• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAHBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan "X" didirikan pada tahun 1984 dan. berbentuk Perseroan Terbatas (PT), akan tetapi baru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III GAHBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan "X" didirikan pada tahun 1984 dan. berbentuk Perseroan Terbatas (PT), akan tetapi baru"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

Perusahaan "X" didirikan pada tahun 1984 dan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), akan tetapi baru berproduksi pada tahun 1989. Perusahaan "X" merupa- kan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kayu, yang berstatus PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).

Yang diproduksi oleh perusahaan "X" adalah chopstick (sumpit yang terbuat dari kayu pinus).

Produksi tersebut dijual ke luar negeri (100 % ekspor).

Motivasi dan pertimbangan mendirikan indus­

tri ini adalah karena pemilik perusahaan "X" meli- hat adanya permintaan dari pembeli di luar negeri (khususnya Jepang) yang belum seluruhnya bisa dipenuhi oleh industri kayu yang ada (baik di dalam maupun di luar negeri), terbukti adanya penawaran pembelian dan perusahaan-perusahaan di Jepang. Jadi pemilik mendirikan proyek tersebut karena melihat adanya prospek pasar yang dapat menyerap hasil produksi.

Pada permulaan beroperasinya perusahaan "X"

memproduksi chopstick atau sumpit kayu dengan tipe

43

(2)

Koban Sugiri. Pada saat itu produksi perusahaan "X"

hanya + 50 box per hari dalam satu shift. Akan tetapi sejak tahun 1990 perusahaan "X" beralih memproduksi chopstick atau sumpit kayu dengan tipe Genroku. Sekarang produksinya mencapai + 100 box per hari dalam satu shift. Peralihan tipe dari Koban Sugiri ke Genroku disebabkan permintaan pembeli dari Jepang. Di samping itu peralihan tipe juga menguntungkan karena harga jual tipe Genroku

lebih tinggi dari tipe Koban Sugiri.

Peralihan atau perubahan tipe ini dimungkin- kan karena proses pembuatan chopstick atau sumpit kayu kedua tipe dari awal sama hanya berbeda pada finishing saja. Pada mesin finishing ini, sistem pengoperasiannya adalah knockdown, tinggal menggan- ti pisau untuk Koban Sugiri atau pisau untuk Genro­

ku. Dengan denikian perusahaan "X" dapat setiap saat mengganti pisau pada mesin finishing, bergan- tung pada permintaan pasar.

3.2. LOKASI PERUSAHAAN

Perusahaan “X" berlokasi di Pasuruan, tepatnya di desa Gempol, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasu­

ruan .

Dalam menentukan lokasi, perusahaan "X" mem- pertimbangkan beberapa faktor, antara lain:

(3)

- Faktor sumber bahan baku.

Perusahaan "X" memerlukan bahan mentah berupa kayu pinus untuk diolah menjadi chopstick atau sumpit kayu. Bahan mentah kayu pinus diperoleh dari Perhutani Unit II Jawa Timur yang tersebar di berbagai tempat antara lain Probolinggo, Madiun, Banyuwangi, Jember dan lain-lain. Dengan demikian perusahaan tidak kesulitan untuk menda- patkan bahan mentah, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.

- Faktor tenaga kerja.

Mengingat lokasi perusahaan "X" yang dekat dengan pemukiman penduduk maka mulai bagi r perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja yang dibutuhkan jika ada peningkatan dalam jumlah yang akan diproduksi.

- Faktor transportasi.

Lokasi perusahaan "X" di tepi jalan besar (raya) yang dekat tol Surabaya Gempol sehingga memudah- kan bagi perusahaan dalam pengiriman barang atau pesanan, sedangkan bagi pegawai tidak kesulitan dalam menggunakan angkutan umum.

- Faktor penunjang lain.

Tersedianya sumber tenaga listrik, air dan tele- pon yang sangat membantu kelancaran usaha bagi perusahaan.

(4)

3.3. TENAGA KERJA

Pada permulaan beroperasinya, perusahaan "X"

dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh seorang wakil direktur. Wakil direktur membawahi

lima orang kepala bagian.

Jumlah karyawan pada permulaan beroperasinya perusahaan "X" adalah 50 orang dimana 60% pekerja pria dan 40% pekerja wanita.

