SKRIPSI
Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh :
Aditya Anggraeni Evytasari 0613010037/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Aditya Anggraeni Evytasari 0613010037/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
yang diajukan
ADITYA ANGGRAENI EVYTASARI
0613010037/FE/EA
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Drs.Ec. Sjafii MM,Ak.
Tanggal : ...
NIP : 030 173 783
Mengetahui
Ketua Progdi Akuntansi
yang diajukan
ADITYA ANGGRAENI EVYTASARI
0613010037/FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh
Pembimbing Utama
Drs.Ec. Sjafii MM,Ak.
Tanggal : ...
NIP : 030 173 783
Mengetahui
Ketua Progdi Akuntansi
AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)
yang diajukan :
ADITYA ANGGRAENI EVYTASARI
0613010037/FE/EA
disetujui untuk lisan oleh
Pembimbing Utama
Drs.Ec. Sjafii MM,Ak.
Tanggal : ...
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh
Pengendalian Diri, Motivasi Dan Minat Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan
agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Saiful Anwar, Msi Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional, Veteran Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Syafi”i, Ak, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran
untuk peneliti.
6. Buat Mama dan Papaku yang tercinta, serta buat saudara – saudaraku yang tersayang,
tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang sebanyak -
rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi
ini.
Peneliti menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,
memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu
peneliti mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup peneliti mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan
kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan. Amin
Surabaya, Juli 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Penelitian Terdahulu ... 15
2.2 Landasan Teori ... 15
2.2.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan ... 15
2.2.1.1 Tujuan Akuntansi Keperilakuan... 16
2.2.1.2. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan ... 16
2.2.2 Akuntansi ... 17
2.2.2.1 Pengertian Akuntansi ... 17
2.2.2.2 Tujuan Akuntansi ... 20
2.2.3 Pemahaman Akuntansi ... 21
2.2.3.1 Pengertian Pemahaman Akuntansi... 21
2.2.3.2 Tujuan Pemahaman Akuntansi... 22
2.2.4 Pengertian belajar ... 22
2.2.4.1Teori-teori Belajar ... 24
2.2.4.2Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ... 25
2.2.5 Kecerdasan Emosional... 25
2.2.5.1 Pengertian Kecerdasan Emosional ... 25
2.2.5.2 Komponen Kecerdasan Emosional ... 26
2.2.5.3 Pengendalian Diri ... 29
2.2.5.3.1 Pengertian Pengendalian Diri ... 29
2.2.5.5 Minat Belajar ... 35
2.2.5.5.1 Pengertian Minat Belajar... 35
2.2.5.5.2 Tujuan Minat Belajar... 36
2.2.5.5.3 Teori Minat Belajar ... 37
2.3 Kerangka Pemikiran... 38
2.4 Hipotesis ... 40
BAB III : METODE PENELITIAN... 41
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 41
3.1.1 Definisi Operasional ... 41
3.1.2 Pengukuran Variabel ... 42
3.2 Tehnik Penentuan Sampel ... 46
3.2.1 Populasi ... 46
3.2.2 Sampel ... 47
3.3 Tehnik Pengumpulan Data... 48
3.3.1 Jenis Data ... 48
3.3.2 Sumber Data ... 48
3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 49
3.4 Uji Kualitas Data... 49
3.4.1 Uji Validitas ... 49
3.4.2 Uji Reliabilitas ... 50
3.4.3 Uji Normalitas ... 50
3.5 Uji Asumsi Klasik... 51
3.5.1 Multikolinearitas ... 51
3.5.2 Autokorelasi... 52
3.5.3 Heteroskedasitas ... 52
3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 53
3.6.1 Teknik Analisis ... 53
3.6.2 Uji Hipotesis ... 53
3.6.2.1 Uji Spesifikasi Model F... 53
3.6.2.2 Uji t ... 55
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN ... 56
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 56
4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur ... 56
4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ... 59
4.1.3Visi, Misi dan Tujuan UPN “Veteran” Jawa Timur ... 60
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 61
4.2.1 Deskripsi Variabel Pengendalian diri ... 63
4.2.2 Deskripsi Variabel Motivasi ... 64
4.2.3 Deskripsi Variabel Minat Belajar ... 65
4.2.4 Deskripsi Variabel Tingkat Pemahaman Akuntansi ... 66
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 68
4.3.1 Uji Validitas ... 68
4.3.2. Uji Reliabilitas... 71
4.5.1 Hasil Analisis Uji Regresi Linear Berganda ... 76
4.5.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 78
4.5.3 Uji Hipotesis ... 79
4.5.3.1 Uji Spesifikasi Model F ... 79
4.5.3.2 Uji t ... 80
4.6 Implikasi Hasil Penelitian ... 83
4.7 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 86
4.8 Keterbatasan Hasil Penelitian ... 88
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 97
5.1 Kesimpulan ... 97
5.2 Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil survey pendahuluan ... 5
Tabel 1.2 IPK hasil Survei pendahuluan... 7
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 61
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 62
Tabel 4.3. Hasil Jawaban responden untuk pertanyaan Pengendalian Diri ... 63
Tabel 4.4. Hasil Jawaban responden untuk pertanyaan Motivasi ... 64
Tabel 4.5 Hasil Jawaban responden untuk pertanyaan Minat Belajar ... 65
Tabel 4.6 Hasil Jawaban responden untuk pertanyaan tingkat pemahaman akuntansi ... 67
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian diri... 68
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi... 69
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Belajar... 70
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel tingkat pemahaman akuntansi ... 71
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas... 72
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas ... 73
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 74
Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 75
Tabel 4.15 Hasil Estimasi Koefisien Regresi ... 76
Tabel 4.12 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ... 78
Tabel 4.13 Hasil Uji F Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ... 79
Tabel 4.14 Hasil Uji t Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat ... 81
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Kecakapan kecerdasan Emosional ... 27
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 40
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabulasi Kuesioner ...
Lampiran 2 Uji Kualitas Data ...
Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik ...
Lampiran 4 Analisis Regresi Berganda...
Oleh :
Aditya Anggraeni Evytasari
Abstrak
Kualitas sumber daya manusia, output perguruan tinggi sering mempengaruhi kebijakan suatu perguruan tinggi untuk memenuhi target Indeks Prestasi (IP), agar output yang dihasilkan mampu menembus persyaratan di lapangan. Maka diperlukan adanya pengorbanan untuk mewujudkan suatu lembaga perguruan tinggi yang mampu menghasilkan output berkualitas sehingga selalu peka dan tanggap, serta memiliki kemampuan handal mensiasati perkembangan global. Proses belajar mengajar dalam berbagai aspek sangat terkait dengan kecerdasan emosional mahasiswanya, terutama yang meliputi pengendalian diri, motivasi serta minat belajar. Dantingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditujukan dari nilai-nilai yang didapatkannya dalam mata kuliah tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait
Obyek penelitian ini adalah mahasiswa UPN “Veteran” Jawa timur. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa UPN “Veteran” Jatim Progdi Akuntansi angkatan tahun 2006 dan 2007 dengan jumlah 313 mahasiswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui interview dan kuesioner. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah regresi linier berganda serta untuk mengetahui pengaruhnya digunakan uji F dan uji t.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian diri, motivasi tidak mempunyai pengaruh signifikan dan minat belajar mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
.
