64
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Riwayat Perusahaan
PT Metro Batavia telah memulai bisnis di Indonesia lebih dari 20 (dua puluh) tahun. Dimulai dari usaha travel agent dan tumbuh menjadi usaha charter angkutan udara. Tokoh yang melatarbelakangi berdirinya perusahaan penerbangan ini adalah Bapak Yudiawan Tansari, selaku president direktur beliau memulai Batavia Air dengan satu buah pesawat Fokker F28 dan dua buah boeing 737-200.
Pada tahun 2002, Batavia Air memperoleh sertifikasi sebagai operator penerbangan dan januari 2006 menjadi perusahaan penerbangan nasional pertama yang mengoperasikan pesawat Airbus A-319. Batavia Air saat ini mengoperasikan lebih dari 150 rute penerbangan setiap harinya dan melayani 35 kota tujuan di Indonesia serta 3 kota di luar negeri seperti Guangzhou – China dan Kuching dan Penang – Malaysia. Untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan, Batavia Air telah mengoperasikan 25 armada, yaitu :
• 2 Airbus A319
• 2 Airbus A320
• 6 Boeing B737-200
• 11 Boeing B737-300
• 4 Boeing B737-400
“ Trust Us To Fly “ adalah semboyan yang digunakan Batavia Air untuk melayani customer-nya dan telah menginspirasi seluruh karyawan untuk mencurahkan segala usahanya yang tulus dengan memberikan hasil kerja yang terbaik bagi kelangsungan hidup perusahaan dalam rangka untuk mempersembahkan yang terbaik bagi pelanggan kami. Dengan komitmen dan integritas yang tinggi , menjadikan Batavia Air sebagai perusahaan penerbangan yang dapat diandalkan sehingga para pelanggan percaya untuk terbang bersama kami.
Batavia Air menyadari menjaga loyalitas dan kepercayaan pelanggan adalah hal yang utama didalam bisnis jasa transportasi udara. Untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggannya diperlukan sumber daya manusia yang berkompeten. Batavia Training Center (BTC) adalah salah satu divisi khusus yang memastikan Batavia Air selalu mendapatkan sumber daya manusia yang berkompeten. Batavia Training Center (BTC) didirikan agar semua karyawan Batavia Air mendapatkan bekal pelatihan dan pendidikan yang baik sebelum bekerja dan terjun melayani masyarakat. Batavia Training Center telah mendapatkan sertifikasi dari departement perhubungan cq. Ditjen perhubungan udara sehingga lulusan BTC diakui oleh pemerintah.
Pelatihan dan pendidikan yang diadakan Batavia Training Center bagi karyawan Batavia Air antara lain :
1. Pendidikan dan pelatihan pilot 2. Pendidikan dan pelatihan pramugari
3. Pendidikan dan pelatihan teknik 4. Pendidikan dan pelatihan niaga
Dalam mendukung pendidikan dan pelatihan, Batavia Training Center menyediakan beberapa fasilitas bagi karyawannya untuk kegiatan training yang dilakukan seperti :
1. Simulator Boeing 737-200 2. Simulator Boeing 737-300/400
3. Mockup Boeing 737 untuk pelatihan Flight Attendant
4. Ruang kelas yang lengkap dengan sarana untuk belajar / mengajar 5. Ruang pertemuan / auditorium
3.1.2 Kegiatan Usaha
PT Metro Batavia bergerak di bisnis transportasi udara dan bisnis penerbangan ini merupakan bisnis utama yang dilakukan sejak 20 (dua puluh) tahun yang lalu. Batavia Air terbang lebih dari 150 rute penerbangan setiap harinya dan sudah melayani 35 kota domestik dan 3 kota di luar negeri (Guangzhou – China, Kuching dan Penang – Malaysia). Kedepannya Batavia Air berencana melebarkan usahanya dengan melayani penerbangan kargo (barang). Untuk mendukung kegiatan usahanya, PT Metro Batavia memiliki kantor pusat dan kantor perwakilan serta kantor perwakilan internasional.
Kantor pusat PT Metro Batavia :
• Alamat:
PT Metro Batavia Jl. Ir. H. Juanda No.15 Jakarta Pusat 10120
Telp. (021) 386 4308 Fax. (021) 386 4486
• Reservasi:
(021) 38 999 888
• IM:
• Website:
http://www.batavia-air.co.id
Batavia air memiliki 44 kantor perwakilan yang tersebar di berbagai kota seperti:
Tabel 3.1 Kantor Perwakilan Batavia Air
No Nama Distrik Kode Alamat Kantor Bandara 1 Jakarta CGK Jl.Ir.H.Juanda No.15 Soekarno-
Hatta 2 Kelapa Gading KGP Jl.Boulevard Barat Raya
Blok C no.19
Soekarno- Hatta 3 Pondok Indah PI Jl. Iskandar Muda 7A 12240 Soekarno-
Hatta 4 Mangga Dua MG2 Jl.Mangga Dua Raya No.39
GG
Soekarno- Hatta 5 Bekasi BKX Jl.Ahmad Yani Blok A3
No.4 Bekasi Barat
Soekarno- Hatta 6 Bogor BGR Jl. Pajajaran No.84 H Bogor Soekarno-
Hatta 7 Depok DPK Jl. Margonda Raya No.502 A
Depok
Soekarno- Hatta
8 Ambon AMQ Jl.Tulukabessy no.25 Pattimura
9 Balikpapan BPN Jl. Jend.Sudirman Blok C
no.16 Sepinggan
10 Bandung BDO Jl.Pasir Kaliki Bandung Soekarno- Hatta 11 Banjarmasin BDJ Jl.A.Yani km.4 no.221B Samsudin
Noor 12 Batam BTH Komp.Penuin Center Blok E
no.3 Hang Nadim
13 Bengkulu BKS Jl.Jenderal Sudirman no.40 Fatmawati- Soekarno
14 Bogor BGR Jl.Padjajaran no.84H Soekarno- Hatta 15 Denpasar DPS Jl.Boulevard Sunset Road
Blok A9 Ngurah Rai 16 Jambi DJB Jl. Gatot Subroto No. 161 E Sultan Thaha 17 Jayapura DJJ Jl. Pasifik Raya Blok B No.