- 4 orang di bagian forklift

- 6 orang di bagian cross cut log - 6 orang di bagian peeling

- 8 orang di bagian chopstick - 8 orang di bagian oven

- 18 orang di bagian finishing

Sampai saat ini, jumlah karyawan bertambah menjadi 200 orang dengan prosentase pekerja yang sama.

Bertambahnya jumlah karyawan diperlukan karena perlunya dalam proses produksi mengingat permintaan pasar di luar negeri,

3.4. MODAL KERJA

Perusahaan "X" pada tahun 1989, modal kerja yang dibutuhkan sebesar Rp 250.000.000,00 yang digunakan untuk pembelian bahan baku, bahan pemban- tu serta penyediaan kas yang digunakan untuk memba-

(5)

yar biaya-biaya seperti biaya pra operasi.

Pada perkembangannya, sejak tahun 1991, perusahaan "X" memerlukan tambahan dana dari pihak ketiga yaitu bank, dimana dana yang diperoleh pada tahun 1991 sebesar Rp 282.380.669,10.

3.5. ORGANISASI DAN TANGGUNG JAHAB

Untuk menunjang kelancaran usaha, maka disu- sunlah suatu struktur organisasi karena dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing bagian.

Dengan adanya struktur organisasi yang tepat dan jelas, maka fungsi dari masing-masing bagian dapat diketahui dengan jelas, sehingga hal ini akan memudahkan bagi pimpinan perusahaan dalam melakukan pengawasan. Struktur organisasi dari perusahaan "X"

dapat dilihat pada gambar 1.

Perusahaan "X" ini dipimpin oleh seorang direktur dan dibantu oleh seorang wakil direktur.

Wakil Direktur ini membawahi lima orang kepala bagian, antara lain sebagai berikut:

- Kepala bagian Pembelian - Kepala bagian Penjualan

- Kepala bagian Keuangan dan Administrasi - Kepala bagian Personalia dan Umum

- Kepala bagian Produksi

(6)

Kepala bagian ini membawahi beberapa seksi- seksi, adapun tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Direktur :

- Mengkoordinasi seluruh bagian untuk mencapai tujuan perusahaan.

- Menentukan dan mengambil kebijaksanaan yang menyangkut perusahaan secara keseluruhan dan bertanggung jawab atas kebijaksanaan tersebut.

- Memberi instruksi dan mendelegasikan tugas perusahaan sesuai dengan bidang masing-masing kepala bagian.

- Menerima dan menelaah laporan-laporan dari masing-masing kepala bagian.

2. Wakil Direktur :

- Membantu direktur mengkoordinir bagian pembe- lian, produksi, personalia, penjualan, keuang- a n .

- Membantu direktur menelaah laporan-laporan dari masing-masing kepala bagian.

3. Kepala Bagian Pembelian :

- Menerima dan memproses semua permiataan dan kebutuhan barang-barang untuk keperluan peru­

sahaan.

- Membuat daftar barang-barang yang diperlukan dan meminta penawaran dari supplier.

(7)

- Mengadakan konsultasi dengan kepala bagian keuangan untuk persetujuan penyediaan dana keuangan.

- Untuk pembelian barang yang nilainya relatif kecil dan insidentil dapat langsung mengadakan pembelian setelah menerima persetujuan kepala bagian keuangan.

- Untuk pembelian barang yang cukup besar nilai­

nya dibuat purchase order atas dasar penawaran yang diterima dengan memperhatikan bonafiditas supplier, kualitas barang, harga, waktu penye- rahan, cara pembayaran dan lain-lain.

- Meneliti purchase order yang ditempatkan.

- Membuat laporan bulanan atas pembelian yang dilakukan.

- Mengawasi gudang atas bahan.

4. Kepala Bagian Penjualan:

- Bertanggung jawab atas pemasaran hasil produk- si

- Bertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur penjualan.

- Membuat laporan bulanan atas penjualan ekspor yang ditujukan pada direktur, wakil direktur dan kepala bagian keuangan dan administrasi.

5. Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi :

- Merencanakan kebijaksanaan keuangan perusa-

(8)

haan, membuat budget dan cash flow sesudah mendapat laporan pembelian, penjualan dan produksi.

