• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ARTA MAS SURAKARTA LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT ARTA MAS SURAKARTA LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT

ARTA MAS SURAKARTA

Kantor : Jl. Raya Kartasura – Boyolali KM. 3, RT 01 RW 01 Ngasem, Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Telp/Fax : 0271 – 781628 (Hunting)

LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

YANG BAIK

(GOOD CORPORATE GOVERNANCE)

2019

(2)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Gambaran Umum PT BPR Arta Mas Surakarta ... 2

B. Dasar-Dasar Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan ... 2

C. Komitmen dan Tujuan Penerapan Tata Kelola PT. BPR Arta Mas Surakarta ... 3

BAB II PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR ARTA MAS SURAKARTA .. 4

A. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi ... 4

B. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris ... 8

C. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite ... 12

D. Kepemilikan Saham Anggota Direksi ... 13

E. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham BPR ... 13

F. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris... 13

G. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR ... 14

H. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Komisaris ... 14

I. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah ... 14

J. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris ... 15

K. Jumlah Penyimpangan Intern ... 15

L. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh BPR ... 15

M. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan ... 16

N. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun Penerima Dana ... 16

BAB III KESIMPULAN ... 17

A. Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola BPR ... 17

B. Analisa Penerapan Faktor Tata Kelola ... 18

C. Penutup ... 22 LAMPIRAN

A. Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola

(3)

BAB I PENDAHULUAN

Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) ini dibuat untuk memenuhi kewajiban Bank dalam melaksanakan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 4/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 5/SEOJK.03/2016 Tentang Penerapan Tata Kelola Bank Perkreditan Rakyat. Laporan ini berisi tentang pelaksanaan Good Corporate Governance pada BPR Arta Mas Surakarta yang tercermin dari System Tata Kelola, yang mencakup Struktur Tata Kelola, Penerapan Tata Kelola dan Hasil tata Kelola pada 11 (sebelas) faktor yang dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Selain itu, laporan ini diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan stakeholder guna mengetahui kinerja bank, tingkat kepatuhan (compliance) terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan nilai-nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan serta pelaksanaan prinsip dasar GCG antara lain:

1. Transparansi (transparancy) yang berarti keterbukaan dalam pengambilan setiap keputusan.

a. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan (stakeholder) sesuai dengan haknya.

b. Kebijakan Bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

2. Akuntabilitas (accountability) yakni kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban personil sehingga pengelolaan dapat berjalan lebih efektif.

a. Bank menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat di pertanggungjawabkan kepada stakeholder

b. Bank menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing-masing karyawan.

3. Pertanggungjawaban (responsobility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat.

a. Bank berpegang pada prinsip kehati-hatian dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

b. Bank berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundangan dan kebijakan internal yang telah ditetapkan.

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan BPR secara profesional tanpa ada tekanan atau pengaruh dari pihak internal maupun eksternal.

a. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholder manapun serta terbebas dari benturan kepentingan.

b. Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun

5. Kewajaran (fairness) yakni keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholder) yang akan timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

(4)

a. Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran

b. Bank membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

A. Gambaran Umum PT BPR Arta Mas Surakarta

PT BPR Arta Mas Surakarta mulai melakukan kegiatan perbankan sejak 05 Januari 1996 dengan nama PT. BPR Ngasem, atas dasar Persetujuan Prinsip Departemen Keuangan Republik Indonesia Nomor S-1421/MK.17/1994 tertanggal 4 Oktober 1994 dan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2- 17.465HT.01.01.Tahun 1994 tertanggal 29 Nopember 1994.

Tahun 2005, Bank diakuisisi dan berganti nama menjadi PT. BPR Arta Mas Surakarta dengan dilandasi Akta Notaris Pujiastuti Pangestu, SH Nomor 84 tertanggal 27 Desember 2005 dan melaksanakan operasional di Jl. Raya Kartasura – Boyolali Km.03, Rt.01 Rw.01, Ngasem, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Komposisi Modal ditahun 2019 sebagai berikut:

No. Pemegang Saham Komposisi

1 Drs. Bambang Nuryanto 27,47 %

2 Jimmy Widiharsanto 24,97 %

3 Murdiyana, SE, MM 24,08 %

4 Ir. Gregorius Daryanto 16,02 %

5 Riyanto, S. Pd, MM 7,46 %

Jumlah 100,00 %

Tahun 2019, ada penambahan modal disetor sebesar Rp.700 juta pada bulan November 2019 dan telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan nomor S-1173/KO.0301/2019 tertanggal 26 Desember 2019 tetapi baru disahkan dengan Akta Notaris Sunarto, SH, No 50, tanggal 21 Januari 2020,dan dicatat di Otoritas Jasa Keuangan pada bulan Februari 2020 dengan nomor surat S-72/KO.03012/2020 .

Maka komposisi modal ditahun 2020 menjadi sebagai berikut:

No. Pemegang Saham Komposisi

1 Drs. Bambang Nuryanto 30,07 %

2 Jimmy Widiharsanto 24,98 %

3 Murdiyana, SE, MM 23,96 %

4 Ir. Gregorius Daryanto 16,01 %

5 Riyanto, S. Pd, MM 4,97 %

Jumlah 100,00 %

B. Dasar-Dasar Pelaksanaan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan

Pelaksanaan tata kelola di PT. BPR Arta Mas Surakarta mengacu pada beberapa ketentuan yang berlaku antara lain:

a . Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

b . Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat.

(5)

c . Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

d . Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat.

C. Komitmen dan Tujuan Penerapan Tata Kelola PT. BPR Arta Mas Surakarta Bank melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan bisnis sehari- hari sesuai dengan nilai-nilai pokok yang tertuang dalam GCG.