3A Sentani
18 Kendari KDI Jl. Ahmad Yani No.60 Wolter Mongonsidi 19 Kupang KOE Jl. Herewira No. 23 El Tari 20 Makassar UPG Jl. A. Yani 35 E Sultan
Hassanudin 21 Manado MDC Jl.Piere Tendean Boulevard
Blok1A/20
Sam Ratulangi
22 Manokwari MK
W Jl. Jend. Sudirman No. 30 Rendani 23 Mataram AMI Jl. Pejanggik No. 88 Selaparang 24 Medan MES Jl. S. Parman no A20 Polonia 25 Padang PDG Jl. S. Parman No. 234 E Minangkabau 26 Palangkaraya PKY Jl. A. Yani No. 11 E Tjilik Riwut 27 Palembang PLM Jl. Radial No. 20 S.M.
Badarudin II 28 Palu PLW Jl. Moh. Hatta Ruko No. 10 Mutiara 29 Pangkal Pinang PGK Jl. Jend Sudirman No. 49 Depati Amir 30 Pekanbaru PKU Jl. Jend. Sudirman No. 312 Sultan Syarif Kassim II 31 Pontianak PNK Jl. HOS Cokroaminoto No.
278A Supadio
32 Samarinda SRI Jl. Bhayangkara No. 27A - 33 Semarang SRG Jl. Imam Bonjol No. 180 E Ahmad Yani 34 Surabaya SUB Jl. Raya Gubeng No. 63A-C Juanda 35 Tanjung Pandan TJQ Jl. Jend. Sudirman No. 63 HAS
Hanandjoedin 36 Tarakan TRK Jl. Yos Sudarso No. 11 A Juwata 37 Yogyakarta JOG Jl. Urip Sumohardjo Kav.
12B Adi Sucipto
38 Lampung TKG Jl. Ahmad Yani No.7 Bandar
Lampung Radin Intan II 39 Gorontalo GTO Jl. D.I Panjaitan No.233 Jalaluddin 40 Ternate TTE Komp. Ruko Jatiland
Business Center No.24 Babullah 41 Luwuk LUW Jl. Urip Sumohardjo No.30 A
Syukuran Aminuddin
Amir 42 Berau BEJ Hotel Derawan Jl. Panglima Kalimarau
Batur 396 43 Kuching KCH No. 1 Ground Floor
Padungan Arcade Garden Antar Bangsa 44 Guangzhou CAN Huanshi Dong Road No. 326
Room. 1109
Bayun International
3.1.3 Visi dan Misi
3.1.3.1 Visi
Visi dari PT Metro Batavia adalah Menjadi sebuah perusahaan penerbangan nasional yang berorientasi kepada aspek ekonomis, kenyamanan, keselamatan, penerbangan dan selalu berusaha melaksanakan komitmen terhadap kepuasan pelanggan, sehingga menjadi pilihan pertama dan terutama bagi pemakai jasa transportasi udara.
3.1.3.2 Misi
Misi dari PT Metro Batavia adalah :
1. Menjadikan perusahaan yang efektif, efesien dan menguntungkan, sehingga memberikan nilai tambah bagi lingkungan, masyarakat, pelanggan dan karyawan serta pemegang saham.
2. Bekerja sebaik mungkin untuk terciptanya keamanan dan keselamatan penerbangan.
3. Selalu berusaha mencari peluang untuk memerikan kepuasan kepada pelanggan.
4. Memberikan sumbangsih untuk perkembangan transportasi udara di Negara Republik Indonesia.
5. Menjadikan perusahaan yang sehat sehingga menjadi tempat yang nyaman untuk berkarier bagi karyawan.
Untuk mencapai visi dan misinya , PT Metro Batavia memegang teguh nilai – nilai perusahaan yaitu :
1. Etika 2. Integritas 3. Kesepadanan 4. Tanggung jawab dan 5. Kebersamaan 3.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam suatu organisasi. Struktur organisasi menunjukkan bagaimana fungsi- fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (dikoordinasikan). Selain daripada itu struktur organisasi menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur organisasi pada umumnya kemudian digambarkan dalam suatu bagan yang disebut dengan bagan organisasi.
Bagan organisasi adalah suatu gambar struktur organisasi yang formal, dimana dalam gambar tersebut ada garis-garis (instruksi dan koordinasi) yang menunjukkan kewenangan dan hubungan komunikasi formal, yang tersusun secara hierarkis.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Metro Batavia 3.1.5 Tugas dan Tanggung jawab
Setiap karyawan memilki tugas dan tanggung jawab masing – masing dimana tugas dan tanggung jawab yang diberikan harus dilaksanakan sehingga tercapai hasil kerja yang diharapkan dan optimal. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawabnya : 1. President Director
• Memimpin PT. Metro Batavia sesuai dengan arah tujuan perusahaan.
• Memimpin rapat Dewan Direksi
• Menyusun dan menetapkan kebijakan umum perusahaan dalam rangka melaksanakan rapat Dewan Direksi.
• Menjalin hubungan dan kerjasama dengan perusahaan lain dalam rangka menunjang tujuan perusahaan.
• Bertindak untuk dan atas nama perusahanan baik kedalam dan keluar.
• Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang kepada Dewan Direksi.
2. Managing Director
• Mewakili President Director apabila yang bersangkutan berhalangan hadir.
• Menyelenggarakan berbagai tugas administrasi dalam arti luas untuk mendukung jalannya kinerja perusahaan.
• Membantu President Director dalam memimpin rapat Dewan Direksi.
• Bertanggung jawab kepada President Director.
• Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan perusahaan.
3. HRD Manager
• Membuat serta menetapkan peraturan dan tata tertib perusahaan.
• Membuat perencanaan mengenai pelatihan untuk meningkatkan produktivitas kinerja karyawan.
• Mengelola data-data karyawan disetiap bagian pada PT. Metro Batavia.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director.
• Menjalankan peran untuk menjembatani interaksi antara karyawan dengan perusahaan.
• Mengelola hal-hal yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan dan urusan administratif karyawan.
4. PR Manager
• Menyusun perencanaan promosi PT. Metro Batavia dengan perusahaan lain.
• Menjalin hubungan baik dengan pihak perusahaan lain atau dengan masyarakat umum.
• Menyesuaikan kebijakan dan program perusahaan dengan ekspektasi publik perusahaan.
• Mencermati atau memantau segala dinamika yang terjadi di masyarakat yang dapat berakibat buruk ataupun baik bagi perusahaan.
• Merencanakan dan mengembangkan komunikasi yang lebih bersifat korporat, meliputi penulisan berita korporat, sekaligus juga bertanggung jawab terhadap lancarnya komunikasi di tingkat internal perusahaan.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director.
5. Operation Director
• Bertanggung jawab secara luas terhadap bidang operasional penerbangan Batavia Air.
• Bertanggung jawab terhadap kelengkapan administrasi penerbangan.
