabel 4.6 Frekwensi jawaban conformance to specifications…………48

Tabel 4.7 Frekwensi jawaban Durability………49

Tabel 4.8 Frekwensi jawaban Asthetic………51

Tabel 4.9 Frekwensi jawaban Customer Satisfaction……….52

Tabel 4.10 Outlir data………...54

Tabel 4.11 Reliabilitas data………..55

Tabel 4.12 Evaluasi Validitas ………..57

Tabel 4.13 Construk reliabilittiy dan variance extracted………..58

Tabel 4.14 Evaluasi Normalitas………60

Tabel 4.15 Evaluasi criteria goodness of fit indices……….62

Tabel 4.16 Evaluasi criteria goodness of fit indices……….63

Tabel 4.17 Uji kausalitas………..64

(9)

ix

(10)

x

(11)

xi Lampiran 1 Kuisioner.

Lampiran 2 Tabulasi jawaban responden.

(12)

xii

LIQUID PETROLIUM GAS (LPG) DUKUH KUPANG TIMUR SURABAYA (STUDY KASUS

PADA CV.AISYAH, DUKUH KUPANG TIMUR)

ABSTRAKSI OLEH HELMI

Menigkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing para pengusaha untuk selalumeningkatkan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berusaha untuk memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih memuaskan pelanggan agar usahanya tetap tumbuh dan berkembang seta akan menciptakan kepuasan terhadap konsumen. Agen LPG CV.Asiyah adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang produk, yaitu produk LPG 3 Kilogram yang berupaya untuk selalu membangun dan menjaga citra kualitas produk sebaik mungkin dan dapat memberikan kualitas – kualitas produk pula kepada konsumen, serta dapat diandalkan serta selalu lebih maju ke depan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa terhadap informasi tentang konsekuensi kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada agen LPG CV.Aisyah di Surabaya.

Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 129 orang dengan menggunakan tehnik accidental sampling yang artinya metode penelitian yang respondenya adalah konsumen yang biasa membeli pada CV.Aisyah baik skala besar maupun sekala kecil.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Negara yang sudah maju dan mapan dalam bidang ekonomi, jumlah pengeluaran belanja rumah tangga konsumen yang tinggi bukanlah menjadi persoalan karena didukung dengan pendapatan individu yang tinggi pula. Akan tetapi jika di Negara berkembang seperti Indonesia yang merupakan Negara agraris di mana sebagian besar kebanyakan pendapatan penduduknya berasal dari sektor – sektor pertanian terkadang jumlah pengeluaran rumah tangga konsumen yang tinggi tidak seimbang dengan jumlah pendapatan yang di peroleh oleh para individu, sehingga dapat di katagorikan sebagai pendapatan dibawah rata – rata atau bisa juga disebut rendah serta minimum.

Masyarakat Indonesia cenderung memiliki pendapatan yang rendah sedangkan pengeluaran untuk konsumsi sehari – hari mereka cukup tinggi, sehingga menyebabkan banyaknya masyarakat yang hidup dalam garis kemiskinan. Hal ini sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh mahalnya harga kebutuhan tetapi juga karena pola hidup masyarakat sendiri. Pola hidup masyarakat Indonesia yang suka mencontoh pula konsumsi masyarakat di Negara maju membuat jumlah pengeluaran dan pendapatan mereka menjadi tak seimbang.

(14)

Namun tidak semua masyarakat Indonesia berperilaku seperti itu. Sebagian masyarakat Indonesia ada pula yang pengeluaran rumah tangganya disesuaikan dengan pendapatan mereka. Mereka yang mengeluarkan pendapatan secara efisien biasanya cukup selektif untuk memilih produk – produk mana yang cukup layak untuk dibeli, sehingga dapat menghemat pengeluaran pendapatanya tersebut.

kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa (Tjiptono, 1997).

(15)

untuk memasak ataupun beberapa kegiatan lainnya. Namun akhir – akhir ini produk minyak tanah menjadi sulit didapatkan dan kalaupun ada harganya juga relatif mahal, sehingga masyarakat menjadi kesulitan untuk memperolehnya. Kelangkaan dan mahalnya harga minyak tanah ini terjadi karena adanya pengurangan suplai dan pengurangan subsidi pada produk minyak tanah sehubungan dengan adanya kebijakan pemerintah tentang program konversi produk minyak tanah ke gas liquid petroleum gas (LPG)

(Salvatory, edisi ke 5 tahun 2005 hal 17) mengatakan bahwa teori ini didasarkan pada pengamatan bahwa bila rata - rata perusahaan , institusi atau suatu Negara cendrung akan memperoleh profit, hasil atau laba normal dari investasi jangka panjang, maka perusahaan, institusi atau Negara yang lebih efisien pengeluaranya dari rata – rata perusahaan tersebut akan memperoleh hasil, laba atau profit yang lebih besar atau di atas normal. Hal ini amatlah menguntungkan jika rakya atau masyarakat ikut menghemat pengeluarang dari produk minyak tanah dengan menggunakan LPG sehingga dapat menghemat pengeluaran baik dari rumah tangga itu sendiri maupun pemerintah.

(16)

misalnya, harga minyak dunia masih berkisar pada harga US $ 50 per barrel dan kini sudah mencapai US & 70 per barrel. Padahal di Indonesia, bahan bakar minyak yang masih di subsidi ( khususnya minyak tanah ), maka dengan semakin mahalnya harga minyak di pasar dunia, subsidi yang dikucurkan pemerintahpun akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena harga minyak tanah di Indonesia tidak bisa dinaikkan mengikuti harga pasar dunia. Padahal, sebagian minyak tanah yang dikonsumsi di dalam negeri masih diimpor dari Negara lain.

Melihat keadaan tersebut maka produk LPG lantas dipilih karena produksi dan potensi kandungannya masih cukup besar di Indonesia. Untuk konsumsi domestik sudah lebih dari cukup sehingga sebagian masih bisa di ekspor dari segi ini, berdasarkan kesetaraan nilai kalori, subsidi produk LPG lebih rendah daripada minyak tanah. Pemerintah dapat menghemat subsidi hingga Rp. 15 – Rp. 20 triliyun jika program ini berhasil.

(17)

Rp.24.000,00. Disamping itu LPG sulit untuk dioplos dan disalahgunakan. Sedangkan dari segi kebersihan, LPG lebih bersih daripada minyak tanah karena pada saat pembakaran tidak menimbulkan jelaga atau kotoran, sehingga dapat mengurangi polusi udara, serta dapat berpengaruh terhadap kepuasan si pemakainya

Kualitas produk tidak dapat begitu mudah dibangun, butuh kerja keras, yang lebih. Maka metode pemasaran yang dibangun harus lebih dinamis dan dapat diubah sesuai dengan prilaku konsumen yang dipakai sebagai tolak ukur dalam penentuan arah didalam memberikan produk yang berkwalitas oleh badan usaha tersebut.

menurut Kotler dan Armstrong (1997:36) kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dengan harapannya. perasaan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produkm dan juga kepuasan merupakan sesuatu yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud.