Keyword : Pengendalian Diri, Motivasi, Minat Belajar, dan Tingkat
Pemahaman Akuntansi
By:
Aditya Anggraeni Evytasari
Abstract
The quality of human resources, universities often affects the output of a university policy to meet the target Performance Index (IP), so that the output can penetrate to the requirements in the field. So it is necessary sacrifice to realize a higher education institution that is able to produce high quality output that is always sensitive and responsive, and has the ability to reliably anticipate the global development. The process of learning and teaching in various aspects of emotional intelligence is related with the students, especially those that include self-control, motivation and interest in learning. And accounting students' level of understanding expressed by a student on how to understand what has been learned that in this context refers to accounting courses and grade point average (GPA).Signs of a student to understand not only the intended accounting of the values acquired in the course but also if the student understands and can master the relevant concepts
Object of this study are students UPN "Veteran" East Java. The sample used was a student UPN "Veteran" East Java Accounting Progdi force in 2006 and 2007 with a total 313 students. Collecting data in this study through interviews and questionnaires. The analysis model to test the hypothesis raised is multiple linear regression and used to determine the effect of F test and t test
Based on the analysis and discussion of this research can be concluded that self-control, motivation does not have significant influence and interest in learning has a significant influence on students' level of understanding of accountancy at the University of National Development "Veteran" East Java.
.
Keyword: Self Control, Motivation, Learning Interests, and Level
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan semakin hari semakin cepat
searah dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, maka Negara kita
adalah negara yang memerlukan adanya tenaga yang terampil serta ahli dalam
bidangnya untuk membangun Negara, oleh karena itu bidang pendidikan merupakan
prioritas utama yang mempunyai peranan yang penting bagi perkembangan dan
kemajuan bangsa. Umumnya masyarakat beranggapan bahwa dengan memasuki
perguruan tinggi, seorang mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk
menyongsong kehidupannya di masa mendatang untuk meningkatkan taraf hidup ke
arah yang lebih sempurna apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang ini.
Kualitas sumber daya manusia, output perguruan tinggi sering
mempengaruhi kebijakan suatu perguruan tinggi untuk memenuhi target Indeks
Prestasi (IP), agar output yang dihasilkan mampu menembus persyaratan di
lapangan. Maka diperlukan adanya pengorbanan untuk mewujudkan suatu lembaga
perguruan tinggi yang mampu menghasilkan output berkualitas sehingga selalu peka
dan tanggap, serta memiliki kemampuan handal mensiasati perkembangan global
(Rahayu,2001). Keluhan yang sering dilontarkan terhadap akuntansi adalah bahwa
akuntansi merupakan pelajaran yang sulit untuk melangkah ke tingkat berikut,
padahal sulitnya memahami akuntansi sebenarnya disebabkan oleh pendekatan yang
tidak logis dalam proses pengenalan. Maka dalam hal ini diperlukan kecerdasan
emosional. (Suwardjono,1999).
Menurut Goleman (2000) secara garis besar membagi dua kecerdasan
emosional yaitu kompetensi personal yang meliputi pengenalan diri, pengendalian
diri, motivasi dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan keterampilan
sosial.
Proses belajar mengajar dalam berbagai aspek sangat terkait dengan
kecerdasan emosional mahasiswanya karena mampu melatih kemampuan
mahasiswa, terutama pengendalian diri, karena mahasiswa akan mampu untuk
mengelola perasaannya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi dan
kegagalan, kesanggupan menunda kepuasan sesaat. Pengendalian diri ini harus
dimiliki oleh mahasiswa agar ia mampu menyeimbangkan semangat, ambisi, dan
kemampuan keras mereka dengan kendali diri, sehingga mampu memadukan
kebutuhan pribadi dalam meraih prestasi (Praptiningsih, 2009).
Kemudian motivasi juga berpengaruh terhadap prestasi dan
pemamahamannya dalam belajar karena dapat mendorong mahasiswa untuk tidak
mudah menyerah, sehingga ia akan mencari jalan untuk menemukan kesuksesan,
sehingga mahasiswa mempunyai keinginan untuk berkembang dan maju untuk
memaksimumkan pemahaman atas ilmu yang mereka dapatkan (Purwanto,2000: 77)
Kemampuan-kemampuan tersebut mendukung seorang mahasiswa dalam
mencapai tujuan dan cita - citanya. Kesulitan belajar yang dicirikan oleh
menurunnya prestasi belajar sebagai bentuk kegagalan bisa berkaitan dengan
dominan afektif, misalnya situasi emosi akan mempengaruhi belajar (Trisniwati dan
Suryaningsum, 2003).
Selain kecerdasan emosional, menurut Rahayu (2001) dalam
(Anggrawati,2007) menyatakan minat juga berpengaruh terhadap kemampuan
mahasiswa untuk meningkatkan prestasi di bidangnya. Pengertian minat adalah
keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan
membandingkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Maka dari itu banyak
lulusan SMU dan SMEA yang berminat mengambil Progdi Akuntansi, baik itu pada
Universitas swasta ataupun pada Universitas negri. Hal ini mereka lakukan dengan
pertimbangan bahwa lulusan akuntansi banyak dibutuhkan perusahaan, dan juga
dengan pertimbangan bahwa Progdi Akuntansi lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan Progdi lain pada Fakultas Ekonomi.
Akuntansi sebagai bahasa bisnis, sangat membantu dunia usaha dalam
mengukur, mengkomunikasikan dan menginterprestasikan informasi aktifitas
keuangan. Akuntansi banyak disalah artikan, sebagai bidang studi yang banyak
menggunakan angka-angka untuk menghasilkan laporan keuangan. Kesalahan
dalam pendekatan pengajaran akuntansi sering menyebabkan adanya persepsi dan
pemahaman yang keliru tentang akuntansi. Padahal akuntansi tidak hanya
memfokuskan pada masalah perhitungan semata, namun lebih pada penalaran yang
membutuhkan logika berpikir (Budhiyanto dan Nugroho, 2004).
Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa
mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks
ini mengacu pada mata kuliah akuntansi dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Tanda
seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya ditujukan dari nilai-nilai yang
didapatkannya dalam mata kuliah tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti
dan dapat menguasai konsep-konsep yang terkait (Praptiningsih, 2009).
Ini ditunjukkan dari tingkat pemahaman mereka pada mata kuliah Pengantar
Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah I dan II, Akuntansi Keuangan Lanjutan
I dan II, Auduting I dan II, Teori Akuntansi yang telah ditempuh oleh mahasiswa
akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim. Hal tersebut bisa
ditunjukkan berdasarkan dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh penulis
terhadap masing-masing 25 mahasiswa Fakultas Ekonomi Progdi Akuntansi dari
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN), guna untuk mengetahui
masalah – masalah yang ada dalam rangka pemahaman akuntansi.
Tabel 1.1 : Hasil Survei Pendahuluan
Jawaban
No. Item pertanyaan STP KP RR P SP Total 0 10 7 6 2 25 1
Apakah Anda sudah mengerti isi kandungan
mata kuliah Pengantar Akuntansi 0% 40% 28% 24% 8% 100% 2 4 10 7 2 25 2
Apakah Anda sudah mengerti isi kandungan
mata kuliah AKM I 8% 16% 40% 28% 8% 100% 0 4 11 10 0 25 3
Apakah Anda sudah mengerti isi kandungan
mata kuliah AKM II 0% 16% 44% 40% 0% 100% 1 8 10 4 2 25 4
Apakah Anda sudah mengerti isi kandungan
mata kuliah AKL I 4% 32% 40% 16% 8% 100% 1 2 13 8 1 25 5
Apakah Anda sudah mengerti isi kandungan
mata kuliah AKL II 4% 8% 52% 32% 4% 100% 0 6 14 3 2 25 6
Apakah Anda sudah mengerti isi kandungan
mata kuliah AUDIT I 0% 24% 56% 12% 8% 100% 0 3 11 7 4 25 7
Apakah Anda sudah mengerti isi kandungan
mata kuliah AUDIT II 0% 12% 44% 28% 16% 100% 0 4 6 11 4 25 8
Apakah Anda sudah mengerti isi kandungan
mata kuliah Teori Akuntansi 0% 16% 24% 44% 16% 100% Sumber : Survei pendahuluan
Keterangan : STP = Sangat Tidak Paham
TP = Tidak Paham
RR = Ragu – ragu
P = Paham
SP = Sangat Paham
Berdasarkan hasil survei terhadap 25 mahasiswa akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 dan 2007
menunjukkan bahwa 8% mahasiswa sangat paham terhadap mata kuliah pengantar
akuntansi dan 40% mahasiswa kurang paham terhadap mata kuliah pengantar
akuntansi. Hasil survei pendahuluan untuk mata kuliah AKM I menunjukkan bahwa
28% mahasiswa paham terhadap mata kuliah AKM I dan 16% mahasiswa kurang
paham terhadap mata kuliah AKM I. Hasil survei untuk mata kuliah AKM II
menunjukkan bahwa 16% mahasiswa kurang paham terhadap mata kuliah AKM II
dan 40% mahasiswa paham terhadap mata kuliah AKM II. Hasil survei untuk mata
kuliah AKL I menunjukkan bahwa 16% mahasiswa paham terhadap mata kuliah
AKL I dan 40% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKL I.
Hasil survei untuk mata kuliah AKL II menunjukkan bahwa 52% mahasiswa
ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKL II sedangkan 32% mahasiswa paham
terhadap mata kuliah AKL II. Hasil survei untuk mata kuliah pemeriksaan akuntansi
I (audit), menunjukkan bahwa 56% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata
kuliah pemeriksaan akuntansi I dan 8% mahasiswa sangat paham terhadap
pemahaman mata kuliah pemeriksaan akuntansi I. Hasil survei untuk mata kuliah
pemeriksaan akuntansi II menunjukkan bahwa 28% mahasiswa paham terhadap
mata kuliah pemeriksaan akuntansi II dan 44% mahasiswa ragu-ragu terhadap
pemahaman mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. Hasil survei untuk mata kuliah
teori akuntansi menunjukkan bahwa 24% mahasiswa ragu-ragu terhadap
pemahaman mata kuliah teori akuntansi dan 16% mahasiswa kurang paham
terhadap mata kuliah teori akuntansi.
Selain itu Hal tersebut juga diperkuat dengan nilai hasil Indeks Prestasi
Kumulatif mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jatim yang menempati prosentasi terbesar adalah pada kisaran >3,0 seperti dalam
tabel di bawah ini :
Tabel 1.2
IPK hasil survei pendahuluan Mahasiswa Tahun Ajaran 2006
Indeks Prestasi Kumulatif Tahun Ajaran
< 2,5 2,5 – 3,0 > 3,0
2006 8% 12% 80%
2007 20% 32% 48%
Berdasarkan tabel 1.3, menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan akuntansi
tahun ajaran 2006 di UPN “Veteran” rata – rata memiliki tingkat IPK yang tinggi,
lebih dari 3,0 ada sebesar 80%, Sedangkan untuk mahasiswa tahun ajaran 2007
memiliki tingkat IPK yang lebih dari 3,0 yaitu sebesar 48 %, jika kita lihat kembali
hasil survei pendahuluan, menurut rata-rata mahasiswa akuntansi memilih jawaban
ragu-ragu, padahal nilai IPK mereka bagus yaitu di atas 3,0. Hal ini menunjukkan
kalau terbukti secara nyata di lapangan, karena begitu mereka diuji secara lisan
dengan adanya forum diskusi kelas dan tanya jawab, mahasiswa cenderung pasif
dan tidak dapat menjawab. Menurut Suwardjono (2005) ini karena mahasiswa
kebanyakan mempunyai perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar, dan catat
dikurangi berpikir (D3C-B).
Dengan adanya fenomena tersebut berarti bahwa pemahaman pada bidang
pokok akuntansi masih kurang, hal ini kemungkinan disebabkan karena mahasiswa
kurang mengetahui potensi kecerdasan emosional yang meliputi pengendalian diri
dan motivasi serta minat belajar yang dimilikinya sehingga mahasiswa kurang
mampu mengembangkannya secara optimal.
Penelitian yang dilakukan oleh Trisniwati dan Suryaningsum (2003)
ditemukan bahwa kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial secara berurutan yang
mempunyai hubungan positif terhadap pemahaman akuntansi adalah pengendalian
diri dan motivasi, sedangkan hubungan negatif ditunjukkan oleh keterampilan
sosial, pengenalan diri dan empati. Kecerdasan emosional secara statistik tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2007) ditemukan bahwa
kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi,
empati dan keterampilan sosial serta minat belajar mempunyai pengaruh positif
(pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi dan minat belajar) dan negatif (empati
dan keterampilan sosial) terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Penelitian yang dilakukan oleh Budhiyanto dan Nugroho (2004) ditemukan
bahwa variabel – variabel dari kecerdasan emosional memberikan pengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Hubungan positif ditunjukkan oleh variabel
pengenalan diri, motivasi dan empati, sedangkan hubungan negatif ditunjukkan oleh
variabel pengendalian diri dan keterampilan sosial. Variabel – variabel kecerdasan
emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan
sosial) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi,
dilihat dari koefisien determinan yang diperoleh sebesar 0,015 yang berarti 1,5%
perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh variabel – variabel
kecerdasan emosional.
Dan pada penelitian Anggrawati (2007) ditemukan bahwa ada pengaruh
kecerdasan emosional yang diukur dengan pengendalian diri dan motivasi terhadap
tingkat pemahaman akuntansi secara parsial dan simultan, hal ini dapat dilihat dari
koefisien determinan yang diperoleh sebesar 0,554 yang berarti 55,4% bahwa
persamaan regresi linier berganda mampu menjelaskan hubungan variasi antara
variabel pengendalian diri, motivasi terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Berdasarkan fenomena – fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menggunakan variabel kecerdasan emosional yang meliputi
pengendalian diri dan motivasi serta minat belajar.
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka penulis
bermaksud mengadakan penelitian mengenai “PENGARUH PENGENDALIAN
DIRI, MOTIVASI, DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI”
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
“Apakah kecerdasan emosional yang meliputi pengendalian diri dan motivasi serta
minat belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi?”
1.3Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh antara
kecerdasan emosional yang meliputi pengendalian diri dan motivasi serta minat
belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagi bahan referensi bagi
peneliti lain dengan materi sejenis, serta memberikan sumbangan bagi
perbendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan.
2. Bagi Obyek yang diteliti
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa Progdi Akuntansi agar dapat lebih meningkatkan kualitas para
pengajar sehingga menciptakan lulusan terbaik dalam bidang akuntansi, dan
agar program studi akuntansi dapat meningkatkan mutu sarana dan prasarana
sehingga dapat lebih mendukung dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah pengetahuan dan sekaligus dapat menambah
pengetahuan dan sekaligus menerapkan ilmu pengetahuan yang selama ini
diperoleh di Universitas.
11 4. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perguruan
tinggi yang lain dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan (proses belajar
mengajar) agar dapat meningkatkan kecerdasan emosional mahasiswa
akuntansi, sehingga mahasiswa mendapatkan pemahaman akuntansi dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
a. Eka Indah Trisniwati dan Sri Suryaningsum (2003)
Judul “Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman
akuntansi”
Rumusan Masalah :
Apakah kecerdasan Emosional (EQ) mahasiswa akuntansi mempengaruhi
tingkat pemahaman akuntansi dan seberapa besar pengaruh kecerdasan
emosional (EQ) mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Kesimpulan :
1. Pengenalan diri dan motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap
tingkat pemahaman akuntansi, sedangkan pengenalan diri, empati
dan keterampilan sosial mempunyai pengaruh negatif.
2. Kecerdasan emosional secara statistik tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi dilihat dari
koefisien sebesar 0.19 yang bermakna adanya keterkaitan antara
kecerdasan emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi hanya
b. Joan Suryanti Budhiyanto dan Paskah Ika Nugroho (2004)
Judul :” Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi” Rumusan Masalah :
Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi mempengaruhi tingkat
pemahaman akuntansi dan seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional
mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Kesimpulan yang dihasilkan :
1. Variabel-variabel dari kecerdasan emosional memberikan pengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Pengaruh positif ditunjukkan
oleh variabel pengenalan diri, motivasi, dan empati, sedangkan
pengaruh negatif ditunjukkan oleh pengendalian diri dan keterampilan
sosial.
2. Variabel-variabel dari kecerdasan emosional (pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
c. Maya Nuraini (2007)
Judul : “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Mahasiswa
Rumusan Masalah :
Apakah kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial serta minat
belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Kesimpulan :
Kecerdasan emosional yang mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat
pemahaman akuntansi terdiri dari pengenalan diri, , pengendalian diri,
motivasi, dan minat belajar sedangkan yang berpengaruh negatif terhadap
tingkat pemahaman adalah empati dan keterampilan sosial.
Keterkaitan antara kecerdasan emosional, minat belajar dengan perubahan
tingkat pemahaman akuntansi sebesar 0,756 menunjukkan korelasi yang
kuat.
Penelitian sekarang ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan
dengan penelitian terdahulu. Hal ini dapat dilihat dari segi waktu, segi
tempat, segi variabel dan uji analisis yang digunakan :
1. Segi Waktu
Penelitian terdahulu dilakukan pada tahun 2007, sedangkan penelitian
sekarang dilakukan pada tahun 2010.
2. Segi Tempat
Penelitian terdahulu dilakukan di Universitas Muhammadiyah Gresik
sedangkan penelitian sekarang dilakukan di UPN “Veteran” Jawa
3. Segi Variabel
Penelitian terdahulu menggunakan variabel kecerdasan emosional
(pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan ketrampilan
sosial) dan minat belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi,
Sedangkan peneliti sekarang hanya meneliti kecerdasan emosional yang
meliputi pengendalian diri, motivasi serta minat belajar terhadap tingkat
pemahaman akuntansi.
4. Segi Uji Analisis
Baik penelitian terdahulu maupun sekarang menggunakan Uji Analisis
yang sama yaitu Regresi Linear Berganda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Akuntansi keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi
keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan
keputusan, sedangkan ilmu keperilakuan adalah bagian dari ilmu sosial manusia
yang berhadapan secara langsung dengan perilaku manusia. jadi, akuntansi
keprilakuan didefinisikan sebagai ilmu yang menghubungkan antara perilaku
2.2.1.1 Tujuan Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan memfokuskan ada hubungan antara manusia dan
sistem akuntansi. akuntansi keperilakuan juga menyadari bahwa mereka dapat
merancang sistem informasi untuk mempengaruhi sistem motivasi karyawan,
moral dan produktifitas. akuntansi keperilakuan percaya bahwa tujuan utama
dari laporan akuntansi adalah untuk mempengaruhi perilaku agar dapat
memotivasi tindakan yang diharapkan.
Menurut Siegel dan Marconi (1989), Tujuan akuntansi keperilakuan
adalah usaha untuk melakukan pengukuran dan pengevaluasian segala tindakan
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan,
baik dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik yang bersifat
internal maupun eksternal (Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).
2.2.1.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi, ruang lingkup akuntansi keperilakuan
meliputi (Ikhsan dan Ishak 2005) :
1. Aplikasi dari konsep ilmu kepribadian terhadap desain
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan
4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku
para pemakai data.
5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku,
cita-cita, serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi.
Menurut (Arfan, 2008:69) secara umum, lingkup dari akuntansi
keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga besar :
1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan
penggunaan sistem akuntansi.
2. Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang akuntansi
keperilakuan ini berkaitan tentang bagaimana sistem akuntansi
mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan
kerja serta kerjasama.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku
manusia. Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai
hubungan tentang bagaimana cara sistem akuntansi dapat digunakan
sehingga mempengaruhi perilaku.
2.2.2 Akuntansi
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi
Menurut Siegel dan Marconi (1989), mendefinisikan akuntansi sebagai
suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat
internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi (Ikhsan
dan Ishak, 2005: 4).
Komite tekhnologi AICPA (The Committee on Terminology of the
American Institute of Certified Public Accuntants) mendefinisikan akuntansi
sebagai seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi serta
kejadian yang bersifat keuangan, dengan cara yang berdaya guna dan dalam
bentuk satuan uang, serta interprestasi dari hasil proses tersebut (Suwardjono,
1999: 5)
Perspektif yang lebih luas ditawarkan oleh American Accounting
Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang
memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh
pemakai informasi dan yang terkini (Ikhsan dan Ishak, 2005: 5)
Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada
pihak – pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi
perusahaan. (Warren Reeve 2005 : 11).
Menurut Suwardjono dalam (Melandy dan Aziza 2006) pengetahuan
akuntansi dapat di pandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan
profesi keahlian yang dipraktekkan di dunia nyata sekaligus sebagai suatu
disiplin ilmu pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Akuntansi sebagai
obyek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi
berkepentingan dengan masalah bagaimana praktek dijalankan sesuai prinsip
akuntansi. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan
argumen yang dianggap melandasi praktek akuntansi yang sempurna dicakup
dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.
Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian
mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan
pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam
perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam
mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara
luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis" (Budhiyanto dan Nugroho,
2004).
Dari beberapa definisi diatas, akuntansi dapat dipandang sebagai suatu
proses atau kegiatan yang meliputi proses pengidentifikasian,
pengukuran,pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, penggabungan,
pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan dasar, yang terjadi sebagai akibat
dari kegiatan operasi suatu unit organisasi, dengan cara-cara tertentu, untuk
menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan (Ikhsan
2.2.2.2 Tujuan Akuntansi
Menurut Ikhsan dan Ishak, (2005: 6) informasi keuangan melalui
pelaporan keuangan sebagai hasil dari informasi keuangan memiliki tujuan
antara lain :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi keuangan mengenai posisi keuangan perusahaan
dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaan serta asal dari
kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber
pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
2.2.3. Pemahaman Akuntansi
2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi
Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa
mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari pada mata
kuliah akuntansi. Tanda seseorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya
ditunjukkan dari nilai-nilai yang didapatkan dalam mata kuliah tetapi juga
apabila mahasiswa tersebut mengerti dan menguasai konsep-konsep yang terkait.
Mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu
akuntansi yang sudah diperoleh selama ini dapat diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat atau dapat dipraktekkan didunia kerja. (Budhiyanto dan Nugroho,
2004).
Paham memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman
adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Pemahaman
akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti
tentang akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi ini dapat diukur dari nilai mata
kuliah yang meliputi pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2, akuntansi
keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2, akuntansi keuangan
lanjutan1, akuntansi keuangan lanjutan 2, pengauditan 1, pengauditan 2, dan
teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang di dalamnya
terdapat unsur-unsur yang menggambarkan akuntansi secara umum. (Melandy
2.2.3.2 Tujuan Pemahaman Akuntansi
Menurut Suwardjono (1999: 1), tujuan pemahaman akuntansi adalah :
a. Memahamkan pengetahuan akuntansi tanpa menimbulkan kekeliruan
tentang akuntansi.
b. Menanamkan sifat positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup luas
lingkupnya.
c. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam praktik bisnis
atau organisasi yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi
keuangan
2.2.4. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan
(Muhibin, 2009 : 63).
Menurut Slameto (2003:2) Belajar secara psikologis adalah suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Morgan dalam buku Introduction to Psychology (1978) dalam
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.
Witherington, dalam buku Educational Psychology dalam (Purwanto,
2000 : 84) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.
Menurut Oemar Hamalik (1994:27) dalam Lusia (2005:25) pada
umumnya, pengertian belajar dapat kita kembalikan ke dalam dua jenis
pandangan, yaitu :
1. Pandangan tradisional
Belajar adalah usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan.
2. Pandangan modern
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan
lingkungan.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang kompleks dilakukan seseorang
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik secara keseluruhan akibat
2.2.4.1 Teori-Teori Belajar
Menurut Teori Classical Conditioning (Pavlon dan Watson) belajar
adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat – syarat yang
kemudian menimnulkan reaksi. Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah
kita memberikan syarat – syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut
teori ini adalah adanya latihan – latihan yang kontinu, yang diutamakan dalam
teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara otomatis.
Kelemahan dari teori ini adalah teori ini menganggap bahwa belajar
hanya terjadi secara otomatis, keaktifan dan penentuan pribadi dalam tidak
dihiraukan. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal – hal
belajar tertentu saja (Purwanto, 2000 : 91).
Dan menurut Teori Gestalt, Belajar dapat diterangkan sebagai berikut.
pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor
yang penting untuk mengetahui dan memahami hubungan antara pengetahuan
dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organisme memegang
peranan penting yang sangat sentral, pengalaman. Belajar tidak hanya dilakukan
secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan
2.2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Purwanto (2000: 102) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Faktor individual adalah faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri
yang kita sebut faktor individual, dan
2. Faktor sosial adalah faktor yang ada diluar individu yang termasuk faktor
sosial antara lain: kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain : suasana rumah, metode
mengajar, pengertian orang tua, keadaaan ekonomi, alat pelajaran.
2.2.5. Kecerdasan Emosional
2.2.5.1.Pengertian Kecerdasan Emosional
Menurut kamus bahasa Indonesia kontenporer (Trisniwati dan
Suryaningsum, 2003), mendefinisikan emosi sebagai keadaan yang keras yang
timbul dari hati, perasaan jiwa yang kuat seperti sedih, luapan perasaan yang
berkembang dan surut dalam waktu yang cepat. Emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran-pikiran yang khasnya, suatu keadaan yang biologis dan
psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. emosional adalah
hal-hal yang berhubungan dengan emosi.