Bagi PT. BPR Arta Mas Surakarta, penerapan tata kelola perusahaan yang baik bukan sekedar memenuhi peraturan perundang-undangan, namun merupakan elemen fundamental. Manajemen meyakini bahwa dengan menerapkan tata kelola yang baik akan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Komitmen ini didukung penuh oleh seluruh jajaran Manajemen dan karyawan PT. BPR Arta Mas Surakarta.

Komitmen PT. BPR Arta Mas Surakarta untuk melaksanakan penerapan tata kelola bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, indepedensi, kewajaran dan kehati- hatian dalam pengelolaan Bank.

b. Meningkatkan kinerja Bank, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholder.

c. Menarik minat dan kepercayaan nasabah.

Penilaian GCG dilakukan dengan metode self-assessment berdasarkan laporan-laporan dan bukti dokumen pendukung lainnya. Penilaian tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan resiko (Risk Based Bank Rating/RBBR).

(6)

BAB II

PENERAPAN TATA KELOLA PT BPR ARTA MAS SURAKARTA

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola di PT. BPR Arta Mas Surakarta disusun sebagaimana Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat. Berikut adalah pokok-pokok laporan penerapan tata kelola selama tahun 2019 yang meliputi:

A. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi

Dewan Direksi PT. BPR Arta Mas Surakarta diangkat oleh RUPS untuk menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam menjalankan tugasnya, Direksi diberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai Anggaran Dasar yang berpedoman pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

i. Jumlah dan Komposisi Direksi

PT. BPR Arta Mas Surakarta memiliki 2 (dua) orang anggota Direksi yang telah disesuaikan dengan peraturan perundangan yang berlaku yang mengatur jumlah dan komposisi Direksi sesuai modal inti PT. BPR Arta Mas Surakarta yang memiliki modal inti kurang dari Rp. 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah).

Seluruh anggota Direksi pada saat diangkat telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan, antara lain mempunyai akhlak dan moral yang baik, tidak pernah dinyatakan pailit, tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana, serta memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman di bidang perbankan. Seluruh anggota Direksi telah dinyatakan lulus fit and proper test sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

a. Susunan anggota Direksi Tahun 2019 Nama : Robiansyah, ST Jabatan : Direktur Utama

Masa Jabatan : 17 Juli 2017 s/d 17 Juli 2022 Domisili : Kabupaten Boyolali

Nama : Purwanto, S. Pd Jabatan : Direktur

Masa Jabatan : 27 Februari 2018 s/d 27 Februari 2023 Domisili : Kabupaten Boyolali

(7)

ii. Kriteria Anggota Direksi

Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang-perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Integritas, yang paling kurang mencakup:

1) Cakap dalam melakukan perbuatan hukum dan dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan:

2) Tidak pernah dinyatakan pailit atau;

3) Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan.

4) Memiliki akhlak dan moral yang baik.

5) Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6) Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat.

7) Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test); dan

8) Memiliki komitmen untuk tidak melakukan dan/atau mengulangi perbuatan dan/atau tindakan tertentu, bagi calon anggota Direksi atau calon anggota Dewan Komisaris yang pernah memiliki predikat tidak lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani sanksi.

b. Kompetensi, yang paling kurang mencakup:

1) Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya;

2) Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan; dan

3) Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Perseroan;

c. Memiliki reputasi keuangan yang baik dengan tidak memiliki kredit macet.

d. Memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Perbankan, peraturan perundang-undangan lainnya dan Anggaran Dasar Perseroan.

e. Antara para anggota Direksi, dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah sampai dengan derajat kedua, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda (menantu atau ipar).

iii. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

Direksi sebagai pengurus Bank diharuskan memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan serta memperoleh predikat lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercantum dalam POJK Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan (fit and proper test).

Setiap anggota Direksi telah mengikuti Fit and Proper Test yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia ataupun Otoritas Jasa Keuangan dan memperoleh predikat kelulusan sebagaimana dapat dilihat pada daftar berikut ini:

(8)

1. Nama : Robiansyah, ST

Jabatan : Direktur Utama

Penyelenggara PKK : Otoritas Jasa Keuangan Lulus PKK : 16 Mei 2017

Legalitas : Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-42/KO.032/2017

2. Nama : Purwanto, S. Pd

Jabatan : Direktur

Penyelenggara PKK : Otoritas Jasa Keuangan Lulus PKK : 09 Februari 2018

Legalitas : Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-28/KO.0301/2018 iv. Rangkap Jabatan Direksi

Sesuai POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, setiap anggota Direksi dilarang untuk rangkap jabatan pada Bank dan/atau perusahaan lain, kecuali sebagai pengurus asosiasi industri BPR dan/atau lembaga pendidikan dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya manusia BPR dan sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan tugas sebagai anggota Direksi BPR.

Anggota Direksi PT. BPR Arta Mas Surakarta tidak memiliki rangkap jabatan diluar yang diperkenankan oleh peraturan yang berlaku dan dapat menimbulkan benturan kepentingan yang dilarang dalam peraturan perundangan.