(18)

mengeluarkan biaya yang agak mahal atau bias dikatakan cukup agak tinggi agar dapat atau untuk bisa mendapatkan kualitas produk yang baik.

Seseorang pelanggan atau para pengguna produk – produk yang mengalami ketidakpuasan pada masa -masa pasca pembelian dapat mempunyai kemungkinan akan merubah prilaku keputusan didalam hal pembelianya dengan cara mencari alternative - alternatif pada distributor lainnya yang dapat atau akan pada konsumsi - konsumsi berikutnya untuk atau agar dapat meningkatkan kepuasannya serta untuk juga dapat digunakan dalam rangka menambah profit dari tokonya tersebut.

Obyek yang akan digunakan di dalam penelitian kali ini adalah agen LPG CV.AISIYAH Surabaya yang merupakan salah satu agen dari pertamina pusat cabang Surabaya Jawa Timur, Pada agen ini disamping melayani pemesanan kepada para toko - toko atau pelanggan – pelanggan juga menyediakan jasa berlangganan LPG kepada toko

– toko langgananya. Oleh karena itu perusahaan atau agen ini selalu berusaha meningkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggannya. Yang diberikan benar – benar untuk melayani pelanggan dengan begitu dapat diharapkan order atau pesanan – pesanan dari para konsumen akan dapat meningkat atau menjadi lebik baik.

(19)

Tabel 1.1 : Penjualan LPG pada CV.AISYAH periode bulan Februari – Juni 2010

Periode Penjualan tabung LPG

( 3 Kilogram )

Februari 2010 13651 tabung LPG

Maret 2010 13328 tabung LPG

April 2010 14057 tabung LPG

Mei 2010 16379 tabung LPG

Juni 2010 12819 Tabung LPG

Sumber : CV.AISYAH Surabaya, Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 1.1 bahwa selama 5 bulan terakhir dari bual Februari – juni 2010 telah terjadi penurunan penjualan tanbung gas LPG sebanyak dua kali, pada periode bulan Februari ke Maret 2010 dan pada periode bulan Mei ke Juni 2010.

Berdasarkan uraian – uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian lebih mendalam tentang pengaruh kualitas produk dan kepuasan konsumen untuk kemudian yang nantinya akan dijadikan sebagai penelitian dengan judul ” Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen LPG di Surabaya (study kasus pada CV.AISYAH)”

1.2 Perumusan Masalah

(20)

Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada agen LPG CV.AISYAH Surabaya ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini sebagai berikut :

Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada agen LPG CV.AISYAH Surabaya

1.4 Manfaat Penelitian

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :

1. Bagi Universitas

Memberikan sumbangan informasi pihak lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan perbandingan bagi penelitian lain serta sebagai wujud dharma bakti kepada perguruan tinggi UPN”Veteran” Jawa Timur pada umumnya dan Fakultas. 2. Bagi Agen LPG

(21)

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

(22)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh :

1. Diambil dari jurnal penelitian yang dibuat oleh Simanjuntak, dkk. Modus Vol.2,

No.2 dengan judul “Pola pengeluaran, persepsi, dan kepuasan keluarga terhadap

perubahan penggunaan energi dari miyak tanah ke LPG”. Penelitian ini guna

untuk mengetahui tingkat kepuasan serta Pengeluaran rata-rata rumah tangga per

bulan untuk pembelian bahan bakar setelah program konfersi BBM apakah

mengalami penurunan atau tidak. Jika pada sebelum program dilaksanakan

rata-rata pengeluaran untuk membeli bahan baker dari Rp 96.500,00 per bulan, dan

setelah program konversi menjadi Rp 58.800,00 per bulan atau terjadi

penghematan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 37.700,00 per bulan.

Sebagian besar responden menyatakan setuju dan puas pada program konversi

yang dapat membantu mengurangi pengeluaran rumah tangga, penggunaan LPG

lebih menguntungkan dibanding minyak tanah, menerima LPG sebagai pengganti

minyak tanah, dan tidak ada unsur keterpaksaan dalam menjalankan program

konversi ini. Dilihat dari tingkat kepuasan, responden lebih merasa puas dengan

keamanan menggunakan minyak tanah dan kebutuhan biaya untuk membeli bahan

(23)

baker. Meskipun, masih terdapat responden yang merasa kurang puas dengan

harga LPG. Namun di sisi lain, pengguna LPG juga dirasakan lebih efisien dari

segi waktu, lebih bersih, dan lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan

minyak tanah.

2. Wahyudin, M., dan Saryani (2003). Dengan judul “Analisis nilai kepuasan

pelanggan kendaraan bermotor roda 2 di surakarta”. Dalam penelitian ini

mengatakan bahwa variable nilai produk, nilai service, nilai personal secara

individu signifikan mempunyai pengaruh positif terhadap nilai kepuasan

pelanggan, sedangkan variable image value tidak signifikan terhadap nilai

kepuasan pelanggan. Variable price value secara individual signifikan mempunyai

pengaruh negative terhadap nilai kepuasan pelanggan. Harga berpengaruh

negative, berarti apabila perusahaan akan menurunkan harga produknya,

pelanggan beranggapan produknya itu kurang berkualitas dan tidak memuaskan

pelanggan. Sebaliknya bila harga tidak terlalu tinggi bagi pelanggan, seolah

perusahaan tidak percaya akan kemampuan beli pelanggan.

3. Mulyono, dkk (2007) dengan judul “Analisis pengaruh kualitas produk dan

kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen (study kasus pada perumahan puri

mediterania semarang)”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut

adalah pengaruh kualitas produk dan kualitas layanan terhadap kepuasan

konsumen perumahan atau para pembeli rumah pada komplek perumahan puri

mediterania semarang. Sedangkan kesimpulan yang didapat bahwa kualitas

(24)

dengan demikian hasil penelitian mendukung konsep teori pengaruh kualitas

produk terhadap kepuasan konsumen.

Atas dasar penelitian terdahulu ini, maka dapat digunakan sebagai acuan

penelitian sekarang sehingga dapat diharapkan sebagai perbandingan dari hasil

pengujian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian pemasaran

Definisi pemasaran yang di kemukakan oleh para ahli dalam bidang ini

amatlah banyak dan berfariatif akan tetapi walaupun masing – masing

memberikan penekanan yang berbeda namun pada intinya tujuan mereka itu sama.

Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan dan secara mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain

Kotler dan Armstrong (1997:8). Menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu

system keseluruhan dari kegiatan – kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta mendistribusikan

barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial.

Pengertian pemasaran dari kedua pendapat diatas menerangkan bahwa

kegiatan pemasaran mencangkup ruang lingkup kegiatan yang sangat luas yang

(25)

2.2.2 Pengertian manajemen pemasaran

Menurut pendapat yang di tuliskan pada bukunya Kotler dan Armstrong

(2000:19) mengenai tentang pengertian manajemen pemasaran adalah suatu

proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi

dan distribusi dari barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan

kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Manajemen

pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan sesungguhnya yang

dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat

diwujudkan.

