• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Gangguan Pencernaan pada Anjing Kintamani.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prevalensi Gangguan Pencernaan pada Anjing Kintamani."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PREVALENSI GANGGUAN PENCERNAAN

(DIGESTIVE DISORDERS) PADA ANJING KINTAMANI BALI

SKRIPSI

Diajukan oleh:

I Komang Juanda Rasmana NIM 1009005049

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PREVALENSI GANGGUAN PENCERNAAN

(DIGISTIVE DISORDERS) PADA ANJING KINTAMANI BALI

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Hewan

Oleh:

I Komang Juanda Rasmana NIM 1009005049

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

(3)
(4)
(5)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang lahir di Denpasar, pada tanggal 10 Juni 1992 merupakan

anak ketiga dari pasangan I Wayan Rasma dan Ni Wayan Buda Astini. Penulis

menempuh pendidikan Taman Kanak Kanak di TK Kumara Adi Sesetan

Denpasar (1997-1998), lalu melanjutkan ke SD No. 5 Pedungan Denpasar

(1998-2004), kemudian SMP PGRI 4 Denpasar (2004-2007), dan SMAK 1 Denpasar

(2007-2010).

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Udayana melalui jalur PMDK II. Selain itu,

penulis juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Udayana selama masa perkuliahan. Dalam memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan, penulis melaksanakan penelitian mengenai

“Prevalensi Gangguan Pencernaan (Digestive Disorders) pada Anjing Kintamani

(6)

ii ABSTRAK

Anjing Kintamani Bali adalah anjing yang habitat aslinya berada di daerah Kintamani, provinsi Bali. Penampilan anjing Kintamani Bali memiliki bulu yang panjang dan lebat membuatnya menjadi sangat populer sebagai hewan kesayangan. Sekarang, anjing ini sedang diajukan sebagai anjing ras dunia oleh FCI (Federation Cynologique Internationale).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi gangguan pencernaan pada anjing Kintamani Bali berdasarkan pengambilan data pada klinik-klinik yang tersebar di daerah Denpasar, Badung, dan Gianyar. Penelitian dilakukan selama bulan Desember 2014. Adapun aspek yang berkaitan dengan gangguan pencernaan dikumpulkan menggunakan kuisioner.

Tingkat kejadian gangguan gigi dan liver diseases tidak pernah terjadi pada anjing Kintamani Bali (0%), tingkat kejadian stomatitis terjadi pada tiga ekor anjing (0,6%), tingkat kejadian gastritis terjadi pada 41 ekor anjing (8,6%), tingkat kejadian enteritis terjadi pada 45 ekor anjing (9,4%), dan terkhir tingkat kejadian anal gland diseases terjadi pada dua ekor anjing (0,4%) Seluruh anjing Kintamani Bali yang terdata mengalami gangguan pencernaan lebih banyak berjenis kelamin jantan dengan jumlah 60 ekor dan betina 22 ekor. Frekuensi umur yang terserang gangguan pencernaan lebih banyak ,pertama dimulai dari umur 0 sampai 3 bulan sebanyak 29 kasus, kedua 3 sampai dengan 6 bulan 19 kasus, ketiga umur lebih dari 12 bulan sebanyak 14 kasus, keempat 6 sampai 9 bulan sebanyak 11 kasus, dan terakhir 9-12 bulan sebanyak 9 kasus.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anjing Kintamani Bali yang mengalami gangguan pencernaan sangat rendah, sehingga diharapkan dapat dipertahankan atau diminimalisir tingkat kejadiannya dengan memberikan manajemen pemeliharaan yang baik.

(7)

iii ABSTRACT

The Kintamani Bali dog is an evolving breed indigenous to the Kintamani region of Bali. The personality of Kintamani Bali dog with long and heavy hair make it more popular as a pets. Now, Kintamani Bali dog is submitted as a recognized breed by FCI (Federation Cynologique Internationale).

This present study is undertaken to evaluate the prevalence of digestive disorders on Kintamani Bali dog based by data on the veterinary clinic which are located at Denpasar, Badung, and Gianyar. This observasional study was conducted during December 2014. Various aspect concerning digestive disorders were collected by questionnaires.

Prevalence of dental disorders and liver diseases never occur in dogs Kintamani (0%), the incidence of stomatitis occurred in three dogs (0.6%), the incidence of gastritis occurred in 41 dogs (8.6%), the level of enteritis events occurred in 45 dogs (9.4%), and the last level of the incidence of anal gland diseases occur in two dogs (0.4%) All dogs Kintamani Bali experience indigestion recorded more male sex with 60 tail number and females 22 tails. Frequency of age who attacked more indigestion, first starting from the age of 0 to 3 months as many as 29 cases, both 3 to 6 months 19 cases, three aged over 12 months as many as 14 cases, four 6 to 9 months were 11 cases, and last 9-12 months were 9 cases.

In conclusion, this study represent the Kintamani Bali dog has a lower problem of digestive disorders, in the future hopefully this problem can be maintained or minimized the cases with giving good handling management.

(8)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena senantiasa memberikan karunia dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Prevalensi Gangguan Pencernaan (Digestive Disorders) pada Anjing Kintamani Bali”.

Penulis bersyukur dalam keberhasilan penulisan skripsi ini, selain tuntunan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tidak terlepas pula berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, M.P selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2. Bapak Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes selaku Pembimbing I dan Bapak drh. I Made Suma Anthara, M.Kes selaku Pembimbing II yang di tengah-tengah kesibukannya bersedia menyediakan waktu dan pikiran, serta memberikan arahan dan bimbingan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Dr. drh. I Nyoman Suartha, M. Si, Bapak drh. I Made Sukada, M.Si dan Bapak drh. I Putu Gede Yudhi Arjentinia, M. Si selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan dan saran demi perbaikan penulisan skripsi ini.

4. Bapak, Ibu dosen dan staf pegawai FKH UNUD yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

5. Orang tua penulis, I Wayan Rasma dan Ni Wayan Buda Astini, serta kedua kakak saya drg. I Wayan Parametha Rasmana, I Kadek Handayani Rasmana, Amd.kep dan segenap keluarga tercinta atas semangat, dukungan, doa, kasih sayang, bantuan moril, dan materiil sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

(9)

v

7. Teman-teman satu tim penelitian Anjing Kintamani Bali (AKB) atas bantuan dan masukannya selama penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 : Jung, Ingrid, Sindhu, Fandhi, Arya Okoh, Oka Beton, Toris, Tukul, Blege, Krisna Arwah, Mira, Dio, Bli Comink, Wayan Beno, Medo, Putu Madu, drh. Nico Anggota Gabenkngisty, dan teman-teman lainnya atas semangat dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh kepala dan staf klinik dokter hewan praktek yang sangat membantu dalam pengambilan data selama penelitian.

Penulis menyadari Skripsi ini masih kurang dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sehingga kedepannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terima kasih.

Denpasar, Januari 2015

(10)

vi DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP……….. i

ABSTRAK……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang……… 1

1.2 Rumusan masalah………. 3

1.3 Tujuan penelitian……….. 3

1.4 Manfaat penelitian……….... 3

1.5 Kerangka konsep………... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing……… 6

2.2 Anjing Kintamani Bali………. 7

2.2.1 Standararisasi terhadap Anjing Kintamani Bali……….. 8

2.2.2 Upaya pelestarian Anjing Kintamani Bali………... 9

2.3 Sistem pencernaan……….… 10

2.3.1 Proses Pencernaan Anjing ………...…… 11

2.4 Gangguan pencernaan (digestive disorder) ……….. 12

2.4.1 Gangguan Gigi (Dental Disorder)……….. 12

2.4.2 Stomatitis …………...………... 14

2.4.3 Liver Diseases …………...……… 15

2.4.3.1 Ikterus (Hiperbilirunemia) ……… 16

2.4.3.2 Ensefalopati Hepatik …..………. 17

2.3.4.3 Busung air (Hydrops Ascites) ………...……. 17

2.4.4 Gastritis………. 18

2.4.5 Enteritis ……….……… 19

2.4.6 Anal Gland Diseases ……….. 22

BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi penelitian……… 24

3.1.1 Sampel penelitian………. 24

3.1.2 Peralatan yang digunakan……… 24

3.2 Rancangan penelitian……… 24

3.3 Identifikasi variabel……… 24

3.4 Cara pengambilan data……… 25

3.5 Prosedur penelitian……… 25

3.6 Analisis data……… 25

3.7 Lokasi dan waktu penelitian……… 26

(11)

vii

4.1.1 Demografi umum………. 27

4.1.2 Gangguan pencernaan yang terjadi pada Anjing Kintamani Bali……….. 27

4.2 Pembahasan……… 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………. 34

5.2 Saran……… 34

DAFTAR PUSTAKA……… 35

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anjing Kintamani Bali……….. 7 2.2 Sistem Penceraan Anjing……… 9 2.3 Posisi Karang Gigi Anjing...………. 13 2.4 Enteritis heoragika difusa pada anjing yang mengalami

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

(15)
(16)

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang lahir di Denpasar, pada tanggal 10 Juni 1992 merupakan

anak ketiga dari pasangan I Wayan Rasma dan Ni Wayan Buda Astini. Penulis

menempuh pendidikan Taman Kanak Kanak di TK Kumara Adi Sesetan

Denpasar (1997-1998), lalu melanjutkan ke SD No. 5 Pedungan Denpasar

(1998-2004), kemudian SMP PGRI 4 Denpasar (2004-2007), dan SMAK 1 Denpasar

(2007-2010).

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Udayana melalui jalur PMDK II. Selain itu,

penulis juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Udayana selama masa perkuliahan. Dalam memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan, penulis melaksanakan penelitian mengenai

“Prevalensi Gangguan Pencernaan (Digestive Disorders) pada Anjing Kintamani

(17)

ii ABSTRAK

Anjing Kintamani Bali adalah anjing yang habitat aslinya berada di daerah Kintamani, provinsi Bali. Penampilan anjing Kintamani Bali memiliki bulu yang panjang dan lebat membuatnya menjadi sangat populer sebagai hewan kesayangan. Sekarang, anjing ini sedang diajukan sebagai anjing ras dunia oleh FCI (Federation Cynologique Internationale).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi gangguan pencernaan pada anjing Kintamani Bali berdasarkan pengambilan data pada klinik-klinik yang tersebar di daerah Denpasar, Badung, dan Gianyar. Penelitian dilakukan selama bulan Desember 2014. Adapun aspek yang berkaitan dengan gangguan pencernaan dikumpulkan menggunakan kuisioner.

Tingkat kejadian gangguan gigi dan liver diseases tidak pernah terjadi pada anjing Kintamani Bali (0%), tingkat kejadian stomatitis terjadi pada tiga ekor anjing (0,6%), tingkat kejadian gastritis terjadi pada 41 ekor anjing (8,6%), tingkat kejadian enteritis terjadi pada 45 ekor anjing (9,4%), dan terkhir tingkat kejadian anal gland diseases terjadi pada dua ekor anjing (0,4%) Seluruh anjing Kintamani Bali yang terdata mengalami gangguan pencernaan lebih banyak berjenis kelamin jantan dengan jumlah 60 ekor dan betina 22 ekor. Frekuensi umur yang terserang gangguan pencernaan lebih banyak ,pertama dimulai dari umur 0 sampai 3 bulan sebanyak 29 kasus, kedua 3 sampai dengan 6 bulan 19 kasus, ketiga umur lebih dari 12 bulan sebanyak 14 kasus, keempat 6 sampai 9 bulan sebanyak 11 kasus, dan terakhir 9-12 bulan sebanyak 9 kasus.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anjing Kintamani Bali yang mengalami gangguan pencernaan sangat rendah, sehingga diharapkan dapat dipertahankan atau diminimalisir tingkat kejadiannya dengan memberikan manajemen pemeliharaan yang baik.

(18)

iii ABSTRACT

The Kintamani Bali dog is an evolving breed indigenous to the Kintamani region of Bali. The personality of Kintamani Bali dog with long and heavy hair make it more popular as a pets. Now, Kintamani Bali dog is submitted as a recognized breed by FCI (Federation Cynologique Internationale).

This present study is undertaken to evaluate the prevalence of digestive disorders on Kintamani Bali dog based by data on the veterinary clinic which are located at Denpasar, Badung, and Gianyar. This observasional study was conducted during December 2014. Various aspect concerning digestive disorders were collected by questionnaires.

Prevalence of dental disorders and liver diseases never occur in dogs Kintamani (0%), the incidence of stomatitis occurred in three dogs (0.6%), the incidence of gastritis occurred in 41 dogs (8.6%), the level of enteritis events occurred in 45 dogs (9.4%), and the last level of the incidence of anal gland diseases occur in two dogs (0.4%) All dogs Kintamani Bali experience indigestion recorded more male sex with 60 tail number and females 22 tails. Frequency of age who attacked more indigestion, first starting from the age of 0 to 3 months as many as 29 cases, both 3 to 6 months 19 cases, three aged over 12 months as many as 14 cases, four 6 to 9 months were 11 cases, and last 9-12 months were 9 cases.

In conclusion, this study represent the Kintamani Bali dog has a lower problem of digestive disorders, in the future hopefully this problem can be maintained or minimized the cases with giving good handling management.

(19)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena senantiasa memberikan karunia dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Prevalensi Gangguan Pencernaan (Digestive Disorders) pada Anjing Kintamani Bali”.

Penulis bersyukur dalam keberhasilan penulisan skripsi ini, selain tuntunan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tidak terlepas pula berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. drh. Nyoman Adi Suratma, M.P selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana.

2. Bapak Prof. Dr. drh. I Ketut Puja, M.Kes selaku Pembimbing I dan Bapak drh. I Made Suma Anthara, M.Kes selaku Pembimbing II yang di tengah-tengah kesibukannya bersedia menyediakan waktu dan pikiran, serta memberikan arahan dan bimbingan selama penelitian dan penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Dr. drh. I Nyoman Suartha, M. Si, Bapak drh. I Made Sukada, M.Si dan Bapak drh. I Putu Gede Yudhi Arjentinia, M. Si selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan dan saran demi perbaikan penulisan skripsi ini.

4. Bapak, Ibu dosen dan staf pegawai FKH UNUD yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

5. Orang tua penulis, I Wayan Rasma dan Ni Wayan Buda Astini, serta kedua kakak saya drg. I Wayan Parametha Rasmana, I Kadek Handayani Rasmana, Amd.kep dan segenap keluarga tercinta atas semangat, dukungan, doa, kasih sayang, bantuan moril, dan materiil sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

(20)

v

7. Teman-teman satu tim penelitian Anjing Kintamani Bali (AKB) atas bantuan dan masukannya selama penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 : Jung, Ingrid, Sindhu, Fandhi, Arya Okoh, Oka Beton, Toris, Tukul, Blege, Krisna Arwah, Mira, Dio, Bli Comink, Wayan Beno, Medo, Putu Madu, drh. Nico Anggota Gabenkngisty, dan teman-teman lainnya atas semangat dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh kepala dan staf klinik dokter hewan praktek yang sangat membantu dalam pengambilan data selama penelitian.

Penulis menyadari Skripsi ini masih kurang dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sehingga kedepannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terima kasih.

Denpasar, Januari 2015

(21)

vi DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP……….. i

ABSTRAK……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang……… 1

1.2 Rumusan masalah………. 3

1.3 Tujuan penelitian……….. 3

1.4 Manfaat penelitian……….... 3

1.5 Kerangka konsep………... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anjing……… 6

2.2 Anjing Kintamani Bali………. 7

2.2.1 Standararisasi terhadap Anjing Kintamani Bali……….. 8

2.2.2 Upaya pelestarian Anjing Kintamani Bali………... 9

2.3 Sistem pencernaan……….… 10

2.3.1 Proses Pencernaan Anjing ………...…… 11

2.4 Gangguan pencernaan (digestive disorder) ……….. 12

2.4.1 Gangguan Gigi (Dental Disorder)……….. 12

2.4.2 Stomatitis …………...………... 14

2.4.3 Liver Diseases …………...……… 15

2.4.3.1 Ikterus (Hiperbilirunemia) ……… 16

2.4.3.2 Ensefalopati Hepatik …..………. 17

2.3.4.3 Busung air (Hydrops Ascites) ………...……. 17

2.4.4 Gastritis………. 18

2.4.5 Enteritis ……….……… 19

2.4.6 Anal Gland Diseases ……….. 22

BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Materi penelitian……… 24

3.1.1 Sampel penelitian………. 24

3.1.2 Peralatan yang digunakan……… 24

3.2 Rancangan penelitian……… 24

3.3 Identifikasi variabel……… 24

3.4 Cara pengambilan data……… 25

3.5 Prosedur penelitian……… 25

3.6 Analisis data……… 25

3.7 Lokasi dan waktu penelitian……… 26

(22)

vii

4.1.1 Demografi umum………. 27

4.1.2 Gangguan pencernaan yang terjadi pada Anjing Kintamani Bali……….. 27

4.2 Pembahasan……… 30

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan………. 34

5.2 Saran……… 34

DAFTAR PUSTAKA……… 35

(23)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(24)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anjing Kintamani Bali……….. 7 2.2 Sistem Penceraan Anjing……… 9 2.3 Posisi Karang Gigi Anjing...………. 13 2.4 Enteritis heoragika difusa pada anjing yang mengalami

(25)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Optimasi Pemberian Pupuk Epyzim dengan Dosis Berbeda Pada Media Kultur Terhadap Kepadatan Mikroalgae Caetoceros gracillis Pada Skala Laboratorium adalah benar-benar merupakan

Berdasarkan hasil penelitian Haeny (2009) mengenai Keluhan Subyektif Kelelahan Mata Pada PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Soekarno – Hatta, Tangerang – Juni 2009

Dengan menggunakan metode penjadwalan ini akan diperoleh feeding buffer dengan durasi 3 akan diperoleh project buffer dengan durasi 16 sehingga penjadwalan eksisting 120

rasional : kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media yang terbaik bagi pertumbuhan kuman. Pasang kateker/lakukan perincal dengan baik. Rasional : mengurangi

1) Media pembelajaran/bahan ajar interaktif berbasis komputer untuk setiap standar kompetensi atau beberapa kompetensi dasar. 2) Program aplikasi komputer untuk

Anggapan yang tidak menyenangkan bagi PNS sebenarnya bukan tidak disadari oleh pemerintah, setiap PNS yang akan menduduki jabatan maupun yang baru jadi PNS (Calon PNS)

Kesimpulan yang didapat dari pembuatan abon pisang muda dengan penambahan bumbu masak habang yaitu formulasi ke empat selain teksturnya sudah halus, pada saat

Komposisi adalah kombinasi dari berbagai elemen seni rupa atau karya seni untuk mencapai kesesuaian atau integrasi antara warna, garis, bidang dan unsur-unsur