- Menyampaikan laporan tahunan kepada direksi untuk rapat tahunan, berupa :

- laporan keuangan

- Analisa laporan keuangan

- Analisa sumber dan penggunaan dana

- Mengatur dan mengamankan keuangan atau ke- kayaan perusahaan serta penggunaan keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemam- puan perusahaan.

Mengorganisasi dan mengawasi pekerjaan di bagian keuangan, pembukuan dan menandata- ngani bukti kas dan persetujuan pembelian.

6. Kepala Bagian Personalia dan Umum :

- Mengikuti dan memperhatikan peraturan-per- aturan yang lama dan baru tentang masalah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh pemerintah.

- Menangani tugas-tugas hubungan dengan masyara- ka t .

- Mengatur, mengorganisasi dan me.ngontrol soal- soal personalia, keamanan dan lain-lain.

- Mengadakan laporan mengenai penyimpangan- penyimpangan dalam bidangnya.

(9)

7. Kepala Produksi :

- Mengawasi dan mengatur seluruh staf produksi - Menentukan cara-cara processing untuk meng-

amankan suatu hasil produksi.

- Mengawasi dan mengamankan mesin-mesin pro­

cessing.

- Membantu dan mengatasi masalah-masalah teknis.

- Mendidik dan meningkatkan keahlian karyawan.

GAMBAR 1

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN "X"

Sumber : Perusahaan "X"

(10)

3.6. Produksi

Ditinjau dari segi produk yang dihasilkan, perusahaan ini melakukan proses produksi berdasar- kan pesanan secara massal.

3.6.1. Bahan dan Mesin untuk Proses Produksi

Produksi adalah merupakan kegiatan utama dari perusahaan manufaktur. Dalam melaksanakan suatu produksi biasanya melalui beberapa tahapan proses produksi yang akhirnya akan menghasilkan suatu barang jadi. Untuk menghasilkan suatu barang jadi, di samping memerlukan rangkaian kegiatan yang terorganisir dengan baik, juga memerlukan jenis bahan baku, bahan pembantu yang digunakan tenaga kerja yang berkualitas dan peralatan mesin yang membantu terlaksananya proses produksi dengan baik dan lancar.

Pada perusahaan "X" bahan baku, bahan pem­

bantu serta mesin yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Bahan baku

Bahan baku yang dipergunakan untuk chopstick atau sumpit adalah kayu pinus. Bahan baku ini dibeli dari perhutani unit II Jawa Timur.

Adapun KPH yang diambil dari Perhutani Unit II Jawa Timur ini adalah KPH Probolinggo KPH Jember dan KPH Banyuwangi.

(11)

2. Bahan pembantu

Bahan pembantu yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Karton box :

Untuk memasukkan choptick atau sumpit kayu yang kemudian siap diekspor. Karena itu karton box haruslah mempunyai standar eks- p o r .

- Packing tape :

Untuk melekatkan karton box.

- Karet gelang :

Untuk mengikat chopstick atau sumpit kayu sebelum dimasukkan ke karton box.

3. Mesin yang dipergunakan

Di dalam melakukan proses produksi, perusahaan “X" mempergunakan mesin-mesin sebagai berikut :

- Chopstick Cross Cut Circular Saw (BS-1) with motor 5 HP.

Dipergunakan untuk memotong kayu pinus menurut ukuran-ukuran tertentu chopstick.

- Peeling Machine (WPS-6A) with motor 5 HP.

Dipergunakan untuk menghasilkan lembaran kayu yang kemudian digulung chopstick chop­

ping machine (WC-1) with motor 1 HP.

Dipergunakan untuk menghasilkan chopstick

(12)

yang masih kasar bentuknya.

- Chopstick finishing machine (GF-1) with motor 1 HP.

Dipergunakan untuk menghaluskan bentuk chop­

stick serta sekaligus untuk membuat tipe chopstick yang diinginkan.

Adapun peralatan-peralatan lain yang dibutuh- kan adalah sebagai berikut :

- Forklift

Untuk mengangkut gelondongan kayu pinus.

- Ketel uap dan bak godok

Untuk memanaskan bak godok yang berisi kayu pinus yang telah dipotong. Tujuannya untuk menghilangkan getah kayu pinus.