Manajemen pemasaran merupakan sebuah proses menganalisis,

merencanan, mengkordinasikan dan mengendalikan program – program yang

mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk

atau jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara

pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan

perusahaan, sedangkan Proses manajemen pemasaran itu dapat di kategorikan

menjadi atau meliputi tiga hal yang antara lain :1.Merencanakan strategi

pemasaran, 2.Mengarahkan implementasi rencana dan program, 3.Mengendalikan

rencana. Dan Perencanaan pemasaran mencakup empat hal yang antara lain

adalah : 1.Menetapkan tujuan, 2.Menilai peluang, 3.Menciptakan strategi

(26)

Dharmesta, Swastha dan Handoko (2004 : 4) mendefinisikan manajemen

pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan program –

program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasaran yang dituju

dengan maksud untuk mencapai tujuanya.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks dan kuat yang

memerlukan perhatian dari pimpinan perusahaan atau organisasi agar tujuan

organisasi perusahaan dapat tercapai.

2.2.3 Konsep pemasaran

Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan

dan kebutuhan konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut

konsep pemasaran harus diarahkan untuk dapat mencapai tujuan – tujuan yang

ditetapkannya tersebut.

Kegiatan ini meliputi kegiatan pada semua bagian yang ada, seperti

kegiatan personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan serta

fungsi-fungsi lainnya. Kita telah mengetahui bahwa di dalam masyarakat terdapat

berbagai macam kelompok yang ingin memenuhi kebutuhannya untuk maksud

tersebut, mereka harus melakukan suatu usaha, sehingga satu dengan yang lainnya

saling melayani.

Bahwa konsep pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial

(27)

inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran segala sesuatu yang

bernilai (product of value) dengan orang atau kelompok lain (Kotler dan

Armstrong 1997 : 8).

Dari konsep pemasaran diatas jelaslah bahwa perusahaan – perusahaan

yang baik dapat atau bisa dikatakan juga harus mampu memberikan kepuasan

suatu produk yang baik kepada konsumenya dengan mengetahui apa yang

menjadi kebutuhanya serta keinginan dari para konsumenya agar perusahaan –

perusahaan tersebut mampu atau akan dapat bertahan dan berkembang dengan

baik di dalam kacah perdagangan yang makin lama akan semakin kompeks.

2.2.4 Tujuan pemasaran

Kotler (2005:10) dalam buku “Manajemen Pemasaran” : Mendefinisikan

tujuan dari pemasaran dan ia berkata bahwa “Tujuan pemasaran adalah membuat

penjualan tidak terlalu penting lagi”. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan

memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan

pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran

harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli

Menurut Kotler dan Armstrong, (1997: 8) pemasaran adalah suatu proses

sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Tujuan pemasaran

(28)

memberikan pengarahan bagi kegiatan-kegiatan penjualan yang menguntungkan,

dan mengkoordinasikan kegiatan pemasaran untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan tersebut. Jadi, tujuan pemasaran bukanlah untuk menyediakan

barang-barang dan jasa-jasa yang mudah dihasilkan dan kemudian berusaha menjualnya.

2.2.5 Kualitas

Tjiptono (1995:51), Kualitas tidak dapat dipisahkan dari produk dan jasa

atau pelayanan dan di dalam bukunya Fandi Tjiptono mengutip pendapat Groetsh

dan Davis dalam bukunya yang berjudul Total quality Manajemen,

mengemukakan bahwa “Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan”. artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah

produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan

yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada

konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan

kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi

harapan konsumen

Dari pengertian diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian

produk yang berkualitas adalah produk yang dapat memenuhi kebutuhan

pelanggan atau menawarkan karakteristik yang lebih baik tetapi juga tidak

(29)

2.2.6 Produk

Produk menurut Kotler dan Armstrong, (1996) adalah : “A product as

anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or

consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala

sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman

subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk

mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2002:451), produk dapat

diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan wujudnya, produk diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama,

yaitu :

a) Barang, Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,

diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan

fisik lainnya.

b) Jasa, Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk

dijual (dikonsumsi pihak lain). Kotler dan Armstrong, (2002:486) juga

mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau

(30)

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.

Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods), Barang tidak tahan lama adalah

barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa

kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi

pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: LPG, Minyak tanah,

minuman kaleng dan sebagainya.

b. Barang tahan lama (durable goods), merupakan barang berwujud yang biasanya

bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk

pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya LPG dan lain-lain.

2.2.7 Kualitas produk

Menurut Kotler dan Armstrong, (2004:283) arti dari kualitas produk

adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s

overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other

valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan

fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,

(31)

Dimensi Kualitas Produk

Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya

dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan

oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut

sehingga si pelaku usaha dapat mengimbangi penjualan dari produknya.

Sedangkan menurut pendapatnya Tjiptono (1997:25), dimensi kualitas produk

meliputi :

1) Kinerja (performance)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli,

jumlah isi serta kegunaan dari isi yang terkandung didalam tabung LPG

tersebut yang pada umumnya.

2) Keistimewaan tambahan (features)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior

dan eksterior seperti karet penutup dan lain sebagainya.

3) Keandalan (reliability)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai,

misalnya LPG yang tidak sering macet atau rewel.

4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar

yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan seperti besi –

besi penyangga yang terdapat pada kepala tabung gas LPG memiliki

(32)

5) Daya tahan (durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi

ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan LPG.

6) Estetika (asthethic)

Yaitu daya tarik suatu produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik

dari LPG 3 Kg yang menarik, model atau desain yang artistik, serta warna dari

produk tersebut, dan sebagainya.

2.2.8 Kepuasan konsumen.

Kotler menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan

harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai suatu

tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk

atau jasa Tjiptono (1997).

Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah

konsumen melakukan atau menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan

bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan

konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan (perguruan

tinggi) di dalam usaha memenuhi harapan konsumen.

Kepuasan didefinisikan disini sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa

suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.

(33)

secara negatif. kinerja yang diharapkan adalah yang paling sering digunakan

dalam penelitian karena logis dalam proses evaluasi alternatif yang dibahas.

Ketidakpuasan atau keluhan konsumen terhadap suatu jasa pelayanan karena tidak

sesuai dengan yang diharapkan dapat berdampak negatif terhadap keberhasilan

jasa pelayanan tersebut. Stabilitas dan fokus kegagalan produk mempengaruhi

harapan yang berhubungan dengan kegagalan masa mendatang.

Perusahaan banyak menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan

konsumen salah satunya adalah memastikan kualitas produk dan jasa memenuhi

harapan konsumen. Pemenuhan harapan akan menciptakan kepuasan bagi

konsumen.

Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan, mereka akan Kotler

dan Armstrong (1996) :

1. melakukan pembelian ulang

2. mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain

3. kurang memperhatikan merek ataupun iklan produk pesaing

4. membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama

Setiap perusahaan atau organisasi yang menggunakan strategi kepuasan

konsumen akan menyebabkan para pesaingnya berusaha keras merebut atau

mempertahankan konsumen suatu perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan

strategi jangka panjang yang membutuhkan konsumen baik dari segi dana maupun

(34)

Bila konsumen puas terhadap produk atau jasa maka akan memberikan

rekomendasi pada orang lain dan merasa bangga akan produk atau jasa tersebut.

Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan yang mengatakan hal-hal

yang baik tentang perusahaan kepada orang lain dan simpati terhadap perusahaan

Kotler dan Armstrong (2000).

2.2.9 Pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen

Suatu produk dapat memuaskan konsumen bila dinilai dapat

memenuhi atau melebihi keinginan dan harapannya (Spreng et. Al. 1996)

dalam Mulyono, dkk (2007). Kualitas produk juga merupakan hal yang paling

mendasar dari kepuasan konsumen dan kesuksesan dalam bersaing.

Kenyataannya kualitas produk merupakan hal yang seharusnya untuk semua

ukuran perusahaan dan untuk tujuan mengembangkan praktek kualitas serta

menunjukkan ke konsumen bahwa mereka mampu menemukan harapan akan

kualitas yang semakin tinggi (Tata et. al, 2000). dalam Mulyono, dkk (2007).

Penelitian yang dilakukan oleh V. Mital, WT. Ross dan PM. Baldasare

(1998). dalam Mulyono, dkk (2007). Mengemukakan bahwa kinerja yang

negatif pada produk atribut mempunyai efek negatif pada kepuasan keseluruhan

dan kinerja yang positif pada produk mempunyai pengaruh positif pada

kepuasan keseluruhan.

Secara umum, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

(35)

dengan harapan-harapannya Kotler dan Armstrong (1997).

Produk menjadi instrumen penting untuk mencapai kesuksesan dan

kemakmuran pada perusahaan modern. Perkembangan teknologi, peningkatan

persaingan global, serta kebutuhan dan keinginan pasar mengharuskan

perusahaan melakukan pengembangan produk yang terus - menerus. Hanya

ada dua pilihan yaitu sukses dalam pengembangan produk sehingga

menghasilkan produk yang unggul, atau gagal dalam pencapaian tujuan bisnisnya

karena produk yang tidak mampu bersaing dipasar (Cooper dan Kleinschmidt,

1987). dalam Mulyono, dkk (2007).

Menurut Mulyono, dkk (2003). bahwa kualitas produk memang dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan para pembeli produk LPG,dengan demikian hasil

penelitian mendukung konsep teori pengaruh kualitas produk yang dapat

berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen LPG.

Berdasarkan Pendapat diatas maka dapat di simpulkan bahwa barang atau

produk yang memiliki kualitas yang baik akan memuaskan konsumen. Hal ini

dapat diartikan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap kepuasan

(36)
[image:36.612.159.423.333.415.2]

2.2.10 Kerangka konseptual

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Kualitas

produk

X

Kepuasan

konsumen

(37)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “Diduga kualitas produk berpengaruh

(38)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi operasional dan pengukuran fariabel

3.1.1 Definisi operasional

Definisi operasional variable – variable yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah :

1. Kualitas produk (X).

Kualitas produk merupakan persepsi atau cara pandang dari konsumen

terhadap keunggulan – keunggulan suatu produk yang di tawarkan atau di jajakan

kepada konsumen. menurut Tjiptono (1997, p.25) dalam jurnal Czepiel, (1977),

Jurnal academiy of marketing scientice fall, Vol 5, No. 4, 403-411, dimensi

kualitas produk meliputi :

Kinerja atau performance (X1)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) agen LPG

CV.Aisyah yang dibeli oleh konsumen, indikator dari kinerja atau performance

(X1) adalah :

X 1.1 Kecepatan, misalnya kecepatan dalam memanaskan masakan - masakan

atau makanan.

X 1.2 Konsumsi, misalnya konsumsi bahan bakar yang hemat didalam proses

penggunaanya.

(39)

Keistimewaan tambahan atau features (X2)

Yaitu karakter sekunder atau pelengkap, indikator dari features (X2) adalah :

X 2.1 Katup, misalnya kelengkapan katup penutupnya diberi pentil karet

pengaman berwarna hitam yang khusus oleh pihak pertamina di ikut

sertakan didalam tabung gas LPG agar tidak mudah bocor.

X 2.2 Tutup, misalnya kelengkapan tutup segel berwarna putih yang

menandakan bahwa tabung gas LPG 3 Kg tersebut masih baru dan belum

pernah digunakan karena tersegel dengan baik.

Keandalan atau reliability (X3)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, indikator

dari reliability (X3) adalah :

X 3.1 Bahan, misalnya LPG yang terbuat dari besi baja agar tidak mudah bocor

disaat pendistribusian kepada para konsumen.

X 3.2 Konstruksi baja tabung, misalnya konstruksi besi baja tabung LPG yang

didisain untuk keamanan dan keselamatan.

Kesesuaian dengan spesifikasi atau conformance to specifications (X4)

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar

yang telah ditetapkan sebelumnya. Indikator dari conformance to specification

(X4) adalah :

X 4.1 Kekuatan, misalnya standar kekuatan tahan banting terpenuhi seperti

ukuran tekanan gas yang mampu ditahan oleh tabung gas LPG walaupun

(40)

X 4.1 Keamana, misalnya standar keamana bentuk atau bahan tabung yang

sesuai dengan SNI pada saat pendistribusian kepada konsumen.

Daya tahan atau durability (X5)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini

mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan tabung gas LPG 3

Kg. indikator dari durability (X5) adalah :

X 5.1 Tabung, misalnya daya tahan tabung yang sesuai dengan table yang tertera

pada label di tabung gas LPG sesuai dengan SNI.

X 5.2 Pentil, misalnya daya tahan pentil tabung produk LPG CV.Asiyah tersebut

dapat terus digunakan sesuai dengan umur ekonomis penggunaan tabung

gas LPG 3 Kg.

Estetika atau asthethic (X6)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Indicator dari asthethic (X6)

adalah :

X 6.1 Bentuk fisik, misalnya bentuk fisik yang sederhana dan mudah disaat

pengangkutan LPG oleh para konsumennya disaat pembelianya.

X 6.2 Warna, misalnya warnanya yang digemari serta mudah untuk di bedakan

dengan produk LPG lainya.

2. Kepuasan konsumen (Y).

Kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap yang ditujukan pelanggan

(41)

Wenny dan Rizal (2008 : 28) dalam jurnal Mulyono, dkk (2007) Bahwa indikator

kepuasan konsumen itu ada 3, antara lain :

Y 1 Kepuasan konsumen terhadap produk yang diberikan oleh agen

LPG CV.AISYAH Surabaya.

Y 2 Kepuasan konsumen terhadap layanan yang diberikan oleh agen

LPG CV.AISYAH Surabaya.

Y 3 Kepuasan konsumen atas layanan purna jual pada agen LPG

CV.AISYAH Surabaya.

