• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN

KATA DI KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Oleh

Ade Kusmawan 1003784

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok

Melalui Permainan Menyusun Kata

di Kelas V SDN Ciboboko Kecamatan

Jatigede Kabupaten Sumedang

Oleh

Ade Kusmawan

1003784

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Jasmani

© Ade Kusmawan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI

KELAS V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG

ADE KUSMAWAN

NIM. 1003784

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Dr. Tatang Muhtar, M.Si

NIP. 195906031986031005

Pembimbing II,

Dinar Dinangsit, M.Pd

NIP. 198205152010122004

Mengetahui,

Ketua Program Studi S-1 PGSD Penjas

Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Drs. Respaty Mulyanto, M. Pd

(4)
(5)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 10

B. Pembelajaran Atletik ... 11

1. Sejarah Atletik ... 11

2. Pengertian Atletik ... 12

3. Kegunaan Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar ... 13

C. Konsep Lompat Jauh ... 14

1. Pengertian Lompat Jauh ... 14

2. Tehnik Dasar Lompat Jauh ... 15

3. Pembelajaran Lompat Jauh ... 17

D. Lompat Jauh Melalui Permainan Menyusun Kata ... 18

E. Penelitian Yang Relevan ... 18

F. Asumsi ... 18

G. Hipotesis Tindakan... 20

BAB III METODE PENELITIAN... 20

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

1. Lokasi Penelitian ... 21

(6)

B. Subjek Penelitian ... 24

C. Metode dan Desain Penelitian ... 24

1. Metode Penelitian... 24

2. Desain Penelitian ... 25

D. Prosedur Penelitian... 27

1. Tahapan Perencanaan Tindakan ... 27

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan ... 27

3. Tahapan Observasi ... 28

4. Tahapan Evaluasi ... 28

5. Refleksi ... 28

E. Instrumen atau Alat Pengumpul Data ... 28

1. Alat untuk Mengukur Perencanaan Pembelajaran ... 29

2. Alat untuk Mengukur Pelaksanaan Pembelajaran... 29

3. Alat untuk Mengukur Aktivitas Siswa ... 29

4. Alat untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa... 30

5. Wawancara ... 30

6. Catatan lapangan ... 30

7. Dokumentasi ... 30

8. Observasi ... 31

F. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ... 31

1. Tehnik Pengolahan data ... 31

H. Definisi Operasional ... 38

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Paparan Data Awal ... 39

1. Paparan Perencanaan Pembelajaran... 39

2. Paparan Pelaksanaan Pembelajaran ... 41

3. Paparan Data Awal Observasi Aktivitas Siswa ... 42

B. Paparan Data Tindakan ... 46

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 46

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I... 46

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 49

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 52

d. Paparan Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 54

e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 57

1) Analisis Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 57

2) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 58

f. Analisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus I ... 58

(7)

2) Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 59

g. Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

1) Analisis Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

2) Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

h. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60

1) Analisi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61

2) Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 61

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 62

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 65

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 69

d. Paparan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 71

e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 73

1) Análisis Perencanaan Pembelajaran Sklus II ... 74

2) Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 75

f. Análisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 75

1) Análisis Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 76

2) Refleksi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 76

g. Análisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 77

1) Análisis Aktivitas Siswa Sklus II ... 77

2) Refleksi Aktivitas Siswa Siklus II ... 77

h. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78

1) Análisis Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78

2) Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 78

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 79

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ... 79

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III... 82

c. Paparan Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 85

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 87

e. Analisis dan Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 89

f. Análisis dan Refleksi Kinerja Guru Siklus III ... 90

g. Análisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Sikklus III ... 91

h. Análisis dan Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 92

C.Pembahasan ... 93

1. Pembahasan Tahap Perencanaan Pembelajaran ... 94

2. Pembahasan Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ... 94

3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 95

4. Hasil Belajar Siswa ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

(8)

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 103

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Jasmani merupakan suatu proses pendidikan melalui aktivitas

jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan. Bagian integral dari proses

pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang betujuan

untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial.

Sehubungan dengan hal itu pendidikan jasmani harus mempunyai tujuan yang

sejalan dengan tujuan pendidikan memberikan konstribusi yang sangat berharga

bagi kelangsungan hidup manusia. Makna yang tekandung dalam pendidikan

jasmani tidak sekedar pendidikan yang bersifat aktivitas saja, tetapi ada kaitan

dengan tujuan pendidikan secara menyeluruh. Sejalan dengan pendapat Mahedra

(2003, hlm. 21) tentang Pendidikan Jasmani yaitu sebagai berikut: “Pendidikan

jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau

olahraga yang tepilih untuk mencapai tujuan pendidikan”.

