48
80
108
1 6 8
r,ii{f
Pendahuluan Sejarah geologi pembentukan yang berbeda di antara pulau-pulau di Indonesia, variasi iklim dari bagianbaratyanglembab sampaibagian timuryang keringsangatmempengaruhi pembentukan ekosistem dan distribusi binatang dan tumbuhan yang ada di dalamnya. tlasil proses ini tercermin dalam keragaman ekosistem dan taksa tumbuhan yang terdapat di wilayahnya.
Sumatera Memiliki lebih dari 10.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi yang kebanyakan tumbuh di hutan dataran rendah. Dari segi fauna pulau ini paling kaya di Indonesia, karena memiliki 2I0 spesies mamalia (9 spesies endemik), 580 spesies burung (19 spesies endemik), 194 spesies reptilia, 62 spesies amfibi dan 272 spesies ikan air tawar (30 spesies endemik) (BAPPENAS f993).
Jawa - Bali Memiliki keanekaragaman hayati yang unik, namun akibat berbagai tekanan yang dialaminya, khususnya di PulauJawa, seperti laju penumbuhan penduduk, eksploitasi sumber dala alam yang berlebihan, sisrem ekonomi, kebijakan dan pembangunan, kesenjangan dalam pemilikan dan pengelolaan, pengemhuan yang kurang, serta sistem hukum dan kelembagaan yang lemah menyebabkan keanekaragaman hayati berada dalam kondisi kritis, bahkan terancam punah.
Kalimantan Proses geologi di pulau ini dengan distribusi iklim, jenis tanah, ketinggian, topografi dan keberadaannya di sepanjang Garis Khatulistiwa, membuat pulau ini sangat kaya akan spesies fauna dan flora, dan habitat yang sangar bervariasi, khususnya hutan hujan tropis basah terluas di Asia lbnggara (MacKinnon dkk. 2000). Pulau ini memiliki 222 spesies rnamalia (44 spesies endemik), 13 spesies primatayang semuanya endemik, spesies kamivora yangberukuran sedang, seperti Macan dahan (Neofelisnebulosa) dan Beruang madu (Helarctos malayanus) sampaiberbagai jenis musang dan tikus. Jumlah spesies burung mencapai 420 (37 spesies endemik). Pulau ini terkaya akan spesies amfibi, reptilia, ikan dan avertebrata di Dangkalan Sunda.
Sulawesi Sejarah geologi Sulawesi dan posisinya yang terisolasi selama jutaan tahun memungkinkan evolusi berbagai spesies unik terjadi, sehingga pulau ini memiliki tingkat endemisme organisme yang sangat tinggi. Dari 127 spesies mamalia yang telah ditemukan di Sulawesi, 62%-nya adalah endemik . Dari 235 spesies burung darat yang diketahui saat ini, 8'1 spesies atau 34%-nya hanya terdapat di bioregion ini ; 26% dan 1 I 7 spesies reptilia adalah endemik, demikian juga paling sedikit 37 spesies endemik dari 520 spesies tumbuhar_r.
Nusa Tenggara dan Maluku Kepulauan ini terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan rangkaian terumbu karang yang tersebar di sepanjang lautan yang terdalam di dunia. Nusa Tenggara mencakup pulau Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba dan Timor bagian barat. Kepulauan Maluku meliputi Halmahera, Temate, Obi, Bacan, Seram, Ambon, Buru, dan Kei.
Kekayaan fauna meliputi 400 spesies burung (7I spesies endemik), I12 spesies mamalia kecil, 37 reptilia endemik, 3l spesies kupu-kupu ekor panjang. Ekosistem dan habitat yang dominan adalah savana, sedangkan sisa hutan basah primer dataran rendah yang ada sangat terancam keberadaannya. Kepulauan yang dikelilingi laut ini memiliki terumbu karang terluas di Indonesia bagi4n timur.
Papua Masih memiliki persentase tutupan hutan dan habitat alam yang paling baik di Indonesia (sekitar 80%). Selain keanekaragaman hayati yang dnggi pada tingkat taksa, Papua juga memiliki variasi ekosistem, mulai dari kawasan terurnbu karang, hutan mangove, savana dan hutan monsun, hutan tropis dataran rendah, pegunungan sampai ekosistem alpin. Myers (1988) menyatakan bahwa sekitar 90% tumbuhan berkayu di Papua Niugini (termasuk Papua) merupakan tumbuhan endemik. Dari sekitar 650 spesies burung, 50%-nya adalah endemik, spesies mamalia berjumlah 164, kupu- kupu 750 spesies, reptilia dan amfibi 330 spesies.
246
vii
Sumatera .
11 Tabel l. Luas hutan di Sumatera berdasarkan fungsinya
11 Tabel2. Perkiraan luas habitat lahan basah di bioregion Sumatera 14 Tabel 3. Daftar kawasan konservasi lahan basah di Sumatera 15 Tabel,l. Daftar vegetasi lahan basah yang terancam dan dilindungi
18 Tabel 5. Potensi keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme di Sumatera
Jawa-Bali
53 Tabel 1.a. Kawasan khas di Taman NasionalJawa-Bali 54 Tabel I.b. Kawasan Taman Nasional diJawa-Bali
58 Tabel 2. Perkiraan luas habitat lahan basah di Jawa dan Bali
60 Tabel 3. Luas dan persebaran hutan mangrove di regionJawa dan Bali
Kalimantan
83 Tabel t. Kekayaan spesies di seluruh Pulau Kalimantan dan pulau-pulau lainnya
85 Tabel 2. Potensi keanekaragaman hayati dan tingkat endemisme di Kalimantan dibandingkan dengan region lainnya
86 Tabel3. Luas hutan di Kalimantan berdasarkan fungsinya 90 Tabel4. Habitat uuma lahan basah di region Kalimantan
91 Tabel 5. Kawasan lahan basah prioritas menurut KalimantanWide-WetlandSumey 92 Tabel 6. Daftar kawasan konservasi lahan basah dan statusnya di Kalimantan 95 Tabel 7. Kebakaran hutan dan lahan di Kaltim tahun 199711998
96 Tabel8. Identifikasi masalah mendasar di bidang kehuranan
98 Tabel 9. Masalah utama yang dihadapi di ekosistem pesisir dan laut serta ahernatif pemecahannya 100 Tabel 10. Masalah utama lahan basah dan alternatif pemecahannya
Sulawesi
113 Tabel I. LuashutandibioregionSulawesiberdasarkanfungsinya 114 Tabel 2. Luas hutan menurut peruntukannya di bioregion Sulawesi 116 Tabel3. Distribusi hutan mangrove di Sulawesi
117 Tabel 4. Luas hutan mangrove sulawesi menurut fungsi &n peruntukannya 117 Tabel5. Kawasan lindung di Sulawesi yang memiliki hutan mangrove
118 Tabel 6. Kondisi terumbu karang di beberapa tempat di Sulawesi berdasarkan persenrase tuupan karang
119 Tabel 7. Perkiraan luas habitat utama lahan basah di Sulawesi 119 Tabel 8. Daftar danau-danau besar di Sulawesi
vlll
$.
r '
fi [r
if'
: i
ij'
il'
i '
.n ii.i'
],
123 Tabel 10. Luas lahan pertanian dan perkebunan di Sulawesi
124 Tabel II. Areal kapas transgenik musim tanam 2001 di Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara & Maluku
171 Tabel 1. Luas beberapa pulau di Nusa Tenggara dan Maluku
177 Tabel2. Luas pulau besar di Nusa Tenggara dengan jumlah spesies endemik 178 Tabel3. Jumlah spesies burung di setiap wilayah di Indonesia
178 Tabel,l. Status spesies burung yangada di Maluku
182 Tabel 5. Luas tutupan hutan di Nusa Tenggara dan Maluku menurut RePPPToT 185 Tabel6. Distribusi savana dan padang rumput di Nusa Tenggara dan Maluku 188 TabelT. Luas tipe habiut lahan basah di Nusa Tenggara
189 Tabel 8. Kawasan lahan basah yang terdapat dalam kawasan konservasi 194 Tabel g. Flora dan fauna endemik di Nusa Tenggara
Papua
249 Tabel 1. Jumlah spesies (keanekaragaman spesies) beberapa taksa di Papua yang diperkirakan oleh para ahli dan konservasi (CI 1999)
250 Tabel2. Luas hutan berdasarkan fungsinya (dihitung berdasarkan peta PADUSERASI)
IX
Sumatera
9 Gambar I. fipe persebaran ekosistem dan kawasan konservasi di Sumatera 10 Gambar 2. Perubahan tutupan hutan di Sumarera, fg00-2010
12 Gambar3- Bangaubluwok (Mycteiacinrea)
12 Gambar 4. Oranguun sumatera jantan dewasa muda, merupakan keturunan campuran 13 Gambar 5. Danau Dusun Besar, Bengkulu
16 Gambar 6. Persebaran reptilia dan amfibi di Sumatera 17 Gambar 7. Persebaran mamalia di Sumatera
17 Gambar 8. Harimau sumatera yang sudah mulai langka masih terus diburu secara liar
18 Gambar 9. Buaya senyulong semakin langka akibat kebakaran dan pembukaan lahan di habitatnya . yang berupa hutan rawa
20 Gambar 10. Raflesic arnolilii,bunga terbesar di dunia
21 Gambar 11. Mentok rimba (Cairina santulan) mudah dijumpai di Way Kambas
23 Gambar 12. Kelapa sawit sebagai primadona tanaman perkebunan yang menyebabkan pembukaan hutan secara besar-besaran
25 Gambar 13. Beruang madu (Helarctosmalayanus), salah satu fauna yang dijumpai di Berbak 26 Gambar 14. Betet biasa banyak di perdagangkan untuk peliharaan
29 Gambar 15. Banyak kayu yang terbuang akibat tidak sesuai dengan ukurannya di tempat-tempat penggergajian
Jawa-Bali
52 Gambar I. Jalak bali (Lancopsar rotlschilili) yang rerancam punah
52 Garnbar 2. Banteng (BosjavanicHs) adalah mamalia besar yang terancam punah karena perburuan dan perusakan habitatnya
56 Gambar 3. Jagung merupakan tanarnan pertanian yang menjadi salah satu makanan pokok di Jawa dan Bali
59 Gambar4. Owajawa (Hylobatesmoloch) merupakansalahsatuprimataendemikdiJawa
59 Gambar 5. Hutan payau di Rawa Danau,Jawa Barat merupakan satu-satunya kawasan rawa payau yang keberadaannya terancam
Kalimantan
83 Gambar I. Sungai merupakan akses utama untuk mencapai daerah terpencil di sebagian besar wilavah Kalimantan
Gambar 2. Kantong semar (Nepenthes rafrlesiana), tumbuhan pemangsa serangga Gambar 3. Gajah asia (Elqhas macimus) satu-satunya spesies mamalia besar yang ada di
Kalimantan bagian utara
u
85
86 Gambar 5.
89 Gambar 6.
96 Gambar 7.
Sulawesi
111 Gambar l.
112 Gambar 2.
115 Gambar 3.
118 Gambar 4.
Perubahan tutupan hutan di Kalimantan, 1900-20I0 Penangkapan kura-kura untuk konsumsi manusia
Penebangan hutan menimbulkan kerusakan bagi pohon-pohon lain di hutan akibat tertimpa pohon yang dibalak dan pengangkutantya
Letak Sulawesi di antara Garis Wallace dan Garis Weber
Perbandingan satwa endemik Sulawesi dan pulau-pulau utama lainnya di lndonesia Perubahan tutupan hutan di Sulawesi 1900-2010
Kondisi terumbu karang yang masih baik di salah satu titik pengamatan di TNL Wakatobi, Sulawesi Tenggara
121 Gambar 5. Karena warna paruhnya yang menarik, burung Rangkong termasuk sasaran utama para pemburu
122 Gambar 6. Beberapa spesies ikan yang terdapat di D- Tempe 122 Gambar 7. Timbunan sampah domestik
124 Gambar 8. Kapas Bt yang ditanam di lahan milik petani di Kabupaten Bulukumba
126 Gambar 9. Ikan-ikan gua endemik yang ditemukan di Gua Tanete kawasan karst Maros-Pangkep 126 Gambar I0. Keong yang ditemukan di gua-gua kawasan karst Maros
127 Gambar Il. Pemandangan kawasan karst Menara Maros-Pangkgp
127 Gambar 12. Keindahan ornamen dan danau bawah tanah di Gua Sallukang Kallang kawasan karst Maros
130 Gambar 13. Sebuah rumah di tepi D.Tempe yang tertimbun lumpur sekitar 1,2 m akibat sedimentasi 131 Gambar 14. Peledakan kawasan karst untuk bahan baku industri semen
137 Gambar 15. Osmoxylonpalmatummerupakan tanaman perdu yang memiliki bunga menggumpal 141 Gambar 16. Krabuku kecil (Tarsius purnilus) adalah binatang langka di Sulawesi Tengah
142 Gambar 17 . Aendes inJtenlm meflrpakan anggrek epifit yang tumbuh di hutan sekitar pinggir danau
Nusa Tenggara & Maluku
176 Gambar 1. Kancilan timor (Paclrycepalaorpheus) 179 Gambar 2. Cekakak biru-putih (Halcyon diops)
179 Gambar 3. Bubut goliath (Centropus goliath),burung sebaran terbatas 180 Gambar 4. Belalang, capung dan Kupu-kupu ekor panjang
185 Gambar 5. Savana di Mutis, Timor
186 Gambar 6. Hutan di kawasan yang diusulkan sebagai taman nasional di Halmahera 189 Gambar 7. Lahan Basah di Tiwo Bowu, Flores
195 Gambar 8. Tenunan ikatkhas di NTT
Papua
251 Gambar l. Pulau Niugini (termasuk Provinsi Papua) adalah pulau ketiga dari Belantara Tropis Dunia
252 Gambar 2. Buayamuara (Crocodylus porosus) yang memiliki nilai ekonomis tinggi 252 Gambar 3. Kawasan suaka di Provinsi Papua
253 Gambar 4. Kawasan prioritas untuk pelestarian keanekaragaman hayati di Papua
254 Gambar 5. Populasi Kasturi kepala-hitam (Lortus lorry) kini semakin menyusut akibat penang- kapan dan perdagangan ilegal
255 Gambar 6. Status dan tipe kawasan suaka di Papua serta luas kawasan suaka berdasarkan usulan minimum
258 Gambar 7. Monyet ekor panjang (Macacafasciculans) merupakan spesies introduksi di Papua