1. Nama : Robiansyah, ST

Jabatan di BPR Arta Mas Surakarta : Direktur Utama Jabatan di Perusahaan lain : -

2. Nama : Purwanto, S. Pd

Jabatan di BPR Arta Mas Surakarta : Direktur Jabatan di Perusahaan lain : -

v. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Direksi telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR, antara lain:

a. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR.

b. Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar BPR dan peraturan perundang-undangan.

c. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

d. Menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan:

1) Fungsi audit intern;

2) Fungsi manajemen risiko dan Fungsi kepatuhan

e. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

f. Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai, antara lain dengan adanya:

(9)

1) Pemisahan tugas dan tanggung jawab antara satuan atau unit kerja yang menangani pembukuan, operasional, dan kegiatan penunjang operasional; dan

2) Penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern, dan independen terhadap unit kerja lain.

g. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

h. Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai.

i. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

Anggota Direksi telah melakukan pembelajaran secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya.

vi. Training dan/atau seminar yang diikuti oleh Direksi adalah sebagai berikut:

1. Robiansyah, ST

No Nama Pelatihan Tahun Penyelenggara Lokasi 1. Manajemen

Likuiditas BPR

2008 Politeknik STIBISNIS

Semarang

2. KYC &

Implementasinya di BPR

2010 PPSDM Widya Pratama

Semarang

3. Penyusunan Lapbul BPR

2010 Perbarindo DPC Kedu

Magelang 4. Kader Calon

Pimpinan BPR

2011 PPSDM Widya Pratama

Semarang 5. Memahami Program

APU & PPT Dalam Praktek dan Standar Penilaian APU &

PPT Dalam Praktek

2013 PPSDM Widya Pratama

Semarang

6. Diklat & Diskusi Perpajakan

2014 LP3 Perpajakan Banjarnegara 7. Motivasi Untuk

Meningkatkan Kinerja

2014 People Impact Indonesia

Temanggung

8. Pelatihan

Penyusunan Laporan Tahunan

2015 Perbarindo Jateng

Semarang

9 Menyusun Peraturan Perusahaan, Kode Etik Kerja dan Komitmen kerja (KPI)

2018 CV.Meta Dinamika

Yogyakarta

(10)

10 Seminar dan Muskom Perbarindo Solo Raya 2019 Peningkatan Peran BPR sebagai Mitra

UMKM dalam

memperluas akses layanan perbankan bagi masyarakat disolo raya

2019 Perbarindo Solo

11 Manajemn Anti Fraud

2019 Perbarindo Solo

12 Pelatihan

Remunerasi dan skala penyusunan Upah

2019 Yandora Semarang

2. Purwanto, S. Pd

No Nama Pelatihan Tahun Penyelenggara Lokasi

1. Komputer 2000 Alfabank Surakarta

2. Aspek Hukum Dalam Perbankan

2017 PERBARINDO Semarang 3. Pelatihan Sertifikasi

Kompetensi Kerja Direktur Tingkat I BPR

2017 DPD Perbarindo Jawa Tengah

Semarang

4. Exellent Service 2018 Citra Emas Solo 5 Penerapan Menrisk

dan Tata kelola

2019 Perbarindo Solo 6 Seminar dan Muskom

Perbarindo Solo Raya 2019 Peningkatan Peran BPR sebagai Mitra UMKM dalam memperluas akses layanan perbankan bagi masyarakat disolo raya

2019 Perbarindo Solo

7 Manajemn Anti Fraud 2019 Perbarindo Solo 8 Pelatihan KAP,PPAP

dan Pengkinian PKPB

2019 Perbarindo Solo

B. Pelaksanaan Tugas Dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris

Dewan Komisaris untuk PT. BPR Arta Mas Surakarta diangkat oleh RUPS untuk melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada Direksi terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab BPR. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris adalah untuk memastikan kelangsungan usaha BPR dan memastikan bahwa Direksi menjalankan tugas dengan itikad baik untuk kepentingan PT. BPR Arta Mas Surakarta, serta pemangku kepentingan lainnya (stakeholders).

(11)

i. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

Jumlah Anggota Komisaris PT. BPR Arta Mas Surakarta posisi Desember 2019 sebanyak 2 (dua) orang dengan susunan sebagai berikut:

1. Komisaris Utama

Nama : Drs. Bambang Nuryanto Masa Jabatan : 21 Mei 2018 s/d 21 Mei 2023 Domisili : Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Komisaris

Nama : Murdiyana, SE. MM

Masa Jabatan : 14 Januari 2017 s/d 14 Januari 2022 Domisili : Daerah Istimewa Yogyakarta ii. Kiteria Anggota Dewan Komisaris

Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama menjabat:

a) Mempunyai akhlak, moral dan integritas yang baik.

b) Cakap melakukan perbuatan hukum.

c) Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat:

1. Tidak pernah dinyatakan pailit;

2. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit;

3. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

d) Dewan Komisaris harus Memiliki komitmen untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan memiliki kemampuan dan/atau keahlian yang memadai di bidang lain yang dibutuhkan BPR.

e) Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat.

f) Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.

g) Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, reputasi keuangan, dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Perbankan mengenai hal tersebut.

h) Setiap usulan pengangkatan, pemberhentian dan/atau penggantian anggota Direksi oleh Dewan Komisaris harus diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengangkatan Komisaris oleh RUPS baru efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau regulator lainnya sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

(12)

i) Dewan Komisaris harus memiliki kombinasi kemahiran, pengetahuan dan pengalaman bisnis, dan pemahaman terhadap wilayah operasi BPR, termasuk kemampuan untuk melakukan pengawasan atas usaha BPR, dalam upaya memastikan efektifitas dan kompetensi Dewan Komisaris meliputi, bidang perbankan, asuransi, akuntansi, keuangan, hukum, kemampuan strategis, pemahaman bisnis, pengalaman manajerial, dan penguasaan ketentuan yang berlaku.

j) Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif BPR atau pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan BPR yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen tidak dapat menjadi Komisaris Independen pada BPR sebelum menjalani masa tunggu selama 1 (satu) tahun.

Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.

k) Untuk Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Bukan merupakan orang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan BPR dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir.

2. Tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung pada BPR.

3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan BPR, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi atau Pemegang Saham Pengendali BPR.

4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha BPR.

5. Tidak menerima pendapatan dan/atau fasilitas lain selain penghasilan yang ditetapkan RUPS yang dapat mempengaruhi independensinya.

iii. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

Dewan Komisaris sebagai pengurus Bank diharuskan memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan serta memperoleh predikat lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana tercantum dalam POJK Nomor 27/POJK.03/2016 tentang penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak utama Lembaga Jasa Keuangan. Setiap anggota dewan komisaris telah mengikuti fit and proper test yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa keuangan dan memperoleh predikat lulus.

1. Nama : Drs. Bambang Nuryanto Jabatan : Komisaris Utama

Penyelenggara PKK : Bank Indonesia Lulus PKK : 22 Februari 2012 Legalitas : Keputusan Gubernur BI

Nomor: 14/18/KEP.GBI/Slo/2012/RHS 2. Nama : Murdiyana, SE. MM.

Jabatan : Komisaris

Penyelenggara PKK : Otoritas Jasa Keuangan Lulus PKK : 23 Desember 2016

Legalitas : Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor: KEP-83/KO.032/2016

(13)

iv. Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris hanya dapat merangkap jabatan dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Anggota Dewan Komisaris hanya dapat mempunyai 2 (dua) rangkap jabatan lain sebagai Anggota Dewan Komisaris pada BPR dan/atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

b) Anggota Dewan Komisaris dilarang rangkap jabatan sebagai anggota Direksi atau Pejabat eksekutif pada BPR, Bank Perkreditan Rakyat Syariah dan/atau Bank umum.

Informasi rangkap jabatan Anggota Dewan Komisaris PT BPR Arta Mas Surakarta tahun 2019:

1. Nama : Drs. Bambang Nuryanto

Jabatan di BPR AMS : Komisaris Utama

Jabatan di Perusahaan lain : Komisaris PT BPR Artha Agung Yogyakarta.

2. Nama : Murdiyana, SE. MM.

Jabatan di BPR AMS : Komisaris Jabatan di Perusahaan lain : -

v. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dewan Komisaris telah melaksanakan Tugas dan tanggung jawabnya sesuai kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR, antara lain:

a) Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

b) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

c) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b), Dewan Komisaris wajib mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

d) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada point 2, Dewan Komisaris dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan operasional BPR, kecuali terkait dengan:

1) penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR; dan

2) hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

e) Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau otoritas lainnya.

f) Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan:

1) pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; dan/atau

2) keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BPR;

(14)

C. Kelengkapan Dan Pelaksanaan Tugas Atau Fungsi Komite

Berdasarkan POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan rakyat, Direksi pada BPR dengan modal inti kurang dari Rp.

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) tidak wajib membentuk Fungsi Komite namun wajib menunjuk Pejabat Eksekutif yang melaksanakan:

i. Fungsi Audit Internal

Dalam rangka penerapan tata kelola, Direksi telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern dan telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan nomor S-353/KO.03012/2019 tertanggal 10 September 2019 dengan susunan sebagai berikut:

1. Nama : Dinda Permata Arumningtyas Jabatan : PE Fungsi Audit Internal

ii. Fungsi Manajemen Risiko dan Fungsi Kepatuhan

Untuk Fungsi Kepatuhan, petugas membawahi fungsi kepatuhan mengundurkan diri efektif per 1 September 2018 sehingga terjadi kekosongan petugas yang membawahi fungsi kepatuhan dan Manajemen Risiko.Direksi telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Manajemen Risiko dan Kepatuhan yangtelah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan No S -305/KO.03012/2019 tertanggal 12 Agustus 2019 dengan susunan sebagai berikut

2. Nama : Andriyanto

Jabatan : PE Manajemen Risiko dan Kepatuhan i. Fungsi Audit Intern

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan operasional BPR yang mencakup perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit;

2. Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya paling sedikit dengan cara pemeriksaan langsung dan analisis dokumen;

3. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana; dan

4. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen.

5. Menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan.

Independensi Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Internal

Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Internal berasal dari pihak internal tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris. Direksi, dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuan bertindak independen.

(15)

a) Fungsi Manajemen Resiko dan Fungsi Kepatuhan Tugas dan Tanggung Jawab

1. Menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur kepatuhan.

2. Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan dengan kegiatan usaha BPR;

3. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkini dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

4. Memastikan bahwa masing-masing unit kerja sudah melakukan penyesuaian ketentuan intern dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang relevan;

5. Memberikan konsultansi kepada unit kerja atau pegawai BPR mengenai kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain;

6. Memberikan rekomendasi untuk produk, aktivitas, dan transaksi BPR sesuai peraturan perundang- undangan;

7. Memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap unit kerja BPR;

8. Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada Satuan Kerja Audit Intern atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan oleh pegawai BPR;

D. Kepemilikan Saham Anggota Direksi

Masing-masing anggota Direksi PT. BPR Arta Mas Surakarta tidak memiliki saham di PT. BPR Arta Mas Surakarta maupun di perusahaan lainnya.

1. Nama : Robiansyah, ST

Jabatan di BPR AMS : Direktur Utama

Saham : 0%

2. Nama : Purwanto, S. Pd

Jabatan di BPR AMS : Direktur

Saham : 0%

E. Hubungan Keuangan Dan/Atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi lain Dan/Atau Pemegang Saham BPR Seluruh Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Direksi lainnya, Anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham lainnya.

F. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, kepemilikan saham Dewan Komisaris PT.

BPR Arta Mas Surakarta, tersaji dalam tabel berikut:

No. Dewan Komisaris Komposisi

Saham 1 Drs. Bambang Nuryanto (Komisaris Utama) 27,47 %

2 Murdiyana, SE, MM (Komisaris) 24,08 %

(16)

G. Hubungan Keuangan Dan/Atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris Dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota Direksi Dan/Atau Pemegang Saham BPR

Seluruh Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Direksi lainnya, Anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham lainnya.

H. Paket/Kebijakan Remunerasi Dan Fasilitas Lain BBagi Direksi Dan Dewan Komisaris

Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2019 (dalam ribuan rupiah):

Jenis Remunerasi dan Fasilitas lainnya

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Direksi Dewan Komisaris Orang Jutaan

Rupiah Orang Jutaan Rupiah

1. Remunerasi 0 0 0 0

2. Fasilitas lainnya *) 0 0 0 0

a. Yang dapat dimiliki 0 0 0 0

b. Yang tidak dapat

dimiliki 0 0 0 0

Total 0 0 0 0

*) dinilai dalam ekuivalen Rupiah

Anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang menerima remunerasi dalam satu tahun berdasarkan kisaran tingkat penghasilan:

Jumlah Remunerasi*) per orang dalam 1 tahun

Jumlah

Direksi Jumlah Dewan Komisaris

Diatas Rp 2 miliar 0 0

Diatas RP 1 miliar s.d 2 miliar 0 0

Diatas Rp 500 juta s.d 1 miliar 0 0

Rp 500 juta ke bawah 2 0

*) yang diterima dalam bentuk keuangan (non natura) I. Rasio Gaji Tertinggi Dan Gaji Terendah

Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang- undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya

Rasio gaji tertinggi dan gaji terendah dalam skala perbandingan adalah sebagai berikut:

1. Rasio gaji Pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 2,4 : 1 2. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 1,25 : 1 3. Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 1,25 : 1 4. Rasio gaji Direksi tertinggi dan Komisaris tertinggi adalah 1,56 : 1 5. Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 2,04 : 1

(17)

J. Frekwensi Rapat Dewan Komisaris

1. Jumlah Rapat Dewan Komisaris yang diselenggarakan selama tahun 2019 adalah 4 (empat) kali. Yaitu pada tanggal 16 April 2019, 17 Juli 2019, 18 September 2019 dan 12 November 2019

2. Tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris di setiap rapat adalah sebanyak 4 (empat) kali dihadiri lengkap oleh kedua anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

K. Jumlah Penyimpangan Intern Yang Terjadi Dan Upaya Penyelesaian Oleh BPR Selama periode tahun 2019 tidak ada penyimpangan/kecurangan (internal fraud) yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris, pegawai tetap, dan/atau pegawai tidak tetap (honorer dan outsourcing), sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini:

Internal Fraud Jumlah kasus yang dilakukan oleh Dalam 1 tahun Direksi Dewan

Komisaris

Pegawai Tetap

Pegawai Tidak Tetap 2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019

Total Fraud - - - -

Telah Diselesaikan - - - -

Dalam proses

penyelesaian internal BPR - - - - Belum diupayakan

penyelesaiannya - - - -

Telah ditindaklanjuti

melalui proses hukum - - - -

L. Jumlah Permasalahan Hukum Dan Upaya Penyelesaian Oleh BPR

Permasalahan Hukum merupakan perkara perdata dan pidana yang dihadapi oleh PT.

BPR Arta Mas Surakarta selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses peradilan:

Permasalahan Hukum Jumlah

Perdata Pidana Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum

yang tetap) - -

Dalam proses penyelesaian - -

Total - -

(18)

M. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan

Tabel berikut ini menunjukkan pemberian fasilitas kredit kepada pihak terkait:

Nama dan Jabatan Pihak yang Memiliki

Benturan Kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan

Jenis Transaksi

Nilai Transaksi

(Juta Rupiah)

Keterangan

Robiansyah (Direktur Utama)

- Robiansyah (Dirut) - Febrianto (Man Bisnis)

Kredit 170 Pemberian kredit sudah sesuai dengan SOP dan peraturan BMPK untuk pihak terkait.

Purwanto (Direktur)

- Robiansyah (Dirut) - Febrianto (Man Bisnis)

Kredit 18 Febrianto

(Manajer Bisnis)

- Robiansyah (Dirut) - Febrianto (Man Bisnis)

Kredit 140 Wahyu Sigit P

(Manajer Oprsnl)

- Robiansyah (Dirut) - Febrianto (Man Bisnis)

Kredit 45

N. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial Dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun Penerima Dana

Pada tahun 2019 ini tidak ada pemberian dana untuk kegiatan sosial maupun politik.

(19)

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan Umum Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola BPR

Berdasarkan hasil self-assessment posisi tahun 2019, PT. BPR Arta Mas Surakarta memperoleh Nilai Komposit 1,93 atau predikat “Baik”, dimana rincian peringkat masing-masing faktor serta Nilai Komposit hasil self assessment adalah sebagai berikut:

Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit

No. Faktor Peringkat

(a)

Bobot (b)

Nilai (a x b) 1 Pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab Direksi. 1,85 20,00% 0,37

2 Pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab Dewan Komisaris. 1,85 15,00% 0,28 3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas

atau fungsi komite. 0,00 00,00% 0,00

4 Penanganan benturan kepentingan 2,60 10,00% 0,26 5 Penerapan fungsi kepatuhan 1,93 10,0% 0,19 6 Penerapan fungsi audit intern 1,88 10,00% 0,19

7 Penerapan fungsi audit ekstern 1,10 2,50% 0,03 8 Penerapan manajemen risiko termasuk

system pengendalian intern 1,83 10,00% 0,18 9 Batas maksimum pemberian kredit 1,95 7,50% 0,15

10 Rencana Bisnis BPR 1,90 7,50% 0,14

11 Transparansi kondisi keuangan dan

non keuangan. 1,95 7,50% 0,15

Nilai Komposit 18,84 100,00% 1,93 Predikat: Baik

(20)

B. Analisa Penerapan Faktor Tata Kelola

Kesimpulan atas penilaian pelaksanaan Penerapan Tata Kelola BPR dengan mempertimbangkan faktor-faktor penilaian Penerapan Tata Kelola yang mencakup Struktur Tata Kelola, Penerapan Tata Kelola dan Hasil Tata Kelola pada 11 (sebelas) faktor yang dipersyaratkan, PT. BPR Arta Mas Surakarta menetapkan peringkat faktor Penerapan Tata Kelola untuk posisi 31 Desember 2019 pada peringkat 1,93.