Dalam proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani, hal yang diutamakan

adalah siswa dituntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya Pendidikan

Jasmani adalah upaya untuk membina kemampuan fisik dan mental. Tujuan

utama Pendidikan Jasmani menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas,

disiplin, serta menjunjung nilai sportivitas dan kemandirian yang tinggi.

McLuahan (Sudin: 2009, hlm. 156) menyatakan bahwa: Media adalah

chanel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atau

memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat

dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu.

Briggs (Sadiman, hlm. 200) berpendapat bahwa: media adalah segala bentuk

fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar buku,

film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.

Sedangkan menurut Blake dkk. (Sudin: 2009). “media adalah medium yang

(10)

merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan

komunikan”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah

segala bentuk sesuatu yang berfungsi sebagai perantara dalam penyampaian pesan

atau makna dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru Pendidikan Jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk

membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa. Guru Pendidikan Jasmani harus

mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak

membosankan dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu, Pendidikan Jasmani

sangat berperan penting bagi siswa untuk meningkatkan motivasi peserta didik.

Maka bermain adalah cara yang efektif agar siswa bisa melakukan aktivitas fisik

walaupun bermain tidak selalu fisikal. Poin yang terpenting adalah bentuk-bentuk

pembelajaran itu sendiri, apakah menarik atau tidak. Pembelajaran yang menarik

akan meningkatkan motivasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan

Jasmani. Hal tersebut tentunya didukung oleh kecakapan guru dalam memberikan

materi pembelajaran serta fasilitas yang kurang untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Setelah melakukan observasi hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok, hasil belajar dinilai kurang maksimal karena materi yang diajarkan

kurang menarik, membosankan, dan menyulitkan bagi siswa. Hal ini disebabkan

cara mengajarkan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok berdasarkan teknik yang

sebenarnya, tanpa menggunakan modifikasi permainan maupun alat bantu

pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. Dimana modifikasi permainan

tersebut dikemas dalam sebuah permainan menyusun kata yang menggunakan

media kardus sebagai rintangan yang harus dilewati siswa kemudian mengambil

kertas yang berisi kata-kata yang telah disediakan dalam sebuah kardus khusus,

supaya menarik perhatian siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok. Teknik yang sebenarnya ini meliputi awalan, tolakan, melayang di

udara, dan mendarat. Hal tersebut membuat siswa tidak bersemangat dalam

(11)

3

mengikuti pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok dikarenakan

bosan.

Berdasarkan data hasil tes awal dapat diperoleh data, yaitu dari 21 siswa

yang ada di kelas, hanya 5 orang siswa atau 23,8% yang telah memenuhi KKM

dan 16 siswa atau 76,2% yang belum memenuhi KKM dalam pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok.

Selain observasi, saya melakukan wawancara dengan siswa dan dapat

disimpulkan bahwa permasalahan tersebut muncul dalam pembelajaran lompat

jauh gaya jongkok adalah sebagai berikut.

1. Guru kurang mengembangkan keterampilan gerak dasar lompat jauh ataupun

media dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan dalam upaya

meningkatkan keterampilan gerak dasar dalam lompat jauh gaya jongkok.

2. Guru kurang mengadakan upaya pembelajaran yang aktif, kreatif, dan

menyenangkan dalam pembelajaran.

3. Dalam pembelajaran Penjas Orkes dengan materi gerak dasar lompat jauh

gaya jongkok, siswa terlihat kurang aktif dalam pembelajarannya dikarenakan

siswa kurang percaya diri melakukan lompat jauh gaya jongkok.

4. Siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar lompat jauh

gaya jongkok.

5. Kualitas siswa dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

kurang maksimal dikarenakan saat guru menjelaskan materi pembelajaran

gerak dasar lompat jauh gaya jongkok siswa tidak memperhatikannya.

Akibat dari kinerja guru dan aktifitas siswa yang demikian, maka proses

pembelajaran pun kurang berjalan dengan baik. Dalam sebuah proses

pembelajaran Pendidikan Jasmani aktifitas siswa sangatlah dominan atau

diutamakan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan mencoba

menerapkan permainan menyusun kata dalam pembelajaran lompat jauh gaya

jongkok pada olahraga atletik. Cara permainannya menggunakan permainan

menyusun kata.“Penyusunan alat-alat sederhana itu dapat membangkitkan gairah

(12)

lompat” Saputra (2001, hlm. 65). Dengan melalui permainan menyusun kata ini diharapkan akan membantu siswa mampu dalam gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok.

Terkait dengan hal di atas, maka dalam skripsi ini peneliti akan mengangkat

judul sebagai berikut.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH

GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI KELAS

V SDN CIBOBOKO KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG”.

B . Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka

dalam penelitian ini peneliti perlu mengidentifikasi masalah yang akan diteliti.

Hal tersebut sangat penting karenadalam hal ini masalah tersebut muncul

dikarenakan banyak faktor, baik yang berasal dari guru ataupun siswa.

Faktor yang berasal dari guru yaitu, yaitu sebagai berikut.

1. Pada saat memberikan contoh guru kurang menekankan gerakan pada aspek

pada lompat jauh gaya jongkok.

2. Pada saat menjelaskan materi guru kurang memperhatikan aktivitas siswa

sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi tersebut.

3. Setelah menjelaskan materi guru langsung memberikan tugas praktik kepada

siswa dan pada pelaksanaannya guru kurang dapat membimbing siswa.

Sementara itu faktor yang berasal dari siswa dapat dilihat dari aktivitas

siswa pada saat pembelajaran lompat jauh gaya jongkok berlangsung, yakni

sebagai berikut.

1. Banyak siswa yang tidak memperhatikan guru.

2. Banyak siswa yang tidak berani melakukan lompat jauh ketika disuruh guru.

3. Banyak siswa yang mengabaikan teknik melompat yang telah dijelaskan guru.

4. Banyak siswa yang melompat-lompat di tempat yang tidak diperkenankan.

Dalam upaya untuk mengatasi masalah tersebut, maka hal yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan gerak dasar pada lompat jauh gaya jongkok

adalah dengan menggunakan permainan menyusun kata untuk membantu

(13)

5

jauh gaya jongkok tersebut. Selain itu, dengan menerapkan permainan menyusun

kata maka diharapkan akan meningkatkan partisipasi dan motivasi anak. Sehingga

anak akan senang dan antusias mengikuti pembelajaran jika pembelajaran

dilakukan dengan permainan. Dari kondisi di atas, peneliti berkeinginan untuk

mengatasi masalah yang dihadapi, yaitu dengan menerapkan permainan

menyusun kata.

C . RumusanMasalah

Dari penjelasan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi fokus

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

melalui permainan menyusun katadi kelas V SDN Ciboboko?

b. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata yang dilakukan oleh

guru di kelas V SDN Ciboboko?

c. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran gerak dasarlompat jauh gaya

jongkok melalui permainan menyusun katadi kelas V SDN Ciboboko?

d. Bagaimana hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran gerak dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN

Ciboboko?

D. TujuanPenelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN

Ciboboko.

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar

lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN

Ciboboko.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat

jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas V SDN

(14)

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran

gerak dasar lompat jauhgaya jongkok melalui permainan menyusun kata di

kelas V SDN Ciboboko.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka dari itu

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini,

yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat

media pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran

untuk peningkatan kemampuan lompat jauh.

c. Memperbaiki mutu pembelajaran di sekolah dalam jangka pendek.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam

menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan lompat

jauh.

b. Memberikan sumbangan bagi guru Pendidikan Jasmani, khususnya dan

berlatih umumnya tentang pembelajaran lompat jauh.

c. Untuk membentuk landasan yang kuat bagi anak usia dini dalam rangka

mencapai prestasi atletik yang optimal.

d. Sebagai sumbangan penelitian bagi peningkatan kualitas yang pada

gilirannya meningkatkan prestasi belajar dan lulusan itu sendiri.

e. Meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga memungkinkan

guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang

(15)

7

F. Struktur Organisasi

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Skripsi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN MENYUSUN KATA DI

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten

Sumedang. Adapun pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan sebagai

berikut.

1) Pada sekolah bersangkutan terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh

guru di sekolah tersebut dalam pelaksanaan program sekolah, khususnya dalam

pembelajaran Pendidikan Jasmani. Hal tersebut melatarbelakangi minat peneliti

dan guru dalam mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

2) Untuk memperbaiki proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran

Pendidikan Jasmani karena pada saat pembelajaran masih banyak ditemui

permasalahan yang dihadapi guru Pendidikan Jasmani.

3) Untuk memperbaiki hasil pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran gerak

dasar lompat jauh gaya jongkok.

Berikut dibawah ini denah lokasi SDN Ciboboko.

(17)

22

a) Keadaan siswa

Keadaan siswa pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ciboboko

Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2013/2014 yang

berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 10 orang perempuan.

Tabel 3.1

Daftar Siswa SDN Ciboboko

No Kelas Banyak Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 7 10 16

2 II 5 7 12

3 III 11 15 25

4 IV 10 6 16

5 V 11 10 21

6 VI 7 8 15

Jumlah 45 58 103

2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini adalah sekitar 5

(18)
(19)

24

B.Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Ciboboko,

Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang tahun pelajaran 2013/2014 yang

berjumlah 21 orang, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.

Adapun alasan pemilihan siswa kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede,

Kabupaten Sumedang adalah sebagai berikut.

1) Tingkat kemampuan siswa kelas V SDN Ciboboko dalam pembelajaran lompat

jauh, khususnya gerak dasar lompat jauh gaya jongkok masih kurang.

Sehingga, nilai tes hasil belajar yang dilaksanakan tidak tercapai sebagaimana

yang diharapkan, yaitu dengan nilai > 70.

2) Keadaan siswa yang sangat aktif, tetapi tidak disertai dengan pengawasan dan

pengarahan dalam pelaksanaan pembelajarannya mengakibatkan siswa kurang

mengerti dan memahami makna dari gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

dalam pada pembelajaran lompat jauh.

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penetian tindakan kelas (classroom

action research). Karena penelitian ini mampu menawarkan pendekatan dan

prosedur yang mempunyai dampak langsung bagi perbaikan dan peningkatan

profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Tujuan

utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praktik (proses dan

hasil) pembelajaran kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk

penelitian yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung yang

bersifat reflektif-kolaboratif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat

dengan subjek yang diteliti adalah siswa.

Metode penelitian tindakan kelas ini menggunakan pengolahan data

kualitatif, seperti yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor (Moleong, 2002,

hlm. 3) yaitu “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis, lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Dasar

pertimbangan peneliti menggunakan metode tersebut adalah berdasarkan yang

(20)

-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan adanya penerapan

metode kualitatif”. Dengan demikian, proses dan hasil penelitian yang dilakukan digambarkan dengan jelas dan rinci melalui penggunaan kata-kata.

Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan pelaku dalam

memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran dan diharapkan kemampuan

profesional guru menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas sangat bermanfaat

untuk meningkatkan kinerja guru dalam meningkatkan pelayanan pendidikan

kepada siswa.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan Model Spiral Kemmis dan Taggart (Kasbolah,

1999, hlm. 70), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan

berkelanjutan. Semakin lama, diharapkan semakin meningkat perubahan dalam

pencapaian hasil kegiatan belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya, kegiatan

belajar mengajar merupakan proses pengkajian berdaur melalui empat tahap

kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil

refleksi pada siklus berikutnya merupakan bahan pertimbangan untuk

perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Berikut merupakan desain PTK

(21)

26

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmaja, 2005, hlm. 66)

Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini direncanakan melalui

beberapa siklus yang ditempuh sebagai berikut.

1. Siklus I, memperbaiki permasalahan yang ditemukan dengan menerapkan

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan permainan menyusun kata

menggunakan media kardus, yaitu satu kardus.

2. Siklus II, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses

perbaikan pembelajaran Siklus I yang telah dilaksanakan, sehingga

permasalahan yang ditemukan diperbaiki pada Siklus II yaitu dengan cara

memperbanyak kardus yang akan di lompati, yaitu sebanyak dua kardus.

3. Siklus III, memperbaiki permasalahan yang muncul dan ditemukan pada proses

(22)

permasalahan yang ditemukan diperbaiki pada siklus III yaitu dengan cara

memperbanyak kardus yang akan di lompati, yaitu sebanyak tiga kardus

Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi pelaksanaan tindakan, refleksi dan perencanaan untuk tindakan

selanjutnya.

D.Prosedur Penelitian

1. Tahap perencanaan tindakan

Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan perbaikan

melalu sebuah RPP terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran olahraga atletik gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok. Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan yaitu kardus.

Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang

gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan terdiri dari tiga siklus (tindakan).

a. Kegiatan awal (10 menit)

1) Siswa dibariskan menjadi empat bershaf

2) berdo‟a

3) Mengecek kehadiran siswa

4) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap

5) Melakukan gerakan pemanasan

b. Kegiatan Inti (50 menit)

1)Penjelasan cara melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang

dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.

2)Melakukan latihan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan

perorangan dan berkelompok dengan koordinasi yang baik.

3)Penjelasan cara melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui

permainan menyusun kata yang dilakukan perorangan dan berkelompok

(23)

28

4)Melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan

menyusun kata yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

1) Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang

telah dilakukan/ diajarkan

2) Memperbaiki tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang di lakukan.

3. Tahapan Observasi

Karl Popper dalam Wiriaatmadja (2005, hlm. 104) mengungkapkan bahwa

„observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟. Dengan

observasi, peneliti melakukan kegiatan mengamati seluruh aktivitas siswa selama

proses pembelajaran.

Adapun fokus pertama yang diamati adalah aspek-aspek psikologis dalam

pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Kedua, kinerja guru yang

meliputi IPKG I dan IPKG II. Pengamatan yang dilakukan berpedoman pada

lembar observasi untuk kinerja guru dan lembar observasi untuk aktivitas siswa.

4. Tahapan Evaluasi

Evaluasi pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui

permainan menyusun kata ini dilakukan dengan menggunakan prosedur tes yaitu

tes akhir. Jenis tes yang diberikan adalah kinerja, bentuk tesnya adalah perbuatan,

sedangkan alat tesnya berupa instrumen di format lampiran.

5. Refleksi

Kasbolah (1998/1999, hlm. 74-75) mengemukakan bahwa: “refleksi

merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna

terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan

(intervensi) yang dilakukan”. Dengan kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti,

praktisi, dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan mampu

meningkatkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

E.Instrumen atau Alat Pengumpul Data

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengumpulan data

(24)

demikian, permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan

dengan baik.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Observasi

Observasi dilakukan dalam upaya untuk mengamati hal-hal yang terjadi

selama proses pembelajaran untuk memperoleh informasi proses pembelajaran

gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui metode pembelajaran permainan.

Lembar obsevasi digunakan untuk mencatat kinerja guru dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok di SDN Ciboboko,

Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.

Observasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mendokumentasikan

pengaruh tindakan terkait dengan orientasi ketindak berikutnya sebagai dasar bagi

refleksi yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Maka dari itu, peneliti

menyusun lembar observasi.

2. Alat untuk mengukur perencanaan pembelajaran

Alat yang digunakan untuk mengukur perencanaan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

melalui permainan menyusun kata yaitu berupa Lembar Instrumen Kinerja Guru 1

(IPKG 1) yang mencakup hal-hal sebagai berikut. (terlampir)

a. Perumusan tujuan pembelajaran.

b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan

metode pembelajaran.

c. Merencanakan skenario pembelajaran.

d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian.

e. Tampilan dokumen rencana pembelajaran.

3. Alat untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran

Alat untuk mengukur kemampuan pada saat pelakasanaan pembelajaran

gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata, yaitu

berupa Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) yang mencakup

(25)

30

a. Pra pembelajaran.

b. Membuka pembelajaran.

c. Mengolah inti pembelajaran.

d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan

jasmani

e. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar

4. Alat untuk mengukur aktifitas siswa

Pada pembelajaran gerak dasar jauh gaya jongkok melalui permainan

menyusun kata, alat yang digunakan untuk mengukur aktivitas siswa mencakup

nilai yang diperoleh dari:

a. Semangat

b. Disiplin

c. Kerjasama

5. Alat untuk mengukur hasil belajar siswa

Alat ukur yang digunakan pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok melalui permainan menyusun kata, adalah nilai yang diperoleh dari

keterampilan dasar siswa dalam melakukan:

a. Sikap awal

b. Sikap pelaksanaan

c. Sikap akhir

6. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa tertentu, hal itu dilakukan

untuk mengetahui kemampuan siswa. Wawancara juga dilakukan untuk

mengetahui peningkatan kemampuan keterampilan gerak dasar pada siswa kelas

V SDN Ciboboko dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada peningkatan

keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang telah diberikan terhadap

siswa.

7. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan

berguna sebagai alat perantara yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium,

(26)

selesai mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan

Biklen dalam Moleong (2005, hlm. 209) bahwa : "catatan lapangan adalah catatan

tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

8. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data penelitian yang dihasilkan

dari kegiatan selama pembelajaran dalam pembelajaran di kelas V SDN Ciboboko

dalam meningkatkan kemampuan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui

permainan menyusun kata. Dokumentasi berupa gambar-gambar foto.

F.Tehnik Pengolahan dan Analisi Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil pembelajaran

yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Ciboboko. Data pada penelitian ini

terdiri dari data proses dan data hasil belajar.

a. Data Proses

Data proses merupakan data yang mengenai tentang hasil-hasil observasi

selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data proses meliputi kinerja guru dan

semua aktivitas siswa.

b. Data Hasil

Teknik pengolahan data tes hasil belajar yang digunkan peneliti yaitu berupa

penilaian keterampilan proses yang terdiri dari empat aspek, yaitu :

1) Awalan

Deskriptor penilaian awalan adalah sebagai berikut:

a) Berlari dengan ujung kaki, masing-masing kaki diluruskan dan paha kaki yang

memimpin diangkat horizontal.

b) Lengan ditekuk 90o dan diayun ke arah lari, tangan dan otot muka dilemaskan.

c) Tubuh condong lurus ke depan.

(27)

32

Tabel 3.3

Cara Menilai Awalan

NILAI PENJELASAN KETERANGAN

4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A

3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B

2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C

1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D

2). Tolakan

Deskriptor penilaian tolakan adalah sebagai berikut:

a) Kaki tumpu atau kaki yang akan digunakan untuk menolak lurus, sedangkan

kaki ayun (kaki belakang) agak dibengkokkan.

b) Kedua tangan atau lengan ke belakang.

c) Badan agak dikedangkan ke belakang, berat badan berada pada kaki belakang.

d) Kepala agak ditengadahkan (dagu agak diangkat), pandangan ke depan.

Tabel 3.4

Cara Menilai Tolakan

NILAI PENJELASAN KETERANGAN

4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A

3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B

2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C

1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D

3). Sikap badan di udara

Deskriptor penilaian sikap melayang diudara adalah sebagai berikut.

a) Kedua lutut di tekuk, kedua kaki dijulurkan ke depan pada waktu akan

mendarat.

b) Kedua tangan ke depan.

(28)

d) Pandangan sedikit ditundukkan ke bawah.

Tabel 3.5

Cara Menilai Sikap Badan di Udara

NILAI PENJELASAN KETERANGAN

4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A

3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B

2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C

1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D

4). Mendarat

Deskriptor penilaian sikap mendarat adalah sebagai berikut.

a) Kedua kaki dibawah ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas,

kemudian mendarat pada kedua tumit terlebih dahulu dan mengeper, dengan

kedua lutut dibengkokkan (di tekuk).

b) Kedua tangan ke depan.

c) Badan dibungkukkan ke depan dan berat badan ke depan.

d) Kepala ditundukkan dan pandangan sedikit melihat ke bawah

Tabel 3.6

Cara Menilai Sikap Mendarat

NILAI PENJELASAN KETERANGAN

4 Apabila semua deskriptor muncul Nilai 4 = A

3 Apabila tiga deskriptor muncul Nilai 3 = B

2 Apabila dua deskriptor muncul Nilai 2 = C

1 Apabila satu deskriptor muncul Nilai 1 = D

Skor yang diperoleh

Nilai = X 100%

(29)

34

Skor Ideal = 16

Nilai KKM = 70

Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas.

Jika siswa mendapat nilai ≤ 70 dikatakan tidak tuntas.

A = baik dengan nilai dari 76-100

B = cukup dengan nilai dari 51 -75

C = sedang dengan nilai dari 26 - 50

D = kurang dengan nilai dari 0-25

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat langsung

menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan

guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya.

Analisis data menurut Moleong dkk. (2005, hlm. 280) adalah: “Proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap

orientasi lapangan. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dan diberi

penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan kebisaan data

tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan kebisaan data menggunakan ketekunan

pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di tringulasi kepada guru dan

siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal ini selaras dengan

pernyataan (Moleong 2005, hlm. 175) yang menyatakan: “pengecekan data dalam

penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakn beberapa teknik,

misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan

pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang

(30)

b) Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam

bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan sebagainya.

c) Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah

diorganisasikan dalam bntuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat

dan padat tetapi mengandung arti luas.

G. Validasi Data

Penelitian menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa

memeriksa keabsahan data. Keempat keterangan data tersebut dapat dijadikan

dasar informasi, pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta

ditentukan mengenai kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek untuk

dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Validitas diperlukan dalam suatu

penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas

yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Triangulasi

Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang

menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap

validasi data yang diperoleh. Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan yang divalidasi adalah

1) Menentukan materi yang materi yang sesuai dengan program pembelajaran

pendidikan jasmani kelas V SD semster II tahun 2014.

2) Disesuaikan dengan kompetensi.

3) Disesuaikan dengan kompetensi dasar.

b. Waktu pelaksanaan

Hari : Sabtu

Tanggal : 31 Maret 2014

Tempat : SDN Ciboboko

c. Peneliti mengadakan diskusi dengan:

1) Guru Penjas : Utang, S.Pd

(31)

36

2) Kepala Sekolah : Wahyu, S.Pd

NIP : 196508051987031007

2. Member chek

Kegiatan selanjutya adalah melakukan diskusi balikan dengan kepala

sekolah, setelah peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara

mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain yang

berkompeten. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk memperoleh keabsahan

data terhadap kebenaran data tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah

mengecek:

a. Nomor Induk Siswa

b. Daftar I

3. Audit trial

Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan

peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang

diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan guru.

Audit Trial yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan

data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan teman sejawat

(observer). Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.

Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran,

tentang:

a. Data awal (hasil observasi) pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok melalui permainan menyusun kata .

b. Data akhir hasil observasi nilai aktivitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa

pada setiap siklus pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

melalui permainan menyusun kata .

c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.

4. Expert opinion

Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir

terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian. Expert

opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada

(32)

temuan kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan

antara peneliti dengan pembimbing, yaitu:

a. Dr.Tatang Muhtar M,Si

Pembimbing I.

b. Dinar Dinangsit, M.Pd

Pembimbing II

Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar

diperoleh kesahihan.

Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu pada:

a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitan.

b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian.

Masalah yang dibahasnya adalah:

a. Jadwal penelitian.

b. Masalah penelitian.

c. Pemecahan masalah.

d. Hasil penelitian

H. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesamaan konsep dalam mengartikan istilah perlu

ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut.

Meningkatkan adalah menaikan (derajat, taraf, dsb)

mempertinggi;memperhebat (produksi, dsb). (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1989, hlm. 950)

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 2013)

Gerak adalah peralihan tempat atau kedudukan, baik sekali maupun

(33)

38

Dasar adalah pokok atau pangkal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2013)

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas

dan ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di

udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan

melalui tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Menurut Tatang Muhtar dan Riana Irawati (2009, hlm. 66)

Permainan adalah sesuatu yg digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu

(34)

Berikut ini peneliti akan memaparkan tentang kesimpulan dan saran yang

diperoleh dari temuan di lapangan selama pelaksanaan penelitian pembelajaran

gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan menyusun kata di kelas

V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang.

A. Kesimpulan

Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan

menyusun kata di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten

Sumedang meliputi perencanaan, pelaksanaan, aktivitas siswa, kinerja guru, dan

hasil belajar sebagai berikut.

1. Perencanaan yang dilakukan dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok melalui permainan lompat kardus yaitu meliputi menyusun rencana

tindakan untuk memecahkan masalah peningkatan hasil belajar siswa tentang

upaya perbaikan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok. Hasil persentase

perencanaan pembelajaran dari data awal yaitu 51,49% , siklus I 59,94%,

siklus II 73,75%, dan siklus III 100%. Maka perencanaan sudah dikatakan

berhasil karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

2. Pelaksanaan kinerja guru dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok melalui permainan menyusun kata mengalami peningkatan

berdasarkan analisis selama pembelajaran dan dapat dilihat peningkatan proses

pembelajaran dari setiap siklusnya. Dengan kinerja guru yang maksimal

mampu meningkatkan siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar

lompat jauh gaya jongkok. Pada data awal kinerja guru hanya mencapai

31,17%, pada siklus I 62,08%, pada siklus II 73,75% dan pada siklus III 100%.

Pada siklus III sudah mencapai target yang di harapkan yaitu 100%.

3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

melalui permainan menyusun kata mengalami peningkatan berdasarkan

(35)

100

peningkatan dalam aktivitas pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok melalui permainan menyusun kata. Pada data awal aktivitas siswa

mencapai 23,8%, pada siklus I 42,9%, pada siklus II 71,4%, dan pada siklus III

100%. Pada siklus III sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.

4. Hasil belajar gerak dasar lompat jauh gaya jongkok yang dilaksanakan di kelas

V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang menunjukkan

peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya, yaitu pada data awal 23,8%,

siklus I 38,1%, siklus II 66,67%, dan pada siklus III 90,48%. Dengan demikian

pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan

menyusun kata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak

dasar lompat jauh gaya jongkok.

B. Saran

Pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui permainan

menyusun kata merupakan pengembangan pembelajaran yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan pembelajaran gerak dasar

lompat jauh gaya jongkok. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas

yang telah dilaksanakan di kelas V SDN Ciboboko, Kecamatan Jatigede,

Kabupaten Sumedang. Ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi

dari hasil penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Permainan menyusun kata merupakan salah satu alternatif yang dapat

digunakan dan diterapkan oleh guru Pendidikan Jasmani dalam pembelajaran

lompat jauh gaya jongkok. Namun demikian, guru Pendidikan Jasmani harus

mampu mengembangkan dan menciptakan permainan yang mampu

meningkatkan pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran Pendidikan

Jasmani.

b. Guru harus bisa memahami tentang mengenai permainan yang mengacu

terhadap pembelajaran Pendidikan Jasmani, sehingga dalam penerapannya

(36)

c. Guru harus mampu menciptakan perubahan dalam mengajar, supaya

terciptanya pembelajaran yang lebih baik lagi atau inovasi-inovasi yang baru.

2. Bagi Siswa

a. Gerak dasar lompat jauh gaya jongkok sangat perlu diajarkan kepada siswa

dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Siswa perlu di tingkatkan lagi dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok, sehingga dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok siswa dapat

melakukannya dengan baik.

c. Sangat penting menggali potensi siswa dalam pembelajaran Pendidikan

Jasmani, untuk meningkatkan bakat siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah harus dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang

maksimal, karena untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan

Jasmani yang sesuai dengan kurikulum.

b. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan

oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan

mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam

pembelajaran Pendidikan Jasmani.

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006) .Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan

Dasar: Jakarta.

Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Primary School Teacher Development Project) IBRD : Loan-Ind.

Moleong Lexy J (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Moleong Lexy J (2005) Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muhtar, Tatang (2009). Atletik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Muhtar, Tatang (2010). Atletik. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sadiman, A. S., dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Safari, Indra (2009). Model Pembelajaran Kooperatif Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Bintang WarliArtika.

Saputra, Yudha (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerja Sama Dengan Direktorat Jendral Olahraga

Sudin, Ali. dan Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang:Prodi Penjas. Syarifuddin, Aip (1992). Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Toho, Cholik M.Rusli, Lutan. (1996). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 3.1                 Denah Lokasi SDN Ciboboko
Tabel 3.1 Daftar Siswa SDN Ciboboko
Tabel 3.2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan sikap orangtua murid kelas 2 SMP Negeri 16 Palembang terhadap kelainan refraksi pada anak... Hubungan perilaku orangtua murid kelas 2 SMP Negeri 16 Palembang

[r]

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-1/W1, ISPRS Hannover Workshop 2013, 21 – 24 May 2013, Hannover, Germany.. and

[r]

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KUMON SETIABUDI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Hal tersebut dikarenakan udara yang dialirkan tanpa menggunakan swirl cenderung lurus sehingga laju pendinginan pada bagian belakang sirip tidak mengalami proses pendinginan

Berdasarkan pada laporan Tugas Akhir “Pengendalian Banjir Sungai. Pemali Kabupaten Brebes” penyusun ingin memberikan