• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Berketahanan Iklim untuk Mendukung Pencapaian Ekonomi Hijau dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pembangunan Berketahanan Iklim untuk Mendukung Pencapaian Ekonomi Hijau dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Irfan D. Yananto, SE, MERE

Direktorat Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas

Pembangunan Berketahanan Iklim untuk Mendukung Pencapaian Ekonomi Hijau dan Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan

23 Maret 2022

Disampaikan pada Pelatihan Penyusunan Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim di Banjarmasin

(2)

Laporan IPCC terkini: Red Alert pada ketahanan dampak iklim

Kesempatan untuk bertindak menangani perubahan iklim semakin sempit dan hanya akan berlangsung selama sisa dekade ini!

AR6 Climate Change 2022:

Impacts, Adaptation & Vulnerability

Tercatat lebih dari 91% kematian di negara-negara berkembang antara tahun 1970 dan 2019 merupakan kematian akibat bahaya cuaca, iklim, dan air

Dalam satu dekade kedepan, perubahan iklim akan menyebabkan sekitar 32-132 juta penduduk dunia jatuh miskin

Jumlah penduduk yang mengalami kekurangan air akan meningkat hingga 4,8-5,7 miliar penduduk di tahun 2050 Sejumlah dampak perubahan iklim sudah terlalu parah untuk ditangani menunjukkan urgensi tindakan Loss & Damage segera

Setelah mengumumkan“kode merah bagi umat manusia”, kini IPCC melaporkan bahwa jendela kesempatan semakin sempit dan

pembangunan berketahanan iklim harus segera dilakukan.

Sumber: IPCC, 2022

(3)

Perubahan curah hujan

± 2,5 mm/hari

Gelombang ekstrem meningkat

>1,5 m

Kenaikan muka laut

0,8–1,2 cm/tahun

Peningkatan suhu

0,45–0,75°C

Sumber: Kajian Potensi Bahaya Iklim oleh Tim Ketahanan Iklim Kementerian PPN/Bappenas

5,8 juta km

2

wilayah perairan Indonesia berbahaya bagi kapal nelayan <10GT

Produksi beras akan menurun di beberapa wilayah 1.800 km garis pantai masuk dalam kategori sangat rentan

Indonesia juga menghadapi tantangan akibat perubahan iklim

(4)

• Jumlah kejadian bencana hidrometeorologi pada tahun 2020 mencapai 4.842 kejadian (meningkat 2,4 kali dibandingkan kejadian bencana tahun 2010)

• Jenis bencana hidrometeorologi pada tahun 2020 didominasi kejadian Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung.

Intensitas Kejadian Bencana Hidrometeorologi di Indonesia (2010–2020)

Berdasarkan kajian Bappenas, Indonesia berpotensi mengalami kerugian ekonomi hingga Rp 544 triliun selama 2020–2024 akibat dampak perubahan iklim, jika tidak ada intervensi kebijakan (business as usual)

Potensi kerugian ekonomi di Indonesia (2020–2024)

Potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim antara lain:

Kecelakaan Kapal dan Genangan Pantai, Penurunan Ketersediaan Air, Penurunan Produksi Beras, dan Peningkatan Kasus Demam Berdarah Pesisir & Laut Air Pertanian Kesehatan

Sumber : BNPB Sumber: Kementerian PPN/Bappenas

Intensitas Kejadian Bencana Hidrometeorologi dan Kerugian Ekonomi akibat Krisis Iklim di Indonesia

Dalam RPJMN 2020–2024, Pemerintah Indonesia menggunakan valuasi ekonomi (potensi kerugian ekonomi) sebagai alat ukur untuk 4 sektor prioritas (perairan, perikanan laut, kesehatan, dan pertanian). Kebijakan ketahanan iklim sebagai salah satu

prioritas dinilai mampu menghindari potensi kerugian ekonomi sebesar Rp 281,9 Triliun hingga tahun 2024.

Secara rata-rata, kerugian ekonomi yang dialami karena bencana hidrometeorologi tiap tahunnya adalah sebesar 22,8 triliun

IDR 408 T

IDR 28 T

IDR 78 T

IDR 31 T

(5)

Ekonomi Hijau sebagai bagian dari strategi

Transformasi Ekonomi untuk mendorong Indonesia lepas dari Middle Income Trap sebelum 2045

PROYEKSI PENDAPATAN PER KAPITA

(USD per Kapita, Atlas Method)

RENCANA STRATEGI TRANSFORMASI EKONOMI

SDM berdaya saing

Produktivitas sektor ekonomi

Ekonomi hijau

Transformasi digital

Integrasi ekonomi domestik

Pemindahan IKN

Salah satu strategi transformasi ekonomi adalah melalui Ekonomi Hijau dan Pembangunan Rendah Karbonuntuk

mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan sosial bersamaan dengan menjaga kualitas

lingkungan.

Untuk lepas dari Middle Income Trap, diperlukan adanya transformasi ekonomi, melalui pergeseran struktur ekonomi dari sektor kurang produktif ke sektor lebih produktif (industrialisasi),

pegeseran produktivitas antarsektor.

Threshold High Income:

12.535

5%

6%

7%

12,695

(6)

Secara prinsip, ekonomi hijau adalah model pembangunan yang menyinergikan pertumbuhan

ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan.

Melalui implementasi yang tepat, ekonomi hijau menyediakan alat (tools) yang dibutuhkan untuk mentransformasi aktivitas ekonomi menjadi lebih

ramah lingkungan dan inklusif.

Ekonomi Hijau

Selain meningkatkan ekonomi dan mata pencaharian dalam jangka pendek, Ekonomi Hijau juga melindungi kesejahteraan untuk jangka yang lebih panjang.

Manfaat Ekonomi Hijau

Menciptakan peluang kerja baru (green jobs) dan investasi baru (green investment)

Mendorong pertumbuhan ekonomi yang rendah karbon

Meningkatkan daya dukung SDA dan lingkungan hidup

Transformasi Ekonomi Indonesia menuju Ekonomi Hijau

More GDP, Less Emission >> Less Emission Intensity

(7)

Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim menjadi “backbone”

dalam Transformasi Ekonomi Indonesia menuju Ekonomi Hijau

Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan Iklim

PN6:

Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim sebagai agenda Prioritas Nasional dalam RPJMN 2020–2024

P e mba ngun a n Renda h Kar bon

Rendah Karbon Laut & Pesisir Penanganan

Limbah &

Ekonomi Sirkular

Pengembangan Industri Hijau

Pembangunan Energi Berkelanjutan

Pemulihan Lahan Berkelanjutan

5 strategi utama Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring

dengan menurunkan emisi GRK sebesar 27,3% di tahun 2024

Beberapa isu strategis yang dikaji oleh Bappenas untuk mendukung

transformasi ekonomi Indonesia menuju Ekonomi Hijau antara lain kajian food loss and waste dan Circular Economy

Keta ha na n Ik li m

Laut &

Pesisir Air Pertanian Kesehatan

Bappenas melakukan analisis terhadap sebaran lokasi prioritas aksi ketahanan iklim pada 4 sektor prioritas:

kelautan & pesisir, air, pertanian, kesehatan Article 3.4 UNFCCC

(8)

Bappenas menjadikan Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim menjadi Prioritas dalam RKP Tahun 2023

Tema Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) Tahun 2023

Peningkatan Produktivitas untuk Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan

Arah Kebijakan

Pembangunan Rendah Karbon, Transisi Energi, dan Respon

terhadap Perubahan Iklim Penurunan Emisi 27,02%

Target 2023 Dukungan Major Project

• MP Pembangunan Fasilitas Pengelolaan Limbah B3

• MP EWS Bencana

• MP Akselerasi Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi Percepatan

Penghapusan Kemiskinan Ekstrim

Peningkatan Kualitas SDM:

Kesehatan dan Pendidikan

Penanggulangan Pengangguran disertai dengan

Peningkatan decent jobs

Mendorong Pemulihan Dunia Usaha

Revitalisasi Industri dan Penguatan Riset Terapan

Pembangunan Rendah Karbon, Transisi Energi, dan Respon

terhadap Perubahan Iklim

Percepatan Pembangunan Infrastruktur Dasar antara

lain: Air dan Sanitasi

Pembangunan Ibu Kota Negara

(9)