Penetapan peringkat ini didasarkan pada hasil akhir Penilaian Sendiri (self assessment) Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada faktor-faktor positif dari aspek struktur tata kelola dan proses tata kelola yang dapat mendukung tercapainya hasil tata kelola BPR yang baik pada aspek kualitatif dan kuantitatif seperti kemampuan BPR dalam mempertahankan kinerja dan menjaga risiko bisnis. Meskipun masih terdapat faktor negatif pada penilaian proses tata kelola BPR, namun demikian tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan kepada hasil tata kelola BPR, mengingat BPR sudah melakukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan oleh manajemen BPR.

Dalam analisa faktor Penerapan Tata Kelola ini, dijelaskan pula mengenai identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan kekuatan pelaksanaan Penerapan Tata Kelola sebagai berikut:

i. Kelemahan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola

Berdasarkan kesimpulan Penilaian Sendiri (Self Assessment) terhadap pelaksanaan Penerapan Tata Kelola pada posisi 31 Desember 2019 masih ditemukan adanya kelemahan yang memerlukan perhatian yang cukup dari manajemen BPR. Berikut ini akan dijelaskan mengenai identifikasi permasalahan berupa kelemahan dan penyebabnya pada beberapa Faktor Penilaian Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola yang masih perlu mendapat perhatian yang khusus dari manajemen BPR diantaranya:

1) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Kelemahan Pelaksanaan Tugas dan tanggung jawab Direksi selama tahun 2019 tugas berjalan sesuai dengan jobdisk dan tanggungjawab masing-masing hanya perlu koordinasi lagi yang lebih kuat.

2) Penanganan Benturan Kepentingan

Kebijakan dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang mengikat bagi setiap pengurus dan pegawai belum ada. Namun dari sisi proses tata kelola, transaksi yang berpotensi mengandung Benturan Kepentingan telah diproses sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang sudah ada. Manajemen BPR tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, selain itu bukti transaksi telah didokumentasikan dengan baik. Sehingga kelemahan pelaksanaan Penerapan Tata Kelola dari sisi struktur dan infrastruktur tata kelola karena BPR belum memiliki kebijakan dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi BPR.

3) Penerapan Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Risiko

Kelemahan pada struktur dan infrastruktur tata kelola, proses penerapan tata kelola dan hasil penerapan tata kelola disebabkan pada tahun 2019 BPR sudah memiliki SOP Manajemen Risiko dan Pejabat eksekutif dibulan Agustus 2019 masih dalam penyesuaian pelaksanaan SOP tersebut dan tugas-tugasnya

(21)

4) Penerapan Fungsi Audit Intern

Kelemahan pada Faktor Penerapan Fungsi Audit Intern terhadap aspek struktur dan infrastruktur tata kelola disebabkan masa peralihan d ari Pejabat Eksekutif SPI (Sistem Pengendalian Intern) hasil laporan pemeriksaan audit belum mencerminkan pada pelaporan kertas kerja melainkan hanya pelaporan tingkat kesehatan bank dan kinerja secara umum.

5) Penerapan Manajemen Resiko termasuk Pengendaliaan Intern.

Kelemahan Manajemen Resiko dan Pengendalian Intern terhadap aspek struktur dan infrastruktur tata kelola disebabkan BPR kekosongan posisi manajer Risiko dari bulan September-Desember 2018 dan pergantian Pejabat Eksekutifnya yang baru disetujui oleh otoritas Jasa Keuangan pada bulan Agustus 2019 yang memberikan dampak pada kurang optimalnya penerapan menejemen risiko pada tahun 2019 sehingga mengakibatkan pada tingginya tingkat NPL atau Kredit Bermasalah di tahun sebelumnya karena belum terpetakannya semua profil resiko bisnis yang dihadapi.

ii. Kekuatan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola

Berdasarkan kesimpulan Penilaian Sendiri (self assessment) terhadap pelaksanan Penerapan Tata Kelola PT. BPR Arta Mas Surakarta posisi Desember 2019 banyak ditemukan faktor-faktor positif, baik pada aspek struktur dan infrastruktur tata kelola, proses penerapan tata kelola dan hasil penerapan tata kelola yang menjadi kekuatan dalam pelaksanaan Penerapan Tata Kelola terhadap masing-masing faktor yang menurut PT. BPR Arta Mas Surakarta dapat memberikan kekuatan dalam pelaksanaan Penerapan tata kelola:

1) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Pada aspek struktur dan infrastruktur tata kelola, jumlah dan komposisi memang belum sudah sesuai dengan skala usaha PT. BPR Arta Mas Surakarta dengan modal inti kurang dari 50 Milyar. Dari sisi proses tata kelola, Direksi mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Sehingga kekuatan pelaksanaan Penerapan tata kelola, baik dari sisi struktur dan infrastruktur tata kelola dan proses penerapan tata kelola, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi maka dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, yang tercermin dari kemampuan BPR untuk mempertahankan kinerja bisnis dan operasional BPR.

2) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dari aspek struktur tata kelola, jumlah dan komposisi Dewan Komisaris sudah sesuai dengan skala usaha BPR dan memenuhi persyaratan Penerapan tata kelola yang baik. Dewan Komisaris juga telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja.

Dari sisi proses tata kelola, Dewan Komisaris mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara memadai. Sehingga dengan kekuatan penerapan tata kelola baik dari sisi struktur dan infrastruktur tata kelola dan proses penerapan tata kelola pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris maka dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, yang tercermin dari kemampuan BPR untuk mempertahankan kinerja dan menjaga risiko.

(22)

3) Penerapan Fungsi Kepatuhan dan Manajemen Resiko

Kekuatan Penerapan tata kelola PT. BPR Arta Mas Surakarta Penerapan fungsi Kepatuhan pada struktur dan infrastruktur tata kelola karena PT. BPR Arta Mas Surakarta telah memiliki Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi Kepatuhan dan Manajemen Resiko sampai akhir Agustus 2018. dan diganti dengan mutasi karyawan dengan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan Nomor S- 305/KO.03012/2019 tertanggal 12 Agustus 2019 Dari sisi proses penerapan tata kelola Pejabat Eksekutif Kepatuhan dan Manajemen Resiko sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara memadai. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan Penerapan tata kelola baik dari sisi struktur dan infrastruktur tata kelola dan proses tata kelola penerapan fungsi Kepatuhan BPR maka dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola yang tercermin dari telah disampaikannya Laporan Pokok-Pokok Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Disamping itu BPR telah menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku dan membangun budaya kepatuhan dalam pengambilan keputusan serta dalam kegiatan operasional harian BPR.

4) Penerapan Fungsi Audit Intern

Dari aspek struktur dan infrastruktur tata kelola, struktur organisasi Audit Intern telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penunjukan Pejabat Eksekutif Audit Intern sudah dilaksanakan pada bulan Mei 2019 dan telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan surat nomor S-353/KO.03012/2019 tertanggal 10 September 2019 Kelembagaan Audit Internal independen terhadap satuan kerja operasional BPR.

5) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

Pada aspek struktur dan infrastruktur tata kelola penunjukan Audit Ekstern kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sudah memenuhi aspek-aspek yang dipersyaratkan dalam ketentuan yang berlaku. Dari sisi proses tata kelola Akuntan Publik telah melaksanakan audit secara independen dan profesional pada bulan Januari 2020 untuk tahun pemeriksaan tahun 2019. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan penerapan tata kelola baik dari sisi struktur dan infrastruktur tata kelola maupun proses tata kelola Penerapan Fungsi Audit Ekstern dapat memberikan dampak positif pada hasil tata kelola yang tercermin dari hasil pemeriksaan Audit Ekstern yang telah menggambarkan permasalahan BPR dan telah disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) oleh KAP yang ditunjuk.

6) Penerapan Manajemen Resiko termasuk Pengendaliaan Intern.

Pada aspek struktur dan infrastruktur tata kelola BPR telah memiliki Pejabat Eksekutif yang membawahi fungsi Manajemen Resiko. Hasil yang diperoleh dengan penerapan tata kelola berdampak pada terkendalinya tingkat NPL atau Kredit Bermasalah di akhir tahun dan meningkatnya tingkat kesehatan bank.dan pemetaan tingkat risiko kredit bisa terlaksana.

(23)

7) Penerapan Prinsip Kehati-hatian Dalam Penyediaan Dana Dengan Berpedoman Pada Ketentuan BMPK

Prinsip kehati-hatian dalam penyediaan dana PT BPR Arta Mas Surakarta berpedoman pada POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, Bab VII pasal 64 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/26/DKBU Tanggal 19 September 2012 tentang Pedoman Kebijakan dan Prosedur Perkreditan bagi Bank Perkreditan Rakyat.

Sedangkan besaran penyediaan dana kepada Pihak terkait dan Pihak Tidak Terkait mengacu pada POJK Nomor 49/POJK.03/2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat dan setiap bulan dilaporkan secara online melalui aplikasi laporan bulanan ke Otoritas Jasa Keuangan.

Sebagai tindak lanjut penerapan POJK tersebut, PT BPR Arta Mas Surakarta juga menerbitkan peraturan-peraturan internal sebagai rambu-rambu yang wajib ditaati dalam proses pemberian kredit kepada Pihak Terkait maupun Pihak Tidak Terkait.

Adapun peraturan-peraturan tersebut antara lain:

No. Peraturan Internal Tentang

1 SOP Perkreditan Pedoman Kebijakan Perkreditan Bank 2 SOP Manajemen Risiko Pedoman Manajemen Risiko

3 Nomor: 001/SK-

DIR/BPR-AMS/I/2019 Syarat dan Prosedur Kredit 4 Nomor: 003/SK-

DIR/BPR-AMS/I/2019 Tim Khusus Penyelesaian Fraud 5 Nomor: 004/SK-

DIR/BPR-AMS/VI/2019 Syarat dan Prosedur Kredit(Revisi) 6 Nomor: 005/SK-

DIR/BPR-AMSVI/2019

Kebijakan dan Prosdur Restrukturisasi Perkerditan

7 Nomor: 006/SK-

DIR/BPR-AMSVI/2019 SOP Penerapan Manajemen Risiko 8 Nomor: 012/SK-

DIR/BPR-AMSXII/2019 Penetapan limit Risiko 8) Rencana Bisnis BPR

Dimulai pada aspek struktur dan infrastruktur tata kelola PT. BPR Arta Mas Surakarta telah menyusun rencana strategis dalam Rencana Jangka Panjang (Business Plan) yang telah sesuai dengan visi dan misi PT. BPR Arta Mas Surakarta. Dari sisi proses penerapan tata kelola BPR telah menyusun Rencana Bisnis BPR secara realistis, komprehensif dan terukur dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal.

(24)

9) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Dimulai pada aspek struktur dan infrastruktur tata kelola PT BPR Arta Mas Surakarta telah memiliki sistem informasi yang memadai serta didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten. Dari sisi proses penerapan tata kelola PT.

BPR Arta Mas Surakarta telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non keuangan, informasi produk, laporan pengaduan nasabah sesuai ketentuan yang berlaku. Sehingga dengan kekuatan pelaksanaan penerapan tata kelola baik dari segi struktur dan infrastruktur tata kelola dan proses penerapan tata kelola dapat memberikan dampak positif yang tercermin dari Laporan Tahunan yang dipublikasikan dan laporan penanganan pengaduan nasabah telah disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

C. Penutup

Demikian Laporan Penerapan Tata Kelola PT. BPR Arta Mas Surakarta tahun laporan Desember 2019 untuk periode penilaian 31 Desember 2019 yang disusun sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor. 4/POJK.03/2015 dan disempurnakan dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 perihal Penerapan Tata Kelola Bagi BPR, yang telah mengungkapkan aspek Transparansi Penerapan Tata Kelola dan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola sesuai dengan periode penilaian 31 Desember 2019. Sehingga dengan disusunnya Laporan Pelaksanaan Penerapan Tata Kelola ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk pelaksanaan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, pertanggungjawaban dan kewajaran BPR.

Surakarta, Juni 2020 PT. Bank Perkreditan Rakyat

Arta Mas Surakarta

Robiansyah Direktur Utama

Drs. Bambang Nuryanto Komisaris Utama

(25)

LAMPIRAN

(26)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Direksi

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai

politik atau organisasi

kemasyarakatan).

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota

Direksi...

(27)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) Direksi dan/atau anggota Dewan

Komisaris.

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi

karakteristik proyeknya

membutuhkan adanya konsultan;

telah didasari oleh kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa jabatannya.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-

masing Skala Penerapan 3 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 9

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 6 1,50

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% 0,75

(28)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan

kuasa umum yang dapat

mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan dan/atau hasil

pengawasan otoritas lain.

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris.

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan

(29)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) pengetahuan tentang perbankan dan

perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan

pegawai BPR dalam

pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas individu.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati- hatian.

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-

masing Skala Penerapan 0 12 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 18

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (P): 8 2,25

Dikali dengan bobot Proses

Penerapan Tata Kelola (P): 40% 0,90

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan

strategis BPR di bidang kepegawaian.

(30)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) 17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam

risalah rapat dan didokumentasikan

dengan baik, termasuk

pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada seluruh Direksi.

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-

masing Skala Penerapan 1 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 10

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (H): 5 2,00

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan

Tata Kelola (H): 10% 0,20

Penjumlahan S + P + H 1,85

Total Penilaian Faktor 1

Dikalikan dengan bobot Faktor 1:

20%

0,37

(31)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) 2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung

Jawab Dewan Komisaris

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota

Direksi sesuai ketentuan.

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

5) BPR memiliki Komisaris Independen:

a. Untuk BPR dengan modal inti

paling sedikit

Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen)

(32)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) dari jumlah anggota Dewan

Komisaris adalah Komisaris Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti

paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.

7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris atau Direksi.

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan,

kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi

dan/atau pemegang saham

pengendali atau hubungan lain yang

dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

(33)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) Jumlah jawaban pada Skala

Penerapan

a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-

masing Skala Penerapan 2 10 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 18

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (S): 9 2,00

Dikali dengan bobot Struktur dan

Infrastuktur Tata Kelola (S): 50% 1,00

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

10) Dewan Komisaris telah

melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

11) Dalam rangka melakukan tugas

pengawasan, Komisaris

mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern, hasil

(34)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) pengawasan Otoritas Jasa

Keuangan, dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.

14) Dewan Komisaris menyediakan

waktu yang cukup untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

16) Anggota Dewan Komisaris tidak

memanfaatkan BPR untuk

kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut

(35)

No Kriteria/Indikator

Skala Penerapan

Keterangan SB

(1) B (2)

CB (3)

KB (4)

TB (5) Direksi.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-

masing Skala Penerapan 2 10 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 15

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (P): 8 1,88

Dikali dengan bobot Proses

Penerapan Tata Kelola (P): 40% 0,75

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan

a x 1 b x 2 c x 3 d x 4 e x 5

Hasil perkalian untuk masing-

masing Skala Penerapan 1 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala

Penerapan 1

Perhitungan rata-rata dengan dibagi

jumlah pertanyaan (H): 1 1,00

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan

Tata Kelola (H): 10% 0,10

Penjumlahan S + P + H 1,85

Total Penilaian Faktor 2

Dikalikan dengan bobot Faktor 2 BPR dengan Bobot A, B, & C: 15%

BPR dengan Bobot D: 12,5%

0,28

Gambar

Tabel berikut ini menunjukkan pemberian fasilitas kredit kepada pihak terkait:

Referensi

Dokumen terkait

a. Hukum yang diterapkan oleh hakim terhadap hak asuh anak akibat perceraian dari beberapa kasus konkrit yakni hukum nasional, meskipun di Bali sangat kental

Banyaknya jumlah daun yangberguguran di Universitas Diponegoromerupakan potensi yang pantas diperhitungkan agar menjadi bahan yang bernilai guna, Salah satunya dengan

Penanggung Jawab Penerapan Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) di

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor status gizi yang baik, berat badan lahir normal dan lamanya pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dapat menurunkan insidensi

Langkah-langkah dalam melakukan transaksi pembayaran, yaitu tampil form pembayaran, setelah itu lakukan penginputan data pembayaran yang ada di form tersebut, Setelah itu

Mempunyai beban akademik sekurang- kurangnya 12 sks per semester dalam dua tahun terakhir di perguruan tinggi di mana ia bekerja sebagai dosen tetap (Catatan: tugas tambahan

Bahwa, sebagai jaminan atas pembiayaan tersebut, Para Tergugat menyerahkan jaminan kepada Penggugat berupa Sebidang tanah pertanian dan segala sesuatu yang berdiri

Kemudian pada proses klasifikasi, pada tahap preprocessing baik ekstraksi gambar ke teks dan proses text mining diperlakukan sama dengan tahap training namun setelah