Menurut Wibowo (2002) dalam (Melandy dan Aziza, 2006) kecerdasan
emosional adalah kecerdasan untuk menggunakan emosi sesuai dengan
dampak yang positif. Kecerdasan emosional dapat membantu membangun
hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.
Menurut Salovey dan Mayer dalam (Rissyo dan Aziza, 2006), Pencipta
istilah “kecerdasan emosional”, mendefinisikan kecerdasan emosional adalah
kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan
untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan
mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan
emosi dan intelektual.
2.2.5.2. Komponen Kecerdasan Emosional
Goleman (2002) secara garis besar membagi dua kecerdasan emosional
yaitu kompetensi personal yang meliputi pengenalan diri, pengendalian diri,
motivasi dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan keterampilan sosial.
Goleman mengadaptasi lima hal yang tercakup dalam kecerdasan emosional dari
model solevely dan Mayer, yang kemudian diadaptasi lagi oleh Trisniwati dan
Suryaningsum (2003) yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati,
dan keterampilan diri.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
dalam mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi pada diri sendiri,
mengelola dan mengendalikan emosi pada diri sendiri, memahami perasaan
masalah, serta berpikir, realistis sehingga mampu berespon secara positif
terhadap setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi tersebut.
Gambar 1.1 : Bagan Kecakapan Kecerdasan Emosional
Keterampilan Sosial
- Manajemen Konflik
- Kepemimpinan
Empati
- Memahami orang lain
- Mengembangkan
orang Kecerdasan Sosial
Pengenalan diri
- Penilaian diri yang kuat
- Kepercayaan diri
Sumber :William Bulo, interpretasi bebas dari Goleman (2000)
Menurut Goleman (2000) dalam Nuraini (2007) terdapat lima dimensi
atau komponen kecerdasan emosional (EQ) yaitu:
1. Pengenalan diri (Self awareness) merupakan kesadaran seseorang tentang
sikap terhadap dirinya sendiri. Kesadaran diri merupakan kemampuan
2. Pengendalian diri (self regulation) merupakan sikap hati-hati dan cerdas
dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijaksanaan yang
terkendali, dan tujuannya adalah untuk keseimbangan emosi, bukan
menekan emosi, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna.
3. Motivasi (motivation) suatu konsep yang kita gunakan jika kita
menguraikan kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap atau didalam diri
individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku atau segala sesuatu
sikap yang menjadi pendorong timbulnya suatu perilaku.
4. Empati (empathy) yaitu perasaan simpati dan perhatian terhadap orang lain.
5. Keterampilan sosial (Sosial skills) dapat dilihat dari sinkroni antara dosen
dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh hubungan yang mereka
rasakan, studi-studi di kelas membuktikan bahwa semakin erat koordinasi
gerak antara dosen dan mahasiswa.
Menurut Goleman (2004: 45) dalam .(Widiastuti, 2009: 13) Kecerdasan
emosional adalah suatu kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi, mengendalikan diri dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak
2.2.5.3. Pengendalian diri
2.2.5.3.1. Pengertian pengendalian diri
Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat
terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung
pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila : mampu
menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua
itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan
terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada
hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri.(Suryana,2009).
Menurut Nuraini, (2007) Pengendalian diri merupakan sikap hati-hati
dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijakan yang
terkendali, dan tujuannya adalah untuk keseimbangan emosi, bukan menekan
emosi, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna.
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely (1987: 74), didalam
kepribadian itu ada tempat pengendalian individu menentukan kadar sejauh
mana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi
terhadap mereka.
2.2.5.3.2. Tujuan pengendalian diri
Tujuan pengendalian diri adalah keseimbangan emosi, bukan menekan
emosi setiap perasaan mempunyai nilai dan makna (Goleman, 2004 : 77)
Menurut Goleman (2003:79), dalam Herawati (2005) pengendalian
diri mempunyai tujuan:
1. Mampu mengelola emosi dan desakan hati yang merusak.
2. Memiliki sifat yang dapat dipercaya.
3. Mempunyai rasa tanggung jawab atas kinerja pribadi.
4. Mempunyai keluesan dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
5. Mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan informasi
baru.
2.2.5.3.3. Teori Pengendalian diri
Menurut Teori Psikodinamis yang dikemukakan oleh Freud (1960)
dalam Widiastuti (2009: 27) menyatakan bahwa seorang dalam menghadapi
perangsang itu berbeda-beda, seperti halnya dengan pengendalian diri.
Terdapat beberapa bagian dalam kepribadian diantaranya yaitu :
1. Id (identitas diri) diartikan sebagai bagian tidak sadar dari
kepribadian yang bekerja secara tidak rasional tanpa
mempertimbangkan apakah yang diinginkan itu dapat diterima dari
segi moral.
2. Superego adalah tempat penyimpanan nilai – nilai individu,
termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat. Superego sering
kali bertentangan dengan Id. Id ingin mengerjakan apa yang dirasakan
3. Ego bertindak sebagai penengah konflik.
Menurut Teori Humanistik yang dikemukakan oleh Carl Rogers
(1997) dalam Widiastuti (2009: 27) menyatakan bahwa kepribadian
dicirikan oleh penekanannya atas perkembangan dan perwujudan dari
individu. Teori ini menekankan pada pentingnya cara orang berpresepsi
terhadap dunia mereka dan semua kekuatan yang mempengaruhinya.
Keterampilan ini tidak mudah untuk dilakukan terutama untuk
mewujudkan emosi yang tidak mencolok, tanda-tandanya meliputi ketegaran
saat menghadapi stress atau menghadapi seseorang yang bersikap
bermusahan tanpa membalas sikap yang serupa. Prinsip kecakapan harus
dimiliki oleh setiap mahasiswa karena dengan dimilikinya prinsip tersebut
maka ia akan mampu menyeimbangkan semangat, ambisi dan kemampuan
keras mereka dengan kendali diri, sehingga mampu memadukan kebutuhan
pribadi dalam meraih prestasi belajar (Praptiningsih,2009 :31).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian diri
dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Pengendalian diri
mampu membuat mahasiswa menjadi seorang yang bertanggung jawab,
berhati-hati dan teliti dalam mengerjakan tugas-tugasnya sehingga
mahasiswa dapat memperoleh pemahaman akuntansi yang lebih baik.
2.2.5.4. Motivasi
2.2.5.4.1. Pengertian Motivasi
Motivasi dalah suatu kodisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu dan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Motivasi juga sangat berperan dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa akan akuntansi. (Lusia, 2005: 34)
Menurut Purwanto (2000:71) motivasi adalah pendorong suatu
usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar
tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu.
Menurut Goleman (2000) dalam Nuraini( 2007) Motivasi
didefinisikan sebagai suatu konsep yang digunakan jika menguraikan
kekuatan-kekuatan yang bekerja terhadap diri individu untuk memulai dan
mengarahkan perilaku atau segala sikap yang menjadi pendorong timbulnya
suatu perilaku.
Para mahasiswa memiliki upaya meningkatkan diri menunjukkan
semangat juang kearah penyempurnaan diri yang merupakan inti dari
motivasi meraih prestasi. Setiap kali mahasiswa belajar secara rutin untuk
menemukan cara peningkatan diri, mereka mewujudkan hasrat kolektif
2.2.5.4.2. Tujuan Motivasi
Menurut Purwanto,(2006:73), motivasi mempunyai tujuan untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau
mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang mahasiswa motivasi mempunyai
tujuan untuk memacu diri sendiri agar timbul keinginan dan kemauan untuk
meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai
dengan yang diharapakan.
2.2.5.4.3. Teori Motivasi
Motivator yang paling berdaya guna adalah motivator dari dalam,
bukan dari luar. Bila seorang mahasiswa membuat catatan tentang apa yang
mereka rasakan sewaktu menjalankan sejumlah tugas sepanjang hari, ada
suatu hasil yang jelas, mereka dapat merasa belajar lebih baik apabila
mengerjakan sesuatu yang mereka sukai daripada bila belajar hanya karena
ada pamrih untuk pembelajarannya. Ketika mengerjakan sesuatu tugas karena
kenikmatannya, suasanan hati mereka berada di puncak, bahagia dan
bergairah. Ketika belajar sesuatu hanya karena imbalan,orang cenderung
merasa bosan, tidak tertarik, bahkan agak mudah tersinggung (dan merasa
tidak bahagia ketika tugas yang dijalani mendatangkan stress dan sangat
Mahasiswa memiliki upaya meningkatkan diri menunjukkan
semangat juang ke arah penyempurnaan diri yang merupakan inti dari
motivasi untuk meraih prestasi. Setiap kali para mahasiswa belajar dan belajar
secara rutin untuk menemukan cara peningkatan diri, mereka mewujudkan
hasrat kolektif mereka untuk berprestasi. Sebaliknya, ketika harus
menetapkan sasaran-sasaran atau standar-standar bagi diri sendiri, mahasiswa
dengan kecakapan peraihan prestasinya rendah biasanya tidak serius atau
tidak realistis, yakni mencari tugas-tugas yang terlalu rendah atau terlalu
ambisius. Mereka yang terdorong oleh kebutuhan untuk meraih prestasi selalu
mencari jalan untuk menemukan kesuksesan. (Praptiningsih, 2009: 33)
Menurut Teori Hedonisme menyatakan bahwa manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh
kesenangan dan kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan
yang perlu dipecahkan. Manusia cenderung memilih alternatif pemecahan
yang dapat mendatangkan kesenangan daripada mengakibatkan kesukaran,
kesulitan, penderitaan. (Purwanto,2006:74).
Menurut Teori reaksi yang dipelajari menyatakan bahwa tindakan
manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah
laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar
banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh
karena itu teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan, menurut teori
anak buahnya atau anak didiknya pemimpin atau pendidik itu hendaknya
mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan
orang-orang yang dipimpinnya. (Purwanto, 2006 :75).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diasumsikan bahwa motivasi diri
dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Seorang mahasiswa yang
termotivasi untuk berprestasi akan lebih jeli menemukan cara-cara untuk
belajar lebih baik, untuk berusaha, untuk membuat inovasi atau menemukan
keunggulan kompetitif.
2.2.5.5. Minat belajar
2.2.5.5.1. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar adalah kecendurangan hati yang tinggi untuk belajar,
mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha pengajaran
atau pengalaman.(Anonim,2001)
Menurut Slameto (1991: 182) dalam (Febianto,2007) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktifitas, tanpa ada yang menyuruh
Witherinton (1985:135) dalam (Febianto,2007) menyatakan minat
adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu subyek, seseorang, suatu soal atau
suatu situasi mengandung sangkut-paut dengan dirinya. Seseorang dikatakan
berminat terhadap suatu objek, apabila orang tersebut menyadari akan objek
Hurlock (1986) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang
akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi
kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai
arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada
akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
Laiton (Hansen, 1984) minat didefinisikan sebagai kesukaan atau
ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, minat tersebut dapat
dilihat berdasarkan adanya perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal,
pekerjaan, tugas atau kegiatan.
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih
(Hurlock, 1995 : 144).
Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan
perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak
dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara
individu dengan aktivitas yang disukai tersebut.
2.2.5.5.2. Tujuan Minat Belajar
Minat dapat dikatakan sebagai dorongan
kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan
Minat belajar dapat menimbulkan sebuah motivasi dalam diri
seseorang dan mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin
dilakukan ketika memilih atau menjalankan suatu aktivitas. Dan dapat
membuat seseorang memiliki kepuasan tersendiri ketika dia mendapatkan
suatu prestasi dalam belajarnya atau kuliahnya. (Zanikhan, 2009)
2.2.5.5.3. Teori Minat belajar
Menurut Lester & Alice Crow dalam (Febrianto, 2007)
mengemukakan lima butir motif penting yang dapat dijadikan alasan-alasan
untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seseorang yakni :
1. Suatu hasrat keras untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih
baikdalam semua mata pelajaran.
2. Suatu dorongan batin memuaskan rasa ingin tahui dalam satu
atau lain bidang studi.
3. Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
pribadi.
4. Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru dan teman.
5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam
bidang tertentu.
Minat yang berbentuk perhatian yang intens tadi merupakan suatu
reaksi organisme, baik yang tampak nyata maupun yang imajiner, yang
mempunyai kecenderungan mempengaruhi perilaku individu dalam aktivitas
tertentu (Anonim, 2001).
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan teori yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat disusun premis – premis dan kerangka pikir
sebagai berikut :
Premis 1 :
Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial mempunyai
pengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi (Trisniwati dan
Suryaningsum,2003)
Premis 2 :
Pengendalian diri seseorang dalam menghadapi perangsang (ilmu yang
dipelajari) itu berbeda-beda, sehingga pemahaman seseorang akan akuntansi
itu juga akan berbeda-beda dari setiap orang. (Gibson, Ivancevich,
Donelly,1987:82)
Premis 3 :
Motivasi merupakan konsep yang kita gunakan untuk menggambarkan
dorongan – dorongan yang timbul pada atau di dalam seorang individu yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku (Gibson, Ivancevish dan Donelly,
Premis 4 :
Motivasi dan pengendalian diri mempunyai pengaruh positif terhadap
pemahaman akunatansi (Trisniwati dan Suryaningsum,2003)
Premis 5 :
Winkel (1987:105) minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang
menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang
untuk mempelajari materi itu.
Premis 6 :
Minat didefinisikan sebagai kesukaan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu hal.
Dengan kata lain, minat tersebut dapat dilihat berdasarkan adanya perbedaan
rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau kegiatan. (Hansen, 1984).
Premis 7 :
Kondisi atau faktor dalam diri individu atau motivasi individu itu dapat
mendorong seseorang untuk dapat memahami ilmu yang telah diperolehnya.
Berdasarkan premis – premis di atas maka Kerangka Pikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.2. Diagram Kerangka Pikir
Motivasi (X2)
Minat Belajar (X3) Pengendalian diri
(X1)
Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)
Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah, teori, dan kerangka pikir
diatas maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Diduga bahwa kecerdasan emosional yang meliputi pengendalian diri,
motivasi serta minat belajar berpengaruh terhadap tingkat pemahaman
akuntansi.
2. Diduga bahwa motivasi berpengaruh paling dominan terhadap tingkat
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak
atau variabel tersebut (Nazir, 2003 : 126).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel tingkat pemahaman akuntansi (Y) dan variabel bebas (X) antara
lain adalah : Pengendalian diri (X1), motivasi (X2), minat belajar (X3).
a. Pemahaman Akuntansi (Y)
Pemahaman akuntansi merupakan tingkat kemampuan seseorang
untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi yang dapat diukur
berdasarkan nilai mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi
keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, auditing, dan
teori akuntansi.
b. Pengendalian diri (X1)
Merupakan sikap hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan,
keseimbangan dan kebijaksanaan yang terkendali dalam hal ini
mahasiswa UPN veteran Jatim mampu mengenali diri mereka
c. Motivasi (X2)
Suatu kondisi dalam diri individu dimana mahasiswa UPN veteran
Jatim mampu mendorong dirinya sendiri untuk mencapai suatu
tujuan di lingkungan universitas dimana menimba ilmu
d. Minat Belajar (X3)
Suatu sumber motivasi seseorang dalam bertingkah laku yang
dapat diarahkan untuk memperhatikan atau melakukan suatu
aktifitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena
dianggap bermanfaat bagi dirinya.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, pengukuran tingkat pemahaman akuntansi
dan Pengendalian diri, Motivasi, dan Minat belajar menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Trisnawati dan Suryaningsum (2003).
Sedangkan teknik penyusunan skalanya menggunakan metode
perbedaan semantic (Semantik Differetial Scale) yaitu skala yang tersusun
dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya terletak di
sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di sebelah kiri atau
sebaliknya. Skala ini digunakan untuk mengukur obyek-obyek yang
bersifat psikologikal, sosial maupun fisik (Sumarsono, 2004; 25).
Variabel Pengendalian diri (X1) Skala pengukuran variabelnya
adalah skala interval. Teknik pengukuran skala yang digunakan adalah
untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan tentang
variabel yang diteliti yang terukur melalui tujuh skala sikap yang pada
kedua sisinya ditutup dengan kata sifat. Instrumen yang digunakan
dikembangkan oleh Trisniwati dan Suryaningsum (2003) dengan 5 item
pertanyaan.
1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan 5 item pernyataan berarti mahasiswa tidak mampu mengendalikan
amarah dan menunda pemuasan pribadi. nilai 4 merupakan nilai tengah
antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap 5 item pernyataan
dan nilai 7 berarti cenderung sangat setuju bahwa mahasiswa mampu
mengendalikan amarah dan menunda pemuasan pribadi.
Variabel motivasi (X2) diukur dengan menggunakan skala interval
dan teknik pengukuran skala yang digunakan adalah Semantic Differential
Scale artinya penskalaan yang meminta responden untuk memberikan
penilaian terhadap sejumlah pertanyaan tentang variabel yang diteliti yang
terukur melalui tujuh skala sikap yang pada kedua sisinya ditutup dengan
kata sifat. Instrumen yang digunakan dikembangkan oleh Trisniwati dan
Suryaningsum (2003) dengan 5 item pertanyaan.
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan 5 item pernyataan bahwa mahasiswa tidak memiliki kesiapan dan
kegigihan untuk menyelesaikan tugas yang ada dan tidak memiliki
dorongan untuk lebih baik lagi dalam memahami mata kuliah akuntansi,
nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat
setuju terhadap 4 item pernyataan dan nilai 7 berarti cenderung sangat
setuju bahwa mahasiswa memiliki kesiapan dan kegigihan untuk
menyelesaikan tugas yang ada dan memiliki dorongan untuk lebih baik
lagi dalam memahami mata kuliah akuntansi.
Variabel minat belajar (X3) diukur dengan menggunakan skala
interval dan teknik pengukuran skala yang digunakan adalah Semantic
Differential Scale artinya penskalaan yang meminta responden untuk
memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan tentang variabel yang
diteliti yang terukur melalui tujuh skala sikap yang pada kedua sisinya
ditutup dengan kata sifat. Instrumen yang digunakan dikembangkan oleh
Trisniwati dan Suryaningsum (2003) dengan 5 item pertanyaan.
1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan 5 item pernyataan bahwa mahasiswa tidak tertarik akan mata
kuliah akuntansi dan selalu tidak bersemangat dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat
tidak setuju dengan sangat setuju terhadap 5 item pernyataan dan nilai 7
kuliah akuntansi dan selalu bersemangat dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh dosen.
Variabel tingkat pemahaman akuntansi (Y) diukur dengan
menggunakan skala interval dan teknik pengukuran skala yang digunakan
adalah Semantic Differential Scale artinya penskalaan yang meminta
responden untuk memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan
tentang variabel yang diteliti yang terukur melalui tujuh skala sikap yang
pada kedua sisinya ditutup dengan kata sifat. Instrumen yang digunakan
dikembangkan oleh Trisniwati dan Suryaningsum (2003) dengan 8 item
pertanyaan.
1 2 3 4 5 6 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju
dengan 8 item pernyataan yang berarti mahasiswa belum mengerti dan
paham dengan mata kuliah akuntansi yang telah mereka tempuh hingga
semester terakhir, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju
dengan sangat setuju terhadap 8 item pernyataan dan nilai 7 berarti
cenderung sangat setuju bahwa mahasiswa mengerti dan paham dengan