• Mengelola sumber daya manusia khususnya para Pilot Batavia Air.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director.
6. Technical Director
• Bertanggung jawab mengenai hal-hal tehnik penerbangan.
• Bertanggung jawab atas kelengkapan peralatan pesawat udara.
• Mengkoordinasikan tugas kepada setiap staff teknik disetiap daerah perwakilan Batavia Air.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director.
7. Sales & Marketing Manager
• Mengkoordinasikan tugas Sales Manager, Marketing Manager, dan CS Manager.
• Menyusun rencana program pemasaran Batavia Air.
• Menjalin hubungan yang baik dengan Travel Agent Batavia Air.
• Melakukan promosi terhadap layanan jasa perusahaan.
8. Finance Director
• Mengelola keuangan perusahaan Batavia Air.
• Merencanakan, menyusun, dan mengawasi anggaran belanja perusahaan.
• Membuat kebijakan keuangan perusahaan.
• Membuat laporan keuangan perusahaan kepada Managing Director.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director.
9. Safety Director
• Bertanggung jawab mengenai keselamatan penerbangan.
• Menentukan kebijakan umum mengenai keselamatan penerbangan.
• Membuat laporan-laporan mengenai masalah-masalah yang terkait dengan keselamatan penerbangan.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director.
10. IT Director
• Bertanggung jawab mengenai teknologi komputerisasi yang digunakan untuk operasional Batavia Air.
• Menentukan kebijakan umum di IT Department.
• Mengkoordinasikan setiap bagian yang ada di IT Department seperti IT Programmer, IT Helpdesk, dan IT Maintenance.
• Memantau perkembangan seputar teknologi informasi khususnya pada bidang penerbangan.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director.
11. General Manager
• Bertanggung jawab mengenai seluruh hal yang berkaitan tentang kebijakan perusahaan.
• Mengkoordinasikan setiap divisi/department pada PT. Metro Batavia.
• Memantau perkembangan jalannya bisnis perusahaan.
• Membuat perencanaan mengenai manajemen perusahaan.
• Membantu tugas dari Managing Director.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Managing Director.
12. District Manager
• Membuat kebijakan umum disetiap daerah perwakilan yang dipimpinnya.
• Membina hubungan baik dengan Travel agent daerah perwakilan Batavia Air yang dipimpinnya.
• Membuat laporan keuangan penjualan tiket Batavia Air di daerah perwakilan yang dipimpinnya.
• Menjalin kerjasama yang baik dengan Pemerintah Daerah dimana perwakilan Batavia Air berada.
• Mengkoordinasikan tugas setiap staff yang berada di masing-masing daerah perwakilan yang dipimpinnya.
• Memantau persaingan bisnis dengan perusahaan penerbangan lainnya.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada General Manager.
13. Station Manager
• Mengkoordinasikan semua tugas dari petugas darat (Ground Staff) yang berada di Airport setiap daerah yang dipimpinnya.
• Memberikan laporan setiap masalah yang terjadi di Airport kepada District Manager dan staff Batavia Air Pusat.
• Bertanggung jawab atas kelancaran proses administrasi di Airport.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada District Manager.
14. Sales Manager
• Membuat laporan mengenai daftar Travel Agent Batavia Air.
• Menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan Travel Agent Batavia Air khususnya di perwakilan Jakarta.
• Membuka peluang kerjasama dengan Travel Agent baru.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Sales & Marketing Director.
15. Marketing Manager
• Membuka peluang daerah baru untuk perwakilan Batavia Air.
• Menyiapkan program kerja bagi staff Marketing.
• Berkoordinasi dengan Sales Manager dalam hal menjalankan program kerja.
• Menjalin hubungan baik dengan perusahaan relasi Batavia Air.
• Mengamati kondisi pasar penerbangan nasional maupun internasional.
• Membina hubungan yang baik dengan masyarakat luas.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Sales & Marketing Director.
16. CS Manager
• Membuat kebijakan umum mengenai pelayanan kepada para pengguna jasa penerbangan Batavia Air.
• Memberikan pelatihan kepada Cabin Crew (Awak Kabin) mengenai pelayanan yang baik kepada para penumpang Batavia Air.
• Bertanggung jawab atas kepuasan konsumen dari jasa yang diberikan serta menyelesaikan masalah yang mungkin akan terjadi berkaitan dengan kepuasan konsumen itu sendiri.
• Bertanggung jawab terhadap tugas dan wewenang kepada Sales & Marketing Director.
17. Reservation Staff
• Melayani permintaan reservasi dari pelanggan
• Menginput data penerbangan dan data penumpang dari pelanggan
• Melakukan rebooked, cancel booking, update time limit data penerbangan pelanggan
• Membuat laporan boderel pasasi dan LPP
• Mencetak tiket atas permintaan pelanggan 18. Scheduler staff
• Membuat jadwal rotasi penerbangan
• Melakukan perubahan rotasi pesawat sesuai kebutuhan
19. Reservation Control (RC) staff
• Mengatur jumlah seat dalam tiap class untuk tiap penerbangan
• Mengatur class yang dibuka dalam tiap penerbangan
• Mengatur pembagian(split) kode booking 20. Pre-Flight staff
• Melakukan rebooked tiket
• Mengontrol booking pelanggan dan melakukan cancel booking
• Melakukan kontrol pesawat 21. Kasir
• Mengurus pembayaran pelanggan, void, rebooked, atau refund
• Mengupdate data balance agen
• Melayani pembayaran pelanggan
3.2 Gambaran Sistem Yang Sedang Berjalan
3.2.1 Prosedur Dalam Sistem
Seiring perkembangan teknologi informasi dan tuntutan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi terutama dalam kemudahan penggunaan, pelayanan, dan pengelolaan sistem reservasi, Batavia Air sejak tahun 2007 mengimplementasikan sistem CRS baru menggantikan SABRE. Sistem reservasi baru, Departure Control System (DCS) dan E-Ticketing yang dibangun Batavia ini dinamakan Electronic Distribution Interface System (EDI) atau Batavia EDI System. Sistem ini mengimplementasikan Electronic Ticket (E-Ticket) dan menggunakan interface Web- based sehingga untuk mengoperasikannya hanya membutuhkan web browser standar.
3.2.1.1 Prosedur Ticketing E-Ticket
Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Ticketing E-ticket Batavia-Air
Prosedur reservasi untuk pelanggan tanpa mealui agen dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pelanggan datang ke kantor perwakilan batavia atau melakukan reservasi secara langsung melalui website batavia-air.