3.1.2 Pengukuran variable.

Skala yang digunakan adalah skala interval dengan tehnik pengukuran

menggunakan sematic differential scale. Analisis ini dilakukan dengan meminta

responden untuk menyatakan pendapatnya dalam bentuk nilai yang berada dalam

rentang dua sisi. Digunakan jenjang 7 dalam ini mengikuti pola sebagai berikut :

1 : sangat tidak baik

2 : tidak baik

3 : agak ragu - ragu

4 : ragu - ragu

5 : baik

6 : Agak sangat baik

(42)

Skala Analisa ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

pendapat tentang serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang

diteliti dalam bentuk nilai. Skala ini di susun dalam suatu garis dan kolom

kontinou dengan jawaban sangat positifnya terletak disebelah kanan, dan jawaban

sngat negatifnya terletak pada sebelah kiri atau sebaliknya skala data yang

[image:42.612.187.524.364.509.2]

digunakan adalah skala interval 1 sampai dengan 7, seperti yang tertera dibawah :

gambar 3.1 Model quisioner

1 2 3 4 5 6 7

Sangat tidak baik sangat baik sekali

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang

berbeda dalam rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada masing – masing skala,

dimana 1 menunjukan nilai terendah, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat

baik sekali dengan pernyataan sangat tidak baik dan nilai 7 adalah nilai tertinggi

dari skala yang tertera pada skala ini.

(43)

3.2 Tehnik penentuan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah - wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulanya.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli dan

menggunakan produk LPG 3 Kg pada agen CV.Asiyah Surabaya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki atau

yang dipunyai oleh populasi tersebut.

Tehnik pengambilan sample yang digunakan adalah non probabilistik

dengan teknik accidental sampling yaitu responden yang mengambil

keputusan membeli produk pada agen LPG CV.Asiyah, sedang jenis

pengambilan sample didasari oleh asumsi SEM bahwa sample 5 - 10 kali

parameter yang diestimasi. Ukuran sample yang harus dipenuhi di dalam

permodelan SEM adalah minimum berjumlah 100 atau dengan 5

perbandinagn observasi untuk estimasi parameter.

3.3 Tehnik pengumpulan data

3.3.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelititan ini adalah jenis data

(44)

secara langsung pada konsumen yang sedang melakukan pembelian LPG

pada agen LPG CV.Aisyah Surabaya untuk mengetahui pendapat mereka

secara langsung.

3.3.2 Sumber data

Pengumpulan data yang digunakan penelitian ini diperoleh dari

konsumen yang sedang melakukan pembelian LPG CV.Aisiyah Surabaya.

3.3.3 Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset yaitu

kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian dengan :

1. Kuisioner

Yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan pertanyaan –

pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada para responden.

2. interview

Yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara

secara langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat mereka.

3.4 Tehnik analisis dan uji hipotesis

3.4.1 Teknik analisis

Model yang digunakan untuk mengananlisis data dalam penelitian

(45)

masing – masing variable bebas terhadap variable terikatnya menggunakan

koefisien jalur. Langkah – langkah dalam analisis SEM model pengukuran

dengan faktor promosi dilakukan sebagai berikut :

Persamaan dimensi faktor model :

X1 = λ ² tingkat kesuksesan performa + er_1

X2 = λ ² tingkat kesuksesan features + er_2

X3 = λ ² tingkat kesuksesan Reliability + er_3

X4 = λ ² tingkat kesuksesan Conformance + er_4

X5 = λ ² tingkat kesuksesan Durability + er_5

X6 = λ ² tingkat kesuksesan Asthethic + er_6

Bila persamaan dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji

unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analiysis, maka model

pengukuran dengan contoh dimensi faktor kualitas produk yaitu durability

[image:45.612.127.440.532.602.2]

sehingga akan nampak sebagai berikut :

Gambar 3.2 Dimensi durability beserta indikatornya.

Gambar. contoh model pengukuran faktor kualitas produksi

Keterangan :

X5 = pernyataan tentang Durability

Er j + error term X1j Durability

X5

X5.1

X5.2

Er_1

(46)

Demikian juga dengan faktor kepuasan konsumen, persamaan dimensi faktor

modelnya :

Y1 = λ ² tingkat kesuksesan kepuasan atas produk + er_1

Y2 = λ ² tingkat kesuksesan kepuasan atas layanan + er_2

Y3 = λ ² tingkat kesuksesan kepuasan atas layanan purna jual + er_3

Bila persamaan dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji

unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analiysis, maka model

pengukuran dengan contoh faktor kepuasan konsumen akan nampak sebagai

[image:46.612.145.521.393.541.2]

berikut :

Gambar 3.3 Dimensi kepuasan konsumen beserta indikatornya.

Gambar. contoh model pengukuran faktor kepuasan konsumen

Keterangan :

Y1 = pernyataan tentang kepuasan atas produk

Y2 = pernyataan tentang kepuasan atas layanan

Y3 = pernyataan tentang kepuasan atas layanan purna jual

Er j + error term Y1j

Kepuasan konsumen Y

Y1

Y2

Y3

Er_1

Er_2

(47)

3.4.2 Pengujian hipotesis

3.4.2.1 Asumsi model struktural equation modelling

Pada permodelan SEM terdapat asumsi – asumsi yang harus dipenuhi

dalam prosedur pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis adalah sebagai

berikut :

1. Ukuran sampel

Ukuran sample yang harus dipenuhi dalam permodelan SEM adalah

minimum berjumlah 100 atau dengan 5 perbandingan observasi untuk

estimasi parameter.

2. Uji normalitas sebaran dan lilieritas

a) Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau

dapat diuji dengan metode – metode statistic.

b) Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi

koefisien sample dengan standart errornya dan skewness value

yang biasanya disajikan dalam statistic deskriptif dimana nilai

statistic untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-Value.

Pada tingkat signifikan 1%, jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis,

maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

c) Normal probality plot (SPSS 10,1)

d) Linieritas adalah dengan mengamati scatterplots dari data dengan

memilih pasangan data dan dilihat pola penyebaranya untuk

(48)

3. Evaluasi atas outlier

a) Mengamati nilai Z-score : ketentuanya diantara + 3.0 non

outlier.

b) Multivariate outlier diuji dengan criteria jarak mahalonobis pada

tingkat P < 0,001. Jarak diuji dengan chi-square (X) pada df

sebesar jumlah variable bebasnya. Ketentuan : bila mahalonobis >

dari nilai x adalah multivariate outlier.

c) Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai – nilai ekstrim

baik secara univariant maupun multivarian yaitu yang muncul

karena kombinasi kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat

sangat jauh berbeda dari observasi – observasi lainya.

4. Deteksi multicollinierity dan singularity

Dengan mengamati determinant matriks convarians. Dengan

ketentuan apabila determinan sample matriks mendekati angka 0 (kecil),

maka terjadi mutikoloniertas dan singgularitas.

5. Uji Validitas dan realibilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indicator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai

konsistensi internal dari indicator – indicator sebuah kontruk yang

menunjukan derajat sampai dimana masing – masing indicator itu

(49)

Karena indicator multidimensi, maka uji validitas dari setiap laten

variable atau construct akan diuji dengan melihat loading factor dari

hubungan antara setiap observerd variable dan latent variable. Sedangkan

realibilitas diuji dengan construct reliability dan variance – extracted

dihitung dengan rumus berikut ini :

( ∑ Standardize loading)

Construct reliability = . ( ∑ {Standardize loading] + ∑єj )

( ∑ Standardize loading ) Variance extracted = .

( ∑ [Standardize loading] + ∑єj )

Sementara єj dapat dihitung dengan formula єj = 1 – (Stadardize loading ).

Secara umum , nilai construct reliability yang dapat diterima adalah > 0,7 dan

variance extracted > 0,5. Standardize loading dapat diperoleh dari output AMOS

4.01, dengan melihat estimasi setiap construc standardize regression weights

terhadap setiap butir sebagai indicator.

3.4.2.2 Pengujian hipotesis kausalitas

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi terstandar,

(50)

(Probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila nilai t hitung lebih besar

dari pada t table berarti signifikan.

3.4.2.3 Pengujian model dengan one step approach

Dalam metode SEM, model pengukuran dan model struktur parameter

parameter diestimasi secara bersama – sama. Cara ini agak mengalami kesulitan

dalam memenuhi fit model. One step approach to SEM digunakan apabila model

diyakini landasan teori yang kuat serta validitas dan reliabilitas yang sangat baik.

3.4.2.4 Evaluasi model

Pola “confirmatory” menunjukan prosedur yang dirancang untuk

mengevaluasi utilitas hipotesis – hipotesis dengan pengujian fit antara model

teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan

data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model

teoritis tidak diperkuat jika teori terssebut mempunyai suatu “poor fit” dengan

data. Amos dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit” model yang

diuji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria

Goodness of fit, yakni chi-square, Probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI,

CMIN atau DF. Apabila model awal tidak good fit denagn data maka model

(51)

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off value-nya untuk

dugunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

1. X² (Chi square statistic).

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah

likehood ratio chi-square statistic. Model yang diuji akan dipandang baik

atau memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai x

kuadrat semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas

dengan cut-off value sebesar ρ>0,05 atau ρ>0,10.

2. RMSEA (The root mean square error of approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

mengkompensasi chi-square statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA

menunjukan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model

diestimasikan dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama

dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang

menunjukan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degree of

freedom.

3. GFI (Goodness of fit index)

Indeks kesesuaian (Fit indeks) ini akan menghitung proporsi tertimbang

(52)

populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal

yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0

(Perfect fit) nilai yang tinggi dalam indeks ini menujukan sebuah better fit.

4. AGFI (Adjusted goodness of-fit index)

GFI adalah analog dari R² dalam regresi linier berganda yaitu suatu

koefisien yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan.

Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai

nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90 GFI maupun AGFI adalah

criteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam

sebuah matriks kovarians sample.

5. CMIN atau DF.

The minimum sample discrepancy fungtional (CMIN) dibagi dengan

degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIM atau DF, yang

umunya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indicator untuk

mengukur tingkat fit-nya sebuah model. Nilai X² relative kurang dari 2,0

atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit

antara model dan data.

6. TLI (Tucker lewis indeks)

TLI adalah sebuah alternative incremental fit indekx yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

(53)

penerimaan > 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukan a very

good fit.

7. CFI (Comparative fit index)

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1,

dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling

(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskriptif obyek penelitian

4.1.1 Sejarah singkat pengusaha agen LPG

Agen LPG CV.Aisyah merupakan salah satu dari sekian banyak agen LPG

yang berada di Surabaya. Mereka bergerak di bidang penjualan tabung LPG 3 Kg,

mereka melayani penjualan tabung LPG dan juga terkadang melayani penjualan

asesorisnya seperti selang dan regulator – regulator serta asesoris – asesoris

lainya.

Agen LPG CV.Aisyah didirikan pada kisaran tahun 2005 ketika

dimulainya program konversi LPG dari minyak tanah ke LPG oleh pemerintah

dimana CVAisyah ini jugak ikut serta didalam mensukseskan program – program

pemerintah . Pertama kali usaha ini di kelola ada banyak pesaing didalam usaha

sejenis ini dan merupakan tantangan bagi agen LPG tersebut, untuk

mempertahankan kualitasnya dan agen LPG CV.Aisyah cukup professional

didalam memperhatikan keinginan – keinginan dan kepuasan konsumenya

tersebut itu.

4.1.2 Jenis usaha

Agen LPG CV.Asiyah merupakan agen LPG langsung dibawah

(55)

LPG 3 Kg untuk memenuhi kebutuhan masyarakat beserta aksesoris –

sksesorisnya seperti selang dan regulator dan diman dia membawahi beberapa sub

agen dan toko – toko besar penjual LPG lainya yang siap memenuhi kebutuhan

masyarakat luas.

4.1.3 Pembagian tugas dan tanggung jawab

Pemilik :

1. Bertanggung jawab atas kegiatan penjualan Produk LPG tersebut.

2. Mengawasi semua kegiatan penjualan LPG tersebut.

3. Menangani pembelian LPG.

4. Menentukan upah karyawan.

5. Menangani keluhan konsumen.

6. Menangani pengelolaan agen LPG CV.Aisyah.

Karyawan:

1. Menangani pembayaran yang akan di setorkan kepada pemilik.

2. Ikut menangani keluhan – keluhan konsumen.

3. Menerima pesanan – pesanan dari para konsumen.

4. Mengantar LPG langsung kepada konsumen atau pemesan.

5. Membawa kembali ke gudang tabung – tabung yang telah digunakan

oleh konsumen.

4.2 Deskripsi hasil penelitian

Dari 129 kuisioner yang disebarkan ternyata kembali sebanyak 116,

(56)

sudah lebih dari persyaratan minimal yaitu jumlah sample yang harus di peroleh

adalah antara 100 – 200 responden.

4.2.1 Analisis karakteristik responden

Data mengenai keadaan responden dapat diketahui melalui jawaban

responden dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kedalam kuesioner yang

telah diberikan. Dari jawaban-jawaban tersebut diketahui hal-hal seperti dibawah.

a. Jenis Kelamin :

Dari 116 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

[image:56.612.116.432.389.452.2]

diketahui jenis kelamin dari responden yakin pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Pria 48 41.38%

2 Wanita 68 58.62%

Jumlah 116 100%

Sumber : Data kuesioner diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengunjung agen LPG

CV.Aisyah lebih yang kebanyakan adalah pengunjung wanita. Selama ini,

anggapan bahwa kebanyakan wanita pasti menyukai belanja, telah menjadi hal

umum dimasyarakat. Hal ini tentu menjadi fakta yang cukup menarik mengingat

anggapan umum wanita pastilah akan mengeluarkan uang lebih banyak saat

berbelanja (Wongso Andrie, 2008).

b. Usia

Dari 116 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

(57)
[image:57.612.117.377.141.252.2]

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber : Data kuesioner diolah

Tabel karakteristik responden berdasarkan tingkat usia konsumen agen LPG

CV.Aisyah Surabaya adalah kalangan yang berusia dewasa, dikarenakan

keberadaan agen LPG CV.Aisyah Surabaya ditujukan masyarakat dewasa

khususnya rumah tangga dan kurang ditujukan bagi anak (Eman, 2004)