- Ruang oven

Untuk mengeringkan chopstick atau sumpit kayu yang masih basah dari bak godok.

3.6.2. Proses Produksi

- Kayu pinus yang masih berupa log dengan diame­

ter antara 15-40 cm dipotong dengan ukuran kurang lebih 25 cm.

- Setelah itu direbus di bak godok dalam air mendidih selama 4-5 jam untuk menghilangkan getahnya, diangkat ke luar dan dikupas kulit- n y a .

(13)

- Setelah itu dimasukkan ke peeling machine yang akan menghasilkan lembaran kayu.

- Lembaran kayu dimasukkan ke chopping machine yang akan menghasilkan chopstick atau sumpit

kayu yang masih kasar bentuknya.

- Chopstick tersebut masih basah kemudian dike- ringkan ke dalam oven sampai air yang dikan- dungnya kurang dari sepuluh persen.

- Chopstick atau sumpit kayu yang sudah kering disortir dan diatur, ujung dengan ujung, pang-

kal dengan pangkal.

- Setelah itu dimasukkan dalam finishing machine untuk menghaluskan bentuknya.

- Dari finishing machine ke luar chopstick atau sumpit kayu yang akan digrade sesuai mutunya, kemudian dipacking dan siap diekspor.

Dari keterangan diatas, dapat dilihat bagan proses produksi perusahaan "X" pada gambar 2.

3.6.3. Hasil Produksi

Perusahaan "X" menghasilkan chopstick atau sumpit kayu dengan tipe Genroku dan Koban Sugiri.

Adapun spesifikasi chopstick atau sumpit kayu tersebut adalah sebagai berikut :

- Panjang : 20,2 cm

- Tebal 4,4 mm

(14)

- 1 box : 5000 pasang sumpit - Grate : Super A, B, C, D

Adapun hasil produksi PT "X" untuk tiga tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1.

LAPORAN PENJUALAN PT "X"

TAHUN NEGARA JUMLAH PR0SENTASE

1992 JEPANG 5.600 box 55%

KOREA 4.545 box 45%

10.145 box 100%

1993 JEPANG 15.560 box 69%

KOREA 7.000 box 31%

22.560 box 100%

1994 JEPANG 23.295 box 75%

KOREA 7.765 box 25%

31.060 box 100%

Sumber : Perusahaan “X ”

3.7. KEBIJAKAN PEMASARAN

Perusahaan ini dalam menjual hasil produksinya menempuh kebijakan saluran distribusi langsung tanpa menggunakan perantara. Daerah pemasaran untuk produk ini meliputi Jepang dan Korea.

Perusahaan menerima pesanan dari konsumen.

(15)

Jadi diproduksi sesuai dengan permintaan atau kebutuhan pemesan dan penjualan dilakukan dengan sistem L/C (Letter of Credit).

6AMBAR 2

PROSES PRODUKSI PERUSAHAAN "X

Sumber : Perusahaan “X'

Referensi

Dokumen terkait

Variasi metode KNN ini melakukan penentuan kelas dari data objek baru tidak dengan cara melakukan voting mayoritas kelas pada K tetangga terdekat, melainkan

PKL merupakan salah satu mata kuliah dalam Kurikulum 2015 yang harus ditempuh dan wajib lulus oleh setiap mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah S1, Geografi S1,

BAGI ALUMNI III SMK NEGERI 1 SIMPANG EMPAT YANG INGIN MENGAMBIL SURAT KETERANGAN LULUS (SKL) DAN SURAT KETERANGAN HASIL UJIAN (SKHU) SEMENTARA HARUS

Berdasarkan fenomena yang kedua, perbaikan manajeman yang di lakukan oleh Ignatius Jonan (Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia, masa jabatan periode 2009-2014), salah

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu kinerja Keuangan yang diwakili dengan Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR),

Analytical CRM adalah analisis data yang diperoleh dari operational CRM dengan memanfaatkan tools dan software untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perilaku

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan belajar adalah faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat (Slameto, 2003:54). Selama ini

Sesuai rumusan masalah yang diajukan dalam skripsi ini maka peneliti akan memfokuskan pada peran pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan