• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Hubungan Lari 60 Meter dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“Hubungan Lari 60 Meter dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009”."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH

GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN

PELAJARAN 2008/2009

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Sri Mulyati

NIM. 6101907072

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

(2)

ii

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada,

Hari : Minggu

Tanggal : 6 September 2009

Panitia,

Ketua, Sekretaris,

Drs. M. Nasution, M.Kes. Drs. Tri Rusetiadi, M.Kes. NIP. 19640423 199002 1 001 NIP. 19641023 199002 1 001

Penguji,

1. Dr. Soegiyanto KS, MS. ………. NIP. 19540111 198103 1 002

2. Drs. Margono, M.Kes. ……… NIP. 19601210 198601 1 001

(3)

iii

SARI

Skripsi ini berjudul “Hubungan Lari 60 Meter dengan Lompat Jauh Gaya

Jongkok Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Tahun Pelajaran 2008/2009”.

Alasan Penulis mengambil judul penelitian adalah prestasi siswa SD pada nomor lompat jauh sangat tertinggal, baik pada hasil latihan di sekolah maupun hasil di tingkat porseni. Bila ingin mencapai prestasi maksimal, sudah tentu banyak aspek yang perlu diperhatikan, karena pada nomor lompat jauh diperlukan kemampuan fisik yang cukup tinggi seperti kemampuan tolakan, power otot tungkai, kecepatan berlari dan faktor lainnya yang dapat menyebabkan seseorang dapat melompat sejauh-jauhnya dengan teknik yang benar. Sesuai dengan alasan diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah “Apakah ada hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009?”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengetahui ada tidaknya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa. Dengan cara Total Sampling sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 siswa. Variabel dalam penelitian ini ada 2, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah lari 60 M. Dan variabel terikatnya adalah lompat jauh gaya jongkok. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen Adapun data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus korelasi

Rank Spearman.

Hasil penelitian menunjukkan 1) Lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh waktu tercepat 9,341, waktu terendah 14,930, jumlah total sebesar 354,035 dengan rata-rata sebesar 11,801; 2) Lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh skor tertinggi 3,65, skor terendah 1,65, jumlah total sebesar 79,66 dengan rata-rata sebesar 2,66; 3) perhitungan statistik diperoleh nilai r = 0,790 sedangkan rtabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467. Sehingga rxy > rtabel atau 0,790 >

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Adakah sama antara orang yang berilmu pengetahuan dengan

orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan? Sesungguhnya orang-orang-orang-orang yang

berakallah yang dapat menerima peringatan”

(Q.S. Az-Zumar : 9)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1) Kedua orang tua tercinta;

2) Suamiku Husni Harsono ercinta;

3) Kedua anakku Arum Rahmadhani & Sekar

Arum Mulyaningtyas tersayang;

4) Rekan-rekan seperjuangan;

5) Almamater Fakultas Ilmu Keolahragaan

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan kesejahteraan, keselamatan, kesehatan, dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Drs. Harry Pramono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang,

3. Drs. Hermawan Pamot Raharjo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani dan Rekreasi;

4. Drs. Margono, M.Kes., selaku Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan yang sangat besar artinya bagi penulis hingga selesainya skripsi ini;

5. Dra. Heny Setyawati, M.Si., selaku Pembimbing II, yang telah membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini;

6. Kepala SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian;

7. Rekan-rekan guru penjas yang bersedia membantu dalam pelaksanaan penelitian;

8. Semua pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah mereka berikan menjadikan amal kebajikan dan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pendidik khususnya dan pembaca pada umumnya. Amien.

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...………... iv

KATA PENGANTAR...………...………... ... v

1.6 Tujuan Penelitian…………...…………... 8

1.7 Manfaat Penelitian... 8

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Lari 60 Meter………. 9

2.12 Lompat Jauh……… 16

2.1.3 Lompat Jauh Gaya Jongkok……… 19

2.1.4 Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok …. 22 2.1.5 Kerangka Berpikir... 24

(7)

vii

Halaman

BAB III METODE PENELITIAN….………...………... 26

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ………. 26

3.2 Variabel Penelitian………. ………... 27

3.3 Instrumen Penelitian ……….. 28

3.4 Ujicoba Instrumen ………. 30

3.5 Metode Analisa Data………... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..…...…… 35

4.1 Analisis Data Lari 60 M ……….. 35

4.2 Analisis Data Lompat Jauh Gaya Jongkok …………. 36

4.3 Analisis Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ………... 38

4.4 Pembahasan……….……….……….…...… ……… 41

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………….…………... ... 43

5.1 Simpulan……….………. ..…... 43

5.2 Saran-saran……..……….. ………... 43

DAFTAR PUSTAKA….………. ... 44

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ……….. 35 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa

Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009……… 37 Tabel 4.3 Persiapan Perhitungan Korelasi antara Lari 60 M dengan

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Teknik Start Jongkok (Sumber: Tim Bina Karya Guru,

2005:40) ... 11 Gambar 2.2 Teknik Kecondongan Badan (Sumber: Tim Bina Karya

Guru, 2005: 41)... 15 Gambar 2.3 Teknik Melewati Garis Finish (Sumber: Tim Bina Karya

Guru, 2005:41) ... 16 Gambar 2.4 Gerakan Awalan (Sumber: Tim Bina Karya Guru,

2005:42) ... 20

Gambar 2.5 Gerakan Menolak (Sumber: Tim Bina Karya Guru,

2005:43) 20

Gambar 2.6 Sikap Badan Saat Melayang di Udara (Sumber: Tim Bina

Karya Guru, 2007:23) ... 21 Gambar 2.7 Sikap Mendarat (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007:

23) 21

Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni

Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009…………... 36 Gambar 4.2 Grafik Histogram Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa

Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan …………... 45

Lampiran 2 Data Lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan …………... 46

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Lari 60 M ... 47

Lampiran 4 Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan …………... 49

Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabilitas Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 50

Lampiran 6 Daftar Nama Pembantu Penelitian Lari 60 M ……….. 52

Lampiran 7 Daftar Nama Pembantu Penelitian Lompat Jauh Gaya Jongkok ……….. 53

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ………. 54

Lampiran 9 Tabel Rank Spearman ... 57

Lampiran 10 Surat Permohonan ijin Penelitian ... 58

Lampiran 11 Surat Penetapan Pembimbing ... 59

Lampiran 12 Surat Keterangan Pengujian Ban Ukur ... 60

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk mencapai kesehatan dan kondisi fisik yang bugar. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut baik dengan olahraga ringan sampai pada olahraga berat atau melalui sarana yang mudah sampai yang kompleks. Salah satu cabang olahraga yang dapat mewujudkan kesehatan dan kondisi fisik yang bugar adalah atletik. Atletik merupakan cabang olahraga yang paling tua, yang terdiri dari : lari, lempar, dan lompat yang merupakan dasar dari gerakan manusia dan akan selalu menyertai aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sejak ada di dunia telah melakukan lari, lempar, lompat untuk mempertahankan serta melanjutkan hidupnya.

Menurut Ballesteros (1979:1) selain meningkatkan taraf kesegaran jasmani dan prestasi seseorang, “atletik menyediakan arena kegiatan riset dan percobaan tentang manusia. Oleh karenanya bidang ilmiah yang berhubungan dengan olahraga atletik menjadi sangat luas dan beraneka ragam”.

(12)

sekolah-sekolah. Kalau suatu sekolah tidak mempunyai klub, maka para siswa yang berbakat harus dikirim ke klub di luar sekolah atas bimbingan guru olahraga di sekolah tersebut.

Atletik merupakan salah satu bahan ajar mata pelajaran pendidikan jasmani, yang diajarkan kepada siswa sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi. Di samping itu atletik merupakan cabang olahraga prestasi yang dipertandingkan dari tingkat daerah hingga internasional. Upaya pengenalan olahraga ini sejak dini akan bermanfaat terhadap upaya pemasyarakatan dan pembibitan. Atletik termasuk sebagai salah satu cabang olahraga yang diajarkan di sekolah.

Cabang olahraga atletik di samping murah, sarana yang digunakan pun relatif mudah, terutama pada nomor-nomor lari. Tetapi kenyataan yang sering dihadapi pada atletik antara lain pada nomor lompat sangat kurang peminatnya. Maka perlu dipikirkan bagaimana caranya untuk menarik minat masyarakat, khususnya siswa-siswa sekolah lanjutan yang merupakan calon pengganti atlet-atlet mendatang untuk melakukan latihan-latihan pada nomor lompat, terutama pada nomor lompat jauh siswa SD.

(13)

3

Pembinaan olahraga di sekolah berkaitan erat dengan pendidikan jasmani, yang tidak terlepas dari peranan guru pendidikan jasmani dan kesehatan dalam menyumbangkan pemikirannya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan usaha dan memperbaiki kelemahan sistem strategi mengajar yang selama ini dipakai. Pemilihan strategi mengajar yang tepat sangat membantu usaha mencapai keberhasilan proses belajar mengajar di samping tujuan, bahan pelajaran, siswa dan lingkungan.

Singer (1970:15) mengatakan bahwa pengembangan kemampuan dengan mempelajari satu ketangkasan untuk mencapai suatu prestasi membutuhkan kekuatan. Karena kekuatan adalah faktor utama yang mendukung semua prestasi di bidang pendidikan jasmani. Untuk meningkatkan kekuatan otot diperlukan adanya suatu strategi yang dapat dipakai seefisien mungkin demi tercapainya suatu hasil yang diharapkan.

Untuk memperoleh prestasi yang baik dalam olahraga pendidikan perlu diajarkan latihan teknik-teknik dasar gerakan yang benar dengan mempergunakan strategi mengajar yang tepat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, karakteristik dari cabang olahraga tersebut harus dipahami, misalnya dalam cabang atletik yaitu pada nomor lompat jauh dibutuhkan latihan-latihan yang intensif dan terprogram dengan baik sesuai dengan strategi mengajar, misalnya dengan metode lompat raihan atau lompat tanpa awalan.

(14)

yang baik. Hal ini merupakan strategi dalam menganalisis dan membandingkan suatu gerakan yang dilakukannya dengan cara benar atau salah.

Pengalaman penulis sebagai tenaga pengajar serta pengamatan di lapangan terhadap pelaksanaan belajar atletik lompat jauh di tingkat SD kurang berhasil, kemungkinan strategi yang digunakan tidak dapat membantu usaha untuk meningkatkan hasil belajar, di samping faktor yang lain. Dalam usaha meningkatkan ketinggian lompatan untuk mencapai jarak yang maksimal, dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Penulis menggunakan strategi mengajar dengan meningkatkan kecepatan berlari, untuk meningkatkan tinggi lompatan yang berguna mencapai jarak lompatan yang lebih baik.

Dalam proses belajar mengajar keterampilan gerak lompat jauh, untuk mencapai hasil lompatan yang maksimal seorang pelompat harus memiliki kecepatan berlari yang tinggi. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Tim Bina Karya Guru (2004: 26) bahwa “cara melakukan lompat jauh yang benar adalah pelompat berlari secepat-sepatnya sebelum menumpu pada tempat tolakan. Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh”.

(15)

5

Dari uraian di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009. Adapun penulis mengambil judul ini secara singkat dapat dikemukakan alasan sebagai berikut:

1.1.1 Nomor lompat jauh termasuk materi wajib dalam kurikulum pendidikan jasmani Sekolah Dasar.

1.1.2 Lari 60 M mempunyai hubungan dengan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

1.2Identifikasi Masalah

Dalam usaha mencapai prestasi olahraga yang lebih baik dan efektif, banyak cara atau jalan yang dapat ditempuh, dan salah satu di antaranya adalah dengan cara membenahi strategi mengajar. Untuk menentukan suatu strategi mengajar yang akan dipergunakan dalam kegiatan mengajar lompat jauh, kiranya masih terdapat sua19670610 199203 2 001tu unsur yaitu kecepatan berlari yang dapat menentukan hasil lompatan.

Sebagaimana telah digambarkan dalam latar belakang masalah, timbul sejumlah pertanyaan, yaitu:

1.2.1 Apakah kecepatan berlari dapat menunjang pembinaan regenerasi atlet cabang olahraga ini?

1.2.2 Apakah melalui kegiatan olahraga tersebut dapat diperoleh bibit-bibit pelompat jauh yang potensial?

(16)

1.2.4 Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara kecepatan berlari yang tinggi dan rendah terhadap hasil lompat jauh?

1.2.5 Apakah dengan meningkatkan kecepatan berlari dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam lompat jauh?

1.2.6 Apakah kecepatan berlari berpengaruh terhadap prestasi lompat jauh? 1.2.7 Seberapa besar sumbangan kecepatan berlari dalam meningkatkan prestasi

lompat jauh?

1.2.8 Apakah terdapat interaksi antara kecepatan berlari terhadap prestasi lompat jauh?

1.2.9 Selain kecepatan berlari, apakah ada jenis-jenis kekuatan lain yang dapat meningkatkan prestasi lompat jauh?

Bila dikaji lebih lanjut, diduga masih terdapat beberapa pertanyaan-pertanyaan yang dapat diidentifikasi. Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemampuan seseorang dalam menguasai keterampilan cabang olahraga lompat jauh.

1.3Pembatasan Masalah

(17)

7

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dilakukan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009?”

1.5Penegasan Istilah

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang menyimpang dari judul penelitian, maka perlu dijelaskan istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1.5.1 Hubungan

Menurut Idrus H.A (1996:136) hubungan artinya “sesuatu yang ada kaitannya”.

1.5.2 Lari 60 meter

Lari 60 meter adalah kemampuan anak melakukan gerakan berlari dengan cepat pada jarak 60 meter disertai kombinasi kecepatan dan jarak sesuai dengan tingkat kemampuan anak (Aip Syarifuddin, 1993:26)

1.5.3 Lompat Jauh Gaya Jongkok

(18)

1.6Tujuan Penelitian

Tujuan operasional dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009.

1.7Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.7.1 Bagi guru Penjas dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan pengajaran lompat jauh gaya jongkok dengan meningkatkan lari jarak 60 meter.

(19)

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1Landasan Teori

2.1.1 Lari 60 Meter

Lari jarak 60 meter termasuk lari jarak pendek atau sering disebut sprint adalah suatu cara berlari dimana anak harus menempuh jarak 60 meter dengan kecepatan yang semaksimal mungkin. (Aip Syarifuddin, 1993: 63).

Untuk dapat mencapai suatu prestasi yang optimal, selain anak harus memiliki kekuatan, kecepatan, kelentukan, daya tahan, dan reaksi yang baik, juga harus memahami dan menguasai teknik gerakannya. Menurut Aip Syarifuddin, 1993:64) teknik untuk lari jarak pendek yang harus benar-benar dipahami oleh siswa SD adalah teknik start, teknik lari dan teknik melewati garis finish.

2.1.1.1 Teknik Start

Teknik start yang umum digunakan adalah start jongkok (crouching start). Menurut Aip Syarifuddin (1993:65) Untuk melakukan teknik start jongkok ada tiga macam, yaitu: (1) start pendek bunch start), (2) start menengah (medium start) dan (3) start panjang (longated start).

(20)

Hitungan 1 : langkahkan kaki kiri ke depan

Hitungan 2 : Letakkan lutut kaki kanan di samping ibu jari kaki kiri jaraknya kira-kira satu kepal, badan tegak, paha kaki kanan membentuk sudut ± 900.

Hitungan 3 : Angkat kedua tangan kedepan lurus sejajar bahu, dengan jari-jari tangan dirapatkan dan ibu jari tangan dibuka kedalam, hingga/telunjuk dan ibu jari tangan membentuk huruf V.

Hitungan 4 : Jatuhkan ke depan dan letakkan jari-jari tangan di belakang garis start, telunjuk dan ibu jari tangan hamper merupakan garis sejajar dengan garis start. Kedua lengan tetap lurus dan berat badan hampir seluruhnya berada pada kedua tangan, leher lemas, dan pandangan ke depan kira-kira 1 – 11/2 m.

Hitungan 5 : Angkat pinggul ke atas, hingga pantat lenih tinggi dari pundak. Lutut kaki yang depan membentuk sudut lebih kurang 900 dan kaki yang belakang (kanan) kira-kira 1200. Kedua lengan tetap lurus, berat badan pada kedua tangan, leher tetap lemas, dan kepala mengikuti gerak badan.

(21)

11

Lebih lanjut Aip Syarifuddin (1993: 66) mengemukakan bahwa di dalam lari jarak pendek ada 3 aba-aba yang digunakan untuk memberangkatkan pelari, yaitu: bersedia …., sia …ap! Ya! Atau tembakan pistol. Oleh karena itu, apabila anak telah memahami dan menguasai terhadap pentahapan belajar start tersebut, maka untuk berikutnya lakukan dengan menggunakan aba-aba yang berlaku dalam perlombaan lari. Caranya sebagai berikut:

2.1.1.1.1 Pada waktu aba-aba: “Bersedia…!” anak-anak langsung disuruh melakukan gerakan pada hitungan 1 s/d 4.

2.1.1.1.2 Pada waktu aba-aba: Sia …ap!” anak-anak disuruh melakukan gerakan pada hitungan 5.

2.1.1.1.3 Pada waktu aba-aba: “ya!” anak-anak disuruh melakukan gerakan pada hitungan 6 yaitu lari.

Gambar 2.1. Teknik Start Jongkok

(22)

2.1.1.2 Teknik Lari

Menurut Aip Syarifuddin (1993:66) untuk teknik lari pada jarak pendek yang harus dipahami dan dikuasai oleh para anak-anak SD, adalah:

2.1.1.2.1 lari dengan menggunakan ujung kaki

2.1.1.2.2 badan agak condong ke depan kurang lebih 45-60 derajat sehingga titik berat badan selalu di depan.

2.1.1.2.3 Sikap badan dan leher harus rileks 2.1.1.2.4 Ayun lengan dengan kuat dan cepat

2.1.1.2.5 Posisi sikut bengkok, ayunan lengan harus seirama dengan langkah kaki dan tidak terlalu tinggi ayuanannya

Lebih lanjut Aip Syarifuddin (1993:67) mengemukakan bahwa untuk dapat mewujudkan teknik lari pada jarak pendek, pentahapan latihannya adalah sebagai berikut:

2.1.1.2.6 Latihan gerakan kaki Sikap permulaan:

Berdiri tegak, kedua kaki hampir rapat, kedua tangan di samping badan pandangan ke depan.

Gerakannya:

Angkat tumit kaki kiri ke atas tinggi, lutut dibengkokkan lurus ke depan. Kemudian tekankan ujung kaki kiri ke tanah sambil tumit diturunkan, tumit kaki kanan diangkat ke atas tinggi dengan lutut dibengkokkan lurus ke depan.

(23)

13

tumit kaki kiri diangkat ke atas tinggi. Demikian seterusnya tumit diangkat dan diturunkan dengan menekankan ujung kaki ke tanah, dilakukan secara bergantian. Pelaksanaannya mula-mula pelan makin lama makin cepat.

2.1.1.2.7 Latihan pengangkatan lutut/paha Sikap permulaan :

Sama seperti pada latihan Gerakannya :

Bersama dengan mengangkat tumit kaki kiri, lutut/paha kaki kiri diangkat ke atas tinggi, hingga paha dengan tungkai bawah membentuk sudut ± 900, ujung kaki menuju ke bawah ke depan, kemudian turunkan lagi ke bawah. Pada saat ujung kaki kiri kena tanah, segera tumit kaki kanan diangkat bersamaan dengan lutut/paha diangkat tinggi ke atas, hingga pada dengan tungkai bawah membentuk sudut ± 900 ujung kaki menuju ke bawah, kemudian turunkan lagi. Demikian seterusnya dilakukan secara bergantian. Lakukan secara berulang-ulang, mula-mula dilakukan di tempat pelan-pelan makin lama makin cepat, kemudian dilakukan sambil bergerak maju ke depan dengan gerakan yang secepat-cepatnya.

2.1.1.2.8 Latihan ayunan tangan Sikap permulaan :

(24)

2.1.1.2.8.1 Ayunkan tangan kiri dan tangan secara bergantian ke depan ke belakang dan lemas, pangkal gerakan mulai dari persendian bahu seperti berjalan. Lakukanlah secara berulang-ulang, mula-mula pelan, makin lama makin cepat.

2.1.1.2.8.2 Apabila gerakan tersebut sudah dikuasai dan dapat dilakukan dengan benar dan baik, kemudian sikut agak dibengkokkan dan jari-jari tangan dikepalkan lemas. Ayunkan tangan kiri ke depan ke atas sampai ibu jari tangan ada di muka hidung, tangan kanan diayunkan ke belakang. Kemudian bersamaan dengan tangan kiri dari depan diayunkan ke belakang, tangan kanan diayunkan dari belakang ke depan ke atas sampai ibu jari tangan ada di muka hidung. Demikian seterusnya dilakukan ayunan tangan ke depan dan ke belakang secara bergantian, dan pangkal gerakannya dimulai dari persendian bahu. Lakukanlah secara berulang-ulang, mula-mula pelan makin lama makin cepat. 2.1.1.2.8.3 Setelah pentahapan latihan tersebut benar-benar sudah dikuasai dan

dapat dilakukan dengan benar dan baik. Coba kombinasikan antara latihan gerakan kaki, pengangkatan lutut/paha dengan ayunan tangan. Lakukan secara berulang-ulang, mula-mula dilakukan di tempat pelan-pelan makin lama makin cepat. Setelah benar-benar dikuasai dan dapat dilakukan dengan cepat, luwes, dan lancar.

2.1.1.2.9 Latihan kecondongan badan Sikap permulaan:

(25)

15

Angkat tumit ke atas tinggi, sambil badan diluruskan dan dicondongkan ke depan. Pada saat terasa badan akan jatuh ke depan, secepatnya lutut kaki kiri diayun ke belakang. Kemudian disusul dengan mengangkat dan melangkahkan kaki kanan ke depan, bersamaan dengan tangan kiri diayun ke depan tangan kanan diayun ke belakang. Demikian seterusnya. Lakukan secara berulang-ulang sampai benar-benar dikuasai dan dapat dilakukan dengan baik, gerakan kaki dan tangan seperti pada latihan 1), 2) dan 30. setelah pentahapan latihan dari gerakan 1), 2), 3) dan 4) dikuasai dan dapat dilakukan dengan cepat, luwes dan lancar, lakukanlah dengan mengkombinasikan gerakan dari latihan 1), 2), 3) dan 4).

Gambar 2.2

Teknik Kecondongan Badan (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 41)

2.1.1.3 Teknik Melewati Garis Finish

(26)

terlebih dahulu dadanya atau salah satu anggota badannya menyentuh pita finish itulah yang dianggap terlebih dahulu masuk atau pemenangnya.

Berkaitan dengan hal tersebut Aip Syarifuddin (1993:68) mengemukakan bahwa di dalam perlombaan lari jarak pendek ada tiga cara melewati garis finish, yaitu:

2.1.1.3.1 Dengan cara menjatuhkan dada ke depan

2.1.1.3.2 Dengan cara menjatuhkan salah satu bahunya ke depan

2.1.1.3.3 Dengan cara lari terus secepat-cepatnya sampai beberapa meter melewati garis finish.

Gambar 2.3

Teknik Melewati Garis Finish (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005: 41)

2.1.2 Lompat Jauh

(27)

17

gerak mendarat. Sebagaimana dijelaskan oleh Deaur (1989 : 87) “lompat jauh adalah suatu aktifitas yang diawali dengan berlari untuk mengambil awalan, dilanjutkan menolak dengan satu kaki, melayang di udara dan mendarat dengan dua kaki secara bersama-sama”.

Menurut Bernhard (1993:34) “unsur-unsur dasar lompat jauh meliputi: 2.1.2.1 Faktor-faktor kondisi, terutama kecepatan, kekuatan lompat, dan tujuan

yang diarahkan kepada keterampilan

2.1.2.2 Faktor-faktor teknik, ancang-ancang, persiapan lompat dan perpindahan saat melayang dan pendaratan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, terdapat empat persyaratan yang harus dikuasai dalam lompat jauh yaitu, awalan yang tepat, tolakan yang kuat, saat melayang di udara dan mendarat. Keempat unsur tersebut merupakan suatu kesatuan yang masing-masing memiliki mekanisme sendiri-sendiri.

Awalan pada lompat jauh memerlukan irama, kecepatan, dan ketepatan dari langkah lari seorang pelompat. Hal ini penting agar pelompat dapat tepat menempatkan kaki tolak pada papan tolak, pada kecepatan maksimal, sehingga dapat menghasilkan lompatan yang baik. Aip Syarifudin (1993:73) mengatakan bahwa jarak serta kecepatan awalan, tergantung dari si pelompat sendiri. Pada umumnya jarak awalan untuk putera antara 40 s/d 50 meter, sedangkan untuk puteri antara 30 s/d 45 meter. Tujuan dari pada pengambilan awalan adalah guna mendapatkan kecepatan horizontal, yang nantinya dijadikan kecepatan vertical untuk menentukan lintasan gerak dari titik berat badan.

(28)

kali melakukan awalan, hingga tepat kemudian baru diukur. Beberapa kali lari dari balok tolakan ke tempat di mana ia akan memulai awalan, atau gabungan dari kedua cara tersebut.

Kemudian melakukan tolakan dengan tungkai yang dianggap terkuat, serta dibantu ayunan tungkai dan kedua ayunan lengan. Di samping itu dibantu pula dengan menengadahkan kepala, hingga sikap badan melenting ke belakang. Menurut Aip Syarifuddin (1993:74) pada saat melayang di udara, sikap badan itu bermacam-macam. “Sikap badan di udara, dinamakan gaya lompatan seperti: 2.1.2.3Gaya jongkok atau tuck

Sikap badan di udara jongkok, badan dibulatkan, kedua lutut ditekuk, kedua tangan lurus ke depan.

2.1.2.4 Gaya menggantung/melenting atau hang style

Sikap badan di udara dilentingkan ke belakang, kedua tungkai ke belakang, dan kedua tangan ke atas ke belakang, seperti orang yang sedang menggantung.

2.1.2.5 Gaya jalan di udara atau walking in the air

Dari semua gerakan atau gaya tersebut tidak akan mempengaruhi parabola dari titik berat badan, tetapi untuk menjaga keseimbangan serta mendapatkan sikap jatuh atau mendarat yang lebih menguntungkan.

(29)

19

Dalam penelitian ini yang akan ditekankan pada prestasi lompat jauh gaya jongkok.

2.1.3 Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menurut Tim Bina Karya Guru (2007:21) Lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh yang terdiri atas gerakan awalan, menolak, melompat, melayang dan mendarat di bak pasir dengan kaki yang terkuat digunakan untuk menumpu.

Lebih lanjut di dalam Tim Bina Karya Guru (2007:22-23) disebutkan bahwa langkah-langkah lompat jauh gaya jongkok, meliputi:

2.1.3.1 Gerakan Awalan

Gerakan awalan berguna untuk memperoleh kecepatan yang maksimal sebelum mencapai balok tolakan. Beberapa cara melakukan gerakan awalan adalah sebagai berikut:

2.1.3.1.1 Berdiri dibelakang tanda awalan serta berkonsentrasi penuh. 2.1.3.1.2 Berlari cepat dengan langkah yang tegap menuju balok tumpuan

(30)

Gambar 2.4 Gerakan Awalan

(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2005:42)

2.1.3.2 Gerakan Menolak

Pada saat akan melakukan gerakan menolak pada balok tumpuan, badan agak condong ke belakang.

Gambar 2.5 Gerakan Menolak

(31)

21

2.1.3.3 Gerakan Melayang

Pada lompat jauh gaya jongkok, sikap badan saat melayang adalah jongkok.

Gambar 2.6

Sikap Badan Saat Melayang di Udara (Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007:23)

2.1.3.4 Gerakan Mendarat

Pada saat mendarat kedua kaki rapat dan diluruskan ke depan. Badan dibungkukkan ke depan. Tangan diayunkan ke depan. Berat badan didorong ke depan. Tepat ketika mendarat harus jatuh pada kedua ujung kaki yang rapat dan sejajar. Kedua lutut dilipat. Dagu ditarik ke dada sambil mengayun kedua tangan kea rah belakang.

(32)

Gambar 2.7 Sikap Mendarat

(Sumber: Tim Bina Karya Guru, 2007: 23)

2.1.4 Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok

Dalam proses belajar mengajar lompat jauh selain strategi mengajar, kecepatan berlari juga dapat mempengaruhi hasil belajar yang diinginkan. Kecepatan berlari 60 meter memungkinkan dapat membantu bergerak lebih cepat dan memelihara stabilitas tubuhnya dengan baik. Logikanya mereka yang memiliki kecepatan berlari pada jarak 60 meter dengan cepat akan mendapat keuntungan-keuntungan dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok.

Dengan kecepatan berlari yang tinggi memungkinkan seorang siswa dapat bergerak dengan cepat, memelihara stabilitas tubuhnya waktu bergerak, juga dapat menyumbangkan peningkatan kelincahan. Berkaitan dengan belajar lompat jauh gaya jongkok, kecepatan berlari khususnya jarak 60 meter merupakan prasyarat untuk mencapai keterampilan melakukan lompat jauh gaya jongkok.

(33)

23

komponen gerak, kekurangan atau kelebihan komponen tertentu akan diimbangi oleh komponen lainnya. Keberhasilan menampilkan lompat jauh gaya jongkok bergantung pada sifat bangunan tubuh individu, dan kecepatan berlari merupakan komponen utama pada penampilan gerak.

Tetapi perlu diketahui bahwa memiliki kecepatan berlari bukan merupakan jaminan akan mampu melakukan lompat jauh gaya jongkok. Hal ini disebabkan komponen yang diperlukan pada lompat jauh gaya jongkok tidak otomatis didominasi faktor kecepatan berlari saja. Artinya siswa yang kecepatan berlarinya tinggi belum menjamin akan memiliki hasil belajar yang baik dalam olahraga lompat jauh gaya jongkok.

Demikian pula bagi siswa yang kecepatan berlarinya rendah, bukan jaminan akan memperlihatkan hasil yang jelek. Tetapi siswa yang kecepatan berlarinya rendah berarti mempunyai kualitas kemampuan gerak yang rendah dan diduga akan mengalami hambatan-hambatan dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok. Dengan demikian siswa yang memiliki kecepatanberlari yang tinggi mendapat keuntungan-keuntungan dalam mempelajari lompat jauh gaya jongkok yang memerlukan kecepatan berlari.

Kecepatan berlari yang tinggi memberikan keuntungan dalam kemudahan melawan gaya gravitasi bumi dalam mengangkat beban tubuh untuk melakukan tolakan. Sebaliknya kecepatan berlari yang rendah akan mengalami hambatan dalam melawan gaya gravitasi bumi.

(34)

kecepatan berlari yang tinggi memberi hasil yang lebih baik dalam lompat jauh gaya jongkok daripada yang memiliki kecepatan berlari yang rendah.

2.1.5 Kerangka Berpikir

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan hal-hal baru yang dapat menunjang keefektifan hasil belajar dan meningkatkan proses belajar mengajar siswa. Penulis mempermasalahkan tentang kecepatan berlari 60 meter dalam meningkatkan prestasi lompat jauh gaya jongkok.

Dengan kecepatan berlari yang tinggi, siswa dapat melakukan gerakan tolakan yang tinggi dan pada akhirnya hasil lompatan juga akan lebih jauh dibandingkan siswa yang kecepatan larinya lambat. Karena cara melakukan lompat jauh yang benar adalah pelompat berlari secepat-sepatnya sebelum menumpu pada tempat tolakan. Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh.

Berdasarkan uraian tersebut, diduga kecepatan berlari 60 meter dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada kecepatan berlari yang rendah terhadap prestasi lompat jauh gaya jongkok.

2.2Hipotesis

(35)

25

Ha : “Ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya

jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009”.

H0 : “Tidak ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh

(36)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan objek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan. Salah satu tugas penting dalam penelitian ilmiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan sebab akibat antara fenomena-fenomena dan menarik hukum-hukum tentang hubungan sebab akibat itu.

Syarat mutlak dalam suatu penelitian adalah metodologi penelitian. Berbobot tidaknya sebuah penelitian tergantung dari pada pertanggungjawaban metodologi penelitiannya. Sutrisno Hadi (1987:4) berpendapat bahwa “metodologi penelitian sebagaimana kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai karya ilmiah yang setinggi-tingginya”

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi penelitian sebagai berikut.

3.1Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi

(37)

27

Maksud dari pengertian di atas adalah bahwa populasi adalah suatu individu yang akan dijadikan objek penelitian. Keseluruhan dari individu-individu tersebut paling sedikit memiliki sifat yang sama. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa.

3.1.2 Sampel dan Teknik Sampling

Pengertian sampel menurut Sutrisno Hadi (1987:70) adalah “sebagian individu yang diselidiki”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak 30 siswa.

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik total sampling. Menurut Sutrisno Hadi (1987:70) pengertian total sampling adalah “pengambilan sampel secara keseluruhan dari jumlah populasi yang ada”. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni tahun pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 30 siswa.

3.2Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1993:99) variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu:

3.2.1 Variabel bebas yaitu lari 60 meter

(38)

3.3Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpulan data adalah tes lari 60 meter dan tes lompat jauh gaya jongkok. Tes prestasi yang digunakan adalah tes lompat jauh yang bertujuan untuk memperoleh data tentang hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni.

3.3.1 Lari 60 M

Menurut Tim Bina Karya Guru (2004:30) untuk melakukan lari jarak 60 M dengan benar adalah sebagai berikut:

3.3.1.1 Berlarilah pada lintasan masing-masing

3.3.1.2 Lakukan teknik start jongkok yang telah dipelajari

3.3.1.3 Berlarilah dengan sekuat-kuatnya untuk memenangkan perlombaan 3.3.2 Lompat Jauh Gaya Jongkok

Menurut Tim Bina Karya Guru (2004:26) Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah dilakukan. Adapun tahapan gerak lompat jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut:

3.3.2.1 Tahap Awalan

Latihan awalan bertujuan untuk memusatkan perhatian dan merangsang kecepatan berlari agar menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya.

(39)

29

3.3.2.2 Tahap Tolakan

Tolakan dilakukan dengan satu kaki yang kuat. Hindari tolakan yang salah, yaitu kaki melewati papan tolakan. Sedangkan tolakan yang benar adalah posisi kaki saat menolak berada sebelum papan tolakan atau di atas papan tolakan. 3.3.2.3 Tahap Melayang

Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki yang kuat akan membawa badan melayang di udara lebih lama. Perlu diperhatikan pada saat melayang harus dijaga keseimbangan badan sebagai persiapan mendarat.

3.3.2.4 Tahap Pendaratan

Pendaratan merupakan tahap yang penting untuk diperhatikan. Pada. Saat melakukan pendaratan semua gerakan harus dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adakah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun, dan tumit menyentuh pasir.

Pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul. Pendaratan dengan pinggul dapat dihindari jika kedua kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.

(40)

3.4Ujicoba Instrumen

Ujicoba istrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari variabel lari 60 M dan Lompat Jauh Gaya Jongkok.

3.4.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevaliditas suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkap untuk pengambilan data penelitian. Uji validitas dilakukan dengan mengadakan uji coba instrumen. Setelah diujicobakan dilakukan analisis untuk mengetahui validitas. Untuk menguji validitas, maka skor-skor dikorelasikan dengan skor totalnya. Teknik korelasinya yang digunakan adalah korelasi product moment dengan angka kasar.

Adapun rumusnya adalah :

) rxy : Koefisien korelasi antara X dengan Y

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 138).

Selanjutnya nilai rxy dibandingkan dengan nilai tabel product moment.

Instrumen dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan nilai rtabel taraf signifikansi 5%. Jika rxy < rtabel maka instrumen tidak

(41)

31

3.4.1.1 Hasil Uji Validitas Lari 60 M

Perhitungan validitas butir soal dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari hasil perhitungan, nilai yang diperoleh dikonsultasikan rtabel

dengan jumlah subjek yaitu N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,361. Koefisien korelasi diperoleh hasil rxy sebesar 0,999. Maka hasilnya 0,999 lebih besar dari

0,361 atau rhitung > rtabel, tes yang dilaksanakan adalah valid.

3.4.1.2 Hasil Uji Validitas Lompat Jauh Gaya Jongkok

Perhitungan validitas dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment. Dari hasil perhitungan, nilai yang diperoleh dikonsultasikan rtabel dengan

jumlah subjek yaitu N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,361. Koefisien korelasi diperoleh hasil rxy sebesar 0,964. Maka hasilnya 0,964 lebih besar dari 0,361 atau

rhitung > rtabel, tes yang dilaksanakan adalah valid.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mencari reliabilitas suatu instrumen. Dalam penelitian ini digunakan rumus Spear Brown untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan riil dan satu misalnya angket atau soal uraian (Suharsimi Arikunto, 2006: 190).

Adapun rumusnya :

(42)

Dengan keterangan :

r : Koefisien antara skor-skor setiap belahan

Untuk

Harga r11 yang dapat dari perhitungan dapat diketahui dari tingkat

reliabilitasnya berdasarkan kriteria koefisien sebagai berikut : 0,00 - 0,20 Reliabilitas sangat rendah

0,21 - 0,40 Reliabilitas rendah 0,41 - 0,70 Reliabilitas cukup 0,71 - 0,90 Reliabilitas tinggi

0,91 - 1,00 Reliabilitas sangat tinggi (sempurna). 3.4.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Lari 60 M

Hasil perhitungan reliabilitas dengan rumus r11 diketahui nilainya sebesar

0,999, dengan demikian instrumen tersebut reliabilitasnya termasuk dalam kategori sangat tinggi

3.4.2.2Hasil Uji Reliabilitas Lompat Jauh Gaya Jongkok

Hasil perhitungan reliabilitas angket dengan rumus r11 diketahui nilainya

(43)

33

3.5Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Dalam penelitian seorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis yaitu analisis statistik dan analisis nonstatistik. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis statistik yaitu cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisa data penyelidikan yang berupa angka-angka.

Dari uraian di atas, maka alasan penelitian menggunakan teknik analisis statistik untuk penghitungannya karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa angka-angka.

Metode Analisis yang digunakan adalah menghitung koefisien korelasi rxy

untuk mengetahui adanya hubungan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok dilakukan uji hipotesa dengan uji statistik Rank Spearman. Rumus yang digunakan adalah :

N

3.5.1 Menentukan Hipotesis

Ha : r ≠ 0, ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh

gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni. H0 : r = 0, tidak ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat

jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni

(44)

3.5.3 Kriteria pengujian :

H0 diterima bila : - ttabel≤ thitung≤ ttabel

(45)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Analisis Data Lari 60 M

Untuk memperoleh data lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009, dilaksanakan tes lari 60 M.

Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa distribusi skor lari 60 M siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh waktu tercepat 9,341, waktu terendah 14,930, jumlah total sebesar 354,035 dengan rata-rata sebesar 11,801.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan

Tahun Pelajaran 2008/2009

Interval Frekuensi Prosentase Kumulatif

9,341 – 10,458 7 23,33% 23,33%

10,459 – 11,576 10 33,33% 56,66%

11,577 – 12,694 3 10,00% 66,66%

12,695 – 13,812 5 16,67% 83,33%

13,813 – 14,930 5 16,67% 100%

Jumlah 30 100%

(46)

0 5 10 15 20 25 30 35

9,341 - 10,458 10,459 - 11,576 11,577 - 12,694 12,695 - 13,812 13,813 - 14,930

Frekuensi

Prosentase

Gambar 4.1 Grafik Histogram Data Lari 60 M Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009

4.2Analisis Data Lompat Jauh Gaya Jongkok

Untuk memperoleh data lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009, digunakan tes lompat jauh gaya jongkok.

(47)

37

0 5 10 15 20 25 30

1,65 – 2,04 2,05 – 2,44 2,45 – 2,84 2,85 – 3,24 3,25 – 3,65

Frekuensi Prosentase

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

Interval Frekuensi Prosentase Kumulatif

1,65 – 2,04 5 16,67% 16,67%

2,05 – 2,44 5 16,67% 33,33%

2,45 – 2,84 8 26,67% 60,00%

2,85 – 3,24 6 20,00% 80,00%

3,25 – 3,65 6 20,00% 100%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat disajikan grafik histogram data lompat jauh gaya jongkok siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 sebagai berikut:

(48)

4.3Analisis Hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya JongkokSiswa

Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu hubungan Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Adapun jumlah sampel yang digunakan adalah 30 siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Selanjutnya untuk mengetahui hubungan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ditempuh dengan analisis data.

Analisis data penelitian ini adalah: (1) membuat tabel persiapan untuk menghitung uji korelasi; (2) memasukkan dan menghitung hasil dari tabel persiapan ke dalam rumus uji korelasi;. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

4.3.1 Membuat tabel persiapan untuk menghitung uji korelasi antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.

(49)

39

Tabel 4.3

Persiapan Perhitungan Korelasi antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok

No. X

(50)

=

Selanjutnya harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga rtabel N =

30 taraf signifikansi 5%, ternyata diperoleh nilai rtabel = 0,467. Hasilnya adalah rxy

lebih besar dari rtabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini berarti hipotesis kerja yaitu

terdapat korelasi yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 diterima. Sebaliknya hipotesis nihil tidak terdapat korelasi yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009 ditolak.

(51)

41

4.4Pembahasan

Berdasarkan analisis hasil perhitungan uji hipotesis, diketahui bahwa r = 0,790 sedangkan rtabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467.

Sehingga rhitung > rtabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini memberikan arti bahwa

hipotesis kerja (Ha) yang menyatakan bahwa “Ada hubungan yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009” diterima. Sebaliknya hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada hubungan yang signifikan lari 60 meter dengan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2008/2009 ditolak.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok. Hasil penelitian ini secara keseluruhan dapat membuktikan kebenaran hipotesis, namun temuan dari treatment yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan temuan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui kemampuan melakukan teknik lompat jauh dengan baik dan benar dipengaruhi oleh kecepatan anak berlari. Kemampuan melakukan teknik lompat jauh gaya jongkok anak yang memiliki kecepatan berlari 60 M lebih baik daripada yang kecepatan berlari 60 M lambatpada siswa kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009.

(52)
(53)

43

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Memperhatikan hasil analisis dan pembahasan pada bab terdahulu, dapat dikemukakana simpulan sebagai berikut ada hubungan yang signifikan antara Lari 60 M dengan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kedungwuni Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2008/2009. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan uji hipotesis, diketahui r = 0,790 sedangkan rtabel dengan N = 30 taraf signifikansi 5% sebesar 0,467.

Sehingga rxy > rtabel atau 0,790 > 0,467. Hal ini memberikan arti bahwa hipotesis

kerja (Ha) yang diajukan diterima.

5.2Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan melalui hasil penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

5.2.1 Bagi guru pendidikan jasmani untuk meningkat prestasi lompat jauh gaya jongkok, hendaknya dengan meningkatkan kecepatan berlari jarak 60 M. 5.2.2 Guru pendidikan jasmani hendaknya selalu berusaha memperdalam ilmu

(54)

44

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin.1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud. Ballesteros, J. M., 1979. Pedoman Latihan Dasar Atletik, Jakarta : PASI. Dikutip

dari skripsi Rismoyo.

Bernhard, Gunter. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Lompat Tinggi, Jauh, Jangkit Dan Lompat Galah. Semarang : Dahara Prize. Dikutip dari skripsi Rismoyo.

Husaini Usman, 2006. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara.

Idrus, H.A. 1996. Kamus Umum Baku Bahasa Indonesia. Surabaya : Bintang Usaha Jaya.

Singer, Robert N. 1970. Motor Learning And Human Performance. London : The Macmillan Company. Dikutip dari tesis Wismo.

Sugiyanto dan Sudjarwo. 1991. Perkembangan dan Belajar Gerak, Jakarta : Depdikbud, Universitsa Terbuka. Dikutip dari skripsi Muh.Nur Efendi. Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi. 1987. Metodologi Research II. Yogyakarta : Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Tim Bina Karya Guru. 2004. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas 4. Jakarta: Erlangga.

_________. 2005. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

_________. 2007. Pendidikan Jasmani Untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga.

(55)

45

(56)

46 Lampiran 1

DATA KECEPATAN BERLARI 60 M DAN PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI

KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

No. Nama Siswa Kecepatan Berlari 60 M Prestasi Lompat Jauh Gaya Jongkok

1 Vika Zubaidi 9,408 3,30

Jumlah Total 354,035 79,66

(57)

47

Lampiran 2

DATA LARI 60 M SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

TAHUN PELAJARAN 2008/2009

6 Akhmad Syaefudin 10,408

7 M. Rizal 11,177

8 M. Ivan Prasetyo 10,110

9 Restu Illahi 11,367

10 Muhyidin 12,660

11 Fikri Munir 11,067

12 M. Farkhan Ibadi 11,870

13 Fahmi Akhkam 10,563

14 Rifkhan Saifudin 11,000

15 Aini Sakinah 14,930

16 Firda Mitasari 12,093

17 Fani Desi Amalia 14,000

18 Qonita Fitri Widyanti 10,268

19 Diana Lestari 12,730

20 Istiyanti 11,122

21 Fida Ayu 12,729

29 Siti Ismailiyah 14,580

30 Melisa 11,381

Jumlah Total 354,035

(58)

Lampiran 3

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

LARI 60 M

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas tes digunakan rumus product moment dengan angka kasar. Rumus itu adalah sebagai berikut :

{

( ( ) )( ( ) )

}

TABEL PERSIAPAN UJI VALIDITAS TES KECEPATAN BERLARI 60 M

No. TES (X) PRETES (Y) X2 Y2 XY

(59)

49

Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung validitas tes.

ΣX = 354,035 ΣX2 = 4253,14 ΣXY = 4265,24 ΣY = 355,016 ΣY2 = 4277,43 N = 30 Kemudian masukkan ke dalam rumus :

{

(N X ( X) )(N Y ( Y) )

}

Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel

pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30. Hasilnya ternyata 0,361 sehingga rhitung = 0,999 > rtabel = 0,361. Dengan demikian, untuk tes lari 60 M adalah

valid.

2. Uji Reliabelitas

Untuk menghitung Uji Reliabilitas digunakan rumus :

(60)

= 0,999

(61)

51

Lampiran 4

DATA LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN

PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009

No. Nama Siswa Skor

18 Qonita Fitri Widyanti 2,80

19 Diana Lestari 1,90

Jumlah Total 79,66

(62)

Lampiran 5

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas tes digunakan rumus product moment dengan angka kasar. Rumus itu adalah sebagai berikut :

{

( ( ) )( ( ) )

}

TABEL PERSIAPAN UJI VALIDITAS TES LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

(63)

53

Berdasarkan tabel di atas dapat dihitung validitas tes.

ΣX = 79,66 ΣX2 = 220,13 ΣXY = 209,92 ΣY = 76,00 ΣY2 = 200,76 N = 30 Kemudian masukkan ke dalam rumus :

{

(N X ( X) )(N Y ( Y) )

}

Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel

pada taraf signifikansi 5% dengan N = 30. Hasilnya ternyata 0,361 sehingga rhitung = 0,964 > rtabel = 0,361. Dengan demikian, untuk tes lompat jauh gaya

jongkok adalah valid. 2. Uji Reliabelitas

Untuk menghitung Uji Reliabilitas digunakan rumus :

(64)

=

1,964334 1,928667

= 0,982

(65)

55

Lampiran 6

DAFTAR NAMA PEMBANTU PENELITIAN LARI 60 M

No. Nama Tugas

1. Bapak Mugimin Starter

2. Ibu Endang Sri Kuwati Pemanggil Anak

3. Ibu Umi Kosidah Pencatat Waktu

4. Ibu Nuratmi Timers (Pengambil Waktu)

5. Ibu Ana Timers (Pengambil Waktu)

6. Bapak Darto Timers (Pengambil Waktu)

(66)

Lampiran 7

DAFTAR NAMA PEMBANTU PENELITIAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

No. Nama Tugas

1. Ibu Endang Sri Kuwati Pemanggil Anak

2. Ibu Umi Kosidah Pencatat Hasil

3. Bapak Darto Pengukur Jarak

(67)

57

Lampiran 8

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pemanasan Sebelum Tes Dilaksanakan

(68)

Melakukan Tes Berlari 60 M

(69)

59

Melakukan Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi  Frekuensi Data Lompat Jauh Gaya Jongkok Siswa
Gambar  2.1. Teknik Start Jongkok (Sumber: Tim Bina Karya Guru,
Gambar 2.1.
Gambar 2.2 Teknik Kecondongan Badan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perubahan Nilai pH, Kadar Asam Laktat, Serat Kasar dan Viabilitas BAL Yoghurt (%) dengan Variasi Konsentrasi Tepung Jamur Tiram Putih selama Penyimpanan………59.. Pengujian Salmonella

The CPA WebTrust pro- gram, which includes a privacy compo- nent in its requirements, has licensed its seal to 28 Web sites; and six companies have been licensed to post

Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek pada tahun 2008 sampai 2010 dengan pengungkapan tanggung

4.1 Grafik Gain Penggunaan Landasan Satuan Bahasa dalam Penafsiran Puisi Kelas

Nahdlatul Athfal Bahasa Indonesia LULUS... UMMI SHALIHAH

Kesimpulan pada hasil penelitian pengaruh macam varietas dan sistem jajar legowo terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi ( Oryza sativa L .) adalah