[image:57.612.116.488.433.562.2]

4.2.2 Deskripsi Performance

Tabel 4.3 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai performance

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Kecepatan memanaskan masakan

1 0 3 17 27 37 27 112 0,9 % 0 % 2,7 % 15,2 % 24, 1% 33 % 24,

1% 100%

2 Kehematan bahan bakar

0 0 2 17 32 33 28 112 0 % 0 % 1,8 % 15,2 % 29, 5% 28, 6% 25

% 100%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari performance, yaitu kecepatan dalam memanaskan

masakan atau makanan, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan

jumlah responden sebanyak 37 responden atau 33%, kemudian terbanyak

kedua terdapat pada skor 5 dan 7 dengan jumlah resonden 27 atau 24,1%. No Usia (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 15-30 35 30.17%

2 31-40 38 32.75%

3 41-50 21 18.11%

4 51-60 17 14.65%

5 >61 5 4.32%

(58)

Artinya, sebagian besar responden yang menjawab agak sangat baik

sebanyak 37 responden atau 33%, kemudian yang menjawab baik dan

sangat baik sekali sebanyak 27 atau sebanyak 24,1% dan yang menjawab

sangat tidak baik sebanyak 1 responden atau 0,9%.

b. Indikator kedua dari performance, yaitu, Kehematan bahan bakar,

mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah responden

sebanyak 33 atau 28,6%, kemudian terbanyak kedua pada skor 5 dengan

jumlah responden 32 atau 29,5%. Artinya, sebagian besar responden yang

menjawab agak sangat baik sebanyak 33 responden atau 28,6%, kemudian

yang menjawab baik sebanyak 32 atau sebanyak 29,5% dan yang

menjawab agak ragu - ragu sebanyak 2 responden atau 1,8%.

[image:58.612.120.487.471.599.2]

4.2.3 Deskripsi Features

Tabel 4.4 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Features

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Penutup di beri pentil karet pengaman

1 1 6 17 25 31 31 112 0,9 % 0,9 % 5,4 % 15,2 % 22,3 % 27,7 % 27,7 % 100 % 2 Penutup diberi segel plastik putih

0 1 2 17 35 35 22 112

0% 0,9 % 1,8 % 15,2 % 31,3 % 31,3 % 19,6 % 100 % Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari features, yaitu penutup di beri pentil karet

pengaman, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dan 7 dengan jumlah

(59)

terdapat pada skor 5 dengan jumlah resonden 25 atau 22,3%. Artinya,

sebagian besar responden yang menjawab agak sangat baik dan sangat

baik sekali sebanyak 31 responden atau 27,7%, kemudian yang menjawab

baik sebanyak 25 atau sebanyak 22,3% dan dari hasil poling para

responden – responden yang menjawab sangat tidak baik sebanyak 1

responden atau 0,9%.

b. Indikator kedua dari features, yaitu penutup diberi segel plastik putih,

mendapat respon terbanyak pada skor 5 dan 6 dengan jumlah responden

sebanyak 35 atau 31,3%, kemudian terbanyak kedua pada skor 7 dengan

jumlah responden 22 atau 19,6%. Artinya, sebagian besar responden yang

menjawab baik dan agak sangat baik sebanyak 35 responden atau 31,3%,

kemudian yang menjawab sangat baik sekali sebanyak 22 atau sebanyak

19,6% dan dari hasil poling para responden – responden yang menjawab

tidak baik sebanyak 1 atau 0,9%.

[image:59.612.116.528.552.704.2]

4.2.4 Deskripsi Reliability

Tabel 4.5 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Reliability

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 Tabung terbuat dari baja tidak mudah bocor

1 1 7 20 29 31 23 112

0,9 % 0,9 % 6,3 % 17,9 % 25,9 % 27,7 % 20,5

% 100%

2

Kontruksi tabung LPG aman

0 0 5 17 36 32 22 112

0% 0% 4,5% 15,2% 32,1% 28,6% 19,6% 100%

(60)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari reliability, yaitu tabung terbuat dari baja tidak

mudah bocor, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah

responden sebanyak 31 responden atau 27,7%, kemudian terbanyak kedua

terdapat pada skor 5 dengan jumlah resonden 29 atau 25,9%. Artinya,

sebagian besar responden yang menjawab agak sangat baik sebanyak 31

responden atau 27,7%, kemudian yang menjawab baik sebanyak 29 atau

sebanyak 25,9%, menjawab sangat tidak baik 1 responden atau 0,9%.

b. Indikator kedua dari reliability, yaitu kontruksi tabung LPG aman,

mendapat responden terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden

sebanyak 36 atau 32,1%, kemudian terbanyak kedua pada skor 6 dengan

jumlah responden 32 atau 28,6%. Artinya, sebagian responden menjawab

baik sebanyak 36 atau 32,1%, kemudian yang menjawab agak sangat baik

sebanyak 32 atau sebanyak 28,6%, agak ragu - ragu sebanyak 5 atau 4,5%.

[image:60.612.119.483.554.696.2]

4.2.5 Deskripsi Conformance to specifications

Tabel 4.6 Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Conformance to specification

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Standart

kekuatan tahan banting

terpenuhi

0 1 3 14 41 33 20 112

0 % 0,9 % 2,7 % 12,5 % 36,6 % 29,5 % 17,9

% 100%

2

Standar keamanan bentuk

1 1 4 20 25 36 25 112 0,9 % 0,9 % 3,6 % 17,9 % 22,3 % 32,1 % 22,3

% 100%

(61)

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari conformance to specifications, yaitu Standart

kekuatan tahan banting terpenuhi, mendapat respon terbanyak pada skor 5

dengan jumlah responden sebanyak 41 responden atau 36,6%, kemudian

terbanyak kedua terdapat pada skor 6 dengan jumlah resonden 33 atau

29,5%. Artinya, sebagian besar responden yang menjawab baik sebanyak

41 responden atau 36,6%, kemudian yang menjawab agak sangat baik

sebanyak 33 atau sebanyak 29,5% dan dari hasil poling kepada responden

yang diperoleh ternyata yang menjawab tidak baik sebanyak 1 responden

atau 0,9%.

b. Indikator kedua dari conformance to specifications, yaitu Standar

keamanan bentuk, mendapat respon terbanyak pada skor 6 dengan jumlah

responden sebanyak 36 atau 32,1%, kemudian terbanyak kedua pada skor

5 dan 7 dengan jumlah responden 25 atau 22,3%. Artinya, sebagian besar

responden yang menjawab agak sangat baik sebanyak 36 responden atau

32,1%, kemudian yang menjawab baik dan sangat baik sekali sebanyak 25

atau sebanyak 22,3% dan dari hasil poling yang di sebarkan kepada

responden – responden agen LPG CV.Aisyah menghasilkan menjawab

terkecil atau terburuk dari indicator ini adalah sangat tidak baik sebanyak 1

atau 0,9%.