Untuk pelanggan yang datang melakukan reservasi ke perwakilan batavia-air berikut prosedurnya:
1. Pelanggan melakukan booking penerbangan dengan memilih rute penerbangan (kota berangkat, kota tujuan), tanggal keberangkatan, tanggal kembali dan jumlah penumpang. Data-data akan diinput oleh staff reservasi ke dalam sistem.
2. Sistem akan mengecek inventory mengenai ketersediaan seat dari penerbangan yang diinginkan. Jika seat dan jadwal penerbangan tersedia pelanggan dapat memilih penerbangan dan kelas yang diinginkan
3. Berikutnya pelanggan akan diminta keterangan mengenai nama penumpang, no ID (seperti KTP atau passport), contact person. Data penumpang diinput oleh staf reservasi.
4. Setelah data penumpang diinput, pelanggan akan mendapat kode booking. Kode booking ini berfungsi sebagai record locator, dalam sebuah booking dapat menampung maksimal 7 penumpang kecuali untuk agen dapat melebihi 7 penumpang.
5. Saat ini status pelanggan masih booking (belum ticketing) sampai dilakukan pembayaran tiket. User dikenakan time limit untuk melakukan pembayaran (issue ticket). Selama masa time limit pelanggan dapat melakukan pembatalan penerbangan atau rebooked (pindah jadwal penerbangan). Rebooked dibatasi maksimal 3 kali. Lama waktu time limit yang dikenakan tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih user.
6. Pembayaran dilakukan di kasir pada kantor perwakilan yang sama. Kasir akan menginput PNR pelanggan ke sistem.
7. Setelah pelanggan melakukan pembayaran, maka berarti pelanggan telah issue tiket. Data tiket akan dimasukkan ke dalam sistem. Setiap penumpang memiliki
nomor tiketnya sendiri walaupun dapat memiliki kodebooking yang sama dengan penumpang lain.
8. Tiket yang telah di issue memiliki masa valid. Lama masa valid tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih user. Selama masa valid user dapat rebooked untuk mengganti jadwal penerbangan. Untuk void tiket hanya dapat dilakukan pada hari dimana tiket di issued dan dikenakan biaya administrasi (ADM).
Untuk refund bila dilakukan lebih dari 1x24 jam sebelum jam penerbangan (flown) hanya akan dikenakan biaya ADM tetapi bila kurang dari 1x24 jam dikenakan biaya Cancelation Fee (CF) sebesar 50% dari fare basic. Lama waktu untuk refund tergantung dari jenis kelas penerbangan yang dipilih user.
9. Setelah issue tiket, staff reservasi akan mencetak tiket untuk pelanggan.
Gambar 3.3 Flowchart Prosedur Ticketing E-ticket melalui web-site Batavia Air Untuk pelanggan yang melakukan reservasi melalui website batavia-air pelanggan harus dapat mengakses website Batavia-air dan memiliki account, bila belum memiliki account dapat sign up terlebih dahulu. Berikut prosedur reservasinya:
1. Pelanggan menginput data penerbangan yang diinginkan seperti kota berangkat, kota tujuan, tanggal berangkat, tanggal kembali, dan jumlah penumpang
2. Sistem akan mengecek inventory untuk mengecek ketersediaan penerbangan dan seat. Jika seat dan jadwal penerbangan tersedia pelanggan dapat memilih jadwal dan kelas penerbangan yang diinginkan
3. Setelah data diinput dan pelanggan setuju dengan tarif yang diberlakukan maka sistem akan mengecek status pelanggan apakah sudah login, jika belum pelanggan harus login terlebih dahulu.
4. Pelanggan menginput data penumpang, contact person, dan informasi kartu kredit untuk pembayaran/issued tiket.
5. Setelah data penumpang diinput, pelanggan akan mendapat kode booking. Kode booking berfungsi sebagai record locator, dalam sebuah booking dapat menampung maximal 7 penumpang kecuali untuk agen dapat melebihi 7 penumpang.
6. Pelanggan mealakukan pembayaran/ issue ticket. Tiket yang telah di issued memiliki masa valid. Lama masa valid tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih user. Selama masa valid pelanggan dapat rebooked untuk mengganti jadwal penerbangan. Untuk void tiket hanya dapat dilakukan pada hari dimana tiket di issued dan dikenakan biaya administrasi (ADM). Untuk refund bila dilakukan lebih dari 1x24 jam sebelum jam penerbangan (flown) hanya akan dikenakan biaya ADM tetapi bila kurang dari 1x24 jam dikenakan biaya Cancelation Fee (CF) sebesar 50% dari fare basic. Lama waktu untuk refund tergantung dari jenis kelas penerbangan yang dipilih pelanggan.
6. Setelah issue tiket dilakukan pelanggan dapat mencetak tiketnya sendiri
3.2.1.2 Prosedur Ticketing E-Ticket melalui agen
Start
Booking
Cek Inventory
PNR
Cancel, Time limit,
Rebook, Pembayaran
Selesai
Tersedia Rebook
Ticket Issued
Void, Refund, Rebook, Check in Check in
Void Refund
Cancel, Time Limit Tidak Tersedia
void Refund
Rebook Rebooked
Void dikenakan biaya
Sebesar Rp. 100.000 Jika refund dilakukan Kurang dari 1x24 jam
Dari jam keberangkatan Dikenakan biaya CF Transfer
Balance
Cek saldo
< Saldo minimal
> Saldo Minimal
Cek saldo Tidak Cukup
Cukup
Jika rebook dilakukan kurang dari 1x24jam
dari tanggal flown maka dikenakan biaya CF 50% dari fare basic Check In
Gambar 3.4 Flowchart Prosedur Ticketing E-Ticket melalui agen
Prosedur ini berlaku untuk agen yang telah memiliki account untuk login ke halaman agen pada sistem reservasi batavia-air, login ini dibuat oleh manajer reservasi untuk setiap agen. Untuk melakukan reservasi agen menggunakan web
browser dan koneksi internet untuk terhubung dengan sistem reservasi batavia-air.
Berikut prosedur reservasi untuk agen:
1. Untuk dapat melakukan reservasi agen harus memiliki nilai saldo tertentu pada Batavia. Agen harus melakukan transfer balance ke rekening Batavia
2. Agen mengirim bukti transfer ke pihak batavia dan kasir akan secara manual menginput penambahan saldo agen ke dalam sistem untuk mengupdate data saldo dalam sistem
3. Agen melakukan booking penerbangan atas permintaan pelanggan dengan memilih rute penerbangan (kota berangkat, kota tujuan), tanggal keberangkatan, tanggal kembali dan jumlah penumpang. Data-data akan diinput oleh staff agen ke dalam sistem.
4. Sistem akan mengecek inventory mengenai ketersediaan seat dari penerbangan yang diinginkan. Jika seat dan jadwal penerbangan tersedia pelanggan dapat memilih penerbangan dan kelas yang diinginkan.
5. Berikutnya pelanggan akan diminta keterangan mengenai nama penumpang, no ID (seperti KTP atau passport), contact person. Data penumpang diinput oleh staff agen.
4. Setelah data penumpang diinput, pelanggan akan mendapat kode booking. Kode Booking berfungsi sebagai PNR, dalam sebuah PNR dapat menampung maximal 7 penumpang.
5. Saat ini status pelanggan masih booking sampai dilakukan pembayaran tiket.
User dikenakan time limit untuk melakukan pembayaran (issue tiket). Selama masa time limit pelanggan dapat melakukan pembatalan penerbangan atau
rebooked (pindah jadwal penerbangan). Rebooked dibatasi maksimal 3 kali.
Lama waktu time limit yang dikenakan tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih pelanggan.
6. Pembayaran/ issue tiket dilakukan oleh agen, agen menginput data PNR ke dalam sistem. Sistem akan melakukan pengecekan saldo agen, bila mencukupi untuk issue tiket transaksi dapat dilakukan.
7. Tiket yang telah di issue memiliki masa valid. Lama masa valid tergantung dari kelas penerbangan yang dipilih user. Selama masa valid user dapat rebooked untuk mengganti jadwal penerbangan. Untuk void tiket hanya dapat dilakukan pada hari dimana tiket di issued dan dikenakan biaya administrasi (ADM).
Untuk refund bila dilakukan lebih dari 1x24 jam sebelum jam penerbangan (flown) hanya akan dikenakan biaya ADM tetapi bila kurang dari 1x24 jam dikenakan biaya Cancelation Fee (CF) sebesar 50% dari fare basic. Lama waktu untuk refund tergantung dari jenis kelas penerbangan yang dipilih user.
8. Agen akan mencetak tiket untuk pelanggan.
3.2.1.3 Prosedur Alokasi Seat
Gambar 3.5 Prosedur Alokasi Seat
Prosedur ini dilakukan oleh staf Reservation Control (RC) untuk mengatur inventory (jumlah seat) yang disediakan untuk booking dan ticketing untuk flight tertentu. Berikut prosedur alokasi seat:
1. Staff RC login ke dalam sistem reservasi dengan menggunakan web browser dan memasukkan informasi penerbangan (nomor flight dan kota keberangkatan) yang hendak di set inventory nya.
2. Staff RC menentukan jumlah seat pada masing-masing class
Jumlah seat yang dialokasikan pada seluruh class flight biasanya melebihi kapasitas fisik pesawat (overbooking) dikarenakan biasanya ada penumpang yang membatalkan booking atau no show (penumpang telah melakukan ticketing tetapi tidak muncul pada saat penerbangan). Kapasitas seat total yang dialokasikan adalah kapasitas kabin pesawat ditambah dengan jumlah penumpang no show yang diperkirakan untuk flight tersebut.
Staff RC memperkirakan jumlah penumpang no show untuk suatu penerbangan dengan menggunakan model historis serta intuisi. Model historis memprediksi jumlah penumpang no show pada suatu flight yang akan datang dengan menghitung rata-rata dari jumlah penumpang no show dari sekumpulan data historis penerbangan yang serupa (memiliki rute yang sama) :
=
Dimana
m menunjukkan flight unik yang dikarakterisasikan dengan nomor flight, rute, tanggal keberangkatan, dan ETD yang unik
k menunjukkan flight unik pada data historis yang dikarakterisasikan dengan nomor flight, rute, tanggal keberangkatan, dan ETD yang unik prediksi no show rate dari model historis (hist) pada flight m
jumlah penumpang no show pada flight k
jumlah penumpang ticketing (sudah issue tiket) pada flight k
menunjukkan sekumpulan data penerbangan historis yang memiliki rute penerbangan yang sama dengan flight m dalam suatu periode tertentu
Menggunakan perumusan diatas No show rate pada flight m, , diprediksi dengan menghitung jumlah dari penumpang no show pada sekumpulan data penerbangan historis , , yang memiliki rute serupa dengan flight m selama periode tertentu, dibagi dengan jumlah dari penumpang ticketing pada sekumpulan data penerbangan historis , , yang memiliki rute serupa dengan flight m selama periode tertentu.
Menggunakan model historis, prediksi jumlah penumpang no show pada flight m, didapat dengan:
Dimana adalah prediksi no show rate pada flight m berdasarkan model historis dan adalah jumlah penumpang ticketing pada flight m.
3.2.2 Analisis Tabel Data
PT Metro Batavia telah memiliki aplikasi basis data untuk keperluan administrasi dan transaksi. Tabel yang dianalisis tidak meliputi keseluruhan database tetapi hanya yang relevan dengan penulisan skripsi ini. Berikut tabel-tabel yang digunakan:
1. Tabel Booked
Primary-key : KodeBooking, No_Flight_ID
Foreign-key : No_Flight, No_Flight_ID, Agen_ID, Kode_Agen
Keterangan : Berisi informasi booking yang dilakukan penumpang, sebuah booking dapat terdiri dari 1 atau lebih segmen dan 1 atau lebih penumpang (pax).
Tabel 3.2 Tabel Booked
Field Jenis Besar Keterangan
No_Flight_ID Varchar2 8 Nomor ID Flight per kelas
No_Flight Varchar2 8 Nomor flight
Seat Number Jumlah pax dalam kode booking
Rute Varchar2 8 Rute dari Kota berangkat higga tujuan ETD Varchar2 20 Estimated Time Derpature ETA Varchar2 20 Estimated Time Arrival
Tanggal Date Tanggal keberangkatan
TGL_Booked Date Tanggal Booking dilakukan Time_Booked Varchar2 15 Waktu Booking dilakukan
Fare Number 10 Biaya
IWJR Number 10 Iuran Wajib Asuransi Jasa Raharja
Tax Number 10 Pajak
Total Number Total biaya setelah ditambah pajak dan IWJR
KodeBooking Varchar2 6 Record locator
KodeAgen Varchar2 20 Kode untuk karyawan agen Pelanggan1 Varchar2 200 Nama penumpang 1 Pelanggan2 Varchar2 200 Nama penumpang 2 Pelanggan3 Varchar2 200 Nama penumpang 3 Pelanggan4 Varchar2 200 Nama penumpang 4 Pelanggan5 Varchar2 200 Nama penumpang 5 Pelanggan6 Varchar2 200 Nama penumpang 6 Pelanggan7 Varchar2 200 Nama penumpang 7 Pelanggan8 Varchar2 200 Nama penumpang 8 Pelanggan9 Varchar2 200 Nama penumpang 9 Pelanggan10 Varchar2 200 Nama penumpang 10 Pelanggan11 Varchar2 200 Nama penumpang 11 Pelanggan12 Varchar2 200 Nama penumpang 12 Pelanggan13 Varchar2 200 Nama penumpang 13 Pelanggan14 Varchar2 200 Nama penumpang 14 Pelanggan15 Varchar2 200 Nama penumpang 15 Pelanggan16 Varchar2 200 Nama penumpang 16 Pelanggan17 Varchar2 200 Nama penumpang 17 Pelanggan18 Varchar2 200 Nama penumpang 18 Pelanggan19 Varchar2 200 Nama penumpang 19 Pelanggan20 Varchar2 200 Nama penumpang 20 Pelanggan21 Varchar2 200 Nama penumpang 21 Pelanggan22 Varchar2 200 Nama penumpang 22 Pelanggan23 Varchar2 200 Nama penumpang 23 Pelanggan24 Varchar2 200 Nama penumpang 24 Pelanggan25 Varchar2 200 Nama penumpang 25
StatusPelanggan1 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan2 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan3 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan4 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan5 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan6 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan7 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan8 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan9 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan10 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan11 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan12 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan13 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan14 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan15 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan16 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan17 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan18 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan19 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan20 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan21 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan22 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan23 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan24 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
StatusPelanggan25 Varchar2 30 Status pelanggan apakah sudah issue tiket atau belum
Time_Limit Timestamp 6 Waktu dimana booking akan dibatalkan secara otomatis bila belum issue tiket Received Varchar2 255 Nama penumpang yang melakukan
booking
Telp_Pax Varchar2 255 Telepon pax
Discount Varchar2 255 Diskon
No_ID Varchar2 50 Nomor identitas (KTP/Passport)
Agent_ID Varchar2 8 Kode dari Agen
KDBooking_B2C Varchar2 13 KodeBooking jika booking dilakukan melalui internet
FlagOperate Varchar2 1 Status operasi flight Jml_Infant Number Jumlah infant (bayi) Segmen_flt Number Segmen ke berapa dari PNR
connecting Varchar2 1 Apakah connecting flight atau tidak void Number 3 Merupakan status dari booking Curr Varchar2 30 Mata uang yang digunakan Child_int Varchar2 3 Jumlah penumpang anak-anak
2. Tabel Tiket
Primary-key : No_Tiket
Foreign-key : No_Flight, KodeBooking, Agen_ID, Kode_Agen, No_Flight_ID
Keterangan: Berisi informasi detail tiket. Untuk sebuah booking dengan beberapa penumpang, masing-masing penumpang memiliki nomor tiket yang berbeda
Tabel 3.3 Tabel Tiket
Field Jenis Besar Keterangan
No_Tiket Varchar2 13 Nomor tiket
Rute Varchar2 7 Kota keberangkatan dan kota tujuan
No_Flight Varchar2 8 Nomor flight
Harga Number 9 Harga
Tax Number 9 pajak
IWJR Number 9 Iuran Wajib Asuransi Jasa Raharja
Class Varchar2 1 Kelas tiket
Checkin Varchar2 1 Apakah penumpang checkin (show) atau tidak
Nama Varchar2 200 Nama penumpang
Jenis_Pesawat Varchar2 10 Jenis pesawat
Seat Varchar2 5 Nomor kursi
Nama_Pesawat Varchar2 10 Nama pesawat
Endorsement Varchar2 127 Ketentuan yang berlaku Void Number 2 Merupakan status dari ticketing KodeBooking Varchar2 2 Kode Booking untuk tiket ini
No_Id Varchar2 50 Nomor identitas (KTP/Passport)
Remark Varchar2 50 Keterangan
Harga_agent Number 9 Harga yang berlaku di agen
Agent_ID Varchar2 8 Kode agen
KodeAgen Varchar2 20 Kode karyawan agen
Exp_After Date Tiket expired setelah tanggal Exp_Before Date Waktu awal berlaku tiket
Noboderel Varchar2 21 No laporan boderel Fuel_Charge Number 10 Biaya bahan bakar
Tgl_flown Date Tanggal keberangkatan
Flight_Operate Varchar2 20 Apakah flight beroperasi atau tidak Nama_Issuer Varchar2 100 Nama yang melakukan issue tiket
Agent_name Varchar2 100 Nama Agen
Jml_Setor Number 9 Jumlah setor agen Time_issued Timestamp 6 Waktu issue tiket Status_bayar_refund Varchar2 1 Status untuk refund
Curr Varchar2 5 Mata uang
3. Tabel MasterFlight Primary-key : No_Flight Foreign-key : -
Keterangan : Berisi rute untuk nomor penerbangan tertentu, sebuah record master flight dapat memiliki banyak detail flight dengan jadwal penerbangan yang berbeda-beda
Tabel 3.4 Tabel MasterFlight
Field Jenis Besar Keterangan
No_Flight Varchar2 8 Nomor flight
Seat Number 20 Jumlah kursi
VEA1 Varchar2 22 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit pertama
VEA2 Varchar2 22 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit kedua
VEA3 Varchar2 22 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit ketiga
VED1 Varchar2 20 Perkiraan waktu berangkat dari kota transit pertama
VED2 Varchar2 20 Perkiraan waktu berangkat dari kota transit kedua
VED3 Varchar2 20 Perkiraan waktu berangkat dari kota transit ketiga
Rute Varchar2 20 Rute dari kota berangkat hingga tujuan
4. Tabel DetailFlight
Primary-key : No_Flight_ID Foreign-key : No_Flight
Keterangan : Berisi keterangan detail penerbangan (flight) seperti tanggal keberangkatan, kapasitas seat, rute, dan lain-lain. Sebuah flight biasanya memiliki beberapa no_flight_id tergantung dari class yang dibuka, setiap class dalam suatu flight memiliki nomor flight id masing-masing
Tabel 3.5 Tabel DetailFlight
Field Jenis Besar Keterangan
No_Flight_ID Varchar2 8 Nomor flight id
No_Flight Varchar2 8 Nomor flight
Seat Number 3 No awal kursi untuk kelas ini
Tanggal Date Tanggal flown
Rute Number 8 Rute dari kota berangkat hingga tujuan VEA1 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota
transit pertama
VEA2 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit kedua
VEA3 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit ketiga
VED1 Varchar2 14 Perkiraan waktu berangkat dari kota transit pertama
VED2 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit kedua
VED3 Varchar2 14 Perkiraan waktu sampai untuk kota transit ketiga
ETD Varchar2 22 Perkiraan waktu berangkat ETA Varchar2 22 Perkiraan waktu sampai
Fare Number 15 Biaya
IWJR Number 15 Iuran Wajib Ausransi Jasa Raharja
Tax Number 15 Pajak
Pax_Paid Number 15 Biaya yang harus dibayar penumpang Harga_Agent Number 15 Harga untuk agen
Class Varchar2 1 Kelas penerbangan
AU Number 3 Kapasitas seat yang disediakan Flag_Operate Varchar2 1 Status operasi penerbangan
Curr Varchar2 5 Mata uang
Jenis_Pesawat Varchar2 15 Jenis Pesawat
Overnight_status Char 1 Penerbangan melewati jam 12 malam atau tidak
3.2.3 Teknologi Informasi Pada PT. Metro Batavia 3.2.3.1 Arsitektur Sistem Reservasi
Gambar 3.6 Arsitektur Sistem Reservasi
PT Metro Batavia telah memiliki sistem OLTP mereka sendiri, sistem OLTP reservasi pada PT Metro Batavia menggunakan 6 buah database server, 7 web
server, serta tempat penyimpanan data menggunakan Storage Area Network (SAN). Web Server dibagi menjadi 3 yaitu 1 buah web server B2C untuk melayani pelanggan yang melakukan reservasi online (client B2C), 4 buah web server B2B untuk melayani akses oleh agen, dan 2 buah web server internal untuk melayani akses oleh staff internal PT Metro Batavia. Akses database oleh client dilakukan dengan menggunakan web browser.
3.2.3.2 Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan pada PT Metro Batavia adalah 6 buah HP ProLiant BL685c sebagai database server dengan sistem cluster menggunakan Oracle RAC (Real Application Cluster), 7 buah HP DL 380 sebagai web server, dan tempat penyimpanan shared storage menggunakan SAN (Storage Area Network) sebesar 11.5 TB. Berikut spesifikasi hardware yang digunakan:
1. Database Server ( HP ProLiant BL685c )
• Processor: AMD Opteron Quad Proc 2.1 GHz
• RAM: 16 GB
• Internal Storage: 146GB (RAID 0+1) 2. Web Server (HP DL380)
• Processor: Dual Xeon 2.6 GHz
• RAM: 8 GB
• Internal Storage: 146GB (RAID 0+1) 3. Client
• Processor: Intel Pentium 4 ±2.2 Ghz
• RAM: ±256 MB
• Harddisk: ±80 GB
3.2.3.3 Perangkat Lunak
Piranti lunak yang digunakan pada PT. Metro Batavia adalah sebagai berikut:
1. Database Server
• Sistem Operasi: Oracle Enterprise Linux 4.6
• Database: Oracle 10g 2. Web Server
• Sistem Operasi: Linux CentOS
• Web Server: Apache 2.5.11
• PHP 5.2.8 3. Client
• Sistem Operasi: Microsoft Windows XP
• Aplikasi untuk akses database dengan web browser
3.3 Analisis Kelemahan Model Historis
Metode prediksi no show yang diterapkan oleh PT Metro Batavia saat ini adalah model historis. Berikut rumusan yang digunakan:
=
Bila hendak dilakukan overbooking pada suatu flight m maka No Show rate ditentukan dengan jumlah penumpang no show pada dan dibagi dengan total penumpang ticketing pada . Dimana adalah kumpulan data flight historis yang memiliki rute sama dengan flight m.
Dari rumusan model historis tersebut terlihat bahwa faktor atau atribut yang diikutsertakan dalam penentuan no show rate hanyalah rute dari flight. Faktor-faktor lain seperti hari terbang, waktu keberangkatan, serta kelas tiket yang dibeli oleh penumpang tidak diikut sertakan dalam perhitungan. Tabel 3.6 menunjukkan jumlah penumpang No Show dan ticketing selama periode Januari - Juni 2008 berdasarkan rute:
Tabel 3.6 No Show rate berdasarkan rute Rute No Show Ticketing No Show
Rate
CGK‐MES 3185 90816 0.035070913 MES‐CGK 2283 89223 0.025587573 CGK‐SUB 3707 74770 0.049578708 PNK‐CGK 1536 74405 0.020643774 SUB‐CGK 3134 64721 0.048423232 PKU‐CGK 1327 50513 0.026270465 CGK‐PKU 1865 49022 0.038044143 CGK‐BTH 2340 51565 0.045379618 BTH‐CGK 1203 44631 0.026954359
Menggunakan rumusan model historis, maka apabila hendak menentukan level overbooking untuk flight m yang rutenya adalah CGK-MES akan dihasilkan:
= = 0.035070913
Menggunakan rumusan model historis yang saat ini digunakan maka flight dengan rute CGK-MES akan selalu diprediksi memiliki no show rate 0.035070913 selama digunakan periode waktu yang sama.
Kelemahan dari rumusan model historis adalah kurangnya faktor atau atribut yang diikutsertakan dalam proses perhitungan no show rate. Apabila ada kecenderungan atau pola tertentu yang mempengaruhi no show rate pada atribut lain seperti contohnya hari keberangkatan, atau kelas penerbangan maka hasil prediksi yang dihasilkan menjadi
tidak akurat. Tabel 3.7 berikut menunjukkan No Show Rate berdasarkan atribut hari keberangkatan untuk masing-masing rute:
Tabel 3.7 No Show Rate Berdasarkan Hari
Rute Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
CGK‐MES 0.02262 0.03986 0.05403 0.03742 0.04072 0.03178 0.01881 MES‐CGK 0.01445 0.02745 0.04079 0.02392 0.03561 0.02486 0.01156 CGK‐SUB 0.03833 0.05227 0.07552 0.04496 0.05204 0.04781 0.03422 PNK‐CGK 0.00635 0.02967 0.03805 0.02106 0.02889 0.01383 0.00619 SUB‐CGK 0.02642 0.05663 0.08481 0.04245 0.05061 0.05154 0.03073 PKU‐CGK 0.01406 0.03127 0.03995 0.0308 0.03207 0.02138 0.0133 CGK‐PKU 0.02884 0.04638 0.05788 0.03645 0.03807 0.03458 0.02417 CGK‐BTH 0.03262 0.06321 0.05915 0.03471 0.05554 0.03952 0.03264 BTH‐CGK 0.0128 0.03675 0.045 0.02909 0.038 0.01882 0.009
0.021832 0.04261 0.05502 0.033429 0.041283 0.031569 0.020069
Berdasarkan tabel diatas terlihat ada kecenderungan dimana hari selasa, rabu, dan jumat memiliki no show rate yang lebih tinggi dibanding hari minggu dan senin.
Misalnya untuk rute CGK-MES apabila menggunakan model historis baik itu hari minggu ataupun hari rabu akan diprediksi no show rate 0.035070913. Hal ini mengakibatkan terjadinya overprediction pada hari-hari yang memiliki no show rate rendah seperti hari minggu dan senin, dan mengakibatkan underprediction untuk hari hari yang memiliki no show rate tinggi seperti hari selasa, rabu, kamis, jumat.
Tabel 3.8 berikut ini menampilkan no show rate berdasarkan 16 kelas yang ada pada PT Metro Batavia:
101
Tabel 3.8 No Show Rate Berdasarkan Kelas
KELAS CGK‐MES MES‐CGK CGK‐SUB PNK‐CGK SUB‐CGK PKU‐CGK CGK‐PKU CGK‐BTH BTH‐CGK
B 0.03739 0.02439 0.02649 0.01571 0.03854 0.02422 0.02412 0.02685 0.01992 0.026403 D 0.06425 0.03224 0.02941 0.02763 0.07377 0.03797 0.06015 0.0354 0.02362 0.042716 H 0.03016 0.05027 0.01902 0.04492 0.09192 0.02844 0.04502 0.0674 0.02874 0.045099 L 0.02025 0.02628 0.0212 0.024 0.02527 0.01542 0.00728 0.01894 0.01571 0.019372 M 0.0378 0.0369 0.05068 0.03018 0.03166 0.02547 0.0356 0.03118 0.01844 0.033101 N 0.04578 0.0251 0.05341 0.04355 0.04852 0.02597 0.0546 0.06318 0.03046 0.043397 P 0.06589 0.03808 0.08324 0.03578 0.07818 0.04118 0.05659 0.06991 0.04165 0.056722 Q 0.03751 0.02182 0.043 0.00711 0.03893 0.01773 0.02114 0.03314 0.02139 0.026863 R 0.03099 0.01884 0.03057 0.01059 0.03325 0.01704 0.0287 0.04075 0.02081 0.025727 S 0.02488 0.02133 0.03417 0.02084 0.02824 0.01463 0.02792 0.02526 0.02343 0.024522 T 0.0121 0.01404 0.03077 0.00612 0.02865 0.01453 0.02065 0.0388 0.01607 0.020192 V 0.01986 0.01603 0.03114 0.01608 0.02875 0.01676 0.02823 0.03922 0.01681 0.023653 W 0.06876 0.04876 0.07782 0.02497 0.07189 0.04591 0.06276 0.07365 0.03806 0.056953 X 0.02426 0.0174 0.03226 0.02097 0.04487 0.02304 0.04014 0.05375 0.03078 0.031941 Y 0.07138 0.04924 0.11685 0.01408 0.1073 0.03413 0.03882 0.02762 0.02628 0.053967 Z 0.02041 0 0.11475 0.08333 0.07684 0.0282 0.06823 0.08716 0.03078 0.056633
102
Berdasarkan tabel 3.8 terlihat bahwa ada kelas-kelas tertentu yang cenderung memiliki no show rate lebih tinggi dibanding kelas-kelas lainnya. Kelas P, D, H, N, W, Y,Z memiliki no show rate yang tinggi (NSR>4%) bila dibandingkan dengan kelas B, L, M, T, V (NSR<2%). Menggunakan model historis bila banyak penumpang booking untuk kelas seperti P, D, H, N, W maka dapat menggunakan underprediction karena model historis tidak memasukkan informasi kelas. Sebaliknya bila banyak penumpang booking untuk kelas B, L, M, T, V maka dapat terjadi overprediciton.
3.4 Permasalahan Yang Dihadapi
Untuk memaksimalkan keuntungan dengan dapat memaksimalkan penjualan seat, booking policies harus ikut memperhitungkan kemungkinan booking di batalkan sebelum keberangkatan atau penumpang yang telah tikceting tidak muncul saat keberangkatan (no show). No show mengakibatkan berkurangnya keuntungan karena seat yang kosong tersebut seharusnya dapat dijual. Keakuratan dalam memprediksi jumlah penumpang no show dalam setiap flight merupakan hal yang penting untuk menentukan level overbooking. Under predicition dari no show dapat membuat berkurangnya keuntungan karena kosongnya kursi (tidak terjual). Sedangkan over- predicition juga dapat menyebabkan kerugian akibat terjadinya denied boarding pada penumpang karena pesawat sudah penuh.
Model historis yang digunakan untuk memprediksi no show pada PT Metro Batavia hanya melibatkan faktor rute dalam perhitungan no show rate. Metode ini tidaklah akurat karena level no show rate dalam suatu rute juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain selain rute. Dari hasil analisis terlihat bahwa faktor-faktor lain seperti hari dan kelas ikut mempengaruhi level no show rate. Dengan melibatkan
beberapa faktor lainya yang turut mempengaruhi no show rate terlihat level no show rate dalam suatu rute yang sama dapat berbeda-beda tergantung beberapa faktor seperti hari keberangkatan ataupun kelas penerbangan. Model historis yang digunakan saat ini tidak mempertimbangkan hal tersebut dalam perhitungan, menggunakan model historis semua penerbangan yang memiliki rute yang sama akan diprediksi memiliki no show rate yang sama sehingga hasilnya tidak akurat.
3.5 Solusi Pemecahan Masalah
Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah membuat model prediktif menggunakan metode data mining untuk memprediksi jumlah no show pada suatu penerbangan dengan melibatkan informasi spesifik yang terdapat pada setiap PNR yang termasuk dalam penerbangan tersebut. Faktor yang diikutsertakan dalam perhitungan tidak saja terbatas pada rute tetapi juga atribut-atribut lain yang turut mempengaruhi level no show rate sesuai data yang tersedia dalam PNR.
Informasi spesifik yang terdapat dalam PNR yang bersangkutan akan dijadikan input dalam membuat model prediktif dengan menggunakan fungsi classification.
Model yang dihasilkan akan memprediksi probabilitas no show untuk setiap penumpang.
Jumlah penumpang no show pada suatu penerbangan didapat dari jumlah probabilitas no show keseluruhan penumpang.