• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH NANDA ADILFA MULYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH NANDA ADILFA MULYA"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI HARGA, DESAIN PRODUK, DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL

MITSUBISHI XPANDER (STUDI KASUS PADA PT. NUSANTARA BERLIAN MOTOR

RINGROAD MEDAN)

OLEH

NANDA ADILFA MULYA 150502159

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI HARGA, DESAIN PRODUK, DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL

MITSUBISHI XPANDER (STUDI KASUS PADA PT. NUSANTARA BERLIAN MOTOR

RINGROAD MEDAN)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi harga, desain produk dan preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian mobil Mitsubishi Xpander (studi kasus pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan). Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan transaksi pembelian mobil Mitsubishi Xpander pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikan 0,05. Hasil uji F menunjukkan bahwa persepsi harga, desain produk dan preferensi konsumen secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian.

Kata kunci: Persepsi Harga, Desain Produk, Preferensi Konsumen, Keputusan Pembelian.

(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PRICE PERCEPTION, PRODUCT DESIGN, AND CONSUMER PREFERENCES ON THE PURCHASING DECISION OF

MITSUBISHI XPANDER (STUDY CASE IN PT. NUSANTARA BERLIAN MOTOR RINGROAD MEDAN)

This research aims to know and analize the influence of price perception, product design, and consumer preferences on the purchasing decision of Mitsubishi Xpander (study case in PT Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan). This research is an associative research. The population in this research are all consumer whoever bought Mitsubishi Xpander car in PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan. Questionnaire used as the instrument in this research, within the interview and documentation. The data analized used descriptive method and cuantitative that is double linier regretion with significancy level 0,05.

F test result shows that of price perception, product design, and consumer preferences together has positive and significant influence towards dependent variable that is purchasing decision.

Keyword: Price Perception, Product Design, Consumer Preferences, Purchasing Decision.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Semesta Alam Allah SWT atas rahmatnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Persepsi Harga, Desain Produk, Dan Preferensi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus Pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan).”

Peneliti menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua peneliti, yakni Ayahanda Ir. Burhanuddin dan Ibunda Agustina S.H yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil yang tak terhingga, serta limpahan doa dalam penyelesaian skripsi ini. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE., M.Si, dan Bapak Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE., M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE., MBA, Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM, dan Bapak Liasta Ginting, SE.,

(8)

M.Si. Selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

6. Abang kandung peneliti Basrief Aryanda S.H yang telah memberikan semangat, dukungan dan motivasinya.

7. Adik kandung peneliti Bagas Ibnu Hanafi yang telah memberikan semangat, dukungan dan motivasinya.

8. Teman terbaik yang selalu menemani dari dulu sampai sekarang:

Muhammad Rayhantara (tembong), Reza Hizmar Aufar, Dennis Rachmadani (gondrek).

9. Ruri Erina Soeseny selaku teman terdekat peneliti yang selalu memberikan semangat, nasihat, dan motivasinya.

10. Rekan – rekan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU: Muhammad Haris, Farhan Rozki Daulay, Hassian Gerry E.S, Jetli Canses, Nugraha Pratama Putra, Muhammad Emil Adrian, T Irfansyah Sinar, Aulia Rahman Rambe, Arief M Addien, Ankana Trisna, Nanda Frista, Dara Elvira.

11. Teman satu bimbingan, yaitu Cicilia Marcelia Kaunang, M. Iqbal Algani, Andi Firdaus dan Rahmadana yang selalu memberikan motivasinya.

12. Teman futsal: Adan, Isau, zafran, Ilham, Riszki, Muis, Rayhan, Dimas, Fabil, syahyan.

(9)

13. Dan kepada seluruh teman-teman stambuk 2015 terutama Grup C dan D yang selalu bersama-sama dari awal kuliah, senior, keluarga yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala dapat memberikan balasan atas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti baik di dunia maupun di akhirat kelak. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca untuk perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.

Medan, Oktober 2019 Peneliti,

Nanda Adilfa Mulya 150502159

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Pemasaran ... 10

2.2 Persepsi harga ... 11

2.2.1 Definisi Persepsi Harga ... 11

2.2.2 Dimensi Persepsi Harga ... 12

2.2.3 Indikator Persepsi Harga ... 14

2.3 Desain Produk ... 15

2.3.1 Pengertian Desain Produk ... 15

2.3.2 Tujuan Desain Produk ... 15

2.3.3 Strategi Desain Produk ... 16

2.4 Preferensi Konsumen ... 16

2.4.1 Definisi Preferensi Konsumen ... 16

2.4.2 Proses Pembentukan Preferensi ... 18

2.5 Keputusan Pembelian... 19

2.5.1 Definisi Keputusan Pembelian ... 19

2.5.2 Tahap-tahap Keputusan Pembelian ... 20

2.6 Penelitian Terdahulu ... 22

2.7 Kerangka Konseptual ... 24

2.8 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 27

3.3 Batasan Operasional ... 27

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 27

3.5 Populasi dan Sampel ... 29

3.5.1 Populasi ... 29

3.5.2 Sampel... 29

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.7 Uji Instrumen Penelitian ... 32

(11)

3.7.1 Uji Vaiditas ... 32

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 34

3.8 Teknik Analisis Data ... 35

3.8.1 Analisis Deskriptif ... 35

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 35

3.9 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.10 Uji Hipotesis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40

4.1.1 Visi dan Misi ... 41

4.1.2 Produk Mitsubishi ... 42

4.1.3 Xpander ... 43

4.2 Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Analisis Desktiptif Responden ... 44

4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 52

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 53

4.4.1 Uji Normalitas ... 54

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 55

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas... 56

4.5 Pengujian Hipotesis ... 58

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 58

4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 58

4.5.3 Uji Koefisien Determinan (R2) ... 59

4.6 Pembahasan ... 60

4.6.1 Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian ... 60

4.6.2 Pengaruh Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 62

4.6.3 Pengaruh Preferensi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Harga Mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 22

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28

3.2 Instrumen Skala Likert ... 32

3.3 Range Score ... 32

3.4 Hasil Uji Validitas ... 33

3.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 34

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………….. ... 45

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 46

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Membeli ... 46

4.4 Distribusi Jawaban Terhadap Variabel Persepsi Harga ... 47

4.5 Distribusi Jawaban Terhadap Variabel Desain Produk ... 49

4.6 Distribusi Jawaban Terhadap Variabel Preferensi Konsumen .... 50

4.7 Distribusi Jawaban Terhadap Variabel Keputusan Pembelian.... 51

4.8 Hasil Regresi Linier Berganda ... 53

4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 55

4.10 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 56

4.11 Hasil Uji Glejser ... 57

4.12 Hasil Uji F Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 58

4.13 Uji SignifikansiParsial (Uji-t) ... 58

4.14 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 59

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Persepsi Harga ... 13

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 20

2.3 Kerangka Konseptual ... 26

4.1 Histogram Uji Normalitas ... 54

4.2 Plot Uji Normalitas ... 54

4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas ... 57

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1. Kuisioner ... 71

2. Uji Validitas ... 73

3. Uji Reliabilitas ... 73

4. Distribusi Jawaban Responden ... 74

5. Analisis Karakteristik Responden ... 76

6. Frekuiensi Jawaban Responden ... 76

7. Analisis Regresi Linier Berganda... 77

8. Uji Normalitas ... 78

9. Uji Multikolienaritas ... 79

10. Uji Heterokedastisitas ... 79

11. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 80

12. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 80

13. Uji koefisiensi Determinasi (R2) ... 80

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesaingan bisnis dalam era globalisasi pada saat ini sangat ketat, dimana perusahaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta berusaha untuk menciptakan suatu produk yang mempunyai keunggulan dibanding produk lain. Untuk memenuhi hal tersebut, perusahaan harus berupaya untuk menciptakan barang yang diinginkan oleh konsumen dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang baik. Dengan demikian usaha pengembangan produk yang berbeda, dapat menjadi strategi yang efektif bagi perusahaan dalam memberikan penawaran produk yang inovatif sehingga mencapai kepuasaan masing-masing pihak.

Transportasi adalah salah satu hal yang menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena dengan transportasi mempermudah seseorang dalam melakukan pekerjaan. Transportasi juga sangat memegang peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur pada kawasan perkotaan. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya. Menurut Amrullah (2016) transportasi sudah menjadi kebuthan primer, khususnya transportasi darat. Jenis transportasi darat juga sudah bermacam-macam mulai dari kendaraan roda dua hingga kendaraan roda empat.

Kendaraan roda empat (mobil) sudah banyak digunakan hampir oleh seluruh kalangan masyarakat sebagai alat untuk memenuhi berbagai macam

(16)

2

kebutuhan. Apalagi di era sekarang semakin banyaknya manusia dan keluarga yang sangat membutuhkan kendaraan. Hal ini memicu produsen mobil untuk semakin berinovasi pada produknya.

Perusahaan transportasi yang ada dan berkembang di Indonesia contohnya seperti Toyota, Honda, Mitsubishi, Daihatsu, Suzuki, dan lain-lain. Setiap perusahaan tersebut bersaing dengan memberikan harga yang terjangkau dengan desain yang diminati konsumen, dan juga memberikan manfaat yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kota Medan. Setiap perusahaan juga memiliki target pasar tersendiri yang dimana pasar tersebut harus memiliki tujuan untuk memenuhi kubutuhan konsumen. Salah satu produk baru yang pada saat ini sangat terkenal dan baru saja rilis di Giakindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) pada akhir tahun 2017 adalah produksi dari perusahaan Mitsubishi yaitu Mitsubishi Xpander. Mitsubishi Xpander adalah produksi dari perusahaan Mitsubishi Motors Corporation yang perusahaan ini didirikan pada tanggal 22 April 1970. Banyak produk yang ditawarkan oleh Mitsubishi seperti Pajero Sport, L300, Delica, Outlander Sport, dan Xpander. Xpander adalah produk baru di kelas Multi Purpose Vehicle (MPV). Xpander berhasil memikat pengunjung Giakindo Indonesia Internasional Auto Show yang membuat pengunjung penasaran dan ingin merasakan didalam kabin Xpander. Tidak hanya itu, pengunjung juga merasakan sensasi yang sangat memuaskan setelah merasakan bagaimana didalam kabin Xpander. Sebagai salah satu mobil yang digemari saat ini dengan jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) dengan arti yang lebih ringkas disebut “mobil serba guna”

yaitu jenis mobil yang bisa digunakan untuk banyak keperluan dan memiliki

(17)

kapasitas penumpang yang banyak sehingga cocok untuk menjadi mobil yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. McDaniel (2010) menyatakan bahwa keputusan pembelian menunjukkan nilai penawaran yang memiliki kesan sesuai dengan tingkat kemampuan konsumen untuk membeli dan memiliki suatu produk yang dinyatakan dengan nilai finansial atau nominal.

Pada semester awal tahun 2018 Mitsubishi Xpander memegang penjualan terbesar tercatat sebanyak 39.948 unit dan menjadi market leader dalam pangsa pasarnya. Namun, pada tahun 2018 semester akhir posisi Mitsubishi Xpander tergeser oleh Avanza dimana penjualan avanza tercatat sebanyak 82.167 unit melebihi Mitsubishi Xpander yang hanya 75.075 unit. Angka tersebut berdasarkan data wholesales (penjualan pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia yang dirilis pertengahan Januari 2019 (GAIKINDO).

Pra-survei yang dilakukan peneliti kepada 30 pemilik mobil Xpander di kota Medan memberikan tanggapan yang positif bahwa, sebelum konsumen memutuskan untuk membeli mobil mereka menginginkan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan mobil di kelasnya. Konsumen juga mengharapkan perusahaan dapat mengeluarkan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat luas terutama dalam bidang transportasi. Dalam hal ini mobil Xpander memberikan harga yang relatif lebih mahal dari kompetitornya seperti Toyota Avanza dan Suzuki Ertiga. Namun dengan harga yang lebih mahal, Xpander menawarkan fitur keselamatan yang fitur tersebut dimiliki oleh mobil jauh diatasnya seperti Toyota Kijang Innova. Tidak hanya harga, desain produk yang menarik juga mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan

(18)

4

pembelian. Pra-survei yang dilakukan peneliti kepada pemilik Xpander bahwa Xpander memiliki kabin yang luas serta kabin yang kedap, dan suspensi yang nyaman dibandingkan dengan kompetitornya.

Dalam membeli suatu produk, konsumen semakin kritis dan selektif dalam memilih produk terutama produk transportasi khususnya mobil. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian mobil, salah satunya adalah persepsi harga. Menurut Campbell (dalam Cockril &

Goode, 2010) menyatakan bahwa persepsi harga merupakan faktor psikologis dari berbagai segi yang mempunyai pengaruh yang penting dalam reaksi konsumen kepada harga. Karena itulah persepsi harga menjadi alasan mengapa konsumen memutuskan untuk membeli Xpander. Persepsi harga merupakan unsur bauran pemasaran yang fleksibel, artinya dapat diubah cepat sesuai dengan keadaan.

Secara umum, persepsi harga adalah salah satu pertimbangan yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Kebanyakan konsumen mengevaluasi manfaat produk yang didapat dengan biaya yang dikeluarkan untuk produk tersebut. Penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, karena harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

Persepsi konsumen terhadap harga dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli suatu produk. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan berusaha memberikan persepsi yang baik terhadap produk yang mereka jual. Tabel dibawah ini menujukkan harga mobil jenis Multi Purpose Vehicle yang ada dipasaran.

(19)

Tabel 1.1

Harga Mobil Multi Purpose Vehicle (MPV)

Jenis Mobil MPV Harga

Mitsubishi Xpander Rp. 260.350.000,-

Toyota Avanza Rp. 221.250.000,-

Daihatsu Xenia Rp. 218.000.000,-

Honda Mobilio Rp. 247.000.000,-

Honda BRV Rp. 274.000.000,-

Suzuki Ertiga Rp. 241.500.000,-

Sumber : https://www.oto.com/mobil-baru/daftar-harga-mpv (2019)

Pada Tabel 1.1 diatas, diketahui bahwa Xpander menawarkan harga relatif lebih tinggi dibandingkan produk kompetitor di kelasnya seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Honda Mobilio, dan Suzuki Ertiga. Pra survei yang dilakukan peneliti kepada pemilik dari mobil Mitsubishi Xpander sebanyak 30 orang menyatakan bahwa, harga yang mungkin relatif lebih mahal dibandingkan kompetitor, fitur serta desain yang lebih menawan membuat mobil ini jauh lebih unggul dibandingkan dengan yang lain. Kompetitor Xpander yang menawarkan harga yang lebih murah, mengurangi harganya dengan meniadakan fitur keamanan yang pada saat ini konsumen sangat butuh dengan fitur tersebut contohnya hill start assist, dan Start stop engine button. Persepsi konsumen terhadap mobil Xpander dengan harga yang ditawarkan sangat murah karena dengan fitur yang diberikan setara dengan kelas mobil diatas Xpander yang contohnya Kijang Innova yang harganya sudah diatas 300 juta Rupiah. Hal tersebut membuat Xpander lebih unggul dibanding dengan kompetitor. Karena

(20)

6

dengan harga yang ditawarkan pada produk tersebut, fitur yang didapat membuat konsumen merasa puas dengan apa yang didapatkan.

Desain produk juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli mobil. Mitsubishi Xpander menawarkan desain yang menggabungkan antara Sport Utility Vehicle (SUV) dan Multi-Purpose Vehicle (MPV), ketangguhan serta karakteristik kedua jenis kendaraan tersebut sangat lekat didalamnya. Khas yang sangat ditekankan pada desain adalah ‘Dynamic Shield’ dimana desain tersebut menggabungkan gaya dinamis dengan ekspresi visual dari perlindungan penumpang dan pejalan kaki. Hal ini menjadi salah satu faktor yang kuat dalam keputusan pembelian.

Pra-survei yang dilakukan peneliti kepada 30 pemilik mobil Xpander memberikan tanggapan yang yang positif yaitu desain yang ditawarkan Xpander adalah desain mobil di masa depan. Tidak hanya itu, luasnya kabin Xpander membuat para konsumen memilih Xpander menjadi mobil keluarga dan serba guna. Keunggulan utama dari Xpander dibanding kompetitor adalah mempunyai suspensi yang lembut, membuat orang yang berada didalam merasa nyaman.

Konsumen juga memiliki preferensi sendiri dalam memilih produk yang akan dibelinya, terutama mobil. Indarto (2011), mendefinisikan preferensi konsumen sebagai selera subjektif (individu), yang diukur dengan utilitas dari berbagai barang. Hal ini mengindikasikan bahwa preferensi konsumen merupakan hal yang penting dalam pemasaran karena berhubungan erat dengan keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu keputusan pembelian yang dilakukan konsumen atas dasar preferensi konsumen.

(21)

Pra-survei yang dilakukan kepada 30 orang pemilik Xpander menyatakan bahwa sebelum calon pembeli memutuskan untuk memilih dan membeli, konsumen akan melihat dari harga. Harga sangat berpengaruh terhadap konsumen untuk memilih mobil yang akan di beli. Xpander menawarkan harga yang relatif lebih murah dengan fitur yang didapatkan. Tidak hanya harga, desain juga berpengaruh terhadap pilihan konsumen. Desain yang terdapat pada mobil Mitsubishi Xpander adalah gabungan antara jenis mobil MPV dan SUV, karena dengan ground clearence yang tinggi dan memberikan rasa nyaman pada jika berada didalamnya. Suku cadang dari mobil Xpander juga menjadi pertimbangan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan analisis di atas, maka penulis bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Persepsi Harga, Desain Produk, Dan Preferensi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus Pada Pt. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Persepsi Harga, Desain Produk, dan Preferensi Konsumen secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan) ?

2. Apakah Persepsi Harga berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus pada PT. Nusantara Berlian Motor

(22)

8

Ringroad Medan) ?

3. Apakah Desain Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan) ?

4. Apakah Preferensi Konsumen berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Persepsi Harga, Desain Produk, dan Preferensi Konsumen secara serempak terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus pada PT.

Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus pada PT.

Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan)

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Preferensi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander (Studi Kasus pada PT.

Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan)

(23)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam meningkatkan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai masalah yang akan diteliti terutama berkaitan dengan persepsi harga, desain produk, preferensi konsumen dan keputusan pembelian.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang berkaitan dengan persepsi harga, desain produk, preferensi konsumen dan keputusan pembelian.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran

Menurut Kotler & Keller (2016) mendefinisikan Pemasaran sebagai suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.

Sedangkan Suparyanto & Rosad (2015) menjelaskan bahwa manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengatur, dan mengelola program- program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang utnuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Kotler & Armstrong (2012), menerangkan bahwa pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Menurut Adisaputro (2010) Pemasaran berhubungan dengan mengindentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Pemasaran didefiniskan oleh Daryanto (2011) sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Menurut Swastha (2009), Pemasaran adalah Fungsi yang memiliki kontak

(25)

yang paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal”. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.

2.2 Persepsi Harga

2.2.1 Definisi Persepsi Harga

Persepsi harga menurut Peter & Olson (2008) adalah bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Dampak ekonomisnya berkaitan dengan daya beli,sebab harga merupakan biaya bagi pembeli. Semakin tinggi harga, semakin sedikit produk yang bisa mereka beli. Sebaliknya, semakin rendah harga, semakin banyak produk yang bisa mereka beli. Menurut Kotler (2012), Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu. Harga merupakan salah satu faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli konsumen. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti merancang ulang merek yang sudah ada untuk menawarkan produk yang lebih bermutu dan memiliki nilai merek di mata konsumen pada tingkat harga tertentu atau produk bermutu sama dengan harga yang lebih murah.

Faktor terpenting dari harga sebenarnya bukan harga itu sendiri (objective price), akan tetapi harga subjektif, yaitu harga uang dipersepsikan oleh konsumen.

Apabila konsumen merepresentasikan produk A harganya tinggi/mahal, maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap “perceived quality dan perceived sacrifice”, artinya konsumen mungkin memandang produk A adalah produk berkualitas, oleh karena itu wajar apabila memerlukan pengorbanan uang yang lebih mahal.

(26)

12

Kotler & Armstrong (2012) yang dimaksud harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk suatu produk atau layanan, jumlah nilai yang ditukar pelanggan untuk kepentingan memiliki atau menggunakan produk atau layanan.

Rangkuti (2008), persepsi harga adalah biaya relatif yang harus konsumen keluarkan untuk memperoleh produk atau jasa yang ia inginkan. Sedangkan, Peter

& Olson (2008), berpendapat bahwa persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka. Seringkali beberapa konsumen mengetahui secara tepat harga suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu memperkirakan harga berdasarkan pembelian masa lampau.

Dinawan (2010), mengatakan persepsi harga terlihat dari: 1) perbandingan harga dengan produk lain, yaitu bagaimana perbandingan harga produk dengan produk pesaingnya. 2) kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan. 3) keterjangkuan harga, yaitu adalah keterjangkauan harga yang di tawarkan produsen ke konsumen.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi harga adalah pandangan konsumen dalam melihat tinggi atau rendahnya harga dan mempengaruhi keputusan pembelian.

2.2.2 Dimensi Persepsi Harga

Menurut Cockril & Goode (2010) menyatakan bahwa persepsi harga merupakan faktor psikologis dari berbagai segi yang mempunyai pengaruh yang penting dalam reaksi konsumen kepada harga. seperti terlihat pada

(27)

Gambar 2.1 berikut:

Sumber: Monroe (1990)

Gambar 2.1 Persepsi Harga

Berdasarkan Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa informasi harga aktual yang diperoleh akan dibandingkan dengan persepsi harga yang ada di benak pelanggan. Hal ini mengindikasikan persepsi nilai terhadap produk atau pelayanan tersebut. Selanjutnya pelanggan akan memutuskan, apakah akan membeli produk/pelayanan tersebut atau tidak. Persepsi harga dibentuk oleh 2 (dua) dimensi utama yaitu:

1. Quality Perception (Persepsi Kualitas);

Pelanggan cenderung lebih menyukai produk yang harganya mahal ketika informasi yang didapat hanya harga produknya. Persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu produk dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap nama merek, nama toko, garansi yang diberikan (after sale services) dan negara yang menghasilkan produk tersebut.

Quality Perception

Price Perception

Monetary Sacrifice Perception Actual

Price

Willingness to buy Value

Perception

(28)

14

2. Monetary Sacrifice Perception (Persepsi Biaya yang Dikeluarkan);

Secara umum pelanggan menganggap bahwa harga merupakan biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan untuk mendapatkan produk. Akan tetapi pelanggan mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap biaya yang dikeluarkan meskipun untuk produk yang sama. Kotler dan Amstrong (2012) menyatakan indikator harga antara lain: (1) Keterjangkauan harga produk, (2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, (3) Kesesuaian harga dengan manfaat.

Berdasarkan bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi akan kualitas dan biaya yang dikeluarkan pelanggan memiliki peranan yang penting dalam memilih suatu produk/pelayanan, disamping itu harga yang ditetapkan sebaiknya terjangkau, mengandung kesesuaian antara manfaat dengan kualitasnya, dan perbandingan harga dengan produk/pelayanan lain yang sejenis.

2.2.3 Indikator Persepsi Harga

Menurut Kotler & Armstrong (2012) ada 4 indikator harga yaitu : 1. Keterjangkauan Harga

Keterjangkauan harga adalah aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.

2. Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk

Aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.

3. Daya Saing Harga

Penawaran harga yang diberikan oleh produsen atau penjual berbeda dan bersaing dengan yang di berikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk

(29)

yang sama.

4. Kesesuaian Harga dengan Manfaat

Aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat di peroleh konsumen dari produk yang di beli.

2.3 Desain Produk

2.3.1 Definisi Desain Produk

Kotler & Keller (2016) mendefinisikan desain sebagai totalitas fitur yang mempengaruhi bagaimana sebuah produk terlihat, terasa, dan berfungsi bagi konsumen. Mereka memiliki pandangan bahwa desain menawarkan tiga hal utama dalam produk, yakni

1. Fungsi 2. Estetika 3. Daya Tarik

Kotler & Keller (2016) juga berpendapat desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Perusahaan juga makin menyadari pentingnya nilai pemasaran dari desain produk, terutama desain penampilannya. Dua faktor yang menyangkut desain produk adalah warna dan kualitas produk. Pemilihan warna yang tepat merupakan keuntungan tersendiri bagi pemasaran suatu produk.

2.3.2 Tujuan Desain Produk

Desain produk mempunyai tujuan dalam membantu perusahaan menciptakan dan mengembangkan suatu produk yang sesuai dengan keinginan

(30)

16

pelanggan. Menurut Kotler (2012) mengemukakan tujuan desain produk adalah:

1. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi.

2. Untuk menghasilkan produk yang tren pada masanya.

3. Untuk membuat produk seekonomis mungkin dalam penggunaan bahan baku dan biaya-biaya dengan tanpa mengurangi nilai jual produk tersebut.

2.3.3 Strategi Desain Produk

Strategi desain produk berkaitan dengan tingkatan standarisasi produk, Menurut Tjiptono (2012), perusahaan memilki tiga strategi, yaitu:

1. Produk standar untuk meningkatkan skala ekonomis perusahaan melalui produksi massa.

2. Customized product untuk bersaing dengan produsen produksi massa (produk standar) melalui fleksibilitas desain produk.

3. Produk standar dengan modifikasi untuk mengkombinasi manfaat dari dua strategi diatas.

Ketiga strategi diatas akan berjalan dengan baik jika dilakukan analisis sebelumnya secara mendalam terhadap faktor produk, pasar, perubahan lingkungan dan teknologi.

2.4 Preferensi Konsumen

2.4.1 Definisi Preferensi Konsumen

Preferensi adalah pilihan-pilihan yang dibuat oleh para konsumen atas produk-produk yang dikonsumsi. Kekuatan preferensi konsumen akan menentukan

(31)

produk-produk apa yang mereka beli dan pendapatan mereka yang terbatas, dan juga permintaan untuk produk-produk. Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu produk, barang, atau jasa yang dikonsumsi.

Kotler, (2012) berpendapat bahwa preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk atau jasa yang ada. Teori preferensi dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi atau menggunakan sebuah produk atau jasa dengan sumber daya terbatas maka ia harus memilih alternative sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal.

Preferensi konsumen dapat diketahui dengan mengukur tingkat kegunaan dan nilai relatif penting setiap atribut yang terdapat pada suatu produk atau jasa.

Atribut yang ditampilkan pada suatu produk atau jasa dapat menimbulkan daya tarik pertama yang dapat mempengaruhi konsumen. Penilaian terhadap produk dan jasa menggambarkan sikap konsumen terhadap produk atau jasa tersebut, sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Preferensi yang berarti minat atau kesukaan, kata arti atau pengganti. Jadi, preferensi atau minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukanya yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analis, sedangkan perasaan yang bersifat halus/tajam lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi sebagai pengingat pikiran dan perasaan itu

(32)

18

dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa diatur sebaik-baiknya.

Terdapat banyak aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan, yaitu:

1. Kelengkapan (Completeness)

Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah:

a. A lebih disukai dari pada B b. B lebih disukai dari pada A c. A dan B sama-sama disukai

Dengan posisi ini tiap orang diasumsikan selalu dapat menentukan pilihan diantara dua alternatif.

2. Transivitas (Transivity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A dari pada B, dan lebih menyukai B dari pada C, maka ia lebih menyukai A dari pada C.

3. Kontinuitas (Continuity)

Jika seseorang mengatakan “A lebih disukai daripada B” maka situasi yang mirip dengan A harus lebih disukai dari pada B.

2.4.2 Proses Pembentukan Preferensi

Memahami preferensi konsumen, perusahaan dapat merancang strategi yang tepat untuk merespon ekspektasi konsumen dan menjadikan strategi differensiasi sebuah perusahaan tersebut dengan pesaingnya, Menurut Kotler &

Keller (2016), ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi,

(33)

1. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut.

Konsumen yang berbeda memiliki atribut yang berbeda mengenai suatu produk yang relevan.

2. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda- beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. Konsumen yang daya belinya besar akan mementingkan atribut harga yang paling utama.

3. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.

4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut.

5. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Definisi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan pembelian produk tersebut.

Adanya kecenderungan pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan

(34)

20

bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama proses pengambilan keputusan pembeliannya.

Keputusan pembelian menurut Alma (2013), adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa response yang muncul produk apa yang akan dibeli. Menurut Kotler & Keller (2016), “Buying decision is process allthe experiences in learning, choosing, using, and event disposing of a product”. Yang berarti bahwa keputusan pembelian adalah semua pengalaman dalam pembelajaran, pemilihan, penggunaan, dan bahkan menyingkirkan produk.

Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

2.5.2 Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian

Menurut Kotler & Keller (2016) menyatakan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap sebagai berikut.

Sumber: Kotler dan Keller (2016)

Gambar 2.2

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Mengenali kebutuhan

Perilaku pasca pembelian Pencarian

informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

(35)

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari adanya perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat berasal dari rangsangan internal ataupun rangsangan eksternal.

2. Pencarian informasi

Seseorang yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Pencarian informasi dapat dibedakan atas dua tingkatan yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang biasa–biasa saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses pencarian informasi aktif dimana ia akan mencari bahan-bahan bacaan.

3. Evaluasi alternatif

Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Ada beberapa proses evaluasi keputusan.

Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif.

4. Keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Perilaku sesudah pembelian.

(36)

22

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlihat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasaran.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel Hasil Penelitian

1. Darwis (2017)

Pengaruh brand image dan harga terhadap keputusan pembelian mobil toyota avanza pada PT.Hadji Kalla cabang alauddin Makassar

Independen : 1. Brand image 2. Harga Dependen : 1. Keputusan

Pembelian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel brand image (X1) dan Harga (X2), terhadap keputusan pembelian (Y)

2. Dewi (2017)

Pengaruh Harga, kualitas produk, dan Kualitas Layanan terhadap Keputusan Pembelian mobil Toyota di Nasmoco Melati Yogyakarta

Independen 1. Harga 2. Kualitas

Produk 3. Kualitas

Layanan Dependen 1. Keputusan

pembelian

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa harga (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, kualitas produk (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, kualitas layanan (X3) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, harga dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Nasmoco Mlati Yogyakarta.

3. Hasrina (2017)

Pengaruh bauran pemasaran

terhadap keputusan pembelian mobil toyota yaris pada PT. Hadji Kalla cabang urip sumoharjo di kota Makassar

Independen : 1. Bauran

pemasaran Dependen : 1. Keputusan

pembelian

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel independen yaitu bauran pemasaran (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi)(X1) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y)

4. Senly (2017)

Pengaruh citra merek (brand image) terhadap pengambilan keputusan pembelian mobil Mitsubishi Cold diesel pada PT.

Bosowa Berlian Motor cabang bone

Independen 1. Citra merek Dependen 1. Keputusan

pembelian

Hasil uji F diketahui bahwa variabel Citra Merek (Brand Image) (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y)

(37)

Lanjutan Tabel 2.1

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel Hasil Penelitian

5. Erdiana (2015)

Analisis pengaruh kualitas produk, kesadaran merek, dan harga terhadap keputusan pembelian mobil honda di kota Semarang

Independen : 1. kualitas

produk 2. kesadaran

merek 3. harga Dependen : 1. Keputusan

pembelian

Hasil peneltian menunjukkan bahwa bahwa ketiga variabel independen yaitu kualitas

produk(X1), kesadaran merek(X2), dan harga(X3)berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian (Y)

6. Nugraheni (2016)

Analisis Brand Image, Kualitas Produk, dan Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian mobil Daihatsu Xenia di Wonosobo

Independen:

1. Brand Image 2. Kualitas

Produk 3. Persepsi

harga Dependen:

1. Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Brand Image berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

7. Putri (2016)

Pengaruh Faktor Pribadi, Produk dan, Situasi terhadap keputusan Konsumen dalam Pembelian mobil Honda Mobilio di Bandar Lampung

Indenpenden:

1. Faktor Pribadi 2. Produk 3. Situasi Dependen:

1. Keputusan pembelian

Hasil regresi linear berganda membuktikan faktor pribadi (X1), faktor produk (X2) dan faktor situasi (X3) berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian

8. Putra (2016)

Pengaruh Brand Image, dan Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya di kota Malang

Independen:

1. Brand image 2. Kualitas

Produk Dependen 1. Keputusan

Pembelian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand image dan kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian mobil Toyota Agya.

9. Nugroho (2013)

Analisis pengaruh Kualitas Produk, harga, promosi, dan brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian mobil Honda Jazz di Semarang

Independen:

1. Kualitas Produk 2. Harga 3. Promosi 4. Brand

awareness Dependen:

1. Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada pengaruh positif signifikan antara kualitas produk terhadap keputusan pembelian, ada pengaruh negatif tidak signifikan antarahargaterhadap keputusan pembelian, ada pengaruh positif dan signifikan antarapromosi terhadap keputusan pembelian, ada pengaruh positif dan tidak signifikan antara Brand Awareness terhadap keputusan pembelian.

(38)

24

Lanjutan Tabel 2.1

No. Peneliti

(Tahun) Judul Variabel Hasil Penelitian

10 Anggraeni (2013)

Analisis pengaruh Harga, kualitas Produk, dan Promosi terhadap keputusan pembelian mobil Suzuki Sx4 pada dealer UMC perak

Independen:

1. Pengaruh Harga 2. Kualitas

Produk 3. Promosi Dependen:

1. Keputusan pembelian

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa 1) Harga tidak mempengaruhi keputusan pembelian mobil Suzuki SX4 Pada Dealer UMC Perak .2) kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian mobil Suzuki SX4 Pada Dealer UMC Perak 3) Promosi tidak mempengaruhi mobil Suzuki SX4 Pada Dealer UMC Perak

2.7 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual dimaksudkan untuk menggambarkan paradigma penelitian sebagai jawaban atas masalah penelitian. Kerangka konseptual akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti yaitu variabel independen dan variabel dependen. Kerangka penelitian ini untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap permasalahan yang dibahas.

Di era globalisasi ini, perusahaan harus bisa mengikuti bagaimana selera konsumen dan calon konsumen sehingga mereka memutuskan untuk membeli produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Menurut Kotler & Amstrong, (2012) keputusan pembelian mengacu pada perilaku pembelian akhir dari konsumen, baik individual, maupun rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah persepsi harga. Rangkuti (2008), persepsi harga adalah biaya relatif yang harus konsumen keluarkan untuk memperoleh produk atau jasa yang ia inginkan.

(39)

Dinawan (2010), mengatakan persepsi harga terlihat dari: 1) perbandingan harga dengan produk lain, yaitu bagaimana perbandingan harga produk dengan produk pesaingnya. 2) kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu apakah harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan.

3) keterjangkuan harga, yaitu adalah keterjangkauan harga yang di tawarkan produsen ke konsumen. Harga yang ditawarkan kepada konsumen harus sesuai dengan pandangan konsumen atas nilai dan manfaat yang diperoleh dari produk atau jasa tersebut. Harga mempunyai peranan penting bagi perusahaan, karena harga mempunyai pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya.

Faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah desain produk. Kotler & Keller (2016) berpendapat bahwa desain produk adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Tampilan yang baik, membuat konsumen yakin dengan pilihannya untuk melakukan keputusan pembelian.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah preferensi konsumen. Kotler (2012) mendefinisikan preferensi konsumen sebagai pemilihan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukan kesukaan dari berbagai pilihan produk yang ada. Peneliti dalam mengukur preferensi dilihat dari 1) Memiliki berbagai tipe yang disesuaikan dengan daya beli konsumen. 2) Memiliki berbagai pilihan warna yang disukai. 3) Memilki berbagai fitur yang memenuhi sasaran keamanan. 4) Memiliki kualitas yang tinggi diantara mobil sejenis.

(40)

26

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konseptual yang diajukan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis Penelitian

1. Persepsi Harga, Desain Produk, dan Preferensi Konsumen secara serentak berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander Pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan.

2. Persepsi Harga berpengaruh secara positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan.

3. Desain Produk berpengaruh secara positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander Pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan.

4. Preferensi Konsumen berpengaruh secara positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Mobil Mitsubishi Xpander Pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan.

Desain Produk

Keputusan Pembelian

Preferensi Konsumen Persepsi Harga

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif menurut Sugiyono adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013).

Jenis dari penelitian ini adalah penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2013), hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan yang beralamat di Jl. Gagak Hitam, Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara, 20122. Waktu penelitian ini dilakukan dari Mei 2019–Juni 2019.

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel Independen : Persepsi Harga (X1), Desain Produk (X2), dan Preferensi Konsumen (X3)

2. Variabel Dependen : Keputusan Pembelian (Y)

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional variabel adalah untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang diteliti, yaitu:

(42)

28

1. Variabel Bebas (X) yaitu variabel yang nilainya tidak bergantung pada variabel lain, terdiri dari :

a. Persepsi Harga (X1)

Persepsi harga adalah Pandangan konsumen dalam melihat harga yang mempengaruhi keputusan pembelian pada mobil Mitsubishi Xpander.

b. Desain Produk (X2)

Desain produk adalah Tampilan produk yang membuat konsumen tertarik terhadap mobil Mitsubishi Xpander.

c. Preferensi Konsumen (X3)

Preferensi konsumen adalah Pilihan konsumen dalam melihat atribut untuk membeli produk Mitsubishi Xpander dibandingkan produk lain.

2. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yaitu keputusan pembelian mobil Mitsubishi Xpander. Keputusan pembelian merupakan sebuah proses yang di lewati oleh konsumen dalam memilih dan membuat keputusan pembelian mobil Mitsubishi Xpander.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Definisi Variabel Indikator Skala ukur

1. Persepsi Harga (X1)

Pandangan konsumen dalam melihat harga yang mempengaruhi keputusan pembelian pada mobil Mitsubishi Xpander.

1. Keterjangkauan Harga 2. Kesesuaian Harga dengan

Kualitas Produk 3. Daya Saing Harga 4. Kesesuaian Harga dengan

Manfaat

Likert

2. Desain Produk (X2)

Tampilan produk yang membuat konsumen tertarik terhadap mobil Mitsubishi Xpander.

1. Fungsi sesuai kebutuhan 2. Desain yang mengikuti

selera masa kini 3. Kabin yang luas

4. Rancangan suspensi yang lebih lembut

Likert

(43)

Lanjutan Tabel 3.1

No. Variabel Definisi Variabel Indikator Skala ukur

3.

Preferensi Konsumen

(X3)

Pilihan konsumen dalam melihat atribut untuk membeli produk Mitsubishi Xpander dibandingkan produk lain.

1. Memiliki berbagai tipe yang disesuaikan dengan daya beli konsumen

2. Memiliki berbagai pilihan warna yang disukai

3. Memilki berbagai fitur yang memenuhi sasaran keamanan 4. Memiliki kualitas yang tinggi

diantara mobil sejenis.

Likert

4.

Keputusan Pembelian

(Y)

Sebuah proses yang di lewati oleh konsumen dalam memilih dan membuat keputusan pembelian mobil Mitsubishi Xpander.

1. Pengenalan kebutuhan 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Tindakan membeli

Likert

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan transaksi pembelian mobil Mitsubishi Xpander pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan yang tidak diketahui jumlahnya.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan jenis accidental sampling. Accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti dan

(44)

30

memiliki kriteria yang sesuai maka akan dijadikan sebagai sampel. Ukuran sampel diambil menggunakan rumus dari Supramono & Haryanto (2014) :

( ) ( )( ) (3.1)

Keterangan :

N = jumlah sampel

2 = nilai standar normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,10 maka Zα = 1,67

Bila α = 0,05 maka Zα = 1,96 Bila α = 0,01 maka Zα = 2,58 p = estimasi proporsi populasi q = proporsi populasi (1-p)

d = penyimpangan yang ditolerir (10%)

Berdasarkan hasil pra-survei yang dilakukan oleh peneliti pada 30 konsumen yang berada di PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan pada bulan April 2019, ditemukan bahwa 24 orang sudah membeli dan menggunakan mobil Mitsubishi Xpander (80%)p = 0,8 dan 6 orang lainnya (20%)q = 0,2 belum membeli mobil Mitsubishi Xpander. Dengan α=0,05 maka berdasarkan persamaan 3.1 diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

( ) ( )( )

= 61,46 = 61 Responden

Berdasarkan hasil tersebut, maka jumlah sampel penelitian adalah 61 orang konsumen yang melakukan transaksi pembelian mobil Mitsubishi Xpander

(45)

pada PT. Nusantara Berlian Motor Ringroad Medan pada tahun 2018.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013)

Menurut Sugiyono (2013), tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian tentang suatu hal.

Sedangkan pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup, Komalasari (2011), mengemukakan bahwa angket tertutup adalah angket yang pertanyaan atau pernyaannya tidak memberi kebebasan kepada responden untuk menjawabnya sesuai pendapat dan keinginan mereka. Alasan peneliti menggunakan bentuk angket tertutup yaitu karena dengan pertanyaan atau pernyataan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data.

Pada penelitian ini digunakan skala Likert, menurut Sugiyono (2013) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert merupakan skala yang berisi lima tingkat jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap

(46)

32

statemen atau pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi jawaban yang disediakan. Skala likert memiliki lima preferensi jawaban yaitu :

Tabel 3.2

Instrumen skala Likert

Pernyataan Skor

Sangat tidak setuju 1

Tidak setuju 2

Kurang setuju 3

Setuju 4

Sangat setuju 5

Sumber: Sugiyono (2013)

3.7 Uji Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas

Uji Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan instrument. Suatu instrument yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi serta mampu menggungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud (Tanzeh, 2009).

Arikunto (2010), mengatakan bahwa uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengetahui valid tidaknya butir pernyataan dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel, berdasarkan taraf signifikan 5% sebagai berikut:

Gambar

Gambar 2.1 berikut:
Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu
Gambar 2.3  Kerangka Konseptual
Tabel 3.4  Hasil Uji Validitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Artinya, persepsi yang terbentuk terhadap merek dan pengalaman mengkonsumsi berkorelasi dengan sikap (keyakinan dan preferensi terhadap brand ) dan image positif konsumen

Artinya motivasi konsumen, persepsi kualitas, sikap konsumen, dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk

Kesimpulan untuk model keempat adalah partisipasi konsumen berpengaruh signifikan positif terhadap citra merek dengan dimoderasi oleh preferensi interaksi, artinya

penolakan Ho, artinya pada variabel lokasi secara parsial mempunyai pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian perumahan di kecamatan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial Pelayanan, Cita Rasa Masakan, dan Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen di Rumah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, keragaman dan keawetan manisan buah basah merupakan atribut yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap preferensi konsumen,

Artinya motivasi konsumen, persepsi kualitas, sikap konsumen, dan brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk

1) Variabel harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai (8,197) > (1,96) artinya