MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN
KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani
Oleh
Ade Kusmawan 1003784
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Melalui Permainan Menyusun Kata
di Kelas V SDN Ciboboko Kecamatan
Jatigede Kabupaten Sumedang
Oleh
Ade Kusmawan
1003784
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Jasmani
© Ade Kusmawan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI
KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG
ADE KUSMAWAN
NIM. 1003784
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I,
Dr. Tatang Muhtar, M.Si
NIP. 195906031986031005
Pembimbing II,
Dinar Dinangsit, M.Pd
NIP. 198205152010122004
Mengetahui,
Ketua Program Studi S-1 PGSD Penjas
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
Drs. Respaty Mulyanto, M. Pd
DAFTAR ISI
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 10
B. Pembelajaran Atletik ... 11
1. Sejarah Atletik ... 11
2. Pengertian Atletik ... 12
3. Kegunaan Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar ... 13
C. Konsep Lompat Jauh ... 14
1. Pengertian Lompat Jauh ... 14
2. Tehnik Dasar Lompat Jauh ... 15
3. Pembelajaran Lompat Jauh ... 17
D. Lompat Jauh Melalui Permainan Menyusun Kata ... 18
E. Penelitian Yang Relevan ... 18
F. Asumsi ... 18
G. Hipotesis Tindakan... 20
BAB III METODE PENELITIAN... 20
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
1. Lokasi Penelitian ... 21
B. Subjek Penelitian ... 24
C. Metode dan Desain Penelitian ... 24
1. Metode Penelitian... 24
2. Desain Penelitian ... 25
D. Prosedur Penelitian... 27
1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 27
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ... 27
3. Tahapan Observasi ... 28
4. Tahapan Evaluasi ... 28
5. Refleksi ... 28
E. Instrumen atau Alat Pengumpul Data ... 28
1. Alat untuk Mengukur Perencanaan Pembelajaran ... 29
2. Alat untuk Mengukur Pelaksanaan Pembelajaran... 29
3. Alat untuk Mengukur Aktivitas Siswa ... 29
4. Alat untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa... 30
5. Wawancara ... 30
6. Catatan lapangan ... 30
7. Dokumentasi ... 30
8. Observasi ... 31
F. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ... 31
1. Tehnik Pengolahan data ... 31
H. Definisi Operasional ... 38
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Paparan Data Awal ... 39
1. Paparan Perencanaan Pembelajaran... 39
2. Paparan Pelaksanaan Pembelajaran ... 41
3. Paparan Data Awal Observasi Aktivitas Siswa ... 42
B. Paparan Data Tindakan ... 46
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 46
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I... 46
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 49
c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 52
d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 54
e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 57
1) Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 57
2) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 58
f. Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus I ... 58
2) Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 59
g. Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59
1) Analisis Aktivitas Siswa Siklus I ... 60
2) Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 60
h. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60
1) Analisi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61
2) Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 61
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 62
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 65
c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 69
d. Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 71
e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 73
1) Análisis Perencanaan Pembelajaran Sklus II ... 74
2) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 75
f. Análisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 75
1) Análisis Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 76
2) Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 76
g. Análisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 77
1) Análisis Aktivitas Siswa Sklus II ... 77
2) Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 77
h. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78
1) Análisis Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78
2) Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 79
a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 79
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 82
c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 85
d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 87
e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 89
f. Análisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus III ... 90
g. Análisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Sikklus III ... 91
h. Análisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 92
C.Pembahasan ... 93
1. Pembahasan Tahap Perencanaan Pembelajaran ... 94
2. Pembahasan Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ... 94
3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 95
4. Hasil Belajar Siswa ... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99
A. Kesimpulan ... 99
B. Saran ... 100
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 103
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagian integral dari proses
pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang betujuan
untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial.
Sehubungan dengan hal itu pendidikan jasmani harus mempunyai tujuan yang
sejalan dengan tujuan pendidikan memberikan konstribusi yang sangat berharga
bagi kelangsungan hidup manusia. Makna yang tekandung dalam pendidikan
jasmani tidak sekedar pendidikan yang bersifat aktivitas saja, tetapi ada kaitan
dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh. Sejalan dengan pendapat Mahedra
(2003, hlm. 21) tentang Pendidikan Jasmani yaitu sebagai berikut: “Pendidikan
jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau
olahraga yang tepilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.
Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani, hal yang diutamakan
adalah siswa dituntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya Pendidikan
Jasmani adalah upaya untuk membina kemampuan fisik dan mental. Tujuan
utama Pendidikan Jasmani menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas,
disiplin, serta menjunjung nilai sportivitas dan kemandirian yang tinggi.
McLuahan (Sudin: 2009, hlm. 156) menyatakan bahwa: Media adalah
chanel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atau
memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat
dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu.
Briggs (Sadiman, hlm. 200) berpendapat bahwa: media adalah segala bentuk
fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku,
film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.
Sedangkan menurut Blake dkk. (Sudin: 2009). “media adalah medium yang
merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan
komunikan”.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah
segala bentuk sesuatu yang berfungsi sebagai perantara dalam penyampaian pesan
atau makna dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru Pendidikan Jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk
membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa. Guru Pendidikan Jasmani harus
mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak
membosankan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu, Pendidikan Jasmani
sangat berperan penting bagi siswa untuk meningkatkan motivasi peserta didik.
Maka bermain adalah cara yang efektif agar siswa bisa melakukan aktivitas fisik
walaupun bermain tidak selalu fisikal. Poin yang terpenting adalah bentuk-bentuk
pembelajaran itu sendiri, apakah menarik atau tidak. Pembelajaran yang menarik
akan meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan
Jasmani. Hal tersebut tentunya didukung oleh kecakapan guru dalam memberikan
materi pembelajaran serta fasilitas yang kurang untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Setelah melakukan observasi hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok, hasil belajar dinilai kurang maksimal karena materi yang diajarkan
kurang menarik, membosankan, dan menyulitkan bagi siswa. Hal ini disebabkan
cara mengajarkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok berdasarkan teknik yang
sebenarnya, tanpa menggunakan modifikasi permainan maupun alat bantu
pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Dimana modifikasi permainan
tersebut dikemas dalam sebuah permainan menyusun kata yang menggunakan
media kardus sebagai rintangan yang harus dilewati siswa kemudian mengambil
kertas yang berisi kata-kata yang telah disediakan dalam sebuah kardus khusus,
supaya menarik perhatian siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok. Teknik yang sebenarnya ini meliputi awalan, tolakan, melayang di
udara, dan mendarat. Hal tersebut membuat siswa tidak bersemangat dalam
3
mengikuti pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dikarenakan
bosan.
Berdasarkan data hasil tes awal dapat diperoleh data, yaitu dari 21 siswa
yang ada di kelas, hanya 5 orang siswa atau 23,8% yang telah memenuhi KKM
dan 16 siswa atau 76,2% yang belum memenuhi KKM dalam pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok.
Selain observasi, saya melakukan wawancara dengan siswa dan dapat
disimpulkan bahwa permasalahan tersebut muncul dalam pembelajaran lompat
jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut.
1. Guru kurang mengembangkan keterampilan gerak dasar lompat jauh ataupun
media dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan dalam upaya
meningkatkan keterampilan gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok.
2. Guru kurang mengadakan upaya pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan dalam pembelajaran.
3. Dalam pembelajaran Penjas Orkes dengan materi gerak dasar lompat jauh
gaya jongkok, siswa terlihat kurang aktif dalam pembelajarannya dikarenakan
siswa kurang percaya diri melakukan lompat jauh gaya jongkok.
4. Siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar lompat jauh
gaya jongkok.
5. Kualitas siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
kurang maksimal dikarenakan saat guru menjelaskan materi pembelajaran
gerak dasar lompat jauh gaya jongkok siswa tidak memperhatikannya.
Akibat dari kinerja guru dan aktifitas siswa yang demikian, maka proses
pembelajaran pun kurang berjalan dengan baik. Dalam sebuah proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani aktifitas siswa sangatlah dominan atau
diutamakan.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan mencoba
menerapkan permainan menyusun kata dalam pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok pada olahraga atletik. Cara permainannya menggunakan permainan
menyusun kata.“Penyusunan alat-alat sederhana itu dapat membangkitkan gairah
lompat” Saputra (2001, hlm. 65). Dengan melalui permainan menyusun kata ini diharapkan akan membantu siswa mampu dalam gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok.
Terkait dengan hal di atas, maka dalam skripsi ini peneliti akan mengangkat
judul sebagai berikut.
“MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS
V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG”.
B . Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka
dalam penelitian ini peneliti perlu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti.
Hal tersebut sangat penting karenadalam hal ini masalah tersebut muncul
dikarenakan banyak faktor, baik yang berasal dari guru ataupun siswa.
Faktor yang berasal dari guru yaitu, yaitu sebagai berikut.
1. Pada saat memberikan contoh guru kurang menekankan gerakan pada aspek
pada lompat jauh gaya jongkok.
2. Pada saat menjelaskan materi guru kurang memperhatikan aktivitas siswa
sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi tersebut.
3. Setelah menjelaskan materi guru langsung memberikan tugas praktik kepada
siswa dan pada pelaksanaannya guru kurang dapat membimbing siswa.
Sementara itu faktor yang berasal dari siswa dapat dilihat dari aktivitas
siswa pada saat pembelajaran lompat jauh gaya jongkok berlangsung, yakni
sebagai berikut.
1. Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.
2. Banyak siswa yang tidak berani melakukan lompat jauh ketika disuruh guru.
3. Banyak siswa yang mengabaikan teknik melompat yang telah dijelaskan guru.
4. Banyak siswa yang melompat-lompat di tempat yang tidak diperkenankan.
Dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut, maka hal yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan gerak dasar pada lompat jauh gaya jongkok
adalah dengan menggunakan permainan menyusun kata untuk membantu
5
jauh gaya jongkok tersebut. Selain itu, dengan menerapkan permainan menyusun
kata maka diharapkan akan meningkatkan partisipasi dan motivasi anak. Sehingga
anak akan senang dan antusias mengikuti pembelajaran jika pembelajaran
dilakukan dengan permainan. Dari kondisi di atas, peneliti berkeinginan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi, yaitu dengan menerapkan permainan
menyusun kata.
C . RumusanMasalah
Dari penjelasan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi fokus
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
melalui permainan menyusun katadi kelas V SDN Ciboboko?
b. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat
jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata yang dilakukan oleh
guru di kelas V SDN Ciboboko?
c. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran gerak dasarlompat jauh gaya
jongkok melalui permainan menyusun katadi kelas V SDN Ciboboko?
d. Bagaimana hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran gerak dasar lompat
jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN
Ciboboko?
D. TujuanPenelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat
jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN
Ciboboko.
2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar
lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN
Ciboboko.
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat
jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN
4. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran
gerak dasar lompat jauhgaya jongkok melalui permainan menyusun kata di
kelas V SDN Ciboboko.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka dari itu
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini,
yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat
media pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran
untuk peningkatan kemampuan lompat jauh.
c. Memperbaiki mutu pembelajaran di sekolah dalam jangka pendek.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam
menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan lompat
jauh.
b. Memberikan sumbangan bagi guru Pendidikan Jasmani, khususnya dan
berlatih umumnya tentang pembelajaran lompat jauh.
c. Untuk membentuk landasan yang kuat bagi anak usia dini dalam rangka
mencapai prestasi atletik yang optimal.
d. Sebagai sumbangan penelitian bagi peningkatan kualitas yang pada
gilirannya meningkatkan prestasi belajar dan lulusan itu sendiri.
e. Meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga memungkinkan
guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
7
F. Struktur Organisasi
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Skripsi
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten
Sumedang. Adapun pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai
berikut.
1) Pada sekolah bersangkutan terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh
guru di sekolah tersebut dalam pelaksanaan program sekolah, khususnya dalam
pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal tersebut melatarbelakangi minat peneliti
dan guru dalam mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
2) Untuk memperbaiki proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran
Pendidikan Jasmani karena pada saat pembelajaran masih banyak ditemui
permasalahan yang dihadapi guru Pendidikan Jasmani.
3) Untuk memperbaiki hasil pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran gerak
dasar lompat jauh gaya jongkok.
Berikut dibawah ini denah lokasi SDN Ciboboko.
22
a) Keadaan siswa
Keadaan siswa pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ciboboko
Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 10 orang perempuan.
Tabel 3.1
Daftar Siswa SDN Ciboboko
No Kelas Banyak Siswa Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 I 7 10 16
2 II 5 7 12
3 III 11 15 25
4 IV 10 6 16
5 V 11 10 21
6 VI 7 8 15
Jumlah 45 58 103
2. Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah sekitar 5
24
B.Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ciboboko,
Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2013/2014 yang
berjumlah 21 orang, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.
Adapun alasan pemilihan siswa kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede,
Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.
1) Tingkat kemampuan siswa kelas V SDN Ciboboko dalam pembelajaran lompat
jauh, khususnya gerak dasar lompat jauh gaya jongkok masih kurang.
Sehingga, nilai tes hasil belajar yang dilaksanakan tidak tercapai sebagaimana
yang diharapkan, yaitu dengan nilai > 70.
2) Keadaan siswa yang sangat aktif, tetapi tidak disertai dengan pengawasan dan
pengarahan dalam pelaksanaan pembelajarannya mengakibatkan siswa kurang
mengerti dan memahami makna dari gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
dalam pada pembelajaran lompat jauh.
C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penetian tindakan kelas (classroom
action research). Karena penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan
prosedur yang mempunyai dampak langsung bagi perbaikan dan peningkatan
profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Tujuan
utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan
hasil) pembelajaran kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk
penelitian yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang
bersifat reflektif-kolaboratif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat
dengan subjek yang diteliti adalah siswa.
Metode penelitian tindakan kelas ini menggunakan pengolahan data
kualitatif, seperti yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002,
hlm. 3) yaitu “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis, lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Dasar
pertimbangan peneliti menggunakan metode tersebut adalah berdasarkan yang
-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan adanya penerapan
metode kualitatif”. Dengan demikian, proses dan hasil penelitian yang dilakukan digambarkan dengan jelas dan rinci melalui penggunaan kata-kata.
Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan pelaku dalam
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran dan diharapkan kemampuan
profesional guru menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kinerja guru dalam meningkatkan pelayanan pendidikan
kepada siswa.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Model Spiral Kemmis dan Taggart (Kasbolah,
1999, hlm. 70), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan
berkelanjutan. Semakin lama, diharapkan semakin meningkat perubahan dalam
pencapaian hasil kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya, kegiatan
belajar mengajar merupakan proses pengkajian berdaur melalui empat tahap
kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil
refleksi pada siklus berikutnya merupakan bahan pertimbangan untuk
perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Berikut merupakan desain PTK
26
Gambar 3.2
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmaja, 2005, hlm. 66)
Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini direncanakan melalui
beberapa siklus yang ditempuh sebagai berikut.
1. Siklus I, memperbaiki permasalahan yang ditemukan dengan menerapkan
pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan permainan menyusun kata
menggunakan media kardus, yaitu satu kardus.
2. Siklus II, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses
perbaikan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan, sehingga
permasalahan yang ditemukan diperbaiki pada Siklus II yaitu dengan cara
memperbanyak kardus yang akan di lompati, yaitu sebanyak dua kardus.
3. Siklus III, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses
permasalahan yang ditemukan diperbaiki pada siklus III yaitu dengan cara
memperbanyak kardus yang akan di lompati, yaitu sebanyak tiga kardus
Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi pelaksanaan tindakan, refleksi dan perencanaan untuk tindakan
selanjutnya.
D.Prosedur Penelitian
1. Tahap perencanaan tindakan
Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan perbaikan
melalu sebuah RPP terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran olahraga atletik gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok. Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan yaitu kardus.
Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana
peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang
gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga siklus (tindakan).
a. Kegiatan awal (10 menit)
1) Siswa dibariskan menjadi empat bershaf
2) berdo‟a
3) Mengecek kehadiran siswa
4) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap
5) Melakukan gerakan pemanasan
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1)Penjelasan cara melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang
dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.
2)Melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan
perorangan dan berkelompok dengan koordinasi yang baik.
3)Penjelasan cara melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui
permainan menyusun kata yang dilakukan perorangan dan berkelompok
28
4)Melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan
menyusun kata yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1) Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang
telah dilakukan/ diajarkan
2) Memperbaiki tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang di lakukan.
3. Tahapan Observasi
Karl Popper dalam Wiriaatmadja (2005, hlm. 104) mengungkapkan bahwa
„observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟. Dengan
observasi, peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
Adapun fokus pertama yang diamati adalah aspek-aspek psikologis dalam
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Kedua, kinerja guru yang
meliputi IPKG I dan IPKG II. Pengamatan yang dilakukan berpedoman pada
lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk aktivitas siswa.
4. Tahapan Evaluasi
Evaluasi pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui
permainan menyusun kata ini dilakukan dengan menggunakan prosedur tes yaitu
tes akhir. Jenis tes yang diberikan adalah kinerja, bentuk tesnya adalah perbuatan,
sedangkan alat tesnya berupa instrumen di format lampiran.
5. Refleksi
Kasbolah (1998/1999, hlm. 74-75) mengemukakan bahwa: “refleksi
merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna
terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan
(intervensi) yang dilakukan”. Dengan kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti,
praktisi, dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan mampu
meningkatkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
E.Instrumen atau Alat Pengumpul Data
Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data
demikian, permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan
dengan baik.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Observasi
Observasi dilakukan dalam upaya untuk mengamati hal-hal yang terjadi
selama proses pembelajaran untuk memperoleh informasi proses pembelajaran
gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui metode pembelajaran permainan.
Lembar obsevasi digunakan untuk mencatat kinerja guru dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok di SDN Ciboboko,
Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.
Observasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan terkait dengan orientasi ketindak berikutnya sebagai dasar bagi
refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Maka dari itu, peneliti
menyusun lembar observasi.
2. Alat untuk mengukur perencanaan pembelajaran
Alat yang digunakan untuk mengukur perencanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
melalui permainan menyusun kata yaitu berupa Lembar Instrumen Kinerja Guru 1
(IPKG 1) yang mencakup hal-hal sebagai berikut. (terlampir)
a. Perumusan tujuan pembelajaran.
b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan
metode pembelajaran.
c. Merencanakan skenario pembelajaran.
d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian.
e. Tampilan dokumen rencana pembelajaran.
3. Alat untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran
Alat untuk mengukur kemampuan pada saat pelakasanaan pembelajaran
gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata, yaitu
berupa Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) yang mencakup
30
a. Pra pembelajaran.
b. Membuka pembelajaran.
c. Mengolah inti pembelajaran.
d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan
jasmani
e. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar
4. Alat untuk mengukur aktifitas siswa
Pada pembelajaran gerak dasar jauh gaya jongkok melalui permainan
menyusun kata, alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas siswa mencakup
nilai yang diperoleh dari:
a. Semangat
b. Disiplin
c. Kerjasama
5. Alat untuk mengukur hasil belajar siswa
Alat ukur yang digunakan pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok melalui permainan menyusun kata, adalah nilai yang diperoleh dari
keterampilan dasar siswa dalam melakukan:
a. Sikap awal
b. Sikap pelaksanaan
c. Sikap akhir
6. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa tertentu, hal itu dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa. Wawancara juga dilakukan untuk
mengetahui peningkatan kemampuan keterampilan gerak dasar pada siswa kelas
V SDN Ciboboko dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada peningkatan
keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang telah diberikan terhadap
siswa.
7. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan
berguna sebagai alat perantara yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium,
selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan
Biklen dalam Moleong (2005, hlm. 209) bahwa : "catatan lapangan adalah catatan
tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.
8. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data penelitian yang dihasilkan
dari kegiatan selama pembelajaran dalam pembelajaran di kelas V SDN Ciboboko
dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui
permainan menyusun kata. Dokumentasi berupa gambar-gambar foto.
F.Tehnik Pengolahan dan Analisi Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil pembelajaran
yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Ciboboko. Data pada penelitian ini
terdiri dari data proses dan data hasil belajar.
a. Data Proses
Data proses merupakan data yang mengenai tentang hasil-hasil observasi
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data proses meliputi kinerja guru dan
semua aktivitas siswa.
b. Data Hasil
Teknik pengolahan data tes hasil belajar yang digunkan peneliti yaitu berupa
penilaian keterampilan proses yang terdiri dari empat aspek, yaitu :
1) Awalan
Deskriptor penilaian awalan adalah sebagai berikut:
a) Berlari dengan ujung kaki, masing-masing kaki diluruskan dan paha kaki yang
memimpin diangkat horizontal.
b) Lengan ditekuk 90o dan diayun ke arah lari, tangan dan otot muka dilemaskan.
c) Tubuh condong lurus ke depan.
32
Tabel 3.3
Cara Menilai Awalan
NILAI PENJELASAN KETERANGAN
4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A
3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B
2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C
1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D
2). Tolakan
Deskriptor penilaian tolakan adalah sebagai berikut:
a) Kaki tumpu atau kaki yang akan digunakan untuk menolak lurus, sedangkan
kaki ayun (kaki belakang) agak dibengkokkan.
b) Kedua tangan atau lengan ke belakang.
c) Badan agak dikedangkan ke belakang, berat badan berada pada kaki belakang.
d) Kepala agak ditengadahkan (dagu agak diangkat), pandangan ke depan.
Tabel 3.4
Cara Menilai Tolakan
NILAI PENJELASAN KETERANGAN
4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A
3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B
2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C
1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D
3). Sikap badan di udara
Deskriptor penilaian sikap melayang diudara adalah sebagai berikut.
a) Kedua lutut di tekuk, kedua kaki dijulurkan ke depan pada waktu akan
mendarat.
b) Kedua tangan ke depan.
d) Pandangan sedikit ditundukkan ke bawah.
Tabel 3.5
Cara Menilai Sikap Badan di Udara
NILAI PENJELASAN KETERANGAN
4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A
3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B
2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C
1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D
4). Mendarat
Deskriptor penilaian sikap mendarat adalah sebagai berikut.
a) Kedua kaki dibawah ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas,
kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan
kedua lutut dibengkokkan (di tekuk).
b) Kedua tangan ke depan.
c) Badan dibungkukkan ke depan dan berat badan ke depan.
d) Kepala ditundukkan dan pandangan sedikit melihat ke bawah
Tabel 3.6
Cara Menilai Sikap Mendarat
NILAI PENJELASAN KETERANGAN
4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A
3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B
2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C
1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D
Skor yang diperoleh
Nilai = X 100%
34
Skor Ideal = 16
Nilai KKM = 70
Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas.
Jika siswa mendapat nilai ≤ 70 dikatakan tidak tuntas.
A = baik dengan nilai dari 76-100
B = cukup dengan nilai dari 51 -75
C = sedang dengan nilai dari 26 - 50
D = kurang dengan nilai dari 0-25
2. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat langsung
menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan
guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya.
Analisis data menurut Moleong dkk. (2005, hlm. 280) adalah: “Proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.
Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap
orientasi lapangan. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dan diberi
penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan kebisaan data
tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan kebisaan data menggunakan ketekunan
pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan
siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan
pernyataan (Moleong 2005, hlm. 175) yang menyatakan: “pengecekan data dalam
penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakn beberapa teknik,
misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan
pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu:
a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang
b) Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam
bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan sebagainya.
c) Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah
diorganisasikan dalam bntuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat
dan padat tetapi mengandung arti luas.
G. Validasi Data
Penelitian menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa
memeriksa keabsahan data. Keempat keterangan data tersebut dapat dijadikan
dasar informasi, pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta
ditentukan mengenai kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek untuk
dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Validitas diperlukan dalam suatu
penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas
yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Triangulasi
Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang
menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap
validasi data yang diperoleh. Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan yang divalidasi adalah
1) Menentukan materi yang materi yang sesuai dengan program pembelajaran
pendidikan jasmani kelas V SD semster II tahun 2014.
2) Disesuaikan dengan kompetensi.
3) Disesuaikan dengan kompetensi dasar.
b. Waktu pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 31 Maret 2014
Tempat : SDN Ciboboko
c. Peneliti mengadakan diskusi dengan:
1) Guru Penjas : Utang, S.Pd
36
2) Kepala Sekolah : Wahyu, S.Pd
NIP : 196508051987031007
2. Member chek
Kegiatan selanjutya adalah melakukan diskusi balikan dengan kepala
sekolah, setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara
mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain yang
berkompeten. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keabsahan
data terhadap kebenaran data tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah
mengecek:
a. Nomor Induk Siswa
b. Daftar I
3. Audit trial
Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan
peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan guru.
Audit Trial yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan
data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman sejawat
(observer). Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.
Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran,
tentang:
a. Data awal (hasil observasi) pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok melalui permainan menyusun kata .
b. Data akhir hasil observasi nilai aktivitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa
pada setiap siklus pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
melalui permainan menyusun kata .
c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.
4. Expert opinion
Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir
terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian. Expert
opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada
temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan
antara peneliti dengan pembimbing, yaitu:
a. Dr.Tatang Muhtar M,Si
Pembimbing I.
b. Dinar Dinangsit, M.Pd
Pembimbing II
Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar
diperoleh kesahihan.
Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu pada:
a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitan.
b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian.
Masalah yang dibahasnya adalah:
a. Jadwal penelitian.
b. Masalah penelitian.
c. Pemecahan masalah.
d. Hasil penelitian
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesamaan konsep dalam mengartikan istilah perlu
ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut.
Meningkatkan adalah menaikan (derajat, taraf, dsb)
mempertinggi;memperhebat (produksi, dsb). (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1989, hlm. 950)
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2013)
Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan, baik sekali maupun
38
Dasar adalah pokok atau pangkal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013)
Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas
dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di
udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan
melalui tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.
Menurut Tatang Muhtar dan Riana Irawati (2009, hlm. 66)
Permainan adalah sesuatu yg digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu
Berikut ini peneliti akan memaparkan tentang kesimpulan dan saran yang
diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran
gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas
V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.
A. Kesimpulan
Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan
menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten
Sumedang meliputi perencanaan, pelaksanaan, aktivitas siswa, kinerja guru, dan
hasil belajar sebagai berikut.
1. Perencanaan yang dilakukan dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok melalui permainan lompat kardus yaitu meliputi menyusun rencana
tindakan untuk memecahkan masalah peningkatan hasil belajar siswa tentang
upaya perbaikan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Hasil persentase
perencanaan pembelajaran dari data awal yaitu 51,49% , siklus I 59,94%,
siklus II 73,75%, dan siklus III 100%. Maka perencanaan sudah dikatakan
berhasil karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.
2. Pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok melalui permainan menyusun kata mengalami peningkatan
berdasarkan analisis selama pembelajaran dan dapat dilihat peningkatan proses
pembelajaran dari setiap siklusnya. Dengan kinerja guru yang maksimal
mampu meningkatkan siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar
lompat jauh gaya jongkok. Pada data awal kinerja guru hanya mencapai
31,17%, pada siklus I 62,08%, pada siklus II 73,75% dan pada siklus III 100%.
Pada siklus III sudah mencapai target yang di harapkan yaitu 100%.
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
melalui permainan menyusun kata mengalami peningkatan berdasarkan
100
peningkatan dalam aktivitas pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok melalui permainan menyusun kata. Pada data awal aktivitas siswa
mencapai 23,8%, pada siklus I 42,9%, pada siklus II 71,4%, dan pada siklus III
100%. Pada siklus III sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.
4. Hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan di kelas
V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang menunjukkan
peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu pada data awal 23,8%,
siklus I 38,1%, siklus II 66,67%, dan pada siklus III 90,48%. Dengan demikian
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan
menyusun kata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak
dasar lompat jauh gaya jongkok.
B. Saran
Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan
menyusun kata merupakan pengembangan pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar
lompat jauh gaya jongkok. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas
yang telah dilaksanakan di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede,
Kabupaten Sumedang. Ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi
dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Permainan menyusun kata merupakan salah satu alternatif yang dapat
digunakan dan diterapkan oleh guru Pendidikan Jasmani dalam pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok. Namun demikian, guru Pendidikan Jasmani harus
mampu mengembangkan dan menciptakan permainan yang mampu
meningkatkan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran Pendidikan
Jasmani.
b. Guru harus bisa memahami tentang mengenai permainan yang mengacu
terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani, sehingga dalam penerapannya
c. Guru harus mampu menciptakan perubahan dalam mengajar, supaya
terciptanya pembelajaran yang lebih baik lagi atau inovasi-inovasi yang baru.
2. Bagi Siswa
a. Gerak dasar lompat jauh gaya jongkok sangat perlu diajarkan kepada siswa
dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.
b. Siswa perlu di tingkatkan lagi dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya
jongkok, sehingga dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat
melakukannya dengan baik.
c. Sangat penting menggali potensi siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani, untuk meningkatkan bakat siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang
maksimal, karena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Jasmani yang sesuai dengan kurikulum.
b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan
oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan
mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.
4. Bagi UPI Kampus Sumedang
a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam
pembelajaran Pendidikan Jasmani.
b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) .Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar: Jakarta.
Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project) IBRD : Loan-Ind.
Moleong Lexy J (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Moleong Lexy J (2005) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Muhtar, Tatang (2009). Atletik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Muhtar, Tatang (2010). Atletik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadiman, A. S., dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Safari, Indra (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Bintang WarliArtika.
Saputra, Yudha (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerja Sama Dengan Direktorat Jendral Olahraga
Sudin, Ali. dan Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang:Prodi Penjas. Syarifuddin, Aip (1992). Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Toho, Cholik M.Rusli, Lutan. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.