”From climate risk to climate resilient development”

Report of IPCC 2022

Diperlukan transformasi dan transisi sistem untuk mengurangi kerentanan dan risiko terkait iklim menjadi Pembangunan Berketahan Iklim yang meliputi iklim, ekosistem (keanekaragaman

hayati), dan kehidupan masyarakat

Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim dalam RPJMN 2020-2024 dan RKP 2023 selaras dengan Laporan IPCC WGII Sixth Assessment Report

Sumber: IPCC (2022)

(10)

Isu Perubahan

Iklim

Potensi Bahaya

Proyeksi

Iklim Kelautan & Pesisir

• Proyeksi iklim atmosferik

• Proyeksi iklim laut

• Potensi tinggi gelombang yang dapat berdampak pada keselamatan pelayaran

• Tingkat kerentanan pesisir

Air

• Potensi kekeringan

• Potensi penurunan ketersediaan air

Pertanian Potensi penurunan produksi padi

Kesehatan Potensi peningkatan kasus DBD, Malaria, dan Pneumonia

Potensi Kerugian Ekonomi

Usulan Indikator Litbang dari K/L Indeks Risiko Bencana Kabupaten/

Kota 2018 Data Kerentanan

Sosial-Ekonomi SIDIK 2018

Validasi Lapangan

Data dan informasi yang bersifat lokal ini diperoleh dari Pemerintah

Daerah setempat maupun dari pengecekan lokasi secara langsung

Lokasi Prioritas Ketahanan Iklim

Super Prioritas Top Prioritas

Prioritas

Potensi Bahaya Tinggi + Kerentanan Tinggi + IRBI Tinggi

Potensi Bahaya Tinggi + Kerentanan Tinggi/IRBI Tinggi

Potensi Bahaya Tinggi

Lokasi Prioritas dalam Pembangunan Berketahanan Iklim (1) Kota Percontohan CRIC dalam Lokasi Prioritas PBI

Keterangan:

Sektor Kelautan dan Pesisir

Sektor Air

Sektor Pertanian

Sektor Kesehatan

Kota Super Top Prioritas

Kota Mataram Kota Pangkalpinang Kota Ternate

Kota Bandar Lampung

Kota Banjarmasin Kota Gorontalo Kota Cirebon Kota Samarinda Kota Kupang Kota Pekanbaru

(11)

Peningkatan Ketahanan Sosial melalui PBI

Intervensi Kegiatan

Intervensi dari kegiatan perlindungan social adaptif dapat diarahkan pada lokasi prioritas ketahanan iklim dalam PBI dan dengan tingkat kemiskinan tinggi

Perlindungan Sosial Adaptif yang diterapkan sebagai salah satu Aksi Ketahanan Iklim diantaranya:

1. Asuransi pertanian, kapal nelayan, dan perikanan budidaya;

2. Bantuan pembiayaan dan wirausaha sektor produksi;

3. Jaminan kesehatan;

4. Infrastruktur umum dan layanan dasar masyarakat; dll

Sumber: Lokasi prioritas PBI 2021 dan data Kemiskinan Kab/Kota BPS

Jumlah Lokasi Prioritas PBI dan Jumlah penduduk miskin

216 Kab/Kota ➔ 10,71 Juta Jiwa

Sebagai contoh, Kab. Pangandaran merupakan daerah yang terdampak di 4 sektor prioritas ketahanan iklim (Kelautan dan Pesisir, Air, Pertanian, dan Kesehatan) dengan jumlah masyarakat miskin sejumlah 30,730 jiwa.

Kelautan Pesisir

176 Kab/Kota ➔ 8,91 Juta Jiwa

Air

208 Kab/Kota ➔ 14,77 Juta Jiwa

Pertanian

367 Kab/Kota ➔ 21,27 Juta Jiwa

Kesehatan

165 Kab/Kota ➔ 8,68 Juta Jiwa

Lokasi Prioritas dalam Pembangunan Berketahanan Iklim (2)

(12)

sebagai Aplikasi Pemantauan dan Evaluasi kegiatan Pembangunan Rendah Karbon dan Berketahanan Iklim

pprk.bappenas.go.id/aksara

Dengan mandat PP 39/2006 mengenai Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

1. Menyediakan data dan informasi PRK dan PBI Indonesia yang akurat, transparan, dan partisipatif

2. Menyediakan sistem pengumpulan dan pelaporan capaian aksi PRK dan PBI kolaboratif lintas sektoral, pusat-daerah 3. Mendukung kredibilitas dan transparansi pelaporan

pencapaian penurunan emisi dan kerugian ekonomi yang dihindari kepada masyarakat internasional

4. Menyediakan data yang up-to-date yang dapat digunakan dalam proses evaluasi dan perencanaan pembangunan rendah karbon dan berketahanan iklim yang lebih baik selanjutnya

TujuanAKSARA

Capaian Pembangunan Berketahanan Iklim

Jumlah Aksi PBI 2020

170

Aksi Nilai Pengurangan Kerugian Ekonomi yang terjadi dampak

implementasi aksi PBI

44,4

Triliun Rupiah

Persentase capaian terhadap Target PDB RPJMN 2020:

84%

Capaian Pembangunan Rendah Karbon

Nilai capaian penurunan emisi GRK pada tahun 2020

24,93%

terhadap baseline Jumlah Aksi

Capaian Pembangunan Rendah Karbon

(2010–2020)

20.209

Aksi daerah dan K/L

Nilai capaian penurunan intensitas emisi GRK pada tahun 2020

34,17%

terhadap baseline

(13)

Kolaborasi multipihak termasuk dengan Pemerintah Daerah

merupakan kunci untuk menyukseskan langkah menuju Ekonomi Hijau terutama dalam hal

mengimplementasikan Pembangunan Rendah Karbon

(PRK) dan Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI)

KemenPPN/Bappenas terus berkomitmen untuk

mengintegrasikan Ekonomi Hijau dengan PRK dan PBI ke dalam RPJMN 2025-2029 dan RPJPN 2025-2045, Pemerintah Daerah

pun diharapkan

mengintegrasikan aspek PRK dan PBI ke dalam perencanaan

daerah.

Pentingnya peran AKSARA sebagai sistem MER kegiatan PRK dan PBI untuk memantau,

mengevaluasi, dan melaporkan capaian pembangunan baik di level

Nasional maupun di level Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Penutup

(14)

Direktorat Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Nilai b2 sebesar -0.036, mempunyai arti bahwa jika variabel FL bertambah satu maka variabel Y atau Return 15 hari setelah IPO bemilai negatif sebesar 0.036. Nilai b5 sebesar

Berdasarkan hal tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh dari komponen celebrity endorser yang terdiri dari daya

Arah Pembangunan Wilayah RPJMN 2020-2024 Pembangunan wilayah pulau dilakukan secara terintegrasi dengan memperhitungkan 1 keberlanjutan daya dukung pembangunan; 2 pengembangan

Selain itu Poskestren juga melakukan upaya pemberdayaan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam bidang kesehatan serta peningkatan lingkungan yang sehat

Sesi ini mendiskusikan mengenai peran penting perikanan berkelanjutan untuk menyangga ketersediaan sumber daya ikan dan kesehatan ekosistem, isu strategis, permasalahan, dan

Buku-buku yang dipakai dalam penelitian ini adalah buku-buku yang sesuai dengan tema penelitian yang didapat dari beberapa perpustakaan di Yogyakarta, antara lain

Berdasarkan hasil tabulasi silang analisa hubungan frekuensi menyusui dengan keberhasilan kontrasepsi metode amenore laktasi dapat diketahui dari 38 responden,

Sehubungan dengan itu, Persekutuan Pengakap Malaysia Negeri Kedah mengorak langkah bagi mengumpul ahli-ahli pengakap dari seluruh negeri ini berhimpun dalam satu