4.2.6 Deskripsi Durability

(62)

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 Daya tahan

tabung sesuai SNI

1 7 15 34 33 21 1 112 0,9 % 6,3 % 13,4 % 30,4 % 29,5 % 18,8 % 0,9

% 100%

2

Aksesoris segel atau pentil sesuai dengan umur ekonomis

0 3 7 20 30 26 26 112

0% 2,7 % 6,3 % 17,9 % 26,8 % 23,2 % 23,2

% 100%

Sumber : data diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari durability, yaitu daya tahan tabung sesuai SNI,

mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden

sebanyak 34 responden atau 30,4%, kemudian terbanyak kedua terdapat

pada skor 5 dengan jumlah resonden 33 atau 29,5%. Artinya, sebagian

besar responden yang menjawab ragu - ragu sebanyak 34 responden atau

30,4%, kemudian yang menjawab baik sebanyak 33 atau sebanyak 29,5%

dan yang menjawab sangat tidak baik sebanyak 1 responden atau 0,9%.

b. Indikator kedua dari durability, yaitu aksesoris segel atau pentil sesuai

dengan umur ekonomis, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan

jumlah responden sebanyak 30 atau 26,8%, kemudian terbanyak kedua

pada skor 6 dan 7 dengan jumlah responden 26 atau 23,2%. Artinya,

sebagian besar responden yang menjawab baik sebanyak 30 responden

atau 26,8%, kemudian yang menjawab agak sangat baik dan sangat baik

sekali sebanyak 26 atau sebanyak 23,2% dan yang menjawab tidak baik

(63)

4.2.7 Deskripsi Asthetic

Tabel 4.8 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Asthetic

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 Bentuk fisik

sederhana

0 0 4 17 41 33 17 112

0% 0% 3,6

%

15,2 %

36,6

% 29,5% 15,2% 100%

2 Warna dapat

dibedakan

0 1 4 9 34 34 30 112

0% 0,9% 3,6

% 8% 30,4% 30,4% 26,8% 100%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari asthetic, yaitu respon dan cara pemecahan masalah,

mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden

sebanyak 41 responden atau 36,6%, kemudian terbanyak kedua terdapat

pada skor 6 dengan jumlah resonden 33 atau 29,5%. Artinya, sebagian

besar responden yang menjawab baik sebanyak 41 responden atau 36,6%,

kemudian yang menjawab agak sangat baik sebanyak 33 atau sebanyak

29,5% dan menjawab agak ragu - ragu sebanyak 4 responden atau 3,6%.

b. Indikator kedua dari asthetic, yaitu pengalaman karyawan, mendapat

respon terbanyak pada skor 5 dan 6 dengan jumlah responden sebanyak 34

atau 30,4%, kemudian terbanyak kedua pada skor 7 dengan jumlah

responden 30 atau 26,8%. Artinya, sebagian besar responden yang

menjawab baik dan agak sangat baik sebanyak 34 responden atau 30,4%,

kemudian yang menjawab sangat baik sekali sebanyak 30 atau sebanyak

(64)
[image:64.612.118.515.166.342.2]

4.2.8 Deskripsi Customer Satisfaction

Tabel 4.9 Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Customer Satisfaction

No Pertanyaan Skor Jawaban Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 Puaskah

terhadap produk

1 0 2 15 39 32 23 112

0,9% 0% 1,8

% 13, 4% 34,8 % 28,6 % 20,5

% 100%

2

Puaskah terhadap layanan

1 1 2 15 34 33 26 112

0,9% 0,9 % 1,8 % 13, 4% 30,4 % 29,5 % 23,2

% 100%

3

Puas terhadap layanan purna jual

1 0 2 14 28 32 35 112

0,9% 0% 1,8

% 12, 5% 25% 28,6 % 31,3

% 100%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel diatas diketahui sebagai berikut :

a. Indikator pertama dari Customer Satisfaction, yaitu Puaskah terhadap

produk, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden

sebanyak 39 responden atau 34,8%, kemudian terbanyak kedua terdapat

pada skor 6 dengan jumlah resonden 32 atau 28,6%. Artinya, sebagian

besar responden yang menjawab baik sebanyak 39 responden atau 34,8%,

kemudian yang menjawab agak sangat baik sebanyak 32 atau sebanyak

28,6% dan yang menjawab sangat tidak baik sebanyak 1 responden atau

0,9%.

b. Indikator kedua dari Customer Satisfaction, yaitu Puaskah terhadap

layanan, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden

sebanyak 34 atau 30,4%, kemudian terbanyak kedua pada skor 6 dengan

(65)

menjawab sangat setuju sebanyak 41 responden atau 41%, kemudian yang

menjawab baik sebanyak 34 atau sebanyak 30,4% dan yang menjawab

sangat tidak baik sebanyak 1 atau 0,9%.

c. Indikator ketiga dari Customer Satisfaction, yaitu Puas terhadap layanan

purna jual, terbanyak pada skor 7 dengan jumlah responden sebanyak 35

atau 31,3%, kemudian terbanyak kedua pada skor 6 dengan jumlah

responden 32 atau 28,6%. Artinya, sebagian besar responden menjawab

sangat setuju sebanyak 39 responden atau 39%, kemudian yang menjawab

setuju sebanyak 37 atau sebanyak 37% dan yang menjawab sangat tidak

baik sebanyak 1 atau 0,9%.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Evaluasi Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam

bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau

mutivariat (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel)

perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada

outliers pada tingkat univariate, tetapi

Gambar

Tabel 1.1 : Penjualan LPG pada CV.AISYAH periode bulan Februari – Juni 2010
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
gambar 3.1 Model quisioner
Gambar 3.2 Dimensi durability beserta indikatornya.
+7

Referensi

Dokumen terkait

t Pengadaan Kendaraan Roda 4 I Unit 330,000,000.00 DAU Dinas Kesehatan Dinas Kesehman. BelanJe Modal Pengadaan Alst-alat Anghrtan Ilarat

Thus denervation of the CA in six-day-old mated females did not cause a decrease in the high levels of CYP4C7 mRNA, and denervation in four-day-old mated insects did not prevent

Perihal : Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk paket pekerjaan Penyusunan RDTRK Perkotaan Kabupaten Buol Panitia Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2013.. Dengan

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat di ketahui perangkat keras telah berhasil di buat menggunakan sistem minimum mikrokontroler Atmega 8 yang sebagai pengendali di

Of the Limulus peptides, DEGHKMLYFamide (LP1) increased heart rate significantly, GHSLLHFamide (LP2) and PDHHMMYFamide (LP3) decreased the heart’s rate, while DHGNMLYFamide (LP4)

Dengan ini diberitahukan bahwa, setelah dilakukan evaluasi dan pembuktian kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan tersebut di atas

Wells 407 Characterization of lipophorin binding to the midgut of larval Manduca sexta.. Gondim, 417 Developmental changes in the response of larval Manduca sexta

Kelurahan Kali Kecarnatan Biau lGbupaten Buol pada Tahun Anggaran 2013, akan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagaiberlkut